bab ii kajian teoritik a. deskripsi konseptualrepository.ump.ac.id/4922/3/bab ii.pdf · sebagai...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
a. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Menurut Sardiman (2007) Pemahaman atau Comprehension
adalah menguasai sesuatu dengan pikiran. Pengertian konsep menurut
Wardhani (2008) adalah ide (abstrak) yang dapat digunakan atau
memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan atau
menggolongkan suatu obyek. Menurut Djamarah (2002) konsep
merupakan suatu arti yang mewakili sejumlah obyek yang mempunyai
ciri-ciri yang sama.
Menurut Wardhani (2008) pemahaman konsep yaitu
kemampuan menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat , efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah. Menurut Permendikbud no 58
tahun 2014 Memahami konsep matematika merupakan kompetensi
dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan
konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan masalah, sedangkan pemahaman konsep menurut
Walle (2006) pemahaman konsep merupakan hubungan-hubungan
logis yang dikonstruksikan di dalamnya dan yang ada di dalam pikiran
6
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
7
sebagai bagian dari jaringan ide. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan pemahaman konsep merupakan kemampuan
dalam menerapkan apa yang telah diterima dan dipahami secara
efisien dan tepat, sehingga dari kemampuan tersebut mampu
memberikan contoh, gambaran dan penjelasan lebih luas.
Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu dari tujuan
pembelajaran matematika yang tercantum dalam Permendikbud
nomor 58 tahun 2014. Pemahaman konsep bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana siswa mampu menerima dan memahami
suatu konsep dari pada hanya menghafal seperti kebanyakan fakta
yang terjadi saat ini. Dengan memahami suatu konsep dapat
memudahkan siswa dalam mempelajari matematika. Dalam NCTM
(2000) juga disebutkan bahwa pemahaman konsep merupakan aspek
yang sangat penting dalam pembelajaran matematika, pembelajaran
matematika akan bermakna jika dibangun oleh sendiri dengan
demikian pemahaman tidak didapat secara paksaan.
b. Indikator-indikator Kemamapan Pemahaman Konsep Matematis
Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis menurut
Permendikbud no 58 tahun 2014 adalah :
1) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari
2) Mengklasifikasikan obyek-obyek berdasarkan dipenuhi tidaknya
persyaratan yang membentuk konsep tersebut
3) Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
8
4) Menerapkan konsep secara logis
5) Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari
konsep yang dipelajari
6) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk represntasi
matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model
matematika, atau cara lainya)
7) Mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun luar
matematika
8) Mengembangkan syarat perlu dan / atau syarat cukup suatu konsep
Selain itu Wardhani (2008) menyebutkan bahwa indikator siswa
memahami konsep matematis adalah mampu :
1) Menyatakan ulang sebuah konsep
2) Mengklasifikasikan obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai
dengan konsepnya
3) Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep
6) Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau
operasi tertentu
7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah
Dari uraian di atas, maka indikator pemahaman konsep
matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
9
1) Menyatakan ulang suatu konsep
Menyatakan ulang suatu konsep yaitu kemampuan siswa
untuk mengungkapkan kembali konsep dengan bahasa sendiri dari
yang telah disampaikan guru kepada siswa baik secara lisan
maupun tulisan. Sebagai contoh siswa dapat menyatakan ulang
definisi kubus, balok, diagoinal sisi, diagonal ruang dan lain-lain.
2) Mengklasifikasikan suatu obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai
dengan konsepnya
Mengklasifikasikan obyek menurut sifat tertentu sesuai
dengan konsep yaitu kemampuan siswa mengelompokan suatu
obyek menurut sifat-sifat yang sesuai dengan konsep yang telah
dipelajari. Sebagai contoh siswa dapat menggolongkan sifat-sifat
dari balok.
3) Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
yaitu kemampuan siswa dalam membedakan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep yang dipelajari. Sebagai contoh siswa
dapat membedakan mana yang merupakan bangun kubus dan
bukan kubus, balok dan bukan balok dari gambar yang disajikan
oleh guru.
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
10
4) Menyajikan suatu konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis (diagram, tabel, grafik, sketsa, model matematika atau
cara lainya)
Menyajikan suatu konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis merupakan siswa dalam mengemukakan konsep secara
matematis. Sebagai contoh siswa dapat menggambar jaring-jaring
dari suatu kubus yang memiliki panjang sisi 3 cm.
