ptk papan pensil untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

18
PAPAN PENSIL UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK HALUS DALAM MEMEGANG PENSIL ANAK KELOMPOK A TK ‘AISYIYAH 8 KOTA MAGELANG SEMESTER I TAHUN 2014/2015 HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS Disusun dalam rangka Lomba Penulisan Karya Ilmiah PTK PAUDNI Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 Oleh : Khusnul Khotimah Guru Taman Kanak - kanak

Upload: chusnul-tk

Post on 18-Jul-2015

225 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

PAPAN PENSIL UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK HALUS DALAM MEMEGANG PENSIL ANAK KELOMPOK A TK ‘AISYIYAH 8 KOTA MAGELANG SEMESTER I TAHUN 2014/2015

HASIL PENELITIAN

TINDAKAN KELAS

Disusun dalam rangka Lomba Penulisan Karya Ilmiah PTK PAUDNI Provinsi Jawa Tengah tahun 2014

Oleh :

Khusnul Khotimah

Guru Taman Kanak - kanak

Page 2: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

PAPAN PENSIL UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK

HALUS DALAM MEMEGANG PENSIL ANAK KELOMPOK A

TK ‘AISYIYAH 8 KOTA MAGELANG SEMESTER I TAHUN

2014/2015

Oleh :

KHUSNUL KHOTIMAH, SPd.AUD

DINAS PENDIDIKAN KOTA MAGELANG

TK ‘AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 8 Potrosari Lor RT 07 RW 05 Kec. Magelang Utara Kota Magelang

Jawa Tengah 2014

Page 3: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

Khusnul Khotimah lahir di Bantul, Yogyakarta pada tanggal 11 Maret 1973. Menempuh pendidikan

Keguruan di SPG Negeri 2 Yogyakarta, lulus pada tahun 1991, D2 PGTK di UNNES lulus tahun

2004, kemudian S1 PAUD di Universitas Terbuka Yogyakarta, lulus tahun 2011.

Menikah dengan Nuryanto yang bekerja di Pemda Kabupaten Magelang dan dikaruniai

dua anak yaitu Desiana Nurul Fatichah, siswi kelas XII SMK Farmasi Jl. Ibu Ruswo Yogyakarta

dan M. Bagus Khoirul Amri, siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kota Magelang.

Sering mengikuti berbagai lomba kreatifitas guru mulai tingkat kecamatan sampai propinsi.

Meskipun hanya tingkat kecamatan, tetapi sering mendapat juara. Pada tahun 2007 pernah

memiliki prestasi sebagai juara I Guru TK/RA/BA Berprestasi tingkat Kota Magelang dan juara III

tingkat Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2010 juara I lomba Pidato tingkat Kabupaten Magelang

yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Setda Kabupaten Magelang. Pada tahun 2012 juara I

Guru TK/RA/BA Berprestasi tingkat kota Magelang. Pada tahun 2014 Juara I Lomba Penulisan

karya Ilmiah tingkat Propinsi Jateng.

Dalam hidup ini ada dua hal yang menentukan kesuksesan atau keberhasilan seseorang

yaitu niat dan kesempatan. Sekuat apapun niat kita untuk meraih sukses, tetapi jika kita tidak

memiliki kesempatan, maka kesuksesan itu tidak bisa terjadi. Begitu pula jika kita tidak memiliki

niat, padahal kesempatan untuk kita begitu luas, maka kesuksesan itu pun tidak akan bisa kita

miliki. Kuatkan niat untuk melakukan, dan manfaatkan kesempatan yang ada, untuk meraih

kesuksesan.

Page 4: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

ABSTRAKSI

Khusnul Khotimah, 2014 . ( Makalah Hasil Penelitian ) “Papan Pensil Untuk Meningkatkan Motorik

Halus Dalam Memegang Pensil Anak Kelompok A TK ‘Aisyiyah 8 Kota Magelang Semester I

Tahun 2014/2015”

Rendahnya kemampuan motorik halus anak terutama dalam memegang pensil ( belum

sempurna ) dan media/ alat peraga yang kurang menarik, adalah yang menjadi latar belakang

diadakannya penelitian.

Berikut ini Penelitian Tindakan Kelas dengan objek anak didik kelompok A TK ‘Aisyiyah 8

Kota Magelang dengan memanfaatkankan media berupa papan pensil. Pada kondisi awal hasil

perkembangan anak kurang/ rendah.

