bab ii kajian teoritis a. kajian pustaka 1. teori citradigilib.uinsby.ac.id/16801/60/bab 2.pdf ·...
TRANSCRIPT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Pustaka
1. Teori Citra
Public relation adalah sebuah sistem komunikasi untuk membangun sebuah
perilaku yang baik. Untuk membangun sebuah citra, kesan yang baik sebuah lembaga
kepada publiknya, maka yang dibutuhkan adalah memberikan informasi diantara
lembaga dan publik agar tidak terjadi perbedaan pandangan. Informasi tersebut harus
berdasarkan kenyataan lembaga tersebut meliputi :
a. Siapa yang menjadi publik bagi lembaga tersebut.
b. Apa yang mereka ketahui tentang lembaga tersebut.
c. Bagaimana pandangan mereka terhadap lembaga tersebut.
d. Apa yang harus lembaga tersebut lakukan untuk publiknya.
e. Kenapa lembaga harus melakukan hal tersebut.
f. Apa perbedaan lembaga tersebut dengan lembaga lainnya.
Publik harus mendapat informasi tentang kebijakan yang sudah dilakukan
oleh lembaga tersebut. Dan apa yang menjadi kebijakan tersebut. apakah kebijakan
tersebut mendukung kenyamanan publik.
Lembaga membutuhkan citra untuk mendapat dukungan dari publiknya. Dan
kegiatan yang dilakukan public relation berorientasi pada pembentukan citra dan
pembentukan public internal. Langkah-langkah PR harus mengacu pada 6 pokok
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
rencana kerja PR. Acuan ini menggunakan proses komunikasi untuk mempengaruhi
individu dan menghasilkan niat baik serta saling pengertian demi sebuah perubahan.
Proses transfer perilaku ini dijelaskan dengan gambar berikut.
HOSTILITY SYMPATIC
PREJUDICE ACCEPTANCE
APATHY INTEREST
IGNORANCE KNOWLEDGE
Pola 6 pokok kerja PR sebagaimana dikemukakan Frank Jefkins sebagai
berikut :
1. Appreciation of the situation, dalam tahap ini riset atau penelitian adalah
bagian yang penting dalam proses ini. Riset yang dilaksanakan akan
membantu untuk lebih memahamimasalah yang sedang terjadi lalu mencari
solusi atas masalah tersebut. Setelah memahami masalah, praktis PR akan
membuat perencanaan program yang terbaik untuk mengatasi masalah. Riset
juga untuk melihat apakah program yang dibuat atau dilaksanakan itu
membawa perubahan, identifikasi yang akurat membantu mengantisipasi
masalah yang sama tidak terjadi lagi.
2. Definition of objectives, praktisi PR harus mengetahui sasaran program yang
dibuat dan dapat memprioritaskan masalah yang perlu diselesaikan termasuk
mempertimbangkan budget. Lalu praktisi PR tersebut menentukan tujuan
yang ingin dicapai dengan cara mengubah situasi negatif menjadi positif.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
3. Definition of public, pada tahap ini praktisi PR harus mampu mengerti
karakteristik publik dengan siapa PR melakukan komunikasi. Dengan
demikian tujuan yang telah dibuat pada tahap kedua tercapai.
4. Selection of media and techniques, praktisi PR memilih media yang tepat
untuk berkomunikasi. Tercakup juga disini PR membuat strategi dan taktik
komunikasi. Salah memilih media akan mengakibatkan tidak terselesaikannya
masalah bahkan mungkinakan menimbulkan masalah baru baik bagi publik
maupun bagi managemen.
5. Planning of budget, pelaksanaan strategi komunikasi yang telah tertuang
dalam program-program memerlukan biaya. Seorang praktisi PR yang baik
akan berusaha menjalankan program yang efektif tetapi menghabiskan biaya
minimum.
6. Assesment of result, pada tahap akhir, praktisi PR harus mengevaluasi seluruh
program yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibuat dengan menyebarkan
angket, quesioner, atau bentuk survei lainnya1.
2. Analisis Teori Citra
Pemerintah kabupaten Mojokerto tahun ini memiliki proyek kampung
majapahit. Proyek ini berupa pemugaran tampilan luar rumah-rumah warga yang
akan dipermak meniru arsitektur rumah zaman kerajaan majapahit. Pemerintah telah
menetapkan 296 rumah yang akan disulap menjadi kampung majapahit. Rumah-
1Frank Jefkins, public Relation Techniques, (jakarta:Erlangga 1992), Hal. 44
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
rumah itu tersebar di tiga desa antara lain desa sentonorejo, bejijong, dan jatipasar,
kecamatan trowulan.
Menurut informasi yang peneliti dapatkan, pemerintah kabupaten dengan aset
peninggalan kerajaan majapahit yang telah banyak ditemukan di kecamatan trowulan.
Salah satu program yang di gadang akan melengkapi situs-situs warisan majapahit
sehingga konstruksi citra Mojokerto sebagai wajah kuno kejayaan majapahit, adalah
herritage kampung majapahit. Dengan dukungan dana dari pemprov Jatim dan
pemerintah pusat, dan pemerintah mojokerto sudah mulai menyelesaikan
pembangunan kampung majapahit dibeberapa titik lagi wilayah segaran dan troloyo.
Disini Pemerintah kabupaten Mojokerto menyerahkan pelaksanaannya kepada bagian
kepariwisataan Disporabudpar.
Dengan menggunakan teori citra Frank Jefkins, peneliti menemukan beberapa
hasil sebelum dan selama tahap penyelesaian pembangunan kampung majapahit.
Berdasarkan tahap-tahap dasar public relation dimulai dari sebelum tahap
pelaksanaan.
Ada Appreciation of the situation, dimana bagian kepariwisataan
Disporabudpar.melakukan riset di titik mana lokasi kampung majapahit akan
dibangun untuk pertama kali, dan akhirnya memilih desa sentonorejo, bejijong dan
jatipasar. Hal tersebut dikarenakan ketiga titik tersebut adalah obyek wistaa yang
terkenal di trowulan. Tahap Definition of objectives, dimana bagian pariwisata
Disporabudpar menyusun keperluan adminstrasi pembangunan rumah majpahit dari
batu bata press, kusen jendela dan pintu, genteng, ubin, ornamen lambang majpahit
pada pagar dan lainnya. Dengan standar konsep pembangunan. Semua rumah akan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
terlihat sama.sehingga per unit rumat digelontorkan dana sebesar Rp 25 juta rupiah.
