bab i pendahuluan a. latar...
TRANSCRIPT
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
1
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kayu manis merupakan salah satu rempah-rempah yang paling banyak digunakan
sejak dulu. Dikenal dengan aroma khasnya yang memberikan cita rasa unik pada
masakan, serta berbagai khasiat kandungannya bagi kesehatan, kayu manis menjadi salah
satu jenis rempah-rempah favorit di dunia. Sebagian negara bahkan menyebut kayu
manis sebagai “The Taste of Life”. Kegunaannya yang terkenal bahkan sampai membuat
namanya masuk ke dalam kisah-kisah Alkitab dan kitab Talmud.
Asia Tenggara merupakan pemasok kebutuhan kayu manis tertinggi di dunia. Dari
100.000 ton/tahun kebutuhan kayu manis dunia, Asia Tenggara mampu memproduksi
sekitar 160.000 ton/per tahun dengan Vietnam (55.000 ton/tahun) dan Indonesia
(100.000 ton/tahun) sebagai produsen utama. Di Indonesia sendiri, produksi kayu manis
tersebar di 19 provinsi. Ditemukan paling banyak di Sumatera Barat dan Jambi, terutama
di Kabupaten Kerinci.
Namun, sangat disayangkan bahwa tingginya produktivitas kayu manis di
Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara tidak diimbangi dengan adanya teknologi
pengolahan yang memadai. Hingga saat ini, kayu manis yang diekspor keluar Asia
Tenggara adalah kayu manis mentah tanpa pengolahan lebih lanjut. Akibatnya, negara-
negara produsen kayu manis ini hanya memperoleh nilai jual minimum.
Di Indonesia sendiri, harga kayu manis cenderung turun dari tahun ke tahun. Hal
ini terjadi akibat adanya krisis moneter pada tahun 1998. Selain itu, ketersediaan bahan
baku yang terlalu banyak dengan jumlah permintaan yang tidak begitu banyak,
menyebabkan harga kayu manis Indonesia menjadi sangat murah.
Pada tahun 2001, harga kayu manis mampu mencapai Rp 11.000,00/kg, namun
harga tersebut terus turun sampai mencapai angka Rp 3.000,00/kg pada tahun 2006
hingga sekarang.
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
2
Pendahuluan
Gambar 1. Tren Harga Kayu Manis di Indonesia
Berangkat dari harga kayu manis yang sangat murah, maka dibutuhkan industri
pengolahan kayu manis menjadi produk turunannya di Asia Tenggara. Tujuannya, selain
untuk meningkatkan nilai produk, adanya industri pengolahan kayu manis juga
mengurangi stok bahan baku kayu manis yang ada. Dengan jumlah permintaan tetap dan
ketersediaan bahan baku yang lebih sedikit, hal ini mampu meningkatkan nilai jual kayu
manis mentah yang tersisa. Sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan
ekonomi negara-negara Asia Tenggara.
Penentuan produk turunan hasil olahan kayu manis
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai produk kayu manis.
Cara yang paling sederhana adalah dengan mengeringkan kayu manis dan menumbuknya
menjadi serbuk. Serbuk tersebut biasa digunakan secara langsung untuk memberikan cita
rasa dan aroma pada makanan. Sedangkan cara lain adalah dengan mengambil minyak
atsiri yang terkandung dalam kulit kayu manis untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
Pemanfaatan minyak atsiri tersebut bisa bermacam-macam, bisa digunakan langsung
sebagai pemberi cita rasa pada makanan, atau bisa diolah lebih lanjut sebagai bahan
tambahan dalam industri parfum, kosmetik, maupun farmasi.
Kulit kayu manis mengandung 2% minyak atsiri dengan kandungan utama berupa
cinnamaldehyde (90%). Untuk mengambil minyak atsiri tersebut, dapat dilakukan
dengan ekstraksi padat-cair dengan menggunakan steam distillation. Kemudian, isolasi
cinnamaldehyde dari kulit kayu manis dapat dilakukan dengan ekstraksi menggunakan
solven untuk memisahkan cinnamaldehyde dari kandungan-kandungan lain dalam
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Rp
Tahun
Tren Harga Kayu Manis di Indonesia
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
3
Pendahuluan
minyak atsiri. Selanjutnya, hasil ekstraksi dilewatkan ke flash drum untuk memisahkan
cinnamaldehyde dari solven. Dengan mengolah kayu manis menjadi cinnamaldehyde,
perbandingan harga bahan baku dan produk mampu mencapai 1:4. Padahal
cinnamaldehyde masih dapat ditingkatkan nilai ekonominya dengan pengolahan lebih
lanjut.