Papan pensil ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dalam

memegang pensil pada anak kelompok A melalui beberapa siklus. Dalam hal ini peneliti bersama

teman sejawat melakukan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama telah ada peningkatan hasil

perkembangan anak didik, namun belum optimal. Selanjutnya direkomendasikan untuk dilanjutkan

dan diadakan perbaikan pada siklus kedua. Hasil siklus kedua menunjukkan peningkatan yang

lebih baik, yaitu 81,7% hasil ini menunjukkan ketercapaian indikator kinerja .

Kata kunci : papan pensil, motorik halus dalam memegang pensil, meningkat

Page 5: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia dini/prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki anak-anak. Masa kanak – kanak yaitu usia 4 – 6 tahun, merupakan masa peka

bagi anak. Anak mulai sensitive menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi

anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi – fungsi fisik dan psikis yang siap

merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan Depdiknas ( 2006 ). Masa ini merupakan

masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik motorik,

kognitif , bahasa , social emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai –

nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan

anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Dalam hal ini sangat

diperlukan peran pendidik yaitu guru, orangtua dan orang dewasa lainnya. Menurut

Permendiknas nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini dikatakan

bahwa agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan

orangtua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh d an

terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang

diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.

Dalam upaya mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal tersebut, tentu

banyak hambatan – hambatan atau kesulitan. Baik kesulitan dari pendidik maupun peserta

didik itu sendiri. Di TK ‘Aisyiyah 8 Kota Magelang pada awal tahun pelajaran baru, sebagian

besar anak – anak kelompok A atau anak baru yang langsung masuk kelompok B, memiliki

kesulitan dalam keterampilan motorik halus, misalnya dalam memegang pensil ( belum

sempurna ), menggunting, melipat kertas, memegang sendok makan, mengancingkan baju,

dan lain – lain. Dalam indikator memegang pensil ( belum sempurna ) tampak ketika anak –

anak diberi kegiatan menggambar, mewarnai dengan krayon atau pensil warna, dan kegiatan

lain yang menggunakan alat tulis. Anak – anak kelihatan kaku dalam memegang pensil / krayon

bahkan banyak yang memegang dengan cara digenggam. Dampaknya kegiatan yang

berhubungan dengan alat tulis pensil dan sejenisnya tersebut, hasilnya pasti rendah. Karena

anak belum bisa memegang pensil dengan sempurna, pada umumnya anak cenderung pasif,

tidak mau melaksanakan tugas, selalu minta dibantu, kertas gambar/ bukunya dicoret – coret

semaunya sendiri, untuk mainan dengan teman, bahkan ada yang menangis dan takut. Jika hal

ini tidak diperhatikan guru dan dibiarkan saja, atau justru dipaksakan maka akibatnya tidak baik

bagi perkembangan anak. Apalagi jika kegiatan tersebut tidak didukung dengan penggunaan

media yang tepat dan menarik bagi anak. Seperti yang dijelaskan oleh Elizabeth B. Hurlock

pada teori perkembangan anak ( dalam dr. Med Meitasari Tjandrasa dan Dra. Muslichah

Zarkasi, 1978 : 167 ) tekanan orang dewasa untuk melakukan praktek tanpa memperhatikan

jenis keterampilan yang sedang dipelajari, mengakibatkan landasan keterampilan jelek,

kecakapan yang akan diperoleh dalam keterampilan baru tidak hanya akan berada di bawah

tingkat kemampuan anak, bahkan akan lebih jelek lagi. Sebagai contoh anak yang baru belajar

memegang pensil atau coret mencoret, jika dipaksakan untuk belajar menulis, maka hasilnya

pasti jelek dan sebagai landasan memegang pensilpun anak tidak sempurna. Menurut Winda

Page 6: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

Gunarti, Lilis Suryani, Azizah Muis ( 2008 : 4.15 ) berbeda dengan kemampuan motorik kasar,

kemampuan motorik halus pada usia 3-4 tahun berkembang lebih lamban, tetapi tetap dapat

dibantu perkembangannya dengan menyediakan kesempatan seluas – luasnya, peralatan dan

bahan yang sesuai dan dukungan yang terus menerus. Pendidik tidak diizinkan terlalu

menekan anak dengan mengerjakan sejumlah tugas tugas yang memberatkan. Hal ini akan

menjadikan anak frustasi dan stres.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan media yang tepat yaitu papan

pensil. Papan pensil adalah papan yang dibuat dari kayu yang ringan sehingga mudah dibawa

anak dan tidak berat.Papan ini diberi lubang-lubang kecil untuk memasukkan pensil. Disekitar

lubang diberi warna yang berbeda – beda, dan dituliskan angka 1 sampai 10. Papan ini

dilengkapi dengan pensil dengan ukuran 3 – 5 cm dan beraneka warna. Ukuran pensil dibuat

pendek agar anak memegang pensil tidak dengan cara menggengam, dan anak akan terbiasa

memegang pensil dengan benar.

