bab ii enong

Upload: sutejo-ozetus

Post on 14-Jul-2015

163 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ilmu Tajwid Secara bahasa (lughah) tajwid ( itqan ( )1

) berarti al-tahsin (

) dan al-

yang bermakna membaguskan dan keahlian/memahirkan.2

Sedangkan menurut istilah tajwid yaitu:

3

Artinya: mengeluarkan setiap huruf dengan sebenar-benarnya yaitu sesuai dengan mkhraj (tempat keluar huruf), sifat dan hukum-hukum bacaannya seperti mad, gunnah, idhar, idgham dan lain-lain. Ahmad Soenarto menjelaskan bahwa ilmu tajwid yaitu ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (makhraj), dan sifatsifatnya serta bacaan-bacaanya.4 Salah seorang ulama menjelaskan bahwa:

5

Artinya: ilmu yang mempelajari tentang bacaan firma Allah SWT sesuai dengan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan pengucapanSyeikh Muhammad Abdu Al-Rahim Jad Badruddin, al-Mukhtashar al-Mufid fi Ilmi alTajwid, (Mekkah al-Mukarramah: Mahad Idad al-Aimah wa al-Daah, t.th), h. 8 2 Atabik Ali dan Ahmad Juhdi Muhdor, Kamus Al-Ashri (Arab - Indonesia), (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1996), cet. V, h. 15 dan h. 19 3 Syeikh Muhammad Abdu Al-Rahim Jad Badruddin, ibid. 4 Ahmad Sunarto, Pelajaran Tajwid Praktis dan Lengkap, (Jakarta: Bintang Terang, t.th.), h. 6 5 Muhyiddin Abdul Qadir al-Khatib, Kifayah al-Raghibin fi Tajwid al-Quran al-Karim, (Baghdad: Mathbaah al-Ummah, 1977), h. 71

9

10

semua huruf-huruf sesuatu dengan kemestiannya dari sifat-sifat dan panjangnya, tebal tipisnya,dan lainsebagainya. Berdasarkan pengertian di atas, maka jelaslah bahwa ilmu tajwid adalah ilmu yang membahas tentang tata cara membaca kitab suci Al-Quran dengan fasih dengan mencakup hukum-hukumnya, cara mengeluarkan hurufhurufnya (makharijul huruf) dan tata cara atau ada membacanya (adabut tilawah), tempat-tempat pemberhentiannya (waqof) dan sebagainya. Namun, walaupun demikian ilmu tajwid adalah sebuah ilmu non praktis, artinya tidak cukup dibaca kemudian dipraktekan, akan tetapi pada prakteknya tidak terlepas daripada proses pengajaran dengan kompo nennya.Ilmu tajwid adalah suatu cabang ilmu yang harus memerlukan aplikasi sosialiasasi langsung dengan tujuan untuk melihat keberhasilan dalam sebuah pengajaran ilmu ini. Sebagian ulama mengatakan, bahwa ilmu tajwid cabang itu adalah suatu sebelum

ilmu yang mempelajari tatacara membaca Al-Quran,

mempelajari ilmu

Qiraat Al-quran. Ilmu tajwid adalah pelajaran untuk

memperbaiki bacaan Al-Quran.

B. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid Adapun tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah supaya lidah terjaga dari kesalahan ketika membaca Al-Quran yaitu agar orang dapat membaca ayat-ayat al-Quran dengan fasih (terang dan jelas) dan cocok dengan ajaran-

11

ajaran Nabi Muhammad SAW, serta dapat menjaga lisannya dari kesalahankesalahan ketika membaca al-Quran.6 Atau dengan kata lain agar orang pandai membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan demikian jelaslah bahwa mempelajari tatacara membaca AlQuran (ilmu tajwid) ini sangat penting sehingga hukum mempelajari ilmu tajwid merupakan wajib kifayah, tetapi mengamalkan ilmu tajwid menjadi wajib ain bagi orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Artinya bahwa membaca Al-Quran harus dengan ilmu tajwid, agar bacaan tersebut baik dan benar atau biasa disebut fasih.

