bab ii

12
3 BAB II PEMBAHASAN 2.1  Pengertian Teori Belajar 2.1.1. Teori Belajar Behavioristik Behaviorisme dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti aliran. Behaviorisme merupakan pendekatan dalam psikologis yang di dasarkan atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan di jelaskan secara ilmiah. Teori-teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul. Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses  perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang  berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada lingkungannya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang  berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya  perubahan tingkah laku tersebut. Teori behaviorisme menganalisa perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku seseorang yang dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Jadi teori belajar behaviorisme lebih menekankan pada tingkah laku manusia.

Upload: rinanda-dwi-agustin

Post on 17-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Teori Belajar

    2.1.1. Teori Belajar Behavioristik

    Behaviorisme dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti

    aliran. Behaviorisme merupakan pendekatan dalam psikologis yang di dasarkan

    atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan di jelaskan secara

    ilmiah. Teori-teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang

    kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul.

    Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses

    perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.

    Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang

    berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada

    lingkungannya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang

    berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang

    diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa

    terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara

    stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati

    dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena

    itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa

    (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran,

    sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya

    perubahan tingkah laku tersebut.

    Teori behaviorisme menganalisa perilaku yang nampak saja, yang dapat

    diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan

    apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional. Behaviorisme hanya ingin

    mengetahui bagaimana perilaku seseorang yang dikendalikan oleh faktor-faktor

    lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Jadi

    teori belajar behaviorisme lebih menekankan pada tingkah laku manusia.

  • 4

    Faktor yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor

    penguatan (reinforcement). Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik,

    meliputi:

    1. Obyek psikologi adalah tingkah laku

    2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek

    3. Mementingkan pembentukan kebiasaan

    Ciri-ciri teori belajar behavioristik yakni:

    1. Mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis)

    2. Mementingkan bagian-bagian (elentaristis)

    3. Mementingkan peranan reaksi (respon)

    4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar

    5. Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu

    6. Mementingkan pembentukan kebiasaan.

    7. Ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan mencoba dan gagal atau

    trial and error.

    2.1.2. Teori Belajar Sosial

    Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku

    (behavioristik). Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkunganlingkungan

    yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan, lingkunganlingkungan itu

    kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut

    Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan

    mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari pembelajaran sosial adalah pemodelan

    (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam

    pembelajaran terpadu. Teori belajar sosial yang juga dikenal sebagai teori

    observational learning, belajar observasional/ dengan pengamatan. Teori Bandura

    didasarkan pada tiga asumsi , yaitu:

    1. Individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada di

    lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Perilaku orang lain yang

    ditiru disebut sebagai perilaku model atau perilaku contoh. Apabila peniruan itu

    memperoleh penguatan, maka perilaku yang ditiru itu akan menjadi perilaku

  • 5

    dirinya. Proses pembelajaran menurut proses kognitif individu dan kecakapan

    dalam membuat keputusan.

    2. Terdapat hubungkait yang erat antara pelajar dengan lingkungannya.

    Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan,

    perilaku dan faktor-faktor pribadi.

    3. Hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan verbal yang

    diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

    Atas dasar asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Bandura disebut

    sosial-kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam

    pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan

    sosial. Individu akan mengamati perilaku di lingkungannya sebagai model,

    kemudian ditirunya sehingga menjadi perilaku miliknya. Dengan demikian, maka

    teori Bandura ini disebut teori pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu

    terbentuk melalui peniruan terhadap perilaku di lingkungan, pembelajaran

    merupakan suatu proses bagaimana membuat peniruan yang sebaik-baiknya

    sehingga bersesuaian dengan keadaan dirinya atau tujuannya. Teori ini menekankan

    pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi.

    Proses pembelajaran menurut Teori Bandura, terjadi dalam tiga komponen

    (unsur) yaitu :

    1. Perilaku Model (contoh)

    Individu melakukan pembelajaran dengan proses mengenal perilaku

    model (perilaku yang akan ditiru), kemudian mempertimbangkan dan

    memutuskan untuk meniru sehingga menjadi perilakunya sendiri. Perilaku

    model ialah berbagai perilaku yang dikenal di lingkungannya. Apabila

    bersesuaian dengan keadaan dirinya (minat, pengalaman, cita-cita, tujuan,

    dsb), maka perilaku itu akan ditiru.

