bab ii
TRANSCRIPT
-
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Belajar
2.1.1. Teori Belajar Behavioristik
Behaviorisme dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti
aliran. Behaviorisme merupakan pendekatan dalam psikologis yang di dasarkan
atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan di jelaskan secara
ilmiah. Teori-teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang
kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul.
Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang
berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada
lingkungannya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara
stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati
dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena
itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa
(respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran,
sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya
perubahan tingkah laku tersebut.
Teori behaviorisme menganalisa perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan
apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional. Behaviorisme hanya ingin
mengetahui bagaimana perilaku seseorang yang dikendalikan oleh faktor-faktor
lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Jadi
teori belajar behaviorisme lebih menekankan pada tingkah laku manusia.
-
4
Faktor yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement). Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik,
meliputi:
1. Obyek psikologi adalah tingkah laku
2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan
Ciri-ciri teori belajar behavioristik yakni:
1. Mementingkan pengaruh lingkungan (environmentalistis)
2. Mementingkan bagian-bagian (elentaristis)
3. Mementingkan peranan reaksi (respon)
4. Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5. Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu
6. Mementingkan pembentukan kebiasaan.
7. Ciri khusus dalam pemecahan masalah dengan mencoba dan gagal atau
trial and error.
2.1.2. Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku
(behavioristik). Teori belajar sosial menekankan bahwa lingkunganlingkungan
yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan, lingkunganlingkungan itu
kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut
Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan
mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari pembelajaran sosial adalah pemodelan
(modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam
pembelajaran terpadu. Teori belajar sosial yang juga dikenal sebagai teori
observational learning, belajar observasional/ dengan pengamatan. Teori Bandura
didasarkan pada tiga asumsi , yaitu:
1. Individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada di
lingkungannya, terutama perilaku-perilaku orang lain. Perilaku orang lain yang
ditiru disebut sebagai perilaku model atau perilaku contoh. Apabila peniruan itu
memperoleh penguatan, maka perilaku yang ditiru itu akan menjadi perilaku
-
5
dirinya. Proses pembelajaran menurut proses kognitif individu dan kecakapan
dalam membuat keputusan.
2. Terdapat hubungkait yang erat antara pelajar dengan lingkungannya.
Pembelajaran terjadi dalam keterkaitan antara tiga pihak yaitu lingkungan,
perilaku dan faktor-faktor pribadi.
3. Hasil pembelajaran adalah berupa kode perilaku visual dan verbal yang
diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Atas dasar asumsi tersebut, maka teori pembelajaran Bandura disebut
sosial-kognitif karena proses kognitif dalam diri individu memegang peranan dalam
pembelajaran, sedangkan pembelajaran terjadi karena adanya pengaruh lingkungan
sosial. Individu akan mengamati perilaku di lingkungannya sebagai model,
kemudian ditirunya sehingga menjadi perilaku miliknya. Dengan demikian, maka
teori Bandura ini disebut teori pembelajaran melalui peniruan. Perilaku individu
terbentuk melalui peniruan terhadap perilaku di lingkungan, pembelajaran
merupakan suatu proses bagaimana membuat peniruan yang sebaik-baiknya
sehingga bersesuaian dengan keadaan dirinya atau tujuannya. Teori ini menekankan
pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi.
Proses pembelajaran menurut Teori Bandura, terjadi dalam tiga komponen
(unsur) yaitu :
1. Perilaku Model (contoh)
Individu melakukan pembelajaran dengan proses mengenal perilaku
model (perilaku yang akan ditiru), kemudian mempertimbangkan dan
memutuskan untuk meniru sehingga menjadi perilakunya sendiri. Perilaku
model ialah berbagai perilaku yang dikenal di lingkungannya. Apabila
bersesuaian dengan keadaan dirinya (minat, pengalaman, cita-cita, tujuan,
dsb), maka perilaku itu akan ditiru.
2. Pengaruh Perilaku Model
Untuk memahami pegaruh perilaku model, maka perlu diketahui
fungsi model itu sendiri, yaitu:
Untuk memindahkan informasi ke dalam diri individu
Memperkuat atau memperlemah perilaku yang telah ada
Memindahkan pola-pola perilaku yang baru.
