bab iii laporan produksi
TRANSCRIPT
17
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1. Proses Kerja Produser
Produser adalah seseorang yang mengepalai sebuah departemen produksi
dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam produksi televisi, produser
juga orang yang bisa dikatakan yang mempunyai program dan bertanggung jawab
penuh atas berbagai macam hal saat pra produksi, produksi, pasca produksi baik
teknis, kreatif, inovasi hingga ke masalah keuangan.
Menurut (Rusman Latief-Yusiatie Utud, 2017) memberikan batasan bahwa
,“Produser adalah penanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan produksi.
Melakukan koordinasi pelaksanaan pra produksi, produksi dan pasca-produksi”.
Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang produser harus
benar-benar bisa berkoordinasi dengan seluruh tim produksi, agar pada saat
berjalannya produksi tidak ada salah dalam melakukan tindakan karena sudah
matang di pra produksi.
Suatu program televisi juga memerlukan biaya yang sangat besar tergantung
produksi apa yang dibuat kali ini penulis membuat sebuah program produksi televisi
bertema dokumenter. Seorang produser akan di hadapkan pada lima hal sekaligus
yang butuh pemikiran yang mendalam untuk produser agar tidak salah mengambil
18
langkah, lima hal itu adalah materi produksi, sarana produksi (equipment),
biaya produksi (financial), organisasi pelaksanaan produksi, dan tahapan
pelaksanaan produksi.
Seorang produser juga harus memiliki sifat yang bertanggung jawab atas
segala yang telaah diputuskan dan yang telah dilakukan dan juga harus
menyelesaikan pekerjaan nya hingga akhir hingga suatu karya produksi itu sudah
jadi, jangan membebankan tanggung kepada kru yang lain jika terjadi kesalahan
karena produserlah orang yang pertama yang akan di salahkan jika terjadi sesuatu
yang kurang, karena suatu tanggung jawab besar di emban produser itu sudah
melalui perundingan bersama kru yang lain.
19
3.1.1. Pra Produksi
Pada tahap pra produksi, produserlah yang mempersiapkan rapat dari jadwal
sampai tempat berlangsungnya rapat, tujuannya agar semua tim tidak bingung apa
yang harus dilakukannnya ketika nanti produksi. Produser juga harus mengatur
waktu pelaksanaan produksi, dan didalam setiap rapat produserlah yang memimpin
setiap rapat. Dalam pra produksi seorang produser juga berhak mengusulkan ide dan
konsep untuk menjadi acuan utama dari program setelah sebuah ide yang tercipta.
Dalam tahapan pra produksi juga produser harus memiliki ketenangan
dalam mempersiapakan segalanya juga dalam memimpin sebuah produksi dan
mengepalai seluruh kru, ketika ingin menuangkan ide dan gagasan pada saat pra
produksi produser juga harus memiliki wawasan dan referensi yang banyak karena
memang harus tahu apa yang sedang di senangi oleh khalayak dan juga apa yang
belum di ketahui khalayak.
Menurut (Rusman Latief-Yusiatie Utud, 2017) menyimpulkan bahwa:
Pra produksi. Merupakan kegiatan; penemuan ide dan tahap perencanaan.
Tahapan ini dimulai dengan mencari ide yang dikembangkan menjadi
konsep. Melakukan riset, survei dan membuat rundown program, membuat
jadwal kerja (time schedule), rundown, kalkulasi biaya, rencana lokasi,
peralatan dan kru yang terlibat.
Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa dari ide sampai peralatan
dan kru itu produser memang harus menentukan jika mempunyai perencanaan yang
matang di pra produksi maka akan mendapatkan hasil yang baik pada saat produksi
bahkan tidak akan banyak pekerjaan lagi pada saat pasca produksi. Sebelum
terbentuknya ide pun produser harus sudah memikirkan hal tidak terduga misalkan
20
mempersiapkan banyak rencana jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat
produksi, tak jarang banyak produser yang tidak memikirkan hal kecil semacam ini.
21
3.1.2. Produksi
Tahap produksi adalah kegiatan pemgambilan audio dan visual. Sebagai
seorang produser sangat mempunyai peranan besar pada tahapan produksi,
dikarenakan pada saat pra produksi sudah mengatur seluruh rangkaian yang harus
sudah diaplikasikan pada tahapan produksi. Di tahap produksi semua harus sudah
terkoordinasi sesuai schedule yang sudah dibuat dan disepakati bersama dengan kru,
lalu produser juga memeriksa naskah yang akan nanti pakai untuk memberikan
pertanyaan kepada narasumber.
Menurut (Rusman Latief-Yusiatie Utud, 2017) menyimpulkan bahwa:
Ada saat produksi produser mengawasi jalanya produksi sesuai dengan
jadwal dan anggaran yang telah disepakati. Produser juga harus mengelola
anggaran dengan seefisien mungkin, tegas dalam mengatur pengeluaran,
tetapi tetap menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan shooting sesuai
dengan tuntutan dilapangan.
Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan bahwa produser harus dengan
pandai mengolah dan mengefisien anggaran,waktu,dan tenaga pada saat produksi
yaitu dengan cara mencatat agar semua dana yang keluar dapat dihitung dan
transparan terhadap semua kru, jika pada saat produksi berlangsung ada dana yang
tidak terduga maka itu sudah terpikirkan dan dana itu harus dipisah dari dana yang
lainnya.
Pada saat produksi ini produser harus benar-benar memenuhi kebutuhan
konsumsi kru, transportasi, dan jangan lupa juga harus sering berkomunikasi dengan
kru agar tidak ada salah paham. Konsumsi adalah hal yang tidak boleh dilupakan
karena dengan berjalannya produksi pasti akan menguras tenaga maka dari itu harus
diperhatikan makanan untuk kru. Transprotasi juga tidak kalah pentingnya dengan
konsumsi ini menyangkut peralatan yang akan di bawa dan juga menuju ke lokasi
22
produksi. Tentu saja produser harus bisa mengusahakan keperluan transportasi,
dengan pertimbangan kendaraan yang dipakai ke lokasi, sampai bahan bakar untuk
kendaraan tersebut tentunya sesuai kondisi di lapangan dan juga sesuai dengan
anggaran biaya yang telah disepakati bersama.
23
3.1.3. Pasca Produksi
Setelah melalui tahapan pra produksi dan juga produksi kini berlanjut di
pasca produksi, tugas produser pada saat pasca produksi adalah mengevalusi
kegiatan selama berjalanya produksi, jika ada kritik dan saran kepada kru yang
lainnya produser juga harus melihat data hasil shooting untuk selanjutnya masuk
tahapan editing. Saat pasca produksi produser hanya memberi masukan terhadap
hasil shooting, dan juga memberikan ide terhadap editor agar hasil dari editing tidak
keluar dari konsep yang telah di buat oleh penulis naskah dan juga sutradara tentunya
dengan persetujuan bersama.
Tidak hanya itu produser juga dapat membantu editor apabila terjadi suatu
masalah terhadap proses editing. Saat tahap pasca produksi ini merupakan tahap
akhir dari suatu proses penciptaan karya tim, tentunya jika hasilnya memuaskan itu
akan menjadi kebanggan tersendiri terhadap seluruh kru yang telah berkeja keras
demi menyelesaikan produksi program dokumenter televisi ini.
Menurut (Rusman Latief-Yustiatie Utud, 2017) menyimpulkan bahwa:
Pasca-Produksi (post-production) tahapan terakhir dari produksi program
siaran. Pada tahapan ini rekaman materi shooting (master shooting) yang
didapatkan dari lokasi (venue) akan dilakukan proses editing. Tujuan dari
editing untuk menyempurnakan materi program agar dapat memiliki makna
dan menyesuaikan dengan durasi untuk slot time on air yang tersedia.
Dari kutipan tersebut jika pada tahapan pasca ini hanya tahap
penyempurnaan dari hasil pra produksi, dan pengambilan audio dan visual pada
tahap produksi, di pasca produksi produser harus memeriksa ketentuan durasi agar
tidak melebihi batas yang di tentukan.
24
3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab Produser
Produser sangat berperan dan bertanggung jawab terhadap jalannya produksi
dari pra produksi sampai pasca produksi, produser harus memiliki sifat percaya diri,
bertanggung jawab, berwawasan dan memiliki banyak referensi.
Produser juga harus memiliki semangat yang menggebu-gebu untuk
memonpa semangat kru yang lainnya, jika ada suatu masalah yang dihadapi produser
berperan harus menenangkan dan mencarikan solusi yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut.
Menurut (Rusman Latief-Yusiatie Utud, 2017) memberikan batasan bahwa,
“Peran produser dapat dikatakan sama dengan guru. Berperan sebagai pendidik,
pengajar, dan pelatih”.
Dari pernyaatan tersebut maka peran produser dari pra produksi, produksi,
sampai pasca produksi bisa di katakan seperti guru, guru disini tidak serta merta
selalu mendidik tapi bisa juga saling berbagi sesama kru. Tetapi bisa di jadikan
semangat untuk produksi ini jika produser memiliki sifat dan peran layaknya seperti
guru.
Dari pra produksilah tanggung jawab sebagai seorang produser untuk
menggepalai semua kru dari pembentukan ide sampai lokasi dan referensi lanjutan
dan juga merencanakan anggaran produksi sesuai dengan rencana produksi yang
sudah di sepakati bersama. Ketika produksi di laksanakan produser harus
memberikan rasa nyaman kepada kru dan menumbuhkan rasa percaya diri agar pada
saat produksi kru tidak gugup dan bisa berkomunikasi dengan baik pada saat
produksi berlangsung. Terakhir pada saat pasca produksi tanggung jawab produser
25
adalah megawasi jalannya proses editing dan juga bisa menambahkan apa saja yang
kurang, perlu di ingat jika produksi itu ada yang kurang maka produserlah yang akan
disalahkan karena mimiliki tanggung jawab yang besar dibandingkan dengan yang
lainnya.
Maka dari itu penulis harus benar-benar memperhitungkan semuanya sesuai
dengan apa yang sudah di anggarkan dan direncanakan bersama dengan konsep yang
sudah disepakati bersama.
26
3.1.5. Proses Penciptaan Karya
Penulis menjelaskan proses penciptaan karya yang terdiri atas:
a. Konsep Kreatif
Pada tahap ini semua kru yang terlibat berkumpul dan saling bertukar
pikiran untuk membentuk sebuah ide dan konsep pada sebuah produksi
program dokumenter televisi, salah satu kru ada yang menyarankan agar
mengangkat suatu sejarah di dalam organisasi yang bernama Korps Cacad
Veteran Republik Indonesia (KCVRI) yang berada di daerah Manggarai
Jakarta. Di dalamnya terdapat Monumen Tugu Tumbal Negara ide tersebut
akhirnya di angkat menjadi tema sejarah dengan format program dokumenter
televisi yang berjudul “TUMBAL NEGARA” meskipun ide dan gagasan
tidak semua dari produser, tetapi untuk mengadakan pembahasan suatu ide
dan konsep mendalam dengan referensi yang bisa dicari bersama melalui
media online atau bisa juga dengan melihat program dokumenter tentang
sejarah di televisi yang sudah disiarkan. Lalu juga kami mengkaji apa yang
bisa ditonjolkan dari program dokumenter televisi yang akan kami buat ini.
Dalam format program dokumenter televisi yang bertema sejarah
penulis menyediakan tayangan yang menarim dikemas dengan sederhana
tentunya agara memudahkan khalayak umum untuk menonton dan agar tidak
memiliki batasan umur jadi dari usia muda hingga tua bisa menikmati
tayangan dokumenter sejarah ini. Program ini menayangkan tiga segmen
semuanya mengulik tentang sejarah veteran, sejarah penamaan tumbal negara
dan juga asal mula berdirinya kantor KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik
27
Indonesia) dengan narasumber seorang veteran yang cacad saat perang
melawan para penjajah.
b. Konsep Produksi
Selama jalannya produksi produser mengawasi dan mengontrol
jalannya produksi dan mengkoordinasi semua kru sesuai jadwal yang sudah
dibuat. Penulis juga sudah menyiapkan rencana lainnya jika suatu saat konsep
awal tiba-tiba ada kendala, penulis juga membuat perincian dana yang
terpakai pada ssat produksi mengingat dana harus benar-benar dimanfaatkan
dengan sebaiknya-baiknya sesuai keperluan dan kebutuhan. Pada tahap ini
penulis hanya beranggotakan 5 orang sehingga dari semua itu semuanya
merangkap profesi contohnya editor yang juga menjadi cameraman saat
produksi berlangsung.
c. Konsep Teknis
Untuk konsep teknis penulis menyiapkan alat apa saja yang akan
digunakan pada saat proses produksi berlangsung sesuai dengan equipment
list (laporan pelaratan harian) dan memperhatikan alat baik yang disewa,
yang dibeli, atau pun milik sendiri. Perlu diingat lagi bahwa dana yang
terkumpul harus bisa dimanfaatkan dengan baik agar alat yang disewa
maupun dibeli terpakai dengan baik ketika produksi berlangung. Konsep
teknis dalam produksi program dokumenter televisi diantaranya
menggunakan 1 unit kamera sony VG900, 1 unit LED, 1 unit zoom, 1 unit
clip on untuk narasumber, untuk artistik kami hanya menggunakan bingkai
foto sebagai latar belakang pada saat wawancara berlangsung.
28
3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Disetiap produksi pasti mengalami kendala dan juga pasti ada solusinya:
1. Penulis mengalami kendala kesulitan untuk menentukan tema dalam
program dokumenter ini, solusinya yaitu dengan bermusyawarah dengan
dosen pembimbing dan juga dengan semua kru menyampaikan ide dan
kemudian ada saran ide yang menarik langsung dilakukan riset yang
mendalam dan akhirnya itu menjadi tema penulis dalam produksi ini.
2. Penulis mengalami kendala pada saat perekeman suara narasumber
karena lokasi yang dekat dengan pinggir jalan, solusinya yaitu dengan
mengatur noise reduction pada audio zoom.
3. Penulis mengalami kendala pada narasumber mengenai pengucapan yang
kurang jelas, solusinya yaitu dengan menggunakan terjemahan pada saat
editing berlangsung.
4. Penulis mengalami kendala pada laptop editor yang terkadang error pada
saat proses editing berlangsung, solusinya yaitu dengan meminjam laptop
kepada teman agar proses editing berjalan lancar.
29
3.1.7. Lembar Kerja Produser
3.1.7.1. Konsep Produser
Konsep awal di dalam produksi dokumenter televisi ini memilh kru untuk
produksi dan menyepakati segala ketentuan yang berlaku pada saat pembentukan
agar disetiap kru bisa mempertanggung jawabkan semua jobdesk yang mereka pilih
agar sesuai kemampuan masing-masing
Penulis membuat program acara dokumenter televisi ini dengan tema
sejarah, penulis mulai mencara ide sampai konsep apa yang bisa di nikmati oleh
khalayak umum dan juga bisa menginspirasi anak muda untuk terus berkarya dan
tidak menyerah di dalam situasi ataupun kendala apapun, maka dari itu proses dan
konsep pembuatan karya ini harus benar-benar tersampaikan dengan baik kepada
khalayak umum supaya bisa membuat khalayak yang menonton bisa bertambah
pengetahuan mengenai sejarah sehingga sejarah mengenai para pejuang yang dulu
memperjuangkan tanah air ini tidak terlupakan dan terus di kenang oleh semuanya.
Maka dengan ini penulis membuat program dokumenter televisi yang berjudul
“TUMBAL NEGARA”.
Tugas penulis di dalam produksi ini adalah sebagai produser selain
mengatur anggaran dana, penulis juga mengatur jadwal shooting agar produksi sesuai
dengan apa yang sudah terjadwal dan juga tidak akan ada waktu yang terbuang,
penulis juga menuangkan ide dan gagasan selama pra produksi berlangsung, dan
mampu menjalin komunikasi dengan baik sesama kru selama proses produksi ini
berlangsung dari pra produksi, produksi, dan juga pasca produksi.
30
3.1.7.2. Working Schedule
WORKING SCHEDULE
Production Company : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Time Broadcast :14:30 – 15:00
Tabel III.1 WORKING SCHEDULE
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
No
Tahap
Pra
Produksi
Aktifitas
Target Per Minggu
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Penentuan Jobdes
2 Penemuan Ide
3
Pengembangan Gagasan Ide
Cerita
31
Tabel III.1
4.
Penulisan Naskah
5.
Bimbingan Dosen
Pembimbing
6.
Survei Narasumber & Cek
lokasi
7. Briefing Tim Produksi
8. Survei Narasumber Terakhir
1.
Produksi
Shooting
2. Daily Production Report
3. Evaluasi Produksi
1.
Pasca
Produksi
Editing
2. Bimbingan Editing
3.
Finishing, Copying,
Publishing
32
3.1.7.3. Breakdown Budgeting
TABEL III.2 BREAKDOWN BUDGET
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
BREAKDOWN BUDGET
Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15.00
No Item Unit Rate Amount Notes
Pra Produksi
1 Beli Tinta 1 Rp.
100.000
2 Beli kertas A4 1 Rim Rp.
100.000
3 Print bingkai foto 1 Rp. 40.000
4 Sembako(
Narasumber)
1 Rp.
118.000
5 Fotocopy Naskah
(Dll...)
- Rp.84.000
Jumlah Rp.442.000
Produksi (Teknik)
6 Sewa Kamera 1
Rp.
350.000
Rp.
Rp.
950.000
Sony Nex
VG 900
Sony Nex
VG 30
33
2 600.000
Sewa Tripod 1 Rp.19.000
Velbon CX
Jumlah Rp.
969.000
7 Sewa Lighting 1
Rp.
150.000
LED
Viltrox 18
inch
Jumlah Rp.150.000
8 Sewa Audio 1
6
1
Rp.
112.500
Rp.35.000
Rp.112.50
0
CLIP on
Sennheiser
Batrey AA
Audio
Zoom H6N
Jumlah Rp.260.000
Produksi (Unit)
13 Konsumsi (Kru) 2
hari
6 Rp.90.000
Rp. 73.000
Rp.
163.000
34
14 Foto Copy - Rp.50.000
15 Apresiasi Narasumber 4 Rp.
300.000
16 Konsumsi
Narasumber
2 Rp. 70.000
17 Biaya Tak Terduga - Rp.
150.000
Jumlah Rp.733.000
Pasca Produksi
17 Materai, paper clip 2 Rp. 24.000 Beli
18 Poster 1 Rp. 80.000
19 Isi ulang tinta 1 Rp. 20.000
20 Print label CD, CD
dan bungkus CD
2 Rp. 32.000 Beli
21 Konsumsi - Rp.
272.000
22 Print Warna - Rp. 25.000
23 Kertas A4 warna
kuning
50 Lembar Rp. 10.000
24 Jilid Softcover 1 Rp. 50.000
35
Jumlah Rp.513.000
Total Rp.
