bab ii skripsi-hamah sagrim

Upload: hamah-sagrim

Post on 06-Jul-2015

358 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Arsitektur dan Kebudayaan 1. Pengertian Budaya Kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta buddhayah bentuk jamak dari budhi dengan arti budhi atau akal, karenanya kebudayaan dapat diartikan dengan segala hal yang bersangkutan dengan akal. Budaya dapat pula berarti sebagai hasil pengembangan dari kata majemuk budi dan daya, yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa. Selanjutnya kebudayaan bila ditinjau dari ilmu Antropologi, adalah keseluruhan dari sistem gagasan, tindakan pola hidup manusia dan karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan sebagai pemilik dari manusia dengan belajar. hampir keseluruhan tindakan manusia adalah kebudayaan. Menurut ilmu Arsitektur, manusia yang memiliki budaya membangun adalah manusia yang berbudaya mencipta, orang yang berjiwa seni, orang yang berjiwa merancang, orang yang berjiwa perencana. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar, antara lain yang berupa tindakan naluriah, beberapa refleksi, beberapa tindakan akibat proses psikologi, tindakan dalam kondisi tidak sadar, tindakan dalam membabi buta, bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang dibawa oleh manusia dalam genetik semenjak lahirnya juga telah dirombak olehnya menjadi tindakan kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang isinya adalah perangkat model model pengetahuan yang secara efektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan yang dihadapi dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan tindakannya. Dalam pengertian ini kebudayaan adalah suatu kumpulan pedoman atau pegangan yang kegunaan operasionalnya dalam hal ini adalah manusia mengadaptasi diri dengan menghadapi lingkungan lingkungan tertentu (fisik, alam,9 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

sosial dan kebudayaan) untuk mereka dapat tetap melangsungkan kehidupannya, yaitu memenuhi kebutuhan kebutuhan dan untuk dapat hidup secara lebih baik lagi. Karena itu seringkali kebudayaan juga dinamakan sebagai blueprint atau desain menyeluruh dalam kehidupan. Studi kaitan antara arsitektur dan budaya, menurut Zahnd, muncul pada akhir tahun 1960-an yang berfokus secara khusus pada penyelidikan tingkah laku (behavioral studies) di dalam lingkungan kota. Sejak saat itu telah banyak penelitian yang dilakukan di dalam lingkungan sosiologi. Walaupun, belum banyak dibicarakan bagaimana keputusan-keputusan arsitektural yang strategis terhadap rupa terbangun (built form) dan penyusunan spasial (spacial organzation) memiliki konsekuensi sosial (Zahnd, 1999: 249). Sistem masyarakat berhubungan dengan sistem pola perkotaan serta tanda pengenal yang bersifat arsitektural, dimana setiap orang akan mampu menyesuaikan gambar mental dari lingkungan sosial ke dalam sebuah budaya yang terwujud secara konkret (Zahnd, 1999 : 243). Menurut Zhand pula, hubungan antara ruang dan khidupan sosial sangat kurang dipahami, walaupun kehidupan sehari-hari dijalankan di dalamnya secara luas. Sehingga, kurangnya pemahaman mengenai hubungan antara penyusunan spasial dan kehidupan sosial adalah hambatan utama perancangan yang lebih baik (Hiller, 1984; Zahnd, 1999: 248). Produksi dan konsumsi ruang terletak pada pengalaman manusia (human experiences) yang hidup dalam ruang tersebut. Manusia mampu melakukan aksi dalam ruang (action in-space) dengan mengkoordinasikan hubungan spasial yang berdasarkan dirinya. Manusia juga mengembangkan presepsi dalam ruang (percepstion of space) untuk mengikat hubungan spasial secara objektif di antara objek-objek. Atas dasar itu, ia mengembangkan konsepsi terhadap ruang (conception about space) untuk menjaring hubungan spasial secara abstrak berdasarkan koordinasi-koordinasi. Akhirnya, muncul apa yang disebut dengan formasi-melalui-ruang (formation-through-space), dimana ia kemudian mampu menciptakan hubungan spasial yang nyata (Zahnd, 1999: 250). Proses presepsi dan kognisi terhadap lingkungan, menggunakan istilah Down & Stea (1973) diartikan tentang suatu proses penyusunan suatu rangkaian transformasi psikologis dari informasi yang diperoleh, disimpan, diingat oleh individu atau dimaknai (decode) tentang lokasi relatif & fenomena yang melekat dalam lingkungan spasial kehidupan sehari-hari (Dawn & Stea, 1973: Altman & Chemers, 1980:44).10 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Perolehan Informasi Perolehan dan Perabaan

Proses Internal InformasiPengkodean, penyimpanan, pengingatan, pemaknaan (decoding)Gambar. II.1.

Fungsi-fungsi Lokasi dan Atribut Lingkungan

Elemen dan Persepsi Lingkungan Arsitektur (Sumber: Altman & Chemers, 1980 : 45, dikomposisikan oleh penulis)

Dengan demikian, arsitektur merupakan objek yang tidak bebas dari budaya. Tidak hanya pada saat diproduksi (dirancang), tetapi juga pada saat dimanfaatkan, baik secara tersendiri atau dalam bagian suatu region (kota). Pola, desain, lokasi, fungsi atau pemanfaatannya dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya di mana ia beraada. Fenomena budaya bagi suatu jenis produk arsitektur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari budaya itu sendiri. 2. Wujud Arsitektur Tradisional Maybrat Imian Sawiat dan Kebudayaan Pada hakekatnya Arsitektur Tradisional Maybrat, Imian, Sawiat, merupakan pencerminan kehidupan yang menggambarkan jati diri Orang Maybrat, Imian, Sawiat, yang mana ditampilkan dalam meramu rumah mereka, termasuk didalamnya adalah: kehidupannya, sosialnya, ekonomi spiritual dan budayanya. Dengan demikian Arsitektur Tradisional Suku Maybrat, Imian, Sawiat, merupakan salah satu artefak dari jejak perjalanan hidup Suku Maybrat, Imian, Sawiat. Arsitektur Tradisional Suku Maybrat, Imian, Sawiat, merupakan suatu ciri (idea), konsep,

kaidah, prinsip, yang merupakan dasar pengolahan batin pikiran dan perasaan mereka dalam mencipta dan berkarya. Pada dasarnya arsitektur Tradisional Suku Maybrat, Imian, Sawiat, sudah mampu memenuhi tuntutan kebutuhan Arsitektur, yaitu : Menjaga kelangsungan hidup dan kehidupan Manusia. Mengembangkan kehidupan Manusia untuk lebih bermakna Membuat kehidupan Penghuni lebih nyaman

Dapat dikatakan bahwa Suku Maybrat, Imian, Sawiat, juga memiliki lima jenjang kebutuhan terpenting dalam hidup mereka yaitu : a. Physiological needs atau survival needs, adalah kebutuhan yang menduduki peringkat atas yang merupaka kebutuhan dasar manusia. Jenjang kebutuhan ini berisi kebutuhan kebutuhan orang Maybrat, Imian, Sawiat, yang berkaitan dengan alam dan11 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

keberadaannya sebagai manusia, yaitu kebutuhan akan makanan, kebutuhan akan tempat tinggal, dan teks. b. Safety needs atau security needs, adalah jenjang kebutuhan yang kedua berisi kebutuhan kebutuhan yang berkaitan dengan keamanan, agar dirinya merasa aman dan terlindung dari setiap gangguan. c. Social needs, atau belonginess needs, adalah jenjang kebutuhan yang ketiga yang berisi kebutuhan kebutuhan orang Maybrat, Imian, Sawiat, berkaitan dengan kedudukannya sebagai anggota masyarakat, sebagai makhluk sosial yang akan berinteraksi interelasi dan berinapendensi dengan anggota masyarakat lainnya. d. Esteem needs atau ego needs, adalah jenjang kebutuhan yang keempat yang berisikan kebutuhan kebutuhan orang Maybrat, Imian, Sawiat, akan penghargaan yang didasarkan pada keinginan untuk mendapat kekuasaan (power needs). Pada dasarnya ingin dihargai dan keinginan inilah yang menghasilkan kebutuhan orang Maybrat, Imian, Sawiat, akan penghargaan tersebut yang disebut dengan Bobot. e. Self actualization needs atau self Fulfillment needs, jenjang kebutuhan ini berisikan kebutuhan orang Maybrat, Imian, Sawiat, sehingga mereka dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya dengan sepenuhnya. Kebutuhan ini merupakan ciri hakiki manusia umumnya. Arsitektur Tradisional Suku Maybrat, Imian, Sawiat, mempunyai peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan mereka, oleh karena itu arsitektur Tradisional Suku Maybrat, Imian, Sawiat, bukan hanya menyangkut masalah fungsionalitas saja, bukan hanya diperuntukan sebagai wadah kegiatan mereka belaka, dan tidak hanya sebagai sarana pemenuhan kebutuhan fisiologik. Perwujudan arsitektur Tradisional Suku Maybrat, Imian, Sawiat, tidak hanya berlandaskan pada asas fungsionalitas atau kegunaan saja, walaupun asas ini cukup dominan, akan tetapi tidak akan menjadi asas satu satunya ataupun penentuan didalam perwujudan hasil hasil karya arsitektur. Perwujudan Arsitektur Tradisional Suku Maybrat, Imian, Sawiat, tidak hanya menyangkut aspek aspek fungional saja, melainkan menyangkut seluruh aspek kebutuhan didalam kebutuhan Masyarakat Maybrat, Imian, Sawiat. Perwujudan arsitektur yang mengandung nilai nilai manusiawi.

12 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Arsitektur Tradisional Suku Maybrat, Imian, Sawiat, merupakan manifestasi dari nilai nilai budaya, yang mana ditentukan oleh lima masalah didalam kehidupan mereka yaitu : hakekat hidup, hakekat karya, persepsi mereka tentang waktu, pandangan mereka tentang alam dan hakekat mereka dengan sesamannya. Kelima masalah dasar ini banyak berkaitan dengan lingkungan, baik lingkungan alami maupun lingkungan fisik mereka yang mana terbangun dengan lingkungan sosial. Dua masalah yang berkaitan dengan masalah lingkungan mereka yaitu pandangan mereka tentang alam, dan hakekat mereka dengan sesamanya. Kedua masalah ini akan menentukan orientasi nilai budaya mereka terhadap alam dan sesama mereka, yang kemudian direfleksikan kedalam wujud arsitekturalnya. Berkaitan dengan sikap dan orientasi Suku Maybrat, Imian, Sawiat, terhadap alamnya, mereka telah mengalami peradaban dalam kebudayaan mereka yaitu : Pancosmism, merupakan fase dimana Suku Maybrat, Imian, Sawiat, tunduk kepada Alam dan Merasa mereka adalah bagian dari alam. Hal ini merupakan kecenderungan kehidupan mula mula nenek moyang mereka yang mana tidak mampu dalam mencipta segala sesuatu bagi mereka, termasuk membangun suatu tempat tinggal (rumah) bagi mereka. Hal ini cenderung mendorong nenek moyang mereka menjadi bersikap pasrah terhadap kondisi alam. Anthropocentries, merupakan fase dimana Orang Maybrat, Imian, Sawiat, dengan

kemampuannya menguasai alam dan merasa berkuasa atas alam sekitar mereka. Eksploitasi alam ini mendorong terjadinya kerusakan kerusakan lingkungan alam disekitar permukiman mereka. Holism, merupakan tahapan atau fase dimana Orang Maybrat, Imian, Sawiat, mampu menyelaraskan kehidupan dan aktifitasnya dengan alam sekitar. Dalam mendaya gunakan lingkungan alamnya, Orang Maybrat, Imian, Sawiat, juga mampu memperhatikan daya dukung alam sekitar mereka sehingga kelangsungan aktifitas mereka tetap berlangsung. Pandangan pandangan Orang Maybrat, Imian, Sawiat, terhadap situasi dan alamnya memiliki pengaruh yang sangat besar bagi wujud Arsitektural mereka. Ketergantungan Orang Maybrat, Imian, Sawiat, terhadap situasi dan alam termanifestasi kedalam wujud arsitekturnya yang sangat tergantung pada karakter karakter alam dan situasi lingkungan sekitar. Hasil karya Arsitektur Tradisional mereka cenderung mengandung makna ketakutan dari mereka Terhadap13 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

