bab ii kajian pustaka 2.1. kajian teori 2.1.1. pengertian...

42
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair Share Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok secara keseluruhan. Karakteristik model Think Pair Share siswa dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. Model ini selain diharapkan dapat menjebatani dan mengarahkan proses belajar mengajar siswa juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi siswa. Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah siswa dapat berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan. Metode Think Pairs Share dikembangkan untuk meningkatkan penguasaan isi akademis siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini seperti dinyatakan oleh Richard I. Arends (1997:122) bahwa "Think-pair- share and Numbered heads together, described here, are two examples of structures teachers can use to teach academic content or to check on student understanding of particular content ”. Peningkatan penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pelajaran dilalui dengan tiga proses tahapan yaitu melalui proses thinking (berpikir) siswa diajak untuk merespon, berpikir dan mencari jawaban atas pertanyaan guru, melalui proses pairing (berpasangan) siswa diajak untuk bekerjasama dan saling membantu dalam kelompok kecil untuk bersama-

Upload: vannga

Post on 06-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Think Pair Share

Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa metode

resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok secara

keseluruhan. Karakteristik model Think Pair Share siswa dibimbing secara

mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan

permasalahan. Model ini selain diharapkan dapat menjebatani dan

mengarahkan proses belajar mengajar siswa juga mempunyai dampak lain

yang sangat bermanfaat bagi siswa. Beberapa akibat yang dapat

ditimbulkan dari model ini adalah siswa dapat berkomunikasi secara

langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan

bertukar pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya

jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.

Metode Think Pairs Share dikembangkan untuk meningkatkan

penguasaan isi akademis siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini

seperti dinyatakan oleh Richard I. Arends (1997:122) bahwa "Think-pair-

share and Numbered heads together, described here, are two examples of

structures teachers can use to teach academic content or to check on

student understanding of particular content ”.

Peningkatan penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pelajaran

dilalui dengan tiga proses tahapan yaitu melalui proses thinking (berpikir)

siswa diajak untuk merespon, berpikir dan mencari jawaban atas

pertanyaan guru, melalui proses pairing (berpasangan) siswa diajak untuk

bekerjasama dan saling membantu dalam kelompok kecil untuk bersama-

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

8

sama menemukan jawaban yang paling tepat atas pertanyaan guru.

Terakhir melalui tahap sharing (berbagi) siswa diajak untuk mampu

membagi hasil diskusi kepada teman dalam satu kelas. Jadi melalui metode

Think Pair Share ini penguasaan isi akademis siswa terhadap materi

pelajaran dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa.

2.1.2. Model Pembelajaran Think Pair Share

TPS singkatan dari Think Pair Share atau berpikir, berpasangan,

berbagi, merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. (Direktorat PLP modul SN-38

2004:17).TPS Think-Pair-Share atau Berfikir, Berpasangan, Berbagi

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa. Think Pair Share menghendaki siswa

bekerja saling membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih

dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual

(Ibrahim dkk : 2000 ).

2.1.3. Sejarah Model Pembelajaran Think Pair Share

Think-Pair-Share pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman pada

tahun 1981. Resiko dalam pembelajaran Think Pair Share relatif rendah

dan struktur pembelajaran kolaboratif pendek, sehingga sangat ideal bagi

guru dan siswa yang baru belajar kolaboratif. Think Pair Share merupakan

jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa. Think Pair Share menghendaki siswa bekerja saling

membantu dalam kelompok kecil (2-6 anggota).

Metode pengajaran tipe Think-Pair-Share ini dikembangkan oleh

Frank Lyman dan kawan-kawan di Universitas Maryland yang mampu

mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan

dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang

digunakan dalam metode Think-Pair-Share dapat memberi siswa lebih

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

9

banyak waktu untuk berpikir dan merespons serta saling membantu yang

lain. Guru hanya memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau

siswa membaca tugas atau situasi yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru

menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah

dijelaskan dan dialami.

Guru memilih menggunakan Think Pairs Share untuk membandingkan

Tanya jawab kelompok keseluruhan. Sebagai contoh, seorang guru baru

saja menyelesaikan sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca

tugas. Selanjutnya, guru meminta para siswa untuk menyadari secara lebih

serius mengenai yang telah dijelaskan oleh guru atau yang telah dibaca.

Guru lebih memilih metode Think-Pair-Share dari pada metode tanya

jawab untuk kelompok secara keseluruhan (whole-group question and

answer).

2.1.4. Cara Pelaksanaan Model Pembelajaran Think Pair Share

Think Pair Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit

untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan

saling membantu satu sama lain. Misalkan seorang guru baru saja

menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu

tugas dan guru menginginkan siswa memikirkan lebih mendalam tentang

apa yang telah dijelaskan atau dialami. Untuk itu guru dapat menerapkan

langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tahap I : Thinking ( Berpikir ). Guru mengajukan pertanyaan atau

soal yang berhubungan dengan pelajaran. Selanjutnya siswa diminta

untuk memikirkan jawaban pertanyaan atau soal tersebut secara

mandiri untuk beberapa saat.

b. Tahap II : Pairing ( Berpasangan ). Guru meminta siswa berpasangan

dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan

pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

10

jawaban atau berbagi ide. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit

untuk berpasangan.

c. Tahap III : Sharing ( Berbagi ). Pada tahap akhir ini, guru meminta

kepada pasangan untuk berbagi dengan kelompoknya tentang apa yang

telah mereka bicarakan. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah

kemampuan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang

heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas

yang setara. Karena pada pembelajaran kooperatif keberhasilan

kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut

bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam

kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat

mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa

yang lemah terbantu dalam memahami permasalahan yang

diselesaikan dalam kelompok tersebut.

2.1.5. Cara Pembelajaran Menggunakan Metode Think Pair Share

Think Pair Share memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus

regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Namun, tahapan Think Pair

Share dimasukkan sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim.

Adapaun siklus regular pembelajaran yang dimaksud adalah:

a. Tahapan pengajaran

b. Tahapan belajar tim

c. Tahapan Think Pair Share

d. Tahapan penilaian

e. Tahapan rekognisi/penghargaan.