Berangkat dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

papan pensil untuk meningkatan motorik halus dalam memegang pensil anak kelompok A

semester I tahun 2014/ 2015.

1. Identifikasi Masalah

Untuk menemukan berbagai permasalahan pembelajaran di kelas maka dilakukan

diskusi peneliti dengan teman sejawat. Adapun permasalahan – permasalahan yang

ditemukan antara lain :

a. kegiatan pembelajaran terasa membosankan

b. masalah perkembangan dan perilaku anak ( anak pasif, tidak mau melaksanakan

tugas, menangis, takut )

c. anak belum bisa menggunting.

d. anak belum bisa mengancingkan baju sendiri.

e. Anak belum bisa mengikat tali sepatu sendiri.

f. Anak belum bisa menulis, menggambar, mewarnai.

g. kemampuan anak pada motorik halus dalam memegang pensi belum sempurna.

h. hasil belajar anak tidak sesuai harapan.

2. Menentukan Fokus Masalah

Mengingat banyaknya masalah di atas maka penelitian ini difokuskan pada

kemampuan anak pada motorik halus dalam memegang pensil ( belum sempurna ) .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses pembelajaran motorik halus dalam memegang pensil dengan

memanfaatkan media papan pensil pada anak kelompok A TK ‘Aisyiyah 8 Kota Magelang

?

2. Bagaimanakah peningkatan motorik halus dalam memegang pensil dengan

memanfaatkan media papan pensil pada anak kelompok A TK ‘Aisyiyah 8 Kota Magelang

?

Page 7: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

3. Bagaimana perubahan perilaku belajar anak kelompok A TK ‘Aisyiyah 8 Kota Magelang

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran motorik halus dalam memegang pensil dengan

memanfaatkan media papan pensil ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendiskripsikan proses pembelajaran motorik halus dalam memegang pensildengan

memanfaatkan media papan pensil pada anak kelompok A TK ‘Aisyiyah 8 Kota Magelang.

2. Mendiskripsikan peningkatan motorik halus dalam memegang pensil dengan

memanfaatkan media papan pensil pada anak kelompok A TK ‘Aisyiyah 8 Kota Magelang.

3. Mendiskripsikan perubahan perilaku belajar anak kelompok A TK ‘Aisyiyah 8 Kota

Magelang setelah mengikuti kegiatan pembelajaran motorik halus dalam memegang pensil

dengan memanfaatkan media papan pensil ?

B. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat di bidang teoretis dan manfaat di bidang

praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Mendapatkan teori baru tentang motorik halus dalam memegang pensil melalui media

papan pensil.

b. Sebagai dasar penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa, sekolah,

dan peniliti.

a. Manfaat bagi guru:

1) mengembangkan dan meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran motorik halus dalam memegang

pensil dengan media Papan Pensil.

2) mampu mengembangkan media yang sesuai dengan tuntutan lingkungannya.

b. Manfaat bagi anak:

1) mengembangkan kreativitas dan kemandirian siswa.

2) membangkitkan motivasi dan rasa percaya diri anak pada kegiatan pembelajaran

motorik halus keterampilan memegang pensil.

3) membangkitkan minat dan rasa ingin tahu anak pada pembelajaran motorik halus

dalam memegang pensil.

4) memberikan pengalaman dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

anak.

c. Manfaat bagi sekolah yaitu untuk memberikan kontribusi yang positif bagi sekolah

dalam mengembangkan inovasi pembelajaran.

d. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat menambah wawasan tentang motorik halus dalam

memegang pensil dengan media Papan Pensil.

Page 8: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

II. KAJIAN TEORETIS

A. Landasan Teoretis

1. Keterampilan Motorik Halus

Dalam teori perkembangan motorik, Elizabeth B. Hurlock ( dalam dr. Med Meitasari

Tjandrasa dan Dra. Muslichah Zarkasi, 1978 : 159 ) menjelaskan bahwa keterampilan

motorik anak dibagi dalam dua kategori, yakni keterampilan tangan dan keterampilan kaki.

Keterampilan tangan lebih banyak dan lebih berguna bagi anak dan karenanya dipelajari

dengan lebih baik. Beberapa keterampilan motorik yang umum pada masa kanak – kanak

adalah keterampilan tangan yang meliputi pengendalian otot tangan, bahu dan

pergelangan tangan meningkat dengan cepat. Dari keterampilan masa kanak – kanak

yang banyak itu adalah keterampilan untuk makan, berpakaian, merawat diri sendiri,

menulis, menjiplak, menangkap dan melempar bola, serta membuat konstruksi rumit.

