bab ii kajian teorieprints.umm.ac.id/46653/3/bab ii.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak...

22
14 BAB II KAJIAN TEORI Bab II berisi tentang kajian teori. Kajian teori yang terdapat pada penelitian ini membahas mengenai komunikasi verbal, hakikat persuasif, komunikasi persuasif, pesan persuasif, dan wacana dakwah. Kajian teori digunakan untuk membantu peneliti dalam meneliti pesan persuasif dalam wacana dakwah Mamah Dedeh dan AA Beraksi di Indosiar. 2.1 Komunikasi Verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata dalam bentuk lisan maupun tertulis. Mulyana (2005: 15) menjelaskan bahwa komunikasi verbal merupakan semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih dan bahasa dapat diartikan sebagai sistem kode verbal. Tokoh lain berpendapat bahwa, komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi yang mana pesan disampaikan secara lisan atau tertulis dengan menggunakan bahasa (Sutrisna, 2006: 11). Dari beberapa pendapat yang sudah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal merupakan komunikasi yang penyampaian pesannya menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan. Unsur terpenting dari komunikasi verbal adalah bahasa. Keraf (1991: 35) berpendapat bahwa bahasa merupakan salah satu alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Komunikasi verbal banyak dipakai dalam hubungan antarmanusia. Melalui kata-kata, seseorang bisa mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan dan informasi yang akan disampaikan. Dalam komunikasi

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

14

BAB II

KAJIAN TEORI

Bab II berisi tentang kajian teori. Kajian teori yang terdapat pada penelitian

ini membahas mengenai komunikasi verbal, hakikat persuasif, komunikasi

persuasif, pesan persuasif, dan wacana dakwah. Kajian teori digunakan untuk

membantu peneliti dalam meneliti pesan persuasif dalam wacana dakwah Mamah

Dedeh dan AA Beraksi di Indosiar.

2.1 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata dalam

bentuk lisan maupun tertulis. Mulyana (2005: 15) menjelaskan bahwa komunikasi

verbal merupakan semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih dan

bahasa dapat diartikan sebagai sistem kode verbal. Tokoh lain berpendapat bahwa,

komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi yang mana pesan

disampaikan secara lisan atau tertulis dengan menggunakan bahasa (Sutrisna, 2006:

11). Dari beberapa pendapat yang sudah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa

komunikasi verbal merupakan komunikasi yang penyampaian pesannya

menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan. Unsur terpenting dari

komunikasi verbal adalah bahasa.

Keraf (1991: 35) berpendapat bahwa bahasa merupakan salah satu alat

komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh

alat ucap manusia. Komunikasi verbal banyak dipakai dalam hubungan

antarmanusia. Melalui kata-kata, seseorang bisa mengungkapkan perasaan, emosi,

pemikiran, gagasan dan informasi yang akan disampaikan. Dalam komunikasi

Page 2: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

15

verbal, bahasa memegang peranan penting. Di dalam kehidupan bermasyarakat,

bahasa memiliki tiga fungsi yaitu (a) penamaan; (b) interaksi; dan (c) transmisi

informasi (Barker, dalam Mulyana, 2005: 266).

Barker (dalam Mulyana, 2005: 266-267) menjelaskan bahwa penamaan

mengacu pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang yang menyebut

namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Penamaan yang diberikan

untuk suatu objek, tindakan atau seseorang akan mempermudah dalam proses

komunikasi dalam penyebutan hal-hal yang disebutkan. Penamaan merupakan

kata-kata yang menjadi label setiap makhluk, benda, aktivitas, dan peristiwa di

dunia. Penamaan ini muncul akibat dari kehidupan manusia yang kompleks dan

beragam. Selain itu, Kridalaksana (1993: 10) mengartikan bahwa penamaan sebagai

proses pencarian lambang bahasa untuk menggambarkan objek dan konsep.

Interaksi menekankan pada berbagai gagasan, emosi yang dapat

mengundang simpati, pengertian atau kemarahan dan kebingungan (Barker dalam

Mulyana, 2005: 267). Melalui bahasa, informasi yang disampaikan dapat diterima

oleh orang lain. Interaksi yang sering dilakukan dapat menciptakan perubahan

emosi dalam diri seseorang. Emosi yang tercipta dapat berupa positif dan negatif.

Tokoh lain berpendapat, Homass (dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi

sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang

terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu

tindakatan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.

Transmisi informasi memiliki keistimewaan, bahwa bahasa sebagai sarana

transmisi informasi (Baker dalam Mulyana, 2005: 267). Transmisi informasi

menghubungkan masa lalu, saat ini, dan masa depan. Adanya transmisi bahasa

Page 3: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

16

memungkinkan kesinambungan antara bahasa terdahulu dan bahasa sekarang.

Transmisi informasi dapat memberikan kontribusi dalam berbagai informasi secara

lintas waktu tersebut.

Selain tiga fungsi yang telah dipaparkan oleh Barker di atas, Book (dalam

Mulyana, 2005: 267-268) menerangkan bahwa agar komunikasi berhasil,

setidaknya bahasa harus memiliki tiga fungsi, yaitu (a) mengenal dunia sekitar; (b)

berhubungan dengan orang lain; dan (c) menciptakan koherensi dalam kehidupan.

