bab ii kajian pustaka 2.1.1 pengertian motivasi...

15
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Belajar 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1993:3). Sedangkan menurut Moh. Surya (1981 : 32) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Ada tiga komponen dalam motivasi, yaitu : 1. Kebutuhan 2. Dorongan 3. Tujuan (Koesworo 1989 ; Siagian 1989 ; Shein 1991 ; Biggs dan Tlefe, 1987) 2.1.2 Jenis-jenis Motivasi Makmun (2005 : 37) membagi motivasi kedalam beberapa kelompok sebagai berikut :

Upload: vodat

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Motivasi Belajar

2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar

Pengertian belajar menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar

adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang

terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata,

1993:3).

Sedangkan menurut Moh. Surya (1981 : 32) belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Pada prinsipnya, belajar

adalah perubahan dari diri seseorang.

Pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik

dari dalam diri maupun luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan

dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Ada tiga komponen dalam motivasi, yaitu :

1. Kebutuhan

2. Dorongan

3. Tujuan

(Koesworo 1989 ; Siagian 1989 ; Shein 1991 ; Biggs dan Tlefe, 1987)

2.1.2 Jenis-jenis Motivasi

Makmun (2005 : 37) membagi motivasi kedalam beberapa kelompok

sebagai berikut :

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

6

1. Motif Primer atau dasar Motif Primer merupakan motif yang tidak

dipelajari yang untuk ini digunakan istilah Dorongan (Drive) Motif ini

dibedakan dalam :

Dorongan fisiologis yang bersumber pada kebutuhan organis antara

lain rasa lapar, haus, istirahat.

Dorongan psikologis/ dorongan kejiwaan dalam diri seseorang,

seperti rasa takut, kasih sayang dan lainnya.

2. Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya

pengalaman, atu dipelajari. Termasuk dalam motif sekunder ini adalah

motif berprestasi, motif- motif social sepeti ingin diterima, status, dan

sebagainya.

2.1.3 Pentingnya Motivasi Dalam Proses Pembelajaran

Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu

dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan

atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan.

Dua anak memiliki kemampuan yang sama dan diberikan peluang

serta kondisi yang sama untuk mencapai tujuan kinerja dan hasil-hasil yang

dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan

anak yang tidak termotivasi. Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan

pengamatan sehari-hari.

Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa

dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin

motivasi belajar yang memadai akan medorong siswa berperilaku aktif

untuk prestasi didalam kelas.

Fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan tanpa motivasi tidak

akan timbul suatu perbuatan, misalnya belajar.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

7

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah mengarahkan perbuatan mencapai

tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak yang artinya menggerakkan

tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat

atau lambatnya suatu pekerjaan.

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Pembelajaran

Hukum dari motivasi mengatakan bahwa partisipan/ peserta harus

punya keinginan untuk belajar, dia harus siap untuk belajar dan harus

punya alasan untuk belajar.Pelatih menemukan bahwa jika peserta

mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar atau rasa keinginan untuk

berhasil. Jika kita gagal menggunakan hukum kesesuaian

(appropriateneness) tersebut dan mengabaikan untuk membuat material

relevan, kita akan secara pasti akan kehilangan motivasi peserta.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mengenai motivasi adalah sebagai

berikut :

a. Kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal

ini dapat mempengaruhi motivasi, seandainya dalam pemberian

motivasi itu tidak memperhatikan kematangan, maka akan

mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.

b. Usaha yang bertujuan

Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan

untuk belajar.

c. Pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi .

Dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat

belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan

berusaha untuk mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

8

untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik dikemudian hari. Prestasi

yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya.

d. Partisipasi

Dalam kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada siswa

untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian

kebutuhan siswa akan kasih sayang dan kebersamaan dapat diketahui,

karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.

e. Penghargaan dengan hukuman

Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk

mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian

penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Penghargaan

adalah alat bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan

ini menjadi tujuan.

Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah

seseorang menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan

belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di

luar kelas.

2.1.5 Aspek-aspek Motivasi Belajar

Mc. Clleland dalam Dwi Rinti Astutik (2009 : 9) mengemukakan 6

aspek motivasi belajar pada individu :

1. Tanggung jawab pribadi terhadap tugas, yaitu individu yang

mempunyai motivasi belajar yang tinggi kan selalu bertanggung jawab

terhadap pekerjaannya dan selalu menerima tugas dengan senang hati.