Menurut Winda Gunarti,Lilis Suryani, Azizah Muis ( 2008 : 2.17 ) kemampuan motorik

halus merupakan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang melibatkan

koordinasi antara mata, tangan, dan otot – otot kecil pada jari – jari, pergelangan tangan,

lengan yang digunakan untuk aktivitas seni, seperti menggunting, melukis dan mewarnai.

Keterampilan mtorik halus dalam memegang pensil sudah berkembang dengan

baik pada usia 3 - 4 tahun.Pada usia 3 tahun menurut Carol Cooper, Claire Halsey, su

Laurent, Sullivan ( dalam Nadia Lastiani, 2009 : 52 ) pada usia ini, anak anda mencoba

menggunakan gunting dan menggambar yang menyerupai orang. Ia mungkin mampu

memegang pensil dengan cara yang lebih baik, meskipun banyak anak yang masih

menggenggam secara kaku. Kemudian di usia 4 tahun menurut Carol Cooper, Claire

Halsey, su Laurent, Sullivan ( dalam Nadia Lastiani, 2009 : 58 ) menjelaskan hingga kini,

anak anda telah mempelajari dua hal penting, yakni cara memegang pensil atau krayon,

dan bahwa simbol – simbol mengandung pesan.

2. Bahaya Keterampilan Motorik Halus

Elizabeth B. Hurlock ( dalam dr. Med Meitasari Tjandrasa dan Dra. Muslichah

Zarkasi, 1978 : 171 ) menjelaskan bahwa dalam perkembangan motorik terdapat banyak

bahaya, yang paling umum adalah keterlambatan perkembangan motorik, harapan

keterampilan yang tidak realistik, kegagalan mempelajari keterampilan yang penting bagi

penyesuaian sosial dan pribadi anak, landasan keterampilan yang jelek, akrobatik,

penggunaan tangan kiri, dan kekakuan.

a. Keterlambatan Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik yang terlambat berarti perkembangan motorik yang

berada di bawah normal umur anak. Akibatnya pada umur tertentu anak tidak

menguasai tugas perkembangan yang diharapkan oleh kelompok sosialnya. Sebagai

contoh anak yang berada di bawah normal untuk dapat makan sendiri, akan

dipandang sebagai anak yang terbelakang.

b. Berbahaya Bagi Penyesuaian Sosial Dan Pribadi Anak

Ketidakmampuan berbuat atau melaksanakan keterampilan berbahaya bagi

penyesuaian sosial dan pribadi anak. Anak merasa rendah diri dan tidak terampil.

Page 9: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

Perasaan ini bisa merongrong rasa percaya diri dan melemahkan motivasi untuk

mempelajari keterampilan yang lain. Apalagi jika anak ditegur dan dikritik, mereka

akan kecewa atau menentang. Sebagai contoh, anak yang belum bisa belaj ar

menulis atau menggambar seperti teman sebayanya, ia akan merasa rendah diri dan

kurang percaya diri.

c. Landasan Keterampilan Jelek

Tekanan orang dewasa untuk melakukan praktek tanpa memperhatikan jenis

keterampilan yang sedang dipelajari, mengakibatkan landasan keterampilan jelek,

dan kecakapan yang akan diperoleh dalam keterampilan baru tidak hanya akan

berada di bawah tingkat kemampuan anak, bahkan akan lebih jelek lagi. Sebagai

contoh anak yang baru belajar memegang pensil atau coret mencoret, jika

dipaksakan untuk belajar menulis, maka hasilnya pasti jelek dan sebagai landasan

memegang pensilpun anak tidak sempurna.

d. Kidal ( Pemakai Tangan Kiri )

Pemakai tangan kiri ( kidal ) merupakan bahaya potensial bagi penyesuaian

sosial dan pribadi yang baik. Perbedaan memakai tangan kiri ( kidal ) akan

menjadikan pusat perhatian bagi teman – temannya, atau orang lain. Hal ini dapat

menimbulkan rasa malu, rendah diri/ kurang percaya diri, tidak bisa diterima

dilingkungan sebayanya, sebagai akibatnya menghambat anak untuk mempelajari

keterampilan dan menghasilkan keterampilan yang menurut keyakinannya berada di

bawah kemampuannya.

e. Kekakuan

Penyebab kekakuan secara umum dijelaskan yaitu terlambat matang, kondisi

fisik yang jelek yang dapat melemahkan motivasi melakukan latihan yang diperlukan

untuk mengembangkan keterampilan motorik, IQ yang rendah, kesempatan dan

motivasi untuk mengembangkan pengendalian otot, dan ketegangan emosional, anak

yang secara temporer gugup, tegang, dan terganggu emosionalnya lebih kaku

daripada anak yang normal.