Fungsi pertama adalah mengenal dunia sekitar dapat diartikan dengan penyesuaian

diri. Menurut Gerungan (1991: 23) menjelaskan bahwa penyesuaian diri dapat

diartikan mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan. Sudah jelas

dikatakan bahwa komunikasi verbal atau bahasa salah satu pengantar untuk

mengenal dunia disekitar masyarakat.

Book (dalam Mulyana, 2005: 267) berpendapat bahwa dengan adanya

bahasa, individu dapat mempelajari apa saja yang menjadi minat dan kesukaan.

Melalui bahasa seseorang dapat mempelajari sejarah suatu bangsa yang hidup pada

masa lalu yang tidak pernah ditemui saat ini, seperti bangsa Mesir Kuno ataupun

bangsa Yunani. Selanjutnya, bahasa digunakan untuk memperoleh dukungan

ataupun persetujuan dari orang lain.

Fungsi kedua dari bahasa adalah berhubungan dengan orang lain. Book

(dalam Mulyana, 2005: 267) berpendapat bahwa bahasa memungkinkan seseorang

untuk bergaul dengan orang lain, mempengaruhi untuk mencapai sebuah tujuan

yang diinginkan oleh seorang. Sebagai contoh seorang pendakwah mempengaruhi,

menyakinkan, dan mengajak jamaah untuk melakukan sebuah aktivitas sesuai

dengan ajaran Islam. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain tidak

Page 4: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

17

bergantung pada bahasa yang sama, namun juga pengalaman dan makna yang sama.

Semakin jauh perbedaan antara bahasa yang digunakan oleh seorang dengan bahasa

mitra komunikasi, semakin sulit bagi seorang untuk mencapai saling pengertian.

Fungsi lain dari bahasa adalah menciptakan koherensi dalam kehidupan

seorang. Book (dalam Mulyana, 2005: 267) menjelaskan bahwa fungsi ketiga dari

bahasa adalah memungkinkan seorang untuk hidup lebih teratur, saling memahami

mengenai diri sendiri, kepercayaan seorang, dan tujuan seorang. Seorang tidak akan

dapat menjelaskan semua dengan menyusun kata-kata secara acak. Namun,

berdasarkan aturan-aturan tertentu yang sudah disepakati bersama. Akan tetapi,

seorang tidak selamanya dapat memenuhi ketiga fungsi bahasa tersebut, karena

bahasa merupakan sarana komunikasi dengan orang lain.

Dari paparan di atas dapat disimpulan bahwa komunikasi verbal adalah

komunikasi yang penyampaian pesan disampaikan oleh komunikan menggunakan

unsur kebahasaan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Tanpa adanya bahasa,

setiap individu tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain dan merupakan unsur

terpenting dalam komunikasi verbal. Di dalam kehidupan, bahasa memiliki

berbagai macam fungsi.

2.2 Hakikat Persuasif

Roekomy (1992: 2) berpendapat bahwa persuasi adalah suatu kegiatan

psikologis dalam usaha mempengaruhi pendapat, sikap, dan tingkah laku seseorang

atau orang banyak agar berpendapat, bersikap, dan bertingkah laku seperti yang

diharapkan. Melalui persuasi setiap individu berusaha memparuhi kepercayaan

orang lain. Dalam hal ini, persuasi berbeda dengan pemaksaan. Hal ini senada

Page 5: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

18

dengan Perloff (2003: 13) yang menjelaskan bahwa secara konseptual persuasi

berbeda dengan paksaan. Persuasi berurusan dengan kekuatan verbal dan alasan

yang kuat, sedangkan pemaksaan menggunakan kekuatan atas apa yang disarankan.

Persuasi merupakan salah satu strategi dalam proses berkomunikasi. Pada

dasarnya persuasi bertujuan untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain sesuai

dengan keinginan yang mempersuasi orang tersebut. Dengan adanya persuasi,

setiap individu mempersuasi individu lainnya. Hal ini yang menjadikan persuasi

banyak digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Persuasi dapat ditemukan

dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang pendidikan, penjualan dan dakwah.

Terdapat elemen yang menjadi karakteristik persuasi dalam proses persuasi.

Simons (1976: 29-30) berpendapat bahwa terdapat tiga elemen yang dijadikan

dalam karakteristik persuasi. Elemen pertama persuasi terlibat dalam komunikasi

manusia. Elemen kedua persuasi berusaha mempengaruhi perilaku dengan cara

yang disukai oleh khalayak. Elemen terakhir adalah persuasi bertujuan

memodifikasi keyakinan, nilai, sikap, dan perilaku secara terbuka dengan pilihan-

pilihan.

2.3 Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif merupakan sebuah metode dalam berkomunikasi

yang di dalamnya ada dinamika aktif antara sumber pesan dan penerima pesan

(Triwardhani, 2005: 18). Menurut Caroline (2018: 4) menjelasakan bahwa

komunikasi persuasif merupakan sebuah proses penyampaian informasi, baik

berupa pesan, simbol, gagasan yang dilakukan oleh komuikator (pengerim pesan)

kepada komunikan (penerima pesan) untuk suatu efek yang diinginkan. Menurut

Page 6: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

19

Nothstine (dalam Soemirat dkk, 2008: 25) mendefinisikan komunikasi persuasif

harus mempertimbangkan beberapa faktor yaitu kejelasan tujuan, komunikan, dan

metode yang dapat mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya. Dari beberapa

definisi yang telah dijelaskan para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi

persuasif merupakan sebuah pertukaran informasi yang dilakukan oleh

komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan (penerima pesan) yang bertujuan

untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku.