2. Umpan balik atau perbuatan (tugas) yang dilakukannya, yaitu individu

akan selalu mengharapkan hasil atau feedback dari setiap pekerjaan

yang dilakukannya.

3. Tugas yang bersifat moderat yang tingkat kesulitannya tidak terlalu

sulit tetapi juga tidak terlalu mudah yang penting adanya tantangan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

9

dalam tugas, serta dimungkinkan diraih dengan hasil yang memuaskan,

yaitu individu akan tertarik dengan tugas yang menantang serta

memberikan hasil yang maksimal.

4. Tekun dan ulet dalam bekerja, yaitu individu yang mempunyai

motivasi belajar yang tinggi akan selalu berusaha melakukan tugas

pekerjaannya sebaik mungkin dan pantang menyerah.

5. Dalam melakukan tugas penuh pertimbangan dan perhitungan

(spekulasi dan untung-untungan), yaitu individu yang mempunyai

motivasi belajar tinggi akan menghindari pekerjaan yang asal-asalan

atau berspekulasi karena setiap tugas yang dikerjakan penuh dengan

pertimbangan.

6. Keberhasilan tugas merupakan faktor yang penting bagi dirinya yang

akan meningkatkan aspirasi dan tetap bersifat relistres, yaitu individu

yang mempunyai motivasi belajar tinggi kan selalu bersikap realistis

dan mengutamakan keberhasilan dalam tugas.

Clegg dalam Hapsari (2004) menyatakan bahwa timbulnya motivasi

belajar karena ada keinginan kebutuhan, dorongan dan desakan hati untuk

mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut, Clegg mengemukakan aspek-

aspek motivasi sebagai berikut :

1. Harapan untuk sukses yaitu adanya usaha untuk berusaha lebih baik

dan mengulang memperbaiki kegagalan.

2. Kecenderungan untuk menghidari kegagalan atau kesalahan yaitu

berupa dorongan dari dalam diri untuk berusaha tidak mengulangi

kesalahan yang telah dilakukan.

3. Gigih tidak mudah menyerah yaitu memandang suatu kegagalan

sebagai cambuk pemicu untuk terus berusaha bukan pembuat putus

asa.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

10

4. Dorongan untuk belajar yaitu adanya keinginan dari dalam diri untuk

belajar.

Mc Cray dalam Wirabayu (2005) menyebutkan bahwa individu-

individu yang mempunyai motifasi belajar tinggi cenderung untuk

memiliki kepercayaan terhadap diri sendiri, tahan terhadap tekanan

masyarakat, mengharapkan pengetahuan konkret atas hasil kerjanya,

ambisius, keras kepala, untuk teman bekerja individu lebih suka

mengambil resiko yang sedang dalam situasi yang mengandalkan

kemampuan individu sendiri, akan tetapi tidak bagi situasi yang tergantung

kebutuhan.

2.2. Hadiah (Reward)

2.2.1 Pengertian Hadiah (Reward)

Reward merupakan alat pendidikan yang refresif yang

menyenangkan. Hadiah diberikan pada anak yang telah menunjukkan hasil

baik dalam pendidikan menurut Indra Kusuma (2001 : 85)

Reward diartikan sebagai salah satu alat pendidikan yang diberikan

pada murid sebagai imbalan terhadap prestasi yang dicapainya (Zaenuddin

: 2001)

Menurut Ramayulis : hadiah diberikan atas perbuatan-perbuatan /

hal-hal yang baik yang telah dilakukan Ramayulis (2008 :211)

Menurut Atmail Arif (2002 : 127) Pengertian hadiah dapat dilihat

sebagai berikut :

1. Hadiah adalah alat pendidikan prevetif dan represif yang

menyenangkan dan bisa menjadi motivator belajar siswa

2. Hadiah juga termasuk memberikan sesuatu terhadap perilaku baik

siswa dalam proses pendidikan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

11

Hasbullah (2006 : 27) mengemukakan bahwa pengertian hadiah

dalam pendidikan adalah merupakan alat pendidikan yang berupa tindakan

pendidik yang berpengaruh terhadap tingkah laku anak didik. Sedangkan

alat pendidikan sendiri adalah suatu tiindakan atau situasi yang sengaja

diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat

pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan

digunakan demi pencapaian tujuan yang diinginkan.

