kualitas fisik edible film yang diproduksi dari …

12
KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI KOMBINASI GELATIN KULIT DOMBA DAN AGAR (Gracilaria sp) Physical Properties Of Edible Film Produced From Combination Of Gelatin Sheep Skin And Agar (Gracilaria Sp) Melly Fera dan Nurkholik Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Muhadi Setiabudi Email Korespondensi : [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kombinasi gelatin kulit domba dan agar Gracilaria sp yang tepat pada pembuatan edible film dan untuk mengetahui pengaruh kombinasi gelatin kulit domba dan agar Gracilaria sp terhadap karakteristik fisik edible film. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah yang diulang sebanyak 3 kali. Kombinasi gelatin dan agar sebagai perlakuan yaitu G 0 A 100 (0:100); G 25 A 75 (25:75); G 50 A 50 (50:50) dan G 75 A 25 (75:25) ditambah dengan gliserol 40 % (b/b) sebagai plasticizer. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi rendemen, ketebalan, daya serap air, kuat tarik, elongasi dan elastisitas. Karakteristik fisik edible film yang dihasilkan dari penelitian ini memiliki rendemen 2,140 - 2,414 %, ketebalan antara 0,097 - 0,104 mm, daya serap air 49,787 - 72,340 %, kuat tarik 5,242 - 6,312 Mpa, elongasi 78,130 - 96,830 % dan elastisitas 5,414 - 8,080 Mpa. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi gelatin kulit domba dan agar Gracilaria sp tidak berpengaruh nyata terhadap ketebalan, dan daya serap air akan tetapi berpengaruh nyata terhadap rendemen, kuat tarik, elongasi dan elastisitas edible film. Perlakuan G 75 A 25 menjadi kombinasi yang tepat karena menghasilkan eidble film dengan kuat tarik tertinggi yaitu 6,312 Mpa, nilai ini paling mendekati nilai 10 Mpa sebagai nilai minimum standar kuat tarik yang baik. (Kata kunci : Edible Film, Gelatin,Gracilaria sp, Komposit, Kulit Domba) SUMMARY The purpose of this research is to know the combination of sheepskin gelatin and the appropriate Gracilaria sp on edible film making and to know the effect of sheep skin gelatin combination and Gracilaria sp on the physical properties of edible film. This study used Completely Randomized Design (RAL) pattern repeated 3 times. Combination of gelatin and agar as treatment ie G 0 A 100 (0: 100); G 25 A 75 (25:75); G 50 A 50 (50:50) and G 75 A 25 (75:25) plus 40% glycerol (w / w) as plasticizer. The parameters observed in this study include rendement, thickness, water absorption, tensile strength, elongation and elasticity. The physical characteristics of edible films resulting from this study had a yield of 2.140 - 2.414%, thickness between 0.097 - 0.104 mm, water absorption 49,787 - 72.340%, tensile strength 5,242 - 6,312 Mpa, elongation 78,130 - 96,830% and elasticity 5,414 - 8,080 Mpa. The result of statistical test showed that the treatment of sheep skin gelatin combination and Gracilaria sp agar had no significant effect on the thickness, and the water absorption but had a significant effect on the yield, tensile strength, elongation and elasticity of edible film. The G 75 A 25 treatment becomes the right combination because it produces eidble film with the highest tensile strength of 6.312 MPa, this value is closest to 10 MPa as the minimum value of the standard of good tensile strength. (Keywords: Edible Film, Gelatin, Gracilaria sp, Composite, Sheep Skin) PENDAHULUAN Edible film merupakan lembaran tipis yang berbentuk menyerupai plastik yang bersifat biodegradable (mudah terurai) dan terbuat dari bahan - bahan yang dapat diperbaharui baik dari bahan hewani maupun nabati. Penggunaan edible film dapat menjadi solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah plastik. Edible film dapat menggantikan penggunaan kemasan plastik karena mampu menjadi

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI KOMBINASI

GELATIN KULIT DOMBA DAN AGAR (Gracilaria sp)

Physical Properties Of Edible Film Produced From Combination Of Gelatin Sheep

Skin And Agar (Gracilaria Sp)

Melly Fera dan Nurkholik

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Muhadi Setiabudi

Email Korespondensi : [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kombinasi gelatin kulit domba dan agar Gracilaria

sp yang tepat pada pembuatan edible film dan untuk mengetahui pengaruh kombinasi gelatin kulit

domba dan agar Gracilaria sp terhadap karakteristik fisik edible film. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah yang diulang sebanyak 3 kali. Kombinasi gelatin

dan agar sebagai perlakuan yaitu G0A100 (0:100); G25A75 (25:75); G50A50 (50:50) dan G75A25

(75:25) ditambah dengan gliserol 40 % (b/b) sebagai plasticizer. Parameter yang diamati dalam

penelitian ini meliputi rendemen, ketebalan, daya serap air, kuat tarik, elongasi dan elastisitas.