-
6
3. Proses Internal Pelajar
Model-model yang ada di lingkungan senantiasa memberikan
rangsangan kepada individu yang membuat individu memberikan tindak
balas apabila terjadi hubungkait antara rangsangan dengan dirinya. Macam-
macam model boleh berasal dari ibu-bapak, orang dewasa, guru, pemimpin,
teman sebaya, keluarga, tokoh-tokoh yang berpretise seperti penyanyi,
pahlawan, bintang film dan sebagainya.
2.1.3. Teori Belajar Kognitif
Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20 adalah teori
belajar kognitif, yaitu teori belajar yang melibatkan proses berfikir secara komplek
dan mementingkan proses belajar. Menurut Drs. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni
(2007: 89) yang menyatakan aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan
sekedar stimulus dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan
belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang sedang
belajar. Kutipan tersebut di atas berarti bahwa belajar adalah sebuah proses mental
yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunakan perilaku, sehingga
perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa
melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan lain
sebagainya. Selain itu teori belajar kognitif juga memandang belajar sebagai proses
pengfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal
dan memahami stimulus yang datang dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia
ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan informasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha
yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat
dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu
perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan
nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
2.1.4. Teori Belajar Intelektual
Teori perkembangan intelektual bertujuan untuk menjelaskan mekanisme
proses perkembangan individu mulai dari masa bayi, anak-anak sampai menjadi
-
7
individu yang dewasa yang mampu bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis.
Perkembangan genetika dalam organisme tertentu tidak seluruhnya dipengaruhi
oleh sifat-sifat keturunan dan tidak terjadi karena perubahan lingkungan, tetapi
sangat dipengaruhi oleh proses interaksi antara organisme dengan lingkungan.
Kecerdasan adalah proses adaptasi dengan lingkungan dan membentuk struktur
kognitif yang diperlukan dalam mengadakan penyesuaian dengan lingkungan.
Hasil perkembangan intelektual adalah kemampuan berpikir operasi formal.
Fungsi perkembangan intelektual adalah menghasilkan stuktur kognitif yang kuat
yang memungkinkan individu bertindak atas lingkungannya dengan luwes dan
dengan berbagai macam cara. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
intelektual adalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial dan proses
pengaturan diri (ekuilibrium).
2.2 Hubungan Antara Teori Belajar Dan Media Yang Digunakan Untuk
Pembelajaran Sains
Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori dan
praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat dalam
pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori, dalam prinsip-prinsip.
Hubungan antara teori dan praktek seyogyanya bersifat berlapis-lapis yang
integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap saling isi
mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji.
Media pembelajaran Sains merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh
guru Sains untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep ketika belajar
Sains, terutama media yang dapat dioperasionalkan sendiri oleh siswa. Sebagai alat
bantu, keefektifan dalam penggunaan media itu sendiri sangat tergantung pada
kemampuan guru dalam menggunakan dan memfasilitasi media itu sendiri. Media
pembelajaran digunakan untuk menggantikan sebagian besar peran guru sebagai
pemberi informasi atau pemberi materi pelajaran. Jadi secara umum media
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran IPA berfungsi untuk :
Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar dan mengajar yang efektif
Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar
-
8
Meletakan dasar-dasar yang konkrit dan konsep yang abstrak sehingga
dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme
Membangkitkan motivasi belajar siswa
2.2.1. Teori Belajar Behavioristik
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedang belajar sebagai aktivitas "mimetic" yang
menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah
dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran
menekankan pada keterampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum
secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku
teks/buku wajib dengan penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi
buku teks/buku wajib tersebut.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau Input yang berupa
stimulus dan keluaran atau Output yang berupa respon. Dalam contoh di atas,
stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, misalnya daftar
perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara tertentu, untuk membantu
belajar siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Menurut teori
behavioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati
hanyalah stimulus dan respon. oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru
(stimulus) dan apa yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati
dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan
suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku.
