bab iii gambaran umum global fundeprints.umm.ac.id/52102/4/bab iii.pdf · gf for aids,...
TRANSCRIPT
55
BAB III
Gambaran Umum Global Fund
3.1 Gambaran Umum Global Fund
Diawali pada bulan April 2001, pada pertemuan konferensi tingkat tinggi
organization of African unity ( OAU ) tentang HIV / Aids, tuberculosis, dan
penyakit infeksi lainnya di Abuja-Nigeria, Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan
sekretaris jendral PBB Koffi Annan meminta tambahan USD 10 miliar pertahun
untuk memerangi HIV/AIDS dan Pembentukan The Global Fund untuk
memobilisasi sumber daya tersebut. The global fund yang telah terbentu ini telah
menjadi sumber utama untuk pembiayaan program-program dalam memerangi
AIDS, TBC dan Malaria. Dengan menyetujui pendanaan sebesar USD 19,3 Miliar
di 144 negara.1
Global fund untuk AIDS, Tubercolosis, and malaria merupakan institusi
kesehatan pendukung kesehatan dan organisasi multilateral terbesar didunia dimana
kemitraannya didedikasikan untuk menarik sumber daya tambahan dalam
mencegah dan menangani HIV/AIDS, Tubercolosis, dan malaria. Kemitraan antara
pemerintah, masyarakat sipil, sector privat, dan komunitas terdampak (kelompok
pupolasi kunci) adalah sebuah pendekatan inovatif terhadap pendanaan kesehatan
internasional. Cara kerja pendanaan Global Fund ini didasarkan pada konsep
kepemilikan Negara dan berbasis kinerja, yang berarti penerima dana yang
1 The Global Fund overview. Diakses dalam https://www.theglobalfund.org/en/overview/
56
melaksanakan program melaksanakannya berdasarkan prioritas dan Global fund
telah menyediakan pembiayaannya untuk tujuan dari pendanaan yang kemudian
diverifikasi tercapai. GF for Aids, Tubercolosis, dan malaria secara khusus
dibentuk untuk memobilisasi sumber daya secara signifikan bagi upaya
penanggulangan Aids, TB dan malaria yang lebih efektif.
Global Fund telah memampukan Negara-negara untuk memperkuat system
keshatan dengan banyak cara, sebagai contoh: peningkatan infrastruktur, dan
menyediakan pelatihan bagi pemberi layanan kesehatan. Global fund menyadari
pentingnya mendukung system kesehatan masyarakat, swasta dan masyarakat
dimana kelemahan dan kesenjangan dalam system-sitem membatasi pencapaian
hasil yang lebih baik dalam mengurangi beban HIV / Aids, TBC dan Malaria.
System kesehatan yang tidak memadai adalah salah satu kendala utama untuk
meningkatkan skala intervensi untuk mengamankan hasil kesehatan yang lebih baik
untuk HIV, TBC dan Malaria.2
Dalam pelaksanaanya, Global Fund memiliki beberapa prinsip dalam
menjalankan tugasnya.3 Pertama, Global fund merupakan sebuah instrument
keuangan, bukan entitas pelaksana. Tidak melaksanakan program secara langsung,
melainkan mengutamakan jaringan kerjasama kemitraan dengan beberapa sektor,
yaitu pemerintah, masyarakat sipil, komunitas, sektor privat dan lain-lain. Kedua,
Global fund akan menyediakan dana untuk memerangi penyakit AIDS, TB dan
Malaria serta memperkuat sistem kesehatan dasar dengan program-program yang
2 Global Fund, Fact sheet: the global fund approach to health system strengthening. Maret, series 5
of 5. 3 The global fund, the framework document,hal 91 diakses dalam
https://www.theglobalfund.org/media/6019/core_globalfund_framework_en.pdf (30-4-2019 21:05
WIB)
57
berkembang dari rencana pembangunan nasional masing-masing negara penerima
bantuan berdasarkan prioritas kesehatan. Ketiga, Global fund mendukung program-
program yang yang berkembang dari rencana pembangunan nasional masing-
masing negara penerima bantuan berdasarkan prioritas kesehatan.
