bab ii perancangan 2.1. perancangan tapak 2.1.1. space ...secure site...
TRANSCRIPT
BAB II
PERANCANGAN
2.1. PERANCANGAN TAPAK
2.1.1. SPACE PENANGKAP
Untuk memperoleh space penangkap yang baik ke arah site Gereja
ini, maka digunakan analisa sudut pandang horisontal untuk menentukan
space penangkap yang tepat. Dan untuk memperkuat eksistensi space
penangkap perlu memberikan nilai tambah baik dalam bentuk maupun
skate.
POINT
STOCC
26
27
2.1.2. PENCAPAIAN DAN ENTRANCE
Hal yang perlu diperhatikan untuk menetukan entrance Gereja yaitu :
• Mudah dilihat dan dicapai oleh jemaat.
• Dihindarkan crossing antar yang masuk dan keluar.
• Adanya pemisahan sirkulasi antara pejalan kaki dengan kendaraan
bermotor.
i.W,U KSUBWAM Wfl&NCE UTAMA
I JAUlR MO mmm I JAIUR SPO.WOTOfl
. _ • - : pr06<TR»*N
lU-rnA^CE
28
2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA
Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan perletakan, zoning dan
orientasi masa bangunan yaitu :
• Kenyamanan bagi pengguna fasilitas yang ada dalam gereja.
• Kemonumentalan bangunan.
• Keutamaan fasilitas bagi jemaat.
• Letak space penangkap.
• Aran orientasi.
• Bentuk site.
• Arah sinar matahari.
29
2.2. PERANCANGAN BANGUNAN
2.2.1. FILOSOFI BANGUNAN
Filosofi yang akan diterapkan pada bangunan Gereja harus
memperhatikan kekhususan dan ajaran gereja Bethany, diantaranya yaitu :
• Pengertian gereja adalah sebagai tempat persekutuan jemaat dengan
Tuhannya dan persahabatan antar jemaat sebagai perwujudan kasih
kepada Tuhan dan sesama manusia.
• Roh kudus sebagai bagian dari ke-Tritunggalan Allah, diutamakan
dalam 1 iturgi karena Roh Kudus itulah yang mengantar manusia pada
Allah.
• Kegiatan perjamuan kudus (roti dan anggur) dalam kebaktian adalah
sebagai perlambang persekutuan Yesus dengan jemaat dan agar jemaat
mengerti makna kematian Yesus di kayu salib yaitu untuk menebus dosa
manusia.
• Baptisan air merupakan salah satu iangkah keselamatan yang dijanjikan
Allah pada manusia, keberadaan kolam baptis adalah hai yang mutlak.
Dari konsep tersebut di atas disusun konsep gereja sebagai berikut:
1. Pelayanan vertikal
Menunjukan kesan agung (TUHAN yang diagungkan)
Dicapai dengan :
• Memberikan nilai tambah pada fasilitas utama terhadap fasilitas
penunjang dalam skala baik tinggi maupun luasnya (skala ruang yang
superior)
• Fasilitas utama merupakan central point (klimaks) dari suatu makna
bangunan gereja yang ingin ditampilkan oleh Arsitek.
2. Pelayanan Horizontal
Menunjukan hubungan manusia dengan manusia sebagai perwujudan kasih
terhadap Yesus Kristus.
Dicapai dengan:
• Perwujudan bentuk fasilitas yang ingin ditampilkan dalam skala ruang
yang manusiawi (baik dalam tinggi maupun luasannya).
• Fasilitas yang ada mengarah pada bangunan utama (hirarki) sesuai
dengan derajat kepentingan masing-masing fasilitas.
31
2.2.2. BENTUK DASAR DAN POLA SUSUNAN MASSA
Orang Kristen percaya dengan iman bahwa Yesus Kristus adalah jalan
dan kebenaran dan hidup, dan hanya melalui Yesus Kristus-lah manusia dapat
memperoleh hidup yang kekal. Keberadaan Yesus Kristus di sini sebagai
perwujudan jembatan penghubung yang sanggup mempersatukan hubungan
antara Allah dan manusia yang telah terputus akibat dosa. Dan sejak saat
itulah manusia masuk dalam jerat iblis. sehingga Yesus Kristus harus mati
diatas kayu salib masuk dalam alam maut untuk melepaskan manusia dari
ikatan dosa si iblis.
Dari sedikit ilustrasi diatas kita mencoba mengaplikasikan ke dalam
bentuk arsitektumva. dengan menggunakan media tapak sebagai latar
(background).
