bab ii konsep diri dan penutup

28
BAB II ISI A. Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan memepengaruhi individu dalam berhbungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1995). Burns (1993) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7). Konsep diri berkembang dengan baik apabila budaya dan pengalaman dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi individu lansia/lingkungan dan dapat beraktualissasi, sehingga individu lansia menyadari potensi dirinya . Gangguan konsep diri pada lansia adalah suatu kondisi dimana individu lansia mengalami kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif.

Upload: jannatur-rahmah

Post on 29-Sep-2015

234 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

konsep diri

TRANSCRIPT

BAB IIISI

A. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan memepengaruhi individu dalam berhbungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1995).

Burns (1993) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan.

Konsep diriadalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7).

Konsep diriberkembang dengan baik apabila budaya dan pengalaman dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi individu lansia/lingkungan dan dapat beraktualissasi, sehingga individu lansia menyadari potensi dirinya. Gangguan konsep diri pada lansia adalah suatu kondisi dimana individu lansia mengalami kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif.B. RENTANG RESPONS KONSEP DIRI

1. Aktualisasi diriadalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.

2. Konsep diri positifapabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari halhal positif maupun yang negatif dari dirinya

3. Harga diri rendahadalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain

4. Identitas kacauadalah kegagalan individu mengintegrasikan aspekaspek identitas masa kanakkanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis

5. Depersonalisasiadalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.C. MACAM-MACAM KONSEP DIRI LANSIA

1. Citra Tubuh

Citra tubuh adalah pandangan individu terhadap tubuhnya baik dalam hal bentuk, ukuran, fungsi, dan potensi yang dimiliki (Stuart & Laraia, 2001). Gambaran diri atau citra tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991).Gambaran diri (Body Image) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya manerima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).Citra tubuh juga dipengaruhi oleh persepsi orang lain terhadap tubuh individu. Seiring dengan pertambahan usia dan proses penuaan, lansia mengalami perubahan bentuk tubuh, penurunan fungsi tubuh, dan adanya penyakit yang diderita. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri pada lansia. Pada lansia, terjadi perubahan biologis seperti kulit tipis, keriput, kering, adanya uban, gigi keropos, penglihatan dan pendengaran berkurang, mudah merasa lelah dan lamban, terjadinya osteoporosis akibat penurunan kadar kalsium, kifosis, atrofi otot, menopouse, dan perburukan penyakit akibat gaya hidup seperti jantung, diabetes, dan hipertensi. Selain itu, terjadi pula perubahan kemampuan kognitif seperti mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik, kesulitan menerima hal baru, disorientasi umum, tempat, dan waktu terutama pada lansia yang memiliki penyakit dimensia dan alzheimer. Namun, umumnya lansia akan melakukan penyesuaian agar dapat siap menerima masa usia lanjutnya tetapi terkadang proses penyesuaian cenderung negatif sehingga hal tersebut menjadi ancaman terhadap citra tubuhnya sehingga mereka mengalami penurunan kepercayaan diri dan menuju pada harga diri rendah yang berhubungan dengan gangguan konsep dirinya. (Delaune & Ladner, 2002)2. Harga Diri

Harga diri adalah penilian individu terhadap pencapaian diri dengan menganalisa seberapa berharga dirinya berdasarkan perilaku dan ideal diri yang dimiliki (Stuart & Laraia, 2001). Harga diri bersifat positif apabila seseorang merasa mampu, berguna, dan kompeten. Harga diri yang negatif apabila seseorang memiliki penilaian negatif terhadap dirinya seperti tidak mampu, gagal, dan tidak ada kepercayaan diri (Rosenberg 1965; Potter dan Perry, 2010). Namun, pada lansia biasanya mereka mengalami penurunan harga diri dari saat dewasa akibat perubahan fungsi biologis dan psikososial. Sehingga, beberapa faktor seperti adanya penyakit, ketergantungan, dan respon lingkungan dapat mempengaruhi harga diri lansia. Penyakit kronis seperti diabetes, jantung, dan stroke terkadang membuat lansia merasa tidak mampu dan tidak berdaya untuk melakukan aktivitas bahkan terkadang kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya secara mandiri sehingga perlu dibantu secara parsial bahakan total. Hal ini menimbulkan penurunan harga diri dan nilai diri akibat ketidakberdayaan dan ketergantungan yang tinggi. Sehingga, lansia perlu didorong untuk dapat mandiri melakukan aktivitas jika memungkingkan seperti makan, mandi, berdandan, berpakaian, penggunaan toilet, mobilisasi sesuai dengan kapasitasnya agar dapat meningkatkan rasa berharga dan otonomi bagi dirinya. Selain itu, respon lingkungan yang tidak diharapkan seperti berkurangnya interaksi sosial terhadap keluarga, tetangga, dll dan merasa dijauhi akibat penurunan daya ingat, perasaan, kecerdasan, dan motivasi dapat menurunkan harga diri lansia dan dapat berujung pada stress depresi.3. Ideal Diri