Keempat, Global Fund beroperasi secara seimbang dalam berbagai penyakit
dan penyebaran wilayah. Dalam hal ini, Global Fund memberikan prioritas kepada
program kesehatan di sebuah negara yang memiliki pendapatan rendah dan dengan
beban penyakit yang relative tinggi. Kelima, Global Fund melakukan pendekatan
terpadu, yang meliputi pencegahan, pengobatan, perawatan serta dukungan dalam
menanggani ketiga penyakit tersebut. Keenam, Global Fund mengevaluasi secara
menyeluruh proposal melalui review independen. Evaluasi dilakukan agar dapat
memastikan bahwa pemberian dana bantuan yang diberikan telah diaplikasikan
melalui program kesehatan yang bisa diandalkan serta mempunyai kesuksesan yang
besar. Ketujuh, Global fund membangun proses yang sederhana, cepat, efisien, dan
beroperasi secara transparan. Mekanisme pencairan yang efektif, meminimalkan
biaya transaksi dan beroperasi secara transparan dan akuntabel berdasarkan
tanggung jawab yang jelas.4
3.3.1 Struktur Global Fund
Dalam menampung dan menyalurkan dana hibah, Global fund membentuk
struktur organisasi yang dibagi menjadi beberapa bagian. Sekretariat Global Fund
bertanggungjawab atas operasi sehari –sehari serta penerapan strategi dan
4 Ibid
58
kebijakan Global Fund, penggalangan dana dan hubungan dengan para pendonor.
Anggota Global Fund mencakup sekitar 700 staf, yang semuanya berbasis di kantor
utama di jenewa. Semua bidang yang telah tersusun memiliki peran penting.
Struktur organisasi yang paling penting adalah board. Board mempunyai
wewenang untuk menetapkan strategi, mengatur intuisi, dan menyetujui semua
keputusan. Board juga bertanggung jwab untuk menilai kinerja organisasi secara
keseluruhan. Selanjutnya terdapat office of the inspector general , yaitu lembaga
yang akan melapor secara langsung kepada board untuk memastikan bahwa Global
fund bekerja secara terbuka dan sangat efektif. Setelah itu terdapat Executive
director yang dimana memimpin seluruh staf global Fund. Executive director akan
mengawasi dan mengkordinasikan pengelolaan keuangan, sumber daya dan inovasi
dan advokasi serta langsung melapor ke lembaga tertinggi di Global Fund, Board.
Struktur selanjutnya adalah adalah policy committee, yang dipimpin oleh
direktur eksekutif. Bidang ini bertugas untuk mengembangkan rekomndasi untuk
perubahan kebijakan terkait kinerja Global Fund. Selanjutnya terdapat executive
grant management comitte, yang akan mengawasi pengelolaan dana hibah,
pengembangan kebijakan, dan melakukan pendekatan opersioanal untuk
mendukung negara-negara pelaksana. Selain itu juga Global Fund memiliki bidng
yang berperan untuk memastikan kinerja keuangan Global Fund yang optimal,
yaitu audit and finance committee. Bidang ini menyediakan pengawasan
pengelolan keuangan sumber dana Global Fund, memberikan pengawasan terhadap
fungsi audit internal dan eksternal, serta mengawasi fungsi investigasi Global Fund.
59
Untuk memberikan pengawasan arah strategis, Global juga membentuk stering
committee.5
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Global Fund
3.3.2 Tujuan Organisasi Global Fund
The global fund merupakan organisasi internasional non pemerintah yang
bergerak dalam bidang kesehatan, yang bertujuan untuk menarik, menyalurkan dan
mengelola sumber daya untuk memerangi HIV/AIDS, Tuberkolosis, dan malaria.
