bab ii
DESCRIPTION
tinjauan pustaka lapsusTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehamilan Kembar
a. Definisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multiple adalah suatu
kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multiple dapat
berupa kehamilan ganda atau gemelli (2 janin), triplet (3 janin),
kuadruplet (4 janin), quintuplet (5 janin) dan seterusnya. Kehamilan
multiple terjadi jika dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi
(dizigotik) atau jika satu ovum yang dibuahi membelah secara dini
hingga membentuk dua embrio (monozigotik).1
Gambar 1. Kehamilan gemelli.
b. Epidemiologi
Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan
kembar dan tunggal ialah 1:89, untuk triplet 1:892, dan untuk kuadruplet
1:893. Pada tahun 1948, Prawirohardjo mengumumkan diantara 16.288
persalinan, terdapat 197 persalinan gemelli dan 6 persalinan triplet.
Frekuensi kehamilan kembar pada 121 juta persalinan sebagai berikut :1
1. Gemelli 1 : 85
2. Triplet 1 : 7.629
2
3
3. Kuadruplet 1 : 670.743
4. Quintiplet 1 : 41.600.000
Berbagai faktor mempengaruhi frekuensi kehamilan kembar,
seperti bangsa, hereditas, umur dan paritas ibu. Bangsa Negro di
Amerika Serikat mempunyai frekuensi kehamilan kembar yang lebih
tinggi daripada bangsa kulit putih. Juga frekuensi kehamilan kembar
berbeda pada setiap negara, angka yang tertinggi ditemukan di Finlandia
dan yang terendah di Jepang.1
Umur tampaknya mempunyai pengaruh terhadap frekuensi
kehamilan kembar, makin tinggi umur makin tinggi frekuensinya.
Setelah umur 40 tahun frekuensi kehamilan kembar menurun lagi.
Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari
angka 9,8 per 1000 persalinan primipara frekuensi kehamilan kembar
naik sampai 18,9 per 1000 persalinan untuk oktipara. Keluarga tertentu
mempunyai kecenderungan untuk melahirkan bayi kembar. Walaupun
pemindahan sifat herediter kadang – kadang berlangsung secara
paternal, tetapi biasanya hal itu disini terjadi secara maternal dan pada
umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik. 1
c. Etiologi
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh
terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid
dan hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan
ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor – faktor
tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu
menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de Graaf atau terbentuknya
2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan
dengan ditemukannya 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada
fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur – telur
yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang
4
kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang
lebih dari satu. 1
Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas,
umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya
kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor
penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor
penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion
dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor
penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk,
maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum
primitive streak tampak, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1
amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar
dempet dalam berbagai bentuk. 1
Faktor – faktor yang menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel
de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel :
1. Ras
Ras Afrika – Amerika memiliki kecenderungan untuk
kehamilan kembar paling besar dibandingkan ras lain.
Myrianthopoulus (1970) mendapatkan bahwa pada wanita kulit putih
terdapat 1 kehamilan kembar dari 100 kehamilan, dan 1 banding 80
pada wanita kulit hitam. Kehamilan kembar di Asia lebih sedikit. Di
Jepang angka kejadian angka kejadian hanya 1 dari 155 kehamilan.2
2. Usia
Kejadian kehamilan kembar mulai dari pubertas di mana
aktivitas ovarium minimal, dan mencapai puncaknya pada usia 37
tahun. Dari penelitian – penelitian disimpulkan bahwa wanita
berusia lebih dari 30 tahun mempunyai kesempatan lebih besar
mendapatkan hasil konsepsi ganda. Setelah usia 40 tahun frekuensi
kehamilan kembar menurun kembali.1,2
3. Paritas
5
Wanita yang telah hamil satu kali atau lebih sebelumnya,
terutama kehamilan kembar meningkatkan risiko hamil kembar.1
4. Hereditas
Riwayat kehamilan kembar pada keluarga meningkatkan
kemungkinan untuk kehamilan kembar, genotip ibu jauh lebih
penting daripada ayah dan pada umumnya terbatas pada kehamilan
dizigotik.1,2
5. Faktor – faktor lain
Induksi ovulasi dengan menggunakan preparat gonadotropin
(FSH + chorionic gonadotropin) atau klomifen, akan meningkatkan
secara nyata kemungkinan ovulasi ovum yang jumlahnya lebih dari
satu, yang jika dibuahi akan menghasilkan janin kembar. Obat
klomid dan hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk
menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik.
