bab ii tinjauan pustaka 2.1 new media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/bab ii.pdf · selama...

36
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakat New media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik (Mondry, 2008:13). Definisi lain mengemukakan, media baru merupakan digitalisasi yang mana sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang complex dan fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Digital juga selalu berhubungan dengan media karena media ini adalah sesuatu yang terus selalu berkembang dari media zaman dahulu (old media) sampai sekarang yang sudah menggunakan digital (media baru/new media ). Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. (web two point-oh), dimana semua menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya milik beberapa pihak saja. Semua orang saat ini dapat langsung mengambil peran dan menaruh apapun kedalam internet. Memperbincangkan media baru, terdapat dua periode pada masa perkembangannya. Menurut David Holmes dalam bukunya: “Communication Theory: Media, Technology and Society” (2012) terdapat dua periode, yaitu: First Media Age dan Second Media Age. Kedua istilah tersebut digunakan untuk

Upload: vuonghanh

Post on 11-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 New media dan masyarakat

New media merupakan media yang menggunakan internet, media online

berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi

secara privat maupun secara publik (Mondry, 2008:13). Definisi lain

mengemukakan, media baru merupakan digitalisasi yang mana sebuah konsep

pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua

yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit

menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang complex dan fleksibel yang

membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Digital juga

selalu berhubungan dengan media karena media ini adalah sesuatu yang terus

selalu berkembang dari media zaman dahulu (old media) sampai sekarang yang

sudah menggunakan digital (media baru/new media ). Selama tahun 2000, internet

telah memasuki fase yang disebut web 2.0. (web two point-oh), dimana semua

menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya

milik beberapa pihak saja. Semua orang saat ini dapat langsung mengambil peran

dan menaruh apapun kedalam internet.

Memperbincangkan media baru, terdapat dua periode pada masa

perkembangannya. Menurut David Holmes dalam bukunya: “Communication

Theory: Media, Technology and Society” (2012) terdapat dua periode, yaitu: First

Media Age dan Second Media Age. Kedua istilah tersebut digunakan untuk

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

9

menyebut periode media yang berbeda dimana First Media Age berkaitan dengan

era broadcast (media massa), sedangkan Second Media Age berkaitan dengan

media lebih baru yang mengandalkan interaktivitas berbasis internet.

First Media Age (broadcast) dianggap memiliki kekurangan dalam proses

interaksi khalaknya. Media terpusat kepada seorang komunikator yang

menyampaikan pesan kepada banyak komunikan. Sehingga komunikasi yang

dihasilkan menjadi satu arah dan timbal balik tidak dapat tersampaikan secara

langsung. Tersentralnya alur komunikasi tersebut mendorong negara untuk terus

mengawasi dan mengontrol setiap proses komunikasi yang terjadi. Audien dalam

masa pertama ini dianggap terkotak – terkotakan dipandang sebagai suatu massa

yang dapat dipengaruhi tingkat kesadarannya.

Sedangkan, Second Media Age (interactivity) menurut holmes bukunya:

“Communication Theory: Media, Technology and Society”. Informasi tidak

tersebar secara terpusat namun setiap individu atau kelompok saling bertukar

informasi (banyak berbicara kepada banyak/many to many). Sehingga,

komunikasi yang terjalin menjadi dua arah dan tingkat interaksi menjadi sangat

tinggi dalam pertukaran informasi. Kebebasan dalam menyampaikan informasi

tersebut tidak dipungkiri bahwa setiap proses interaksi menghindari pengawasan

dari negara. Kemudahan berkomunikasi ini juga dianggap memfasilitasi pengguna

media untuk menyampaikan segala aspirasi dan meningkatkan nilai demokrasi

dalam suatu negara. Pengguna media dipandang tetap bisa mempertahankan

individualitas mereka dan pengalaman individu terpengaruh mengenai ruang dan

waktu.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

10

Perkembangan teknologi media baru memberikan kemudahan kepada para

pengguna dalam mengoperasikan perangkat-perangkat komunikasi. Dari semula

yang analog dengan operasional yang rumit, kini teknologi digital memungkinkan

dikuasai bahkan oleh mereka yang awam sekalipun. Realitas ini memberikan

konsekuensi pada pergeseran kebiasaan dalam menerima, mengolah, dan

membagikan informasi. Siapapun kini dapat berbagi informasi tanpa harus

memiliki kualifikasi tertentu atau bernaung dalam lembaga media tertentu.

Kemudahan teknologi digital menjadikan individu dapat berperan sebagai

penyampai berita (agen) dan mengaburkan definisi audien.

Proses pengolahan informasi pada media sebelumnya banyak bergantung

pada perangkat analog yang relatif rumit dan membutuhkan skill tertentu untuk

mengoperasikannya. Untuk mendapatkan informasi melalui wawancara saja

dibutuhkan serangkaian proses konversi data yang tidak bisa dibilang sederhana,

tetapi dengan perkembangan teknologi digital, kegiatan news gathering seperti

merekam audio, video dan foto, hingga distribusinya bisa dilakukan melalui

handset yang praktis. Seiring dengan perkembangan tersebut, kebutuhan khalayak

media juga ikut berubah. Jika dahulu, khalayak menerima saja apa yang disajikan

oleh media. Kini khalayak mununtut yang lebih di butuhkan oleh dirinya.

Sekarang jika sebuah media tidak mampu memenuhi kebutuhan khalayak akan

informasi maka dia akan meninggalkan media tersebut. Aktualitas informasi saat

ini menjadi salah satu kebutuhan khalayak. Orang sudah tidak mau lagi diberi

informasi basi karena sekarang segalanya serba cepat tersaji. Aneka informasi

yang terjadi di mana pun selalu ingin cepat diketahui. Itu sebabnya internet

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

11

menjadi media alternative karena mampu menyajikan aneka berita yang terus

menerus di-update dari waktu ke waktu.

2.2 Media massa dan industri budaya

Dalam perkembangan masyarakat saat ini, media massa dipandang sebagai

produsen kebudayaan massa. Kemampuan media massa untuk melipatgandakan

pesan sehingga mampu menyebarluaskan simbol-simbol budaya masyarakat

industri yang kemudian me-massa. Dalam setting budaya massa aspek utama

adalah pada faktor hiburan bukan kedalaman makna apalagi kedalaman filosofi

yang dikembangkan dalam suatu tayangan. Hiburan telah menjadi semacam

ideologi utama bagi industri media massa. Ini berarti segala sesuatu yang akan

dijadikan acara atau program media massa akhirnya harus dikemas sebagai

hiburan. Demikian pula dengan para pemirsa atau pembaca media massa memiliki

predisposisi untuk menikmati hiburan. Sehingga tolak ukur penilaian bagus

tidaknya suatu tayangan atau program ditentukan seberapa besar kandungan

hiburannya.

Fenomena seperti itu tidak lepas dari ideologi media massa yang concern

terhadap setiap fenomena sebagai sebuah produk yang harus dikemas, dipelihara

sebagai sebuah komoditas yang siap disajikan kepada khalayak. Dengan konsep

setiap fenomena merupakan komoditaslah yang menjadikan fenomena apapun

akan makin menancapkan kukunya karena media massa baik cetak maupun

elektronik kemudian mem-blow up berbagai komentar dari berbagai kalangan

masyarakat baik yang keberatan maupun yang mendukung terhadap fenomena

yang berkembang. Fun, fashion, dan fast food adalah fenomena sebuah kehadiran

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

12

ketika produk-produk budaya lahir yang dari mobilitas media. Hiburan, gaya

pakaian, mode pakaian serta makanan cepat saja adalah fakta dari sebuah

kehadiran dan wajah budaya pop yang dibesarkan oleh ideologi media. Dalam

pandangan budaya massa publik adalah objek yang dihadapkan pada dua pilihan

membeli atau tidak membeli.