alam dan kehidupan mereka yang berkaitan dengan masalah masalah mistis ataupun kekuatan kekuatan ghaib dan kekuatan musuh yang berada diluar diri mereka. Keinginan mereka untuk menguasai alam membuat mereka cenderung berupaya untuk mengeksploitasi alam sekitar. Hasil hasil karya Arsitektur Tradisional Suku Maybrat, Imian, Sawiat, menjadi sangat jauh dari lingkungannya lepas dari lingkungan alamiahnya. Keselarasan dengan alam, Suku Maybrat, Imian, Sawiat, cenderung mencari pertautan dengan lingkungan mereka. Kekuatan kekuatan lingkungan dan alam sekitar tidak lagi dikaitkan dengan kekuatan Theologi moderen atau yang dikenal pada wilayah mereka adalah theology kristiani. Alam merupakan faktor faktor yang dipertimbangkan bagi usaha usaha mereka. B. Aspek Sosial Budaya Suku Maybrat Imian Sawiat Pesisir dan Pegunungan. Suku Maybrat, Imian, Sawiat, melengkapi diri mereka dengan kebudayaan, yaitu perangkat pengendali berupa rencana, aturan, resep dan instruksi yang digunakan oleh mereka untuk mengatur terwujudnya tingkah laku dan tindakan tertentu. Dalam pengertian ini, kebudayaan mereka berfungsi sebagai alat yang paling efektif dan efisien dalam menghadapi lingkungan. Kebudayaan mereka yang cenderung adalah bukanlah sesuatu yang dibawa bersama semenjak kelahiran, melainkan diperoleh melalui sosial kehidupan sehari hari mereka. Dalam pengertian ini, kebudayaan adalah pengetahuan. Secara sederhana, masyarakat pantai adalah merupakan sekelompok orang atau penduduk yang kehidupannya tergantung pada laut baik sebagai sumber atau sarana. Menurut Mattuladan dalam Sudharta P. Hadi, 1995, mengungkapkan bahwa masyarakat pantai berada dalam kehidupan budaya laut atau kehidupan yang mendapatkan inspirasi dan kreativitas yang tumbuh dari suasana lautan, suasana maritim. Sebaliknya, secara sederhana, masyarakt

pegunungan/daratan merupakan kelompok atau penduduk yang hidupnya bergantung pada perladangan dan hutan sebagai sumber. Masyarakat daratan/pegunungan berada pada kehidupan yang mendapatkan inspirasi dan kreativitas yang tumbuh dari suasan alam hutan. C. Makna Bangunan Rumah Sebagai Budaya Hakekatnya bangunan rumah merupakan pencerminan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya antara lain kehidupan sosial, ekonomi, spiritual dan budaya. Dengan demikian bangunan rumah merupakan hasil produk manusia itu sendiri. Disadari bahwa

manusia hidup dengan keinginan akan segala sesuatu baik tempat tinggal, makanan, pakaian dan teks yang mana disadari merupakan kebutuhan pokok.14 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Pada dasarnya bangunan rumah diadakan untuk memenuhi kebutuhan yang ditunjukkan untuk :1. Menjaga kelangsungan hidup dan kehidupan. 2. Mengembangkan kehidupan untuk lebih bermakna. 3. Membuat kehidupan untuk lebih nyaman.

1. Struktur Bangunan Rumah Bangunan rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, selain sandang, pangan dan teks, papan juga dibutuhkan. Manusia membutuhkan kenyamanan akan diri sehingga ia mampu menciptakan segala sesuatu yang memenuhi kebutuhan akan kenyamanan itu. Berbicara mengenai suatu bangunan rumah, berarti berkaitan dengan struktur dan elemen elemen pembentukan bangunannya, oleh karena itu tidak lengkap dan tidak jelas jika berbicara suatu bangunan rumah tanpa berbicara strukturnya. Struktur bangunan rumah, terdiri dari tiga elemen pokok yaitu; Koloum, Dinding dan Atap yang mana teruarai sebagai berikut: a. Struktur Atap Yang dimaksud dengan struktur atap adalah, bagian elemen atau struktur kelengkapan sebuah bangunan yang posisinya berada di bagian atas (kepala) yang mana terdiri dari; rangka, yaitu kuda-kuda, reng, nok/usuk dan atap. Secara mayoritas Atap bangunan rumah suku Maybrat, Imian, Sawiat, membentuk atap pelana. Atap sebagaimana layaknya filosofi kepala atau rambut seorang manusia yang bisa digunting dengan beragam bentuk, begitupun atap bangunan dengan berbagai bentuk dan gaya tergantung bentuk atau gaya mana yang ingin ditampilkan. Misalnya tampilan atap perisai, tampilan atap pelana, tampilan atap kubah, tampilan atap joglo, atau tampilan atap gabungan. b. Struktur Dinding Dinding adalah suatu bagian elemen bangunan yang posisinya di tengah (badan). Dinding terdiri dari rangka, dan penutup dinding (walls). Pada umumnya bahan dinding yang di gunakan oleh suku Maybrat, Imian, Sawiat, dalam membangun rumah tinggal mereka adalah; 1. Bahan Kulit Kayu 2. Bahan Gaba gaba15 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

3. Bahan bambu 4. Bahan kayu Jika filosofi kepala manusia sebagai atap, maka filosifi badan manusia diibaratkan sebagai dinding bangunan, yang didalamnya terdapat ruang aktifitas penghuni. c. Struktur Koloum Koloum merupakan struktur dasar (kaki) sebuah bangunan yang mana berdiri sebagai ukuran dalam pembentukan suatu bangunan dengan ruang ruangnya. Koloum yang posisinya berhubungan langsung dengan pondasi, terdiri dari struktur koloum Induk dan koloum Bantu. d. Interior Tujuan dari membangun suatu bangunan adalah untuk menciptakan ruang beraktifitas dan ruang berlindung yang nyaman. Interior dalam pengertian bahasa inggris dan (samu mato) dalam bahasa Maybrat, adalah ruang dalam bangunan, oleh karena itu interior merupakan salah satu elemen yang tercipta atas hasil bangunan yang terbentuk oleh elemen vertikal (dinding-dinding) dan elemen horizontal (lantai) Selain kepala, badan dan kaki, manusia juga memiliki hati. Hati adalah salah satu organ penting manusia yang mana mampu memberikan yang terbaik dan yang tidak baik dalam pertimbangan pemikiran seseorang, begitupun ruang dalam sebuah bangunan yang mana mampu menyimpan segala rahasia seseorang penghuni baik itu yang berkaitan dengan hal yang baik dan hal tidak baik. 2. Fungsi Bangunan Rumah Bangunan rumah merupakan kebutuhan manusia, yang mana tidak hanya sekedar dibutuhkan semata mata namun secara umum bangunan dibutuhkan sebagai tempat melindungi diri atau suatu hunian moderen dan gudang. Bangunan juga berfungsi sebagai tempat menampung segala sesuatu yang berkaitan dengan aktifitas dan kebutuhan penghuni yang berkelanjutan. Khusus fungsi bangunan akan di ulas secara detil sebagai berikut : a. Fungsi Atap Atap yang secara univorum dikenal, merupakan suatu struktur atau elemen bangunan yang berfungsi sebagai penutup bangunan dan pelindung yang memberi kenyamanan kepada penghuni dari matahari, hujan, angin serta pengaruh situasi iklim sekitarnya.

16 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Atap (afi) dalam pengertian orang Maybrat Imian Sawiat, dibutuhkan sebagai penerus aliran hujan dan penghambat terik matahari kedalam ruang bangunan (interior). b. Fungsi Dinding Dinding (kriras) merupakan struktur atau elemen suatu bangunan yang dibutuhkan. Didinding bahwasanya berfungsi membentuk suatu ruang, melindungi penghuni dari angin, dan melindungi penghuni dengan segala aktifitas yang sedang berlangsung dalam ruang. c. Fungsi Koloum Koloum (hafot) sebagai salah satu struktur atau elemen terpenting dalam membangun sebuah bangunan, Karena selain kloum yang berfungsi sebagai pemikul bangunan beserta segala isinya dan sebagai penyalur beban suatu bangunan ke tanah, struktur koloum juga merupakan suatu elemen yang dijadikan sebagai patokan atau ukuran dalam membentuk suatu bidang dan ruangan tertentu. Bagi orang Maybrat Imian dan Sawiat, struktur koloum diperlukan untuk pembentukkan suatu bentuk bangunan dan menambah ketinggian bangunan. Pemikiran tersebut berkaitan dengan situasi mula mula mereka yang hidupnya selalu berperang masive, sehingga dalam meramu suatu rumah hunian biasanya

terlihat sangat monumental dan dilapisi kayu, karena dapat terhindar dari serangan musuh yang tiba tiba di luar kemampuan dan kesiapsiagaan mereka. d. Fungsi Ruang dalam Interior Interior (samu mato) merupakan pusat keberlangsungan segala aktifitas, oleh karena itu interior mempunyai peranan dan fungsi yang sangat luas dalam

mendirikan suatu bangunan. Orang Maybrat Imian dan Sawiat pada hakekatnya membutuhkan suatu ruang untuk kelangsungan akan aktifitas mereka, hunian dan kenyamanan

keberlangsungan hidup dan kehidupan mereka. 3. Makna Bangunan Bangunan atau rumah di maknai sebagai jantung kehidupan yang mampu memberi kehidupan yang layak kepada penghuninya. Rumah juga di isyaratkan dengan filosofi manusia, yang terdiri dari kepala (atap), badan (dinding dan interior) dan kaki (koloum).17 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Ada ungkapan dimasyarakat yang berbunyi rumah mu, wajahmu, dan jiwamu. Dari ungkapan itu tampak bahwa perumahan dalam kehidupan manusia Maybrat Imian Sawiat mempunyai arti dan makna yang dalam yaitu : kesejahteraan, kepribadian, dan keberadaban manusia penghuninya (suatu masyarakat atau suatu bangsa). Perumahan tidak sekedar dilihat sebagai suatu benda mati atau sarana kehidupan semata mata, tetapi lebih dari itu, perumahan merupakan suatu proses bermukim. Kehadiran manusia dalam menciptakan ruang hidup di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya. Bermukim pada hakekatnya adalah hidup bersama, dan untuk itu fungsi rumah tradisional Suku Maybrat Imian Sawiat adalah sebagai tempat tinggal dalam suatu lingkungan yang mempunyai prasarana dan sarana yang diperlukan oleh mereka untuk memasyarakatkan dirinya. Rumah juga merupakan sarana pengaman bagi diri manusia, pemberi ketenteraman hidup, dan sebagai pusat kehidupan berbudaya. Didalam rumah dan lingkungannya itu, dibentuk dan berkembang menjadi manusia yang berkepribadian. Dilihat dari fungsinya rumah Tradisional Suku Maybrat Imian Sawiat juga memiliki fungsi lain yaitu; fungsi sosoial, fungsi ekonomi, fungsi politik. Sebagai fungsi sosial, masyarakat Maybrat Imian Sawiat memandang rumah sebagai pemenuhan kehidupan sosial budaya dalam masyarakat. Dalam fungsi ekonomi, rumah merupakan investasi jangka panjang yang akan memperkokoh jaminan penghidupan di massa depan. Dan sebagai fungsi politik, rumah berfungsi sebagai indikator kedudukan/birokrat di masyarakat sekitarnya. Perwujudan Arsitektur adalah BENTUK, yang mana lahir dari kebutuhan manusia akan wadah untuk melakukan kegiatan. Karya Arsitektur biasanya merupakan suatu ungkapan bentuk, yang mewadahi hal hal sebagai berikut : 1. Guna dan Citra Guna yang dimaksud adalah pengertian bahwa rumah memiliki pemanfaatan, keuntungan. Rumah memiliki kemampuan/daya/manfaat agar hidup menjadi lebih mengikat. Sedangkan Citra, menunjukkan suatu gambaran, kesan penghayatan bagi seseorang mengenai rumah tersebut. Citra memiliki arti yang mendekat spiritual menyangkut derajat dan martabat manusia yang menghuni rumah tersebut. Misalnya istana megah, reyot, dan sebagainya jadi Citra menunjukkan tingkatan kemampuan manusia itu.