Keterampilan motorik halus adalah keterampilan berolah tangan, dimana

melibatkan koordinasi antara mata, tangan, dan otot – otot kecil pada jari – jari,

pergelangan tangan, lengan yang digunakan untuk aktivitas seni, merawat d iri sendiri,

melempar dan menangkap bola. Berangkat dari teori di atas dapat disimpulkan

bahwa keterampilan tangan atau keterampilan motorik halus anak harus lebih banyak

diperhatikan, dikembangkan dan dilatih agar anak mandiri, terampil dan memiliki rasa

percaya diri, karena keterampilan tangan atau keterampilan motorik halus tersebut

lebih banyak dan lebih berguna bagi diri anak serta kehidupan anak.

3. Papan Pensil

Papan pensil adalah papan untuk melatih anak dalam memegang pensil. Papan

pensil ini dibuat dari kayu jati Belanda yang ringan sehingga mudah dibawa anak dan

tidak berat. Selain itu warna kayu jati Belanda lebih terang dari kayu yang lain, yaitu putih

tulang. Papan ini diberi lubang-lubang sebesar pensil, kemudian disetiap lubang

Page 10: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

ditambahkan selang yang besarnya juga sebesar pensil . Selang ini berguna untuk

menjaga kelenturan ketika anak memasang pensil . Disekitar lubang diberi warna yang

berbeda – beda, dipetak – petak sebagai penyekat, dan disetiap petak berisi 10 lubang

dan dituliskan angka 1 sampai 10. Papan ini dilengkapi dengan pensil berwarna dengan

ukuran 3 – 5 cm. Ukuran pensil dibuat pendek dengan tujuan agar anak dapat memegang

pensil dengan benar, tidak dengan cara menggengam atau tidak kaku. Papan pensil ini

memiliki multifungsi, selain untuk melatih anak memegang pensil dapat digunakan untuk

melatih anak dalam mengenal konsep bilangan, mengenalkan warna, memasangkan

warna yang sesuai, dan menentukan pola warna.

B. Kerangka Berpikir

Keterampilan tangan atau keterampilan motorik halus anak harus lebih banyak

diperhatikan, dikembangkan dan dilatih sehingga anak akan mandiri, terampil , tidak kaku dan

memiliki rasa percaya diri, karena keterampilan tangan atau keterampilan motorik halus

tersebut lebih banyak dan lebih berguna bagi diri anak serta kehidupan anak. Keterampilan

motorik halus dalam memegang pensil perlu diperhatikan dan dilatih agar an ak memiliki

landasan keterampilan memegang pensil yang sempurna ( tidak kaku ), sehingga akan

berdampak baik pada keterampilan atau kemampuan yang lain. Untuk mengembangkan

keterampilan motorik halus dalam memegang pensil sangat dibutuhkan media yang tepat agar

anak senang, percaya diri, tidak merasa terbebani atau tertekan. Papan Pensil adalah sebuah

media yang tepat untuk mengembangkan keterampilan motorik halus dalam memegang pensil

bagi anak, karena anak merasa senang, tidak terbebani atau tertekan.

C. Hipotesis Tindakan

Jika pembelajaran PAUD dilakukan dengan memanfaatkan media papan pensil,

maka pembelajaran akan lebih menarik, menyenangkan dan keterampilan motorik halus dalam

memegang pensil anak akan meningkat.

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada semester I tahun 2014/2015 bulan Agustus –

Oktober 2014, karena masalah itu timbul pada waktu tersebut dan segera untuk

dipecahkan agar tidak menimbulkan masalah baru.

Jadwal Penelitian

NO Kegiatan Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Identifikasi masalah

2 Menyusun proposal

3 Menyusun instrumen

4 Tindakan

Page 11: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

5 Olah dan analisis

6 Laporan

7 Seminar

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 8 Kota Magelang.

Dipilihnya TK tersebut sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa

peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam proses penelitian.

3. Subyek Penelitian

Adapun sebagai subjek penelitian adalah anak -anak kelompok A dengan jumlah

12 anak terdiri dari 5 anak laki-laki dan 7 anak perempuan.

B. Sumber Data

1. Sumber data dari peserta didik sebagai subyek penelitian.

2. Sumber data lain dari guru atau teman sejawat.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk Pengumpulan data digunakan metode :

1. Observasi / Pengamatan

Metode pengamatan dilakukan untuk mengamati aktifitas dan perilaku anak dalam

kegiatan pembelajaran.

