bab ii kajian teoritis a. kajian pustaka 1. teori citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/bab 2.pdf ·...

33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah sistem komunikasi untuk membangun sebuah perilaku yang baik. Untuk membangun sebuah citra, kesan yang baik sebuah lembaga kepada publiknya, maka yang dibutuhkan adalah memberikan informasi diantara lembaga dan publik agar tidak terjadi perbedaan pandangan. Informasi tersebut harus berdasarkan kenyataan lembaga tersebut meliputi : a. Siapa yang menjadi publik bagi lembaga tersebut. b. Apa yang mereka ketahui tentang lembaga tersebut. c. Bagaimana pandangan mereka terhadap lembaga tersebut. d. Apa yang harus lembaga tersebut lakukan untuk publiknya. e. Kenapa lembaga harus melakukan hal tersebut. f. Apa perbedaan lembaga tersebut dengan lembaga lainnya. Publik harus mendapat informasi tentang kebijakan yang sudah dilakukan oleh lembaga tersebut. Dan apa yang menjadi kebijakan tersebut. apakah kebijakan tersebut mendukung kenyamanan publik. Lembaga membutuhkan citra untuk mendapat dukungan dari publiknya. Dan kegiatan yang dilakukan public relation berorientasi pada pembentukan citra dan pembentukan public internal. Langkah-langkah PR harus mengacu pada 6 pokok

Upload: trinhdieu

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Teori Citra

Public relation adalah sebuah sistem komunikasi untuk membangun sebuah

perilaku yang baik. Untuk membangun sebuah citra, kesan yang baik sebuah lembaga

kepada publiknya, maka yang dibutuhkan adalah memberikan informasi diantara

lembaga dan publik agar tidak terjadi perbedaan pandangan. Informasi tersebut harus

berdasarkan kenyataan lembaga tersebut meliputi :

a. Siapa yang menjadi publik bagi lembaga tersebut.

b. Apa yang mereka ketahui tentang lembaga tersebut.

c. Bagaimana pandangan mereka terhadap lembaga tersebut.

d. Apa yang harus lembaga tersebut lakukan untuk publiknya.

e. Kenapa lembaga harus melakukan hal tersebut.

f. Apa perbedaan lembaga tersebut dengan lembaga lainnya.

Publik harus mendapat informasi tentang kebijakan yang sudah dilakukan

oleh lembaga tersebut. Dan apa yang menjadi kebijakan tersebut. apakah kebijakan

tersebut mendukung kenyamanan publik.

Lembaga membutuhkan citra untuk mendapat dukungan dari publiknya. Dan

kegiatan yang dilakukan public relation berorientasi pada pembentukan citra dan

pembentukan public internal. Langkah-langkah PR harus mengacu pada 6 pokok

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

rencana kerja PR. Acuan ini menggunakan proses komunikasi untuk mempengaruhi

individu dan menghasilkan niat baik serta saling pengertian demi sebuah perubahan.

Proses transfer perilaku ini dijelaskan dengan gambar berikut.

HOSTILITY SYMPATIC

PREJUDICE ACCEPTANCE

APATHY INTEREST

IGNORANCE KNOWLEDGE

Pola 6 pokok kerja PR sebagaimana dikemukakan Frank Jefkins sebagai

berikut :

1. Appreciation of the situation, dalam tahap ini riset atau penelitian adalah

bagian yang penting dalam proses ini. Riset yang dilaksanakan akan

membantu untuk lebih memahamimasalah yang sedang terjadi lalu mencari

solusi atas masalah tersebut. Setelah memahami masalah, praktis PR akan

membuat perencanaan program yang terbaik untuk mengatasi masalah. Riset

juga untuk melihat apakah program yang dibuat atau dilaksanakan itu

membawa perubahan, identifikasi yang akurat membantu mengantisipasi

masalah yang sama tidak terjadi lagi.

2. Definition of objectives, praktisi PR harus mengetahui sasaran program yang

dibuat dan dapat memprioritaskan masalah yang perlu diselesaikan termasuk

mempertimbangkan budget. Lalu praktisi PR tersebut menentukan tujuan

yang ingin dicapai dengan cara mengubah situasi negatif menjadi positif.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

3. Definition of public, pada tahap ini praktisi PR harus mampu mengerti

karakteristik publik dengan siapa PR melakukan komunikasi. Dengan

demikian tujuan yang telah dibuat pada tahap kedua tercapai.

4. Selection of media and techniques, praktisi PR memilih media yang tepat

untuk berkomunikasi. Tercakup juga disini PR membuat strategi dan taktik

komunikasi. Salah memilih media akan mengakibatkan tidak terselesaikannya

masalah bahkan mungkinakan menimbulkan masalah baru baik bagi publik

maupun bagi managemen.

5. Planning of budget, pelaksanaan strategi komunikasi yang telah tertuang

dalam program-program memerlukan biaya. Seorang praktisi PR yang baik

akan berusaha menjalankan program yang efektif tetapi menghabiskan biaya

minimum.

6. Assesment of result, pada tahap akhir, praktisi PR harus mengevaluasi seluruh

program yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibuat dengan menyebarkan

angket, quesioner, atau bentuk survei lainnya1.

2. Analisis Teori Citra

Pemerintah kabupaten Mojokerto tahun ini memiliki proyek kampung

majapahit. Proyek ini berupa pemugaran tampilan luar rumah-rumah warga yang

akan dipermak meniru arsitektur rumah zaman kerajaan majapahit. Pemerintah telah

menetapkan 296 rumah yang akan disulap menjadi kampung majapahit. Rumah-

1Frank Jefkins, public Relation Techniques, (jakarta:Erlangga 1992), Hal. 44

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

rumah itu tersebar di tiga desa antara lain desa sentonorejo, bejijong, dan jatipasar,

kecamatan trowulan.

Menurut informasi yang peneliti dapatkan, pemerintah kabupaten dengan aset

peninggalan kerajaan majapahit yang telah banyak ditemukan di kecamatan trowulan.

Salah satu program yang di gadang akan melengkapi situs-situs warisan majapahit

sehingga konstruksi citra Mojokerto sebagai wajah kuno kejayaan majapahit, adalah

herritage kampung majapahit. Dengan dukungan dana dari pemprov Jatim dan

pemerintah pusat, dan pemerintah mojokerto sudah mulai menyelesaikan

pembangunan kampung majapahit dibeberapa titik lagi wilayah segaran dan troloyo.

Disini Pemerintah kabupaten Mojokerto menyerahkan pelaksanaannya kepada bagian

kepariwisataan Disporabudpar.

