bab ii kajian pustaka a. kemampuan kognitif anak usia …repository.ump.ac.id/6607/3/bab ii_desy...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini
1. Pengertian Kemampuan Kognitif
Dalam prespektif pemrosesan informasi, pembelajaran dipandang
sebagai proses memasukan informasi kedalam memori, mempertahankan,
dan kemudian mengungkapkannya kembali untuk tujuan tertentu
dikemudian hari. Bagaimana peserta didik menyimpan dan menyebarkan
informasi, bagaimana ia mengambil kembali informasi untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas belajar yang komplek, jelas, menuntut
adanya ketrampilan kognitif, seperti persepsi, atensi, memori, dan
sebagainya.
Pengertian kognitif menurut Chaplin (dalam Desmita: 2011: 97)
menjelaskan bahwa “kognisi adalah konsep umum yang mencakup semua
bentuk pengenalan, termasuk didalamnya mengamati, melihat,
memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan,
memperkirakan, menduga dan menilai”
Menurut Patmodewo (2008: 27) kognitif adalah pengertian yang
luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang
mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan
untuk menggunakan pengetahuan. Sejalan dengan hal ini Haditono (2006:
216) kognitif mengandung arti proses berfikir dan proses mengamati yang
7
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
8
menghasilkan, memperoleh, menyimpan, dan memproduksiyang membuat
setiap orang mengatur dunia dengan caranya sendiri.
Pengertian kognitif menurut Sujiono, dkk (2008) adalah proses
berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan menilai dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.Kognitif berhubungan
dengan intelegensi. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang
merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan
intelegensi lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau
perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau
perilaku. Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi, (pembuahan)
namun terwujud atau tidaknya potensi kognitif tergantung dari lingkungan
dan kesempatan yang diberikan.
Menurut Dariyo (2011) perkembangan kognitif berhubungan
dengan meningkatnya kemampuan berpikir (thinking), memecahkan
masalah (problem solving), mengambil keputusan (decision making),
kecerdasan (intelligence), bakat (aptitude). Optimalisasi perkembangan
kognitif sangat dipengaruhi oleh kematangan fisiologis, terutama pada
bayi maupun anak-anak, seorang anak akan dapat melakukan koordinasi
gerakan tangan, kaki maupun kepala secara sadar, setelah syaraf-syaraf
maupun otot-otot bagian organ-organ tersebut sudah berkembang secara
memadai, artinya kemampuan kogntif harus di iringi dengan kematangan
fisiologis sehingga perkembangan kognitif makin baik dan koordinatif.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
9
Teori lain mengenai perkembangan kognitif menurut Vygotsky
(dalam Solso, 2007: 398-399) dia menolak determinisme biologis yang
ketat dan menyatakan bahwa perkembangan didahului oleh proses belajar.
Pikiran dan bahasa diyakini Vygostsky sebagai dua hal yang tidak saling
tergantung,di mana pikiran terbentuk secara biologis,sementara bahasa
merupakan bentukan sosial. Integrasi terjadi ketika anak menghubungkan
pikiran, bahasa,dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkunganya
melalui aktivitas pemberian nama.
Seiring dengan perkembangan kognitifnya, anak-anak usia
sekolah mulai berusaha mengetahui tentang pikirannya sendiri, tentang
bagaimana ia belajar dan mengingat situasi-situasi yang dialami setiap
hari, mulai menyadari proses-proses kognitifnya dan bagaimana seseorang
dapatmeningkatkan penilaian kognitif mereka, serta memilih strategi yang
cocok untuk meningkatkan kinerja kognitif mereka.
Piaget menekankan bahwa anak-anak secara aktif membangun
dunia-dunia kognitif mereka sendiri, informasi dari lingkungan tidak
begitu saja dituangkan kedalam pikiran-pikiran mereka. Ia menemukan
bagaimana anak-anak pada tahapan-tahapan yang berbeda dalam
perkembangan mereka memandang dunia ini dan bagaimana perubahan
yang sistematis itu terjadi dalam pikiran mereka piaget (dalam Santrock
2007).
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
10
Anak memainkan peran aktif didalam menyusun pengetahuannya
mengenai realitas, anak tidak pasif menerima informasi.Kognitif adalah
salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Teori kognitif lebih
menekankan bagaimana proses atau upaya untuk meningkatkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain, oleh sebab itu
kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada
aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan
merespon terhadap stimulus yang dating kepada dirinya.
Jadi dapat disimpulkan kognitif adalah semua aktivitas yang
berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi,
yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan atau semua
proses berpikir yang berkaitan denganbagaimana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, dan memikirkan suatu
peristiwa dengan peristiwa lainnya serta mempertimbangkan segala
sesuatu yang diamati dari dunia sekitar.