2. Pemberian tugas

Metode pemberian tugas dilakukan dengan memberi tugas kepada anak untuk memasang

pensil pada papan pensil sesuai warna, sesuai jumlah angkanya , membilang pensil,

menentukan pola warna.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :

1. Panduan Observasi

Panduan Observasi digunakan untuk mencatat aktifitas dan perilaku anak

selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil perkembangan kemampuan

motorik halus dalam memegang pensil anak dalam bentuk peragaan/demonstrasi.

E. Tekhnik Analisis Data

Untuk menganalisis, mengolah, menyajikan dan menarik kesimpulan data berupa

informasi/ datanaratif dilakukan dengan tekhnik deskriptif kualitatif.

F. Indikator Kinerja.

1. Guru terampil mengelola proses pembelajaran yang memanfaatkan papan pensil yang

ditandai dengan aktifitas guru minimal baik dalam lembar observasi.

2. Terjadi perubahan sikap dan perilaku anak dalam proses pembelajaran yang

memanfaatkan papan pensil yang ditandai dengan aktifitas anak min imal baik dalam

lembar observasi.

Page 12: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

3. Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan dengan pencapaian 80 % kemampuan motorik

halus dalam memegang pensil anak meningkat.

G. Prosedur Penelitian

Langkah – langkah prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah model

Kemmis dan Taggart yang digambarkan sebagai berikut

PERENCANAAN

SIKLUS I

SIKLUS II

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

REFLEKSI

PENGAMATAN

Page 13: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

AKTIVITAS SIKLUS 1 SIKLUS 2

PERENCANAAN

( planning )

1. Peneliti bersama teman sejawat

menyusun perencanaan tempat,

menyusun SILABUS, menyusun RKM,

menyusun RKH, menyusun media,

bahan dan menyusun alat evaluasi.

2. Guru mengidentifikasi masalah

3. guru menyusun rencana penggunaan

media papan pensil

1. Peneliti bersama teman sejawat

menyusun perencanaan tempat,

menyusun SILABUS, menyusun RKM,

menyusun RKH, menyusun media,

bahan dan menyusun alat evaluasi.

2. Guru mengidentifikasi masalahan

3. guru menyusun rencana kembali

penggunaan media papan pensil

sebagai tindak lanjut Siklus 1

PELAKSANAAN

( acting )

1. Guru mengkondisikan anak untuk

penggunaan media papan pensil

2. guru memberikan kesempa- tan

kepada anak untuk memasang pensil

pada papan pensil secara kelompok

3. Guru memberikan motivasi

1. Guru mengkondisikan anak untuk

penggunaan media papan pensil

2. Guru melaksanakan kegiatan

dengan menggunanakan media papan

pensil secara individu

3. Guru memberikan motivasi

OBSERVASI Melakukan pengamatan aktifitas dan

perilaku belajar anak dengan melibatkan

teman sejawat dengan menggunakan

lembar observasi

Melakukan pengamatan aktifitas dan

perilaku belajar anak dengan

melibatkan teman sejawat dengan

menggunakan lembar observasi

REFLEKSI 1. Peneliti mendiskusikan dengan teman

sejawat mengenai kekurangan dan

kelemahan tindakan dalam kegiatan

pembelajaran sebagai dasar menyusun

rencana perbaikan siklus selanjutnya

2. Melakukan pengecekan ketercapaian

indikator kinerja. Apabila belum sesuai

dengan indikator kinerja maka diperlukan

siklus selanjutnya

Melakukan pengecekan ketercapaian

indikator kinerja. Apabila belum sesuai

dengan indikator kinerja maka

diperlukan siklus selanjutnya. Apabila

sudah sesuai indikator kinerja maka

penelitian dinyatakan berhasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Kondisi Awal

Pada kondisi awal ditandai dengan hasil perkembangan kemampuan motorik halus

dalam memegang pensil anak belum sempurna ( masih rendah ), yaitu anak yang mendapat

nilai ● ( baik ) = 0 % , √ ( cukup ) = 28,3 % , O ( kurang ) = 71,7 % Hali ini disebabkan kegiatan

pembelajaran belum menggunakan media yang tepat yaitu papan pensil.

