laporan sarana produksi
DESCRIPTION
laporan sarana produksiTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR AGRONOMI
Oleh :
ERVANSYAH PUTRA
05121407006
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA - PALEMBANG
2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama digunakan dan
perkembangannya mengikuti dengan perkembangan kebudayaan manusia. Pada
awalnya alat dan mesin pertanian masih sangat sederhana dan terbuat dari batu atau
kayu kemudian berkembang dari bahan logam. Susunan alat ini mula-mula
sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat mesin pertanian yang komplek.
Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara
langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mesin pertanian (Sukirno, 1999).
Sesuai dengan literatur Hardjosentono dkk (1996) kegiatan pengembangan
mekanisasi pertanian haruslah dilakukan bertahap dan mengikuti suatu sistematika
sebagai berikut :
1. Penelitian/studi yang meliputi bidang rekayasa (engineering), sosial dan
ekonomi
2. Testing, modifikasi dan pengembangan
3. Pembinaan pengembangan dan evaluasi
4. Pembinaan institusi petani pemakai.
Dengan berkembangnya kemajaun teknologi sekarang sangat mempermudah
petani untuk menjadikan kualitas hasil produksinya menjadi kualitas yang lebih baik.
Sehingga petani-petani sekarang tidak harus mengeluarkan tenaga yang lebih, hanya
saja mereka harus mengeluarkan uang modal untuk membeli alat-alat tersebut
dengan harga yang sesuai kebutuhan. Penanganan pasca panen merupakan upaya
sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi pangan. Konstribusi
penanganan pasca panen terhadap peningkatan produksi dapat tercermin dari
penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu hasil panen.Dalam penanganan
pasca panen, salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya
kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang baik
sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu
panen.Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan penanganan pasca panen
yang didasarkan pada prinsip-prinsip Good Handling Practices (GHP) agar dapat
menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasil panen.
Sehubungan dengan hal di atas, maka, praktikum Alat dan mesin penanam
dan pemanen ini perlu dilakukan untuk dapat mengetahui Prinsip kerja alat penanam
dan pemanen dan cara menggunakan alat penanam dan pemanen yang penting untuk
membantu dalam proses penanaman benih maupun pemanenan dalam pertanian.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat dan mesin pertanian adalah untuk
mengetahui jenis-jenis alat penanam dan pemanen dan spesifikasi serta mekanisme
kerjanya.
II. Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Umum Alat dan mesin Pertanian
Alat Penanam
Kemampuan suatu benih untuk tumbuh setelah ditanam bergantung pada
varietas benih, kondisi tanah dan air serta lingkungan hidupnya. Apabila tanah
ditanam dengan menggaunakan alat tanam, maka mekanisme kerja dan alat akan
mempengaruhi penempatan benih di dalam tanah yaitu berpengaruh pada kedalama
tanaman, jumlah benih per lubang, jarak antar lubang dalam baris dan jarak antar
baris. Disamping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih
dalam alat tanam. Hal ini tentu saja harus dihindari.Terdapat macam-macam jenis
tanaman yang berupa biji-bijian seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacanng hijau
dan lain-lain, yang masing-masing memiliki bentuk, ukuran dan kekuatan serta
kebutuhan agronmis yang berbeda –beda. Beragam sifat tersebut menyebabkan
dibuthakan alat tanam yang mempunyai kemampuan yang berbeda pula.Seiring
dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pertanian
sekarang ini telah dekembangkan berbagi jenis mesin penanam biji-bijian yang
dimaksudkan untuk membantu petani dalam memudahkan proses
penanaman sehingga dapat menghasilkan kinerja efektif dan efisien dengan
keuntungan yang lebih besar pula (Ginting E, 2003).
Seeder
Alat tanam seeder merupakan alat yang digunakan untuk menanam biji bijian
sesuai dengan kedalaman dan jumlah yang dikehendaki. Ada beberapa metede
penanaman biji antara lain:\Broadcasting (disebar), Drill seeding (penanaman acak),
Precision drilling (jarak atur), Hill droping (penempatan sekelompok) dan Cheek row
palting (penempatan seragam). Banyak sekali mesin tanam biji-bijian yang telah
dibuat untuk mempercepta proses penanaman untuk membantu petani diantaranya
adalah sebagai berikut: Mesin Tanam Sebar (Broadcast Seede)Centrifugal broadcast
seeder Pada alat ini benih penjatahan benih dari hoper melalui satu lubang variabel
(variable orifice) (Rahmiana A.A dkk, 2003).
Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk menceaah
macet karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar aliran benih
dapat kontinyu.Kadang-kadang suatau roda bercoak (fluted wheel) digunakan
sebagai penjatah benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian dijatuhkan pada
piringan yang berputar, karena bentuk dari piringan ini, benih tersebut akan
dipercepat dan dilempar mendatar karena akanya gaya sentrifugal. Lebar sebaran
tergantung pada diamter piringan, bentuk penghalang,dan desitas dari benih. Dua
buah disk berputar dengan arah putaran yang berlawanan (counter disk spinning)
dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran lebih lebar. Laju benih dikontrol dari
ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran. Centrifugal spreader
merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat dipergunakan untuk menyebar dan
material lain yang berupa butiran (Ginting E, 2003).
Planter
Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit atau planter, dibedakan
berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit.Yang pertama, yaitu mesin yang
memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini
memiliki kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian
bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu
yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total
mesin menjadi kecil.Yang kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit yang
secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan
total dalam pembuatan bibit. Persemaian harus dilakukan pada kotak persemaian
bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan penyiraman, pemupukan hingga
pengaturan suhu. Persemaian dengan cara ini, di Jepang, banyak dilakukan oleh
pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot mempersiapkan bibit padi
sendiri.
Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan keseragaman pada bibit
dan dapat diproduksi dalam jumlah besar.Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat
dan stabil.Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin, terdapat
tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin
tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga
atau enjin sendiri.Mesin yang diproduksi oleh IRRI atau beberapa produksi China
adalah tipe manual.Semua jenis mesin produksi Jepang dan beberapa produksi China
adalah memiliki sumber tenaga sendiri. Mesin yang digerakkan oleh traktor,
sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi belakangan ini sudah jarang dipergunakan.
Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini dapat dibedakan menjadi yang
bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan dilengkapai dengan
papan pengapung. Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan lahan sawah
harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga
harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan
banyak terjadi kegagalan penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup
lama untuk penyulaman secara manual (Ginting E, 2003).
Alat pemanen
Penerapan dan pengembangan sarana alat pemanen dalam mendukung
pembangunan agroindustri mempunyai peranan penting dalam rangka meningkatkan
efisiensi, produktivitas dan perbaikan mutu hasil pertanian. Sarana alat mesin pasca
penen merupakan salah satu masukan teknologi yang mendukung
pengembangan sistem dan usaha yang berdaya saing. Peranannya akan
meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dan juga mutu hasil pertanian (Rahmiana
A.A dkk, 2003).
Alat pemanen Reaper
Reaper merupakan mesin pemanen untuk memotong padi sangat cepat. Prinsip
kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen menggunakan sabit. Mesin ini
sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong tegakan tanaman dan
menjatuhkan atau me-robohkan tanaman tersebut kearah samping mesin reaper dan
ada pula yang mengikat tanaman yang terpotong menjadi seperti berbentuk sapu lidi
ukuran besar. Pada saat ini terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu reaper 3 row,
reaper 4 row dan reaper 5 row. Bagian komponen mesin reaper adalah sebagai
berikut :Kerangka utama terdiri dari pegangan kemudi yang terbuat dari pipa baja
dengan diameter ± 32 mm, dilengkapi dengan tuas kopling, tuas pengatur ke-cepatan,
tuas kopling pisau pemotong yang merupakan kawat baja, unit transmisi tenaga
merupakan rangkaian gigi transmisi yang terbuat dari baja keras dengan jumlah gigi
dan diameter ber-macam-macam sesuai dengan tenaga dan kecepatan putar yang
diinginkan, unit pisau pemotong terletak dalam rangka pisau pemotong yang terbuat
dari pipa besi, besi strip, besi lembaran yang ukurannya bermacam-macam, pisau
pemotong merupakan rangkaian mata pisau berbentuk segitiga yang panjangnya 120
cm, unit roda dapat diganti-ganti antara roda karet dan roda besi/keranjang, motor
penggerak bensin 3 HP – 2200 RPM dan penggunaan reaper di-anjurkan pada daerah
yang kekurangan tenaga kerja dan dioperasikan di lahan pertanian dengan kondisi
baik ( Rahmiana A.A dkk, 2003).
Menurut Rahmiana A.A dkk, 2003 adapun cara pengoperasian mesin reaper
adalah sebagai berikut:
1. Sebelum mengoperasikan mesin reaper, terlebih dahulu potong/panen padi
dengan sabit pada ke 4 sudut petakan sawah dengan ukuran ± 2 m x 2 m
sebagai tempat berputarnya mesin reaper.
2. Sebelum mesin dihidupkan, arahkan mesin pada tanaman padi yang akan
dipanen. Pemanenan dimulai dari sisi sebelah kanan petakan.
3. Pemotongan dilakukan se-kaligus untuk 2 atau 4 baris tanaman dan akan
terlempar satu tertumpuk di sebelah kanan mesin tersebut.