Dengan menggunakan teori citra Frank Jefkins, peneliti menemukan beberapa

hasil sebelum dan selama tahap penyelesaian pembangunan kampung majapahit.

Berdasarkan tahap-tahap dasar public relation dimulai dari sebelum tahap

pelaksanaan.

Ada Appreciation of the situation, dimana bagian kepariwisataan

Disporabudpar.melakukan riset di titik mana lokasi kampung majapahit akan

dibangun untuk pertama kali, dan akhirnya memilih desa sentonorejo, bejijong dan

jatipasar. Hal tersebut dikarenakan ketiga titik tersebut adalah obyek wistaa yang

terkenal di trowulan. Tahap Definition of objectives, dimana bagian pariwisata

Disporabudpar menyusun keperluan adminstrasi pembangunan rumah majpahit dari

batu bata press, kusen jendela dan pintu, genteng, ubin, ornamen lambang majpahit

pada pagar dan lainnya. Dengan standar konsep pembangunan. Semua rumah akan

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

terlihat sama.sehingga per unit rumat digelontorkan dana sebesar Rp 25 juta rupiah.

Selanjutnya Definition of public, dimana sebelum pelaksanaan pembangunan, dan

bagian kepariwisataa Disporabudpar bekerjasama dengan jajaran desa setempat

melakukan pendataan rumah warga yang bersedia di renovasi. Berikutnya Selection

of media and techniques, selama proses penyelesaian beberapa portal berita online

telah memuat berita pembangunan kampung majpahit kepda khalayak luas, hal

tersebut sangat membantu promosi Pemerintah Mojokerto nantinya selain itu

berbagai informasi seputar proses dan planning pembangunan kampung majapahit di

posting di website resmi Pemerintah kabupaten Mojokerto dan Disporabudpar,

bahkan di beberapa kesempatan bapak bupati sendiri menyampaikan dlam pidatonya,

dengan bangga menceritakan prmbangunan kampung majapahit ini.

Tahap selanjutnya Planning of budget, dengan budget Rp 25 juta per unit

membuat bagian kepariwisataan Disporabudpar sangat hati-hati dalam proses

pembangunannya. Sehingga selalu mengontrol secara berkala ke lokasi pembangunan

kampung majapahit.langkah terakhir Assesment of result, melakukan survei setelah

pembangunan selesai. Bagian kepariwisataan Disporabudpar menyaring berita baik

online maupun cetak perihal antusiasme warga setelah adanya kampung majapahit,

serta memantau perkembangan lonjakaan pengunjung ketitik kampung majapahit.

Dan berikut beberapa hasil yang peneliti temukan dilapangan, dengan 6 pola

tersebut, sebagian pengunjung yang datang ke desa sentonorejo tetap tidak

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pasca rumah majapahit berdiri disana.

Karena lokasi tersebut merupakan wisata religi dengan pengunjung yang banyak

dihari libur maupun hari-hari tertentu. Karena belum terlihat dampaknya, jadi harus

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

dilakukan riset lebih mendalam. Untuk penyususnan anggaran perlu adanya survei ke

setiap lokasi kampung majpahit, karen rumah majpahit yang sudah jadi tidak

mengacu pada standar awal konsep rumah majpahit, bahkan banyak yang memiliki

perbedaan satu sama lain, dari luas dan penggabungan dengan rumah induk menjadi

maslahnya, padahal standar awal terpisah dari rumah induk, dan beberapa rumah

memiliki luas yang berbeda-beda. Sehingga ditemukan budget yang meledak tidak

sesuai dana awal per unit. Informasi terkait perkembangan pembangunan kurang di

update, terakhir berita sekitar tahun 2015, dan amsih banyak portal berita yang tidak

digandeng untuk memberitakan perkembangan stelah kampung majpahit hampir

rampung. Survei karakteristik warga dan sosialisasi dirasa peneliti masih kurang,

karena beberapa warga tidak mengetahui rencana pembnagunan kampung majapahit

ini, sebagaian mengaku tidak di arahkan untuk apa rumah ini setelah selsai, sehingga

sebagian ada yang menjadikannya toko, untuk memajang koleksi antik dan beberap

sudah mulai menjual barang-barang kerajinan dirumah majapahit.

Jika riset karakteristik warga sekitar lokasi dilakukan dan komunikasi

dilakukan secara mendalam, beberapa point transfer perilaku mungkin akan terjadi,

seperti hostility merupakan perbedaan persepsi atau pandangan tentang tujuan

pembangunan sebenarnya pembangunan kampung majapahit, sebagian warga

menganggap ada dampak positif karena pengunjung semakkin banyak dan mereka

dapat berjualan beberapa barang, dan sebagian juga ada yang menganggap

pembangunan ini masih belum berdampak pada mereka, beberapa waktu didesa

bejijong dekat dengan Vihara Budha tidur sangat ramai bahkan setelah ada kampung

majapahit, namun di bagian desa lainnya tidak terpengaruhi dampak tersebut.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Akhirnya mereka hanya membiarkan begitu saja setelah rumah dibangun, jika

perilaku tersebut bertrasfer menjadi simpathy, maka warga akan menyambut atau

mengapresiasi upaya pemerintah kabupaten Mojokerto denga memaksimalkan rumah

majapahit untuk meningkatkan ekonomi mereka. Sehingga hal semacam prejudice

tidak akan ditampakkan masyarakat, justru mereka akan acceptance atau menerima

dan mendukung pemerintah Mojokerto, dan Apathy atau ketidakpedulian mereka

menjadi kepuasaan atas upaya pemerintah kabupaten Mojokerto untuk meningkatkan

ekonomi serta melestarikan warisan leluhur mereka. Dengan semua informasi terkait

kebijakan pemerintah Mojokerto untuk masyarakat luas, akan menghilangkan

ignorance atau ketidak tahuan akan informasi menjadi pengetahuan terkait

bagaimana menyikapi kebijakan pemerintah kabupaten Mojokerto pada setiap

programnya.

3. Trend City Branding

Pariwisata dapat dikatakan sebagai industri yang semakin berkembang pesat.

Hampir semua negara di dunia berlomba-lomba untuk mengembangkan obyek wisata

mereka. Dewasa ini industri pariwisata dipandang memiliki prospek cerah dan cukup

menjanjikan serta banyak mendatangkan keuntungan, antara lain menambah devisa

negara, menambah pendapatan daerah, membuka lapangan kerja baru, dan

mensejahterakan masyarakat sekitar.