Pengolahan cinnamaldehyde dapat menghasilkan beberapa pilihan produk turunan
seperti cinnamic acid, dihydrocinnamyl alcohol, dan benzaldehyde. Produk-produk
turunan tersebut juga biasanya digunakan pada industri farmasi, makanan, dan bahan
tambahan pada industri kimia yang lain.
Benzaldehyde adalah produk turunan cinnamaldehyde yang paling menarik untuk
diproduksi secara massal. Pasalnya, benzaldehyde adalah bahan kimia yang paling
banyak digunakan dalam industri serupa selain vanili. Selain itu, dari segi ekonomi,
harga jual benzaldehyde alami dapat mencapai USD 27,000/200 kg (tahun 2013). Untuk
memproduksi 200 kg benzaldehyde tersebut, dibutuhkan 15 ton kayu manis dengan harga
Rp 45.000.000 atau sekitar USD 4,500. Maka, dengan membandingkan harga bahan
baku yang dipakai dengan harga produk, peningkatan harga kayu manis dapat mencapai
6 kali lipat harga bahan baku. Terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai jual yang cukup
signifikan dengan pengolahan kayu manis menjadi benzaldehyde.
Walaupun harga benzaldehyde alami sangat mahal dibandingkan dengan
benzaldehyde sintetis, benzaldehyde alami memiliki pasar sendiri yang tidak dapat
dibandingkan dengan benzaldehyde sintetis. Justru permintaan akan benzaldehyde alami
meningkat setiap tahun. Hal ini terjadi karena kualitas aroma dan rasa yang didapat dari
benzaldehyde alami lebih original dan lebih kuat jika dibandingkan dengan yang sintetis.
Akibatnya, pasar lebih banyak melirik pada benzaldehyde alami dibandingkan pada
benzaldehyde sintetis.
Dengan tinjauan prospek harga dan pasar, maka dipilihlah benzaldehyde sebagai
produk turunan dari kayu manis dalam perancangan pabrik kimia ini.
Analisis Pasar
Untuk menentukan kapasitas dan kelayakan pasar, maka diperlukan analisis
berdasarkan poin-poin sebagai berikut:
1. Ketersediaan bahan baku
Sesuai dengan namanya, benzaldehyde alami adalah bahan kimia yang bahan
dasarnya diperoleh dari makhluk hidup (bio-based). Dalam hal ini, bahan tersebut
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
4
Pendahuluan
adalah kayu manis. Bahan baku bio-based adalah bahan baku yang ketersediaannya
tidak begitu banyak di alam namun memiliki waktu produksi yang relatif lebih cepat
dibandingkan dengan bahan baku yang tidak seperti minyak bumi, maupun bahan
tambang. Bahan baku yang demikian biasanya memiliki stok yang cukup banyak di
bumi, namun memerlukan waktu yang relatif lama untuk memproduksi kembali di
alam.
Karena ketersediaannya yang tidak begitu banyak, maka pabrik yang berbahan
dasar bio-based tidak bisa memproduksi produknya dalam kapasitas yang besar.
Dengan produksi kayu manis Indonesia yang sebanyak 100.000 ton/tahun,
benzaldehyde yang dapat diproduksi dari semua kayu manis Indonesia saja maksimal
hanya mencapai angka 1200 ton/tahun. Angka yang relatif sedikit jika dibandingkan
dengan pabrik-pabrik kimia pada umumnya yang mampu mencapai angka puluh-
ribuan ton/tahun. Oleh karena itu, kapasitas pabrik natural benzaldehyde tidak akan
melebihi angka 600 ton/tahun.
2. Potensi dan permintaan pasar
Natural benzaldehyde memang memiliki harga yang relatif lebih mahal
dibandingkan dengan benzaldehyde sintetik yang banyak beredar di pasaran. Maka
tidak heran jika jumlah permintaan terhadap benzaldehyde sintetik jauh lebih banyak.
Didukung dengan stok toluen sebagai bahan baku benzaldehyde yang jumlahnya
relatif jauh lebih banyak dibandingkan dengan kayu manis.