5) Menerapkan konsep secara logis pada pemecahan masalah baik
dalam konteks matematika maupun di luar matematika
Menerapkan konsep secara logis pada pemecahan masalah
baik dalam konteks matematika maupun di luar matematika
merupakan kemampuan siswa dalam menggunakan konsep dalam
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan matematika. Sebagai
contoh siswa dapat menerapkan konsep luas permukaan balok
pada masalah berikut, Ando akan membuat kotak PPP3K dari
triplek dengan ukuran panjang , lebar , dan . Jika
triplek milik Ando berukuran . Berapakah luas
triplek yang tidak terpakai?
6) Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep
merupakan kemampuan siswa menyelesaikan soal sesuai dengan
prosedur berdasarkan syarat cukup dan syarat perlu dari suatu
konsep. Sebagai contoh siswa dapat mengembangkan syarat perlu
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
11
dan syarat cukup untuk menyelesaikan soal berikut, jika sebuah
kotak kado berbentuk kubus memiliki volume , maka
tentukan luas permukaan dari kotak kado tersebut.
2. Gaya Belajar
Setiap manusia memiliki cara termudah bagi dirinya dalam
melakukan suatu hal, begitu juga dengan belajar. Setiap siswa memiliki
cara tersendiri yang dapat memudahkan mempelajari materi, baik itu
dengan cara melihat, mendengar atau dengan mempraktikan materi secara
langsung. Pada dasarnya setiap orang melakukan ketiga cara belajar
tersebut, namun ada dari salah satu cara belajar yang lebih cenderung
sering digunakan karena dirasa cara tersebut yang paling memudahkan.
Ketika seseorang telah mengetahui cara atau gaya belajarnya, maka akan
dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu dirinya lebih
cepat dan lebih mudah dalam belajar.
DePorter dan Hernacki (2003) mengungkapkan bahwa terdapat dua
kategori utama tentang bagaimana seseorang belajar, yaitu bagaimana
seseorang menyerap suatu informasi (modalitas) dan bagaimana cara
seseorang mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak).
Menurutnya gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana seseorang
menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gunawan
(2012) menyatakan bahwa gaya belajar merupakan cara yang lebih disukai
dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu
informasi. Menurut Lefever (2004) gaya belajar merupakan suatu cara
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
12
seseorang melihat atau mengerti hal-hal terbaik kemudian memproses atau
menggunakan apa yang telah dimengerti. Tiap orang mempunyai gaya
belajar sendiri sebagai ciri khasnya.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar merupakan cara yang lebih sering digunakan seseorang dalam
menyerap dan mengatur suatu informasi yang didapatkan dengan mudah.
Model gaya belajar yang digunakan adalah model Visual, Auditori
dan Kinestetik (VAK). Model VAK adalah dasar bagi Neuro-Linguistik-
Programming (NLP- kajian tentang “kata-kata dan syaraf”), yang
memperhitungkan melalui modalitas (indra) mana seseorang memproses
dan menyimpan suatu informasi. Model VAK diciptakan pada tahun
1970-an, dan sekarang digunakan secara luas untuk konseling,
pembelajaran, dan penelitian komunikasi.( Prashnig, 2007)
Adapun pembagian gaya belajar menurut Bandler-Grinder sebagai
beikut:
a. Gaya Belajar Visual
Menurut Windura (2008) gaya belajar visual adalah gaya
belajar yang lebih banyak menggunakan indera penglihatan, baik
berupa gambar maupun berupa tulisan. DePorter dan Hernacki (2003)
mengemukakan bahwa orang-orang visual belajar melalui apa yang
mereka lihat. senada dengan itu, Gunawan (2012) menyatakan bahwa
seseorang yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual akan
sangat mudah melihat atau membayangkan apa yang dibicarakan.
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
13
Mereka sering melihat gambaran yang berhubungan dengan kata atau
perasaan dan mereka akan mengerti suatu informasi bila mereka
melihat kejadian, melihat informasi tertulis atau dalam bentuk
gambar. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar visual merupakan cara belajar seseorang lebih dominan
menggunakan indera penglihatan dalam menerima dan mengolah
informasi.
