bab ii kajian pustaka a. deskripsi teorirepository.ump.ac.id/4363/3/vivi irawati, bab ii.pdf ·...

29
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rasa Ingin Tahu Kegiatan belajar mengajar yang efektif diperlukan adanya suatu sikap rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. Sikap rasa ingin tahu merupakan salah satu sikap yang terdapat dalam nilai karakter. Menurut Mustari (2011: 103) rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Setiap orang termasuk anak kecil memiliki rasa ingin tahu. Anak akan selalu bertanya tentang hal-hal yang dilihat, didengar, diraba, dikecap bahkan dirasakan. Menurut Mustari (2011: 104) Kuriositas (rasa ingin tahu) adalah emosi yang dihubungkan dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar. Rasa ingin tahu menurut Suyadi (2013: 9) yakni cara berfikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam. Menurut Zubaedi (2013: 75) rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 8 UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Upload: vudan

Post on 04-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Rasa Ingin Tahu

Kegiatan belajar mengajar yang efektif diperlukan adanya suatu

sikap rasa ingin tahu siswa terhadap materi pembelajaran. Sikap rasa ingin

tahu merupakan salah satu sikap yang terdapat dalam nilai karakter.

Menurut Mustari (2011: 103) rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan

yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari

apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Setiap orang termasuk anak

kecil memiliki rasa ingin tahu. Anak akan selalu bertanya tentang hal-hal

yang dilihat, didengar, diraba, dikecap bahkan dirasakan. Menurut Mustari

(2011: 104) Kuriositas (rasa ingin tahu) adalah emosi yang dihubungkan

dengan perilaku mengorek secara alamiah seperti eksplorasi, investigasi,

dan belajar.

Rasa ingin tahu menurut Suyadi (2013: 9) yakni cara berfikir, sikap

dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap

segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.

Menurut Zubaedi (2013: 75) rasa ingin tahu merupakan sikap dan tindakan

yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari

sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

8

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

9

Menurut Daryanto dan Darmiatun (2013: 138) mengungkapkan

bahwa rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,

dilihat dan didengar. Terdapat dua indikator yang dikembangkan yaitu

indikator sekolah dan indikator kelas.

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Rasa Ingin Tahu.

No Nilai Indikator

1. Rasa Ingin Tahu Bertanya atau membaca sumber di luar

buku teks tentang materi yang terkait

dengan pelajaran.

Membaca atau mendiskusikan gejala

alam yang bari terjadi.

Bertanya tentang beberapa peristiwa alam

sosial, budaya, ekonomi, politik,

teknologi yang baru di dengar.

Bertanya tentang sesuatu yang terkait

dengan materi pelajaran tetapi di luar

yang di bahas di kelas.

(Daryanto dan Darmiatun, 2013: 147)

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan sifat yang dimiliki

seseorang sejak lahir sampai tua dilakukan melalui berbagai tindakan

seperti cara berfikir dan cara bertingkah laku seseorang yang

mencerminkan keingintahuan dalam dirinya dan sikap penasaran yang

lebih luas terhadap segala hal baik yang belum pernah dipelajarinya

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

10

maupun hal yang sudah pernah dilihat, didengar serta yang pernah

dipelajarinya.

2. Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam (Susanto, 2014: 6) diartikan

sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman adalah seberapa besar siswa mampu menerima,

menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada

siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia

baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang dirasakan berupa hasil

penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Pemahaman atau Comprehension menurut Sardiman (2011: 42-43)

dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar

berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan

implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat

memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar.

Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari

setiap belajar. Comprehension atau pemahaman, memiliki arti yang sangat

mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proporsinya. Tanpa

itu, skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

11

Menurut Carin dan Sund dalam (Susanto, 2014: 7-8) pemahaman

dapat dikategorikan kepada beberapa aspek, dengan kriteria-kriteria

sebagai berikut:

1) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan

menginterpretasikan sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang telah

memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan

kembali apa yang telah ia terima. Selain itu, bagi mereka yang telah

memahami tersebut, maka ia mampu memberikan interpretasi atau

menafsirkan secara luas sesuai dengan keadaan yang ada disekitarnya,

ia mampu meghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan yang

akan datang.

2) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas

mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah

dipelajari. Bagi orang yang benar-benar telah paham ia akan mampu

memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan

memadai.

3) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman

melibatkan proses mental yang dinamis, dengan memahami ia akan

mampu memberikan uraian dan penjelasan yang lebih kreatif, tidak

hanya memberikan gambaran dalam satu contoh saja tetapi mampu

memberikan gambaran yang lebih luas dan baru sesuai dengan kondisi

saat ini.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

12

4) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing

tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti menerjemahkan,

menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

Mengetahui sejauh mana penyerapan materi yang diajarkan, siswa

tidak hanya sekedar mengenal materi pembelajaran melainkan melalui

tahap yang lebih tinggi yaitu pemahaman. Pemahaman siswa yang

diperoleh ketika pembelajaran nantinya akan membuat siswa mampu

menguasai materi pembelajaran yang diajarkan dan hasil belajar akan

diperoleh secara maksimal.

Konsep yang dipaparkan menurut Suyono (2014: 146-147) yaitu

segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang dapat timbul

sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus,

hakikat, inti/isi dan sebagainya. Pengertian konsep dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2007: 588) adalah ide atau pengertian yang

diabstrakkan dari peristiwa konkret. Dari pendapat tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu ide atau gagasan yang

dinyatakan dalam suatu kata yang diabstrakkan dari sekelompok fakta.

3. Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan bidang studi yang penting dan terdapat

dalam setiap jenjang pendidikan. Menurut Suwangsih dan Tiurlina

(2006: 3) matematika berasal dari bahasa latin “mathematiak” yang

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

13

mulainya diambil dari perkataan Yunani mathemathike yang berarti

mempelajari. Perkataan itu berasal dari kata matem yang berarti

pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike

berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu

mathein atau mathenein yang artinya belajar (berfikir). Jadi berdasarkan

asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan

yang didapat dengan berfikir (bernalar).

Menurut Ruseffendi dalam (Heruman, 2010: 1) mengemukakan

bahwa matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang menerima

pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur

yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke

aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil. Sedangkan menurut

Soedjadi dalam (Heruman, 2010: 1) mengungkapkan bahwa

matematika yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.

Menurut James dan James dalam (Suwangsih dan Tiurlina, 2006:

4) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika,

mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang

berhubungan satu dengan yang lainnya. Matematika secara umum

didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola struktur,

perubahan dan ruang. Maka secara informal, dapat pula disebut sebagai

ilmu tentang bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis,

matematika adalah penelaahan struktur abstrak yang didefinisikan

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

14

secara aksioma dengan menggunakan logika simbolik dan notasi

(Hariwijaya, 2009: 29).

Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang lebih

menekankan pada penalaran serta mempelajari struktur yang abstrak

dan pola hubungan yang ada didalamnya mengenai bahasa simbol,

bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan

satu sama lainnya. Matematika digunakan untuk membantu manusia

dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan

alam yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisaran antara 6 atau 7

tahun, sampai 12 atau 13 tahun (Heruman, 2010: 1). Menurut Piaget

dalam Heruman (2010: 1) mereka berada dalam fase operasional

konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan

dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika,

meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.

Menurut Dimyati dalam (Susanto 2014: 186), pembelajaran adalah

kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar. Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang

bahan pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara

efektif, yakni siswa dapat belajar secara aktif dan bermakna.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

15

Menurut Susanto (2014: 186) mengungkapkan bahwa

pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir siswa

yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai

upaya meningkatkan penguasan yang baik terhadap materi matematika.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar dilaksanakan pada

anak yang berusia sekitar 6 sampai 13 tahun dan dalam fase operasional

konkret kemampuan berfikir dengan objek yang bersifat konkret.