Selanjutnya Definition of public, dimana sebelum pelaksanaan pembangunan, dan
bagian kepariwisataa Disporabudpar bekerjasama dengan jajaran desa setempat
melakukan pendataan rumah warga yang bersedia di renovasi. Berikutnya Selection
of media and techniques, selama proses penyelesaian beberapa portal berita online
telah memuat berita pembangunan kampung majpahit kepda khalayak luas, hal
tersebut sangat membantu promosi Pemerintah Mojokerto nantinya selain itu
berbagai informasi seputar proses dan planning pembangunan kampung majapahit di
posting di website resmi Pemerintah kabupaten Mojokerto dan Disporabudpar,
bahkan di beberapa kesempatan bapak bupati sendiri menyampaikan dlam pidatonya,
dengan bangga menceritakan prmbangunan kampung majapahit ini.
Tahap selanjutnya Planning of budget, dengan budget Rp 25 juta per unit
membuat bagian kepariwisataan Disporabudpar sangat hati-hati dalam proses
pembangunannya. Sehingga selalu mengontrol secara berkala ke lokasi pembangunan
kampung majapahit.langkah terakhir Assesment of result, melakukan survei setelah
pembangunan selesai. Bagian kepariwisataan Disporabudpar menyaring berita baik
online maupun cetak perihal antusiasme warga setelah adanya kampung majapahit,
serta memantau perkembangan lonjakaan pengunjung ketitik kampung majapahit.
Dan berikut beberapa hasil yang peneliti temukan dilapangan, dengan 6 pola
tersebut, sebagian pengunjung yang datang ke desa sentonorejo tetap tidak
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pasca rumah majapahit berdiri disana.
Karena lokasi tersebut merupakan wisata religi dengan pengunjung yang banyak
dihari libur maupun hari-hari tertentu. Karena belum terlihat dampaknya, jadi harus
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
dilakukan riset lebih mendalam. Untuk penyususnan anggaran perlu adanya survei ke
setiap lokasi kampung majpahit, karen rumah majpahit yang sudah jadi tidak
mengacu pada standar awal konsep rumah majpahit, bahkan banyak yang memiliki
perbedaan satu sama lain, dari luas dan penggabungan dengan rumah induk menjadi
maslahnya, padahal standar awal terpisah dari rumah induk, dan beberapa rumah
memiliki luas yang berbeda-beda. Sehingga ditemukan budget yang meledak tidak
sesuai dana awal per unit. Informasi terkait perkembangan pembangunan kurang di
update, terakhir berita sekitar tahun 2015, dan amsih banyak portal berita yang tidak
digandeng untuk memberitakan perkembangan stelah kampung majpahit hampir
rampung. Survei karakteristik warga dan sosialisasi dirasa peneliti masih kurang,
karena beberapa warga tidak mengetahui rencana pembnagunan kampung majapahit
ini, sebagaian mengaku tidak di arahkan untuk apa rumah ini setelah selsai, sehingga
sebagian ada yang menjadikannya toko, untuk memajang koleksi antik dan beberap
sudah mulai menjual barang-barang kerajinan dirumah majapahit.
Jika riset karakteristik warga sekitar lokasi dilakukan dan komunikasi
dilakukan secara mendalam, beberapa point transfer perilaku mungkin akan terjadi,
seperti hostility merupakan perbedaan persepsi atau pandangan tentang tujuan
pembangunan sebenarnya pembangunan kampung majapahit, sebagian warga
menganggap ada dampak positif karena pengunjung semakkin banyak dan mereka
dapat berjualan beberapa barang, dan sebagian juga ada yang menganggap
pembangunan ini masih belum berdampak pada mereka, beberapa waktu didesa
bejijong dekat dengan Vihara Budha tidur sangat ramai bahkan setelah ada kampung
majapahit, namun di bagian desa lainnya tidak terpengaruhi dampak tersebut.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Akhirnya mereka hanya membiarkan begitu saja setelah rumah dibangun, jika
perilaku tersebut bertrasfer menjadi simpathy, maka warga akan menyambut atau
mengapresiasi upaya pemerintah kabupaten Mojokerto denga memaksimalkan rumah
majapahit untuk meningkatkan ekonomi mereka. Sehingga hal semacam prejudice
tidak akan ditampakkan masyarakat, justru mereka akan acceptance atau menerima
dan mendukung pemerintah Mojokerto, dan Apathy atau ketidakpedulian mereka
menjadi kepuasaan atas upaya pemerintah kabupaten Mojokerto untuk meningkatkan
ekonomi serta melestarikan warisan leluhur mereka. Dengan semua informasi terkait
kebijakan pemerintah Mojokerto untuk masyarakat luas, akan menghilangkan
ignorance atau ketidak tahuan akan informasi menjadi pengetahuan terkait
bagaimana menyikapi kebijakan pemerintah kabupaten Mojokerto pada setiap
programnya.
3. Trend City Branding
Pariwisata dapat dikatakan sebagai industri yang semakin berkembang pesat.
Hampir semua negara di dunia berlomba-lomba untuk mengembangkan obyek wisata
mereka. Dewasa ini industri pariwisata dipandang memiliki prospek cerah dan cukup
menjanjikan serta banyak mendatangkan keuntungan, antara lain menambah devisa
negara, menambah pendapatan daerah, membuka lapangan kerja baru, dan
mensejahterakan masyarakat sekitar.
Upaya memperkenalkan potensi daerah kepada daerah lain (dunia luar) adalah
dengan pemberian merek (branding). Dalam ilmu pemasaran, branding dianggap
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
sebagai alat yang ampuh untuk memberikan ciri khas yang dapat membedakan suatu
produk dengan produk lainnya. Saat ini pemberian merek tidak hanya terbatas untuk
tangible produk saja, sektor jasa (intangible) juga sudah banyak memanfaatkan peran
merek. Pemberian merek untuk suatu lokasi atau tempat memang merupakan hal
yang cukup baru dalam ilmu pemasaran. Lokasi atau tempat dapat diberi merek yang
secara relatif pasti berasal dari nama sebenarnya lokasi tersebut. Pemberian merek
sebuah kota dimaksudkan agar khalayak sadar atau tahu akan keberadaan lokasi
tersebut dan kemudian menimbulkan keinginan untuk mengasosiasikannya2. Karena
suatu kota merupakan daerah atau lokasi yang juga berkepentingan untuk memiliki
merek yang biasa disebut dengan city branding, sehingga bisa terlihat berbeda dari
daerah lain.