18 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

2. Simbol Kosmologis Arsitektur dimaksudkan sebagai simbol pandangan manusia terhadap dunianya. Pandangan ini berubah sesuai dengan kemajuan zaman. Pada tahap awal manusia merasakan terkungkung oleh alam, sehingga bentukan arsitektur tampil sebagai suatu pelindung terhadap alam. Kemudian hal ini berkembang dengan pandangan bahwa manusia adalah bagian dari alam. Bentuk menjadi personifikasi dari alam. Dengan mulai dikenalnya agama pada tahap berikutnya, bentuk tanpa menjadi simbol pemujaan terhadap Yang Maha Kuasa (Bait Suci). Namun hal ini masih belum terlepas dari budaya. Suatu masyarakat yang mempunyai agama sama tetapi budaya mereka pasti berbeda yang mana bisa menghasilkan bentuk yang berbeda. 3. Orientasi Diri Orient = umur, bisa diartikan sebagai permulaan matahari terbit hingga terbenam. Hal ini membawa pengertian adanya sumbu arah lainnya, yaitu utara selatan. Sehingga dengan dua persilangan menimbulkan rasa satu pusat. Pusat ini dapat dianggap sebagai pusat kehidupan, tempat berpegang. Sehingga kalau ada suatu pusat, tentunya akan menimbulkan nilai yang berbeda. Perbedaan nilai nilai bisa berdasarkan suatu prioritas dan tidak hanya berupa suatu bidang yang berdua dimensi, tetapi juga kearah vertikal (tiga dimensi). 4. Cermin Sikap Hidup Rumah sebagai cermin sikap hidup, berarti mampu menunjukkan cara pandang dalam kehidupan. Sikap hidup tersebut bisa berarti religius, praktis dan sebagainya. Sikap yang terbuka, mau bersahabat dan ramah terhadap sesama maupun alam akan tampil berbeda dengan rumah penghuninya yang mana bersikap menguasai alam (tertutup) Bangunan tradisional Suku Maybrat Imian Sawiat memuat kaedah kaedah sebagai berikut : 1. Wujud Arsitektur Tradisional Maybrat Imian Sawiat merupakan perwujudan suatu kebutuhan, yang mana mewadahi aktivitas aktivitas penghuni yang akan terjadi di dalam.

19 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

2. Anatomi Arsitektur Tradisional Maybrat Imian Sawiat Sebagai salah satu kreativitas. Bentuk rumah tradisional Masyarakat Maybrat Imian Sawiat yang terpakai, dimana terdapat aturan/susunan yang harus dipenuhi agar bisa berfungsi. 3. Identitas Mewakili si pemilik, fungsi, lokasi. Bangunan memberi gambaran akan apa yang terwadahi. 4. Tipologi Rumah Tinggal Suku Maybrat Imian Sawiat. Rumah tradisional suku Maybrat, Imian, Sawiat, dibedakan atas 2 (dua) jenis aliran bangunan rumah yaitu rumah hunian dengan 8 (delapan) jenis bangunan dan 1 (satu) rumah Suci/sekolah/kemah/tabernakel, sebagaimana diuraikan antara lain adalah : Bhs. Maybrat 1. Halit myi 2. Halit Wyan 3. Samu Kre 4. Samu 5. Samu snek 6. Smu mambo 7. Samu ku sme 8. Samu ku ano 8. Samu kwiyon ---------------------------------------------------------------------------------------------------Bhs. Imian Sawiat mbol chalit mbol chalit tein mbol chonon mbol mbol snek mbol se mbol nandla mbol nangli mbol wofle -------- Bhs. Indonesia -------- Rumah gantung -------- Rumah kebun -------- Rumah bersalin -------- Rumah tinggal utama -------- Benteng pertahanan -------- Rumah nelayan -------- Rumah bujang (laki - laki) -------- Rumah bujang (perempuan) -------- Rumah suci / rumah sekolah

Dengan data data ini, maka tak bisa dipungkiri bahwa rumah tradisional suku Maybrat, Imian, Sawiat, tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Sebab rumah juga merupakan suatu kebutuhan hidup umat manusia umumnya dan manusia Maybrat, Imian, Sawiat, khususnya yang mana sangat penting untuk dijadikan sebagai tempat berlindung, baik dari kehujanan, dan kepanasan, setelah mereka mencukupi diri dengan kebutuhan makan (pangan) dan pakaian (sandang). Mengapa bentuk rumah tradisional suku Maybrat, Imian, Sawiat, tidak berkembang? Ini disebabkan karena keinginan berkembangnya orang Maybrat, Imian, Sawiat, yang cenderung untuk menyamai gaya hidup mereka dengan gaya hidup asing, maka mereka mengalami hubungan dengan gaya hidup orang asing sehingga disitulah terjadi saling tukar menukar informasi yang besar pengaruhnya tentang bangunan rumah sehingga corak rumah tradisional20 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL GEDUNG MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE) MBOL KWIYON

Maybrat, Imian, Sawiat, mengalami kemunduran

atau cenderung tersembunyi, dimana

kebanyakan hanya dipertahankan diper diperkampungan. Selain itu, mungkin Ekonomi juga menjadi ukuran dalam Bentuk bangunan rumah dan bahan bangunan. Perkembangan rumah tradisional suku Maybrat Imian Sawiat sangat lamban dibanding perkembangan rumah tradisional di daerah lain. Pengaruh alam dan lingkungan lingkungan yang berbeda dimana tumbuh hutan hutan gkungan yang lebat, sungai-sungai yang mengalir cuaca yang dingin, kondisi geografi yang sukar dan sungai kecenderungan cepat terpengaruhnya orang Maybrat Imian Sawiat terhadap perkembangan moderen dan gaya hidup orang asing sehingga terjadilah perubahan pola hidup mereka sehingga dup terjadi akumulasi hingga Arsitektural ikut kena. D. Spesifikasi Jenis Jenis Bangunan Rumah Tinggal a. Halit Myi Mbol Chalit Rumah Gantung Halit myi mbol chalit adalah rumah halit gantung, atau sejenis rumah hunian suku Maybrat, Imian dan Sawiat mula mula. Jenis rumah tersebut merupakan jenis

bangunan yang monumental, karena ukuran bangunannya tinggi di banding bangunan lainnya. Jenis rumah gantung di kategorikan atas dua jenis yaitu : Bentuk bangunan yang dibangun dari tanah entuk (tanah sebagai tumpuan utama) yang mana keseluruhan struktur koloum yang berukuran panjang ditancapkan pada tanah. Ukuran struktur koloum (sur) yang digunakan dalam mendirikan bangunan (halit myio mbol halit) adalah 500cm 700cm. Suku Maybrat Imian dan Sawiat pada mula mula tidak mengenal adanya jenisGambar: II.2 II. Halit myi-mbol chalit rumah gantung halit (bentuk yang bertumpu diatas tanah ) Sumber: hamah sagrim, Laporan KKL II, UWMY 2009

pondasi plat menerus, karena kebanyakan rumah yang dibangun adalah rumah rumah tergantung yang mana secara otomatis pasti memakai ompak (termasuk pondasi setempat), (termasuk

21 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011 SAGRIMUWMY

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

seperti pada contoh uraian bentuk-bentuk Rumah diatas. Suku ini mengenal adanya jenis pondasi plat menerus pada zaman penjajahan Kolonial Belanda abad ke-18.Jenis-jenis rumah ini biasanya dibangun oleh orang Maybrat, Imian, Sawiat, di ladang atau perkebunan mereka yang terletak di hutan dan sangat jauh dengan areal hunian penduduk (perkampungan). Selain jenis rumah ini dibangun di tengah-tengah hutan, jenis bangunan rumah ini merupakan aliran rumah tertua yang pernah dibangun sebagai tempat hunian. pertama orang Maybrat, Imian, Sawiat, zaman lampau. Jenis bangunan rumah ini dengan menggunakan bahan konstruksi utama adalah kayu dan tali rotan. Kayu merupakan bahan struktur rangka, sedangkan tali rotan digunakan sebagai bahan pengikat. Sebagaimana filosofi Maybrat mengatakan bahwa nbo ara msya too su oh mi kbe nsgi samu to bila diterjemahkan demikian kalo ada kayu dan tali baru bisa mendirikan sebuah rumah. Pemahaman orang Maybrat, sedemikian mungkin merujuk pada pembentukan aliran bentuk rumah dan struktur yang kaku, karena memang demikian bahwa suatu bentuk bangunan dibentuk oleh struktur rangka yang kaku sehingga ruang-ruang dalam itu terlihat ada, ketika ditutup dengan dindingdinding bangunan. Bentuk berikut adalah bangunan yang dibangun diatas pohon-pohon besar yang mana struktur koloumnya ditancapkan pada dahan dahan pohon yang ada dengan pilar-pilar yang terstrukturkan. Jenis bangunan rumah gantung seperti ini merupakan bangunan rumah mula mula yang mana dibangun sedemikian rupa sehingga memberi kenyamanan bagi penghuninya adapun tujuan mengapa rumah ini dibangun dengan struktur yang tinggi dan bukan hanya strukturnya yang tinggi namun lebih dari

tinggi yang mana rumahnya dibangun diatas pohon-pohon besar yang ukurannya sangat tinggi, agar terhindar dari musuh. Musuh dalam kehidupan orang Maybrat, Imian, Sawiat, adalah persoalan utama yang sering dihadapi oleh orang Maybrat, Imian, Sawiat, pada waktu itu. Karena pada zaman mula-mula, kehidupan orang Maybrat, Imian, Sawiat, selalu berperang. peperangan yang terjadi disana bukanlah hanya peperangan antara suku namu peran antar setiap orang (person) dan peran antara marga/family juga, yang mana sejak itu hidupnya saling membunuh antara satu sama lain (massive man). Jenis banguan rumah ini tidak memiliki ruangan sebagaimana rumah-rumah tinggal manusia moderen sekarang ini, akan tetapi jenis bangunan halit atau rumah gantung ini hanya terdiri atas satu buah ruangan yang multi fungsi. Orang Maybrat, Imian, Sawiat, selalu mendirikan bangunan rumah halit atau rumah gantung selalu hanya memiliki satu ruang kamar yang multi fungsi. Dikatakan multifungsi karena segala aktifitas dilakukan didalam satu ruang tersebut. Selain multi fungsi, juga familiar atau memiliki kesan keakraban dan kesamaan, karena setiap kegiatan yang dilakukan dalam ruang tersebut tidak disembunyikan (tanpa

ada halangan) bebas, serta transparan. Sebagaimana dengan filosofi mereka yang kental bahwa ohat sou

22 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

su, samu sou suartinya satu tungku api dan satu rumah sebagai tempat tinggal bersama. Filosofi ini merujuk pada kesan kebersamaan dan keakraban. Jenis halit myi-mbol chalit rumah gantung banyak dijumpai di hutan hutan pada zaman orang Maybrat, Imian, Sawiat masih hidup dalam zaman dahulu, namun setelah mereka sudah moderen, jenis rumah ini jarang ditemukan karena kehidupan mereka sudah berkelompok membentuk perkampungan masyarakat. Orang Maybrat, Imian dan Sawiat tidak secara gampang melupakan jenis jenis bangunan rumah tradisional mereka, akan tetapi masih sering juga dibangun diperkampungan mereka. Pada tahun 2005, di Kota Sorong, Walikota menginstruksikan bahwa untuk menyonsong hari natal 25, Desember, warga di Kota Sorong dilombakan bangunan rumah tradisional yaitu rumah gantung halit mbol chalit, yang mana diberikan hadiah kepada masing-masing pemenang yang mempunyai bangunannya estetis dan layak. Ya begitulah sampai kini Orang Maybrat, Imian, Sawiat, terus membangunnya dan hal ini patut di angkat jempol karena memberi inspirasi dan pengalaman tersendiri kepada kaum muda yang ada di sana. Dari bentuk bangunan yang ada, dapat dilihat bahwa rumah tradisional orang Maybrat, Imian, Sawiat, mula mula tidak mengenal adanya pembagian ruang, tetapi yang ada hanya satu ruang yang multifungsi. Dari kejelasan ruang tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan dalam keluarga memberi suatu kesan keakraban, demikianlah sebagaimana yang jumpai. Dikatakan bahwa rumah orang Maybrat, Imian Sawiat memberi kesan keakraban, karena di dalam ruang tersebut setiap anggota keluarga bilamana melaksanakan segala sesuatu tidak tersembunyi untuk dilihat oleh sesama anggota keluarga lainnya. Apapun yang dilakukan oleh seseorang anggota keluarga merupakan suatu kebersamaan, disinilah keluhuran keakraban yang sebenarnya. b. Halit Wyan Mbol Halit tein Rumah Kebun