Dalam pembelajaran guru yang mendesain kegiatan pembelajaran, guru

harus bisa membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar

agar dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan kemampuan yang

dimiliki siswa.

Guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif.

Pembelajaran yang efektif yaitu terciptanya suasana belajar mengajar

yang menyenangkan. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa

diharapkan dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh

guru. Guru yang akan membawa siswa dalam kegiatan proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun langkah-langkah pembelajaran matematika menurut

Depdiknas (2009:1) terdapat beberapa tahap aktivitas yang harus

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

16

dikuasai dalam materi pembelajaran matematika di dalam pembelajaran

diantaranya sebagai berikut:

1) Tahap penanaman konsepmerupakan tahap pengenalan awal tentang

konsep yang akan dipelajari siswa. Pada tahap ini pengajaran

memerlukan penggunaan benda konkrit sebagai alat peraga.

2) Tahap pemahaman konsepmerupakan tahap lanjutan setelah konsep

ditanamkan. Pada tahap ini penggunaan alat peraga mulai dikurangi

dan bentuknya semi konkrit sampai pada akhirnya tidak diperlukan

lagi.

3) Tahap pembinaan keterampilanmerupakan tahap yang tidak boleh

dilupakan dalam rangka membina pengetahuan siap bagi siswa.

Tahap ini diwarnai dengan latihan-latihan seperti mencongak dan

berlomba. Pada tahap pengajaran ini alat peraga sudah tidak boleh

digunakan lagi.

4) Tahap penerapan konsepyaitu penerapan konsep yang sudah

dipelajari ke dalam bentuk soal-soal terapan (cerita) yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari. Tahap ini disebut juga sebagai

pembinaan kemampuan memecahkan masalah.

Penelitian tindakan kelas ini dalam proses belajar mengajar akan

lebih ditekankan pada pemahaman konsep pembelajaran matematika.

Penekanan terhadap pemahaman konsep diharapkan siswa mampu

menguasi pembelajaran matematika. Membangun pemahaman

konsep pembelajaran matematika pada siswa maka akan menambah

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

17

serta memperluas pengetahuan yang dimiliki siswa dan dapat

mengasah kemampuan berfikir siswa.

c. Tujuan pembelajaran matematika

Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar secara umum

adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika.

Selain itu juga dengan pembelajaran matematika dapat memberikan

tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika ( Susanto, 2014:

189).

Adapun tujuan pembelajaran matematika menurut Depdiknas

dalam (Susanto, 2014: 190) adalah sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkanmasalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

sehari-hari.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

18

Untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran

matematika tersebut, seorang guru hendaknya dapat menciptakan

kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif

membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya.

Kemudian dapat membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran

melalui suatu proses belajar dan mengkontruksikannya dalam

ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih

lanjut.

d. Ciri-ciri Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

Pembelajaran matematika di sekolah dasar berbeda dengan

pembelajaran matematika pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut Suwangsih dan Tiurlina (2006:25) mengemukakan bahwa ciri-

ciri pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagai berikut:

1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral.

Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika

merukapakan pendekatan dimana pembelajaran konsep atau suatu

topik matematika selalu mengkaitkan atau menghubungkan dengan

topik sebelumnya. Topik sebelumnya dapat menjadi prasyarat untuk

dapat memahami dan mempelajari suatu topik matematika. Topik

baru yang dipelajari merupakan pendalaman dan perluasan dari topik

sebelumnya. Konsep diberikan dimulai dengan benda-benda konkrit

kemudian konsep itu diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

19

yang lebih abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum

digunakan dalam matematika.

2) Pembelajaran matematika bertahap.

Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap yaitu

dimulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang

lebih sulit. Selain itu pembelajaran matematika dimulai dari yang

konkret, ke semi konkret dan akhirnya pada konsep abstrak. Untuk

mempermudah siswa memahami objek matematika maka benda-

benda konkrit digunakan pada tahap konkrit, kemudian ke gambar-

gambar pada tahap semi konkrit dan akhirnya ke simbol-simbol pada

tahap abstrak.