Proses komunikasi persuasif melibatkan empat komponen utama, yaitu

penyampai pesan (sumber), pesan, saluran, dan penerima pesan (Roeckelein, 1980:

166-167). Pertama sumber, menurut Oktavia (2016: 242) menjelaskan bahwa

semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau

pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber terdiri dari satu

orang. Sumber dapat dikatakan sebagai pengirim dan komunikator. Komunikasi

yang dilakukan oleh sumber menjadi persuasif maka sumber harus memiliki

kreadibilitas tinggi.

Hovlan (dalam Krech, 1962: 231) menjelaskan bahwa pesan yang

disampaikan sumber yang memiliki kreadibilitas (keahlian dan kepercayaan) tinggi

akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan.

Dua komponen kreadibilitas yang paling penting adalah keahlian dan kepercayaan.

Keahlian merupakan kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan tema

yang dibicarakan. Komunikator yang tinggi memiliki sifat cerdas, mampu, ahli,

dan berpengalaman. Tentu sebaliknya, komunikator yang rendah memiliki sifat

kebalikan dari komunikator tinggi. Kepercayaan merupakan salah satu hal penting

Page 7: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

20

dalam komponen kreadibilitas. Kepercayaan merupakan kesan komunikan tentang

komunikator yang berkaitan dengan wataknya.

Komponen kedua dalam proses komunikasi persuasif adalah pesan.

Applbaum dan Anatol (1974: 15) menjelaskan pesan dalam komunikasi persuasif

merupakan rangsangan utama untuk mencapai perubahan sikap dan pendapat. Oleh

karena itu, komunikasi persuasif dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap sasaran

melibatkan aspek pesan. Dalam proses komunikasi, pesan yang disampaikan dapat

berupa verbal dan nonverbal. Pesan verbal merupakan salah satu faktor yang paling

penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi persuasif. Maulana dan

Gumelar Gumgum (2013: 24) berpendapat bahwa di dalam pesan persuasif terdapat

adanya aspek rangsangan wicara dan penggunaan kata-kata. Pesan dapat

disampaikan dengan cara tatap muka atau menggunakan media komunikasi.

Saluran merupakan komponen ketiga dalam proses komunikasi persuasif.

Oktavia (2013: 242) berpendapat bahwa saluran yang dimaksud dalam hal tersebut

adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada

penerima. Dalam proses komunikasi persuasif, saluran merupakan hal yang penting

dalam tersampainya pesan antara sumber (pengirim pesan) dengan penerima pesan.

Saluran atau media banyak digunakan oleh sumber (pengirim pesan) dalam

menyampaikan pesan-pesannya. Misalnya media cetak yaitu surat kabar, majalah,

dan buku. Media elektronik seperti radio, film, televisi dan internet.

Komponen yang tidak kalah penting dalam komunikasi persuasif adalah

penerima pesan. Menurut Caroline (2018: 5) penerima pesan merupakan individu

atau kelompok yang merupakan sasaran dari sumber komunikasi. Dalam penerima

pesan yang disampaiakan oleh sumber dan diterima oleh penerima pesan dapat satu

Page 8: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

21

orang ataupun dalam bentuk kelompok. Penerima dapat disebut dengan berbagai

istilah, seperti sasaran, komunikan, khalayak, dan jamaah. Oktavia (2013: 242)

berpendapat bahwa dalam proses komunikasi keberadaan penerima karena adanya

sumber. Tidak ada perima pesan jika tidak ada sumber (pengirim pesan). Penerima

pesan merupakan elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena penerima

pesan merupakan objek sasaran dari komunikasi.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi

persuasif merupakan pertukaran informasi antara komunikator dengan komunikan

yang bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, membujuk, dan perilaku.

Komunikasi persuasif mempunyai empat komponen utama dalam komunikasi

persuasif. Komponen pertama berhubungan dengan penyampai pesan (sumber).

Komponen kedua berkaitan dengan pesan. Selanjutnya, komponen dalam

komunikasi persuasif adalah saluran. Komponen terakhir dalam komunikasi

persuasif berhubungan dengan penerima pesan.

2.4 Pesan Persuasif

Pesan merupakan salah satu unsur yang penting dalam melakukan proses

komunikasi dengan orang lain. Hal ini dipertegas oleh Ritongga (2005: 1), dalam

proses komunikasi pesan menjadi salah satu unsur penentu efektif atau tidaknya

suatu tindak komunikasi. Dalam proses komunikasi, tanpa adanya pesan maka

komunikasi antarmanusia tidak dapat berlangsung. Pesan dapat diwujudkan dalam

lambang komunikasi yang disebut dengan bahasa.