Saat ini trend city branding sangat berkembang di beberapa kota di Indonesia,
hal ini merupakan peluang dari sektor wisata yang ditangkap pemerintah daerah
untuk menarik perhatian wisatawan. Beberapa kota tidak hanya bertujuan untuk
meningkatkan sektor pariwisata, namun juga memiliki efek proyeksi brand dapat
menghubungkan antara sejarah dan warisan budaya. Perkembangan sektor wisata
yang melesat ini, dapat menjadi strategi dalam pengenalan kota, daerah dan Negara.
Karena telah menjadi sesuatu hal yang bersifat sangat dinamis, kompetitif dan banyak
dibicarakan akhir-akhir ini. Kota, daerah dan negara menyadari bahwa perlunya
brand strategy.
2 Kevin, Lane Keller.1998. Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand
Equity. NJ: Prentice Hall.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
Brand strategy akan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi
daerah itu sendiri. Lokasi geografis, seperti produk, budaya bahkan hal ironi seperti
musibah menjadi brand strategy yang terbangun melalui masyarakat3. Contoh kota
Sidoarjo dikenal sebagai kota batik, udang dan belanja
Dalam pengelolaan kawasan diperlukan adanya kegiatan komunikasi
pemasaran untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi pemasaran
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dan merupakan
kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta
mengarahkan pertukaran agar lebih menyadarkan pihak-pihak untuk berbuat lebih
baik4. Sehingga dalam komunikasi pemasaran dalam bidang pariwisata merupakan
suatu usaha yang dilakukan oleh produsen pariwisata untuk menyampaikan informasi
tentang keberadaan suatu obyek wisata kepada khalayak umum, sehingga calon
wisatawan mengetahui, tertarik, dan mau datang ke kota wisata yang dimaksud.
Batik Indonesia sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan
untuk budaya lisan dan nonbendawi. Indonesia sebagai Negara penghasil budaya
yang beragam dikenal juga sebagai penghasil batik. Namun tidak semua batik di
berbagai daerah di Indonesia dikenal baik oleh masyarakat luas. Salah satunya adalah
kampung batik Jetis Sidoarjo yang menghasilkan batik jetis Sidoarjo. Kampung batik
jetis Sidoarjo ini merupakan gagasan perancangan branding kota Sidoarjo, dengan
menggunakan perencana untuk melestarikan produk budaya lokal batik tulis jetis
sebagai ikon wisata kota Sidoarjo. Serta untuk menunjang sektor pariwisata, dengan
3 Lily Purwianti&Yulianti Ratna Dewi, Analisis Pengaruh City Branding Kota Batam Terhadap Brand
Attitude, 2014 4 Sutisna, Perilaku dan Komunikasi Pemasaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Hal. 15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
pencitraan melalui kampung batik jetis kepada masyarakat luas sebagai lampung
yang memiliki keunikan produk budaya local batik tulis5.
Emma wood menyebutkan bahwa citra adalah persepsi dan eksis didalam
pikiran penerima. Untuk memformulasikan satu citra, public menginterpretasikan
suatu identitas dalam konteks dan dengan kerangka referensi yang lebih luas. Dari
formulasi ini ada 4 hal yang tidak terpisahkan, yaitu identitas, persepsi, interpretasi,
dan citra. Untuk mendapatkan citra, maka persepsi di dalam masyarakat harus
memiliki kerangka pemikiran terhadap apa yang diterimanya. Pemberian focus pada
konteks yang akan diterima masyarakat akan lebih efektif untuk pencitraan6.
Saat ini dikenal sebagai kota lapindo karena musibah yang menimpa akibat
kesalahan teknis sebuah perusahaan migas beberapa waktu lalu saat pengeboran.
Bahkan saat ini lapindo menjadi obyek wisata lokal masyarakat setempat maupun
domestik7.
Tempat wisata lapindo merupakan wisata yang sangat ironi, bagaimana tidak
bencana lumpur lapindo ini bermula dari menyemburnya material lumpur panas
dilkasi pemboran Lapindo Barantas lnc di desa renokenongo, kecamatan porong,
kabupaten Sidoarjo, Jawa timur. Menurut para ahli penyebabnya karena beberapa
kemungkinan yaitu kombinasi dari gempa dan kesalahan teknis dalam pemboran.
Dan hingga saat ini belum juga teratasi, bahkan dalam beberapa kesempatan masih
sering terjadi ancaman luberan atau tanggul jebol, dan juga dampak gas metannya
5 Ekky Fardhy Nugraha, M.Bahruddin, Abdul Aziz, (Jurnal : Perancangan Branding Kampoeng Batik
Jetis Sidoarjo sebagai Upaya Melestarikan Produk Budaya Lokal, 2014) 6 Widyaningsih, (jurnal :Keterbukaan informasi dan pencitraan, 2012)
7 Ilzha Bimantara, Kabupaten Sidoarjo, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sidoarjo, 20 Januari 2016,
19.49
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
juga berbahaya. Namun kenyataannya lokasi bencana tersebut tidak pernah sepi dari
wisatawan, terlebih pada hari libur. Lokasinya sangat mudah di akses karena berada
dipinggir jalan utama jalan raya dari Surabaya ke Malang atau Pasuruan8.
Musibah yang ironi itu kini menarik perhatian pemerintah daerah yang
memiliki gagasan melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk membangun
wisata geologi disebelah utara semburan lumpur panas PT.Lapindo seluas 83 hektare
dan tak jauh dari kawasan pesisir utara Kabupaten Sidoarjo, dengan menyiapkan dana
Rp. 273 miliar9.
Tidak hanya Sidoarjo yang memiliki ikon tersendiri untuk menjadi image kota
tersebut. Kota Batam adalah kota terbesar di Kepulauan Riau dan merupakan kota
dengan populasi terbesar ketiga di wilayah Sumatera setelah Medan dan Palembang.
Karena letak geografis, Batam merupakan sebuah kota dengan letak sangat strategis,
selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang cukup
dekat dengan Singapura dan Malaysia. Batam memiliki slogan “ Batam, Menuju
Bandar Dunia Yang Madani”. Penyebutan Bandar dalam konteks bahasa Melayu
ditujukan untuk mempercepat terwujudnya kota Batam sebagai pusat perdagangan,
ekonomi, sosial, budaya dan kemajuan peradaban di daerah paling muka Negara
Republik Indonesia.