Tujuan utama the global fund itu sendiri yakni untuk mengurangi angka penyebaran
infeksi akan ketiga penyakit tersebut serta mengurangi angka kematian akibat
5 The Global Fund, Organizational Structure, diakses dalam https://www.theglobalfund.org/en/staff/organizational-structure/ (30-4-2019 22:10 WIB)
Policy Comitte
Strategi Comitte Audit &
Finance
Executive
Grant
Management
Office of the
Inspector
General
Executive
Director
Board
60
ketiga penyakit tersebut. The global fund juga memiliki aturan tersendiri tentang
apa saja yang akan menjadi bagian dari pendana terhadap sebuah Negara. Melalui
dari setiap proposal Negara yang membutuhkan, maka the global fund hanya akan
mendanai proposal dari Negara yang mengajukan proposal tersebut dan dapat
menjelaskan dengan baik mengenai kondisi Negara pada saat itu, serta program-
program apa saja yang akan didanai guna mengatasi permasalahan kesehatan yang
ada.
3.3.3 Sistem Pendanaan Global Fund
Dalam menjalankan programnya, Global fund menetapkan aturan berbasis
model kinerja. Pendanaan berbasis kinerja adalah pendanaan yang bahwa
keputusan pendanaan didasarkan pada hasil penilaiaan transparan terhadap target
yang telah terikat waktu. Sebagai metode pembiayaan, pendanaan berbasis kinerja
meningkatkan akuntabilitas dan memberikan insentif bagi penerima untuk dapat
menggunakan dana secara maksimal untuk mencapai suatu hasil.
Jika dilihat berdasarkan sejarahnya, model pendanaan berbasis kinerja ini
muncul di tahun 1970an yaitu disektor pendidikan tersier di Amerika serikat, hal
ini dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan dana yang dapat
mencapai hasil, dari pada dana sesuai dengan ukuran sebuah lembaga atau prosedur
penganggaran standar. Lebih lanjut dalam menjalin kerjasama, pihak Global Fund
dan organisasi terkait akan bertemu langsung untuk suatu perjanjin kontrak. Sistem
pendanaan global fund bergantung pada kontribusi keuangan sukarela dari semua
sektor, mulai dari sektor swasta, yayasan, individu, hingga pemerintah donor.
61
Negara donor diantaranya meliputi amerika, inggris, Perancis, Jerman, Austarlia,
Denmark, Saudi Arabia, Finlandia, Italy dan singapura. Sementara di sektor swasta
terdapat Bill and Melinda Gates Foundation, United Methodist Church, Chevron
Corporation, MAC Aids Fund, dn lain-lain.6
Untuk menetapkan keputusan pendanaan, Global Fund akan mendukung
proposal yang memiliki beberapa kriteria, diantaranya, pertama, berfokus pada
program terbaik melalui dana bantuan. Program kesehatan pennggulangan harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar dapat serta menjangkau dan dapat serta
mengobati orang-orang yang terkena penyakit HIV Aids, Malaria dan TB. Kedua,
membuat alokasi sumber daya. Dalam hal ini, setiap negara yang tergabung dengan
program Global Fund harus memiliki komitemen untuk membangun sumber daya
yang kuat, sebagai salah satu instrument dalam membangun kesuksesan program
Global Fund. Ketiga, membangun, melengkapi, dan berkordinasi dengan program
regional dan nasional untuk mendukung kebijakan. Global Fund akan berkordinasi
dengan kementrian kesehatan masing-masing negara dan organisasi lainnya untuk
menetapkan program apa saja yang akan diterapkan dalam menanggulangi ketiga
penyakit tersebut.
Keempat, berfokus pada kinerja yang menghubungkan sumber daya dengan
pencapaian hasil yang jelas, terstruktur dan berkelanjutan. Kelima, berfokus pada
pengembangan dperluasan kemitraan organisasi pemerintah/swasta. Dalam rangka
menanggani ketiga penyakit tersebut. Selain bekerjasama dengan Global Fund
setiap negara juga harus bekerjasama dengan mitra-mitra yang lain, agar
6
62
tercapainya target Nasional dari setiap negara. Keenam, memperkuat partisipasi
masyarakat, terutama mereka yang terinfeksi dan terkena dampak langsung dari
ketiga penyakit tersebut. Hal ini sangat perlu dilakukan agar masyarakat yang
terdampak ketiga penyakit tersebut memiliki keinginan untuk sembuh dan memiliki
antusias dalam menjalani pengobatan secara bertahap.