Namun, dibandingkan dengan benzaldehyde sintetik, natural benzaldehyde jauh
lebih populer dan memiliki pasar yang lebih kuat. Dibandingkan dengan benzaldehyde
sintetik, proses produksi natural benzaldehyde lebih ramah lingkungan dan lebih
sehat. Natural benzaldehyde cenderung lebih memiliki sedikit pengotor dan lebih
layak dikonsumsi secara pangan oleh makhluk hidup.
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
5
Pendahuluan
3. Kapasitas pabrik yang sudah ada
Dari beberapa referensi yang didapat, pabrik-pabrik natural benzaldehyde yang
sudah ada memiliki range kapasitas produksi sebesar 60 – 500 ton/tahun. Data yang
didapat adalah sebagai berikut:
No Nama Pabrik Kapasitas Produksi
1 Orchid Chemical Supplies Ltd. 300 metrik ton/tahun
2 Anhui Haibei Import & Export
Co., Ltd.
500 ton/tahun
3 Hefei J & S Import-Export
Trading Co., Ltd
60 metrik ton/tahun
4 Hangzhou Lin’an Yaoshi Coal
Industry Co., Ltd
10 metrik ton/minggu
5 Taizhou Songke Mould Co.,
Ltd
10 metrik ton/minggu
6 Guangzhou Renown Chemical
Co., Ltd
10 ton/bulan
7 Guangzhou Shiny Co., Ltd 20 ton/bulan
Tabel 3. Perbandingan Kapasitas Produksi Benzaldehyde Alami dari Beberapa Industri
Maka, dengan ketiga pertimbangan tersebut, dipilihlah angka sebesar 600
ton/tahun sebagai kapasitas dari pabrik benzaldehyde berbahan dasar baku kayu
manis.
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
6
Pendahuluan
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kayu Manis
Gambar 2. Pohon Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)
Kayu manis adalah salah satu jenis rempah-rempah yang sangat terkenal di
dunia. Manfaat dan khasiatnya sangat terkenal bahkan sampai berkilo-kilometer
jauhnya dari tempat asalnya. Begitu terkenalnya kayu manis sampai namanya
sempat disebut-sebut dalam kisah-kisah di kitab Alkitab dan Talmud. Kayu manis
pulalah yang membuat bangsa Eropa menjajah kawasan Asia Tenggara hanya untuk
mendapatkannya.
Gambar 3. Kulit Kayu Manis
Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam tumbuhan jenis kayu.
Dari 54 spesies kayu manis yang dikenal di dunia, 12 di antaranya terdapat di
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
7
Pendahuluan
Indonesia. Dari ke-12 spesies marga cinnamon yang ada di Indonesia, yang paling
banyak ditemukan dan gunakan adalah Cinnamomun burmani.
Secara fisik, tanaman kayu manis memiliki tinggi sekitar 5 – 15 meter dengan
kulit kayu yang berwarna abu-abu tua dengan baunya yang khas. Tanaman ini kaku
seperti kulit. Letaknya berseling dan panjang tangkai daunnya mampu mencapai 0.5
– 1.5 cm dengan 3 buah tulang daun yang melengkung.
Kayu manis berkembang biak dengan menggunakan bunga sempurna yang
berwarna kuning dengan 6 helai kelopak bunga. Benang sarinya berjumlah 12 helai
dengan kotak sari beruang empat. Persarian dibantu oleh serangga. Dari hasil
persarian ini, akan muncul buah-buah kayu manis yang berwarna hijau ketika muda
dan ungu ketika tua. Buahnya berbentuk bulat memanjang dengan panjang sekitar
1.30 – 1.60 cm dengan diamter 0.35 – 0.75. Panjang biji 0.84 – 1.32 cm dan
diameter 0.59 – 0.68.
Gambar 4. Bunga Kayu Manis
Kayu manis dapat tumbuh pada ketinggian hingga 2000 dpl. Namun
Cinnamomum burmanii akan tumbuh lebih baik jika ditanam 500 – 1500 dpl dengan
curah hujan sebesar 2.000 – 2.500 mm/tahun. Curah hujan yang terlalu tinggi akan
membuat rendemen hasil panennya rendah.