2. Proses Perkembangan Kognitif
Teori Piaget (dalam Santrock 2007) mengatakan tentang proses
perkembangan kognitif pada anak usia dini. Proses proses perkembangan
meliputi skema (aksi atau representasi mental yang mengorganisasikan
pengetahuan), asimilasi (konsep piaget mengenai penggabungan informasi
baru kedalam pengetahuan yang ada atau skema),
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
11
akomodasi (konsep piaget mengenai pembentukan skema agar sesuai
dengan informasi dan pengalaman baru), organisasi (konsep piaget
mengenai pengelompokan perilaku terisolasi menjadi sistem kognitif pada
tingkat lebih tinggi yang berfungsi lancar pengelompokan atau pengaturan
item kedalam kategori), penyeimbangan (mekanisme yang diajukan piaget
untuk menjelaskan cara anak berpindah dari satu tahap berpikir ke tahap
berikutnya).
3. Tahap Perkembangan Kognitif
Arah tahapan perkembangan anak menurut Yusuf (2010) yaitu:
a. Usia 4 sampai 6 minggu bayi dapat menguasai otot ocular motornya
b. Usia 16 sampai 28 minggu bayi dapat menguasai otot-otot yang
menyanggah kepalanya, dan menggerakan tangannya, ia mulai dapat
meraih benda-benda.
c. Usia 28 sampai 40 minggu, ia dapat menguasai badan dan tangannya,
ia mulai dapat duduk, menangkap dan mempermainkan benda-benda
d. Tahun kedua, anak sudah pandai berjalan, berlari, dapat menggunakan
kata-kata dan mengenal identitasnya (seperti namanya)
e. Tahun ketiga, anak dapat bicara dengan kalimat dan menggunakan
kata-kata sebagai alat berpikir
f. Tahun keempat, anak mulai bertanya dan berdiri sendiri
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
12
g. Tahun kelima, anak telah matang dalam menguasai gerak gerik
motoriknya, ia dapat melompat-lompat, bercerita agak lebih panjang,
suka bermain berkawan.
Empat tahapan perkembangan kognitif dari Piaget (dalam Santrock 2007)
a. Tahapan sensorimotor berlangsung dari kelahiran sampai kira-kirausia
dua tahun. Dalam tahapan ini bayi membentuk pemahaman tentang
dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensorik
(seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan fisik motorik oleh
karena itu disebut “ sensorimotor “. Pada awal tahapan ini bayi yang
abru lahir hanya memiliki pola perilaku reflex. Pada akhir tahapan
sensorimotor, anak berusia dua tahun mampu menghasilkan pola-pola
sensorimotor yang kompleks dan menggunakan simbol-simbol
primitif. Bayi memperoleh pengetahuan tentang dunia dari tindakan-
tindakan fisik yang mereka lakukan. Bayi mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensorik dengan tindakan-tindakan fisik.
Seorang berkembang dari tindakan refleksif, instingtif pada saat
kelahiran hingga berkembangnya pemikiran simbolik awal, pada akhir
tahapan ini. Sub tahapan perkembangan kognitif sensorimotor menurut
Piaget (dalam Papalia, 2010) yaitu 1. Menggunakan reflex (0-1 bulan)
mulai menghisap ketika putting payudara ibunya berada dalam
mulutnya; 2. Reaksi sirkular primer (1-4 bulan) mampu mengadaptasi
isapannya pada putting karet; 3. Reaksi sirkular sekunder (4-8 bulan)
mendorong sereal kering dari kursinya dan mengamati tiap keeping
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
13
yang jatuh ke lantai; 4. Koordinasi skema sekunder (8-12 bulan)
merangkak menyebrangi ruangan untuk mendapatkan mainan yang
diinginkannya; 5. Reaksi sirkular tersier (12-18 bulan) mereka
mencoba aktifitas baru dan menggunakan pemecahan masalah trial and
error, misalnya anak mengguncang lonceng yang berbeda untuk
mendengarkan suara mereka; 6. Kombinasi mental (18-24 bulan) batita
mulai menunjukan pemahaman, mereka dapat menggunakan symbol,
seperti gerak tubuh dan kata, dan dapat berpura-pura.
b. Praoprasional usia 2 tahun hingga 7 tahun anak mulai menggunakan
gambaran-gambaran mental untuk memahami dunianya. Pemikiran-
pemikiran simbolik, yang direfleksikan dalam penggunaan kata-kata
dan gambar-gambar mulai digunakan dalam penggambaran mental,
yang melampaui hubungan informasi sensorik dengan tindakan fisik.