Industri budaya membawa semua keunggulan produksi kapitalis.

Produduknya distandarkan, dikosongkan dari manfaat estetika dan bisa diproduksi

secara massal, dan mereka bisa dikonsumsi dalam skala sejauh mereka bisa

diproduksi. Menurut Adorno dan Horkheimer (dalam Holmes, 2012:51)

masifikasi budaya memiliki konsekuensi dalam implikiasi mendalam bagi

penerimaan soal estetika. Seni dihargai bukan karena kemampuan khususnya

untuk mengkomunikasikan kebenaran atau keindahan tetapi untuk pemasarannya.

Tetapi, tidak hanya perubahan genre konten media yang menjadi distandarkan,

namun munculnya konten baru dalam media yang muncul untuk mengejek massa

yang seharunya media wakili, misalnya tontonan yang bercirikan olok-olok atau

konsep mengenai isu-isu sosial serius seperti AIDS, bantuan untuk Dunia ketiga

atau masalah lingkungan hidup akan menerima perhatian biasa-biasa saja kecuali

jika dipromosikan oleh selebriti musik atau film. Menurut Holmes (2012: 53)

industri budaya tidak hanya menghasilkan konten terstandarisasi, namun juga

menghasilkan audiens itu sendiri dengan cara lingkaran manipulasi dan retroaktif

yang diperlukan di mana kesatuan sistem (produksi dan konsumsi pemaknaan)

tumbuh lebih kuat. Sehingga berdasarkan formulasi tersebut menekankan fakta

bahwa broadcast menghasilkan konten untuk audiens, pada saat yang sama media

memproduksi audiens untuk konten tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

13

massa dibentuk oleh broadcast, seperti halnya tubuh tanpa bentuk yang dikenakan

suatu konten.

2.3 Media sebagai Aparat Ideologi

Jean Baudrillard dan Guys Debord (dalam Holmes, 2012: 58) berpendapat

bahwa media itu sendiri, dalam bentuk sign (tanda-tanda), telah menjadi terikat

secara intrinsik dengan pola pertukaran atas komuditas media. Menurut Marx dan

Engels (dalam Holmes, 2012:59) media sebagai apparat ideologi berasaskan ide-

ide tentang kelas berkuasa dalam setiap zaman adalah ide-ide yang menguasai,

yaitu kelas yang menguasai kekuatanmaterial dalam masyarakat dan pada saat

yang sama kekuatan intelektual yang berkuasa. Kelas yang memiliki alat-alat

produksi material pada penuntasannya memiliki kontrol pada saat yang sama atas

alat-alat produksi mental. Dengan demikian, secara umum ide-ide dari pihak yang

tidak memiliki alat-alat produksi akan tunduk pada mereka.

Berdasarkan kajian Marx dan Engels diatas dapat dipahami bahwa

ideologi yang disediakan dalam media adalah salah satu di mana ide-ide dari suatu

kelompok, yakni kelompok yang berkuasa sehingga ide-ide tersebut

digeneralisasikan keseluruh masyarakat. Namun pada masa sekarang pemikiran

tersebut tidak akan berjalan dengan lancar, fakta bahwa suatu kelas mungkin

memonopoli sarana produksi mental dan material tidak menjamin ia dapat begitu

saja memaksakan ide-idenya, sehingga ide-ide tersebut harus dinegosiasikan

sedemikian rupa hingga aturan mereka bisa diterima.

Menurut Gramsci (dalam Holmes, 2012:60) kelas-kelas dominan tidak

hanya menyampaikan ideologi untuk konsumsi kelas-pekerja, melainkan mereka

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

14

harus terus berupaya membatasi batas-batas pembuatan pemaknaan untuk

mengecualikan definisi atas realitas sosial yang bertentangan dengan pemikiran

mereka, pemikiran hegemoni merupakan urusan menang dan kalah bukan hanya

di media, namun juga dalam lembaga-lembaga masyarakat sipil. Althusser (dalam

Holmes, 2012: 61) menganalisis ulang pemikiran Gramsci diatas dan

mengembangkan hubungan sangat kuat antara ideologi dan kekuasaan negara.

Althusser berpendapat bahwa ideologi dan apa yang ia sebut apparat negara

ideologis, telah menjadi lebih penting pada abad dua puluh daripada aparatur

negara represif dan koersif abad ke-19. Perubahan ini bisa disebabkan pada

tambahan penting yang Althusser buat pada aparatur negara, yakni apparat

broadcast.

2.4 Media global dan konteks sosial

Dalam beberapa dekade terakhir, manusia melakukan percobaan-

percobaan yang mengembangkan teknologi komunikasi hingga sukses memasuki

era dunia motion picture. Menurut Nurudin (2013: 59) pada permulaan abad ke-20

masyarakat Barat melakukan percobaan untuk mengembangkan teknik

komunikasi yang paling luas. Sepanjang masa pertama decade abad ke-20 motion

picture menjadi media hiburan keluarga. Kemudian pada tahun 1920-an dengan

pengembangan radio rumah tangga dan pada tahun 1940-an dengan dimulainya

televisi rumah tangga. Pada masa kini komunikasi massa berkembang lebih pesat

lagi dengan munculnya internet sebagai bagian dari media massa. Internet dapat

mengatasi permasalah perbedaan ruang dan waktu dalam penyebaran informasi di

dunia ini.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

15

Percepatan fenomena komunikasi diatas tentunya membawa dampak pada

pola komunikasi massa, sehingga pada masa sekarang komunikasi massa global

merupakan hal yang nyata. Komunikasi massa bersifat global menjadi sesuatu

yang tak terbantahkan dan tidak bisa dipisahkan dengan fenomena atau gejala

globalisasi. Dengan kemudahan dalam berkomunikasi tersebut tentunya pembuat

pesan media mampu memanfaatkannya untuk menyampaikan informasi tertentu

mungkin saja sebuah propaganda terhadap audiens secara cepat.

Dengan pembahasan media global tentunya berkaitan dengan gagasan

McLuhan tentang media adalah pesan (Holmes, 2012: 82), ada istilah yang lazim

digunakan McLuhan yakni Global Village atau desa global. Penggunaan istilah

desa global ini mengacu pada bentuk baru bagi organisasi sosial dunia yang

membentuk suatu sistem sosial, politik dan sistem budaya yang besar. McLuhan

berfokus pada isu-isu mikroskopik seperti dampak media terhadap indera manusia

dan pengaruh seperti apa yang akan muncul dari media terhadap masyarakat.

Media global juga berkaitan bagaimana media dipandang dalam sudut pandang

globalisasi yang mana konten maupun media itu sendiri mampu tersebar

keseluruh dunia. Dalam konteks ini globalisasi lebih ditekankan dalam aspek

universalisasi dan westernisasi yang memiliki arti mengenai penggambaran

tersebaran hal material maupun nonmaterial ke seluruh dunia. Disisi lain

pengertian ini diasumsikan dengan semakin menyebarnya pemikiran dan budaya

dari barat sehingga mengglobal.

