bab ii final
TRANSCRIPT
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 1 - 44
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi
Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’ s/d 8°10’ Lintang Selatan dan 111°50’ s/d 113°30’
Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.696,16 km², termasuk didalamnya kawasan Pulau
Giliketapang dengan luas wilayah 0,6 km².
Kabupaten Probolinggo terletak di lereng gunung-gunung yang membujur dari Barat ke
Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Wilayah
kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0 - 2500 m diatas permukaan laut,
tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari
ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang
berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750 - 2500 m diatas permukaan laut,
cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150 - 750 m diatas
permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki
gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti, durian, alpukat
dan buah lainnya, contoh di kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil.
2.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Daerah
Luas wilayah kabupaten probolinggo lebih kurang 1.696,16 km², terdiri atas :
a). Pemukiman : 147,74 km²
b). Persawahan : 373,13 km²
c). Tegal : 513,80 km²
d). Perkebunan : 32,81 km²
e). Hutan : 426,46 km²
f). Tambak/Kolam : 13,99 km²
g). Lain-lain : 188,23 km²
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 2 - 44
Letak geografis daerah berbatasan dengan :
- Utara : Selat Madura
- Timur : Kabupaten Situbondo
- Barat : Kabupaten Pasuruan
- Selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember
Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota
Probolinggo.
2.1.2. Topografi
Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang
menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian
utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian
selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda.
Sedangkan bentuk permukaan daratan di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan
atas 3 (tiga) jenis, yaitu :
a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m diatas
permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari
Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan
b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1.000 m diatas permukaan laut.
Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang Pegunungan Tengger
serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar Gunung Lamongan
c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan laut.
Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger
dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar Gunung Argopuro.
2.1.3. Hidrologi
Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo.
Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 km, sedangkan
sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 km saja.
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat
dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau,
sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 3 - 44
sungai-sungai besar (yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus
sepanjang tahun.
Tabel 2.1 Panjang, Lebar, Debit Air dan Baku Lahan Sungai Di Kabupaten Probolinggo
No. Nama Sungai Panjang (km)
Lebar (m)
Debit Air (Minimum)
Baku Lahan (Ha)
1 K. Rondoningo 95,20 26,00 ± 200 3.357
2 K. Pandan Laras 43,50 26,00 ± 1.300 2.847
3 K. Kertosono 39,70 25,00 ± 100 570
4 K. Kandang Jati 8,00 8,00 ± 100 507
5 K. Besuk 13,20 8,00 ± 100-200 173
6 K. Jabung 20,50 8,00 ± 300 465
7 K. Pancarlagas 85,70 50,00 ± 200 3.303
8 K. Legundi 12,50 6,00 - -
9 K. Paiton 18,00 20,00 ± 100 454
10 K. Kresek 24,50 25,00 ± 100 786
11 K. Taman 24,10 12,00 ± 5-10 240
12 K. Curah Manjangan 5,00 9,00 ± 50 34
13 K. Klumprit 12,50 12,00 ± 50 53
14 K. Lumbang/Bayeman 17,50 13,00 ± 75 125
15 K. Blibis 20,00 15,00 - -
16 K. Blabo 10,00 10,00 ± 50 213
17 K. Besi 15,50 15,00 ± 5 - 10 183
18 K. Patalan 22,50 18,00 ± 50 72
19 K. Kedung Galeng 38,00 35,00 ± 100 564
20 K. Banyubiru 11,00 18,00 ± 300 697
21 K. Gending 20,00 20,00 ± 300 -
22 K. Klaseman 11,00 15,00 ± 100-200 -
23 K. Pekalen 35,10 35,00 ± 3.300 6.983
24 Afour Bujel 2,00 5,00 - -
25 K. Lawean 16,70 25,00 ± 200 369
Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo
Di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu Segaran, Ranu
Agung dan Ranu Petak (Taman Hidup). Selain itu tercatat pula sumur yang
umumnya berupa sumur gali dan beberapa sumur bor. Kedalaman dari
sumur-sumur gali berkisar 3 - 30 m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 4 - 44
sampai sedang dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman
sumur bor yang merupakan air tanah dalam berkisar 40 - 200 m.
Sumur bor yang sudah ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian untuk
kebutuhan air minum dan sebagian besar lainnya diperuntukkan irigasi, hal ini
mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami
kekeringan.
Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56 % dari luas wilayah Kabupaten
Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17 % kedalaman air tanahnya
antara 60 – 90 m; dan selebihnya 26,27 % mempunyai kedalaman air tanah
< 60 m.
2.1.4. Klimatologi
Lokasi Kabupaten Probolinggo yang berada di sekitar garis katulistiwa
menyebabkan daerah ini mengalami perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau berkisar pada bulan April
hingga Oktober, sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga April.
Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan
Maret.
Diantara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba, dimana biasanya
ditandai dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang biasa disebut Angin
Gending.
2.1.5. Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi kawasan budidaya meliputi kawasan
perkotaan dan kawasan pedesaan, dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat
pada tabel 2.2.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 5 - 44
Tabel 2.2 Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha)
No Peruntukan Luas Prosen
1. Hutan 55.796,68 32,89
2. Tegal 52.801,95 31,13
3. Sawah 38.509,00 22,70
4. Perkampungan/Permukiman 12.904,04 7,60
5. Perkebunan Swasta/Rakyat 2.009,30 1,18
6. Tanah Rusak/Padang Rumput 2.413,96 1,42
7. Tambak 1.320,06 0,77
8. Kebun Campur 1.186,57 0,69
9. Industri 866,56 0,51
10. Hutan Rakyat 625,32 0,37
11. Danau/Rawa 138,00 0,08
12. Lain-lain 1.045,36 0,66
Jumlah 169.616,80 100
Sumber :Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.2 terlihat bahwa peruntukan lahan di Kabupaten Probolinggo
didominasi oleh hutan (32,89 %), tegalan (31,13 %), serta persawahan (22,70 %).
Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan terbangunnya hanya
meliputi 7,60 % dari seluruh luas lahan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilyah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010,
rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan dapat dilihat pada
tabel 2.3.
Tabel 2.3 Luas Kawasan Budidaya (Ha)
No Kawasan Budidaya Luas Kawasan Prosen
1. Kawasan Hutan Produksi 28.829,10 17,00
2. Kawasan Pertanian & Peternakan 40.081,07 23,63
3. Kawasan Perkebunan 38.649,00 22,79
4. Kawasan Perikanan 3.227,00 1,90
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 6 - 44
No Kawasan Budidaya Luas Kawasan Prosen
5. Kawasan Pariwisata 1.700,00 1,00
6. Kawasan Permukiman 18.248,00 10,76
7. Kawasan Perindustrian 3.272,00 1,93
8. Kawasan Pertambangan 10,00 0,01
9. Kawasan Khusus 1.550,00 0,91
Luas Kawasan Budidaya 135.566,17 79,93
Luas Kabupaten Probolinggo 169.616,80 100
Sumber Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo- PDPP
2.1.6. Kawasan Lindung
Yang dimaksud dengan kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber
alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan adalah
kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo telah ditetapkan
sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Jawa Timur. Pada dasarnya pemantapan
kawasan ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi biota,
ekosistem, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Perlindungan
kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata,
daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan
suaka alam selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga
berperan dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata.
Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata tetap
harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka alam itu sendiri,
termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Jenis kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo yang akan dikembangkan dalam
5 tahun kedepan antara lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan
sungai, dan sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten
Probolinggo sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.4.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 7 - 44
Tabel 2.4 Rencana Kawasan Lindung Tahun 2013 (Ha)
No Jenis Kawasan Lindung Luas Kawasan Prosen
1. Kawasan Suaka Alam 5.859,50 16,25
2. Hutan Lindung 25.998,53 72,08
3. Sempadan Sungai 3.585,00 9,94
4. Sempadan Pantai 625,00 1,73
Jumlah 36.068,03 100
Sumber : Hasil Rencana RTRW-PDPP
2.1.7. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor terdapat
di berbagai kecamatan. Yang termasuk dalam wilayah rentan bencana di
Kabupaten Probolinggo yaitu daerah-daerah yang memiliki tingkat erosi tinggi,
kawasan pantai dan tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan
bersudut lereng lebih dari 40 %.
Penetapan kawasan ini bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari
bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh
perbuatan manusia meliputi kawasan gerakan tanah, rawan letusan gunung
berapi, rawan gempa bumi, dan rawan angin topan.
Bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Probolinggo meliputi :
� Bencana Banjir.
Bencana banjir, air sungai meluap dan tanah longsor terjadi di Kecamatan
Pakuniran, Gading dan Besuk. Adapun penanggulangannya dengan
mengevakuasi korban bencana yang terisolir dan memberikan bantuan melalui
Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Probolinggo yang disalurkan
kepada para korban.
� Bencana Angin Ribut.
Bencana angin puting beliung di Kecamatan Lumbang, angin puyuh di
Kecamatan Krucil. Kegiatan penanggulangan yang dilakukan dengan melakukan
survey lokasi bencana, memberikan pengobatan pada korban bencana dan
melakukan kerjasama dengan lintas sektor untuk mengatasi bencana susulan.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 8 - 44
Kawasan rawan bencana erosi pada umumnya terdapat di bagian selatan wilayah
Kabupaten Probolinggo yang merupakan daerah dataran tinggi seperti Kecamatan
Sukapura, Sumber dan Krucil. Tabel 2.5 menunjukkan tentang luas daerah
berdasarkan kemiringan tanah.
Tabel 2.5 Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah
No. Kemiringan Luas Kawasan (Ha) Prosen
1 0 - 2 % 48.070,55 28,34
2 2 – 15 % 41.721,36 24,59
3 15 – 40 % 20.968,52 12,36
4 > 40 % 58.856,22 34,69
Jumlah 169.616,65 100
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.5 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih
dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69 %) dari seluruh luas
daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan
tanah > 40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas
11.979,66 Ha (20,35 %) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20 %).
2.2. PEREKONOMIAN DAERAH
2.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kondisi Kabupaten Probolinggo sangat terpengaruh kondisi makro yang belum
sepenuhnya stabil. Hal ini sangat tergambar dari tingginya inflasi, melemahnya
nilai tukar rupiah dan fluktuatifnya harga minyak mentah dunia yang ditandai
dengan kenaikan harga BBM di dalam negeri. Kondisi ini sudah barang tentu akan
sangat mempengaruhi perekonomian regional Jawa Timur, termasuk Kabupaten
Probolinggo. Walaupun kondisi makro sangat menentukan, namun demikian
tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara umum ditentukan
oleh faktor-faktor lokal seperti sumber daya manusia, teknologi, permodalan dan
kewirausahaan.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 9 - 44
Seiring adanya berbagai kebijakan moneter dan fiskal yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Pusat dan berbagai kebijakan pembanguan daerah yang cukup
terkendali, membawa dampak yang positif bagi perkembangan perekonomian
daerah Kabupaten Probolinggo.