Ideal diri merupakan persepsi seseorang tentang bagaimana ia berperilaku berdasarkan standar, nilai dan norma, serta tujuan yang ingin dicapai (Stuart & Laraia, 2001). Ideal diri sangat berkaitan dengan harga diri. Lansia yang memiliki konsep diri yang mendekati ideal dirinya akan memiliki harga diri yang tinggi dan sebaliknya. Ideal diri yang dimiliki saat lansia berbeda dengan saat dewasa. Lansia mulai mengerti bahwa potensi yang dimilikinya sudah terbatas akibat penuaan, kemunduran fisik maupun psikologis sehingga tidak banyak tujuan dan keinginan yang tinggi. Hal tersebut mempengaruhi ideal diri seorang lansia. Saat dewasa, mereka masih produktif dan masih dapat menghasilkan uang dengan bekerja, namun saat lansia, mereka mulai beradaptasi dan menerima untuk tidak bekerja namun beralih menemukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup hingga end of life misalnya dengan tetap bersosialisasi dengan lingkungan, mengikuti kegiatan rekreasi yang bermanfaat, melakukan hobi, meningkatkan hubungan dengan keluarga, serta meningkatkan spiritualitas. Melalui ideal diri yang realistis dapat meningkatkan harga diri seseorang4. Identitas Diri

Identitas diri adalah kesadaran atas keunikan diri berdasarkan penilaian dan observasi diri (Potter dan Perry, 2010). Pada lansia, identitas diri dipengaruhi oleh faktor nilai dan budaya. Melalui hubungan sosial, keluarga, dan pengalaman budaya lansia dapat mengenal identitasnya dengan berbagi pengalaman dengan teman sekelompoknya. Namun terkadang, gangguan persepsi sensori akibat penyakit seperti dimensia dapat mempengaruhi identitas diri seseorang dimana lansia dimensia terkadang lupa dan sulit untuk mengingat sesuatu bahkan tentang dirinya dan lingkungannya, mengalami gangguan penilaian, perubahan kepribadian, gangguan persepsi, dan komunikasi sehingga dapat mempengaruhi konsep dirinya. 5. Penampilan Peran

Penampilan peran adalah perilaku yang berhubungan dengan fungsi individu dalam lingkungan sosial (Craven & Hirnle, 2000). Seiring dengan perjalanan usia terjadi perubahan peran yang dialami seorang lansia atau adanya transisi peran. Contohnya, lansia akan menarik diri dari peran sebelumnya dan berganti ke aktivitas yang lebih introspektif dan fokus pada diri. Misalnya peran sebagai pekerja menjadi pensiun, berkurangnya peran dalam keluarga saat anak menginjak dewasa dan meninggalkan rumah untuk belajar dan memulai kehidupan yang baru bersama keluarga yang baru, kehilangan peran sebagai duda/janda karena ditinggal wafat oleh pasangan hidup. Oleh karena itu, diperlukan adaptasi yang baik terhadap transisi peran yang terjadi agar tidak mengganggu konsep diri dan menimbulkan masalah psikososial.

D. CIRI-CIRI KONSEP DIRI YANG POSITIF1. Ciri-ciri konsep diri yang positif

a. Mempunyai penerimaan diri yang baik.

b. Mengenal dirinya sendiri dengan baik.

c. Dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang nyata tentang dirinya.

d. Mampu menghargai dirinya sendiri.

e. Mampu menerima dan memberikan pujian secara wajar.

f. Mau memperbaiki diri kearah yang lebih baik.

g. Mampu menempatkan diri di dalam lingkungan.

