bab i pendahuluan 1.1 latar belakangrepository.unj.ac.id/10368/2/bab 1.pdfkepribadian adalah pola...

7
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini semua hal terhubung dengan sebuah sistem yang disebut internet oleh karenanya penggunaan internet semakin meningkat terutama di Indonesia. Menurut Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) saat ini Indonesia berada di peringkat ke 6 di dunia dalam penggunaan internet bersama dengan Tiongkok, Amerika Serikat, India, Brazil, dan Jepang. Kemudian, menurut Asosiasi Jasa Penyedia Internet Indonesia (APJII) dari total populasi sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen yang sudah terhubung ke internet. Angka ini meningkat dari tahun 2017 saat angka penetrasi internet di Indonesia tercatat sebanyak 54,86 persen. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam penggunaan internet adalah bermain media sosial. Menurut Mulawarman dan Aldila (2017) media sosial adalah alat komunikasi yang digunakan oleh pengguna dalam proses sosial. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein dalam Cahyono mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Sosial media sendiri merupakan suatu wadah yang sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat modern seperti sekarang ini untuk saling berkomunikasi satu sama lain tanpa perlu adanya tatap muka secara langsung. Pada masa sekarang banyak sekali media sosial yang berkembang dengan sangat cepat. Salah satu media sosial tersebut adalah Instagram. Instagram sendiri merupakan sebuah platform media sosial dimana para penggunanya dapat mengupload foto mereka dan membagikan kegiatan sehari hari mereka. Instagram merupakan salah satu media sosial yang cukup tinggi penggunanya

Upload: others

Post on 23-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/10368/2/BAB 1.pdfKepribadian adalah pola sifat yang relative permanen dan karakteristik unik yang memberikan konsistensi dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa kini semua hal terhubung dengan sebuah sistem yang disebut

internet oleh karenanya penggunaan internet semakin meningkat terutama di

Indonesia. Menurut Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) saat ini

Indonesia berada di peringkat ke 6 di dunia dalam penggunaan internet bersama

dengan Tiongkok, Amerika Serikat, India, Brazil, dan Jepang. Kemudian,

menurut Asosiasi Jasa Penyedia Internet Indonesia (APJII) dari total populasi

sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia, ada sebanyak 171,17 juta jiwa

atau sekitar 64,8 persen yang sudah terhubung ke internet. Angka ini meningkat

dari tahun 2017 saat angka penetrasi internet di Indonesia tercatat sebanyak

54,86 persen.

Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam penggunaan internet adalah

bermain media sosial. Menurut Mulawarman dan Aldila (2017) media sosial

adalah alat komunikasi yang digunakan oleh pengguna dalam proses sosial.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein dalam Cahyono mendefinisikan media

sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun

di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan

penciptaan dan pertukaran user-generated content”. Sosial media sendiri

merupakan suatu wadah yang sangat bermanfaat dan berguna bagi masyarakat

modern seperti sekarang ini untuk saling berkomunikasi satu sama lain tanpa

perlu adanya tatap muka secara langsung.

Pada masa sekarang banyak sekali media sosial yang berkembang dengan

sangat cepat. Salah satu media sosial tersebut adalah Instagram. Instagram

sendiri merupakan sebuah platform media sosial dimana para penggunanya

dapat mengupload foto mereka dan membagikan kegiatan sehari – hari mereka.

Instagram merupakan salah satu media sosial yang cukup tinggi penggunanya

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/10368/2/BAB 1.pdfKepribadian adalah pola sifat yang relative permanen dan karakteristik unik yang memberikan konsistensi dan

2

di Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh NapoleonCat pengguna

Instagram di Indonesia mencapai lebih dari 60 juta pengguna yang mana

merupakan 20% dari jumlah populasi penduduk Indonesia sendiri. Banyak hal

yang biasanya dilakukan di Instagram seperti berbagi foto, video, ataupun

cerita keseharian melalui instastory yang tesedia di aplikasi tersebut. Melalui

Instagram tersebut banyak orang melakukan pengungkapan dirinya kepada

orang lain yang biasanya dalam kehidupan nyata tidak dapat mereka lakukan.