Upaya memperkenalkan potensi daerah kepada daerah lain (dunia luar) adalah

dengan pemberian merek (branding). Dalam ilmu pemasaran, branding dianggap

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

sebagai alat yang ampuh untuk memberikan ciri khas yang dapat membedakan suatu

produk dengan produk lainnya. Saat ini pemberian merek tidak hanya terbatas untuk

tangible produk saja, sektor jasa (intangible) juga sudah banyak memanfaatkan peran

merek. Pemberian merek untuk suatu lokasi atau tempat memang merupakan hal

yang cukup baru dalam ilmu pemasaran. Lokasi atau tempat dapat diberi merek yang

secara relatif pasti berasal dari nama sebenarnya lokasi tersebut. Pemberian merek

sebuah kota dimaksudkan agar khalayak sadar atau tahu akan keberadaan lokasi

tersebut dan kemudian menimbulkan keinginan untuk mengasosiasikannya2. Karena

suatu kota merupakan daerah atau lokasi yang juga berkepentingan untuk memiliki

merek yang biasa disebut dengan city branding, sehingga bisa terlihat berbeda dari

daerah lain.

Saat ini trend city branding sangat berkembang di beberapa kota di Indonesia,

hal ini merupakan peluang dari sektor wisata yang ditangkap pemerintah daerah

untuk menarik perhatian wisatawan. Beberapa kota tidak hanya bertujuan untuk

meningkatkan sektor pariwisata, namun juga memiliki efek proyeksi brand dapat

menghubungkan antara sejarah dan warisan budaya. Perkembangan sektor wisata

yang melesat ini, dapat menjadi strategi dalam pengenalan kota, daerah dan Negara.

Karena telah menjadi sesuatu hal yang bersifat sangat dinamis, kompetitif dan banyak

dibicarakan akhir-akhir ini. Kota, daerah dan negara menyadari bahwa perlunya

brand strategy.

2 Kevin, Lane Keller.1998. Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand

Equity. NJ: Prentice Hall.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Brand strategy akan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi

daerah itu sendiri. Lokasi geografis, seperti produk, budaya bahkan hal ironi seperti

musibah menjadi brand strategy yang terbangun melalui masyarakat3. Contoh kota

Sidoarjo dikenal sebagai kota batik, udang dan belanja

Dalam pengelolaan kawasan diperlukan adanya kegiatan komunikasi

pemasaran untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi pemasaran

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan

kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta

mengarahkan pertukaran agar lebih menyadarkan pihak-pihak untuk berbuat lebih

baik4. Sehingga dalam komunikasi pemasaran dalam bidang pariwisata merupakan

suatu usaha yang dilakukan oleh produsen pariwisata untuk menyampaikan informasi

tentang keberadaan suatu obyek wisata kepada khalayak umum, sehingga calon

wisatawan mengetahui, tertarik, dan mau datang ke kota wisata yang dimaksud.

Batik Indonesia sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan

untuk budaya lisan dan nonbendawi. Indonesia sebagai Negara penghasil budaya

yang beragam dikenal juga sebagai penghasil batik. Namun tidak semua batik di

berbagai daerah di Indonesia dikenal baik oleh masyarakat luas. Salah satunya adalah

kampung batik Jetis Sidoarjo yang menghasilkan batik jetis Sidoarjo. Kampung batik

jetis Sidoarjo ini merupakan gagasan perancangan branding kota Sidoarjo, dengan

menggunakan perencana untuk melestarikan produk budaya lokal batik tulis jetis

sebagai ikon wisata kota Sidoarjo. Serta untuk menunjang sektor pariwisata, dengan

3 Lily Purwianti&Yulianti Ratna Dewi, Analisis Pengaruh City Branding Kota Batam Terhadap Brand

Attitude, 2014 4 Sutisna, Perilaku dan Komunikasi Pemasaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Hal. 15

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

pencitraan melalui kampung batik jetis kepada masyarakat luas sebagai lampung

yang memiliki keunikan produk budaya local batik tulis5.

Emma wood menyebutkan bahwa citra adalah persepsi dan eksis didalam

pikiran penerima. Untuk memformulasikan satu citra, public menginterpretasikan

suatu identitas dalam konteks dan dengan kerangka referensi yang lebih luas. Dari

formulasi ini ada 4 hal yang tidak terpisahkan, yaitu identitas, persepsi, interpretasi,

dan citra. Untuk mendapatkan citra, maka persepsi di dalam masyarakat harus

memiliki kerangka pemikiran terhadap apa yang diterimanya. Pemberian focus pada

konteks yang akan diterima masyarakat akan lebih efektif untuk pencitraan6.

Saat ini dikenal sebagai kota lapindo karena musibah yang menimpa akibat

kesalahan teknis sebuah perusahaan migas beberapa waktu lalu saat pengeboran.

Bahkan saat ini lapindo menjadi obyek wisata lokal masyarakat setempat maupun

domestik7.

Tempat wisata lapindo merupakan wisata yang sangat ironi, bagaimana tidak

bencana lumpur lapindo ini bermula dari menyemburnya material lumpur panas

dilkasi pemboran Lapindo Barantas lnc di desa renokenongo, kecamatan porong,

kabupaten Sidoarjo, Jawa timur. Menurut para ahli penyebabnya karena beberapa

kemungkinan yaitu kombinasi dari gempa dan kesalahan teknis dalam pemboran.

Dan hingga saat ini belum juga teratasi, bahkan dalam beberapa kesempatan masih

sering terjadi ancaman luberan atau tanggul jebol, dan juga dampak gas metannya

5 Ekky Fardhy Nugraha, M.Bahruddin, Abdul Aziz, (Jurnal : Perancangan Branding Kampoeng Batik

Jetis Sidoarjo sebagai Upaya Melestarikan Produk Budaya Lokal, 2014) 6 Widyaningsih, (jurnal :Keterbukaan informasi dan pencitraan, 2012)

7 Ilzha Bimantara, Kabupaten Sidoarjo, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sidoarjo, 20 Januari 2016,

19.49

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

juga berbahaya. Namun kenyataannya lokasi bencana tersebut tidak pernah sepi dari

wisatawan, terlebih pada hari libur. Lokasinya sangat mudah di akses karena berada

dipinggir jalan utama jalan raya dari Surabaya ke Malang atau Pasuruan8.

Musibah yang ironi itu kini menarik perhatian pemerintah daerah yang

memiliki gagasan melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk membangun

wisata geologi disebelah utara semburan lumpur panas PT.Lapindo seluas 83 hektare

dan tak jauh dari kawasan pesisir utara Kabupaten Sidoarjo, dengan menyiapkan dana

Rp. 273 miliar9.

Tidak hanya Sidoarjo yang memiliki ikon tersendiri untuk menjadi image kota

tersebut. Kota Batam adalah kota terbesar di Kepulauan Riau dan merupakan kota

dengan populasi terbesar ketiga di wilayah Sumatera setelah Medan dan Palembang.

