bab i kewirausahaan
DESCRIPTION
Pendahuluan KewirausahaanTRANSCRIPT
BUKU AJAR
Disusun oleh :
Ir. SUKARNO BUDI UTOMO,MT
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
1. PENGANTAR KEWIRASWASTAAN
1.1 PENDAHULUAN
“. . yang menjadi andalan utama keberha-silan pembangunan nasional kita bukanlah
kekayaan alam yang berlimpah ruah, me - lainkan kualitas manusia Indonesia . . . “
1. Tantangan Bangsa
Indonesia yang berpenduduk sekitar 220 juta orang,
dewasa ini merupakan negara terbesar nomor lima di dunia
dalam jumlah penduduk. Selain itu, Indonesia tergolong ke
dalam ”10 Besar” di dunia dalam luas wilayah dan kekayaan
alam yang dimilikinya. Potensi yang demikian besar
seharusnya menempatkan Indonesia sebagai ”10 Besar” di
dunia pada berbagai bidang ekonomi, teknologi, olah raga,
seni, dan sastra. Dalam bidang ekonomi, yang termasuk ke
dalam ”10 Besar” adalah negara-negara seperti Amerika
Serikat, Kanada, Swedia, Jerman Barat, Jepang, Inggris, dan
beberapa negara Eropa. Dalam bidang teknologi juga
dipegang oleh negara-negrara maju seperti Amerika Serikat,
Jepang, Inggris, Jerman Barat, Rusia, Perancis, Italia, dan lain-
lain. Belanda dan swiss termasuk negara maju, baik ekonomi
maupun teknologinya, walaupun kedua negara tersebut
tergolong kecil ditinjau dari luas wilayah dan jumlah
penduduknya. Jika Indonesia saat ini belum tergolong ke
dalam ”10 Besar” di dunia. Untuk itu haruslah dipelajari
mengapa dan bagaimana suatu bangsa itu dapat maju, dan
mengapa yang lain tidak.
Tantangan bansa Indonesia dewasa ini adalah mengejar
ketinggalan dalam berbagai bidang, terutama bidang
ekonomi, teknologi, pendidikan, pengembangan ilmu dan
teknologi, perdagangan, perhubungan dan komunikasi,
kesehatan, perumahan dan lingkungan hidup serta berbagai
aspek lain yang dapat menopang ketangguhan dan kejayaan
bangsa. Sejarah menunjukkan bahwa hanya bangsa yang
maju dalam bidang teknologi dan ekonomi serta kuat dalam
bangsa yang maju akan terpandang dan disegani oleh
bangsa-bangsa lain. Sebaliknya, yang miskin di negara yang
lemah dan kacau sering dipandang oleh bangsa lain sebagai
beban objek ”belas kasihan”, Dapatkah Anda menyebutkan
negara dan bangsa mana yang saat ini dipandang kuat dan
disegani, dan mana pula yang dipandang rendah dan sering
dikatakan, ”Oh . . . kasihani!’’?
Tantangan bangasa akan makin terasa pada masa-masa
mendatang karena dunia akan makin ”sempi” dan umat
manusia akan dihadapkan kepada berbagai masalah
keterbatasan seperti kekurangan pangan, sumber energi dan
sumberdaya alam yang makin menipis, masalah kesehatan,
pemukiman dan lingkungan hidup, dan sebagainya. Dalam
situasi dan keadaan yang penuh persaingantersebut hanyalah
bangsa dan negara yang kuat yang akan dapat survive,
sedangkan yang lemah akan ”tersingkir” dan sengsara. Untuk
dapat kuat dan survive, tentulah diperlukan kesungguhan dan
tekad yang tinggi untuk bekerja lebih keras serta diikuti
dengan sikap mental ingin maju.
2. Kualitas manusia, faktor waktu, dan tuntutan
zaman
Jika dikaji sejenak berbagai negara seperti Jepang, Korea
Selatan, India, Nigeria, Jerman Barat, Inggris, Etiopia, Amerika
Serikat, Swedia, Singapura, dan sebagainya, ternyata bahwa
tingkat kemajuan ataupun keterbelakangan suatu negara
bukan karena negara bersangkutan baru ataupun sudah lama
merdeka, bukan pula karena faktor kekayaan alam, luas
wilayah, atau jumlah penduduk yang dimiliki, melainkan lebih
banyak terletak pada mutu atau kualitas manusianya. Coba
kita kaji sebentar negara-negara seperti singapura, Swis,
Jepang, dan Belanda. Kekayaan alam apakah yang mereka
miliki? Berlimpahkah kekayaan alam yang dimiliki?
Jika dikaji lebih lanjut, ternyata bahwa bangsa-bangsa yang
maju itu dapat mencapai kemajuannya berkat kerja keras
dalam berbagai bidang. Anak-anak dan pemuda mereka
dididik dan dipicu untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
Mereka dirangsang untukbersaing. Mereka sadar bahwa
sukses dalam kehidupannya nanti sangat ditentukan oleh
hasil belajarnya. Mereka dipacu bersaing bukan hanya dalam
bidang pengetahuan saja, melainkan juga bersaing dalam
berkreasi dan bekerja praktis. Mereka berlomba untuk
mendapat predikat anak rajin, tekun, kreatif, dan bekerja luar
biasa. Mereka umumnya sangat tersinggung jika dikatakan
malas karena malas adalah hal yang paling hina.
Selain itu, bangsa-bangsa yang maju umumnya juga lebih
disiplin. Disiplin adalah faktor utama yang juga ikut
menentukan keberhasilan bangsa-bangsa yang maju.
Seorang karyawan yang terlambat tiba di tempat tugas
sebanyak dua kali dapat dipecat dari perusahaan atau kantor
tempat dia bekerja mencari nafkah. Pemecatan juga dapat
dikenakan kepada seseorang jika dianggap yang
bersangkutan kurang rajin, malas atau nglemer (kurang sigap
atau kurang cekatan). Coba bayangkan jika Anda memiliki
sebuah toko atau restoran yang harus melayani banyak
pelanggan. Pada saat para pelanggan banyak datang,
ternyata pembantu Anda kurang cekatan atau malas
sehingga banyak pelanggan yang jengkel. Apakah Anda akan
membiarkan pembantu Anda berbuat demikian dengan resiko
kehilangan pelanggan? Tentu dia harus ditegur dan jika
memang malas, mengapa tidak diganti dengan yang lebih
rajin dan cekatan?
Dalam masalah kependudukan (demografi) dikenal berbagai
faktor yang penting, antara lain jumlah dan penyebaran
penduduk. Mata pencaharian, strata umur, dan kualitas
penduduk. Pengertian kualitas mencakup pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap mental. Penduduk di negara maju
secara umum relative lebih maju pula sikap mental maju lebih
mapan daripada penduduk negara yang terbelakang. Jadi,
ada kaitan yang erat antara kemajuan suatu bangsa dengan
tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mental maju
yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Pengetahuan dan
ketrampilan yang tinggi di negara-negara maju adalah hasil
kerja keras dan ketekunan dalam menggali dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, semangat kerja, dan
disiplin yang tinggi.
Kemajuan ilmu dan teknologi serta perdagangan dan
komunikasi di dunia dewasa ini menuntut sikap mental
manusia yang jauh berbeda dengan sikap mental manusia
beberapa abad terdahulu. Sikap lamban, suka menunda,
malas, apatis, dan ceroboh, adalah sikap mental menghambat
yang tidak lagi dapat melayani kegiatan industri,
perdagangan, dan komunikasi modern yang menggunakan
teknologi dan peralatan modern pula. Sikap mental yang
menghambat tersebut benar-benar dapat membahayakan
keselamatan seseorang atau orang lain jika ceroboh
menggunakan peralatan yang memerlukan tingkat ketelitian
dan kecermatan. Penggunaan berbagai bahan kimia dan
tenaga elektris serta tenaga nuklir memerlukan tingkat
ketelitian dabn kecermatan serta kewaspadaan yang tinggi.
Kecerobohan dapat membawa malapetaka yang mengerikan.
Berbagai peralatan modern umumnya juga peka sehingga
kesalahan sedikit saja dalam mengeporasikannya dapat
merusak peralatan tersebut yang umumnya juga mahal
harganya. Jelas bahwa pada masa penuh teknologi canggih ini
dituntut sikap mental yang tinggi pula, terutama dalam
ketelitian dan ketetapan. Semboyan zero mistake atau ”
kesalahan nol” harus benar- benar dapat diwujudkan.
Dengan demikian, jelas bahwa pada zaman ini, dan terutama
pada masa-masa mendatang, diperlukan sikap mental
tettentu, yaitu sikap mental maju agar dapat mengikuti
perkembangan kemajuan yang ada dan tidak tertinggal serta
tertindas oleh bangsa lain yang lebih maju. Sikap mental
menghambat seperti malas, lamban, suka menunda
pekerjaan, ceroboh, ”asal jadi”, culas, iri dan drengki, harus
diubah menjadi sikap mental maju seperti rajin, kerja keras,
sigap, cermat dan teliti, jujur, serta bberjiwa wira.
Faktor waktu untuk masa kini dan terutama untuk masa
mendatang akan sangat menentukan perjalanan seseorang
ataupun suatu bangsa karena hanya mereka yang dapat
menggunakannya secara tepat dan efisien akan dapat survive
dan maju. Perkembangan teknologi dan industri,
perdagangan, komunikasi dan transportasi dewasa ini
menuntut kecekatan dan ketepatan sehingga faktor waktu
benar-benar sangat penting. Keterlambatan tidak hanya akan
menyebabkan ”tertinggal dan terbelakang”, tetapi sering
akan menyebabkan kerugian yang sangat besar yang
berakibat penyesalan. Mengapa tidak berusaha sedikit lebih
cepat untuk menyelesaiakn suatu tugas? Mengapa tidak lebih
cekatan sedikit untuk merebut kesempatan? Bukanlah dunia
penuh persaingan, siapa cepat dia yang akan dapat.
Sesungguhnya faktor waktu telah pula tersurat dan tersirat
dalam Kitab Suci (Al-qur’an surat Al-Ashri) yang menyatakan
bahwa ditinjau dari segi waktu sesungguhnya manusia itu
akan selalu merugi, kecuali mereka beriman. Orang yang
beriman tidak hanya percaya akan adanya Tuhan, tetapi juga
mematuhi perintah dan larangannya. Hal itu berarti
keharusan berbuat yang baik dan membuang sikap mental
yang jelek. Jika dihubungkan dengan faktor waktu, berarti
suatu keharusan bagi setiap orang yang beriman untuk
menggunakan waktu berlalu tanpa berbuata sesuatu adalah
suatu kerugian . Membiarkan waktu berlalu mencirikan
kepribadian malas.
Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya juga
pada waktu yang tepat, yaitu sesaat setelah Jepang bertekuk
lutut sementara Belanda belum lagi sempat kembali ke
Indonesia. Kini dengan memperhitungkan faktor waktu
seharusnya bangsa Indonesia bangkit membangun dan
mengejar ketinggalannya. Untuk dapat sejajar dengan
bangsa-bangsa lain yang telah maju.( negara maju atau
negara industri), diperlukan kerja yang lebih keras dengan
kecepatan melebihi cara kerja di negara maju yang ada.
Tahukah Anda berapa jam rata-rata per hari atau per minggu
siswa atau mahasiswa sibuk belajar tiap hari? Tahukah Anda
berapa jam rata-rata tiap orang bekerja per minggu di negara
maju? Berapa jamkah di sini? Bagaimana pula
keefektifannya?”
Ada orang yang bekerja rata-rata 8 jam sehari, namun yang
diselesaikan hanya sedikit, mungkin karena bermalas-
malasan atau lamban. Sebaliknya, ada orang lain yang dapat
menyelesaikan lebih banyak pekerjaan pada waktu yang
sama. Bangsa Indonesia, jika inggin sejajar dengan bangsa
maju, haruslah bekerja lebih lama dan lebih cepat,. Jika lama
kerja dan kecepatan kerja sama dengan bangsa yang maju
dewasa ini, tidak munkin bangsa Indonesia akan dapat sejajar
dengan mereka (tidak akan terkejar). Apalagi kalau lama
kerja dan kecekatannya lebih rendah dari mereka yang maju.
Hal ini berlaku juga dalam dunia olah raga, ilmu pengetahuan,
industri, dan sebagainya. Hendaknya selalu ingat bahwa
mereka pun terus berlatih, bekerja, dan mencariterobosan
baru sementara kita berusaha untuk mengejar ketinggalan,.
Hanya dengan ketekunan, kerja keras, kecepatan, dan
kecermatan yang lebih tinggi akan dapat dikejar ketinggalan
dan keterbelakanagn yang di derita. Tanpa itu hanyalah
lamunan saja yang akan diperoleh.
Program pembangunan nasional yang tertuang dalam GBHN
jelas mencantumkan sal;ah satu arah pembanguan menuju
industrialisasi yang ditopang oleh pertanian yang t5angguh.
Untuk dapat menjadi negara industri yang kuat, sikap mental
bangsa harus pula diubah sesuai dengan sikap mental yang
dituntut oleh industri, terutama sikap mental berdisiplin,
sigap dan cekatan, dan cermat. Sikap mental alon-alon asal
kelakon tidak lagi sesuai untuk tujuan tersebut. Teknologi
baru dalam industri memerlukan kecermatan, kegesitan, dan
ketepatan, sehingga sikap malas, ceroboh, dan menunda
pekerjaan tidak akan dapat melayani perlengkapan modern
yang kian hari kian canggih dan serba cepat, namun semakin
pelik dan sensitive.
Selain itu, masalah dan tantangan akan makin banyak pula.
Jika penangannya lambat, maka masalah yang dihadapi akan
makin bertumpuk. Masalh yang bertumpuk akan
menyebabkan kewalahan dan pada akhirnya tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Itulah sebabnya setip pekerjaan
haruslah segera digarap dan jangan di tunda . Ingat,
”Don’tput off’till tomorrow what yao can do today”. ( Jangan
tangguhkan sampai esok apa yang dapat Anda lakukan hari
ini.)
Lebih lanjut, jika dikaji tentang sikap mental berbagai bangsa
yang maju seperti Jepang, Inggris, Jerman, Amerika Seikat,
dan bangsa-bangasa lainnya., terlihat adanya persammaan,
yaitu sikap mental dan semangat kerja tinggi dalam
berkompetisi dan berprestasi demi kemakmuran dan
kejayaan bangsa serta negaranya. Bangsa Jepang terkenal
rajin, patuh, dan bekerja keras serta memelihara jiwa ksatria
yang ditunjukkan oleh sebagian besar pemimpinya. Seorang
pemimpin perusahaan ataupun perintahan sering secara
terbuka menyatakan di bertanggung jawab, atau secar
sukarela menguindurkan diri jika terjadi sesuatu yang tidak
beres pada bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Namun,
kunci keberhasilan mereka bukanlah hanya oleh sikap wira
dan ksatria itu sajua, tetapi oleh sikap mental lain yang juga
positif, termasuk semua unsure yang terlibat, termasuk
tatanan ekonomi dan hokum, daya inisiatif dan kreatifitas,
tingkat produktivitas, dan sebagainya.
3. Sikap mental wiraswasta
Dalam tuntunan agama dan juga dalam berbagai tuntunan
kehidupan bermasyarakat jelas disebutkan perlunya sikap
mental wira dan ksatria yang meliputi keteladanan,
keluhuran, keberanian, penuh tanggung jawab, lebih
mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan
sendiri, jujur, dan berjiwa besar. Selanjutnya setiap insane
juga dituntut untuk menyelaraskan, menyeimbangkan, dan
menyerasikan hidupnya di dunia ini dengan lingkunganya.
Setiap oreang juga dituntut untuk minimal dapat menghidupi
dirinya dan keluarganya, kemudian masyarakat sekitarnya,
dan pada akhirnya menolong bangsa dan umat manusia.
Dalam kaitan inilah peran sikap mental wiraswasta diperlukan
untuk dapat menghadapi tantangan dunia yang semakin
penuh persaingan.
Selama ini pendidikan formal yang dibrikan di sekolah sejak
sekolah dasar sampai perguruan tinggi ternyata lebih banyak
menekankan segi pengetahuan dan sebagian ketrampilan,
sedangkan pendidikan sikap mental yang sebenarnya selalu
tercantum dalam setiap kurikulum pendidikan masih sangat
sedikit diberikan. Pendidikan sikap mental yang diterima oleh
seseorang melalui jalur pendidikan formal umumnya masih
lebih banyak bersifat ”ikutan” pada beberapa mata pelajaran
tertentu, dan belum secara khusus digarap. Pendidikan sikap
mental seseorang masih lebih banyak diperoleh melalui jalur
pendidikan informal ataupun noformal. Tentu saja hasil
pendidikan sikap mental yang demikian akan lebih banyak
bersifat tradisonal, dan mungkin tidak mengena untuk
peningkatan sikap mental maju yang sangat diperlukan
dalam era pembanguan bangsa dan negara.
Kemajuan suatu bangsa di masa mendatang sangat
bergatung pada mutu pendidikan generasi muda saat ini.
Kiranya sulit bagi seseorang atau suatu bangsa untuk dapat
maju jika mereka tidak belajar dengan sungguh-sungguh
untuk meningkatkan mutu sikap mental, ketrampilan, dan
pengetahuannya.
