bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian judul (proyek)repository.untag-sby.ac.id/1004/3/bab...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN JUDUL (Proyek)
“Perancangan Fasilitas Penelitian Pertanian Pangan
Di Kab Bangkalan”
Penjelasan : Perancangan Fasilitas penelitian pertanian pangan ini
nantinya untuk menjadi wadah bagi para praktisi pertanian guna melakukan
kegiatan penelitian dan penyuluhan,pelatihan dan pembinaan “Perancangan
Fasilitas penelitian pertanian pangan” sesuai dengan Renstra jawa timur dan
diperkuat dengan RTRW Kabupaten Bangkalan 2009-2029 yaitu
menyediakan sarana dan prasarana pendukung pertanian
2.1.1 Perancangan
Perancangan/desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan,
arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat,
kata "desain" bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja.
Sebagai kata kerja, "desain" memiliki arti "proses untuk membuat dan
menciptakan obyek baru". Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk
menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah
rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.(Wikipedia)
Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan pola susunan,
kerangka bentuk suatu bangunan, motif bangunan, pola bangunan, corak
bangunan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 12
2.1.2 Fasilitas
Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi. Arti
lainnya adalah kemudahan.
Fasilitas artinya segala sesuatu yang bias mempermudah upaya serta
melancarkan kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu (Prof.Dr. Hj.
Zakiah Darajdat)
Fasilitas artinya segala suatu hal yang dapat memudahkan dan memperlancar
pelaksanaan segala sesuatu usaha (Prof.Dr. Suharsimi Arikunto)
Fasilitas dalam Pendidikan adalah semua sarana dan prasarana yang
mendukung aktifitas pembelajaran. Contohnya bangunan, Peralatan, Lahan
dsb.
2.1.3 Penelitian
Penelitian atau Riset sering dideskripsikan sebagai suatu
proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang
bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.
Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta
membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah
ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh
mengenai suatu subjek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari
suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris
research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah
"menyelidiki secara tuntas" (Wikipedia)
2.1.4 Pertanian Pangan
Pertanian Pangan adalah usaha manusia untuk mengelola lahan dan
agro ekosistem dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 13
manajemen untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan
serta kesejahteraan rakyat. (Pasal 1 Angka 8 UU Nomor 41 Tahun 2009
Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan)
Pertanian pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya
terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber energi manusia. Tanaman
pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman utama yang dikonsumsi
manusia sebagai makanan untuk memberikan asupan energi bagi tubuh.
Umumnya tanaman pangan adalah tanaman yang tumbuh dalam waktu
semusim.
2.1.5 Kabupaten Bangkalan
Kabupaten Bangkalan adalah sebuah kabupaten di Pulau Madura,
Provinsi Jawa Timur Kabupaten ini terletak di ujung paling barat secara
administrasi wilayah Kabupaten Bangkalan memiliki batas-batas sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Gambar Batas Administrasi Kab.
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 14
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kabupaten Sampang
Sebelah Selatan : Selat Madura
Sebelah Barat : Selat Madura
Kabupaten Bangkalan memiliki 18 Kecamatan yang dibagi atas sejumlah 273
Desa dan 8 Kelurahan dengan jumlah penduduk 1.190.129 Jiwa serta pusat
pemerintahannya berada di Kecamatan Bangkalan.
2.2 Studi Literatur
2.2.1 Definis Fasilitas Penelitian
Tempat dimana manusia melakukan suatu kegiatan untuk mnemukan,
mempelajari kembali, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu ilmu
pengetahuan berdasarkan metode-metode secara sistematis
Penelitian pertanian adalah penelitian yang dilaksanakan dalam
bidang pertanian, seperti agribisnis, budidaya tanaman, hama tanaman dan
agronomi
2.2.2 Laboratorium
Merupakan bangunan yang memfasilitasi penelitian, laboratorium
yang mewadahi ± 30 karyawan disetiap penelitian yang melakukan aktivitas
seperti uji materi penemuan fenomena dan lain-lain. Standart laboratorium
dalam perancangan, baik dalam ukuran ruang dan alat penelitian
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 15
Gambar 2.2 Skema Laboratorium Penelitian
Sumber:Neufert, Data Arsitek
Gambar 2.3 Standart Ukuran Ruang Laboratorium Penelitian
Sumber:Neufert, Data Arsitek
Gambar 2.4 Space Requirement Laboratorium
Sumber:Neufert, Data Arsitek jilid 1:272
Gambar 2.5 Standar Ruang Praktikum
Sumber:Neufert, Data Arsitek
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 16
2.2.3 Standart Keselamatan Laboratorium
A. Peralatan untuk Laboratorium
1. Pakailah jas untuk laboratorium saat berada dalam ruang pemeriksaan
atau diruang laboratorium. Tinggalkan jas laboratorium diruang
laboratorium setelah bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan.