Skematik Desain :
32
I
II -^^F^S A
I »?'\
\
/ §
^ x —iii-
/ .
I =3 i S^ I I 1
g4-s
oo
<->!
l - ^ ~ > 5233 o
33
2.2.3. STRUKTUR DAN MODUL BANGUNAN
Dalam menerapkan suatu sistem struktur ada beberapahal yang perlu
diperhatikan yaitu:
- Penyesuaian terhadap fungsi bangunan
- Memenuhi persyaratan struktur:
* Kekuatan
* Kekakuan
* Kestabilan
* Eststika
* Daya tahan terhadap gempa, angin dan api
- Faktor ekonomis
- Penyesuaian terhadap tinggi bangunan
- Kemudahan pelaksananaan
- Keahlian yang dibutuhkan
- Pemeliharaan yang mudah
Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini yaitu sistem
struktur dengan menggunakan sistem rangka (kolom dan balok) dan busur.
Penggunaan struktur rangka daiam bangunan ini diterapkan pada
seluruh bangunan GBI Bethany dengan menggunakan modul 8 x 6 (untuk
ruang ibadah) dan 8 x 8 untuk scmua fasilitas yang ada. Sedangkan
34
dindingnya sebagian besar menggunakan dinding beton pracetak yang sesuai
dengan tujuan konsep GBI Bethany yang ingin diekspresikan.
Penggunaan struktur busur diterapkan pada atap ruang ibadah yang
berbentuk hiperbolik. Struktur busur yang dipakai menggunakan struktur pipa
baja yang diperkaku dengan rangka batang.
2.3. KONSEP RUANG LUAR
Ruang luar adalah ruang perantara sebelum memasuki ruang dalam.
Sehingga potensi ruang luar harus kita disain dengan memperhatikan pola
massa bangunan, sehingga dengan keberadaan ruang luar ini dapat
mendukung tampilan dari facade bangunan.
Bangunan gereja yang terutama merupakan wadah hubungan manusia
dengan Tuhan supaya menimbulkan keagungan Tuhan. maka
kemonumentalannya harus tampak. Kemonumentalan bangunan ini dicapai
dengan ruang luar yang luas dan pembedaan tinggi lantai sebelum memasuk
ruang kebaktian. Tampilan bangunan dibuat simetri dan menjulang tinggi ke
atas untuk memperkuat kesan monumental.
Adanya plaza besar di depan gereja sebagai ruang perantara dari
daerah profan (keramatan jalan) menuju daerah yang suci. Juga plaza ini
dapat berfungsi sebagai wadah antar jemaat sebelum dan sesudah kebaktian.
2.4. KONSEP RUANG DALAM
Setelah dari ruang luar yang menyiratkan keanekaragaman sifat dan tujuan
manusia, kemudian memasuki ruang kebaktian ibaratnya dimensi yang
menuntun manusia mengalami sikap tenang dan damai, yang dicapai
dengan skala ruang yang superior, sehingga manusia merasa kecildi
hadapan Allah.
Agar perbedaan kualitas ruang yang terjadi tidak terlalu mencolok, maka
ruang antara (hall) sebelum memasuki ruang ibadah dibuat dalam skala
manusia. Hall pada bagian depan gereja dengan langit-Iangit yang relatif
rendah, sedangkan pada hall di sisi kanan dan kiri diwujudkan dengan
pemberian void rangka dalam skala manusia.
2.5.SISTEMUTILITAS
2.5.1. SISTEM PENGADAAN AIR BERSIH
Pengadaan air bersih langsung dari PDAM dan sebagai cadangan
digunakan sumur artesis. Air dari PDAM ditampung di tandon bawah,
kemudian dipompa ke tandon atas, untuk kemudian suplai air
didistribusikan (down feed). Tandon atas memiliki dua bilik dengan tujuan
jika salah satu tandon bocor atau harus dikuras dan perlu perbaikan. salah
satu bilik dapat bertungsi sebagai cadangan dan dengan demikian distribusi
air bersih tetap lancar.
Pompa air bekerja secara otomatis dengan pengontrol pelampung pada
tandon atas (sistem vlotter). Apabila tandon mulai kosong maka pompa
otomatis mulai bekerja, bila tandon penuhmaka tandon tidak bekerja.
Pompa airuntuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan pompa air hidran
atau pemadam kebakaran.