Kewiraswastaan adalah salah satu upaya untuk menghimpun
secara lebih sistematis berbagai aspek untuk memperkaya
pengetahuan dan kesadaran tentang sikap mental yang
diharapkan berguna bagi pembangunan karakter bangsa
(national character building). Pengetahuan tentang
kewiraswataan diharapkan dapat membantu seseorang dan
masyarakat menghadapi hidup dan kehidupan yang penuh
tantangan menuju hidup dan kehidupan yang lebih baik dan
terhormat. Untuk itu perlu sdikembangkan dan dipupuk sikap
mental maju, dansekaligus mengikis sikap mental yang
menghambat. Pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
sikap mental wiraswasta diharapkan dapat mengembangkan
sikap mental seseorang, masyarakat, dan bangsa, sehinnga
memungkinkan dia dan masyarakat serta bangsa, sehinnga
memu7ngkinkan dia dan masyrakat serta bangsa yang
bersangkuatan maju dan terpandang karena mampu
mengankat derajat kehidupannya.
Pengembangan kewiraswataan seyogyanya mengarah
kepada tuntunan hidup yang wajib dijalankan oleh setiap
orang. Bagaimana seseorang akan mampu menolong orang
lain jika dia sendiri tidak mampu ”menompang” hidupnya?
Nasib seseorang atau suatu kaum itu tidak akan berubah
menjadi lebih baik jika yang bersangkutan atau kaum
tersebut tidak berusaha untuk memperbaikinya. Oleh karena
itu, setiap orang harus berusaha agar dapat beribadat dan
hidup secara layak. Doa memiliki kekuatan yangbesar, namun
potensi yang besar itu sulit terwujud jika tidak diikuti oleh
perbuatan nyata.
1.2 ARTI DAN UNSUR-UNSUR PENTING
WIRASWASTA
“ Dalam zaman pembangunan ini ada beber- rapa unsur yang perlu dikembangkan pada generasi muda, yakni ras percaya pada diri sendiri,profesionalisme, kewiraswastaan- dan kreativitas . . . . .
1. Arti wiraswasta
Istilah “wiraswasta” relative masih baru. Istilah itu mulai
ramai dibicarakan sekitar tahun tujuh puluhan, yaitu pada
awal bangsa Indonesia secara sungguh-sungguh membangun
kembali perekonomian nasionalnya secara bertahap melalui
program pelita. Dr. Suparman Sumahamawijayaadalah salah
seorang tokoh yang mempopulerkan istilah kewiraswastaan,
dan dalam bukunya yang berjudul Membina Sikap Mental
Wirausaha Membina Sikap Mental Wiraswasta disebutkan arti
wiraswasta yang terdiri dari :
wira = utama, gagah, luhur, berani, teladan
swa = sendiri
sta = berdiri
swasta = berdiri di atas kaki sendiri = berdiri atas
kemampuan sendiri.
Selanjutnya disebutkan, wiraswasta = sifat-sifat keberanian,
keutamaan dan keteladanan dalam mengambil resiko yang
bersumber pada kemampuan sendiri. Dalam hal ini
pengertian wiraswasta bukanlah teladan dalam usaha”(kini
lebih popular dengan istilah “swasta”), melainkan adalah
sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dan
semangat yang bersumber dari kekuatan sendiri, dari
seseorang pendekar kemajuan, baik dalam kekaryaan
pemerintahan maupun dalam kegiatan apa saja di luar
pemerintahan dalam arti positif yang menjadi pangkal
keberhasilan seseorang (Sumahamaijaya, 1980). Dengan
demikian, wiraswasta juga mencakup semua aspek pekerjaan
termasuk karyawan pemerintahan, koperasi, badan usaha
milik negara (BUMN), petani, warga, angkatan bersenjata, dan
sebagainya. Oleh karena itu pernah orang menyarankan
untuk menggunakan istilah ”wirakarya” yang mencakup
lingkup pengertian tersebut, sedangkan pengertian
”wiraswasta” hanya diperuntukan bagi lingkup usaha swasta.
Apa pun istilah yang digunakan, aspek kemandirian dan wira
merupakan aspek yang khas dan penting dalam
kewiraswastaan.
Istilah ”swasta” sebagai pengganti istilah ”partikelir” atau
private telah ada dan dikenal sebelum istilah wiraswasta ada,
sehinga kurang tepat jika istilah wiraswasta hanya dikaitkan
atau diasosiasikan dengan pengertian ”usaha swasta”.
Pengertian swasta dari kata private sebenarnya mencakup
pengertian”segala sesuatu yang bersifat tidak terbuka untuk
umum atau tidak diawasi secara langsung oleh pemerintah”
( kamus Webster, 1967). Di Malaysia dan Singapura,
perusahaan yang semula bertanda Pte (Private) kemudiam
diganti dengan istilah setempat (bahasa Melayu), yaitu Sdn
( Sendirian).
Di Indonesia ada berbagai jenis atau bentuk perusahaan,
antara lain PT (Perseroan Terbatas), Fa (Firma), CV atau PK
( Perseroan Komanditer), PN (perusahaan Negara), perum
(Perusahaan Umum), dan sebagainya. Istilah swasta untuk
padanan kata private bagi Indonesia tidak harus sama
dengan pengertian yang dianut oleh negara-negara Barat
mengingat kondisi sosial ekonomi dan falsafah negara
masing-masing yang berbeda.
Syis dalam bukunya yang berjudul Bimbingan Wiraswasta
memberikan pergertian istilah wiraswasta yang tidak jauh
berbeda dengan yang dikemukakan oleh suparman.
Dinyatakan wiraswasta sebagai ”suatu kepribadian unggul
yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang
patut diteladani, karena atas dasar kemampuan sendiri dapat
melahirkan suatu sumbangsih karya untuk kemajuan
kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan”,
selanjutnya dinyatakan bahwa seorang wiraswasta atau
wiraswastawan adalah pejuang kemajuan, mengutamakan
berkarya dalam bidang pekerjaan, baik di sektor
pemerintahan ataupun swasta, bersumber pada kemampuan
sendiri, didorong oleh inisiatif untuk mewujudkan
kesejahteraan keluarga, lingkungan, dan bangsanya.
Dari berbagai pandangan tersebut terlihat adanya
kecendrungan untuk mengaitkan arti usaha swasta dengan
sikap mental wira dalam istilah wiraswasta. Pengertian
wiraswasta seharusnya memang merupakan sintesis
(penggabungan) dari pengertian wira” dan ”swasta”. Istilah
”wira” lebih mencirikan sikap mental ksatria sehingga
tercakup sikap mental mulia dan agung, berbudi luhur,
berjiwa besar, jujur, pemberani tetapi pemurah hati, dan
penuh keteladanan. Namun, pengertian wira belum
mencakup pengertian kemampuan untuk dapat ”berdiri
sendiri”, terutama untuk dapat memperoleh nafkah dan
kebutuhan hidup pada zaman modern ini. Sebaliknya istilah
”swasta” lebih memberikan pengertian tentang atau asosiasi
dengan kemampuan untuk berusaha mandiri dalam bidang
ekonomi. Seseorang yang menonjol dalam kewiraaanya dapat
saja melarat dan serba bergantung dalam segi materi.
Sebaliknya, seseorang yang menonjol dalam aspek swastanya
(kaya dan serba kecukupan), mungkin saja mental wiraswasta
yang tinggi adalah gambaran orang yang ideal karena
kemampuannya untuk dapat mewujudkan kepribadian wira
dalam kehidupan yang sukses dalam pemenuhan kebutuhan
lahir dan batin, seimbang, selaras dan serasi, baik dalam segi
moral spiritual maupun dalam aspek kehidupan lainnya.
Kewiraswastaan banyak menekankan segi kemampuan untuk
berdiri sendiri. Pengertian ”berdiri sendiri” hendaknya
ditafsirkan secara kritis dan dinamis, bukan dalam arti harus
bekerja seorang diri tanpa berhubungan atau bekerja sama
dengan siapapun. Justru kondisi sosial dan ekonomi dewasa
ini menuntut adanya kerja sama dan interaksi yang erat
antara pemimpin dengan yang dipimpin, anrtara seseorang
dengan masyarakat antara satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain, antara manajer dengan bawahan,
antara sesame karyawan, petani, pedagang, dan sebagainya.
Dalam dunia modern sekarang ini kiranya sulit melakukan
atau mewujudkan sesuatu yang besar secara efisien jika
hanya dilakukan seorang diri. Dalam dunia perdagangan, dan
juga dalam berbagai kegiatan sosial dan ekonomi lainnya,
selalu ada dua pihak atau lebih yang saling berkepentingan.
Coba bayangkan bagaiamana Anda akan bermain bulu
tangkis, tennis, tennis meja, sepak bola, bola voli, atau sepak
takraw jika seseorang diri saja. Mungkinkah Anda dapat
menjalankan suatu perusahaan besar secara lancer dan
efisien seorang diri tanpa dibantu stf karyawan lain yang
menangani produksi, pemasaran, dan lain-laian pekerjaan?
Pengertian ”berdiri sendiri” bukan pula berarti suatu sikap
menyendiri atau tertutup. Pengertian ”berdiri sendiri” yang
memang sangat diperlukan untuk dapat mengatasi berbagai
tantangan hidup. Kepercayaan diri menunjukkan kemampuan
dan tekad dalam menghadapi kehidupan. Kepercayaan diri
bahkan merupakan faktor penting dalam meraih sukses, dan
setiap sukses yang diperoleh akan mempertebal kepercayaan
diri yang bersangkutan. Hanya dengan bekal kepercayaan diri
yang kuat seseorang atau suatu masyarakat dan bahkan
suatu bangsa akan mampu survive dalam menghadapi
tantangan yang penuh persaingan dan pergolakan serta
serba tidak pasti.
Generasi mendatang akan lebih berat menhadapi masalah
dunia yang makin besar dan kompleks serta penuh
persaingan. Masalah kekurangan pangan, kesehatan, air
bersih dan air untuk pertanian, lahan untuk pemukiman yang
kian sempit, persediaan sumber alam tak pulih kembali (non
renewable resources) yang makin langka, persaingan dalam
industri danperdagangan, masalah energi dan terutama
masalah lapangan kerja, adalah masalah yang makin gawat
yang harus dihadapi dewasa ini, dan lebih-lebih lagi pada
masa mendatang. Bagaimana cara menghadapi masalah dan
tantangan tersebut agar dapat survive? Beberapa ahli
sependapat bahwa tidak ada satu cara pun yang dapat
mengatasi masalah tersebut kecuali kepercayaan diri yang
tinggi yang harus dimiliki oleh setiap indi8vidu. Jadi,
kepercayaan diri seyogyanya merupakan inti dalam
pengembangan wiraswasta.
1. Unsur wiraswasta
Wiraswasta sesungguhnya mencakup beberapa unsur
penting yang satu dengan lainnya saling terkait dan tidak
terlepas dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1) unsur pengetahuan
2) unsur ketrampilan
3) unsur sikap
4) unsur kewaspadaan
Unsur pengetahuan atau unsure kognitif mencirikan tingkat
penalaran (reasoning) yang dimiliki oleh seorang, yaitu
tingkat kemampuan berfikir seseorang yang umumnya lebih
banyak ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik
pendidikan formal maupun bukan. Makin tinggi dan makin
luas pendidikan yang diperoleh, maka makin tinggi dan luas
pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan seseorang dapat
juga berkembang dari hasil ”belajar sendiri” atau self-study.
Beberapa tokoh terkenal seperti Thomas Edison, penemu
lampu listrik, dan tokoh nasional seperti K.H. Achmad Hasyim
dan Adam Malik, adalah contoh orang yang dapat maju
berkat”belajar sendiri”.
Seseorang mungkin saja mempunyai pengetahuan yang luas,
dalam arti di mengetahui berbagai jenis pengetahuan, tetapi
tidak mendalam sehingga sering disebut sebagai ”generalis”.
Sebalinya, ada pula orang sangat ahli untuk satu bidang ilmu
lainnya. Seseorang yang ahli untuk satu bidang pengetahuan
dikenal sebagai pakar yang khusus pula. Sebaliknya, pada
dunia usaha yang kompleks diperlukan sauatu kemampuan
komprehensif untuk mengatasinya. Umunya para pengusaha
atau eksekutif dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang
relative luas walaupun kurang mendalam. Penyelesaian
masal;ah muskil (kecil namun sulit) haruslah oleh ahlinya,
yaitu orang yang berpengetahuan mendalam.
Banyak membaca, mendengarkan radio, ceramah dan pidato,
menonton tevisi, berdiskusi, mengikuti pendidikan formal,
dan sebagainya, akan menambah pengetahuan seseorang.
Mereka yang ingin maju dan tidak ingin tertinggalharuslah
tiap hari menambah pengetahuannya. Tiap hari selalu terjadi
perubahan dan kemajuan.Ilmu dan teknologi terus
berkembang, dan tiap hari terjadi perubahan nilai volume,
dan jenis barang yang diperdgangkan, harganya, dan bahkan
kadang-kadang peraturannya. Itu semua harus terus diikuti
agar dapat survive.
Dalam banyak hal, pengetahuan saja tidaklah dapat
mengatasi masalah. Berenang, menulis, menggambar, dan
yang sejenis, tidak mungkin dilaksanakan hanya dengan
mengetahui saja. Pekerjaan tersebut memerlukan
ketrampilan. Pendidikan formal dewasa ini umunya lebih
banyak memberikan pengetahuan (teori) dari pada prkatek
sehingga ketrampilan siswa umumnya rendah. Mereka lebih
”pandai omong” dari pada ”bekerja”. Oleh karena itu,
disapiang pengetahuan, perlu juga ketrampilan.
Ketrampilan atau unsure psikomotorik lebih berasosiasi pada
kerja fisik anggota badan, terutama tangan, kaki, dan mulut
(suara) untuk bekerja dan bekarnya. Unsur ketrampilan
seseorang umumnya banyak diperoleh melalui latihan dan
pengalaman kerja nyata. Tingkat ketrampilan seseorang akan
makin tinggi karena adanya ulangan kerja. Seseorang yang
telah bekerja atau mengerjakan suatu pekerjaaan yang
relative lebih mahir daripada orang lain yang baru dan belum
berpengalaman. Tingkat ketrampilan seseorang banyak
ditentukan oleh pengalaman yang pernah diperolehnya.
Mereka yang berpengalaman tentulah relative lebih trampil
dalam arti dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih
lancer, tertib, sedikit atau tnpa kesalahan dan secara umum
lebih baik. Itulah sebabnya tenaga berpengalaman lebih
banyak dicari daripada yang belum pengalaman jika dia tidak
diberi kunci utama untuk memperoleh keterampilan yang
tinggi.
Ketrampilan tidak hanya mencakup hasil kerja tangan dan
kaki seperti ketrampilan mengendarai mobil, mengetik,
melukis, menjahit, mengelas, dan yang sejenisnya, tetapi
juga ketrampilan yang berupa audiovisual seperti menyanyi,
menari, beraksi (acting), berpidato, dan
sebagainya.Seseorang juga dikatakan terampil jika dia pandai
bicara atau pandai menyanyi, menari, atau pandai
memainkan berbagai alat musik. Ketrampilan yang tidak
kalah penting dan bahkan mungkin yang terpenting untuk
dikuasai oleh setiap orang yang ingin maju pada zaman
sekarang dan mrndatang adalah ketrampilan menulis. Tentu
saja ketrampilan menulis mutlak diperlukan oleh setiap orang
yang berprofesi sebagai wartawan, pengarang, peneliti,
pendidik, dan laian-laian yang sejenis.
Tingkat ketrampilan yang mencirikan seberapa jauh
kemampuan seseorang dalam menggunakan tangan, kaki,
suara, pandangan, lidah, untuk uji cicip (taste testing),
pendengaran atau gerakan badan, juga mencirikan seberapa
jauh profesionalnya. Ketrampilan memang merupakan suatu
profesi. Dengan menguasai suatu keahlian tertentu,
seseorang dapat menjadi profesioal, misalnya seperti ahli
tembakau (ketrampilan meraba dan merasakan konsistensi
serta menhidu daun tembakau), ahli cicip the, ahli penguji
minyak wangi, aktor, ahli pantonim, juru gambar, pelukis,
penyanyi, pembawa acara atau MC (master of ceremony),
dan sebagainya. Perusahaan ketrampilan yang baik bagi yang
bersangkuatan, selain juga memberikan ketrampilan yang
baik bagi yang bersangkuatan, selain juga memberikan
kepercayaan diri yang tinggi.
Oleh karena itu, seseorang perlu menguasai satu atau
beberapa ketrampilan tertentu untuk memudahakan dan
memperlancar berbgai tugas yang harus dijalani dan
diselesaiakannya. Hilangkan rasa enggan dan malas.
Gunakanlah raga Anda, terutama tangan sebagai karunia
Tuhan dengan sebaik-baiknya demi kehidupan yang lebih
baik.
Unsur sikap mental lebih mencirikan respons, tanggapan,
atau tingkah laku seseorang jika dihadapkan pada suatu
situasi tertentu. Sikap mental lebih menggambarkan reaksi
sikap dan mental seseorang jika yang bersangkuatan
menghadapi suatu pekerjaan. Dia mungkin akan meneriamya
dengan senag hati, menerimanya denga berat hati, atau
menolak, atau acuh tak acuh saja. Juka di meneriama
pekerjaan itu, mungkin juga menagguhkan dulu
pelaksanaannya atau dilaksaanakan dengan santai dan
lambat-lambat. Sewaktu bekerja melaksanakan pekerjaan
tersebut, dia mungkin bergairah melekukanya, atau di
bekerja dengan penuh keeganan. Dia mungkin melakuaknnya
dengan sungguh-sungguh, cermat dan cepat, atau
melaksanakannya dengan ”asal kerja”, ceroboh, menunda-
nunda, dan bermalas-malasan.