Berhubungan dengan lambang komunikasi, menurut Sendjaja (1999: 30)

pesan dibentuk berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara

Page 9: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

22

lisan, gambar, angka, dan gesture. Efendy (2005: 15) berpendapat bahwa pesan

merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan. Oleh karena itu, pesan merupakan suatu bentuk lambang

bermakna atau tanda yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.

Penekanan pada pesan, karena unsur pesan merupakan hal yang sangat vital

dalam komunikasi. Penakanan pesan khususnya dalam komunikasi persuasi.

Kevitalan pesan bagi komunikasi berupa menyusun dan mengatur pesan-pesan

sedemikian rupa, sehingga sumber (pengirim pesan) memperoleh respon yang

sesuai kehendak sumber daripada hanya mendapatkan respon yang tidak sesuai

dengan sumber. Hal ini senada dengan Rakhmat (1991: 295) bahwa penyajian

pesan yang tersusun akan lebih efektif daripada penyajian pesan yang tidak

tersusun. Penyusunan pesan yang terstruktur akan menghasilkan respon tertentu

ataupun mendapatkan respon yang baik dari penerima pesan. Oleh karena itu, pesan

hendaknya mengoptimalkan lambang komunikasi yang tersedia berupa verbal,

nonverbal, dan paralinguistik yang disesuaikan dengan topik yang akan

dikomunikasikan, saluran komunikasi, dan khalayak yang dituju.

Pesan persuasif yang dirancang merupakan refleksi dan kesadaran khalayak

yang dituju, sehingga tanggapan yang dituju oleh khalayak sesuai dengan perkataan

oleh sumber. Persuasif yang terdapat di dalam pesan tidak hanya sebatas

menstimulasi emosi khalayak sasaran. Pesan yang dikatakan sebagai pesan

persuasif jika pesan dapat menyentuh ratio (akal) khalayak sasaran. Bahkan tidak

sedikit pesan yang persuasif diarahkan pada ratio dan emosi khalayak sasaran.

Pesan persuasif semata-mata dirancang untuk mengubah pikiran dan

memanipulasi motif-motif ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Istilah

Page 10: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

23

memanipulasi tersebut bukanlah menambah ataupun mengurangi fakta sesuai

konteksnya. Memanfaatkan fakta-fakta tersebut berkaitan dengan motif khalayak

sasaran sehingga bergerak untuk mengikuti maksud pesan yang disampaikan

kepadanya. Fakta-fakta yang akan dioptimalkan dalam merancang pesan persuasif

berhubungan pada tujuan komunikasi dan khalayak yang dituju.

Menurut Crider (1983: 426) ada dua hal yang harus diperhatikan dalam

kaitan dengan pesan persuasif, yaitu pesan tidak bias dan pesan harus memotivasi

pendengarnya untuk mengubah pikiran atau bertindak. Tiga hal yang harus

dipenuhi agar pesan tidak bias. Pertama, pesan yang disampaikan tidak

mengandung unsur kebohongan. Pesan yang disampaikan berupa fakta-fakta yang

relevan dengan kebutuhan khalayak. Kedua, pesan hendaknya berisi dua

kepentingan sekaligus, yaitu penyampai dan penerima pesan. Dua kepentingan

tersebut hendaknya disajikan secara seimbang. Ketiga, pesan persuasif tidak

terdapat unsur paksaan di dalam kemasannya, baik paksaan psikologis maupun

fisik. Secara sederhana, suatu pesan yang dikatakan persuasif bila berisi pesan,

struktur pesan, dan penyajian pesan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan

khalayak sasaran.

2.4.1 Isi Pesan Persuasif

Secara elementer, komunikasi berarti menyampaikan pesan oleh sumber

kepada penerima pesan. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu isi pesan

dan lambang. Pesan diwujudkan dalam bentuk lambang yang memiliki makna.

Pesan dirancang oleh sumber (pengirim pesan) untuk disampaikan kepada penerima

pesan melalui saluran komunikasi. Penyandian pesan disinkronkan dengan

Page 11: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

24

karakteristik saluran yang dipilih untuk menyampaikan pesan pada penerima pesan.

Saluran tersebut menentukan pengemasan dalam suatu pesan.

Penyandian pesan menggambarkan proses yang kompleks, unsur satu

dengan unsur lainnya saling berhubungan. Pesan yang disajikan oleh sumber

kepada penerima pesan pada dasarnya merupakan refleksi persepsi atau perilaku

sumber. Maka dari itu, sumber (pengirim pesan) dalam merancang pesan perlu

disesuaikan pada penerima pesan. Dengan kehendak pesan yang dirancang oleh

sumber (pengirim pesan) memperoleh tafsiran sama dan diharapkan dapat

mempengaruhi penerima pesan untuk bersikap dan berperilaku sesuai yang

diharapkan sumber (pengirim pesan).

Ritongga (2005: 20) berpendapat bahwa pandangan penyandian pesan

tersebut sejalan dengan dengan teori perilaku (behaviorisme). Para pendukung teori

ini berasumsi bahwa semua perilaku manusia dapat diobservasikan dan dijelaskan

melalui variabel lingkungan. Stone (1976: 6-7) memiliki pandangan bahwa teori

perilaku memiliki tiga asumsi, yaitu perilaku dipelajari dengan membangun

asosiasi, manusia pada dasarnya bersifat hedonistik, dan perilaku manusia

ditentukan oleh lingkungan. Oleh karena itu, teori perilaku tersebut menganggap

bahwa manusia akan menerima apa saja yang datang dari luar dirinya. Manusia

disangka pasif dan akan mengikuti begitu saja semua anjuran pesan (stimulus) yang

diperolehnya.