Mereka dapat dengan bebas berbagi mengenai perasaan ataupun pandangan

mereka tentang suatu hal.

Di dalam dunia psikologi pengungkapan diri seperti hal tersebut dapat juga

disebut dengan self disclosure. Menurut Dayakisni & Hudaniah (dalam

fauziah, maslihah, & Ihsan, 2019) self disclosure yaitu kegiatan membagi

informasi diri kepada orang lain berupa informasi perilaku, sikap, perasaan,

keinginan, motivasi, serta ide yang terdapat dalam diri individu. Sedangkan

self disclsore di dalam media sosial menurut Zarina & Robby (2018)

mengungkapkan bahwa pengungkapan diri (self disclosure) pada media sosial

bukan hanya pengungkapan tentang dirinya tetapi individu tersebut

menyampaikan tentang sesuatu di luar dirinya yang dapat berupa pendapat,

sikap, pemikiran, atau perasaanya tentang suatu hal sehingga membuat orang

lain memperoleh informasi tentang dia. Kemudian juga menurut El Ouirdi, dkk

(2015) mengatkan bahwa pengungkapan diri (self disclosure) di sosial media

merupakan hubungan antara individu dengan koneksinya yaitu bagaimana

individu tersebut mengungkapkan tentang sesuatu dan tanggapan dari

unggapan tersebut yang diberikan oleh orang – orang yang melihat ungkapan

tesebut. Jadi, secara dapat disimpulkan bahwa self disclosure dalam sosial

media bukan hanya mengenai bagaimana seseorang mengungkapkan sesuatu

di sosial media nya. Namun, apakah sesuatu yang diungkapkan tersebut

mendapatkan respon dari orang – orang yang melihat. Kemudian, self

disclosure di sosial media bukan hanya pengungkapan mengenai kehidupan

pribadi individu tersebut melainkan pula dapat berupa pendapat ataupun

pandangan individu tersebut tentang suatu hal.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/10368/2/BAB 1.pdfKepribadian adalah pola sifat yang relative permanen dan karakteristik unik yang memberikan konsistensi dan

3

Kegaiatan self disclosure tersebut banyak dilakukan oleh orang – orang

yang berada pada fase dewasa awal. Masa dewasa awal sendiri menurut

Hurlock berada pada rentang usia 18 tahun hingga usia 40 tahun. Masa dewasa

awal tersebut sesuai dengan kriteria dari seorang mahasiswa yaitu berusia 18 –

23 tahun. Seorang mahasiswa yang berada pada masa dewasa awal banyak

mengungkapan tentang kehidupan pribadi maupun pandangan – pandangan

ataupun tanggapan – tanggapannya tentang suatu hal karena penting bagi

seorang yang berada dalam tahap ini untuk melakukan hal tersebut. Dan pada

masa kini dengan berkembangnya sosial media hal tersebut dapat dilakukan

melalui sosial media contohnya adalah Instagram. Sebuah survey yang

dilakukan oleh detik.com mengungkapan bahwa 88% pengguna sosial media

di Indonesia didominasi oleh orang – orang dengan rentang usia 20 – 24 tahun.

Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh Fauzia, Maslihah, dan Ihsan pada

penelitiannya ditemukan bahwa pada masa sekarang banyak orang – orang

pada masa dewasa awal tak segan untuk berbagi segala hal tentang

kehidupannya di sosial media muali dari kegiatan sehari – hari, hobi,

pengalaman pribadi, maupun pendapatnya melalui foto, video, ataupun

instastory yang terdapat di dalam Instagram. Seorang mahasiswa lebih gemar

berbagi mengenai kehidupannya melalui sosial medianya daripada melalui

pertemuan langsung hal ini dikarenakan melalu media sosial seseorang dapat

menjadi dirinya sendiri.