Tingkah laku yang ditunjukkan seseorang dalam
menghadapai situasi(pekerjaan) tersebut banyak mencirikan
sikap mentalnya.Bagaimana seseorang akan mernjawab
suatu pertanyaan atau melksanakan suatu perintah atau
tugas yang diberikan kepadanya, akan dapt menggambarkan
sikap mentanya. Rasa tanggung jawab, nkejujuran,
ketegasan, keberanian untuk mengambil tindakan, inisiatif,
dan bergbagai tindakan lainnya, juga dapat menggambarkan
sikap mental seseorang walaupun hanya secara lahirinyah
saja. Sikap mental seseorang walaupun hanya secara
lahirintyah saja. Beberapa orang menanyakan perbedaan
pengertian anatara sikap mental dan kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang relative lebih banyak menyangkut dan
menggambarkan watak seseorang atau sikap mental yang
relative mantap dan tetap, sedangkan pengertian sikap
mental dalam kewirastaan lebih bersifat dinamis.
Bagi Indonesia pengembangan sikap mental inilah yang
paling penting untuk dapat melaksanakan pembangunan
dengan lebih baik. Setiap orang dituntut untuk dapat
mengubah sikap mentalnya menjadi sikap mental maju sesuai
dengan tuntutan dan tantangan pembangunan dewasa ini
dan untuk masa mendatang. Hanya dengan perubahan sikap
mental panutan (pemimpin) kurang baik, maka akibatnya
pada raknyat pun akan tidak baik juga. Dengan demikian,
sikap mental para pemimpin bangsa merupakan kunci
keberhasilan pembangunan.
Para pemimpin dituntut untuk memiliki sikap wira dan
ksatria selain haryus memiliki juga daya inisiatif dan
kreativitas yang tinggi. Sikap wira seorang pemimoin anatara
lain dicirikan oleh seberapa jauh dia tidak mementingkan diri
sendiri, secara jujur mau mengakui kesalahan jika berbuat
salah mau berkorban demi kebaiakn orang banyak, mau
mendengar ”jeritan bawahan”, dan seberapa jauh berani
menindak staf pembantunya jika memang berbuat tidak baik
dan merigikan sebagian besar rakyat atau keryawan yang
lain.
Unsur kewaspadaan dalam dunia usaha(bisnis)
memegang peranan yang penting karena keberhasilan,
bahkan hidup matinya suatu perusahaan, sering ditentukan
oleh ketepatan prakiraan tentang apa yang akan terjadi dan
tindakan apa yang harus dilakukan. Dfewasa ini unsure
prakiraan dan perencanaan telah merupakan sesuatu yang
tidak terpisahkan pada setiap perusahaan, terutama dalam
perencanaan produksi dan pemasaran. Setiap tahun atau
pada periode tertentu perusahaan perlu mengadakan
aanalisis pasar untuk melihat apa yang sedang berjalan,
bagaimana tendensi atau kecenderungan yang ada, apa yang
mungkin terjadi, bagaimana permintaan pasar, siapa saja
yang telah dan akan menjadi saingan usaha, dan sebagainya.
1.3 PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI
“Untuk menghadapi dunia masa mendatang yang penuh keterbatasan, persaingan, dan pergolakan, hanya ada satu jawaban bagi generasi mendatang agar dapat”Survive”, yaitu mempertebal kepercayaan diri.”
1. Tugas dan kepercayaan diri
Kepercayaan diri atau selfconfidence merupakan sauatu
paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi
suatu tugas atau sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi suatu tugas atau pekerjaan. Dalam praktek,
kepercayaan diri tersebut merupakan sikap dan keyakinan
untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas
atau pekerjaan yang harus dihadapi. Kepercayaan diri hanya
dapat dirasakan oleh yang bersangkutan dalam bentuk
kemantapan hati menghadapi tugas yang harus dilakukan.
Seberapa jauh hatinya mantap dan yakin dapat melakukan
suatu pekerjaan akan menandai seberapa jauh kepercayaan
dirinya dalam tugas tersebut.
Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan
bersifat sangat relative, baik antara seseorang dengan orang
lain ataupun pada seseorang tetapi beda tugas atau
pekerjaan yang dihadapinya. Seseorang mungkin mempunyai
kepercayaan diri yang besar untuk melakukan suatu
pekerjaan, misalnya mengendarai sebuah mobil, tetapi
kepercayaan dirinya mungkin akan hilang jika dia dipaksa
untuk menerbangakan sebuah pesawat jet tempur. Seseorang
mungkin mempunyai kepercayaan dirinya berkurang jika dia
harus menyampaikannya secara lisan di hadapan suatu
seminar. Sebaliknya, ada juga orang yang mempunyai
kepercayaan diri yang mantap jika berpidato, namun sering
mengalami kesulitan atau bimbang dan ragu jika harus
menulis suatu teks pidato.
Kepercayaan diri juga bersifat dinamis. Seseorang yang
semula mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk
mengendarai mobil, kepercayaan dirinya kemudian berkurang
karena makin tua atau setelah mengalami suatu kecelakaan
lalu lintas. Usia atau kondisi kesehatan seseorang dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan diri yang bersangkutan.
Secara umum orang yang makin tua, terutama yang telah
melewati setengah umur, makin berkurang kepercayaan
dirinya dalam kegiatan yang bersifat keterampilan fisik
seperti mengendarai mobil, meniti, melompat, memnjat, dan
kegiatan lain yang sejenis. Namun sebaliknya, usia yang
makin lanjut makin memberi kepercayaan diri yang tinggi
untuk mengatasi berbagai masalah nonfisik walupun mungkin
relative kompleks. Hal ini mungkin disebabkan oleh
pengalamannya yang cukup banyak dan jiwanya yang
relative lebih matang dalam menhadapi berbagai
permasalahan dan cobaan pada masa yang lalu.
2. Sukses dan kegagalan
Pengikisan atau pertambahan diri yang dimiliki seseorang
bergantung pada berbagai faktor. Salah satu faktor yang
penting dan mempengaruhi peningkatan atau pengurangan
kepercayaan diri seseorang adalah kegagalan atau
keberhasilan dalam melksanakan dan menyelesaiakan suatu
tugas atau pekerjaan. Kegagalan yang berulang dan beruntun
dapat mengurangi kepercayaan diri yang bersangkuatan, dan
sebalinya keprcayaan dir seseorang akan semakin meningkat
apabila dia sering berhasil atau sukses dalam melaksanakan
pekerjaanya. Pada setisp keberhasilan dalam menyelesaiakn
suatu pekerjaan selalu terselip ras puas dan bangga yang
menumbuhkan kepercayaan diri. Sebaliknya, setiap
kegagalan menimbulkan kekecewaan dan perasaan kecil hati
atau down yang jika berulang lagi dapat menimbulkan
frustasi yang mengarah kepada semakin berkurangynya
kepercayaan terhadap kemampuan diri dalam menyelesaikan
pekerjaan itu.
Tingkat kemungkinan gagal atau sukses dalkam
melaksanakan dan meyelesaikan sesuatu pekerjaan banyak
ditentukan oleh tingkat kemudahan atau kesulitan pekerjaan
yang bersangkutan dan oleh tingkat kemampuan seseorang.
Makin sulit suatu pekerjaan yang harus diselesaiakan, maka
makin besar pula kemungkinan gagal. Namun, jika pekerjaan
yang sulit itu dapat diselesaiakna dengan baik(sukses), maka
makin tebal pula kepercayaan dirinya. Makin sulit pekerjaan
yang harus diselesaiakn, makin diperlukan kepercayaan diri
yang tinngi.
Untuk meningkatkan keprcayaan diri, seseorang harus
berusaha sebanyak dan sesering mungkin membuat sukses.
Untuk itu seyogyanya seseorang melatih diri secara bertahap
utnutk menhindari kegagalan. Tingkat kesulitan yang
dihadapi hendaknya tidak melonjak dalam arti terlalu jauh
dari kemampuan. Kemampuan dan keprcayaan diri memang
saling berkaitan. Seseorang akan mampu menyelesaiakn
suatu pekerjaan yang sulit ap[abila dia pernah menyelesaiakn
pekerjaaan serupa dengan tingkat kesulitan yang sanma atau
hamper sama. Kepercayaan diri seseorang akan makin tinggi
jika setapak demi setapak did dapat menyelesaiakn pekerjaan
yang tingkat kesulitanya makin bertambah. Dengan cara
pengembangan kemampuan menyelesaikan pekerjaan dari
yang relative mudah sampai yang relative sulit, kepercayaan
dirinya dapat dikembangkan pula. Pada waktu yang
bersamaam kemampuannya juga makin meningkat karena
terlatih secara teratur.
3. Kemampuan dan kepercayaan
Untuk mencegah, menghindar, atau mengurangi
kemungkinan erosi atau pengikisan terhadap keprcayaan diri,
maka seseorang harus pandai memilih pekerjaan atau cara
menyelesaikan pekerjaaan yang dihadapinya agar tidak
melampaui batas kemampuannya. Janganlah terlalu bernafsu
untuk melakuakn ”loncatan jauh” dalam waktu singakat
apabila kondisi dan kemampuan ataupun pengalamannya
berada di luar batas yang mungkin dapat doicapainya. Hal ini
hendaknya jangan ditafsirkan sebagai sesuatu untuk
menakuti (discourage) seseorang yang begairah dan
berambisi untuk mencapai sukses yang besar. Tentu saja
ambisi dan semangat yang menggelora sanagt diperlukan
untuk mencapai suatu sukses, namun ukluran kemampuan
seseorang banyak ditentukan oleh latihan dan
pengembangan diri melalui pengalaman.
“ Lompatan jauh” hanya akan dapat tercapai melalui latihan
dankerja keras secara sistimatis. Ibarat orang ingin
menggugurkan sebuah bangunan besar, dia dapat memilih
dengan cara sekali pukul atau secara bertahap sedikit demi
sedikit. Cara pertama relative singkat, namun memerlukan
upaya, tenaga, dan dana yang sangat besar. Hanya mereka
yang mempunyai kemampuan sangat tinggi dalam arti
teknologi, pengalaman, tenaga, dan dan dapat melakukan
pekerjaan besar iti pun sesungguhnya juga hasil dari suatu
perjalanan yang panjang pula. Cara kedua memang lebih
lama., namun relative lebih ”ringan” karena upaya, tenaga,
dan dana yang diperlukan untuk setiap tahapan pekerjaan
relative kecil. Cara kedua ini memberikan kemungkinan
berhasil lebih besar, terutama bagi mereka yang belum
mampu atau belum developed.
Kepercayaan diri seseorang banyak ditentukan oleh
kemampaun untuk memulai, melaksanakan, dan
menyelesaiakan suatu pekerjaan dengan baiak dalam arti
baik perencanaannya, sistematikanya, teknis pelaksanaanya,
efisiensi waktu, biaya, dan tenaga, serta baik hasil akhir yang
diperoleh. Jika seseorang dapat memulai, melaksanakan, dan
menyelesaiakan suatu pekerjaan dengan tertib, cekatan,
mantap, dan lancer, maka hal itu menunjukkan bahwa dia
dapat mengerjakan pekerjaan tersebut dengan penuh
kepercayaan diri. Selain itu, faktor ketenangan, ketekunan,
dan kegairahan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, secara
langsung atau pun tidak, dapat menunjukkan kepoercayaan
diri seseorang. Kepercayaan diri yang kurang atau yang labil
dapat menyebabakan cara kerja canggung, tersendat-sendat,
acak-acakan, dan hasilnya tentu saja kurang baik dan tidak
memuaskan.
Kepercayaan orang yang dalam waktu relative singkat
telah mampu menguasai suatu pekerjaan, ada pula yang
memerlukan waktu lebih lama untuk pekerjaan yang sama.
Hal ini berlaku juga untuk berbagai kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari seperti memahami pengetahuan kimia, biologi,
dan fisika pada proses belajar ;paham dan terampil dalam
berdagang ; terampil dan cekatan dalam mereparasi
mobil;mahir dalam bidang computer; mahir memainkan biola
dan alat musik lainnya, berenang, maian badminton dan
sebagainya.
4. Sikap mental dan Kepercayaan
Optimisme dan keberanian mengambil resiko dalam
menghadapi suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh
kepercayaan diri yang ada. Optimisme dan keberanian yang
melampaui batas kemampuan sering disebut over optimistic,
terlalu berani, atau nekat. Tentu saja dalam hal yang terlalu
atau lewat batas tersebut kemungkinan berhasilnya kecil.
Oleh sebab itu, sebaiknya optimisme dan keberanian
mengambil resiko didasarkan atas perhitungan yang benar-
benar matang dan disesuaikan dengan tingkat kepercayaan
diri yang tinggi pula dapat membuahkan sukses yang besar,
minimal jika kurang berhasil, hanya akan merugi sedikit.
Tingkat kemandirian atau kemampuan untuk
”bantuan“orang lain. Kemandirianya terutama dalam segi
inisiatif dan kemampuan untuk dapat menolong dirinya
sendiri dari masalah yang dihadapai. Tentu saja kepercayaan
diri yang tinggi yang dapat mengangkat tingkat kemandiriian
seseorang adalah hasil kerja keras yang sistematis selama
beberapa minggu, bulan, bahkan beberapa tahun dengan
tekun.
Kepercayaan diri secara langsung atau tidak langsung,
baik disadari atau tidak, akan mempengaruhi sikap mental
seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian,
ketekunan, semangat kerja keras, kegairahan kerja, karya,
dan sebagainya, banyak dipengaruhi oleh tingkat
kepercayaan diri seseorang membaur dengan pengetahuan,
ketrampilan, serta kewaspadaannya. Kepercayaan diri
merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa
dan karya seseorang. Sebaliknya, setiap karaya yang
dihasilkan akan menumbuhkan dan meningkatkan
kepercayaan diri. Kreativitas, inisiatif, kegairahan kerja, dan
ketekunan akan banyak mendorong seseorang unutk
mencapai karya yang memberikan minimal kepuasan batin.
Hal itu tentu saja makin mempertebal keyakinan dirinya.
5. Unsur Keimanan
Kepercayaan diri akan menambah keberanian dalam
mengerjakan sesuatu karena adanya keyakinan bahwa dia
mampu memulai, melaksanakan, dan menyelesaikannya
berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
yang telah diperolehnya selama ini. Keyakinan dan
keberanian yang saling berkaitan dengamn kepercayaan diri
seseorang dapat juga tumbuh karena keimanan.
Keyakinan bahwa Tuhan adalah Maha Pengasih, Penyayang,
Pengampun, dan Maha Penolong akan mempertebal
kepercayaan diri seseorang yang beriman karena akan
mengurangi bahkan menghilangkan keraguan, kebimbangan,
atau ketakutan untuk melakukan suatu pekerjaan selama hal
itu tidak bertentangan dengan perintah-Nya. Iman kepada
Tuhan akan memberi rasa aman dan tenteram, keyakinan
dan kegairahan bekerja, sehingga secara langsung akan
mempertebal kepercayaan diri yang selanjutnya akan
memudahkan jalan menuju sukses dan hidup bahagia
selamanya.
Rendah diri atau merasa ”kurang “ hendaklah dikis habis.
Rendah diri dapat menjerumuskan diri seseorang ke lembah
kesengsaraan karena kehilangan kepercayaan diri.
Sesungguhnya seseorang tidak perlu rendah diri kalau dia
benar-benar beriman kepada Tuhan. Iman kepada Tuhan
berarti juga mensyukuri karuniaNya. Badan, pikiran,
perasaan, nyawa, alam sekeliling, dan segala sesuatu yang
diterimanya patut disyukuri, dan bukan disesali. Seseorang
harus bangga pada dirinya dan mensyukuri hidupnya karena
pasti tiap orang dikaruniai asatu atau beberapa kelebihan.
Hanya dengan iman, seseorang akan mencari dan
mengembangkan kelebihan yang dimilikinya. Tentu saja
kebangaan pada dirinya itu tidak akan palsu jika kebangaan
tersebut benar-benar digali dari apa yang dimiliki atas
karunia-Nya dan digabungkan dengan waktu, kesempatan,
dan alam sekeliling yang dapat dimanfaatkannya. Oleh
karena itu, seseorang wajib bersyuklur dan menyadari bahwa
Tuhan telah memberikan kekuatan pada diri seseorang
sehingga tiada lagi alas an untuk rendah dirti dan merasa
kurang mampu untuk berbuat sesuatu yang berguna dan
halal.
Iman, bersyukur, dan berdoa adalah bagian yang tidak
terpisahkan, bahkan merupakan landasan utama dari
kepercayaan diri. Bersyukur, selain memberi kesempatan
kepada seseorang untuk menjelajahi rahmat apa saja yang
diberikan Tuhan sehingga bias dimanfaatkan, juga untuk
dapat merasakan puas atas setiap hail kerja yang
diperolehnya. Kepuasan untuk setiap tugas atau pekerjaan
yang telah diselesaikan dengan baik sangat diperlukan, tidak
hanya untuk memupuk kepercayaan diri, tetapi juga untuk
menumbuhkan kegairahan, kreativitas, dan hal-hal lain yang
positif. Memang seseorang tidak boleh cepat”puasdiri” dalam
pengertian, sesudah merasa puas, kemudian tidak mau
berusaha lagi.
Berpuas diri berbeda dengan merasa puas dalam kaitan
bersyukur atas rahmat dan karunia-Nya. Sebab bersyukur
dengan landasan iman justru selalu mendera seseorang untuk
selalu berusaha terus memupuk dan berbuat kebajikan
menolong dirinya, keluarganya, dan kaumnya. Dengan kata
lain, setiap mencxapai sukses hendaknya Anda bersyukur,
berdoa, dan bertekad untuk bekerja dan berusaha lebih giat
danlebih baik lagi untuk mencapai sukses yang lebih besar.
Jika hal itu berlaku untuk setiap insan, maka pastilah mereka
mampu mengangkat derajat kaum atau bangsanya.