Karakteristik fisik edible film yang dihasilkan dari penelitian ini memiliki rendemen 2,140 - 2,414

%, ketebalan antara 0,097 - 0,104 mm, daya serap air 49,787 - 72,340 %, kuat tarik 5,242 - 6,312

Mpa, elongasi 78,130 - 96,830 % dan elastisitas 5,414 - 8,080 Mpa. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi gelatin kulit domba dan agar Gracilaria sp tidak

berpengaruh nyata terhadap ketebalan, dan daya serap air akan tetapi berpengaruh nyata terhadap

rendemen, kuat tarik, elongasi dan elastisitas edible film. Perlakuan G75A25 menjadi kombinasi

yang tepat karena menghasilkan eidble film dengan kuat tarik tertinggi yaitu 6,312 Mpa, nilai ini

paling mendekati nilai 10 Mpa sebagai nilai minimum standar kuat tarik yang baik.

(Kata kunci : Edible Film, Gelatin,Gracilaria sp, Komposit, Kulit Domba)

SUMMARY

The purpose of this research is to know the combination of sheepskin gelatin and the appropriate

Gracilaria sp on edible film making and to know the effect of sheep skin gelatin combination and

Gracilaria sp on the physical properties of edible film. This study used Completely Randomized

Design (RAL) pattern repeated 3 times. Combination of gelatin and agar as treatment ie G0A100 (0:

100); G25A75 (25:75); G50A50 (50:50) and G75A25 (75:25) plus 40% glycerol (w / w) as plasticizer.

The parameters observed in this study include rendement, thickness, water absorption, tensile

strength, elongation and elasticity. The physical characteristics of edible films resulting from this

study had a yield of 2.140 - 2.414%, thickness between 0.097 - 0.104 mm, water absorption 49,787

- 72.340%, tensile strength 5,242 - 6,312 Mpa, elongation 78,130 - 96,830% and elasticity 5,414 -

8,080 Mpa. The result of statistical test showed that the treatment of sheep skin gelatin

combination and Gracilaria sp agar had no significant effect on the thickness, and the water

absorption but had a significant effect on the yield, tensile strength, elongation and elasticity of

edible film. The G75A25 treatment becomes the right combination because it produces eidble film

with the highest tensile strength of 6.312 MPa, this value is closest to 10 MPa as the minimum

value of the standard of good tensile strength.

(Keywords: Edible Film, Gelatin, Gracilaria sp, Composite, Sheep Skin)

PENDAHULUAN

Edible film merupakan lembaran tipis yang

berbentuk menyerupai plastik yang bersifat

biodegradable (mudah terurai) dan terbuat

dari bahan - bahan yang dapat diperbaharui

baik dari bahan hewani maupun nabati.

Penggunaan edible film dapat menjadi solusi

untuk mengurangi pencemaran lingkungan

yang disebabkan oleh sampah plastik.

Edible film dapat menggantikan penggunaan

kemasan plastik karena mampu menjadi

Page 2: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

46

penghambat transfer massa seperti

kelembaban, oksigen, lipid, cahaya dan zat

terlarut sehingga dapat mempertahankan

kualitas dan memperpanjang umur simpan

produk yang dikemas (Kusumawati dan

Putri, 2013). Pada pembuatan edible film

dapat menggunakan beberapa jenis bahan

baku seperti hidrokoloid (protein dan

polisakarida), lipid dan komposit (kombinasi

beberapa jenis bahan yang berebeda).

Protein yang biasa digunakan untuk

membuat edibel film diantaranya adalah

gelatin, whey, kasein, protein kedelai,

protein gandum dan protein jagung (Al

Awwaly et al., 2010). Polisakarida yang

dapat digunakan untuk membuat edible film

antara lain adalah pati, pektin, karagenan,

agar dan turunan polisakarida lainnya

(Winarti et al., 2012). Edible film selalu

dibuat menyesuaikan dengan produk yang

akan dikemasnya. Kombinasi dari beberapa

jenis bahan sering dilakukan untuk

memperoleh kualitas edible film yang sesuai

dengan kebutuhan. Gelatin dan agar masing-

masing memiliki kemampuan untuk

membentuk edible film secara mandiri.

Gelatin merupakan salah satu bahan

pembentuk edible film yang memiliki sifat

transparan, kuat, fleksibel dan mampu

menghambat perpindahan oksigen dan

karbondioksida (Gela, 2016). Gelatin

diperoleh dari kolagen kulit dan tulang

hewan yang dihidrolisis dengan metode

asam ataupun metode basa (Hasdar dan

Rahmawati, 2016).. Selama ini kulit hewan

yang banyak digunakan untuk membuat

gelatin adalah kulit babi dan kulit sapi

namun bagi agama islam kulit babi tidaklah

halal (Abdullah et al., 2016).