Klasifikasi Kayu Manis
Kerajaan Plantae
Divisio Magnoliophyta
Kelas Megnoliopsida
Ordo Laurales
Suku Lauraceae
Marga Cinnamomum
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
8
Pendahuluan
Spesies Cinnamomum burmanii Bl
Tabel 1. Klasifikasi Biologis Kayu Manis
Kayu manis sangat bermanfaat dan berkhasiat karena minyak atsiri yang
terkandung di dalamnya. Minyak atsiri dalam kayu manis hanya berjumlah 2% dari
persen berat kayu manis. Kandungan minyak atsiri tersebut 80 – 90% nya adalah
cinnamaldehyde, sedangkan sisanya adalah eugenol, cinnamyl acetate, styrene, dan
banyak lagi dengan kandungan yang sangat sedikit.
Gambar 5. Buah Kayu Manis
Kayu manis biasa digunakan sebagai bumbu baik pada makanan manis maupun
pada makanan asin. Aroma dan khasiatnya yang khas juga membuatnya banyak
digunakan untuk kesehatan dan penyembuhan. Minyak atsiri yang didapat pun tidak
jarang digunakan sebagai bahan campuran untuk parfum.
2. Benzaldehyde
Benzaldehyde adalah senyawa aromatik aldehid paling sederhana yang terdiri
dari benzene dengan gugus formaldehyde dan yang paling banyak digunakan dalam
dunia industri. Secara fisik, benzaldehyde berbentuk cairan yang tak berwarna pada
suhu ruangan dan memiliki bau-bauan yang khas.
Benzaldehyde pertama kali diekstraksi dari bitter almond pada tahun 1803 oleh
seorang Prancis bernama Martres. Hampir 30 tahun setelahnya, kimiawan Jerman,
Friedrich Wohler dan Justus von Liebig, berhasil mensintesis benzaldehyde dari
toluen.
Gambar 6. Struktur Molekul Benzaldehyde
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
9
Pendahuluan
No Karakteristik Penjelasan
1 Rumus molekul C7H6O
2 Berat molekul 106.12
3 Titik leleh -26 oC
4 Titik didih 179.2 oC
5 Fase Liquid
6 Flash point 64 oC (c-cup)
7 Massa jenis 1.0415 g/cm3 (20
oC)
8 Tekanan uap 0.130 kPa (20 oC)
9 Kelarutan dalam air 6.55 g/L (25 oC)
10 Kelarutan dalam pelarut
lain
Dapat dicampur dengan
alkohol, eter, dan minyak
hidrokarbon.
11 Titik beku -56 oC
12 Auto-flammability 190 oC
13 Kereaktifan Sangat kuat
Tabel 2. Karakter Fisis Benzaldehyde
Karena baunya yang khas, benzaldehyde banyak digunakan dalam industri
parfum dan makanan sebagai penambah cita rasa. Selain itu, benzaldehyde juga
banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam industri farmasi, plastik, zat
warna dan industri resin. Benzaldehyde juga memiliki peran penting dalam sintesis
organik sebagai zat antara.
Saat ini, benzaldehyde yang beredar di pasaran terdiri dari dua jenis
benzaldehyde. Jenis pertama adalah benzaldehyde alami. Sedangkan jenis yang
kedua adalah benzaldehyde sintetis. Yang membedakan benzaldehyde alami dengan
sintetis adalah pada bahan baku yang digunakan untuk mendapatkan benzaldehyde.
Bahan baku benzaldehyde alami berasal dari minyak atsiri yang diekstrak dari
tumbuhan seperti bitter almond. Sedangkan bahan baku benzaldehyde sintetis
biasanya berasal dari bahan kimia yang tidak terdapat dalam makhluk hidup. Bahan
kimia tersebut berasal dari hasil samping dari pengolahan minyak bumi, yaitu
toluen.
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
10
Pendahuluan
Banyak cara untuk mendapatkan benzaldehyde alami. Salah satu caranya adalah
dengan ektraksi bitter almond. Komponen minyak atsiri dalam bitter almond
sebagian besar adalah benzaldehyde sehingga untuk mendapatkannya pun tidak
terlalu sulit. Namun, bitter almond juga mengandung asam sianida yang beracun,
sehingga dibutuhkan proses pemisahan yang komprehensif untuk mendapatkan
benzaldehyde alami tanpa mengandung asam sianida.
Cara yang lain adalah dengan hidrolisis minyak atsiri dari kayu manis untuk
membentuk benzaldehyde. Seperti yang telah dibahas dalam bahasan sebelumnya,
minyak atsiri kayu manis 90% nya berupa cinnamaldehyde. Cinnamaldehyde inilah
yang kemudian di hidrolisis untuk mendapatkan hasil berupa benzaldehyde dengan
hasil samping acetaldehyde.