Dalam Think Pair Share, guru menantang dengan pertanyaan terbuka

dan memberi siswa setengah sampai satu menit untuk memikirkan

pertanyaan itu. Hal ini penting karena memberikan kesempatan siswa untuk

mulai merumuskan jawaban dengan mengambil informasi dari memori

jangka panjang. Siswa kemudian berpasangan dengan satu anggota

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

11

kelompok kolaboratif atau tetangga yang duduk di dekatnya dan

mendiskusikan ide-ide mereka tentang pertanyaan selama beberapa menit.

Guru dalam hal ini dapat mengatur pasangan yang tidak sekelompok untuk

menciptakan variasi gaya gaya belajar bagi siswa. Struktur Think Pair

Share memberikan kesempatan yang sama pada semua siswa untuk

mendiskusikan ide-ide mereka. Hal ini penting karena siswa mulai untuk

membangun pengetahuan mereka dalam diskusi ini, di samping untuk

mengetahui apa yang mereka dapat lakukan dan belum ketahui. Proses

aktif ini biasanya tidak tersedia bagi siswa dalam pembelajaran tradisional.

Setelah beberapa menit guru dapat memilih secara acak pasangan yang

ingin berbagi di hadapan kelas. Proses ini dapat dilakukan dengan meminta

inisiatif siswa. Siswa biasanya lebih rela untuk merespon setelah mereka

memiliki kesempatan untuk mendiskusikan ide-ide mereka dengan teman

sekelas karena jika jawabannya salah, rasa malu dapat dirasakan bersama.

Selain itu, tanggapan yang diterima sering lebih intelektual sehingga

melalui proses ini siswa dapat mengubah atau merefleksi ide-ide mereka.

Struktur Think Pair Share juga meningkatkan keterampilan

komunikasi lisan siswa ketika mereka mendiskusikan ide-ide mereka

dengan satu sama lain. “Intermezzo” singkat ini juga dapat dijadikan

kesempatan yang tepat bagi guru untuk membahas konsep yang akan

didiskusikan atau dipelajari siswa pada periode berikutnya. Salah satu

variasi dari struktur Think Pair Share ini adalah siswa dapat menuliskan

pikiran mereka di sebuah kartu dan mengumpulkannya. Kemudian guru

memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk melihat apakah ada

masalah dalam pemahaman mereka.

Dalam Implementasinya secara teknis Howard (2006) mengemukakan

lima langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik Think Pair Share,

sebagai berikut:

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

12

- Step 1 : Guru memberitahukan sebuah topik dan menyatakan

berapa lama setiap siswa akan berbagi informasi dengan pasangan

mereka.

- Step 2 : Guru akan menetapkan waktu berpikir secara individual.

- Step 3 : Dalam pasangan, pasangan A akan berbagi; pasangan B

akan mendengar.

- Step 4 : Pasangan B kemudian akan merespon pasangan A.

- Step 5 : Pasangan berganti peran.

Howard (2006), memberikan stressing terhadap sebuah pilihan yang

dapat diperhatikan pada struktur Think Pair Share ini, yaitu guru dapat

menetapkan respon awal sebelum step 4. Misalnya, terima kasih atas

sharingnya, satu hal saya telah pelajari dengan mendengarkan kamu …,

saya senang mendengarkan kamu sebab….

Pembelajaran kooperatif besar karena otak yang berbeda

memungkinkan untuk berkonsentrasi pada ide-ide yang sama. Semua siswa

berasal dari orang tua yang berbeda dan karena itu mereka memiliki

kekuatan dalam bidang yang berbeda, sehingga hal ini cocok untuk

pembelajaran kooperatif. Dalam Pembelajaran Think Pair Share, jika siswa

tidak kuat dalam sebuah topik, atau tidak sepenuhnya memahami konsep

ide, pasangan mereka dapat membantu memahami dan menjelaskannya

kepada mereka. Jika siswa masih tidak mengerti mereka bisa mencoba

untuk memberi pemahaman secara sederhana dan akrab. Biasanya dua otak

bekerja lebih baik dari pada satu.

Pembelajaran Think Pair Share dapat mengembangkan kemampuan

mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain. Membantu siswa untuk

respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta

menerima segala perbedaan. Siswa dapat mengembangkan kemampuan

untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

13

Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan motivasi

dan memberi rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi proses

pendidikan jangka panjang. Pembelajaran Think Pair Share juga

mengembangkan keterampilan, yang sangat penting dalam perkembangan

dunia saat ini. Pembelajaran Think Pair Share bisa mengajarkan orang

untuk bekerja bersama-sama dan lebih efisien, biasanya kegiatan praktik

perlu dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dengan bekerja sama, dua

orang dapat menyelesaikan sesuatu lebih cepat.

2.1.6. Model Pembelajaran Think Pairs Share

Think pair share merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang dikembangkan oleh Frank Lyman, dkk dari Universitas Maryland

pada tahun 1985 sebagai salah satu struktur kegiatan cooperative learning.

Think pair share memberikan waktu kepada para siswa untuk berpikir dan

merespon serta saling bantu satu sama lain. Think pair share memberi

siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang

lain. Keunggulan lain dari pembelajaran ini adalah optimalisasi partisipasi

siswa.

Fogarty dan Robin (1996) menyatakan bahwa teknik belajar mengajar

Think Pair Share mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:

Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar,

Memberikan waktu kepada siswa untuk merefleksikan isi materi

pelajaran,

Memberikan waktu kepada siswa untuk melatih mengeluarkan

pendapat sebelum berbagi dengan kelompok kecil atau kelas

secara keseluruhan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

14

Dengan teknik belajar mengajar think pair share yang disebutkan

Fogarty dan Robin siswa dilatih untuk banyak berfikir dan saling tukar

pendapat baik dengan teman sebangku ataupun dengan teman sekelas,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siawa karena

siswa dituntut untuk mengikuti proses pembelajaran agar dapat menjawab

setiap pertanyaan dan berdiskusi.

2.1.7. Karakteristik Model pembelajaran Think Pairs Share

Ciri utama pada model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

adalah tiga langkah utamanya yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran. Yaitu langkah think (berpikir secara individual), pair

(berpasangan dengan teman sebangku), dan share (berbagi jawaban dengan

pasangan lain atau seluruh kelas).