Dalam perspektif cultural imperialism theory oleh Schiller

(dalam Nurudin, 2013:175) media massa negara barat mendominasi media di

seluruh dunia. Hal tersebut berarti, media massa barat mendominasi media massa

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

16

di dunia ketiga. Tujuan dalam mendominasi media tersebut untuk mempengaruhi

media massa dunia ketiga sehingga media barat mengesankan budaya barat dan

pada akhirnya budaya barat akan ditiru oleh masyarakat dunia ketiga melalui

media. Kebudayaan barat memproduksi hampir semua mayoritas media massa di

dunia, seperti film, berita, komik, foto, dan lain-lain. Sebagai contohnya budaya

"Hollywood" dan momok budaya dominasi AS tetap menjadi perhatian utama di

banyak negara. Dampak yang diterima oleh orang-orang dunia ketiga ketika

melihat melihat media massa dinegaranya akan menikmati sajian yang berasal

dari gaya hidup, kepercayaan dan pemikiran.

Menurut Nurudin (2013:176) ketika menonton film Independence Day,

audiens akan belajar mengenai bangsa Amerika dalam menghadapi musuh atau

perjuangan Rakyat Amerika dalam menggapai kemerdekaan. Berbagai gaya hidup

masyarakatnya, kepercayaan dan pemikiran orang Amerika dalam film tersebut.

Kemudian dunia ketiga tanpa sadar meniru apa yang disajikan media massa yang

sudah banyak di isi dengan kebudayaan barat tersebut. Saaat itulah terjadi

penghancuran budaya asli negaranya untuk kemudian mengganti dan disesuaikan

dengan budaya barat.

Dominasi barat ini oleh Gramsci (dalam Holmes, 2012: 60) kemudian

diartikan dengan bagaimana suatu kelompok dominan dapat memainkan

pengaruhnya yang tanpa sadar kelompok subordinat mengikuti struktur yang

ditawarkan oleh kelompok dominan. Konsep yang oleh Gramsci dikenal dengan

Hegemoni. Dalam kajian ini hegemoni tidak saja melibatkan hegemoni sosial saja,

melainkan juga melibatkan hegemoni budaya melalui pengalaman yang

diciptakan atas dasar membentuk suatu masyarakat untuk menemukan makna dan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

17

tujuan bersama termasuk bahasa. Media massa cenderung mengukuhkan ideologi

dominan untuk menancapkan kuku kekuasaannya melalui hegemoni. Melalui

media massa pula juga menyediakan frame work bagi berkembangnya budaya

massa. Melalui media massa pula kelompok dominan terus-menerus

menggerogoti, melemahkan dan meniadakan potensi tanding dari pihak-pihak

yang dikuasainya. Media massa bukan hanya sebagai media pengirim pesan tapi

juga mempengaruhi nilai nilai budaya dan membuat streotype mengenai gender,

ras, dan etnik. Gramsci menyoroti hubungan media massa, kelompok dominan,

dan masyarakat menyiratkan hubungan yang hegemonik.

Perubahan ekonomi politik global, gagasan bahwa perusahaan media

perusahaan hanyalah penyetor budaya AS sebagai sistem media yang menjadi

semakin terkonsentrasi, komersial, dan global. Media global raksasa adalah

perusahaan multinasional klasik, dengan pemegang saham, kantor pusat, dan

operasi yang tersebar di seluruh dunia. Sistem media global lebih baik dipahami

sebagai salah satu bahwa kemajuan korporasi dan kepentingan komersial dan

nilai-nilai dan mencemarkan nama orang baik atau mengabaikan hal yang tidak

dapat dimasukkan ke dalam misinya. Tidak ada perbedaan dalam konten

perusahaan, apakah mereka dimiliki oleh pemegang saham di Jepang atau

Perancis atau memiliki kantor pusat perusahaan di New York, Jerman, atau

Sydney seperti halnya VOA dan CNN. Dalam pengertian ini, perpecahan dasar

bukan antara negara-bangsa, tetapi antara kaya dan miskin, di seberang perbatasan

nasional.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

18

2.5 Propaganda

Pada awal mula istilah propaganda baru muncul pada abad 17 yang

dicetuskan oleh Gereja Katolik Roma dalam penyebaran agama Nasrani. Pada

waktu itu Paus membentuk Majelis Suci untuk Propaganda Agama (The Sacra

Congregatio de Propaganda Fide) yang bertugas menjelajahi daerah dan

memasuki pelosok untuk berkhotbah memuji keagungan Tuhan. Selama Perang

Dunia ke III propaganda memegang peran penting dalam perang dingin.

Propaganda mampu mengacaukan keadaan, sehingga negara – negara saling

berperang dan seakan – akan terpisah menjadi dua blok yang saling bertentangan.

Pada perang tersebut propaganda juga memegang peranan penting dalam

mengadu domba (Djoenasih dan Sunarjo, 1982:4).

Menurut Barnays (dalam Nurudin, 2008:10) propaganda modern sebagai

suatu usaha yang bersifat konsisten dan terus menerus untuk menciptakan atau

membentuk peristiwa-peristiwa guna mempengaruhi hubungan publik terhadap

suatu usaha atau kelompok. Sedangkan menurut Ralp D. Casey, propaganda

adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sadar untuk memantapkan

suatu sikap atau merupakan suatu pendapat yang berkaitan dengan suatu doktrin

atau program dan di pihak lain, merupakan usaha yang sadar dari lembaga –

lembaga komunikasi untuk menyebarkan fakta dalam semangat objektivitas dan

kejujuran. Menurut Harold D. Laswell (dalam Djoenasih dan Sunarjo, 1982:26)

berdasarkan karya klasiknya “Propaganda Technique in The World War”

menjelaskan propaganda merujuk pada kontrol opini dengan simbol-simbol

penting, berbicara secara lebih kongret dan kurang akuat melalui cerita, rumor,

berita, gambar atau bentuk-bentuk komunikasi sosial lainnya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

19

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

propaganda dalam arti yang paling luas adalah teknik mempengaruhi tindakan

manusia dengan memanipulasi representasi (penyajian). Representasi bisa berupa

lisan, tulisan, gambar atau musik. Dalam pelaksanannya propaganda memiliki 3

sifat yaitu dilakukan oleh individu, kelompok, dan negara, kemudian dilakukan

secara langsung dengan atau tanpa media sehingga dapat mengubah perasaan,

pemikiran dan tindakan masyarakat lain.

2.5.1 Media Propaganda

Media merupakan salah satu elemen penting komunikasi dalam proses

penyebaran pesan. Media mampu mempengaruhi suatu pesan bisa efektif

atau tidak dan tersebar luas atau tidak. Kesalahan memilih media tentu

mengakibatkan pesan yang disampaikan kurang mengena. Berdasarkan hal

tersebut, propaganda mampu tersebar dengan mudah apabila menggunakan

media yang tepat sebagai sarana pendukung. Tujuan umum dan strategi

propaganda sangat sempurna apabila digunakan melalui media yang benar.

Disisi lain media memiliki banyak produk, sehingga dapat mendukung

penyebaran propaganda dalam tubuh media itu sendiri.

Dalam Nurudin (2008:35) media massa dalam konteks media

propaganda merupakan media elektronik dan media cetak. Salah satu

keunggulan media massa memiliki jangkauan yang luas. Media massa

melingkupi media dalam ruang seperti televisi, internet maupun radio juga

media luar luang seperti baliho, spanduk dan sebagainya. Dan juga media

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

20

non kontemporer pun mempunyai andil yang besar dan berpengaruh untuk

propaganda saat ini.