Tabel 2.6 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Probolinggo Tahun Atas Dasar
Harga Konstan (2003 – 2007) (persen)
No Kelompok
Sektor / sector 2003 2004 2005 2006 2007
Rata-rata
1. Keompok sector
Primer 3,11 1,14 3,84 5,5 6,06 3,93
1.1 Pertanian 1,90 2,18 2,20 3,64 3,67 2,718
1.2 Pertambangan dan penggalian 1,21 (1,04) 1,64 1,86 2,39 1,212
2. Kelompok sector
Sekunder 10,06 12,33 12,08 12,77 13,55 12,15
2.1 Industri pengolahan 4,22 3,95 3,79 4,13 4,52 4,122
2.2 Listrik dan air minum 4,61 7,03 6,88 7,11 7,18 6,562
2.3 Bangunan 1,23 1,35 1,41 1,53 1,85 1,474
3. Kelompok sektor tersier 23 27,92 29,04 32,33 34,09 29,27
3.1 Perdagangan, hotel dan restoran
10,22 10,55 10,32 10,40 10,57 10,412
3.2 Pengangkutan dan komunikasi 4,08 6,17 6,24 7,19 8,27 6,39
3.3 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
5,32 6,88 7,07 7,42 7,73 6,884
3.4 Jasa –jasa 3,38 4,32 5,41 7,32 7,52 5,59
4,07 4,51 4,73 5,69 5,97 4,99
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.6 terlihat bahwa sampai dengan tahun 2007 kondisi perekonomian
daerah Kabupaten Probolinggo relatif stabil dan semakin membaik, hal ini ditandai
dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan dari tahun 2003
sebesar 4,07 % menjadi sebesar 5,97 % pada tahun 2007, sedangkan laju inflasi
yang cenderung menurun dari 8,68 % pada tahun 2003 menjadi sebesar 7,02
pada tahun 2007. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo didorong oleh
seluruh sektor ekonomi terutama disumbangkan oleh lima sektor terbesar
yaitu: sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 10,57 %, sektor
Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,27 %, sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan 7,73 %, sektor jasa 7,52 %, sektor listrik, gas dan air bersih
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 10 - 44
sebesar 7,18 %. Untuk selanjutnya sektor industri pengolahan sebesar 4,52 %,
sektor pertanian sebesar 3,67 %, sektor pertambangan dan penggalian sebesar
2,39 %, sektor Bangunan/kontruksi 1,85 %.
Tabel 2.7 Perkembangan PDRB di Kabupaten Probolinggo (Juta Rp.)
No U R A I A N Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. ADHB Juta Rp. 5.896.999,60 6.659.625,37 7.860.596,79 9.138.252,92 10.363.933,18
2. ADHK (th 2000) Juta Rp. 4.683.601,65 4.894.982,91 5.126.680,92 5.418.554,86 5.742.265,63
3. Perkapita ADHB Rp. 5.713.864,53 6.379.128,70 7.439.491,80 8.556.416,59 9.585.982,75
4. Perkapita ADHK Rp. 4.173.188,61 4.309.063,55 4.446.171,48 4.614.849,90 5.311.232,55
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Probolinggo
Pendapatan PDRB Perkapita yang diukur dengan harga berlaku dibagi jumlah
penduduk pertengahan tahun. Dari tabel 2.7 terlihat bahwa pendapatan PDRB
perkapita menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Secara berangsur
pendapatan per kapita naik mulai dari Rp. 5.713.864,53 pada tahun 2003 hingga
mencapai sebesar Rp. 9.585.982,75 pada tahun 2007. Dari perspektif
kesejahteraan masyarakat, kenaikan pendapatan perkapita tersebut memiliki
makna sebagai kenaikan status ekonomi masyarakat pula. Dengan lain kata,
kondisi empiris tersebut, mengindikasikan bahwa perekonomian daerah
Kabupaten Probolinggo memang mengalami pergerakan positif hingga berdampak
pada peningkatan kesejahteraan penduduknya.
2.2.2. Pendapatan Daerah
Sumber-sumber pendapatan daerah berasal dari penerimaan pendapatan asli
daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Pendapatan asli
daerah merupakan porsi pendapatan yang secara hukum dan upaya diperoleh
melalui usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dana transfer adalah dana
yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Dana Bagi
Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 11 - 44
Tabel 2.8 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun Anggaran 2007
NO URAIAN PENDAPATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %
PENDAPATAN ASLI DAERAH 29.128.950.000,00 38.060.637.922,05 130,66
1.1 Pendapatan Pajak Daerah 6.697.000.000,00 7.290.814.791,00 108,87
1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 13.687.000.000,00 15.928.942.873,00 116,38
1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
746.250.000,00 738.947.596,58 99,02
1
1.4 Lain – lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
7.998.700.000,00 14.101.932.661,47 176,30
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT -DANA PERIMBANGAN
567.108.000.000,00 582.581.481.369,00 102,73
2.1 Dana Bagi Hasil Pajak 28.750.000.000,00 43.673.686.874,00 151,91
2.2 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
1.220.000.000,00 1.769.794.495,00 145,07
2
2.3 Dana Alokasi Umum 484.750.000.000,00 484.750.000.000,00 100,00
2.4 Dana Alokasi Khusus 52.388.000.000,00 52.388.000.000,00 100,00
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-LAINNYA
10.000.000.000,00 3.777.256.600,00 37,77
3.1 Dana otonomi Khusus 0,00 0,00
3.2 Dana Penyesuaian 10.000.000.000,00 3.777.256.600,00 37,77
TRANSFER PEMERINTAH PROPINSI 20.574.000.000,00 24.279.609.137,00 118,01
3.3 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 20.472.000.000,00 23.961.898.499,00 117,05
3.4 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 102.000.000,00 317.710.638,00 311,48
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 0,00 10.000.000.000,00
3
3.5 Pendapatan Hibah 0,00 0,00
3.6 Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00
3.7 Pendapatan Lainnya 0,00 10.000.000.000,00
JUMLAH PENDAPATAN 626.810.950.000,00 658.698.985.028,05 105,09
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.8 terlihat bahwa Anggaran Pendapatan Daerah adalah sebesar
Rp. 626.810.950.000,00. Sedangkan Realisasi Pendapatan Daerah adalah
sebesar Rp. 658.698.985.028,05 atau sekitar 105,09 %.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 12 - 44
2.2.3. Belanja Daerah
Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas
pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam
rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung
jawabnya. Peningkatan alokasi Anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap
Satuan Kerja Pemerintah Daerah harus terukur yang diikuti dengan peningkatan
kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tabel 2.9 Realisasi Belanja Kabupaten Probolinggo Tahun Anggaran 2007
NO JENIS BELANJA DAERAH ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %
Belanja Operasi 485.009.296.600,00 450.490.165.164,52 92,88
Belanja Pegawai 311.732.801.000,00 291.648.938.752,80 93,56
Belanja Barang 133.615.235.600,00 125.763.725.820,75 94,12
Bunga 441.142.000,00 441.141.709,97 100,00
Subsidi - - -
Hibah - - -
1
Bantuan Sosial 39.220.118.000,00 32.636.358.890,00 83,21
BELANJA MODAL 155.409.873.400,00 151.258.397.552,50 97,33
Belanja Tanah 2.845.622.500,00 2.757.500.000,00 96,90
Belanja Peralatan dan Mesin 25.675.887.300,00 24.660.448.833,00 96,05
Belanja Gedung dan Bangunan
28.910.491.500,00 28.287.342.672,50 97,84
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
96.472.520.300,00 94.130.813.747,00 97,57
Belanja Aset Tetap Lainnya 1.505.351.800,00 1.422.292.300,00 94,48
2
Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00
3 BELANJA TAK TERDUGA 10.415.805.000,00 4.306.081.000,00 41,34
Belanja Tak Terduga 10.415.805.000,00 4.306.081.000,00 41,34
4 TRANSFER/BAGI HASIL KEDESA
57.226.828.000,00 55.393.955.700,00 96,80
Bagi Hasil Pajak 57.136.828.000,00 55.303.955.700,00 96,79
Bagi Hasil Retribusi 90.000.000,00 90.000.000,00 100,00
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya
0,00 0,00
JUMLAH 708.061.803.000,00 661.448.599.417,02 93,42
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 13 - 44
Dari table 2.9 terlihat bahwa Anggaran Belanja Daerah adalah sebesar
Rp. 708.061.803.000,00. dan Realisasi Belanja Daerah adalah sebesar
Rp. 661.448.599.417,02 atau sekitar 93,42 %.
Tidak terealisasinya plafond belanja tersebut diatas, disebabkan karena :
1. Penetapan plafond belanja merupakan batas tertinggi pengeluaran.
2. Adanya efisiensi pelaksanaan belanja.
3. Adanya penundaan kegiatan.
2.2.4. Pembiayaan
Pembiayaan Daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup
defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara
lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Surpus anggaran pembiayaan tahun 2007 sebesar Rp. 79.266.730.458,04
perangkaannya sebagaimana rincian pada Tabel 2.10 dan diperoleh dari :
1. Realisasi Pembiayaan Penerimaan Rp. 96.369.571.458,04
2. Realisasi Pembiayaan Pengeluaran Rp. 17.102.841.000,00
Selisih (1 – 2) Rp. 79.266.730.458,04
Tabel 2.10 Realisasi Pembiayaan Kabupaten Probolinggo Tahun Anggaran 2007
2007
No PEMBIAYAAN DAERAH Anggaran Realisasi (%)
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 98.361.234.000,00 96.369.571.458,04 97,98
1.1. Penggunaan SILPA 84.555.834.843,04 84.555.834.843,04 100,00
1.2. Pencairan Dana Cadangan 7.863.000.000,00 7.000.000.000,00 89,02
1.3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
- - -
1.
1.4. Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah
5.942.400.000,00 4.813.736.615,00 81,01
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 17.110.381.000,00 17.102.841.000,00 99,96
2.1. Pembentukan dana cadangan - - -
2.
2.2. Penyertaan modal pemerintah daerah 12.908.000.000,00 12.901.060.000,00 99,95
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 14 - 44
2.3. Pembayaran pokok pinjaman dalam-negeri-pemerintah pusat
46.460.000,00 46.460.000,00 100,00
2.4. Pembayaran pokok pinjaman dalam-negeri-lainnya
4.155.921.000,00 4.155.321.000,00 99,99
PEMBIAYAAN NETTO (1-2) 81.250.853.000,00 79.266.730.458,04 97,56
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo
Dari hasil selisih antara realisasi pendapatan dan belanja daerah terdapat defisit
sebesar Rp. 2.719.614.269,00 dan apabila dikomulasikan dengan selisih realisasi
pembiayaan penerimaan dan pengeluaran sebesar Rp. 79.266.730.458,04 maka
menjadi Rp. 76.517.166.069,04 yang merupakan saldo awal tahun anggaran 2008.