C. Peran dan Fungsi Ilmu Tajwid 1. Peran Ilmu Tajwid Peran ilmu tajwid sangat penting dalam rangka memperbaiki bacaan setiap huruf dan ayar dalam Al-Quran. Sehingga dapat dikatan bahwa ketika membaca Al-Quran tidak boleh lepas dari ilmu tajwid itu sendiri, sebab ilmu tajwid merupakan kunci untuk membaca Al-Quran dengan fasih dan benar. Dengan demikian, Jika membaca Al-Quran tanpa dengan ilmu tajwid, maka dapat menyebabkan rusaknya bacaan sehingga dapat pula merusak arti dan makna dari bacaan ayat Al-Quran itu sendiri. Sehingga dikhawatirkan terjadi kesalahn dalam memahami ayat tersebut.

6

Ahmad Sunarto, ibid.

12

Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh sebagian ulama bahwa tajwid itu adalah cabang ilmu yang sangat penting karena bukan hanya dipelajari oleh santri saja akan tetapi harus dipelajari oleh setiap muslim, sebab mempelajari ilmu Qiraat Al-Quran harus mendahulukan ilmu tajwid tersebut, dengan tujuan untuk memperbaiki pembacaan Al-Quran. 2. Fungsi Ilmu Tajwid Di atas sudah dijelaskan mengenai pengertian ilmu tajwid, pada dasarnya peranan ilmu tajwid juga berkaitan erat dengan fungsi tajwid tersebut. Adapun fungsi ilmu tajwid adalah untuk memperbaiki bacaan AlQuran, melatih lidah mengeluarkan huruf sesuai dengan makhrajnya, belajar mengucapkan bunyi yang panjang dan yang pendek, dan juga cara

menghilangkan bunyi huruf dengan menggabungkan kepada huruf yang sesudahnya (idgham), berat atau ringan, berdesis atau tidak dan lain sebagainya. Ilmu tatjwid juga mempunyai fungsi yang amat besar terhadap

kefasifan membaca Al-Quran, sebab dalam ilmu tajwid dibahas juga kaidahkaidah atau tata cara membunyikan huruf untuk memperbaiki bacaan AlQuran dan memperindah dalam membacanya. 3. Kemulyaan Membaca Al-Quran Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, yang menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia di

13

dunia, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu mukjijat yang terbesar, serta kemurnian selalu tetap terjaga sampai hari kiamat tiba. Setiap mukmin berkeyakinan bahwa membaca Al-Quran sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya adalah kitab suci petunjuk manusia. Bagaimana umat Islam dapat memahami dan mengamalkan Al-Quran jika tidak dapat membacanya. Oleh karena itu, mempelajari Al-Quram merupakan amalan yang utama, hal ini sebagaimana yang telah ditegaskan oleh sabda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:7

(

)

Artinya: Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-quran dan mengamalkannya. (HR. al-Bukhari). Untuk membaca Al-Quran dengan baik dan benar diperlukan ilmu yang dipelajarinya dalam penguasaan baca Al-Quran yaitu ilmu tajwid. Ilmu tajwid tersebut berfungsi untuk melihat apakah fasih atau tidak dalam membaca ayat suci Al-Quran. Adapun indikasi-indikasinya di antaranya adalah sebagai berikut: a. Penguasaan Makharijul Khuruf, yaitu mampu mengucapkan atau melafalkan bunyi huruf-huruf hijaiyah dengan benar dan fasih sesuai dengan makhrajnya (tempat keluar bunyi huruf).

7

Al-Imam Al-Bukhari Al-Jafi, Shahih al-Bukhari, (Istanbul: Dar al-Fikr, 1981), Jilid I, h.20

14

b. Penguasaan tanda baca, yaitu ketika membaca Al-Quran

mampu

mengucapkan dan membedakan bacaan-bacaan yang panjang panjang (mad), pendek, tanda sukun, tanwin, syaddah, tanda waqaf (berhenti) dan lain-lain. c. Penguasaan cara membaca hukum-hukum bacaan dalam al-Quran seperti idgham, gunnah, ikhfa, iqlab, tafkhim, tarqiq, dan lain-lain. Dalam mempelajari ilmu tajwid, kesadaran dan keuletan menjadi pedoman utama sebab ilmu tajwid bukan semata-mata ilmu yang hanya mengedepankan teori dan hafalan saja, akan tetapi memerlukan aplikasi yang terus-menerus dengan meminta bimbingan dari seorang guru yang telah menguasai ilmu tajwid dan fasih bacaan al-Qurannya. Terlebih bagi orang yang hendak memperdalam ilmu qiraat (seni baca al-Quran), maka memahami dan menguasai ilmu tajwid merupakan syarat yang utama.