1. Think (berpikir secara individual)

Pada tahap think, guru mengajukan suatu pertanyaan atau

masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan siswa diminta untuk

berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan atau masalah yang

diajukan. Pada tahapan ini, siswa sebaiknya menuliskan jawaban

mereka, hal ini karena guru tidak dapat memantau semua jawaban

siswa sehingga melalui catatan tersebut guru dapat mengetahui

jawaban yang harus diperbaiki atau diluruskan di akhir

pembelajaran. Dalam menentukan batasan waktu untuk tahap ini,

guru harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa untuk

menjawab pertanyaan yang diberikan, jenis dan bentuk pertanyaan

yang diberikan, serta jadwal pembelajaran untuk setiap kali

pertemuan.

Kelebihan dari tahap ini adalah adanya “think time” atau waktu

berpikir yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir

mengenai jawaban mereka sendiri sebelum pertanyaan tersebut

dijawab oleh siswa lain. Selain itu, guru dapat mengurangi masalah

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

15

dari adanya siswa yang mengobrol, karena tiap siswa memiliki

tugas untuk dikerjakan sendiri.

2. Pair (berpasangan dengan teman sebangku).

Langkah kedua adalah guru meminta para siswa untuk

berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah

dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan

jawaban bersama. Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4

atau 5 menit untuk berpasangan. Setiap pasangan siswa saling

berdiskusi mengenai hasil jawaban mereka sebelumnya sehingga

hasil akhir yang didapat menjadi lebih baik, karena siswa mendapat

tambahan informasi dan pemecahan masalah yang lain.

3. Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas).

Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan

tersebut untuk berbagi hasil pemikiran mereka dengan pasangan

lain atau dengan seluruh kelas. Pada langkah ini akan menjadi

efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke pasangan

yang lain, sehingga seperempat atau separuh dari pasangan-

pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.

Langkah ini merupakan penyempurnaan dari langkah-langkah

sebelumnya, dalam arti bahwa langkah ini menolong agar semua

kelompok menjadi lebih memahami mengenai pemecahan masalah

yang diberikan berdasarkan penjelasan kelompok yang lain. Hal ini

juga agar siswa benar-benar mengerti ketika guru memberikan

koreksi maupun penguatan di akhir pembelajaran.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

16

2.1.8. Kelebihan Metode Pembelajaran Think Pair Share

1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.

Penggunaan metode pembelajaran Think Pair Share menuntut

siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau

permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga

diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru

menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.

2. Memperbaiki kehadiran.

Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain

untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga

dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap

pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa

tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil

belajar mereka.

3. Angka putus sekolah berkurang.

Model pembelajaran Think Pair Share diharapkan dapat

memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa

dapat lebih baik dari pada pembelajaran dengan model konvensional.

4. Sikap apatis berkurang.

Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa

malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang

disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru.

Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar,

metode pembelajaran Think Pair Share akan lebih menarik dan tidak

monoton dibandingkan metode konvensional.

5. Penerimaan terhadap individu lebih besar.

Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di

dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat

dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

17

lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru.

Dengan pembelajaran Think Pair Share hal ini dapat diminimalisir

sebab semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan

oleh guru.

6. Hasil belajar lebih mendalam.

Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa.

Dengan pembelajaran Think Pair Share perkembangan hasil belajar

siswa dapat diidentifikasi secara bertahap. Sehingga pada akhir

pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.

7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran

Think Pair Share menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim,

sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima

pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya

tidak diterima.

2.1.9. Kelemahan Model Pembelajaran Think Pairs Share

Kelemahan model pembelajaran Think Pairs Share Menurut Lie

(2005:46), kekurangan dari kelompok berpasangan (kelompok yang terdiri

dari 2 orang siswa) adalah: 1) banyak kelompok yang melapor dan perlu

dimonitor, 2) lebih sedikit ide yang muncul, dan 3) tidak ada penengah jika

terjadi perselisihan dalam kelompok. Beberapa kelemahan model

pembelajaran Think Pairs Share sebagai berikut :

a. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir

sistematik.

b. Lebih sedikit ide yang masuk.

c. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok

yang bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan

dimonitor.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

18

2.1.10. Langkah-langkah model pembelajaran Think Pairs Share

Langkah-langkah (sintaks) model pembelajaran tipe think pair share

terdiri dari lima langkah, dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas yaitu

tahap pendahuluan think, pair, dan share, penghargaan. Penjelasan dari

setiap langkah-langkah adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pendahuluan

Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi

sekaligus memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran.

Pada tahap ini, guru juga menjelaskan aturan main serta

menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap kegiatan.

b. Tahap Think (berpikir secara individual)

Proses think pair share dimulai pada saat guru melakukan

demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap ini,

siswa diberi batasan waktu (“think time”) oleh guru untuk memikirkan

jawabannya secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan.

Dalam penentuannya, guru harus mempertimbangkan pengetahuan

dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

c. Tahap Pairs (berpasangan dengan teman sebangku)

Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara berpasangan.

Guru menentukan bahwa pasangan setiap siswa adalah teman

sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak pindah mendekati

siswa lain yang pintar dan meninggalkan teman sebangkunya.

Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk

mendiskusikan mengenai jawaban atas permasalahan yang telah

diberikan oleh guru. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk

mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban secara bersama.

d. Tahap Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh

kelas)

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

19

Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban secara

perseorangan atau secara kooperatif kepada kelas sebagai keseluruhan

kelompok. Setiap anggota dari kelompok dapat memperoleh nilai dari

hasil pemikiran mereka.

e. Tahap Penghargaan

Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara individu

maupun kelompok. Nilai individu berdasarkan hasil jawaban pada

tahap think, sedangkan nilai kelompok berdasarkan jawaban pada

tahap pair dan share, terutama pada saat presentasi memberikan

penjelasan terhadap seluruh kelas.

2.2. Pengertian Minat Belajar

Minat belajar menurut (Drs. Slameto 2010:180) minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakian besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan

yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,

dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu akativitas. Siswa

yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat

terhadap sesuatu dipengaruhi dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

mempengaruhi peneriman minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

merupakan hasil belajar menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat

terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal hakiki untuk dapat mempelajari hal

terseut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang

mempelajarinya.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

20

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu

siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk

mempelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti

menunjukan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu

mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-

kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupaka suatu alat untuk

mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa

hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya,

kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya.

Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan

konasi (kehendak). Atas dasar tersebut minat dianggap sebagai respon yang sadar

dari diri individu. Yang dimaksud kognisi adalah minat tersebut didahului oleh

pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju, kemudian menimbulkan

emosi (perasaan) tertentu, dan akan menuju pada konasi (kehendak) untuk

mencapainya, seperti adanya keinginan dan kemauan dari diri individu tersebut.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa suka

atau ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sehingga mendorong peserta

didik untuk menguasai pengetahuan dan pengalaman, hal tersebut dapat

ditunjukkan melalui partisipasi dan keaktifan dalam mencari pengetahuan dan

pengalaman tersebut.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

21

2.2.1. Meningkat Minat Siswa

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk

membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan

minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat pada olahraga

balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik

perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru

saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran

yang sesungguhnya.

Disamping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner dan Tanner (1975)

menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru

pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan imformasi pada

siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang diberikan dengan

bahan pengajaan yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa dimasa akan

datang. Rooijakers (1980) berpendapat hal ini dapat pula dicapai dengan cara

menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensional yang sudah

diketahui kebanyakan siswa. Siswa, misalnya, akan menaruh perhatian pada

pelajaran IPA tentang materi gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan peristiwa

mendaratnya manusia pertama di bulan.

Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif

dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai

untuk membujuk seseorang agar melalukan sesuatu yang tidak mau

melalukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan

memberikan insentif akan membangkitka motivasi siswa, dan mungkin minat

terhadap bahan yang akan diajarkan akan muncul.

Studi-studi eksperimental menunjukan bahwa siswa- siswa yang secara teratur

dan sistematis diberikan hadiah karena telah bekerja dengan baik atau karena

perbaikan dalam kualitas pekerjannya, cenderung bekerja lebih baik daripada

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

22

siswa –siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk atau

karena tidak adanya kemajuan. Menghukum siswa karena hasil kerja yang buruk

tidak terbukti efektif, bahkan hukuman yag terlalu kuat dan sering lebih

menghambat belajar. Tetapi hukuman yang ringan masih lebih baik daripada

tidak ada perhatian sama sekali. Hendaknya pengajar bertindak bijaksana dalam

menggunakan insentif. Insentif apa pun yang dipakai perlu disesuikan dengan

diri siswa masing-masing.

2.2.2. Manfaat Minat Belajar

Sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi. Dengan memiliki

minat belajar, peserta didik lebih memperkuat ingatan tentang pelajaran yang

diberikan oleh pendidik. Dengan ingatan yang kuat, peserta didik berhasil

memahami materi pelajaran yang diberikan oleh pendidik. Sehingga, tidak sulit

bagi peserta didik dalam mengerjakan soal atau pertanyaan dari peserta didik.

Hal tersebut menghasilkan nilai yang bagus dan meningkatkan prestasi peserta

didik.

Selain itu, Minat belajar menciptakan dan menimbulkan konsentrasi dalam

belajar. Peserta didik akan memiliki konsentrasi yang baik apabila dalam dirinya

terdapat minat untuk mempelajari hal yang ingin mereka ketahui. Konsentrasi

yang terbentuk inilah, yang mempermudah peserta didik memahami materi yang

dipelajari. Seperti yang dijelaskan diatas, minat merupakan pendorong bagi

peserta didik dalam belajar. Dengan minat tersebut, belajar bukan lagi sebagai

beban bagi peserta didik. Belajar menjadi hal yang menggembirakan bahkan

peserta didik dapat belajar dengan perasaan senang karena mengetahui hal-hal

yang baru. Dengan kata lain, memperkecil kebosanan peserta didik terhadap

pelajaran. Hal ini, menunjukkan bahwa minat sangat erat hubungannya dengan

belajar.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

23

Persoalannya saat ini adalah minat peserta didik yang berbeda atau bahkan

tidak adanya minat pada diri peserta didik. Minat tersebut ada yang berasal dari

diri peserta didik yang disebut bakat. Tapi, ada kalanya minat tersebut perlu

mendapatkan pengaruh dari lingkungan. Minat dari lingkungan tersebut, karena

adanya pengaruh dari guru yang menggunakan variasi gaya belajar.

Pendidik harus memiliki perhatian khusus terhadap peserta didiknya, sehingga

pendidik dapat mengetahui peserta didik yang memiliki minat dalam belajar dan

peserta didik yang harus dibantu dalam menciptakan minat belajar tersebut. Guru

dapat memperhatikan hal-hal kecil yang menunjukkan bahwa peserta didik

memiliki minat yang cukup terhadap pelajaran, antara lain ialah:

1. Melalui pekerjaan rumah

Secara sekilas, pendidik dapat menilai minat peserta didik melalui

pekerjaan rumah. Peserta didik yang memiliki minat terhadap pelajaran

tersebut, akan mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan kepadanya

dengan baik.

2. Diskusi

Diskusi yang diciptakan dalam ruang kelas dengan teman sebaya,

dapat memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuat minat

tersebut. Jadi, dalam berdiskusi peserta didik tersebut akan antusias dan

berprestasi.

3. Memberi Pertanyaan

Apabila proses belajar mengajar berlangsung dengan aktif, artinya

peserta didik aktif bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi

yang diterangkan oleh pendidik. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta

didik memiliki minat terhadap pelajaran tersebut. Membangkitkan minat

dalam diri peserta didik merupakan kewajiban dari pendidik, orang tua, dan

masyarakat.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

24

Sekolah merupakan salah satu badan untuk menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi peserta didik. Di dalam sekolah, pendidik harus

mempunyai strategi-srategi untuk membangkitkan minat peserta didik untuk

belajar. Misalnya, pendidik bercerita tentang hal yang dapat menarik yang

berhubungan denga materi, sehingga menimbulkan minat terhadap pelajaran

tersebut. Selain itu, pendidik dapat memotivasi peserta didik dengan cara

memberikan hadiah bagi peserta didik yang mendapat nilai seratus. Serta

masih banyak hal-hal lain yang dapat dikembangkan oleh pendidik untuk

menumbuhkan keaktifan pserta didik dalam belajar.

Selain sekolah bertanggung jawab untuk menciptakan situasi belajar

yang menyenangkan serta menantang, diperlukan peran orang tua yang

besar. Pendidik hanya dapat mengawasi dalam lingkungan sekolah. Diluar

sekolah, orang tua perlu menumbuhkan minat belajar anak. Hal tersebut,

salah satunya ialah dengan memenuhi fasilitas belajar anak. Dengan

demikian akan tidak kesulitan dalam belajar sebab semua fasilitas telah

terpenuhi. Pada dasarnya, peran pendidik dan orang tua berpengaruh penting

dalam keberhasilan belajar peserta didik.