2. Ciri-ciri konsep diri yang negatif

a. Peka terhadap kritik.

b. Responsif terhadap pujian.

c. Hiperkritis; individu selalu mengeluh, mencela dan meremehkan apapun dan siapapun.

d. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.

e. Pesimis terhadap kompetisi (dalam kehidupan).

f. Tidak dapat menerima kekurangan dirinya.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI

1. Penampilan diri2. Hubungan keluarga; sikap keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri individu. Dukungan dan kritikan menjadi masukan berharga dalam penilaian individu terhadap dirinya.

3. Kreatifitas; kreatifitas dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas- tugas dapat menambah rasa percaya diri

4. Lingkungan

5. Reaksi orang lain terhadap dirinya

6. Usia

7. Jenis kelamin; sumber konsep diri laki-laki dari keberhasilan pekerjaan, sedangkan sumber konsep diri perempuan dari keberhasilan dalam menunjukkan citra kewanitaannya.F. GANGGUAN KONSEP DIRI1. Gangguan Citra Tubuh

Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh pada lansia yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Pada lansia perubahan citra tubuh pasti akan terjadi. Perubahan-perubahan tersebut merupakan stressor bagi tiap orang.

Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh. Perubahan fungsi berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh Keterbatasan gerak, makan dan melakukan kegiatan. Makna dan objek yang sering kontak, penampilan dan berubah.

Tanda dan gejala gangguan citra diri :

a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah

b. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadic. Menolak penjelasan perubahan tubuhd. Persepsi negatif pada tubuhe. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilangf. Mengungkapkan keputusasaang. Mengungkapkan ketakutan2. Gangguan Harga Diri

Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :

a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi.

1) Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pengukuran pubis, pemasangan kateter pemeriksaan perincal)

2) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat klien lansia mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Tanda dan gejala yang dapat dikaji:

1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.

2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahgunakan/mengejek dan mengkritik diri sendiri.

3) Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.4) Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien lansia tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.5) Percaya diri kurang. Klien lansia sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan.6) Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram mungkin klien lansia ingin mengakhiri kehidupan.3. Gangguan Ideal Diri

Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut. pada lansia sering terjadi gangguan ideal diri karena lansia merasa ideal dirinya sukar dicapai karena keterbatasan yang dialami pada lansia dan selalu menuntut ideal dirinya.Tanda dan gejala yang dapat dikaji:a. Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya, misalnya : saya tidak bisa menggendong cucu saya lagi karena sendi saya sakit.

b. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya saya pasti bisa sembuh pada hal prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan jalan-jalan, padahal penyakitnya membatasi gerak dia.

4. Gangguan Peran

Gangguan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada lansia yang mengalami gangguan peran ia merasa gagal karena ditinggal anaknya setelah menikah. Perannya sebagai orang tua dianggapnya gagal ia merasa anaknya tidak mau mengurus orangtuanya dan merasa anaknya menjauh darinya, hilangnya peran sebagai pekerja, perubahan peran karena penyakit.

Tanda dan gejala yang dapat di kaji:a. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran

b. Ketidakpuasan peranc. Kegagalan menjalankan peran yang barud. Ketegangan menjalankan peran yang baru

e. Kurang tanggung jawab

f. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa5. Gangguan Identitas DiriGangguan identitas adalah kekaburan/ketidakpastian memandang diri sendiri. Penuh dengan keragu-raguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan. Lansia juga dapat mengalami gangguan identitas karena biasanya pada lansia sulit untuk mengambil keputusan sendiri dan ragu dalam mengambil keputusan sehingga biasanya keputusan diserahkan pada anaknya.Tanda dan gejala yang dapat di kaji:a. Tidak ada percaya diri

b. Sukar mengambil keputusan

c. Ketergantungan

d. Masalah dalam hubungan interpersonal

e. Ragu/ tidak yakin terhadap keinginan

f. Projeksi (menyalahkan orang lain).