Karena letak geografis, Batam merupakan sebuah kota dengan letak sangat strategis,

selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang cukup

dekat dengan Singapura dan Malaysia. Batam memiliki slogan “ Batam, Menuju

Bandar Dunia Yang Madani”. Penyebutan Bandar dalam konteks bahasa Melayu

ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kota Batam sebagai pusat perdagangan,

ekonomi, sosial, budaya dan kemajuan peradaban di daerah paling muka Negara

Republik Indonesia.

Pemerintah mengembangkan letak geografis Batam dengan ikon sebagai

kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri

8 Ilzha Bimantara, Wisata lumpur Lapindo Sidoarjo Jawa timur,

https://www.caralengkap.com/2012/04/wisata-lumpur-lapindo-sidoarjo-jawatimur, 20 Januari

2016,20.49 9 Edy M. Yakub, Empat Tahun lumpur Lapindo Hanya jadi “Wisata”,

http://m/antaranews.com/berita/188714/empat-tahun-lumpur-lapindo-hanya-jadi-wisata,

20 Januari 2016, 21.00

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industry pariwisata, pusat

perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumber daya kelatan mapun kerja

sama dengan pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya10

.

City branding awalnya difokuskan untuk city brand image. Namun, bergeser

tidak hanya sebagai pemasaran kota, namun menunjukkan bagaimana proyeksi merek

dapat merangkul sejarah dan warisan budaya untuk pengenalan kota, daerah atau

Negara tersebut.

Menurut Anholt mendefinisikan city branding sebagai manajemen citra suatu

destinasi melalui strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, cultural dan

peraturan pemerintah. City branding dapat diartikan sebuah proses pembentukan

merek kota atau suatu daerah yang menghasilkan sebuah image atau citra, agar

dikenal oleh target pasar (investor, tourist, talent, event) kota tersebut dengan

menggunakan ikon, slogan, eksibisi, serta positioning yang baik, dalam berbagai

bentuk media promosi.

Akan Ada beberapa kerangka teoritis yang digunakan

Beberapa hal tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat brand dengan

menciptakan dan mengkomunikasikan identitas bagi suatu lokasi yang bersangkutan

contohnya seperti

10

Lily Purwianti&Yulianti Ratna Dewi, Analisis Pengaruh City Branding Kota Batam Terhadap Brand

Attitude, (Jurnal :2014)

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

a. Effect Brand Terhadap sebuah Kota

Branding mencoba memberikan identitas yang berbeda pada sebuah kota

sehingga dapat dibedakan antara kota yang satu dengan kota-kota lain. Sebuah merek

yang kuat berarti merek tersebut dapat dibedakansehingga akan berakibat

peningkatan investasi, bisnis, pengunjuung dan penduduk. Sebuah merek yang kuat

pertama-tama akan meningkatkan kesadaran keberadaan tempat itu. Kedua, merek

tersebut akan membuat pelanggan potensial kota menganggap kualitas dari sebuah

kota lebih baik dari kota-kota lainnya. Akhirnya sebuah merek yang baik

memungkinkan untuk mengontrol bagaimana sebuah kota dijalankan.

Tujuan utama dari city branding dan hasil yang diinginkan oleh pemerintah

sebuah kota adalah meningkatkan citra kota tersebut, sehingga meningkatkan arus

masuk wisatawan dan investor. Branding kota memungkinkan pengetahuan lokal dan

kreatifitas yang akan digunakan untuk pendekatan yang lebih efisien untuk

perencanaan public dan perkotaan pengembangan, dan dapat digunakan sebagai alat

penting dalam regenerasi perkotaan dengan pencitraan.

Strategi city branding merupakan srategi umum yang banyak dilakukan di

antara kota-kota dimana pemerintah berusaha untuk mengembangkan merek “kota”

sebagai strategi pencitraan milik daerah itu sendiri11

.

11

Lily Purwianti&Yulianti Ratna Dewi, Analisis Pengaruh City Branding Kota Batam Terhadap

Brand Attitude, (Jurnal :2014)

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

b. Relasi antara Brand dan Citra

Brand itu tidak sekedar sebuah nama, bukan sekedar juga sebuah logo dan

simbol. Membangun merek juga tidak melulu melalui iklan yang tidak terhitung

jumlahnya. Merek adalah “intagible asset”, yang berarti kepercayaan, reputasi dan

janji sebuah produk atau jasa terhadap konsumennya. Merek juga hubungan emosi

saling membutuhkan antara produk/jasa dengan konsumennya.

Upaya membranding suatu produk sebagai antisipasi dalam menghadapi

ketatnya persaingan. Jadi mempertahankan suatu “merek” bukan hanya dengan

gencar melakukan berbagai promosi tetapi bagaiman agar usaha anda membangun

“brand” menjadi optimal dan mendapatkan manfaat, tidak sekedar memiliki brand

yang kuat tetapi mendapat tempat dihati masyarakat dan memperoleh harga yang

tinggi. Merek dibangun melalui penerapan strategy, tactic, value yang tepat melalui

kreatifitas dalam menentukan segmentasi dan targeting.

Merek adalah bagaimana perusahaan dapat meningkatkan keunggulan merek

yang dimilikinya, ada beberapa kunci utama bagaiamana merek di kelola dapat

menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang ada.

Untuk melakukan komunikasi merek pemerintah harus merancang strategi

komunikasi yang efektif sehingga apa yang mereka lakukan tidak sia-sia dan dapat

mencapai target yang telah di tentukan.

Dalam aktifitas sehari-hari, proses komunikasi dapat terjalin jika ada pihak

yang menyampaikan pesan kepada pihak lain dengan tujuan tertentu, sebagai contoh

pemerintah yang mengkomunikasikan merek kota Mojokerto sebagai kota cagar

budaya ke masyarakat. Singkatnya, komunikasi hanya bisa terjadi kalau ada pihak-

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

pihak yang terlibat didalamnya atau sering disebut sebagai unsur-unsur komunikasi,

yang terdiri atas sumber, pesan, media, penerima dan umpan balik, serta faktor

lingkungan.

Hal tersebut dimaksudkan agar produk atau image yang dilempar ke

masyarakat bukan saja bertindak sebagai sarana membangun hubungan yang erat dan

jika memungkinkan juga sarana mengukuhkan citra merek dan pemerintah itu sendiri.

Suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai

tambah dari satu rencana konprehensif yang mengevaluasi peran strategi dari disiplin

komunikasi, misalnya, iklan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan

hubungan masyarakat dan menggabungkan berbagai disiplin te rsebut guna

memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi maksimal.12

Hal tersebut memusatkan perhatiannya pada proses pengunaan seluruh bentuk

promosi untuk mencapai dampak atau efek komunikasi yang maksimal, untuk

menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan promosi pemerintah dapat menghasilkan

citra atau image yang bersifat satu konsisten bagi masyarakat.13

Brand image adalah representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek

dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra

terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi

terhadap suatu merek. Masyarakat yang memiliki citra positif.

12

Morissan, M.A. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Jakarta: Kencana pranada Media

Group, 2010) hlm.08 13

Ibid, hlm. 09-10

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

4. Memahami Peranan Humas dalam Instansi Pemerintah

Peranan hubungan masyarakat atau humas dan public relation dewasa ini

dibutuhkan oleh hampir sema bentuk organisasi atau lembaga, baik profit maupun

non profit, dari perusahaan industri, organisasi profesi, insitusi pendidikan, organisasi

sosial budaya sampai pemerintahan. Secara garis besar peranan humas adalah sebagai

komunikator sebuah organisasi atau lembaga dan perusahan, baik dari publik internal

maupun publik eksternal. Karena itu humas merupakan salah satu ujung tombak dari

organisasi, perusahaan mapun lembaga untuk bersaing dalam era globalisasi. Humas

dibutuhkan untuk menjalin komunikasi dengan para gstakeholders ataupun ntuk

mengkomunikasikan visi, misi dan program organisasi-organisasi tersebut kepada

publik.

Humas dan media massa merupakan mitra pemerintah dalam menyampaikan

informasi disemua sektor, termasuk menyangkut masalah pembangunan disegala

bidang. Karena humas dan media massa dalam menyampaikan informasi memiliki

peranan yang cukup tinggi14

.

Humas Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi, tanggapan

masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. Melayani

keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen

demi untuk tujuan dan manfaat bersama. Menciptakan komunikasi dua arah atau

14

F.Rachmadi, Public Relation, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), Hlm. 74

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi pesan badan/organisasi dalam

menyampaikan informasi terkait lembaga kepada khalayak atau masyarakat15

.

Untuk mendapatkan tanggapan, atau opini positif publik terkait

badan/lembaga. Dan peranan ini turut menentukan sukses dan tidaknya misi dan visi

tujuan bersama dari lembaga/ organisasi.

Rosady Ruslan dalam buku Manajemen Humas dan Komunikasi Konsepsi

dan Persepsi mengemukakan peranan humas dalam manajemen perusahaan adalah :

a. Communicator

Kemampuan sebagai komunikator secara langsung, melalui media elektronik

cetak atau elektronik dan lisan (spoke person) dan sebagainya. Disamping itu juga

bertindak sebagai mediator dan persuader. Komnkasi manajemen dalam prakteknya,

bersifat komnikasi vertikal, horizontal dan eksternal.

b. Relationship

Adalah kemampuan peran humas membangun hubungan yang positif antara

lembaga yang mewakilinya dengan publik internal dan eksternal. Beruapaya

menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi

antara keda belah pihak tersebut.

c. Back up management

Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian

manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya ntuk

15

I ketut Ardhana, Komunika majalah ilmiah komunikasi, (Jakarta: yayasan obor Indonesia, 2003)

Hal. 37-38

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

mencapai tujuana bersama dalam suatu kerangka tjan pokok perusahaan atau

organisasi.

d. Good image maker

Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi,

dan sekaligus menjadi utama bagi aktivitas humas dalam melaksanakan manajemen

kehumasan untuk membangun citra baik lembaga atau organisasi yang diwaklinya16

.

a. Fungsi Humas dalam Instansi Pemerintah

Menurut F. Rachmadi dalam bukunya Public Relation, menyebutkan humas

pemerintahan memiliki beberapa fungsi :

1) Membina dan menyelenggarakan publikasi dan penerangan

2) Membina dan menyelenggarakan hubungan dengan masyarakat melalui pers

dan media lainnya.

3) Mengadakan analisis dan evaluasi berita dan menyampaikan rekomendasi.

4) Menyelenggarakan dokumetasi atas kegiatan- kegiatan departemen17

b. Tugas Humas dalam Instansi Pemerintah

Pada dasarnya tugas humas adalah :

a. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada masyarakat tentang

kebijakan, langkah-langkah serta tindakan-tindakanpemerintah. Serta

16

Ibid. 17

F.Rachmadi, Public Relation, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), Hlm.82

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

memberikan pelayanan keoada masyarakat berupa informasi yang

diperlukan secara terbuka, jujr dan obyektif.

b. Memberikan bantuan kepada media berita berupa bahan-bahan informasi

mengenai kebijakan, langkah-langkah, serta tindakan pemerintah, termasuk

fasilitas peliputan kepada media berita untuk acara-acara resmi yang

penting. Pemerintah merupakan sumber informasi yang penting bagi

media. Karena ituu sifat keterbukaan informasi sangat penting.

c. Mempromosikan kemajuan pembangunan ekonomi dan kebudayaan dan

telah dicapi oleh bangsa kepada khalayak didalam negeri maupun diluar

negeri.Memonitor kebijakan umum tentang pemerintah. Selanjutnya

menyampaikan tanggapan masyarakat berbentuk feedbacak kepada

pimpinan instansi-instansi pemerintah yang bersangktan sebagai input18

.

Cara dan teknik melaksanakanya sudah tentu bisa berbeda karena ruang

lingkupnya yang berbeda. Misalnya humas di ibukota provinsi di Indonesia dalam

banyak hal akan berbeda dengan humas di kabupaten atau kotamadya yang bukan ibu

kota provinsi. Di kota-kota besar terdapat media massa, baik media cetak maupun

elektronik, serta fasilitas fasilitas publikasi lainnya, yang sungguh penting bagi

kegiatan humas dalam mencapai khalayak. Sebaliknya, di kabupaten kabupaten,

karena tidak terdapat media massa, metode dan teknik penyebaran informasi

dilakukan dengan media nirmassa, misalnya poster, spanduk, folder, dan lain-lain,

18

Ibid, hlm.74

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

atau secara tetap muka dengan penduduk dalam bentuk rapat umum, anjangsono, dan

sebagainya.