Pemerintah mengembangkan letak geografis Batam dengan ikon sebagai
kawasan investasi dilengkapi dengan fasilitas pusat perdagangan, kawasan industri
8 Ilzha Bimantara, Wisata lumpur Lapindo Sidoarjo Jawa timur,
https://www.caralengkap.com/2012/04/wisata-lumpur-lapindo-sidoarjo-jawatimur, 20 Januari
2016,20.49 9 Edy M. Yakub, Empat Tahun lumpur Lapindo Hanya jadi “Wisata”,
http://m/antaranews.com/berita/188714/empat-tahun-lumpur-lapindo-hanya-jadi-wisata,
20 Januari 2016, 21.00
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
besar, menengah kecil, koperasi, usaha rumah tangga, industry pariwisata, pusat
perbelanjaan dan kuliner, hiburan, pengelolaan sumber daya kelatan mapun kerja
sama dengan pengelola kawasan dan pemangku kepentingan pembangunan lainnya10
.
City branding awalnya difokuskan untuk city brand image. Namun, bergeser
tidak hanya sebagai pemasaran kota, namun menunjukkan bagaimana proyeksi merek
dapat merangkul sejarah dan warisan budaya untuk pengenalan kota, daerah atau
Negara tersebut.
Menurut Anholt mendefinisikan city branding sebagai manajemen citra suatu
destinasi melalui strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, cultural dan
peraturan pemerintah. City branding dapat diartikan sebuah proses pembentukan
merek kota atau suatu daerah yang menghasilkan sebuah image atau citra, agar
dikenal oleh target pasar (investor, tourist, talent, event) kota tersebut dengan
menggunakan ikon, slogan, eksibisi, serta positioning yang baik, dalam berbagai
bentuk media promosi.
Akan Ada beberapa kerangka teoritis yang digunakan
Beberapa hal tersebut dapat dijadikan acuan untuk membuat brand dengan
menciptakan dan mengkomunikasikan identitas bagi suatu lokasi yang bersangkutan
contohnya seperti
10
Lily Purwianti&Yulianti Ratna Dewi, Analisis Pengaruh City Branding Kota Batam Terhadap Brand
Attitude, (Jurnal :2014)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
a. Effect Brand Terhadap sebuah Kota
Branding mencoba memberikan identitas yang berbeda pada sebuah kota
sehingga dapat dibedakan antara kota yang satu dengan kota-kota lain. Sebuah merek
yang kuat berarti merek tersebut dapat dibedakansehingga akan berakibat
peningkatan investasi, bisnis, pengunjuung dan penduduk. Sebuah merek yang kuat
pertama-tama akan meningkatkan kesadaran keberadaan tempat itu. Kedua, merek
tersebut akan membuat pelanggan potensial kota menganggap kualitas dari sebuah
kota lebih baik dari kota-kota lainnya. Akhirnya sebuah merek yang baik
memungkinkan untuk mengontrol bagaimana sebuah kota dijalankan.
Tujuan utama dari city branding dan hasil yang diinginkan oleh pemerintah
sebuah kota adalah meningkatkan citra kota tersebut, sehingga meningkatkan arus
masuk wisatawan dan investor. Branding kota memungkinkan pengetahuan lokal dan
kreatifitas yang akan digunakan untuk pendekatan yang lebih efisien untuk
perencanaan public dan perkotaan pengembangan, dan dapat digunakan sebagai alat
penting dalam regenerasi perkotaan dengan pencitraan.
Strategi city branding merupakan srategi umum yang banyak dilakukan di
antara kota-kota dimana pemerintah berusaha untuk mengembangkan merek “kota”
sebagai strategi pencitraan milik daerah itu sendiri11
.
11
Lily Purwianti&Yulianti Ratna Dewi, Analisis Pengaruh City Branding Kota Batam Terhadap
Brand Attitude, (Jurnal :2014)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
b. Relasi antara Brand dan Citra
Brand itu tidak sekedar sebuah nama, bukan sekedar juga sebuah logo dan
simbol. Membangun merek juga tidak melulu melalui iklan yang tidak terhitung
jumlahnya. Merek adalah “intagible asset”, yang berarti kepercayaan, reputasi dan
janji sebuah produk atau jasa terhadap konsumennya. Merek juga hubungan emosi
saling membutuhkan antara produk/jasa dengan konsumennya.
Upaya membranding suatu produk sebagai antisipasi dalam menghadapi
ketatnya persaingan. Jadi mempertahankan suatu “merek” bukan hanya dengan
gencar melakukan berbagai promosi tetapi bagaiman agar usaha anda membangun
“brand” menjadi optimal dan mendapatkan manfaat, tidak sekedar memiliki brand
yang kuat tetapi mendapat tempat dihati masyarakat dan memperoleh harga yang
tinggi. Merek dibangun melalui penerapan strategy, tactic, value yang tepat melalui
kreatifitas dalam menentukan segmentasi dan targeting.
Merek adalah bagaimana perusahaan dapat meningkatkan keunggulan merek
yang dimilikinya, ada beberapa kunci utama bagaiamana merek di kelola dapat
menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang ada.
Untuk melakukan komunikasi merek pemerintah harus merancang strategi
komunikasi yang efektif sehingga apa yang mereka lakukan tidak sia-sia dan dapat
mencapai target yang telah di tentukan.
Dalam aktifitas sehari-hari, proses komunikasi dapat terjalin jika ada pihak
yang menyampaikan pesan kepada pihak lain dengan tujuan tertentu, sebagai contoh
pemerintah yang mengkomunikasikan merek kota Mojokerto sebagai kota cagar
budaya ke masyarakat. Singkatnya, komunikasi hanya bisa terjadi kalau ada pihak-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
pihak yang terlibat didalamnya atau sering disebut sebagai unsur-unsur komunikasi,
yang terdiri atas sumber, pesan, media, penerima dan umpan balik, serta faktor
lingkungan.
Hal tersebut dimaksudkan agar produk atau image yang dilempar ke
masyarakat bukan saja bertindak sebagai sarana membangun hubungan yang erat dan
jika memungkinkan juga sarana mengukuhkan citra merek dan pemerintah itu sendiri.
Suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai
tambah dari satu rencana konprehensif yang mengevaluasi peran strategi dari disiplin
komunikasi, misalnya, iklan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan
hubungan masyarakat dan menggabungkan berbagai disiplin te rsebut guna
memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi maksimal.12
Hal tersebut memusatkan perhatiannya pada proses pengunaan seluruh bentuk
promosi untuk mencapai dampak atau efek komunikasi yang maksimal, untuk
menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan promosi pemerintah dapat menghasilkan
citra atau image yang bersifat satu konsisten bagi masyarakat.13
Brand image adalah representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek
dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra
terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi
terhadap suatu merek. Masyarakat yang memiliki citra positif.
