bab ii

6
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertia Mobilisasi Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008). Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam. a. Tujuan dari Mobilisasi : 1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia 2. Mencegah terjadinya trauma 3. Mempertahankan tingkat kesehatan 4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari – hari 5. Mencgah hilangnya kemampuan fungsi tubuh. b. Rentang Gerak dalam mobilisasi Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu : 1. Rentang gerak pasif

Upload: yanuar-pranata

Post on 20-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

muskuloskeletal

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertia MobilisasiMobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008).Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam.a. Tujuan dari Mobilisasi :1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia 2. Mencegah terjadinya trauma 3. Mempertahankan tingkat kesehatan 4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari hari 5. Mencgah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.

b.Rentang Gerak dalam mobilisasi Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu : 1. Rentang gerak pasif Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. 2. Rentang gerak aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya. 3. Rentang gerak fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan (Carpenito, 2000)B. Struktur System Musculoskeletal yang Mempengaruhi MobilisasiGerakan tulang dan tulang sendi merupakan proses aktif yang harus terintegrasi secara hati-hati untuk mencapai koordinasi. Ada 2 tipe kontraksi otot isotonik dan isometrik.

Pada kontraksi isotonik : peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan.

-Otot yang Penting dalam Pergerakan

Otot yang penting dalam pergerakan melekat di region skelet tempat pergerakan itu ditimbulkan oleh pengungkitan. Pengungkitan terjadi ketika tulang tertentu seperti humelus, ulna dan radius serta sendi yang berhunbungan seperti sendi siku bekerja sama sebagai pengungkit. Selanjutnya kekuatan yang bekerja pada ujung tulang mengangkat berat pada itik yang lain untuk memutar tulang pada arah yang berlawanan dengan gaya yang diberikan. Oto yang melekat dengan tulang pengungkit memberikan kekuatan yang penting untuk menggerakan objek.

Gerakan mengungkit adalah karakteristik dari pergerakan ekstimitas atas. Otot lengan sejajar satudengan yang lainnya dan memanjang kan tulang secara maksimal. Otot sejajar ini memberikan kekuatan dan bekerja dengan tulang dan sendi untuk memampukan lengan mengangkat objek.

a. Otot Yang Penting Dalam Membentuk Poatur/ Kesejajaran Tubuh

Otot terutama berfungsi memepertahankan postur, bebentuk pendek dan menyerupai kulit karena membungkus tendon dengan arah miring berkumpul secara tidak langsung pada tendon. Otot ekstremitas bawah, tubuh, leher dan punggug yang terutama berfungsi membentuk postur tubuh (posisi tubuh dalam kaitanya dengan ruang sekitar) kelompok otot itu bekerja sama untuk menstabilkan dan menopang berat badan saat berdiri atau duduk dan memungkinkan individu tersebut umtuk mempertahankan postur duduk atau berdiri.b. Pengaturan postur dan gerakan otot Postur dan penggerakan dapan mencerminkan kepribadian dan suasana hati seseorang. Postur dan pergerakan juga tergantung pada ukuran skelet dan perkembangan otot skelet. Koordinasi dan pengaturan kelompok otot yang ber5beda tergantung pada tonus otot dan aktifitas dari otot antagonistik, sinergistik dan antigravitas.- Tonus Otot : tonus otot atau tonus adalah suatu keadaan normal dari tegangan otot yang seimbang. Ketegangan dicapai dengan kontrkasi dan relaksasi secra bergantian tanpa gerakan aktif, serat dan kelompok otot tertentu. Tonus otot memungkinkan bagian tubuh mempertahankan posisi fungsional tanpa kelemahan otot. Tonus otot juga mendukung kembalinya aliran darah vena ke jantung seperti yang terjadi pada otot kaki. Tonus otot dipertahankan melalui penggunaan otot yang terus menerus. Aktifitas sehari-hari membutuhkan kerja otot dan membantu mempertahankan tonus otot akibatnya dari imobilisasi atau tirah baring menyebabkan aktivitas dan tonus otot berkurang.

- Kelompok otot. Kelompok otot antogonistik, sinergistik, dan antigravitas dikoordinasi oleh sistem saraf, dan bekerja sama untuk mempertahankan postur dan memulai pergerakan. Otot sinergistik berkontraksi bersama untuk menyempurnakan gerakan yang sama. Ketika lengan fleksi, kekuatan otot kontraksi dari otot bisep brakhialis ditingkatkan oleh otot sinergik, yaitu brakhialis. Selanjutnya aktifitas otot sinergistik terdapat dua penggerakan aktif yaitu bisep brakhialis dan brakhialis berkontraksi sementara otot antogonistik yaitu otot trisep brakialis berelaksasi. Otot antagonistik bekerja sama untuk menggerakan sendi. Selama pergerakan, otot penggerak aktif berkontraksi dan otot antagonisnya relaksasi. Misalnya ketika lengan fleksi maka otot bisep brakhialis aktif berkontraksi dan otot antagonisnya, trisep brakhialis relaksasi. Selama lengan diekstensikan maka otot trisep brakhialis aktif berkontraksi sehingga lawannya yaitu otot bisep brakhialis relaksasi. Otot antigravitas sangat berpengaruh pada stabilisasi sendi. Otot secara terus menerus melawan efek gravitasi tubuh dan mempertahankan postur tegak atau duduk. Pada orang dewasaotot anti grafitasi adalah otot ekstensor kaki, gluetus maksimus, quadrisep femoris, otot soleus dan otot punggung .C. Faktor faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi Faktor yang mempengaruhi mobilisasi antara lain:a. Gaya Hidup Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.

b. Proses penyakit dan injuri Adanya penyakit tertentu yang di derita seseorang akan mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan kesulitan untukobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misallya; CVA yang berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.

c. Kebudayaan Kebudayaan dapat mempengarumi poa dan sikap dalam melakukan aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berebda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.

d. Tingkat energy Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang sehat apalagi dengan seorang pelari.

e. Usia dan status perkembangan Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan dengan anak yang sering sakit.