bab i resort terpadu kaba-kaba tabanan

10
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, Tujuan, Sasaran, Manfaat, serta metode Penelitian untuk Perancangan Objek Wisata Resort Terpadu di Wilayah Desa Kaba-Kaba, Tabanan. 1.1. Latar Belakang Resort merupakan tempat dari wisatawan untuk melakukan sebuah kegiatan relaksasi dan rerkreasi sambil menikmati keindahan alam sekitar. Resort sendiri memiliki berbagai jenis klasifikasi demi memenuhi kebutuhan rekreasi dan relaksasi para wisatawan yang memiliki kepenatan di dalam kehidupannya. Resort sendiri saat ini telah berkembang menjadi berbagai 1

Upload: gunk-radit

Post on 21-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Seminar TA Raditya Wasudewa

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I Resort Terpadu Kaba-Kaba Tabanan

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, Tujuan,

Sasaran, Manfaat, serta metode Penelitian untuk Perancangan Objek Wisata Resort Terpadu

di Wilayah Desa Kaba-Kaba, Tabanan.

1.1. Latar Belakang

Resort merupakan tempat dari wisatawan untuk melakukan sebuah kegiatan relaksasi

dan rerkreasi sambil menikmati keindahan alam sekitar. Resort sendiri memiliki berbagai

jenis klasifikasi demi memenuhi kebutuhan rekreasi dan relaksasi para wisatawan yang

memiliki kepenatan di dalam kehidupannya. Resort sendiri saat ini telah berkembang menjadi

berbagai macam versi yang tentu saja manambah opsi pariwisata yang ada pada daerah kota

maupun Desa tergantung resort itu berdiri.

Meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Bali khususnya Tabanan dari tahun

2010-2013 dengan titik tertinggi ada pada bulan Desember 2012 sebanyak 350.328 jiwa

wisatawan (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tabanan). Dari data tersebut tentunya

diharapkan akan meningkatkan kiat para investor untuk berinvestasi di Tabanan. Hal ini

kedepannya akan menuntut kegencaran para pengelola untuk meningkatkan kualitas dan

jenis-jenis pariwisata yang pada Tabanan itu sendiri. Khususnya pada desa Kaba-kaba

1

Page 2: Bab I Resort Terpadu Kaba-Kaba Tabanan

merupakan suatu wilayah yang masih mengalami perkembangan dalam segi pariwisatanya.

Namun pada kenyataannya dari data yang didapat perkembangan di Desa Kaba-Kaba dari

segi kepariwisataannya masih tergolong rendah dan masih kurang.

Investasi yang dilakukan oleh investor asing maupun lokal dalam pengembangan

villa, hotel, resort, cottage, dan berbagai macam sarana relaksasi dan rekreasi saat ini terkesan

hanya ada pada beberapa daerah yang memiliki keindahan pantai layaknya daerah seperti

Canggu, Nusa Dua, Jimbaran, dan kawasan seputaran Kuta. Perkembangan terus berjalan

tanpa tidak melihat beberapa daerah lain yang memiliki keunikan tersendiri yang tentunya

memberikan pilihan opsi suasana yang berbeda dari suasana pantai. Kaba-Kaba sendiri dari

segi bentang alam dan sosial budaya menjadi daya tarik tersendiri bila pengembangan

pariwisatanya dilakukan dengan baik. Namun hal ini tidak dibarengi dengan pengembangan

objek wisata yang baik sehingga terkesan daerah ini tertinggal dalam segi kepariwisataannya.

Dari informasi pada Rencana Tata Ruang Daerah No 16 Tahun 2009 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali 2009-2029 Desa Kaba-Kaba merupakan salah

satu daerah yang masih berkembang disegi pertanian dan juga pariwisata khusus. Sedangkan

dari Perpres: Rencana Pola Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita No 45, Tahun 2011, Desa

Kaba-kaba masuk dalam kategori Desa yang memiliki kawasan pertanian, kawasan

pariwisata, dan kawasan kesenian-sosial budaya. Dari data tersebut dapat dilihat Kaba-kaba

akan memiliki potensi bilamana didalamnya dirancang sebuah objek wisata didalamnya.

Dengan adanya perancangan sebuah objek wisata dengan memanfaatkan suasana yang

berbeda diharapkan dapat ikut mengembangkan kepariwisataan daerah ini sehingga

berdampak pada taraf ekonomi yang baik pada masyarakatnya.