2.3. SOSIAL BUDAYA DAERAH
2.3.1. Kependudukan
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000 jumlah penduduk di
Kabupaten Probolinggo sebanyak 1.004.967 yang terdiri dari 493.192 jiwa laki-laki
dan 511.775 jiwa perempuan, Rasio jenis kelamin (sex ratio) 96,37 berarti dari
100 orang perempuan terdapat sekitar 96 orang laki-laki. Rata-rata pertumbuhan
penduduk sebesar 0,95 % per tahun. Kepadatan penduduk hasil sensus penduduk
tahun 2000 sebesar 592 jiwa per km2. Berdasarkan hasil sensus pada tahun 2007
jumlah penduduk kabupaten mencapai 1.081.063 jiwa yang terdiri dari 516.540
jiwa laki-laki dan 564.523 jiwa perempuan, dengan tingkat pertumbuhan penduduk
sebesar 1,02 % dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 637 per km2, sehingga
terdapat kenaikan 45 jiwa per km2. Meningkatnya kepadatan penduduk ini akan
memiliki dampak sosial terhadap suatu wilayah jika tingkat kepadatannya melebihi
batas kemampuan dan daya dukung wilayah tersebut. Namun jumlah penduduk
yang besar tersebut akan menjadi modal dasar pembangunan jika kualitas
manusianya baik, dan sebaliknya akan menjadi beban pembangunan apabila
kualitas manusianya rendah.
Berdasarkan sebaran penduduk menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk
Kabupaten Probolinggo berada di pedesaan yaitu sebesar 72,59 %, sedangkan
sisanya sebesar 27,41 % tinggal di perkotaan.
Berdasarkan karakteristik daerah ± 70 % mata pencaharian penduduk bekerja di
sektor pertanian, sedangkan untuk daerah pesisir sepanjang pantai utara meliputi
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 15 - 44
pantai seperti di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan,
Kraksaan dan Paiton sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai
nelayan. Sedangkan daerah pegunungan memungkinkan untuk pengembangan
tenaga kerja pada sektor perkebunan dengan berbagai komoditinya Dari
perkembangan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian tersebut, semakin
lama peranannya cenderung menurun dan tergeser oleh sektor non pertanian
seperti industri, perdagangan dan jasa yang cenderung meningkat.
2.3.2. Kesehatan
Sektor kesehatan memegang peranan penting dalam upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Selama tahun 2003 - 2007 pembangunan sektor
kesehatan di Kabupaten Probolinggo menunjukkan perkembangan yang cukup
signifikan. Berbagai fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang memadai dapat
dijadikan barometer untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan.
Tabel 2.11 merangkum ketersediaan sarana fisik pembangunan kesehatan di
Kabupaten Probolinggo.
Tabel 2.11 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit dan Tempat Pelayanan Kesehatan
Lainnya Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1 RSU Daerah Pemerintah Buah 1 2 2 2 2
2 Rumah Sakit Swasta/BUMN Buah 1 1 1 1 1
3 Rumah Sakit Bersalin Buah 1 1 1 1 1
4 Balai Pengobatan (BP) Buah 7 7 7 7 7
5 B K I A Buah 4 4 3 3 4
6 PUSKESMAS Buah 33 33 33 33 33
7 PUSKESMAS Pembantu Buah 87 87 87 87 87
8 PUSKESMAS Keliling Buah 33 35 37 37 33
9 POSYANDU Buah 1.250 1.250 1.287 1.312 1,312
10 POLINDES Buah 217 219 220 220 220
11 POLIKLINIK Desa Buah - 1 1 1 1
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 16 - 44
Dari tabel 2.11 menunjukkan terdapatnya pelayanan kesehatan yang cukup
ditinjau dari segi ketersediaan fasilitas rumah sakit, puskesmas dan poliklinik.
Ditinjau dari ketersediaan rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah daerah,
bahwa pada tahun 2003 jumlah rumah sakit daerah sebanyak 1 buah dan pada
tahun 2007 menjadi 2 buah. Selain itu juga terdapat juga rumah sakit yang dikelola
oleh departemen lain dan rumah sakit bersalin masing-masing sebanyak 1 buah.
Jumlah puskesmas dan puskesmas keliling masing-masing sebanyak 33 buah
serta puskesmas pembantu sebanyak 87 buah. Diantara fasilitas kesehatan yang
ada Posyandu dan Polindes memiliki jumlah yang cukup besar. Pada tahun 2003
jumlah posyandu sebanyak 1.250 buah dan polindes sebanyak 217 buah, untuk
selanjutnya pada tahun 2007 jumlah posyandu meningkat menjadi 1.312 buah dan
polindes sebanyak 220 buah.
Tabel 2.12 Perkembangan Jumlah Dokter Umum/Ahli di Rumah Sakit
Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Dokter Umum Orang 11 12 14 15 15
2. Dokter Bedah Orang 1 1 1 1 1
3. Dokter Ahli Penyakit Dalam Orang 1 1 1 1 1
4. Dokter Ahli Kesehatan Anak Orang 1 1 1 1 1
5. Dokter Ahli Kandungan Orang 1 1 1 1 1
6. Dokter Spesialis Mata Orang 1 1 1 3 1
7. Dokter Gigi Orang 4 3 4 1 3
8. Dokter Spesialis THT Orang 1 1 1 1 -
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
Seiring dengan peningkatan dalam pelayanan publik di rumah sakit, maka
penyediaan tenaga dokter umum mengalami peningkatan selama tahun
2003 - 2007. Dari tabel 2.2 terlihat bahwa pada tahun 2003 jumlah dokter umum
sebanyak 11 orang dan pada tahun 2007 sebanyak 15 orang. Dokter bedah,
dokter ahli penyakit dalam, dokter ahli kesehatan anak dan dokter kandungan
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 17 - 44
masing-masing sebanyak 1 orang. Sedangkan dokter gigi pada tahun 2003
jumlahnya sebanyak 4 orang dan pada tahun 2007 menjadi 3 orang.
Tabel 2.13 Perkembangan Tenaga Medis dan Paramedis di Puskesmas
Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Jumlah Dokter Orang 47 35 47 36 32
2. Jumlah Dokter Gigi Orang 18 13 15 15 14
3. Jumlah Bidan/Perawat Orang 382 349 434 393 459
4. Jumlah Sanitarian Orang 27 19 28 22 22
5. Jumlah Paramedis Lain Orang 134 134 138 70 61
6. Jumlah Tenaga Non Medis Orang 308 308 308 186 230
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.13 terlihat bahwa jumlah dokter di Puskesmas mengalami
perkembangan yang turun naik, yaitu pada tahun 2003 sebanyak 47 orang dan
pada tahun 2007 sebanyak 32 orang. Begitu juga dokter gigi, yaitu pada tahun
2003 sebanyak 18 dan pada tahun 2007 sebanyak 14 orang.
Jumlah bidan/perawat pada tahun 2003 sebanyak 382 orang dan pada tahun 2007
sebanyak 459 orang. Jumlah paramedis lain pada tahun 2003 sebanyak 134
orang dan pada tahun 2007 sebanyak 61 orang. Sedangkan tenaga non medis
terjadi penurunan, yaitu sebanyak 308 orang pada tahun 2003 dan pada tahun
2007 turun menjadi 230 orang.
Salah satu hasil pembangunan di bidang kesehatan dapat dilihat dari indikator
pencapaian hasil program kesehatan ibu dan anak. Adapun gambaran dari
pencapaian hasil program tersebut dapat dilihat pada tabel 2.14.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 18 - 44
Tabel 2.14 Perkembangan Pencapaian Hasil Program Kesehatan Ibu dan Anak
Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1 Angka Kematian Bayi (AKB)
Promil 6.61 9,00 5,02 8,18 9,5
2 Angka Kematian Ibu (AKI) Promil 0,10 1,50 0,85 0,41 0,61
3 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Prosen 1,42 1,80
1,53 1,70 2,1
4 Cakupan Ibu Hamil (K1) Prosen 96,90 101,00 97,10 97,04 96,5
5 Cakupan Ibu Hamil (K4) Prosen 79,02 71,90 84,40 85,10 88,5
6 Cakupan Persalinan (Linakes)
Prosen 83,10 81,90 85,40 82,98 90,6
7 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2)
Prosen 106,60 93,4 96,4 94,24 97,6
Sumber : Kantor BKKBN Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.14 terlihat bahwa indikator angka kematian bayi (AKB) mengalami
peningkatan, yaitu pada tahun 2003 sebanyak 6,61 promil dan tahun 2007
sebanyak 9,5 promil. Indikator berat bayi lahir rendah (BBLR) mengalami
peningkatan, yaitu pada tahun 2003 sebesar 1,42 % dan tahun 2007 sebesar
2,1 %. Sedangkan indikator cakupan persalinan (Linakes) mengalami peningkatan
dari sebesar 83,10 % pada tahun 2003 menjadi 90,6 % pada tahun 2007. Dari
hasil indikator tersebut, dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ke depan perlu
mendapat perhatian.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 19 - 44
Tabel 2.15 Perkembangan Kegiatan Pelayanan Di BPKM RSU Waluyo Jati Kraksaan
Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
I Rawat Jalan Orang 17.014 18.845 19.387 32.567 34.039
II Rawat Inap Orang 6.796 6.247 6.401 9.828 10.796
III Operasi
1. Besar Orang 368 453 859 1.326 2.237
2. Sedang Orang 276 370 751 1.056 1.705
3. Kecil Orang 598 338 876 1.218 4.448
IV Keluarga Berencana
1. IUD Orang 26 9 9 13 22
2. MOW Orang 473 497 402 486 571
3. MOP Orang 122 124 96 58 337
4. IMPLANT Orang 8 - 1 1 0
5. PIL Orang 11 38 15 68 125
6. SUNTIK Orang 5 33 10 102 73
V UGD
1. Meninggal Orang 42 186 58 135 162
2. Dirujuk Orang 36 65 29 113 66
3. Rawat Tinggal Orang 3.076 3.441 2.864 5.315 5.488
4. Rawat Jalan Orang 5.376 386 1.098 2.970 2.210
VI Laboratorium
1. Sederhana Orang 4.890 7.490 16.246 15.087 31.248
2. Sedang Orang 4.814 17.552 25.622 29.443 54.792
3. Canggih Orang 496 6.367 8.043 49.689 34.050
VII Radiologi
1. Foto Orang 1.944 3.002 3.654 4.621 5.125
2. USG Orang 132 171 179 - 1.322
Sumber : RSU Waluyo Jati Kraksaan, Kabupaten Probolinggo
Tabel 2.16 Perkembangan Penampilan/Performance Rumah Sakit Di BPKM RSU Waluyo Jati Kraksaan, Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. BOR (Bed Occupancy Rate) Prosen 56,70 61,00 60,13 74,94 68,48
2. ALOS (Average Length Of Stay) Hari 4,92 2,75 4,31 4,31 4,00
3. BTO (Bed Turn Over) Kali 47,19 47,18 47,46 47,46 70,92
4. TOI (Turn Over Interval) - 3,35 3,00 3,00 3,00 2,00
5. NDR (Netto Death Rate) Perseribu 8,07 10,76 0,88 87,79 16,605
6. GDR (Gross Death Rate) Perseribu 29,70 22,16 0,19 18,68 30,983
Sumber : RSU Waluyo Jati Kraksaan, Kabupaten Probolinggo
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 20 - 44
Dari tabel 2.15 dan 2.16 terlihat bahwa BPKM RSU Waluyo Jati Kraksaan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan baik dari sisi pelayanan maupun sarana
dan prasarana pendukungnya. Hal ini ditunjukkan dari jumlah pasien yang
mengalami rawat inap untuk 5 (lima) tahun ke belakang mengalami peningkatan,
yaitu 6.796 orang pada tahun 2003 menjadi 10.796 orang pada tahun 2007. Selain
itu terdapat peningkatan pada indikator pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit
(BOR) yaitu dari 56,70 % pada tahun 2003 menjadi 68,48 % pada tahun 2007.