12
Morissan, M.A. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Jakarta: Kencana pranada Media
Group, 2010) hlm.08 13
Ibid, hlm. 09-10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
4. Memahami Peranan Humas dalam Instansi Pemerintah
Peranan hubungan masyarakat atau humas dan public relation dewasa ini
dibutuhkan oleh hampir sema bentuk organisasi atau lembaga, baik profit maupun
non profit, dari perusahaan industri, organisasi profesi, insitusi pendidikan, organisasi
sosial budaya sampai pemerintahan. Secara garis besar peranan humas adalah sebagai
komunikator sebuah organisasi atau lembaga dan perusahan, baik dari publik internal
maupun publik eksternal. Karena itu humas merupakan salah satu ujung tombak dari
organisasi, perusahaan mapun lembaga untuk bersaing dalam era globalisasi. Humas
dibutuhkan untuk menjalin komunikasi dengan para gstakeholders ataupun ntuk
mengkomunikasikan visi, misi dan program organisasi-organisasi tersebut kepada
publik.
Humas dan media massa merupakan mitra pemerintah dalam menyampaikan
informasi disemua sektor, termasuk menyangkut masalah pembangunan disegala
bidang. Karena humas dan media massa dalam menyampaikan informasi memiliki
peranan yang cukup tinggi14
.
Humas Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi, tanggapan
masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. Melayani
keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen
demi untuk tujuan dan manfaat bersama. Menciptakan komunikasi dua arah atau
14
F.Rachmadi, Public Relation, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), Hlm. 74
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi pesan badan/organisasi dalam
menyampaikan informasi terkait lembaga kepada khalayak atau masyarakat15
.
Untuk mendapatkan tanggapan, atau opini positif publik terkait
badan/lembaga. Dan peranan ini turut menentukan sukses dan tidaknya misi dan visi
tujuan bersama dari lembaga/ organisasi.
Rosady Ruslan dalam buku Manajemen Humas dan Komunikasi Konsepsi
dan Persepsi mengemukakan peranan humas dalam manajemen perusahaan adalah :
a. Communicator
Kemampuan sebagai komunikator secara langsung, melalui media elektronik
cetak atau elektronik dan lisan (spoke person) dan sebagainya. Disamping itu juga
bertindak sebagai mediator dan persuader. Komnkasi manajemen dalam prakteknya,
bersifat komnikasi vertikal, horizontal dan eksternal.
b. Relationship
Adalah kemampuan peran humas membangun hubungan yang positif antara
lembaga yang mewakilinya dengan publik internal dan eksternal. Beruapaya
menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi
antara keda belah pihak tersebut.
c. Back up management
Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian
manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya ntuk
15
I ketut Ardhana, Komunika majalah ilmiah komunikasi, (Jakarta: yayasan obor Indonesia, 2003)
Hal. 37-38
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
mencapai tujuana bersama dalam suatu kerangka tjan pokok perusahaan atau
organisasi.
d. Good image maker
Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi,
dan sekaligus menjadi utama bagi aktivitas humas dalam melaksanakan manajemen
kehumasan untuk membangun citra baik lembaga atau organisasi yang diwaklinya16
.
a. Fungsi Humas dalam Instansi Pemerintah
Menurut F. Rachmadi dalam bukunya Public Relation, menyebutkan humas
pemerintahan memiliki beberapa fungsi :
1) Membina dan menyelenggarakan publikasi dan penerangan
2) Membina dan menyelenggarakan hubungan dengan masyarakat melalui pers
dan media lainnya.
3) Mengadakan analisis dan evaluasi berita dan menyampaikan rekomendasi.
4) Menyelenggarakan dokumetasi atas kegiatan- kegiatan departemen17
b. Tugas Humas dalam Instansi Pemerintah
Pada dasarnya tugas humas adalah :
a. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada masyarakat tentang
kebijakan, langkah-langkah serta tindakan-tindakanpemerintah. Serta
16
Ibid. 17
F.Rachmadi, Public Relation, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), Hlm.82
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
memberikan pelayanan keoada masyarakat berupa informasi yang
diperlukan secara terbuka, jujr dan obyektif.
b. Memberikan bantuan kepada media berita berupa bahan-bahan informasi
mengenai kebijakan, langkah-langkah, serta tindakan pemerintah, termasuk
fasilitas peliputan kepada media berita untuk acara-acara resmi yang
penting. Pemerintah merupakan sumber informasi yang penting bagi
media. Karena ituu sifat keterbukaan informasi sangat penting.
c. Mempromosikan kemajuan pembangunan ekonomi dan kebudayaan dan
telah dicapi oleh bangsa kepada khalayak didalam negeri maupun diluar
negeri.Memonitor kebijakan umum tentang pemerintah. Selanjutnya
menyampaikan tanggapan masyarakat berbentuk feedbacak kepada
pimpinan instansi-instansi pemerintah yang bersangktan sebagai input18
.
Cara dan teknik melaksanakanya sudah tentu bisa berbeda karena ruang
lingkupnya yang berbeda. Misalnya humas di ibukota provinsi di Indonesia dalam
banyak hal akan berbeda dengan humas di kabupaten atau kotamadya yang bukan ibu
kota provinsi. Di kota-kota besar terdapat media massa, baik media cetak maupun
elektronik, serta fasilitas fasilitas publikasi lainnya, yang sungguh penting bagi
kegiatan humas dalam mencapai khalayak. Sebaliknya, di kabupaten kabupaten,
karena tidak terdapat media massa, metode dan teknik penyebaran informasi
dilakukan dengan media nirmassa, misalnya poster, spanduk, folder, dan lain-lain,
18
Ibid, hlm.74
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
atau secara tetap muka dengan penduduk dalam bentuk rapat umum, anjangsono, dan
sebagainya.
5. Konstruksi Citra
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relation, Pembentukan citra
antara lain:
Pembentukan citra menurut Frank Jefkins mengungkapkan bahwa citra dari
organisasi secara keseluruhan jadi bukan citra atas produk atau pelayanan. Citra ini
terbentuk dari banyak hal. Hal yang dapat meningkatkan citra pemerintah adalah
sejarah atau riwayat pemerintah yang gemilang. Keberhasilan dibidang pembangunan
fasilitas umum dan publik, hubungan yang baik dengan stakeholdernya, reputasi yang
baik, dan masih banyak lagi.
a. Relasi antara Citra pemerintah dan Humas
Citra adalah apa yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat terhadap
suatu subyek berdasarkan atas apa yang telah dipelajari oleh perusahaan atau
organisasi, atau konsultan public relations dari hasil diskusi, komentar, iklan,
penilaian kata-kata dan sumber lain. Citra berkaitan erat dengan persepsi.