5. Konstruksi Citra

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relation, Pembentukan citra

antara lain:

Pembentukan citra menurut Frank Jefkins mengungkapkan bahwa citra dari

organisasi secara keseluruhan jadi bukan citra atas produk atau pelayanan. Citra ini

terbentuk dari banyak hal. Hal yang dapat meningkatkan citra pemerintah adalah

sejarah atau riwayat pemerintah yang gemilang. Keberhasilan dibidang pembangunan

fasilitas umum dan publik, hubungan yang baik dengan stakeholdernya, reputasi yang

baik, dan masih banyak lagi.

a. Relasi antara Citra pemerintah dan Humas

Citra adalah apa yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat terhadap

suatu subyek berdasarkan atas apa yang telah dipelajari oleh perusahaan atau

organisasi, atau konsultan public relations dari hasil diskusi, komentar, iklan,

penilaian kata-kata dan sumber lain. Citra berkaitan erat dengan persepsi.

Bagaimana orang mempersepsi kita adalah citra kita dimata orang tersebut.

Dan selanjutnya persepsi berakibat pada tingkat kepercayaan dan dapat berakibat

pada tindakan yang tidak menguntungkan bila kita dipersepsi negatif. Untuk

mendapatkan citra yang diinginkan, maka harus jelas dulu rumusan identity atau

identitas apa yang hendak dikomunikasikan (karena identitas itulah nanti yang akan

dipersepsi oleh public melalui interprestasinya sendiri).

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Citra adalah persepsi public tentang perusahaan menyangkut pelayanannya,

kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-

individu dalam perusahaan dan lainnya. Pada akhirnya persepsi akan mempengaruhi

sikap publik, apakah mendukung, netral atau memusuhi.

Citra dimulai dari identitas korporat sebagai titik pertama yang tercermin

melalui nama perusahaan (logo) dan tampilan lainnya seperti laporan tahunan, brosur,

kemasan produk, profil perusahaan, interior kantor, seragam karyawan, newsletter,

iklan, pemberitaan media, materi tertulis maupun audio-visual.

Citra perusahaan “Corporate Image” bukan hanya dilakukan seorang “Public

Relations” saja, tapi perilaku seluruh unsur perusahaan (karyawan, manajer, dan

lainnya) ikut hadir dalam pembentukan citra ini, baik disadari atau tidak. Dengan kata

lain, citra korporat “corporate image” adalah citra keseluruhan yang dibangun dari

semua komponen perusahaan, yaitu kualitas produk, keberhasilan ekspor, kesehatan

keuangan, perilaku karyawan, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan serta

pengalaman konsumen yang menyenangkan atau menyedihkan tentang pelayanan

perusahaan.

Citra positif merupakan langkah penting menggapai reputasi perusahaan

dimata khalayak. Ada 4 lapis reputasi yang dikelolah “public relations” yakni :

reputasi personal para eksekutif dan karyawan (personan branding), reputasi produk

dan jasa yang ditawarkan (product branding) reputasi korporat (corporate branding)

dan reputasi industri(industrial branding).

Dari definisi di atas, public relations merupakan sebuah system yang

memiliki tugas dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Tentunya tugas ini

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

dilakukan dengan berdasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan dan atas kepentingan

bersamaan.

Dalam struktur keorganisasian atau perusahaan, pembentukan citra dilakukan

oleh department of public relations. Tugas public relations secara utuh dapat dilihat

dari beberapa definisi berikut Suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta

komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan

pengkomunikasian informasi, gagasan- gagasan, serta pendapat dari publiknya itu

kepada lembaga tadi dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan

bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu

dengan masyarakatnya.

Identitas tersebut memancarkan citra kepada publik antara lain citra di mata

konsumen, komunitas, media, investor dan karyawan sendiri sehingga jadilah citra

korporat.

Aktivitas public relations biasanya didesain untuk membangun atau menjaga

citra positif sebuah perusahaan dan hubungan baik dengan berbagai pihak. Pihak

internal perusahaan seperti pemegang saham, karyawan, buruh dan juga pihak

eksternal perusahaan seperti konsumen, prospek, warga setempat, maupun

pemerintah.

Dengan argumentasi seperti diatas, kita dapat memahami bahwa sebenarnya

fungsi public relations adalah sebagai jembatan antara perusahaan dengan

masyarakat. Untuk itu, apapun informasi yang dikelola oleh public relations di desain

dalam rangka menciptakan citra positif di mata masyarakat. Untuk mempertegas

fungsi dan public relations, berikut adalah ulasannya.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Fungsi public relations (PR) bersifat timbal balik untuk internal dan eksternal

publiknya. PR harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image)

masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan 31 organisasi dan

lembaganya. PR harus mengenali dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat

menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam

masyarakat sebelum suatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan

Adapun tugas public relations sehari-hari adalah ;

a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi/pesan

secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual) kepada publik,

b. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat

umum/masyarakat.

c. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi reaksi publik terhadap kebijakan

perusahaan/lembaga, maupun segala macam pendapat (public acceptance dan

non-acceptance).

d. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa

untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan sikap.

Karena seluruh komponen perusahaan berpotensi menciptakan citra maka

kegiatan PR “Public Relations” dapat bersifat :

a. PR “Public Relations” sebagai metode komunikasi , yaitu kegiatan PR “Public

Relations” yang dilakukan melalui divisi public relations perusahaan mempunyai

divisi khusus public relations dengan berbagai macam program yang dirangcang

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

secara sistematis dan terencana serta dipimpinan oleh seorang manajer public

relations.

b. Public relations sebagai teknik komunikasi, yaitu segala perilaku anggota

organisasi berpotensi mampengaruhi citra tertentu di mata publik.

Artinya citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap

perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau

organisasi. Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan

pengertian system komunikasi dapat kita lihat dalam bagan di bawah ini:

Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam

model ini adalah pembentukan citra. Sedangkan input adalah stimulus yang diberikan

dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Yang digambarkan melalui

Persepsi-Kognisi-motivasi-sikap.

Model pembentukan citra ini menunjukan bagaimana stimulus yang berasal

dari luar organisasi dan mempengaruhi respons. “Stimulus” rangsangan yang

diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsangan ditolak proses

selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukan bahwa rangsangan tersebut tidak

efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu, begitu

juga seblaiknya.

Jika rangsangan itu diterima oleh individu berarti terdapat komunikasi dan

perhatian dari individu, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan.

Efektivitas PR dalam pembentukan citra (nyata, cermin, dan aneka ragam) organisasi

erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam

menyelesaikan tugas organisasinya baik secara individual maupun tim yang

Page 25: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

dipengaruhi oleh praktik berorganisasi (job design, reward system, komunikasi dan

pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/perubahan dalam mengelola sumber

daya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu

mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin

hubungan dengan orang. Hal ini erat dengan penguasaan identitas diri yang

mencakup aspek fisik, personel, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna,

respon, dan metalitas pengguna.

Citra menurut Nimoeno sendiri merupakan gambaran melalui persepsi,

kognisi, motivasi dan sikap. Dan keempat komponen diatas seperti pada Gambar.2

diartikan sebagai mental representation (citra) dari stimulus.

Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsure lingkungan

yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan

memberian makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai

rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses

pembentukan citra.

Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus. Keyakinan ini

akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu

harus diberikan informasi-informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan

informasinya.

Motif, adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Sikap, adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam

menghadapi obyek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan

kecenderungan ntuk berperilaku dengan cara=cara tertentu1.

6. Konstruksi Citra Melalui Program Herritage kampung majapahit

Pemerintah provinsi Jawa Timur tahun ini memiliki proyek kampung

majapahit. Proyek ini berupa pemugaran tampilan luar rumah-rumah warga yang

akan dipermak meniru arsitektur rumah zaman kerajaan majapahit. Pemerintah telah

menetapkan 296 rumah yang akan disulap menjadi kampung majapahit. Rumah-

rumah itu tersebar di tiga desa antara lain desa sentonorejo, bejijong, dan jatipasar,

kecamatan trowulan, kabupaten Mojokerto. Tiga desa ini termasuk bekas wilayah

peninggalan majapahit1.

Melalui program herritage kampung Majapahit ini, humas pemerintah daerah

kota Mojokerto melirik sektor pariwisata. Untuk mencoba menarik citra kota

Mojokerto sebagai wajah kuno kejayaan majapahit di mata publik. Karena hal ini di

dasarkan dari tujuan pemerintah kota Mojokerto sendiri yakni, untuk meningkatkan

dan memantapkan citra wisata daerah di pasar domestik. Memperkenalkan informasi

terkait kota Mojokerto dan peninggalan kerajaan majapahit beserta produk kerajinan

dan budaya warga setempat. Serta untuk membina komunikasi yang efektif dengan

media dan pers. Maka dari itu, program ini menjadi pengembang dan pemantap

kegiatan humas kota Mojokerto. Serta penetrasi kegiatan public relation. Yaitu,

mempromosikan tempat kunjungan wisata di daerah-daerah dengan memanfaatkan

jasa kegiatan public relation. Promosi tempat wisata yang dirancang dengan baik

Page 27: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

akan memberikan tambahan penerimaan asli daerah, serta mendorong proses

multiplier perkembangan ekonomi lokalitas sekitar daerah tujuan wisata.

Melalui pemasaran kota dapat membantu terwujudnya suatu rencana kota, dan

implementasi rencana kota dapat dipasarkan dalam upaya pemasaran kota. Salah satu

bentuk pemasaran kota yang sedang berkembang saat ini adalah pemberian citra kota

atau city branding.

Sebagai kota peninggalan kerajaan majapahit, Mojokerto memiliki peluang

yang besar untuk dapat menjadikan Mojokerto sebagai icon cagar budaya di Jawa

timur, karena berbagai sumber penelitian serta beberapa reruntuhan kerajaan maupun

benda-benda peninggalan majapahit, yang ditemukan di desa trowulan. Inilah aset

budaya yang patut dikembangkan agar seluruh dunia yang hanya sekedar mengetahui

sejarah tentang majapahit, dapat mengenal kabupaten Mojokerto beserta kejayaan

kerajaan majapahit dimasa lampau secara dekat. Hal ini akan menjadi identitas dari

kabupaten Mojokerto.

Maka pembangunan kampung majapahit ini merupakan rencana pemerintah

kabupaten Mojokerto untuk menghidupkan ruang publik dikawasan pusaka yang

merupakan asset pusaka kota Mojokerto yang perlu dilestarikan, sebagai wadah yang

memilii potensi untuk menarik masyarakat, pekerja seni, dsn generasi muda untuk

melakkan aktifitas sosial budaya, berkomunikasi dan berinteraksi,serta menambah

peluang usaha, sekaligus sebagai sarana edukatif dan rekreatif.

Sesuai dengan pendapat Frank Jefkins mengenai pembentukan citra, bahwa

citra dari organisasi secara keseluruhan jadi bukan citra atas produk atau pelayanan.

Citra ini terbentuk dari banyak hal. Hal yang dapat meningkatkan citra pemerintah

Page 28: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

adalah sejarah atau riwayat pemerintah yang gemilang. Keberhasilan dibidang

pembangunan fasilitas umum dan publik, hubungan yang baik dengan

stakeholdernya, reputasi yang baik, dan masih banyak lagi.

7. Manfaat dan Tahapan Pelaksanaan Program Herritage kampung

Majapahit

Terdapat manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial

budaya pemerintah daerah dalam melestarikan warisan budaya, baik bagi pemerintah

sendiri, bagi masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.

menguraikan manfaat dari program Herritage kampung Majapahit ini diantaranya:

a. Bagi Pemerintah daerah sendiri, dapat bermanfaat sebagai penunjang dalam

pengembangan program pendidikan, menambah daya tarik destinasi wisata di

kota Mojokerto, keberadaan ruang publik dapat tumbuh dan berkelanjutan dan

pemerintah daerah mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas.

b. Bagi Masyarakat, dengan semakin banyaknya ruang publik yang disediakan

Pemerintah, akan semakin banyak memberikan kesempatan bagi masyarakat

yang kreatif dan inovatif, bisa menumbuhkan kecintaan untuk melestarikan

warisan budaya.

Ada Appreciation of the situation, dimana bagian kepariwisataan

Disporabudpar.melakukan riset di titik mana lokasi kampung majapahit akan

dibangun untuk pertama kali, dan akhirnya memilih desa sentonorejo, bejijong dan

jatipasar. Hal tersebut dikarenakan ketiga titik tersebut adalah obyek wistaa yang

terkenal di trowulan. Tahap Definition of objectives, dimana bagian pariwisata

Page 29: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Disporabudpar menyusun keperluan adminstrasi pembangunan rumah majpahit dari

batu bata press, kusen jendela dan pintu, genteng, ubin, ornamen lambang majpahit

pada pagar dan lainnya. Dengan standar konsep pembangunan. Semua rumah akan

terlihat sama.sehingga per unit rumat digelontorkan dana sebesar Rp 25 juta rupiah.

Selanjutnya Definition of public, dimana sebelum pelaksanaan pembangunan, dan

bagian kepariwisataa Disporabudpar bekerjasama dengan jajaran desa setempat

melakukan pendataan rumah warga yang bersedia di renovasi. Berikutnya Selection

of media and techniques, selama proses penyelesaian beberapa portal berita online

telah memuat berita pembangunan kampung majpahit kepda khalayak luas, hal

tersebut sangat membantu promosi Pemerintah Mojokerto nantinya selain itu

berbagai informasi seputar proses dan planning pembangunan kampung majapahit di

posting di website resmi Pemerintah kabupaten Mojokerto dan Disporabudpar,

bahkan di beberapa kesempatan bapak bupati sendiri menyampaikan dlam pidatonya,

dengan bangga menceritakan prmbangunan kampung majapahit ini. Tahap

selanjutnya Planning of budget, dengan budget Rp 25 juta per unit membuat bagian

kepariwisataan Disporabudpar sangat hati-hati dalam proses pembangunannya.