Dan indikator frekuensi pemakaian tempat tidur (BTO) mengalami peningkatan
dari 47,19 kali pada tahun 2003 menjadi 70,92 kali pada tahun 2007.
Tabel 2.17 Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Rasio dokter/penduduk Per 100.000 penduduk
5,8 5,8 5,7 5,8 5,7
2. Rasio dokter gigi/penduduk Per 100.000 penduduk
1,7 1,7 1,6 1,6 1,7
3. Rasio perawat/penduduk Per 100.000 penduduk
21,4 21,4 ,19,1 24,5 26,47
4. Rasio Bidan/penduduk Per 100.000 penduduk
21,6 21,6 21,6 21,8 26,38
5. Rasio Puskesmas/penduduk Per 100.000 penduduk
3,4 3,4 3,1 3,0 3,1
6. Rasio Pustu/penduduk Per 100.000 penduduk
8,9 8,9 8,2 8,0 8,1
7. Rasio Rumah Sakit/penduduk
Per 500.000 penduduk
1,5 1,5 1,4 1,4 1,4
8. Rasio Pustu/Puskesmas - 2,6 2,6 2,6 2,6 2,6
9. Rasio Dokter Umum/Puskesmas
- 1,6 1,6 1,6 1,7 1,0
10. Rasio dokte Gigi/Puskesmas - 0,5 0,5 0,5 0,6 0,4
11. Rasio Bidan/Puskesmas - 6,9 6,9 7,0 7,2 8,2
12. Rasio Perawat/Puskesmas - 6,4 6,4 6,1 8,1 5,6
13. Rasio Polindes/Desa - 0,6 0,6 0,6 0,7 0,7
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
Apabila dilihat dari Sumber Daya Kesehatan Manusia, mutu dan akses pelayanan
kesehatan di Kabupaten Probolinggo sudah termasuk lengkap. Dari tabel 2.17
terlihat bahwa pada tahun 2007, rasio dokter per penduduk sebesar 5,7 per
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 21 - 44
100.000 penduduk, rasio perawat per penduduk sebesar 26,47 per 100.000
penduduk dan rasio bidan per penduduk sebesar 26,38 per 100.000 penduduk.
2.3.3. Pendidikan
Pendidikan merupakan kunci strategi dalam mempersiapkan terwujudnya anak
bangsa yang demokratis, berketrampilan, cerdas, kreatif, memperteguh akhlak
serta menguasai ilmu pengetahuan dan Teknologi, dalam rangka
mengembangkan kualitas manusia Indonesia pada umumnya untuk menghadapi
persaingan global yang tanpa batas, khususnya mempersiapkan anak-anak di
daerah, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi terhadap
pembangunan daerah, seiring dengan pelaksanaan otonomi.
Penyelenggaraan urusan pemerintah Kabupaten Probolinggo di bidang pendidikan
termasuk dalam urusan wajib pendidikan, dilaksanakan untuk peningkatan angka
partisipasi sekolah, peningkatan partisipasi masyarakat dibidang pendidikan;
peningkatan kualitas proses pembelajaran; peningkatan pelayanan pendidikan dan
kebudayaan; peningkatan kualitas tenaga pendidik, pengawas dan penilik; dan
peningkatan minat baca masyarakat.
Tabel 2.18 Perkembangan Pendidikan Dasar, Menengah Pertama dan Atas
Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Murid
- TK Orang 11.659 11.760 13.854 14.125 14.805
- SD/MI Orang 126.876 130.616 131.454 128.231 138.168
- SMP/MTs Orang 29.260 33.963 37.806 43.000 38.235
- SMA/MA/SMK Orang 13.727 14.368 14.824 16.475 17.585
2. Sekolah
- TK Unit 580 595 623 645 635
- SD/MI Unit 1.029 1.074 1.090 1.049 1.063
- SMP/MTs Unit 228 306 314 348 332
- SMA/MA/SMK Unit 62 69 78 89 90
3. Guru
- TK Orang 1.713 1.759 2.028 2.162 2.275
- SD/MI Orang 8.419 9.793 9.699 10.071 9.563
- SMP/MTs Orang 3.036 3.341 3.772 4.072 4.112
- SMA/MA/SMK Orang 1.404 1.424 2.043 2.033 2.003
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 22 - 44
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
4. Kelas
- TK Unit 1.057 1.119 1.133 1.171 1.125
- SD/MI Unit 5.830 5.873 6.058 5.986 6.394
- SMP/MTs Unit 972 1.060 1.140 1.205 1.125
- SMA/MA/SMK Unit 369 363 403 449 446
5. Angka Partisipasi
- SD/MI
*APK Prosen 108,95 117,80 118,00 118,18 119,35
*APM Prosen 99,04 99.05 99,15 99,45 114,06
- SMP/MTs
*APK Prosen 39,01 41,05 66,09 83,66 95,29
*APM Prosen 29,03 30,41 49,04 72,68 86,60
- SMA/MA/SMK
*APK Prosen 27,36 30,50 35,05 47,11 48,09
*APM Prosen 21,56 22,24 26,74 34,58 45,08
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Probolinggo Keterangan : APK = Angka Partisipasi Kasar
APM = Angka Partisipasi Murni
Dari tabel 2.18 terlihat bahwa Pendidikan Dasar, Menengah Pertama dan Atas di
Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan, baik dari jumlah sekolah, guru,
maupun Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak pada tahun 2003 sebanyak 580 unit, dengan
jumlah kelas sebanyak 1.057 unit, jumlah guru sebanyak 1.713 orang, dan jumlah
murid sebanyak 11.659 orang. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi peningkatan
jumlah sekolah menjadi sebanyak 635 unit, dengan jumlah kelas 1.125 unit,
jumlah guru sebanyak 2.275 orang, dan jumlah murid sebanyak 14.805 orang.
Jumlah Sekolah SD/MI pada tahun 2003 sebanyak 1.029 unit, dengan jumlah
kelas sebanyak 5.830 unit, jumlah guru sebanyak 8.419 orang, dan jumlah murid
sebanyak 126.876 orang. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi peningkatan jumlah
sekolah menjadi sebanyak 1.063 unit, dengan jumlah kelas 6.394 unit, jumlah guru
sebanyak 9.563 orang, dan jumlah murid sebanyak 138.168 orang.
Jumlah Sekolah SMP/MTs pada tahun 2003 sebanyak 228 unit, dengan jumlah
kelas sebanyak 972 unit, jumlah guru sebanyak 3.036 orang, dan jumlah murid
sebanyak 29.260 orang. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi peningkatan jumlah
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 23 - 44
sekolah menjadi sebanyak 332 unit, dengan jumlah kelas 1.125 unit, jumlah guru
sebanyak 4.112 orang, dan jumlah murid sebanyak 38.235 orang.
Jumlah Sekolah SMA/MA/SMK pada tahun 2003 sebanyak 62 unit, dengan jumlah
kelas sebanyak 369 unit, jumlah guru sebanyak 1.404 orang, dan jumlah murid
sebanyak 13.727 orang. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi peningkatan jumlah
sekolah menjadi sebanyak 90 unit, dengan jumlah kelas 446 unit, jumlah guru
sebanyak 2.003 orang, dan jumlah murid sebanyak 17.585 orang.
Partisipasi masyarakat dalam pendidikan dapat dilihat dari angka partisipasi murni
(enrollment ratio). Dari tabel 2.18 terlihat bahwa pada tahun 2003 angka partisipasi
murni untuk tingkat SD/MI di Kabupaten Probolinggo sebesar 99,04 %, dan pada
tahun 2007 meningkat menjadi 114,06 %. Untuk tingkat SMP/MTs pada tahun
2003 angka partisipasi murni sebesar 29,03 % dan pada tahun 2007 meningkat
menjadi 86,60 %. Sedangkan untuk tingkat SMA/MA/SMK pada tahun 2003 angka
partisipasi murni sebesar 21,56 % dan pada tahun 2007 meningkat menjadi
45,08 %.
Tabel 2.19 Perkembangan Jumlah Lulusan, Daya Tampung dan Angka Putus Sekolah
Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Sat. 2003 2004 2005 2006 2007
1. Jumlah Lulusan SD/MI Org 14.817 15.944 19.319 16.457 16.231
2. Lulusan SD/MI yang diterima Kelas I SMP/MTs
Org 5.329 5.363 6.503 13.216 13.115
3. Jumlah Drop Out (DO) SD/MI Org 139 104 97 135 73
4. Angka Transisi SD ke SMP/MTs % 66,27 68,16 70,50 80,31 80,08
5. Jumlah Lulusan SMP/MTs Org 4.374 4.106 4.626 8.443 4,980
6. Lulusan SMP/MTs yang diterima Kelas I SMA/MA/SMK
Org 2.306 2.864 2.415 6.569 2.205
7. Jumlah Drop Out (DO) SMP/MTs Org 20 16 11 10 16
8. Angka Transisi SMP/MTs ke SMA/MA/SMK
% 66,32 73,04 75,05 77,81 78,95
Sumber : Dinas Pendididkan Kabupaten Probolinggo
Perkembangan pendidikan juga dapat dilihat dari perkembangan dalam jumlah
lulusan, daya tampung dan angka putus sekolah. Tabel 2.19 menunjukkaan
bahwa jumlah lulusan tingkat SD/MI mengalami peningkatan dari 14.817 orang
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 24 - 44
pada tahun 2003 menjadi 16.231 orang pada tahun 2007. Berdasarkan jumlah
lulusan tersebut, angka transisi dari tingkat SD/MI ke SMP/MTs walaupun kecil
namun mengalami peningkatan dari sebesar 66,27 % pada tahun 2003 menjadi
80,08 % pada tahun 2007. Untuk tingkat SMP/MTs jumlah lulusan sebesar 4.374
orang pada tahun 2003 dan pada tahun 2007 jumlah lulusan meningkat menjadi
4.908 orang. Dari jumlah lulusan SMP/MTs tersebut, angka transisi dari SMP/MTs
ke SMA/MA/SMK di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2003 sebesar 66,32 %
dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 78,95 %.