D. Materi-materi Pelajaran dalam Ilmu Tajwid Sebagaimana telah dijelaskan bahwa ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah dan tatacara membaca Al-Quran dengan tujuan agar dapat membaca Al-Quran dengan fasih dan benar. Adapun materi-materi yang menjadi pembahasan dalam ilmu tajwid adalah sebagai berikut: 1. Makharij al-Huruf Secara bahasa makhraj berarti tempat keluar sesuatu. Sedangkan yang dimaksud dengan makharij al-huruf adalah tempat keluarnya huruf-

15

huruf hijaiyyah ketika diucapkan.8 Syeikh Ibnu Al-Jazary mengatakan berdasarkan posisi detailnnya sumber keluarnya huruf hijaiyah ada 17. Namun bisa dilihat secara garis besar dan diringkas menjadi 5 macam yaitu: a. Al-jauf yaitu rongga mulut, huruf-huruf yang keluar dari rongga mulut yaitu wawu, alif dan ya. b. Al-Halaq atau tenggorokan, yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu pangkal tenggorokan hurufnya hamzah dan Ha, tengah tenggorokan yaitu ain dan ha dan ujung tenggorokan yaitu ghain dank ha. c. Al-Lisan atau lidah, ada delapan belas huruf yang bunyinya dari gerakan lidah yaitu qaf, kaf, jim, syin, ya, dlad, lam, nun, ra, tha, dal, ta, shad, sin, zay, zha, dzal dan tsa. d. Asy-Syafatain atau kedua bibir, yaitu huruf ba, mim, wawu dan fa. e. Al-Khaisyum atau pangkal hidung, yaitu huruf-huruf ghunnah seperti mim dan nun yang bertasydid. 2. Hukum Nun Mati dan Tanwin Nun sukun adalah huruf nun yang diatasnya diberi tanda sukun, artinya huruf nun tersebut dimatikan. Adapun tanwin adalah harakat doble yang diletakkan di atas atau di bawah huruf. Yang di atas ada yang disebut fatahtain (dua fathah) dan domahtain (dua domah), sedang yang di bawah disebut kasratain (dua kasrah). Huruf yang diberi tanda tanwin akan

8

Syeikh Muhammad Abdu Al-Rahim Jad Badruddin, op. cit., h. 9

16

menghasilkan bunyi seperti an, in,atau un. Dalam ilmu tajwid disebutkan bahwa apabila ada nun mati (sukun) atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah maka cara membacaanya terdapat empat macam yaitu: a. Idzhar Idzhar artinya jelas. Dalam Al-Quran, idzhar berarti

membunyikan nun mati ataub tanwin secara jelas apabila bertemu dengan huruf-huruf idzhar yang 6 yaitu ( ), huruf idzhar juga disebut

huruf halaq yaitu huruf-huruf yang keluar dari tenggorokan. b. Idghom Idghom menurut etimologi (bahasa) berarti memasukan sesuatu pada sesuatu. Dalam ilmu tajwid idghom adalah meleburkan bunyi nun mati atau tanwin kedalam huruf yang ada dihadapannya (sesudahnya). Sehingga bunyi nun mati atau tanwin itu menjadi hilang dan seolah-olah muncul penggandaan bunyi pada huruf-huruf dihadapannya. Ketentuan idghom adalah memasukan suara nun mati atau tanwin kedalam suatu huruf idghom yang 6 yaitu ( c. Ikhfa Ikhfa artinya mengucapkan huruf nun mati atau tanwin dengan bunyi samara tau sengau, dengan lama waktu kira-kira dua detik. Sedangkan keadaan mulut (bibir dan lidah) mendekati huruf yang akan diucapkan sesudahnya.Pengucapan ikhfa tersebut dilakukan apabila ).