3.067.000
Tabel III.2
Iuran per Anggota Rp.1.000.000x5(orang)= Rp.5.000.000
TOTAL BUGETING :Rp. 3.067.000
Sisa Uang: Rp. 1.933.000
35
3.1.7.4. Shooting Schedule
TABEL III.3 SHOOTING SCHEDULE
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
SHOOTING SCHEDULE
Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15:00
Hari 1
Lokasi : Markas Besar KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik Indonesia),
Jakarta
Hari dan Tanggal
Waktu
Pelaksanaan Kegiatan
06:00 - 07:30 Pengambilan Peralatan sewa
dan Kumpul di Kampus
07:30 - 08:00 Crew Call
08:00 - 08:30 Menuju lokasi Kantor KCVRI
Senin, 27 Mei 2019
08:30 - 09:30 Persiapan Peralatan Shooting
09:30 – 12:00 Proses wawancara
Narasumber
12:00 – 13:00 Break
13:00 – 16:00 Pengambilan Stok Shot
Gambar
16:00 – 16:30 Shoting Selesai dan persiapan
merapihkan peralatan
16:30 – 17:00 Tiba di Kampus
17:00 – 18:30 Evaluasi dan buka bersama
18:30 - 20:00 Pulang
36
Hari 2
Lokasi : Markas Besar KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik Indonesia),
Jakarta, Gajah Mada Plaza, Tugu Proklamasi
Selasa, 28 Mei 2019
08:00 – 08:30
Kumpul di Kampus dan
Memeriksa Perlengkapan
Peralatan
08:30 – 09:00 Crew Call
09:00 – 09:45 Menuju lokasi Gajah Mada Plaza
09:45 – 10:00 Persiapan Peralatan Shooting
10:00 - 11:00 Pengambilan Stok Shot Gambar
11:00 – 11:30 Menuju lokasi Kantor KCVRI
11:30 – 12:00 Persiapan Peralatan Shooting
12:00 – 14:00 Pengambilan Stok Shot Gambar
14:00 – 14:30 Break
14:30 – 15:00 Persiapan merapihkan
Peralatan
15:00 - 15:10 Menuju Tugu Proklamasi
15:15 – 15:30 Persiapan Peralatan Shooting
15:30 – 16:30 Pengambilan Stok Shot
Gambar
16:30 – 17:00 Shoting Selesai dan persiapan
merapihkan peralatan
17:00 – 18:30 Evaluasi dan buka bersama
18:30 – 20:00 Pengembalian sewa alat
Tabel III.3
37
3.1.7.5. Call Sheet
TABEL III.4 CALL SHEET
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
CALL SHEET
Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15.00
Tabel III.4
NO Nama Jabatan No.Telpon
1. Denden Alfinur
Adiputra Produser 082117821229
2 Mohamad Riski
Sudrajat Sutradara 085720989213
3. Selly Heni Aprelia Penulis Naskah 082211038316
4. Dwi Arrafii Wiliyandi Penata Kamera 081298044363
5. Muhammad Arif
Rahman Penyunting Gambar 081280666565
38
3.1.7.6.Daily Production Report
TABEL III.5 DAILY PRODUCTION REPORT
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
DAILY PRODUCTION REPORT
Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15.00
Hari 1 : (Senin, 27 Mei 2019)
Lokasi :Markas Besar KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik
Indonesia), Jakarta
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Crew Call 07:00 07:30
Wawancara 11:00 12:00
Break 12:00 12:30
Pengambilan Gambar 13:00 15:00
Makan Malam 18:00 18:30
Tabel III.5
Porsi Catering Dipesan Realisasi
Makan Malam Biaya Produksi 8 Orang
39
Hari 2 : (Selasa, 28 Mei 2019)
Lokasi :Markas Besar KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik
Indonesia), Jakarta, Gajah Mada Plaza, Tugu Proklamasi
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Crew Call 08:30 09:30
Pengambilan Gambar 10:00 14:00
Break 14:30 15:30
Pengambilan Gambar 15:30 16:30
Makan Malam 16:30 18:30
Peran Pemeran Usia Costume On Set Selesai
Narasumber Soepranoto
Ketua
KCVRI
92
Tahun
Setelan baju
Veteran
(Warna
Kuning)
11.00 WIB 12.00 WIB
40
3.1.7.7.Equipment List (Check List Harian)
TABEL III.6 EQUIPMENT LIST (DAFTAR HARIAN)
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
EQUIPMENT LIST (DAFTAR HARIAN)
Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15:00
No Nama Seri Jumlah Ket.
List Div. Kamera
1 Kamera Camera Sony NEX-VG900
Camera Sony NEX-VG30
1
2
Sewa
Sewa
2. Lensa FE 35MM f2.0
EF 35mm f/188L
EF 50mm f/1.2L
Yungnow 50mm
1
Sewa
3. Tripod Velbon CX-888 1 Sewa
4 Tripod Takara Eco 173a 1 Pinjam
5. Memory Card Sandisk 32 GB 1 Pinjam
Memory Card Sandisk16 GB 1 Pinjam
7. Charger Sony 2 Sendiri
8. Baterai Sony 2 Sendiri
List Div. Audio
1 Audio Zoom H6 Pro 1 Sewa
2. Clip On Sennheiser EW112p G4 1
Sewa
41
1
LED Panel
LED Viltrox 18 inch 1 Sewa
1 Wansen W160
1
Sendiri
List Div. Wardrobe
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
List Div. Artistik
1 Lakban Hitam -
1 Beli
2 Lakban Putih -
1 Beli
3 Baterai Alkaline AA
3 Pack Beli
Tabel III.6
42
3.1.7.7. Deskripsi Program
Program Dokumenter televisi ini dikemas dengan ketegori untuk
memberikan edukasi dan informasi kepada khalayak mengenai sejarah penamaan
tumbal negara terhadap para veteran yang cacad dalam perang. Daya tarik dari
program dokumenter ini adalah mengenai pengemasan yang sederhana sehingga
memudahkan anak-anak dan remaja dalam menyerap informasi sekaligus edukasi
melalui tayangan ini.
Kategori program : Edukasi dan Informasi
Format program : Dokumenter televisi
Judul program : Tumbal Negara
Durasi : 19 Menit
Target audience : Anak-anak, remaja, dan dewasa
Usia : 14-40+
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Ses : B-C
Format tayangan : Taping (record)
Media : Televisi
Konsep Produksi : Multi camera
43
3.2 . Proses Kerja Sutradara
Seorang sutradara juga harus memiliki wawasan yang luas dalam mengolah
sebuah karya dalam bentuk audio visual. Seorang sutradara harus kreatif dalam
menciptakan suatu karya audio visual dari pra hingga pasca produksi. Dari membuat
konsep sampai dengan pengemasan karya audio visual tersebut, seorang sutradara
harus kreatif dan bertanggung jawab akan semua itu.
Menurut Jhon Grierson dalam (Andi Fachrudin, 2016) menjelaskan dimana
karyanya mengutamakan konsep tertulis (Treatment script) sebagai proses
pengembangan ide yang dituangkan dalam kerangka membangun stuktur yang
kokoh.
Dalam kutipan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa seorang
sutradara harus bisa mengembangkan naskah yang sudah ada menjadi audio visual
yang kokoh dalam arti sesuai dengan apa yang ingin di sampaikan kepada penonton.
Selain mengembangkan naskah didalam dokumenter Sutradara juga harus
memahami narasumber dan melakukan pendekatan agar narasumber merasa dihargai
dan merasa nyaman saat di wawancarai.
Sutradara juga harus mampu mengolah suatu program dengan baik
dimanapun tempatnya. Selain bertanggung jawab pada suatu program dari pra hingga
pasca produksi, seorang sutradara juga mempunyai tanggung jawab untuk
memberikan arahan kepada semua tim baik pada saat pra maupun hingga pasca
produksi agar menghasilkan suatu program yang bagus. Memberikan arahan kepada
semua tim yang bertugas merupakan suatu komunikasi paling penting pada
pembuatan suatu program, karena dengan komunikasi yang berjalan dengan lancar
44
suatu program dapat membuahkan hasil yang maksimal dan menciptakan karya yang
berkualitas.
Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa, “Sutradara Televisi
adalah seseorang yang menyutradarai Program Acara Televisi yang terlibat dalam
proses kreatif dari Pra hingga Pascaproduksi, baik untuk Drama maupun Nondrama
dengan lokasi di studio (indoor) maupun alam (outdoor), dan sistem produksi single
dan/atau multi-camera”.
Dari penjelasan diatas penulis sebagai sutradara mengambil kesimpulan
bahwa sebelum melakukan proses produksi seorang sutradara harus benar benar
paham mengenai naskah yang akan dibawakan. Ketika membedah naskah, sutradara
harus mempunyai imajinatif dan kreatifitas untuk mentransferkan naskah ke audio
visual agar menghasilkan progran atau karya yang bagus utuk di tonton dan bisa
menajadi tuntunan. Dan tidak hanya itu, seorang sutradara akan membuat outline
naskah, director treatment dan shot list untuk nanti nya diberikan kepada penata
kamera, agar penata kamera tahu gambar yang seperti apa yang diingankan oleh
sutradara.
45
3.2.1. Pra Produksi
Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa “Pada tahap pra produksi
sutradara televisi terlibat seluruh proses kreatif, teknis dan produksi”.
Penulis mengambil kesimpulan dari kutipan diatas bahwa seorang sutradara
dituntut untuk terlibat dalam proses produksi seperti tahap pencarian ide atau konsep
program dan konsep teknis untuk mendukung suksesnya suatu program acara
dokumenter televisi pada saat proses produksi nantinya. Tahap selanjutnya bagi
sutradara adalah melakukan riset ke tempat narasumber yang sudah ditentukan oleh
semua tim. Ketika melakukan riset tugas sutradara adalah melakukan pendekatan
kepada narasumber untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan agar narasumber
merasa aman dan nyaman ketika nanti di wawancarai, tidak hanya itu sutradara juga
melihat lokasi narasumber untuk menentukan tempat untuk wawancara nantinya.
Ketika sudah menentukan lokasi sutradara lantas menentukan blocking narasumber
dan kamera. Tahap selanjutnya sutradara dan kameramen melakukan diskusi untuk
menentukan angle yang akan di pakai nantinya dan juga sutradara akan menentukan
establish gambar apa saja yang akan di ambil dilokasi shooting nantinya saat
produksi. Dan ketika melakukan riset tidak lupa untuk membawa alat kamera selain
untuk tes gambar dan untuk membiasakan narasumber dengan kamera agar ketika
nanati tahap produksi tidak kaku dengan adanya kamera.
Penulis dan semua tim bekerja sama untuk menentukan format program acara
yang akan dibuat. Penulis dan semua tim setuju untuk membuat program acara
Dokumenter televisi yang berjudul “TUMBAL NEGARA”. Program acara ini
berfokus kepada sejarah dinamakanya tumbal negara. Ketika ide cerita sudah
46
ditentukan kemudian penulis meminta penulis naskah untuk menuangkan kedalam
naskah atau script.
Kemudian lokasi merupakan hal yang mendukung suksesnya suatu program
acara karena lokasi menentukan gambar yang sesuai dengan konsep yang sudah di
setujui. Pada penentuan lokasi ini penulis koordinasi dengan produser untuk
menentuka lokasi shooting di markas korps cacad veteran republik indonesia
(KCVRI) saat produksi, ketika sudah di setujui oleh produser penulis berkoordinasi
dengan penata kamera untuk teknik pengambilan gambar saat produksi nantinya.
Lokasi yang penulis pakai hampir semuanya di dalam ruangan (indor) yaitu didalam
markas korps cacad veteran republik indonesia (KCVRI) , karena penulis melihat
kondisi fisik narasumber yang sudah lansia. Tetapi penulis juga menggunakan lokasi
diluar outdor untuk kebutuhan gambar yaitu di tugu proklamasi namun sebelum
melakukan pengambilan gambar diluar (outdor) penulis meminta izin kepada
narasumber terlebih dahulu.
Setelah konsep sudah ditentukan, naskah sudah dibuat dan lokasi sudah
didapatkan, kemudian sutradara akan membuat director treatment yang berguna
untuk membayangkan gambar yang akan diambil pada produksi nanti oleh penata
kamera.
47
3.2.2. Produksi
Saat tahap produksi penulis sebagai sutradara setelah selesai mempersiapkan
segala sesuatunya seperti naskah, pertanyaan untuk narasumber, persiapan alat dan
director treatment untuk mempermudah saat pengambilan gambar serta
mempersiapkan narasumber,
Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa,“Tahap produksi
sutradara televisi bertanggung jawab pada penyutradaraan pentas atau panggung atau
lokasi dan pengarahan audio visual, termasuk liputan pada momen”.
Dapat disimpulkan dari kutipan diatas bahwa sutradara di dalam tahap
produksi adalah orang yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di lokasi dan
pengarahan audio dan visual. Pada tahap ini juga sutradara melakukan briefing
kepada semua kru yang bertujuan untuk mengingatkan kembali tugas apa yang harus
mereka lakukan saat produksi. Mulai dari memberikan arahan kepada penata kamera
dan blocking untuk narasumber. Saat tahap ini sutradara berhak mengambil
keputusan untuk merubah atau mengganti konsep pada saat produksi tergantung
situasi dan kondisi pada saat di lapangan.
Sutradara juga mengawasi dan mengingatkan kepada penulis naskah yang
bertugas sebagai reporter agar pertanyaan yang akan disampaikan tidak melenceng
dari konsep yang sudah di buat. Dan juga mendengarkan narasumber saat
menjelaskan pertanyaan yang diajukan bertujuan agar jawabannya tidak jauh dari inti
pertanyaan.
48
Selain mengawasi semua kru yang bertugas, tugas sutradara juga mengawasi
narasumber saat ptoduksi seperti memperhatikan pandangan narasumber, selain itu
sutradara juga mengawasi apa yang disampaikan oleh narasumber bertujuan agar apa
yang disampaikan tidak keluar dari pertanyaan yang diberikan.
Pada tahap produksi sutradara juga mengarahkan penata kamera saat
pengambilan gambar agar sesuai dengan directer treatment yang sudah dibuat saat
tahap pra produksi agar produksi program dokumenter ini berjalan sesuai dan
berjalan lancar.
Setelah tahap produksi selesai, sutradara melihat hasil gambar yang sudah di
ambil secara detail bertujuan untuk menentukan sesuai atau tidaknya gambar yang
sudah diambil oleh penata kamera. Ketika hasil gambar yang tidak sesuai Sutradara
juga harus cepat dan tepat dalam mengambil keputusan.
49
3.2.3. Pasca Produksi
Setelah proses produksi masuklah ke tahap pasca produksi tugas sutradara
adalah bertanggung jawab pada hasil akhir proses produksi Penulis bertugas
mendampingi editor untuk menentukan hasil akhir sebuah tayangan dari proses
pemilihan gambar sampai proses editing rampung.
Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa, “Pasca produksi adalah
proses penyelesaian akhir dari produksi. Biasanya istilah ini digunakan pada proses
editing”.
Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahawa Ini merupakan tahap
terakhir dalam pembuatan sebuah program acara dimana tahap ini penulis
bekerjasama dengan editor, memilih hasil pengambilan gambar yang dilakukan saat
produksi untuk membuatnya menjadi sebuah karya audio visual yang menarik untuk
ditonton dan sesuai dengan konsep. Tidak memilih gambar saja tapi penempatan
audio, transisi gambar, dan voice over juga harus dilakukan sutradara didampingi
oleh editor.
Pada tahap ini penulis sebagai sutradara memakai konsep penyatuan gambar
secara beralur dan tentu saja memberikan batasan-batasan sehingga membuat karya
audio visual menjadi menarik untuk ditonton.
Dan juga penulis memakai subtitle bertujuan untuk penonton bisa memahami
apa yang narasumber jelaskan karena narasumber di program “TUMBAL
NEGARA” ini sudah lansia dan cara berbicaranya pun sudah tidak terlalu jelas
dalam pengucapannya.
50
Dengan kata lain dalam tahap ini penulis selaku sutradara memiliki peran
dan tanggung jawab sampai akhir program selesai, yaitu dalam tahap pasca produksi
penulis di wajibkan menemani serta memantau seorang editor. Dalam proses
penyuntingan gambar hingga menjadi sebuah program yang utuh dan siap di
tayangkan kepada para audience dan menjadi suatu program dokumenter yang bagus
untuk di tonton dan bisa menjadi tuntunan.
Setelah susunan gambar sesuai dengan apa yang sutradara minta tahap
selanjutnya melakukan koreksi warna. Ketika ada salah satu gambar yang warnanya
tidak sesuai sutradara meminta editor untuk grading agar sama dengan gambar yang
lain.
Setelah selesai disusun dan warna sudah sesuai selanjutnya editing tahap
akhir sutradara melihat hasil editing dan mengavaluasi hasil editing bersama – sama
dengan tim.
51
3.2.4. Peran dan Tanggung jawab sutradara
Seorang sutradara memiliki peran dan tanggung jawab beberapa hal dalam
sebuah produksi program dokumenter televisi. Tahap pra produksi sutradara
berperan penting dalam menentukan konsep ide yang akan di pilih dan bertanggung
jawab atas penentuan hasil pemilihan konsep ide “TUMBAL NEGARA”. Saat
tahap produksi peran sutradara adalah memimpin jalanya produksi program acara
dari awal hingga selesai, didalam tahap ini sutradara bertanggung jawab terhadap
pengambilan gambar yang sesuai dengan director treatment yang sudah dibuat
sebelumnya. Lalu pada tahap pasca produksi sutradara berperan mendampingi editor
dan mengarahkannya. Dan bertanggung jawab terhadap hasil akhir karya
dokumenter.
Menurut (Naratama, 2013) memberi batasan bahwa, “Seorang sutradara
televisi memiliki peran dan tanggung untuk menjadi seorang pemimpin, seniman,
penasihat teknik, pengamat program dan pemasaran televisi”.
Dari kutipan diatas penulis sebagai sutradara menyimpulkan bahwa Peran
seorang sutradara dalam pembuatan sebuah program acara ialah menjadi pemimpin
pada saat produksi. Sutradara memiliki peran menjadi seorang pemimpin yang
bertanggung jawab memimpin suatu program acara dengan baik mulai dari pra
hingga pasca produksi, melakukan koordinasi dengan semua tim produksi serta
mengarahkan tim produksi tentunya dengan cara tidak seperti memerintah agar para
tim mau menjalakan apa yang penulis inginkan.
Penulis sebagai sutradara memiliki hak untuk mengubah keadaan pada saat
produksi jika tidak sesuai dengan konsep yang sudah dibuat. Seorang sutradara
52
televisi dituntut untuk menjadi seorang seniman yang mempunyai cita rasa tinggi
tentang suatu nilai kesenian, budaya dan sejarah. Di sinilah penulis dituntut untuk
menciptakan karya kreatif visual yang sesuai dengan target pemirsa yang diinginkan
dan dengan ide – ide kreatif menggunakan imajinasi seorang seniman.