Berhasil atau tidak peserta didik dalam belajar disebabkan beberapa

faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor tersebut

dapat berupa faktor dari dalam individu (faktor internal) seperti faktor

kesehatan, bakat dan perhatian, dan faktor dari luar individu (faktor

eksternal) seperti keadaan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

1. Faktor internal

Merupakan faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik

yang berasal dari peserta didik sendiri.

a. Kesehatan

Peserta didik yang sehat jasmani dan rohani akan terdorong

untuk belajar dan sebaliknya. Kesehatan jasmani yang terganggu

misalnya pilek dan deman, menjadikan peserta didik tidak cepat

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

25

lelah dalam belajar dan tidak memiliki semangat untuk belajar.

Begitu pula dengan kesehatan rohani, peserta didik yang memiliki

rasa kecewa terhadap teman atau orang tua, menimbulkan rasa

malas untuk belajar dan tidak adanya konsentrasi terhadap pelajaran

tersebut.

b. Bakat dan intelegensi

Bakat mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang

dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan berminat

terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang yang

memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan

hasilnya pun cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ”

nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar.

c. Perhatian

Untuk mencapai hasil belajar yang baik, siswa harus

mempunyai perhatian terhadap materi yang dipelajarinya. Hal

tersebut akan menimbulkan minat dalam diri peserta didik dan

memiliki semangat dalam belajar sehingga mencapai prestasi yang

bagus.

2. Faktor eksternal

Merupakan faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik

yang berasal luar.

a. Keluarga

Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan minat

belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan

lembaga pendidikan yang pertama bagi anak Cara orang tua dalam

mengajar dapat mempengaruhi minat belajar anak. Orang tua harus

selalu siap sedia saat anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap

materi pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

26

Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, juga perlu diperhatikan

oleh orang tua. Dengan kata lain, oran tua harus terus mengetahui

perkembangan belajar anak pada setiap hari. Suasana rumah juga

harus mendukung anak dalam belajar. kerapian dan ketenangan

perlu dijaga. Hal tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan

mudah membentuk konsentrasinya terhadapa materi yang dihadapi.

b. Sekolah

Pengetahuan dan pengalam yang diberikan melalui sekolah

harus dilakukan dengan proses mengajar yang baik. Pendidik

menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memperhatikan kondisi

anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta situasi yang

menyenangkan dan tidak membosankan dalam proses

pembelajaran.

Minat belajar peserta didik, dapat tumbuh dalam lingkungan

sekolah dengan baik, apabila guru memegang perannya sesuai

ketentuan. Guru dapat menimbulkan minat belajar dengan

memotivasi mereka, seperti memberikan hadiah pada anak yang

mendapat nilai seratus. Guru juga harus pandai dalam memilki

pekerjaan rumah yang akan diberikan pada peserta didik. Pekerjaan

rumah tersebut jangan sampai membuat peserta didik merasa bosan

didepan soal-soal tersebut.

c. Masyarakat

Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan

kegiatan di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam masyarakat

yang dapat menumbuhkan minat belajar anak. Seperti kegiatan

karang taruna. Anak dapat belajar berorganisasi di dalamnya. Tapi,

orang tua perlu memperhatikan kegiatan anaknya di luar rumah dan

sekolah. Sebab kegiatan yang berlebih akan menurunkan

semangatnya dalam mengikuti pelajaran di sekolah.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

27

2.3. Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara

etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus,

dan perkataan ini bersumber pada kata communis dalam kata communis ini

memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang

memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara

terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh

seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam

komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan

Steward (1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:

Human communication is the process through which individuals - in

relationships, group, organizations and societies- respond to and create

messages to adapt to the environment and one another.

Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu

dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan

menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Untuk

memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara

efektif dalam Effendy (1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali

mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya,

The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan

bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan

menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To

Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)

2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)

4. Komunikan (kepada siapa?)

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

28

5. Efek (dengan dampak/efek apa?).

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses

komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan

menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang

menimbulkan efek tertentu.

Dan definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,

penyampaian, penerimaan dan pengolahan sikap, pendapat, atau prilaku, baik

secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media) yang terjadi di

dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.

Setiap pelakuk komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan:

membentuk, menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan

tersebut lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya

menciptakan sesuatu ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang

melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah terbentuk ini kemudian

disampaikan kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Bentuk dan mengirim pesan, seseorang akan menerima pesan yang disampaikan

oleh orang lain. Pesan yang diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem

syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat

menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka

orang tersebut kembali akan membentuk dan menyampaikan pesan baru.

Demikianlah ke empat tindakan ini akan terus-menerus terjadi secara berulang-

ulang.

Pesan adalah produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang-lambang yang

menjalankan ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk

kata-kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau

tingkah laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Komunikasi dapat terjadi

dalam diri seseorang, antara dua orang, di antara beberapa orang atau banyak

orang. Komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang

dilakukan sesuai dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

29

2.3.1. Jenis Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi digolongkan dalam dua jenis yaitu : komunikasi

verbal (komunikasi dengan kata-kata) dan komunikasi nonverbal (komunikasi

dengan menggunakan bahasa tubuh). Dalam proses komunikasi yang bersifat

langsung, yaitu terjadi kontak langsung antara pengirim dengan peneriman pesan,

kedua jenis komunikasi tersebut biasanya digunakan secara bersama-sama.

Dalam zaman teknologi komunikasi dan informasi yang semakin maju seperti

sekarang ini, pengertian kontak langsung dapat berarti penggunaan alat

multimedia seperti televisi, video, call, dan video conferensi yang tidak

mensyaratkan kontak langsug fisik.