Tabel 2.20
Perkembangan Anggota Perpustakaan Umum Kabupaten Probolinggo. Sumber : Kantor Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Probolinggo
Tabel 2.21
Perkembangan Pengunjung Perpustakaan Umum Kabupaten Probolinggo
No U r a i a n Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Pelajar Orang 12.674 18.037 20.178 22.244 23.150
2. Mahasiwa Orang 1.822 2.947 3.357 4.547 4.412
3. PNS Orang 626 588 8.544 1.090 2.203
4. Swasta Orang 3.544 3.874 3.535 3.036 3.515
Jumlah Orang 18.666 25. .446 35.614 30.917 33.280
Sumber : Kantor Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.20 dan 2.21 menunjukkan bahwa pada tahun 2003 jumlah anggota
perpustakaan sebanyak 802 orang dan jumlah pengunjung perpustakaan
sebanyak 18.666 orang. Sedangkan pada tahun 2007 terjadi peningkatan baik dari
jumlah anggota maupun jumlah pengunjung perpustakaan, yaitu jumlah anggota
sebanyak 903 orang, dan jumlah pengunjung sebanyak 33.280 orang. Hal ini
menunjukan bahwa Kantor Perpustakaan Umum Daerah dibutuhkan masyarakat
guna meningkatkan pengetahuan dan minat baca masyarakat.
No U r a i a n Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Pelajar Orang 478 875 853 621 633
2. Mahasiwa Orang 107 144 156 100 105
3. PNS Orang 54 61 69 38 50
4. Swasta Orang 163 203 185 60 115
Jumlah Orang 802 1283 1263 819 903
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 25 - 44
Tabel 2.22
Perkembangan jumlah peminjam buku perpustakaan umum
di Kabupaten Probolinggo
NO U R A I A N Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Pelajar Orang 9.094 15.334 14.589 14.310 15.877
2. Mahasiwa Orang 1.639 2.756 3.044 2.361 3.707
3. PNS Orang 1.478 1.658 1.569 1.212 2.645
4. Swasta Orang 3.206 4.326 5.507 3.274 5.658
Jumlah Orang 15.417 24.074 24.709 21.157 27.887
Sumber : Kantor Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Probolinggo
2.3.3. Kesejahteraan Sosial
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. IPM mengukur
kesejahteraan masyarakat melalui tiga indikator, yaitu indeks harapan hidup,
indeks pendidikan dan indeks daya beli. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Propinsi Jawa Timur, IPM Kabupaten Probolinggo pada tahun 2002 sebesar
57,08, dan tahun 2006 meningkat menjadi sebesar 58,11.
Tabel 2.23
Nilai Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan, Indeks Daya Beli dan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Probolinggo
No Uraian 2002 2003 2004 2005 2006 2007
1. Indeks Harapan Hidup 58,58 58,58 59,12 58,33 58,67 58,69
2. Indeks Pendidikan 59,63 58,35 60,53 61,46 61,71 62,23
3. Indeks Daya Beli 53,04 54,66 55,93 54,23 53,96 54,19
4. Indeks Pembangunan Manusia 57,08 57,20 58,53 58,01 58,11 58,37
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Probolinggo
Tabel 2.23 menunjukkan perkembangan dari tahun ke tahun komponen Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten Probolinggo. Ketiga komponen tersebut
mengalami perkembangan yang berfluktuasi, tetapi khusus Indeks Pendidikan
mengalami peningkatan setelah tahun 2003. Pada tahun 2004, Indeks Harapan
Hidup dan Indeks Daya Beli mencapai mencapai titik tertinggi, yaitu sebesar 59,12
untuk Indeks Harapan Hidup, dan sebesar 55,93 untuk Indeks Daya Beli. Pada
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 26 - 44
tahun 2005, Indeks Daya Beli mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan harga BBM pada tahun 2005.
Tabel 2.24 Perkembangan Keluarga Sejahtera Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Pra KS KK 118.529 118.472 114.071 118.964 115.338
2. KS Tahap I KK 75.930 77.535 80.689 73.903 76.980
3. KS Tahap II KK 47.955 50.008 54.388 60.238 63.521
4. KS Tahap III KK 43.428 43.495 45.078 52.687 56.713
5. KS Tahap III+ KK 6.238 6.278 6.264 6.038 5.794
Sumber : Kantor BKKBN Kabupaten Probolinggo
Tabel 2.25
Perkembangan Prosentase Keluarga Sejahtera Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Pra KS Prosen 40,60 40,10 37,96 38,15 36.23
2. KS Tahap I Prosen 26,00 25,10 26,85 23,69 24.18
3. KS Tahap II Prosen 16,40 16,90 18,10 19,32 19.95
4. KS Tahap III Prosen 14,90 14,70 15,00 16,89 17.81
5. KS Tahap III+ Prosen 2,10 2,10 2,08 1,93 1.82
Sumber : Kantor BKKBN Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.24 dan 2.25 yang merupakan hasil Pendataan Keluarga Sejahtera di
Kabupaten Probolinggo terlihat bahwa pada tahun 2003 terdapat Keluarga Pra
Sejahtera sebanyak 118.529 Keluarga atau 40,60 %, dan tahun 2007 menjadi
115.338 Keluarga atau 36,23 %. Hal ini menunjukan bahwa keluarga Pra
Sejahtera di Kabupaten Probolinggo mengalami penurunan. Namun demikian, dari
hasil pendataan Biro Pusat Statistik (BPS) terhadap Rumah Tangga Miskin (RTM)
pada tahun 2005 sebanyak 138.382 rumah tangga dengan jumlah anggota
sebanyak 421.795 jiwa. Apabila dibandingkan dengan Kabupaten dan Kota di
Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Probolinggo termasuk 8 Kabupaten dengan
Penduduk Miskin terbesar di Jawa Timur.
2.3.4. Ketenagakerjaan
Gambaran mengenai ketenagakerjaan di Kabupaten Probolinggo selama tahun
2003 - 2007 dapat dilihat dari adanya bursa kerja yang ada. Bursa kerja ini
menggambarkan kondisi penawaran dan permintaan tenaga kerja yang ada di
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 27 - 44
Kabupaten Probolinggo. Secara rinci gambaran yang dimaksud dapat dilihat pada
tabel 2.26 dan 2.27.
Tabel 2.26 Perkembangan Bursa Tenaga Kerja Di Kabupaten Probolinggo
No U r a i a n Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Lowongan Kerja Orang 618 650 689 913 1.459
2. Pencari Kerja Terdaftar Orang 1.702 4.799 7.574 8.123 4.670
3. Penempatan Tenaga Kerja Orang 644 645 935 913 1.459
4. Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional
Orang 45 7 22 15 30
5. Padat Karya Orang 150 143 - - 1154
6. Putus Hubungan Kerja (PHK)
Orang 74 248 - - 1
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.25 terlihat bahwa selama tahun 2003 - 2007 terjadi disparitas yang
lebar antara kesempatan kerja yang ada dengan jumlah pencari kerja di sektor
formal yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Probolinggo. Seperti diuraikan pada tabel 2.25 bahwa pada tahun 2003 jumlah
pencari kerja tercatat sebanyak 1.702 orang dan lowongan kerja yang ada hanya
membutuhkan 618 orang. Perkembangan berikutnya pada tahun 2007
menunjukkan bahwa jumlah pencari kerja 4.670 orang dan lowongan kerja yang
ada hanya membutuhkan tenaga kerja sebanyak 1.459 orang.
Tabel 2.27 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Di Kabupaten Probolinggo
No U r a i a n Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Angkatan Kerja Orang 518.141 523.840 529.078 563.426 571.603
2. Angkatan Kerja Tertampung Orang 503.041 508.574 513.659 518.132 571.536
3. Pencari Kerja Orang 1.702 4.799 7.574 8.123 4.670
4. Penduduk Usia Kerja Orang 738.535 746.658 754.124 763.303 774.381
5. Penduduk Bukan Usia Kerja Orang 228.005 230.513 232.818 306.832 311.786
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.26 terlihat bahwa angkatan kerja di Kabupaten Probolinggo tahun
2003 sebanyak 518.141 orang dan angka kerja tertampung sebanyak 503.041
orang. Sedangkan pada tahun 2007 angkatan kerja sebanyak 571.603 orang dan
angkatan kerja tertampung sebanyak 571.536 orang.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 28 - 44
Tabel 2.28 Kebutuhan Hidup Minimum Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Kebutuhan Hidup Minimum
Rupiah 449.065,00 420.525,00 451.500,00 701.765 701.765
2. Upah Minimum Regional
Rupiah 443.750,00 456.000,00 478.000,00 528.000 566.500
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.28 kebutuhan Hidup Minimum di Kabupaten Probolinggo mengalami
peningkatan yang berfluktuasi. Pada tahun 2003, Kebutuhan Hidup Minimum di
Kabupaten Probolinggo sebesar Rp 449.065,00, dan pada tahun 2007 meningkat
menjadi Rp 701.765,00. Hal ini diikuti dengan meningkatnya Upah Minimum
Regional, yaitu pada tahun 2003 sebesar Rp. 443.750,00 menjadi Rp. 566.500,00
pada tahun 2007.
2.3.5. Agama
Tabel 2.29 Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama Di Kabupaten Probolinggo
Selama 5 (lima) Tahun Terakhir
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Islam Orang 962.854 972.994 987.477 991.237 998.949
Prosen 93,30 93,20 93,46 92,63 92,40
2. Hindu Orang 15.426 15.456 15.609 16.194 16.340
Prosen 1,49 1,48 1,48 1,51 1,51
3. Kristen Katholik Orang 1.278 1.285 1.397 1.406 1.455
Prosen 0,12 0,12 0,13 0,13 0,13
4. Kristen Protestan Orang 1.037 1.084 1.099 1.118 1.152
Prosen 0,10 0,10 0,10 0,10 0,11
5. Budha Orang 227 243 375 682 847
Prosen 0,02 0,02 0,04 0,06 0,08
Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Probolinggo
Pada tabel 2.29 menunjukkan perkembangan jumlah pemeluk agama di
Kabupaten Probolinggo. Komposisi penduduk menurut agama yang dianut di
Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2007 adalah Islam sebesar 89,44 %,
Kristen 0,13 %, Katholik 0,10 %, Hindu 1,46 %, dan Budha 0,08 %. Didukung
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 29 - 44
dengan jumlah sarana peribadatan sebanyak 9.927 buah, yang terdiri dari Masjid
sebanyak 1.098 buah, Mushola/Langgar 8.809 buah, Gereja 3 buah, dan Pura 17
buah.
Selain melalui pendidikan umum, pengembangan kualitas sumber daya manusia
di Kabupaten Probolinggo juga ditandai oleh adanya lembaga pondok pesantren.
Sebagai daerah yang terkenal dengan sebutan tapal kuda, peran pondok
pesantren dalam pembangunan sumber daya manusia menjadi sangat penting.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah santri yang mengenyam pendidikan dan jumlah
pondok pesantren di Kabupaten Probolinggo yang terdapat pada tabel 2.30.