Halit wyan-mbol chalit tein merupakan rumah kebun, juga termasuk jenis rumah gantung yang prototypenya tidak berbeda dengan bangunan rumah gantung lain. Rumah ini bertumpu pada tanah dan pohon sebagai landasan terakhir yang mana berdirinya koloum koloum sebagai pilar utama. Rumah kebun merupakan tempat hunian para petani yang mana difungsikan sebagai rumah menjaga kebun, seperti kebun kacang tanah, kebun keladi-tala, ubi, dan lain sebagainya. Karena jikaGambar: II.3 halit wyan-mbol chalit tein - rumah kebun sumber: Hamah Sagrim, Laporan KKL II, UWMY 2009

23 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

tidak dijaga atau dirawat dengan baik maka pastisaja kebun kebun tersebut dirusaki atau dimakan oleh hewan-hewan liar seperti rusa, babi maupun tikus. Tipologi rumah di kebun memiliki beberapa prototype, yaitu tipe bangunan monumental yang mana dibedakan atas dua tipe yaitu tipe satu bangunannya monumental dengan kedudukan diatas pohon yang mana struktur konstruksinya dibangun diatas pohon besar, dan yang kedua dengan tumpuan diatas tanah, yang mana struktur konstruksinya dibangun dari tanah sebagai tumpuannya. Ada pula yang bentuknya tidak tinggi. Lihat pada gambar maket disamping kanan. c. Samu Kre -- Mbol Chonon Rumah Bersalin Samu kre mbol chonon adalah

merupakan rumah bersalin yang mana bukan merupakan rumah hunian sebagaimana

lainnya, namun jenis rumah tersebut akan dibangun ketika seorang ibu hamil yang sedang melahirkan dan hanya di huni oleh ibu yang telah bersalin itu. Jenis rumah bersalin ini sangat sederhana baik dari ukurannya maupun panjang lebarnya. Bentuk ukurannya sengaja dibangun demikian karena yang akan menghuninnya terdiri dari seorang ibu yang baru melahirkan dengan seorang bayi yang dilahirkannya. Adapun beberapa aturan yang dipakai dalam fungsi rumah tersebut, misalnya untuk anakanak kecil dilarang untuk masuk kedalam rumah tersebut karena dianggap sangat menggangu (risk) baik gangguan yang akan dialami oleh seorang ibu maupun anak kecil tersebut. Lihat gambar jenis rumah bersalin. Orang Maybrat, Imian, Sawiat, selalu mendirikan rumah bersalin bagi istri mereka yang sedang melahirkan. Jenis rumah bersalin ini biasanya tidak bersifat permanen (sebut saja tergolong sebagai rumah musiman), yaitu rumah bersalin didirikan jikalau pada saat itu ada seorang ibu hamil yang akan sedang melahirkan. Rumah bersalin biasanya berukuran kurang lebih 3 x 3 m, dengan perhitungan hanya dihuni oleh ibu yang melahirkan dengan bayinya. Lama24 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011Gambar: II.4 samu kre - mbol chonon rumah bersalin. Sumber: Hamah Sagrim, Laporan KKL II, UWMY 2009

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL GEDUNG MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE) MBOL KWIYON

waktu hunian, biasanya berkisar antara dua

minggu

dan sampai dengan tiga minggu, dan

sampai dengan tiga minggu, adapun larangan kepada anak kecil untuk masuk rumah tersebut gu, karena mengakibatkan sesuatu yang fatal (mungkin berkaitan dengan mistis dalam mitologi mereka). d. Samu - Amah Mbol Rumah ol Tinggal Utama Samu/amah mbol adalah rumah hunian atau rumah tinggal utama yang hingga sekarang tetap di kembang moderenkan. Jenis rumah tersebut bisa dikategorikan termasuk jenis rumah semi moderen, karena

bangunannya lebih besar, kuat, dan ruang ruangnya sudah dipetakkan sebagaimana rumah moderen lainnya. Jenis rumah ini tidak hanya berbentuk rumah panggung tetapi sudah dibangun dengan tembok yang mana rumah-rumah tembok yg dibangun selalu rumah merupakan hasil kolaborasi antara bangunan n moderen dan bangunan tradisional. Pada mulanya rumah tinggal semi moderen suku Maybrat, Imian dan sawiat merupakan turunan dari rumah gantung (halit myio/mbol halit) yang mana myio/m mula-mula memiliki ukuran struktur yang sangat tinggi namun ketika mengalami perubahan, mula sangat jenis rumah gantung yang juga dianggap bangunan yang monumental dirubah menjadi rumah yang tampak semi moderen. Diantara itu adapun beberapa hal sebagai dasar dalam perbedaan antara rumah gantung dengan rumah tinggal utama yang semi moderen adalah: sebagai berikut: tinggal adalah Ukuran. Antara rumah gantung dan rumah tinggal semi moderen, yaitu rumah gantung berukuran kecil sedangkan rumah hunian semi moderen ukurannya besar. Fungsi Diliat dari fungsinya, rumah gantung hanya mempunyai satu ruangan saja yang multifungsi, sedangkan rumah semi moderen memiliki tiga sampai empat ruang yang mana memperkaya fungsi ruangnya sebagaimana kebutuhan pemilik.25 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011 SAGRIMUWMYGambar: II.5 Samu-Amah-Mbol Bentuk rumah tinggal utama semi moderen. Sumber: Hamah Sagrim, Laporan KKL II, UWMY 2009

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Struktur Struktur bangunan rumah gantung sangat tinggi ukurannya, dengan ukuran pilar atau struktur koloum yang sangat panjang mulai dari 500 cm 700cm, ketimbang ukuran rumah semi moderen yang mana ukurannya 300cm 500cm, terhitung dari tumpuan koloum pada tanah hingga bubungan, dan ukuran 500cm kebanyakan pada rumah panggung sedangkan untuk bangunan dinding tembok berukuran paling tinggi 400cm. rumah gantung mudah tergerak oleh tiupan angin ketimbang rumah semi moderen.

Masa/Waktu Masa/waktu bangunan untuk rumah gantung mampu bertahan selama 3-4 tahun, dibanding rumah semi moderen yang mana mampu bertahan hingga 4 8 tahun.

Tata Dilihat dari struktur penataannya, rumah gantung tidak memiliki tata, seperti pekarangan bunga, halaman rumah, tata ruang, dan tata wajah bangunan maupun penataan kelengkapan dan finising bangunannya yang mana terlihat pada eksterior dan interior bangunan.

Estetika Pada uraian uraian diatas maka otomatis disimpulkan bahwa bangunan yang

berestetika adalah rumah semi moderen, yang mana dikembang moderenkan. Bentuk rumah semi moderen ini dibangun dengan memiliki ruang atau kamar yang terdiri dari kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dapur dan balkon atau teras. e. Samu Snek Mbol Snek Benteng Pertahanan / Rumah Persembunyian Jenis rumah persembunyian atau benteng pertahanan biasanya

dibangun dengan

menggunakanGambar: II.6 Samu snek-mbol snek - Tipe rumah persembunyian Sumber: Hamah Sagrim, Laporan KKL II, UWMY 2009

penutup dinding kulit kayu dan dilapisi oleh kayu-kayu buah yang disusun sedemikian rapat dengan

26 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL GEDUNG MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE) MBOL KWIYON

tujuan sebagai penangkal tembusnya benda-benda tajam yang digunakan oleh musuh dalam n benda benda menyerang. Selain itu rumah pertahanan kebanyakan dibangun di puncak-puncak gunung besar puncak yang sisi-sisi gunungnya dikelilingi oleh tebing tebing terjal yang sulit dijangkaui oleh para sisi tebing-tebing ol musuh, selain menghindar dari musuh juga supaya bisa dengan gampang melihat situasi sekitar dengan mudah karena posisi mereka diatas ketinggian gunung. Selain itu, juga ada yang didirikan diatas pohon yang lebih tinggi ditengah belantara. Gua-gua a gua atau lubang batu yang disebut (bomit) juga sebagai tempat persembunyian. Berikut lihat gambar Samu snek/mbol, ) gambar. adalah benteng pertahanan atau juga disebut-sebut sebagai rumah persembunyian. Disebut disebut sebut benteng pertahanan atau rumah persembunyian karena rumah tersebut biasanya tersembunyi dan tersebut sulit untuk dijangkaui orang lain dan juga biasanya banyak dipasang jebakan ranjau untuk menghalangi para musuh, bahkan juga karena lokasi yang dibangun rumah ini adalah lokasi yang sulit dan sangat sukar dijangkaui dan hanya bisa dijangkaui oleh orang orang tertentu saja hanya seperti seorang Ayah, Ibu, Anak dan family terdekat karena suatu alasan, bahwa jangan orang luar yang mengetahui dimana jalan yang di laluinya sebab bilamana diketahui orang lain atau musuh, maka mereka akan dibunuh. Karena begitu ketatnya kehidupan pada zaman prasejarah an itu, yang mana terikat dengan kehidupan balas - membalas atau saling membunuh antar keluarga yang satu dengan yang lainnya (familiy war). f. Samu Mambo Mbol Se Rumah Nelayan Samu mambo - mbol se adalah merupakan bol rumah nelayan yang dibangun ditengah ditengah-tengah danau, dan rumah tersebut kebanyakan dibangun oleh Suku Maybrat yang tinggal tinggalnya disekitar danau Ayamaru yang bermata pencaharian

sebagai nelayan. Selain suku maybrat yang membangun rumah nelayan mereka, suku Imian dan sawiat pun memiliki jenis rumah nelayan yang tidak kalah menarik dengan rumah nelayan suku Maybrat, yaitu rumah kajang. kaGambar: II.7 samu mambo-rumah nelayan di danau ayamaru. rumah Sumber: Hamah Sagrim, Laporan KKL II, UWMY, 2009

Rumah kajang adalah suatu jenis rumah nelayan orang Imian dan Sawiat yang hidupnya di pesisir pantai dan bermata pencaharian sebagai nelayan. Perbedaan antara rumah nelayan suku Maybrat dan suku Imian, Sawiat adalah, rumah nelayan suku Maybrat dibangun sebagaimana diban27 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011 SAGRIMUWMY

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL GEDUNG MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE) MBOL KWIYON

rumah inap biasanya yaitu dengan struktur bangunan yang berdiri tegak vertikal dan kokoh, namun untuk rumah nelayan suku Imian dan Sawiat berbeda, yaitu rumah kajang adalah rumah yang dibangun diatas sebuah perahu, dan rumah kajang tidak berdiri kokoh pada suatu tempat tertentu namun ia selalu dibawa kemanakemana mana dengan perahu, baik diwaktu mengail maupu beristirahat.Gambar: II.8 Aken sway - Rumah kajang orang Tehit Sawiat di pesisir/laut . Sumber: Hamah Sagrim, Laporan KKL II, UWMY 2009