2.2.2. Teori Belajar Sosial
Proses pembentukan perilaku dari tidak suka belajar menjadi suka belajar
dapat dilakukan melalui banyak cara, diantaranya adalah dengan modeling. Jika
sudah terbiasa belajar sejak kecil maka hal ini akan diobservasi oleh anak secara
terus menerus dalam hidupnya. Kemudian anak tersebut mendapat fasilitas dari
orang tuanya untuk mendorong minat belajar, misalnya berupa buku bacaan, buku
-
9
tulis dan kelengkapan lain, serta media cetak atau audio visual yang ditata secara
menarik di rumah atau kelompok kelompok belajar yang ada.
2.2.3. Teori Belajar Kognitif
Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya
media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d)
fungsi kompensatoris. Fungsi atensi media merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Fungsi kognitif media visual
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris media pengajaran memberikan
konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata
lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikan secara verbal.
Dunia pendidikan sains sangat mengharapkan kehadiran media
pembelajaran yang mampu mengembangkan domain kognitif, psikomotor dan
afektif anak yang bermutu tinggi. Kehadiran media seperti ini tidak bermakna
apapun jika guru tidak mampu mengembangkan dan menggunakannya secara
maksimal. Oleh karena itulah guru masih memiliki peranan dominan dalam
menarik minat belajar anak serta mendukung perkembangan anak.
Pembelajaran di sekolah memang membutuhkan berbagai alat peraga,
media dan alat bantu lainnya karena memang usia anak sekolah di sekolah dasar
masih membutuhkan hal itu semua. Oleh karena itu guru harus lebih kreatif,
imajinatif, dan komunikatif dalam menciptakan atau memakai berbagai media
untuk mereka.
-
10
Dalam proses pembelajaran sains media yang sesuai adalah media yang
dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Media
yang sesuai antara lain dengan menggunakan buku-buku yang bergambar menarik,
sehingga siswa tertarik untuk belajar, selain itu dapat menggunakan KIT-KIT IPA
yang sesuai untuk demonstrasi-demonstrasi yang sesuai dengan materi pelajaran
sekolah, atau guru dapat menggunakan media yang tersedia di sekitar lingkungan
kelas untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Masalah aplikasi dalam penggunaan media dan pengajaran di sekolah
adalah masalah yang harus berdasarkan dengan kehidupan yang sesungguhnya dan
harus membantu siswa menyadari bahwa pelajaran yang mereka peroleh
merupakan satu proses yang berguna dan penting. Apabila suatu masalah diberikan,
siswa bisa melihat manfaatnya.
2.2.4. Teori Belajar Intelektual
Dikarenakan cakupan Teori Belajar Intelektual masuk kedalam Teori
Belajar Kognitif atau dengan kata lain cakupan teori ini masuk ke dalam Teori
Belajar Kognitif, sehingga media pembelajaran yang sesuai pun hampir sama.
Media yang sesuai antara lain dengan menggunakan buku-buku yang bergambar
menarik, sehingga siswa tertarik untuk belajar, selain itu dapat menggunakan KIT-
KIT IPA yang sesuai untuk demonstrasi-demonstrasi yang sesuai dengan materi
pelajaran sekolah, atau guru dapat menggunakan media yang tersedia di sekitar
lingkungan kelas untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
2.3. Contoh-Contoh Media Pembelajaran Dalam Sains
Media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk membantu
membelajarkan peserta didik Sains antara lain:
1. Benda-benda konkrit atau nyata
Benda-benda konkrit adalah benda apa adanya atau benda asli tanpa
perubahan. Dengan menggunakan benda konkrit, kualitas pembelajaran IPA akan
meningkat karena siswa tidak hanya belajar produk IPA tapi juga memperoleh
pengetahuan IPA melalui keterampilan proses sains. Contoh media benda konkret
adalah rangkaian listrik, makhluk hidup seperti tumbuhan dan hewan, pesawat
-
11
sederhana, benda padat seperti batu, benda cair seperti air dan benda gas seperti
asap. Benda-benda di atas dapat dibawa ke dalam kelas untuk diamati,
diklasifikasikan, diukur, dan dipelajari melalui proses sains lainnya.