Selain itu sutradara bertanggung jawab dengan tata artistik, walaupun di
dalam produksi “TUMBAL NEGARA” ini tidak ada penata artistik namun
sutradara juga harus memikirkan artistik apa yang akan digunakan dan bertanggung
jawab dengan tata artistic yang sudah dipilih
53
3.2.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Konsep kreatif merupakan suatu hal penting yang menciptakan
kesuksesan sebuah progam televisi. Dalam program acara dokumenter
“TUMBAL NEGARA” ini selain berfokus pada dinamakanya tumbal negara,
penulis sebagai sutradara juga menambahkan sejarah berdirinya markas korps
cacad veteran republik indonesia (KCVRI). Untuk menambah dan
menghasilkan karya yang berbeda dan kreatif penulis menambahkan di
opening tentang perang kemerdekaan rebuplik indonesia pada program acara
ini.
Selain itu didalam program acara ini juga akan menghadirkan ide – ide
dan konsep yang berbeda dari program acara yang lain. Selain membahas
tentang sejarah kemerdekaan. Didalam program acara ini setiap minggunya
juga akan menghadirkan tema atau konsep yang berbeda seperti sejarah gedung
atau tempat yang mempunyai nilai sejarah.
Format program yang kami buat menampilkan suatu yang berbeda dari
program acara yang sudah ada ditelevisi. Ada beberapa referensi yang penulis
ambil dalam membuat konsep program ini, antara lain Indonesia bagus NET
TV, Melawan lupa Metro Tv, Dokumenter Bali tv, BAB yang Hilang Kompas
TV. Penulis juga menambahkan Subtitle di setiap program acara bertujuan
untuk membuat penonton yang menonton lebih gampang untuk menangkap
informasi yang penulis dan tim sampaikan.
54
b. Konsep Produksi
Pada konsep produksi konsep yang sudah di buat pada saat pra produksi
akan dijalankan saat produksi. Penulis sebagai sutradara saat produksi selalu
bekerja sama dengan tim, sutradara juga mengarahkan kepada kru yang
bertugas seperti penulis naskah sebagai reporter untuk tidak terlalu cepat saat
menanyakan pertanyaan dan dengan bahasa yang baik dan bener. Selain itu
sutradara juga mengarahkan penata kamera untuk pengambilan gambar agar
sesuai dengan director treatment yang sudah dibuat sebelumnya. Dan juga
mengarahkan audioman saat melakukan pengambilan gambar agar tidak ada
audio yang masuk kecuali suara narasumber.
Penulis sebagai sutradara juga membantu penulis naskah dalam
pengembangan naskah yang sudah dibuat sebelumnya dari naskah voice over
(V.O) sampai dengan naskah pertanyaan untuk narasumber. Selain itu
sutradara juga membantu produser saat mencari lokasi produksi dan menemani
produser saat riset untuk mencari informasi dari narasumber didampingi
dengan penulis naskah.
Sutradara juga menemani dan memantau penyuting gambar saat
melakukan tahap editing sehingga menjadi sebuah program yang utuh dan siap
di tayangkan kepada para audience dan menjadi suatu program dokumenter
yang bagus untuk di tonton dan bisa menjadi tuntunan.
55
c. Konsep Teknis
Konsep teknis sangatlah penting dalam jalannya produksi, karna dalam
tahap produksi perlengkapan alat sangatlah dibutuhkan. Dalam tahap konsep
teknis ini penulis sebagai sutradara menggunakan beberapa media seperti buku
– buku penuytradaraan televisi sebagai referensi pembuatan direct treatment.
Dalam pembuatan direct treatment penulis juga membutuhkan laptop sebagai
media dan menggunakan microsoft word untuk media pembuatan direct
treatment. Penulis juga menonton berbagai program acara Dokumenter televisi
melalui media televise dan youtube.
Selain itu penulis sebagai sutradara juga membutuhkan perlengkapan
untuk mendukung berjalannya proses shooting. Berbagai perlengkapan alat
untuk mendukung seperti kamera, audio, lighting. Diantarannya kamera sony
VG – 900, audio H6N zoom, Clip on sennheiser EW 112P G4 dan lighting
LED Viltrox 18inch.
56
3.2.6. Kendala Produksi dan solusinya
Ketika membuat sebuah program acara pasti memiliki kendala saat
produksinya, begitu juga dengan program acara dokumenter yang penulis buat.
Kendala yang penulis alami saat berlangsungnya produksi, seperti :
1. Yang pertama adalah kendala dengan pencarian konsep dan ide yang menarik
untuk di jadikan suatu program acara dokumenter. Solusinya adalah melakukan rapat
dengan semua tim untuk membahas konsep dan ide yang akan di tentukan. Selain
dengan semua tim penulis sebagai sutradara melakukan diskusi dengan dosen
pembimbing untuk menentukan konsep dan ide yang akan di produksi nantinya.
Kemudian ketika sudah menentukan konsep dan ide sutradara melakukan riset secara
langsung dan secara online.
2. Kendala yang kedua adalah fisik narasumber yang sudah lansia, kendalanya
pendengaran narasumber yang sudah tidak baik. Solusinya adalah melakukan
pendekatan dan cara bicara kepada narasumber dengan sedikit dinaikin nada bicara
namun dengan bahasa yang sopan dan juga meminta tolong kepada istr narasumber
untuk menanyakan pertanyaan dari penulis. Selanjutnya kendala tentang fisik yang
lansia jadi saat melakukan riset dan produksi tidak terlalu leluasa dan tidak bisa lama
– lama kerena kondisi narasumber. Solusinya adalah menanyakan hal yang penting
dan tidak bertele – tele dan yang terpenting informasi yang dibutuhkan ada. Selain
itu kendalanya adalah suara narasumber yang kurang jelas saat menjelaskan.
Solusinya adalah saat tahap editing penulis sebagai sutradara mendampingi dan
mengarahkan penyunting gambar untuk menambahkan subtitle di hasil vidio
bertujuan untuk mempermudah penonton memahami apa yang di bicarakan oleh
narasumber.
57
3. Kendala yang ketiga adalah masalah lokasi narasumber, lokasi tersebut ada di
pinggir jalan raya yang ramai lalu lalang kendaraan jadi atmosphere kendaraan
masuk ke dalam audio. Solusinya adalah menurunkan noise reduction di alat H6N
yang dipakai audioman.
58
3.2.7. Lembar Kerja Sutradara
3.2.7.1. Konsep Penyutradaraan
Dalam menyutradarai sebuah program dokumenter dibutuhkan konsep
teknik penyutradaran yang memiliki ciri tersendiri agar memiliki ciri khas dan
berbeda dari program – program lainnya. Untuk memberikan konsep tenik yang
berbeda dari yang lain penulis berfokus pada empat konsep utama yaitu :
pendekatan, gaya, bentuk dan struktur
1. Pendekatan
Ada dua hal yang menjadi point utama pendekatan dalam program acara
dokumenter, yaitu pendekatan secara essai dan naratif Keduanya memliki ciri khas
sendiri yang menuntut sutradara untuk kreatif. Pendekatan essai dapat dengan luas
semua peristiwa, membuat penonton untuk tetap menyaksikan sebuah film secara
essai selama mungkin itu cukup berat, karena umumnya penonton lebih menikmati
sebuah film yang naratif. Jadi penulis sebagai sutradara, di program acara
dokumenter “TUMBAL NEGARA” tidak hanya menampilkan wawancara
narasumber namun juga menampilkan dan memaparkan secara naratif seperti di
dalam acara ini memasukkan rekayasa atau cuplikan narasumber saat berperang
kemerdekaan tahun 1945. Selain itu juga menampilkan sejarah berdirinya markas
korps cacad veteran rebuplik indonesia. Selain pendekatan terhadap penonton penulis
juga melakukan pendekatan terhadap narasumber bertujuan agar narasumber merasa
nyaman dan aman saat nanti di wawancarai. Menurut penulis tidak ada salahnya
menggunakan kombinasi dari kedua pendekatan ini dengan catatan harus sesuai
dengan konsep dan tema yang akan disampaikan.
59
2. Gaya
Dalam konsep penyutradaraan ini gaya dalam film dokumenter merupakan
suatu pembicaraan yang tidak ada habisnya. Gaya terus menerus berkembang sesuai
dengan pembuat film dokumenter itu sendiri. Gaya yang penulis gunakan adalah
gaya naratif dimana narasi dari film tersebut tidak dominan dan hanya ada di awal
film lebih dominan di naratif yaitu gambar – gambar dan wawancara dengan
narasumber.
3. Bentuk
Pada bentuk penuturan masih termasuk dalam konsep gaya namun lebih
spesifik. Setelah hasil riset yang dilakukan penulis dimarkas korps cacad veteran
republik indonesia penulis sudah dapat gambaran secara kasar dan bentuk penuturan
yang akan di pakai. Konsep bentuk mengikuti dari pendekatan dan gaya yang sudah
di tentukan sebelumnya, selanjutnya penulis menentukan bahwa bentuk dari
dokumenter ini adalah nostalgia dimana narasumber bercerita tentang sejarah
dinamakanya tumbal negara dan setelah ditentukan bentuk dari acara ini kemudian
penulis mengabungkan antara pendenkatan dan gaya untuk menentukan aspek
informatif dan edukatif.
4. Struktur
Sturktur yang di maksud disini adalah kerangka rancangan dari
penedekatan, gaya dan bentuk yang sesuai dengan tema. Struktur yang penulis buat
adalah awal atau opening itu sejarah perang kemerdekaan lalu masuk ke veteran
perang kemudian establish kota jakarta dan masuk ke dalam perkenalan narasumber.
Di tengah acara penulis sebagai sutradara memasukan inti dari acara ini yaitu
60
dinamakannya tumbal negara. Dan di ending atau akhir acara penulis memasukan
saran dari narasumber untuk masyarakat.
3.2.7.2. Konsep Cerita
Dalam membuat konsep cerita ini penulis sebagai sutradara memahami
konsep yang sudah di setujui oleh semua kru. Yaitu membuat film dokumenter
tentang sejarah berdrinya korps cacad veteran republik indonesia (KCVRI) dan
sejarah tentang nama “TUMBAL NEGARA”. Dalam program acara dokumenter ini
sutradara membagi menjadi tiga segmen.
Segemen yang pertama adalah diawali dengan cuplikan perang
kemerdekaan pada tahun 1945. Kemudian penulis memasukan cuplikan pidato
proklamasi. lalu memasukan established kota jakarta tahun sekarang. Maksud dan
tujuan penulis adalah membawa penonton ke masa lalu terlebih dahulu dan kemudian
masuk ke kota jakarta pada tahun sekarang, tujuan penulis adalah untuk menunjukan
sebab dan akibat. Selain itu penulis juga memasukan perkenalan narasumber terlebih
dahulu agar penonton tahu narasumber yang berbicara dan narasumber menceritakan
dia saat ikut berjuang kemerdekaan. Setelah menjelaskan biodata narasumber
kemudian narasumber menceritakan sejarah terbentuknya korps cacad veteran
republik indonesia (KCVRI).
Segmen dua adalah inti dari karya dokumenter ini yaitu penjelasan
narasumber tentang sejarah terbangunya gedung korps cacad veteran republik
indonesia dan sejarah terciptanya nama “TUMBAL NEGARA”.
Segmen tiga adalah penutup dari karya dokumenter ini yaitu penjelasan
narasumber tentang apa yang telah diberikan pemerintah terhadap veteran dan
61
KCVRI itu sendiri, lalu narasumber juga memberikan pesan terhadap masyarakat.
Dan untuk closing penulis memakai vidio saat narasumber berkunjung ke tugu
proklamasi dan penulis memakai V.O (voice over) mars tumbal negara.
62
3.2.7.3. Director Treatment
TABEL III.7 DIRECTOR TREATMENT
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
DIRECTOR TREATMENT
Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15:00
NO EXT/
INT
Shot
Size
Angle Moving Kamera Video Details
SEGMEN I
1 EXT CU Low angle Still 1 Nama jalan
raya tambak
Plang dan
nama jalan
2 EXT LS Eye level Still 1 Jalan raya
depan
markas
KCVRI
Kendaraan
berlalu
lalang
3 EXT FS Eye level Still 1 Shot markas
KCVRI
Markas
KCVRI
4 EXT LS Low angle Pen Right 1 Shot markas
KCVRI
Shot dari
kiri ke
kanan
markas
KCVRI
63
5 EXT MS Eye level Still 1 Kaki palsu Shot detail
kaki palsu
6 INT LS Eye level zoom in 1 Ruang
markas
KCVRI
Shot detail
piagam
KCVRI
7 INT CU Eye Level Still 1 Shot foto
pak
soepranoto
dan istri
Shot detail
foto
8 INT MCU Low angle Still 1 Shot Baju
veteran pak
soepranoto
Shot detail
baju veteran
9 INT MS Eye level Still 1 Shot istri
pak
soepranoto
memakaikan
baju
Memakai
baju veteran
10 INT MS Eye Level Still 1 Shot pak
soepranoto
menaiki
kursi roda
Shot seluruh
badan
11 INT FS Eye level Still 1 Pak
soepranoto
berjalan
dibantu
istrinya
Pak
soepranoto
mendekati
kamera
12 INT FS Eye level Still 1 Wawancara
pak
soepranoto
Shot muka
sampai
badan
64
13 INT MS Eye Level Still 2 Wawancara
pak
soepranoto
Shot seluruh
badan
14 INT MCU Eye Level Still 2 Wawancara
pak
soepranoto
Mengambil
shot detail
tangan
15 EXT MS Low angle Zoom In 1 Shot depan
KCVRI
Shot logo
KCVRI
NO EXT/
INT
Shot
Size
Angle Moving Kamer
a
Video Details
SEGMEN II
16 INT MS Eye
level
Still 1 Wawancara
pak
soepranoto
Shot seluruh
badan
17 EXT MCU Low
angle
Still 1 Shot jalan
gajah mada
Nama plang
jalan
18 EXT FS High
angle
Still 1 Shot jalan
gajah mada
Jalan raya
dan
kendaraan
berjalan
19 EXT FS Low
angle
Till
down
1 Gedung gajah
mada plaza
Shot Nama
gajah mada
plaza
20 EXT MCU Low
angle
Pen
right
1 Gedung gajah
mada plaza
Shot Nama
gajah mada
65
plaza
21 INT MCU Eye
level
Still 2 Wawancara
pak
soepranoto
Shot dari topi
sampai dada
22 INT FS Eye
level
Still 1 Wawancara
pak
soepranoto
Shot seluruh
badan
23 INT MCU Low
angle
Till up 1 Salah satu
ruangan
KCVRI
Shoot buku,
CD. Dan foto
pak
soepranoto
24 INT LS Eye
level
Panning
right
1 Shot Didalam
KCVRI
Full shot
didalam
KCVRI di
lantai 2
25 INT MS Eye
level
Panning
left
1 Salah satu
ruangan
KCVRI yang
sudah tidak
di pakai
Kondisi
ruangan
26 INT CU Eye
level
Till
down
1 Beberapa
foto pak
soepranoto
saat
membereskan
ruangan
KCVRI
Shoot detail
beberapa foto
27 EXT MCU Low
angle
Panning
right
1 Shoot depan
KCVRI
Detail papan
tulisan cagar
66
budaya
28 EXT MS Low
angle
Zoom in 1 Depan
markas
KCVR
Pintu KCVRI
29 EXT MCU Low
angel
Till
down
1 Tugu tumbal
negara
Detail tulisan
tugu
30 INT MS Low
angle
Till up 1 Foto logo
KCVRI
Detail logo
KCVRI
31 INT CU Eye
level
Still 1 Shot pak
soepranoto
Shot tangan
pak
soepranoto
yang terkena
tembakan
32 EXT FS Eye
level
Still 1 Shot depan
KCVRI
Shot kursi
roda dan foto
bapak
bambang
sutoyo
33 EXT ECU Eye
level
Still 1 Shot Depan
KCVRI
Shot detail
tanda tangan
ibu tien
soeharto
34 EXT MCU Eye
level
Till
down
1 Shot piagam
mars tumbal
negara
Detail mars
tumbal
negara
35 EXT MCU Low
angle
Zoom
out
1 Shot depan
KCVRI
Shot tugu
tumbal
negara
67
No INT/EXT Shoot
size
Angle Moving
kamera
kamera video Detail
SEGMEN III
36 EXT MS Eye level Panning 1 Shoot gambar
presiden
pertama
sampai ke7
Detail foto
presiden
37 INT FS Eye level Still 1 Wawancara
pak
soepranoto
Shoot seluruh
badan
38 INT MCU Eye level Still 2 Wawancara
pak
soepranoto
Shot dari topi
sampai dada
39 EXT LS Eye level Zoom
in
1 Depan
markas
KCVRI
Shoot detail
tulisan cagar
budaya
40 INT MCU Eye level Still 1 Shoot
penghargaan
pak
soepranoto
Detail gambar
penghargaan
41 INT MCU Low
angle
Still 1 Wawancara
pak
soepranoto
Shoot dari
topi sampai
dada
42 EXT CU Eye level Till Up 1 Shot foto Detail shoot
68
bung karno bung karno
43 EXT MCU Low
angle
Still 1 Shoot foto
mars tumbal
negara
Detail tulisan
mars tumbal
negara
44 EXT MCU Eye level Panning 1 Shoot foto
pemimpin
KCVRI
Detail foto
pemimpin
KCVRI
45 INT CU Low
angle
Till up 1 Shoot foto
pak
soepranoto
Detail pak
soepranoto
hormat
46 EXT MCU Eye level Still 1 Shoot kaki
palus, dengan
teknik
change fokus
Detail kaki
palsu
47 EXT MCU Eye level Still 1 Shoot foto
pak
soepranoto
Shoot foto pak
soepranoto
48 INT CU Eye level Still 1 Shoot wajah
pak
soepranoto
Detail shoot
dari topi ke
mata pak
soepranoto
49 INT MCU Eye level Still 1 Shoot tangan
pak
soepranoto
Detail tangan
pak
soepranoto
yang terkena
tembakan
50 INT MCU Eye level Zoom
in
1 Shoot foto
pak
Detail foto
pak
69
soepranoto soepranoto
51 EXT MS Eye level Still 1 Shoot nama
tugu
proklamasi
Shoot nama
tugu
proklamasi
52 EXT LS Eye level Till
down
1 Shoot tugu
proklamasi
dari jauh
Shoot patung
bung karno
dan bung hatta
53 EXT MS Eye level Still 1 Shoot pak
soepranoto
dan ibu
Pak
soepranoto
datang ke tugu
proklamasi
bersama ibu
54 EXT MS Eye level Still 1 Shoot pak
soepranoto
dan ibu
Pak
soepranoto
dan ibu out
frame
55 EXT MS Eye level Still 1 Shoot pak
soepranoto
dan ibu
Pak
soepranoto
dan ibu in
frame
56 EXT LS Eye level Still 1 Shoot pak
soepranoto
dan ibu
Pak
soepranoto
menuju ke
tugu
proklamasi
bersama ibu
57 EXT LS Eye level Still 1 Shoot pak
soepranoto
dan ibu
Pak
soepranoto
dan ibu in
70
frame menuju
patung bung
karno dan
bung hatta
58 EXT MCU Eye level Still 1 Shoot pak
soepranoto
Pak
soepranoto
menghadap
text
proklamasi,
dengan teknk
change fokus
59 EXT MCU Eye level Till up 1 Shoot pak
soepranoto
Pak
soepranoto
memandang
patung bung
karno dan
bung hatta
60 EXT Fullshot Eye level Still 1 Sunset kota
jakarta
Matahari
terbenam
Tabel III.7
71
3.2.7.4. Outline Naskah
TABEL III.8 OUTLINE NASKAH
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
OUTLINE NASKAH
Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Time Broadcast: 14:30 – 15:00
N O VIDEO AUDIO KETERANGAN
1 Perang Kemerdekaan
Indonesia
Music Ilustrasi
Courtesy YouTube
2 Bung Karno & Bung Hatta Pidato Kemerdekaan Courtesy YouTube
3 Establish monas Music Ilustrasi Take
4 Establish Kota Jakarta Music Ilustrasi Take
5 Establish Markas KCVRI
Atmosphere suara
sekitar
Take
6 Establsih Depan KCVRI
Atmosphere suara
sekitar
Take
7 Establish Ruangan KCVRI Music Ilustrasi Take
8
Pak Soepranoto memakai
Baju Veteran
Music Ilustrasi Take
9
Pak Soepranoto berjalan
memakai kursi roda dibantu
istri
Music ilustrasi
Take
72
10
Pak Soepranoto
Menjelaskan Indentitas Diri
Statement pak
Soepranoto
Take
11
Pak Soepranoto
Menceritakan Dirinya
sedang berperang
Statement pak
Soepranoto
Take
12
Pak Soepranoto
Menceritakan Sejarah
Berdirinya KCVRI
Statement pak
Soepranoto
Take
13
Pak Soepranoto
Menjelaskan Jabatannya di
KCVRI
Statement pak
Soepranoto
Take
14
Pak Supranoto Menceritakan
Berdirinya Gedung KCVRI
Statement pak
Soepranoto
Take
15
Establish Tugu Tumbal
Negara
Music Ilustrasi Take
16
Establish Bendera Tumbal
Negara
Music Ilustrasi Take
17
Pak Soepranoto
Menceritakan Sejarah
Tumbal Negara
Statement pak
Soepranoto
Take
18
Pak Soepranoto
Menjelaskan Tugu Tumbal
Negara
Statement pak
Soepranoto
Take
19 Establish Bendera Indonesia Music Ilustrasi
Take
20 Establish Jalan Jakarta Music Ilustrasi
Take
21
Pak Soepranoto
Menjelaskan apa yang telah
diberikan oleh pemerintah
Statement pak
Soepranoto
Take
22
Pak Soepranoto
Memberikan Pesan
Terhadap pemerintah
Statement pak
Soepranoto
Take
73
Tabel III.8
3.2.7.5. Segmen
Teaser :Perang Kemerdekaan & Pidato Proklamasi
Segmen 1 :Establish kota jakarta, Establish Markas KCVRI, Pengenalan
identitas subjek dan sejarah gedung dan berdirinya KCVRI.