Dalam merespon pesan, Tan (1981: 25) berpendapat bahwa memiliki

empat pandangan dalam merespon pesan, yaitu perhatian selektif, persepsi selektif,

ingatan selektif, dan tindakan selektif. Pertama, perhatian selektif merupakan suatu

memilih pesan tertentu untuk diperhatikan. Seseorang akan memilih pesan sesuai

Page 12: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

25

minat atau suatu informasi yang dapat membangun citra hubungan dengan manusia

lain. Kedua, persepsi selektif merupakan salah satu setiap individu berbeda

persepsinya pada pesan yang sama. Ketiga, menurut ingatan selektif, seseorang

menjurus memilih kembali pesan-pesan yang diingatnya dan memilih pesan yang

paling berkesan. Terakhir, dalam prinsip tindakan selektif menunjukkan bahwa

tidak seorangpun bertindak sama akibat terpaan pesan media massa.

Ketika memilih isi pesan, isi pesan haruslah memperhatikan materi,

lambang komunikasi, etika, estetika, dan rasa keadilan (Soehoet, 2002: 34). Dari

keempat unsur yang dikemukakan oleh Soehoet tersebut akan mengacu dari

khalayak yang dituju, selanjutnya dikemas dengan memperhatikan unsur

kesederhanaan dan memberikan penekanan pada hal-hal yang dianggap penting.

Hal tersebut senada dengan pendapat Pavlik (1987: 72) yang berasumsi bahwa

pesan akan lebih efektif bila sederhana, karena mudah dimengerti dan relevan

dengan kebutuhan personal. Pesan yang terlalu kompleks akan menimbulkan

bermacam-macam interpretasi dan mengurangi sejumlah sifat perilaku yang

diinginkan.

Isi pesan persuasif memuat pernyataan berdasarkan fakta psikologis,

sosiologis, dan budaya khalayak yang dituju. Hal ini bermaksud untuk

mempertahankan atau mengubah sikap, motivasi, kepercayaan, dan perilaku

khalayak yang akan dijadikan sasaran. Untuk meyakinkan khalayak, informasi yang

disampaikan oleh sumber (pengirim pesan) sebaiknya didukung dengan adanya

bukti-bukti atau argumen (klaim) yang kuat. Ritongga (2005: 26) berpendapat

bahwa ada empat bukti yang harus ada di dalam pesan yang akan dikomunikasikan,

yaitu fakta, contoh, statistik, dan testimoni.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

26

Kekuatan argumen (klaim) menjadi penting dalam meningkatkan

kepersuasifan suatu pesan. Argumen yang kuat akan menghalangi pikiran yang

negatif sementara mendorong pikiran yang positif. Klaim objektivitas merupakan

salah satu karakteristik penting. Klaim yang objektif berfokus pada informasi

faktual yang tindak tunduk pada tafsiran individual. Sebaliknya, klaim yang

subjektif adalah klaim yang mungkin menghasilkan tafsiran yang berbeda

antarindividu.

Klaim yang kuat lebih disukai oleh pendengar dibandingkan klaim-klaim

yang subjektif karena lebih tepat dan mudah dipastikan. Klaim yang yang objektif

dipandang lebih dipercaya, mengurangi argumentasi kontra, meningkatkan jumlah

argumen pendukung, dan menciptakan keyakinan. Dengan kata lain, kekuatan

klaim yang dibuat di dalam isi pesan dapat mempengaruhi pendengar (persuasi).

Mengemas pesan agar pesan lebih persuasif, maka perlu diperhatikan isi

pesan dan penyajiannya (Ritongga, 2005: 27). Seyogianya isi pesan yang

disampaikan oleh sumber (pengirim pesan) berupa kebutuhan penerima pesan. Hal

ini bahwa, efektivitas komunikasi persuasif meningkat jika pesan-pesannya

memenuhi kebutuhan atau aspirasi sasarannya dan jika pesan tersebut sesuai

dengan nilai, sikap, opini, keyakinan, atau norma yang ada pada khalayak.

Unsur kesantunan, penting, dan kesederhanaan merupakan salah satu

unsur pesan yang dikemas dengan kebutuhan atau aspirasi khalayak sasaran. Pesan-

pesan yang dinilai penting dapat diulang dengan melakukan pengubahan pada

komposisi pesannya. Nilai, sikap, opini, keyakinan, dan norma merupakan pesan

yang harus dikemas serta disesuaikan oleh sumber (pengirim pesan).

Page 14: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

27

2.4.2 Struktur Pesan Persuasif

Ritongga (2005: 26) menjelaskan bahwa struktur pesan berkaitan dengan

pernyataan informasi yang akan ditempatkan. Dalam struktur pesan tersebut

penempatan pesan dakwah dapat diletakkan di awal materi, di tengah materi, dan

diakhir materi. Pertimbangan penempatan pesan dapat memudahkan penerima

pesan untuk memahami pesan yang disampaikan oleh sumber (pengirim pesan).