Sedangkan untuk mendapatkan benzaldehyde sintetis, bahan baku utama yang
biasa dipakai adalah toluen. Secara garis besar, proses pembentukan benzaldehyde
dari toluen adalah dengan reaksi klorinasi toluen dengan kemurnian 98% yang
ditunjukan dalam persamaan reaksi sebagai berikut:
C6H5CH2 + 2Cl2 C6H5CHCl2 + 2HCl ... (1)
C6H5CHCl2 + H2O C6H5CHO + 2HCl ... (2)
Reaksi tersebut dijalankan dengan menggunakan katalis berupa asam atau alkali.
Namun reaksi tersebut menghasilkan asam klorida yang sangat korosif sehingga
proses tersebut akan sangat mahal dalam pemilihan alat dan pengolahan limbah.
Metode pembentukan benzaldehyde dari toluen yang lain adalah dengan
oksidasi toluen dengan udara. Ada dua metode dalam proses oksidasi ini. Yang
membedakan metode tersebut adalah jenis katalis yang dipakai, manganese dioksida
dengan cobalt dan vanadium pentoks. Namun, reaksi oksidasi toluen ini
membutuhkan energi yang sangat banyak sehingga prosesnya cenderung mahal.
Dari segi kualitas benzaldehyde yang dihasilkan, benzaldehyde alami memiliki
kualitas yang lebih baik dibanding benzaldehyde sintetis. Hal ini terjadi karena
pengaruh pengotor yang terkandung dalam benzaldehyde sintetis. Pada
benzaldehyde alami, bau dan rasa yang didapatkan jauh lebih kuat dibandingkan
benzaldehyde sintetis.
Selain karena kualitas produk, secara keberlanjutan industri, benzaldehyde alami
lebih berkelanjutan dibandingkan dengan benzaldehyde sintetis. Hal ini karena
sumber bahan baku benzaldehyde alami yang berasal dari sumber daya yang
terbarukan. Walaupun jumlah bahan baku benzaldehyde alami lebih sedikit dan
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
11
Pendahuluan
dengan produksi yang lebih sedikit, kemampuan bahan baku alami tersebut untuk
beregenerasi jauh lebih cepat. Sedangkan ketersediaan toluen yang berasal dari
minyak bumi tidak akan bertahan lama karena masa regenerasinya yang sangat lama.
3. Pemilihan Proses
Benzaldehyde dapat dibuat dari bahan baku berupa kulit kayu manis melalui
beberapa tahap. Tahap pertama adalah pengambilan cinnamaldehyde dari kulit kayu
manis, yang dilanjutkan dengan reaksi cinnamaldehyde menjadi benzaldehyde.
Tahap terakhir yaitu pemurnian produk benzaldehyde yang dihasilkan dari reaksi.
a. Tahap Persiapan Bahan Baku
Tahap persiapan bahan baku adalah tahap persiapan mulai dari pengolahan
bahan baku mentah berupa kulit kayu manis sampai mendapatkan
cinnamaldehyde-nya. Ketika masih dalam bentuk padatan, kayu manis
dihancurkan terlebih dahulu menjadi butiran-butiran kecil halus baru dilakukan
proses pemungutan cinnamaldehyde di dalamnya. Untuk mendapatkan
cinnamaldehyde, dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut.
Mula-mula, minyak atsiri dalam kulit kayu manis diambil dengan metode
steam distillation. Steam distillation adalah metode pemungutan minyak atsiri
dengan cara menguapkan bahan baku alami dengan steam. Uap hasil proses
tersebut kemudian didinginkan sehingga mendapatkan campuran heterogen air
dengan minyak atsiri yang kandungan utamanya adalah cinnamaldehyde. Untuk
memperoleh cinnamaldehyde murni, campuran diekstraksi menggunakan solven
cair, kemudian ekstrak yang diperoleh dilewatkan melalui flash drum untuk
memisahkan cinnamaldehyde dari solvennya.