Berdasarkan perkembangan di desa menurut Prebekel Desa Kaba-Kaba, Desa ini

sudah mulai dilirik oleh para investor-investor yang berniat untuk membuat suatu objek

pariwisata. Namun dalam batasan objek wisata tersebut berdiri sendiri tanpa mengikut

sertakan para masyarakat lokal didalamnya sehingga objek wisata tersebut sama sekali tidak

memberikan manfaat untuk masyarakat dimana objek wisata tersebut dibangun. Selain hal

tersebut sedikit pengembangan pariwisata didaerah ini yang mengikut sertakan penduduk

lokalnya. Sehingga diharapkan pada perancangan ini dapat membuat sebuah objek wisata

resort yang dapat menyuguhkan suasana yang berbeda bagi para wisatawan dan memberi

manfaat kepada para masyarakan lokal dengan mengikut sertakan masyarakat didalam

kegiatan resort itu sendiri. Hal ini pada akhirnya akan berdampak taraf ekonomi masyarakat

dan juga keunikan daerah ini dapat terekspose ke seluruh mancanegara.

2

Page 3: Bab I Resort Terpadu Kaba-Kaba Tabanan

Seperti yang kita ketahui Desa Kaba-Kaba merupakan salah satu desa di daerah

Tabanan yang memiliki kekayaan bentang alam yang masih natural namun belum

dimanfaatkan keindahan alamnya. Potensi yang ada tentunya sangat baik untuk diolah dan

dimanfaatkan kearah yang lebih baik. Maka dengan melihat seluruh kondisi diatas khususnya

perancangan sebuah wadah untuk memberikan sebuah fasilitas hunian pemuas hasrat dari

wisatawan baik untuk menginap, menikmati bentang alam, maupun untuk berekreasi perlu

dirancang sehingga melalui feedback yang ada pada resort ini dapat meningkatkan taraf hidup

daerah sekitar melalui lapangan kerja penduduk.

Aset yang akan dirancang adalah sebuah Resort dengan kumpulan fasilitas hunian dan

rekreasi yang tentunya memiliki keterpaduan pada daerah sekitar. Keterpaduan yang

dimaksud melalui keikutsertaan para masyarakat lokal dalam beberapa kegiatan resort

didalamnya. Kegiatan yang dimaksud identik dengan pemanfaatan alamnya yang masih

natural yang dipadukan dengan fasilitas rekreasi pada resort. Dengan adanya Resort ini

diharapkan akan memajukan, mengangkat, meramaikan, dan memfasilitasi kemajuan dunia

pariwisata umumnya pada daerah Bali dan khususnya pada daerah Kaba-kaba itu sendiri.

Resort terpadu ini sendiri merupakan salah satu rancangan yang dirasa cukup baik untuk

diaplikasikan pada daerah Kaba-kaba ini sendiri mengingat kekayaan alam berupa view

visual alam natural yang masih belum dimanfaatkan sebagai objek wisata terpadu. Sehingga

pada akhirnya diharapkan resort ini akan memberikan feedback kepada masyarakat disekitar

resort ini dibangun khususnya masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan didalamnya.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang maka dapat ditemukan rumusan masalah sebagai

berikut :

Apa tema dan jenis Resort yang akan dirancang dan cocok diwujudkan untuk

meningkatan pariwisata pada daerah ini?

Metode apa yang akan digunakan untuk menunjang pemahaman pada perancangan ini

sehingga sesuai dengan standar dan ketentuan sebuah resort?

Pemilihan studi banding dan keterlibatan apa yang akan digunakan pada perancangan

proyek ini?

Bagaimana spesifikasi proyek pada perancangan proyek ini?

Konsep arsitektural yang akan digunakan pada proyek ini sehingga bisa menunjang

keterpaduan dengan alam sekitar daerah yang akan dibangun?

1.3. Tujuan Perancangan

3

Page 4: Bab I Resort Terpadu Kaba-Kaba Tabanan

Jenis proyek yang dirancang adalah sebuah proyek resort terpadu, dengan fasilitas tempat

tinggal sementara, rekreasi, dan hiburan. Selain itu sesuai dengan fungsi terpadunya

memberikan suatu wadah kepada masyarakat untuk mempresentasikan hiburan, kesenian

budaya, dan membuat suatu aktivitas rekreasi pada daerah ini.

Merancang sebuah resort yang sesuai dengan teori-teori penunjang yang diulas pada studi

literatur, dan studi banding yang digunakan sebagai pamahaman penunjang sehingga

tercipta resort yang baik dalam segi fasilitas, kriteria dan spesifikasinya dalam

perealisasiannya.

Merancang sebuah resort yang dapat sesuai dengan standar-standar fasilitas yang ada

pada proyek studi banding lainnya sehingga proyek rancangan dapat memenuhi syarat

dari sebuah resort.

Dapat mengetahui civitas, aktivitas sehingga dapat melahirkan fasilitas yang akan ada

pada resort ini.