Teknologi reproduksi yang berkembang, seperti in vitro fertilization
(IVF) dan tekhnik – tekhnik lain menghasilkan telur multipel yang
kemudian dibuahi dan dikembalikan ke dalam uterus memiliki
kemungkinan kehamilan kembar yang tinggi.1,2
d. Jenis
1. Kehamilan kembar monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar
monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau uniovuler. Kira
– kira sepertiga kehamilan kembar adalah monozigotik. Jenis
kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin;
mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik pun sama.
Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik satu terhadap lainnya. Satu
bayi kembar mungkin kidal dan yang lainnya biasa karena lokasi
daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu berlawanan.
Kira – kira satu pertiga kehamilan kembar monozogotik mempunyai
2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang – kadang 2 plasenta
6
tersebut menjadi satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan
kembar dizigotik. Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan 1
atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian
bayi sangat tinggi karena lilitan tali pusat; untung sekali kehamilan
ini jarang terjadi. 1
Gambar 2. Jenis kembar monozigotik.
Hasil akhir proses pembentukan kembar monozigot bergantung
pada kapan pemisahan terjadi.4
1. Jika terjadi dalam 72 jam pertama setelah pembuahan, akan
berkembang dua mudigah, dua amnion dan dua korion dan
kehamilan akan bersifat diamnion dan dikorion. Mungkin
terdapat dua plasenta yang terpisah atau satu plasenta.
2. Jika pemisahan terjadi antara hari keempat dan kedelapn, akan
berkembang dua mudigah, masing – masing di kantong amnion
yang berbeda, dan satu korion sehingga terbentuk kehamilan
kembar diamnion monokorion.
7
3. Jika amnion telah terbentuk, yang terjadi sekitar 8 hari setelah
pembuahan, pemisahan akan menghasilkan dua mudigah dalam
satu kantong amnion atau kehamilan kembar monoamnion
monokorion.
4. Jika pemisahan terjadi lebih belakangan lagi, yaitu setelah
terbentuk diskus embrio, pemisahan berlangsung tidak sempurna
dan terbentuk kembar siam.
Gambar 3. Saat segmentasi dan ketuban pada kehamilan kembar monozigotik.
2. Kehamilan kembar dizigotik
Kira – kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik
yang berasal dari 2 telur; disebut juga heterolog, binovuler atau
fraternal. Jenis kehamilan sama atau berbeda, mereka berbeda
seperti anak – anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik
mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion. Kadang – kadang 2
plasenta menjadi satu. 1
8
Gambar 4. Plasenta pada kehamilan kembar.
Gambar 5. Monozigotik dan dizigotik.
3. Superfekundasi dan superfektasi
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan
pada ovulasi yang sama pada 2 koitus yang dilakukan dengan jarak
waktu pendek. Kehamilan demikian ini sukar dibedakan dengan
kehamilan kembar dizigotik. Superfektasi adalah kehamilan kedua
yang terjadi beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kehamilan
pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia belum pernah dibuktikan,
akan tetapi dapat ditemukan pada kuda. 1,2
9
e. Pertumbuhan janin
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada
janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai
kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin kembar sama dengan
janin kehamilan tunggal. Setelah itu, kenaikan berat badan kecil,
mungkin karena regangan yang berlebihan menyebabkan peredaran
darah plasenta mengurang. Berat badan satu janin pada kehamilan
kembar rata – rata 1000 gram lebih ringan daripada janin kehamilan
tunggal. Berat badan bayi yang baru lahir umumnya pada kehamilan
kembar kurang dari 2500 gram, pada triplet kurang dari 2000 gram, dan
untuk kuadruplet kurang dari 1500 gram. Suatu faktor penting dalam hal
ini adalah kecenderungan terjadinya partus prematus.1,2,4
Selain itu, berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak
sama, dapat berbeda antara 50 sampai 1000 gram. Pada kehamilan
dizigotik plasenta yang satu dapat berimplantasi lebih menguntungkan,
dipandang dari sudut tempat pada dinding uterus dan penyediaan darah,
daripada plasenta yang lain. Dengan demikian, pertumbuhan plasenta itu
serta janinnya lebih baik daripada plasenta yang lainserta janinnya.