Tabel 2.30
Perkembangan Pondok Pesantren Di Kabupaten Probolinggo
No U r a i a n Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Jumlah Pondok Pesantren Buah 208 210 217 248 312
2. Jumlah Santri Orang 46.094 45.744 46.004 40.983 59.671
- Laki-laki Orang 20.754 21.649 21.788 27.890 28.600
- Perempuan Orang 25.340 24.095 24.216 30.511 31.071
Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.30 terlihat bahwa jumlah pondok pesantren di Kabupaten Probolinggo
mengalami peningkatan.
Pada tahun 2003 jumlah pondok pesantren sebanyak 208 buah dengan jumlah
santri sebanyak 46.094 orang, dan pada tahun 2007 jumlah pondok pesantren
meningkat menjadi 312 buah dengan jumlah santri sebanyak 59.671 orang.
Tabel 2.31
Banyaknya Jamaah Haji dan Jamaah Haji Yang Wafat
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
Banyaknya Jamaah Haji
- Laki-laki Orang 311 246 292 268 350
- Perempuan Orang 274 222 286 232 282
1.
Jumlah Orang 585 468 578 500 632
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 30 - 44
2. Jamaah Haji yang Wafat
- Laki-laki Orang - 0 1 1 2
- Perempuan Orang 1 0 1 - -
Jumlah Orang 1 0 2 0 2
Sumber : Kantor Departemen Agama Kabupaten Probolinggo
Seperti terlihat pada tabel 2.31 perkembangan jemaah Haji di Kabupaten
Probolinggo dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang fluktuatif. Pada
tahun 2003, jumlah jamaah haji sebanyak 585 orang dengan jumlah jemaah haji
yang wafat sebanyak 1 orang. Sedangkan pada tahun 2007, jumlah jamaah haji
sebanyak 632 orang dengan jumlah jemaah haji yang wafat sebanyak 2 orang.
2.3.6. Kebudayaan
Semakin derasnya arus informasi pada era globalisasi disertai pesatnya kemajuan
teknologi dan informasi menyebabkan masyarakat khususnya generasi muda
terombang-ambing dan berdampak pada perilaku penyimpangan dari nilai-nilai
luhur budaya bangsa serta menurunnya apresiasi dan kreatifitas pengembangan
dan pelestarian seni budaya dan sastra daerah. Dengan kondisi tersebut, maka
pembangunan dan pelestarian budaya bangsa perlu terus dilakukan dalam rangka
menumbuhkan pemahaman dan penghargaan masyarakat pada budaya leluhur,
keragaman budaya dan tradisi. Upaya yang telah dilakukan Pemerintah
Kabupaten Probolinggo dalam bidang kebudayaan secara garis besar berupa
peningkatan apresiasi dan pentas seni budaya dan pembinaan pelestarian budaya
daerah.
Kabupaten Probolinggo memiliki bermacam-macam seni budaya khas,
diantaranya Kerapan Sapi, Kuda Kencak, Tari Glipang, Tari Slempang, Tari
Pangore, dan Seni Budaya Masyarakat Tengger.
Mayoritas penduduk Probolinggo bersuku Jawa dengan bahasa sehari-hari Jawa
dan Madura. Jenis situs bersejarah di Kabupaten Probolinggo antara lain Bromo,
Air terjun Madakalipura, Candi Kedaton, Candi Rengganis dan Candi Jabung.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 31 - 44
Tabel 2.32
Perkembangan Wisatawan Di Kabupaten Probolinggo
No U r a i a n Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Jumlah Wisatawan
- Nusantara Orang 115.062 91.582 81.267 101.263 165,755
- Mancanegara Orang 1.684 5.521 3.312 4.911 8,398
J u m l a h Orang 116.746 97.103 84.579 106.174 174,153
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Probolinggo
Jumlah wisatawan di Kabupaten Probolinggo selama lima tahun terakhir secara
umum menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2003, jumlah
wisatawan 116.746 orang, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 174.153
orang.
2.4. PRASARANA DAN SARANA DAERAH
Sarana dan prasarana merupakan salah satu aspek penting dalam kelancaran proses
pembangunan guna meningkatkan perekonomian daerah, karena tingkat akseptabilitas
suatu wilayah akan dapat mempengaruhi perkembangan sosial, ekonomi dan budaya
daerah.
2.4.1. Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi
Prasarana dan sarana sosial ekonomi di Kabupaten Probolinggo berupa sarana
perdagangan, baik berupa pasar, maupun kios. Tabel 2.33 berikut akan
menampilkan tentang sarana perdagangan yang ada di Kabupaten Probolinggo.
Tabel 2.33
Sarana Perdagangan Di Kabupaten Probolinggo
SumSumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Probolinggo
Dari tabel 2.33 terlihat bahwa Sarana perdagangan di Kabupaten Probolinggo,
berupa pasar pada tahun 2007 sebanyak 35 pasar, dengan jumlah kios sebanyak
1.505 unit dan jumlah pedagang sebanyak 5.025 orang.
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Jumlah Pasar Unit 36 36 36 35 35
2. Jumlah Kios Unit 1.307 1.325 1.330 1.340 1.505
3. Jumlah Pedagang Orang 4.897 4.974 4.985 5.000 5.025
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 32 - 44
Tabel 2.34 Koperasi Di Kabupaten Probolinggo
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
A. KUD Unit
1. Koperasi Orang 34 34 34 34 34
2. Anggota Juta Rp. 59.234 59.234 59.234 59.234 56.922
3. Simpanan Juta Rp. 843.520 3.344.659 3.965.931 3.965.931 1.652.911
4. Cadangan Juta Rp. 2.498.780 - - - -
5. Hutang Juta Rp. 38.627.555 38.421.057 34.738.512 34.738.512 31.586.179
6. Dana-dana Juta Rp. 318.645 - - - -
7. Volume usaha Juta Rp. 53.724.605 56.265.987 44.386.651 58.693.995 44.386.651
8. Sisa hasil usaha Juta Rp. 484.053 484.112 457.012 457.012 504.952
B. Non KUD Unit
1. Koperasi Orang 279 287 291 291 292
2. Anggota Juta Rp. 22.475 27.444 27.597 27.597 19.160
3. Simpanan Juta Rp. 20.557.571 31.138.453 34.697.759 36.069.241 39.084.480
4. Cadangan Juta Rp. 6.449.674 - - - -
5. Hutang Juta Rp. 15.044.944 18.693.011 43.131.056 35.668.710 40.300.193
6. Dana-dana Juta Rp. 2.083.579 - - - -
7. Volume usaha Juta Rp. 98.986.543 103.988.349 158.878.936 217.670.088 230.664.620
8. Sisa hasil usaha Juta Rp. 4.989.422 5.135.299 6.720.252 6.719.336 7.068.085
Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Probolinggo
Tabel 2.34 menggambarkan kondisi koperasi di Kabupaten Probolinggo. Jumlah
koperasi di Kabupaten Probolinggo pada tahun 2007 ada 326 koperasi sedangkan
yang akif 126 koperasi dengan anggota 76.090 orang. Volume usaha koperasi Rp.
275.051.271.000,- turun 0,10 % dari tahun sebelumnya dan sisa hasil (SHU)
mencapai Rp. 7.573.037.000,-
2.4.2. Prasarana dan Sarana Transportasi dan Perhubungan
Transportasi secara umum berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, dan pemersatu wilayah.
Infrastruktur transportasi mencakup transportasi jalan, perkeretaapian, angkutan
sungai, danau dan penyeberangan, transportasi laut dan udara.
Di Kabupaten Probolinggo transportasi jalan merupakan moda transportasi utama
yang berperan penting dalam mendukung pembangunan serta mempunyai
kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi komoditi
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 33 - 44
perdagangan dan industri. Sarana dan prasarana transportasi jalan telah
menjangkau hampir seluruh bagian wilayah bahkan sampai ke desa-desa.
Tabel 2.35
Perkembangan Kondisi Jalan Di Kabupaten Probolingo
No Kondisi Jalan Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1 Baik Km 502,46 532,45 573,76 582,99 604,55
2 Sedang Km 101,79 92,66 69,50 79,72 69,55
3 Rusak Km 24,88 22,43 19,18 19,25 51,70
4 Rusak Berat Km 156,70 138,33 123,38 103,87 60,02
Total Km 785,82 785,82 785,82 785,82 785,82
Sumber : Dinas PU Bina Marga Kabupaten Probolinggo
Tabel 2.35 menggambarkan tentang perkembangan kondisi jalan di Kabupaten
Probolinggo, baik jalan dengan kondisi baik, sedang, rusak dan rusak berat. Pada
tahun 2003, kondisi jalan di Kabupaten Probolinggo terdiri dari 502,46 km dengan
kondisi baik, 101,79 km dengan kondisi sedang, 24,88 km dengan kondisi rusak
dan 156,70 km dengan kondisi rusak berat. Sedangkan pada tahun 2007, jalan
dengan kondisi baik mengalami peningkatan sebesar 4,76 % menjadi 604,55 km,
jalan dengan kondisi sedang mengalami penurunan sebesar 7,92 % menjadi 69,55
km, jalan dengan kondisi rusak berat mengalami penurunan sebesar 20,14 %
menjadi 60,02 km.
Tabel 2.36
Perkembangan Jumlah, Panjang dan Kondisi Jembatan Di Kabupaten Probolinggo.
No Uraian Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. Jumlah Jembatan Buah 230 238 239 241 241
2. Panjang Jembatan Meter 2.557,39 2.605,39 2.681,03 2.713,03 2.713,03
3. Kondisi Jembatan
a. Baik Meter 1.818,58 1.835,98 1.885,98 1.917,98 1.977,98
b. Sedang Meter 156,85 156,85 156,85 156,85 637,55
c. Rusak Meter 97,50 97,50 97,50 97,50 97,50
Sumber : Dinas PU Bina Marga Kabupaten Probolinggo
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 34 - 44
Tabel 2.36 menggambarkan tentang perkembangan jumlah, panjang dan kondisi
jembatan di Kabupaten Probolinggo. Jumlah jembatan di Kabupaten Probolinggo
pada tahun 2003 sebanyak 230 buah dan pada tahun 2007 mengalami
peningkatan menjadi sebanyak 241 buah.