Page 14: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

HASIL PENILAIAN KONDISI AWAL

NO

NAMA ANAK

HASIL PENILAIAN

HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 5 Jumlah

● √ O

1 NINDA O O O O O 5

2 AKBAR O O O √ O 1 4

3 FADHIL O O O O √ 1 4

4 DAFA O O O O O 5

5 KEVIN O O O O O 5

6 SHERIL √ √ √ √ √ 5

7 ZAFIE O O O O O 5

8 ZAHRA √ √ √ √ √ 5

9 VIRA O O O O O 5

10 ZILLA O O √ O √ 2 3

11 DENA O O √ O √ 2 3

12 DHEA O O O √ O 1 4

Jumlah : - 17 43

● ( Baik )

√ ( Cukup )

O ( Kurang )

=

=

=

0 : 60 x 100 % = 0 %

17 : 60 x 100 % = 28,3 %

43 : 60 x 100 % = 71,7 %

B. Diskripsi Hasil Siklus I

Penelitian tindakan siklus I ini dilaksanakan dari tanggal 15 September sampai

dengan 19 September 2014 dengan memanfaatkan media papan pensil. Anak – anak dibagi

menjadi tiga kelompok. Satu kelompok memasangkan pensil pada papan pensil secara

bersama, sedangkan yang dua kelompok melaksanakan tugas kegiatan lain yang berbeda.

Hasil perkembangan motorik halus dalam memegang pensil pada sik lus I ini, terjadi adanya

peningkatan dari kondisi awal, meskipun belum meningkat secara signifikan. Adapun hasilnya

adalah ● ( baik ) = 15 % , √ ( cukup ) = 53,3 % , O ( kurang ) = 31,7 %. Karena hasil

perkembangan pada siklus I belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, dan belum

sesuai indikator kinerja maka direkomendasikan untuk perbaikan siklus II.

HASIL PENILAIAN SIKLUS I

NO

NAMA ANAK

HASIL PENILAIAN

HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 5 Jumlah

● √ O

1 NINDA O √ O √ √ 3 2

2 AKBAR √ √ ● √ ● 2 3

Page 15: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

3 FADHIL √ √ √ √ √ 5

4 DAFA O O √ O √ 2 3

5 KEVIN O O √ O ● 1 1 3

6 SHERIL √ √ ● ● √ 2 3

7 ZAFIE O O √ √ √ 3 2

8 ZAHRA √ √ √ ● ● 2 3

9 VIRA O O √ O O 1 4

10 ZILLA √ √ √ ● ● 2 3

11 DENA O O O √ √ 2 3

12 DHEA O O √ √ √ 3 2

Jumlah : 9 32 19

● ( Baik )

√ ( Cukup )

O ( Kurang )

=

=

=

9 : 60 x 100 % = 15 %

32 : 60 x 100 % = 53,3 %

19 : 60 x 100 % = 31,7 %

C. Diskripsi Hasil Siklus II

Penelitian tindakan siklus II ini dilaksanakan dari tanggal 22 September sampai

dengan 26 September 2014 dengan memanfaatkan media papan pensil. Anak – anak dibagi

menjadi tiga kelompok. Satu kelompok memasangkan pensil pada papan pensil secara

individu, sedangkan yang dua kelompok melaksanakan tugas kegiatan lain yang berbeda.

Hasil perkembangan motorik halus dalam memegang pensil pada siklus II ini, terjadi adanya

peningkatan secara signifikan. Adapun hasilnya adalah • ( baik ) = 81,7% , √ ( cukup ) =

18,3% , O (kurang) = 0%. Karena hasil perkembangan pada siklus II sudah sesuai dengan

indikator kinerja maka penelitian dinyatakan berhasil.

HASIL PENILAIAN SIKLUS II

NO

NAMA ANAK

HASIL PENILAIAN

HARI 1 HARI 2 HARI 3 HARI 4 HARI 5 Jumlah

● √ O

1 NINDA √ √ ● ● ● 3 2

2 AKBAR ● ● ● ● ● 5

3 FADHIL ● ● ● ● ● 5

4 DAFA √ √ √ √ √ 5

5 KEVIN √ √ ● ● ● 3 2

6 SHERIL ● ● ● ● ● 5

7 ZAFIE ● ● ● ● ● 5

8 ZAHRA ● ● ● ● ● 5

Page 16: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

9 VIRA √ ● ● √ ● 3 2

10 ZILLA ● ● ● ● ● 5

11 DENA ● ● ● ● ● 5

12 DHEA ● ● ● ● ● 5

Jumlah : 49 11 -

● ( Baik )

√ ( Cukup )

O ( Kurang )

=

=

=

49 : 60 x 100 % = 81,7 %

11 : 60 x 100 % = 18,3 %

0 : 60 x 100 % = 0 %

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tindakan

No Kondisi awal Siklus1 Siklus 2

1. Pada pembelajaran motorik

halus dalam memegang

pensil belum menggunakan

papan pensil

Pada pembelajaran motorik halus

dalam memegang pensil sudah

menggunakan media papan

pensil, anak dibagi 3 kelompok,

satu kelompok memasang pensil

pada papan pensil secara

bersama (kelompok ), dua

kelompok melaksanakan tugas

yang lain dan berbeda.