Akan tetapi, ada beberapa hambatan dalam pemikiran anak pada
tahapan ini, seperti egosentrisme dan sentralisasi.
c. Operasional konkrit usia 7 hingga 11 tahun, anak mampu berpikir logis
mengenai kejadian kejadian konkrit, memahami konsep percakapan,
mengorganisasikan objek menjadi kelas-kelas hierarki (klasifikasi) dan
menempatkan objek-objek dalam urutan yang teratur (serialisasi).
d. Operasional Formal usia 11 tahun hingga masa dewasa, remaja
berpikir secara lebih abstrak, idealis, dan logis (hipotesis-deduktif).
Tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget (dalam
Patmonodewo 2008: 27) yaitu sensorimotor (0-2 tahun) anak pada usia ini
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
14
mulai lebih mampu membedakan hal-hal yang diamati, anak-anak belajar
melalui indra dan penglihatannya; praoprasional (2-7 tahun) tahap
praoprasional adalah fungsi simbolik, anak anak mulai belajar
menggunakan pemikirannya, tahapan bantuan kehadiran sesuatu
dilingkungannya anak mampu mengingat kembali symbol-simbol dan
membayangkan benda yang tidak tampak secara fisik; kongkret
praoprasional , formal praoprasiona.
Tahap perkembangan kognitif menurut piaget (dalam Haditono:
2006) piaget membagi menjadi beberapa stadium diantaranya:
a. Stadium Sensori-motorik (0-18 atau 24 bulan) anak yang masih bayi
menunjukan tindakan tindakan intelegen, dalam tindakan-tindakan
intelegen Nampak gerakan-gerakan reflex yang pertama membawa kea
rah penguasaan pengetahuan mengenai dunia luar misalnya: bayi
mengikuti objek yang bergerak dengan mata sampai objek menghilang,
perhatian segera hilang dan memandang sebentar pada tempat objek
menghilang
b. Stadium Pra-oprasional (18 bulan-7 tahun) stadium praoprasional
dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan
simbolis, imitasi, serta bayangan dalam mental, semua proses ini
menunjukan bahwa anak sudah mampu melakukan tingkah laku
simbolis;
Tahap perkembangan kognitif menurut piaget (dalam Desmita
2011: 101) adalah sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
15
a. Tahap Sensorimotor (usia 0-2 tahun) bayi bergerak dari tindakan reflex
instinktif pada saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi
membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengoordinasian
pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik.
b. Tahap Praoprasional (usia 2-7 tahun) anak mulai mempresentasikan
dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Kata-kata dan gambar-
gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan
melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.
Metode yang digunakan adalah menggunakan metode demonstrasi
sementara pengertian dari metode itu sendiri adalah cara
menyampaikan/mentrasfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak usia TK
sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik.
Berdasarkan permasalahan yang ditemui pada saat penelitian
penulis menggunakan ”metode demostrasi tanaman obat-obatan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif”.
Penggunaan media yang menyentuh aspek kognitif juga harus
mampu mengimbangi aspek afeksi, keseimbangan antara perkembangan
afektif dan kognitif sangat penting bagi perkembangan jiwa anak. Dan
media yang akan peneliti pakai adalah menggunakan media tanaman obat-
obatan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
16
B. Metode Demonstrasi melalui Media Tanaman Obat-obatan di TK
1. Pengertian Metode Demonstrasi
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode
demonstrasi karena dalam pembelajaran ini peneliti akan memberikan
penjelasan pada anak tentang tanaman obat-obatan, dari mulai tekstur, bau,
jenis, dan manfaatnya.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009) metode demonstrasi
merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa
mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana cara
membuatnya?; terdiri dari bahan apa?; bagaimana cara mengaturnya?;
bagaimana proses bekerjanya?; bagaimana proses mengerjakannya?.
Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang guru atau
seorang demonstrator (atau orang luar yang sengaja diminta) atau seorang
siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya
demonstrasi proses pembuatan obat tradisional menggunakan tanaman
obat-obatan.
Metode demonstrasi menurut Sanjaya (2010: 152) metode
demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode
penyajian demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan oleh guru.
Menurut Moeslichatoen (2004: 7) Metode merupakan bagian dari
strategi kegiatan.Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
17
dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya
merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Sebagaimana
dikemukakan bahwa metode ini merupakan cara yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Sebagai alat untuk
mencapai tujuan tidak selamanya berfungsi secara memadai. Oleh karena
itu, dalam memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam program
kegiatan anak ditaman kanak-kanak guru perlu mempunyai alasan yang
kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut,
seperti: karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang diajar.