Seseorang dengan gaya belajar visual (visual learner)
merupakan individu yang lebih dominan menggunakan indera
penglihatan. Berikut ini ciri-ciri seseorang dengan gaya belajar visual
menurut DePorter dan Hernacki (2003) , diantaranya ialah :
1. Rapi dan teratur
2. Berbicara dengan cepat
3. Perencanaan dan pengatur jangka panjang yang baik
4. Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian, maupun
presentasi
5. Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya
dalam pikiran mereka
6. Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar
7. Mengingat dengan asosiasi visual
8. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
14
9. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali
jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk
mengulanginya
10. Pembaca cepat dan tekun
11. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
12. Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan
bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang
suatu masalah atau proyek
13. Mencoret-coret tanpa arti selama bebicara di telepon dan dalam
rapat
14. Lupa meyampaikan pesan verbal kepada orang lain
15. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau
tidak
16. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
17. Lebih suka seni dari pada musik
18. Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin
memperhatikan
19. Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak
pandai memilih kata-kata
b. Gaya Belajar Auditori
DePorter dan Hernacki (2003) menyatakan bahwa orang-orang
auditori belajar melalui apa yang mereka dengar. Senada dengannya,
Gunawan (2012) menyatakan bahwa orang-orang auditorial
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
15
mengeskpresikan diri mereka melalui suara, baik itu melalui
komunikasi internal dengan diri sendiri maupun eksternal dengan
orang lain, bila hendak menuliskan sesuatu, orang auditorial akan
mendengarkan suara dari apa yang akan Ia tulis. Bila Ia harus bertemu
dan akan berbicara dengan seseorang yang baru Ia kenal, Ia akan
melakukan latihan mental mengenai apa saja yang akan Ia katakan
dan bagaimana cara mengatakanya. Selain itu, Windura (2008)
menyatakan bahwa seseorang yang memiliki gaya belajar auditorial
menggunakan indera pendengaran lebih dominan, seperti suara, musik
atau pembicaraan lisan.
Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar auditorial adalah cara belajar seseorang lebih dominan
menggunakan indera pendengaran dalam menerima dan mengolah
suatu informasi.
DePorter dan Hernacki (2003) menyatakan ciri-ciri individu
dengan gaya belajar auditorial adalah sebagai berikut:
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
2) Mudah terganggu oleh keributan
3) Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku
ketika membaca
4) Senang memebaca dengan keras dan mendengarkan
5) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan
warna suar
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
16
6) Merasa kesuliatan untuk menulis, tetapi hebat unutk bercerita
7) Berbicara dengan irama yang terpola
8) Biasanya pembicara yang fasih
9) Lebih suka musik dari pada seni
10) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan dari pada yang dilihat
11) Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan
panjang lebar
12) Mempunyai masalah dengan pekerjaan yang melibatkan
visualisasi
13) Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskanya
14) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
c. Gaya Belajar Kinestetik
Menurut Gunawan (2012) orang yang memiliki gaya belajar
kinestetik sangat peka terhadap perasaan atau emosi dan pada sensasi
sentuhan dan gerakan. Senada dengannya, Windura (2008)
menyatakan bahwa gaya belajar kinestetik lebih dominan
menggunakan gerakan atau praktik langsung dan juga kekuatan
perasaan. Selain itu, DePorter dan Hernacki (2003) juga menegaskan
bahwa melalui sentuhan dan gerakanlah pelajar kinestetik belajar.
Dari pernyataan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa gaya belajar kinestetik adalah cara belajar seseorang yang lebih
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
17
mudah menerima dan memproses suatu informasi yang didapat
dengan cara menggunakan praktik ataupun dengan gerakan.
Ciri-ciri individu dengan gaya belajar kinestetik menurut
DePorter dan Hernacki (2003)
1) Berbicara dengan perlahan
2) Menanggapi perhatian fisik
3) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan seseorang
5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak
6) Mempunyai perkembangaan awal otot-otot yang besar
7) Belajar melalui manipulasi dan praktik
8) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
9) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
10) Banyak menggunakan isyarat tubuh
11) Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama
12) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang
telah pernah berada di tempat itu
13) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
14) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot
15) Kemungkinan tulisanya jelek
16) Ingin melakukan segala sesuatu
Berdasarkan pengelompokan gaya belajar yang dikembangkan oleh
Richard Bandler dan John Grinder yaitu gaya belajar visual, auditori, dan
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
18
kinestetik, dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket gaya belajar
untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa. siswa dikelompokan
ke dalam gaya belajar tersebut dengan aturan sebagai berikut:
a. Siswa termasuk ke dalam salah satu kelompok gaya belajar tertentu
apabila memperoleh jumlah skor tertinggi pada salah satu gaya
belajar.