Reward adalah suatu yang berfungsi insentif, yaitu suatu yang

penting bagi anak yang dapat membesarkan kemungkinan bertambah

giatnya usaha untuk mempertinggi / memperbaiki prestasi, maka

pemberian reward sangat penting untuk meningkatkan motivasi kegiatan

yang produktif Kertamiharja dan Ardiwinata (1997:142)

Pemberian hadiah (Reward) bukanlah semata-mata karena hasil

seorang anak melainkan dengan hasil yang telah dicapai anak itu.

Pendidikan bertujuan untuk membentuk kata hati kemauannya lebih baik

dan lebih keras pada anak. Oleh karena itu maka seorang pendidik

hendaklah menanamkan pada diri anak supaya mengerjakan berbuat lebih

dan tidak mengharapkan pujian atau penghargaan untuk siswa yang

berprestasi.

Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat

lagi, disamping itu siswa yang berprestasi akan termotivasi untuk mengejar

siswa yang lain.

Hadiah berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, balpoint,

penggaris, buku bacaan dan sebagainya untuk dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan belajar anak didik, hadiah berupa makanan seperti permen,

roti, susu juga dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari anak

didalam kegiatan belajar mengajar.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

12

2.2.2 Tahap Pemberian Hadiah (Reward)

Langkah-langkah memberikan hadiah untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa, perlu memperhatikan :

1. Menjanjikan dahulu kepada semua peserta didik artinya tidak

diberikan tiba-tiba

2. Pemberian hadiah harus disertai dengan bimbingan dan nasehat-

nasehat agar siswa belajar tidak semata-mata untuk mendapatkan

hadiah, melainkan untuk mencapai sukses yang lebih baik

3. Hadiah diberikan tidak terlalu sering. karena akan membiasakan anak

manja dan pamrih dalam bekerja

4. Hadiah diberikan dalam kaitannya untuk dorongan sosial dan

keberhasilan belajar, seperti kasih sayang, pujian, pemberian makanan

ataupun berupa benda untuk menunjang belajar.

Adapun langkah-langkah pemberian hadiah (reward) dalam

pembelajaran menurut Prayitno (2002) adalah sebagai berikut:

a. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas pada

setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran

b. Siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi yang akan

diajarkan

c. Guru memotivasi siswa dengan pemberian hadiah (reward) yang akan

diberikan oleh guru ketika pembelajrana berlangsung

d. Setiap siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar

akan mendapatkan hadiah (reward) dari guru atau seluruh siswa.

e. Demikian seterusnya ketika siswa-siswa maju dan berhasil

mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru

f. Kesimpulan dan penutup

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

13

2.3. Pengertian Pelajaran Matematika

Matematika merupakan pelajaran yang diberikan pada semua jenjang

pendidikan dari pra sekolah sampai jenjang sekolah menengah bahkan di

sekolah tinggi. Mulai dari sekolah tingkat dasar hingga sekolah menengah

tingkat atas, matematika diberikan dengan jumlah jam pelajaran setiap

minggunya termasuk paling banyak. Banyaknya jam pelajaran matematika tiap

minggu dikarenakan matematika sebagai ilmu dasar bagi berbagai disiplin ilmu

yang lain. Moeliono dalam Widiyanti (2007) mengartikan matematika sebagai

ilmu tentang bilangan – bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur

operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan.

Beberapa definisi formal tentang pelajaran matematika menurut Sujono

(1988) adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi dengan

sistematik, bagian pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi,

matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai

ide dan kesimpulan, ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan

masalah – masalah yang berhubungan dengan bilangan, matematika berkenaan

dengan fakta – fakta kuantitatif dan masalah – masalah tentang ruang dan

bentuk, ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang.

Sumarmo (2002: 2) mengemukakan beberapa karakteristik matematika

yaitu materi matematika menekankan penalaran yang bersifat deduktif, materi

matematika bersifat hirarkis dan terstruktur. Sedangkan menurut Hudoyo

(1988: 3) pelajaran matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak,

sehingga pemahamannya membutuhkan daya nalar yang tinggi dibutuhkan

ketekunan, keuletan, perhatian dan motivasi yang tinggi untuk dapat memahami

materi pelajaran matematika.