Demikian juga pada kehamilan kembar monozigotik pembagian darah
pada plasenta untuk kedua janin tidak sama, sehingga yang satu kurang
bertumbuh dibandingkan dengan yang lain.1,2,4
Pada kembar monozigotik tidak jarang pembuluh darah dalam
plasenta yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah untuk janin
yang lain. Karena hal ini, setelah bayi pertama lahir dan tali pusat
dipotong ujung bagian tali pusat yang menuju ke plasenta harus diikat
dengan teliti untuk menghindarkan perdarahan berasal dari janin yang
lain.1,2
Pada kehamilan kembar monozigotik, bila terdapat peredaran
darah yang tidak seimbang karena anastomosis pembuluh darah, pada
hamil muda dapat terjadi berbagai anomaly. Jantung janin yang satu,
karena peredaran darah yang lebih sempurna, menguasai jantung serta
10
system peredaran darah janin yang lain melalui pembuluh – pembuluh
darah yang beranastomosis, dengan akibat bahwa janin yang terakhir
terganggu pertumbuhannya dan menjadi suatu monstrum yang
dinamakan akardiakus. Akardiakus asefalus adalah monstrum yang
hanya terdiri atas panggul dan ekstremitas bawah. Akardiakus akornus
adalah monstrum tanpa badan. Akardiakus amorfus adalah monstrum
tanpa bentuk yang terdiri atas jaringan ikat yang mengandung berbagai
alat rudimenter dan diliputi kulit. Bila tidak keseimbangan terjadi pada
kehamilan yang lebih tua, dapat terjadi sindroma trasnfusi fetal.2 Pada
janin yang mendapat darah lebih banyak terdapat hidramnion,
polisitemia, edema dan pertumbuhan janin yang baik. Janin kedua kecil,
menderita anemia, dehidrasi, oligohidramnion dan mikokardia.
Bila segmentasi terhambat dan baru terjadi primitive streak
terbentuk (lebih kurang 13 hari setelah fertilisasi), maka pemisahan
mudigah tidak sempurna, sehingga terjadilah kembar dempet (kembar
siam). Kembar siam sangat jarang dijumpai, yaitu 1:70.000 persalinan.
Kembar siam dapat dibagi atas beberapa jenis sesuai lokasi anatomis,
yaitu torakopagus (40%), sifo-omfalopagus (35%), pisopagus (18%),
iskiopagus (6%), dan kraniopagus (12%).
Pada kehamilan kembar dizigotik janin dapat juga mengalami
kelainan. Kadang – kadang satu janin meninggal dan yang lainnya
tumbuh terus sampai matur. Janin yang mati dapat diresorbsi sama
sekali atau masih ditemukan dalam uterus. Dalam hal terakhir, cairan
amnion dapat diserap semua dan janin berubah menjadi gepeng (fetus
papiraseus atau kompresus). Pada persalinan fetus papiraseus dapat
mendahului janin yang normal, sehingga menyebabkan kesukaran
diagnosis, atau dapat tertinggal dalam uterus yang menyebabkan infeksi
dan perdarahan. Plasemta fetus papiraseus biasanya berwarna putih,
keras, fibrotic dan berbatas tegas.1,2,3
11
f. Diagnosis
a. Gejala dan Tanda
Gangguan yang biasanya muncul pada kehamilan akan
meningkat pada kehmilan kembar. Efek dari kehamilan kembar pada
pasien antar lain: tekanan pada pelvis yang lebih berat dan lebih
awal, nausea, sakit punggung, varises, konstipasi, hemoroid, distensi
abdominal dan kesulitan bernafas. Aktivitas fetus lebih banyak dan
persisten pada kehamilan kembar.1,2,5
Diagnosis kehamilan kembar 75% didapatkan dari penemuan
fisik, tanda-tanda yang harus diperhatikan pada kehamilan kembar
adalah:
1. Uterus lebih besar (>4 cm) dibandingkan usia kehamilannya.
2. Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak
disebabkan oleh edema atau obesitas
3. Polihidramnion
4. Ballotement lebih dari satu fetus
5. Banyak bagian kecil yang teraba
6. Uterus terdiri dari tiga bagian besar janin
7. Terdengarnya denyut jantung janin yang letaknya berjauhan
dengan perbedaan kecepatan paling tidak 8 dpm
8. Palpasi satu atau lebih fetus pada fundus setelah melahirkan satu
bayi.
b. Laboratorium
Nilai hematokrit dan hemoglobin dan jumlah sel darah merah
menurun, berhubungan dengan peningkatan volume darah. Anemia
mikrositik hipokrom seringkali muncul pada kehamilan kembar.
Kebutuhan fetus terhadap besi (Fe) melebihi kemampuan maternal
untuk mensuplai Fe didapatkan pada trimester kedua.
Pada tes toleransi glukosa didapatkan gestasional DM dan
gestasional hipoglikemi sering ditemukan pada kehamilan kembar.
12
Pada kehmilan kembar chorionic gonadotropin pada urin, estriol dan
pregnanendiol meningkat. Kehamilan kembar juga dapat didiagnosis
dengan pemeriksaan peningkatan serum alfa fetoprotein ibu
walaupun pemeriksaan ini tidak dapat berdiri sendiri. Tidak ada tes
biokimia yang dapat membedakan kehamilan tunggal atau kembar.2
c. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan USG yang teliti, kantung gestasional
yang terpisah dapat diidentifikasi pada awal kehamilan kembar.
Identifikasi masing – masing kepala fetus harus bisa dilakukan
dalam bidang tegak lurus sehingga tidak tertukar dengan potongan
lintang badan janin dengan kepala janin yang kedua.2
Pada kehamilan kembar dikhorionik: jenis kelamin berbeda,
plasenta terpisah dengan dinding pemisah yang tebal (> 2mm) atau
“twin peak sign” dimana membran melekat pada dua buah plasenta
yang menjadi satu.2
Pada kehamilan monokhorionik, mempunyai membran
pemisah yang sangat tipis sehingga tidak terlihat sampai trimester
kedua. Tebal membran < 2mm.2
Gambar 6. Gambaran USG pada kehamilan kembar dizigotik usia ± 5 minggu.
13
d. Diagnosis pasti1
Diagnostis pasti terdapatnya gemelli adalah apabila
ditemukan,:
1. Terabanya 2 kepala, 2 bokong, dan satu atau dua punggun
2. Terdengarnya dua denyut jantung yang letaknya berjauhan
dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit
3. Sonogram pada trimester pertama
4. Rontgen foto abdomen
g. Diagnosis banding1,3
1. Polihidramnion. Polihidramnion dapat menyertai kehamilan kembar,
kadang – kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion,
dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan ultrasonografi dapat
menentukan apakah pada polihidramnion ada kehamilan kembar
atau tidak
2. Tumor abdomen dalam kehamialan,: mioma uteri, tumor ovarium
h. Penanganan dalam kehamilan
Untuk kepentingan ibu dan janin, perlu diadakan pencegahan
terhadap pre-eklampsia dan eklampsia, partus prematurus, dan anemia.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, perlu dibuat diagnosis dini
kehamilan kembar. Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih sering.
Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu,
sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda – tanda pre-
eklampsia dapat diketahui dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan
segera. Istirahat – baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu dapat
menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga
pertumbuhan janin lebih baik.1
Setelah kehamilan mencapai 30 minggu, perjalanan jauh dan
koitus sebaiknya dilarang karena dapat merupakan faktor predisposisi
partus prematurus. Oleh beberapa penulis dianjurkan untuk merawat
14
wanita dengan kehamilan kembar setelah kehamilan mencapai 30
minggu untuk menghindarkan partus prematurus, tetapi berapa jauh
pengaruhnya tidak diketahui dengan pasti.1
Anemia hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar
karena kebutuhan besi dua bayi dan penambahan volume darah ibu
sangat meningkat. Pemberian sulfas ferrosus sebanyak 3 x 100 mg
secara rutin perlu dilakukan. Selain besi, dianjurkan pula untuk
memberikan asam folat sebagai tambahan.1
Pemakaian korset sering meringankan beban pembesaran perut.
Makanan dianjurkan mengandung banyak protein dan makan
dilaksanakan lebih sering dalam jumlah lebih sedikit.1
i. Penanganan dalam persalinan1,2
Mengingat banyaknya komplikasi kehamilan dan persalinan
kembar, maka diperlukan perhatian khusus. Pada kehamilan kembar,
harus dapat menghadapi semua kombinasi presentasi janin. Presentasi
janin yang paling sering adalah kepala-kepala (42%), kepala-bokong
(27%), sisanya kepala-lintang (18%), bokong-bokong (5%) dan lain-lain
(8%). Penting diketahui bahwa posisi ini selain kepala-kepala adalah
tidak stabil sebelum dan selama proses persalinan.1,2,6
Gambar 7. Kiri: presentasi vertex – vertex ; Kanan: presentasi vertex – bokong
15
Jika presentasi janin adalah kepala-kepala dan tidak ada
komplikasi, dapat dilakukan partus pervaginam. Jika presentasi janin
kepala-bokong, janin pertama dapat partus pervaginam dan pada janin
kedua dapat dilakukan versi luar sehingga presentasinya menjadi kepala
kemudian dilakukan partus pervaginam atau dilakukan persalinan
sungsang. Jika pada presentasi janin pertama bukan kepala, kedua janin
dilahirkan per abdominam.2,6
Induksi Persalinan
Usia kehamilan kembar biasanya berlangsung lebih singkat.
Keadaan seperti ketuban pecah dini, persalinan yang tidak maju dengan
atau tanpa ketuban pecah dapat terjadi juga pada kehamilan kembar. Oleh
karena itu diperlukan induksi persalinan. Kehamilan kembar bukan
merupakan kontra indikasi untuk dilakukannya induksi persalinan
asalkan memenuhi syarat-syarat induksi.
Proses Persalinan
Kala I diperlakukan seperti biasa bila bayi I letaknya memanjang.
Karena sebagian besar persalinan kembar bersalin prematur, maka
pemakaian sedativa perlu dibatasi. Episiotomi mediolateral dikerjakan
untuk memperpendek kala II dan megurangi tekanan pada kepala bayi.
Setelah bayi I lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal untuk
mengetahui letak dan keadaan janin II. Bila janin dalam letak
memanjang, selaput ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan
perlahan-lahan untuk menghindarkan prolaps funikuli. Ibu dianjurkan
meneran atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri, agar bagian
bawah janin masuk dalam panggul. Janin II turun dengan cepat sampai
ke dasar panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah dilalui bayi I.2
Bila janin II dalam letak lintang, denyut jantung janin tidak teratur,
terjadi prolaps funikuli, solusio plasenta, atau persalinan spontan tidak
terjadi dalam 15 menit, maka janin perlu dilahirkan dengan tindakan
16
obstetrik karena risiko akan meningkat dengan meningkatnya waktu.