    2. Pengaruh Perilaku Model

    Untuk memahami pegaruh perilaku model, maka perlu diketahui

    fungsi model itu sendiri, yaitu:

    Untuk memindahkan informasi ke dalam diri individu

    Memperkuat atau memperlemah perilaku yang telah ada

    Memindahkan pola-pola perilaku yang baru.

  • 6

    3. Proses Internal Pelajar

    Model-model yang ada di lingkungan senantiasa memberikan

    rangsangan kepada individu yang membuat individu memberikan tindak

    balas apabila terjadi hubungkait antara rangsangan dengan dirinya. Macam-

    macam model boleh berasal dari ibu-bapak, orang dewasa, guru, pemimpin,

    teman sebaya, keluarga, tokoh-tokoh yang berpretise seperti penyanyi,

    pahlawan, bintang film dan sebagainya.

    2.1.3. Teori Belajar Kognitif

    Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20 adalah teori

    belajar kognitif, yaitu teori belajar yang melibatkan proses berfikir secara komplek

    dan mementingkan proses belajar. Menurut Drs. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni

    (2007: 89) yang menyatakan aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan

    sekedar stimulus dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan

    belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang sedang

    belajar. Kutipan tersebut di atas berarti bahwa belajar adalah sebuah proses mental

    yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan perilaku, sehingga

    perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa

    melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan lain

    sebagainya. Selain itu teori belajar kognitif juga memandang belajar sebagai proses

    pengfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal

    dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia

    ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha

    yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat

    dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu

    perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan

    nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

    2.1.4. Teori Belajar Intelektual

    Teori perkembangan intelektual bertujuan untuk menjelaskan mekanisme

    proses perkembangan individu mulai dari masa bayi, anak-anak sampai menjadi

  • 7

    individu yang dewasa yang mampu bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis.

    Perkembangan genetika dalam organisme tertentu tidak seluruhnya dipengaruhi

    oleh sifat-sifat keturunan dan tidak terjadi karena perubahan lingkungan, tetapi

    sangat dipengaruhi oleh proses interaksi antara organisme dengan lingkungan.

    Kecerdasan adalah proses adaptasi dengan lingkungan dan membentuk struktur

    kognitif yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian dengan lingkungan.

    Hasil perkembangan intelektual adalah kemampuan berpikir operasi formal.

    Fungsi perkembangan intelektual adalah menghasilkan stuktur kognitif yang kuat

    yang memungkinkan individu bertindak atas lingkungannya dengan luwes dan

    dengan berbagai macam cara. Faktor yang mempengaruhi perkembangan

    intelektual adalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial dan proses

    pengaturan diri (ekuilibrium).

    2.2 Hubungan Antara Teori Belajar Dan Media Yang Digunakan Untuk

    Pembelajaran Sains

    Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori dan

    praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam

    pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori, dalam prinsip-prinsip.

    Hubungan antara teori dan praktek seyogyanya bersifat berlapis-lapis yang

    integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap saling isi

    mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji.

    Media pembelajaran Sains merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh

    guru Sains untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep ketika belajar

    Sains, terutama media yang dapat dioperasionalkan sendiri oleh siswa. Sebagai alat

    bantu, keefektifan dalam penggunaan media itu sendiri sangat tergantung pada

    kemampuan guru dalam menggunakan dan memfasilitasi media itu sendiri. Media

    pembelajaran digunakan untuk menggantikan sebagian besar peran guru sebagai

    pemberi informasi atau pemberi materi pelajaran. Jadi secara umum media

    pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran IPA berfungsi untuk :

    Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar dan mengajar yang efektif

    Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar

  • 8

    Meletakan dasar-dasar yang konkrit dan konsep yang abstrak sehingga

    dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme

    Membangkitkan motivasi belajar siswa

    2.2.1. Teori Belajar Behavioristik

    Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada

    penambahan pengetahuan, sedang belajar sebagai aktivitas "mimetic" yang

    menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah

    dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran

    menekankan pada keterampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti

    urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum

    secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku

    teks/buku wajib dengan penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi

    buku teks/buku wajib tersebut.

    Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau Input yang berupa

    stimulus dan keluaran atau Output yang berupa respon. Dalam contoh di atas,

    stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, misalnya daftar

    perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara tertentu, untuk membantu

    belajar siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Menurut teori

    behavioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting

    diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati

    hanyalah stimulus dan respon. oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru

    (stimulus) dan apa yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati

    dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan

    suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku.

