bab i pendahuluan (pembahasan).doc

7
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 1.6. Pembahasan 1.6.1. Sublevel Caving Sublevel Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top slicing tetapi penambangan dari sub level artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan cara meruntuhkan atau mengambrukkan. Suatu tumpukan bekas penyanggah (timber mat) akan terbentuk di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya. Metode ini cocok untuk endapan–endapan bijih yang memiliki sifat seperti Bentuk endapan tidak homogen, kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan–bongkahan dan akan menjadi penyanggah batuan terhadap timber di bawahnya dan kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan penyanggahaan biasa tetapi endapan ini akan runtuh bila penyanggaan ini diambil. Sublevel Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk tambang bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya kecelakaan yang terjadi yaitu tertimpa oleh penyanggah sendiri. Metode ini digunakan dalam ore bodies besar dengan bijih relatif lemah dan dengan wall rock lemah yang akan Kelompok 20

Upload: boysetiady

Post on 14-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1.6. Pembahasan1.6.1. Sublevel CavingSublevel Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top slicing tetapi penambangan dari sub level artinya penambangan dari atas ke bawah dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi seluruh ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan cara meruntuhkan atau mengambrukkan.

Suatu tumpukan bekas penyanggah (timber mat) akan terbentuk di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.

Metode ini cocok untuk endapanendapan bijih yang memiliki sifat seperti Bentuk endapan tidak homogen, kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahanbongkahan dan akan menjadi penyanggah batuan terhadap timber di bawahnya dan kekuatan bijih lemah tetapi batuan tidak runtuh untuk beberapa waktu dengan penyanggahaan biasa tetapi endapan ini akan runtuh bila penyanggaan ini diambil.

Sublevel Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk tambang bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya kecelakaan yang terjadi yaitu tertimpa oleh penyanggah sendiri.

Metode ini digunakan dalam ore bodies besar dengan bijih relatif lemah dan dengan wall rock lemah yang akan runtuh sebagai bijih akan dihapus. Kondisi geologi harus mengizinkan penurunan, dan bijih besi harus cukup disambung atau patah untuk membentuk fragmen cukup kecil untuk dapat menutupi bagian ore yang diambil.Secara garis besar, tahapan ekstraksi atau pengambilan endapan bijih pada metode tambang bawah tanah sublevel caving terbagi menjadi dua yaitu, development atau tahapan awal dimana dilakukan pembuatan lubang yang menembus bahan galian atau endapan bijih yang ingin ekstraksi dan yang kedua production drilling and charging atau tahapan dimana dilakukannya pengeboran lubang ledak yang berada di atas terowongan itu dan kemudian diisi bahan peledak.

Keuntungan menggunakan metode penambangan sublevel caving antara lain biaya penambambangannya lebih murah, tidak ada pillar yang di tinggalkan sehingga produksinya lebih besar, kemungkinan terjadinya kebakaran kecil karena penggunaan penyanggah kayu sedikit kecuali pada endapan endapan sulfida, ventilasi lebih baik dibandingkan dengan top slicing, bisa mengadakan pencapuran dengan memilih penambangan dari berbagai lombong yang berbeda kadarnya dan pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih, sehingga sekaligus dapat berproduksi.Sedangkan kerugian menggunakan metode ini antaralain sukar untuk mengadakan tambang pilih (selective mining), karena tak dapat ditambang bagian demi bagian, perolehan tambang tidak terlalu tinggi, dillution sering terjadi sampai 10 % bila dillution harus rendah maka mining recoverynya juga menurun serta cara penambangan yang kurang luwes karena terlalu banyak syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah diubah ke metode lain.

Peralatan yang digunakan pada metode sublevel caving antara lainpemboran (daerah undercut), mengunakan alat pneumatic dan rotary percussion, peledakan (daerah undercut), bahan peledak yang digunakan umumnya adalah emulsion, pemuatan (dari drawbell atau orepass), peralatan yang di gunakan adalah Loader, pengankutan (pada level utama) dan peralatan yang digunakan adalah LHD dan belt conveyor.

*Sumber : Persiapan pembukaan Tambang Bawah Tanah (Underground Mining Development), 2001

Gambar 1.29

Sublevel Caving1.6.2. Stull StopingMetode ini menggunakan pilar buatan dari waste rock dan stull timber yang menganga dan melintang pada stope. Stull dipasang pada geometri yang sistematis, berfungsi sebagai tempat berpijak pekerja dan peluncur bijih, membentuk corongan dan mainway lining dan sebagai penyangga lokal.

Stull adalah penyanggaan kayu (timber) yang dipasang langsung dari hanging wall ke foot wall. Metode ini biasanya diaplikasikan pada badan bijih dengan ketebalan kurang dari 5-7 meter, badan bijih dengan kemiringan 50-90, bijih dengan kemiringan kurang dari 45 memerlukan slusher untuk mengambil broken ore, bijih kadar tinggi yang memerlukan recovery tinggi dibandingkan biaya penambangannya, sebagai alternatif metode cut and fill bila material filling tidak tersedia atau bila tersedia pasokan timber yang murah dan batuan dinding cukup kompeten, sehingga rongga bekas penambangan tidak perlu di-filling

Keuntungan menggunakan metode stull stoping ini antara lain bijih dapat di sortir di dalam stope dan waste di tinggalkan dalam stope, dapat digunakan untuk menambang bijih yang mempunyai batas tidak jelas, relatif memberikan kondisi kerja yang aman, dapat dirubah menjadi metode lain, misal cut and fillSedangkan kerugian menggunakan metode ini antara lain memerlukan penyanggan timber yang banyak, dalam waktu lama kekuatan timber berkurang dan dinding stope bisa runtuh atau menumbulkan amblesan dan labour intensive dan mungkin sukar memperoleh buruh termpil Cara penambangan pada stull stoping antara lain, yang pertamana Penerapannya dibatasi oleh panjang stull, yang kedua untuk menghindari amblesan (surface subsidence) maka harus diisi deganmaterial pengisi sehingga dapat berubah menjadi cut and fill dan yang terakhir kalau penurunan permukaan bumi, maka lubang bekas lombong dapat dibiarkan kosong dan runtuh sendiri maka biasanya yang dipakai top slicing.

*Sumber : Badang DIKLAT Tambang Bawah Tanah

Gambar 1.30

Stull StopingKelompok 20