Kulit domba berpotensi sebagai bahan baku

gelatin halal karena kulit domba merupakan

limbah ternak domba yang masih belum

banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku

industri pangan. Potensi gelatin kulit domba

sangat besar karena mengandung protein

85,51 - 86,63 %, kekuatan gel antara 121,39

- 123,26 Bloom, viskositas 1,99 - 2,39 cP,

dan rendemen mencapai 13,58 - 15,59 %

(Hasdar dan Rahmawati, 2017).

Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan

edible film dari bahan gelatin kulit domba

memiliki sifat yang tidak kompak dan

lengket, oleh karena itu perlu ditambahkan

bahan yang dapat memperbaiki kualitas fisik

edible film. Untuk melengkapi keurangan

edible film dari gelatin perlu ditambahkan

Gracilaria sp dari polisakarida sehingga

dapat membentuk matriks edible film yang

lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kualitas fisik edible film

kombinasi gelatin kulit domba dan agar

Gracilaria sp.

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Februari hingga Juli 2017. Penelitian

dilakukan di Laboratorium Kimia dan

Pangan Universitas Muhadi Setiabudi

(UMUS) Brebes.

Alat dan Bahan

Bahan utama dalam penelitian ini adalah

gelatin kulit domba Brebes tipe B, tepung

agar Gracilaria sp, plasticizer (gliserol),

aquades, plastik, double tape, kertas label,

tissu dan silica gell. Alat yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu timbang analitik,

gelas ukur, beaker glass, kain saring, batang

pengaduk kaca, pipet ukur, loyang hermo,

loyang alumunium, pinset, spatula plalstik,

oven modifikasi, simple stirrer modifikasi,

termometer, blender, gunting, silet, box

makanan, Mesdan Lab Strength tipe

Tensolab 5000 dan mikrometer sekrup

dengan ketelitian 0,01 mm.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak

lengkap (RAL) pola searah dan diulang

sebanyak 3 kali. Perlakuan yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

- G0A100 = Kombinasi Gelatin : Agar = 0%

: 100% (b/b)

- G25A75 = Kombinasi Gelatin : Agar =

25% : 75% (b/b)

- G50A50 = Kombinasi Gelatin : Agar =

50% : 50% (b/b)

- G75A25 = Kombinasi Gelatin : Agar =

75% : 25% (b/b)

Prosedur Penelitian

Pembuatan edible film dengan formulasi

gelatin dan agar Gracilaria sp yaitu G0A100

(0% : 100%); G25A75 (25% : 75%); G50A50

(50% : 50%) dan G75A25 (75% : 25%)

ditambah dengan gliserol 40 % (v/b) sebagai

Page 3: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

47

plasticizer dan diulang sebanyak 3 kali.

Langkah – langkah pembuatan edible film

kombinasi gelatin kulit domba dan tepung

agar Gracilaria sp mengikuti metode Hasdar

et al., (2011) yang dimodifikasi sebagai

berikut :

1. Timbang bahan (gelatin, agar dan

gliserol)

2. Tuang 200 ml aquades ke dalam beaker

glass lalu dipanaskan hingga mencapai

suhu 80oC

3. Masukkan gelatin ke dalam bekaer glass

sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga

larut

4. Masukkan agar ke dalam beaker glass

sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga

larut

5. Masukkan gliserol ke dalam beaker glass

sambil diaduk terus

6. Lanjutkan pengadukan menggunakan

stirrer selama 30 menit sambil

dipanaskan pada suhu 80 - 90oC hingga

larutan menjadi homogen

7. Tuang larutan edible film ke dalam

loyang teflon

8. Keringkan larutan edible film dalam oven

pengering dengan suhu 40oC selama 18 -

20 jam.

9. Setelah edible film kering, diamkan

edible film dalam teflon hingga sesuai

dengan suhu ruang kemudian dikelupas

dengan menggunakan spatula plastik

secara hati - hati

10. Edible film kemudian dibungkus

plastik dan disimpan pada box yang telah

diberi silica gell untuk selanjutnya

dilakukan pengujian karakteristik fisik

edible film.

Parameter Penelitian

Parameter penelitian yang diukur pada

edible film yang dihasilkan antara lain:

1. Rendemen

Rendemen edible film merupakan hasil

perbandingan berat edible film dengan

berat larutan edible film. Secara

matematis rendemen dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

(Fatma et al., 2015) :

Rendemen (%)

=Berat edible film

Berat Larutan Edible Film× 100 %

2. Ketebalan edible film

Edible film yang telah kering diukur

menggunakan mikrometer sekrup yang

memiliki ketelitian 0,01 mm. Pengukuran

dilakukan pada 5 titik yang berbeda pada

edible film. Kemudian diambil rata-rata

hasil pengukuran ketebalan edible film

(Setiani et al., 2013).

3. Daya Serap Air

Untuk mengukur daya serap air edible

film dilakukan dengan cara memotong

sample edible film 3 x 3 cm kemudian

ditimbang sebagai berat awal (Wo),

kemudian dicelupkan ke dalam wadah

berisi aquades selama 10 detik.