Menurut Valkenburg & Peter (dalam Hikmah, 2017) mengungkapkan

bahwa pengungkapan diri (self disclosure) mempunyai dampak positif yaitu

memberikan kesempatan bagi seseorang untuk mengeksplor identitasnya,

menemukan dukunagn dan informasi mengenai isu sensitive tentang

perkembangan, mengembangkan sebuah hubungan dan dapat menjaga

keterhubungan sosial dengan orang yang sudah dikenal. Sedangkan, menurut

Cavoukian (dalam Hikmah, 2017) pengungkapan diri (self disclosure) juga

mempunyai dampak negative yaitu ketika seseorang membagikan informasi

pribadi secara online karena informasi pribadi yang dibagikan dapat dengan

mudah dilihat, ditiru dan di download oleh orang lain. Sehingga dapat

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/10368/2/BAB 1.pdfKepribadian adalah pola sifat yang relative permanen dan karakteristik unik yang memberikan konsistensi dan

4

menyebabkan terjadinya terror ataupun penyerangan terhadap data – data

pribadi tersebut.

Menurut Devito dalam Fauziah, dkk (2019) mengatakan bahwa terdapat

berbagai faktor yang mempengaruhi self disclosure seseorang, diantaranya

besar kelompok, perasaan menyukai/mempercayai, efek diadik, topik, budaya,

gender, kepribadian serta usia. Salah satu faktor dari self disclosure adalah

kepribadian. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fauzia,

Maslihah, dan Ihsan (2019) di Kota Bandung terdapat pengaruh antara tipe

kepribadian dengan self disclosure. Kemudian, penelitian yang dilakukan

Widyastuti juga dihasilkan bahwa terdapat pengaruh antara kepribadian dan

self disclosure. Dan juga pada penelitian yang dilakukan oleh Adnan dan

Hidayati (2018) juga menghasilkan adanay pengaruh antara tipe kepribadian

dan self disclosure.

Kepribadian adalah pola sifat yang relative permanen dan karakteristik unik

yang memberikan konsistensi dan individualitas pada perilaku seseorang

(Roberts & Mroczek dalam Feist & Feist & Robert, 2017). Salah satu teori

mengenai kepribadian adalah big 5. Kepribadian big 5 sendiri pertama kali

dikembangkan oleh McCrae dan Costa yang menghasilkan 5 kepribadian

dominan yang dimiliki oleh manusia dengan menggunakan analisis faktor.

Kelima kepribadian tersebut adalah Openness, Conscientiousness,

Extraversion, Agreebleness, dan Neuroticism atau yang biasa disingkat dengan

OCEAN. Teori kepribadian Big 5 ini banyak digunakan dalam dunia modern

ini untuk mengetahui mengenai kepribadian seseorang.

Openness adalah sifat keterbukaan individu terhadap suatu hal yang baru.

Individu dengan kepribadian openness biasanya dikaitkan dengan IQ yang

lebih tinggi, nilai – nilai liberal, keterbukaan pikiran, dan toleransi (King,

2012). Kemudian, orang – orang dengan kepribadian openness yang tinggi

memiliki skor tinggi pula pada keterbukaan pada pengalaman (Feist & Feist &

Roberts, 2018). Openness juga digambarkan dengan seseorang yang

mempunyai tingkat kreatifitas yang tinggi serta kemampuan menyesuaikan diri

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/10368/2/BAB 1.pdfKepribadian adalah pola sifat yang relative permanen dan karakteristik unik yang memberikan konsistensi dan

5

yang baik. Sebaliknya, orang – orang dengan skor openness yang rendah

cenderung realistis, tidak kreatif, konvensional, tidak penasaran, dan

konservatif (Feist & Feist & Roberts, 2018).