1. Aspek-Aspek Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Perbedaharan kata (Vocabulary)

Kemampuan mengelola kata dan perbendaharaan kata sangat

dibutuhkan dalam berkomunikasi karena komunikasi tidak akan

efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang baik

dimengerti.

b. Kecepatan (Racing)

Pengaturan kecepatan berbicara yang baik (tidak terlalu cepat

atau lamba) akan menyebabkan komunikasi lebih efektif.

c. Intonasi (Tekanan suara)

Kemampuan memberikan intonasi/tekanan suara yang tepat

secara proporsional pada kata-kata yang dipilih akan

mempengaruhi arti pesan. Pesan akan menjadi berarti lain bila

diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.

d. Humor

Kemampuan menyampaikan humor dapat mengurangi

kelelahan menerima pesan dan akan menyebabkan suasana santai

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

30

sehingga isi pesan dapat diterima dengan baik oleh penerima

pesan. Humor agar dapat menghilangkan ketegangan dapat

disampaikan ketika penerima pesan sudah terlihat lelah dan

tegang.

e. Singkat dan Jelas

Kemampuan menyampaikan isi pesan secara singkat dan jelas,

langsung pada pokok masalah sehinggaa mudah dimengerti akan

menyebabkan komunikasi efektif.

f. Waktu Yang Tepat ( Timing)

Kemampuan mengelola waktu secara tepat akan membuat

penerima pesan tidak merasa membuang waktunya dalam

mendengarkan pesan dari pengirim pesan sehingga proses

komunikasi akan menjadi menyenagkan.

2. Aspek-Aspek Komunikasi Nonverbal

Aspek-aspek komunikasi nonverbal dan pengaruhnya meliputi hal-hal

sebagai berikut.

a. Ekspresi Wajah

Kemampuan mengendalikan ekspresi wajah dapat

menyebabkan komunikasi menjadi efektif atau sebaliknya karena

wajah sendiri merupakan sumber yang kaya akan komunikasi dan

mencerminkan suasana hati emosi pemiliknya.

b. Kontak Mata

Kemampuan untuk melakukan kontak mata dengan menerima

pesan diperlukan agar penerima pesan merasa dihargai dan dapat

dijadikan kedua belah pihak melakuakan observasi terhadap lawan

bicaranya. Kontak mata memberikan pengaruh baik dalam proses

komunikasi itu sendiri.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

31

c. Sentuhan

Proses komunikasi akan berjalan lebih baik dengan sesekali

memberikan sentuhan kepada lawan bicara karena dirasakan lebih

bersifat spontan pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti

perhatian yang sungguh-sungguh, dukunagn emosional, kasih

sayang atau simpati dapat diwujudkan melalui sentuhan.

d. Postur tubuh dan gaya berjalan

Postur tubuh dan cara berjalan harus diperhatikan karena cara

seseorang berjalan, duduk, berdiri, bergerak memperlihatkan

ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksiakn

emosi, konsep, diri, dan tingkat kesehatannya.

e. Sound ( Suara)

Berbagai suara yang dikeluarkan dalam proses komunikasi

dapat memberikan pesan yang sangat jelas dan mudah dimengerti.

Suara merupaka salah satu bentuk ungkapan perasaan, pikiran

seseorang yang dapat dijadikan sebagai alat berkomunikasi.

f. Gerak isyarat

Isyarat seperti mengetuk-ngetukan kaki atau menggerakan

tangan selam berbicar, sebagai bagia total dari komunikasi

erupakn ekspres keadaan seseorang. Dengan demikian, berbagai

aspek serta peranan dan pengaruhnya dalam berkomunikasi

merupakan hal penting bila kita ingin proses komunikasi berjalan

dengan baik, efektif, dan mencapai tujuan.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

32

2.3.2. Unsur - Unsur Komunikasi

Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-

unsur komunikasi, antara lain:

1. Komunikator ( pengirim)

Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan

menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam

komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi.

2. Komunikan (penerima)

Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator,

kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.

3. Media. (saluran)

Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai

sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya

berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain

sebagainya.

4. Pesan.

Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh

Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan

pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.

5. Tanggapan.

Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas

penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back)

atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

33

2.3.3. Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana seorang komunikator menyampaikan

pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu

persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses

Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai

dengan tujuan komunikasi pada umumnya).

Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini,

akan dijelaskan berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi

itu sendiri, Dalam model komunikasi menurut (David K.Berlo,) diketahui

bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message,

Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder, yaitu Feedback,

Efek, dan Lingkungan.

1. Source (Sumber)

Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam

komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber

biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini sumberjuga melibatkan

banyak individu. Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau lembaga tertentu.

Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.

2. Message (Pesan),

Pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan

oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif,

edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan

melalui 2 cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau

melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message,

Content, atau Information.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

34

3. Channel (Media dan saluran komunikasi).

Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan

Elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan

tersebut. Misalnya secara personal (komunikasi interpersonal), maka media

komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media

telepon, telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan

komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan

media cetak (koran, suratkabar, majalah, dll) , dan media elektornik (TV,

Radio). Untuk Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat

pribadi dan bisa bersifat massa.

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19)

membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian

pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai

media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa),

dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain

sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan

pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila

terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan.

Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang

setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut,

pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan

disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator

memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang

(bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.

Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

35

dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang

mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam

konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding)

adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat

menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).

Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa

komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan

yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan

(frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian

(collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh

komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of

experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika

bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman

komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila

bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman

komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.

Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses

komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku

(sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin

berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu

mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang

sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar

belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu mengenali

karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan.

2. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat

atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai

media pertama.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

36

Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam

menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran

berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat,

telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah

media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses

komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat

diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.)

dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb).

2.3.4. Fungsi dan Manfaat Komunikasi

Dengan berkomunikasi dapat menjalin saling pengertian dengan orang lain

karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di

antaranya adalah:

1. Mengungkapkan buah pikiran seseorang, misalnya: pendapat, argumentasi.

2. Membangkitkan minat mendengar dan membaca, misalnya: seorang guru

memberi tugas kepada siswanya, maka siswa mencari dan mengerjakan

tugas tersebut.

3. Alat hubungan kemanusiaan (human relation) yang baik, misalnya :

dengan komunikasi orang dapat menceritakan keinginannya atau

kebutuhannya.

4. Mempelajari sifat-sifat manusia, misalnya : dengan berkomunikasi Anda

dapat mengetahui budaya, adat istiadat, bahasa maupun agama.

5. Memperlancar kerja sama antar manusia dan lingkungannya, misalnya:

dengan komunikasi Anda dapat saling tolong menolong dan sebagainya.