PERHITUNGAN AIR BERSIH
FASILITAS
GEREJA
SERBAGUNA
KANTOR
PERPUSTAKAAN
SEKOLAH
ASRAMA
TEMPAT UMUM
(Cafe, Toko dll)
JUMLAH ORANG
3.500
1.000
50
50
600
100
100
PEMAKA1AN AIR BERSIH
(liter / orang
10
30
100
25
40
50
3
/hari)
JUMLAH
(liter)
55.000
30.000
5.000
1.250
24.000
5.000
300
Total 100.550
• Kebutuhan air per hari
Lama jam penggunaaan
Pemakaian air rata-rata tiap jam
= 100.550 liter
= 100.55 m3
= 10 jam (07.00- 17.00)
= 100.55 m3
10 jam
= 10.055 m3
V
• Pemakain air padajam puncak = 200% x 10.055 m3
= 20,11 m3
• Kapasitas tandon atas
kebakaran)
• Kapasitas tandon bawah
Kapasitas pompa
Skema Pengadaan air bersih
mm
VILLI J
V I'll l\ )
^T
= 20,11 m3 + 30 m3 (untuk pemadam
= 50,11 m3
= kebutuhan air per hari x 200%
= 100,55x200%
= 201,1 m3
= Volume tandon atas
Lama pengisian
Kekuatan pompa
: 50,11 m3
: 30 menit
: 50,11 m3
30 menit
: 1,667 m3 / menit
TJIN3QN BAU1U,! i m \ TAMDON AT/iA
Zrr~ <ttin < iilAuiidil ?> "i ramisi
mm ft - :»,::
38
2.5.2. SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR
Pembuangan air kotor dan kotoran pada tiap-tiap lantai melalui shaft ke bak
penampungan di lantai basement dipompa ke STP dan kemudian
dirembeskan melalui sumur resapan.
Septictankterdapat pada beberapa zona pelayanan bangunan. Khususnva air
kotor dari dapur ditampung dalam bak perangkap lemak.
PERHITUNGAN PEMBUANGAN AIR KOTOR
• Jumlah orang = 1600 orang
• Jumlah buangan padat = 30 liter per orang per tahun
= 1600 x 30 1
= 48.000 1 per tahun
= 48.000 1 per tahun
365 hari
= 131,5 liter per hari
• Jumlah buangan cair = 1600 x 1001 per hari
= 160.0001 per hari
• Jumlah buangan total per hari = 131,5 liter + 160.000 liter
= 160.131,5 liter
= 160, 132 m3
• Luas ruangan untuk STP
Kapasitas 200 m3 per hari = 56 m2
39
Skema Pengadaan air kotor :
vc _J
_^/*
- ikL
f] )@-
w1 (SAL«
lwni|V\T !TT'.!!l \Jl<*U..'.iU be»A.-'.i-"
- 7 ^
4U
2.5.3. SISTEM PEMBUANGAN AIR HUJAN
Air hujan pada atap ditampung di gutter, lalu melalui pipa vertikal ke
bak kontrol disalurkan ke drainase tapak disekeliling bangunan yang
bermuara pada riol kota. Setiap 6 meter panjang saluran drainase dibuat bak
kontrol.
Air hujan yang jatuh pada tapak langsung dirembeskan, sedangkan air
hujan dari basement dan ramp dikumpulkan pada gutter basement dan
disalurkan ke bak penampungan di basement untuk kemudian dipompa ke riol
kota.
Skema Pembuanaan Air Huian :
[dm MIM»J —}| mm — * THIiNG VCRTIKAlf
[ m ITOQL
&
SALURAM m \ M L TAK4K _
$ f?!0LKQT4
4i
2.5.4. SISTEM PENERANGAN
Sistem pencahayaan yang dipakai ada 2 macam yaitu :
1. Penerangan alami
Penerangan alami dapat dilakukan dengan menggunakan sky-light.
Penggunaan atap skylight dan jendelaharus dipertimbangkan agar tidak
menimbulkan pantulan yangtidak diinginkan. Penggunaan jenis kaca dan
fungsinya juga perlu diperhatikan.
2. Penerangan buatan
Penerangan buatan digunakan untuk mencapai penerangan yang
cukup di malam hari. Sumber daya utama berasal dari PLN dan sebagai
cadangan digunakan diesel generator set.
Tegangan menengah dari PLN diturunkan menjadi tegangan rendah
oleh "power transformer"' di ruang tratb dan sesudah melalui meteran dan
ATS, kemudian dihubungkan ke panel induk atau panel distribusi utama
dan kemudian disalurkan ke panel distribusi masing-masing zona
pelayanan bangunan dan lantai bangunan.