Doa banyak memberikan ketentraman batin dan
dorongan pada karsa, namun harus diikuti oleh tindakan
nyata jika memang ada suatu hasil nyata yang diinginkan. Hal
itu serupa dengan suatu pemikiran atai ide (gagasan) yang
hanya akan dapat terwujud jika yang bersangkutan berusaha
dan melakukan tindakan nyata untuk mewujudkanya.
6. Mawas diri
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka seyogyanya
masing-masing mencoba mengevaluasi diri sendiri,
kelemahan-kelemahan apa yang selama ini dirasakanJika ada
kegagalan, hendaklah kegaggalan itu”dijadikan guru”, dan
jangan samp[ai menjurus kepada pengikisan kepercayaan diri
Anda. Dalam bidang apa saja kepercayaan diri Anda lemah?
Untuk meningkatakan kepercayaan didi di bi9dang yang Anda
rasakan lemah itu. Mulailah dengan langkah-langkah yang
mudah, dan baru setelah itu melangkah ke tingkat kesulitan
yang makin tinggi. Beberapa kelemahan pada kepercayaan
diri sering merupakan akibat lemah semangat. Jika itu
p0enyebabnya, maka usakanlah agar semanagat Anda timbul
kembali, misalnya dengan mengerjakan sesuatu yang Anda
senangi. Namunjangan lupa, jika semangat kerja telah ada,
lakukan tugas yang seharusnya Anda kerjakan. Jangn terlalu
jauh mengerjakan yang ”terlalu bergairah”, apalagi jika yang
menggairahkan itu merupakan ”pelarian” yang tidak sehat
dan menghabiskan waktu saja. Mengapa kesegaran jasmani,
shalat dan berdoa, mendengarkan musik yang merdu,
menulis, dan kegiatan sehat lainnya, akan banyak mendorong
semangat untuk peningkatan kepercayaan diri.
Biasakanlah hidup penuh gairah, dan jangan biarkan diri Anda
larut dalam lembah duka dan frustasi. Seseorang bersedih
atau kecewa karena kegagagalan adalah wajar. Seseorang
bersedih atau kecewa itu dibiarkan berlarut-larut. Berilah
batas waktu atau”jatah”, beberapa lama Anda akan bersedih
atau berkecewa.Jika waktu semula yang ditetpkan tidak
cukup, boleh ditambah sedikit lagi….?! Hedaklah setiap
kegagalan itu dievaluasi dan dijadikan cambuk untuk
melagkah lebih baik lagi. Itulah langkah positif. Setiap
”cobaan” haruslah dijadikan unsure pendorong, dan bukan
sebagai unsure penghambat. Hanya dengan cara berpikir
positif demikian, sukses akan lebih banyak diraih daripada
kegagagalan, dan itu berarti akan makin memperkuat
kepercayaan diri menhadapi hidup dan kehidupan didunia
dan akhirat.
1.4 MODAL DAN WAKTU
1. Arti dan peranan modal
Umunya istilah modal selalu diasosiasikan atau dikaitkan
dengan uang sehingga tidak ada uang berarti tidak adad
modal. Benarkah modfal itu hanya uang? Tidaklah benda
laian dapat juga diubah atau ditukarkan menjadi uanag? Dari
segi pandangan sikap mental wiraswasta, pengertian modal
bukan hanya uang. Pengertian modal seharusnya dikaitkan
dengan usaha atau upaya. Modal adalah sesuatu yang dapat
digunakan untuk menjalankan usaha. Dengan demikian,
modal dapat berupa benda fisik ataupun bukan. Pikiran,
kesempatan, waktu, pendidikan, dan pengalaman adalah
benda abstrak yang sesungguhnya merupakan modal yang
tidak ternilai pentingnya dan sangat menentukan
keberhasilan dalam berusaha.
Pikiran dapat digunakan untuk menghasilakan gagasan, dan
gagagsan dapat menghasilkan barang ataupun jasa. Dari
barang atau jasa tersebut dapat diperoleh uang. Uang yang
diperoleh dapat digunakan untuk membeli barang yang
selanjutnya dapat diubah atau dijual kembali untuk
memperoleh keuntungan. Dengan cara demikian, maka akan
berkembanglah kekkayaan yang dimiliki. Kekayaan yang
dimiliki dapat dijadikan modal yang selanjutnya dapat
digunakan untuk menggerakkan usaha. Jadi,modal itu
memang dapat berkembang. Gunakanlah modal karunia
Tuhan yang Anda miliki untuk menghasilkan benda-benda
fisik yang Anda perlukan.
Sejalan(analog) dengan pengertian modal tersebut di atas
modal pada suatu perusahaan dapat berupa barang seperti
uang, lahan, gedung, peralatan, dan kendaraaan, tetapi dapat
juga berupa”orang” dalam arti sikap mental, pendidikan,
keahlian, dan pengalaman yang memberikan kepercayaan
kepada calon pemberi uang atau barang jika ituyang
dimaksudkan. Modal adalah ”kekayaan” yang dimiliki suatu
perusahaan. Modal berupa kekayaan (disebut jugaasset)
tersebut dapat dikembangkan sehingga makin lama makin
besar jika dijalankan secara tepat. Coba bandingkan lebih
lanjut, apa persamaam dan adakah perbedaan antara
pengertian modal pada seseorang dengan modal yang ada
pada suatu perusahaan.
Modal dapat menjadi kekayaan yang bertambah,
berkembang atau berkurang, bahkan hilang, sesungguhnya
bergantung pada cara memanfaatkannya. Jika dalam
perjalanan waktu modal yang dimiliki tidak digunakan atau
hanya digunakan untuk menghasilkan benda atau barang
yang tidak dapat dijadikan modal lagi, maka hal itu berarti
pemborosan modal. Modal akan makin menbipis dan pada
akhirnya habis. Penghayatan tentang hakikat modal dan cara
menggunakannya sangat penting dalam setiap usaha
seseorang ataupun suatu perusahaan. Pertimbangan antara
belanja untuk barang konsumtif dan untuk barang produktif
(pembentuk modal lagi) akan memperlihatkan, apakah
seseorang atau suatu perusahaan mngarah pada pemborosan
atau mengembangkan modal:, ataukah yang bersangkutan
berusaha untuk mmengembangkan modal yang ada. Jadi
dalam setiap pengeluaran atau barang hendaknya selalu
terpikirkan apakah itu”makanan” yang akan hilang
ataukah”umpan” yang akan menarik ikan atau rezeki lainnya.
2. Waktu dan efisieni
Waktu adalah juga modal yang sangat berharga,
terutama dalam menetukan laju dan efisiensi usaha
seseorang, sesuatu masyarakat, atupun suatu bangsa. Pada
suatu negara akan tertinggal ataukah dapat mengejar
ketinggalannya dari negara maju yang ada dewasa ini.
Akakah waktu yang berharga akan dibiarkan berlalu begitu
saja? Apakah Anda ingin merugi ataukah inggin
menggunakan waktu seefisien mungkin?
Ada dua hal penting yang berkaitan dengan waktu, yaitu
kesempatan dan efisiens, Pada bab terdahulu telah
disinggung tentang apa dan bagaimana Faktor kesempatan
menetukan keberhasilan seseorang atau suatu perusahaan.
Kejelian dan kecelakaan sangat menetukan keberhasilannya.
Efisiensi adalah ukuran atau kuantum keluaran (output) per
satuan waktu, tenaga, atau biaya. Seseoarng mungkin
bekerja lebih lama dari pada orang lain, tetapi belum tahu
dapat dihasilkan kuantum yang lebih pendek, Makin banyak
barang yang didapat dihasilkan persatuan waktu, atau
persatuan tenag, atau persatuan biaya, maka makin efisien
dia bekerja.
Pengertian efisieni tidak cukup hanya dikaitkan dengan
jumlah barang tanpa memperhatikan mutu atau niali barang
yang dihasilkan. Seseorang dapat saja menghasilkan jumlah
yang lebih banyak persatuan waktu, atau tenaga, atau biaya,
namun mungkin mutu dan nilai barang yang dihasilkannnya
relative lebih rendah daripada yang dihasilkan orang laian
pada jumlah yang lebih sedikit. Pada akhirnya tingkat efisiensi
dalam suatu usaha umunya di ukur dengan nilai uang atau
sesuatu yang dapat memajukkan usaha atau perusahaannya.
Efisien telah menjadi suatu pegangan bagi tiap
perusahaan, dan menjadai objek perhatian serta penelitian
ekonomi yang paling banyak menjadi objek perhatian serta
penelitian ekonomi yang paling banyak diganti dunia usaha
dewasa ini. Masing-masing perusahaan ingin bekerja dengan
semakin efisien sehingga lahirlah system otomatisasi yang
selanjutnya melahirkan robot yang dapat bekerja lebih cepat,
terus-menerus tanpa mengenal lelah, tahan bekerja di
ruangan yang panas dan pengap tanpa cerewet dan
menuntut kenaikan gaji atau tunjangan ini-itu. Penggunaan
robot juga akan dapat mengurabngi masalah pemogokan,
pemberian uang pesangon, jaminan hari tua, tu8njangan hari
raya, dan biaya lainnya jika menggunakan tenaga manusia.
Di lain pihak, sitem otomasi dan robot akan banyak
menyingkirkan kesempatan orang lain untuk memperoleh
pekerjaan yang berarti juga tidak akan banyak baik bagi
masyarakat, kecuali jika tenaga kerja memang benar-benar
sulit di peroleh dan masyarakat memanga saudah cukup
berkemampuan dalam hidupnya.
Proses berlomba dengan waktu antarindividu,
antarperusaahaan, bahkan antarbangasa, terus berlangsung
dan makin sengit dalam peresaingan masing-masing.
Mereka yang tidak sadar akan hal ini, atau tahu tetapi tidak
berbuat sesuatu dengan effisien, akan tertinggal dan kalah
dalam persaiangan. Pikiran, karsa, kerja keras, disipiln dan
sikap mental lainnya diperlukan untuk dapat survive dan
menag dalam kancah persaingan tersebut.
Karena waktu itu terbatas, ayitu hanya 24 jam dalam satu
hari, sementara masalah atau hal-ahal yang harus ditangani
atau diselesaiakn sangat banyak, maka system priopritas
harus diterapkan. Raja mobil Ford atau jutawan Paukl Getty
termasuk orang yang pandai mengatur dan menggunakan
waktu. Mereka bias mencatat dan menyeleksi, lalu membuat
daftar urutan prioritas, pekerjaan mana yang harus
didahulukan dan mana yang dapata dikerjakan kemudian.
Dengan demikian, akan banyak dihindarkan kerugian, dan
bahkan banyak keuntungan diperoleh kareana efisiensi dan
ketepatan tindakan dapat dijalankan dengan baik.
Waktu harus benar-benar dapat dimanfaatkan untuk
pekerjaan yang produktif. Hal ini hanya mungkin dilakukan
jika pikiran dan kerja memang diarahakan kesana, bukan ke
arah hal-hal yang konsumtif. Hidup hendaknya diarahkan
untuk bekerja produktif karena hanya dengan cara itu
seseorang dapat mengabdi dan beribadah dengan baik.
Keberhasilan atau sukses tidak mungkin tercapai tanpa kerja,
seperti kata-kata mutiara berikut:
“The only place that
success comes before work
is in the …dictionary.”
(satu-satunya tempat
yang ada sukses sebelum kerja
Hanya di dalam …kamus.)
Berbicara seperlunya juga merupakan sikap yang menghargai
waktu dan efisiensi. Sikap inilah yang juga perlu
dikembangkan, termasuk bagi orang Indonesia jika inggin
maju, sebab beberapa oaring masih beranggapan bahwa cara
“berbicara”yang sopan “ di bumbui ini-itu” serta tidak perlu
tergesa-gesa meninggalkan pembicaraan. Suatu hal yang
terlupa dalam hal ini adalah bahwa ada orang lain yang
mungkin menunggu orang yang diajak bicaratersebut, dan
orang yang menunggu itu mungkin pula ditunggu oleh orang
lain yang membutuhkannnya. Jadi, satu pemborosan waktu
pada seseorang akan berakibat berantai pada orang lain.
Seseorang yang berbicara debngan seseorang pimpinan
suatu instansi atau perusahaan hendaknya tidak “merampas”
waktunya dan waktu orang lain yang inggin berbicara juga
dengannya. Orang yang menunggu giliran berbicara mungkin
seorang pemimpin yang di tempat kerjanya mungkin telah
ada orang lain yang inggin berbicara debngan dia. Dengan
demikian, jika ada seseorang yang merampas waktu orang
lain, maka dampak kerugian akan beranting tidak hanya
kepada satu orang, tetapi dua, tiga, dan mungkin puluhan
atau bahkan ratusan orang akan menderita dan dirugikan
hanya oleh ulah seorang ratusan orang akan menderita dan
dirugikan.
Time is money adalah pepatah inggris yang banyak
diadopsi oleh berbagai bansa di dunia dewasa ini. Dari
pepatah tersebut jelas terlihat betapa besar mereka
menghargai waktu. Adakah pepatah serupa dari nenek
moyang kita? Pepatah merupakan “benda antik” peninggalan
sejarah budaya sauatu bangsa sehingga pepatah sedikit-
banyak telah ikut mempengaruhi sikap mental bangsa itu.
Jika pepatah Indonesia langka tentang penghargaan waktu,
maka hal itu membuktikan betapa pentingnay untuk
menanamkan pengertian dan peranan waktu bagi bangsa
Indonesia.
3. Perbuatan sebagai modal
Setiap orang yang akan melakukan suatu tindakan selalu
diadasari oleh suatu niat, keingginan, atau tujuan tetrtentu
yanmg secara sadar atau tidak sadar merupakan dorongan
untuk melkukan tindakan tersebut. Niat, keinginan, dan
tujuan yang diharapkan itu mungkin merupakan suatu
rencana jangak panjang mungkinpula tidak. Kesadaran
terhadap arti perbuatan, termasuk juga jangkauan atau tidak,
akan ikut menentukan perjalanan hidup seseorang. Hal ini
disebabkan karena tiap perbuatan atau aksi seseorang akan
menimbulakan tanggapan atau rekasi orang lain. Orang lain
akan tidak mudah melupakan jika perbuatanya berkesan,
terutama kesan jelek. Kesan jelek itu secara langsung
ataupun tidak langsung akan mempengaruhi reaksinya
kemudian jika dia berjumpa dengan orang yang berkesan
jelek sebelumnya itu.
Pada bab selanjutnya dinyatakan bahwa perbedaan antar
mereka yang bias kaya atau sukses terletak dalam
menemukan yang kurang beruntung terutama terletak dalam
menemukan dan menggunakan “cara tertentu”. Salah satu
unsure penting pada “cara tertentu” itu adalah tindakan atau
perbuatan yang dilakukannya, terutama yang menyangkut
mutu perbuatanya yang sadar ataupun tidak., selama maasa
muydanya ataub pada masa silam taelah menanam modal
dalam bentuk p[erbuatan yang baik atau yang dinilai sebagai
perbuatannya dinilai baik, tetapi akan merupakan noda jika
perbuatannya tidak terpuji. Jadi, hanya perbuatan yang baik
atau terpuji yang dapat menjadi modal masa depan. Tepatlah
kata-kata mutiara yang mengatakan bahwa “jika seseorang
ingin menhancurkan masa depannnya, sebaiknya yang tidak
baik”.
Berbuat baik mengandung berbgaia pengertian, baik hati,
dermawan, suka menolong, adil, berjiwa besar, dan sikap
mental wira lainnya. Tergolong ke dalam perbuatan yang
terpuji. Sigap, cekatan, rajin, penuh tanggung jawab, patuh
dan berdisiplin, juga sikap yang terpuji. Siakp mental wira
umunya lebih banyak diharapkan dari atasan dan dinilai oleh
“bawahan”, sedangkan penilaian “atasan” umunya berkisar
pada mutu perbuatan “ bawahan”. Perbuatan baik bawahan
itu melip[uti cara dan hasil kerja atas tugas yang diberikan
kepadanya. Secara umum, orang akan menilai sebagai
perbuatan atau sikap mental yang baik seseorang itu dari
kesopanannya, kejujuranya , kecekatannya, tingkat disiplin,
ketertiban, serta tanggung jawabnya.
Faktor penilaian oleh orang laian penting mengingat manusia
hidup bersosial dan berienteraksi (saling terkait); mempunyai
pikiran dan perasaan (termasuk rasa cinta dan benci), sereta
berjenjang kekuasaan. Denagn menyadari hal tersebut,
apalagi jika didasarkan atas iman kepada Tuhan, maka
berbuat baik selam hidup di dunia adalah suatu keharusan
jika seseorang ingin hidup selamat dan sejahtera di dunia dan
akhirat. Berbuat baik adalah seperti sikap memberi pelumas
pada jalan hidup seseorang, sebab hidupnya akan lebih
mudah dalam mencari nafkah dan rezeki yang halal.
Saying tidak semua orang sadar bahwa perbuatan baik dapat
menjadi modal bagi masa mendatang. Sebagaian orang
sering lupa atau khilaf, lalu menganbil :”jalan pintas” dengan
berbuat sesuatu yang tidak terpuji sehingga mereka
buikannya menananm modal, melainkan membuat
penghalang., bahkan mungkin pinyu penutup masa
depannya. Hail ini justru banyak terjadi pada”anak muda”,
bermabuk-mabukkan, mencoba dan akhirnya terjerat
narkotika, atau perbuatan lain yang menjurus kepada
perbuatan criminal. Gejolak masa muda justru sering
melemparkan seseorang kedalam lembah nista. Malas ogah-
ogahan, menyakitkan hati orang lain, melanggar susila,
poerbuatan kriminal atau perbuatan melanggar hokum,
adalah perbuatan yang tidak terpuji. Tentu saja semua
perbuatan perbuatan yang tidak terpuji itu hanya akan
menhancurkan masa depannya. Dalam keadaan demikian,
tentulah orang tua, keluarga, masyarakat, dan bangsa akan
sedih, kecuali setan.