Menurut Moeslichatun (2004: 7) ada beberapa metode pengajaran
dimensi perkembangan anak TK yaitu bermain merupakan kegiatan yang
memberikan kepuasan bagi diri sendiri.Melalui bermain anak mempunyai
pembatasan dan memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang
memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri yang
lebih ditekankan pada caranya dari pada hasil yang diperoleh dari kegiatan
itu, karyawisata bagi anak TK karyawisata berarti memperoleh
kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi atau mengkaji
segala sesuatu secara langsung. Karyawisata juga berarti membawa anak
TK ke objek-objek tertentu sebagai pengayaan, pengajaran pemberian
pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak didalam kelas,
bercakap-cakap yaitu saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan
secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif, bercerita
merupakan cara untuk meneruskan budaya dari satu generasi ke generasi
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
18
berikutnya, demonstrasi berarti menunjukan, mengerjakan, dan
menjelaskan. Jadi dalam demonstrasi kita menunjukan dan menjelaskan
cara-cara mengerjakan sesuatu, proyek adalah suatu metode yang
digunakan untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang
dialami anak dalam kehidupan sehari-hari, pemberian tugas merupakan
pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus dikerjakan oleh anak yang
mendapat tugas.
Dan menurut Jeannette (dalam Yus 2011: 168) bila anak belajar
dengan cara melakukan akan memberi peluang sebesar 90% berhasil.
Salah satu metode belajar yang memberi peluang yaitu metode
demonstrasi. Dengan metode demonstrasi anak diminta untuk menunjukan
apa yang telah diketahuinya.
Menurut Sudjana (2010: 83) demonstrasi dan eksperimen
merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para
siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta
(data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode
mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu.
Sedangkan menurut Sagala (2011: 210) metode demonstrasi adalah
merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan dengan metode-
metode mengajar lainnya. Metode demostrasi adalah pertunjukan tentang
proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan
tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh
peserta didik, secara nyata atau tiruan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
19
Sedangkan menurut (Sujiono: 2008) metode adalah cara-cara yang
digunakan guru dalam menyajikan suatu materi pembelajaran atau
permainan dengan memperhatikan keseluruhan situasi belajar dan bermain
untuk mencapai suatu tujuan. Dan metode demonstrasi menurut Sujiono
metode demonstrasi digunakan untuk membangun pengetahuan pada anak,
yaitu dengan cara menunjukan atau memperagakan suatu tahapan
kejadian, proses dan peristiwa.
Menurut Bahri dan Zain (2010: 90) metode demonstrasi adalah
cara penyajian pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan
kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan
penjelasan lisan.
Sedangkan menurut Pupuh dan Sobri (2010) metode demonstrasi
dalam hubungannya dengan penyajian informasi dapat diartikan sebagai
upaya peragaan tentang suatu cara melakukan sesuatu. Metode
demonstrasi ini adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan dan, urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung, maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar
adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
20
mempertunjukan kepada siswa tentang sesuatu, proses, atau benda tertentu
dan disertai dengan penjelasan lisan.
2. Kebaikan atau keuntungan metode demonstrasi
Adapun Kebaikan atau Keuntungan Demonstrasi, Metode
demonstrasi mempunyai kelebihan seperti dikemukakan oleh Hasibuan
dan Moedjiono (2009):
a. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang di anggap
penting oleh pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang
penting. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar
dan tidak tertuju kepada hal lain.
b. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru, sebab siswa
memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.
c. Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan
memperoleh pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan
dan ketrampilan
d. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa, akan dapat
dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.
Kelebihan metode demonstrasi menurut Sagala (2011: 211)
sebagai berikut:
a) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi perhatian murid dapat
dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal
yang penting itu dapat diamati secara teliti, di samping itu perhatian siswa
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
21
pun dapat lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan
tidak kepada yang lainnya;
b) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat membimbing
peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang
sama;
c) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi ekonomis dalam jam
pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat
diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek;
d) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat mengurangi
kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau
mendengarkan, karna murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil
pengamatannya;
e) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi karena gerakan dan
proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan yang banyak;
f) Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi bebrapa persoalan
yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu
proses demonstrasi.
Menurut Sanjaya (2010: 150) kelebihan metode demonstrasi
sebagai diantaranya melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme
akan dapat dihindari sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan
pelajaran yang dijelaskan, Proses pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar,
tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi, Siswa akan memiliki
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
22
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan dengan cara
mengamati secara langsung.
Menurut Bahri dan Zain (2010) kelebihan metode demonstrasi
diantaranya: dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih
konkrit, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata
atau kalimat), siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, proses
pengajaran lebih menarik, siswa dirancang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya
sendiri.
Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari
hal hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid
dan melalui prosedur yang benar dapat pula dimengerti materi yang
disajikan.