2.5. PEMERINTAHAN UMUM
Kabupaten Probolinggo, secara yuridis formal dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi
Jawa Timur. Adapun pembagian wilayah Kabupaten Probolinggo terdiri dari
24 Kecamatan, 325 Desa dan 5 Kelurahan, 1.375 Dusun, 1.643 Rukun Warga (RW) serta
5.869 Rukun Tetangga (RT).
2.5.1. Struktur Organisasi
Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Kepala Daerah telah
ditetapkan organisasi dan tata kerja serta uraian tugas dan fungsinya berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo sebagai berikut :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 07 Tahun 2007 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Staf Ahli Kabupaten
Probolinggo serta Uraian Tugas dan Fungsinya, yang terdiri dari :
a. Sekretaris Daerah;
b. Staf Ahli;
c. Asisten Tata Praja;
- Bagian Pemerintahan
- Bagian Hukum
- Bagian Organisasi
d. Asisten Ekonomi dan Pembangunan;
- Bagian Penyusunan Program
- Bagian Komunikasi dan Informatika
- Bagian Kesejahteraan Rakyat
e. Asisten Administrasi;
- Bagian Umum
- Bagian Protokol dan Rumah Tangga
- Bagian Pengelolaan dan Pengadaan
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 35 - 44
2. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 08 Tahun 2007 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Probolinggo serta Uraian Tugas dan Fungsinya;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 09 Tahun 2007 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Kabupaten Probolinggo serta Uraian
Tugas dan Fungsinya, yang terdiri dari :
- Dinas Pendidikan
- Dinas Kesehatan
- Dinas Sosial
- Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
- Dinas Perhubungan
- Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
- Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
- Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
- Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
- Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah
- Dinas Perindustrian Dan Perdagangan
- Dinas Pertanian
- Dinas Perkebunan Dan Kehutanan
- Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan
- Dinas Perikanan Dan Kelautan
- Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
- Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
- Dinas Pendapatan
4. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 10 Tahun 2007 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Probolinggo
serta Uraian Tugas dan Fungsinya, yang terdiri dari :
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
- Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat
- Badan Lingkungan Hidup
- Badan Ketahanan Pangan Dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian
- Badan Pemberdayaan Masyarakat
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 36 - 44
- Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana
- Kantor Arsip Daerah
- Kantor Perpustakaan Umum Daerah
- Kantor Pemuda Dan Olah Raga
- Kantor Penanaman Modal Dan Perijinan
2.5.2. Perkembangan Jumlah Pegawai Negeri di Kabupaten Probolinggo.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Probolinggo pada Tahun 2007 tercatat sebanyak 9.488 orang. Menurut tingkat
pendidikannya, Pegawai Negeri Sipil lulusan S2 sebanyak 862 orang, lulusan S1
sebanyak 4.727 orang, D3/Akademi sebanyak 908 orang, SMA/SMK sebesar
2.367 orang, lulusan SMP sebanyak 281 orang dan SD sebanyak 152 orang.
Proporsi terbesar adalah PNS lulusan Sarjana sebesar 50,84 %, kedua adalah
PNS lulusan SMA/SMK sebesar 25,46 %, ketiga adalah PNS lulusan D3/Akademi
sebesar 9,77 %. Sedangkan proporsi yang terkecil adalah PNS lulusan SD hanya
sebesar 1,63 %.
2.5.3 Ketentraman dan Ketertiban Umum
Pembangunan keamanan dengan menyelenggarakan sistem keamanan yang
mampu melindungi masyarakat dari gangguan keamanan dan ketertiban sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta meningkatkan
kemampuan pengamanan wilayah daerah dengan mendayagunakan secara
optimal dan terpadu segenap komponan kekuatan keamanan daerah. Oleh karena
itu fungsi Ketentraman dan ketertiban umum di Kabupaten Probolinggo
merupakan tanggung jawab dari Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan Linmas
Kesbang.
Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki tugas pokok memelihara dan
menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan
Daerah dan Keputusan Kepala Daerah memegang peranan penting terhadap
fungsi ketentraman dan ketertiban umum. Untuk menjaga ketentraman dan
ketertiban umum Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok penegakan
Perda dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum. Dalam melaksanakan
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 37 - 44
tugasnya Satuan Polisi Pamong Praja memiliki kekuatan sebanyak 183 personil,
yang terdiri dari 62 personil di Kabupaten dan 121 personil di Kecamatan. Adapun
pelanggaran Penegakan Perda di Kabupaten Probolinggo yang terjadi pada tahun
2007 sebanyak 281 pelanggaran yang terdiri dari kesusilaan/seksualitas 17,08 %;
pejalan kaki/tempat umum (PKL) 31,67 %; reklame 4,63 %; ijin usaha 16,37 %;
dan IMB 29,18 %.
Dalam upaya mempersiapkan anggota satuan tugas linmas yang mampu
memahami dan melaksanakan tugasnya di bidang perlindungan masyarakat,
ketertiban, keamanan serta penanganan bencana alam di Kabupaten Probolinggo
perlu diadakan berbagai pelatihan dan pembinaan baik yang diselenggarakan di
tingkat Propinsi maupun di tingkat Kabupaten untuk bekal pengetahuan dan
ketrampilan sehingga diharapkan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan
baik. Bentuk pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat adalah
menjamin terjaganya kondisi yang tertib dan aman bagi masyarakat sehingga
dapat menyelenggarakan kehidupan sehari–hari. Pelayanan ini meliputi
penanggulangan bencana dan penegakan serta pembinaan hukum kepada
masyarakat.
Tabel 2.37 Perkembangan Pembinaan Potensi Pertahanan Sipil
di Kabupaten Probolinggo
No U r a i a n Satuan 2003 2004 2005 2006 2007
1. - Di Desa Orang 8.715 8.715 7.955 5.015 5.015
2. - Di Lingkungan Pemda
Kabupaten Probolinggo
Orang 2.748 2.748 2.714 2.714 2.714
3. - Perangkat Desa Orang 3.580 3.580 3.431 3.431 3.431
Jumlah HANSIP (Linmas) Orang 15.043 15.043 14.100 11.160 11.160
Sumber : Kantor Linmas & Kesbang Kabupaten Probolinggo
Pada tabel 2.37 terlihat bahwa jumlah Hansip pada tahun 2007 sebanyak 11.160
personil, yang terdiri dari 5.015 personil di desa, 2.714 personil di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo, dan 3.431 personil perangkat desa.
Selama tahun 2007 jenis gangguan ketentraman dan ketertiban umum yang terjadi
di Kabupaten Probolinggo sebanyak 71 kasus yang terdiri dari pencurian 43,66 %,
perampokan 7,04 %, pembunuhan 11,27 %, pemerasan 1,41 %, pelanggaran lalu
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 38 - 44
lintas 2,82 %, bencana alam 11,27 %, kebakaran 7,04 % kasus, demontrasi/unjuk
rasa 4,23 % dan gangguan lain 2,82 %.
2.6. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 - 2013 mempunyai kedudukan sebagai
kerangka dasar bagi kepala daerah dalam melaksanakan pembangunan yang merupakan
penjabaran kehendak masyarakat Kabupaten Probolinggo dan diwujudkan dalam visi dan
misi kepala daerah dengan memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJMD
berfungsi sebagai arah serta pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, bagi Pemerintah
Kabupaten Probolinggo, pelaku bisnis dan sektor swasta serta seluruh komponen
masyarakat guna mewujudkan keserasian pembangunan, pertumbuhan dan kemajuan
kota di segala bidang. Arah pembangunan daerah harus berdasarkan RTRW Propinsi
Jawa Timur dan RTRW Kabupaten Probolinggo.
Dalam RTRW Propinsi Jawa Timur, Perwilayahan Jawa Timur direncanakan dalam 9
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) dengan kedalaman penataan struktur pusat
permukiman perkotaan. Kabupaten Probolinggo merupakan Satuan Wilayah
Pengembangan kelima (SWP Probolinggo Lumajang). Di dalam orde perkotaan ini,
Kabupaten Probolinggo termasuk dalam Orde IIB yang memiliki fungsi utama sebagai
penunjang sistem metropolitan dan sebagai pusat pertumbuhan wilayah.
Fungsi SWP Probolinggo Lumajang adalah kawasan pertanian tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, agroindustri, agro-ekowisata,
sumber daya energi, pariwisata, pendidikan, kesehatan. Sedangkan fungsi pusat
pengembangan adalah pusat pemerintahan, industri, perdagangan, jasa, kesehatan,
pariwisata.
Pengembangan wilayah Kabupaten Probolinggo memperhatikan dimensi waktu,
kenyataan yang ada sekarang dan dikaitkan dengan prakiraan masa depan sehingga
perencanaan dapat berjalan secara berkesinambungan dan bekerlanjutan serta
terjaminnya kelestarian kemampuan daya dukung sumber daya alam yang ada.
Keserasian dan keterpaduan sangat penting karena Kabupaten Probolinggo akan muncul
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 39 - 44
dengan berbagai kepentingan yang berbeda dan kebutuhan yang menuntut tersedianya
sumber daya yang sama.
Pengembangan Wilayah Kabupaten Probolinggo diarahkan pada mengembangkan
Ibukota Kabupaten Probolinggo-Kota Kraksaan, sebagai growth pole (pusat pertumbuhan)
dan mengembangkan wilayah pengembangan lainnya yang mendukung secara
bersama-sama. Berdasarkan RUTRK/RDTRK IKK, Kecamatan Kraksaan pada awalnya
sebagai Kota Binaan dari Kabupaten Probolinggo. Pada saat ini peran Kabupaten
Probolinggo sebagai pusat pertumbuhan belum terlihat karena masih dibayangi oleh Kota
Probolinggo yang letaknya berada di tengah kabupaten. Untuk itu perlu dilakukan langkah
kongkrit untuk meningkatkan kemampuan Kabupaten Probolinggo yang berfungsi sebagai
pusat jasa dari dan ke wilayah Kabupaten Probolinggo.
Mengingat fungsi dan peran kota yang sangat strategis dan adanya pertimbangan bahwa
Kabupaten Probolinggo memerlukan pusat pertumbuhan, maka pengembangan Ibukota
Kabupaten Probolinggo yang terletak di Kota Kraksaan sangatlah tepat dalam mendukung
pengembangan wilayah Kabupaten Probolinggo.
Rencana struktur tata ruang wilayah, pada dasarnya merupakan integrasi dari sistem
jaringan jalan, serta sistem pusat-pusat kegiatan fungsional wilayah. Sistem jaringan jalan
pada dasarnya adalah untuk menghubungkan setiap pusat-pusat kegiatan fungsional
wilayah dan sekaligus memberi bentuk pada perkembangan fisik wilayah. Hierarkhi pusat
pelayanan yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo, adalah sebagai berikut:
1. Hierarkhi I Kabupaten Probolinggo adalah Kota Kraksaan, yang merupakan
pusat Wilayah Pembangunan I. Adapun wilayah kecamatan yang termasuk dalam
wilayah pembangunan ini adalah Kecamatan Kraksaan, Kecamatan Pajarakan,
Kecamatan Krejengan dan Kecamatan Besuk. Fungsi pengembangan utama sebagai
pemerintahan, perkotaan, pendidikan, perikanan dan jasa.
