bab ii docx
TRANSCRIPT
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH
2.1 Penetapan Prioritas Masalah
Program promkes merupakan program kesehatan dasar yang berhubungan
dengan permasalahan lintas sektoral. Diputuskan untuk menggunakan metode
MCUA dalam penetapan prioritas masalah untuk program ini karena metode ini
memiliki parameter expanding scope, dimana parameter ini menunjukkan
seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar sektor
kesehatan.
Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing
masalah dengan membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap
masalah tersebut diberikan nilai.
Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan
prioritas masalah pada Puskesmas yang ada di Kecamatan Johar Baru yaitu :
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun
angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah
angka kematian ibu, dan lain sebagainya.
2. Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa
penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.
Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan
cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program
kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
37
3. Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor
lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah
seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah
ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan,
fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta
ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah
masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal
tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah
yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian
masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaianuntuk
dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat
lebih obyektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan
bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu
dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai
bobot yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria
mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi.
38
Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah
kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
1. Emergency
Merupakan kriteria yang menunjukkan seberapa fatal suatu
permasalahan sehingga menimbulkan kematian dan kesakitan. Parameter
yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR, jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun
angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
Misalnya masalah K1, maka yang digunakan sebagai parameter adalah
angka kematian ibu dan lain sebagainya.
Tabel 2.1 Scoring terhadap program promkes di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru yang berkaitan dengan AKI
39
NO AKI Score
1 Penyuluhan KIA 25
2 Penyuluhan Gizi 20
3 Penyuluhan KB 15
4 Penyuluhan AIDS 5
Tabel 2.2 Scoring terhadap program promkes di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru yang berkaitan dengan AKB
NO AKB Score
1 Penyuluhan ISPA 40
2 Penuluhan Imunisasi 35
3 Penyuluhan TBC 30
4 Penyuluhan Diare 25
5 Penyuluhan KIA 20
6 Penyuluhan Gizi 15
7 Penyuluhan DBD 10
8 Penyuluhan Air & Kesehatan Lingkungan 5
Tabel 2.3 Scoring terhadap program promkes di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru yang berkaitan dengan AKABA
NO AKABA Score
1 Penyuluhan ISPA 40
2 Penuluhan Imunisasi 35
3 Penyuluhan TBC 30
4 Penyuluhan Diare 25
5 Penyuluhan KIA 20
6 Penyuluhan Gizi 15
7 Penyuluhan DBD 10
8 Penyuluhan Air & Kesehatan Lingkungan 5
40
Tabel 2.4 Penentuan score emergency terhadap masalah promkes yang
terdapat pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru
periode Januari – Agustus 2012
NO Daftar Masalah AKI AKB AKABA Total
1. Penyuluhan KIA dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
25 20 20 65
2. Penyuluhan KB dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru 15 0 0 15
3. Penyuluhan Gizi dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
20 15 15 50
4. Penyuluhan Imunisasi dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 35 35 70
5. Penyuluhan Diare dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 25 25 50
6. Penyuluhan Demam Berdarah
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 10 10 20
7. Penyuluhan AIDS dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
5 0 0 5
8. Penyuluhan Hepatitis dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 0 0 0
9. Penyuluhan ISPA dalam
gedung se-Kecamatan Johar
0 40 40 80
41
Baru
10. Penyuluhan Rokok dan
Narkoba dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 0 0
11. Penyuluhan Keganasan atau
Kanker dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 0 0
12. Penyuluhan Penyakit
Degeneratif dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 0 0
13. Penyuluhan Air dan Kesling
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 5 5 10
14. Penyuluhan TBC dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 30 30 60
15. Penyuluhan Kesehatan Gigi
dan Mulut dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 0 0
16. Penyuluhan Kesehatan Mata
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 0 0
17. Penyuluhan jiwa dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 0 0 0
18. Penyuluhan Kesehatan Kerja
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 0 0
19. Penyuluhan Kecacingan dalam
gedung se-Kecamatan Johar
0 0 0 0
42
Baru
21. Penyuluhan Lain-lain dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru 0 0 0 0
22. Penyuluhan KIA luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru25 20 20 65
24. Penyuluhan KB luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru 15 0 0 15
25. Penyuluhan Gizi luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru 20 15 15 50
26. Penyuluhan Imunisasi luar
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 35 35 70
27. Penyuluhan Diare luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru0 25 25 50
28. Penyuluhan Demam berdarah
luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 10 10 20
29. Penyuluhan AIDS luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru 5 0 0 5
30. Penyuluhan Hepatitis luar
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 0 0 0
31. Penyuluhan ISPA luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru 0 40 40 80
J
32.
Penyuluhan Rokok dan
Narkoba luar gedung se-
Kecamatan Johar Bar
0 0 0 0
33. Penyuluhan Keganasan atau
Kanker luar gedung se-
0 0 0 0
43
Kecamatan Johar Baru
34. Penyuluhan Penyakit
Degeneratif luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 0 0
35. Penyuluhan Air & Kesehatan
Lingkungan gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 5 5 10
36. Penyuluhan TBC luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru0 30 30 60
37. Penyuluhan Kusta luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru0 0 0 0
38. Penyuluhan Kesehatan Gigi
dan Mulut luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 0 0
39. Penyuluhan Kesehatan Mata
luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 0 0
40. Penyuluhan Kesehatan Jiwa
luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 0 0
41. Penyuluhan Kesehatan Kerja
luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 0 0
42. Penyuluhan Kecacingan luar
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 0 0 0
43. Penyuluhan Lain-Lain luar
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 0 0 0
Score Emergency terbesar terdapat pada masalah penyuluhan KIA dalam dan luar
gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru sebesar 80.