Sehingga selalu mengontrol secara berkala ke lokasi pembangunan kampung

majapahit.langkah terakhir Assesment of result, melakukan survei setelah

pembangunan selesai. Bagian kepariwisataan Disporabudpar menyaring berita baik

online maupun cetak perihal antusiasme warga setelah adanya kampung majapahit,

serta memantau perkembangan lonjakaan pengunjung ketitik kampung majapahit.

Deskriptif tentang kontruksi citra dalam pemerintahan, deskriptif teknik

kehumasan, deskriptif citra pemerintahan, deskriptif humas pemerintahan memiliki

Page 30: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

tugas untuk menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan,

perencanaan, dan hasil yang telah dicapai,menerangkan dan mendidik publik

mengenai perundang-undangan, peraturan-peraturan dan hal-hal yang bersangkutan

dengan kehidupan rakyat sehari-hari. Untuk humas pemerintah daerah memiliki tugas

berikut:memelihara penduduk agar tahu jelas mengenai kebijaksanaan lembaga

beserta kegiatannya sehari-sehari, memberi kesempatan kepada mereka untuk

menyatakan pandangannya mengenai proyek baru yang penting sebelum lembaga

mengambil keputusan, memberikan penerangan kepada penduduk mengenai cara

pelaksanaan system pemerintahan daerah dan mengenai hak-hak dan tanggung jawab

mereka, serta mengembangkan rasa bangga sebagai sebagai warga Negara1. ,

B. Kajian Teori

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini menjadi landasan dalam

penelitian. Penelitian ketika suatu penelitian tersebut tanpa landasan sehingga dapat

mengakibatkan penelitian tersebut mengambang belum terselesaikan bahkan dapat

melenceng dari tujuan awal. Teori yang digunakan tidak hanya satu teori besar saja,

akan ada tambahan atau kombinasi dengan teori lain sesuai dengan kondisi di

lapangan. Adapun teori yang digunakan peneliti adalah :

1. Teori Citra

Public relation adalah sebuah sistem komunikasi untuk membangun sebuah

perilaku yang baik. Untuk membangun sebuah citra, kesan yang baik sebuah lembaga

kepada publiknya, maka yang dibutuhkan adalah memberikan informasi diantara

Page 31: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

lembaga dan publik agar tidak terjadi perbedaan pandangan. Informasi tersebut harus

berdasarkan kenyataan lembaga tersebut meliputi :

1. Siapa yang menjadi publik bagi lembaga tersebut.

2. Apa yang mereka ketahui tentang lembaga tersebut.

3. Bagaimana pandangan mereka terhadap lembaga tersebut.

4. Apa yang harus lembaga tersebut lakukan untuk publiknya.

5. Kenapa lembaga harus melakukan hal tersebut.

6. Apa perbedaan lembaga tersebut dengan lembaga lainnya.

Publik harus mendapat informasi tentang kebijakan yang sudah dilakukan

oleh lembaga tersebut. Dan apa yang menjadi kebijakan tersebut. apakah kebijakan

tersebut mendukung kenyamanan publik.

Lembaga membutuhkan citra untuk mendapat dukungan dari publiknya. Dan

kegiatan yang dilakukan public relation berorientasi pada pembentukan citra dan

pembentukan public internal. Langkah-langkah PR harus mengacu pada 6 pokok

rencana kerja PR. Acuan ini menggunakan proses komunikasi untuk mempengaruhi

individu dan menghasilkan niat baik serta saling pengertian demi sebuah perubahan.

Proses transfer perilaku ini dijelaskan dengan gambar berikut.

HOSTILITY SYMPATIC

PREJUDICE ACCEPTANCE

APATHY INTEREST

IGNORANCE KNOWLEDGE

Page 32: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

Pola 6 pokok kerja PR sebagaimana dikemukakan Frank Jefkins sebagai

berikut :

1. Appreciation of the situation, dalam tahap ini riset atau penelitian adalah

bagian yang penting dalam proses ini. Riset yang dilaksanakan akan

membantu untuk lebih memahamimasalah yang sedang terjadi lalu mencari

solusi atas masalah tersebut. Setelah memahami masalah, praktis PR akan

membuat perencanaan program yang terbaik untuk mengatasi masalah. Riset

juga untuk melihat apakah program yang dibuat atau dilaksanakan itu

membawa perubahan, identifikasi yang akurat membantu mengantisipasi

masalah yang sama tidak terjadi lagi.

2. Definition of objectives, praktisi PR harus mengetahui sasaran program yang

dibuat dan dapat memprioritaskan masalah yang perlu diselesaikan termasuk

mempertimbangkan budget. Lalu praktisi PR tersebut menentukan tujuan

yang ingin dicapai dengan cara mengubah situasi negatif menjadi positif.

3. Definition of public, pada tahap ini praktisi PR harus mampu mengerti

karakteristik publik dengan siapa PR melakukan komunikasi. Dengan

demikian tujuan yang telah dibuat pada tahap kedua tercapai.

4. Selection of media and techniques, praktisi PR memilih media yang tepat

untuk berkomunikasi. Tercakup juga disini PR membuat strategi dan taktik

komunikasi. Salah memilih media akan mengakibatkan tidak terselesaikannya

masalah bahkan mungkinakan menimbulkan masalah baru baik bagi publik

maupun bagi managemen.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/Bab 2.pdf · KAJIAN TEORITIS . A. Kajian Pustaka 1. Teori Citra Public relation adalah sebuah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

5. Planning of budget, pelaksanaan strategi komunikasi yang telah tertuang

dalam program-program memerlukan biaya. Seorang praktisi PR yang baik

akan berusaha menjalankan program yang efektif tetapi menghabiskan biaya

minimum.

6. Assesment of result, pada tahap akhir, praktisi PR harus mengevaluasi seluruh

program yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibuat dengan menyebarkan

angket, quesioner, atau bentuk survei lainnya19

.

Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti hasil konstruksi citra pemerintah

kabupaten Mojokerto melalui pembangunan kampung majapahit, untuk memperkuat

citra kota Mojokerto dengan jati diri sebagai warisan budaya majapahit.

19

Frank Jefkins, public Relation Techniques, (jakarta:Erlangga 1992), Hal. 44