2. Hierarkhi II adalah kota-kota lainnya yang menjadi pusat Wilayah Pembangunan
II sampai Wilayah Pembangunan VI Kabupaten Probolinggo, yaitu:
a. Kota Paiton, yang merupakan pusat Wilayah Pembangunan II. Wilayah
kecamatan yang termasuk dalam wilayah pengembangan ini adalah Kecamatan
Paiton, Kecamatan Kotaanyar dan Kecamatan Pakuniran. Fungsi pengembangan
utama sebagai kawasan industri, sumber energi dan perikanan.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 40 - 44
b. Kota Gading, merupakan pusat Wilayah Pembangunan III. Wilayah kecamatan
yang termasuk dalam wilayah pengembangan ini adalah Kecamatan Gading,
Kecamatan Krucil dan Kecamatan Tiris. Fungsi pengembangan utama sebagai
pusat pengembangan agropolitan, agrowisata dan kawasan lindung.
c. Kota Leces, merupakan pusat Wilayah Pembangunan IV. Wilayah kecamatan
yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah Kecamatan Leces,
Kecamatan Dringu, Kecamatan Gending, Kecamatan Maron, Kecamatan
Banyuanyar dan Kecamatan Tegalsiwalan. Fungsi pengembangan utama sebagai
penyangga perkotaan, industri dan perikanan.
d. Kota Wonomerto, merupakan pusat Wilayah Pembangunan V. Wilayah
kecamatan yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah Kecamatan
Wonomerto, Kecamatan Sumberasih, Kecamatan Bantaran dan Kecamatan
Kuripan. Fungsi pengembangan utama wilayah sebagai pusat pengembangan
kawasan pertambangan, perikanan dan pariwisata.
e. Kota Lumbang, merupakan pusat Wilayah Pembangunan VI. Wilayah kecamatan
yang termasuk dalam wilayah pembangunan ini adalah Kecamatan Lumbang,
Kecamatan Sumber, Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Tongas. Fungsi
pengembangan sebagai kawasan agropolitan, pariwisata dan industri.
Rencana Sistem Struktur Ruang Wilayah menggambarkan susunan unsur-unsur
pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang
digambarkan secara hierarkhis dan berhubungan satu dengan lainnya membentuk struktur
ruang kabupaten. Rencana struktur ruang Kabupaten Probolinggo antara lain meliputi :
1. Rencana pengembangan tata ruang wilayah, hierarkhi pusat pelayanan wilayah
seperti sistem pusat-pusat perkotaan dan pedesaan, pusat-pusat permukiman,
hierarkhi sarana dan prasarana
2. Sistem jaringan transportasi seperti sistem jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal
terminal, angkutan umum, parkir, pergudangan dan pelabuhan laut.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 41 - 44
Arahan kebijakan sistem prasarana wilayah di Kabupaten Probolinggo salah satunya
adalah arahan pengembangan prasarana jalan meliputi arahan pengembangan jalan tol.
Dimana Jalan tol yang melintasi Kabupaten Probolinggo masih merupakan arahan
pengembangan jalan tol yang akan dikembangkan meliputi ruas Jalan Tol Gempol -
Pasuruan - Probolinggo - Situbondo - Banyuwangi. Latar belakang dikembangkannya ruas
jalan tol Probolinggo - Banyuwangi adalah dalam rangka mendukung perkembangan
wilayah dan kelancaran arus koleksi-distribusi barang dan jasa. Mengingat kemungkinan
meningkatnya arus lalu lintas yang sangat tinggi, perlu dibangun jalan lintas
cepat/tol/highway dengan jalur Gempol - Pasuruan - Probolinggo.
Sedangkan pengembangan jaringan jalan nasional yang merupakan jalan arteri primer
sebagaimana tertuang dalam RTRW Propinsi Jawa Timur termasuk di dalamnya adalah
ruas Surabaya - Sidoarjo - Gempol - Pasuruan - Probolinggo - Situbondo - Banyuwangi.
Arahan pengembangan prasarana transportasi perkereta-apian sebagaimana tertuang
dalam RTRW Propinsi Jawa Timur meliputi arahan pengembangan jalur perkereta-apian,
pengembangan prasarana transportasi kereta api untuk keperluan penyelenggaraan
perkereta-apian komuter, dry port, terminal barang, serta konservasi rel mati. Berdasarkan
kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Probolinggo termasuk dalam arahan
konservasi rel mati ruas-ruas potensial, yaitu Jati - Probolinggo - Paiton.
Kabupaten Probolinggo juga termasuk dalam arahan pengembangan prasarana laut yaitu
sebagai pelabuhan umum yang terletak di Kecamatan Paiton. Pelabuhan Paiton saat ini
masih merupakan pelabuhan barang khusus untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Paiton.
Rencana pengembangan kawasan strategis kabupaten Probolinggo dimaksudkan sebagai
upaya untuk menumbuhkan kutub-kutub pertumbuhan, dimana penataan ruang
wilayahnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap pengembangan ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan.
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis di Kabupaten Probolinggo meliputi :
a. Rencana Pengembangan Kawasan Hankam
Daerah Sumberanyar Paiton hingga daerah perairan di Situbondo dalam peta laut
termasuk daerah latihan tembak TNI Angkatan Laut. Kebijakan Kabupaten
Probolinggo untuk pengembangan kawasan hankam :
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 42 - 44
• Penangkapan dan pemrosesan secara hukum pelaku illegal mining, illegal loging
serta pelanggar hukum di wilayah perbatasan.
• Penggiatan pengamanan dari adanya konflik fishing ground untuk Selat Madura,
Utara Laut Jawa dan Selatan Jawa Timur. Kepadatan fishing ground yang tinggi
memicu terjadi konflik antar nelayan untuk memperebutkan fishing ground.
Penangkapan dan pemrosesan secara hukum pelaku illegal fishing serta
pelanggaran hukum di wilayah perbatasan perairan.
• Operasi keamanan di wilayah perbatasan dan penegakan hukum di dalam wilayah
perbatasan propinsi maupun kabupaten.
b. Rencana Pengembangan Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Cepat
Rencana pengembangan kawasan strategis untuk pengembangan kawasan
pertumbuhan ekonomi cepat di wilayah Kabupaten Probolinggo ini meliputi
pengembangan kawasan agropolitan, pertambangan bahan galian, industri,
pariwisata, agroindustri serta kawasan di sepanjang dan sekitar rencana jalan tol.
Kegiatan ekonomi tersebut diatas dikembangkan berdasarkan pertimbangan bahwa
dapat mendorong pertumbuhan perekonomian daerah selain sektor pertanian
tanaman pangan.
c. Rencana Kawasan Agropolitan
Sub sistem kawasan agropolitan terdiri dari agro input dan usaha tani. Kawasan
agropolitan di Kabupaten Probolinggo terdiri dari 7 kecamatan, yaitu Kecamatan
Sukapura, Kecamatan Sumber, Kecamatan Lumbang, Kecamatan Tongas,
Kecamatan Tiris, Kecamatan Krucil, Kecamatan Gading.
d. Kawasan Pertambangan
Bahan galian tambang di Kabupaten Probolinggo berupa bahan galian (golongan C)
yaitu galian sungai dan galian daratan yaitu berupa pasir dan batu, dengan jenisnya
berupa batu gunung, pasir, tanah urug, trass, dan pasir/krikil batu. Lokasi galian
daratan berada di Kecamatan Tongas, Kecamatan Lumbang, Kecamatan
Sumberasih, Kecamatan Wonomerto, Kecamatan Bantaran dan Kecamatan Maron,
sedangkan galian sungai berada di Kecamatan Kecamatan Kraksaan, Kecamatan
Paiton, Kecamatan Kotaanyar, Kecamatan Pakuniran dan Kecamatan Gading.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 43 - 44
e. Kawasan Industri
Tipe-tipe industri di Kabupaten Probolinggo berupa kawasan industri estate, sentra
industri kecil, dan kawasan yang dikembangkan sebagai zona industri berkembang.
• kawasan industri estate, diarahkan di Kecamatan Tongas, Kecamatan Leces,
Kecamatan Paiton, Kecamatan Wonomerto, Kecamatan Sumberasih, Kecamatan
Gending, dan Kecamatan Pajarakan.
• sentra industri kecil yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Probolinggo.
• kawasan zona industri berkembang, terdapat di Kecamatan Tongas dan Leces.
f. Kawasan Agroindustri
Sub sistem kawasan agroindustri terdiri dari agribisnis hilir, agro output dan sistem
pemasaran. Kawasan agroindustri di Kabupaten Probolinggo terdiri dari Kecamatan
Sukapura, Kecamatan Sumber, Kecamatan Lumbang, Kecamatan Tongas,
Kecamatan Dringu, Kecamatan Tiris, Kecamatan Krucil, dan Kecamatan Gading.
g. Kawasan Di Sepanjang Pantura
Kawasan Di sepanjang pantura meliputi :
• Kecamatan Tongas
• Kecamatan Sumberasih
• Kecamatan Dringu
• Kecamatan Gending
• Kecamatan Pajarakan
• Kecamatan Kraksaan
• Kecamatan Paiton
h. Kawasan Sepanjang Dan Sekitar Rencana Jalan Tol
Kawasan Sepanjang rencana jalan tol :
1. Kecamatan Tongas, meliputi desa : Tongas Kulon, Wringinanom, Sumendi,
Tongas Kulon, Sumber Bendo.
2. Kecamatan Sumberasih, meliputi desa : Muneng, Muneng Kidul, Pohsangit Leres,
Kedung Supit.
3. Kecamatan Leces, meliputi desa : Jorongan, Clarak, dan Kerpangan.
4. Kecamatan Tegalsiwalan, meliputi desa : Sumber Kledung.
5. Kecamatan Banyuanyar, meliputi desa : Banyuanyar Tengah.
RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 -2013
II/ 44 - 44
6. Kecamatan Gending, meliputi desa : Sebaung, Pegalangan dan Brumbungan
Kidul.
7. Kecamatan Maron, meliputi desa : Ganting Kulon, Ganting Wetan dan Pendil.
8. Kecamatan Krejengan, meliputi desa : Temenggungan.
9. Kecamatan Kraksaan, meliputi desa : Sidomukti, Rangkang, Kandang Jati Kulon
dan Kandang Jati Kulon.
10. Kecamatan Paiton, meliputi desa : Jabung Candi, Sidodadi, Paiton, Sumberanyar
dan Binor.
Lokasi interchange:
• Desa Wringinanom Kecamatan Tongas
• Desa Muneng Kecamatan Sumberasih
• Desa Kerpangan Kecamatan Leces
• Desa Sebaung Kecamatan Gending
• Desa Sentong Kecamatan Krejengan
• Desa Sumberanyar Kecamatan Paiton
2.7. RUMUSAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH
Berdasarkan kondisi umum tersebut diatas, maka dalam lima tahun mendatang dapat
dirumuskan isu strategis pembangunan daerah sebagai berikut:
1. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran.
2. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat.
3. Pelayanan kesehatan masih belum optimal.
4. Kesadaran masyarakat dalam pola hidup sehat berkualitas masih rendah, utamanya di
masyarakat pedesaan.
5. Pendapatan hasil usaha tani belum memadai.
6. Adanya kerusakan kawasan lingkungan hidup.
7. Kurang optimalnya Kualitas Pelayanan Publik dan Pelaksanaan Otonomi Daerah.