44
2. Greatest Member
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar
selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.
Tabel 2.5 Skala Score Greatest Member
Score Range (%) Score Range (%)
1 0-9,99 14 130-139,99
2 10-19,99 15 140-149,99
3 20-29,99 16 150-159,99
4 30-39,99 17 160-169,99
5 40-49,99 18 170-179,99
6 50-59,99 19 180-189,99
7 60-69,99 20 190-199,99
8 70-79,99 21 200-209,99
9 80-89,99 22 210-219,99
10 90-99,99 23 220-229,99
11 100-109,99 24 230-239,99
12 110-119,99 25 240-249,99
13 120-129,99 26 250-259,99
Keterangan:
Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range
didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan
45
score dari satu sampai 25 dengan jarak tiap range sebesar 10 agar mendapatkan
nilai greatest member yang bervariasi.
Tabel 2.6 Penentuan score greatest member terhadap masalah promkes pada
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari – Agustus 2012
No. Daftar Masalah Cakupan Target Selisih Score
1. Penyuluhan KIA dalam gedung se-Kecamatan Johar
Baru
8 x 8 x 0 x
(100%)
10
2. Penyuluhan KB dalam gedung se-Kecamatan Johar
Baru
8 x 8 x 0 x
(100%)
10
3. Penyuluhan Gizi dalam gedung se-Kecamatan Johar
Baru
7 x 8 x 1 x
(12,5%)
13
4. Penyuluhan Imunisasi dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
8 x 8 x 0 x
(100%)
10
5. Penyuluhan Diare dalam gedung se-Kecamatan Johar
Baru
15 x 8 x 7 x
(87.5%)
9
6. Penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
10 x 8 x 2 x
(25%)
3
7. Penyuluhan AIDS dalam gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4x 8 x -2 x
(25%)
3
8. Penyuluhan Hepatitis dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
4 x 7 x -3 x
(42,8%)
4
9. Penyuluhan ISPA dalam gedung se-Kecamatan Johar
Baru
21 x 8 x -13 x
(162.5%)
16
10. Penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
22 x 8 x -14 x
(175%)
18
11. Penyuluhan Keganasan atau Kanker dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 7 x -7x
(100%)
10
12. Penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 7 x -7x
(100%)
10
13. Penyuluhan Air dan Kesling dalam gedung se- 10 x 8 x 2x 25
46
Kecamatan Johar Baru
(25%)
14. Penyuluhan TBC dalam gedung se-Kecamatan Johar
Baru
16 x 8 x 8 x
(100%)
10
15 Penyuluhan Kusta/Frambosia dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0x 7x -7x
(100%)
10
16. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru
0 x 7 x -7 x
(100%)
10
17. Penyuluhan Kesehatan Mata dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0x 8 x -8 x
(100%)
10
18. Penyuluhan Kesehatan Jiwa dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 7 x -7 x
(100%)
10
19. Penyuluhan Kesehatan Kerja dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 7 x -7 x
(100%)
10
20. Penyuluhan tentang Kecacingan dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
5x 7 x -2
(28.5%)
3
21. Penyuluhan Lain-lain dalam gedung se-kecamatan
Johar Baru
0x 7 x -7 x
(100%)
10
22. Penyuluhan KIA luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 6 x 8 x -2 x
(25%)
3
23. Penyuluhan KB luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 6 x 8 x -2x
(25%)
3
24. Penyuluhan Gizi luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 6 x 8 x -2x
(25%)
3
25. Penyuluhan Imunisasi luar gedung se-Kecamatan Johar
Baru
13 x 8 x 5 x
(62.5%)
6
No. Daftar Masalah Cakupan Target Selisih Score
26. Penyuluhan Demam berdarah luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 8 x -8x
(100%)
10
27. Penyuluhan AIDS luar gedung se-Kecamatan Johar 0 x 8 x -8 x 10
47
Baru (100%)
28. Penyuluhan Hepatitis luar gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 x 8 x -8 x
(100%)
10
29. Penyuluhan ISPA luar gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 x 8 x -8 x
(100%)
10
30. Penyuluhan Rokok dan Narkoba luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 8 x -8 x
(100%)
10
31. Penyuluhan Keganasan atau Kanker luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 7 x -7 x
(100%)
10
32. Penyuluhan Penyakit Degeneratif luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 8 x -8 x
(100%)
10
33. Penyuluhan Air dan Kesehatan Lingkungan luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru
0 x 7 x -7x
(100%)
10
34. Penyuluhan Kusta/Frambosia luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 7x -7x
(100%)
10
35. Penyuluhan TBC luar gedung se-Kecamatan Johar Baru 0 x 8 x -8 x
(100%)
10
36. Penyuluhan Kusta luar gedung se-Kecamatan Johar
Baru
0 x 7 x -7 x
(100%)
10
37. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 x 7 x -7 x
(100%)
10
38. Penyuluhan Kesehatan Mata luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 x 8 x -8 x
(100%)
10
39. Penyuluhan Kesehatan Jiwa luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 x 7 x -7 x
(100%)
10
40. Penyuluhan Kesehatan Kerja luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 x 7 x -7 x
(100%)
10
41. Penyuluhan Kecacingan luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 x 7 x -7 x
(100%)
10
42. Penyuluhan Lain-lain luar gedung se-Kecamatan Johar 0 x 7 x -7 x 10
48
Baru (100%)
Score Greatest Member terbesar terdapat pada masalah penyuluhan KIA dalam
gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru sebesar 25.
3. Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan
terhadap sektor lain diluar kesehatan. berapa banyak jumlah penduduk di wilayah
tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan
dengan masalah tersebut.
Jumlah penduduk tertinggi kelurahan di Kecamatan Johar Baru adalah
61.481 , maka diputuskan bahwa masalah yang berada di wilayah dengan jumlah
penduduk lebih dari 100.000 mendapat nilai yang lebih besar yaitu 15, untuk yang
jumlah penduduk sebesar 50.000 sampai dengan 100.000 diberikan nilai 10 dan
untuk jumlah penduduk kurang dari 50.000 diberikan nilai 5.
Untuk keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2 karena masalah pada
suatu program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada sektor lainnya
yang berhubungan langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain
diberikan nilai 1.
Luas wilayah kecamatan Johar Baru adalah 39,65 km², maka diputuskan
untuk membagi rata-rata luas wilayah, sehingga didapatkan hasil, bila masalah
yang berada di wilayah dengan luas lebih dari sama dengan 5 km² kami berikan
nilai 10, sedangkan masalah yang berada pada luas wilayah kurang dari 5 km²
diberikan nilai 5.
Tabel 2.7 Scoring Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk
Nilai Jumlah Penduduk
49
5 Jumlah penduduk <50.000
10 Jumlah penduduk 50.000 - 100.000
15 Jumlah penduduk >100.000
Tabel 2.8 Scoring Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas
Sektoral
Nilai Lintas Sektor
1 Tidak ada keterpaduan lintas sektoral
2 Ada keterpaduan lintas sektoral
Tabel 2.9 Scoring Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah
Nilai Luas Wilayah
5 < 5 km²
10 ≥5 km²
Tabel 2.10 Penentuan Nilai Expanding Scope terhadap masalah program
promkes pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru
Periode Januari – Agustus 2012
NO Daftar Masalah
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah
<50.000 50.000 -
100.000
>100.000 Lintas
Sektoral
< 5 Km2 >5 Km2
1. Penyuluhan KIA
dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
2. Penyuluhan KB dalam 0 0 15 2 5 0 22
50
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
3. Penyuluhan Gizi
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
4. Penyuluhan Imunisasi
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
5. Penyuluhan Diare
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
6. Penyuluhan Demam
Berdarah dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
7. Penyuluhan AIDS
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
NO Daftar Masalah
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah
<50.000 50.000 -
100.000
>100.000 Lintas
Sektoral
< 5 Km2 >5 Km2
8. Penyuluhan Hepatitis
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
51
9. Penyuluhan ISPA
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
10. Penyuluhan Rokok
dan Narkoba dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
11. Penyuluhan
Keganasan atau
Kanker dalam gedung
se-Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
12. Penyuluhan Penyakit
Degeneratif dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
13. Penyuluhan Air dan
Kesehatan
Lingkungan dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
NO Daftar Masalah
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah
<50.000 50.000 -
100.000
>100.000 Lintas
Sektoral
< 5 Km2 >5 Km2
14. Penyuluhan TBC 0 0 15 2 5 0 22
52
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
15. Penyuluhan Kesehatan
Gigi dan Mulut dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
16. Penyuluhan
Kesehatan Mata
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
17. Penyuluhan Kesehatan
Jiwa dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
18. Penyuluhan Kesehatan
Kerja dalam gedung
se-Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
19. Penyuluhan Cacingan
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
20. Penyuluhan PHBS
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
53
NO Daftar Masalah
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah
<50.000 50.000 -
100.000
>100.000 Lintas
Sektoral
< 5 Km2 >5Km2
21. Penyuluhan RW Siaga
dalam gedung se-
Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
22. Penyuluhan Lain-lain
dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
23. Penyuluhan KIA luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
24. Penyuluhan KB luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
25. Penyuluhan Gizi luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
26. Penyuluhan Imunisasi
luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
27. Penyuluhan Demam
berdarah luar gedung
se-Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
28. Penyuluhan AIDS luar
gedung se-Kecamatan
0 0 15 2 5 0 22
54
Johar Baru
NO Daftar Masalah
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah
<50.000 50.000 -
100.000
>100.000 Lintas
Sektoral
< 5 Km2 >5 m2
29. Penyuluhan Hepatitis
luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
30. Penyuluhan ISPA luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
31. Penyuluhan Rokok
dan Narkoba luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
32. Penyuluhan
Keganasan atau
Kanker luar gedung
se-Kecamatan Johar
Baru
0 0 15 2 5 0 22
33. Penyuluhan Penyakit
Degeneratif luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
34. Penyuluhan Air dan
Kesehatan
Lingkungan se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
55
35. Penyuluhan TBC luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
NO Daftar Masalah
Jumlah Penduduk Luas Wilayah Jumlah
<50.00
0
50.000 -
100.000
>100.000 Lintas
Sektoral
< 5 Km2 >5 m2
36. Penyuluhan Kusta luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru0 0 15 2 5 0 22
37. Penyuluhan Kesehatan
Gigi dan Mulut luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
38. Penyuluhan Kesehatan
Mata luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
39. Penyuluhan Kesehatan
Jiwa luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
40. Penyuluhan Kesehatan
Kerja luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
0 0 15 2 5 0 22
41. Penyuluhan Cacingan
luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru0 0 15 2 5 0 22
42. Penyuluhan Lain-lain 0 0 15 2 5 0 22
56
luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
Score expanding scope pada seluruh program promosi kesehatan periode
Januari - Agustus 2012 adalah sebesar 22.
4. Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa
mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah
kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga
penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.
Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah
dapat diselesaikan meliputi :
1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh
karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap
Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran
program kesehatan di masing – masing wilayah Puskesmas.
Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap Puskesmas terhadap jumlah
penduduk sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :
Tabel 2.11 Scoring rasio petugas promkes dengan Jumlah Penduduk pada
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru 2012
No Puskesmas
Petugas
Promosi
Kesehatan
Jumlah
PendudukPerbandingan Score
1. Kelurahan Galur 1 60.952 1:60952 1
2. Kelurahan Johar Baru I 1 38.003 1:38003 2
3. Kelurahan Johar Baru II 1 38.003 1:38003 2
57
4. Kelurahan Johar Baru III 1 38.003 1:38003 2
5. Kelurahan Tanah Tinggi 1 57.943 1:57943 3
6. Kecamatan Johar Baru 4 20.493 1:20493 4
7. Kelurahan Kampung Rawa 1 38.003 1:21203 5
2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang
dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu
masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan
oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk
fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.
Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat dan
ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada
namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila
dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan
diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau
terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu. Dan
tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.
Tabel 2.12 Scoring ketersediaan fasilitas terhadap kegiatan program
promkes pada puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru 2012
Kategori Ketersediaan Score
Tempat Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
3. Ketersediaan dana, Scoring keterdiaan dana terhadap setiap kegiatan
puskesmas penilaian dibagi dua yaitu “cukup” dan “kurang”. Penilaian
58
berdasarkan wawancara dengan pemegang progran dan kepala Puskesmas
tekait.
Tabel 2.13 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan promkes pada
puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru 2012
Dana Score
Cukup 2
Kurang 1
Tabel 2.14 Penentuan score feasibility program promkes pada puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru 2012
No Daftar Masalah SDMFasilitas
Dana JumlahAlat Tempat
1. Penyuluhan KIA dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 2 1 9
2. Penyuluhan KB dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 2 1 9
3. Penyuluhan Gizi dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 2 1 9
4. Penyuluhan Imunisasi dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4 2 2 1 9
5. Penyuluhan Diare dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 2 1 9
6. Penyuluhan Demam Berdarah
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
4 2 2 1 9
59
7. Penyuluhan AIDS dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 2 1 9
8. Penyuluhan Hepatitis dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4 2 2 1 9
9. Penyuluhan ISPA dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 2 1 9
10. Penyuluhan Rokok dan Narkoba
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
4 2 2 1 9
11. Penyuluhan Keganasan atau
Kanker dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
4 2 2 1
9
12. Penyuluhan Penyakit
Degeneratif dalam gedung di
wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru
4 2 2 1 9
13. Penyuluhan Air dan Kesling
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
4 2 2 1 9
14. Penyuluhan TBC dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 2 1 9
15. Penyuluhan Kusta dalam
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
16. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
4 2 2 1 9
17. Penyuluhan Kesehatan Mata
dalam gedung se-Kecamatan
4 2 2 1 9
60
Johar Baru
18. Penyuluhan Kesehatan Jiwa
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
4 2 2 1 9
19. Penyuluhan Kesehatan Kerja
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
4 2 2 1 9
20. Penyuluhan tentang Kecacingan
dalam gedung se-Kecamatan
Johar Baru
4 2 2 1 9
21. Penyuluhan Lain-lain dalam
gedung se-kecamatan Johar Baru4 2 2 1 9
22. Penyuluhan KIA luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru4 2 1 1 8
23. Penyuluhan KB luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru4 2 1 1 8
24. Penyuluhan Gizi luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru4 2 1 1 8
25. Penyuluhan Diare luar gedung s-
Kecamatan Johar Baru 4 2 1 1 8
26. Penyuluhan Imunisasi luar
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4 2 1 1 8
27. Penyuluhan Demam Berdarah
luar gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4 2 1 1 8
28. Penyuluhan AIDS luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 1 1 8
29. Penyuluhan Hepatitis luar
gedung se-Kecamatan Johar
4 2 1 1 8
61
Baru
30. Penyuluhan ISPA luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 1 1 8
31. Penyuluhan Rokok dan Narkoba
luar gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4 2 1 1 8
32. Penyuluhan Keganasan atau
Kanker luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
4 2 1 1 8
33. Penyuluhan Penyakit
Degeneratif luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
4 2 1 1 8
34. Penyuluhan Air dan Kesehatan
Lingkungan luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
4 2 1 1 8
35. Penyuluhan TBC luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru4 2 1 1 8
36. Penyuluhan Kusta luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru4 2 1 1 8
37. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
4 2 1 1 8
38. Penyuluhan Kesehatan Mata
luar gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4 2 1 1 8
39. Penyuluhan Kesehatan Jiwa luar
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4 2 1 1 8
40. Penyuluhan Kesehatan Kerja
luar gedung se-Kecamatan Johar
4 2 1 1 8
62
Baru
41. Penyuluhan Kecacingan luar
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4 2 1 1 8
42. Penyuluhan Lain-lain luar
gedung se-Kecamatan Johar
Baru
4 2 1 1 8
Score feasibility tertinggi pada program promosi kesehatan periode
Januari-Agustus 2012 terdapat pada Penyuluhan KIA dalam gedung, Penyuluhan
KB dalam gedung, Penyuluhan Gizi dalam gedung, Penyuluhan imunisasi dalam
gedung, Penyuluhan Diare dalam gedung, Penyuluhan Demam Berdarah dalam
gedung, Penyuluhan AIDS dalam gedung, Penyuluhan Hepatitis dalam gedung,
Penyuluhan ISPA dalam gedung, Penyuluhan Rokok dan narkoba dalam gedung,
Penyuluhan Keganasan dalam gedung, Penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam
gedung, Penyuluhan Air dan Kesehatan Lingkungan dalam gedung, Penyuluhan
TBC dalam gedung, Penyuluhan Kusta dalam gedung, Penyuluhan Kesehatan gigi
dan mulut dalam gedung, Penyuluhan Kesehatan Mata dalam gedung, Penyuluhan
Kesehatan Jiwa dalam gedung, Kesehatan Kerja dalam gedung, Kesehatan
Kecacingan dalam gedung dan Penyuluhan Lain-lain dalam gedung yaitu sebesar
sembilan.
5. Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu
masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah
tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah
adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling
mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak
memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor
untuk Penyuluhan diberikan nilai satu. Sedangkan untuk iklan di media cetak
63
diberikan nilai lima. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan
yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi
masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 10.
Tabel 2.15 Scoring kebijakan pemerintah terhadap program promkes pada
puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru periode Januari – Agustus
2012
Parameter Score
Tidak ada kebijakan 0
Ada kebijakan 1
Tabel 2.16 Scoring media promosi terhadap program promkes pada
puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus
2012
Parameter Score
Penyuluhan 1
Media Cetak (Poster, Majalah,
Koran)5
Media Elektronik (TV, radio,
internet)10
Tabel 2.17 Penentuan Score Policy program Promkes pada Puskesmas
Se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012
No MasalahKebijakan
PemerintahPenyuluhan
Media
Cetak
Media
ElektronikJumlah
1.
Penyuluhan KIA dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
2. Penyuluhan KB dalam
gedung se-Kecamatan
1 1 5 10 17
64
Johar Baru
3.
Penyuluhan Gizi dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
4.
Penyuluhan Imunisasi
dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 1 5 10 17
5.
Penyuluhan Diare dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
6.
Penyuluhan Demam
Berdarah dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 1 5 10 17
7.
Penyuluhan AIDS dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
8.
Penyuluhan Hepatitis dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
9.
Penyuluhan ISPA dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
No MasalahKebijakan
PemerintahPenyuluhan
Media
Cetak
Media
ElektronikJumlah
10.
Penyuluhan Rokok dan
Narkoba dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 1 5 10 17
11.
Penyuluhan Keganasan atau
Kanker dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 0 5 10 16
65
12.
Penyuluhan Penyakit
Degeneratif dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru
1 0 5 10 16
13.
Penyuluhan Air dan
Kesehatan Lingkungan
dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 1 5 10 17
14.
Penyuluhan TBC dalam
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
15.
Penyuluhan Kusta di luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 0 0 10 11
16.
Penyuluhan Kesehatan Gigi
& Mulut dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 0 5 10 16
17.
Penyuluhan Kesehatan
Mata dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru1 0 5 10 16
18.
Penyuluhan Kesehatan Jiwa
dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 0 0 10 11
19.
Penyuluhan Kesehatan
Kerja dalam gedung se-
Kecamatan Johar Baru1 0 5 10 16
20.
Penyuluhan tentang
Kecacingan dalam gedung
se-Kecamatan Johar Baru
1 1 5 10 17
21. Penyuluhan Lain-lain 1 0 0 10 11
66
dalam gedung se-
kecamatan Johar Baru
22.
Penyuluhan KIA di luar
gedung di se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
23.
Penyuluhan KB di luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
24.
Penyuluhan Gizi di luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
25.
Penyuluhan Imunisasi di
luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 1 5 10 17
26.
Penyuluhan Diare luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 0 5 10 16
27.
Penyuluhan Demam
Berdarah di luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru
1 0 5 10 16
28.
Penyuluhan AIDS di luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 0 5 10 16
No MasalahKebijakan
PemerintahPenyuluhan
Media
Cetak
Media
ElektronikJumlah
29.
Penyuluhan Hepatitis di
luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 0 5 10 16
30. Penyuluhan ISPA di luar
gedung se-Kecamatan
1 0 5 10 16
67
Johar Baru
31.
Penyuluhan Rokok dan
Narkoba di luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 0 5 10 16
32.
Penyuluhan
Keganasan/Kanker di luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 0 5 10 16
33.
Penyuluhan Penyakit
Degeneratif di luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru
1 0 5 10 16
34.
Penyuluhan Air dan
Kesehatan Lingkungan luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 0 5 10 16
35.
Penyuluhan TBC di luar
gedung se-Kecamatan
Cilincing
1 0 5 10 16
36.