Lebih lanjut, kerjasama yang terjalin antara Global Fund dengan Indonesia
dimulai sekitar tahun 2003, tepatnya ketika proposal yang diajukan oleh kemetrian
kesehatan memperoleh dukungan dari Global Fund untuk menjadi principal
recipient (Penerima Dana Utama) pada ronde pertama (2003-2007) untuk
memerangi penyakit AIDS, TB, Malaria.
Namun dalam penelitian ini hanya berfokus pada pemberian dana Hibah
yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Buru dalam hal ini selaku
penanggungjawab ialah Dinas Kesehatan Kab.Buru untuk penangganan penyakit
malaria saja. Sistem pendanaan Global Fund akan melalui beberapa alur
sebelum dana bantuan diterima masing-masing organisasi. Global Fund akan
memberikan dana langsung kepada Principal recipient (PR) untuk Indonesia,
kemudian PR Indonesia akan mengelola dana tersebut untuk disalurkan kepada
organisasi-organisasi lain yang dinamakan sebagai Sub-Recipient (SR). SR adalah
satu bagian khusus dari PR yang telah bekerjasama untuk membantu kelangsungan
program yang sedang diberlakukan. Kemudian SR akan akan menyalurkan dana ke
Sub-SR (SSR). Setelah dana tersebut disalurkan, maka organisasi tersebut dapat
melakukan peranan penting dalam mengelola dana bantuan yang akan
diimplementasikan dalam program kerja yang telah ditentukan.
63
3.3.4 Track Record Global Fund
Sejak didirikan Tahun 2002 kemitraan Global Fund telah memiliki dampak
yang begitu signifikan terhadap pengentasan penyakit Malaria maupun dua
Tubercolosis dan HIV Aids, Di negara-negara tempat dimana Global Fund
berinvestasi, lebih dari 27 juta nyawa telah diselamatkan. Jumlah penderita karena
AIDS, TB dan khususnya Malaria berkurang sepertiga. Pada 2017 sendiri hasil
laporan dari negara-negara dimana Global Fund berinvestasi lebih dari 17,5 juta
orang yang memakai terapi antiretroviral dan HIV serta 5 juta pasien TB dirawat
dan 197 juta kelambu didistribusikan. Global Fund juga memberikan kontribusinya
melalui kerjasama dengan para mitra termasuk mitra bilateral seperti Rencana
Darurat untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR), Agence Francaise de
Development dan Departemen UK untuk pembangunan Internasional. Selain itu
Global Fund juga bekerjasama dengan mitra multilateral dan teknis utama seperti
WHO, UNAIDS, Kemitraan RBM untuk pengentasan Malaria, Kemitraan stop TB,
Unitaid dan Gavi, Alinsi Vaksin serta bekerjasama dengan mitra dari sektor swasta
seperti RED dan yayasan Bill&Melinda Gates.
Kerjasama Global Fund juga melalui implementasi negara, kelompok
masyarakat sipil dan orang-orang yang terkena dampak penyakit. Dengan
menyatukan sumber daya dan melibatkan beragam perangkat aktor, Global Fund
memiliki skala, fleksibilitas dan pengaruh. Keuntungan Skala ditunjukkan dengan
adanya sumber tabungan yang mencapai ratusan juta dolar yang di dapat melalui
donasi gabungan oleh mitra kerjasama Global Fund. Fleksibiltas ditunjukkan
dengan cara Global Fund memiliki poros aturan untuk memenuhi tantangan tingkat
64
infeksi HIV di antara gadis remaja dan wanita muda di Benua Afrika, dan ancaman
resistensi obat malaria di Mekong.