3. Kelemahan Metode Demonstrasi
Selain mempunyai kelebihan, metode demonstrasi juga
mempunyai kelemahan yang dapat menghambat proses pembelajaran,
seperti dikemukakan oleh Sagala (2011: 212) kelemahanya adalah sebagai
berikut: derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat
atau mengamati secara keseluruhan benda atau peristiwa yang
didemonstrasikan kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol;
untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat yang khusus, kadang
kadang alat itu sukar didapat., demonstrasi merupakan metode yang tak
wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama;
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
23
tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas; memerlukan
banyak waktu sedangkan hasil kadang-kadang sangat minimum; kadang-
kadang proses yang dilakukan didalam kelas akan berbeda jikalau proses
itu didemonstrasikan didalam situasi nyata atau sebenarnya; agar
didemonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian dan
kesabaran. Kadang-kadang ketelitian itu diabaikan sehingga apa yang
diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2009) kelemahan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut: pertama demonstrasi akan merupakan
metode yang tidak wajar bila alat atau benda yang didemonstrasikan tidak
dapat diamati dengan jelas oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil atau
penjelasannya tidak terang; kedua demonstrasi tidak efektif bila tidak
diikuti kegiatan yang memungkinkan siswa ikut mencoba, yang
merupakan pengalaman yang berharga bagi siswa; ketiga kadang-kadang
suatu demonstrasi menjadi kurang bermakna bila tidak dilakukan ditempat
yang sebenarnya.
Kelemahan demonstrasi menurut Sanjaya (2010: 153) sebagai
berikut: a) metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang
sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga
dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi, b) metode demonstrasi
memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai yang
berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
dibandingkan dengan ceramah, c) demonstrasi memerlukan kemampuan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
24
dan ketrampilan guru yang khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja
lebih professional.
Kekurangan metode demonstrasi menurut Bahri Dan Zain (2010:
91)adalah:
1. Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus, Karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak
selalu tersedia dengan baik
3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin
terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
4. Tujuan Metode Demonstrasi
Setelah melihat kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi
selanjutnya adalah tujuan demonstrasi, sesuai dengan definisi metode
demonstrasi yaitu memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa
tentang sesuatu, proses atau benda tertentu, dan disertai dengan penjelasan
lisan, maka tujuan metode demonstrasi, menurut Sagala (2010) tujuan
metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu
peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya, dan kemudahan untuk
dipahami oleh siswa dalam pengajaran kelas. anak dibimbing dan
diarahkan untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu sebagai
hasil dari pengamatan kedua indra itu dapat menambah penguasaan materi
pelajaran yang diberikan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
25
Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses
pembelajaran menurut Pupuh dan Sobry (2010) adalah untuk memperjelas
pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau
proses terjadinya sesuatu
5. Media Tanaman Obat-obatan di Taman Kanak-kanak
Media saat ini tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu mengajar
melainkan juga mampu berfungsi sebagai pembawa informasi atau pesan
instruksional yang diperlukan anak. Oleh karena itu fungsi guru saat ini
lebih mengarah kepada proses memberikan bimbingan kepada anak
sebagai indifidu yang belajar.
Dalam kaitannya dengan pengembangan kognitf anak media
apapun yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar ditaman
kanak-kanak adalah untuk belajar sambil bermain. Suasana belajar yang
penuh tawa dan gerak dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk permainan
dan kegiatan-kegiatan kreatif.
Kegiatan pembelajaran yang hanya dilakukan dikelas dengan
media gambar secara terus menerusakan membuat anak sangat merasa
bosan dan tidak dapat bereksplorasi dan bereksperimen. Potensi seorang
anak akan berkembang melalui pengalaman atau rangsangan yang
diterimanya.
Melalui kegiatan pembelajaran dengan media tanaman obat-obatan
anak dapat mengalami sendiri proses belajar yang bertautan dengan alam
sekitar yang dapat dilakukan di dalam dan di luar kelas. Anak diberikan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
26
kebebasan untuk mengembangkan imajinasinya sendiri secara kreatif.
Belajar dengan media tanaman obat-obatan akan tidak terasa menjemukan,
sehingga anak dapat menemukan dan mengkontruksi sendiri pengetahuan
dan pengalamannya tentang tanaman obat-obatan.
Media menurut Robert (dalam Sanjaya, 2012) media adalah
sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerimaan
(receiver) informasi.
Menurut (Arsyad: 2009) kata media berasal dari bahasa latin
medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟.
Menurut (Sujiono: 2008) media berasal dari bahasa latin yang artinya
“antara”. Pengertian tersebut menggambarkan suatu perantaraan dalam
penyampaian informasi dalam suatu sumber kepada penerima.