Penyuluhan Kusta di luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 0 0 10 11
37.
Penyuluhan Kesehatan Gigi
dan Mulut di luar gedung
se-Kecamatan Johar Baru
1 0 5 10 16
No MasalahKebijakan
PemerintahPenyuluhan
Media
Cetak
Media
ElektronikJumlah
38.
Penyuluhan Kesehatan
Mata di luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 0 5 10 16
39. Penyuluhan Kesehatan Jiwa 1 0 0 10 11
68
di luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
40.
Penyuluhan Kesehatan
Kerja di luar gedung se-
Kecamatan Johar Baru
1 0 5 10 16
41.
Penyuluhan Kecacingan di
luar gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 0 5 10 16
42.
Penyuluhan Lain-lain luar
gedung se-Kecamatan
Johar Baru
1 0 0 10 11
Score Policy tertinggi pada program promosi kesehatan periode Januari -
Agustus 2012 terdapat pada Penyuluhan KIA dalam dan luar gedung, Penyuluhan
KB dalam dan luar gedung, Penyuluhan Gizi dalam dan luar gedung, Penyuluhan
imunisasi dalam dan luar gedung, Penyuluhan Diare dalam gedung, Penyuluhan
Demam Berdarah dalam gedung, Penyuluhan AIDS dalam gedung, Penyuluhan
Hepatitis dalam gedung, Penyuluhan ISPA dalam gedung, Penyuluhan Rokok dan
narkoba dalam gedung, Penyuluhan Keganasan dalam gedung, Penyuluhan Air
dan Kesehatan Lingkungan dalam gedung, Penyuluhan TBC dalam gedung,
Penyuluhan Kecacingan dalam gedung yaitu sebesar 17.
Tabel 2.18 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA
pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012
No Kriteria Bobot
MS1 MS2 MS3 MS4 MS5
N BN N BN N BN N BN N BN
69
1
2
3
4
5
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Emergency
5
4
3
2
1
10
9
22
17
65
50
36
66
34
65
10
9
22
17
15
50
36
66
34
15
13
9
22
17
50
65
36
66
34
50
10
9
22
17
70
50
36
66
34
70
9
9
22
17
50
45
36
66
34
50
Jumlah 251 201 251 259 231
MS1 Frekuensi penyuluhan KIA dalam gedung di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012
sebanyak delapan kali, tercapai dari target delapan kali.
MS2 Frekuensi penyuluhan KB dalam gedung di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012
sebanyak delapan kali, tercapai dari target delapan kali.
MS3 Frekuensi penyuluhan Gizi dalam gedung di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012
sebanyak tujuh kali, lebih dari target delapan kali.
MS4 Frekuensi penyuluhan Imunisasi dalam gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012
sebanyak delapan kali, lebih dari target delapan kali.
MS5 Frekuensi penyuluhan Diare dalam gedung di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012
sebanyak 15 kali, lebih dari target delapan kali.
Tabel 2.19 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA
pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus
2012
MS6 MS7 MS8 MS9 MS10
70
No Kriteria Bobot N BN N BN N BN N BN N BN
1
2
3
4
5
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Emergency
5
4
3
2
1
3
9
22
17
20
15
36
66
34
20
3
9
22
17
5
15
36
66
34
5
4
9
22
17
0
20
36
66
34
0
16
9
22
17
80
80
36
66
34
80
18
9
22
17
0
90
36
66
34
0
Jumlah 171 166 156 296 286
MS6 Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah dalam gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012 sebanyak 10 kali, lebih dari target delapan
kali.
MS7 Frekuensi penyuluhan AIDS dalam gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012 sebanyak empat kali, kurang dari target delapan kali.
MS8 Frekuensi penyuluhan Hepatitis dalam gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012 sebanyak empat kali, kurang dari target tujuh
kali.
MS9 Frekuensi penyuluhan ISPA dalam gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012 sebanyak 21 kali, lebih dari target delapan kali.
MS10 Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba dalam gedung di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak 22 kali, lebih dari target
delapan kali.
71
Tabel 2.20 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA
pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012
No Kriteria Bobot
MS11 MS12 MS13 MS14 MS15
N BN N BN N BN N BN N BN
1
2
3
4
5
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Emergency
5
4
3
2
0
10
9
22
16
0
50
36
66
32
0
10
9
22
16
0
50
36
66
32
0
25
9
22
17
10
125
36
66
34
10
10
9
22
17
60
50
36
66
34
60
10
9
22
11
0
50
36
66
22
0
Jumlah 184 184 271 426 174
MS11 Frekuensi penyuluhan Keganasan atau Kanker dalam gedung di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali., lebih dari target
tujuh kali.
MS12 Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif dalam gedung di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, lebih dari target
tujuh kali.
MS13 Frekuensi penyuluhan Air dan Kesehatan Lingkungan dalam
gedung di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode
bulan Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak 10 kali, lebih dari
target delapan kali.
72
MS14 Frekuensi penyuluhan TBC dalam gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012 sebanyak 16 kali, lebih dari target delapan kali.
MS15 Frekuensi penyuluhan Kusta atau frambosia dalam gedung di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, lebih dari target
tujuh kali.