Hasil perbuatan seseorang, walaupun tidak melanggar susila
dan buakn juga perbuatan criminal, dapat juga tergolong ke
dalam perbuatan yang tidak terpuji, misalnya lamban, rewel,
kasar, “asal jadi” dan ceroboh. Semua perbuatan jelekitu juga
akan merupakan tamp[aran atau hambatan bagi masa
depannya. Hendaknya Anda ingat bahwa orang lain sulit
menhilangkan “catatan” tentang kejelekkan seseorang. Jadi,
setiap orang hendaknya dapat menyingkirkan setiap pikitran,
niat, rencana, apalagi perbuatan yang tidak terpuji. Hanya
dengan cara itu dapat dibangaun suatu bansa yang dapat
diandalkan dan dipercaya oleh bangsa lain di dunia.
Jika ditelusuri lebih lanjut, ternyata dampak perbuatan baik
atau jelek seseorang tidak berhenti pada yang bersangkutan
saja. Masyarakat umunya juga memandang keluarga yang
bersangkuatan saja. Masyarakat umunya juga memandang
keluarga atau keturunan seseorang yang berjasa atau
berbuat baik bagi masyrakat itu sebagai keluarga atau orang
yangb baik juga selama merka tidak melakukan hal-hal yang
tercela. Keluarga atau keturunannya atu faedah karena
perbuatan baik salah seorang anggota keluarga itu.
Sebalinya, sanak keluarga seorang yang telah berbuat jelek
dan tercela secara langsung ataupun tidak langsung “terkena
getahnya” akibat perbuatan salah seorang anggota keluarga
tersebut. Sanak keluarga “ikut terhukum” walupun tidak ikut
bersalah atas perbuatan tercela salah satu anggota
keluarganya. Jika salah seorang anggota keluarga dianggap
“gila” maka keluarga itu sering juga mengalami tekanan batin
dan kesulitan social karena ada anggapan masyarkata
sekeliling tentang kemungkinan adanya ketidakberesan pada
keluarga tersebut. Lebih parah lagi jika masyarakat
mengangap penyakit gila itu adalah kareana faktor
keturunan.
Berbuat baik yang terbaik adalah melakukan sesuatu
yang terbaik menurut keyakinannya, dan diharapkan hasilnya
juga dinilai “hebat” oleh orang lain. Semua aktor yang
mencirikan sikap mental yang baik seperti cekatan, rajin,
patuh, bedisiplin, jujur, dan sejenisnya, harus selalu berusaha
untuk dapat bersikap mental baik dan bekerja ekstra yang
kemudian membuahakan hasil yang memang dapat dinilai
“lebih”. Kesediaan seseorang bekerja “Ekstrabaik” itulah yang
akan dengan cepat dapat menanam modal kepercayaan
orang lain yang merupakan jaminan untuk promosi dan
kegemilangan dampak sangat luas bagi kehidupan seseorang
dan keluarganya, maka kini silahkan secara sadar memilih
“madu atau racun” untuk kehidupan Anda. Jika “madu” yang
Anada pilih, maka tujukkan bahwa anda seallu bekerja
dengan sungguh-sungguh, cekatan melksanakan tugas yang
diberikan dan menyelesaiakn dengan baik, bekrja keras, teliti,
jujur, serta penuh tanggung jawab. Anada alkan lebih dhargai
lagi jika anda seorang yang cerdas, sopan, dan patuh.
Berbuat baik berlaku juga bagi perusahaan. Kemudahan
dalam memperoleh kredit, kelancaran pemasaran, dan lain-
lain kegiatan, sering merupakan akibat adanya kepercayaan
yang telah tertanam akibat achievement yang telah
ditunjukkan oleh perusahaan itu sebelumnya. Perusahaan
yang banyak membantu masyarakat tentulah juga
merupakan “kesayangan” masyarakat dan perusahaan yang
demikian relative lebih aman kareana diterima oleh
masayarakat sekitarnya yang merasa telah banyak dibantu
oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang selalu menjaga
mutu produk ataupun pelayanannya tentulah akan
mempunyai pelanggan yang langgeng.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka wajib bagi bangsa
Indonesia, khususnya generasi mudsanya, untuk :
a. Tanggap dan cekatan
b. Bekerja keras
c. Bekerja sebaik-baiknya dengan penuh gairah dan
semangat
d. Selalu berusaha bekerja lebih dari yang diminta
e. Berusaha untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi
f. Berdisiplin, jujur, dan penuh tanggung jawab
Hedaklah Anda selalu ingat bahwa setiap perbuatan
seseorang itu dinilai oleh orang lain dan terutama oleh Tuhan.
Perbuatan baik akan mendatangkan pahala dan merupakan
modal hidup, sedangkan perbuatan jelek akan mendatangkan
nestapa dan menjadi penghancur masa depan kehidupan
seseorang. Untuk mendapat “nilai tinggi” haruslah Anada
tunjukkan bahwa Anda seorang yang cekatan, rajin, cerdas,
jujur, berdisiplin, dan penuh tanggung jawab. Hilanhgkan
sikap mental yang dapat memberikan kesan malas, bodoh,
lamban, culas, drengki, dan sejenisnya. Usahakan memiliki
kepribadian yang menarik. Itulah sebenarnya kunci
keberhasialn masa depan Anda.
1.5 BERBAGAI KESEMPATAN USAHA
1. Kebutuhan Manusia
Jumlah manusia makin berkembang dan sejalan dengan
itu, berkembang pula permintaan terhadap barang dan jasa.
Makin jauh perkembangan peradaban manusia, makin banyak
dan makin beragam pula permintaannya. Manusia purba
mungkin hanya memerlukan makanan dan panggon (rumah)
sederhana. Kemudian permintaannya bertambah karena
keperluannya bertambah, misalnya kebutuhan akan penutup
badan (sandang) dan alat untuk berburu (senjata genggam).
Kebutuhan makanan dan sandang pun kemudian berkembang
karena keinginan manusia makin beragam jenis dan
mutunya. Jumlah manusia terus bertambah sehingga
permintaan bertambah dan karena peradaban manusia
berkembang, makin banyak dan beragam pula
permintaannya terhadap berbagai jenis barang dan jasa.
Dewasa ini di dunia terdapat lebih dari 3.500.000.000
orang yang setiap hari memerlukan makanan dan keperluan
hidup lainnya. Sebagian besar dari mereka, selain
memerlukan makan, juga memerlukan pelayanan kesehatan,
transportasi, keamanan, hiburan dan tidak kalah pentingnya
adalah keperluan akan bacaan dan informasi. Laju
permintaan manusia akan berbagai barang dan jasa
sebanding dengan laju perkembangan budaya dan
kemampuannya untuk membayar barang dan jasa yang
diperlukannya. Makin tinggi pendapatan suatu bangsa, makin
tinggi dan makin beragam pula permintaannya. Selain itu,
berbagai keadaan seperti adanya peperangan, wabah
penyakit, serangan hama, bencana dan kejadian darurat
lainnya, terhadap menyebabkan permintaan terhadap barang
dan jasa tertentu akan meningkat dengan dratis. Kebutuhan
manusia terus meningkat sehingga makin banyak dan makin
beragam pula barang dan jasa yang diminta. Bukankah itu
suatu kesempatan yang bagus untuk berusaha dalam
berbagai bidang yang dapat melayani dan mampu memenuhi
permintaan yang besar itu ? Tentu saja bila Anda melihat hal
ini tidak boleh berpangku tangan. Mengapa tidak
berperanserta (berpartisipasi) dalam kesibukan dunia dan
merebut kesempatan ?
Berbagai kesempatan terbuka untuk berusaha, baik bagi
perseorangan maupun bagi sekelompok orang. Coba
diperhatikan, pikirkan, lalu teliti berbagai benda di sekitar
atau di luar tempat tinggal Anda. Adakah satu atau beberapa
barang yang dapat dibuat dari benda yang ada di sekitar
Anda ? Coba perhatikan masyarakat sekitar, dan bila perlu,
tanyakan kepada mereka tentang kemungkinan barang atau
jasa yang dibutuhkan saat ini dan juga pada masa
mendatang, Gunakan pikiran, indera, intuisi, perasaan, serta
pengalaman untuk membuat gagasan yang menuju suatu
proyek atau usaha.
Berbagai barang dan jasa selalu diperlukan orang setiap
hari. Barang dan jasa apa dan bagaimana yang diperlukan
orang ? Bagaimana cara memenuhinya ? Adakah kemampuan
untuk usaha ke arah itu ? Itulah pertanyaan utama yang
sering menjadi hambatan bahkan sering dapat menggagalkan
usaha seseorang yang lemah karsa dan kurang kuat
kepercayaan dirinya. Masalah akan selalu timbul setiap ada
keinginan. Namun, mengapa kecut menghadapi masalah
dalam usaha produksi dan jasa ? Bukankah setiap hari juga
selalu ada masalah yang dihadapi dan harus diselesaikan ?
Justru hidup dengan penuh masalah dan tantangan dapat
menjadikan seseorang kuat dan maju. Tentu saja kesulitan
akan lebih besar yang memerlukan upaya lebih besar pula
jika seseorang memulai usaha langsung pada tingkat yang
tinggi, seperti mobil yang dipaksa jalan pertama langsung
pada gigi tiga atau gigi empat. Kesulitan juga akan banyak
dialami jika memulai usaha yang kompleks. Mengapa tidak
memulai dengan yang kecil atau yang sederhana ? Demikian
juga untuk menemukan barang atau jasa apa yang diperlukan
orang lain di sekitar atau di daerah lain, Anda dapat
menelusurinya dari yang sederhana sampai yang kompleks
atau dari yang tradisional sampai yang ultramodern.
Seseorang yang dengan pikiran terang, hati bersih dan
tenang, penuh kepercayaan diri dan kegairahan kerja,
pastilah akan dengan mudah dan cepat menemukan sesuatu
yang berfaedah dan dapat dijadikan suatu awal usaha yang
baik.
2. Jenis Kebutuhan
a. Makanan
Kebutuhan manusia akan barang secara hakiki terdiri dari
pangan, sandang dan panggon. Pengertian pangan tidak
terbatas pada makanan pokok saja, tetapi juga minuman dan
makanan lain yang kini telah berkembang menjadi berbagai
macam makanan dan minuman, baik yang “ringan” maupun
yang “berat”. Perkembangan jenis, macam, ataupun mutu
makanan dan minuman, sejalan dengan perkembangan
bahan mentah dan perkembangan social serta ekonomi yang
berlangsung. Kini dikenal berbagai golongan makanan,
seperti makanan ringan, makanan piknik, makanan darurat,
makanan awetan, makanan diisap – isap (permen dan
sejenisnya), makanan semipadat, makanan kering, makanan
basah, makanan bayi, makanan diet, dan sebagainya. Masing
– masing golongan terdiri dari berbagai jenis makanan, dan
masing – masing jenis setiap saat dapat dimodifikasi sehingga
kreasi untuk makanan masih terus terbuka dan selama
manusia masih hidup, makanan masih tetap diperlukan.
Makin tinggi status ekonomi seseorang, makin “tinggi”
pula status makanan yang diperlukannya, terutama status
mutunya. Seseorang yang berkecukupan tidak segan – segan
mengeluarkan uang sepuluh bahkan seratus kali lebih banyak
untuk suatu jenis makanan yang sama selama makanan
tersebut disajikan dengan cara, mutu, dan di tempat yang
berselera tinggi pula. Masalah gizi merupakan faktor penting
dalam makanan bagi orang biasa sehingga makanan yang
bernilai gizi tinggi sangat diperlukannya. Aspek mutu dalam
arti rupa, jenis, cara, dan tempat menyajikannya sering
kurang penting (sekunder) dibandingkan dengan jumlah atau
kuantitas makanan. Mutu kurang sedikit tidak menjadi
masalah bagi mereka yang berpenghasilan rendah. Bagi
mereka, yang penting adalah “kenyang”. Hal ini sangat
berbeda bagi orang berkemampuan yang umumnya justru
mempunyai masalah kelebihan gizi. Mereka lebih
mementingkan citarasa (taste, flavor) dan penampakan serta
pelayanan daripada kuantitas atau nilai gizinya. Makanan
yang bermutu tinggi itulah yang merupakan santapan yang
dicari dan dikejar mereka walaupun harganya relative mahal.
Dewasa ini makan bukan lagi sekedar memasukkan
makanan ke dalam perut, melainkan telah menjadi budaya
yang tingkatannya selaras dengan tingkat kebudayaan yang
ada di masyarakat setempat. “Pertemuan adat”, sebagai
gambaran budaya lama yang umumnya diwarnai oleh pesta
makan, kini pada zaman modern telah berubah menjadi
pertemuan bisnis yang juga banyak diwarnai oleh makan dan
minum. Beda antara keduanya terutama terletak pada
hubungan sosial dan ekonomi. Sistem lama tidak atau kurang
mengenal bentuk pembayaran dengan alat tukar (uang)
sehingga makanan dihimpun dan dimakan bersama tanpa
harus membayar dengan uang. Pada masa kini pesta tetap
ada, tetapi makanan yang disantap itu dipersiapkan dan
disajikan oleh usaha orang lain, dan peranan uang sangat
menonjol.
Adanya berbagai kegiatan dan kesibukan, terutama di
kota, menyebabkan adanya pembagian kerja sehingga tidak
semua orang sempat memasak makanan untuk
kebutuhannya sendiri. Hal ini memberi kesempatan yang luas
kepada usaha pelayanan makanan seperti usaha catering,
warung, restoran dan yang sejenisnya. Usaha – usaha
tersebut telah merupakan lapangan usaha yang terus
berkembang sesuai dengan perkembangan sosial dan
ekonomi yang ada. Makanan awetan, makanan nyamikan,
makanan praktis, dan berbagai bentuk makanan lainnya
berkembang pula sejalan dengan perkembangan
supermarket, toko swalayan, toko biasa, warung, kios, pasar,
dan lain – lain.
Selanjutnya, sesuai dengan perkembangan pariwisata,
berbagai makanan dan kemasan baru dikembangkan orang,
bahkan juga disinergiskan dengan berbagai barang souvenir
untuk melayani kebutuhan turis, Perlu disadari bahwa turisme
merupakan usaha atau bisnis modern yang jika digarap
sungguh – sungguh akan banyak menghasilkan uang dan
devisa. Coba anda lihat dan pikirkan, apa saja yang baik dan
diperlukan oleh turis ? Bukankah mereka datang untuk dapat
menikmati keindahan alam, budaya, atau benda – benda lain
yang ada di lokasi itu ? Mereka berani mengeluarkan uang
banyak demi memperoleh kepuasan. Bukankah tempat
menginap dan makanan juga merupakan faktor penting ?
Justru mereka sering kecewa atau enggan datang jika
makanan, pemondokan (hotel), kebersihan, dan pelayanan
yang ada tidak memuaskan. Juga para turis datang bukan
hanya ingin datang dan pergi begitu saja tanpa kenangan
yang dibawa serta. Mereka belum tentu dapat kembali lagi ke
sana sehingga berbagai barang souvenir perlu disediakan. Hal
ini tentu saja mendorong usaha baru yang akan terus
berkembang karena kebutuhan akan barang souvenir terus
berkembang pula.
Perkembangan itu menunjukkan bahwa suatu barang,
termasuk juga pangan, tidak terlepas dari perkembangan
ekonomi yang terjadi. Mereka yang dapat menyintesakan
(menggabungkan) berbagai keterkaitan antara pangan
dengan kegiatan social ekonomi akan memperoleh
keuntungan. Perkembangan perdagangan, pariwisata,
industri,teknologi, dan hiburan, terus berjalan. Setiap saat
dapat terjadi perubahan – perubahan, dan semuanya itu
memerlukan dan menimbulkan permintaan terhadap barang
baru, termasuk makanan dan berbagai jenis barang lainnya,
serta dalam berbagai ukuran, mutu, dan cara penyajian yang
baru pula. Dapatkah Anda merebut satu atau dua diantaranya
? Mengapa Anda tidak mencoba memikirkan sesuatu yang
khas, misalnya minuman tradisional yang diangkat menjadi
minuman modern ?
b. Sandang
Kebutuhan akan sandang juga mengalami perubahan yang
luas sehingga pengertian sandang bukan hanya terbatas
pada pakaian. Pakaian itu sendiri terus berubah bentuk,
model, dan coraknya. Makin maju suatu masyarakat, makin
berkembang juga permintaan terhadap model, ukuran, corak,
dan lain – lain, pada pakaian. Jadi, baju bukan lagi sekadar
penutup bada, melainkan telah berubah menjadi atribut
tubuh sehingga jenis, model, serta ukurannya terus
berkembang mengikuti perkembangan mode yang berlaku.
Sejalan dengan pakaian, berkembang pula segala macam
ornament atau aksesoris tubuh yang meliputi ornamen untuk
leher dan dada (kalung, liontin, bros, dasi), untuk kepala (topi,
kerudung, tusuk konde, konde tiruan, ikat kepala), untuk
tangan (cincin, gelang, jam tangan), untuk kuping (giwang),
dan untuk pinggang (ikat pinggang).
Makin maju suatu masyarakat, makin bervariasi pula
aksesori atau ornamen tubuh yang diperlukan dan diminta.
Pernahkan Anda memperhatikan berbagai aksesori yang
dipakai orang, terutama para wanita ? Coba perhatikan ragam
jenis, model, dan desain giwang dan hiasan leher wanita.