Kelebihan rumah nelayan orang Maybrat adalah bentuknya yang besar, kuat dan nyaman, sedangkan rumah nelayan orang Imian dan Sawiat adalah ukurannya kecil, tidak begitu kuat, dan tidak begitu nyaman. Berikut lihat gambar. Bentuk bangunan rumah nelayan di danau Ayamaru nelayan wilayah Maybrat, kini menjadi

kabupaten Maybrat. Bentuknya seperti rumah rumah mereka yang lainnya di daratan, namun rumah-rumah bangunannya terletak ditengah tengah air Danau. Fungsi rumah ini sebagai tempat hunian para ditengah-tengah nelayan ketika mencari ikan bahkan ada pula yang didirikan untuk tempat hunian untuk mereka yang berkebun di sekitar pulau pulau seperti sato musyoh, sato amin dan yang lain sebagainya. pulau-pulau Bentuk rumah nelayan dipesisir pantai wilayah Tehit, Sawiat, memiliki sedikit perbedaan yang tidak begitu awiat, rumit. Perbedaan yang menonjol adalah bentuk rumah kajang yang mana di bangun diatas perahu (kole-kole) (kole

lihat gambar samping kanan, sedangkan yang satunya mempunyai kesamaan aliran bentuk dan struktur yang sesuai dengan rumah nelayan orang Maybrat di areal Danau Ayamaru. g. Samu Kusme - Mbol Nadla Rumah Bujang Laki ol Laki (asrama Putra) Samu kusme mbol nan ndla adalah rumah bujangan bagi laki laki yang mana dibangun dengan tujuan menampung segala kegiatan anak anak bujang, baik menyangkut hasil buruan, tidur maupun masak-memasak. masakGambar: II.9 - samu ku sme-bol nadla rumah bujang laki-laki - sumber: laki Hamah Sagrim, Laporan KKL II, UWMY 2009

28 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011 SAGRIMUWMY

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Kebanyakan kegiatan kegiatan kepemudaan bermula dari rumah ini yang mana sebagai wadah berkumpulnya para pemuda, sehingga muncullah ide ide tertentu yang menyangkut kegiatan kepemudaan. Rumah bujangan laki laki kebanyakan berbentuk rumah gantung, namun setelah terus menerus mengikuti perubahan, ada juga yang dibangun semi moderen yang mana bangunannya dibangun oleh sekelompok pemuda yang bisa dibilang geng pemuda. Dikatakan geng, karena bukan hanya satu kelompok tertentu yang ada namun terlihat adanya persaingan misalnya antara RT satu dengan RT yang berikutnya. Rumah bujangan sering dibangun dengan beberapa tipe bangunan, dan khusus untuk rumah bujang laki-laki, bentuknya seperti pada gambar disamping. Bentuk-bentuk ini disesuaikan dengan keinginan para pemuda yang tergolong masih bujang. Bentuk rumah bujang yang dibangun ini tidak juga memiliki kesamaan antara perkumpulan dari satu RT atau kot, tetapi semuanya mengikuti perkembangan yang ada. h. Samu Kuano Mbol Nangli Rumah Bujangan Perempuan (asrama putri) Samu kuano bol nangli merupakan rumah bujangan kaum perempuan yang masih bujang (belum menikah). Rumah bujangan perempuan berukuran tidak terlalu tinggi dibanding rumah bujangan laki laki, hal itu sudah merupakan tradisi orang Maybrat, Imian dan Sawiat hingga sekarang. Rumah perempuan biasanya dibangun oleh orang laki laki yang terdiri dari bapabapa, maupun laki - laki perempuan, khususnya bujang. Untuk makananGambar: II.10 Samu ku ano-mbol nangli Rumah bujangan perempuan atau asrama perempuan Sumber: Hamah Sagrim, Laporan KKL II, UWMY 2009

memasak

sebagai imbalan kepada mereka yang membangun rumah mereka. Berikut lihat gambar: Bentuk aliran rumah bujangan perempuan ini tidak begitu berbeda dengan aliran-aliran bangunan rumah yang lain pada umumnya. Perbedaan bentuk rumah hunian rumah bujangan perempuan dengan rumah yang lain adalah ukuran. Ukuran rumah bujangan perempuan tidak begitu monumental, mengingat wanita atau perempuan tidak diperbolehkan untuk menaiki29 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL GEDUNG MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE) MBOL KWIYON

rumah yang tinggi, karena akan terlihat aibnya. Demikian sehingga bentuk rumah bujangan perempuan Maybrat, Imian, Sawiat selalu berukuran pendek. i. Samu Kwin Mbol Wofle Rumah Suci / Rumah Sekolah/bangunan terhormat ol /bangunan Samu kwiyon mbol wofle adalah bol bangunan rumah suci, yang mana

mempunyai fungsi ganda, yaitu digunakan sebagai rumah maha suci atau difungsikan sebagai tempat pendidikan theology natural yang disebut wiyon-wofle. Theology ini bagi wofle. orang Maybrat, Imian, Sawiat, sangat sakral dan magis. Jenis bangunan rumah suci berbentuk segi empat dan memanjang serta memiliki tiga fungsi ruang yang selalu dibagi dan juga memiliki aturan aturan penggunaan

Gambar: II.11 - kwiyon-bol wofle - Bentuk rumah bol suci/sekolah/tabernakel/ kemah suci. Sumber: Hamah Sagrim. History of God In Tribals Religions, 2009

ruangannya. Rumah suci tidak dibangun oleh sembarang orang, tetapi harus dibangun oleh mereka atau orang orang tertentu yang sudah terdidik dalam ajaran theology natural tersebut (raa win - na wofle), dan yang berhak membangunnya terdiri dari dua orang. Menurut cerita petuah petuah yang kami Tanya, asal usul rumah suci tidak dibangun oleh manusia siapa siapa namun rumah tersebut dengan sendirinya keluar dariGambar: II. 12. Kwiyon mato - Denah sekolahkemah suci. Sumber: Hamah Sagrim. History Of God In Tribals Religion, 2009

dalam sungai / air. Bentuknya sangat unik / estetis dan sempurna serta menyimpan magis yang luarbiasa sehingga untuk membangunnya membutuhkan waktu yang lama, yaitu dibangun selama sembilan bulan agar bisa sempurna. Selanjutnya aliran rumah suci ini kemudian diperintahkan kepada Mbouk untuk didirikan sebagai bait suci/kemah/tabernakel. bait30 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011 SAGRIMUWMY

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Kwiyon Mbol Wofle merupakan tabernakel atau kemah Wiyon-Wofle yang diperintahkan kepada Mbouk ketika menerima taurat dari Wiyon-Wofle. Mbouk diperintahkan oleh WiyonWofle (Allah) bahwa dia harus mendirikan sebuah kemah (kwiyon mbol wofle) sebagai tempat meletakkan tabut perjanjian. Dalam mendirikan kwiyon-mbol wofle, ada beberapa

aturan seperti perintah dan larangan. Perintah dan larangan itu tampak pada aturan penggunaan ruang kwiyon-mbol wofle sebagaimana pada bilik-bilik bangunan pada gambar denah diatas. Keterangan Gambar: 1. Bohra Mne/Safom Ruang luar, areal bebas, hutan belantara. Dalam aturan Ruang bilik tabernakel Wiyon-Wofle (kwiyon-mbol wofle), bagian luar yang berhubungan langsung dengan alam bebas atau hutan belantara biasanya tidak sacral atau tertutup. Dibagian areal ini hanya diberi tanda atau kode (morse) sebagai pemberitahuan kepada orang luar yang tergolong awam atau disebut (finya) atau wanita, (raa in) orang awam yang melintas disekitar areal kemah kwiyon mbol wofle.

Kode atau tanda pada areal ini tidak ada kekuatan ghaib apa-apa, hanya sebagai rambu bahwa di areal tersebut ada kemah suci (kwiyon-mbol wofle). Warna hijau menunjukkan hutan belantara atau areal bebas. 2. Kre finya & Ra iin Ruang Biasa. Bilik atau Ruang ini bisa dilewati oleh wanita (finya) biasa yang mempunyai anak sedang di didik didalam Kemah. Wanita yang masuk dalam bilik tersebut mengantarkan makanan dan tebu sebagai pengganti air minum dan mereka yang boleh masuk adalah wanita yang tidak sedang mengalami haid atau semalam melakukan hubungan intim. Ruang ini juga dilewati oleh laki-laki biasa yang bukan Ra Wiyon-Na Wofle. Ruang ini juga bagi Ra Wiyon-Na Wofle yang ketika malam sedang intim atau tidur dengan isterinya (berintim) atau dengan wanita lain melakukan hal perzinahan, ia diharuskan hanya bisa sampai

diruang biasa dan tidak boleh memasuki ruang suci, ini merupakan suatu larangan keras. Kre Finya & Ra iin tidak memiliki suatu kekuatan atau kedahsyatan ghaib apa-apa sehingga bebas bagi Wanita dan Orang biasa, namun tidak diperbolehkan bagi anak kecil untuk memasukinya. Warna hitam merupakan ketidak kudusan, ketidak muliaan, ketidak kuatan, ketidak ilahian, menggambarkan keduniawian namun sebagai rambu atau ukuran utama fungsi ruang bilik sebelum memasuki ruang suci.

31 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

kre finya, kbe ra iin msya finya twok, soh kukek ginyah to mtwok fe, tna ra wiyonna wofle ro mti mjien suu msya finya wana tna mno bo ro sre to kbe mtwok mama mhre sai mam kree ro finya to sei. Ruang biasa boleh dimasuki oleh wanita dan orang biasa, tetapi kalau seorang Ra Wiyon-Na wofle (rasul) yang pada hari kemarin atau semalam telah berintim dengan istrinya atau melakukan sesuatu yang zinah dan hina, ia juga hanya bisa masuk di ruang biasa (kre finya) tersebut. 3. Kre Ra Sme Ruang Suci. Bilik ruang ini tidak boleh dilewati oleh wanita (Finya), orang Biasa (Ra iin-Na iin) dan rasul (Ra Wiyon-Na Wofle) yang melakukan zinah atau yang mana sebelumnya sudah tidur dengan istrinya (intim). Ruang/bilik suci ini hanya boleh dimasuki oleh Ra Wiyon-Na Wofle (Rasul) yang suci, Ra Bam-Na Tmah (Imam) dan murid-murid (Wiyon Tna). Warna abu-abu merupakan kemuliaan yang telah dipancarkan kepada ra wiyon-na wofle, kekuatan Wiyon-Wofle yang memberi kekuatan kepada Ra Wiyon-Na Wofle, Kedahsyatan WiyonWofle yang diberikan kepada Ra wiyon-Na wofle, kesucian Ra Wiyon-Na Wofle,