Tabel 2.21 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA
pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012
No Kriteria Bobot
MS16 MS17 MS18 MS19 MS20
N BN N BN N BN N BN N BN
1
2
3
4
5
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Emergency
5
4
3
2
1
10
9
22
16
0
50
36
66
32
0
10
9
22
16
0
50
36
66
32
0
10
9
22
11
0
50
36
66
22
0
10
9
22
16
0
50
36
66
32
0
3
9
22
17
0
15
36
66
34
0
Jumlah 184 184 174 184 151
MS16 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut dalam gedung di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, lebih dari target
tujuh kali.
MS17 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Mata dalam gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan
kali.
73
MS18 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Jiwa dalam gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012, sebanyak nol kali kurang dari target tujuh
kali.
MS19 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Kerja dalam gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target tujuh
kali.
Tabel 2.22 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA
pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012
No Kriteria Bobot
MS21 MS22 MS23 MS24 MS25
N BN N BN N BN N BN N BN
1
2
3
4
5
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Emergency
5
4
3
2
1
10
9
22
11
0
50
36
66
22
0
3
9
22
17
65
15
36
66
34
65
3
8
22
17
15
15
32
66
34
15
3
8
22
17
50
15
32
66
34
50
6
8
22
17
70
30
32
66
34
70
Jumlah 174 216 162 197 232
MS20 Frekuensi penyuluhan Kecacingan dalam gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012 sebanyak 25 kali, lebil dari target tujuh kali.
MS21 Frekuensi penyuluhan dan lain-lain dalam gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
74
Agustus tahun 2012sebanyak nol kali, kurang dari target delapan
kali.
MS22 Frekuensi penyuluhan KIA di luar gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012sebanyak enam kali, kurang dari target delapan kali.
MS23 Frekuensi penyuluhan KB di luar gedung di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun 2012
sebanyak enam kali, kurang dari target delapan kali.
MS24 Frekuensi penyuluhan Gizi di luar gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012sebanyak enam kali, kurang dari target delapan kali.
MS25 Frekuensi penyuluhan gizi di luar gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012 sebanyak 13 kali, lebih dari target delapan kali.
Tabel 2.23 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA
pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012
No Kriteria Bobot
MS26 MS27 MS28 MS29 MS30
N BN N BN N BN N BN N BN
1
2
3
4
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
5
4
3
2
10
8
22
16
50
32
66
32
10
8
22
16
50
32
66
32
10
8
22
16
50
32
66
32
10
8
22
16
50
32
66
32
10
8
22
16
50
32
66
32
75
5 Emergency 1 50 50 20 20 5 5 0 0 80 80
Jumlah 230 230 230 180 260
MS26 Frekuensi penyuluhan Imunisasi di luar gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan
kali.
MS27 Frekuensi penyuluhan Demam Berdarah di luar gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan
kali.
MS28 Frekuensi penyuluhan AIDS di luar gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali.
MS29 Frekuensi penyuluhan Hepatitis di luar gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan
kali.
MS30 Frekuensi penyuluhan ISPA di luar gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali.
Tabel 2.24 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA
pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012
No Kriteria Bobot
MS31 MS32 MS33 MS34 MS35
N BN N BN N BN N BN N BN
1
2
Greatest
Member
Feasibility
5
4
10
8
50
32
10
8
50
32
10
8
50
32
10
8
50
32
10
8
50
32
76
3
4
5
Expanding
Scope
Policy
Emergency
3
2
1
22
16
0
66
32
0
22
16
0
66
32
0
22
16
0
66
32
0
22
16
10
66
32
10
22
16
60
66
32
60
Jumlah 180 180 180 190
MS31 Frekuensi penyuluhan Rokok dan Narkoba di luar gedung di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target
delapan kali.
MS32 Frekuensi penyuluhan Keganasan/Kanker di luar gedung di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target
tujuh kali.
MS33 Frekuensi penyuluhan Penyakit Degeneratif di luar gedung di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target
delapan kali.
MS34 Frekuensi penyuluhan Air & Kesehatan Lingkungan di luar gedung
di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, lebih dari target
tujuh kali.
MS35 Frekuensi penyuluhan TBC di luar gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012 sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali.
Tabel 2.25 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA
pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012
MS36 MS37 MS38 MS39 MS40
77
No Kriteria Bobot N BN N BN N BN N BN N BN
1
2
3
4
5
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Emergency
5
4
3
2
1
10
8
22
11
0
50
32
66
22
0
10
8
22
16
0
50
32
66
32
0
10
8
22
16
0
50
32
66
32
0
10
8
22
11
0
50
32
66
22
0
10
8
22
16
0
50
32
66
32
0
Jumlah 170 160 179 170 180
MS36 Frekuensi penyuluhan Kusta di luar gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-Agustus tahun
2012sebanyak nol kali, kurang dari target delapan kali.
MS37 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Gigi dn Mulut di luar gedung di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan
Januari-Agustus tahun 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target
tujuh kali.
MS38 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Mata di luar gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode bulan Januari-
Agustus tahun 2012sebanyak nol kali, kurang dari target delapan
kali.
MS39 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Jiwa di luar gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru pada periode Januari-Agustus
2012 sebanyak nol kali, kurang dari target tujuh kali.
MS40 Frekuensi penyuluhan Kesehatan Kerja di luar gedung di wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru pada periode Januari-
Agustus 2012 sebanyak nol kali, kurang dari target tujuh kali.