Total skor = Jumlah skor setuju
b. Siswa yang memperoleh skor tertinggi yang sama pada dua atau tiga
gaya belajar maka siswa tersebut tidak termasuk dalam kelompok
gaya belajar tertentu.
Berdasarkan aturan di atas, siswa yang memiliki dua atau tiga gaya
belajar sekaligus dalam penelitian ini tidak terpilih sebagai subjek
penelitian.
3. Materi
Pokok Materi : Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok)
Kelas : VIII
Semester : II
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, dan bagian
bagianya serta menentukan ukuranya
Kompetensi Dasar : 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagianya
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan
limas
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
19
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma dan limas
Indikator : 5.1.1 Menyebutkan unsur-unsur kubus
5.1.2 Menyebutkan unsur-unsur balok
5.2.1 Membuat jaring-jaring kubus
5.2.2 membuat jaring-jaring balok
5.3.1 Menghitung luas permukaan kubus
5.3.2 Menghitung volume kubus
5.3.3 Menghitung luas permukaan balok
5.3.4 Menghitung volume balok
B. Penelitian Relevan
Sari, dkk (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan peningkatan pemahaman konsep matematis antara siswa yang
mendapat pembelajaran pendekatan konstektual dengan gaya belajar VAK
dan ekspositori. Setiowati (2015) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
siswa prestasi tinggi sudah dapat memahami soal serta menguasai semua
indikator pemahaman konsep matematis dengan baik dan siswa prestasi
sedang sudah memahami soal serta menguasai semua indikator kemampuan
pemahaman konsep matematis dengan cukup baik, sedangkan untuk siswa
prestasi rendah kurang mamp menguasai soal serta tidak dapat menguasai
semua indikator kemampuan pemahaman konsep matematis.
Beberapa penelitian mengacu pada kemampuan pemahaman konsep
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
20
matematis, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada tinjaunya,
subyek dan lokasi penelitian. Pada penelitian ini tinjauanya adalah gaya
belajar, dilaksanakan di SMP N 1 Ajibarang dan SMP N 4 Purwokerto, dan
terfokus pada kemampuan pemahaman konsep matematis pada siswa kelas
VIII.
C. Kerangka Pikir
Kemampuan pemahaman konsep matematis merupakan kemampuan
yang penting dalam pembelajaran matematika. Kemampuan pemahaman
konsep merupakan modal dalam memepelajari matematika. Jika siswa dapat
menyatakan ulang konsep, mengklasifikasikan obyek berdasarkan persyaratan
tertentu,, menerapkan konsep secara logis, mampu memberikan contoh atau
non contoh dari suatu konsep, menyajikan suatu konsep dalam berbagai
representasi matematis, dan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup,
maka siswa akan mudah dalam mempelajari keseluruhan materi yang ada
dalam matematika.
Kemampuan seseorang memahami konsep berhubungan erat dengan
bagaimana cara seseorang memperoleh pengetahauan/belajar. Pengetahuan
dapat diperoleh melalui pegalaman langsung melalui obyek. Cara seseorang
memperoleh pengetahuan dapat disebut sebagai gaya belajar, dimana gaya
belajar merupakan cara yang lebih sering digunakan seseorang dalam
menyerap dan mengatur suatu informasi yang didapatkan. Seorang siswa akan
lebih mudah dalam memahami konsep materi yang diberikan jika menerima
dan mengolah informasi sesuai dengan gaya belajarnya. Dengan adanya
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016
21
perbedaan gaya belajar pada setiap siswa tersebut maka pada penelitian ini
akan dilihat bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
SMP kelas VIII jika ditinjau dari gaya belajar.
Deskripsi Kemampuan Pemahaman..., Chulafa Alfirdaus, FKIP, UMP, 2016