6. Mempermudah memahami berita atau informasi, misalnya : dengan

komunikasi orang mudah mengerti dan mau menerima segala persoalan

yang sedang dihadapi.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

37

7. Fungsi informasi. Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak

tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.

8. Fungsi ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator

atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.

9. Fungsi kontrol. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan,

dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain

sebagainya.

10. Fungsi sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara

komunikator dan komunikan.

11. Fungsi ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan

dengan finansial, barang dan jasa.

12. Fungsi da’wah. Untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan

perjuangan bersama.

Banyak manfaat yang dapat peroleh dengan berkomunikasi secara baik dan

efektif, di antaranya adalah:

1. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan

jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.

2. Adanya saling kesefamanan antara komunikator dan komunikan dalam

suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.

3. Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu persahabatan,

komunitas atau jama’ah.

4. Aktivitas ‘amar ma’ruf nahi munkar di antara sesama umat manusia

dapat diwujudkan dengan lebih persuasif dan penuh kedamaian.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

38

2.3.5. Kajian Teori Menurut Peneliti

Dari beberapa pendapat ahli diatas mengatakan, maka saya mengaris

kesimpulan dan merangkum inti dari bermacam pendapat.

1. Model pembelajaran Think Pair Share ini adalah merupakan suatu

model pembelajaran dengan hasil gabungan kreatifitas berpikir,

interaksi, kemampuan presentasi siswa dengan objek yang dihadapinya

hingga dapat menemukan cara memahami dan memecahkan masalah

yang dihadapi atau yang diberikan oleh guru.

2. Minat belajar adalah merupakan semangat belajar yang ditimbulkan

oleh keinginan sendiri terhadap sesuatu yang diinginkan, sehingga

mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan

pengalaman.

3. Kemampuan komunikasi menurut saya adalah merupakan proses

kemampuan mengungkapkan buah pikiran seseorang melalui pendapat,

dan argumentasi yang dialaminya secara langsung untuk memperoleh

atau memahami berita dan informasi yang di terimanya.

2.4. Pengertian IPA

Alam Ilmu Pengetahuan Alam berarti ”Ilmu” tentang “Pengetahuan Alam”.

Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya

pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional

dan obyektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat.

Sedangkan obyektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan

kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra.

Pengetahuan alam artinya pengetahuan tentang alam semesta dengan segala

isinya. Adapun “pengetahuan” itu sendiri artinya segala seauatu yang diketahui

oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

39

objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Kaligis dan Hendro, 1991:

3).

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program

Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan,

gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang

diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses kegiatan ilmiah antara lain

penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Ilmu pengetahuan

alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas merupakan

disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences

(ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi,

kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life science

meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi.

IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan

kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia

yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu

persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains

semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun

dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan "

Sains hari ini adalah teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali

dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi

budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer),

ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of

Science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of

technology).

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

40

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis

yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh

manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-

putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-

gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku

umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.

2.4.1. Fungsi dan Tujuan IPA

Ilmu Pengetahuan Alam dapat didefinisi sesuai dengan fungsinya. Dua fungsi

IPA sangat penting menurut Benal, yaitu meningkatankan produksi dan

mengubah sikap juga pandangan manusia terhadap alam. IPA dapat dipandang

sebagai faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi karena IPA

menggunakan pendekatan eksperimentasi, dan uji coba sehingga dapat diketahui

faktor-faktor penghambat untuk mencapai tujuan. Sedangkan IPA berfungsi

untuk merubah sikap manusia terhadap alam semesta dapat digambarkan sebagai

berikut:

a. Orang percaya bahwa pelangi adalah selendang bidadari, sedangkan orang

IPA mengerti bahwa pelangi suatu pembiasan cahaya oleh bintik-bintik air

di udara.

b. Orang percaya gerhana bulan terjadi karena di telah raksasa sakti,

sedangkan orang IPA gerhana bulan terjadi karena tertutup bayangan bumi.

c. Orang percaya gunung meletus karena meminta sesaji, menurut orang IPA

gunung meletus karena adanya perbedaan tekanan antara materi yang

menyumbat lubang kepundan dengan gas dan cairan batu yang hendak

dikeluarkan dari dalam gunung.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

41

Tujuan dari pembelajaran IPA bagi peserta didik agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

a. Memperoleh keyakinan terhadap tuhan YME berdasarkan keberadaan,

keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi,

dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam sekitr,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga

dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Ruang lingkup Mata Pelajaran IPA SD/MI secara garis besar terinci

menjadi empat (4) kelompok yaitu:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan

gas.

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

42

Keempat kelompok bahan kajian IPA SD/MI tersebut disajikan secara

spiral, artinya setiap bahan kajian disajikan di semua tingkat kelas tetapi dengan

tingkat kedalaman yang berbeda; semakin tinggi tingkat kelas semakin dalam

bahasannya.

2.5. Penelitian Relevan

Danik Nurjanah. X 4306004. PENERAPAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MINAT

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Proposal Skripsi, Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus

2010.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa

dalam kegiatan belajar mengajar biologi dengan penerapan pembelajaran

kooperatif think pair share pada materi Virus.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Penelitian dilaksanakan dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas

perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis, dan refleksi. Subyek penelitian

adalah siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2010/2011.

Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa

berlangsungnya kegiatan pembelajaran, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan

data dengan angket, observasi, dan wawancara. Validitas data menggunakan

teknik triangulasi sumber data. Analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif think

pair share dapat meningkatkan minat belajar biologi siswa di kelas X-3 SMA

Negeri 1 Mojolaban tahun pelajaran 2010/2011. Peningkatan minat belajar siswa

dapat dilihat melalui angket dan lembar observasi. Persentase rata-rata

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

43

berdasarkan lembar observasi minat belajar siswa pra siklus sebesar 50,63%,

siklus 1 sebesar 74,58% dan siklus 2 sebesar 84,17%. Hasil perhitungan angket

pra siklus menunjukkan minat belajar siswa sebesar 63,59%, siklus 1 sebesar

73,65%, dan siklus 2 sebesar 80,54%. Kesimpulannya bahwa penerapan

pembelajaran koperatif Think Pair Share dapat meningkatkan minat belajar

siswa.