Karena kadar cinnamaldehyde dalam setiap steam distillation berbeda-beda,
maka untuk menyamakan spesifikasi bahan baku, digunakan kolom equalizer
dengan pengaduk. Ini digunakan untuk menyamakan konsentrasi
cinnamaldehyde di setiap tempat sehingga setiap minyak atsiri yang masuk ke
dalam reaktor berikutnya selalu memiliki konsentrasi cinnamaldehyde yang
sama.
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
12
Pendahuluan
b. Tahap Reaksi
Pembuatan benzaldehyde dari cinnamaldehyde belum banyak dilakukan
secara komersial. Meskipun demikian, telah dikenal beberapa proses yang dapat
dilakukan untuk mereaksikan cinnamaldehyde menjadi benzaldehyde.
Perbedaan proses-proses tersebut terletak pada metode, penggunaan reaktan,
serta penggunaan katalis dalam reaksi. Meskipun demikian, secara umum,
proses yang dilakukan adalah proses hidrolisis.
Gambar 7. Struktur molekul cinnamaldehyde
Gambar 8. Struktur molekul benzaldehyde
Gambar 9. Reaksi oksidasi cinnamaldehyde menjadi benzaldehyde dan
acetaldehyde
Beberapa reaksi pembentukan benzaldehyde dari cinnamaldehyde yang
ditemukan adalah sebagai berikut:
i. Ozonisasi cinnamaldehyde
Metode ini mengoksidasi cinnamaldehyde dengan proses ozonisasi.
Pembuatan benzaldehyde dengan ozonisasi cinnamaldehyde membutuhkan
kondisi anhydrous dengan suhu 273 K, sehingga secara aplikasi cukup sulit
untuk dilakukan. Pembuatan benzaldehyde dengan cara ini dapat
menghasilkan yield benzaldehyde mencapai 62%.
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
13
Pendahuluan
ii. Penggunaan near-critical water
Pada proses ini, digunakan near-critical water dengan kondisi suhu 553
K dan tekanan 15 MPa sebagai solven saat mereaksikan cinnamaldehyde
menjadi benzaldehyde. Kondisi reaksi yang memerlukan suhu dan tekanan
ekstrim tinggi menyebabkan metode ini kurang menguntungkan untuk
diaplikasikan. Selain itu, yield benzaldehyde yang dapat dicapai dengan
metode ini relatif kecil dibandingkan dengan metode-metode lainnya, yaitu
hanya mencapai 57%.
iii. Penggunaan katalis metalloporphyrins
Pada metode ini, digunakan katalis berupa metalloporphyrins dan
campuran reaktan berupa cinnamaldehyde, isobutyraldehyde, serta toluen
sebagai solven.
Gambar 10. Struktur molekul metalloporphyrins
Campuran metalloporphyrins, cinnamaldehyde, dan isobutyraldehyde
dalam toluen dalam reaktor dilewatkan dengan gelembung-gelembung
oksigen. Campuran tersebut direaksikan pada suhu 60o C selama 3 jam
dengan pengadukan. Pada kondisi tersebut, yield benzaldehyde yang
diperoleh dapat mencapai 71%.
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
14
Pendahuluan
Gambar 11. Reaksi cinnamaldehyde menjadi benzaldehyde dengan
katalis metalloporphyrins
Ketiga proses yang telah disebutkan dapat digunakan dalam pembuatan
benzaldehyde dari cinnamaldehyde, namun aplikasinya pada skala
komersial belum ditemukan dan cukup sulit untuk dilakukan. Sedangkan
proses-proses yang memungkinkan untuk dilakukan pada skala komersial
antara lain:
iv. Reaksi antara cinnamaldehyde dengan larutan alkohol (tanpa katalis)
Campuran reaktan berupa cinnamaldehyde dan solven berupa larutan
alkohol direaksikan dalam sebuah reaktor dengan pengaduk dan pemanas.
Alkohol yang dugunakan dapat berupa C1-C5 alkohol, dengan
perbandingan massa alkohol:air antara 6:4 sampai 1:10. Reaktor
dihubungkan ke sebuah kolom packing yang dihubungkan dengan heat
exchanger sebagai pendingin. Selama berlangsung reaksi, komponen-
komponen dalam reaktor, di antaranya cinnamaldehyde (reaktan),
acetaldehyde dan benzaldehyde (produk), serta solven akan mengalami
penguapan. Campuran uap ini didinginkan dalam heat exchanger kemudian
dikembalikan ke reaktor dengan menggunakan refluks. Refluks dilakukan
sampai konversi cinnamaldehyde sudah mencapai nilai yang diinginkan.