Kemudian sample dikeluarkan dari

wadah dan air yang masih menempel

pada permukaan edible film dihilangkan

menggunakan tissu, lalu dilakukan

penimbangan untuk mendapatkan berat

akhir sample (W). Sample dicelupkan

kembali ke dalam wadah berisi aquades

selama 10 detik kemudian diangkat dan

ditimbang kembali. Prosedur pencelupan

dan penimbangan dilakukan terus sampai

berat akhir sampel konstan yaitu apabila

selisih berat tidak lebih dari 0,2 gr (Ban

et al., 2005). Daya serap edible film

dihitung dengan rumus berikut :

Air % = W − Wo

Wo x 100 %

4. Kuat Tarik

Kekuatan tarik merupakan tarikan

maksimum yang dapat dicapai sampai

edible film tetap bertahan sebelum

putus/sobek. Kekuatan tarik edible film

diuji menggunakan alat Mesdan Lab

Strength tipe Tensolab 5000. Pengujian

dilakukan dengan cara ujung sampel

dijepit mesin penguji. Kemudian

dilakukan pencatatan ketebalan dan

panjang awal sampel. Tombol start pada

komputer ditekan kemudian alat akan

menarik sampel dengan kecepatan 100

mm/menit sampai sampel putus.

Page 4: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

48

Nilai kekuatan tarik didapatkan dari hasil

pembagian tegangan maksimum dengan

luas penampang melintang. Luas

penampang melintang didapatkan dari

hasil perkalian panjang awal sampel

dengan ketebalan awal sampel. Uji

kekuatan tarik dilakukan pada tiga

sampel edible film yang kemudian

dihitung rata - ratanya (Setiani et al.,

2013).

Kekuatan tarik edible film dihitung

dengan persamaan berikut :

𝜏 =Fmax

A

Keterangan :

τ = Kekuatan Tarik (Mpa)

Fmax = Tegangan Maksimum (N)

A = Luas Penampang

Melintang (mm2)

Gambar 1. Gelatin Kulit Domba, Agar (Gracilaria sp), dan Edible film komposit

Gambar 2. Giagram alir pembuatan edible film komposit gelatin kulit domba dan Gracilaria sp

Gelatin Kulit Domba agar ( Gracilaria sp ) Edible Film Komposit

3 gram Bahan (Gelatin + Agar)

Penambahan Gliserol 40 %

Pemanasan dan Pengadukan

Suhu 80oC - 85

oC selama 30 menit

Pengeringan

Suhu 45 - 50oC selama 18 - 20 jam

Pengelupasan

Edible film

Pencetakan pada loyang teflon

Penyesuaian suhu ruang

selama 5 menit

G0A100 (0% : 100%);

G25A75 (25% : 75%);

G50A50 (50% : 50%);

G75A25 (75% : 25%)

Page 5: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

49

2,414a2,373a

2,214b

2,140b

1.900

2.000

2.100

2.200

2.300

2.400

2.500

G0A100 G25A75 G50A50 G75A25

Ren

dem

en (

%)

Perlakuan

5. Elongasi

Pengukuran elongasi dilakukan sama

dengan pengukuran kuat tarik (Setiani et

al., 2013). Nilai elongasi didapat dari

hasil perbandingn antara jarak renggang

saat putus dengan panjang awal sampel

dan dinyatakan dalam persentase (%).

Elongasi dihitung dengan persamaan

berikut :

Elongasi (%)

=Renggang saat putus (mm )

Panjang awalx 100%

6. Elastisitas (Modulus Young)

Elastisitas atau modulus young

merupakan ukuran kelenturan suatu

benda atau kemampuan benda untuk

kembali ke bentuk semula setelah dikenai

gaya tarik ataupun gaya tekan. Setiani et

al., (2013) merumuskan elastisitas

melalui perbandingan kuat tarik dan

elongasi selanjutnya dinyatakan dalam

Mega Pascal (Mpa), dirumuskan dengan

persamaan :

Elastisitas (Mpa) = Kuat Tarik

Elongasi

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan

metode analisis sidik ragam (ansira) atau

analysis of variance (ANOVA).

Selanjutnya jika perlakuan menunjukkan

pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan

dengan uji lanjut Duncan. Perlakuan yang

tidak berbeda nyata diberikan huruf

superscript yang sama sedangkan perlakuan

yang berbeda nyata diberikan huruf

superscript yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rendemen

Rata - rata nilai rendemen edible film dalam

penelitian ini adalah antara 2,140% -

2,414%.

Gambar 3. Rendemen Edible Film

(*abc

huruf superscript yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata)

Berdasarkan gambar 3. bahwa perlakuan

G0A100 memiliki nilai rendemen tertinggi

sedangkan perlakuan G75A25 memiliki nilai

rendemen terendah. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa Fhitung> F 5% yang

berarti bahwa perlakuan kombinasi gelatin

dan agar berpengaruh nyata terhadap nilai

rendemen edible film yang dihasilkan. Hasil

uji lanjut Duncan menunjukkan nilai

rendemen perlakuan G0A100 tidak berbeda

nyata dengan G25A75 tapi berbeda nyata

dengan G50A50 dan G75A25 sedangkan

G50A50 tidak berbeda nyata dengan G75A25.