Dalam sejarahnya, media massa berperan secara efektif dalam

propaganda. Menurut Djoenasih dan Sunarjo (1982: 8) pada masa Napoleon

Bonaparte media massa dianggap sangat berpengaruh terhadap opini publik.

Sehingga media massa harus dipilih selektif oleh pemerintah agar tidak

menimbulkan propaganda yang merugikan pemerintah. Sehingga pada masa

tersebut propaganda digunakan untuk tujuan politik. Dalam penjelasan

media propaganda Nurudin (2008:35) mencontohkan Jerman di bawah

pemerintahan Hitler melakukan propaganda melalui media massa. Hitler

menggunakan Koran Der Stuemmer pada mei 1934 untuk menyebarkan

ilustrasi kartun darah orang – orang Jerman yang tidak bersalah berada di

piring orang – orang yahudi. Kartun itu ditunjukkan Nazi bahwa orang

Yahudi menghabiskan sumber hidup orang Jerman. Propaganda ini

bertujuan meningkatkan nilai kebencian terhadap orang Yahudi.

Amerika dalam sejarahnya juga pernah melakukan propaganda

terhadap Irak sebagaimana dalam Nurudin (2008:80). Pada tahun 1991

Amerika mencurigai Irak menyimpan senjata pemusnah massal. Kemudian

pada tahun 2002 Amerika melalui Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

melakukan inpeksi tentang senjata pemusnah massal. Namun senjata

pemusnah massal tersebut tidak di temukan di Irak. Walaupun tidak

ditemukan senjata tersebut Amerika tetap menyerang Irak. Dalam kasus

perang Irak melawan AS-Inggris ini, berita-berita sekitar kecurigaan AS

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

21

terhadap Irak yang menyimpan senjata pemusnah massal dan angkuhnya AS

dalam menggulingkan Saddam Hussein merupakan contoh kongkret dimana

media berperan penting dalam menyampaikan ideologi khusus dan merubah

padangan audiens.

Media baru sebagai produk dari perkembangan teknologi infomasi dan

komunikasi merupakan sebuah teknologi yang cukup dikenal oleh

masyarakat. Masyarakat lebih bebas dalam memilih dan memilah informasi

bahkan mampu saling berbagi informasi. Media baru dianggap sebagai

media yang interaktif yang mana alur komunikasi tidak hanya satu arah

namun dapat dua arah dan umpan balik dapat secara langsung diterima oleh

pengguna. Namun pemanfaatan media baru pada masa kini tidak dapat

dikontrol dengan baik. Sehingga beberapa media digunakan sebagai alat

propaganda guna mempengaruhi persepsi seseorang akan suatu hal.

Dalam masa damai ini, propaganda yang dijalankan memiliki pola

lebih halus. Seperti hal-nya pemerintah negara-negara besar lazim

mendirikan perpustakaan, menyelenggarakan seminar, diskusi, acara

budaya, membuat film maupun permainan digital yang pada dasarnya

berfungsi mempengaruhi publik luar negeri mendukung negara besar

tersebut. Hampir setiap negara juga menyelenggarakan stasiun radio

gelombang pendek untuk menjalankan propaganda internasional mereka.

Namun, seperti terlihat dalam kasus AS, „peperangan informasi‟ itu tak

hanya dijalankan sepenuhnya oleh organ-organ pemerintah, namun juga

didukung oleh inisiatif-inisiatif non-pemerintah, serta melalui media massa

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

22

swasta yang baik secara terencana atau tidak terencana mendukung

kebijakan pemerintah tersebut. Zaman propaganda dalam sejarah masa

Hitler, jika dibandingkan dengan kenyataan yang ada sekarang, telah banyak

berubah. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan saat ini juga masih

terdapat propaganda yang seperti dilakkukan Hitler pada saat itu.

Diantaranya: Propaganda Amerika Serikat terhadap Irak dan Palestina dalam

setiap pemberitaan media maupun informasi yang terdapat dalam produk

media baru masa kini.

2.5.2 Video game dalam media propaganda

Menurut Putra (2013) permainan adalah sebuah aktivias rekreasi

dengan tujuan bersenang – senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga

ringan, permainan merupakan sebuah langkah kreatif dari aktifitas rekreasi

yang dilakukan dengan memasukan nilai- nilai pembelajaran. Permainan

merupakan simulasi yang dapat mengungkap kepribadian, memediasi anak

memotivasi serta menumbukan jiwa sosial dalam diri anak. Sebuah

permainan dapat dilakukan dengan media ataupun tanpa media. Media

yang bisa digunakan dalam sebuah permainan adalah mainan (baik

tradisional maupun modern), alat peraga, binatang, ataupun benda-benda

yang berada di sekitar lingkungan. Permainan juga dapat dilakukan sendiri

ataupun berkelompok. Permainan berkelompok lebih ditujukan untuk

menumbuhkan jiwa sosial pada anak. Dalam permainan, terdapat tingkat

kesulitan serta tahapan tahapan tersendiri. Biasanya permainan dimulai

dari tingkatan yang paling midah kemudian meningkan ke jenjang tingkat

kesulitan yang semakin tinggi secara bertahap.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

23

Perkembangan teknologi yang begitu pesat mendorong tumbuhnya

industri permainan. Perkembangan video game menjadi sebuah fenomena

yang terus hidup dari tahun ke tahun. Menurut Roger Fidler (dalam Bucy,

2002:24) pada tahun 1972 dengan permainan bola dan dayung yang

disebut “Odyssey dan Pong” mampu memikat hati remaja dan dewasa

muda. Tingkat peminatan yang tinggi tersebut mampu mendorong

terciptanya berbagai aliran baru dalam dunia video game. Salah satu aliran

yang cukup terkenal pada masa itu adalah aliran video game arcade,

seperti Pac-Man dan Space Invaders. Dalam sepuluh tahun terakhir masa

itu, orang – orang Amerika menghabiskan lebih banyak uang untuk sistem

video game rumahan dan video game arcade daripada menghabiskan

untuk film dan musik dengan total lebih dari 11 milyar dolar.

Unsur terpenting dalam video game bukan saja masalah teknis

berkaitan dengan audio visual yang bagus, namun juga unsur penceritaan

dan konsep permainan. Unsur penceritaan tentunya tidak jauh berbeda

dengan apa yang ada dalam film. Sebagaimana film menyampaikan drama

tiga babak, yaitu : pengenalan karakter, konflik dan penyeselaian. Tiga

ritme penceritaan tersebut sering kali terjadi dalam video game dengan

genre tertentu yang memiliki cerita Panjang yang terbagi kedalam

beberapa chapter atau satu kesatuan scene. Sebagaimana konten cerita film

seringkali dijadikan sebagai media propaganda.

Amerika sebagai salah satu Negara yang sengaja atau tidak

melakukan propaganda melalui film – filmnya. Menurut Nurudin

(2008:36) propaganda dalam film – film buatan Amerika sering kali

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

24

mengangkat tema kepahlawanan tentara Amerika. Film Rambo merupakan

salah satu film popular buatan Amerika yang mempropagandakan

kepahlawan tentara Amerika dalam perang Vietnam. Adapun contoh film

antara lain Coming Home (Hal Ashby, 1978) The Deer Hunter (Michael

Comino, 1978), Rambo First Blood Part II (George F. Cosmatus, 1985),

Platon (Oliver Stome, 1986), Full Metal Jacket (Stanley Kubrick, 1987),

dan Apocalypse Now (Francis Ford Capollo, 19779).