    2.2.2. Teori Belajar Sosial

    Proses pembentukan perilaku dari tidak suka belajar menjadi suka belajar

    dapat dilakukan melalui banyak cara, diantaranya adalah dengan modeling. Jika

    sudah terbiasa belajar sejak kecil maka hal ini akan diobservasi oleh anak secara

    terus menerus dalam hidupnya. Kemudian anak tersebut mendapat fasilitas dari

    orang tuanya untuk mendorong minat belajar, misalnya berupa buku bacaan, buku

  • 9

    tulis dan kelengkapan lain, serta media cetak atau audio visual yang ditata secara

    menarik di rumah atau kelompok kelompok belajar yang ada.

    2.2.3. Teori Belajar Kognitif

    Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya

    media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d)

    fungsi kompensatoris. Fungsi atensi media merupakan inti, yaitu menarik dan

    mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang

    berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi

    pelajaran.

    Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa

    ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Fungsi kognitif media visual

    yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

    pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang

    terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pengajaran memberikan

    konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

    mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata

    lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan

    lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau

    disajikan secara verbal.

    Dunia pendidikan sains sangat mengharapkan kehadiran media

    pembelajaran yang mampu mengembangkan domain kognitif, psikomotor dan

    afektif anak yang bermutu tinggi. Kehadiran media seperti ini tidak bermakna

    apapun jika guru tidak mampu mengembangkan dan menggunakannya secara

    maksimal. Oleh karena itulah guru masih memiliki peranan dominan dalam

    menarik minat belajar anak serta mendukung perkembangan anak.

    Pembelajaran di sekolah memang membutuhkan berbagai alat peraga,

    media dan alat bantu lainnya karena memang usia anak sekolah di sekolah dasar

    masih membutuhkan hal itu semua. Oleh karena itu guru harus lebih kreatif,

    imajinatif, dan komunikatif dalam menciptakan atau memakai berbagai media

    untuk mereka.

  • 10

    Dalam proses pembelajaran sains media yang sesuai adalah media yang

    dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Media

    yang sesuai antara lain dengan menggunakan buku-buku yang bergambar menarik,

    sehingga siswa tertarik untuk belajar, selain itu dapat menggunakan KIT-KIT IPA

    yang sesuai untuk demonstrasi-demonstrasi yang sesuai dengan materi pelajaran

    sekolah, atau guru dapat menggunakan media yang tersedia di sekitar lingkungan

    kelas untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

    Masalah aplikasi dalam penggunaan media dan pengajaran di sekolah

    adalah masalah yang harus berdasarkan dengan kehidupan yang sesungguhnya dan

    harus membantu siswa menyadari bahwa pelajaran yang mereka peroleh

    merupakan satu proses yang berguna dan penting. Apabila suatu masalah diberikan,

    siswa bisa melihat manfaatnya.

    2.2.4. Teori Belajar Intelektual

    Dikarenakan cakupan Teori Belajar Intelektual masuk kedalam Teori

    Belajar Kognitif atau dengan kata lain cakupan teori ini masuk ke dalam Teori

    Belajar Kognitif, sehingga media pembelajaran yang sesuai pun hampir sama.

    Media yang sesuai antara lain dengan menggunakan buku-buku yang bergambar

    menarik, sehingga siswa tertarik untuk belajar, selain itu dapat menggunakan KIT-

    KIT IPA yang sesuai untuk demonstrasi-demonstrasi yang sesuai dengan materi

    pelajaran sekolah, atau guru dapat menggunakan media yang tersedia di sekitar

    lingkungan kelas untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

    2.3. Contoh-Contoh Media Pembelajaran Dalam Sains

    Media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantu

    membelajarkan peserta didik Sains antara lain:

    1. Benda-benda konkrit atau nyata

    Benda-benda konkrit adalah benda apa adanya atau benda asli tanpa

    perubahan. Dengan menggunakan benda konkrit, kualitas pembelajaran IPA akan

    meningkat karena siswa tidak hanya belajar produk IPA tapi juga memperoleh

    pengetahuan IPA melalui keterampilan proses sains. Contoh media benda konkret

    adalah rangkaian listrik, makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan, pesawat

  • 11

    sederhana, benda padat seperti batu, benda cair seperti air dan benda gas seperti

    asap. Benda-benda di atas dapat dibawa ke dalam kelas untuk diamati,

    diklasifikasikan, diukur, dan dipelajari melalui proses sains lainnya.