Kitcher (dalam Jackson, 1992:753) lebih memfokuskan pengertian

pelajaran matematika kedalam komponen – komponen dalam kegiatan

matematika. Komponen dalam matematika yang diklaim oleh Kitcher berupa

(1) bahasa (language) yang dijalankan oleh para matematikawan,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

14

(2) pernyataan (statements) yang digunakan oleh matematikawan, (3)

pertanyaan (questions) penting yang hingga saat ini belum terpecahkan, (4)

alasan (reasoning) yang digunakan untuk menjelaskan pernyataan, dan (5) ide

matematika itu sendiri.

Dari sisi abstraksi matematika, Newman dalam Jackson (1992:755)

melihat tiga ciri utama matematika, yaitu; (1) matematika disajikan dalam pola

yang ketat, (2) matematika berkembang dan digunakan lebih luas dari pada

ilmu – ilmu lain, dan (3) matematika lebih terkonsentrasi pada konsep.

Soedjadi dan Masriyah (1994) mengemukakan bahwa meskipun terdapat

berbagai pendapat yang nampak berlainan, tetapi dapat ditarik ciri – ciri yang

sama yaitu matematika memiliki objek kajian yang abstrak, matematika

mendasarkan daripada kesepakatan – kesepakatan, matematika sepenuhnya

menggunakan pola pikir deduktif, dan matematika dijiwai dengan kebenaran

konsistensi.

Jadi pelajaran matematika dapat diartikan sebagai cabang ilmu

pengetahuan yang eksak sekaligus mendasari berbagai disiplin ilmu lain yang

terorganisasi secara sistematik. Dimana matematika merupakan ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang keluasan, bilangan, ruang, dan bagian –

bagiannya, besatan dan hubungannya yang bersifat abstrak, deduktif,

aksiomatif, dan terstuktur yang membutuhkan sarana berfikir logis dan masalah

yang berhubungan dengan bilangan, matematika juga sebagai ilmu bantu dalam

menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.

2.4 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan atau hampir sama dengan penelitian ini

adalah perbaikan iklim kelas untuk meningkatkan motivasi belajar fisika siswa

kelas XI TR semester III di SMK N 7 Jakarta.

Dalam perbaikan iklim kelas yang dilakukan terhadap kelas XI TR

semester III di SMK N 7 Jakarta dalam dua siklus, melalui tindakan-tindakan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

15

berupa pembuatan tata tertib. Melaksanakan pembelajaran dengan metode

bervasriasi, melibatkan siswa belajar berkelompok dan pemberian motivasi

ekstrinsik berupa penghargaan (reward) serta penguatan (reinforcement).

Tindakan-tindakan tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari pra

siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II masing-masing sebesar 3,49%

dan 1,84% dengan kriteria dari cukup ke baik.

Hasil penelitian yang dilakukan meningkatkan motivasi belajar siswa

kelas V B MI Nurul Huda Mulyorejo Malang (2011) dengan jumlah siswa 30

siswa. Penelitian ini menerapkan metode inquiry, menggunakan media belajar,

dengan memodifikasi kegiatan belajar dengan cara mengorganisir siswa untuk

melakukan inquiry secara kelompok, memberi variasi berupa simulasi,

stimulasi berupa hadiah (reward).

Dari hasil lembar observasi penelitian tindakan kelas pada saat dilakukan

pre test, siklus I, siklus II dan siklus III. Menunjukkan peningkatan motivasi

belajar siswa yang memuaskan.

Pada siklus I menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata peningkatan

motivasi belajar siswa yang semula dalam (pretest) sebesar 40% setelah

dilakukan siklus I meningkat menjadi 65,8% pada siklus II dari siklus I sebesar

65,8% setelah dilakukan siklus II meningkat menjadi 76,3%. Peningkatan

motivasi dari siklus II sebesar 76,3% dan di siklus III meningkat menjadi

84,8%.