Dengan berkembangnya video game tidak hanya sebuah permainan

langsung namun dibekali dengan unsur cerita yang komplek mampu

memperkuat peminatan dan penyampaikan informasi secara efektif.

Perkembangan tersebut lantas banyak digunakan untuk menyampaikan

propaganda. Sering kali video game bergenre peperangan buatan Amerika

Serikat digunakan sebagai media propaganda. Seperti halnya video game

Call Of Duty, menurut situs www.callofduty.com video game tersebut

menggunakan latar perang dunia pertama, perang dunia kedua, perang

dingin, perang timur tengah, dan perang di vietnam.

Dalam pembuatan konsep dan konten video game harus sesuai

dengan klasifikasi (umur, genre dan konten) yang telah di sepakati.

Sehingga klasifikasi tidak hanya sekedar sebuah logo dan batasan

penggunaan game, namun sebagai acuan dari sebuah video game. Pada

awal mula video game dibuat sebagai hiburan semata, namun beberapa

video game dibuat untuk tujuan lain dari kelompok kepentingan tertentu.

Developer game memasukkan unsur petualangan, seksual, pendidikan

hingga propaganda yang bertujuan untuk memperdayai pemain agar

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

25

mengikuti budaya, gaya dan doktrin tertentu. Sebagaimana konten cerita

film sebagai media propaganda dibuat seperti yang telah dituliskan diatas.

Gambar 2.1 : Terdapat tulisan Abbasia (Kekhalifahan Islam) pada

plat penunjuk jalan yang dilewati oleh tentara Amerika dengan

background peperangan dalam game Call of Duty (sumber:

http://hostilecontact.com/call-of-duty-4-modern-warfare)

Gambar 2.2 : Potongan gambar dalam video game Homefront yang

memperlihatkan aksi pembunuhan dengan latar poster Kim Jong Il

(pemimpin Korea Utara).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

26

2.5.3 Teknik propaganda

Pendapat Paul Kecskemeti pada buku Propaganda dalam Hand

book of Communication (1973 : 844) Dalam jaman modern propaganda

digunakan dalam hal-hal yang sekuler (duniawi), dari kenyataan ini dapat

dikatakan bahwa propaganda digunakan dalam hal-hal yang berbeda.

Perbedaan yang dapat dilihat antara lain dalam kehidupan ekonomi

(komersial) dan kehidupan politik serta beberapa sektor lainnya yang tidak

kurang pentingnya dalam masyarakat.

Fakta inilah yang mendasari pula bahwa propaganda membutuhkan

sebuah teknik yang tepat. Jika diamati secara lebih dalam, ada beberapa

teknik yang bisa digunakan dalam melancarkan propaganda. Efektif

tidaknya dan pilihan mana yang digunakan sangat bergantung pada

kondisi komunikan, kemampuan komunikator (propagandis) dan

lingkungan sosial politik dan budaya masyarakatnya. Menurut Nurudin

(2008:29-34) ada 9 jenis teknik propaganda yang dapat digunakan

sehingga pesan propaganda dapat tersampaikan dengan baik. Adapun 9

teknik tersebut yaitu :

1. Name calling

Name Calling adalah propaganda dengan memberikan sebuah ide

atau label yang buruk. Tujuannya adalah agar orang menolak dan

menyangsikan ide tertentu tanpa mengoreksinya/memeriksanya terlebih

dahulu. Salah satu ciri yang melekat pada teknik ini adalah propagandis

menggunakan sebutan-sebutan yang buruk pada lawan yang dituju. Ini

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

27

dimaksudkan untuk menjatuhkan atau menurunkan derajat seseorang

atau sekelompok tertentu. Sebutan, “jahanam”, “biang kerok”,

“provokator”, ” Partai Komunis Indonesia (PKI)” “Gerakan Pengacau

Keamanan (GPK)” menjadi ciri khas yang melekat pada teknik ini.

Teknik ini sering digunakan dalam propaganda tisan.

2. Glittering generalities

Glittering Generalities adalah mengasosiasikan sesuatu dengan

suatu “kata bijak” yang digunakan untuk membuat kita menerima dan

menyetujui hal itu tanpa memeriksanya terlebih dahulu.Teknik

propaganda ini digunakan untuk menonjolkan propagandis dengan

mengidentifikasi dirinya dengan segala apa yang serba luhur dan

agung. Dengan kata lain propagandis berusaha menyanjung dirinya

mewakili sesuatu yang luhur dan agung. Ungkapan kata-kata “demi

keadilan dan kebenaran” menjadi salah satu ciri teknik propaganda ini.

Sekedar contoh adalah, “Demi keadilan dan kebenaran, maka

demokrasi harus ditegakkan dalam semua bentuknya” yang pernah

sangat marak ketika era reformasi tiba dan banyak diteriakkan oleh

mahasiswa.

Teknik ini dimunculkan untuk mempengaruhi persepsi masyarakat

agar mereka ikut serta mendukung gagasan propagandis. Hanya

kelemahannya, kadang sang propagandis sangat menonjolkan dirinya

dengan sebutan agung dan luhur serta menganggap dirinyalah yang

paling benar sedangkan orang lain salah. San-jungan ini mempunyai

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

28

kelemahan jika propagandis termasuk orang yang tak mau kompromi

dan mempunyai tujuan terselubung pada setiap tindakannya.

Akibatnya, bisa jadi menimbulkan klaim kebenaran sepihak.

3. Transfer

Transfer meliputi kekuasaan, sanksi dan pengaruh sesuatu yang

lebih dihormati serta dipuja dari hal lain agar membuat “sesuatu” lebih

bisa diterima. Teknik propaganda transfer bisa digunakan dengan

memakai pengaruh seseorang atau tokoh yang paling dikagumi dan

berwibawa dalam lingkungan tertentu. Propagandis dalam‟hal ini

mempunyai maksud agar komunikan terpengaruh secara psikologis

terhadap apa yang sedang dipropagandakan. Transfer juga bisa

digunakan dengan menggunakan cara simbolik, Seorang calon

presiden yang kurang terkenal dari Chicago bernama Lar Daley biasa

berkampanye menggunakan pakaian khas “Paman Sam”. Presiden

Richard Nixon sendiri biasa menggunakan sebuah bendera Amerika

pada bagian depan leher baju pada saat kampanye pula.

4. Testimonials

Testimonials berisi perkataan manusia yang dihormati atau

dibenci bahwa ide atau program/produk adalah baik atau buruk. Propa-

ganda ini sering digunakan dalam kegiatan komersial, meskipun juga

bisa digunakan untuk kegiatan politik. Dalam teknik ini digunakan

nama seseorang terkemuka yang mempunyai otoritas dan prestise

sosial tinggi di dalam menyodorkan dan meyakinkan sesuatu hal

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

29

dengan jalan menyatakan bahwa hal tersebut didukung oleh orang-

orang terkemuka tadi.

5. Plain folk

Plain folk Adalah propaganda dengan menggunakan cara

memberi identifikasi terhadap suatu ide. Teknik ini mengidentikkan

yang dipropagandakan milik atau mengabdi pada komunikan.