Segmen 2 : Establish Depan KCVRI, Establish Piagam, bendera
tumbal negara, Gedung gajah mada, Subjek menceritakan sejarah
dinamakanya Tumbal Negara.
Segmen 3 : Establish Kota Jakarta dan jalan raya, subjek menjelaskan apa saja
yang sudah diberikan pemerintah terhadap KCVRI,
Closing : Subjek di tugu proklamsi dan voice over mars tumbal negara
23
Pak Soepranoto
memberikan pesan dan
harapan kepada masyarakat
dan pemuda pemudi
Statement pak
Soepranoto
Take
24
Establish Pak Soepranoto di
Tugu Proklamasi Music Ilustrasi
Take
25 Matahari terbenam Music Ilustrasi
Take
74
3.2.7.6. Treatment
1. Teaser
- Perang kemerdekaan
- Pidato proklamsi
2. Establish kota Jakarta
- Monas
- Jalanan di Kota Jakarta
3. Establish Markas KCVRI
- Depan markas KCVRI
- Ruangan markas KCVRI
- Piagam KCVRI
- Foto subjek
4. Pak Soepranoto memakai baju veteran
- Pak Soepranoto memakai baju dan topi
5. Pak Soepranoto menjelaskan sejarah KCVRI
- Detail pak Soepranoto
- Establish markas KCVRI
- Establish gedung KCVRI yang digusur
- Establish ruangan KCVRI
- Detail – detail ruangan KCVRI
6. Establish kota jakarta
- Bundaran HI
- Jalan raya
7. Establish Markas KCVRI
- Lingkungan markas KCVRI
8. Kumpulan foto anggota KCVRI
- Detail-detail foto
9. Establish Tugu tumbal negara
- Detail Tugu tumbal negara
10. Pak Soepranoto menceritakan sejarah Tumbal Negara
- Detail subjek
11. Establish jalan raya
75
12. Pak Soepranoto menjelasan apa yang sudah diberikan pemerintah
terhadap beliau
13. Masyarakat menangapi tentang veteran
- Establish jalan
- Detail subjek
15. Pak Soepranoto memeberikan pesan dan harapan
- Tugu Proklamasi
16. Sunset kota jakarta
76
3.3. Proses Kerja Penulis Naskah
Penulisan naskah adalah salah satu aktivitas pada tahap pra produksi dalam
proses pembuatan fim. Aktivitas ini sangat penting karena penulis naskah berfungsi
sebagai kerangka atau cetak biru sebuah film, dan juga sebagai pedoman tertulis bagi
seluruh pihak yang terlibat dalam proses pembuatan film (terutama sutradara) akan
bagaimana film itu selesai nantinya.
Menurut (Anton Mabruri KN, 2018) memberi batasan bahwa, “Penulis
naskah adalah kru profesional yang menciptakan dasar acuan bagi pembuatan film
dalam bentuk (format) naskah.
Dalam produksi dokumenter televisi, penulis naskah cukup berperan penting
baik pra hingga pasca produksi, sebab dalam suatu produksi dokumenter televisi
seseorang penulis naskah harus dapat membuat sebuah naskah atau konsep yang
nantinya menjadi acuan para kru dalam proses produksi hingga pasca produksi,
selain itu seorang penulis naskah juga merangkap sebagai reporter di lapangan.
Penulisan penulis naskah biasanya dilakukan oleh seseorang yang khusus
ditugaskan untuk itu, yaitu penulis naskah. Meski demikian bisa juga penulisan
scenario dikerjakan oleh sutradara sendiri. Dalam pembuatan karya tugas akhir
program dokumenter televisi yang berjudul “TUMBAL NEGARA”, seorang
penulis skrip orang yang bertanggung jawab terhadap yang ditulisnya, karena penulis
naskah dokumenter menulis dari hasil riset. Dan naskah bahan refrensi bagi semua
orang yang terlibat di dalam produksi. Karena dengan naskah kita dapat
mengkomunikasikan ide cerita ke seluruh anggota kru.
77
Peristiwa ataupun masalah teknis dalam kerja kameramen nantinya. Dan
dengan naskah kita juga dapat mengetahui siapa siapa saja yang akan kita
wawancarai sebagai narasumber dalam program dokumenter ini, juga menjadi
dasar pada saat produksi kita akan mengetahui lokasi mana saja yang diperlukan
dan yang dibutuhkan, serta apa saja yang diperlukan.
78
3.3.1. Pra Produksi
Pada saat pra produksi penulis bersama tim kelompok berdiskusi dan mencari
ide dan cerita yang cocok untuk membuat film dokumenter, ada tahap pra produksi
penulis bersama kru membuat beberapa konsep dari berbagai sumber berupa buku,
maupun internet, dan anggota tim masing-masing memberikan ide, setelah itu kami
menyetujui salah satu ide dari salah satu anggota kelompok dan disepakatan untuk
dijadikan film dokumenter, penulis mengembangkan idenya dalam sebuah naskah
dokumenter, tim sepakat mengambil judul “TUMBAL NEGARA”. Penulis naskah
dan tim riset kelokasi, setelah beberapa kali riset penulis membuat naskah
dokumenter, tetapi ada beberapa kali revisi yang mungkin cerita atau kesannya
kurang masuk dan disitupun penulis berdiskusi sampai akhirnya sebuah naskah
dokumenter disepakati dan diangkat dalam sebuah dokumenter televisi yang akan
dicerita kan sendiri oleh penulis kepada penonton, dan latar belakang dan kegiatan
tentang tumbal negara yang akan lebih ditonjolkan oleh penulis.
Menurut (Salman Aristo, 2017) menyimpulkan bahwa:
Sebagai penulis naskah film, kita membuat serangkaian instruksi bagi orang-
orang yang memahami bahasa naskah film sehingga mereka dapat
membayangkan bagaimana penyampaian nya dalam sebuah film. Kalimat-
kalimat dalam naskah film memiliki struktur yang sedemikian rupa, sehingga
dapat diterjemahkan menjadi rangkaian gambar dan suara yang bisa terlihat
pada layar.
Dari kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa penulis naskah harus
benar-benar memahami betul naskah yang akan di buat dan dicocokan dengan
konsep produksi yang di buat sehingga dapat di terjemahkan melalui gambar dan
suara pada saat pembuatan dokumenter televisi nanti.
79
3.3.2. Produksi
Pada tahap produksi merupakan tahap yang sangat penting pada dalam
pembuatan dokumenter televisi ini, karena pada tahap tersebut penulis beserta kru
dituntut untuk bekerja sama dan membangun komunikasi yang baik lagi agar proses
produksi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
bersama sebelumnya.
Menurut (Salman Aristo, 2017) memberikan batasan bahwa, “Naskah film
ditulis untuk memetakan tindakan karakter dari satu setting ke setting lain.
Menentukan setting, latar, tempat, dan waktu sebuah tindakan adalah hal yang
penting untuk memberi makan dari tindakan tersebut”.
Di dalam melakukan produksi karya dokumenter televsisi ini wawancara
merupakan hal yang sangat penting dalam di dalam film dokumenter. Setelah
melakukan koordinasi terhadap narasumber, selanjutnya menentukan lokasi
wawancara dan memperhatikan situasi atau suasana di sekitar agar tidak menggangu
berlangsungnya perekaman gambar, selanjutnya penata kamera memperhitungkan
posisi kamera sesuai etika komposisi dan posisi subjek yang di wawancarai, situasi
wawancara adalah posisi diam atau posisi begerak, posisi duduk atau berdiri.
Umumnya juru kamera dokumenter sudah terbiasa dengan situasi demikian. Bila
kondisi wawancara dalam keadaan begerak, yang menjadi kesulitan adalah mengatur
titik ketajaman lensa (fokus) selain juga terepotkan dalam mengatur komposisi frame
sambil mengikuti gerak subjek.
80
3.3.3. Pasca Produksi
Menurut (Nurul Muslimin, 2014) memberi batasan bahwa, “Bahwa pasca
produksi secara simple adalah bagian dari proses pembuatan film, video, iklan video,
fotografi, atau karya digital lainnya yang dikerjakan setelah proses perekaman visual.
Dalam konteks film bisa disederhanakan lagi”.
Setelah proses selesai pada saat pasca produksi penulis naskah berperan
membimbing dan membantu editor pada saat penyuntingan , penulis menjaga dan
berusaha agar alur cerita yang ada dalam skenario agar tidak berubah , penulis juga
bertanggung jawab atas adanya perubahan alur cerita pada saat proses editing, semua
perubahan alur cerita harus atas dasar persetujuan bersama tim dan tidak
menghilangkan ide dan cerita awal yang disepakati dan pesan yang akan
disampaikan.
81
3.3.4. Peran Dan Tanggung Jawab Penulis Naskah.
Peran dan tanggung jawab penulis naskah sebagai penulis naskah dalam tim
produksi yaitu, penulis membuat konsep mulai dari ide, treatment, script, dan
rundown. Semua tahapan-tahapan pembuatan konsep dilakukan pada saat pra
produksi yang akan dibutuhkan pada saat produksi dan pasca produksi. Selain itu
penulis juga harus mencari seorang narasumber yang sesuai dengan apa yang
diinginkan pada setiap pembahasan. Untuk casting host juga merupakan salah satu
tanggung jawabnya, namun dalam hal ini penulis dibantu oleh semua tim terutama
produser dan sutradara. Pada tahap produksi tanggung jawab penulis yaitu
mengingatkan narasumber agar mereka mengetahui isi dari program acara dan
mengetahui batasan-batasan saat menjawab pertanyaan. Penulis juga bertanggung
jawab atas apa yang tertuang dalam naskah, baik dalam kata-kata yang salah maupun
yang lainnya.
Menurut (Salman Aristo, 2017) memberi batasan bahwa, “Tugas penulis
naskah adalah menerjemahkan informasi di atas hanya dalam gambar bergerak dan
suara. Atau lebih tepatnya, hanya dalam 4 jenis informasi yang menyusun sebuah
film yang kemudian di tuliskan dalam komponen-komponen naskah”.
Dari kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa penulis naskah harus
benar-benar menyusun sebuh komponen baik itu informasi, riset atau pun melalui
orang yang tahu untuk membuat komponen naskah untuk di jadikan sebagai bahan
produksi nanti saat wawancara.
Peran dan tanggung jawab penulis naskah dalam tahap produksi yang
dilakukan oleh penulis sebagai penulis naskah ialah mengembangkan ide-ide pokok
82
ditahap produksi. Penulis harus membuat dasar acuan dalam bentuk naskah atas
dasar ide cerita sendiri atau dari kru yang lain. Bagi penulis, dasar acuan itu bisa
dilakukan secara tahap mulai dari ide cerita, sinopsis (Basic Story), treatment, dan
skenario. Penulis mengarahkan jalan cerita yang sebelumnya telah dibuat dan
disetujui oleh dosen pembimbing untuk segera diproduksi dengan sesuai naskah.
Apabila dalam proses produksi terdapat kendala dari berbagai faktor dan diharuskan
merubah cerita pada tahap akhir yaitu tahap pasca produksi, penulis sebagai penulis
naskah tetap mengawasi setiap proses editing yang telah dilakukan oleh sutradara
dan editor agar tidak ada cerita atau konsep yang sudah di buat bersama dengan tim.
83
3.3.5. Proses Penciptaan Karya
Proses penciptaan karya memiliki tiga konsep yaitu konsep kreatif, konsep
produksi dan konsep teknis. Dibawah ini penulis akan menjelaskan mengenai konsep
– konsep tersebut:
a. Konsep Kreatif
Penulis mengangkat sebuah tema sejarah dari program dokumenter
yang berjudul “TUMBAL NEGARA” karena masih banyak masyarakat
yang sudah melupakan perjuangan para veteran, dan pesan moral apa yang
bisa disampaikan dari sejarah tersebut. Dan penulis harus mampu
mengembangkan idenya menjadi konsep kreatif agar masyarakat dapat
memahami informasi yang diberikan.
b. Konsep Produksi
Dalam pembuatan program dokumenter yang berjudul “TUMBAL
NEGARA”. Pada tahap ini penulis naskah melakukan riset untuk mencari
informasi mengenai sejarah tersebut, bahkan mendatangi pihak-pihak yang
terkait dan mencatat poin-poin penting dari hasil riset. Dan selanjutnya
penulis membuat sinopsis dan juga TOR ( term of reference ).
Dengan ini penulis dapat menyimpulkan konsep produksi yang
dilakukan oleh penulis naskah adalah seperti seorang reporter yang mencatat
setiap pertanyaan dari hasil riset dan informasi yang di dapat.
84
c. Konsep Teknis
Selain dengan riset, penulis naskah juga mencari informasi sebanyak
banyaknya melalui media online, buku-buku atau artikel untuk membuat
dan mengembangkan ide konsep yang dipilih oleh team yaitu berjudul
“TUMBAL NEGARA”, dan selanjutnya di visualisasikan oleh sutradara
dengan semenarik mungkin. Penulis dapat menyimpulkan konsep teknis
yang dilakukan sebagai penulis naskah yaitu mencari informasi sebanyak-
banyaknya agar konsep yang dibuat dapat berkembang dan sutradara dengan
mudah menvisualisasikannya
3.3.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
1. Kendala sebagai penulis naskah, penulis kesulitan untuk menentukan ide.
Solusinya berdiskusi dengan tim dan meminta masukan sewaktu bimbingan
bersama dosen pembimbing.
2. Kendala saat penulis mewawancarai narasumber, suara narasumber kurang
jelas dan singkat. jadi penulis kesulitan untuk memahami kalimat yang
diucapkan oleh narasumber. Solusi Penulis mengulangi pertanyaan kembali
dan menjelaskan kepada narasumber supaya tidak menjawab terlalu singkat,
jadi narasumber diarahkan untuk bercerita saja.
85
3.3.7. LEMBAR KERJA PENULIS NASKAH
3.3.7.1. Konsep Penulis Naskah
Penulis bekerja sama dengan seluruh teuntuk menentukan tema yang akan
dipilih dan juga menarik. Dari beberapa tema yang dipilih, seluruh team sepakat
untuk memilih tema Sejarah tentang tumbal negara. Untuk mendapatkan informasi
tentang tema yang diambil, penulis melakukan riset dengan team melalui media
online, buku-buku, artikel dan mendatangi pihak pihak terkait agar mendapatkan
gambaran. Dalam proses tersebut penulis mulai menemukan informasi yang bisa
diangkat menjadi sebuah karya dokumenter. Dan dari hasil riset tersebut, penulis
mulai membuat sinopsis dan TOR (Term Of Reference) dan terakhir menentukan
judul bersama team. Judul program dokumenter yang telah disepakati adalah
“TUMBAL NEGARA” dengan maksud memberikan informasi mengenai sejarah
para veteran dan arti dari kalimat tumbal negara.