Selanjutnya, sebagian besar campuran diuapkan dan dikondensasikan dalam
heat exchanger. Campuran yang telah mengembun akan terpisah menjadi
dua fase, fase atas merupakan aqueous phase yang kaya akan air,
sedangkan fase bawah merupakan fase yang kaya akan benzaldehyde. Fase
bawah selanjutnya dapat dimurnikan dengan metode distilasi bertingkat
untuk memperoleh benzaldehyde dengan kemurnian tinggi.
v. Reaksi antara cinnamaldehyde dengan basa sebagai katalis
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
15
Pendahuluan
Mula-mula, cinnamaldehyde didispersikan ke air, kemudian
dicampurkan dengan surfaktan. Surfaktan yang digunakan adalah anionic
surfaktan, seperti sodium lauryl sulfate. Selanjutnya larutan dicampurkan
dengan katalis berupa ion hidroksida sehingga pH larutan berada di kisaran
11-13. Reaksi dilakukan dalam reaktor berpengaduk dengan pemanasan.
Cinnamaldehyde akan terkonversi menjadi benzaldehyde dengan yield
mencapai 75%. Produk samping reaksi ini berupa acetaldehyde, terpene,
dan orthomethoxybenzaldehyde. Benzaldehyde dapat dimurnikan dari
campuran ini dengan steam distillation.
Kelebihan dari proses ini adalah yield benzaldehyde yang dihasilkan
relatif besar dibanding yield yang dihasilkan dari proses-proses lainnya.
Namun proses ini memiliki kekurangan, yaitu yield yang dihasilkan sangat
bergantung pada range pH, yaitu pada kisaran 11-13. Di luar kisaran pH
tersebut, yield benzaldehyde yang dihasilkan turun drastis. Menjaga kisaran
pH pada kisaran tersebut selain cukup sulit juga memerlukan larutan basa
dalam jumlah besar, sehingga berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan. Selain juga membutuhkan suhu yang cukup tinggi (373K –
393K), pada proses ini terbentuk juga hasil samping yang beracun. Zat
beracun ini selain tidak baik bagi ekologi dan kesehatan makhluk hidup,
juga membuat proses pemurnian benzaldehyde menjadi lebih mahal.
vi. Reaksi antara cinnamaldehyde dengan sodium hipoklorit dengan katalis
beta-CD
Reaktan berupa cinnamaldehyde dan sodium hipoklorit dilarutkan
dengan deionized water dan direaksikan dalam reaktor berpengaduk yang
dihubungkan dengan refluks. Reaksi dalam reaktor berpengaduk ini
menggunakan katalis berupa beta-CD. Reaksi dilangsungkan dengan
kondisi suhu 333 K, rasio molar antara katalis berbanding cinnamaldehyde
1:1, dan waktu tinggal dalam reaktor 4 jam. Reaksi ini akan menghasilkan
yield benzaldehyde hingga 76% dan hasil samping berupa phenyl
acetaldehyde dan epoxide.
Kelebihan dari proses ini adalah dapat dilangsungkan pada suhu yang
relatif rendah dan menghasilkan yield benzaldehyde yang relatif tinggi.
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
16
Pendahuluan
Hanya saja proses ini belum banyak dilakukan pada skala komersial dan
belum diketahui data-data kinetika prosesnya.
Gambar 12. Mekanisme reaksi
vii. Reaksi antara cinnamaldehyde dengan hidrogen peroksida dan sodium
bikarbonat dengan katalis beta-CD
Reaktan berupa cinnamaldehyde, hidrogen peroksida, dan sodium
bikarbonat dilarutkan dengan deionized water. Campuran direaksikan
dalam reaktor dengan katalis berupa padatan beta-CD. Suhu reaksi dijaga
tetap 70o C. Yield benzaldehyde yang diperoleh mencapai 63% pada kondisi
optimum, dengan hasil samping berupa epoxide dan phenylacetaldehyde.
Kelebihan dari proses ini adalah kondisi reaksi cukup mudah dicapai
karena suhu yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi. Sedangkan
kekurangannya adalah reaksi ini menggunakan hidrogen peroksida yang
hazardous sebagai reaktan, serta yield benzaldehyde yang dicapai relatif
rendah.