4. Pemanenan dilakukan dengan cara berkeliling dan selesai di tengah petakan.
III. Pelaksanaan Praktikum
A. Tempat dan Waktu
Praktikum mengenai Alat dan mesin pertanian dilaksanakan di Laboratorium
Teknologi dan Benih Jurusan Budidaya Pertanian , Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya . Pada hari Kamis , 7 Maret 2013 pukul 10.00 WIB - selesai.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum Pengenalan Alat dan Mesin pertanian
yaitu alat tulis dan buku panduan.
C. Metode Praktikum
Adapun metode yang dilakukan pada praktikum pengenalan alat dan mesin
pertanian yaitu :
- Mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Asisten
- Mencatan dan menggambar alat-mesin pertanian yang dicontohkan oleh
Asisten
- Mencari lebih dalam tentang funsi dan cara kerja Alat-mesin pertanian
yang diketahui.
IV. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1. Alat Tradisional
No.
Nama Alat Gambar Fungsi
1. Cangkul untuk
menggarap
lahan, yaitu
untuk
mencangkul
tanah,
menggali
tanah,
meratakan
tanah,
menghancurka
n tanah, dan
membersihkan
rumput.
2. Celurit alat ini
digunakan
untuk
membabat
semak-semak,
alang-alang,
dan
rerumputan.
Dalam
membuka
lahan baru, alat
ini banyak
digunakan.
3. Penyiram alat ini
digunakan
untuk
mempermudah
proses
penyiraman
tanaman.
4. Lesung digunakan
sebagai tempat
untuk
menumbuk
gabah hingga
menjadi
beras,tempat
ini terbuat dari
kayu.
5. Garu untuk
membantu
dalam
membersihkan
sisa-sisa dari
bekas rumput-
rumput yang
baru
dibersihkan,ata
u menarik
sampah
sampah daun
2. Mesin Pertanian
No.
Nama Mesin Gambar Fungsi
1. Mesin Perontok Padi Merontok padi
berbagai
varietas.
Mobilitas
tinggi
(menggunakan
roda
transportasi).D
apat digunakan
untuk padi
potong pendek
atau potong
panjang.
Meningkatkan
efisiensi
pekerjaan
perontokan
(Kemampuan
pemisahan :
98%,
kemampuan
pembersihan :
94%,
kerusakan
gabah :
kurang dari 2%
2. Mesin Penyemprot untuk
mempermudah
petani dalam
menyemprotka
n pestisida
untuk hama
atau gulma
pengganggu
tanaman
3. Traktor untuk
meratakan
tanah setelah
dari proses
penggemburan
4. Pembuat Lubang
Benih
untuk
membuat
lubang dalam
penanaman
benih
5. Mesin Pengolah
Tanah
untuk
mengolah
tanah pasca
panen ,
sehingga tanah
dapata
ditanami
tanaman
kembali.
B. Pembahasan
Manusia memerlukan peralatan/sarana penunjang dalam kehidupannya.
Peralatan tersebut erat kaitannya dengan mata pencaharian manusia itu sendiri.
Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani, dengan sendirinya mengenal
berbagai macam peralatan pertanian yang meliputi : peralatan pengolahan tanah,
penanaman dan pemeliharaan, serta pemungutan dan pengolahan hasil.
Penggunaan alat-alat pertanian ini mempunyai berbagai tujuan baik secara
umum maupun khususnya, misalnya :
a. untuk mempercepat pekerjaan
b. mengurangi biaya pengolahan
c. untuk mencapai nilai kerja yang lebih tinggi atau lebih cepat
Dari hasil pengamatan, setiap alat yang digunakan berbeda-beda sesuai dengan
fungsinya masing-masing, misalnya alat yang digunakan untuk prapanen, panen dan
pascap panen. Alat-alat dan mesin pertanian yang digunakan oleh petani ada yang
bersifat tradisional dan modern. Namun kebanyakan dari para petani menggunakan
alat tradisional karena adanya keterbatasan biaya.
Tujuan diadakannya praktikum alat mesin pertanian yaitu untuk mengetahui
berbagai jenis bentuk dan fungsi berbagai alat dan mesin pertanian, mulai dari
kegiatan prapanen sampai panen. Alat-alat pertanian untuk prapanen yaitu bajak sub
soiler (memecahkan lapisan di dalam tanah), bajak chisel (memecah tanah sebelum
pembajakan dimulai), bajak singkal (memotong dan membalik tanah), garu piring
(memecahkan bongkahan tanah hasil pengolahan tanah pertama), dan lain-lain.
Sebelum melakukan penanaman dilakukan pengolahan tanah tahap-tahapnya sesuai
dengan rencana tanaman yang akan ditanam. Tanaman itu ada 2 yaitu tanaman yang
berumur panjang dan tanaman yang berumur pendek.