Perbedaan hasil rendemen baru terjadi pada

selisih kombinasi gelatin dan agar sebesar

50% Hal ini terjadi karena agar dan gelatin

memiliki kemampuan mengikat air secara

kimia yang berbeda. Kemampuan molekul -

molekul penyusun bahan dalam mengikat air

akan menyebabkan rendemen semakin

tinggi (Fatma et al., 2015). Perlakuan

dengan komposisi agar lebih banyak

memiliki rendemen yang lebih tinggi

dibanding perlakuan dengan komposisi

gelatin yang lebih banyak, hal ini

disebabkan oleh molekul agar lebih banyak

Page 6: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

50

0,103a 0,103a0,100a

0,097a

0.000

0.020

0.040

0.060

0.080

0.100

0.120

G0A100 G25A75 G50A50 G75A25

Ket

eba

lan

(m

m)

Perlakuan

mengikat air dibanding gelatin, banyaknya

air yang terikat maka akan menambah berat

edible film sehingga nilai rendemen menjadi

tinggi (Hakim, 2015).

Nilai rendemen edible film juga dipengaruhi

oleh konsentrasi bahan, volume larutan dan

jenis bahan baku yang digunakan. Nilai

rendemen dalam penelitian ini sangat kecil

karena konsentrasi bahan baku hanya 1,5 %

(b/v). Rendemen edible film dipengaruhi

oleh jumlah air yang teruapkan saat

pengeringan (Fatma et al., 2015).

Gambar 4. Ketebalan Edible Film

(*abc

huruf superscript yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata)

Ketebalan Ketebalan edible film dalam penelitian ini

memiliki nilai yang hampir sama yaitu

antara 0,097 - 0,104 mm.

Berdasarkan gambar 4. bahwa semakin

banyak komposisi gelatin dalam edible film

menyebabkan nilai ketebalan edible film

menurun, sedangkan semakin banyak

komposisi agar nilai ketebalan edible film

meningkat. Pada penelitian Hasdar et al.,

(2011) juga terjadi penurunan ketebalan

seiring dengan peningkatan komposisi

gelatin pada edible film yang dibuat dari

kombinasi gelatin kulit kaki ayam dan

isolate soy protein. Hal ini terjadi karena

rendahnya interaksi inter - intra molekul

gelatin dengan bahan lain yang terjadi pada

saat proses pemanasan. Pada saat

pengeringan juga terjadi interaksi hidrofobik

dan terbentuk ikatan hidrogen yang baru

sehingga menyebabkan penebalan pada

edible film.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

kombinasi gelatin kulit domba dan tepung

agar Gracilaria sp tidak berpengaruh nyata

(Fhitung< F 5%) terhadap ketebalan edible

film. Ketebalan yang hampir sama

disebabkan oleh komposisi bahan

pembuatan edible film yang sama yaitu 3 gr

yang terdiri dari kombinasi gelatin dan agar

sesuai perlakuan. Ketebalan merupakan sifat

fisik edible film yang menentukan sifat -

sifat lainnya seperti kuat tarik, elongasi dan

kemampuan menahan transmisi uap air

(permeabilitas). Semakin tebal edible film

maka sifat barrier atau kemampuan

menahan migrasi gas lebih kuat karena

strukturnya lebih rapat. Sedangkan kuat

tariknya semakin kecil karena ketebalan

berposisi sebagai pembagi dari tegangan

maksimum pada rumus untuk mencari kuat

tarik. Elongasinya justru meningkat karena

elongasi selalu berkebalikan dengan kuat

tarik (Hasdar et al., 2011). Ketebalan edible

film bisa diatur atau disesuaikan dengan

kebutuhan produk yang akan dikemasnya.

Cara untuk mempertipis edible film bisa

dilakukan saat pencetakan, bila dikehendaki

edible film yang tipis maka larutan film

harus diratakan pada cetakan setipis

mungkin sedangkan jika dikehendaki

ketebalannya besar maka larutan yang

dituang harus lebih banyak pada cetakan.

Ketebalan edible film dipengaruhi oleh jenis

bahan baku, konsentrasi bahan dalam

larutan edible film dan volume larutan yang

dituang pada saat pencetakan. Penelitian

yang telah dilakukan Wahyuni (2017)

Page 7: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

51

49,787a

60,990ab59,260ab 72,340b

0.000

20.000

40.000

60.000

80.000

G0A100 G25A75 G50A50 G75A25

Da

ya

Ser

ap

Air

(%

)