Bagaimana orang mempersepsi kita adalah citra kita dimata orang tersebut.
Dan selanjutnya persepsi berakibat pada tingkat kepercayaan dan dapat berakibat
pada tindakan yang tidak menguntungkan bila kita dipersepsi negatif. Untuk
mendapatkan citra yang diinginkan, maka harus jelas dulu rumusan identity atau
identitas apa yang hendak dikomunikasikan (karena identitas itulah nanti yang akan
dipersepsi oleh public melalui interprestasinya sendiri).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
Citra adalah persepsi public tentang perusahaan menyangkut pelayanannya,
kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-
individu dalam perusahaan dan lainnya. Pada akhirnya persepsi akan mempengaruhi
sikap publik, apakah mendukung, netral atau memusuhi.
Citra dimulai dari identitas korporat sebagai titik pertama yang tercermin
melalui nama perusahaan (logo) dan tampilan lainnya seperti laporan tahunan, brosur,
kemasan produk, profil perusahaan, interior kantor, seragam karyawan, newsletter,
iklan, pemberitaan media, materi tertulis maupun audio-visual.
Citra perusahaan “Corporate Image” bukan hanya dilakukan seorang “Public
Relations” saja, tapi perilaku seluruh unsur perusahaan (karyawan, manajer, dan
lainnya) ikut hadir dalam pembentukan citra ini, baik disadari atau tidak. Dengan kata
lain, citra korporat “corporate image” adalah citra keseluruhan yang dibangun dari
semua komponen perusahaan, yaitu kualitas produk, keberhasilan ekspor, kesehatan
keuangan, perilaku karyawan, tanggung jawab sosial terhadap lingkungan serta
pengalaman konsumen yang menyenangkan atau menyedihkan tentang pelayanan
perusahaan.
Citra positif merupakan langkah penting menggapai reputasi perusahaan
dimata khalayak. Ada 4 lapis reputasi yang dikelolah “public relations” yakni :
reputasi personal para eksekutif dan karyawan (personan branding), reputasi produk
dan jasa yang ditawarkan (product branding) reputasi korporat (corporate branding)
dan reputasi industri(industrial branding).
Dari definisi di atas, public relations merupakan sebuah system yang
memiliki tugas dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Tentunya tugas ini
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
dilakukan dengan berdasarkan atas nilai-nilai kemanusiaan dan atas kepentingan
bersamaan.
Dalam struktur keorganisasian atau perusahaan, pembentukan citra dilakukan
oleh department of public relations. Tugas public relations secara utuh dapat dilihat
dari beberapa definisi berikut Suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta
komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan
pengkomunikasian informasi, gagasan- gagasan, serta pendapat dari publiknya itu
kepada lembaga tadi dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan
bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu
dengan masyarakatnya.
Identitas tersebut memancarkan citra kepada publik antara lain citra di mata
konsumen, komunitas, media, investor dan karyawan sendiri sehingga jadilah citra
korporat.
Aktivitas public relations biasanya didesain untuk membangun atau menjaga
citra positif sebuah perusahaan dan hubungan baik dengan berbagai pihak. Pihak
internal perusahaan seperti pemegang saham, karyawan, buruh dan juga pihak
eksternal perusahaan seperti konsumen, prospek, warga setempat, maupun
pemerintah.
Dengan argumentasi seperti diatas, kita dapat memahami bahwa sebenarnya
fungsi public relations adalah sebagai jembatan antara perusahaan dengan
masyarakat. Untuk itu, apapun informasi yang dikelola oleh public relations di desain
dalam rangka menciptakan citra positif di mata masyarakat. Untuk mempertegas
fungsi dan public relations, berikut adalah ulasannya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
Fungsi public relations (PR) bersifat timbal balik untuk internal dan eksternal
publiknya. PR harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image)
masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan 31 organisasi dan
lembaganya. PR harus mengenali dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat
menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam
masyarakat sebelum suatu tindakan atau kebijakan itu dijalankan
Adapun tugas public relations sehari-hari adalah ;
a. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi/pesan
secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual) kepada publik,
b. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum/masyarakat.
c. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi reaksi publik terhadap kebijakan
perusahaan/lembaga, maupun segala macam pendapat (public acceptance dan
non-acceptance).
d. Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa
untuk memperoleh public favour, public opinion, dan perubahan sikap.
Karena seluruh komponen perusahaan berpotensi menciptakan citra maka
kegiatan PR “Public Relations” dapat bersifat :
a. PR “Public Relations” sebagai metode komunikasi , yaitu kegiatan PR “Public
Relations” yang dilakukan melalui divisi public relations perusahaan mempunyai
divisi khusus public relations dengan berbagai macam program yang dirangcang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
secara sistematis dan terencana serta dipimpinan oleh seorang manajer public
relations.
b. Public relations sebagai teknik komunikasi, yaitu segala perilaku anggota
organisasi berpotensi mampengaruhi citra tertentu di mata publik.
Artinya citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap
perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi. Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan
pengertian system komunikasi dapat kita lihat dalam bagan di bawah ini:
Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam
model ini adalah pembentukan citra. Sedangkan input adalah stimulus yang diberikan
dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Yang digambarkan melalui
Persepsi-Kognisi-motivasi-sikap.
Model pembentukan citra ini menunjukan bagaimana stimulus yang berasal
dari luar organisasi dan mempengaruhi respons. “Stimulus” rangsangan yang
diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsangan ditolak proses
selanjutnya tidak akan berjalan, hal ini menunjukan bahwa rangsangan tersebut tidak
efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak ada perhatian dari individu, begitu
juga seblaiknya.
Jika rangsangan itu diterima oleh individu berarti terdapat komunikasi dan
perhatian dari individu, dengan demikian proses selanjutnya dapat berjalan.
Efektivitas PR dalam pembentukan citra (nyata, cermin, dan aneka ragam) organisasi
erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam
menyelesaikan tugas organisasinya baik secara individual maupun tim yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
dipengaruhi oleh praktik berorganisasi (job design, reward system, komunikasi dan
pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/perubahan dalam mengelola sumber
daya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu
mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin
hubungan dengan orang. Hal ini erat dengan penguasaan identitas diri yang
mencakup aspek fisik, personel, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna,
respon, dan metalitas pengguna.
Citra menurut Nimoeno sendiri merupakan gambaran melalui persepsi,
kognisi, motivasi dan sikap. Dan keempat komponen diatas seperti pada Gambar.2
diartikan sebagai mental representation (citra) dari stimulus.
Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsure lingkungan
yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan
memberian makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai
rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses
pembentukan citra.
Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus. Keyakinan ini
akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu
harus diberikan informasi-informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan
informasinya.
Motif, adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
Sikap, adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam
menghadapi obyek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan
kecenderungan ntuk berperilaku dengan cara=cara tertentu1.
6. Konstruksi Citra Melalui Program Herritage kampung majapahit
Pemerintah provinsi Jawa Timur tahun ini memiliki proyek kampung
majapahit. Proyek ini berupa pemugaran tampilan luar rumah-rumah warga yang
akan dipermak meniru arsitektur rumah zaman kerajaan majapahit. Pemerintah telah
menetapkan 296 rumah yang akan disulap menjadi kampung majapahit. Rumah-
rumah itu tersebar di tiga desa antara lain desa sentonorejo, bejijong, dan jatipasar,
kecamatan trowulan, kabupaten Mojokerto. Tiga desa ini termasuk bekas wilayah
peninggalan majapahit1.
Melalui program herritage kampung Majapahit ini, humas pemerintah daerah
kota Mojokerto melirik sektor pariwisata. Untuk mencoba menarik citra kota
Mojokerto sebagai wajah kuno kejayaan majapahit di mata publik. Karena hal ini di
dasarkan dari tujuan pemerintah kota Mojokerto sendiri yakni, untuk meningkatkan
dan memantapkan citra wisata daerah di pasar domestik. Memperkenalkan informasi
terkait kota Mojokerto dan peninggalan kerajaan majapahit beserta produk kerajinan
dan budaya warga setempat. Serta untuk membina komunikasi yang efektif dengan
media dan pers. Maka dari itu, program ini menjadi pengembang dan pemantap
kegiatan humas kota Mojokerto. Serta penetrasi kegiatan public relation. Yaitu,
mempromosikan tempat kunjungan wisata di daerah-daerah dengan memanfaatkan
jasa kegiatan public relation. Promosi tempat wisata yang dirancang dengan baik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
akan memberikan tambahan penerimaan asli daerah, serta mendorong proses
multiplier perkembangan ekonomi lokalitas sekitar daerah tujuan wisata.
Melalui pemasaran kota dapat membantu terwujudnya suatu rencana kota, dan
implementasi rencana kota dapat dipasarkan dalam upaya pemasaran kota. Salah satu
bentuk pemasaran kota yang sedang berkembang saat ini adalah pemberian citra kota
atau city branding.
Sebagai kota peninggalan kerajaan majapahit, Mojokerto memiliki peluang
yang besar untuk dapat menjadikan Mojokerto sebagai icon cagar budaya di Jawa
timur, karena berbagai sumber penelitian serta beberapa reruntuhan kerajaan maupun
benda-benda peninggalan majapahit, yang ditemukan di desa trowulan. Inilah aset
budaya yang patut dikembangkan agar seluruh dunia yang hanya sekedar mengetahui
sejarah tentang majapahit, dapat mengenal kabupaten Mojokerto beserta kejayaan
kerajaan majapahit dimasa lampau secara dekat. Hal ini akan menjadi identitas dari
kabupaten Mojokerto.
Maka pembangunan kampung majapahit ini merupakan rencana pemerintah
kabupaten Mojokerto untuk menghidupkan ruang publik dikawasan pusaka yang
merupakan asset pusaka kota Mojokerto yang perlu dilestarikan, sebagai wadah yang
memilii potensi untuk menarik masyarakat, pekerja seni, dsn generasi muda untuk
melakkan aktifitas sosial budaya, berkomunikasi dan berinteraksi,serta menambah
peluang usaha, sekaligus sebagai sarana edukatif dan rekreatif.
Sesuai dengan pendapat Frank Jefkins mengenai pembentukan citra, bahwa
citra dari organisasi secara keseluruhan jadi bukan citra atas produk atau pelayanan.
Citra ini terbentuk dari banyak hal. Hal yang dapat meningkatkan citra pemerintah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
adalah sejarah atau riwayat pemerintah yang gemilang. Keberhasilan dibidang
pembangunan fasilitas umum dan publik, hubungan yang baik dengan
stakeholdernya, reputasi yang baik, dan masih banyak lagi.
7. Manfaat dan Tahapan Pelaksanaan Program Herritage kampung
Majapahit
Terdapat manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial
budaya pemerintah daerah dalam melestarikan warisan budaya, baik bagi pemerintah
sendiri, bagi masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
menguraikan manfaat dari program Herritage kampung Majapahit ini diantaranya:
a. Bagi Pemerintah daerah sendiri, dapat bermanfaat sebagai penunjang dalam
pengembangan program pendidikan, menambah daya tarik destinasi wisata di
kota Mojokerto, keberadaan ruang publik dapat tumbuh dan berkelanjutan dan
pemerintah daerah mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas.
b. Bagi Masyarakat, dengan semakin banyaknya ruang publik yang disediakan
Pemerintah, akan semakin banyak memberikan kesempatan bagi masyarakat
yang kreatif dan inovatif, bisa menumbuhkan kecintaan untuk melestarikan
warisan budaya.
Ada Appreciation of the situation, dimana bagian kepariwisataan
Disporabudpar.melakukan riset di titik mana lokasi kampung majapahit akan
dibangun untuk pertama kali, dan akhirnya memilih desa sentonorejo, bejijong dan
jatipasar. Hal tersebut dikarenakan ketiga titik tersebut adalah obyek wistaa yang
terkenal di trowulan. Tahap Definition of objectives, dimana bagian pariwisata
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
Disporabudpar menyusun keperluan adminstrasi pembangunan rumah majpahit dari
batu bata press, kusen jendela dan pintu, genteng, ubin, ornamen lambang majpahit
pada pagar dan lainnya. Dengan standar konsep pembangunan. Semua rumah akan
terlihat sama.sehingga per unit rumat digelontorkan dana sebesar Rp 25 juta rupiah.