Selain ragam desain, juga bahan untuk membuat aksesori itu
beragam pula. Sebagian model aksesori itu mungkin agak
aneh, namun justru yang dianggap aneh yang diminati oleh
orang lain. Tahukah Anda aksesori yang bagaimana yang
diminati turis asing ? Bagaimana pula yang diminati kaum
atau kawula muda masa kini ? Kira – kira bagaimana
kecenderungan mode mendatang ? Jika Anda mau
memperhatikan dengan sungguh – sungguh dan bergairah
untuk usaha yang “ringan”, namun dapat memberikan
keuntungan yang besar ini, maka kesempatan usaha untuk
bidang aksesori (yang akan tetap diperlukan orang) benar –
benar akan mempunyai prospek yang cerah. Untuk itu Anda
harus suka atau memiliki apresiasi (penghargaan) terhadap
keindahan, mempunyai kreativitas, memiliki kecermatan
serta ketekunan yang tinggi.
Daya cipta atau kreasi baru sangat menonjol dalam
bidang sandang. Berbagai bahan baku dan bahan penolong
selalu dicari orang untuk memperoleh berbagai jenis kain
yang baru dengan sifat yang baru pula. Keinginan dan
permintaan akan jeni sandang yang baru memberikan
berbagai industri seperti penyedia bahan baku, mesin dan
peralatan baru, pemintalan, zat pewarna dan bahan kimia
lain, pelayanan, pemeliharaan, dan sebagainya. Selain itu,
juga akan memberikan keterkaitan ke depan (forward
linkage) pada usaha konveksi atau penjahitan, industri
kancing baju, ritsleting, sablon dan sebagainya.
Berbagai barang, baik untuk keperluan sandang ataupun
bukan, kini banyak menggunakan kain atau bahan sejenis.
Barang – barang tersebut antara lain tas sekolah ataupun tas
kantor, kopor, kain pel, serbet, keset, hiasan dinding, gordin,
selimut, seprei, sarung bantal, dan jok. Coba Anda sebutkan
barang apa lagi yang mungkin dapat menjadi ornamen
tubuh ! Bagaimana pendapat Anda tentang paying, jas hujan,
sapu tangan, syal (scarf), kaus kaki, tongkat, bedak, minyak
wangi, gincu, deodorant, bulu mata tiruan, wig (rambut
tiruan), atau kumis tiruan ? Barang apa lagi yang Anda
ketahui kini telah pula ada di pasaran ? Bagaimana model,
bentuk, dan mutunya ? Adakah kemungkinan
mengombinasikannya dengan barang atau bentuk lain ? Nah,
kini apakah Anda telah memikirkan dan menemukan barang
atau modifikasi barang baru ? Ataukah sektor jasa yang
terkait yang lebih menarik perhatian Anda ? Mengapa
gagasan itu tidak segera dicatat, direncanakan, dan
diusahakan sampai terwujud ? Go ahead ! Teruskan !
c. Panggan
Rumah merupakan idaman terakhir dan “tertinggi” atas
kebutuh fisik yang umum dikejar oleh tiap keluarga. Rumah
bukan hanya sebagai tempat berteduh dan menginap,
melainkan lebih dari itu, rumah juga tempat hidup
berkeluarga, pelindung dan penentram kalbu serta yang lebih
penting lagi adalah “negara kecil” yang memberikan
kebebasan dan kedaulatan pribadi. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila orang berusaha keras untuk dapat
memiliki rumah sendiri dan jika telah berhasil
memperolehnya, lalu berusaha untuk membuat rumahnya
sebagai “istana” yang menyenangkan. Untuk itu tentulah
orang akan memerlukan berbagai bahan bangunan dan
barang hiasan atau ornamen rumah serta perabot rumah
tangga.
Walaupun macam bahan bangunan relatif sama, yaitu
bahan untuk dinding, atap, lantai, dan pintu serta jendela,
dalam perkembangannya telah lahir berbagai model atau
corak yang beragam. Sejalan dengan perkembangan produk
bahan bangunan dan desain bangunannya, berkembang pula
kelengkapan dan ornamen rumah. Kini terdapat ribuan jenis
barang untuk rumah, mulai dari bahan bangunannya sampai
perlengkapan keamanan dan kenyamanannya. Bahan
bangunan banyak yang berasal dan diperoleh langsung dari
alam, misalnya pasir, tanah (urugan), kayu, bambu ijuk,
batako, kapur, anyaman bambu, daun sagu pelepahnya (gaba
– gaba). Dari tanah liat dapat dibuat genting, bata biasa, bata
super, roster dan sebagainya. Dari tanah juga (yang banyak
mengandung kaolin) dapat dibuat berbagai barang pecah
belah (gelas, piring, mangkuk), jambangan bunga, tempat
abu rokok, dan lain – lain barang porselin. Semen yang
merupakan bahan bangunan penting juga dibuat dari bahan
dasar tanah. Berbagai barang tembikar seperti kendi,
tempayan, celengan , cowek, dan kendil, juga dibuat dari
bahan dasar tanah. Jadi, tanah benar – benar merupakan
karunia yang banyak gunanya dan dapat memberikan
keuntungan, baik sebagai media untuk tanaman dan ternak
(cacing, rayap) atau diambil untuk memperoleh berbagai
macam barang galian dan mineral, atau juga dimanfaatkan
untuk membuat berbagai barang keperluan manusia,
terutama barang – barang rumah tangga.
Dari bahan dasar kayu dan sejenisnya (rotan, bambu)
dapat dibuat berbagai macam perabot rumah tangga seperti
meja, kursi, tempat tidur, rak dan lemari (buku, mainan,
pakaian), atau juga mainan dan barang hobi. Kayu lapis yang
dibuat dari kayu gelondong merupakan bahan bangunan yang
luas penggunaannya. Selain untuk dinding, langit – langit, dan
penyekat rumah, kayu lapis banyak digunakan untuk
berbagai perabot. Penggunaan bambu untuk berbagai
perabot memang agak berkurang, namun prospeknya masih
tetap ada, misalnya untuk supit dan tusuk sate. Prospek
perabot dari rotan sangat cerah karena rotan memiliki sifat
khas (mudah dibentuk, lentur, kuat dan awet) dan yang lebih
penting lagi, mempunyai atau memberikan penampakan yang
artistik. Karena sifatnya yang demikian, rotan juga digunakan
untuk membuat berbagai ornamen tubuh dan ornamen
rumah, dan bahkan juga dapat digunakan dalam pabrik
sebagai penyangga mesin yang bergoyang (ayakan goyang)
karena daya lenturnya. Coba Anda sebutkan bermacam
barang yang terbuat dan mungkin dapat dibuat dari bahan
dasar rotan !
Industri bahan bangunan dan perabot rumah tanggan
berkembang terus sejalan dengan perkembangan penduduk,
ilmu dan teknologi, perdagangan dan kehidupan sosial
ekonomi lainnya. Karena penduduk terus berkembang dan
tiap orang, bahkan tiap negara, ingin terus meningkatkan
kesejahteraan penduduknya, maka permintaan akan bahan
bangunan dan perabot rumah tangga akan terus meningkat.
Bentuk, model, variasi, ukuran, dan mutu rumah terus
berkembang sehingga juga membutuhkan berbagai barang
dengan bentuk, model, variasi, dan kegunaan yang beragam
pula. Walaupun demikian, faktor mutu dan standar penting
diperhatikan agar perkembangan jenis, model, variasi , dan
bentuk tidak mengarah kepada kekacauan yang merugikan.
Dengan berkembangnya perumahan, berkembang pula
berbagai jenis kegiatan untuk memproduksi barang dan jasa.
Piranti dapur seperti sendok, garpu, wajan, sutil, kompor,
pisau, dan rak piring, tentulah juga terus berkembang
mengiktui permintaan. Demikian juga perlengkapan rumah
seperti kunci, engsel, bel, alarm, terali, dan lain – lain,
diperlukan terus sesuai dengan permintaan akan
pembangunan rumah. Dempul, cat tembok, cat kayu, meni,
dan lain – lain juga terus dibutuhkan. Berbagai alat dan
bahan kimia untuk kebersihan seperti kain pel, sapu, sikat,
karbol, deterjen, sabun cair dan padat, serta pewangi kamar
mandi, juga diperlukan dalam industri rumah tangga yang
demikian luas. Kebutuhan akan barang untuk rumah atau
panggon itu tidak terbatas, terus berkembang sesuai dengan
perkembangan ekonomi dan mode. Orang akan tetap
berusaha untuk memiliki rumah atau panggon sendiri,dan
ingin selalu melengkapinya sebaik mungkin.
Masih banyak lagi yang diperlukan orang, dan itu merupakan
kesempatan untuk berusaha. Nah, mengapa orang harus
pesimistis jika kenyataannya banyak kesempatan untuk
berusaha ?
d. Kendaraan
Kendaraan bermotor seperti sepeda motor, sedan,
minibus, truk dan bus, pada zaman modern yang serba cepat
dan sibuk ini dianggap sangat vital. Disamping itu, kendaraan
bermotor juga dianggap sebagai simbol status ekonomi
seseorang dan merupakan keinginan yang kuat tiap orang
atau keluarga untuk memilikinya. Tidak mengherankan
apabila orang juga berusaha keras untuk dapat memiliki
kendaraan bermotor. Seperti halnya pada rumah, pada
kendaraan bermotor pun terdapat puluhan bahkan ratusan
atau ribuan jenis barang yang dikenal sebagai parts. Karena
selalu saja ada bagian yang aus, maka kebutuhan akan suku
cadang (spare parts) akan banyak juga sesuai dengan
banyaknya kendaraan. Industri kendaraan bermotor
merupakan kunci utama keuntungan yang diperoleh negara
industri seperti Jepang dan Jerman Barat. Pemilik kendaraan
bermotor umumnya adalah mereka yang mampu san
mempunyai “selera tinggi”. Berbagai aksesori mobil, yang
dikenal juga dengan sebutan “variasi” mobil, ternyata
mendapat pasaran yang baik walaupun harganya relatif
mahal.
Walaupun sepeda motor dan mobil mempunyai daya
tarik khusus, harganya yang tinggi dan kondisi jalan yang
kurang baik meyebabkan pemasarannya pun masih terbatas.
Sepeda merupakan kendaraan yang paling populer untuk
daerah pedesaan. Kesadaran akan pentingnya olah raga
untuk menjaga kesegaran badan dan kesehatan telah
mendorong permintaan terhadap sepeda lebih banyak lagi
walaupun bukan sebagai alat transportsi. Di daerah
pedesaan, sepeda dapat berfungsi ganda, baik sebagai alat
transportasi orang maupun sebagai alat angkut barang.
Seperti juga pada kendaraan yang lain, sepeda pun
memerlukan suku cadang, terutama ban luar dan ban dalam.
e. Lain – lain
Kebutuhan manusia akan barang dan jasa sesungguhnya
sangat banyak, baik dalam jenis dan kuantitas maupun dalam
kualitas. Kebutuhan itu adalah yang secara langsung atau
tidak langsung diperlukan untuk mengerjakan dan
menghasilkan suatu barang atau jasa. Kebutuhan tersebut
sangan banyak dan beragam, dari kebutuhan akan makanan
ternak sampai kebutuhan akan sekrup untuk pesawat
antariksa. Sekadar ilustrasi, marilah kita coba
mengelompokkannya :
a. Golongan ATK (Alat Tulis Kantor). Golongan ini
meliputi berbagai jenis dan mutu kertas (tulis,
gambar, stensil, fotokopi, cetak), karton, buku tulis,
buku bon, kuitansi, notes, memo, buku harian, map,
amplop, ordner, berbagai alat tulis (pensil, ballpoint,
pena, spidol, kapur tulsi), berbagai penghapus
(karet, cairan), pita karbon, tinta, penjepit, stapler,
dan sebagainya.
b. Golongan makanan hewan. Golongan ini makin
penting dan berkembang pesat mengikuti
perkembangan peternakan dan perikanan modern.
Golongan makanan hewan meliputi berbagai bahan
mentah seperti hijauan, dedak, dungkil, biji – bijian,
grit kapur, tepung ikan, tepung darah, dan berbagai
bahan yang sudah siap pakai (bentuktepung, pelet
atau glintiran). Makanan hewan diperlukan untuk
ternak unggas (ayam petelur, ayam pedaging,
burung puyuh), sapi perah, sapi pedaging, ikan hias,
ikan produksi, udang dan lain – lainnya.
c. Golongan elektronika. Elektronika merupakan hasil
teknologi mutakhir dan sangat berperan pada zaman
ini. Perubahan besar pada abad terakhir terutama
ditandai dengan atau disebabkan oleh adanya
kemajuan dalam bidang elektronika. Barang –
barang seperti radio, telepon, televise, tape
recorder, video, komputer, robot, sampai peluru
kendalai, semuanya menggunakan teknologi
elektronika. Barang elektronika seperti radio, tape
recorder, dan televisi adalah barang yang kuat
permintaannya setelah kebutuhan pangan dan
sandang terpenuhi. Berbagai barang seperti bel
musik, alarm, kalkulator, permainan elektronik
(games), telex, walky-talky, dan berbagai macam
instrument analitis, semuanya menggunakan
komponen elektronika. Jepang dapat mengejar dan
menyejajarkan diri dengan Amerika Serikat, Inggris,
atau Jerman Barat sebagai negara industri maju
berkat pemanfaatan dan pengembangan elektronika.
Taiwan kini maju pesat, juga dengan memanfaatkan
teknologi ini. Industri barang hiburan, terutama radio
dan casset recorder beserta perlengkapannya
seperti amplifier, mixer, loudspeaker, dan kasetnya
benar – benar telah membanjiri dunia. Kelihatannya
mereka yang tidak menguasai teknologi ini hanya
akan menjadi objek pemasaran saja. Kesempatan
untuk berusaha di bidang elektronika masih terbuka
luas. Tentu saja untuk itu perlu penguasaan yang
relevan, yaitu pengetahuan tentang elektronika yang
mutakhir.
d. Golongan peralatan dan perlengkapan olah raga.
Permintaan terhadap peralatan dan perlengkapan olah
raga juga makin besar sebanding dengan
perkembangan olah raga. Berbagai jenis bola yang
masing – masing mempunyai bentuk dan sifat
tersendiri diperlukan untuk cabang olah raga sepak
bola, sepak takraw, bola voli,bola basket, tennis, tennis
meja. Raket diperlukan untuk cabang bulutangkis,
tennis dan squash. Olah raga bulutangkis memerlukan
banyak shuttle ecock, sementara tennis meja
memerlukan berbagai jenis karet untuk bat. Industri
perlengkapan olah raga juga berkembang. Berbagai
kaus kaki, baju kaus, jaket, pakaian olah raga, sepatu,
topi, sarung, dan tas olah raga diperlukan untuk
melayani permintaan yang makin meningkat. Selain
itu, juga berkembang produksi berbagai jenis piala,
piagam dan lain – lain.
e. Komoditi kesehatan. Kebutuhan barang dan jasa yang
penting sejak zaman dulu sampai sekarang adalah
pada bidang kesehatan. Dalam hal in ioranga akan
berusahan sekuat mungkin dan tidak mempedulikan
harga, mahal pun akan dibayar demi memperoleh obat
atau jasa kesehatan. Berbagai obat diperlukan orang
demi menjaga agar tetap sehat, tetap langsing, awet
muda, dan lebih - lebih untuk mengobati jika
seseorang terserang penyakit. Sejak dulu orang telah
berusaha menggali dari berbagai ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk memperoleh berbagai obat dan
peralatan untuk tujuan tersebut. Perkembangan obat
makin luas sejalan dengan perkembangan ilmu
kedokteran. Makin banyak jenis penyakit ditemukan,
makin banyak pula dieprlukan obatnya. Beberapa
barang dan peralatan kesehatan yang umum
diperlukan antara lain plester, perban, kapas,
peralatan gelas sampai peralatan dan instrument
cangggih untuk mendeteksi penyakit atau kelainan
yang ada pada seorang pasien. Sementara itu, jamu
sebagai obat tradisional dengan citra langsing, ayu,
awet muda, atau “kuat”, ternyata dapat bertahan
terhadap gelombang obat – obatan modern. Kemajuan
teknologi pangan dan kesadaran akan gizi juga ikut
mendorong kemajuan dalam industri barang dan jasa
kesehatan. Dalam banyak hal kini sering sulit
dibedakan, apakah suatu barang tergolong ke dalam
obat ataukah ke dalam makanan. Makin luas dan tinggi
pengetahuan tentang pangan, gizi, kesehatan, dan
teknologi, makin besar pula kemungkinan untuk
mengembangkan berbagai produk untuk kesehatan.
Namun, mengingat persaingan dalam prosuk
kesehatan cukup ketat, hanya mereka yang mampu
dan dapat menguasai teknologi tinggi dan teknik
pemasaran yang baik yang akan dapat bertahan dan
berkembang.
f. Peralatan dan perlengkapan musik. Musik
merupakan kebutuhan manusia yang kini
kelihatannya makin menggila, terutama pada
“kawula muda”. Selain radio, kaset dan rekordernya,
juga dibutuhkan berbagai instrument atau peralatan
musik, baik yang modern maupun yang tradisional.
Suling dan gitar merupakan alat musik yang populer,
sedangkan piano dan organ, karena harganya mahal,
umumnya hanya dimiliki oleh kalangan terbatas.
Harga satu unit peralatan musik seperti gitar
elektrik, drum, organ atau piano, mixer, mikrofon
beserta perlengkapan elektronikanya, sangat mahal.
Walaupun demikian, tetap saja ada yang mau
membeli karena pay off (terbayar kembali).
Perkembangan produksi kaset begitu cepat sehingga
dalam waktu relatif singkat telah dapat menjamah
orang banyak dan menjadi bisnis raksasa yang
melibatkan perputaran uang bermilyar – milyar. Hal
ini dimungkinkan karena pengetahuan tentang musik
dan psikologi, digabungkan dengan teknologi
modern, dapat menyentuh kalbu dan
mengeksploatasi gejolak lubuk hari manusia melalui
teknologi auditif yang mutakhir, menghasilkan musik
sebagai “makanan” yang sedap maupun yang
menggairahkan. Tentu saja hal yang serupa itu akan
laku keras sepanjang daya beli masyarakat tetap
ada.