3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif.

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun karena sesuai

tahap perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran

matematika di SD digunakan pendekatan induktif.

4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

Kebenaran matematika merupakan kebenaran yang konsisten

artinya tidak ada pertentangan antara kebenaran yang satu dengan

kebenaran yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar jika

didasarkan kepada pernyataan-peryataan sebelumnya yang telah

diterima kebenarannya. Meskipun di SD pembelajaran matematika

dilakukan dengan cara induktif tetapi pada jenjang selanjutnya

generalisasi suatu konsep harus secara deduktif.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

20

5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna.

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan

materi pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan.

Dalam belajar bermakna aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil

tidak diberikan dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya aturan-aturan,

sifat-sifat, dan dalil-dalil ditemukan oleh siswa melalui contoh-

contoh secara induktif di SD, kemudian dibuktikan secara deduktif

pada jenjang selanjutnya.

4. Materi Pembelajaran

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan silabus

untuk menentukan lebih lanjut materi yang akan digunakan pada setiap

siklus penelitian.

Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas IV

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Geometri dan Pengukuran

8. Memahami sifat bangun ruang

sederhana dan hubungan antar

bangun datar.

8.2 Menentukan jaring-jaring balok

dan kubus.

8.3 Mengidentifikasi benda-benda

dan bangun datar simetris.

Sumber: Silabus kelas IV SD Negeri 1 Somagede

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

21

Jaring-jaring Kubus dan Balok

- Jaring-jaring Kubus

- Jaring-jaring Balok

Mengenal bangun datar simetris

Persegi panjangmerupakan benda simetris karena mempunyai

garis lipatan yang dapat mempertemukan sisi-sisi luarnya dengan

tepat. Sedangkan jajargenjang bukan merupakan benda simetris

karena tidak ada garis lipatan yang dapat mempertemukan sisi-sisi

luarnya dengan tepat.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

22

Benda-benda bentuk simetris dan tidak simetris

Garis lipat yang menentukan benda simetris disebut garis

simetri atau sumbu simetri.

5. Media Pembelajaran

Guru sebagai seorang pendidik hendaknya dapat menggunakan

media pembelajaran guna memudahkan siswa dalam menerima materi

pembelajaran. Pengertian media pembelajaran menurut Arsyad (2007: 2)

media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar

demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan

pembelajaran di sekolah pada khususnya. Anitah (2009:2) media

pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat

Bangun simetris adalah bangun yang dapat dilipat (dibagi)

menjadi dua bagian yang sama persis baik bentuk maupun

besarnya. Sedangkan bangun tidak simetris disebut

bangunasimetris.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

23

menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar menerima

pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan guru dalam

proses belajar mengajar yang diharapkan dapat membantu guru dalam

menyalurkan pesan, merangsang pikiran siswa sehingga membantu siswa

dalam menerima ilmu pengetahuan, keterampilan maupun sikap siswa

dalam pembelajaran.

Leshin, Pollock, & Reigeluth dalam Azhar Arsyad (2007: 36)

mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu media berbasis

manusia (guru, instruktor, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-

trip), media berbasis cetak (buku, buku penuntun, buku latihan, alat bantu

kerja, lembaran lepas), media berbasis visual (buku, alat bantu kerja,

bagan, grafik, peta, tranparansi, slide), media berbasis audio-visual (video,

film, program slide-tape, televisi), dan media berbasis komputer

(pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext).

Terdapat nilai dan manfaat praktis dari media pembalajaran seperti

yang dikemukakan menurut Arsyad (2007: 25-27) antara lain:

a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil

belajar.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

24

b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih

langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa

untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, waktu dan

ruang, dan waktu:

1) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di

ruang kelas dapat diganti dengan gambar, slide, realita, film, radio,

atau model.

2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera

dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film slide atau gambar.

3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam

puluhan taun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto,

slide disamping secara verbal.

4) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat

ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, atau simulasi

computer.

5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat

disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.