Dalam hal letak lintang dicoba untuk mengadakan versi luar dan bila
tidak berhasil, maka segera dilakukan versi-ekstraksi tanpa narkosis.
Pada janin dalam letak memanjang dapat dilakukan ekstraksi cunam pada
letak kepala dan ekstraksi kaki pada letak sungsang. Seksio sesaria pada
kehamilan kembar dilakukan atas indikasi janin I dalam letak lintang,
prolaps funikuli, dan plasenta previa.2
Masuknya dua bagian besar II janin dalam panggul sangat luas.
Kesulitan ini dapat diatasi dengan mendorong kepala atau bokong yang
belum masuk benar dalam rongga panggul ke atas untuk memungkinkan
janin yang lain lahir lebih dulu. Kesulitan lain yang mungkin terjadi ialah
interlocking, dalam hal ini janin I dalam letak sungsang dan janin II
dalam presentasi kepala. Setelah bokong lahir, dagu janin I tersangkut
pada leher dan dagu janin II. Bila keadaan ini tidak dapat dilepaskan,
dilakukanlah dekapitasi atau seksio sesaria menurut keadaan janin.6
Segera setelah bayi II lahir, ibu disuntik oksitosin 10 IU, dan
tinggi fundus uteri diawasi. Bila tampak tanda-tanda plasenta lepas, maka
plasenta dilahirkan dan diberi 0,2 mg methergin i.v. Kala IV diawasi
secara cermat dan cukup lama, agar perdarahan post partum dapat
diketahui dini dan penanggulangannya dilakukan segera.2,6
Gambar 8. Interlocking pada persalinan gemelli
Interval Kelahiran
Tenggang waktu antara lahirnya bayi I dan bayi II antara 5 sampai
15 menit, dengan waktu rata-rata 11 menit. Kelahiran bayi II kurang dari
17
5 menit setelah bayi I lahir, dengan tindakan yang cepat ini dapat
menimbulkan trauma persalinan pada bayi. Kelahiran bayi II lebih dari
30 menit dapat menimbulkan insufisiensi uteroplasental, karena
berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta
sebelum bayi II dilahirkan.2
j. Komplikasi1,2,7
a. Ibu
1. Anemia
2. Hipertensi
3. Partus prematurus
4. Atonia uteri
5. Perdarahan pasca persalinan
b. Janin
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada janin yang
dilahirkan pada kehamilan kembar adalah:
1. Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan
kebanyakan memerlukan perawatan pada neonatal intensive care
unit (NICU). Sekitar 50% kelahiran kembar terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu. Lamanya kehamilan akan semakin pendek
dengan bertambahnya jumlah janin di dalam uterus. Sekitar 20%
bayi dari kehamilan multipel merupakan bayi dengan berat badan
lahir rendah.2,3
2. Hyalin Membran Disease (HMD)
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu
dua kali lebih sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi
tunggal yang dilahirkan pada usia kehamilan yang sama.