Apabila listrik PLN padam. maka generator otomatis mulai bekerja
dengan ATS {Automatic Transfer Switch) dan mensuplai listrik ke
masing-masing panel-panel penting darurat yang tclah direncanakan.
Skema iaringan Listnk:
^ 0. D1STQI2USI
DANLL DliTRIQUSlt
^ P. PIJTRIBUJl
2.5.5. SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
Untuk mencegah kerusakan bangunan beserta isinya dan manusia di
dalamnya, sedini mungkin digunakan sistem pemadam kebakaran termasuk
juga sistem pencegahannya.
Sistem pencegahan kebakaran dengan :
- Menggunakan material yang tahan terhadap api
- Menggunakan alat pendeteksi kebakaran :
I. Detektor panas sebagai pendeteksi awal avval kebakaran. Bila panas
dalam ruangan mencapai batas panas yang ditcntukan. maka alat dctcksi
43
akan berbunyi. Detektor panas tersebut ditempatkan pada ruangan
pompa, ruang genset.
2. Detektor asap ditempatkan pada ruang tratb, ruang shaft elektical, ruang
kontrol dan sebagainya.
Sistem pemadam kebakaran dengan :
- Menggunakan portable fire extinguiser (tabung pemadam kebakaran berisi
bahan kimia)
- Menggunakan hidran gedung (fire house) pada tiap zona pelayanan.
- Menggunakan fire hidrant di sekeliling bangunan.
- Menggunakan sprinkler busa untuk melindungi bahan-bahan yang mudah
rusak terkena air.
Skema Sistem Pemadam Kebakaran :
r? BETCKTDR maids!
[PJTCKTOR A M
&T£KTQfl MANUAL
U N C I KOMTRQL
44
2.5.6. SISTEM PENGHAWAAN UDARA
Sistem penghawaan udara yang digunakan ada dua sistem yaitu :
1. Sistem penghawaan alami
Keuntungan penghawaan alami adalah biaya yang dibutuhkan
murah, sedangkan kerugiannya adalah angin yang membawa debu dan
kotoran yang masuk ke dalam bangunan melalui lubang udara.
Ruang-ruang yang menggunakan penghawaan alami adalah ruangan
yang berhubungan langsung dengan udara luar, sedangkan ruangan yang
tidak langsung berhubungan dengan udara luar menggunakan perangkat
sirkulasi udara {exhaust fan).
2. Sistem penghawaan buatan
Keuntungan penghawaan buatan adalah tidak masuknya debu dan
kotoran dan dapat mengendalikan temperatur dan kelembaban dalam
ruangan. Ruang-ruang yang menggunakan penghawaan buatan (AC)
adalah ruang ibadah, ruang serbaguna, ruang sekretariat, ruang
perpustakaan. Ruangan ini juga dilengkapi dengan perangkat dehumidifier,
untuk menjaga kestabilan kelembaan udara.
Sistem AC yang digunakan adalah sistem central unit type chilled
water system :
- Pada zona pelayanan dilengkapi dengan ruangan Al IU
- Aktivitas yang dilakukan pada waktu yang bersamaan
45
- Untuk bangunan besar dan luas
Skema AC type Chilled Water System:
MHM
46
2.5.7. SISTEM KOMUNIKASI
Sistem komunikasi intern yang digunakan sebagai alat komunikasi
antar pengelola, pengurus dan karyawan dalam memberikan pengumuman
dan panggilan melalui intercom. Mikrofon yang dikontrol melalui ruang
sekunti atau kontrol untuk memberikan pengumuman atau panggilan ke
seluruh lokasi gereja.
Sistem ekstem digunakan sebagai alat komunikasi keluar lokasi, baik
pengunjung maupun pengelola dan menggunakan unit-unit telepon yang
tergabung dalam sistem PABX. Sedangkan komunikasi antar pengelola
termasuk dalam sistem PABX.
Skema Sistem Komunikasi:
*j*y TjupoN
TELKOtf-^g J >1SW1JLEPO¥,
1 »jsvTTfilPog
47
2.5.8. SISTEM PENANGKAL PETIR
Sistem penangkal petir digunakan sistem campuran antara sistem
Faraday (sangkar logam) dan sistem Franklin. Sistem Faraday ini disesuaikan
Untuk bangunan yang mempunyai bidang atap yang luas.
Sistem Faraday ini ruang dilindungi oleh kurungan logam sehingga
terlindung dari pengaruh listrik petir.
Skema Penangkal Petir:
tp.ioc«{
I QHOUK1Q