Gambar 13. Mekanisme reaksi
viii. Reaksi antara cinnamaldehyde dan basa dengan katalis 2HPbeta-CD
Reaktan berupa cinnamaldehyde dan NaOH dilarutkan dalam deionized
water, kemudian direaksikan dalam reaktor berpengaduk dengan katalis
berupa 2HPbeta-CD. Reaksi dilangsungkan dengan kondisi suhu 323 K,
perbandingan massa NaOH dan volume larutan 2% (w/v), rasio molar
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
17
Pendahuluan
cinnamaldehyde berbanding katalis 1:1, dan waktu tinggal reaktan dalam
reaktor 5 jam. Reaksi ini akan menghasilkan yield benzaldehyde mencapai
70%.
Kelebihan dari proses ini adalah suhu reaksi yang relatif rendah, yang
dapat dicapai karena penggunaan katalis. Suhu reaksi yang rendah penting
untuk menjaga sifat alami benzaldehyde. Selain itu, data-data kinetika
proses ini lengkap sehingga memudahkan dalam scale-up proses menjadi
skala komersial.
Gambar 14. Mekanisme reaksi
Secara garis besar, proses reaksi yang telah disebutkan di atas dapat
dirangkum berdasarkan kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut:
No. Nama Reaksi Kekurangan Reaksi Kelebihan Reaksi
1. Ozonisasi cinnamaldehyde
Kondisi ekstrim
sehingga sulit dilakukan
sedangkan yield
benzaldehyde rendah
-
2. Penggunaan near-critical
water
Membutuhkan suhu dan
tekanan ekstrim tinggi
dan yield benzaldehyde
rendah
-
3. Penggunaan katalis
metalloporphyrins
Sulit dilakukan pada
skala komersial -
4.
Reaksi cinnamaldehyde
dengan larutan alkohol
(tanpa katalis)
Yield benzaldehyde
yang diperoleh rendah -
5. Reaksi cinnamaldehyde
dengan basa sebagai katalis
Sulit dalam mengontrol
pH agar selalu dalam
Sudah dilakukan secara
komersial.
Prarancangan Pabrik Benzaldehyde dari Kulit Kayu Manis
Kapasitas 600 ton/tahun
18
Pendahuluan
keadaan basa.
6.
Reaksi cinnamaldehyde
dengan sodium hipoklorit
dengan katalis beta-CD
Belum banyak
diaplikasikan pada
skala komersial
Suhu reaksi rendah dan
yield benzaldehyde
tinggi
7.
Reaksi cinnamaldehyde
dengan hidrogen peroksida
dan sodium bikarbonat
dengan katalis beta-CD
Menggunakan hidrogen
peroksida yang cukup
hazardous sebagai
reaktannya
-
8.
Reaksi cinnamaldehyde dan
basa dengan katalis
2HPbeta-CD
Katalis berupa padatan
yang larut dalam air,
sehingga mempersulit
pemisahan
Reaksinya aman, tidak
mencemari lingkungan,
dan suhu reaksi rendah.
Juga memberikan hasil
yield yang cukup besar.
Tabel 4. Tabel Perbandingan Reaksi Pembentukan Benzaldehyde dari
Cinnamaldehyde
Dari perbandingan reaksi-reaksi tersebut, dipilihlah reaksi
cinnamaldehyde dan basa dengan katalis 2Hpbeta-CD sebagai reaksi utama
yang digunakan dalam perancangan pabrik benzaldehyde ini. Reaksi
tersebut dipilih karena prosesnya jauh lebih murah dan lebih aman untuk
dipakai. Selain itu yield yang dihasilkan dari reaksi ini cukup besar. Hasil
samping yang dihasilkan pun tidak berbahaya untuk lingkungan maupun
makhluk hidup.
c. Tahap Pemurnian
Hasil reaksi keluar dari reaktor berupa campuran benzaldehyde serta
pengotor berupa hasil samping reaksi seperti acetaldehyde dan solvent berupa
air yang mengandung padatan katalis terlarut. Benzaldehyde dalam campuran ini
harus dimurnikan dari katalis yang terlarut dalam air dan dari hasil samping
lainnya yang berada dalam fase cair. Pemisahan dari padatan katalis terlarut
dapat dilakukan dengan presipitasi atau pengendapan. Sedangkan pemisahan
dari hasil samping cair dapat dilakukan dengan pemisahan cair-cair seperti
distilasi bertingkat, ekstraksi, atau dengan menggunakan decanter.