Perlombaan dan persaingan tidak hanya terbatas
antarperusahaan, tetapi juga antarnegara dalam menciptakan
dan memproduksi barang baru dengan teknologi yang makin
canggih. Inilah tantangan bagi bangsa – bangsa yang sedang
berkembang untuk terus berusaha dan bekerja keras
mengejar ketinggalan dari negara maju yang menguasai
teknologi modern. Walaupun demikian, di antara kemajuan
dan perkembangan teknologi tersebut masih banyak sela dan
celah – celah yang dapat dimasuki seseorang atau suatu
bangsa untuk mengembangkan usaha. Upah yang tinggi dan
kemajuan teknologi menyebabkan orang di negara maju
enggan mengerjakan pekerjaan yang relatif menyita waktu
lama dan tenaga manual seperti produk – produk kerajinan.
Tiap negara juga mempunyai kekhususan sendiri dan jika hal
yang khusus atau khas tersebut dikembangkan, pastilah
negara lain tidak akan dapat menyaingi. Coba Anda sebutkan,
tanaman apa saja yang asli Indonesia ? Mana yang
potensinya terbesar di dunis ? Kegunaan apa saja yang
mungkin dapat dikembangkan dan dijadikan usaha
komersial ?
Analog dengan keadaan itu juga terdapat kesempatan
bagi “orang kecil” untuk berusaha di antara para pengusaha
besar. Kesempatan usaha yang direbut pengusaha kecil
mungkin sebagian dari rantai tata niaga pengusaha besar
sehingga dia dapat menjadi “anak angkat”, atau usaha yang
memang berada di luar bidang yang digarap oleh pengusaha
besar. Masih banyak “lubang” dan bidang usaha kecil yang
dapat digarap. Hendaknya juga diingat bahwa perusahaan
besar pun pasti memerlukan barang atau pelayanan jasa.
Itulah kesempatan yang harus direbut. Tidak perlu harus
bersaing dengan perusahaan besar dan bahkan mungkin
lebih baik join atau melakukan kerja sama yang baik dan
harmonis.
Selain kebutuhan fisik dalam bentuk barang, manusia
juga memerlukan jasa atau sesuatu yang abstrak, antara lain
dalam bidang konsultasi, hiburan, santapan rohani, wisata,
olah raga. Keperluan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan in terbuka lebar, misalnya biro perjalanan, antar –
jemput penumpang (anak sekolah, karyawan, umum),
pengiriman barang, biro bantuan hukum, perusahaan
konsultasi (konsultan), lembaga pendidikan dan latihan,
bengkel las, service atau perbaikan barang elektronika,
kulkas ataupun motor, tukang kayu, tukang kasur, tukang
cukur, dan penjahit. Jika Anda mempunyai pengetahuan atau
keterampilan tertentu, mengapa tidak Anda amalkan sambil
menambah penghasilan melalui pendidikan formal maupun
nonformal, seperti kursus dan latihan keterampilan teknik,
seni, olah raga, sastra, dan administrasi.
Jika Anda berpikir sejenak, pasti juga Anda mampu
menemukan peluang bagi usaha baru. Bukankah usaha jasa
penyelenggaraan pesta ulang tahun, seminar, pameran,
perkawinan dan yang sejenis cukup menarik ? Bagaimana
pula pendapat Anda tentang usaha jasa pengantaran surat
undangan, kliping, kebersihan (cleaning service), keamanan,
dan binatu ? Apa pun yang Anda pikirkan, hendaknya usaha
itu halal dan tidak melampaui kemampuan Anda.
3. Usahatani
Pertanian adalah usaha untuk memanfaatkan tanah atau
lahan, energi matahari, dan faktor lingkungan melalui
tanaman dan hewan. Pertanian adalah sumber yang dapat
pulih kembali, artinya pertanian dapat menghasilkan benda
atau energi yang digunakan oleh manusia. Jika kita
menambang emas, maka suatu saat emas yang ditambang
dari dalam tanah tersebut akan habis. Akan tetapi, jika kita
memanen ubi, biji, ikan, atau buah, kita masih dapat terus –
menerus memanennya sepanjang kita tanam atau ternakkan
kembali bibit atau benih yang dipanen. Dari satu benih bisa
diperoleh puluhan bahkan ratusan biji sejenis. Tentu saja
tidak demikian halnya pada komoditi bukan pertanian. Batu,
emas, tembaga, besi, dan barang bukan pertanian lainnya,
tidak bisa beranak dan berkembang seperti hewan dan
tumbuhan. Itulah faktor utama kelebihan pertanian
dibandingkan dengan usaha nonpertanian.
Seseorang yang ingin terjun ke dunia bisnis pertanian
atau agribisnis hendaknya terlebih dahulu memahami hakikat
pertanian. Banyak orang kota (tentu saja yang berduit) yang
melihat pertanian sebagai suatu usaha yang sederhana.
Tanaman atau hewan akan tumbuh dan “berkembang
senditi”. Memang usaha pertanian dapat sederhana. Namun,
jika Anda ingin sukses dalam usaha pertanian, tentulah perlu
kesungguhan, ketekunan, kesabaran, dan kecerdasan. Risiko
kegagalan harus dipertimbangkan. Untuk menghindari atau
mengurangi risiko kegagalan, Anda perlu memahami dan
mengerti faktor penyebabnya. Sukses hanya mungkin dicapai
jika yang bersangkutan telah mengerti dan memahami
berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
dan hewan, misalnya benih dan bibit, cara perawatan, hama
dan penyakit, iklim dan cuaca, kebutuhan air dan nutrien atau
zat gizi yang diperlukan (pupuk untuk tanaman atau makanan
untuk ternak dan ikan), dan cara – cara panen serta
penanganan pasca panennya.
Pertanian pada masa ini bukan lagi seperti pertanian
zaman dahulu yang tanpa perhitungan. Pertanian modern
adalah juga suatu industri yang harus dikelola dengan cara
yang tepat. Ciri industri harus ada pada pertanian modern,
yaitu unsur perencanaan, unsur optimalisasi, kesinambungan,
dan unsur pengawasan mutu. Tentu saja kurang l engkap jika
aspek pemasaran tidak dimengerti dan dipahami benar
karena pemasaran adalah pintu gerbang kesuksesan dalam
setiap usaha.
Jenis usaha di bidang pertanian secara umum terbagi
dalam tiga golongan utama, yaitu usaha tanaman, usaha
peternakan, dan usaha perikanan. Usaha tanaman meliputi
usaha tanaman pangan seperti padi dan palawija; usaha di
bidang hortikultura yang terdiri dari usaha buah – buahan,
sayur – sayuran, dan bunga – bungaan; usaha perkebunan
seperti karet, kopi, kokoa, tembakau, cengkih, lada, teh,
kelapa, dan kelapa sawit. Produk pertanian, terutama
komoditi pangan utama, akan selalu dibutuhkan orang, tetapi
komoditi ini umumnya tidak elastis karena permintaannya
praktik sejalan dengan kenaikan penduduk, dan harganya
relatif rendah, kecuali jika terjadi kekurangan pemasokan
(supply). Hal itu berbeda dengan komoditi perkebunan yang
umumnya merupakan bahan baku industri. Fluktuasi atau
kenaikan dan penurunan permintaan terhadap komoditi
perkebunan yang secara langsung mempengaruhi harga,
terutama disebabkan oleh dan bergantung pada situasi
perdagangan dan industri yang terkait.
Berdasarkan sifat masin g- masing tanaman, ternak, dan
ikan, maka seseorang dapat mempertimbangkan jenis
usahatani mana yang paling baik untuknya. Faktor modal,
kemampuan, pengalaman, dan kemauan, menentukan
pilihannya setelah juga memikirkan untung-rugi.
a. Hortikultura
Komoditi holtikultura mempunyai karakteristik yang
unik. Secara umum komoditi holtikultura dipandang
mempunyai status yang relatif lebih tinggi daripada
komoditi pangan utama. Orang memerlukan komoditi
horikultura umumnya juga setelah dapat
memenuhikebutuhan pangan utamanya. Namun, adanya
peningkatan kesadaran terhadap kesehatan, terutama
terhadap gizi, menyebabkan permintaan meningkat
terhadap buah – buahan dan sayur – sayuran juga
meningkat. Permintaan terhadap bunga – bungaan hanya
akan ada kalau orang atau masyarakat telah dapat
menghargai atau mempunyai apresiasi terhadap nilai
keindahan. Makin tinggi peradaban dan pendapatan
seseorang, maka makin tinggi pula permintaannya
terhadap hal – hal yang bersifat keindahan. Itulah
sebabnya permintaan terhadap bunga – bungaan yang
meliputi bunga potong, tanaman pot, karangan bunga,
tanaman hias, dan sejenisnya, banyak diminati oleh
kalangan yang berpendidikan dan berpenghasilan
menengah sampai atas. Karena daya beli mereka cukup
tinggi, maka harga komoditi hortikultura, terutama bunga
– bungaan, relatif tinggi, dan pengusahaannya sering
sangat menguntungkan. Namun, hendaknya juga diingat
bahwa komoditi hortikultura relatif sangat mudah rusak
dan usahataninya memerlukan penanganan yang
intensif.
Sayur – sayuran terdiri dari sayuran tradisional dan
sayuran baru. Sayuran tradisional misalnya daun ubi
kayu, daun kara (golongan kacang – kacangan),
semanggi, bayam, kangkung, cabe rawit, labu siam,
petai, jengkol, nangka dan pepayamuda, daun melinjo,
mentimun, kacang panjang, kluwih. Sayuran yang relatif
baru adalah “sayuran Eropa” seperti tomat, wortel, kol
atau kubis, kol bunga, selada dan seledri, serta sayuran
dari Cina seperti petai, lobak, kailan, sawi putih, dan
bawang putih.
Seperti pada sayuran, buah – buahan pun ada yang
asli Indonesia dan ada puula yang didatangkan dari luar.
Durian, rambutan, salak, nangka, cempedak, duku,
langsat, berbagai jenis mangga, duwet, kecapi, menteng
adalah buah – buahan “asli” Indonesia. Sebaliknya apel,
anggur, leci, lengkeng, melon, blewah, semangka, dan
besarannya adalah buah – buahan yang didatangkan dari
luar, kemudian dikembangkan disini. Baik buah – buahan
asli ataupun yang berasal dari luar, sesungguhnay akan
sama disengani sepanjang mutunya baik. Namun, secara
umum sering dianggap bahwa buah – buahan yang
berasal dari luar “dihargai” lebih tinggi karena jika
membeli dan memakan buah tersebut, akan merasa lebih
bergengsi.
Buah – buahan Indonesia yang mempunyai prospek
cerah dan digemari di luar negeri adalah mangga (arum
manis, golek, manalagi), manggis, jeruk bali, advokad,
rambutan dan kesemek. Buah – buahan baru yang
“mendapat tempat” di Indonesia antara lain adalah apel,
anggur, melon dan leci.
Melalui penggunaan teknologi baru, kini berbagai
jenis, rupa dan warna sayuran, buah – buahan, dan
terutama bunga – bungaan, dapt dikembangkan sehingga
dapat merebut pasaran karena manusia selalu
menginginkan sesuatu yang baru dan lebih baik dari
waktu ke waktu. Oleh karena itu, pengembangan buah –
buahan dan bunga – bungaan di Indonesia, jika ditangani
dengan sungguh – sungguh, dapat merupakan komoditi
penting untuk pasaran internasional karena di sini
terdapat banyak sekali ragam dan jenis tanamannya.
Dalam hal ini Indonesia agak tertinggal dibandingkan
dengan Thailand yang telah mampu menghasilkan jenis
baru seperti jambu Bangkok, durian Bangkok, anggur
mutan, white Malaga, dan pepaya Bangkok.
b. Tanaman Pangan
Usahatani tanaman pangan, selain tanaman pangan
yang termasuk hortikultura, umumnya merupakan usaha
trasidional. Padi merupakan tanaman pangan yang
terpenting di Indonesia, menyusul ubi kayu, jagung, ubi
jalar, talas, dan kimpul. Jenis usaha tani ini umumnya
masih bersifat untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Namun, mengingat komoditi ni akan selalu laku, maka
orang senang mengusahakannya dengan pertimbangan
untuk “keamanan” sendiri, laku dijual, dan ada jaminan
harga dasar untuk padi dan jagung.
Harga jual komoditi pangan umumnya relatif rendah,
namun kemudahan memperoleh kredit dan sarana
produksi lainnya serta adanya ketrampilan yang telah
dimiliki secara tradisional merupakan alasan orang untuk
usaha tani tanaman pangan ini. Mengingat komoditi
pangan selalu diperlukan orang dan banyak negara yang
masih memerlukannya, maka secara nasional komoditi ini
sangat strategis. Kebutuhan akan bahan pangan akan
selalu meningkat sesuai dengan kenaikan jumlah
penduduk setempat maupun di luar daerah atau negara
yang bersangkutan.
c. Tanaman Industri
Kesempatan usaha untuk tanaman industri cukup
luas mengingat perkembangan industri yang pesat pula.
Berbagai jenis komoditi pertanian diperlukan untuk
memenuhi berbagai industri makanan, minuman, obat –
obatan, kosmetika, parfum, peralatan rumah tangga,
pakaian, dan sebagainya. Untuk itu sering orang
mengusahakan tanaman industri dalam bentuk
perkebunan. Apa pun yang akan disebutkan orang, yang
pasti komoditi dari tanaman industri dapat memberikan
keuntungan yang besar karena dapat diusahakan secara
besar – besaran pula.
Beberapa jenis tanaman industri yang penting
adalah karet, kelapa sawit, kopi, kokoa, teh, tembakau,
kelapa, tebu, cengkih, lada, pala, vanili, minyak nilam,
serai, akar wangi, rosela, dan kapas. Selain itu, penting
juga diketahui berbagai tanaman obat – obatan dan
kosmetika seperti temulawak, kapulaga, lidah buaya,
kumis kucing, daun pepermin, dan lain – lain.
Syarat – syarat klimatologis, agronomis,
pengelolaan, biaya, pemasaran, dana yang diperlukan,
dan berbagai keterangan yang lebih terinci tentang
usaha dalam bidang tanaman industri, khususnya bentuk
perkebunan, disajikan dalam bab selanjutnya.
d. Usaha Peternakan
Peluang bagi usahan dalam bidang peternakan juga
cukup luas, mulai dari usaha bibit sampai perdagangan
hasil ternaknya. Secara umum usaha dalam bidang
peternakan dapat digolongkan menjadi :
1.) Usaha makanan ternak dan atau obat – obatan
2.) Usaha penetasan telur
3.) Usaha penyediaan bibit
4.) Usaha ayam pedaging
5.) Usaha ayam petelur
6.) Usaha burung puyuh
7.) Usaha bebek petelur dan atau pedaging
8.) Usaha unggas lainnya
9.) Usaha kambing dan atau domba
10.) Usaha sapi perah
11.) Usaha sapi pedaging
12.) Usaha penggemukkan ternak (sapi)
13.) Usaha jasa dan sarana peternakan (kesehatan,
peralatan, inseminasi buatan, pengangkutan,
kosultasi, pendidikan, informasi, dan sebagainya)
14.) Usaha ternak lainnya (kelinci, anjing, kuda, kerbau,
dan sebagainya)
Adanya perkembangan yang pesat dalam berbagai
bidang ekonomi, perdagangan, industri, dan termasuk
juga perusakan pada berbagai fauna di dunia ini, maka
berbagai jenis binatang menjadi langka. Usaha untuk
menternakkan beberapa binatang tersebut ternyata
cukup menarik dan menguntungkan, misalnya
peternakan berbagai jenis burung penyanyi, burung
kasuari dan buaya.
“Binatang kesayangan” yang dalam bahasa Inggris
disebut pet tidak hanya kucing dan anjing saja, tetapi
juga berbagai binatang lain seperti kelinci, trewelu dan
tupai atau yang sejenis, tikus putih dan binatan glin
yang mempunyai sifat – sifat “jinak, manja, dan dapat
dibelai sayang”. Peternakan binatang kesayangan juga
memberikan peluang bagi usaha yang cukup menarik.
e. Usaha Perikanan
Usaha dalam bidang perikanan juga cukup luas
mulai dari usaha penangkapan sampai pembudidayaan.
Secara umum dikenal usaha perikanan darat, usaha
tambak atau perikanan air payau, usaha penangkapan
ikan, usaha budidaya air laut. Masing – masing jenis
usaha itu masih mengandung berbagai kegiatan usaha
seperti penyediaan sarana peralatan, modal, jasa
angkutan, agroindustri, pemasaran, dan berbagai
sarang penunjang lainnya.
Salah satu aspek yang menguntungkan dalam
bidang perikanan dibandingkan dengn peternakan ialah
karena ikan secara universal dapat diterima, sedangkan
daging belum tentu diterima oleh sebagian orang
mengingat adanya pantangan agama atau kepercayaan
yang dianut.