KANIYEM. NIM: S810809307. “Penggunaan Model Cooperative Learning

Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar

Kimia Siswa Kelas X SMA N 1 Girimarto” (Penelitian Tindakan Kelas Siswa

Kelas X.3 SMA N 1 Girimarto). Pembimbing I: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc

Pembimbing II: Prof. Dr Sri Anitah, M.Pd. Tesis. Surakarta: Program Studi

Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak model cooperative

learning tipe think pair share terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran kimia

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini

dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Girimarto Kabupaten Wonogiri.

Subyek penelitian adalah siswa kelas X.3 SMA N 1 Girimarto. Pelaksanaan

penelitian ini dimulai sejak bulan Juli 2020 sampi dengan Desember 2010.

Teknik pengumpulan data yaitu angket, tes dan dokumentasi. Rancangan

tindakan dilakukan selama 3 (tiga) siklus, siklus I selama 2 minggu, siklus II

selama satu minggu, dan siklus III selama tiga minggu. Model penelitian

tindakan kelas adalah Model Kemis. Teknik analalisis data yang digunakan untuk

menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan adalah analisis deskriptif

kualitatif. Analisis pada penelitian ini meliputi sajian data, analisis data, dan

penarikan kesimpulan.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

44

Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa: 1. Penggunaan model cooperative learning tipe Think Pair Share

mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan minat belajar siswa

untuk mempelajari materi pelajaran kimia yang telah diterima selama ini. Hal ini

ditunjukkan dengan kenaikkan rata-rata jawaban angket siswa yang semakin

meningkat pada siklus I 84,69, siklus II 97, siklus III 107,93. Hasil ini

membuktikan bahwa siswa semakin tertarik, dan antusias dengan pembelajaran

kimia yang menggunakan model kooperatif tipe TPS sehingga mereka menjadi

semakin rajin untuk menyelesaikan soal-soal karena merasa mampu. 2.

Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Think Pair

Share memiliki dampak positif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.Siswa

yang lebih mampu dalam suatu kelompok akan mengajari temanya yang kurang

mampu dalam kelompoknya, sehingga penggunaan model cooperatif learning

tipe TPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan

peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (58,62%),

siklus II (72,41%), siklus III (86,21%).

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

45

2.6. Kerangka Berpikir

Menurut Muhamad (2009:75) Kerangka pikir adalah gambaran mengenai

hubungan antar variabel dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran

menurut kerangka logis. Menurut Riduwan (2004:25) Kerangka berfikir adalah

dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan

telaah penelitian. Kerangka pikir memuat teori, atau konsep-konsep yang akan

dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka pikir ini menjelaskan

antar variabel.

Selanjutnya menurut Sekaran (1992:72) kerangka berpikir yang baik adalah

memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Variabel penelitian diidentifikasikan secara jelas dan diberi nama.

2. Uraiannya menyatakan bagaimana dua atau lebih variabel berhubungan satu

dengan lainnya.

3. Jika sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan penemuan dari

penelitian sebelumnya, hal ini seharusnya menjadi dasar dalam uraian

kerangka berfikir apakah hubungan itu positif atau negative.

4. Dinyatakan secara jelas mengapa peneliti berharap bahwa hubungan antara

variabel itu ada..

5. Digambarkan dalam bentuk diagram skematis, sehingga pembaca dapat jelas

melihat hubungan antar variable.

Berdasarkan landasan teori dan kajian berbagai penelitian yang telah

diuraikan pada kajian sebelumnya, penulis cenderung berpendapat bahwa

penerapan penelitian ini akan dilaksanakan atau digunakan siswa kelas V SDN

Mangunsari 03 Salatiga. Sebelum memilih siswa dari kelas untuk dijadikan

subjek, ada hal yang perlu dipertimbangkan siswa mana yang harus menjadi

kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Siswa yang akan

dijadikan subjek penelitian baik yang akan dijadikan kelompok eksperimen

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

46

maupun kelompok kontrol merupakan siswa yang mendapatkan nilai rata-rata

mata pelajaran IPA kelas V yang sama.

Kesamaan nilai juga dapat menjadi salah satu tolak ukur untuk penilaian,

setelah siswa kedua kelompok ini mendapatkan perlakukan setalah memilih

menggunakan patokan nilai, sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu siswa yang

sebagia subjek penelitian tersebut diberi angket yang disebut Kuisioner Setelah

diberi angket tahap pertama selanjutnya kelompok kelas eksperimen akan

diajarkan dengan model pembelajaran Think Pairs Share pada mata pelajaran

IPA. Sedangkan siswa yang tergolong kelompok kontrol akan diajarkan dengan

model pembelajara pembelajaran yang masih terpaku pada satu arah atau yang

sering disebut konvensional (ceramah).

Setelah mendapatkan perlakuan, kedua kelompok ini kembali lagi

mendapatkan pengujian dengan Angket ( Kuisioner). Setelah selesai memberikan

angket maka hasil dari Kuisioner terakhirlah yang selanjutnya dianalisis untuk

mengetahui apakah ada pengaruh yang sebabkan oleh model pembelajaran Think

Pairs Share tersebut terhadap minat belajar siswa kelas V SDN Mangunsari 03

Salatiga.

Untuk memperjelas penelitian ini maka penulis membuat skema atau alur dari

akan diterapkan nanti di tempat penelitian sebagai berikut :

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

47

Subjek Penelitian Siswa Kelas IV SDN

Mangunsari 03 Dan SDN Gendongan 02

Kelompok

Kelas

Kontrol

Kelompok

Kelas

Eksperimen

Angket

( kuisioner)

Penerapan Model

Pembelajaran Konvensional

Penerapan Model Pembelajaran

Think Pair Share

Angket

Observasi

Pengaruh yang sebabkan oleh model

pembelajaran Think Pair Share terhadap minat

belajar siswa kelas V SDN Mangunsari 03

Salatiga.

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/941/3/T1_292008220_BAB II.pdf · BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. ... Masing-masing

48

2.7. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka berpikir diatas maka hipotesis penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis Pertama > 0,05: Ada pengaruh yang signifikan yang ditimbulkan

model pembelajaran Think Pair Share terhadap minat belajar dan kemampuan

komunikasi siswa kelas V SDN Mangunsari 03 pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA).

b. Hipotesis Kedua < 0,05: Tidak ada pengaruh signifikan yang ditimbulkan

model pembelajaran Think Pairs Share terhadap minat belajar dan

kemampuan komunikasi siswa kelas V SDN Mangunsari 03 pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).