F. Faktor Resiko Penyimpangan Konsep Diri1. Personal Identity Disturbancea. Perubahan perkembangan

b. Trauma

c. Ketidaksesuaian Gender

d. Ketidaksesuaian kebudayaan

2.Body Image Disturbance

a. Kehilangan salah satu fungsi tubuh

b. Kecacatan

c. Perubahan perkembangan

3.Self Esteem Dusturbance

a. Hubungan interpersonal yang tidak sehat

b. Gagal mencapai perkembangan yang penting

c. Gagal mencpaai tujuan hidup

d. Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentue. Perasaan tidak berdayaf. Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentug. Perasaan tidak berdaya4.Altered Role Peformance

a. Kehilangan nilai peranb. Dua harapan peranc. Konflik perand. Ketidakmampuan menemukan peran yang diinginkanG. Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri pada Lansia

Pengkajian

1.Faktor predisposisi

a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan deporsonalisasi.

b. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.2. Stresor Pencetus

a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian mengancam kehidupan

b. Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :

1) Transisi peran perkembangan

2) Transisi peran situasi3) Transisi peran sehat /sakit3.Sumber-sumber koping

Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi :

a. Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah

b. Hobby dan kerajinan tangan

c. Seni yang ekspresif

d. Kesehatan dan perawan diri

e. Pekerjaan atau posisi

f. Bakat Tertentu

g. Kecerdasan

h. Imajinasi dan creativitas

i. Hubungan interpersonal

4. Mekanisme Doping

a. Pertahanan koping dalam jangka pendek

b. Pertahanan koping jangka panjang

c. Mekanisme pertahanan ego

d. Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orang tersebut harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji :

1. Identitas

Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain : Karakteristik dan kekuatan

2. Body Image

Dapatkah anda mejelaskan keadaan tubuh anda kepada saya

Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda

Apakah ada bagian dari tubuh anda, yang ingin anda rubah3. Self esteemDapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas

Ingin jadi siapakh anda

Siapa dan apa yang menjadi harapan anda

Apakah harapan itu realistis ?

Siginifikan : Apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai ?

Siapakah yang paling penting bagi anda

Competence : Apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan sesuatu untuk kepentingan hidup anda ?

Virtue : Pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila dihubungkan dengan standar moral yang dianut.

Power : Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi dalam hidup anda. Apa yang kamu rasakan

4. Role Performance

Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala sesutu sesuai peran anda ? Apakah peran saat ini membuat anda puas Diagnosa Keperawatan

1. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik

2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh.

3. Harga diri rendah berhubungan dengan adanya isolasi sosial berupa menarik diri dari lingkungan.

4. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.

1. IntervensiMekanisme Kopinga. Jangka Pendek :

1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian obat-obatan, nonton TV

2) Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial, keagamaan, politik

3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara: kompetisi olahraga

4) Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara: (penyalahgunaan obat-obatan)

b. Jangka Panjang :

1) Menutup identitas: terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri

2) Identitas negatif: Asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat

2. Implementasi

1) Diagnosa keperawatan : perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.Tujuan umum:Klien dapat menunjukkan peran sesuai dengan tanggungjawabnya.Tujuan khusus:a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

b. Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.c. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.d. Klien dapt menetapkan (merncankan) kegiatan sesuai yang dimilkie. Klien melakukan tindakan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuanf. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.

Tindakan keperawatan1. Bina hubungan saling percaya.a. Salam terapeutikb.Perkenalkan diric. Jelaskan tujuan interaksid. Ciptakan lingkungan yang tenang.e. Buat kontrak yang jelas (apa yang dilakukan /bicarakan, waktu)

2. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan (apa yang dilakukan/bicarakan, waktu)a. Sediakan waktu untuk mengungkapakan tentang penyakit yang dideritab. Katakana pada klien bertambah satu orang yang berharga dan bertanggungjawab serta mampu menolong dirinya sendiri.c. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien. Dapat dimulai bagian tubuh yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lain yang dimiliki oleh klien, aspek positif (keluarga lingkungan) dimilki klien. Jika klien tidak mampu mengidentifikasi maka dinilai oleh perawat memberi reinforcement terhadap aspek poasitif klien.d. Setiap bertemu klien, hindarkan memberi penilain negative.utamakan memberikan pujian realistis.e. Diskusikan kemampuan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selamam sakit. Misalnya: penampilan klien dalam self care latihan dan ambulasi serta aspek asuhan terkait denga gangguan fisik yang dialami oleh klien.f. Diskusikan pada kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanannya setelah pulang sesuai dengan kondisi pasien.g. Rencanakan bersama oleh aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan: kegiatan mandiri, kegiatan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.h. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien.i. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawt klien harga diri rendah.j. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

Hasil yang diharapkana. Klien menungkapkan perasaanya terhadap penyakit yang diderita.b. Klien menyebutkan aspek dan kemampuan dirinya (fisik, intelektual, system pendukung)c. Klien berperan serta dalam perawtrn dirinya.

d. Percaya diri klien dengan mentpkan keinnginan atau tujuan yang realistis.