Kekuatan Ra Wiyon-Na Wofle, yang diterima dari Wiyon-Wofle (Allah) yang meWiyonkan (Meng-Allah-kan) mereka dengan kekuasaannya. Ketika dalam perjalanan melalui ruang biasa termanya terasa biasa-biasa saja seperti kita berada pada situasi normal, akan tetapi ketika kita memasuki zona Ruang suci (Kre Ra Sme) ada suatu perbedaan. Menurut ungkapan Ra Wiyon-Na Wofle mengatakan bahwa : soh nyio ntruk mam kre ra sme, nyio nfibo nhau mam oo roto, masuf reto mti/mamur mase tna nyio nfibo njien smi feto, kbe nawe nros si to nmat komeyan teit ysia ra wait makah wyak-aken mama meti mam aya maam tna anu ro wiyon tna to nsok aken ro anu nut, aken ro anu nu t to kbe oron yabi teit Yhre mam aken mana tna komeyan teit yabo min aken. Kbe Ra Wiyon-Na Wofle ysia wiyon tna rait to aro yaut aken rait hahayah, ana mberur maut aken sou suu fe, reto mbou toni . ketika melangkah melewati zona batas ruang suci, kita seperti berada dalam alam lain, sona atau ruang atau bilik tersebut gelap gulita dan ketika itu kita akan melihat terang sinar kemuliaan yang membias menerangi ruang suci itu, kita akan merasa seperti kita dalam keadaan mimpi, dan ketika itu akan bermunculan bahtera (perahu) Tuhan yang menghampiri setiap kita yang masuk kedalam ruang tersebut untuk32 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

membawa kita ke suatu tempat yang suci, setiap kita yang telah masuk akan dipersiapkan bahtera (perahu) yang sama jumlahnya dengan kita yang ada, dan setiap orang menaiki satu bahtera (Perahu) dan didalam bahtera itu kita hanya duduk dan didampingi oleh Ra Wiyon-Na Wofle dan yang mendayung bahtera (Perahu) adalah komeyan (Tuhan), dibagian kepala perahu (bahtera) duduklah seorang tua yang putih kemilau rambutnya dan telinganya panjang dengan jubah yang bersinar, ia adalah Allah (Oron Yabi). Ungkapan tersebut diatas tentang rahasia bilik atau ruang, bila kita kaji dengan ukuran keseluruhan bangunan atau bait tersebut, merupakan sebuah bangunan yang dibangun langsung diatas tanah kering, akan tetapi bagi Ra Wiyon-Na Wofle mereka harus berangkat atau bepergian dengan menggunakan perahu, karena perjalanan mereka begitu jauh dan melalui lautan samudera raya. Disini terdapat suatu keajaiban dan pengalaman yang begitu mengherangkan ketika kita mengkaji dari penjelasan tentang perjalanan yang jauh dengan luasan bangunan yang mana tidak begitu jauh antara ruang/bilik yang satu dengan ruang atau bilik yang lainnya, akan tetapi karena kita sebagai manusia yang pada saat itu berada dalam hadirat Tuhan, maka waktu itu akan menyeleksi kita. Menurut mereka Ra Wiyon-Na Wofle dan Wiyon tna, mengatakan bahwa perjalanan mereka begitu lama dan harus menempuh suatu samudera raya, dan menurut mereka, lamanya mereka berpendidikan selama 3 bulan, akan tetapi bagi orang biasa (Raa iin) yang berada diluar kemah mengatakan bahwa lama pendidikan yang ditempuh dalam kemah kwiyon-bol wofle adalah Enam bulan. Peristiwaperistiwa ini yang terjadi dalam perjalanan, ada yang boleh dibicarakan namun ada yang tidak boleh untuk diungkapkan (sakral). 4. Mato Ro Mbou Toni (Ruang Maha Suci) Mato Ro Oron yabi Yhou (Takhta Allah). Ruang Maha Suci tidak boleh dimasuki oleh Ra Wiyon Na Wofle (Rasul), ruang ini sangat sakral dan hanya bisa dimasuki atau yang berhak masuk kedalam ruang maha suci adalah Ra Bam Na Tmah (Imam). Isi dalam Ruang Maha suci sangat rahasia, dan yang berhak mengetahuinya hanya Ra Bam Na Tmah (imam), tidak mungkin bagi Ra

Wiyon-Na Wofle untuk mengetahuinya. Berikut adalah ungkapan Ra Wiyon-Na Wofle dalam bahasa Maybrat: mato ro mbou toni reto kbe Ra Bam-Na Tmah meseit truk, amu refo (Ra Wiyon-Na Wofle) truk fe, kta ro mhou kre mato reto mamo bo snyuk ka Ra Bam-Na Tmah, soh fibo33 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

bo snyuk reto Ra Bam-Na tmah yawe kaamu fo tabam refo masu marak, Ra tabam refo mhai beta, aro mhou fe, bo snyuk reto safo meto, tnafo komeyan makan meto Ruang maha suci hanya boleh dimasuki oleh Imam (Ra Bam-Na Tmah), bagi para Rasul (Ra Wiyon-Na Wofle) tidak diperkenankan untuk masuk ruang maha suci, sangat sakral, rahasia, segala sesuatu yang ada didalam ruang itu merupakan rahasia khusus bagi para Imam (Ra Bam-Na Tmah), kalau rahasia ruang maha suci itu diberitahukan kepada Rasul (Ra Wiyon-Na Wofle), maka dunia ini akan hancur, semua manusia akan mati, tak ada yang bisa hidup. Hal ini merupakan sesuatu yang sakral dan merupakan inti dari Tuhan. Dari ungkapan tersebut, dianalisis bahwa dalam ruang maha suci merupakan tempat takhta Allah dan tempat meletakan tabut perjanjian yang merupakan rahasia kerohanian inti daripada kerohanian dalam teologi wiyon-wofle. Dalam perjalanan pendidikan tersebut dan setelah selesai (tamat), setiap Wiyon Tna (Murid) dan Ra Wiyon-Na Wofle (Rasul-Guru pembimping) serta Ra Bam-Na Tmah (Imam-Guru Besar atau Kepala sekolah), tidak diperbolehkan keluar melalui pintu utama, mereka harus keluar dengan cara membocorkan atap lalu keluar, setelah semuanya telah keluar dari dalam kemah tersebut selanjutnya berbaris mengelilingi kemah itu dan Ra Bam-Na Tmah (Imam-Guru besar atau Kepala Sekolah) beserta Ra Wiyon-Na Wofle (Rasul-Guru pembimbing) membakar Kemah (Kwiyon-Mbol Wofle) dan disaksikan oleh Ra Bam-Na Tmah, Ra Wiyon-Na Wofle, Wiyon Tna. Setelah Kemah terbakar, Ra Bam-Na Tmah, Ra Wiyon-Na Wofle, Wiyon Tna, menyelidiki lagi dengan seksama isi abu tersebut dengan tujuan bahwa jangan ada sisa-sisa perkakas yang belum terbakar, semuanya harus dibakar tanpa sisa. Dalam proses membakar Kwiyon-Mbol wofle (Kemah - Sekolah), tidak dibiarkan segelintir perkakas atau sepotong kayu dari kemah yang tersisa, semuanya harus dipastikan terbakar lebur menjadi abu. Setelah semuanya itu selesai barulah Ra Bam-Na Tmah, Ra Wiyon-Na Wofle, Wiyon Tna, boleh meninggalkan lokasi kemah untuk proses Ujian kepada Murid (Wiyon Tna), setelah diuji (sana Wiyon) baru Murid-murid diteguhkan menjadi Ra Wiyon-Na Wofle. Dalam peneguhan wiyon tna (Murid), biasanya dilakukan dengan cara menguji setiap Murid dengan menyuruhnya menyembuhkan orang sakit (tgif kiyam), menyembuhkan orang yang kena pagut dari ular (tgif aban), melancarkan persalinan wanita hamil yang terhambat (tgif finya mabe), dan lain sebagainya. Ujian ini merupakan suatu aktivitas terakhir bagi wiyon tna (Murid) barulah34 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

diteguhkan sebagai Ra Wiyon-Na Wofle. Ujian akhir ( sana Wiyon) yang dilakukan oleh Ra Wiyon-Na Wofle (Rasul-Guru) dan Ra Bam-Na Tmah (Imam-Profesor) dan di ikuti oleh Wiyon tna (Murid) guna mencapai gelar sebagai seorang Ra Wiyon-Na Wofle. Setiap Murid yang tamat dalam pendidikan Wiyon-Wofle, memiliki dua nama, yaitu nama duniawi dan nama yang diberikan dari sekolah atau kemah (sum kafir) (nama suci).1

Rincian keterangan warna: 1. Warna merah, menunjukkan kekuatan ghaib, sakral. 2. Warna hijau, menunjukkan areal bebas. 3. Warna hitam, menunjukkan kefanaan, keduniawian, ketidak sempurnaan. 4. Warna putih, menunjukkan kesucian, kemurnian, keAllahan, kesempurnaan.

Atas dasar pengakuan Wiyon tna itu sendiri, maka Ra Wiyon-Na Wofle dan Ra Bam-Na Tmah akan meneguhkan mereka dan mereka akan diterima sebagai anggota yang diperbaharui di dalam persekutuan wiyon-wofle (sebagai Ra Wiyon-Na Wofle) yang sungguh-sungguh percaya kepada Wiyon-Wofle (Allah) mereka. Dengan demikian Wiyon Tna yang telah diteguhkan sebagai Ra Wiyon-Na Wofle pun boleh duduk bersama-sama dengan Ra Wiyon-Na Wofle yang lain bersama-sama dimeja perjamuan kudus, turut bertanggung jawab dalam tugas WiyonWofle, memberitakan Allah yang dipercaya (Wiyon-Wofle) kepada dunia ini, dan turut bertanggung jawab pula dalam pembangunan Wiyon-Wofle. Ra Wiyon-Na Wofle dan Ra Bam-Na Tmah, percaya dan mengaku bahwa dalam dalam Tuhan mereka (Wiyon-Wofle), mereka dikumpulkan sebagai anak-anaknya dari segala bangsa dan mempersatukan mereka menjadi satu tubuh yang Wiyon-Wofle adalah kepalanya dan Ra Wiyon-Na Wofle adalah anggotanya. Dalam perjamuan suci didalam kwiyon-bol wofle, Ra Wiyon-Na Wofle memberi1

Aktivitas Wiyon-Wofle bisa dipersepsikan sebagai pendidikan tradisional orang Maybrat, Imian Sawiat, dan bisa dipersepsikan

sebagai teologi tradisional. Alasannya adalah karena aktivitas Wiyon-Wofle memiliki dua karakter dalam satu aktivitas, yaitu pertama: dari segi pendidikan, Ra Wiyon-Na Wofle disebut sebagai Guru, Guru Pembimbing, Dosen, Ra Bam-Na Tmah disebut sebagai Guru Besar , Guru kepala, Kepala sekolah, Profesor, Senator. Wiyon Tna disebut sebagai Murid . Kwiyon-Bol Wofle disebut sebagai Sekolah, dan Asrama, aktivitas utama adalah Mber Wiyon atau Mendidik (belajar mengajar), dalam proses ini mereka juga mengenal tulisan dan huruf. Kedua: Dari segi Teologi, Ra Wiyon-Na Wofle disebut sebagai Rasul, Ra Bam-Na Tmah disebut sebagai Imam, Rumah disebut sebagai Kemah-Tabernakel dengan ruang-ruang atau bilik yang sakral, Wiyon Tna disebut sebagai Murid, aktivitas utama dalam Kwiyon-Bol Wofle adalah Mber Wiyon (Pendidikan Dogmatik) Pemuridan.

35 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Bofit dan Waif sebagai tanda dan meterai dari tubuh dan darah, Wiyon-Wofle senangtiasa menghubungkan Ra Wiyon-Na Wofle kepada persekutuan dengan dia sendiri dan persekutuan antara sesama Ra Wiyon-Na Wofle sebagai anak-anaknya. Dalam persekutuan dengan Wiyon-Wofle, Ra Wiyon-Na Wofle dipanggil untuk mengaku dia sebagai Tuhan dan Juru selamat mereka melalui kata-kata dan perbuatan mereka setiap hari dan memberitahukan tentang dia keseluruh dunia. Jikalau dalam setiap ucapan dan perbuatan mereka tidak sesuai dengan perintah yang telah mereka terima dari Wiyon-Wofle, maka mereka akan menerima sangsi yang berat, yaitu mereka akan meninggal secara tiba-tiba (komeyan biji), ditimpa kelaparan (haisre mama), ditimpa kesakitan yang parah (kiyam mama), banyak persoalan yang menimpa (safo mai). Jenis bangunan rumah suci atau sekolah tradisional semenjak masuknya injil kristiani di dataran papua, semua jenis pengajaran maupun kepercayaan tradisional dilepaskan. Oleh karenanya kami sangat sulit untuk mendapatkan bangunannya karena saat ini tidak dibangun bisa dibilang akan punah, dan hanya saja kami dijelaskan bagaimana denah bangunannya saja sebagaimana pada gambar. Struktu kolom utama rumah tradisional Maybrat Imian Sawiat terdiri dari empat kolom utama yang disebut hafot sebagai fungsi keseimbangan bangunan. Rumah Tradisional Maybrat Imian Sawiat berbentuk rumah limasan, Sebuah bangunan limasan yang menimbulkan interpretasi arsitektur Maybrat Imian Sawiat dengan mencerminkan ketenangan, hadir di antara bangunan- bangunan yang beraneka ragam. Interpretasi ini memiliki ciri pemakaian konstruksi atap yang kokoh dan bentuk pilar yang kokoh. Rumah tradisional Maybrat Imian Sawiat yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni bangunan tradisional yang telah berkembang bersama masyarakat Maybrat Imian Sawiat. Rumah tradisional halit-mbol chalit dan kwiyon-mbol wofle merupakan kerangka bangunan utama dari rumah adat Maybrat Imian Sawiat yang terdiri atas hafot berupa empat tiang utama dengan pengeret sur jiet (empat penopang) atau. Struktur rumah Maybrat Imian Sawiat yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama rumah, juga sebagai tumpuan atap rumah agar atap rumah bisa terbentuk. Pada arsitektur bangunan rumah halit-mbol chalti dan kwiyon-mbol wofle, seni arsitektur bukan sekadar pemahaman seni konstruksi rumah, juga merupakan refleksi nilai dan norma36 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