Global Fund juga turut memobilisasi dan berinvestasi lebih dari US 4 Miliar
dolar per tahun untuk mendukung program-program dalam memerangi HIV, TBC
dan malaria. Pada juli 2018, Global Fund telah mencairkan lebih dari US 38 Miliar
dolar di lebih dari 140 negara.7 Global Fund sendiri bertindak sebagai katalisator
perubahan dan inovasi dengan memberi bantuan tambahan pendanaan pada sumber
daya domestik, mempromosikan kemitraan, penguatan kesehatan dan sistem
masyarakat, dan menangani Hak Asasi Manusia dan kesetaraan gender. Progress
terhadap pengentasan penyakit Malaria, AIDS, TB telah mengalami perkembangan
yang luar biasa. Dalam pengentasan penyakit Malaria sendiri Global Fund telah
menyediakan 57% dari semua total pembiayaan Internasional untuk program
Malaria dan telah berinvestasi lebih dari USS 11,5 Miliar sejak tahun 2002-2018.
Perang melawan penyakit malaria adalah salah satu keberhasilan dalam bidang
kesehatan masyarakat abad ke-21. Tingkat kematian akibat Malaria telah menurun
60% sejak tahun 2001, dan tingkat kejadian malaria telah menurun sebesar 29%
dalam jarak 2001-2017. Pada tahun 2018 dua negara yakni Paraguay dan
Uzbekistan, disertifikasi oleh WHO bebas dari wilayah endemik malaria. Pada
tahun 2017 Global Fund telah mendistribusikan 197 kelambu untuk wilayah
endemic malaria, 108 juta kasus malaria diberikan pengobatan, 6 juta wanita hamil
7 Step up the figth: Investment case summary Six Replenishment 2019. Di akses dalam https://www.theglobalfund.org/media/8174/publication_sixthreplenishmentinvestmentcase_summary_en.pdf (11-05-2019. 1:11 wib)
65
menerima terapi pencegahan, 12 juta infrastruktur di daerah endemic malaria
diperbaiki, 213 juta kasus diuji laboratorium untuk penyakit Malaria.8
3.2 Kemitraan Global Fund dengan Indonesia
Kerjasama Indonesia dengan Global Fund dimulai pada tahun 2003,
tepatnya satu tahun setelah Global Fund resmi didirikan, sesuai dengan apa yang
menjadi fokus global Fund yaitu memerangi penyakit HIV Aids, TB dan Malaria.
Kemitraan yang terjalin antara Indonesia dan Global Fund akan berfokus pada
pemberantasan ketiga penyakit tersebut. Namun, penelitian ini hanya berfokus pada
penyakit Malaria saja. Global Fund memilih 3 mitra kerja kerja di Indonesia untuk
menjalankan tugasnya. Mitra kerja tersebut adalah Kementrian kesehatan, Fakultas
kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dan Pimpinan Pusat Asyiyah.9
Dengan bantuan dari Global Fund sendiri dan berbagai kolaborasi dari para Mitra,
Indonesia dapat melanjutkan penerapan Rencana Strategis Nasional, termasuk
penemuan dan pengobatan pasien penderita Malaria serta dapat dengan mudah
memobilisasi bentuk pendanaan kepada pemerintah Daerah untuk keberlanjutan
upaya perjuangan melawan penyakit Malaria.
Berikut ini merupakan gambaran Bagan Kemitraan Indonesia dengan
Global Fund dalam penanggulangan penyakit Malaria di Indonesia.