Dorongan siswa berprestasi dalam kelompok (cukup baik) partisipasi

dalam kelompok mengalami peningkatan (baik) motivasi dalam mendalami

IPA (cukup baik), sedangkan usaha menyelesaikan tugas dengan lebih baik

(baik) dan motivasi dalam berprestasi (cukup baik) sehingga membuat suasana

belajar siswa menjadi hidup. Karena, antar tim terdorong untuk maju bersama

dan meraih prestasi bersama. Dan rasa individualisme siswa mulai berkurang,

karena ingin maju bersama dalam satu kelompok tersebut.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

16

2.5 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ” Upaya Meningkatkan Motivasi

Belajar melalaui Pemberian Hadiah(Reward) Pada Mata Pelajaran Matematika

Kelas V SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung

Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah partisipasi anak kurang baik saat proses

pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat

berlangsung, motivasi yang kurang sehingga berimbas pada hasil belajar.

Pengajaran merupakan suatu sistem, yaitu sebagai kesatuan yang terorganisir

yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalm

rangka pencapaian tujuan yang dimaksudkan(Atmadja, Suma, 1984). Sebagai

suatu sistem pengajaran mengandung komponen antara lain: mata pelajaran,

metode, media, alat evaluasi dan lain-lain, yang berinteraksi satu sama lain

dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan salah satu cara yang

dilakukan dalam PBM yaitu dengan pemberian hadiah(reward) kepada siswa.

Adapun langkah-langkah pemberian hadiah (reward) dalam pembelajaran

matemtika sebagai berikut:

a. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dibahas pada

setiap pertemuan dalam kegiatan pembelajaran

b. Siswa memperhatikan guru ketika guru menerangkan materi yang akan

diajarkan

c. Guru memotivasi siswa dengan pemberian hadiah (reward) yang akan

diberikan oleh guru ketika pembelajrana berlangsung

d. Setiap siswa yang menyelesaikan tugasnya dengan baik dan benar akan

mendapatkan hadiah (reward) dari guru atau seluruh siswa.

e. Demikian seterusnya ketika siswa-siswa maju dan berhasil mengerjakan

apa yang diperintahkan oleh guru

f. Kesimpulan dan penutup

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

17

Pemberian hadiah pada penelitian ini diterapkan karena diharapkan dapat

memotivasi siswa saat belajar dan memancing siswa untuk giat belajar sehingga

di dalam kelas terdapat persaingan yang mengarah ke hal positif dan siswa

tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Hadiah yang diberikan dapat

berupa buku tulis, pensil, balpoin, penggaris dan juga berupa makanan seperti

permen, roti sehingga motivasi belajarnya meningkat. Adapun skema dapat

dilihat dalam gambar 2.1

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

18

Gambar 2.1

Kerangka berfikir

Hasil belajar ≥ KKM

SI Siswa berkelompok SI Siswa berkelompok SI Siswa berkelompok SI Siswa berkelompok

KD: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang hubungan

antarbangun dan Mengubah bentuk pecahan ke bentuk

pecahan dan desimal, serta sebaliknya

Pembelajaran

Konvensional

Guru ceramah, pembelajaran berpusat

pada guru, komunikasi 1 arah (guru-

siswa), siswa hanya mendengarkan dan

menghafal, siswa mengantuk dan

bermain sendiri

Penilaian : tes formatif

Hasil belajar ≤ KKM

KD: Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan Mengubah pecahan ke

bentuk persen dan desimal, serta sebaliknya

Pemberian Hadiah (Reward) berupa benda yaitu:buku tulis, pensil,

balpoint, penggaris juga berupa makanan, yaitu roti,snack, dan permen

Langkah-langkah :

Penilaian hasil

Siswa berkelompok

Mendengarkan penjelasan guru tentang materi

pelajaran

Penugasan untuk setiap kelompok

Pemberian hadiah

Guru memotivasi siswa dengan reward

Kesimpulan dan penutup

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2220/3/T1_292010616_BAB II.pdf · pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan

19

2.6 Hipotesis Penelitian

Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka ditemukan pula

hipotesis atau dugaan perkiraan untuk melakukan penelitian sebagai berikut:

pemberian hadiah (reward) kepada siswa dalam proses belajar mengajar dapat

meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa Kelas V

SD Negeri 03 Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Semester

II Tahun Ajaran 2011 / 2012.