Menurut Sanjaya (2012) media adalah perantara dari sumber
informasi ke penerima informasi, contoh video, televisi, computer dan lain
sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach dan elly (dalam Arsyad 2009)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Menurut Bahri dan Zain (2010: 122) Media adalah alat bantu
dalam proses belajar mengajar. Dan gurulah yang mempergunakannya
untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Dan menurut Gagne (dalam Sujiono: 2008) media adalah berbagai jenis
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
27
komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendorong anak untuk
belajar.
Tanaman obat yang sering kita jumpai di lingkungan, pasti banyak
dari kita yang tidak mengetahui akan manfaat yang terkandung dari
tanaman obat tersebut, kita sebagai orang dewasa saja belum mengerti
betul akan tanaman obat tersebut, apalagi anak-anak kita yang seharusnya
mendapat pengetahuan seperti ini dari guru bahkan orang tua sendiri, kita
lebih sering menggunakan cara mudah yaitu membeli obat yang ada di
toko obat, disamping praktis, prosesnya pun tidak begitu lama, sehingga
banyak dari masyarakat menggunakan obat yang sudah dalam bentuk jadi,
padahal tanpa kita sadari tanaman yang berada di lingkungan sekitar kita
banyak sekali manfaatnya, seperti tanaman obat betadin, seperti tanaman
cocor bebek dan lain-lain, hanya sedikit dari kita untuk mengetahui bentuk
tanaman apa saja yang bisa digunakan, maka tujuan saya menggunakan
media tanaman obat-obatan adalah agar anak mengerti sejak dini tanaman
obat yang ada disekitar kita untuk bisa digunakan jika dibutuhkan, dan ini
sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak usia
dini, agar kognitifnya terasah sejak dini, karena pada masa ini merupakan
masa keemasan bagi anak, sehingga mudah untuk memahami dan
mengingat tentang penjelasan yang akan peneliti sampaikan, dan yang
pasti anak-anak akan mengalami langsung bagaimana cara membuat obat,
melihat bentuk, tekstur dan bau dari tanaman obat-obatan, karena peneliti
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
28
akan menggunakan metode demonstrasi sehingga anak akan mengalami
langsung dan berbepan aktif dalam proses pembelajarannya nanti.
6. Langkah-langkah Metode Demonstrasi dengan Media Tanaman
Obat-obatan
Dalam pembelajaran di TK yang sering kita jumpai adalah
pembelajaran didalam kelas dengan menggunakan LKA, jadi Peneliti akan
mengadakan pembelajaran di dalam kelas dengan metode demonstrasi, Ini
dilakukan untuk mengurangi rasa jenuh anak yang selalu belajar di dalam
ruangan menggunakan LKA, peneliti berharap pembelajaran ini akan
berhasil karena peneliti akan menggunakan konsep belajar seraya bermain,
sehingga anak senang, riang dan gembira.
Adapun beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan kognitif anak seperti permainan “ Tebak
Nama “ semua tanaman obat-obatan di letakan diatas meja meliputi
tanaman yang berasal dari buah, daun dan umbi, guru mengenalkan dulu
macam macam nama serta manfaatnya, kemudian mintalah anak untuk
menirukan apa yang diucapkan guru, setelah itu guru menunjuk anak satu
persatu untuk menyebutkan nama dan manfaat tanaman obat-obatan,
kemudian anak diminta untuk mengambil tanaman yang disukai anak
dengan menyebutkan fungsinya. Tujuan dari permainan ini adalah member
pengetahuan pada anak tentang macam macam tanaman obat-obatan dan
mampu membedakannya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
29
Permainan “Bedak Stur” adalah permainan membedakan tekstur
dari macam-macam tanaman obat-obatan pertama guru mengenalkan
semua tekstur dari tanaman obat obatan mintalah anak untuk melihat lebih
dekat dan meraba satu persatu, permainanya anak berbaris membentuk
kereta dan satu persatu dari anak mengambil satu dari banyak tanaman
obat obatan yang berada dalam satu wadah besar yang dicampur jadi satu
mintalah anak untuk meraba satu persatu dari benda yang dipegangnya.
Tujuannya supaya anak tidak keliru dalam membedakan tekstur dari
masing-masing tanaman obat-obatan.
Permainan “ Apoteker Kecil “ di dalam permainan ini anak akan
menjadi apoteker kecil membuat obat-obatan dari tanaman tradisional,
ambil salah satu tanaman obat obatan yang guru perintahkan misalnya
tanaman cocor bebek untuk mengobati sakit gigi, mintalah anak untuk
mencari satu teman, membentuk 10 kelompok dan satu kelompok berisi
dua anak, salah satu anak menjadi apoteker dan anak yang satunya
menjadi pasiennya, mintalah anak untuk memeras jeruk nipis sampai
keluar airnya ke dalam wadah yang sudah disediakan kemudian guru
memberi madu dan anak diminta untuk mengaduknya secara merata dan
siap di minum untuk mengobati batuk. Tujuan permainan ini adalah
supaya anak mengetahui bagaimana cara pembuatan obat menggunakan
tanaman obat-obatan.