Persiapan penanaman jangka panjang terdiri dari :
a. mempersiapkan bibit
b. memberi tanda tempat mana yang akan ditanami
c. membuka dan menutup lubang dimana tujuannya untuk menggemburkan tanah
d. Menanam.
Persiapan penanaman tanaman jangka pendek terdiri dari :
a. Memperbaiki pematang-pematang dan slokan-slokan pembuangan agar dapat
menampung air yang dibutuhkan.
b. Mencangkul, yaitu membalik-balik tanah agar pada susunan tanah dapat berubah
serta membenamkan rumput yang ada.
c. Membajak, dalam membajak terdiri dari 3 jenis, yaitu dari tepi, tengah, dan
salah satu tepi.
Melakukan pengolahan tanah tahap-tahapnya sesuai dengan rencana tanaman
yang akan kita tanam. Didalam melakukan pengolahan tanah kita memerlukan
beberapa alat pertanian yang menunjang proses kegiatan tersebut, misalnya bajak,
cangkul, traktor dan lain-lain. Selain itu juga memerlukan alat tanam, alat
penyiangan, alat penyemprotan dan alat panen yang menunjang kegiatan pertanian
agar dapat berjalan dengan baik. Dimana alat-alat tersebut termasuk kedalam alat
prapanen yang bertujuan untuk meningkatkan produksi maksimum bagi para petani.
Sedangkan alat pasca panen yang digunakan adalah alat pengeringan dan alat sortasi
yang bertujuan kualitas atau nilai tambah dari hasil panen atau hasil produksi.
Dalam menggunakan dan menyesuaikan mesin yang menpunyai efisiensi
tinggi, maka kita perlu menyesuaikan fungsi yang sesuai untuk digunakan di
lapangan. Dalam menggunakan mesin-mesin pertanian, pada umunya mesin-mesin
tersebut mempunyai berbagai tujuan dan fungsi.
Salah satu ruang lingkup mekanisme pertanian yaitu pada bidang mesin-
mesin budidaya pertanian. Ilmu yang mempelajari penguasaan dan pemanfaatan
lahan dan tenaga alam untuk daya kerja manusia dalam bidang pertanian untuk
kesejahteraan umat manusia adalah ilmu mekanisme pertanian.
Dan didalam penggunaan alat dan mesin pertanian ini harus memiliki
keterampilan untuk menggunakan alat dan mesin petanian ini,agar dalam prakteknya
kita bisa merasakan kegunaan yang maksimal dari alat-alat pertanian yang kita pakai
ini,dan juga kita bisa melakukan pekerjaan dengan lebih mudah serta menghemat
waktu dalam proses pertanian yang kita lakukan.
IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penanaman dan pemanenan dengan mengunakan alat tanam lebih
ekonomis dan efisien.
2. Pengaturan alat tanam dan panen yang baik akan menghasilkan hasil
tanam dan hasil panen yang baik pula.
3. Perancangan alat tanam dan alat panen yang baik adalah dengan melihat
kondisi lapangan dan medan tempat alat tanam dan panen tersebut akan
dioperasikan.
4. Untuk menghsilkan penanaman yang baik keceptan mesin penanam harus
disesuaikan dengan pengeluaran benih.
B. Saran
Adapun saran yang ingin saya sampaikan adalah: Pelaksanaan praktek
dilapangan sangat baik apabila bisa di coba langsung di lahan dengan penanaman
benihnya maupun proses pemanenanya, agar kami bisa melihat hasil proses
penanaman maupun pemanenan yang baik dan yang tidak baik.
Daftar Pustaka
Anonim 2009. Mekanisasi Pertanian.
http://fitoremediasi.blogspot.com/2009/02/mekanisasi-pertanian mekanisasi.html.
Diakses pada hari Minggu, 10 Maret 2013.
Anonim 2009. Pengenalan alat dan mesin pertanian. http://docs.google.com/gview?
a=v&q=cache:K1dz5itXDmIJ:bos.fkip.uns.ac.id pub/ono/pendidikan/materi-
kejuruan/pertanian/mekanisasi pertanian/pengenalan_alat_dan_mesin_pertanian.
Diakses pada hari Minggu, 10 Maret 2013.
Anonim. 2009. Aspek Dukungan Mekanisasi Pertanian.
http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/files/0104-MEKTAN.pdf. Diakses
pada hari Minggu, 10 Maret 2013.
Ginting, E. 2003. Mekanisme Pertanian . Genapa Jaya baru. Jakarta
Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Grafindo Persada. Jakarta.
Nurhayati. 1994. Pemeliharaan Tanaman. Jakarta ; Penebar Swadaya
Sutopo, L. 1984. Botani Umum. Angkasa. Bandung.
Tisdale, S. L. and W. L. Nelson, 1966.Fertility and Fertilizers, 3rdEdition.Mc Millan
New York.