Selanjutnya Definition of public, dimana sebelum pelaksanaan pembangunan, dan
bagian kepariwisataa Disporabudpar bekerjasama dengan jajaran desa setempat
melakukan pendataan rumah warga yang bersedia di renovasi. Berikutnya Selection
of media and techniques, selama proses penyelesaian beberapa portal berita online
telah memuat berita pembangunan kampung majpahit kepda khalayak luas, hal
tersebut sangat membantu promosi Pemerintah Mojokerto nantinya selain itu
berbagai informasi seputar proses dan planning pembangunan kampung majapahit di
posting di website resmi Pemerintah kabupaten Mojokerto dan Disporabudpar,
bahkan di beberapa kesempatan bapak bupati sendiri menyampaikan dlam pidatonya,
dengan bangga menceritakan prmbangunan kampung majapahit ini. Tahap
selanjutnya Planning of budget, dengan budget Rp 25 juta per unit membuat bagian
kepariwisataan Disporabudpar sangat hati-hati dalam proses pembangunannya.
Sehingga selalu mengontrol secara berkala ke lokasi pembangunan kampung
majapahit.langkah terakhir Assesment of result, melakukan survei setelah
pembangunan selesai. Bagian kepariwisataan Disporabudpar menyaring berita baik
online maupun cetak perihal antusiasme warga setelah adanya kampung majapahit,
serta memantau perkembangan lonjakaan pengunjung ketitik kampung majapahit.
Deskriptif tentang kontruksi citra dalam pemerintahan, deskriptif teknik
kehumasan, deskriptif citra pemerintahan, deskriptif humas pemerintahan memiliki
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
tugas untuk menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan,
perencanaan, dan hasil yang telah dicapai,menerangkan dan mendidik publik
mengenai perundang-undangan, peraturan-peraturan dan hal-hal yang bersangkutan
dengan kehidupan rakyat sehari-hari. Untuk humas pemerintah daerah memiliki tugas
berikut:memelihara penduduk agar tahu jelas mengenai kebijaksanaan lembaga
beserta kegiatannya sehari-sehari, memberi kesempatan kepada mereka untuk
menyatakan pandangannya mengenai proyek baru yang penting sebelum lembaga
mengambil keputusan, memberikan penerangan kepada penduduk mengenai cara
pelaksanaan system pemerintahan daerah dan mengenai hak-hak dan tanggung jawab
mereka, serta mengembangkan rasa bangga sebagai sebagai warga Negara1. ,
B. Kajian Teori
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini menjadi landasan dalam
penelitian. Penelitian ketika suatu penelitian tersebut tanpa landasan sehingga dapat
mengakibatkan penelitian tersebut mengambang belum terselesaikan bahkan dapat
melenceng dari tujuan awal. Teori yang digunakan tidak hanya satu teori besar saja,
akan ada tambahan atau kombinasi dengan teori lain sesuai dengan kondisi di
lapangan. Adapun teori yang digunakan peneliti adalah :
1. Teori Citra
Public relation adalah sebuah sistem komunikasi untuk membangun sebuah
perilaku yang baik. Untuk membangun sebuah citra, kesan yang baik sebuah lembaga
kepada publiknya, maka yang dibutuhkan adalah memberikan informasi diantara
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
lembaga dan publik agar tidak terjadi perbedaan pandangan. Informasi tersebut harus
berdasarkan kenyataan lembaga tersebut meliputi :
1. Siapa yang menjadi publik bagi lembaga tersebut.
2. Apa yang mereka ketahui tentang lembaga tersebut.
3. Bagaimana pandangan mereka terhadap lembaga tersebut.
4. Apa yang harus lembaga tersebut lakukan untuk publiknya.
5. Kenapa lembaga harus melakukan hal tersebut.
6. Apa perbedaan lembaga tersebut dengan lembaga lainnya.
Publik harus mendapat informasi tentang kebijakan yang sudah dilakukan
oleh lembaga tersebut. Dan apa yang menjadi kebijakan tersebut. apakah kebijakan
tersebut mendukung kenyamanan publik.
Lembaga membutuhkan citra untuk mendapat dukungan dari publiknya. Dan
kegiatan yang dilakukan public relation berorientasi pada pembentukan citra dan
pembentukan public internal. Langkah-langkah PR harus mengacu pada 6 pokok
rencana kerja PR. Acuan ini menggunakan proses komunikasi untuk mempengaruhi
individu dan menghasilkan niat baik serta saling pengertian demi sebuah perubahan.
Proses transfer perilaku ini dijelaskan dengan gambar berikut.
HOSTILITY SYMPATIC
PREJUDICE ACCEPTANCE
APATHY INTEREST
IGNORANCE KNOWLEDGE
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
Pola 6 pokok kerja PR sebagaimana dikemukakan Frank Jefkins sebagai
berikut :
1. Appreciation of the situation, dalam tahap ini riset atau penelitian adalah
bagian yang penting dalam proses ini. Riset yang dilaksanakan akan
membantu untuk lebih memahamimasalah yang sedang terjadi lalu mencari
solusi atas masalah tersebut. Setelah memahami masalah, praktis PR akan
membuat perencanaan program yang terbaik untuk mengatasi masalah. Riset
juga untuk melihat apakah program yang dibuat atau dilaksanakan itu
membawa perubahan, identifikasi yang akurat membantu mengantisipasi
masalah yang sama tidak terjadi lagi.
2. Definition of objectives, praktisi PR harus mengetahui sasaran program yang
dibuat dan dapat memprioritaskan masalah yang perlu diselesaikan termasuk
mempertimbangkan budget. Lalu praktisi PR tersebut menentukan tujuan
yang ingin dicapai dengan cara mengubah situasi negatif menjadi positif.
3. Definition of public, pada tahap ini praktisi PR harus mampu mengerti
karakteristik publik dengan siapa PR melakukan komunikasi. Dengan
demikian tujuan yang telah dibuat pada tahap kedua tercapai.
4. Selection of media and techniques, praktisi PR memilih media yang tepat
untuk berkomunikasi. Tercakup juga disini PR membuat strategi dan taktik
komunikasi. Salah memilih media akan mengakibatkan tidak terselesaikannya
masalah bahkan mungkinakan menimbulkan masalah baru baik bagi publik
maupun bagi managemen.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
5. Planning of budget, pelaksanaan strategi komunikasi yang telah tertuang
dalam program-program memerlukan biaya. Seorang praktisi PR yang baik
akan berusaha menjalankan program yang efektif tetapi menghabiskan biaya
minimum.
6. Assesment of result, pada tahap akhir, praktisi PR harus mengevaluasi seluruh
program yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibuat dengan menyebarkan
angket, quesioner, atau bentuk survei lainnya19
.
Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti hasil konstruksi citra pemerintah
kabupaten Mojokerto melalui pembangunan kampung majapahit, untuk memperkuat
citra kota Mojokerto dengan jati diri sebagai warisan budaya majapahit.
19
Frank Jefkins, public Relation Techniques, (jakarta:Erlangga 1992), Hal. 44