Bagan 2.2 Kemitraan Indonesia dengan Global Fund
8 The Global Fund result Report 2018. Di akses dalam
https://www.theglobalfund.org/media/7741/corporate_2018resultsreport_report_en.pdf (11-05-
2019. 1:12WIB) 9 Kementerian Kesehatan, Lembar Fakta Ronde Ke-8 Gfatm Di Indonesia, diakses dalam http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=322 (01-5-2019 20:09 WIB)
Global Fund
66
Bantuan yang diberikan kepada kementrian kesehatan digunakan untuk
tindakan pencegahan melalui Program pendistribusian kelambu pada daerah
endemis tinggi di seluruh Provinsi Indonesia. Dalam pelaksanaanya pemberian
dana bantuan untuk Pengendalian Malaria yang dilakukan dalam program-program
yang dicanangkan untuk mengatasi permasalahan Malaria dilakukan beberapa kali
dalam beberapa ronde yaitu pada Ronde pertama (2003-2007) , Indonesia
memperoleh dana Hibah sebesar USD. 23.704.947 yang mencakupi daerah Papua,
Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, serta Maluku Utara. Ronde ke 5
indonesia memperoleh dana sebesar USD 45.987.357 mencakupi wilayah yang
sama dengan Ronde pertama yakni masih di wilayah timur Indonesia. Kemudian,
Ronde ke-8 (2009-2012) indonesia memperoleh dana hibah sebesar USD.
109.938.731 yang mencakupi wilayah Kalimantan serta Sulawesi.10 Berbagai
upaya telah dilaksanakan pemerintah Indonesia dalam hal pengendalian penyakit
10 Kementerian Kesehatan RI. (2010). Pedoman Exit Strategi Dana Hibah Global Fund AIDS,
Tuberkulosis, dan Malaria. Diakses dalam http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/SRAN_2015_2019_FINAL.pdf
Indonesia
Kementrian
Kesehatan FKM-UI PP. Aisyiyah
Ronde 1
Ronde 5
Ronde 8
SSF
NNM
Ronde 8 Ronde 1
Ronde 5
Ronde 8
SSF
NNM
67
Malaria tersebut bertujuan untuk menyongsong eliminasi Malaria di tahun 2030.
Upaya-upaya yang dilakukan antara lain ialah, melakukan pelatihan tenaga di
Provinsi untuk melaksanakan pemetaaan terhadap eliminasi di wilayah kabupaten
dan kota. Dilakukannya pemetaan wilayah Kabupaten/Kota untuk mengetahui
status dalam tahapan eliminasi. Kementrian Kesehatan melakukan komitmen
dengan Pemerintah Daerah dalam hal pelaksanaan pengendalian penyebaran
penyakit Malaria di Kabupaten/Kota secara komprehensif dan berkesinambungan.
Serta kebijakan daerah yang mendukung seperti Perencanaan, Alokasi Anggaran,
dukungan legislasi dan pengawasan, dukungan dari swasta maupun dari masyarakat
daerah.
3.3 Global Fund dalam perspektif Global Civil Society
Dalam proses pembangunan suatu negara pada era ini adanya keterlibatan
peran Global Civil Society sudah sedemikian intens dan terbuka, Global Civil
Society sendiri merujuk kepada konsep dasarnya adalah sebuah Organisasi sipil
yang secara sukarela mengatur dirinya sendiri dan menghubungkan berbagai
kepentingan dan hubungan antar masyarakat dalam suatu negara.
Civil society seringkali dipahami sebagai hasil dari bentuk ruang politik,
yaitu suatu wilayah yang menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan dan refleksi
mandiri, tidak dibatasi gerakannya oleh kondisi kehidupan material, dan tidak
terserap di dalam jaringan-jaringan kelembagaan politik resmi. Apabila ditelaah
lebih mendalam, civil society menyiratkan pentingnya suatu ruang publik yang
bebas (the free public sphere), tempat masyarakat dapat melakukan transaksi
komunikasi secara bebas.
68
Bagi Joseph S Nye, guru besar Kennedy School of Government Universitas
Harvard, Amerika Serikat, dalam karyanya Soft Power: The Means to Success in
World Politics (2004), aktor-aktor bukan negara seperti NGO memiliki kekuatan
yang tak boleh dianggap remeh. Selain negara, Non Government Organization juga
dapat berperan dalam politik kebijakan. Sebut saja lembaga-lembaga yang sudah
cukup terkenal: Greenpeace (LSM lingkungan), Human Right Watch dan Amnesty
International (lembaga pengawas pelanggaran hak-hak asasi manusia),
Transparency International (lembaga pengawas korupsi) serta dalam hal ini Global
Fund (Lembaga Bantuan Kesehatan).11.