Gambar 1. Gambar Rangkaian Listrik
2. Lingkungan Alam
Untuk mengenal lingkungan alam, siswa dibawa ke tempat objek
yang akan dipelajari berada atau hidup. Metode belajar seperti ini sering
disebut sebagai metode karyawisata. Misalnya, siswa dibawa ke kebun
sekolah untuk mengamati bagian-bagian tumbuhan atau gerakan air di parit
untuk mengamati pengaruh gaya gravitasi terhadap benda-benda di bumi.
3. Kit IPA
Perangkat IPA ini terdapat di dalam suatu peti. Peti ini berisi alat
bantu belajar IPA yang sering dijumpai di dalam sebuah laboratorium. Alat-
alat laboratorium ini dapat digunakan oleh guru untuk didemonstrasikan
atau dikerjakan sendiri oleh siswa. Di dalam Kit IPA terdapat beberapa
benda seperti tabung reaksi, gelas ukur, corong, pipet tetes dan bahan kimia
tertentu misal HCl, H2SO4 dll.
Gambar2. Gambar Kit perangkat IPA
-
12
4. Charta, Slide Film, dan Film
Charta dan slide film dapat membantu guru dalam membelajarkan
siswa tentang benda, ogan tubuh atau mahluk hidup yang jauh dari
lingkungan siswa. Film dapat membantu siswa untuk mengetahui berbagai
ekosistem dunia seperti
padang rumput, padang
pasir, hutan hujan basah,
tundra, laut dan sebagainya
yang letaknya jauh dari
lingkungan sekitar siswa.
Selain itu film-film tentang
hewan akan menarik
perhatian siswa dan
member motivasi pada
siswa untuk belajar dan
bertanya.
Gambar3. Gambar Charta
5. Film Animasi
Film animasi tentang fotosintesa, peredaran darah atau proses
pencernaan makanan dapat lebih mudah dipahami siswa dibandingkan bila
konsep-konsep tersebut diinformasikan kepada siswa dengan menggunakan
metode ceramah. Fotosintesa, peredaran darah dan proses Pencernaan
makanan merupakan konsep yang bersifat abstrak, sehingga film animasi
dapat membantu siswa buntu memvisualisasikan konsep-konsep tersebut.
6. Model
Model adalah gambaran bentuk asli dari benda tiga dimensi. Misal
a model paru-paru yang dapat dioperasikan oleh siswa agar memahami cara
kerja paru-paru manusia dan apa yang menyebabkan paru-paru
mengembang dan mengempis.
-
13
Gambar4. Gambar Model Cara Kerja Paru-Paru
7. Torso
Torso adalah model potongan tubuh
manusia terbuat dari bahan sintetik berupa
plastik atau tip. Torso memudahkan siswa
untuk mempelajari anatomi tubuh manusia.
Gambar5. Torso Manusia
8. Globe
Globe atau bola dunia adalah sejenis peta.
Pada globe terdapat pembagian lautan dan daratan
serta dapat diputarkan seperti bumi. Globe sering
digunakan untuk membantu siswa dalam belajar
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)
seperti letak suatu tempat di bumi, gerhana
matahari maupun bulan.
Gambar6. Gambar Globe
-
14
9. Infokus dan Reflektor
Peralatan ini mempunyai banyak fungsi. Infokus dapat digunakan
untuk memperbesar gambar dari transparan atau buku, dan menjadi kamera
yang dapat menggambarkan suasana dalam kelas. Dengan infokus guru
dapat mempertunjukkan segala sesuatu yang terdapat dalam layar komputer
atau video disk ke layar lebar.
Gambar7. Gambar Infokus
10. Komputer
Komputer yang dihubungkan dengan kabel telepon dapat digunakan
siswa untuk mencari informasi melalui jaringan net working atau internet.
Melalui internet, siswa dan guru dapat mencari bahan serta informasi
tentang sains dari seluruh Negara bahkan dunia. Misalnya saat siswa
mempelajari tentang cuaca siswa dapat mencari curah hujan, kecepatan
angin dari berbagai tempat tanpa harus meninggalkan ruang kelas. Internet
juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa melalui informasi
yang diperoleh. Bahkan dengan fasilitas ini para siswa dapat saling bertukar
informasi melalui e-mail atau surat elektronik dari seluruh penjuru dunia.