Perlakuan

menunjukkan kenaikan nilai ketebalan

seiring dengan peningkatan konsentrasi

kasein dan volume larutan yaitu antara 0,04

- 0,07 mm. Konsentrasi bahan baku

berpengaruh terhadap ketebalan edible film

karena akan menghasilkan padatan terlarut

yang banyak setelah dikeringkan sehingga

membentuk edible film yang tebal seperti

pada penelitian Said et al., (2013) edible

film dibuat dari gelatin kulit kambing bligon

sebanyak 9 gr dan penambahan gliserol

sebanyak 80 - 100% menghasilkan edible

film dengan ketebalan berkisar antara 0,249-

0,257 mm. Berbeda dengan penelitian ini

yang menggunakan bahan baku sebanyak 3

gr sehingga menghasilkan edible film yang

lebih tipis. Ketebalan edible film juga sangat

dipengaruhi oleh jenis bahan baku yang

digunakan seperti pada penelitian

(Coniwanti et al., 2016)

Daya Serap Air Daya serap air edible film yang dihasilkan

dalam penelitian ini antara 49,787 - 72,340

%. Berdasarkan gambar 5. dapat

disimpulkan bahwa perlakuan G0A100

memiliki daya serap air terendah dan

perlakuan G75A25 memiliki daya serap air

tertinggi.

Edible film yang dibuat dengan komposisi

gelatin yang lebih banyak memiliki daya

serap air yang tinggi sedangkan yang

memiliki komposisi agar lebih banyak daya

serap airnya lebih rendah. Fenomena ini

diakibatkan oleh meningkatnya ikatan

hidrogel interal pada ikatan intermolekuler

yang disebabkan oleh aktifitas plasticizer

dari gliserol (Rodriguez, 2006).

Gambar 5. Daya Serap Air Edible Film

(*abc

huruf superscript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata)

Berdasarkan hasil uji statistik daya serap air

edible film dengan perlakuan kombinasi

gelatin kulit domba dan agar Gracilaria sp

tidak menunjukkan perdedaan yang nyata

(Fhitung< F 5%). Namun berdasarkan uji

lanjut Duncan perlakuan G0A100 tidak

berbeda nyata dengan perlakuan G25A75 dan

G50A50 tetapi berbeda nyata dengan G75A25,

perlakuan G75A25 tidak berbeda nyata

dengan perlakuan G25A75 dan G50A50. Edible

film dari kombinasi gelatin kulit domba dan

agar Gracilaria sp cukup tahan terhadap air

dibandingkan dengan edible film dari

kombinasi pati sukun dan kitosan (Setiani et

al., 2013) yang memiliki daya serap air

antara 212,98 - 695,10 %. Pati kurang tahan

terhadap air karena memiliki lebih banyak

gugus hidroksil (OH) sehingga lebih banyak

dalam menyerap air.

Kuat Tarik

Rata - rata kuat tarik edible film kombinasi

gelatin kulit domba dan agar yaitu antara

5,424-6,312 Mpa. Kuat tarik edible film

yang terbaik adalah antara 10 - 100 Mpa

sedangkan edible film dengan rentang kuat

tarik 1 - 10 Mpa tergolong marginal (Han

Page 8: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

52

5,242a 5,712b6,037c 6,312c

0.000

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

G0A100 G25A75 G50A50 G75A25

Ku

at

Tari

k (

MP

a)

Perlakuan

96,830d

87,527c81,696b

78,130a

0.000

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

G0A100 G25A75 G50A50 G75A25

Elo

ng

asi

(%

)

Perlakuan

dan Gennadios, 2005) dan masih bisa

diperbaiki kuat tariknya.

Pada gambar 6. Menunjukkan bahwa

semakin banyak komposisi gelatin nilai kuat

tarik edible film semakin tinggi. Hal ini

disebabkan oleh kekuatan gel gelatin yang

lebih tinggi dibanding agar. Protein gelatin

merupakan protein struktural yang

membentuk anyaman triple heliks sehingga

meningkatkan kuat tarik edible film.

Peningkatan konsentrasi gelatin kulit domba

menyebabkan peningkatan nilai kuat tarik

edible film hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Hasdar et al., (2011) yang

menyatakan bahwa peningkatan konsentrasi

gelatin kulit kaki ayam akan meningkatkan

nilai kuat tarik, lebih homogen dan tidak

mudah patah.

Gambar 6. Kuat Tarik Edible Film

(*abc

huruf superscript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

kombinasi gelatin kulit domba dan agar

Gracilaria sp berpengaruh sangat nyata

(Fhitung> F 1%) terhadap kuat tarik edible

film. Berdasarkan uji lanjut duncan, nilai

kuat tarik edible film perlakuan G0A100

berbeda dengan G25A75, G50A50 dan G75A25

sedangkan G50A50 tidak berbeda dengan

G75A25.

Kuat tarik edible film dalam penelitian ini

lebih tinggi dibanding edible film dari

kombinasi gelatin kulit kaki ayam dan soy

protein isolate yang memiliki nilai kuat tarik

antara 1,50 - 2,70 Mpa (Hasdar et al., 2011).