Pada kondisi ini Indonesia, belum ada data yang komprehensif mengenai
terkait dengan jumlah keseluruhan NGO/LSM di Indonesia. dari LP3S sendiri
memberikan informasi bahwa jumlah LSM sebesar 444 sampai dengan tahun 2001.
Dari data kementrian dalam negeri daftar LSM yang terdaftar hingga 2010 adalah
sebanyak 364 lembaga.12 Sementara, informasi yang dapat diperoleh melalui
database online milik lembaga penelitian SMERU mencatat ada 2.484 LSM dari
seluruh Indonesia per 13 maret 2017. Selain NGO/LSM lokal, Indonesia pun
mencatat kehadiran NGO/LSM asing. Kementrian luar negeri, menyebut sejumlah
109 LSM asing yang terdaftar secara resmi di Indonesia. maka salah satu syarat
11 Joseph S Nye, Soft Power: The Means to Success in World Politics. Diakses dalam https://www.belfercenter.org/sites/default/files/legacy/files/joe_nye_wielding_soft_power.pdf (08:00 WIB 15 mei 2018) 12 Direktori Lembaga swadaya masyarakat Indonesia. daftar organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat, diakses dalam https://www.kemendagri.go.id/media/filemanager/2011/02/22/d/a/daf.ormas___lsm_2010.pdf
69
untuk NGO/LSM asing untuk menjalankan organisasinya di Indonesia adalah harus
memiliki kemitraan dengan salah satu instansi pemerintahan di Indonesia.13
Menurut Scholte masyarakat sipil global (Global Civil Society) ialah
suatu aktivitas yang bersifat sukarelawan dengan tujuan membentuk aturan, norma,
ataupun struktur sosial yang lebih dalam dan juga dapat dibedakan dari sektor
komersial dan politis. Selain itu, Scholte juga memiliki gagasan bahwasanya
masyarakat sipil global merupakan sebuah suatu entitas komunitas
yang berorientasi sosial dan bisa dikatakan sebagai komunitas non-profit.14 Dengan
demikian, bahwa masyarakat sipil global dapat dikatakan memeliki kecenderungan
mengarah pada sebuah komunitas yang lebih dekat dengan gerakan-gerakan sosial.
Suatu gerakan dikatakan sebagai gerakan masyarakat sipil adalah ketika berada
diluar cakupan negara maupun pasar, dan hal tersebut dilakukan atas dasar suka
rela dari para pelakunya.15 Hal ini diperkuat dengan pendapat Gramsci tentang
masyarakat sipil global yang menciptakan social order dalam negara.16 Sehingga,
masyarakat sipil global menurut Scholte dengan berdasarkan dari
perkembangannya dapat disimpulkan merupakan masyarakat yang diluar
pemerintah, pasar dan gerakan yang dilakukan atas dasar suka rela sehingga tidak
ada unsur profit dan pemerintahan (non-profit dan non-governmental).