86
3.3.7.2. TOR ( TERM OF REFERENCE )
Program Dokumenter Televisi “TUMBAL NEGARA”
Production Company : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Penulis Naskah : Selly Heni A
1. Masalah
Topik yang dibahas mengenai Tumbal Negara. Ada bangunan yang bernama
KCVRI (Korps Cacad Veteran Republik Indonesia) dan didalam bangunan itu ada
sebuah monumen Tumbal Negara yang disahkan oleh ibu Tien istri dari presiden ke
dua Bapak Soeharto. Mengapa dinamkan tumbal negara karna veteran yang cacad
saat berperang disebut sebagai tumbal negara. mengapa Tanggal 19 Mei tidak
dicetak dengan tinta berwarna merah.. Tidak banyak yang tahu 19 Mei merupakan
hari istimewa bagi Korps Cacad Veteran Republik Indonesia. Setiap tahun,
organisasi yang dibentuk pemerintah sebagai penghargaan terhadap para cacad
veteran ini memperingatinya untuk memperkuat semangat nasionalisme dalam
sanubari masing-masing anggota. Bahkan sudah lama Korps Cacad Veteran
Republik Indonesia sudah 7 tahun tidak mendapat bantuan dari pemerintah dan untuk
kehidupan sehari hari hanya mengandalkan biaya pensiun dan dapat bantuan dari
para donatur. Walaupun KCVRI sudah tidak menerima bantuan dari pemerintah tapi
KCVRI tetep mengadakan HUT KCVRI setiap tahunnya yang dihadiri oleh para istri
mantan veteran dan cucu cucu para veteran, namun sayangnya tahun ini saja HUT
KCVRI tidak dirayakan dikarenakan kekurangannya biaya untuk acara.
87
2. Fokus
Dokumenter televisi ini lebih dalam memfokuskan arti dari kalimat Tumbal
Negara dibalik kalimat ini banyak terjadinya kejadian kejadian disaat perang dulu
yang membuat banyaknya korban jiwa sehingga saat ini menggapa veteran yang
cacad disebut sebagai Tumbal Negara
3. Angle
Angle yang diambil dalam dokumenter ini dari segi kehidupan para veteran
cacad yang berjuang saat perang melawan penjajah dan mengapa veteran yang cacad
disebut sebagai Tumbal Negara dan saat ini veteran yang masih hidup hanya tinggal
satu orang ya itu bapak soepranoto beliau selaku ketua pimpinan Korps Cacad
Veteran Republik Indonesia. Harapan untuk masyarakat agar lebih mengenal sejarah
saat perang dulu. Menambah pengetahuan tentang sejarah Indonesia dan sosok
penting dibalik perang jaman dulu. Menciptakan generasi muda yang peduli akan
sejarah, dan untuk memupuk kesadaran para generasi muda untuk sepatutnya
melestarikan sejarah agar terus berkembang.
88
3.3.7.3. Susunan Pertanyaan Narasumber
Wawancara Soepranoto Prawirosastro (Ketua Korps Cacad Veteran Republik
Indonesia)
Segmen I
1. Bisa di jelaskan perjuangan Bapak dahulu ketika mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia?
2. Bagaimana awal mula terbentuknya Korps Cacad Veteran Republik
Indonesia?
Segmen II
1. Dimana Markas Korps Cacad Veteran Republik Indonesia?
2. Apa Arti Tumbal Negara?
Segmen III
1. Bantuan apa yang sudah Pemerintah berikan untuk Korps Cacad Veteran
Republik Indonesia?
2. Adakah harapan serta pesan yang ingin Bapak sampaikan kepada
Pemerintah?
3. Selain Pemerintah, adakah pesan yang ingin Bapak sampaikan kepada
Masyarakat?
89
3.3.7.4. Treatment
Tumbal Negara Teaser
- Perang kemerdekaan
- Pidato proklamsi
Segmen I
Wawancara tentang Bangunan KCVRI
1. Establish kota Jakarta
2. Monas
3. Jalanan di Kota Jakarta
4. Establish Markas KCVRI
5. Depan markas KCVRI
6. Ruangan markas KCVRI
7. Piagam KCVRI
8. Foto subjek
9. Pak Soepranoto memakai baju veteran
10. Pak Soepranoto menjelaskan sejarah KCVRI
11. Detail pak Soepranoto
12. Establish markas KCVRI
13. Establish ruangan KCVRI
14. Detail – detail ruangan KCVRI
15. Establish kota jakarta
16. Bundaran HI
17. Jalan raya
18. Establish Markas KCVRI
90
19. Lingkungan markas KCVRI
20. Kumpulan foto anggota KCVRI detail-detail foto
Segmen II
Wawancara Tentang apa arti dari kata Tumbal Negara
1. Establish Tugu Tumbal Negara
2. Detail Tugu Tumbal Negara
3. Pak Soepranoto menceritakan sejarah Tumbal Negara
4. Detail Subjek
Segmen III
Wawancara Pak Soepranoto tentang tanggapan pemerintah terhadap KCVRI.
1. Establish jalan raya
2. Pak Soepranoto menjelasan apa yang sudah diberikan pemerintah
terhadap beliau
3. Establish jalan
4. Detail subjek
5. Pak soepranoto memberikan pesan dan harapan
6. Tugu Proklamasi
7. Sunset di Jakarta
91
3.3.7.5. Naskah Voice Over
TABEL III.9 NASKAH VOICE OVER
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
NASKAH VOICE OVER
Production Company : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Penulis Naskah : Selly Heni A
No NASKAH VOICE OVER
1. Opening
(Voice Over)
74 tahun sudah indonesia merdeka/ kemerdekaan yang mahal harganya/
dengan segenap tumpah darah dan perjuangan para pahlawan dan rakyat demi
satu tujuan/perjuangan yang berat dan penuh tantangan telah dihadapi bangsa
ini dengan gagah berani// tidak ada kata menyerah dan kemerdekaan bukanlah
suatu hadiah/melainkan hasil keringat/air mata dan darah para pejuang
bangsa/semua mereka korbankan demi kita generasi selanjutnya // kini tugas
kita sang generasi penerus bangsa/untuk mengisi dan mempertahankannya//
2 Closing
(Voice Over)
92
Padamu tumbal negara/ tiada semua orang tahu/ apa yang terjadi atas dirimu/
tapi apa yang kau derita sekarang membuktikan/ anda telah menuliskan
sejarah bangsa dengan darah/ gelora merdeka mengumandang keseluruh
nusantara/ merdeka/ merdeka atau mati// seluruh rakyat serentak mengangkat
senjata/ termasuk anda/ dengan semangat patriot indonesia/ tak terpikir apa
akibatnya/ berjuang pertahankan kemerdekaan indonesia/ pertempuran rakyat
terjadi/ senapan bernyanyi/ mortir berlagu/ menyambar/ menghempas/ hancur
dan tumbang/ menghantar pahlawan gugur di pelukan pertiwi/ bagimu dengan
kekurangan anggota tubuhmu/ yang hilang dalam perjuangan/ menunjukan
jasamu tulus dan ikhlas/ ikhlas bagi negara/ dan generasi penerusmu/ jasa itu
tak terhapuskan/ berkembang bersama keagungan bangsa/ terpateri di setiap
nurani bangsa indonesia/ kami tahu kau tak meminta balas jasa/ karena kau
rela sebagai tumbal negara/ kami yakin rakyat indonesia tahu membalas jasa
pahlawannya/ tahu menghormati patriot/ dan perjuangan perintis
kemerdekaan bangsanya// semoga tuhan yang maha esa selalu menjaga/ dan
memperteguh iman semangat juang dan pengorbananmu/ terwarikan pada
generasi muda/ pejuang penerus pembangunan bangsa/ semoga keikhlasanmu
abadi disisi tuhan/ semoga tuhan selalu bersamamu/ semoga tuhan selalu
bersama bangsa indonesia/ aamiin///
Tabel III.9
93
3.3.7.6. Transkip Wawancara
TABEL III.10 TRANSKIP WAWANCARA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
TRANSKIP WAWANCARA
Production Company : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Penulis Naskah : Selly Heni A
Narasumber : Soepranoto Prawirosastro
NO PERTANYAAN TIME
LOGGING
STATEMENT KET
SEGMEN I
1. Bisa dikenalkan
siapa nama bapak ?
00:01:50 –
00:02:10
Nama saya bapak
soepranoto/lahir saya di genteng
banyuwangi/ menurut ingatan
saya/ saya lahir tanggal 29 April
tahun 1923///
OK
2. Bisa diceritakan
perjuangan bapak
ketika
memepertahankan
kemerdekaan
Republik Indonesia ?
00:02:14 –
00:03:55
Waktu Jepang Dainippon kalah
saya sudah bekerja di pabrik
senjata namanya Hirishimakozo/
setelah bekerja Jepang kalah
pabrik kita ambil alih/ milik kita
itu tahun waktu Revolusi
Proklamasi Kemerdekaan tanggal
17 Agustus sampai tanggal 21 itu
mengambil alih kekuasaan
Jepang/ datanglah pasukan Militer
Inggris yang menang Perang
OK
94
Dunia kedua/ datang Kapal
perangnya itu dengan pasukan
mendarat di Tanjung Perak/
tujuannya Inggris itu akan
melucuti Jepang gak tahu sudah
kita dahului// Jadi kita maju ke
inggris yaitu perlawanan Biasa
sampai pendaratan tentara Inggris
itu/ nah sudah itu Inggris karena
komandannya yang namanya
Mallaby itu gugur karena perang
dengan kita///
3. Bagaimana Awal
mula terbentuknya
Korps Cacad
Republik Indonesia ?
00:04:58 –
00:05:55
Asal mulanya begini/ pada waktu
perang kemerdekaan pertama/
dengan Belanda itu ada yang
gugur ribuan itu ada yang masih
hidup/ yang di sebut cacad ya/
cacad perang itu kenanya tahun
45/ lantas yang cacad itu di sentel
di Malang ya/ kalau yang gugur
ya di taman Pahlawan di
Surabaya yang disebut sekarang
10 november itu/ lantas pada
tahun 46 yang cacad-cacad
dibawah pimpinan Zaenal Arifin
dan Asmarahadi mendirikan
Ikatan Invaliden Indonesia
disingkat III tahun 46/ lantas
dirubah menjadi IPTI ( Ikatan
Penderita Cacad Indonesia) dan
pada tahun 18 mei 1950 di sahkan
berubah namanya KCVRI (Korps
OK
95
Cacad Veteran Republik
Indonesia)///
SEGMEN II
4. Dimanakah markas
Korps Cacad Veteran
Republik Indonesia ?
00:06:00 –
00:07:10
Kalo dipusat dijakarta bertempat
nyewa kontrak disalah satu
gedung jalan gajah majda milik
tiong hoa pada tahun 70 kita
disuruh pindah karena akan
dibangun berdirinya mall oleh
cina itu,kita diberikan pesangon
70jt kita berikan untuk markas
kita yang dihadapan kita yg
dibangun oleh cina itu seluas
777meter persegi dengan gedung
lantai 2 ,karena gedung itu kena
gempa tasikmalaya terpaksa tanah
tadi sama gedungnya kita jual ke
cina dan 1m kita bangun disini
dan statusnya adalam mess 12
kamar sama kostelting listrik
terbatas ya .dan kena gempa juga
terpaksa kita bongkar total
biayanya semua 650 jt dan
sekarang dibangun lagi yang
belum selesai kita rubah menjadi
cagar budaya yg beranggota
seluruh indonesia 4.171.
OK
5. Kenapa ada kata
tumbal negara
didalam Korps Cacad
Veteran Republik
Indonesia ?
00:08:10 –
00:09:05
Tumbal negara itu maksudnya
begini para pejuang pejuang yang
cacad perang yang ditembus
peluru mengalir darah dan
menyerang ibu pertiwi oleh ibu
OK
96
tin suharto dengan jabatan ibu
negara RI ini dan merangkap
ketua umum darma pertiwi
mengesahkan menjadi tumbal
negara .itu yg dimaksud supaya
negara ini selamat atas ngaguan
ngaguan kalo pribahasa bahasa
jawa.orang jawa itu mendesain
rumah rumah mesti diberi tumbal
negara ayam potong kakinya 2
dibelakang ususnya dibelah
tiangnya 4 bendera merah putih
itu maksudnya begitu tugu itu
diserahkan biar sebagai saksi para
pejuang tahun 45 sampai 49 yang
sudah ditembus peluru menyerang
ibu pertiwi maka dijadikan apa itu
bangunan monumen tumbal
negara .dan jangan sampai
dilupakan monumen tunbal
negara.
SEGMEN III
6. Apa saja yang
diberikan oleh
pemerintah kepada
Korps Cacad Veteran
Republik Indonesia
00.10.05 –
00.11.29
Pada kekuasaan nya pak Soeharto
antara lain rumah type 45 katakan
perdes akhirnya setelah kedua itu
saya mengajukan kamar ukuran
type 36 ya, setelah itu yg terakhir
masih sedikit sama pemerintah
dan ngasih itu type 21 belum
sampe tuntas pak harto lengser ya
itu sekurang lebih ada lima
ratusan yg belum menerima
OK
97
bantuan rumah tapi tanah sudah di
sediakan belum sampai dibangun
sampe sekarang, selain itu tanda
tanda kehormatan, saya punya
tanda kehormatan itu ada tiga
belas buah.
7. Adakah harapan serta
pesan yang ingin
bapak sampaikan
kepada pemerintah
??
00.12.29 –
00.13.20
Yang pertama, bangsa kita mesti
rukun ngga perlu keker kekeran
oleh peluru, kedua, mengatur
rakyat dan bangsa, supaya itu
hidup apa, adil dan makmur itu
tujuan saya.
OK
8. Selain pemerintah
adakah pesan yang
ingin bapak
sampaikan kepada
masyarakat ??
00.14.20 –
00. 15.55
Harapan kita supaya masyarakat
hidup tentram terjamin secara
hati, mendapat tempat bekerja di
bidang apapun biar hidup bahagia
bersama keluarganya seluruh
Indonesia
Non blok artinya tidak memihak
kanan dan kiri, boleh saja kerja
sama di bidangi kompeni tapi
ideologi kita tetep Pancasila
tunggal Ika itu.
OK
Tabel III.10
98
3.4. Proses Kerja Penata Kamera
Penata kamera mempunyai tugas memvisualisasikan kedalam bentuk gambar
dari konsep yang telah kami bicarakan dan kami sepakati bersama sebelumnya.
Karena penata kamera bekerja untuk merekam sebuah adegan atau moment tertentu,
di dalam sebuah karya program televisi. Dalam pengambilan gambar karya televisi
ini yang mengikuti director treatment yang telah dibuat oleh sutradara.
Menurut Peter Jarvis dalam (Saryo Nugroho, 2014) memberi batasan bahwa
“Penata Kamera atau sinematografer diartikan sebagai the craft of making picturee
(pengrajin gambar) bisa diartikan kegiatan menulis yang menggunakan gambar
bergerak ,dan memberikan informasi atau mengomunikasikan ide tertentu
Ada beberapa istilah yang sangat identik dengan kata cameramen ini
diantaranya Campers (camera person ) yaitu orang yang menata sebuah kamera untu
program berita dan program lainnya dan bertangung jawab dengan objek gambar
yang direkamnya bahwa dapat disimpulkan , Penulis menyarankan penata kamera
harus berpengalaman tidak hanya berpengalaman dalam membuat film tapi harus
juga berpengalaman secara teknis dan non teknis dalam membuat dokumenter.
99
3.4.1. Pra Produksi
Dalam proses pra produksi sutradara, penata kamera dan penyunting gambar
ataupun produser bertemu terlebih dahulu untuk mencantumkan sebuah kebutuhan
peralatan dalam pengambilan gambar, berdiskusi setelah konsep yang sudah pasti
akan di gunakan pada saat produksi nanti. Tujuan diskusi ini adalah untuk
memikirkan bersama angle atau shot apa yang cocok sesuai dengan konsep program
dokumenter televisi ini.
Tahap ini merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan suatu
program. Karena dalam pra produksi segala persiapan harus di pikirkan secara
matang, dan harus di diskusiskan secara bersama sama oleh tim. Dianataranya
mencari ide untuk program dokumenter, riset lokasi, menentukan jadwal
pengembalian gambar. Sebelum adanya produksi penulis harus mampu mendalami
tema yang telah disepekati dengan cara melakukan riset melalui beberapa media atau
langsung ketempat tujuan kami untuk dapat mengetahui tempat tempat yang akan
memungkinkan suatu pengambilan gambar atau shot dan membayangkan visualnya
dengan tata letak kamera sehingga nanti pada saat produksi tidak bingung lagi
menentukan letak kamera dan bisa memikirkan angle yang akan di sesuaikan dengan
tema dan konsep sesuai arahan sutradara.
Menurut (Diki Umbara-Wahyu Wary Pintonko, 2010) memberi batasan
bahwa “Pada tahap ini, seorang kamerawan diberikan pengarahan oleh sutradara
tentang rencana visual yang akan dibuat, secara sistematis rencana ini dibuat
kedalam breakdown script.
100
Pada tahap ini penata kamera akan melakukan beberapa pekerjaan yang
bersifat teknis maupun non teknis mempersiapkan fasilitas yang akan mendukung
jalannya proses produksi (pemilihan kamera, peralatan penunjang, memilih lensa.
Selain melakukan riset seorang camera person pun harus menguasai macam-macam
segi kamera agar sesuai dengan kualitas gambar yang akan dipakai untuk proses
produksi serta berdiskusi tentang ilustrasi yang akan diambil dalam segi blocking dan
alat apa saja yang dibutuhkan dalam produksi.
101
3.4.2. Produksi
Setelah proses pra produksi selesai barulah menjalankan proses produksi.
Sebagai penata kamera penulis merekam semua skenario dalam naskah yang terjadi
dilapangan dan mengambil gambar sesuai perintah dari sutradara. Dengan tanggung
jawab seperti ini penulis memastikan bahwa warna, komposisi gambar, pengaturan
level atau tingkatan suara sudah sesuai untuk mendapatkan shot yang baik sesuai apa
yang dimau oleh sang sutradara.
Menurut (Diki Umbara-Wahyu Wary Pintonko, 2010) memberi batasan
bahwa “Ini tahap penting bagi seorang kamerawan, shooting script serta director
treatment menjadi acuan untuk membuatshot sebagai kamerawan. Pada produksi
single camera, sebelum melakukan pengambilan gambar sutradara meminta kepada
kamerawan untuk membuat komposisi dan angel tertentu.
Dalam proses pengambilan gambar dilapangan atau shooting, pada tahap ini
kameramen di berikan pengarahan dari seorang sutradara tentang rencana visual
yang akan dibuat secara sistematis rencana ini dibuat kedalam breakdown script.
Dengan breakdown script memudahkan semua elemen kru dalam pekerjaan nantinya
sutradara mendiskusikan shoot-shoot seperti apa yang harus dibuat.
Dapat disimpulkan bahwa, Penulis pada tahap ini ekstra kerja keras, karena
pada tahap ini penulis mulai melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Pada produksi
single camera, sebelum melakukan pengambilan gambar sutradara meminta pada
kameraman untuk membuat komposisi serta angel tertentu.