17

sebelumnya huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf ikhfa yang 15 yaitu : ( d. Iqlab Iqlab artinya merubah bunyi nun mati atau tanwin dengan bunyi mim selama dua detik. Hal demikian harus dilakukan jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Ba saja. 3. Hukum Mim Sukun Dalam ilmu tajwid disebutkan bahwa apabila terjadi adanya pertemuan antara mim sukun dengan huruf-huruf hijaiyah lain ada 3 (tiga) macam hokum bacaannya, yaitu: a. Idzhar Syafawi Idzhar artinya jelas dan syafawi artinya bibir. Jadi, idzhar syafawi adalah membunyikan huruf mim secara jelas dengan menutup bibir. Dalam idzhar syafawi bunyi mim sukun harus diabaca jelas ketika bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah. Tetapi tidak semua huruf hijaiyah yang bertemu dengannya mengharuskan mim sukun dibaca idzhar, yaitu selain huruf mim dan ba. b. Idghom Mistlain Yaitu bertemunya dua huruf hijaiyah yang sama makhroj dan sifatnya, ketentuannya yaitu. Huruf mim sukun bertemu dengan mim berharokat. )

18

c.

Ikhfa Syafawi Ikhfa syafawi artinya menyamarkan suara dibibir. Karena itu cara membacanya adalah dengan menyamarkan bunyi mim sukun dibibir sambil didengungkan. Hukum ikhfa syafawi terjadi jika ada pertemuan antar mim sukun dengan ba. Jadi jika ada mim sukun yang bertemu dengan huruf ba maka hukumnya idzhar syafawi.

4. Qolqolah Qolqolah artinya mengucapkan huruf-huruf mati tentu dengan disertai pantulan bunyi. Artinya pengucapan bunyi huruf yang dimatikan tersebut tidak hilang begitu saja, melainkan masih terdengar bunyi bekasnya. Huruf qolqolah ada lima, yaitu : ( ), ( ), ( ), ( ) dan ( ). Qolqolah terbagi ke dalam dua bagian : a. Qolqolah shugro, yaitu apabila huruf-huruf tersebut mati di tengahtengan kata (kalimat). Pantulan bunyi pada qolqolah shugro diucapkan agak tipis (sederhana). b. Qolqolah kubro, yaitu apabila huruf-huruf tersebut di atas mati diakhir kata (kalimat), atau sewaktu kitab mengakhiri pembacaan sebuah ayat. Pantulan bunyi qolqolah kubro diucapkan tebal. 5. Mad Dalam bahasa arab, kata mad berarti panjang atau memanjangkan. Istilah ini dalam ilmu tajwid dilawankan dengan qasar. Qasar adalah

19

berhenti pada huruf tanpa memanjangkan suara seperti dalam bacaan mad. Mad adalah memanjangkan bacaan pada sebuah huruf karena alas an-alasan tertentu. Secara umum mad memiliki dua jenis yaitu mad thabii dan mad fari. Mad thabii berarti mad asli. Disebut demikian karena bacaan mad memang sudah seharusnya dibacaa demikian. Ketika ada kalimat fathah sebelum alif yang disukun, dhamah sebelum wawu sukun, ata kasrah sebelum ya yang disukun, maka harakat-harakat tersebut harus dibaca panjang. Lebih panjang dari biasanya. Inilah yang disebut mad thabii. dengan demikain huruf mad ada 3 (tiga) yaitu wawu ( ) , alif ( ) dan aa ( ). Mad fari berarti mad cabang. Ia berbeda dengan mad thabii. ini adalah jenis lain dari mad selain thabii. Dalam mad fari ketentuan mad (membaca panjang) tidak lagi ditentukan oleh harakat yang mendahului huruf mad. Namun ada alasaan-alasan lain yang membuat harus dibaca mad. Mad fari mempunyai banyak jenis. Sebagian ulama tajwid mengatakan bahwa jenis mad fari sekitar 13 macam. Jenis-jenis itu adalah mad wajib muttasil, mad jaiz munfasil, mad arid lissukun, mad badal, mad iwad, mad lazim mutsaqal kalimi, Mad lazim mukhofaf kalimi, mad lazim harfi musyaba, mad lazim mukhafaf harfi, mad layyin, mad shilah, mad faru , dan mad tamkin.Selain itu, yang menjadi pembahasan materi ilmu tajwid juga adalah tanda-tanda berhenti (waqaf), hukum

20

bacaan lafadz Allah yaitu tafkhim tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis), bunyi dengung (gunnah) yaitu bunyi nun dan mim berharkat mati (sukun), alqomariyah dan al-syamsiah, dan tanda saktah serta cara pengaturan nafas ketika kehabisan nafas sedangkan tidak ada tanda waqaf.