78
Tabel 2.26 Penentuan Masalah Program Promkes Menurut Metode MCUA
pada Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru periode Januari - Agustus 2012
No Kriteria Bobot
MS41 MS42
N BN N BN
1
2
3
4
5
Greatest
Member
Feasibility
Expanding
Scope
Policy
Emergency
5
4
3
2
1
10
8
22
16
0
50
32
66
32
0
10
8
22
11
0
50
32
66
22
0
Jumlah 180 170
MS41 Frekuensi penyuluhan Kecacingan di luar gedung di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Johar Baru pada periode Januari-Agustus 2012 sebanyak
dua kali, kurang dari target tujuh kali.
MS 42 Frekuensi penyuluhan Lain-lain di luar gedung di wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Johar Baru pada periode Januari-Agustus 2012 sebanyak
delapan kali, lebih dari target tujuh kali.
2.2 Menentukan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada,
selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan
penyelesaian yang ada terlebih dahulu. Pada tahap telah dicoba mencari apa yang
menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada
tahap ini digunakan diagram sebab akibat yang disebut juga diagram dengan
tulang ikan (fishbone diagram/ishikawa). Dengan memanfaatkan pengetahuan dan
79
dibantu dengan data yang tersedia dapat disusun berbagai penyebab masalah
secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu
sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah :
1. Man : sumber daya manusia
2. Money : dana
2. Material : sarana
3. Method : cara
Proses adalah kegiatan sistem. Melalui proses akan diubah input menjadi output.
Pada proses terdiri dari :
1. Planning (perencanaan) : sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan
tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan unuk
mencapainya.
2. Organizing (pengorganisasian) : rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Actuating (pelaksana) : proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu
bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan
keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.
4. Controlling (monitoring) : proses untuk mengamati secara terus—menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
Masalah prioritas untuk program promkes pada puskesmas di wilayah
Kecamatan Cilincing yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan
menggunakan fishbone diagram adalah sebagai berikut:
1. Frekuensi Penyuluhan KIA di Dalam Gedung di Wilayah puskesmas se-
Kecamatan Cilincing periode Januari-Juli 2011 sebanyak 58 kali, lebih
dari target delapan kali.
2. Frekuensi Penyuluhan ISPA di Luar Gedung di Wilayah puskesmas se-
Kecamatan Cilincing periode Januari-Juli 2011 sebanyak 52 kali, lebih
dari target delapan kali.
80
81
82
2.3 Mencari Penyebab Masalah Yang Dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari
enam prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa
atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi
dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari
akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling
dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang
apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang
lainnya dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling
dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program
yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program
promkes pada puskesmas di wilayah Kecamatan Johar baru.
2.3.1 Frekuensi Penyuluhan Rokok dan Narkotik di Dalam Gedung di
Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru
83
Berdasarkan data yang ditemukan frekuensi penyuluhan Rokok dan
Narkotik di dalam gedung di wilayah puskesmas se-kecamatan Johar Baru
Periode Januari-Agustus 2012 sebanyak 22 kali, lebih dari target delapan kali
ditemukan.
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. Kurangnya Petugas promkes di kelurahan (Man).
2. Dana untuk penyuluhan rokok dan narkotik dari pemerintah kurang
mencukupi (Money).
3. Penyuluhan dengan media promosi lebih menarik minat masyarakat
(Material).
4. Petugas promkes kurang pelatihan dalam pencatatan data (Methods).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
1. Kurangnya pelatihan mengenai perencanaan program penyuluhan Rokok
dan Narkotik (Planning).
2. Belum ada penerimaan petugas promkes baru (Organizing).
3. Puskemas sebagai tempat rehabilitasi metadone (environment)
4. Belum ada penerimaan petugas promkes baru (Controlling).
5. Banyaknya kegiatan penyuluhan rokok dan narkotik (actuating)
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Ketiga akar penyebab masalah yang
paling dominan tersebut adalah :
1. Belum ada penerimaan petugas promkes baru.
2. Petugas promkes kurang pelatihan dalam pencatatan data.
3. Kurangnya pelatihan mengenai perencanaan program penyuluhan Rokok
dan Narkotik.
84
2.3.2 Frekuensi Penyuluhan ISPA di dalam Gedung di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Johar Baru
Berdasarkan data yang ditemukan penyuluhan ISPA di dalam gedung di
wilayah puskemas se-Kecamatan Johar Baru Periode Januari-Agustus 2012
sebanyak 21 kali, lebih dari target delapan kali.
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
1. Belum ada penerimaan petugas promkes baru (Man).
2. Petugas promkes tidak merencanakan anggaran untuk kegiatan
kemahasiswaan (Money).
3. Mayoritas mahasiswa praktek berasal dari fakultas kedokteran (Material).
4. Petugas promkes kurang pelatihan dalam pencatatan data (Methods).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
1. Kurangnya pelatihan petugas promkes mengenai perencanaan program
penyuluhan diare (Planning).
2. Belum ada penerimaan petugas promkes baru (Organizing).
3. Banyaknya mahasiswa praktek yang melakukan penyuluhan ISPA
(Actuating).
4. Penerimaan petugas promkes kurang (Controlling).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan (Environtment)
adalah:
1. Puskesmas sebagai tempat praktek lapangan mahasiswa kedokteran
(Environtment).
Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan dua akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Kedua akar penyebab masalah yang
paling dominan tersebut adalah :
1. Kurangnya penerimaan petugas promkes baru.
2. Kurangnya pelatihan petugas promkes mengenai perencanaan program
85
penyuluhan ISPA.
86