bab ii influenza

Upload: lukman-irwn

Post on 05-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Bab II Influenza

    1/8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.

    Etiologi

    Virus influenza adalah virus RNA, termasuk famili Orthomyxovirus,

    berantai tunggal dan berbentuk heliks. Sesuai dengan antigen dasarnya

    dibagi menjadi tiga tipe yaitu A, B dan C. Virus ini dibagi menjadi

    beberapa subtipe berdasarkan antigen permukaannya yaitu hemaglutinin

    (H) dan neuraminidase (N). Tiga tipe hemaglutinin yang ada pada manusia

    (H1, H2, H3) berperan dalam penempelan virus pada sel. Dua tipe

    neuraminidase (N1, N2) berperan dalam penetrasi virus ke dalam sel.

    Variasi kedua glikoprotein eksternal H dan N, adakalanya berubah secara

    periodik, hal ini menyebabkan perubahan antigenitas. Antigenic shift

    merupakan perubahan besar (major) salah satu antigen permukaan (H atau

    N), yang dapat menyebabkan pandemi. Antigenic drift merupakan

    perubahan kecil (minor) pada antigen permukaan yang timbul diantara

    major shift dan bisa dihubungkan dengan epidemi (Pickering dkk., 2000).

    Infuenza tipe A menyebabkan penyakit sedang-berat dan dapat menyerang

    semua umur. Virus ini menyerang manusia dan binatang lain, seperti babi

    dan burung. Influenza tipe B biasanya menyebabkan penyakit yang lebih

    ringan daripada tipe A, dan terutama menyerang anak-anak. Influenza tipe

    B lebih stabil daripada influenza tipe A, dengan sedikit antigenic drift dan

    menyebabkan imunitas yang cukup stabil. Virus ini hanya menyerang

    manusia. Influenza tipe C dilaporkan jarang menyebabkan sakit pada

  • 7/31/2019 Bab II Influenza

    2/8

  • 7/31/2019 Bab II Influenza

    3/8

    2. Epidemiologi

    Influenza timbul di seluruh bagian dunia dan mengenai 10-20%

    dari total populasi dunia. Manusia adalah satu-satunya reservoir

    untuk influenza tipe B dan C, sedangkan influenza tipe A dapat

    menginfeksi manusia dan binatang. Tidak ada yang disebut sebagai

    karier kronik. Influenza ditularkan melalui droplet dari orang yang

    terinfeksi. Cara penularan lain yang jarang adalah melalui kontak

    erat.

    Aktivitas influenza timbul terutama pada musim dingin dan

    mencapai puncaknya dari Desember sampai Maret di daerah yang

    beriklim subtropis, tetapi dapat pula timbul lebih awal atau lebih

    lambat. Selama tahun 1976-2001, di Amerika Serikat aktivitas

    puncak timbul paling sering pada bulan Januari (24%) dan Februari

    (40%) dan rata-rata terjadi 20.000 kematian per tahun. Pada daerah

    tropis influenza dapat timbul setiap saat selama setahun.

    Influenza juga dapat menyebabkan pandemi bila angka morbiditas

    dan mortalitas komplikasi akibat influenza meningkat secara

    bermakna di seluruh dunia. Influenza dapat menyerang semua

    kelompok umur. Angka kejadian infeksi tertinggi adalah pada

    anak-anak, sedangkan angka kejadian penyakit serius dan kematian

    tertinggi adalah pada orang usia >65 tahun dan orang yang berisiko

    tinggi menderita komplikasi akibat influenza. Pada anak usia 0-4

    tahun, angka perawatan rumah sakit adalah 1:2000 orang yang

  • 7/31/2019 Bab II Influenza

    4/8

    berisiko tinggi dan 1:1000 orang yang tidak berisiko tinggi. Dalam

    kelompok usia 0-4 tahun, angka perawatan rumah sakit tertinggi

    adalah anak umur 0-1 tahun dan angka ini sama dengan angka

    yang ditemukan pada orang usia 65 tahun.

    Selama epidemi influenza tahun 1969-1970 sampai 1994-1995,

    angka perawatan rumah sakit di Amerika Serikat berkisar antara

    16.000 sampai 220.000 per epidemi, rata-rata 114.000 per tahun

    perawatan, dengan 57% dari yang dirawat adalah usia 150

    kematian per 100.000 orang usia 65 tahun. Lebih dari 90%

    kematian adalah orang lanjut usia karena pneumonia dan influenza.

  • 7/31/2019 Bab II Influenza

    5/8

    3. Patogenesis

    Virus influenza masuk ke dalam saluran napas melalui droplet,

    kemudian menempel dan menembus sel epitel saluran napas di

    trakea dan bronkus. Infeksi dapat terjadi bila virus menembus

    lapisan mukosa non-spesifik saluran napas dan terhindar dari

    inhibitor non-spesifik serta antibodi lokal yang spesifik. Daerah

    yang diserang adalah sel epitel silindris bersilia. Selanjutnya terjadi

    edema lokal dan infiltrasi oleh sel limfosit, histiosit, sel plasma dan

    polimorfonuklear. Nekrosis sel epitel ini terjadi pada hari pertama

    setelah gejala timbul. Perbaikan epitel dimulai pada hari ke-3 dan

    ke-5 dengan terlihatnya mitosis sel pada lapisan basal. Respons

    pseudometaplastik dari epitelium yang undifferentiated timbul.