masyarakat Maybrat Imian Sawiat sebagai pendukungnya. Kecintaan masyarakat Maybrat Imian Sawiat pada cita rasa keindahan, bahkan sikap religiusitasnya terefleksikan dalam arsitektur rumah dengan gaya ini. Kolom pada rumah halit-mbol chalit dan kwiyon-mbol wofle berjumlah genap. Hal ini merupakan tata aturan dalam mendirikan rumah adat suku Maybrat Imian Sawiat. Bahwa setiap rumah adat suku Maybrat Imian Sawiat, jumlah kolom bangunan harus genap, tidak boleh ganjil. Kolom rumah halit-mbol chalit dan kwiyon-mbol wofle tersebut disusun sesuai dengan titik sudut, sebagai keseimbangan. Karena bangunan halit-mbol chalit dan kwiyon-mbol wofle ini merupakan aliran arsitektur Maybrat, Imian, Sawiat yang keseluruhannya merupakan hasil dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan Maybrat Imian Sawiat, sehingga sistem keseimbangannya dibentuk dengan kolom yang genap, dengan 4 kolom utama sebagai struktur sebagai hafot. Bahan bangunan rumah adat Maybrat Imian Sawiat pada umumnya menggunakan Kayu sebagai konstruksi, rotan sebagai pengikat, daun pandanus sebagai penutup atap dan kulit kayu sebagai penutup dinding. Adapun dilakukan doa syukuran kepada Tuhan untuk memohon berkat serta memohon kuasa Allah memagari rumah tersebut yang dibangun tersebut. Kita akan melihat jenis-jenis rumah tradisional ini dalam bentuk gambar berikut dibawah ini:

37 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL GEDUNG MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE) MBOL KWIYON

Halit myi-mbol chalit Halit wyan-mbol chalit mbol wyan Tipe Rumah gantung Tipe Rumah Kebun

Samu kre-mbol chonon mbol Tipe rumah bersalin

Samu amah - mbol Tipe rumah tinggal semi moderen

Samu snek-mbol snek mbol Tipe Benteng Pertahanan

Samu mambo-mbol se Tipe Rumah Nelayan

Samu ku Sme-mbol nadla Sme Tipe rumah bujang laki-laki ipe laki

Samu ku ano-mbol nangli mbol Tipe Rumah Bujang Perempuan mpuan

Kwiyon- Mbol Wofle Tipe rumah Sekolah/Kemah/Tabernakel

Gambar : II.13. Klasifikasi Tipologi bangunan Rumah Tradisional Maybrat Imian Sawiat fikasi Tradisional Sumber. Hamah Sagrim - Laporan KKL I UWMY, 2009

E. Teknologi dan Teknik Membangun a. Teknologi Betapapun sederhananya sebuah bangunan, apalagi bangunan itu berupa rumah, teknologi pasti dibutuhkan. Tidak ada satu sistem bangunanpun yang tidak memerlukan teknologi. Bahkan kaum cerdik pandai mengatakan bahwa teknologi sama tuanya dengan usia manusia itu sendiri. Sejak permulaan manusia ada, sejak masyarakat yang paling primitifpun, teknologi sudah merupakan bagian mutlak dari kehidupan manusia itu sendiri. Benyamin Franklin, salah seorang sala38 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011 SAGRIMUWMY

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

pemikir masyur pernah mengatakan bahwa manusia adalah binatang pembuat alat. Untuk keperluan hidupnya, manusia memang memerlukan alat. Untuk berburu diperlukan pana atau jubi, tombak, untuk mancing diperlukan pancing untuk mencari ikan di laut, juga diperlukan jaring, jala, sampan, dan seterusnya. Kecakapan untuk membuat peralatan itu juga penggunaanya merupakan syarat bagi kehidupan manusia yaitu bagi kelanjutan eksistensi hidupnya. Kecakapan untuk membuat dan menggunakan alat itulah yang disebut teknologi. Secara kasar teknologi adalah perpanjangan tangan manusia. Teknologi pembuatan rumah (tempat tinggal) tidaklah rendah, hal ini dapat dilihat pada karya arsitektur tradisional di tanah air. Baik arsitektur tradisional Jawa, Bali, Batak, Minangkabau, Toraja ataupun Wamena Papua, sudah tampak tingkatan mutu nilainya yang cukup tinggi. Begitupula rumah tinggal Suku Maybrat Imian Sawiat, walaupun berbentuk sangat sederhana namun tidak lahir secara mendadak. Rumah tinggal tradisional Suku Maybrat Imian Sawiat telah berabad abad teruji kekuatannya, ia setua masyarakat Suku Maybrat Imian Sawiat itu sendiri. Kekuatan dan ketangguhan kehadapan zaman telah terbukti dari waktu ke waktu. Teknologi pembuatannya menunjukkan keseimbangan antara kekuatan daya topang tiang tiang gapik dengan besarnya bangunan, sehingga nampak seimbang (harmoni) dengan alam dan kehidupan sekitar. b. Teknik Membangun Membangun rumah bagi warga suku Maybrta Imian Sawiat tidak terlalu rumit seperti terdahulu karena dilakukan secara gotong royong, walupun tukang yang khusus tidak ada. Membangun atau mendirikan rumah banyak yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan karena erat hubungannya dengan kesibukan dan tenaga. c. Utilitas dan Perlengkapan Untuk keperluan air bersih atau air tawar, tidak begitu sulit bagi suku Maybrat Imian Sawiat, karena Banyaknya persedian air tawar disepanjang wilayah Hunian. Untuk pembuangan limbah manusia, biasanya para warga ditanah daratan memanfaatkan WC umum dan bagi warga yang mampu sudah memilikinya sendiri. Namun bagi warga yang tinggal di perairan laut biasanya pembuangan limbah langsung ke laut. Untuk keperluan penerangan, Di Distrik Ayamaru, Aitinyo dan Aifat sudah menggunakan listrik yang disediakan oleh PLN setempat, namun Distrik Sawiat menggunakan listrik tenaga39 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

suria (solar sel). Dilingkungan permukiman ini juga sudah disediakan jaringan telepon (Wartel) di distrik Ayamaru, Aitinyo dan Aifat sedangkan Distrik Teminabuan, Sawiat, menggunakan telepon dari PT. Telkom dan untuk Teminabuan sudah menggunakan HP. Sehingga warga yang berperokonomian mampu sudah dapat menikmatinya. F. Iklim sebagai faktor pembentukkan Kenyamanan Thermal Valuasi atau penilaian kembali terhadap perancangan dan pembangunan tempat tinggal yang telah ada terhadap teori-teori kenyamanan, terutama yang berhubungan dengan pengaturan dan penyediaan pencahayaan dan penghawaan, sangat diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas di lapangan. Bagaimana sebenarnya pengetahuan masyarakat di sekitar kita tentang pemanfaatan iklim pada bangunan tempat tinggal mereka. Dan bagaimana mereka menerapkannya. Berabad-abad lamanya sejak sejarah mulai mencatat, manusia selalu belajar, meneliti, dan berusaha melindungi tempat kediamannya dari pengaruh-pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh iklim terutama dalam hal pencahayaan dan penghawaan. Tetapi sebaliknya, manusia juga berusaha untuk mempelajari dan meneliti pengaruh-pengaruh yang baik dan menguntungkan untuk dapat dimanfaatkan dengan tepat. Sejarah membuktikan, bahwa manusia telah beradaptasi dengan lingkungannya secara alami. Hal ini dapat kita lihat pada bentuk arsitektur pada beberapa tempat di belahan bumi: a) Orang-orang Eskimo, dengan rumah-rumahnya yang terbuat dari es, menempatkan iglonya sedemikian rupa sehingga pintunya berada searah dengan jalannya angin setempat (yang biasanya sangat dingin dan kencang). b) c) Orang-orang Indian di Amerika menempatkan pintu utama searah dengan angin. Orang-orang Jepang membuat teritis atap yang lebar untuk melindungi ruangan-ruangan terhadap pengaruh buruk sinar matahari, angin, dan hujan. Teritis atap tersebut dibuat dengan ukuran yang tepat, sehingga pada musim hujan ruangan masih dapat dibuka selebarlebarnya, sedangkan pada musim dingin sinar matahari masih dapat masuk dengan leluasa ke dalam ruangan. d) Negara India dengan mataharinya yang sangat terik dan hawa yang sifatnya panas kering, membutuhkan penonjolan-penonjolan teritis yang cukup lebar dalam usahanya untuk mencapai suasana dan iklim yang sejuk di dalam ruangan.

40 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Iklim memegang peranan penting di dalam perancangan dan perencanaan bangunan, perencana diwajibkan mempergunakan pertimbangan-pertimbangan seperti: aspek-aspek penghawaan, kenyamanan, ventilasi, orientasi, penetrasi panas, dan refleksi sinar matahari untuk pencahayaan alami. Aspek-aspek tersebut selanjutnya akan mempengaruhi pemilihan bahan bangunan dipakai. Aspek-aspek perencanaan bangunan seperti tersebut di atas, sangat ditentukan oleh jenis iklim yang berlaku. Indonesia, dengan iklim tropis lembab, perencanaan bangunan harus dapat menanggulangi hal-hal negatif yang ditimbulkan oleh jenis iklim ini, seperti rasa silau dan panas yang dirasakan oleh penghuni bangunan atau angin yang sangat kencang. Atau sebaliknya, bagaimana memasukkan cahaya pada ruang-ruang di dalam bangunan, dan mengalirkan udara segar ke tiap ruang yang ada pada bangunan tempat tinggal mereka. 1. Iklim dan Proses Terjadinya Iklim Iklim adalah perubahan kondisi cuaca yang relatif tetap dan secara berkala karena pengaruh perputaran bumi (diteliti 10-20 tahun sekali), hasilnya berupa: tropis, sub tropis, dingin dan lain-lain. Sedangkan cuaca merupakan perubahan kondisi udara yang sifatnya setempat, dalam kurun waktu pendek, dan terjadi akibat bentang alam seperti pantai gunung dan padang rumput. Iklim suatu lingkungan atau regional merupakan suatu keadaan atmosphere yang dipengaruhi oleh lima buah unsur penting berikut: 1. Suhu udara. 2. Kelembaban 3. Angin 4. Curah hujan 5. Radiasi matahari Unsur-unsur di atas tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Saling tergantung dalam memberikan karakter dari iklim daerah tersebut. Ada 3 pelaku yang perlu mendapat perhatian, yaitu: a) Iklim Sinar matahari (MRT) Angin (v m/dt) Kelembaban (RH%)41 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