Sebelum memulai proses sebuah shooting penulis harus jelih dan sigap
ketika moment yang ada, serta mampu menggunakan kamera dengan baik. Penulis
102
mampu mengambil gambar semua kejadian yang sesuai cerita dari berbagai macam
shoot size yang diinginkan sutradara. Long Shoot (LS), Medium Shoot (MS), Extreme
Close Up (ECU), Medium Close Up (MCU), Medium Long Shoot (MLS), Close Up
(CU), Big Close Up (BCU), dan Over The Shoulder (OTS).
Serta angle atau sudut pandang seperti, Eye Level, Low Angle, High Angle,
dan pergerakan kamera atau kamera movement pada produksi berlangnsung
mengikuti moment yang sedang berlangsung. Penulis pun bertanggung jawab
terhadap kualitas gambar, komposisi dan lensa.
Pada kesimpulan ini Segala perencanaan yang telah dipersiapkan dalam tahap
pra produksi, akan direalisasikan pada tahap produksi. Seorang penata kamera akan
membantu sutradara atau pengarah acara untuk menterjemahkan bahasa tulisan
kedalam bahasa visual. Setiap gambar yang di hasilkan sangat penting terhadap
pesan dan informasi apa yang akan disampaikan kepada penonton. Penentuan jenis
shot size (ukuran gambar), angel (sudut pengambilan) dan momen (pergerakan
kamera) tentunya juga akan mempengaruhi pesan dan informasi tersebut. Gambar
yang dihasilkan juga harus tajam (fokus) serta komposisi (framing) yang tepat.
3.4.3. Pasca Produksi
103
Menurut (Diki Umbara-Wahyu Wary Pintonko, 2010) menyimpulkan bahwa:
Untuk produksi berita dan dokumenter , kameraman terkadang diminta oleh
editor untuk menjelaskan hal_hal tertentu yang bisa jadi tidak dimengerti
oleh editor, namun biasanya hal ini bisa di handle oleh reporter atau produser.
Untuk memudahkan editor dalam bekerja, setelah pengambilan gambar,
kameraman membuat camera report yang berisi tentang semua keterangan
shot lengkap dengan time code atau keterangan waktu.
Pada tahap ini penulis hanya memberikan masukan gambar mana saja yang
diambil. Hal ini di lakukan untuk menunjang terjalinnya sebuah cerita yang
diinginkan sutradara, dan untuk memudahkan kerja editor maka penata kamera
membuat camera report sekaligus juga dengan time code-nya. Penata kamera juga
mensuport dan membantu seorang editor serta sutradara dalam proses editing, karena
ini berhubungan dengan kualitas gambar yang diambil oleh penata kamera pada saat
poduksi.
Dan pada akhirnya penulis memilih “TUMBAL NEGARA’’ sebagai judul
dokumenter ini. Penulis memilih ini judul ini karena penulis rasa judul inilah yang
pas dengan angel yang penulis ambil untuk dokumenter ini. Pemilihan judul yang
tepat dapat mempengaruhi proses terciptanya sebuah karya
3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera
104
Seorang penata kamera memiliki peran serta tanggung jawab yang besar
dalam pengambilan gambar. Karena dalam dokumenter gambar merupakan bentuk
penciptaan gambaran dapat tersampaikan kepada audience.
Menurut (Diki Umbara-Wahyu Wary Pintonko, 2010) “Kameraman sebagai
bagian dari kru produksi film dan televisi mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang spesifik. Pada umumnya seorang kameraman tidak bekerja sendiri (kecuali
untuk hal tertentu ), dan secara umum tugas dan tanggung jawab kameraman
meliputi :
1. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana produksi.
2. Mempelajari naskah
3. Menginterpretasikan sebuah adegan/scene
4. Dalam proses ini penulis sebagai penata kamera mempersiapkan apa saja yang
harus mesti dipersiapkan untuk mendukung apa yang sutradara inginkan dan
masukan sedikit memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar
yang baik.
5. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya.
6. Bekerjasama dengan sutradara.
7. Melakukan pengambilan gambar atau shooting.
Penulis sebagai penata kamera bekerja dengan sutradara untuk mencari
angel- angel yang terbaik dalam pengambilan gambar, penata kamera dituntut.
Untuk bekerja secara profesional pada saat menentukan angel-angel dari karya
dokumenter yang kreatif dan mempunyai nilai kreatifitas yang tinggi dari komposisi
gambar dan framing yang mendukung.
105
Mulai dari pra produksi penata kamera sudah dilibatkan dalam membuat
breakdown script dan outline naskah. Peralatan yang dibutuhkan, termasuk juga
hunting lokasi. Selain itu juga pada saat produksi penata kamera sangat berperan
penting dalam pengambilan komposisi frame. Penulis sebagai penata kamera
mempunyai shot list sebagai bahan acuan di lapangan dengan framing yang
diinginkan dan di setujui oleh sutradara.
3.4.5. Proses Penciptaan karya
106
Penulis dalam produksi karya tugas akhir ini bertugas menjadi penata kamera
dikarenakan penulis sangat tertarik untuk menekuni profesi ini dan ingin
memberikan saebuah gambar yang indah dan menarik untuk dilihat. Hal itu
merupakan tantangan bagi penulis untuk menghasilkan sebuah karya dokumenter
yang menarik untuk dilihat oleh audience. Penulis juga ingin menerapkan ilmu yang
sudah diberikan oleh dosen pengajar dikampus dan dari referensi buku-buku tentang
Ilmu kamera tentang cara pengambilan gambar yang baik.
Walaupun hanya beberapa buku yang penulis baca, penulis ingin terapkan
dalam produksi karya tugas akhir ini. Walaupun ilmu yang penulis terima dan
pengalaman sebagai penata kamera belum begitu banyak utnuk menjadi penata
kamera yang handal, tetapi penulis terus belajar dan berusaha banyak mencari
pengalaman agar penulis bisa membuat karya yang baik dan penonton yang melihat
karya penulis akan mengerti. karya yang telah penulis hasilkan dan situasi yang
penulis ambil. Penulis juga kadang menonton film dokumenter dengan
memperhatikan type shot, angel kamera, komposisi gambar gerakan kamera untuk
penulis pelajari dan diterapkan dalam dokumenter televisi.
a. Konsep Kreatif
Ketika membicarakan konsep kreatif penulis sebagai penata kamera
bertugas merekam gambar dan seorang penata kamera juga harus mempunyai
rasa fotografi dan kreatifitas dalam menciptakan sebuah gambar. Dalam
komposisi kita juga membangun “mood” suatu visual dengan keseimbangan
objek dan untuk membuat atau mengahasilkan karya dengan baik dan bagus,
perlu adanya persiapan dan recana yang matang.
107
Maka penulis sebagai penata kamera banyak menggunakan shot size seperti
long shot, full shot, close up, extreme close up, medium close up, medium
shot, dan bird eye karena masing- masing shot memiliki makna yang berbeda-
beda ketika diimplamentasikan pada pengambilan gambar.
b. Konsep Produksi
Pada tahap pra produksi, penata kamera membuat shot size/shot list
dengan rujukan dari director treatment yang telah dibuat oleh sutradara,
tujuan dari pembuatan shot size/shot list tersebut adalah agar penata kamera
lebih mudah dalam pengambilan gambar pada saat produksi nanti dan tahu
filosofi dari pengambilan shot tersebut. Penata kamera juga harus
menyiapkan bahan-bahan yang digunakan pada saat produksi nanti. Penata
kamera juga harus ikut serta dalam riset lokasi agar mengetahui.
Lokasi yang akan dipakai dan menentukan tata letak kamera sesuai
shot size/shot list yang telah dibuat. Saat produksi aka dimulai, penulis
sebagai penata kamera mulai mendengar instruksi dari sutradara dilapangan,
angel apa yang diinginkannya. Terkadang pada saat dilapangan, perubahan
shot angel sering kali terjadi sehingga tidak terlalu sama seperti shot size/shot
list yang telah di buat.
Pada tahap proses kerja pasca produksi dalam pembuatan karya tugas
akhir ini,penata kamera kembali menyerahkan semua hasil pengambilan
gambar yang dilakukan pada saat produksi dalam bentuk hardisk, yang akan
diserahkan kepada editor untuk diedit menjadi sebuah karya visual yang
sudah ditetapkan berdasarkan treatment yang dibuat oleh
108
seorang scriptwritter. Selain itu penulis juga memberrikan masukan-masukan
gambar mana saja yang digunakan untuk bahan editing.
c. Konsep Teknis
Dalam konsep teknis penulis juga menggunakan macam – macam
teknik pengambilan gambar diantaranya adalah jenis pengambilan angle
kamera seperti High angle, Low angle, Normal angle ( eye level ), Diantara
jenis pengambilan shot seperti ECU (Extreme Close Up) , BCU (Big Close
Up) , CU (Close Up), MLS (Medium Long Shot), MS (Medium Shot), LS
(Long Shot), ELS (Extreme Long Shot), FS (Full Shot), ES (Establishing
Shot).
Penulis untuk memberikan suatu konsep kreatif yang telah dibuat,
maka alat yang di gunakan saat produksi meliputi :
1 set kamera Sony NEX-VG900 camcorder ( tripod, battery, charge)
1 set kamera Sony NEX-VG30 camcorder ( tripod, battery, charge)
1 Unit lensa canon EF 35mm f/188L
1 Unit lensa canon EF 50mm f/1.2L
1 Unit lensa yungnow 50mm
1 Unit tripod Velbon CX-888
1 Unit memory Sandisk 32 GB
1 Unit memory Sandisk 16 GB
1 Unit Lighting Viltrox 18 inch
109
1 Unit Lighting Wansen W160
1 Unit clip on Senheiser
1 Unit Zoom mic H6N
12 Unit baterai alkalin
3.4.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Kendala dan solusi penata kamera adalah:
1. Menentukan ide cerita, tema dan judul yang tepat unuk sebuah karya Tugas
akhir. Solusinya adalah dengan melakukan perkumpulan dan dalam setiap
jobdest wajib memberi ide mengenai sebuah karya yang akan dibuat dan
ditampung oleh sutradara dan pada akhirnya judul atau tema telah ditentukan
2. Sulitnya mengumpulkan data atau informasi mengenai subyek, pristiwa, dan
lokasi sesuai dengan tema. Solusinya penulis dan team melakukan riset dari
beberapa media ataupun bertanya dalam lingkungan sekitar lokasi
3. Menentukan alat yang di pakai saat produksi di karenakan lokasi
pengambilan gambar yang lumayan beresiko. Solusinya penulis sebagai penata
kamera bertanya kepada sutradara dan melakukan sebuah blocking .
4. Gangguan suara kendaraan yang sangat terdengar ,karena lokasi syuting tepat
berada di pinggir jalan. Solusinya penulis dan tim yang bertugas mencoba
menutup ruang yang memudahkan suara masuk kedalam.
110
3.4.7. Lembar Kerja Penata Kamera
3.4.7.1. Konsep Penata Kamera
Dalam produksi program Dokumenter “TUMBAL NEGARA” Penulis
bertanggung jawab sebagai penata kamera. Pada tahap pra produksi, penulis harus
mendiskusikan shot-shot bersama produser, sutradara, penulis naskah dan
penyunting gambar agar mendapat kesamaan visi dan misi di dalam produksi
Program Dokumenter “TUMBAL NEGARA” kemudian berkonsultasi dengan
sutradara untuk mencapai filosofi atas scenario khusus dari segi perekaman unsur
visual, mendampingi sutradara dalam mencari lokasi untuk menentukan posisi angel
kamera serta pilihan sudut pengambilan gambar. Selanjutnya, pada tahap produksi
penulis melakukan perekaman sesuai konsep penyutradaraan dan bertanggung jawab
atas keseluruhan peralatan kamera, Visual- visual yang digunakan bervariasi,
sehingga identitas kemasan original dari program Dokumenter “TUMBAL
NEGARA” tercipta.
Ketika pasca produksi, penulis mendampingi editor dalam melihat hasil
pengambilan gambar saat produksi di lapangan dengan acuan camera report yang
telah penulis buat, mengikuti setiap tahap editing bersama editor guna mengetahui
kebutuhan gambar, warna, letak shot dan shot pilihan yang diinginkan dalam
skenario.
111
3.4.7.2. Spesifikasi Kamera Sony Nex-Vg900 Camcorder
Gambar III.4
Gambar Sony NEX-VG900 CAMCORDER
Spesifikasi:
Imaging
Sensor Full frame 35mm (35.8 x 23.9mm) Exmor HD CMOS
with RGB primary color filters
Pixels ross:24300K
Act Memory Mode: 24000 K
Minimum
Illumination
8 lux (1/50 Shutter Speed F3.5)
Procesor IO
White balabace Auto/Onepush/Outdoor/Indoor
Shitter spped 1/3 – 1/10000 (video, manual control)
30 – 1/8000 (photo, manual control)
Digital zoom x2 (lossless, sensor crop)
Recording Media Memory Stick PRO Duo, Pro-HG Duo, XC-HG Duo
SD, SDHC and SDXC memory card (Class 4 or higher
recommended)
Format Video: AVCHD version 2.0
Audio: Dolby Digital 5.1ch / 2ch
Stills: JPEG, RAW
112
Recording movie HD: PS (28 Mbps), FX (24 Mbps), FH (17 Mbps), HQ (9
Mbps), LP (5 Mbps)
SD: STD HQ (9 Mbps)
Frame Rates 24p, 25p, 50p, 50i
Resolution Video: 1920 x 1080
View Vender Type: EVF
Size: 0.5″ (1.3 cm)
Resolution: 2359 K dots
Monitor Type: Xtra Fine LCD, 270 degree swivel display
Lens Mount Sony E-Mount
Sony A-Mount (with included adapter)
Dimensions DxHxW: 8.78 x 5.19 x 4.13″ (223 x 130 x 105 mm)
Weight 1.82 lb (825 g)
Tabel III.11
113
Spesifikasi Kamera Sony NEX-VG30 CAMCORDER
Gambar III.5
Gambar Sony NEX-VG30 CAMCORDER
Sensor: Exmor APS HD CMOS sensor 16.1 megapixels
Layar: 3.0 Xtra Fine LCD 270 degree swivel display
Lensa: Sony E-Mount
Video: HD
PS:Approx.28Mbps/FX:Approx.24Mbps/FH:Approx.17Mbps/HQ:Approx.9Mbps/L
P:Approx.5Mbps; STD HQ:9Mbps
Memori: Memory Stick PRO Duo™/Pro-HG Duo™/PRO-HG HX Duo™ media SD,
SDHC dan SDXC memory card
Baterai: NP-FV70/FV100 (InfoLITHIUM dengan AccuPower Meter System (V
Series))
Ukuran: 3 5/8in x 5 1/8in x 8 3/4in
Berat: 650 gram
114
3.4.7.3. Camera Report
TABEL III.11 CAMERA REPORT
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
CAMERA REPORT
Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Penata Kamera : Dwi Arrafii W
NO
SHOT
VISUAL
CAMERA
VIDEO
NOTE SHOT SIZE MOVE ANGEL
1 1 Low angle Still Low Angel CAM 1 Nama jalan OK
2 2 Long Shot Still Eye Level CAM 1 Establish jalan
raya tambak
OK
3 3 Full Shot Still Eye Level CAM 1 Shot markas
KCVRI
OK
4 4 Low angle Pan right Low angle CAM 1 Shot Detail
KCVRI
OK
115
5 5 Medium Shoot Still Eye Level CAM 1 Shot Kaki palsu OK
6 6 Long Shot Zoom in Eye Level CAM 1 Shot ruangan
Piagam
OK
7 7 Close up Still Hight Angle CAM 1 Foto bapak
supranto dan
istri
OK
8 8 Medium Close
up
Still Low angle CAM 1 Shot baju
veteran bapak
supranoto
OK
9 9 Medium shot Still Eye Level CAM 1 Shot bapak
supranoto
memakai baju
OK
10 10 Medium Shot Still Eye Level CAM 1 Shot bapak
supranoto
menaiki sepatu
roda
OK
11 11 Full shot Still Eye Level CAM 1 Shot bapak
supranoto
dibantu dengan
istri
OK
12 12 full Shot Still Low Angel CAM 1 Wawancara
supranoto
OK
13 13 Medium shot Still Eye Level CAM 1 Shot dari kepala
sampai badan
OK
14 14 Medium Close
Up
Still Eye Level CAM 2 Shot detail
tangan pak
supranoto
OK
116
15 15 Medium shot Zoom in Low Angel CAM 1 Shot detail
depan kcvri
OK
16 16 Medium shot Still Eye level CAM 1 Wawancara pak
supranoto
OK
17 17 Medium Close
up
Still Low angle CAM 1 Shot palang
jalan gajah mada
OK
18 18 Full Shot Still Hight angle CAM 1 Shot jalan
gedung gajah
mada
OK
19 19 Full shot Till down Low angle CAM 1 Shot mall gajah
madja
OK
20 20 Medium close
up
Pan right Low angle CAM 1 Shot detail nama
mall gadjah
mada
OK
21 21 Medium Close
up
Still Eye Level CAM 2 Wawancara pak
supranoto
OK
22 22 Full shot Still Eye level CAM 1 Wawancara pak
supranoto
OK
23 23 Medium Close
up
Till up Low angel CAM 1 Shot detail buku
dan cd di dalam
markas KCVRI
OK
24 24 Long shot Panning right Eye Level CAM 1 Full shot
ruangan kcvri
OK
25 25 Medium shot Paning left Eye level CAM 1 Shot ruang
KCVRI
OK
26 26 Close up Till down Eye level CAM 1 Shot detail
beberapa foto
OK
27 27 Medium Close
up
Panning right Low angle CAM 1 Shot depan kcvri OK
117
28 28 Medium shot Zoom in Low angle CAM 1 Shot depan
markas kcvri
OK
29 29 Medium close
up
Till down Low angle CAM 1 Shot detail
tulisan tugu
tumbal negara
OK
30 30 Medium Shot Till up Low angle CAM 2 Shot detail logo
KCVRI
OK
31 31 Close up Still Eye level CAM 1 Shot detail pak
supranoto
OK
32 32 Full shot Still Low angel CAM 1 Shot detail kursi
roda dan kaki
palsuI
OK
33 33 Extreme Close
up
Still Eye Level CAM 1 Shot detail tanda
tangan
OK
34 34 Medium close
up
Till down Eye level CAM 1 Shot piagam
Tumbal Negara
OK
35 35 Medium Close
up
Zoom out Eye level CAM 1 Shot depan
KCVRI
OK
36 36 Medium Shot Panning right Low angle CAM 1 Shot depan kcvri
gambar presiden
OK
37 37 Full shot Still Eye level CAM 1 Wawancara pak
supranoto
OK
38 38 Medium Close
up
Still Low angle CAM 2 Wawancara pak
supranoto
OK
39 39 Long Shot Zoom in Low angle CAM 1 Shot detail
depan KCVRI
OK
40 40 Medium Close
up
Still Eye level CAM 1 Shot detail
Penghargaan
Pak Supranoto
OK
118
41 41 Close up Still Low angle CAM 1 Wawancara pak
supranoto
OK
42 42 Medium Close
up
Till up Eye level CAM 1 Shot foto bung
karno
OK
43 43 Medium Close
up
Still Low angle CAM 1 Shot detail mars
tumbal negara
OK
44 44 Medium Close
up
Panning Eye level CAM 1 Shot foto
pemimpin
KCVRI
OK
45 45 Close up Till up Eye level CAM 1 Shot foto pak
supranoto
OK
46 46 Medium Close
up
Still Low angle CAM 1 Shot detail kaki
palsu
OK
47 47 Medium close
up
Still Eye level CAM 1 Shot foto pak
supranoto
OK
48 48 Close up Still Eye level CAM 1 Shot detail
wajah pak
supranoto
OK
49 49 Medium close
up
Still Eye level CAM 1 Shot detail
tangan pak
supranoto
OK
50 50 Medium close
up
Zoom in Eye level CAM 1 Shot foto pak
supranoto
OK
51 51 Medium shot Still Eye level CAM 1 Shot nama tugu
proklamasi
OK
52 52 Long shot Till down Low angel CAM 1 Shot tugu
proklamasi
OK
119
Tabel III.12
53 53 Medium shot Still Eye Level CAM 1 Shot pak
supranoto dan
ibu iin ke tugu
proklamasi
OK
54 54 Medium shot Still Eye level CAM 1 Shot pak
supranoto dan
ibu iin
OK
55 55 Medium shot Still Eye level CAM 1 Shot pak
supranoto dan
ibu iin
OK
56 56 Long shot Still Eye level CAM 1 Shot bapak dan
ibu
OK
57 57 Long shot still Eye level CAM 1 Shot bapak
supranoto
OK
58 58 Medium close
up
Still Eye level CAM 1 Shot pak
supranoto
OK
59 59 Medium close
up
Till up Eye level CAM 1 Shot pak
supranoto dan
langit
OK
60 60 Full shot Still Eye level CAM 1 Shot sunrise OK
120
3.5. Proses Kerja Editor
Pada stasiun televesi maupun rumah produksi, profesi yang bertugas
melakukan penyutingan gambar disebut editor. Dan kata editor dalam bahasa roma
kuno adalah seseorang yang sedang memainkan sesuatu didalam sebuah panggung.