Hasil penelitian lain yaitu edible film dari

gelatin kulit kambing bligon memiliki nilai

kuat tarik 3,419 – 5,770 Mpa (Said et al.,

2013) dan edible film pati biji alpukat dan

agar memiliki nilai kuat tarik sebesar 4,78 –

4,36 Mpa (Coniwanti et al., 2016).

Elongasi

Rata - rata nilai elongasi dalam penelitian ini

dapat dilihat pada gambar 7.

Page 9: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

53

5,414a6,527b

7,391c 8,080d

0.000

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

G0A100 G25A75 G50A50 G75A25

Ela

stis

ita

s (M

Pa

Perlakuan

Gambar 7. Elongasi Edible Film

(*abc

huruf superscript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata)

Berdasarkan gambar 7. bahwa elongasi

edible film gelatin kulit domba dan agar

Gracilaria sp adalah antara 78,130 - 96,830

%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

perlakuan kombinasi gelatin kulit domba

dan agar Gracilaria sp berpengaruh sangat

nyata (Fhitung> F 1%) terhadap nilai elongasi

edible film. Hasil uji lanjut Duncan juga

menunjukkan bahwa setiap perlakuan

mengalami perbedaan nilai elongasi.

Semakin banyak komposisi gelatin elongasi

semakin rendah sedangkan sebaliknya

semakin banyak komposisi agar elongasinya

semakin tinggi. Hal ini terjadi karena

struktur jaringan molekul agar terdiri dari

banyak ikatan hidrogen yang memiliki

bentuk rantai yang panjang. Semakin

banyak ikatan hidrogen yang terbentuk

menyebabkan rantai semakin panjang

sehingga edible film yang memiliki

komposisi agar lebih banyak memiliki nilai

elongasi yang lebih tinggi.

Nilai elongasi edible film hasil penelitian ini

lebih tinggi dibanding nilai elongasi edible

film dari gelatin kulit kambing bligon yaitu

70,966 - 95,332 % (Said et al., 2013). Edible

film dari whey dan agar juga memiliki

elongasi lebih rendah yaitu antara 26,06 -

34,52 % (Hakim, 2015). Elongasi edible film

yang terbuat dari pati biji alpukat dan agar

lebih kecil lagi yaitu antara 0,17 - 0,45 %

(Coniwanti, 2016).

Elastisitas (Modulus Young)

Nilai elastisitas berbanding lurus dengan

nilai kuat tarik dan berbanding terbalik

dengan nilai elongasi. Pada gambar 8.

ditunjukkan niilai elastisitas edible film pada

penelitian ini adalah antara 5,414 - 8,080

Mpa.

Gambar 8. Ealstisitas Edible Film

(*abc

huruf superscript yang berbeda menunjukkan berbeda nyata)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

perlakuan kombinasi gelatin kulit domba

dan agar Gracilaria sp memberikan

pengaruh yang sangat berbeda nyata (Fhitung>

F 1%) terhadap nilai elastisitas edible film.

Hasil uji lanjut Duncan juga menunjukkan

bahwa setiap perlakuan menunjukkan

perbedaan yang nyata. Dilihat dari gambar

6. Menunjukkan semakin banyak

konsentrasi agar Gracilaria sp, edible film

semakin elastis sedangkan semakin banyak

gelatin kulit domba menyebabkan edible

film kurang elastis.

Struktur edible film merupakan sebuah

matriks yang dibentuk oleh adanya interaksi

ikatan - ikatan seperti ikatan hidrofobik,

ikatan hidrogen dan ikatan disulfida (Said et

al.,2013). Nilai elastisitas edible film

dipengaruhi oleh ikatan hidrogen yang

terbentuk pada struktur edible film. Adanya

ikatan hidrogen tersebut membuat rantai

Page 10: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

54

semakin panjang sehingga edible film

menjadi lebih elastis (Darni et al., 2014).

Nilai elastisitas edible film juga dipengaruhi

oleh jenis bahan baku yang digunakan. Nilai

elastisitas pada penelitian ini lebih tinggi

dibanding edible film yang dibuat dari

kombinasi pati sukun dan kitosan yang

memiliki nilai elastisitas 2,72 Mpa (Setiani

et al., 2013). Edible film yang berbahan

baku pati sorgum dan selulosa memiliki

nilai elastisitas lebih kecil lagi yaitu 0,047

Mpa (Darni et al., 2014).

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kombinasi gelatin kulit domba dan

tepung agar Gracilaria sp berpengaruh

nyata terhadap rendemen, kuat tarik,

elongasi dan elastisitas edible film tetapi

tidak berpengaruh nyata terhadap

ketebalan dan daya serap air edible film.

2. Kombinasi yang terbaik adalah perlakuan

G75A25 karena memiliki kuat tarik

tertinggi yaitu 6,312 Mpa dan paling

mendekati standar kuat tarik yang baik

yaitu 10 – 100 Mpa.

Page 11: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.S.P., Noordin, M.I., Ismail,

S.I.M., Nyamathulla, S., Jasamai,

M., Wai, L.K., Mustapha, N.M. and

Shamsuddin, A.F. 2016.