-

Curah hujan (mm/thn) Suhu udara (toC)

b) Modifier Pohon Dinding Screen

c) Manusia. d) Modifikasi terbatas: pakaian, makanan, aktivitas, kebiasaan 2. Iklim Makro dan iklim Mikro Iklim mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap kenikmatan (fisik) dan kenyamanan (rasa) pemakai di sebuah ruang bangunan. Sedangkan iklim makro adalah kondisi iklim pada suatu daerah tertentu yang meliputi area yang lebih besar dan mempengaruhi iklim mikro. Iklim makro dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi dan model geografis, yang mengakibatkan pengaruh pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal-hal lain pada kawasan tersebut, misalnya radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan, kelembaban udara, dan temperatur udara. Sistem lingkungan membentuk bangunan (buildings as a modifier, or climate modifier). Modifier merupakan cara mengatasi iklim dengan mempergunakan teknologi tepat guna. Modifier adalah barang buatan yang mampu membuat iklim mikro yang nyaman bagi manusia Cara mengelola/memanfaatkan iklim makro adalah: Membuka jendela pada utaraselatan Pohon perlu diletakkan di timur, sebab angin pada bulan Maret-September kering (tidak membawa uap air), sehingga tidak lembab. Jika menanam pohon di barat, sebaiknya dipertinggi agar tidak membawa uap air masuk ke ruangan Yang dibuka dinding timur, sehingga bila Desember, angin tidak masuk Kamar mandi sebaiknya ditaruh di sebelah barat saja agar cepat kering (tidak lembab) Angin yang baik adalah yang lewat depan/samping (posisi bangunan tidak membelakangi angin). Angin dari bawah dan atas tidak baik. Iklim mikro dipengaruhi oleh faktor-faktor: Orientasi bangunan Ventilasi (lubang-lubang pembukaan di dalam ruang untuk masuknya penghawaan)42 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Sun shading (penghalang cahaya matahari) Pengendalian kelembaban udara Penggunaan bahan-bahan bangunan Bentuk dan ukuran ruang Pengaturan vegetasi 3. Keseimbangan Energi Hal-hal yang berpengaruh terhadap keseimbangan energi (thermal performance) adalah: Solar Heat Gains (sinar langsung, lingkungan, dll) Pemilihan bahan (BJ, kalor jenis, time lag, daya hantar) Warna Tekstur Dimensi (kantor, hotel, apartemen, pabrik) Teknologi pembayang dan bentuk perimeter (vertikal horisontal, kisi-kisi, dan lain-lain) Teknologi insulasi (reflective, resistive, capacitive) Thermal Insulating Properties (dinding, atap, lantai) Ventilation System

a) Teori Energi: Sifat: massa dan materi terkecil penyeimbang alam Bentuk, gejala: panas, suara, gelombang, cahaya Penyebaran: pancaran dan radiasi (tanpa media), dapat dihalangi, dipantulkan, diserap, dikumpulkan dan ditransmisikan oleh materi lain. 4. Pembagian Iklim Hingga saat ini klasifikasi iklim banyak berdasarkan penggunaan dalam ilmu pertanian. Untuk aplikasi arsitektural, pembagian iklim lebih erat hubungannya dengan faktor kenyamanan atau comfort. Dalam hat ini iklim selanjutnya dapat dibagi menjadi empat bagian: a) Iklim Dingin (Cold Climate) Masalah utama dari iklim ini adalah kurangnya panas dari radiasi matahari Suhu udara rata-rata -15o C, dengan kelembaban relatif yang rata-rata tinggi selama musim dingin. b) Iklim Moderat

43 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Iklim ini ditandai dengan variasi panas yang berlebihan dan dingin yang berlebihan pula, namun tidak terlalu menyolok. Suhu udara rata-rata terendah pada musim dingin ialah 15o C dan suhu terpanas adalah sekitar 25o C. c) Iklim Panas Kering Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan, udara kering, suhu udara rata-rata 25o C 45o C terpanas dan 10o C terdingin disertai dengan kelembaban relatif yang sangat rendah. d) Iklim Panas Lembab Iklim ini ditandai dengan panas yang berlebihan disertai dengan kelembaban relatif yang tinggi pula. Suhu udara rata-rata di atas 20o C dengan kelembaban relatif sekitar 80-90 %. 5. Komponen-komponen Iklim Komponen-komponen iklim terdiri atas: 1. Angin (Air Movement) Adalah pergerakan udara atau udara yang bergerak. Gerakan mempunyai arah dan kecepatan (v) serta percepatan (a). Angin merupakan gerak akibat/penyeimbang di dalam kumpulan partikel-partikel udara. Apabila sebagian partikel-partikel tersebut

mendapat/menerima energi sehingga geraknya semakin cepat keregangan meningkat dan berat jenis berkurang yang menyebabkan pergolakan volume udara tersebut terhadap partikel yang lain. 2. Kelembaban Adalah Jumlah kandungan uap air dalam satuan volume udara. Iklim laut ditandai dengan kelembaban tinggi sedangkan iklim kontinental ditandai dengan kelembaban rendah. 3. Curah Hujan Adalah frekuensi dan banyaknya hujan yang terjadi di suatu daerah. 6. Iklim Dan Arsitektur Iklim dan arsitektur adalah bagian dari sains bangunan dan sains arsitektur. Sains bangunan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungannya. Bangunan dan shelter dalam hal ini berlaku sebagai perubah (modifier) lingkungan luar (outdoor environment) menjadi lingkungan dalam (indoor environment) yang mempunyai atau memenuhi syarat habitasi dan penghunian bagi manusia. Faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain: Iklim setempat44 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

-

lLngkungan panas, suara dan penerangan Manusia dan cara habitasinya Sistem lay-out bangunan Bentuk bangunan Sistem konstruksi bangunan Pemilihan material bangunan

7. Hubungan Iklim dengan Teori Evolusi dan Ekologi Arsitektur a) Proses Terjadinya Bentuk Form Determinants Function Context Structure Form Resolution Material dan cara penggunaan Metoda dan konstruksi Pertimbangan ekonomi dan sumber daya Estetika

b) Teori Bentuk Secara Ekologi Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tempat tinggal makhluk hidup atau organisme. Antara Ekologi dan Arsitektur dan antara evolusi dan perancangan (desain) terdapat hubungan yang sangat erat. Berdasarkan hubungan yang konseptual ini maka timbullah prinsip perancangan secara pre skriptis dengan dasar-dasar teori bentuk secara deskriptif dalam alam ini. Arsitektur dapat digambarkan sebagai bentuk dari strategi adaptasi manusia dengan alam, gambaran tersebut bersifat suatu kesatuan yang menyeluruh, keseimbangan yang dinamis dan penyempurnaan hal-hal yang relatif dan tidak jelas. Dari prinsip-prinsip di atas maka terjadilah tiga prinsip utama dari penurunan bentuk, yaitu: Kesatuan yang utuh antara manusia dan tempat atau lingkungan Keseimbangan yang dinamis dari yang teratur dan tak teratur Penyempurnaan energi dan informasi

45 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Hubungan antara ekologi dan arsitektur jelas terlihat pada arti asli (secara linguistik) dari ekologi, yaitu oikos, kata asli dari ekologi dalam bahasa Greek yang berarti rumah dan rumah tangga (house dan household). Apabila ekologi diartikan sebagai sains dan organisme beserta tempat hidupnya (habitatnya), maka arsitektur dapat dipandang sebagai art dan sains dari organisme manusia dalam merealisir habitasinya pada lingkungan alam natural. Bentuk dari organisme adalah hasil dari atau proses Interaksi antara bentuk genetik dengan lingkungannya. Dalam teori arsitektur secara ekologi, bentuk arsitektur adalah produk dari interaksi antara perubahan kebutuhan manusia atau fungsi dengan kontek ekologi manusia. Forms follow both function and environment Form, function and environment are interdependent

Dalam hubungan dengan teori ini, arsitektur modern mempunyai kegagalan, yaitu: Arsitektur modern menolak tradisi sebagai kemungkinan sumber-sumber kontiunitas untuk variasi di kemudian hari yang lebih kreatif. Arsitektur modern mengenyampingkan batas-batas kontek cultural Arsitektur modern terlalu memberikan nilai lebih hanya pada strategi adaptasi arsitektural yang spesifik saja. c) Bentuk dan Lingkungannya Alam memberikan tekanan secara langsung kepada proses terjadinya bentuk semua yang berada di alam ini. Misalnya: bentuk ikan diodon atau landaka. Di daerah dingin bentuk ikan tersebut agak bulat dan padat, karena dengan bentuk ini dapat menyimpan panas lebih lama. Sebaliknya ikan ini di daerah panas berubah bentuknya, menjadi lebih melebar dan pipih, dengan bentuk ini panas yang diterima lebih cepat dilepas, karena adanya lingkungan panas yang berlebihan. Seperti apa yang telah disebutkan oleh Oliver Lodge: Ignoratu mootu, Ignoratur Natuna, yang dapat berarti bahwa perubahan yang konstan sesuai dengan teori transformasi, yaitu apabila genus atau spesies yang sama dengan lingkungan yang berbeda akan memberikan pengaruh proporsi yang berbeda pula. Nampak pula dalam hal ini dalam bentuk-bentuk tanaman yang berbeda-beda pada iklim yang berbeda.

46 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Demikian pula proses terjadinya shape bangunan, shape yang optimum adalah bentuk yang dapat menerima panas sesedikit mungkin di waktu musim panas, dan mampu menahan panas sebanyak mungkin pada waktu musim dingin. d) Bentuk Tata Lingkungan Iklim mempengaruhi bentuk tata lingkungan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik tata lingkungan pada beberapa daerah sesuai dengan iklim yang berlaku di tempat tersebut: Untuk daerah beriklim tropis lembab atau panas lembab, jarak antara bangunan mempunyai pengaruh yang sangat besar. Luasan dinding bangunan dengan pembukaan untuk ventilasi sebanyak mungkin berhubungan dengan luar sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena kenyamanan di daerah tropis lembab hanya dapat dicapai dengan bantuan aliran angin yang cukup pada tubuh manusia. Perancangan landscape harus memperhatikan prinsip kelancaran angin yang mengalir. Sebaiknya untuk di daerah panas kering, luasan dinding bangunan dikurangi sebanyak mungkin untuk tidak berhubungan langsung dengan ruang luar. Antara bangunan dihindari adanya ruang luar, satu sama lain kompak, sehingga sinar matahari sangat sedikit yang menimpa langsung bangunan. Bila harus ada ruang di antara bangunan pun diusahakan agar antara dinding bangunan yang satu dengan yang lain saling membayangi terhadap sinar matahari. Oleh sebab itu kecenderungannya bangunan lebih efisien kalau rendah dan masif. Oleh sebab itu kepadatan bangunan di daerah tropis lembab kecenderungannya rendah. Kepadatan bangunan tinggi untuk daerah tropis kering. Untuk di daerah dingin, bentuk susunan bangunannya cenderung kompak, padat dan mempunyai luasan jendela yang luas agar dapat menerima panas matahari yang lebih banyak. b) Iklim dalam Arsitektur Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh iklim terhadap arsitektur, maka analisa dapat dilakukan, yang meliputi: 1. Analisa Lahan Analis ini meliputi adaptasi terhadap lingkungan. 2. Analisa Orientasi47 SKRIPSI HAMAH SAGRIMUWMY-2011

KONSEP RANCANGAN GEDUNG DPRD KABUPATEN MAYBRAT DENGAN ALIRAN ARSITEKTUR TRADISIONAL MAYBRAT IMIAN SAWIAT (HALIT-MBOL CHALIT & KWIYON-MBOL WOFLE)

Dicari arah yang terbaik agar didapat lingkungan yang sesuai dengan yang disyaratkan. 3. Analisa Bentuk Meliputi analisa dari rancangan bangunan dan komposisi kelompok bangunan. Design bangunan secara tunggal berpengaruh pada terbentuknya suatu lingkungan dalam bangunan tersebut yang merupakan suatu modifikasi lingkungan luar yang dibentuk oleh kelompok bangunan. Bentuk dari kelompok bangunan ini mempunyai pengaruh pada lingkungan luar yang terjadi. Kepadatan bangunan mempunyai pengaruh besar pada pembentukan iklim lingkungan luar. 4. Analisa Sistem Konstruksi Sistem konstruksi berpengaruh pada proses modifikasi iklim atau lingkungan luar menjadi lingkungan dalam yang terhuni dengan baik. Dengan analisa-analisa di atas dapat diketahui gradasi pengaruh iklim pada setiap langkah perencanaan c) Pengaruh Iklim Terhadap Manusia Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara menanggulangi tekanan iklim yang ada. Stress yang terjadi harus sesedikit mungkin. Suatu sistem guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang tersangkut. Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan. Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu: 1. Kenyamanan thermal 2. Ken