    Gambar 1. Gambar Rangkaian Listrik

    2. Lingkungan Alam

    Untuk mengenal lingkungan alam, siswa dibawa ke tempat objek

    yang akan dipelajari berada atau hidup. Metode belajar seperti ini sering

    disebut sebagai metode karyawisata. Misalnya, siswa dibawa ke kebun

    sekolah untuk mengamati bagian-bagian tumbuhan atau gerakan air di parit

    untuk mengamati pengaruh gaya gravitasi terhadap benda-benda di bumi.

    3. Kit IPA

    Perangkat IPA ini terdapat di dalam suatu peti. Peti ini berisi alat

    bantu belajar IPA yang sering dijumpai di dalam sebuah laboratorium. Alat-

    alat laboratorium ini dapat digunakan oleh guru untuk didemonstrasikan

    atau dikerjakan sendiri oleh siswa. Di dalam Kit IPA terdapat beberapa

    benda seperti tabung reaksi, gelas ukur, corong, pipet tetes dan bahan kimia

    tertentu misal HCl, H2SO4 dll.

    Gambar2. Gambar Kit perangkat IPA

  • 12

    4. Charta, Slide Film, dan Film

    Charta dan slide film dapat membantu guru dalam membelajarkan

    siswa tentang benda, ogan tubuh atau mahluk hidup yang jauh dari

    lingkungan siswa. Film dapat membantu siswa untuk mengetahui berbagai

    ekosistem dunia seperti

    padang rumput, padang

    pasir, hutan hujan basah,

    tundra, laut dan sebagainya

    yang letaknya jauh dari

    lingkungan sekitar siswa.

    Selain itu film-film tentang

    hewan akan menarik

    perhatian siswa dan

    member motivasi pada

    siswa untuk belajar dan

    bertanya.

    Gambar3. Gambar Charta

    5. Film Animasi

    Film animasi tentang fotosintesa, peredaran darah atau proses

    pencernaan makanan dapat lebih mudah dipahami siswa dibandingkan bila

    konsep-konsep tersebut diinformasikan kepada siswa dengan menggunakan

    metode ceramah. Fotosintesa, peredaran darah dan proses Pencernaan

    makanan merupakan konsep yang bersifat abstrak, sehingga film animasi

    dapat membantu siswa buntu memvisualisasikan konsep-konsep tersebut.

    6. Model

    Model adalah gambaran bentuk asli dari benda tiga dimensi. Misal

    a model paru-paru yang dapat dioperasikan oleh siswa agar memahami cara

    kerja paru-paru manusia dan apa yang menyebabkan paru-paru

    mengembang dan mengempis.

  • 13

    Gambar4. Gambar Model Cara Kerja Paru-Paru

    7. Torso

    Torso adalah model potongan tubuh

    manusia terbuat dari bahan sintetik berupa

    plastik atau tip. Torso memudahkan siswa

    untuk mempelajari anatomi tubuh manusia.

    Gambar5. Torso Manusia

    8. Globe

    Globe atau bola dunia adalah sejenis peta.

    Pada globe terdapat pembagian lautan dan daratan

    serta dapat diputarkan seperti bumi. Globe sering

    digunakan untuk membantu siswa dalam belajar

    Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)

    seperti letak suatu tempat di bumi, gerhana

    matahari maupun bulan.

    Gambar6. Gambar Globe

  • 14

    9. Infokus dan Reflektor

    Peralatan ini mempunyai banyak fungsi. Infokus dapat digunakan

    untuk memperbesar gambar dari transparan atau buku, dan menjadi kamera

    yang dapat menggambarkan suasana dalam kelas. Dengan infokus guru

    dapat mempertunjukkan segala sesuatu yang terdapat dalam layar komputer

    atau video disk ke layar lebar.

    Gambar7. Gambar Infokus

    10. Komputer

    Komputer yang dihubungkan dengan kabel telepon dapat digunakan

    siswa untuk mencari informasi melalui jaringan net working atau internet.

    Melalui internet, siswa dan guru dapat mencari bahan serta informasi

    tentang sains dari seluruh Negara bahkan dunia. Misalnya saat siswa

    mempelajari tentang cuaca siswa dapat mencari curah hujan, kecepatan

    angin dari berbagai tempat tanpa harus meninggalkan ruang kelas. Internet

    juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa melalui informasi

    yang diperoleh. Bahkan dengan fasilitas ini para siswa dapat saling bertukar

    informasi melalui e-mail atau surat elektronik dari seluruh penjuru dunia.