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata, dan
sepatu tertutup).
4. Semua pecimen harus di anggap infeksius (sumber penular), oleh sebab
itu harus ditangani dengan sangat hati-hati.
5. Semua bahan kimia harus di anggap berbahaya, oleh karena itu harus
ditangani dengan hati-hati.
6. Tidak makan, minum didalam laboratorium.
7. Tidak menyentuh mata dan mulut saat sedang bekerja
8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan didalam lemari pendingin
yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset
9. Tidak boleh melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan alat
mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.
10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berbutar.
11. Menutup tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan
dari muka saat membuka.
12. Bersihkan peralatan saat selesai di pakai dengan desinfektans larutan
klorin 0,5 % dengan cara merendam selama 20-30 menit.
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai
bekerja dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %
14. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat
laboratorium dari bahan gelas.
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 17
15. Gunakan tempat anti tembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-
bahan yang tajam.
16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi didalam kantong plastik atau
wadah dengan penutup yang tepat.
17. cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja
B. Standart operasional prosedur laboratorium untuk bahan laboratorium
ikon gambar standart internasional untuk keselamatan bahan yaitu
sebahai berikut :
Ikon Keterangan
Bshsn berbahaya karena mengandung unsur radiasi
sehingga membutuhkan perlengkapan anti radiasi untuk
menggunakannya
Bahan beracun, tidak boleh dimakan, segeralah dibawa
kedokter untuk penanganan lebih lanjut
Bahan berbahaya untuk lingkunga. Pembilasan harus sesuai
dengan standar ramah lingkungan yaitu dengan mentraklkan
PH-nya dan mengencerkannya
Bahan mudah terbakar, Jauhkan dari api dan panas yang
berlebih
Bahan bersifat korosif, menyebabkan luka jika mengenai
kulit dan merusak pakain. Pergunakan sarung tangan khusus
ketika menggunakannya
Biohazard. Bahan bertanda ini sangat berbahaya merupakan
mikroorganis-me yang dapat menyebabkan penyakit jika
terpapar di udara
Tabel 2.1 Standart operasional internasional
Sumber Hamalina 2001
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 18
2.2.4 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan
Jika ditinjau dari sudut pandang tujuan penelitian dilaksanakan, maka
dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu :
- Penelitian eksploratif
Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengekplorasi fenomena yang menjadi sasaran penelitian.
- Penelitian pengembangan
Penelitian pengembangan adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengembangan suatu konsep atau prosedur tertentu.
- Penelitian verifikatif
Penelitian verifikatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan
membuktikan kebenaran suatu teori pada waktu dan tempat tertentu.
- Penelitian penelitian murni
Penelitian murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang dilakukan
dengan maksud hasil penelitian tersebut dipakai untuk mengembangkan dan
memverifikasi teori-teori ilmiah.
- Penelitian terapan
Penelitian terapan adalah ragam penelitian dimana hasilnya diterapkan
berkenaan dengan upaya pemecahan masalah.
2.2.5 Jenis Dan Fungsi Laboratorium
a. Laboratorium Agro Ekonomi : Laboratorium yang melakukan penelitian
serta pengolahan data-data hasil survey yang diperoleh dilapangan dengan
peralatan computer
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 19
b. Laboratorium Agronomi : Laboratorium yang melakukan kegiatan
penelitian terhadap pertumbuhan tanaman (missal jarak tanam,
penggunaan pupuk yang tepat, dll) disini di bedakan lagi menjadi
- Laboratorium Tanah : Laboratorium yang melakukan penelitian terhadap
unsur-unsur yang terkandung didalam tanah, komponen-komponen yang
membentuk tanah agar diperoleh suatu kesimpulan jenis tanah yang cocok
bagi suatu tanaman tertentu.