Menurut (Andi Fachruddin, 2016) memberi batasan bahwa, “Pengertian
editing ialah proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai ulang rekaman video
(master tape) menjadi suatu rangkaian cerita yang baru (sesuai naskah) dengan
memberikan penambahan tulisan, gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti
dan dapat di nikmati pemirsa”.
Berdasarkan kutipan diatas, seorang editor memiliki peran yang penting
sekaligus penentu dalam berhasilnya sebuah karya film dokumenter. Karena didalam
tahap editing, seorang editor dituntut untuk menghasilkan karya film dokumenter
yang sesuai dengan isi pesan dari film dokumenter tersebut agar pesan yang
ditunjukan kepada penonton tersampaikan secara utuh.
Oleh karena itu penulis yang berperan sebagai editor didalam program
dokumenter televisi “Tumbal Negara” melakukan beberapa aktivitas yaitu,
1. Menyiapkan laptop yang akan digunakan untuk mengedit program dokumenter
televisi “Tumbal Negara”
Menyiapkan tempat menyimpanan data seperti Flashdisk untuk menyimpan hasil
gambar yang akan diambil saat proses produksi berlangsung.
121
3.5.1. Pra Produksi
Tahapan pra produksi merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses
pembuatan sebuah karya program acara, sebab pada tahapan ini nantinya akan
menjadi sebuah acuan didalam tahapan selanjutnya yaitu tahapan produksi dan
tahapan pasca produksi. Dan melalui tahapan ini suatu konsep ide dasar diciptakan
dengan jalan perumbukan ide bersama semua crew yang terlibat didalamnya dan
diakhir perumbukan ide tersebut yang menentukan keputusan ialah seorang produser.
Selain dalam menciptakan sebuah ide,pada tahapan pra produksi ini juga
memerlukan riset dan nantinya riset tersebut akan berguna untuk menentukan jadwal
produksi dan anggaran yang diperlukan dalam membuat sebuah program acara
dokumenter televisi.
Menurut Rahmawati dan Rusnandi dalam (Irwanto dan kawan-kawan, 2019)
“Editor bekerja setelah proses produksi selesai, namun kini editor sudah dilibatkan
bahkan sebelum proses produksi dimulai”.
Berdasarkan teori diatas, pada tahap ini penulis yang berperan sebagai editor
ikut berdiskusi dengan kru yang lain untuk menentukan tema yang akan disajikan
nanti didalam program acara dokumenter televisi. Dan setelah berdiskusi, akhirnya
editor berserta kru yang lain sepakat untuk memproduksi program dokumenter
televisi yang bertemakan sejarah tentang perjuangan seorang veteran yang merelakan
dirinya cacat demi mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia, yang kami
diberi judul “TUMBAL NEGARA” setelah itu editor dan kru berdiskusi untuk
membuat konsep kreatif yang akan dituangkan dalam program dokumenter.
Kemudian setelah melalui proses diskusi dengan kru mengenai ide dasar dan
melakukan proses riset, editor memiliki beberapa tugas lainnya, yaitu:
122
1. Berdiskusi dengan kru lain untuk menganalisa skenario baik secara konsep, alur,
maupun teknis.
2. Mengevaluasi naskah dan kemudian editor merencanakan konsep editing apa
yang akan di pakai.
3. Memberikan masukan dan mengingatkan sutradara shot apa yang penting dan
tidak boleh dihilangkan pada saat proses editing.
4. Memberikan masukan dengan sutradara untuk mencari stock shoot yang dapat
digunakan serta angle yang tepat saat produksi akan berlangsung.
Setelah melakukan dan menyelesaikan perumbukan bersama kru yang lain
untuk menentukan ide dasar dan melakukan riset serta penulis sudah mengetahui
tugas-tugas dari seorang editor, maka selanjutnya penulis dan kru yang lain masuk ke
tahapan berikutnya yaitu tahapan produksi.
123
3.5.2. Produksi
Menurut (Irwanto dan kawan-kawan, 2019) memberi batasan bahwa, “Dalam
tahap produksi editor dapat membantu atau mengawal sutradara dalam hal shot yang
akan diambil agar jangan sampai ada yang terlewat. Editor juga bertanggung jawab
untuk membantu mengawasi pendistribusian dan kondisi materi produksi sampai ke
meja editing.
Berdasarkan kutipan diatas dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki
tugas dan kewajiban khusus. Namun peran seorang editor masih dibutuhkan, yaitu
untuk membantu mengawasi pendistribusian materi dan kondisi materi mulai dari
pengambilan gambar/shot sampai materi tersebut berada dimeja editing. Editor harus
membuat catatan kecil atau biasa disebut time code yang nantinya berfungsi untuk
mencatat nomor file data yang nantinya akan diolah pada saat pasca produksi.
Selain itu, pada tahap ini seorang editor juga dapat membantu memberikan
saran kepada sutradara dan penata kamera dalam proses pengambilan gambar. Dan
seorang editor juga bertugas mengevaluasi suatu video/gambar yang sudah diambil
oleh penata kamera agar saat berada di proses editing nanti video/gambar tersebut
tidak terlihat buruk.
Dan penulis selain menjadi seorang editor, pada tahap produksi ini juga
menjadi seorang penata kamera yang bertugas menjalankan dan mengontrol kamera
master. Karena dalam program acara dokumenter televisi ini penulis dan crew yang
lain sepakat menggunakan dua kamera multi camera. Oleh karena itu penulis
membantu penata kamera dalam pengambilan gambar melalui kamera master.
124
3.5.3. Pasca Produksi
Menurut (Irwanto dan kawan-kawan, 2019) memberi batasan bahwa, “Dalam
proses ini “Pasca Produksi” editor memegang peranan penting dalam penyusunan
gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan crita yang
diinginkan. Bisa dibilang tahap ini penting dalam produksi program.
Berdasarkan kutipan diatas, Penulis memiliki tanggung jawab penuh dalam
hasil akhir ini, karena sebagus apapun hasil yang telah diambil, apabila editor tidak
mampu merangkainya dengan baik dan dengan alur cerita yang tidak sesuai konsep
yang sudah dibuat dan disetujui oleh semua kru yang terlibat dalam pembuatannya
maka hasilnya akan sia-sia. Oleh sebab itu maka dalam proses editing, penulis juga
dibantu oleh para kru yang lain terutama sutradara pada saat penyatuan gambar
supayah hasilnya sesuai dengan konsep yang sudah direncanakan sejak pra produksi.
Konsep penulis dalam karya ini menggabungkan gambar dan mengatur
warna agar terlihat lebih natural dan sesuai dengan keadaan aslinya. Dan dalam tahap
mengedit penulis mengunakan software adobe premier CS6, karena menurut penulis
software ini mudah dan ringan dalam pengoperasiannya.
Didalam tahapan mengedit, editor dihadapkan dengan proses-proses kerja
editing dan proses-proses kerja editing tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Melakukan proses offline editing yaitu dengan cara mentransfer master tape
kedalam format yang lebih sederhana (Misalnya VHS tape) menyusun gambar
yang masih bersifat kasar dan sampai proses fine cut (menyusun dan merapihkan
gambar).
125
2. Melakukan online editing dengan merapihkan shot-shot adegan yang
digabungkan, merapihkan visual dan audio sesuai skenario yang sudah ada.
3. Mendiskusikan dan mempresentasikan hasil editing bersama tim hingga mendapat
struktur yang paling diharapkan.
4. Menghaluskan hasil final edit (trimming) hingga film selesai dalam proses kerja
editing (picture lock).
126
3.5.4. Peran Dan Tanggung Jawab Editor
Penulis yang bertugas sebagai seorang editor berperan melakukan editing
gambar, menyusunnya menjadi cerita yang utuh sesuai skenario, dan menambah
elemen-elemen lain yang diperlukan, seperti musik ilustrasi, melakukan sentuhan-
sentuhan artistik lain melalui grafis sehingga tercipta mood/style pada film tersebut.
Dan seorang editor televisi memiliki tanggung jawab dalam menentukan sistem kerja
yang akan diterapkan selama proses pasca produksi berlangsung. Menentukan
susunan shot yang akan digunakan dengan mendiskusikannya kepada sutradara. Dan
seorang editor juga bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir suatu
karya audio visual.
Kegiatan penulis dalam pasca produksi secara teknis mencakup sejumlah
tugas, antara lain:
1. Menambah, memotong, menyusun ulang klip video/audio.
2. Memberi filter, efek dan manipulasi grafis lain untuk meningkatkan tampilan.
3. Memberi transisi antar klip-klip video.
4. Olah suara, baik suara asli hasil video shooting maupun suara-suara tambahan
termasuk sound effect yang ditambahkan.
5. Koreksi warna.
6. Membuat title yang menginformasikan tentang materi video tersebut.
Pada dasarnya, intensitas tertinggi kegiatan editing video terletak pada usaha
menghapus gambar-gambar yang tidak dikehendaki, memilih gambar yang baik,
menyusun ulang gambar, dan menambahkan gaya unik tertentu.
127
3.5.5. Konsep Penciptaan Karya
Awal proses penciptaan karya ini bermula dari penulis dan tim berdikusi
mengenai tema apa yang akan di jadikan pada program dokumenter televisi ini dan
akhirnya kami mengangkat sebuah sejarah di dalam sebuah organisasi Korps Cacad
Veteran Republik Indonesia di daerah Manggarai Jakarta. Karena didalam organisasi
tersebut tercantum sebuah kata yaitu “TUMBAL NEGARA”. Setelah itu penulis
dan tim berdiskusi untuk lebih mematangkan lagi tema apa yang akan di produksi
dalam program dokumenter yang akan penulis dan tim sajikan.
Dan setelah berdiskusi, akhirnya terpilih lah sebuah tema yang
mengambarkan nilai perjuangan para pahlawan yang ada di Jakarta dan Surabaya
dalam mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
sejarah awal Kemerdekaan Negara Kesatuaan Repbulik yang berjudul “TUMBAL
NEGARA’’. Setelah tema sudah di tentukan, Penulis mulai merencanakan cara
pengemasan karya program dukumenter televisi dengan menonton beberapa contoh
karya dokumenter yang berada di televisi maupun youtube sebagai referensi penulis
dalam mengemas program dukumenter televisi.
a. Konsep Kreatif
Hal pertama yang dipikirkan oleh penulis sebegai seorang editor ialah menyusun
gambar dengan baik dan benar agar menghasilkan karya dokumenter yang menarik,
kreatif, dan layak untuk dinikmati penonton. Oleh karena itu dalam konsep kreatif
ini penulis menampilkan gambar-gambar yang bermakna dan sesuai dengan alur
cerita. Dalam proses editing, penulis menggunakan metode cut to cut untuk
128
menyambungkan antar shot dibeberapa scene dan metode cut by beat yaitu konsep
pemotongan gambar sesuai dengan music latar pada beberapa clip yang ada diawal
dan diakhir video dokumenter. Selain itu penulis juga mengunakan beberapa transisi
video seperti cross dissolve, dip to black dan film dissolve serta mengunakan transisi
audio seperti constant gain, constant power, dan exponential fade yang bertujuan
untuk penyambungan antara audio agar terdengar halus. Penulis juga juga
menambahkan beberapa backsound lagu wajib nasional dan menyisipkan backsound
yang bernada motivasi.
b. Konsep Produksi
Memasuki tahap editing, penulis dan sutradara mencoba untuk mengaplikasikan
konsep editing yang emang editor dan sutradara rencanakan di dalam proses pra
produksi. Penulis melalui tahap offline sendiri, sampai pada proses rough cut penulis
memperlihatkan hasil editing kasar kepada sutradara. Tapi sebelum itu, penulis sudah
membuat kontruksi/rangkaian cerita sesuai dengan outline scene yang sudah di buat
sebelumnya dan penulis juga mereview hasil editing dokumenter tv yang penulis
buat. Setelah itu penulis masuk ke tahap online editing, penulis mulai
mengaplikasikan beberapa efek yang sudah dikonsepkan pada pra produksi seperti
menambahkan transisi video, transisi audio dan juga menambahkan beberapa
backsound motivasi dan lagu wajib nasional dengan tujuan agar isi pesan dari
program dokumenter televisi ini sampai ke penonton dengan utuh.
c. Konsep Teknis
Didalam proses online editing, penulis mengaplikasikan konsep editing yang
sudah disetujui oleh sutradara. Pertama penulis memasukan gambar dan audio
129
narasumber yang terdapat di zoom clip on kedalam timeline Premier CS 6.
Setelah itu penulis menambahkan musik latar (Backsound) yang tepat sesuai dengan
clip-clip tertentu yang sudah berada didalam timeline. Dan setelah gambar serta
musik latar (backsound) sudah dimasukan di timeline, penulis mulai memotong
gambar sesuai dengan irama dan beat musik latar tersebut agar terlihat dinamis
dimata penonton. Selain itu, dalam proses online editing ini penulis melakukan
pemangkasan durasi dengan membuang gambar-gambar yang terlalu dan tidak sesuai
dengan outline scene yang di buat oleh sutradara serta menambahkan efek dan
transisi kedalam, clip tersebut. Dan setelah semua selesai, penulis review hasil
editing tersebut.
Setelah penulis selesai review hasil editing dokumenter televisi “TUMBAL
NEGARA” kepada sutradara dan sutradara mengoreksi jika ada yang kurang selaras.
Setelah semua selesai penulis memasukan colorbar, ID Program, counting leader,
credit tittle.
130
3.5.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam produksi program dokumenter televisi yang berjudul “TUMBAL
NEGARA’’ ada beberapa kendala yang penulis ditemui :
1. Pada saat pra produksi, penulis menemukan kendala ruang penyimpan gambar
hasil syuting nanti saat produksi. Karena Penulis tidak mempunyai hardisk eksternal.
Solusi dari kendala tersebut ialah penulis membeli dan meminjam beberapa
Flashdisk yang nanti akan digunakan sebagai tempat penyimpanan data hasil syuting.
2. Pada proses pasca produksi, penulis menemukan kendala laptop yang akan
penulis gunakan untuk mengedit tidak support pada software adobe premiere cs 6.
Solusinya dari kendala tersebut ialah penulis meminjam laptop milik kakak penulis
sebagai tempat untuk mengedit dokumenter televisi “TUMBAL NEGARA”.
3. Saat Proses pengeditan dokumenter televisi “TUMBAL NEGARA”, Ada
beberapa audio narasumber yang volumenya sangat kecil yang penulis dengar. Solusi
dari kendala tersebut ialah penulis menaikkan audio gain narasumber tersebut.