Prevalensi HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar
18
monozigotik dibandingkan dengan kembar dizigotik. Bila hanya
satu bayi dari sepasang bayi kembar yang menderita HMD, maka
bayi kedua cenderung menderita HMD dibandingkan bayi
pertama.2
3. Asfiksia saat kelahiran atau depresi napas perinatal
Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi
untuk mengalami asfiksia saat kelahiran atau depresi napas
perinatal dengan berbagai sebab. Prolaps tali pusat, plasenta
previa, dan rupture uteri dapat terjadi dan menyebabkan asfiksia
janin. Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih tinggi pada bayi
kembar dua dan 30 kali lebih sering pada kembar tiga
dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi kedua pada kehamilan
kembar memiliki risiko asfiksia saat lahir atau depresi napas
perinatal paling tinggi.2
4. Infeksi Streptococcus group β
Infeksi onset cepat Streptococcus group β pada bayi lahir rendah
adalah 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang
dilahirkan tunggal dengan berat badan yang sama.2
5. Kelainan kongenital/Akardia/Rangkaian perfusi balik arteri pada
janin kembar (twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya
tergabung, kadang – kadang amat kompleks. Anastomosis pada
plasenta monokorionik dapat dari arteri ke arteri, vena ke vena,
atau arteri ke vena. Biasanya cukup berimbang dengan baik
sehingga tidak ada salah satu janin yang menderita. Pada TRAP,
terjadi pirau dari arteri ke arteri plasenta, yang biasanya diikuti
dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah satu
kembar mengalahkan yang lain, yang kemudian mengalami
19
pembalikan aliran darah dari kembarannya. Darah arteri yang
sudah terpakai dan mencapai kembar resipien cenderung
mengalir ke pembuluh – pembuluh iliaka sehingga hanya
member perfusi bagian bawah tubuh dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh bagian atas.2
6. Vanishing Twin Syndrome
Kehamilan kembar sekarang diperkirakan terjadi pada 12%
diantara semua konsepsi spontan, tetapi hanya 14% diantaranya
bertahan sampai aterm. Pada sebagian kasus, seluruh kehamilan
lenyap, tetapi pada kebanyakan kasus, satu janin yang meninggal
atau sirna (vanish), dan kehamilan berlanjut sebagai kehamilan
tunggal. Pada 21 – 63% konsepsi kembar meninggal atau sirna
(vanish) pada trimester kedua. Kelainan ini dapat menyebabkan
kelainan genetik atau kelainan neurologic/defek neural tube pada
janin yang tetap bertahan hidup.2
7. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah di transfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena
kembaran lainnya (resepien) sedemikian rupa sehingga donor
menjadi anemic dan pertumbuhannya terganggu, sementara
resepien menjadi polisitemik dan mungkin mengalami kelebihan
beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis.
Menurut ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin 5 g/dl dan
20% berat badan pada sindrom ini.2
Kematian kembar donor dalam uterus dapat mengakibatkan
thrombus fibrin di seluruh arteriol yang lebih kecil milik kemar
resepien. Hal ini kemungkinan di akibatkan oleh transfuse darah
yang kaya tromboplastin dari janin donor yang mengalami
maserasi. Kembar yang bertahan hidup mengalami koagulasi
intravaskular diseminata.2
8. Kembar Siam
20
Apabila pembentukan dimulai setelah cakram mudigah dan
kantung amnion rudimeter sudah terbentuk dan apabila
pemisahan cakram mudigah tidak sempurna, akan terbentuk
kembar siam/kembar dempet.
9. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah
satu atau kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak jumlah
janin yang terbentuk, maka kemungkinan terjadinya IUGR
semakin besar.
k. Prognosis
Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar daripada
kehamilan tunggal karena lebih seringnya terjadi anemia, pre-eklampsia
dan eklampsia, operasi obstetrik, dan perdarahan postpartum. Kematian
perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak kehamilan tunggal.
Prematuritas merupakan sebab utama. Selain itu, juga lebih sering
terjadi pre-eklampsia dan eklampsia, hidramnion, kelainan letak,
prolapsus funikuli dan operasi perdarahan serebral dan kemungkinan
adanya kelainan bawaan pada bayi.1
Kematian anak kedua lebih tinggi daripada yang pertama karena
lebih sering terjadi gangguan sirkulasi plasenta setelah anak pertama
lahir, lebih banyaknya terjadi prolapsus funikuli, solusio plasenta, serta
kelainan letak pada janin kedua. Kematian anak pada kehamilan
monozigotik lebih besar daripada kehamilan dizigotik karena pada yang
pertama dapat terjadi lilitan tali pusat antara janin pertama dan kedua.1
2.2. Penyakit Hati Pada Kehamilan
Ada beberapa kelainan hati spesifik yang terjadi pada kehamilan
seperti cholestasis of pregnancy dan acute fatty liver of pregnancy.
Penyebab penyakit hati akut seperti hepatitis virus A, B dan C, drug induced
liver injury dapat juga terjadi pada kehamilan. Penyakit hati menahun juga