6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses

yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses

kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

25

rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi

komputer.

d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta

memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,

dan lingkungannya.

Terdapat berbagai manfaat praktis dalam penggunaan media

pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran menjadikan guru lebih

mudah dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran. Manfaat media

pembelajaran juga memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa

dalam menerima materi yang diajarkan.

Penyampaian materi pembelajaran matematika dibantu dengan

penggunaan media pembelajaran. Media yang digunakan dalam membantu

menyampaikan materi matematika ini yaitu dengan menggunakan alat

peraga yang dibuat dengan kertas karton dan bufalo. Media peraga yang

digunakan dalam pembelajaran yaitu dengan membuat jaring-jaring kubus,

balok, gambar benda simetris dan gambar bangun datar simetris. Berikut

gambar media pembelajaran materi geometri:

Gambar 2.1 Jaring-jaring kubus

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

26

Gambar 2.2 Jaring-jaring kubus dan balok

Gambar 2.3 Bangun datar simetris dan asimetris.

Media peraga yang baik digunakan dalam pembelajaran

matematika yaitu yang sesuai dengan materi dan dapat membantu

memudahkan siswa untuk menerima materi yang diberikan guru. Selain itu

dengan adanya media peraga juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu

siswa terhadap materi dan membantu mempercepat pemahaman siswa

ketika terdapat hal-hal yang abstrak dan sulit dimengerti.

6. Metode Discovery

a. Pengertian Metode Discovery

Pengertian metode penemuan (discovery) menurut Sund dalam

(Suryosubroto, 2009: 179) adalah proses mental dimana siswa

mengasimilasi suatu konsep atau sesuatu prinsip. Sedangkan menurut

Ruseffendi dalam (Heruman, 2010: 4) mengungkapkan bahwa dalam

pembelajaran matematika, siswa harus menemukan sendiri berbagai

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

27

pengetahuan yang diperlukannya. “menemukan disini terutama adalah

menemukan lagi (discovery), atau dapat juga menemukan yang sama

sekali baru (invention). Oleh karena itu, kepada siswa materi disajikan

bukan dalam bentuk akhir dan tidak diberitahukan cara

penyelesaiannya. Menurut Bruner dalam (Trianto, 2012: 38) bahwa

belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif

oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling

baik.

Metode discovery merupakan metode yang melibatkan aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang

dilakukan melibatkan seluruh kemampuan siswa secara maksimal untuk

mencari, menemukan serta menyelidiki sendiri secara sistematis. Siswa

diharapkan dapat menemukan sendiri pengetahuan dalam proses

pembelajaran dan guru hanya bertugas membimbing serta mengarahkan

ketika proses pembelajaran.

Menurut Bruner dalam (Soekamto, 1997: 24) dalam proses belajar

siswa melewati tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Enaktif

Tahap enaktif adalah suatu tahapan individu melakukan

aktivitas-aktivitas dalam usahanya memahami lingkungan. Konsep

pembelajaran matematika dipelajari secara aktif yang

direpresentasikan melalui benda-benda konkret atau situasi nyata.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

28

Menurut pendapat di atas, tahap enaktif merupakan suatu tahap

pembelajaran matematika yang menekankan pada pemahaman

konsep melalui benda-benda yang konkret atau nyata, sehingga

siswa dapat mengalami secara langsung proses pemahaman konsep

tersebut.

2) Tahap Ikonik

Tahap ikonik adalah suatu tahapan melihat melalui gambar-

gambar dan visualisasi verbal. Konsep pembelajaran matematika

tersebut direpresentasikan dalam bentuk bayangan visual, gambar

atau diagram yang menggambarkan situasi konkret atau nyata yang

terdapat pada tahap enaktif.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa tahap ikonik merupakan

tahap pembelajaran matematika dalam bentuk diagram atau gambar-

gambar yang merupakan bentuk gambaran dari benda konkret yang

terdapat pada tahap enaktif, sehingga siswa sudah mulai memahami

konsep secara abstrak.