Misalnya dengan kata-kata milik rakyat atau dari rakyat. Richard

Nixon menggunakannya secara halus dan cerdik selama menjadi

presiden, terutama dalam melawan tuduhan Watergate. Selama

melakukan perjalanan ke Houston, dia minum kopi di sebuah counter

makanan ringan di dalam toko obat dan ngobrol dengan pelayan.

Potret dari pemandangan itu dipublikasikan ke semua penjuru dunia.

Cara yang dilakukan Nixon ini (basa basi politik) seolah menunjukkan

bahwa ia adalah milik rakyat, bagian dari mereka dan akan berada di

depan dalam memperjuangkan kepentingan mereka pula.

6. Card stacking

Card Stacking meliputi seleksi dan kegunaan fakta atau

kepalsuan, ilustrasi atau kebingungan dan masuk akal atau tidak masuk

akal suatu pernyataan agar memberikan kemungkinan terburuk atau

terbaik untuk suatu gagasan, program, manusia dan barang.Teknik

propaganda yang hanya menonjolkan hal-hal atau segi baiknya saja,

sehingga publik hanya melihat satu sisi saja.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

30

7. Bandwagon technique

Teknik ini dilakukan dengan menggembar-gemborkan sukses

yang dicapai oleh seseorang, suatu lembaga atau suatu organisasi.

Dalam bidang ekonomi, teknik propaganda ini digunakan untuk

menarik minat pembeli akan suatu produk tertentu yang laku keras di

pasaran. Sebuah perusahaan minuman ringan dengan semboyan “Inilah

Generasi Pepsi”, memberi kesan bahwa seluruh generasi meminum

produk itu.

8. Reputable mounthpiece

Teknik yang dilakukan dengan mengemukakan sesuatu yang

tidak sesuai kenyataan. Teknik ini biasanya digunakan oleh seorang

yang menyanjung pemimpin, akan tetapi tidak tulus. Bung Karno

pernah diangkat sebagai waliyul amri dan panglima besar revolusi.

Teknik ini dilakukan karena ada ambisi seseorang atau sekelompok

orang yang ingin aman di lingkaran kekuasaan. Atau bisa jadi teknik

ini untuk memerosokkan pemimpim dengan mengemukakan yang

baik-baik saja sehingga, sang pemimpin jadi lupa diri. Ini

dimungkinkan sebab dengan cara lain tidak bisa dilakukan. Maka jalan

memuji yang pada prinsipnya ingin menjatuhkan pun dilakukan.

9. Using all forms of persuations

Teknik yang digunakan untuk membujuk orang lain dengan

rayuan, himbauan dan “iming-iming”. Teknik propaganda ini sering

digunakan dalam kampanye Pemilu. Di Indonesia untuk mendapatkan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

31

simpati masyarakat, ada sebuah partai politik yang menjanjikan pada

masyarakat untuk mengenyam pendidikan gratis jika partainya

menang. Ada pula, partai politik yang menjanjikan akan mengaspal

suatu jalan jika warga di daerah tersebut memenangkan partai tertentu.

2.6 Semiotika Media

Semiotika merupakan suatu ilmu yang mengkaji mengenai tanda dan

segala hal yang berhubungan dengan tanda. Kata “semiotika” sendiri berasal dari

bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda” atau seme, yang berarti “penafsir

tanda”. Semiotika berusaha menjelaskan jalinan tanda atau ilmu tentang tanda.

Semiotika secara sistematik menjelaskan esensi, ciri – ciri, bentuk suatu tanda,

serta proses pembentukan dan pembacaan yang menyertainya (Alex Sobur,

2004:16).

Semiotika menurut Fiske (dalam Freddy, 2005:27) adalah studi mengenai

pertandaan atau tanda itu sendiri, makna dari sistem tanda dan kebudayaan tempat

kode dan tanda bekerja. Bagaimana makna dibangun dalam “teks” media atau

bagaimana tanda dari jenis karya apapun dalam masyarakat yang mengkonsumsi

makna. Penggunaan kode – kode dan tanda – tanda untuk keberadaan dan

bentuknya sendiri.

Semiotika digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisis teks media

dengan asumsi bahwa media itu sendiri dikomunikasikan melalui seperangkat

tanda. Teks media yang tersusun atas seperangkat tanda tersebut tidak pernah

membawa makna tunggal. Kenyataannya, teks media selalu memiliki ideologi

dominan yang terbentuk melalui tanda tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa teks

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

32

media membawa kepentingan – kepentingan tertentu juga kesalahan – kesalahan

tertentu yang lebih kompleks (Sobur, 2009:95).

Menurut Kris Budiman (dalam Freddy, 2005:26) Semiotika pada dasarnya

dapat dibedakan kedalam tiga cabang penyelidikan (branches of inquiry), yakni

sintaktik, semantik, dan pragmatik, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sintaktik atau sintaksis, suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mengkaji hubungan formal di antara suatu tanda dengan tanda – tanda

yang lain, dengan perkataan lain, karena hubungan – hubungan formal

ini merupakan kaidah-kaidah yang mengendalikan tuturan dan

interpretasi.

2. Semantik, yaitu suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan designate atau

objek-objek yang diacunya”. Menurut Morris yang dimaksudkan

dengan „designata‟ adalah makna tanda-tanda sebelum digunakan di

dalam tuturan tertentu.

3. Pragmatik, suatu cabang penyelidikan semiotika yang mempelajari

“hubungan di antara tanda-tanda dengan interpreter atau para

pemakainya”. Pragmatik secara khusus berurusan dengan aspek-aspek

komunikasi, khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatara

tuturan.

Aliran semiotik dipelopori oleh dua tokoh, yaitu Ferdinand de Sausure dan

Charles Sanders Pierce. Kedua tokoh inilah yang membawa pengaruh besar dalam

memahami dan menganalisis sebuah disiplin dengan menggunakan pendekatan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

33

semiotika. Ferdinand de Sausure sebagai salah satu pengembang bidang ini di

Eropa menggunakan istilah „semiologi‟ sedangkan Charles Sanders Pierce

mengembangkan bidang ini di Amerika dengan istilah „semiotika‟.

Istilah semiotika maupun semiologi, keduanya kurang lebih dapat saling

menggantikan karena sama-sama digunakan untuk mengacu kepada ilmu tentang

tanda, (Alex Sobur, 2013: 12). Namun, ada kecenderungan istilah semiotika lebih

popular dibandingkan istilah semiologi, sehingga istilah semiotik lebih sering

digunakan dalam bidang ini. Dalam pandangan Sausure, semiotik dibagi menjadi

dua bagian, yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda dilihat

sebagai bentuk fisik dapat dikenal melalui wujud suatu karya, sedangkan petanda

dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dana tau nilai-nilai

yang terkandung di dalam suatu karya. Hubungan antara penanda dan petanda

berdasarkan konversi yang disebut signifikasi. Signifikasi yaitu system tanda yang

mempelajari relasi elemen tanda dalam sebuah sistem berdasarkan aturan atau

konvensi tertentu. Menurut Saussure,”signifier dan signified merupakan kesatuan,

tak dapat dipisahkan, seperti dua sisi dari sehelai kertas” (Sobur, 2013:46).

Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. Menurut

Littlejohn (dalam Sobur,2013) tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai

dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan

bersama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya

mempelajari tentang kemanusiaan (humanity), memaknai hal-hal (things).

Memaknai berarti tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek

itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

34

tanda. Tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning)

ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda.

2.6.1 Aplikasi Semiotika Komunikasi

Pada komunikasi, bidang terapan semiotika pun tidak terbatas.