Pada pembelajaran motorik halus

dalam memegang pensil sudah

menggunakan media papan

pensil, anak dibagi 3 kelompok,

satu kelompok memasang pensil

pada papan pensil secara

individu, dua kelompok

melaksanakan tugas yang lain

dan berbeda.

2. Proses Pembelajaran

No Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Refleksi

2. -Masih banyak

anak yang ke-

sultan meme-

gang pensil

-Banyak anak

yang pasif

-Anak jenuh,

ramai karena

pembelajaran

kurang menarik

tanpa alat peraga

-Anak yang memegang

pensil sudah baik

bertambah.

-Anak aktif dan

antusias dalam belajar

- Anak senang dan

sangat respon terhadap

pembelajaran dengan

media papan pensil

-Masih ada 2 anak

yang pasif

anak yang sudah bisa

memegang pensil

dengan baik

bertambah lebih

banyak

-Anak aktif semua,

antusias, senang, dan

lebih fokus.

- semua anak respon

Dari kondisi awal ke kondisi

akhir terdapat peningkatan

keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran motorik halus

dalam meme- gang pensil

karena memanfaatkan media

papan pensil

Page 17: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

3. Hasil Belajar

No Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2 Refleksi

Hasil nilai

perkembangan

motorik halus dalam

meme- gang pensil

anak pada kondisi

awal :

● : 0%

V : 28,3%

O : 71,7%

Hasil nilai

perkembang an

motorik halus

dalam memegang

pensil anak pada

siklus 1 :

● : 15%

V : 53,3%

O : 31,7%

Hasil nilai

perkembangan

motorik halus dalam

memegang pensil

anak pada siklus 2 :

● : 81,7%

V : 18,3%

O : 0%

Dari kondisi awal ke kondisi akhir

terdapat peningkatan hasil

perkembangan. Pada kondisi awal,

anak yang mendapat nilai ● (baik)

adalah 0%. Pada siklus II yang

mendapat nilai ● (baik) adalah

81,7%. Meningkat 81,7%.

Sedangkan anak yang

mendapatkan nilai O (kurang)

semakin berkurang. Pada kondisi

awal anak yang mendapat nilai O (

kurang ) adalah 71,7%. Pada

kondisi akhir (siklus II ) berkurang

menjadi 0%. berarti penelitian ini

sudah berhasil karena indikator

keberhasilan sudah tercapai

sehingga tidak perlu diadakan

perbaikan dengan siklus berikutnya.

IV. PENUTUP

A. Simpulan

Melalui media papan pensil yang dilengkapi dengan pensil berukuran 3 - 5 cm anak -

anak menjadi aktif dalam pembelajaran, jari – jari anak akan terlatih sehingga anak mampu

memegang pensil dengan benar. Semakin sering anak berlatih memasang dan melepas/

mencabut pensil di papan pensil, maka kemampuan motorik halus anak dalam memegang

pensil akan semakin berkembang lebih baik dan sempurna.

B. Saran-saran

Dunia anak adalah dunia bemain, menyenangkan, tidak ada beban, tidak ada

tekanan, maka dari itu kegiatan pembelajaran di TK pun disusun dengan menarik, anak-anak

janganlah dipaksa, diberikan pembelajaran secara tekstual, terlebih dengan pembelajaran

menulis. Guru TK hendaklah aktif dan kreatif menciptakan pembelajaran yang menyenangkan

dan menciptakan alat peraga yang menarik. Meskipun media papan pensil ini jauh dari

kesempurnaan, semoga bermanfaat di dunia pendidikan pada umumnya dan di Taman Kanak-

Kanak pada khususnya.

Page 18: PTK Papan pensil Untukmeningkatkan kemampuan memegang pensil

DAFTAR PUSTAKA

Cooper Carol, dkk ( 2009 ), Ensiklopedia Perkembangan Anak, Jakarta, Erlangga

Gunarti Winda, dkk (2008), Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar AUD , Jakarta, Universitas Terbuka

Hurlock Elizabeth B. ( 1978 ), Perkembangan Anak Jilid 1, Jakarta, Erlangga

Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA (2006), Jakarta, Depdiknas Dirjen Dikdasmen

Permendiknas nomor 58 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. tahun 2009