3) Tahap Simbolik

Tahap simbolik adalah suatu tahapan yang mempunyai

gagasan-gagasan abstrak. Konsep matematika direpresentasikan

dalam bentuk simbol-simbol abstrak, baik simbol-simbol yang

verbal maupun lambang-lambang matematika atau lambang-lambang

abstrak yang lain.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

29

Menurut pendapat di atas, bahwa tahap simbolik merupakan

tahap pembelajaran matematika dalam bentuk simbol atau angka,

sehingga siswa tidak lagi dibantu dengan benda nyata tetapi mulai

berpikir secara abstrak.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Dicovery

Menurut Scuhman dalam Suryosubroto (2009: 184-185)

menyimpulkan bahwa langkah-langkah metode penemuan (discovery)

dapat disederhanakan sebagai berikut:

1) Indentifikasi kebutuhan siswa.

2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan

generalisasi yang akan dipelajari.

3) Seleksi bahan, dan problema/tugas-tugas.

4) Membantu memperjelas tugas/problem yang akan dipelajari, dan

peranan masing-masing siswa.

5) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.

6) Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan

dan tugas-tugas siswa.

7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.

8) Membantu siswa dengan informasi/data, jika diperlukan oleh siswa.

9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang

mengarahkan dan mengidentifikasi proses.

10) Merangsang terjadinya interaksi antarsiswa dengan siswa.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

30

11) Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses

penemuan.

12) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas

hasil penemuannya.

c. Fungsi Metode Discovery

Menurut Hanafiah dan Suhana (2012: 78) ada beberapa fungsi

metode discovery, yaitu sebagai berikut:

1) Membangun komitmen (commitment bulding) dikalangan peserta

didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan,

kesungguhan, dan loyalitas terhadap mencari dan menemukan

sesuatu dalam proses pembelajaran.

2) Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses

pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

3) Membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka

(openess) terhadap hasil temuannya.

d. Keunggulan dan kelemahan metode discovery.

Menurut Hanafiah dan Suhana (2012: 79) terdapat beberapa

keunggulan dan kelemahan pada metode discovery. Beberapa

keunggulan dari metode discovery sebagai berikut:

1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan kesiapan, serta

penguasaan keterampilan dala proses kognitif.

2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga

dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

31

3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik

untuk belajar lebih giat lagi.

4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuan dan minat masing-masing.

5) Memperkuat dan menambah kepercayaan diri sendiri dengan proses

menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik

dengan peran guru yang sangat terbatas.

Kelemahan dari metode discovery sebagai berikut:

1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus

berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya

dengan baik.

2) Keadaan kelas di kita kenyataannya gemuk jumlah siswanya maka

metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.

3) Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama

maka metode discovery akan mengecewakan.

4) Ada kritik, bahwa proses dalam metode discovery terlalu

mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

perkembangan sikap dan keterampilan bagi siswa.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Peneliti menemukan hasil penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya dengan menggunakan metode discovery yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Laela Lusi Palupi (2013) tentang pengaruh

metode inquiry discovery terhadap hasil belajar matematika dalam

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

32

penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar

matematika yang positif dan signifikan yang diajar dengan metode inquiry

discovery dibandingkan dengan yang diajar metode diskusi. Hasil belajar

matematika menggunakan metode inquiry discovery lebih baik

dibandingkan dengan metode diskusi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Artini (2014) tentang pengaruh metode

pembelajaran guided discovery terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa

kelas VI SDK Soverdi Tuban. Penelitian tersebut menunjukkan terdapat

perbedaan kretivitas antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

metode penemuan terbimbing dengan siswa yang mengikuti metode

pembelajaran konvensional, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara

siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing

dengan siswa yang mengikuti metode pembelajaran konvensional, terdapat

perbedaan secara simultan kreativitas dan hasil belajar IPA antara siswa

yangmengikuti metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan siswa

yang mengikuti metode pembelajaran konvensional.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Kristianti (2013) tentang pengaruh metode