Adapun beberapa contoh aplikasi semiotika menurut Sobur (2013:110-

149) di antara sekian banyak pilihan kajian semiotika dalam domain

komunikasi antara lain :

1. Media

Mempelajari media adalah adalah mempelajari makna dari

mana asalnya, seperti apa, seberapa jauh tujuannya, bagaimanakah

ia memasuki materi media, dan bagaimana ia berkaitan dengan

pemikiran kita sendiri.Dalam konteks media massa, khusunya

media cetak kajian semiotika adalah mengusut ideologi yang

melatari pemberitaan media.

2. Periklanan

Dalam perspektif semiotika iklan dikaji lewat sistem tanda

dalam iklan, yang terdiri atas 2 lambang yakni lambang verbal

(bahasa) dan lambang non verbal (bentuk dan warna yang disajikan

dalam iklan). Dalam menganalisis iklan, beberapa hal yang perlu

diperhatikan antara lain (Berger) : penanda dan petanda; Gambar,

indeks dan simbol; fenomena sosiologi; sifat daya tarik yang dibuat

untuk menjual produk; desain dari iklan dan publikasi yang

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

35

ditemukan dalam iklan dan khayalan yang diharapkan oleh

publikasi tersebut.

Lain halnya dengan model Roland Barthes, iklan dianalisis

berdasarkan pesan yang dikandungnya yaitu : pertama pesan

Linguistik yang merupakan semua kata dan kalimat dalam iklan,

kedua pesan yang terkodekan yang merupakan konotasi yang

muncul dalam foto iklan dan ketiga pesan ikonik yang tak

terkodekan meruapakan denotasi dalam foto iklan.

3. Tanda Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah semua tanda yang bukan kata

– kata dan bahasa. Tanda – tanda digolongkan dalam berbagai cara

yaitu : Tanda yang ditimbulkan oleh alam yang kemudian

diketahui manusia melalui pengalamannya. Tanda yang

ditimbulkan oleh binatang dan tanda yang ditimbulkan oleh

manusia, bersifat verbal dan nonverbal. Namun tidak keseluruhan

tanda – tanda nonverbal memiliki makna yang universal. Hal ini

dikarenakan tanda – tanda nonverbal memiliki arti yang berbeda

bagi setiap budaya yang lain. Dalam hal pengaplikasian semiotika

pada tanda nonverbal, yang penting untuk diperhatikan adalah

pemahaman tentang bidang nonverbal yang berkaitan dengan

benda konkret, nyata, dan dapat dibuktikan melalui indera

manusia.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

36

Pada dasarnya, aplikasi atau penerapan semiotika pada

tanda nonverbal bertujuan untuk mencari dan menemukan makna

yang terdapat pada benda – benda atau sesuatu yang bersifat

nonverbal. Dalam meneliti tanda nonverbal menentukan model

semiotika yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian

merupakan suatu hal yang penting. Tujuan digunakannya model

tertentu adalah pembenaran secara metodologis agar keabsahan

atau objektivitas penelitian tersebut dapat terjaga.

4. Film

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi

analisis struktural atau semiotika. Van Zoest film dibangun dengan

tanda semata – mata. Pada film digunakan tanda – tanda ikonis,

yakni tanda – tanda yang menggambarkan sesuatu. Gambar yang

dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang

dinotasikannya.Film umumnya dibangun dengan banyak tanda.

Yang paling penting dalam film adalah gambar and suara. Film

menuturkan ceritanya dengan cara khususnya sendiri yakni,

mediumnya, cara pembuatannya dengan kamera dan

pertunjukannya dengan proyektor dan layar.

Menurut Sardar & Loon (dalam Sobur, 2013:130) film dan

televisi memiliki bahasanya sendiri dengan sintaksis dan tata

bahasa yang berbeda. Film pada dasarnya bisa melibatkan bentuk –

bentuk simbol visual dan linguistik untuk mengkodekan pesan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

37

yang sedang disampaikan. Figur utama dalam pemikiran semiotika

sinematografi hingga sekarang adalah Christian Metz dari Ecole

des Hautes Etudes et Sciences Sociales (EHESS) Paris.

Menurutnya, penanda (signifier) sinematografis memiliki

hubungan motivasi atau beralasan dengan penanda yang tampak

jelas melalui hubungan penanda dengan alam yang dirujuk.

Penanda sinematografis selalu kurang lebih beralasan dan tidak

pernah semena.

5. Komik Kartun Karikatur

Komik adalah cerita bergambar dalam majalah, surat kabar,

atau berbentuk buku yang pada umumnya mudah dicerna dan lucu.

Komik bertujuan utama menghibur pembaca dengan bacaan

ringan, cerita rekaan yang dilukiskan relatif panjang dan tidak

selamanya mengangkat masalah hangat meskipun menyampaikan

moral tertentu. Bahasa komik adalah bahasa gambar dan bahasa

teks. Sedangkan kartun adalah sebuah gambar lelucon yang

muncul di media massa, yang hanya berisikan humor semata, tanpa

membawa beban kritik sosial apapun. Pada dasarnya, kartun

mengungkapkan masalah sesaat secara ringkas namun tajam dan

humoristis sehingga tidak jarang membuat pembaca senyum

sendirian.

Karikatur adalah deformasi berlebihan atas wajah

seseorang, biasanya orang terkenal, dengan mempercantiknya

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

38

dengan penggambaran ciri khas lahiriyahnya untuk tujuan

mengejek (Sudarta,1987). Empat teknis yang harus diingat sebagai

karikatur adalah, harus informatif dan komunikatif, harus

situasional dengan pengungkapan yang hangat, cukup memuat

kandungan humor, harus mempunyai gambar yang baik. Pada

perkembangannya, karikatur dijadikan sarana untuk

menyampaikan kritik yang sehat karena penyampaiannya

dilakukan dengan gambar – gambar lucu dan menarik bahkan tidak

jarang membuat orang yang dikritik justru tersenyum.

Tommy Christomy (dalam Sobur, 2013:135) berpendapat

bahwa secara formal proses semiosis yang paling dominan dalam

kartun adalah gabungan atau proposisi (visual dan verbal) yang

dibentuk oleh kombinasi tanda. Untuk menganalisis kartun atau

komik-kartun, seyogyanya kita menempatkan diri sebagai kritikus

agar secara leluasa dapat melakukan penilaian dan memberi

tafsiran terhadap komik-kartun tersebut.

Menurut Setiawan (dalam Sobur, 2013:136) komik-kartun

penuh dengan perlambangan yang kaya akan makna. Selain dikaji

sebagai teks, secara kontekstual juga dilakukan yakni dengan

menghubungkan karya seni tersebut dengan situasi yang sedang

menonjol di masyarakat. Dalam pandangan Setiawan hal ini di

maksudkan untuk menjaga signifikasi permasalahan dan sekaligus

menghindari pembiasan tafsiran.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

39

6. Sastra

Dalam lapangan sastra, karya sastra dengan keutuhannya

secara semiotik dapat dipandang sebagai sebuah tanda. Sebagai

suatu bentuk, karya sastra secara tulis akan memiliki sifat

kerungan. Dimensi ruang dan waktu dalam sebuah cerita rekaan

mengandung tabiat tanda-menanda yang menyiratkan makna

semiotika.