Permainan “ pasang pintar “ ajak anak ke apotik hidup yang berada
di dekat sekolah TK, kemudian kenalkan kepada mereka asal mula dari
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
30
tanaman obat obatan, mintalah anak untuk memasangkan sesuai dengan
pasangannya. Tujuannya agar anak mengetahui bentuk tanaman dan hasil
nya dengan tepat.
C. Pedoman Penilaian Kemampuan Kognitif
Penilaian (evaluasi) menurut Tyler (dalam Yus 2011: 39) merupakan
sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal
apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai
Menurut Departemen agama RI (2004: 50) penilaian merupakan usaha
mengumpulkan data dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis,
berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan
dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan-
kegiatan pembelajaran.
Cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:
o : untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan
: untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang diharapkan
: anak yang perilakunya melebihi dengan yang diharapkan dan sudah dapat
menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru.
Sedangkan Menurut Depdiknas (2004: 6) cara penilaian harian
dilaksanakan sebagai berikut:
o : dapat digunakan juga untuk menunjukan bahwa anak
melakukan/menyelesaikan tugas selalu dengan bantuan guru
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
31
: dapat digunakan juga untuk menunjukan bahwa anak mampu melakukan
atau menyelesaikan tanpa bantuan guru
: artinya kemampuan anak cukup
Pedoman penilaian dalam penelitian ini menggunakan buku pedoman
penilaian menurut Dimyati (2013: 95) pencatatan hasil penilaian harian
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Anak yang belum berkembang (BB) penilaian dituliskan nama anak dan
diberi beri tanda satu bintang
2. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator RKH
mendapatkan tanda dua bintang
3. Anak yang sudah berkembang sesuai dengan harapan (BSH) pada indicator
dalam RKH mendapatkan tanda tiga bintang
4. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang
diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang
Pengembangan metode demonstrasi tanaman obat-obatan di Taman
kanak-kanak bertujuan mengembangkan kemampuan kognitif anak dalam
membedakan bau, membedakan bentuk, dapat mengelomokan jenis tanaman
dari yang umbi atau yang berbuah.Dengan menggunakan metode demonstrasi
tanaman obat-obatan anak dapat melakukan kegiatan yang dapat menambah
wawasan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif.
Menurut Suharsimi (dalam Yus 2011) mengemukakan bahwa sasaran
atau objek penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi pusat pengamatan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
32
karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu ini. Dan penilaian
aspek perkembangan kognitif meliputi:
Sains yaitu mengidentifikasi benda dengan berbagai cara yang diketahui
anak (misalnya menurut warna, bentuk, ukuran), membedakan macam-macam
(rasa, bau atau suara), mencari atau menunjuk sebanyak-banyaknya benda,
binatang, tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut
cirri-ciri tertentu. Matematika yaitu memasangkan benda-benda yang berkaitan
(pairing), mengelompokan berdasarkan warna, bentuk, dan lainnya (matcing)
Menurut Kemendiknas (2012) yang termasuk pengembangan kognitif
bagi taman kanak-kanak antara lain: menyebutkan sedikitnya 12 benda berikut
fungsinya, mengelompokan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak,
missal : menurut warna, bentuk, ukuran, jenis dan lain-lain, menghubungkan
atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 5 (anak tidak
disuruh menulis), mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika; warna
dicampur, proses pertumbuhan tanaman (biji-bijian, umbi-umbian, batang-
batangan), balon ditiup lalu dilepaskan; benda-benda dimasukan kedalam air
(terapung, melayang, tenggelam), benda-benda yang dijatuhkan ( grafitasi )
percobaan dengan maghnet, mengamati dengan kaca pembesar, mencoba dan
menbedakan bermacam-macam rasa, baudan suara, mengenal lambing bilangan,
mengenal lambang huruf.
Sedangkan menurut Kemendiknas (2004) yang termasuk pengembangan
kognitif bagi Taman Kanak-kanak antara lain:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
33
a. menunjuk dan mencari sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang
mempunyai warna, bentuk, ukuran atau menurut cirri-ciri tertentu;
b. memasangkan benda sesuai dengan pasangannya, jenisnya, persamaanya dan
lain lain;
c. mencoba dan menceritakan tentang macam-macam rasa, bau dan mendengar
macam-macam bunyi.