Dalam hal ini, struktur pesan bergantung pada daya serap penerima pesan.

Struktur pesan yang diletakkan di awal bertujuan untuk menarik perhatian

para penerima pesan. Struktur pesan yang diletakkan di tengah bertujuan untuk

menarik minat dan kesadaran bagi penerima pesan. Dalam struktur pesan yang

diletakkan di tengah dapat membangkitkan rasa rasional dan emosional. Struktur

pesan yang diletakkan di akhir berisikan tentang informasi-informasi lain yang

berhubungan dengan topik dakwah. Hal tersebut sejalan dengan pandangan Benoit

& Benoit (2008: 76) bahwa penataan pesan persuasif menggunakan pendahuluan-

tubuh-kesimpulan.

Pendahuluan pesan persuasif memiliki fungsi yang penting yang berguna

untuk mempersuasi penerima pesan yaitu, menarik perhatian, membangun

hubungan yang baik, memberikan alasan pada khayalak sasaran untuk terlibat

komunikasi, menyatakan tujuan, dan memberikan pengantar pendahuluan utama

pesan persuasif (Benoit & Benoit, 2008: 76). Pada bagian pendahuluan harus

mampu mendapatkan perhatian dari khalayak sasaran. Khalayak sasaran lebih

tertarik bila seorang dapat melihat pesan yang disampaikan memiliki hubungan

dengan kehidupan seorang tersebut. Pada bagian pendahuluan, sumber (pengirim

sumber) harus menyampaikan sebuah pengantar terlebih dahulu sebelum masuk

Page 15: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

28

pada inti wacana. Dengan demikian, khalayak sasaran dapat mengetahui inti dari

pesan yang akan disampaikan oleh sumber (pengirim pesan).

Benoit & Benoit (2008: 78) berasumsi bahwa ada lima jenis yang dapat

dimanfaatkan dan dapat menarik perhatian khalayak sasaran. Pertama, pernyataan

yang mengejutkan atau statistik yang dapat membuat khalayak sasaran penasaran

untuk mengetahui pesan selanjutnya. Kedua, pengajuan pernyataan provokatif

untuk para khalayak yang dapat membangkitkan minat. Ketiga, penggunaan sebuah

kutipan berupa kata-kata mutiara yang menarik atau pengalaman hidup orang lain

atau diri sendiri. Keempat, mengacu pada konteks atau situasi berbicara,

penggunaan analogi dengan cara membandingkan dengan sesuatu yang mirip,

bercerita dengan urutan yang menarik. Terakhir, berbicara tentang pengalaman

pribadi yang berkaitan dengan topik yang disajikan.

Bagian tubuh berisi penjelasan rinci tentang gagasan utama wacana dakwah.

Hal ini senada dengan Benoit & Benoit (2008: 76) yang menjelaskan bahwa tubuh

merupakan perincian tentang pendahulan dalam wacana dakwah. Bagian tubuh

merupakan inti dari struktur wacana dan merupakan tempat penyampai pesan

berupa argumen (bukti) untuk mendukung gagasan utama. Benoit & Benoit (2008:

77) berpendapat bahwa dalam pola organisasi yang dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan bagian tubuh wacana persuasif yang menggunakan pendahuluan-

tubuh-kesimpulan yaitu, pola sebab-akibat, pola sekuensial, pola dua sisi, pola

masalah-solusi, dan pola organisasi topikal.

Kesimpulan menurut Benoit & Benoit (2008: 81) merupakan bagian akhir

dari wacana persuasif yang memiliki fungsi, yaitu merangkum gagasan utama,

menciptakan rasa koneksi, menginspirasi kerangka berpikir, dan membuat banding

Page 16: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

29

akhir. Pertama, merangkum gagasan utama merupakan meringkas suatu

pembicaraan menjadi satu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara

proposional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya. Kedua

menciptakan rasa koneksi merupakan tempat dimana semua bagian harus terjalin

bersama. Hal ini dapat merujuk pada sebuah contoh. Ketiga, menginspirasi

kerangka pikir merupakan fungsi lain dari kesimpulan yang menjelaskan pada titik

ini sumber (pengirim pesan) menginginkan penerima pesan (khalayak sasaran)

menjadi yang tersentuh dan termotivasi. Keempat, fungsi terakhir dari kesimpulan

yaitu membuat banding akhir. Pada bagian ini sumber (pengirim pesan) untuk

mempengaruhi penerima pesan dan pesan ini harus menjadi bujukan kuat untuk

mengubah sikap yang diingkan oleh sumber.

2.4.3 Teknik Penyajian Pesan Persuasif

Penyajian pesan persuasif berkenaan dengan tipe penyajian pesan yang

akan digunakan dan dipilih sumber untuk penyampaian pesan persuasif. Pemilihan

tipe penyajian tersebut bermaksud untuk menambah daya tarik informasi yang akan

disampaikan. Pemilihan tipe penyajian pesan dipilih dan digunakan berdasarkan

dengan yang disukai oleh penerima pesan. Ritongga (2005: 32) berpendapat bahwa

tipe penyajian pesan berupa (a) pesan satu sisi dan dua sisi; (b) pesan klimaks dan

pesan antiklimaks; (c) pesan emosional dan rasional; (d) pengulangan pesan dan

pesan satu kali; dan (e) simpulan tersirat dan tersurat. Uraian kelima penyajian

pesan persuasif akan dijelaskan pada bagian berikut.