4. Ada beberapa gambar yang goyang yang penulis temukan saat proses editing.
Solusi dari kendala tersebut ialah penulis memberikan video effect yaitu warp
stabilizer yang memiliki fungsi untuk menstabilkan gambar yang goyang
131
3.5.7. Lembar Kerja Editor
3.5.7.1. Laporan Editing
TABEL III.12 LAPORAN EDITING
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
LAPORAN EDITING
Production : PancaNaya Production Produser : Denden Alfinur A
Project Title : TUMBAL NEGARA Sutradara : Mohamad Riski S
Durasi : 19 Menit Penyunting Gambar : Muhammad Arif R
132
No
Durasi
Keterangan
Visual Audio Transisi Video Effects
1. 00:00:00:00 -
00:00:05:00
Colour Bar Bars and Tone Cut to Cut
2. 00:00:05:00 -
00:00:10:00
Logo BSI - Cut to Cut
3. 00:00:010:00 -
00:00:15:00
ID Program - Cut to Cut
4. 00:00:15:00 -
00:00:20:00
Counting Leader Real Sound Dip to Black
5. 00:00:20:00 -
00:00:31:18
Bumper Production House
(PancaNaya Production)
Backsound Fade In and Fade
Out
6. 00:00:31:18 -
00:00:35:18
Tittle
“Mempersembahkan”
Backsound Cross Dissolve
7. 00:00:35:18 -
00:00:41:18
Judul Program Backsound Fade In and Fade
Out
133
8. 00:00:41:18 -
00:01:32:18
Perang Surabaya
(Courtesy Of Youtube)
Suara Bung Tomo
(Courtesy Of Youtube)
Dip to Black
9. 00:01:32:18 -
00:02:24:18
Pembacaan Text Proklamasi
Kemerdekaan RI
(Courtesy Of Youtube)
Suara Soekarno
(Courtesy Of Youtube)
Fade In and Fade
Out
10. 00:02:24:18 -
00:02:32:04
Time Lapse Tugu Monumen
Nasional
VO Dan Backsound
Indonesia Subur
Instrumental Piano
Cross Dissolve
11. 00:02:32:04 -
00:02:39:17
Establish Gedung – gedung
di Jakarta
VO Dan Backsound
Indonesia Subur
Instrumental Piano
Cut to Cut
12. 00:02:39:17 -
00:02:47:00
Establish Bunderan Patung
Kuda sekitar Monas
VO Dan Backsound
Indonesia Subur
Instrumental Piano
Cross Dissolve
13. 00:02:47:00 -
00:02:51:18
Establish Patung Kuda di
sekitar Monas
VO Dan Backsound
Indonesia Subur
Cross Dissolve
134
Instrumental Piano
14. 00:02:51:18 -
00:02:57:16
Establish Luar Museum
PETA
VO Dan Backsound
Indonesia Subur
Instrumental Piano
Cut to Cut
15. 00:02:57:16 -
00:03:02:02
Miniatur Para Pejuang
Kemerdekaan Indonesia
VO Dan Backsound
Indonesia Subur
Instrumental Piano
Cross Dissolve
16. 00:03:02:02 -
00:03:09:19
Miniatur Jenderal Sudirman
dan Para Pejuang
Kemerdekaan Indonesia
VO Dan Backsound
Indonesia Subur
Instrumental Piano
Fade In and Fade
Out
17. 00:03:09:19 -
00:03:14:08
Plang Jalan Tambak Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
18. 00:03:14:08 -
00:03:18:18
Jalan Raya Tambak Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
135
19. 00:03:18:18 -
00:03:23:03
Depan Markas Korps Cacad
Veteran RI
Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
20. 00:03:23:03 -
00:03:27:03
Tulisan Korps Cacad Veteran
RI di dalam Markas KCVRI
Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
21. 00:03:27:03 -
00:03:29:12
Kaki Palsu Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
22. 00:03:29:12 -
00:03:31:14
Detail Kaki Palsu Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
23. 00:03:31:14 -
00:03:36:09
Piagam – piagam
Penghargaan KCVRI
Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
136
24. 00:03:36:09 -
00:03:40:13
Foto Bapak Soepranoto dan
Istri
Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
25. 00:03:40:13 -
00:03:44:24
Baju Veteran Cacad RI milik
Bapak Soepranoto
Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
26. 00:03:44:24 -
00:03:49:07
Ibu Djoewariah memakaikan
baju ke Bapak Soepranoto
Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
27. 00:03:49:07 -
00:03:53:21
Ibu Djoewariah Menuntun
Bapak Soeparno Menuju
Kursi Rodanya
Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
28. 00:03:53:21 -
00:03:55:23
Ibu Djoewariah Membawa
Bapak Soepranoto ke ruang
Tengah Markas KCVRI
Inspirational Backsound
Musik / Cinematic
Musik Instrumental
Fade In and Fade
Out
Three – Way Color
Corrector
29. 00:03:55:23 - Wawancara dengan Bapak Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
137
00:03:59:05 Soepranoto Corrector
30. 00:03:59:05 -
00:04:01:09
Name Tag Milik Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
31. 00:04:01:09 -
00:04:07:01
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
32. 00:04:07:01 -
00:04:14:07
Suasana Kota Banyuwangi
Tempo dulu (Courtesey Of
Youtube)
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
33. 00:04:14:07 -
00:04:19:00
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade
Out
Three – Way Color
Corrector
34. 00:04:19:00 -
00:04:22:08
Pertanyaan Pertama Buat
Bapak Soepranoto
Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White
35. 00:04:22:08 -
00:04:27:05
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
36. 00:04:27:05 -
00:04:32:07
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
37. 00:04:32:07 -
00:04:37:07
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
138
38. 00:04:37:07 -
00:04:41:19
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
39. 00:04:41:19 -
00:04:48:22
Ilustrasi Visual Para Pejuang
Kemerdekaan Indonesia yang
sedang Mengambil Ahli
Pabrik Senjata Milik Jepang
(Courtesy Of Youtube)
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
40. 00:04:48:22 -
00:04:51:10
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
41. 00:04:51:10 -
00:04:56:16
Ilustrasi Visual Para Pejuang
Kemerdekaan Indonesia yang
melakukan perlawanan di
depan Pabrik Senjata Milik
Jepang (Courtesy Of
Youtube)
Suara Bapak Soepranoto
Prawrowisastro
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
139
42. 00:04:56:16 -
00:05:03:07
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
43. 00:05:03:07 -
00:05:07:02
Ilustrasi Visual Perang
Pejuang Kemerdekaan
Indonesia dengan Tentara
Jepang (Courtesy Of
Youtube)
Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color
Corrector
44. 00:05:07:02 -
00:05:09:11
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
45. 00:05:09:11 -
00:05:14:06
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
46. 00:05:14:06 -
00:05:20:08
Piagam Penghargaan Milik
Bapak Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
47. 00:05:20:08 -
00:05:28:23
Kendaraan Perang Milik
Inggris Mendarat di Tanjung
Perak Surabaya (Courtesy Of
Youtube)
Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color
Corrector
140
48. 00:05:28:23 -
00:05:33:10
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
49. 00:05:33:10 -
00:05:37:24
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
50. 00:05:37:24 -
00:05:44:09
Perang Rakyat Surabaya
dengan pasukan Militer
Inggris (Courtesy Of
Youtube)
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
51. 00:05:44:09 -
00:05:49:05
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
52. 00:05:49:05 -
00:05:54:21
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
53. 00:05:54:21 -
00:05:58:07
Foto Komandan Perang
Ingris yang bernama AWS
Mallaby (Courtesy Of
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
141
Google)
54. 00:05:58:07 -
00:06:01:17
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
55. 00:06:01:17 -
00:06:04:15
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade
Out
Three – Way Color
Corrector
56. 00:06:04:15 -
00:06:08:19
Pertanyaan kedua buat Bapak
Soepranoto
Suara Mesin Tik Dip to Black Black and White
57. 00:06:08:19 -
00:06:15:17
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
58. 00:06:15:17 -
00:06:22:03
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
59. 00:06:22:03 -
00:06:25:18
Korban perang kemerdekaan
Indonesia yang tewas
(Courtesy Of Youtube)
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
60. 00:06:25:18 -
00:06:29:15
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
61. 00:06:29:15 - Korban perang Kemerdekaan Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
142
00:06:35:00 Indonesia yang masih hidup
(Courtesy Of Youtube)
Corrector
62. 00:06:35:00 -
00:06:41:04
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
63. 00:06:41:04 -
00:06:45:22
Korban Perang Kemerdekaan
Indonesia yang sedang di
tandu Pejuang Kemerdekaan
Indonesia
Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color
Corrector
64. 00:06:45:22 -
00:06:49:21
Foto Rumah Sakit Sentral
Malang Tempo Dulu
(Courtesy Of Google)
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
65. 00:06:49:21 -
00:06:56:21
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
66. 00:06:56:21 -
00:07:01:05
Foto Taman Makam
Pahlawan Surabaya
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
143
(Courtesy Of Youtube)
67. 00:07:01:05 -
00:07:06:06
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto
Prawrowisastro
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
68. 00:07:06:06 -
00:07:11:02
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
69. 00:07:11:02 -
00:07:19:10
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
70. 00:07:19:10 -
00:07:28:15
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
71. 00:07:28:15 -
00:07:39:09
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
72. 00:07:39:09 -
00:07:43:00
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
73. 00:07:43:00 -
00:07:47:15
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color
Corrector
144
74. 00:07:47:15 -
00:07:52:14
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
75. 00:07:52:14 -
00:07:58:14
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
76. 00:07:58:14 -
00:08:04:21
Lambang Korps Cacad
Veteran RI
Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade
Out
Three – Way Color
Corrector
77. 00:08:04:21 -
00:08:07:18
Pertanyaan ketiga buat Bapak
Soepranoto
Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White
78. 00:08:07:18 -
00:08:16:08
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
79. 00:08:06:08 -
00:08:18:21
Plang Jalan Gajah Mada
Jakarta
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
80. 00:08:18:21 -
00:08:22:24
Jalan Gajah Mada Jakarta Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
81. 00:08:22:24 -
00:08:29:13
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
145
82. 00:08:29:13 -
00:08:33:17
Mall Gajah Mada Plaza Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
83. 00:08:33:17 -
00:08:37:09
Tulisan Mall Gajah Mada
Plaza
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
84. 00:08:37:09 -
00:08:41:06
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
85. 00:08:41:06 -
00:08:46:14
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
86. 00:08:46:14 -
00:08:52:13
Ruangan Dalam Markas
Korps Cacad Veteran RI
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
87. 00:08:52:13 -
00:09:02:21
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
88. 00:09:02:21 -
00:09:07:18
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
146
89. 00:09:07:18 -
00:09:15:10
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
90. 00:09:15:10 -
00:09:19:23
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
91. 00:09:19:23 -
00:09:24:21
Ruangan Dalam Markas
Korps Cacad Veteran RI
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
92. 00:09:24:21 -
00:09:28:13
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
93. 00:09:28:13 -
00:09:32:19
Ruangan Dalam Markas
Korps Cacad Veteran RI
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
94. 00:09:32:19 -
00:09:39:11
Foto Bapak Soepranoto
dengan Para anggota Korps
Cacad Veteran RI
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
95. 00:09:39:11 -
00:09:46:14
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
96. 00:09:46:14 - Plang Tulisan “Monumen Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
147
00:09:53:22 Cagar Budaya”
Corrector
97. 00:09:53:22 -
00:10:00:07
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
98. 00:10:00:07 -
00:10:06:00
Tulisan di Tugu “Monumen
Tumbal Negara
Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade
Out
Three – Way Color
Corrector
99. 00:10:06:00 -
00:10:10:24
Pertanyaan keempat buat
Bapak Soepranoto
Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White
100. 00:10:10:24 -
00:10:18:14
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
101. 00:10:18:14 -
00:10:23:05
Tangan Bapak Soepranoto
yang terkena peluru
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
102. 00:10:23:05 -
00:10:25:21
Kursi Roda dihalaman
Markas Korp Cacad Veteran
RI
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
103. 00:10:25:21 -
00:10:29:21
Foto Ibu Tien Soeharto
(Courtesy Of Google)
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
148
104. 00:10:29:21 -
00:10:32:21
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
105. 00:10:32:21 -
00:10:40:22
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
106. 00:10:40:22 -
00:10:44:15
Stempel Pengesahan dari
Organisasi Dharma Pertiwi
dan tanda tangan Ibu Tien
Soeharto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
107. 00:10:44:15 -
00:10:49:18
Piagam Tumbal Negara Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
108. 00:10:49:18 -
00:10:55:08
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
109. 00:10:55:08 -
00:11:00:02
Tugu Monumen Tumbal
Negara
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
110. 00:11:00:02 -
00:11:05:08
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
149
111. 00:11:05:02 -
00:11:10:10
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
112. 00:11:10:10 -
00:11:14:22
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
113. 00:11:14:22 -
00:11:20:01
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
114. 00:11:20:01 -
00:11:23:02
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
115. 00:11:23:02 -
00:11:28:01
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade
Out
Three – Way Color
Corrector
116. 00:11:28:01 -
00:11:32:17
Foto Presiden Republik
Indonesia Pertama hingga
yang ketujuh
Backsound Fade In and Fade
Out
Three – Way Color
Corrector
117. 00:11:32:17 - Pertanyaan kelima buat Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White
150
00:11:36:10 Bapak Soepranoto
118. 00:11:36:10 -
00:11:41:17
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
119. 00:11:41:17 -
00:11:46:02
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
120. 00:11:46:02 -
00:11:49:14
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
121. 00:11:49:14 -
00:11:54:04
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
122. 00:11:54:04 -
00:11:57:24
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
123. 00:11:57:24 -
00:12:02:01
Depan Markas Korps Cacad
Veteran RI
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
124. 00:12:02:01 -
00:12:06:02
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
125. 00:12:06:02 -
00:12:15:02
Ruang dalam Korps Cacad
Veteran RI
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
151
126. 00:12:15:02 -
00:12:19:02
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
127. 00:12:19:02 -
00:12:22:04
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
128. 00:12:22:04 -
00:12:28:15
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
129. 00:12:28:15 -
00:12:34:17
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
130. 00:12:34:17 -
00:12:41:05
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
131. 00:12:41:05 -
00:12:45:00
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
132. 00:12:45:00 -
00:12:51:16
Piagam Penghargaan Milik
Bapak Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade
Out
Three – Way Color
Corrector
133. 00:12:51:16 -
00:12:55:09
Pertanyaan keenam buat
Bapak Soepranoto
Mesin Tik Cross Dissolve Black and White
134. 00:12:55:09 -
00:13:00:02
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
152
135. 00:13:00:02 -
00:13:03:12
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
136. 00:13:03:12 -
00:13:08:06
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
137. 00:13:08:06 -
00:13:12:06
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
138. 00:13:12:06 -
00:13:15:19
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Fade In and Fade
Out
Three – Way Color
Corrector
139. 00:13:15:19 -
00:13:19:13
Pertanyaan ketujuh buat
Bapak Soepranoto
Suara Mesin Tik Cross Dissolve Black and White
140. 00:13:19:13 -
00:13:23:22
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
142 00:13:23:22 -
00:13:28:18
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
143. 00:13:28:18 -
00:13:34:23
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
144. 00:13:34:23 -
00:13:39:13
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
145. 00:13:39:13 - Wawancara dengan Bapak Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
153
00:13:42:23 Soepranoto Corrector
146. 00:13:42:23 -
00:13:47:03
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
147. 00:13:47:03 -
00:13:51:15
Foto Bung Karno (Presiden
Pertama Republik Indonesia)
Suara Bapak Soepranoto Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
148. 00:13:51:15 -
00:13:56:13
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
149. 00:13:56:13 -
00:14:13:09
Wawancara dengan Bapak
Soepranoto
Suara Bapak Soepranoto Dip to Black Three – Way Color
Corrector
150. 00:14:13:09 -
00:14:18:02
Piagam Tumbal Negara VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
151. 00:14:18:02 -
00:14:22:19
Bapak Soepranoto sedang
duduk di atas tempat tidurnya
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
152. 00:14:22:19 - Foto Ketua Umum Korps VO Tulisan di Piagam Cut to Cut Three – Way Color
154
00:14:32:05 Cacad Veteran RI dari
Pertama sampai yang kelima
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Corrector
153. 00:14:32:05 -
00:14:36:10
Foto Bapak Soepranoto
dahulu saat berseragam TNI
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
154. 00:14:36:10 -
00:14:40:07
Detail Kaki Palsu VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
155. 00:14:40:07 -
00:14:44:06
Para Pejuang Kemerdekaan
Indonesia yang sedang
berperang dengan pasukan
Jepang
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
155
156. 00:14:44:06 -
00:14:47:22
Foto Bapak Soepranoto VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Dip to Black Three – Way Color
Corrector
157. 00:14:47:22 -
00:14:49:20
Topi Veteran Cacad RI yang
Sedang dipakai oleh Bapak
Soepranoto
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
158. 00:14:49:20 -
00:14:52:07
Tangan Bapak Soepranoto
yang terkena peluru
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
159. 00:14:52:07 -
00:14:55:20
Foto Bapak Soepranoto saat
berbicara di acara
RAKERNAS I/XI. Tahun
2018
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
156
(Backsound)
160. 00:14:55:20 -
00:15:01:20
Para Pejuang Kemerdekaan
Indonesia yang sedang
berperang dengan Pasukan
Inggris (Courtesy Of
Youtube)
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cross Dissolve Three – Way Color
Corrector
161. 00:15:01:20 -
00:15:08:17
Bung Karno dan Para
Pahlawan Kemerdekaan
Indonesia (Courtesy Of
Youtube)
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut Three – Way Color
Corrector
162. 00:15:08:17 -
00:15:14:09
Plang Taman Proklamator VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut -
163. 00:15:14:09 -
00:15:18:08
Patung Bung Karno dan
Bung Hatta di Taman
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Cross Dissolve -
157
Proklamator Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
164. 00:15:18:08 -
00:15:26:02
Ibu Djoewariah Sedang
Membawa Bapak Soeparno
Jalan – jalan disekitar Taman
Proklamator
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut -
165. 00:15:26:02 -
00:15:29:04
Ibu Djoewariah Sedang
Membawa Bapak Soeparno
Jalan – jalan disekitar Taman
Proklamator
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut -
166. 00:15:29:04 -
00:15:35:18
Ibu Djoewariah Sedang
Membawa Bapak Soeparno
Jalan – jalan di Taman
Proklamator
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut -
167. 00:15:35:18 -
00:15:43:16
Ibu Djoewariah Sedang
Membawa Bapak Soeparno
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Cut to Cut -
158
Jalan – jalan di Taman
Proklamator
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
168. 00:15:43:16 -
00:15:50:08
Ibu Djoewariah Sedang
Membawa Bapak Soeparno
berjalan di depan patung
Bung Karno dan Bung Hatta
Yang Ada di Taman
Proklamator
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut -
169. 00:15:50:08 -
00:15:57:16
Bapak Soepranoto Sedang
Melihat Ukiran Text
Proklamasi
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cross Dissolve -
170. 00:15:57:16 -
00:16:06:06
Bapak Soepranoto Sedang
Melihat Patung Bung Karno
dan Bung Hatta dari
Kejauhan
VO Tulisan di Piagam
Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cross Dissolve -
171 00:16:06:06 - Time Lapse Sunset VO Tulisan di Piagam Dip to Black -
159
TABEL III.13
00:16:33:19 Tumbal Negara dan
Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
172. 00:16:33:19 -
00:17:03:15
Credit Title Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut -
173. 00:17:03:15 -
00:17:21:24
Cv Kru Lagu Wajib Nasional
Syukur – H. Mutahar
(Backsound)
Cut to Cut -
174. 00:17:21:24 -
00:19:00:24
Behind The Scene Backsound Cut to Cut -
175. 00:19:00:24 -
00:19:05:00
Copyright - - -
160
3.5.7.2. PROSES PEMBUATAN PROGRAM ID
1. Color Bar
Gambar III.6
2. Logo Universitas Bina Sarana Informatika
Gambar III.7
3. ID Program
Gambar III.8
161
4. Counting Leader
Gambar III.9
5. Judul Program
Gambar III.10
6. Credit Title
Gambar III.11
162
7. Cv Crew
Gambar III.12
163
8. Behind The Scene (BTS)
Gambar III.13
9. Copyright
Gambar III.14
164
3.5.7.3. Spesifikasi Editing
Gambar III.15
Laptop Asus X441U
HARDWARE :
1. Processor : Intel i3 – 7020U/BGA
2. RAM : 2GB
3. Harddisk : 1TB S4R
4. Montherboard : Laptop Asus X441U
5. Soundcard : On Board
6. VGA : NVIDIA GeForce 940M
SOFTWARE
1. Audio – Video : Adobe Premiere CS 6
Grafis : Adobe Effects CS