- Laboratorium Kultul Jaringan : Laboratprium yang melakukan penelitian
terhadap kemungkinan pembiakan tanaman dengan menggunakan
jaringan-jaringan tertentu (jaringan meristem) atau merangsang
pertumbuhan jaringan meristem dari tanaman yang bersangkutan
- Laboratorium Fisiologi : Laboratorium yang melakukan penelitian
terhadap sifat-sifat yang terkandung di dalam tanaman
- Laboratorium Gulma : Laboratorium yang melakukan penelitian terhadap
sifat-sifat yang terkandung di dalam tanaman
c. Laboratorium Pasca Panen : Laboratorium yang melakukan penelitian
terhadap pengolahan hasil panen suatu tanaman agar diperoleh suatu
metode yang tepat guna dan berhasil guna. Pengamatan yang dilakukan
adalah percobaan kekuatan serat (fiber testing) dan Analisa kimia untuk
mengetahui unsur-unsur kimia yang terkandung didalam hasil panen
d. Laboratorium Pemuliaan : Laboratorium yang melakukan penelitian
terhadap pertumbuhan tanaman dalam kaitannya dengan genetika, agar
diperoleh bibit yang baik dan unggul disini tersedia
- Laboratorium Purity : Laboratorium yang melakukan pengelompokan
benih-benih yang baik atau murni dari suatu campuran benih sehingga
tidak mengacaukan hasil tanaman
- Laboratorium Germination : Laboratorium yang melakukan penelitian
tentang penyakit tanaman (virus, bakteri, dan jamur, mencakup fungsida
dan insektisida)
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 20
- Laboratorium Hama : Laboratorium yang melakukan penelitian tentang
hama (berupa serangga)
Laboratorium Hama terdiri dari :
- Laboratorium Biologi : Laboratorium yang meneliti tentang
pemberantasan hama dengan menggunakan binatang predator sebagai
lawannya
- Laboratorium Pengendali Biologi : Laboratorium yang meneliti tentang
cara pengendalian hama maupun binatang predator yang digunakan agar
tidak dapat berkembang biak dengan pesat sehingga menjadi hama yang
baru
- Laboratorium Toxikologi : Laboratorium yang meneliti tentang alat atau
bahan kimia yang digunakan sebagai pengendali dan pembasmi hama
2.2.6 Tugas Dan Fungsi
Tugas : Melakukan penelitian dan pengujian dan pengkajian untuk
memecahkan suatu masalah dalam menemukan, mempelajari
kembali, mengembangkan dan menguji suatu ilmu pengetahuan
Fungsi : melaksanakan penelitian, pengujian dan pengembangan suatu ilmu
pengetahuan sehingga diperoleh hasil yang dapat diterapkan dalam
masyarakat
2.2.7 Fungsi Kebun Percobaan (KP)
Fungsi Kebun Percobaan (KP) antara lain sebagai lokasi untuk
melaksanakan kegiatan menanam dari hasil penelitian (bibit unggul) serta
digunakan sebagai lokasi untuk pelaksanaan pendukung kegiatan penelitian
selain itu juga mendukung peningkatan kinerja Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Kebun percobaan dapat diartikan sebagai sebidang tanah yang memiliki
karakteristik agroekosistem tertentu yang dilengkapi dengan sarana prasarana
pendukung sebagai tempat pengelolaan tanaman. Kebun Percobaan dapat
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 21
juga digunakan sebagai lokasi untuk koleksi tanaman atau sumber daya
genetik (SDG)
2.2.8 Kondisi Fisik Kabupaten Bangkalan
Kemampuan tanah di Kabupaten Bangkalan dilihat dari
kemiringannya sebagian besar memiliki kemiringan 2-15° yaitu sekitar
50,45% atau 63.002 Ha. Dan kemiringan 0-2° sekitar 45,43% atau 56.738 Ha.
Sedangkan tekstur tanah sebagian besar bertekstur sedang yaitu seluas
116.267 Ha atau sekitar 93,10% dan untuk kedalaman spektip tanah di
Kabupaten Bangkalan memiliki kedalaman >90 cm yaitu seluas
64.130/64.131 Ha atau 51,35%.
Dilihat dari topografi, Kabupaten Bangkalan berada pada
ketinggian 2-100 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang terletak di
pesisir pantai, seperti Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Socah, Kamal,
Modung, Kwanyar, Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang dan
Kecamatan Burneh mempunyai ketinggian antara 2-10 m di atas permukaan
air laut. Sedangkan wilayah yang terletak pada bagian tengah mempunyai
ketinggian antara 19-100 m di atas permukaan air laut. Lokasi tertinggi
terletak di Kecamatan Geger dengan ketinggian 100 m diatas permukaan
laut.