Selanjutnya adalah Conscientiousness menurut Jensen – Campbell &

Malcolm (dalam King, 2012) dihubungkan dengan kualitas persahabatan yang

lebih baik. Orang – orang dengan skor conscientiousness tinggi cenderung

teratur, saksma, dan disiplin sedangkan individu dengan conscientiousness

rendah akan berantakan, ceroboh, dan implusif.

Kemudian Extraversion adalah suatu kepribadian yang memiliki ciri – ciri

mudah bergaul, riang, dan hangat. Sedangkan orang dengan skor ekstarversion

rendah cenderung penyendiri, muram, dan diam (King, 2012).

Agreeableness merupakan kepribadian yang mempunyai karakteristik

lembut, percaya dan suka membantu sedangkan orang yang agreeableness nya

rendah cenderung akan kasar, curiga, dan tidak suka membantu.

Terakhir adalah Neuroticism menurut Kucas & Fucita (dalam King, 2012)

adalah sebuah tipe kepribadian yang lebih sering dikaitkan dengan perasaan

emosi negative daripada emosi positif dalam kehidupan sehari – hari seseorang.

Orang dengan neuroticism tinggi cenderung akan tenang, aman, dan puas

dengan diri sendiri. Sedangkan, individu dengan neuroticism rendah akan

cenderung cemas, tidak aman, dan mengasihi diri sendiri.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hikmah (2017) tentan

kepribadian big five dengan pengungkapan diri di sosial media menghasilkan

terdapat hubungan diantara keduanya terutama pada kepribadian opennesss

yang memiliki hubungan yang positif yang sangat signifikan dengan

pengungkapan diri di sosial media. Sedangkan, untuk ke empat kepribadian

lainnya tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengungkapan diri

di media sosial.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas peneliti tertarik untuk melaukan

penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara tipe kepribadian big five

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/10368/2/BAB 1.pdfKepribadian adalah pola sifat yang relative permanen dan karakteristik unik yang memberikan konsistensi dan

6

dengan pengungkapan diri (self disclosure) pada sosial media Instagram pada

mahasiswa untuk dapat mengetahui lebih dalam lagi adanya hubungan dari

kedua variable tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana gambaran pengungkapan diri (self disclosure) pada mahasiswa

Universitas Negeri Jakarta ?

2. Apakah terdapat pengaruh antara tipe kepribadian big five terhadap self

disclosure pada mahasiswa Universitas Negeri Jakarta?

3. Manakah dari kelima tipe kepribadian big five yang paling mempengaruhi

pengungkapan diri (self disclosure) pada mahasiswa Universitas Negeri

Jakarta ?

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan fokus maka peneliti melakukan

pembatasan variable pada pengaruh tipe big five terhadap pengungkapan diri

(self disclosure) di media sosial instagram pada mahasiswa Universitas Negeri

Jakarta.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh

tipe kepribadian big five terhadap Pengungkapan Diri (self-disclosure) di media

sosial Instagram pada mahasiswa Universitas Negeri Jakarta?”

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unj.ac.id/10368/2/BAB 1.pdfKepribadian adalah pola sifat yang relative permanen dan karakteristik unik yang memberikan konsistensi dan

7

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat pengaruh

dari tipe kepribadian big five terhadap perilaku Pengungkapan Diri (self-

disclosure) di media sosial Instagram pada mahasiswa Universitas Negeri

Jakarta

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pengembangan ilmu

psikologi, khususnya pada bidang psikologi sosial dan dapat menjadi

pendoman ataupun masukan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

tipe kepribadian big five serta pengungkapan diri (self disclosure) di media

sosial.

1.6.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap para

mahasiswa yang menjadi subjek ataupun yang membaca penelitian ini agar

dapat mempergunakan media sosial sesuai batas – batasanya dan mengetahui

batasan seperti apa yang sesuai untuk mengungkapkan tentang dirinya di media

sosial.