Physicochemical Evaluation and

Spectroscopic Characterisation of

Gelatine from Shank and Toes of

Gallus gallus domesticus. Sains

Malaysiana. 45(3): 435-449

Al Awwaly, K.U., Manab, A., dan Wahyuni,

E. 2010. Pembuatan edible film

Protein Whey: Kajian Rasio Protein

dan Gliserol Terhadap Sifat Fisik dan

Kimia. Jurnal Ilmu dan Teknologi

Hasil Ternak. 5(1) : 45-56

Ban, W., Song, J., Argyropoulos, D. S. &

Lucia L. A. 2005. Improving The

Physical and Chemical Functionally

of Starch – Derived Films with

Biopolymers. Journal of Applied

Polymer Science 100(3): 2542-

2548.

Coniwanti, P., Sari, D.M., dan Ferbriana, R.

2016. Pengaruh Rasio Massa Pati

Biji Alpukat dan Agar - Agar

Terhadap Pembuatan Edible Film.

Jurnal Teknik Kimia. 22(2) : 51-59

Darni, Y., Sitorus, T.M. dan Hanif, M. 2014.

Produksi Bioplastik dari Sorgum dan

Selulosa Secara Termoplastik. Jurnal

Rekayasa Kimia dan Lingkungan.

10(2): 55-62

Fatma, Malaka, R., dan Taufik, M. 2015.

Karakteristik Edible Film Berbahan

Whey Dangke dan Agar dengan

Menggunakan Gliserol dengan

Persentase Berbeda. Jurnal Ilmu dan

Teknologi Peternakan. 4(2) : 63-69

Gela, D.T. 2016. Karakteristik Edible Film

Dari Gelatin Kulit Kuda (Equus

Caballus) Serta Aplikasinya Untuk

Kemasan Makanan. Skripsi. Fakultas

Sains dan Teknologi. Universitas

Islam Negeri Alauddin. Makassar.

Hakim, M.Q. 2015. Karakteristik Edible

Film dari Whey Dangke yang

Ditambahkan Level Agar yang

Berbeda. Skripsi. Fakultas

Peternakan. Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Han, J.H. dan Gennadios, A. 2005. Edible

Film and Coatings: A

Review. Innovations in Food

Packaging. Academic Press.

Hasdar, M., Erwanto, Y., dan Triatmojo, S.

2011. Karakteristik Edible Film yang

Diproduksi dari Kombinasi Gelatin

Kulit Kaki Ayam dan Soy Protein

Isolate. Buletin Peternakan. 35(3) :

188-196

Hasdar, M dan Rahmawati, Y.D. 2016. Nilai

pH, Titik Leleh dan Viskositas Pada

Gelatin Kulit Domba Asal Brebes

yang Dikatalis Berbagai Konsentrasi

NaOH. Jurnal Para Pemikir. 5(2):

98-102

Hasdar, M. dan Rahmawati, Y.D. 2017.

Kajian Potensi Kulit Domba Asal

Brebes sebagai Bahan Dasar

Produksi Gelatin Halal. Jurnal

Aplikasi Teknologi Pangan. 6(1): 1-6

Kusumawati, D.H., dan Putri, W.D.P. 2013.

Karakteristik Fisik dan Kimia Edible

Film Pati Jagung yang Diinkorporasi

Dengan Perasan Temu Hitam. Jurnal

Pangan dan Agroindustri. 1(1): 90-

100

Rodriguez, M., Oses, J., Ziani, K. and Mate,

J. I. 2006. Combined Effect Of

Plasticizer And Surfactants On The

Physical Properties Of Starch Based

Edible Films. Journal of Food

Research International. 39(8): 840-

846

Said, M.I., Triatmojo, S., Erwanto, Y., dan

Fudholi, A. 2013. Evaluasi

Karakteristik Fisik Edible Film dari

Page 12: KUALITAS FISIK EDIBLE FILM YANG DIPRODUKSI DARI …

JFLS Vol 2 No 1: 45 – 56 Edible Film sheep skin and Gracilaria

56

Gelatin Kulit Kambing Bligon yang

Menggunakan Gliserol Sebagai

Plasticizer. Jurnal Ilmu dan

Teknologi Hasil Ternak. 8(2) : 32 –

36

Setiani, W., Sudiarti, T. dan Rahmidar, L.

2013. Preparasi dan Karakterisasi

Edible Film dari Poliblend Pati

Sukun-Kitosan. Valensi. 3(2) : 100-

109.

Wahyuni, T.M. 2017. Pengaruh Konsentrasi

Kasein dan Volume Larutan Edible

yang berbeda terhadap Karakteristik

Edible Film. Skripsi. Fakultas

Peternakan. Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Winarti, C., Miskiyah, dan Widaningrum.

2012. Teknologi Produksi Dan

Aplikasi Pengemas Edible

Antimikroba Berbasis Pati. Jurnal

Litbang Pertanian. 31(3): 85-93