Sebagai bagian dari siklus hidrologi, di Kabupaten Bangkalan
terdapat sejumlah mata air, waduk, dan sungai. Pola aliran permukaan dapat
dilihat dari pola aliran sungai yang ada di Kabupaten Bangkalan. Sungai-
sungai utama dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangkalan
bermuara di selat Madura dan Laut Jawa yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Bangkalan.
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 22
Selain dipengaruhi oleh adanya sungai, kondisi hidrologi di
Kabupaten Bangkalan juga dipengaruhi oleh beberapa sumber air. Sumber-
sumber air yang ada di Kabupaten Bangkalan mempunyai kualitas air baku
yang cukup baik untuk kebutuhan irigasi maupun air bersih.
Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) Kab Bangkalan
Sumber Bangkalan Dalam Angka 2012
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 23
Saluran irigasi keberadaanya sangat dibutuhkan di seluruh wilayah
Kabupaten Bangkalan karena dapat meningkatkan ekonomi penduduk
melalui sektor pertanian. Pengembangan irigasi di wilayah ini sebenarnya
dapat memanfaatkan sumber-sumber air dan sungai-sungai yang ada dengan
syarat wilayah yang akan diairi harus lebih rendah lokasinya. Ironisnya
sumber-sumber air dan sungai-sungai di Kabupaten Bangkalan lokasinya
lebih rendah dari pada daerah pertanian sehingga perlu suatu teknik
pemanfaatan air tersebut, misalnya dengan grafitasi bumi.
Sebagian besar area pertanian di Kabupaten Bangkalan
memanfaatkan curah hujan guna mensuplai sistem pengairan untuk areal
pertaniannya. Untuk daerah irigasi pada kawasan pertanian ini sebagian besar
menggunakan metode konvesional atau sistem irigasi non teknis yang juga
tergantung dari curah hujan.
Rata–rata curah hujan di Kabupaten Bangkalan tahun 2016 sebesar
9,56 mm, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,94 mm. Pada periode
yang sama rata-rata jumlah hari hujan per tahun mengalami kenaikan yakni
dari 182 hari pada tahun 2012 menjadi 200 hari pada tahun 2016. Dengan
demikian meningkatnya curah hujan tersebut diiringi peningkatan jumlah hari
hujan.
Terdapat 60 lokasi sumber air di Kabupaten Bangkalan yang
mempunyai debit yang relatif besar. Dari ke-60 sumber air tersebut, sumber
air Pocong mempunyai debit terbesar yaitu 200 liter/detik, sehingga oleh
Pemerintah Daerah dipergunakan sebagai sumber air untuk memenuhi
kebutuhan penduduk di bawah pengelolaan PDAM.
2.3 Aspek Legal
RTRW Jawa Timur
Paragraf 1 “Pengembangan Wilayah” Pasal 8 ayat 3b
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 24
Pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-
pusat pemasaran hingga ke pasar internasional
Paragraf 1 “Pengembangan Wilayah” Pasal 14 Ayat 4e-4g
e. Peningkatan pemasaran yang integritas dengan kawasan agropolitan
f. Pengembangan kemitraan antar pemangku kepentingan
h. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung kawasan agropolitan
Renstra Dinas Pertanian 2014 - 2019
Arah kebijakan tahun 2016 dan 2017 Tahun 2016, Upaya
mempertahankan swasembada padi dan jagung secara berkelanjutan Tahun
2017, Periode pembangunan tahun pertama dan kedua dengan menekankan
pada perbaikan dan pengembangan agrobisnis
Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Bangkalan Tahun 2009 -2029
Bab I Ketentuan UMUM Bagian Kesatu Pasal 1
8. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budidaya
45. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya
keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan
sistem agrobisnis
Bagian Kedua Visi dan Misi Penataan Ruang Pasal 4
d. mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana wilayah secara berkeadilan
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 25
dan proporsional untuk peningkatan sumber daya manusia yang lebih
produktif, mandiri, dan berdaya saing tinggi
Kebijakan dan Strategi Penetapan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 9
b. mengarahkan struktur permukiman secara berhirarki dan
mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan agar tidak cenderung
memusat kearah kawasan metropolitan di Kabupaten Bangkalan, dengan
strategi; menata kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan peran masing –
masing yakni sebagai pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan
distribusi hasil pertanian, perdagangan, jasa, pemerintahan, pendidikan,
kesehatan, serta transportasi, pergudangan dan sebagainya
c. menata pusat permukiman perkotaan SSWP direncanakan berperan sebagai
pusat-pusat pertumbuhan, dengan strategi; pembentukan desa sebagai pusat
pertumbuhan melalui konsep Agropolitan;
Pemanfaatan Ruang Untuk Penetapan Pola Ruang Wilayah Pasal 97
a. izin pemanfaatan ruang untuk pendidikan, penelitian, dan wisata alam
Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan No 12 Tahun 2010 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangkalan
Tahun 2005-2025
I. UMUM
Sebagai salah satu instrument pembangunan daerah. Mewujudkan
kesejahteraan sosial dengan pencapain melalui pembangunan ekonomi secara
berkelanjutan yang di landaskan oleh pengetahuan yang memadai dengan
sumber daya yang di kuasai sebagian besar masyarakat Kabupaten Bangkalan
adalah sumberdaya agrobisnis yaitu agrobisnis yang berbasis tanaman pangan
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 26
oleh karena itu cara yang paling efektif yaitu seperti industri
pembibitan/pembenihan beserta kegiatan perdagangan maupun subsistem
pendukungnya seperti Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 17 Tahun 2015 Tentang
Ketahanan Pangan Dan Gizi
Pasal 32
Peningkatan ketersediaan dan akses benih dan bibit tanaman, ternak, dan ikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf f dilakukan melalui: a.
produksi benih dan bibit tanaman, ternak, dan ikan dalam negeri; b.
pembinaan petani dan pembudidaya ikan dalam menghasilkan benih dan bibit
tanaman, ternak, dan ikan; c. pengembangan pemasaran benih dan bibit
tanaman, ternak, dan ikan; dan d. pemberian subsidi benih dan bibit tanaman,
ternak, dan ikan sesuai dengan kebutuhan.
2.4 Studi Banding
2.4.1 Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan
Alamat : Jl.Ketindan Lawang Malang
Lingkup : Kabupaten/Kota
Tujuan besar dari studi ini adalah mengetahui kebutuhan dasar dari
kegiatan penelitian,Studi, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan
merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penyuluhan dan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian
Pertanian. pelayanan agribisnis sekaligus tempat belajar yang dapat menarik
minat generasi muda untuk menggeluti bidang pertanian.
Dengan Sasaran yang difokuskan pada pengembangan agribisnis
hortikultura dataran rendah, mengingat lahan pengembangan Pengembangan
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 27
sumber daya rendah di Jawa Timur relatif luas dan memiliki potensi yang
cukup besar. Lingkup Kegiatan yang ada di Puspa Lebo meliputi:
1. Usahatani
2. Pelayanan Informasi, Magang dan Kemitraan:
Fasilitas
Aula Mahkota Dewa
Ruang Kelas
1. Kelas Padi
2. Kelas Tapak Liman 1
3. Kelas Tapak Liman 2
4. Kelas Tapak Liman 3
5. Kelas Tapak Liman 4
6. Kelas Tapak Liman 5
Asrama
1. Buah Tin
2. Mawar
3. Melati,
4. Manggis
5. Som Jawa
Guest House
1. Shorgum
2. Kacang Tanah
Gambar 2.6 Aula Mahkota Dewa
Gambar 2.7 Bangunan Kelas
Gambar 2.8 Asrama
Gambar 2.9 Guest House
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 28
3. Gandum
Laboratorium
1. Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
2. Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Obat
3. Bioteknologi dan Pengolahan Limbah
4. Proteksi Tanaman
Lahan Praktek
1. Hidroponik
2. Koleksi Tanaman Obat
Fasilitas Lainnya
1. Rumah ibadah
2. Perpustakaan
3. Internet Area
4. Fitness Center
5. Gerai dan Spa Herbal
6. Pos jaga
7. Lahan parkir
2.4.2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur
Alamat : Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang
Lingkup : Provinsi Jawa Timur
Gambar 2.10 Ruang Lab
Gambar 2.11 Lahan Praktek
Gambar 2.12 Musholla
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 29
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah unit pelaksana teknis
(UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang
Pertanian) di daerah yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pertanian (SK Mentan) nomor 798/Kpts/OT.210/12/94 tanggal 13 Desember
1994. BPTP merupakan fungsi unit kerja Eselon IIIa yang secara struktural
adalah salah satu unit kerja di lingkup Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)
Melalui berbagai layanan yang disediakan BPTP Jatim. Untuk
menjangkau cakupan sasaran yang lebih luas itu, maka BPTP melakukan
kegiatan meliputi :
1. Membangun visitor plot, yaitu gelar rakitan teknologi sebagai sarana
belajar bagi petani dan masyarakat luas
2. Melayani kunjungan dalam berbagai bentuk dan tujuannya (studi banding
atau konsultasi)
3. Mengadakan pelatihan Secara periodik, menyelenggarakan open house,
ekspose atau pameran
4. Menyediakan publikasi rakitan teknologi secara gratis
5. Mempublikasi hasil-hasil pengkajian, baik dalam media cetak (koran dan
tabloid), maupun elektronik (radio dan televisi)
Fasilitas
1. Gedung Wedhartaru
2. Gedung Prasmanan
Ruang Kelas
1. Kelas A
2. Kelas B
Gambar 2.13 Gedung Wedhartaru
Sumber : Dokumen Pribadi 2017
Gambar 2.14 Kelas
Sumber : Dokumen Pribadi 2017
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 30
3. Kelas C
Laboratorium dan Instalasi
1. Lab Hama Penyakit
2. Lab Kultur Jaringan
3. Lab Agronomi
4. Lab Paska Panen
5. Lab Benih
6. Proteksi Tanaman
7. Lahan Praktek
8. Koleksi Tanaman Obat
9. Peternakan
Fasilitas Lainnya
1. Masjid
2. Kantin
3. Kebun Percobaan (KP)
4. Lahan Parkir
5. Workshop
6. Pos Jaga
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan
No Nama dan Lokasi Kelebihan Kekurangan
1 Balai Pengkajian teknologi
pertanian (BPTP)
Jl. Raya Karangploso Km.
4 Malang
a. Memiliki fasilitas yang
cukup lengkap
b. Memilik fasilitas agrowisata
c. Mempunyai danau buatan
dan gazebo-gazebo sehingga
a. bangunan bengkel TTG
kurang terawat
b. Tidak mempunyai
penginapan
c. Sirkulasi kurang efisien
Gambar 2.15 Laboratorium
Sumber : Dokumen Pribadi 2017
Gambar 2.16 Mosholla
Sumber : Dokumen Pribadi 2017
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 31
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan
2.6 Karakter Objek
Karakter objek ini didapat dari pemahaman umum dan studi lapangan
sehingga proyek ini punya identitas yang jelas maka karakter objek yang di
dapat antara lain :
Edukatif : Diambil dari fungsi proyek ini yaitu sebagai
wadah yang menunjukkan tentang
pengetahuan dan segala studi pertanian
Inovatif : Bahwa fasilitas penelitian pertanian yang
bersifat mengenalkan sesuatu yang baru atau
bersifat pembaruan/trobosan dalam
membantu permasalahan/kendala yang
dihadapi para petani
Formal : Fasilitas penelitian ini sebagai tempat/kantor
mempunyai daya tarik
tersendiri
d. Mempunyai lapangan
upacar yang luas
e. Suasana asri
f. Lokasi mudah di akses
2 Balai Besar Pelatihan
Pertanian (BBPP)
Jl. Ketindan No.
1, Lawang, Malang
a. Memiliki fasilitas beragam
yang ditawarkan pada
pengunjung
b. Mempunyai asrama dan
ruang kelas yang memadai
c. Memiliki fasilitas olahraga
a. Lokasi kurang strategis
menuju lokasi
b. Berada di permukiman
warga
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 32
penelitia yang mempunyai aturan tegas dan
sistematis/bangunan yang biasa dan monoton
Modern : proyek ini membutuhkan sarana dan
prasarana yang lengkap, peralatan yang
canggih sesuai perkembangan jaman
sekarang
Komunikatif : Proyek ini mempunyai aktifitas yang
berakitan/berhubungan antara yang satu
dengan yang lain, sehingga memudahkan
dalam pengkoordiniran
Wawasan lingkungan : wajah dominan ada lokasi dengan
mengandalkan tanaman sebagai pembentuk
lansekap