E. Metode Pembelajaran 1. Pengertian dan Macam-macam metode pembelajaran Pada dasarnya setiap pengajaran akan menggunakan metode yang

sama dengan pengajaran-pengajaran yang lainnya. Sebab metode pengajaran bertujuan untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Oleh karena itu metode dalam pengajaran ilmu tajwidpun demikian yaitu memiliki metode dan penyampaian yang relative sama. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan cara penyajian yang baik dan efektif, semua itu memerlukan suatu strategi dalam proses belajar mengajar dan setiap tujuan yang ingin dicapai tidak hanya penguasaan materi saja yang harus dikuasai oleh setiap pengajar, tetapi teknik atau metode penyampaian materi dan dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan anak didik yang menerima Metodologi pengajaran adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan

21

pengajaran yang diharapkan.9

Banyak ahli yang mengemukakan tentang

pengertian metodologi pengajaran ini, sebagaimana yang dikemukakan Abdurrahman Gunaimah yang dikutip oleh Ramayulis mengatakn bahwa metode mengajar adalah cara-cara praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.10 Begitu juga yang dikatakan oleh Muhammad Atiyah Al-Abrasyi mentarifkan pula bahwa metode mengajar adalah jalan kita ikuti untuk memberikan pada murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai macam pelajaran. Menurut Nana Sujana yang dimaksud dengan metode mrngajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan interaksi antara dengan siswa. Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang relevan dengan situasi tertentu perlu difahami keadaan metode pembelajaran tersebut, baik ketepatan maupun tata caranya. Adapun metode pengajaran yang sring digunakan dalam proses belajar mengajar adlah sebagai berikut : a. Metode Ceramah Metode ceramah ialah penuturan bahan pelajaran secara lisan, ini tidak senantiasa jelek penggunaanya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhaikan baras-batas kemungkinan penggunaannya.

9

10

Ibid h. 108 Yumarlis, Metodologi pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Kalamulia, 2001)

22

Metode ceramah ialah penerangan dan peraturan secara lisan oleh guru terhadap kelas, dengan kkata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau leturing itu adalah suatu penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. b. Keuntungan Metode Ceramah 1) Suaasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi siswa sekaligus. 2) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, sengan waktu yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus. 3) Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dengan waktu yang sedikit dapat diuraikan dengan bahan yang banyak. 4) Memilih murid untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka bisa menangkap dan menyimpulkan isi cerah dengan cepat dan tepat. 5) Organisasi sangat sederhana karena tidak membutuhkan alat-alat begitu banyak. c. Kelemahan Ceramah 1) Interaksi cenderung besifat teacher centerd berpusat pada guru.

23

2) Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa menguasai materi. 3) Pada siswa terbentuk konsep-konsep yang lain dari yang dimaksudkan guru. 4) Sering sukar ditangkap. 5) Tidak memberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah. 6) Kurang memberikan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan. d. Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah metode mengajar yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffle sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dengan siswa. 11 Dalam metode ini guru mengharpkan jawaban dari muridmurid jawaban yang tepat dan sesuai dengan fakta. Ramayulis mengatakan bahwa adalah tang dimaksud dengan metode Tanya jawab

suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan

beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara murid-murid. e. Kelemahan Metode Tanya Jawab11

Ibid h. 125

24

1) Pemakaian waktu lebih lama dibandingkan dengan metode ceramah. 2) Mungkin terjadi perbedaan pendapat dengan seorang guru. 3) Sering terjadi penyelewengan dari masalah pokok. 4) Tidak cukup waktu gikiran siswa yang lain. f. Keuntungan Metode Tanya Jawab 1) Memberi kesempatan kepada murid untuk dapat menerima penjelasan lebih lanjut. 2) Guru dapat dengan segera mengetahui kemajuan muridnya dari bahan yang telah diajarkan. 3) Pertanyaan-[ertanyaan yang sulit dan agak baik dari murid dapat mendorong guru untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebih lanjut g. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran, dimana seorang guru memberikan kesempatan kepada siswa kelompok siswa untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat.12 Menurut Nana Sujana beliau mengatkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan

12

Nana Sujana, Op cit. h. 79

25

unsure-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud mendapat pengertian bersama dengan lebih jelas dan teliti tentang sesuatu.13 h. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan. 14 Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif sebab metode ini membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data yang benar).15 i. Kelemahan Metode Demonstrasi 1) Tidak semua bahan dapat didemonstrasikan 2) Murid yang terlalu muda atau kecil pengalamannya tidak dapat melaksankan demonstrasi yang baik. j. Kelebihan Metode Demonstrasi 1) Menambah keaktifan siswa untuk berbuat dan memcahkan masalahnya sendiri. 2) Dapat menambah bahasan. 3) Pengertian murid menjadi luas.

Saeful Bahri Jamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakrta : PT. Rieneka Cipta, 1996) cet. Ke - 1 14 Nana Sudjana, Op cit. h. 83 15 Rama Yulis, Op cit. h. 179

13

26

k. Metode Sosiodrama Sosiodrama berasal dari kata sosio artinya masyarakat, dan drama artinya keadaan orang atau peristiwa yang dialami orang, sifat, dan tingkah lakunya hubungan seseorang dengan orang lain.16 l. Kelemahan Metode Sosiodrama 1) Sebagian anak yang tidak mengikuti drama menjadi tidak kreatif. 2) Banyak memakan waktu. 3) Memerlukan tempat yang luas. 4) Mengganggu kelas lain. m. Kelebihan Metode Sosiodrama 1) Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. 2) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. 3) Dapat memupuk bakat. 4) Kerjasama yang dibutuhkan.

2. Metode yang Digunakan dalam Mempelajari Ilmu Tajwid Pada hakikatnya metode yang digunakan di Pondok Pesantren Ath-

Thohariyah Pandeglang-Banten untuk bidang studi Tajwid yaitu sama dengan mata pelajaran lainnya, dimana guru bisa melakukan dengan berbagai fariasi guna mentranformasikan ilmu pengetahuan tentang tajwid.16

Ibid. h. 145

27

Adapun metode yang sering digunakan di MTs MA Pusat Menes Pandeglang Banten, dalam menyampaikan materi ilmu tajwid adalah metode : 1. Metode Tanya Jawab Dalam hal ini guru memberikan pertanyaan kepada siswa, untuk dijawab seputar ilmu pengetahuan ilmu tajwid dan setelah siswa membaca AlQuran. Dan tidak terlepas dari kepada siwasa untuk memberikan pertanyaan atas materi yang mereka fahami. 2. Metode Ceramah Dalam metode ini guru sering menggunakannya, karena guru menerangkan semua materi yang akan dipelajari. 3. Metode Demonstrasi Dalam metode ini setiap guru menyajikan pelajaran dengan mengumandangkan ayat Al-Quran dengan fasih, sehingga anak didik dapat menyimak dari pembacaan ayat Al-Quran tersebut. Dalam metode ini jiga anak dapat menemukan jawaban atas apa yang ia cari, sehingga sebelum siswa tidak tahu hokum pembacaannya dengan metode demonstrasi akan ada pengetahuan hokum ayat Al-Quran yang dibacanya itu. Adapun metode-metode yang lainnya, jarang dilakukan sebab guru harus bisa mengalokasikan dana harus menyiapkan media yang dapat membantu untuk merealisasikan metode tersebut.

28

F. Kerangka Berfikir Berdasarkan analisis penulis dan berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas bahwa hubungan ilmu tajwid dengan kemahiran santri dalam membaca Al-Quran sangat mempengaruhi, sebab dengan mempelajari ilmu tajwid santri akan mengetahui tempat keluarnya huruf atau makhraj serta sifat-sifat bacaan sehingga para santri akan terus berlatih dan mahir dalam membaca Al-Quran. Kemahiran santri dalam membaca Al-Quran berarti santri menguasai ilmu tajwid dan mampu membaca Al-Quran dengan fasih dan benar, tentunya santripun membaca Al-Quran harus perlahan-lahan dan sesuai dengan makhraj huruf. Dalam pembacaan Al-Quran harus benar-benar dihayati makna dan tujuan Al-Quran tersebut, oleh karena itu Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam untuk membaca Al-Quran dengan secara tartil atau secara perlahanlahan, sebab dengan secara tartil tersebut setiap pembacaan dalam Al-Quran akan menjadi enak dan indah didengar oleh setiap muslim yang