Aminudin Wawasan dalam Sobur (2013:142) berpendapat

bahwa semiotika dalam studi sastra memiliki tiga asumsi. Karya

sastra merupakan gejala komunikasi yang berkaitan dengan

pengarang, wujud sastra sebagai sistem tanda, dan pembaca. Karya

sastra merupakan salah satu bentuk penggunaan sistem tanda yang

memiliki struktur dalam tata tingkat tertentu. Karya sastra

merupakan fakta yang harus direkonstruksikan pembaca sejalan

dengan dunia pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.

Menurut Junus Pradopo (dalam Sobur, 2013:144) penelitian

sastra dengan pendekatan semiotika sesungguhnya merupakan

lanjutan dari pendekatan strukturalisme. Strukturalisme tidak dapat

dipisahkan dengan semiotika karena karya sastra merupakan

struktur tanda – tanda yang bermakna. Tanpa memperhatikan

sistem tanda dan maknanya, serta konvensi tanda, struktur karya

sastra atau karya sastra tidak dapat dimengerti secara optimal.

Dalam penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

40

semiotika, tanda yang berupa indekslah yang paling banyak dicari,

yaitu berupa tanda – tanda yang menunjukkan hubungan sebab-

akibat. Preminger Studi semiotika sastra adalah usaha untuk

menganalisis sistem tanda – tanda. Oleh karena itu, peneliti harus

menentukan konvensi – konvensi apa yang memungkinkan karya

sastra mempunyai makna.

7. Musik

Sistem tanda musik adalah oditif. Bagi semiotikus musik,

adanya tanda – tanda perantara, yakni, musik yang dicatat dalam

partitur orkestra, merupakan jalan keluar. Hal ini sangat

memudahkan dalam menganalisis karya musik sebagai teks. Itulah

sebabnya mengapa penelitian musik semula terutama terarah pada

sintaksis. Meski demikian, semiotika tidak dapat hidup hanya

dengan mengandalkan sintaksis karena tidak ada semiotika tanpa

semantik juga tidak ada semiotika musik tanpa semantik musik.

Untuk menganalisi musik tentu juga diperlukan disiplin

lain, misalnya ethnomusicology dan antropologi. Dalam

ethnomusicology, musik dipelajari melalui aturan tertentu yang

dihubungkan dengan bentuk kesenian lainnya termasuk bahasa,

agama, dan falsafah.

2.6.2 Semiotika Rolland Barthes

Roland Barthes sebagai penerus dari Saussure dalam bidang

semiotik menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

41

dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan

konvensi yang dialami dan diaharapkan oleh penggunanya. Barthes (dalam

Sobur, 2013:65) berpendapat bahwa terdapat lima jenis kode yaitu : kode

hermeneutik (kode teka-teki), kode semik (makna konotatif), kode

simbolik, kode proarektik (logika tindakan), dan kode genomik atau

kultural yang membangkitkan suatu badan pengetahuan tertentu.

Kode hermeneutik atau kode teka-teki berkisar pada harapan

pembaca untuk mendapatkan “kebenaran” bagi pertanyaan yang muncul

dalam teks. Kode teka-teki merupakan unsur struktur yang utama dalam

narasi tradisional. Di dalam narasi ada suatu kesinambungan antara

pemunculan suatu peristiwa teka-teki dan penyelesaiannya di dalam cerita.

Kode semik atau kode konotatif banyak menawarkan sudut

pandang. Dalam proses pembacaan, pembaca menyusun tema suatu teks.

Berdasarkan konotasi-konatasi dalam teks tersebut akan membentuk suatu

tema di dalam cerita. Sehingga jika konotasi melekat pada suatu nama

tertentu. Pembaca kode akan mampu mengenali suatu tokoh dengan

atribut tertentu.

Kode simbolik merupakan aspek pengkodean fiksi yang paling

khas bersifat struktural. Hal ini berdasarkan pada gagasan bahwa makna

berasal dari beberapa oposisi biner atau pembedaan dalam taraf bunyi

menjadi suatu fonem dalam proses produksi wicara maupun pada taraf

oposisi psikoseksual. Tema merupakan sesuatu yang tidak stabil, dan tema

ini dapat ditentukan dan beragam bentuknya sesuai dengan pendekatan

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

42

sudut pandang (perspektif) yang digunakan. Kode simbolik juga berkaitan

dengan psikoanalisis, antitesis, kemenduaan, pertentangan dua unsur,

skizofrenia.

Kode proairetik atau kode narasi. Merupakan tindakan naratif dasar

(basic narative action), yang tindakan-tindakannya dapat terjadi dalam

berbagai sikuen yang mungkin diindikasikan. Kode ini disebut pula

sebagai suara empirik. Biasanya orang mengindikasikan kepada tipe

pengetahuan (fisika, fisiologi, sejarah, dan sebagainya). Kemudian, dicoba

untuk mengkonstruksikan sebuah budaya yang berlangsung pada satu

kurun waktu tertentu yang berusaha untuk diekspresikan. Kode ini disebut

pula sebagai suara ilmu. Dan yang terakhir kode gnomik atau kultural,

kode ini merupakan acuan teks benda-benda yang sudah diketahui dan

dikodefikasi oleh budaya. Menurut Barthes, realisme tradisional didefinisi

oleh acuan kea pa yang telah di ketahui.

Gagasan Barthes sering dikenal dengan “order of signification”

mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi

(makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Disinilah

titik perbedaan Saussure dan Barthes, meskipun Barthes tetap

menggunakan istilah „signifier dan signified’ yang diusung oleh Saussure.

Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang

menandai suatu masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada

tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem tanda, penanda dan

petanda, tanda tersebut akan menjadi penanda baru yang kemudian

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 New media dan masyarakateprints.umm.ac.id/40914/3/BAB II.pdf · Selama tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. ... kini teknologi

43

memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu

tanda yang memiliki makna denotasi kemudian berkembang menjadi

makna konotasi, maka makna konotasi tersebut akan menjadi mitos.

2.7 Penelitian terdahulu

Propaganda Amerika pada video game Call Of Duty (Analisis Semiotik

didalam video game Call Of Duty : Modern Warfare Episode I), disusun oleh

Rizky Agung Windiarto bertujuan untuk mengungkapkan sisi propaganda dalam

sebuah game FPS yang sangat banyak memiliki cerita peperangan antara militer

Amerika beserta sekutunya Inggris dalam melaman negara Arab. Secara garis

besar penelitian tersebut menganalisa bentuk-bentuk propaganda Amerika atas

negara Arab dan orang-orang Rusia, melalui tanda dan simbol-simbol. Penelitian

terdahulu menyimpulkan bahwa dalam game Amerika digambarkan sebagai

negara yang memiliki kekuatan militer luar biasa dan mampu berkerja sama

dengan pasukan sekutu walaupun jumlah pasukan dan tekanan lawan sangat kuat.

Persamaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu adalah sama-

sama meneliti tentang propaganda Amerika pada game FPS, penelitian ini

menganggap bahwa dalam sebuah game saat ini tidak hanya terdapat kesenangan

saja, namun juga terdapat pesan-pesan propaganda dari Amerika yang berpotensi

membuat pemain game menjadi pro-Amerika tanpa melihat kenyataan. Penelitian

ini menggangap bahwa militer Amerika Serikat memiliki kekuatan besar dalam

mengkontrol perdamaian di dunia. Selain itu penelitian ini juga menggunakan

model analisis semiotik Roland Barthes dengan konsep denotasi dan konotasi

untuk tahapan analisisnya.