Pesan satu sisi dan dua sisi menurut Engel (1995: 509) berpendapat bahwa

pesan satu sisi adalah komunikasi yang disajikan hanya hal-hal yang mendukung

posisi yang dianjurkan. Ritongga (2005: 32) menjelaskan bahwa pesan dua sisi

Page 17: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

30

adalah komunikasi yang menyajikan hal-hal yang pro dan kontra dari posisi yang

dianjurkan. Hal-hal yang mendukung posisi yang dianjurkan dapat berupa pesan-

pesan yang positif atau negatif. Makna dari positif dan negatif tersebut sesuai

dengan tujuan komunikasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pesan satu sisi hanya

sepihak yang bersifat positif atau negatif, sedangkan pesan dua sisi berisi pesan

yang pro (positif) dan kontra (negatif).

Pesan klimaks dan pesan antiklimaks merupakan bentuk penyajian pesan

klimaks merupakan penempatan materi yang paling penting pada bagian akhir

(Betinghaus, 1973: 152). Sementara itu penyajian pesan antiklimaks peletakan

materi yang paling penting diletakkan dibagian depan. Dari pengertian penyajian

pesan klimaks dan antiklimaks tampak jelas bahwa materi (pesan) berkaitan dengan

penempatan hal yang terpenting dalam pesan yang dikomunikasikan.

Pesan emosional dan rasional menurut Sendjaja (1999: 210) berpendapat

bahwa pesan emosional memberikan penekanan pada hal-hal yang bersifat

emosional. Penyajian pesan emosional tersebut diarahkan pada upaya yang

digambarkan tentang keindahan, kesedihan, kasih sayang, cinta, seksual dan hal-

hal yang berkaitan dengan perasaan. Ritongga (2005: 56) berpendapat bahwa pesan

rasional adalah pesan yang berisi fakta atau bukti-bukti yang relevan dan logis yang

disajikan secara argumentatif dengan menonjolkan kualitas dan nilai keuntungan

dari ide yang dikomunikasikan.

Pengulangan pesan dan pesan satu kali menurut Ritongga (2005: 65)

beramsusi bahwa pengulangan pesan mengandung dua pengertian. Pertama, pesan

yang dinilai penting mengenai suatu topik dikomunikasikan beberapa kali tanpa

harus sama persis. Kedua, pesan yang disampaikan sama baik kepada khalayak

Page 18: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

31

sasaran berulang kali. Sementara itu, penyajian pesan satu kali dapat diartikan

bahwa pesan mengenai sesuatu topik yang dikomunikasikan hanya satu kali. Makna

satu kali tersebut dalam pengulangan pesan adalah pesan yang dinilai penting untuk

dikomunikasikan kepada khalayak sasaran tidak diulang atau keseluruhan, pesan

yang dinilai penting hanya disampaikan satu kali.

Simpulan tersirat dan tersurat menurut Ritongga (2005: 77) berpendapat

bahwa simpulan tersirat adalah tidak memuat uraian singkat berupa rangkuman

penting dari keseluruhan isi pesan yang disampaikan atau dikomunikasikan.

Sementara itu, simpulan tersurat adalah uraian singkat yang berupa rangkuman

penting dari keseluruhan isi pesan yang disampaikan atau dikomunikasikan.

Simpulan tersurat paling efektif dalam mengubah pengetahuan dan sikap khalayak

daripada khalayak menyimpulkan pesan sendiri. Akan tetapi, akan lebih baik jika

khalayak sasaran membuat simpulan sendiri terhadap pesan yang diterimanya.

2.5 Wacana Dakwah

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil

orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah,

syar’iat dan akhlak Islam (Amran, 2012: 70). Di dalam dakwah, sumber (pengirim

pesan) disebut dengan dai, sedangkan penerima pesan dapat disebut mad’u.

Seorang dai menyampaikan pesan keagamaan menggunakan simbol verbal dan

nonverbal. Ma’arif (2010: 36) berpendapat bahwa simbol verbal yaitu, ucapan dan

tulisan yang lazim dimengerti, sedangkan simbol nonverbal dalam dunia dakwah

mengacu pada gerak, raut wajah, pakaian, tindakan atau perilaku, dan situasi

lingkungan. Dalam pelaksanaan dakwah, dapat berupa dengan ucapan lisan, tulisan,

Page 19: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

32

karangan, maupun dengan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan umat

manusia.

Shihab (1996: 398) memberikan pendapat bahwa dakwah memiliki dua

macam, yaitu dakwah bil al-lisan dan dakwah bil al-bal. Pertama, dakwah bil al-

lisan merupakan suatu ajakan atau penyebarluasan nilai-nilai keagamaan dengan

pendekatan komunikasi verbal melalui bahasa lisan (verbal) dan tulisan, seperti

ceramah, pidato, orasi, tulisan, dan karangan. Kedua, dakwah bil al-bal yaitu suatu

penyebarluasan nilai keagamaan dengan pendekatan komunikasi nonverbal melalui

amal, seperti contoh konkret dan tersedia lingkungan yang kondusif. Atabik (2014:

122) beranggapan bahwa dakwah bil al-lisan berkaitan erat dengan tatanan

komunikasi.