Merancang suatu konsep arsitektural yang dapat mempresentasikan budaya-budaya

sekitar pada desain perancangan bangunan resort, dan juga suatu bangunan yang bisa

sejalan dengan lingkungan tanpa merusak lingkungan yang akan dibangun.

1.4. Metode Perancangan

1.4.1. Metode Pengumpulan Data

Adapun beberapa metode yang digunakan untuk mendapatkan data dilihat dari jenis

data yang akan dikumpulkan dan digunakan. Adapun beberapa jenis data yang akan

dikumpulkan dan menentukan metode yang digunakan antara lain adalah:

a) Pengumpulan Data Primer

Yang dimaksud data primer merupakan data yang secara langsung dikumpulkan oleh

mahasiswa langsung dari sumbernya. Adapun beberapa metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data primer antara lain :

Metode Analisis

Saat diberikan data oleh sumber, penulis menyaring beberapa data yang dianggap

perlu dan kemudian diolah menjadi data yang lebih padat dan langsung menuju inti

permasalahannya.

Metode Observasi

4

Page 5: Bab I Resort Terpadu Kaba-Kaba Tabanan

Penulis mengumpulkan data dengan cara langsung terjun ke lapangan. Input data

dapat berupa catatan-catatan dari instansi maupun nara sumber bersangkutan dan tulisan

yang mencangkup data-data yang kemudian akan dimasukkan kepada seminar tugas akhir

ini.

Metode Wawancara

Penulis mengumpulkan data dengan cara wawancara atau tanya jawab dengan

pihak-pihak terkait dengan judul tugas akhir ini dan beberapa instansi Desa berdasarkan

wilayah yang digunakan pada tugas akhir ini.

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Dalam hal ini

penulis bertindak sebagai penerima data dari pengumpul data. Data ini dapat diperoleh dari

berbagai cara antara lain :

Pencarian Studi Literatur

Berupa buku-buku, jurnal, maupun artikel terkait jenis proyek yang bisa dijadikan

pedoman untuk merancang, dan menanggapi masalah yang ada di lapangan. Hal ini

kemudian digunakan sebagai pembanding guna melahirkan perancangan sesuai standar

dan menyelesaikan masalah yang akan ada pada saat perancangan.

Pengadaan Studi Banding

Mencari tinjauan proyek sejenis sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan

perancangan, dan juga mencari tinjauan data-data pendukung di instansi-instansi

pemerintah. Pengadaan studi banding ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang

telah tersedia pada sebuah objek kajian dan nantinya akan dijadikan acuan ataupun

pembanding dengan objek yang akan dirancang.

Pencarian Data Internet

Merupakan teknik pengumpulan data melalui internet (online) dengan cara

mencari data tentang kriteria, fasilitas dan karakteristik resort.

1.4.2. Metode Pengolahan Data

Adapun beberapa metode yang digunakan dalam mengolah data yang telah didapat

antara lain sebagai berikut:

a) Kompilasi Data

5

Page 6: Bab I Resort Terpadu Kaba-Kaba Tabanan

Data yang telah didapat kemudian akan dipilah, diinventarisasikan dan disusun sesuai

dengan fungsi dan kegunaannya. Hal ini dilakukan guna mempermudah dalam pengolahan

selanjutnya.

b) Analisis

Menguraikan setiap permasalahan yang ada dengan dukungan data yang didapat

sehingga didapat sebuah solusi atau pemecahan masalah yang tepat dengan permasalahan

yang ada.

c) Pembandingan

Melihat dan membandingkan proyek-proyek sejenis yang telah didapatkan hasil studi

literatur maupun studi banding dengan kenyataan dilapangan sehingga didapatkannya suatu

rancangan yang baik dan selaras dengan lapangan.

d) Klasifikasi Data

Menseleksi data sesuai dengan kebutuhan pada yang akan digunakan pada proyek

rancangan meliputi spesifikasi, batas-batas, dan kepentingannya.

e) Integrasi Data

Menyeleksi kembali hasil uraian dengan data proyek rancangan dengan tujuan

mendapatkan hasil penyelesaian masalah yang tepat.

1.4.3. Metode Penyimpulan Data

Metode yang digunakan untuk menyimpulkan data adalah sebagai berikut :

a) Induktif

Metode penarikn kesimpulan ini dilakukan dengan melihat permasalahan yang ada

dan terjadi,hal ini diaplikasikan pada langkah awal pencarian data-data mengenai Resort

terpadu di Desa Kaba-Kaba Tabanan.

b) Deduktif

Metode penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan melihat masalah dari mikro ke

makro (yang bersifat khusu ke umum),hal ini diaplikasikan dalam pembuatan konsep

perancangan bangunan yang dibuat sedetail dan sejelas mungkin,namun tetap mengacu

kepada tujuan umumnya.

6