Dan setelah melihat beberapa panduan indikator dari matrik pada tahun
2004 dan 20012 peneliti menetapkan indikator yang akan digunakan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Indikator Penilaian
No Indikator
(Penilaian Kemampuan Kognitif)
1. Menyebutkan nama tanaman obat-obatan beserta fungsinya
2. Membedakan tekstur tanaman obat-obatan
3. Mengolah tanaman obat-obatan menjadi obat
4. Memasangkan tanaman obat-obatan dengan hasil yang bisa
digunakan sebagai obat dengan tepat
D. Kerangka Pikir
Pemahaman bahwa anak adalah pembangun yang aktif atas
pengetahuan dan perkembanganya. Pembelajaran merupakan hasil atas proses
interaktif, maka guru anak usia dini perlu memahami bahwa demonstrasi
merupakan konteks pendukung yang sangat tinggi dalam proses
perkembangan anak karena pembelajarannya nyata, anak berhubungan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
34
langsung dengan benda nya, anak mempraktekan langsung, pembelajarannya
pun menyenangkan.
Peneliti menunjukan pentingnya “demonstrasi” sebagai konteks dari
pembelajaran pada anak usia dini, yang dapat memberi sumbangan dalam
upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini. Melalui tanaman
obat-obatan anak lebih tertarik dan semangat dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
Hal ini dapat meningkatkan kognitif pada anak usia dini, anak akan
lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan dari guru, aktif dalam kegiatan,
dapat mengingat dengan mudah tentang penjelasan guru, dapat menirukan
dengan runtut apa yang dilakukan guru. dapat mencium bau dari tanaman obat
obatan dengan mata tertutup, dapat menyebutkan nama nama tanaman obat
beserta fungsinya, mmbedakan tekstur, mengelompokan tanaman obat dengan
hasilnya, bahkan anak bisa membuat obat dari salah satu tanaman obat yang
disediakan guru.
Setelah peneliti melakukan observasi, pada kondisi awal guru belum
memaksimalkan penggunaan media dan metode, anak tidak mengetahui
macam-macam tanaman obat, kemampuan kognitif anak masih rendah,
peneliti melakukan penelitian yang dimulai dengan siklus 1.
Dalam penelitian yang menggunakan media tanaman obat-obatan,
anak terlihat mau mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh peneliti dari
awal sampai akhir pembelajaran, anak merasa tertarik dengan penjelasan guru
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
35
pada saat pembelajaran. Pembelajaran yang diawali pada siklus 1 banyak
peningkatan yang terlihat, minat anak meningkat untuk mengikuti
prmbelajaran yang diberikan peneliti.
Pada siklus 1 ini kemampuan kognitif anak meningkat tetapi belum
maksimal, anak terlihat senang dengan pembelajaran yang diberikan oleh
peneliti yaitu menggunakan metode demonstrasi dengan media tanaman obat-
obatan (daun sirih, jeruk nipis, jahe, kunyit, mahkota dewa, lidah buaya),
penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif pada
anak. Untuk memudahkan pelaksanaan tindakan kelas maka perlu disusun
kerangka pikir yang merupakan landasan penelitian tindakan kelas sebagai
berikut:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
36
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Kondisi Awal
a. Guru belum memaksimalkan metode dan alat
peraga pada saat proses pembelajaran
b. Anak tidak mengetahui tentang macam-macam
tanaman obat obatan, beserta fungsinya
c. Anak belum mampu membedakan tanaman yg
satu dengan yang lain dari segi warna, bau, dan
tekstur
d. Anak belum mampu mengelompokan tanaman
obat sesuai dengan jenisnya dan memasangkan
hasil dengan tanamannya
e. Anak belum mampu bagaimana cara membuat
obat dari tanaman obat
Tindakan
a. Kemampuan kognitif
meningkat tapi belum maksimal
b. Guru menemukan cara baru
dalam mengajar
c. Anak sudah mampu
membedakan bentuk, bau,
nama, dari macam-macam
tanaman obat-obatan, cara
membuat obat, dan mampu
mengelompokan tanaman obat
tetapi belum maksimal
Kondisi
awal sudah
meningkat
Siklus 1
Metode kegiatan
demonstrasi tanaman
obat-obatan
3x pertemuan
Siklus II
Metode kegiatan
demonstrasi tanaman
obat-obatan
a. Minat siswa meningkat
pada kegiatan
pembelajaran demonstrasi
tanaman obat-obatan
b. Kemampuan siswa dalam
kegiatan pembelajaran
demonstrasi tanaman obat-
obatan meningkat dengan
maksimal
Terjadi perbaikan
yang optimal
dalam kemampuan
kognitif dan
penelitian berhasil
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013
37
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir diatas, diyakini bahwa melalui metode
demonstrasi dengan media tanaman obat-obatan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak kelompok B semester genap di TK Pertiwi Jompo
Kulon Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2012-2013.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desy Sintiawati, FKIP UMP, 2013