Unsur-unsur dakwah yang mencapai persuasif harus didukung dengan

adanya beberapa unsur. Alimuddin (2007: 76) berpendapat bahwa ada empat dalam

unsur dakwah yaitu, (a) subjek dakwah; (b) materi dakwah; (c) metode dakwah;

dan (d) tujuan dakwah. Pertama subjek dakwah menurut Alimuddin (2007: 76)

menjelaskan bahwa pelaku aktivitas dakwah. Dalam hal ini pelaku aktivitas dakwah

dapat dikatan sumber (dai). Seorang dai harus membekali dirinya dengan landasan

keilmuan yang cukup serta teladan yang baik dalam berdakwah.

Materi dakwah menurut Alimuddin (2007: 76) menjelaskan bahwa materi

dakwah tidak terlepas dari ajaran Islam, yaitu Al-quran dan hadis. Materi yang

diperlukan untuk suatu kelompok masyarakat belum tentu sesuai untuk kelompok

masyarakat yang berbeda. Pemilihan materi haruslah tepat dan sesuai dengan

kehadiran khalayak sasaran. Oleh sebab itu, dengan pemilihan materi khalayak

sasaran mengerti materi yang disampaikan oleh sumber (dai).

Page 20: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

33

Unsur lain dakwah yang mencapai persuasif adalah metode dakwah.

Metode dakwah cara yang digunakan oleh seorang sumber (dai) dalam

menyampaikan pesan dakwahnya kepada khalayak sasaran. Dalam menyampaikan

pesan, metode ini merupakan unsur yang terpenting dalam menyampaikan materi

ataupun pesan dakwahnya. Suatu materi yang baik, akan tetapi jika pemilihan

metode yang kurang sesuai maka pesan tidak dapat ditangkap dengan baik oleh

penerima pesan. Dalam kegiatan dakwah metode yang digunakan harus sesuai

dengan kondisi khalayak sasaran baik dari segi ekonomi, pendidikan, latar belakang

sosial, dan adat sehingga dapat tercapainya dalam berdakwah.

Unsur terakhir dakwah yang mencapai persuasif adalah tujuan dakwah.

Menurut Alimuddin (2007: 76) menjelaskan tujuan dakwah merupakan untuk

menyelamatkan umat dari kehancuran dan untuk mewujudkan cita-cita ideal

masyarakat utama menuju kebahagian dan kesejahteraan hidup di dunia dan di

akhirat yang diridai oleh Allah SWT. Secara umum tujuan dakwah adalah mengajak

manusia menuju jalan Islam sesuai dengan ajaran Islam.

Wacana dakwah pada umumnya berisi pesan-pesan yang mengajak jamaah

sebagai pesan persuasif untuk melakukan semua aktivitas sesuai dengan ajaran

Islam. Pesan persuasif dakwah seyogianya mampu membangkitkan rasa motivasi

bagi penerima pesan. Motivasi yang dimaksud berupa seseorang yang sudah salah

jalan atau terjerumus hal-hal yang menyimpang dari ajaran Islam, maka dai

(sumber) dapat memberikan motivasi supaya meninggalkan hal yang menyimpang

dari ajaran Islam. Dalam pelaksanaan dakwah dapat menentukan kelangsungan

hidup setiap individu. Pada dasarnya setiap individu memiliki karakter-karakter

yang berbeda, dan pola berpikirnya.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas

34

Keberhasilan dakwah jika dai harus membekali dirinya dengan teori-teori

persuasif. Ilahi (2010: 126) berpendapat ada teori yang digunakan dalam melakukan

persuasif dan dapat dikembangkan dalam metode, yaitu metode asosiasi, metode

integrasi, metode play-off serta fear-arousing, dan metode icing. Pertama, metode

asosiasi merupakan penyajian pesan dengan jalan menumpangkan pada suatu

peristiwa yang sedang menarik dan sedang hangat. Kedua, metode integrasi

merupakan kemampuan untuk menyatukan diri dengan penerima pesan dengan

menggunakan verbal maupun nonverbal. Ketiga, metode play-off dan fear-arousing

merupakan kegiatan mempengaruhi orang lain dengan jalan melukiskan hal-hal

yang menyenangkan perasaan dan sebaliknya. Keempat, metode icing menjelaskan

dalam metode icing dapat disebut metode memanis-maniskan.

Persuasif dalam dakwah bukan hanya menggunakan metode yang sudah

dijelaskan di atas. Akan tetapi, dakwah yang persuasif mengarah pada pernyataan,

sejauh mana pesan-pesan dan aktivitas dakwah dapat mempengaruhi dan

meyakinkan khalayak (mad’u). Kekuatan persuasi berkaitan dengan berbagai

komponen komunikasi.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORIeprints.umm.ac.id/46653/3/BAB II.pdf · 2019. 6. 26. · akan lebih banyak mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku penerima pesan. Dua komponen kreadibilitas