    Puncaknya dicapai pada hari ke9 sampai ke-15 setelah awitan

    penyakit. Setelah 15 hari, tampak produksi mukus dan silia

    kembali seperti sediakala.

    Adanya infeksi sekunder menyebabkan reaksi infiltrasi sel radang

    lebih luas dan kerusakan pada lapisan sel basal dan membrana

    basalis lebih hebat, yang akan mengakibatkan terhambatnya

    regenerasi sel epitel bersilia. Kemudian virus bereplikasi di dalam

    sel pejamu yang menyebabkan kerusakan sel pejamu. Viremia

    tidak terjadi. Virus terlindung di dalam sekret dari saluran napas

    selama 5-10 hari.

    4. Manifestasi Klinis

  • 7/31/2019 Bab II Influenza

    6/8

    Masa inkubasi biasanya hanya 2 hari, tetapi dapat bervariasi antara

    1 sampai 5 hari. Tingkat keparahan influenza tergantung pada

    riwayat imunologik terdahulu dengan antigen varian virus. Secara

    umum, hanya 50% dari orang yang terinfeksi influenza akan timbul

    gejala klinis klasik influenza.

    Penyakit influenza klasik ditandai dengan demam, mialgia, sakit

    tenggorokan, dan batuk yang tidak produktif secara tiba-tiba.

    Demam berkisar antara 38,3-38,9C. Gejala demam muncul secara

    mendadak sehingga pasien dapat memberitahukan waktu yang

    tepat kapan demam muncul. Mialgia terutama dirasakan di otot

    punggung. Batuk terjadi sebagai akibat destruksi epitel trakea.

    Gejala tambahan lain dapat berupa rinorea, sakit kepala, rasa

    terbakar substernal dan gejala okular (nyeri dan sensitif terhadap

    cahaya).

    Gejala sistemik dan demam biasanya berlangsung selama 23 hari,

    jarang yang lebih dari 5 hari. Gejala akan berkurang dengan

    pemberian asetosal atau asetaminofen. Asetosal tidak boleh

    diberikan pada bayi, anak-anak, maupun remaja karena risiko

    terjadinya sindrom Reye setelah infeksi influenza. Penyembuhan

    biasanya cepat, tetapi beberapa orang akan menjadi astenia dan

    depresi selama beberapa minggu.

    5. Diagnosis

  • 7/31/2019 Bab II Influenza

    7/8

    Diagnosis influenza ditegakkan berdasarkan karakteristik

    manifestasi klinis, terutama jika telah dilaporkan adanya influenza

    dalam masyarakat. Pemeriksaan laboratorium rutin kurang

    berperan dalam menegakkan diagnosis banding influenza dengan

    penyakit saluran napas yang disebabkan oleh virus lain. Pada anak,

    manifestasi pemeriksaan darah bervariasi, bahkan pada bayi

    tampak gambaran leukositosis. Foto toraks bermanfaat untuk

    menyatakan adanya penyulit pneumonia lobaris atau interstisial.

    Diagnosis pasti influenza bergantung pada isolasi atau deteksi

    komponen virus dari sekret saluran napas atau adanya kenaikan

    yang bermakna titer antibodi serum pada masa penyembuhan.

    Diagnosis serologik yang cukup menjanjikan adalah pengukuran

    antibodi terhadap hemaglutinin influenza dengan menggunakan

    metode ELISA. Uji ini sederhana dan mempunyai kelebihan dapat

    mengidentifikasi secara spesifik antibodi IgA, IgM dan IgG.

    6. Komplikasi

    Komplikasi sering terjadi pada bayi, anak kecil, anak dengan risiko

    tinggi dan orang lanjut usia. Komplikasi yang paling sering adalah

    pneumonia, terutama pneumonia bakteri (karena Streptoccocus

    pneumoniae, Haemophilus infuenzae, atau Staphyloccus aureus).

    Pneumonia virus primer merupakan komplikasi yang jarang

    ditemui namun tingkat fatalitasnya tinggi.

  • 7/31/2019 Bab II Influenza

    8/8

    Sindrom Reye adalah komplikasi yang mungkin timbul pada anak

    yang mendapatkan asetosal, terutama berhubungan dengan

    influenza tipe B, ditandai dengan muntah yang berat dan

    penurunan kesadaran sampai koma karena edema otak.

    Komplikasi lain adalah miokarditis, perburukan bronkitis kronik

    dan penyakit paru kronik lainnya. Angka kematian adalah 0,51

    per 1000 kasus. Sebagian besar kematian terjadi pada usia 65

    tahun.