mendengarkannya, dan setiap hokum dalam kalimat Al-Quran akan diketahui. Dalam membaca Al-Quran hendaklah benar-benar diresapi arti dan maksudnya, lebih-lebih harus mengerti betul tentang kedudukan kalimat dan hokum-hukumnya, ini semua tidak akan lepas dari peran serta ilmu tajwid tersebut. Sebagian ulama mengatakan bahwa tajwid itu adalah sauatu cabang ilmu yang sangat penting untuk dipelajari, seperti mempelajari ilmu qiraat Al-

29

Quran ilmu tajwid adalah pelajaran untuk memperbaiki Al-Quran. 17 Begitu pentingnya ilmu tajwid itu dipelajari oleh sitiap muslim karena dengan tujuan untuk dapat membaca Al-Quran dengan fasih terang dan jelas dan sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, serta dapat menjaga lisan-lisan dan kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Quran. Oleh karena itu ilmu tajwid dengan ilmu qiraat mempunyai hubungan erat dengan ilmu qiraat. Sebab Ahmad Fathoni mengatakan ilmu qiraat adalah ilmu yang membahas tentang tatacara pengucapan kata-kata Al-Quran berikut cara penyampaiannya, baik yang disepakati (ulama ahli Al-Quran) mempunyai perbedaan pendapat, dengan menisbatkan setiap wajah bacaan kepada seorang imam qiraat. Ilmu tajwid juga bertujuan untuk melatih lidah mengeluarkan huruf dan makhrajnya, belajar mengeluarkan bunyi yang panjang dan pendek, cara menghilangkan bunyi huruf dengan menggabungkannya kepada huruf

sesudahnya idghom berat dan ringan, berdesis atau tidak. Jadi jelas tolak dari statement diatas bahwa antara ilmu tajwid dan kemahiran membaca Al-Quran sangat erat kaitannya dan tidak akan bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sebab ilmu tajwid adalah ilmunya membaca Al-Quran kemahiran merupakan hasil dari ilmu tajwid itu.

Saeful Bahri Jamara dan Aswani Zein, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Reineka Cipta. 1999)

17

30

Menurut Usman Najati yang dimaksud dengan Al-Quran adalah kitab agama dan petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia. Dalam sebuah ungkapan NAbi Muhammad SAW kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf yang berbahasa arab yang telah diwakikan kepada kita dengan jalan mutawatir, yang dimulai dari surat Al-fatihah dan diakhiri surat An-Nas. Untuk membaca dan mempelajari Al-Quran secara mendalam maka kkita harus mengetahui ilmu mempelajari cara membacanya, dalam hal ini ilmu tajwid, sebab ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara membaca AlQuran yang baik dan benar sehingga fasih dalam menyebutkan Makharijul Khuruf pada setiap hijaiyahnya. Ilmu tajwid adalah suatu cabang ilmu yang sangat penting untuk memperbaiki bacaan Al-Quran. Berdasarkan pendapat tersebut diatas jelas bahwa ilmu tajwid itu mengajarkan bagaimana cara melafalkan huruf yang berdiri sendiri, huruf yang dirangkai dengan huruf yang lain, dengan mengeluarkan huruf yang sebenarnya. Begitu pentingnya mempelajari ilmu

tajwid sehingga ilmu tajwid dapat mempengaruhi terhadap kefasihan siswadalam membaca kitab suci Al-quran.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dari permasalahan yang ada berdasarkan rumusan yang telah dirumuskan dan harus dibuktikan

31

kebenarannya. Untuk lebih jelasnya hipotesis pada penelitian yang penulis lakukan ini adalah sebagai berikut 1. Pembelajaran ilmu tajwid di Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah Sodong Saketi pandeglang dilakukan dengan baik 2. Kemahiran santri dalam membaca Al-Quran di Pondok Pesantren AthThohariyyah Sodong Saketi pandeglang cukup baik 3. Antara pembelajaran ilmu tajwid dengan kemahiran santri dalam membaca Al-Quran di Pondok Pesantren Ath-Thohariyyah Sodong Saketi pandeglang sangatlah mempengaruhi.