discovery berbantuan media realita terhadap hasil belajar IPA siswa kelas

IV SD Anturan kecamatan Buleleng kabupaten Buleleng. Pada peneltian

menunjukkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode

discovery berbantuan media realita cenderung tinggi dibandingkan dengan

siswa yang diajar dengan metode ceramah hasil belajar cenderung lebih

rendah.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

33

Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

menggunakan metode discovery yang dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode discovery memberikan pengaruh yang lebih baik

dengan ditunjukkan dari nilai rata-rata siswa yang meningkat dan

memberikan pengaruh baik pada sikap positif siswa. Dari penelitian

tersebut terdapat relevansi pada penggunaan metode discovery untuk

meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan pemahaman konsep dalam

pembelajaran matematika.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, terdapat masalah-

masalah yang dihadapi oleh siswa kelas IV bahwa matematika adalah dalam

pembelajaran matematika masih banyak siswa belum dapat menyelesaikan

soal dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi hal itu, antara lain

kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang diajarkan dan

pemahaman konsep dan siswa tidak bisa memahami soal secara benar.

Pembelajaran di kelas kurang optimal guru hanya memberikan soal-

soal latihan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal dan

membuat kesalahan dalam menyelesaikan tugasnya. Hal tersebut

menunjukkan bahwa siswa hanya menghafal dalam penyelesaian tugasnya

sedangkan kemampuan memahami pada diri siswa masih kurang.

Penggunaan metode ceramah menyebabkan siswa cepat merasa bosan, serta

mudah lupa dengan materi yang diajarkan, rendahnya rasa ingin tahu siswa

terhadap mata pelajaran matematika. Membangun pemahaman pada

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

34

pembelajaran matematika sangat dibutuhkan untuk menguasai materi

pembelajaran dan memperluas pengetahuan matematika yang dimiliki.

Dengan pemahaman diharapkan tumbuh kemampuan siswa untuk

menerapkan konsep dengan baik dalam penyelesaian permasalahan dalam

pembelajaran matematika.

Melihat permasalahan tersebut penerapan metode discovery

diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan pemahaman konsep

matematika. Metode discovery merupakan metode yang menitikberatkan

peran siswa untuk menemukan sendiri informasi dalam pembelajaran

sehingga siswa akan mudah mengingat materi dan lebih memahami materi

dalam mata pelajaran matematika. Hal ini penting dilakukan, karena dengan

meningkatnya rasa ingin tahu siswa dan pemahaman konsep matematika,

siswa akan dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan dan variasinya.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

35

Berikut bagan kerangka pikir penelitian tindakan kelas yang akan

dilakukan:

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pikir dalam Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas.

Kondisi Awal

Rasa ingin tahu

siswa masih

rendah.

Pemahaman

konsep

matematika

siswa masih

kurang.

Melakukan

Tindakan

Penerapan

Metode

Didcovery

Siklus II Kondisi

Akhir Siklus I

Melalui penerapan metode

discovery dapat meningkatkan

rasa ingin tahu siswa dan

pemahaman konsep matematika.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/4363/3/VIVI IRAWATI, BAB II.pdf · dengan materi pelajaran tetapi di luar yang di bahas di kelas. ... Bahasa Indonesia

36

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian dan kerangka pikir,

maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Melalui metode discovery dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa kelas

IV SD Negeri 1 Somagede.

2. Melalui metode discovery dapat meningkatkan pemahaman konsep

matematika kelas IV SD Negeri 1 Somagede.

E. Validitas Data

Kegiatan penelitian diperlukan adanya validitas data, peneliti harus

melakukan triangulasi dalam menggali informasi. Triangulasi yang digunakan

menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik digunakan untuk menguji

kredibilitas data yang dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2010: 127).

Peneliti melakukan triangulasi teknik untuk mengecek keabsahan data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik pengumpulan

data yang dilakukan peneliti dilakukan dengan observasi, dokumentasi,

angket.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.., VIVI IRAWATI, FKIP UMP, 2015