2) Diagnosa keperawatan: gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuhTujuan umum:Klien menunjukkan peningkatan harga diri.Tujuan khusus:a. Klien dapat menigkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya.b. Klien mengidentifikasi perubahan citra tubuh.Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimilki.c. Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bebntuk atau fungsi tubuh.d. Klien dapat menyusun cara-cara menyelasaikan masalah yang dihadpi.e. Klien dapat melakukan tindakn pengembalian intergritas tubuh.

Tindakan keperawatan1. Bina hubungan perawat yang terapeutik1) Salam terapeutik2) Komunikasi terbuka, jujur dan empati3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan klien terhadap perubahan tubuh.4) Lakukan kontrak untuk program arahan keperawatan/pendapatan kesehatan, dukungan dan konseling.2. Diskusikan perubahan struktur tubuh dan fungsi tubuh3. Observasi ekpresi klien pada saat berbicara.4. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yamng dimilki (tubuh, intelektual, keluarga) oleh klien diluar perubahan yang terjadi.5. Beri pujian terhadap aspek yang positif dan kemampuan yang masih dimilki klien.6. Dorong klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan keperawatan secara bertahap.7. Libatkan klien dalam kelompok klien dengan masalah gangguan citra tubuh.8. Tingkatkan dukungan keluarga terutama pasangan.9. Diskusikan cara-cara (booklet, leaflet) sebagai sumber informasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.10. Dorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien.11. Bantu klien melakukan cara yang dipilih12. Bantu klien mengurangi perubahan citra tubuh. Misalnya protesa untuk bagian tubuh bertemu tongkat.13. Rehabilitas bertahap bagi klienHasil yang harapkan1. Klien dapat menerapkan perubahan2. Klien memiliki beberapa cara mengatsi perubahan yang terjadi.3. Klien beradaptasi dengan cara yang dipilh dan digunakan.Evaluasi

Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untukmenentukan efektivitas asuhan keperawatan untuk mencegah atau mengobati respon klien terhadap prosedur kesehatan yang telah diberikan ( Nursalam; 2009). Pernyataan evaluasi memberikan informasi yang penting tentang pengaruh intervensi yang direncanakan pada status kesehatan klien.Langkah-langkah evaluasi adalah:a) Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi

b) Mengumpulkan data baru tentang klien

c) Menafsirkan data baru

d) Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku

e) Merangkum hasil dan membuat kesimpulan

f) Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan

BAB III

PENUTUPA. KesimpulanGangguan konsep diri merupakan kertidamampuan diri sendiri untuk mengetahui dirinya sendiri mengenai ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang dapat mempengaruhi hubungan individu dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Gangguan konsep diri terjadi karena penanaman konsep diri yang negatif pada individu dan dapat juga dipengaruhi oleh kondisi serta usia seseorang. Seseorang yang mengalami gangguan konsep diri pada usia muda disebabkan karena konsep dirinya yang negatif sehingga menyebabkan seseorang dikatakan gangguan jiwa.

Gangguan konsep diri juga dapat terjadi pada lansia karena faktor usia serta proses penuaan yang terjadi. Pada lansia hampir semua konsep dirinya mengalami gangguan, dari fisik sudah mulai berubah yang awalnya kulitnya mulus kini menjadi keriput, merasa sudah tidak dapat mengambil keputusan sendiri sehingga butuh bantuan anaknya, mulai kehilangan identitas dirinya karena mengalami pensiun. Kurangnya kesadaran akan proses menua akan lebih mamperburuk lansia dengan gangguan konsep diri.

B. Saran

Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada lansia, penting bagi perawat untuk terlebih dahulu membina hubungn saling percaya sehingga dapat memudahkan perawat untuk melakukan pengkajian sehingga data yang diperoleh menjadi lengkap. DAFTAR PUSTAKA1. Craven, R. F & Hirnle, C.J. (2000). Fundamental of Nursing : Human Health and Function. 3rd Ed. Philadelphia : Lipincott.

2. Delaune, S.C & Ladner, P.K. (2002). Fundamental of Nursing: Standard & Practice. 2nd Ed. USA : Delmar Thomson Learning.3. Potter and Perry. (2010). Fundamental of Nursing. 7th Ed. Elsevier : Singapore

4. Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2001). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th Ed. St.Louies, Missouri : Elsevier Mosby.