13 Direktori Organisasi Internasional Non Pemerintah di Indonesia. Diakses dalam https://ex.kemlu.go.id/Buku/Direktori%20Organisasi%20Internasional%20Non-Pemerintah%20di%20Indonesia.pdf (15 mei 2019. 08:15 WIB) 14 Jan aart Scholte,Global Civil Society: changing the world?, CSGR (Centre for the Study of
globalization and Regionalisation), working paper No.31, mei 1999, University of warwick. Hal 2 15 Ibid,hal 3 16 Quintin Hoare dan Geoffrey Nowell Smith. Gramsci, “Selection from the Prison Notebooks”
Smith, International Publisher, New York, 1999
70
Masyarakat sipil global (Global Civil Society) juga dapat memberikan
masukan dan membawa nilai-nilai yang identik dengan “Barat”seperti demokrasi
dan neoliberalisme. Selain itu, kontribusi nyata dari masyarakat sipil Global juga
dapat dijadikan sebagai campuran berbagai isu kepentingan, menjadi jembatan top-
down antara masyarakat sipil dengan negara dan pasar, serta menjadi media
sosialisasi kebijakan sebuah pemerintahan kepada masyarakatnya. Dalam
penelitian ini Global Fund sebagai Global Civil society merupakan salah satu
bagian dari masyarakat sipil global yang memiliki perhatian khusus pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam hal keamanan dan jaminan kesehatan
khususnya dalam tiga penyakit yang tergolong endemik di suatu negara yaitu
Tubercolosis, HIV Aids dan Malaria. Global Fund telah berkontribusi memberikan
bantuan di 144 negara di dunia.
Global fund untuk AIDS, Tubercolosis, dan malaria sendiri merupakan
institusi kesehatan pendukung kesehatan dan organisasi multilateral terbesar
didunia dimana kerjasama yang dilakukan didedikasikan untuk menarik sumber
daya tambahan dalam mencegah dan menangani HIV/AIDS, Tubercolosis, dan
malaria. Kemitraan antara pemerintah, masyarakat sipil, sektor privat, dan
komunitas terdampak (kelompok pupolasi kunci) adalah sebuah pendekatan
inovatif terhadap pendanaan kesehatan internasional. Cara kerja pendanaan Global
Fund ini didasarkan pada konsep kepemilikan Negara dan berbasis kinerja, yang
berarti penerima dana yang melaksanakan program melaksanakannya berdasarkan
prioritas dan Global fund telah menyediakan pembiayaannya untuk tujuan dari
pendanaan yang kemudian diverifikasi tercapai. GF for Aids, Tubercolosis, dan
malaria secara khusus dibentuk untuk memobilisasi sumber daya secara signifikan
71
bagi upaya penanggulangan Aids, TB dan malaria yang lebih efektif dalam suatu
negara. Global Fund juga telah berkontribusi lebih terhadap negara-negara untuk
memperkuat sistem kesehatan dengan banyak agenda dan proses dilapangan,
sebagai contoh: peningkatan infrastruktur kesehatan serta menyediakan pelatihan
untuk pemberi layanan kesehatan. Pentingnya mendukung sistem kesehatan
masyarakat dan swasta merupakan agenda prioritas dari Global Fund sendiri
dikarenakan dalam lingkup swasta dan masyarakat masih terdapat kelemahan dan
kesenjangan dalam mencapai hasil yang lebih baik dalam mengurangi beban
HIV/Aids, TBC dan Malaria.
Permasalahan dalam sistem kesehatan yang tidak memadai adalah salah
satu kendala utama yang menjadi sorotan Global Fund untuk mengamankan hasil
kesehatan yang lebih baik untuk HIV, TBC, dan Malaria. Hal ini sejalan dengan
konsep Global Civil Society menurut Scholte, dimana terdapat tujuan dari
masyarakat sipil global yang bertujuan untuk membetuk kebijakan, norma, ataupun
struktur sosial. Efektifitas masyarakat sipil global yang didasarkan pada pengertian
Scholte tersebut dapat dilihat jika masyarakat sipil global tersebut dapat mencapai
keberhasilan dalam membentuk suatu kebijakan, norma, ataupun struktur sosial
yang baru yang mana diluar keputusan pemerintah tanpa ada kaitannya dengan
unsur politis dan komersil.
Dalam sebuah dokumen penting yang diterbitkan oleh World Bank,
Working with NGO. Disebutkan bahwa “Dalam konteks yang lebih meluas, istilah
NGO dapat diartikan sebagai semua organisasi nirlaba (non-profit organization)
yang tidak terkait dengan pemerintahan. NGO pada umumnya adalah organisasi
berbasis pada nilai (Valuebased organizations).