1.) Perikanan darat. Potensi pengembangan ikan di Indonesia
sangat besar, baik di darat, pantai, ataupun di laut. Coba
perhatikan daerah – daerah Sumatera dari Aceh sampai
Lampung, terutama di bagian timur, Kalimantan dari barat
sampai timur, dan Irian Jaya, terutama bagian barat sampai
selatan, penuh tanah berair (rawa dan payau). Digduga
daerah berair itu tidak kurang dari 10 juta ha. Itulah sumber
kekayaan alam yang berpotensi besar sekali untuk perikanan
darat dan payau. Dewasa ini masyarakat masih banyak yang
belum mengusahakan sumber potensi itu. Sebagian besar
masih pada tingkat “berburu” yang hasilnya tentu saja sangat
minim. Untuk itu perlu dikembangkan usaha budidaya ikan
yang lebih baik. Dalam usaha budidaya ikan darat terlibat
berbagai kegiatan, antara lain pembuatan kolam, pengaturan
air, pemberian makanan, perawatan kolam, pemijahan,
pembibitan, pembesaran, pemanenan, dan pemrosesan
hasilnya. Usaha pembuatan makanan ikan yang siap pakai
kini makin terasa pentingnya sehingga bidang usaha ini juga
berpotensi untuk dikembangkan.
Beberapa jenis ikan tawar yang terkenal dan biasa
dibudidayakan adalah mujair, ikan mas, tawes, lele, dan yang
kini mulai populer adalah udang galah. Mujair dan ikan tawes
relatif mudah dan cepat berkembang biak, namun harganya
juga relatif lebih rendah. Gurame dan udang galah adalah
jenis ikan darat yang paling digemari, “berstatus tinggi” dan
harganya pun relatif paling mahal. Hal itu mungkin
disebabkan oleh budidaya udang galah dan ikan gurame
relatif juga lebih sulit, lebih lama, dan lebih mahal
pemeliharaannya.
Selain budidaya ikan dalam kolam, kini banyak juga orang
mengusahakan bidudaya ikan dengan jala apung di danua
dan dengan cara keramba di sungai. Kedua cara tersebut
pada prinsipnya sama, yaitu ikan dikurung dalam suatu
kurungan kayu atau bambu atau kawat pada sistem keramba,
dan jala besar untuk sistem jala apung. Ikan leluasa bergerak
di dalam air, tetapi tidak dapat keluar dari kurungan.
Usaha perikanan yang cukup menarik juga adalah budidaya
ikan hias. Dalam usaha ikan hias hal yang terpenting adalah
menghasilkan ikan dengan jenis, ragam, dan rupa yang
menarik dan beragam. Untuk itu tidak harus membuat kolam
yang besar, tetapi cukup pada kolam – kolam kecil dan
dangkal. Persilangan selalu diusahakan agar selalu diperoleh
rupa yang baru dan menarik. Karena mungkin “lain daripada
yang lain”, maka harganya pun dapat jauh lebih mahal
daripada yang biasa. Usaha ikan hias ini cocok untuk daerah
di sekitar kota besar.
2.) Perikanan tambak. Tambak, dan mungkin juga kolam ikan
yang banyak dijumpai di Indonesia, mungkin merupakan
teknologi asli penemuan bangsa Indonesia karena telah
dikenal sejak atau bahkan sebelum zaman Majapahit.
Indonesia merupakan negara yang memiliki kolam ikan dan
tambah yang terbesar di dunia.
Bandeng secara tradisional merupakan jenis ikan yang umum
diusahakan dalam tambak, dan udang merupakan “hasil
sampingannya”. Kini, mengingat permintaaan dunia terhadap
udang terus meningkat, sedangkan produksi udang hasil
penangakapan di laut makin berkurang, budidaya udang
merupakan alternatif yang tepat untuk dapat memenuhi
permintaan dunig. Harga yang tinggi juga makin mendorong
orang untuk mengusahakan udang dalam tambak. Berbeda
dengan budidaya bandeng yang telah lama dikenal, budidaya
udang relatif baru. Namun, mengingat permintaan yang kuat
dan status udang sebagai “makanan elite” yang
menyebabkan harganya relatif tinggi, prospeknya sangat
cerah, dan Indonesia dapat menjadi “negar udang no.1” di
dunia.
Selama ini bibit ikan bandeng yang dikenal dengan nama
nener diperoleh dari hasil penangkapan di laut karena cara
pemijahan belum berkembang. Sebaliknya, pada udang sulit
memperoleh bibit dari laut, tetapi teknologi untuk pembibitan
udang kini telah ada, tinggal dikembangkan lebih lanjut.
Masalah utama yang dihadapi pada pengusaha udang dalam
tambak adalah desain tambak sehubungan dengan
pengaturan airnya. Sebagaimana telah diketahui, budidaya
ikan dalam tambak adalah budidaya air payau, yaitu air
campuran tawar dan asin. Masalah salinitas (kadar garamnya)
dan suhu air payau, di samping faktor makanan, sangat
penting dan ikut menentukan keberhasilan usaha perikanan
dalam tambak.
3.) Penangkapan dan budidaya laut. Indonesia, yang
mempunyai wilayah tergolong ke dalam “10 Besar” di dunia,
sebagian terbesar wilayahnya adalah lautan. Potensi dan
karunia yang besar ini perlu dimanfaatkan sebaik – baiknya.
Penangkapan ikan di laut telah merupakan mata
pencahariaan jutaan penduduk Indonesia yang berdiam di
sepanjang pantai. Para nelayan itu umumnya masih tergolong
miskin karena cara – cara penangkapannya masih tradisional
dan sederhana. Sebaliknya, usaha – usaha penangkapan
secara besar – besaran dengan perlengkapan modern
ternyata sering mengundang gejolak politik. Oleh karena itu,
perlu adanya peningkatan dan perbaikan pada tenik
penangkapan oleh para nelayan yang tidak menimbulkan
gejolak sosial.
Berbeda dengan usaha penangkapan ikan yang relatif
“penuh” itu, usaha budidaya di laut masih terbuka sangat
lebar . Usaha budidaya ikan dan rumput laut relatif masih
baru. Jenis usaha ini perlu terus digalakkan untuk
mengimbangi dan mengurangi kebergantungan kepada hasil
penangkapan dan perusakan alam pada waktu nelayan tidak
menangkap ikan. Di Jepang usaha budidaya di laut cukup
berkembang sehingga berbagai jenis ikan laut yang digemari
konsumen (harganya tentu cukup tinggi) telah dapat
dihasilkan dari usaha pembudidayaan itu. Potensi
pengembangan budidaya air laut Indonesia benar – benar
cerah karena sebagai negar tropis, Indonesia memiliki
berbagai jenis ikan, baik ikan untuk konsumsi maupun ikan
hias yang beraneka ragam indahnya. Laut harus dijadikan
ladang kehidupan bangsa Indonesia di masa depan.
4.) Lain – lain. Bertitik tolak dar pemikiran “yang lain”, ada
beberapa usaha yang semula tidak terpikirkan, tetapi kini
makin diminati. Usaha tersebut antara lain ternak katak,
bekicot, cacing, semut dan mungkin pula rayap, uret, ular,
kalajengking, dan sebagainya. Paha katak atau paha kodok
Indonesia ternyata banyak diminati di luar negeri. Tanah air
Indonesia yang kaya rawa dan sawah itu serta curah hujan
yang tinggi benar – benar merupakan surga bagi kehidupan
katak. Selama ini produksi paha kodok masih cukup dari
pemasokan hasil penangkapan saja. Namun, usaha budidaya
kodok perlu terus dikembangkan agar dapat tetap memenuhi
permintaan pasar dalam negeri maupun pasar internasional.
Bekicot dan berbagai jenis siput darat (air tawar) lainnya
perlu juga dikembangkan. Bekicot yang semula dianggap
hama dan “pengotor” pemandangan di kebun, kini dicari
dunia diburu orang untuk makanan bebek maupun untuk
diekspor. Bekicot yang semula dianggap tidak berguna itu
ternyata dapat merupakan komoditi yang laku di pasa dalam
negeri maupun luar negeri. Demikian juga halnya dengan
cacing. Adanya perkembangan usaha ikan hias ternyata
menumbuhkan permintaan terhadap makanan untuk ikan
hias. Taiwan telah mempelopori usaha peternakan cacing ini
sehingga kini mampu mengekspor makanan ikan hias berupa
cacing kering dalam jumlah yang cukup besar dan harganya
pun cukup tinggi. Teknologi freeze drying yang digunakan
untuk memproses cacing menjadi komoditi perdagangan
tidaklah asing.
Usaha yang bergerak atau menangani komoditi langka seperti
biawak, ular, kalajengking, dan berbagai “binatang aneh”
lainnya, semula mungkin juga dianggap aneh. Namun, bagi
mereka yang tahu kegunaaan dan peluang bagi usaha
komoditi langka dan “nyentrik” tersebut, dapat menarik
banyak keuntungan. Nah, adakah ide lain yang Anda temukan
untuk usahatani yang menarik ? Mengapa tidak Anda coba ?
4. Industri Agroturisme
Ada suatu pemikiran yang relatif baru, yaitu
pengembangan industri pariwisata yang digabungkan dengan
industri pertanian yang dikenal dengan nama agroturism
industry. Gagasan ini timbul atas pemikiran atau alasan,
antara lain, adanya “kebutuhan orang kota” akan tempat
yang lain yang dapat memberikan kesegaran. Kehidupan kota
yang penuh hiruk – pikuk dan ketegangan perlu diimbangi
dengan kehidupan yang damai dan tenang. Selain itu, juga
manusia kota ingin sekali – sekali menikmati kehidupan
“kembali ke alam” (back to the nature) yang tenang, santai,
damai, dan bersih udaranya. Untuk itu, suatu bentuk industri
pariwisata yang dikaitkan antara lain dengan bidang
pertanian ata agroturisme sangat cocok untuk dikembangkan.
Anak – anak yang dibesarkan di kota sering tidak tahu
dari mana datangnnya buah, sayur, telur, susu dan makanan
lainnya yang mereka makan sehari – hari. Sebagian lagi ingin
merasakan bagaimana hidup di desa atau bagaimana rasanya
memetik buah, sayur, bunga, panen padi, menangkap ikan,
memberi makan ayam atau sapi, serta berbagai kegiatan
lainnya yang tidak ada di kota atau daerah asal mereka.
Selama liburan banyak anak – anak sekolah ingin berkemah
(camping) atau mencoba mengembara dan menjelajahi
kebun, hutan, gunung, lembah, dan pantai, mengikuti gejolak
mudanya. Hasrat yang positif ini memerlukan penyaluran
yang baik pula. Industri agroturisme memberi harapan dan
jawaban yang tepat untuk maksud tersebut.
Industri agroturisme ini sangat cocok untuk Indonesia
sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan dan
keindahan alam yang cukup potensial untuk dikembangkan.
Untuk itu perlu penyiapan yang sebaik – baiknya karena
usaha ini akan melibatkan alam, hutan, kebun, ladang,
tanaman, ternak, petani, rumah petani, dan masyarakat
setempat. Oleh karena itu, jika diinginkan agar proyek ini
dapat berhasil baik dan menguntungkan semua pihak, maka
perlu suatu perencanaan yang matang, termasuk di dalamnya
program yang terkoordinasi dengan baik. Hal itu penting
meningat sifat keterkaitan yang ada pada usaha ini.
Disamping itu, mutlak diperlukan penyiapan fisik dan nonfisik
secara baik pula agar usaha ini dapat berjalan lancar tanpa
gangguan sosial dan lain – lain yang tidak dikehendaki.
Industri agroturisme cukup luas dan beragam sehingga
dapat disesuaikan dengan masing-masing daerah. Hal
penting yang perlu diperhatikan hanyalah mencari kombinasi
yang paling optimal antara faktor kebijakan, faktor fisik,
sosial, dan ekonomi setempat. Ukuran (areal, lokasi) atau
ragam cakupan (perkemahan, pemandian, kerja praktek,
kemah kerja, pendakian, lintas alam, pemondokan,
perhotelan, dan sebagainya) dan tingkatan proyek
(sederhana, sedang, mewah) dapat dipilih dan disesuaikan
dengan konsidi serta kemampuan yang ada. Seseorang, suatu
perusahaan, suatu grup perusahaan, atau pemerintah daerah
dapat mengambil inisiatif dalam usaha agroturisme ini.
Jika masing-masing daerah berlomba mengembangkan
usaha ini, bukanlah sesuatu yang mustahil jika pada suatu
saat terdapat beberapa tempat yang terkenal tidak hanya
bagi turis domestik tetapi juga untuk turis luar negeri. Untuk
membentuk citra yang khas itu tentulah diperlukan kerja
keras dan pengembangan sikap mental yang baik. Faktor
yang penting untuk dapat membentuk citra yang baik adalah
kejujuran, kebersihan, keramah-tamahan, pelayanan yang
baik, dan biaya yang pantas. Tentu saja faktor keamanan dan
sarana perhubungan serta komunikasi harus terjamin.
Fasilitas kesehatan dan pertolongan pertama pada
kecelakaan perlu ada, terutama jika objeknya mengandung
kegiatan yang bersifat “petualangan”.
5. Usaha Kecil
Tantangan pembangunan dewasa ini terutama adalah
tantangan kesempatan kerja atau usaha bagi penduduk yang
terus meningkat. Jutaan orang atau pemuda memerlukan
kerja sementara lapangan kerja “formal” yang baru relatif
sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja
yang ada. Ironinya, sebagian lowongan kerja yang ada tidak
dapat terisi oleh mereka yang mencari pekerjaan karena
mereka tidak memenuhi persyaratan atau kualifikasi yang
diminta. Sebagian besar angkatan kerja tersebut memang
berpendidikan rendah dan tidak memiliki ketrampilan khusus.
Oleh karen aitu, tidak mengherankan jika mereka kemudian
mencari dan berusaha sendiri dalam berbagai usaha kecil.
Karena usaha merek aumumnya tidak menentu dan tidak
terdaftar secara resmi, maka sering usaha mereka itu disebut
“usaha informal”. Usaha informal ini sebaiknya dibina dan
dikembangkan juga dan dipadukan dengan usaha yang ada
agar saling mengisi dan meramaikan perdagangan.
Usaha kecil, baik yang terdaftar secara resmi dan
mempunyai kegiatan yang tetap dan sinambung ataupun
yang tidak terdaftar dan tidak menentu usahanya (musiman),
ternyata merupakan penyerap tenaga yang terbesar saat ini.
Oleh karena itu, usaha ini perlu dikembangkan dan
dikoordinasik secara baik dan terpadu mengingat mereka
yang bergerak dalam usaha informal ini umumnya sering
“nakal”, terutama dalam menggunakan tempat usaha atau
menggelarkan barang dagangannya seolah – olah
“semaunya” saja. Contoh yang ada misalnya pedagang kaki
lima. Masalah ini seharusnya tidak terjadi jika kepada mereka
diberikan bimbingan dan prasarana usaha, terutama tempat,
peralatan, dan jika mungkin juga dana.
Cara Singapura atau Malaysia dalam menangani masalah
ini kiranya perlu dipelajari sebagai bahan perbandingan.
Kedua negara tersebut menerapkan peraturan yang tegas
tetapi merangsang (tidak mempersulit) karena prasarana dan
sarana untuk berusaha mudah dan sederhana (tidak
birokratis). Faktor kesungguhan dan kejujuran adalah kunci
utama untuk keberhasilan usaha ini. Tentu saja hal itu juga
merupakan tantangan bagi para pengelola yang
bersangkutan, yaitu mulai dari pemerintah pusat sampai
pemerintah daerah, terutaman instansi atau lembaga –
lembaga yang bersangkutan, misalnya dinas perdagangan,
industri, tenaga kerja perhubungan, dan PLN.
Prasarana dan sarana yang perlu dibangun oleh
pemerintah terutama adalah jalan, saluran air bersih dan
pembuangannya, penampungan dan pembuangan sampah,
listrik dan, jika memungkinkan, telepon umum atau
perseorangan. Prasarana dan sarana tersebut dapat dibangun
dengan beberapa tingkat, yaitu tingkat sederhana untuk
menampung usaha kecil yang informal dan yang seharusnya
mendapat prioritas utama, tingkat menengah untuk
pedagang kecil dan menengah, sedangkan tingkat mewah
yang diperuntukkan bagi pedagang besar seharusnya tidak
perlu dibantu oleh pemerintah.
Dewasa ini dikenal berbagai usaha kerajinan dan industri
kecil yang diransang untuk maju dan berkembang. Namun,
mengingat usaha ini umumnya mempunyai keterbatasan
modal, teknologi, dan terutamam pemasaran, maka usah aini
umumnya sering “tertinggal”. Untuk itu memang diperlukan
usaha yang terpadu dan terus – menerus ditingkatkan
mengingat adanya perkembangan teknologi, sosial, dan
ekonomi yang berjalan cepat pula. Setiap perubahan yang
terjadi harus selalu dikaji agar produk yang dibuat atau
ditangani tidak “tertinggal” dan kalah bersaing dengan
produk baru. Ini berarti bahwa usaha kecil pun dituntut untuk
selalu meningkatkan mutu, mencari model atau jenis baru
dan yang lebih penting lagi selalu dapat berdaing dalam
harga dan pelayanan.
6. Faktor Permintaan
Memikirkan kesempatan berusaha juga dibarengi dengan
pemikien tentang prospeknya. Barang atau jasa yang akan
diciptakan tidak terlepas dari pertimbangan “laku atau tidak”
barang dan jasa tersebut kelak setelah diproduksi. Produk
yang akan dihasilkan atau ditawarkan kepada konsumen
hanya akan laku jika konsumen memang berhasrat atau
memerlukan barang atau jasa tersebut, dan mau serta
mampu membayarnya.
Faktor yang menentukan besar – kecil atau lemah – kuatnya
permintaan konsumen seperti yang telah disinggung pada
bagian terdahulu adalah :
a. Selera dan kebutuhan konsumen bersifat relatif,
berbeda antara seorang dengan orang lain. Dari waktu
ke waktu pun selera berubah karena memang bersifat
dinamis. Kewaspadaan dalam pengamatan terhadap
selera dan kebutuhan sangat bermanfaat untuk
merebut kesempatan berusaha.
b. Tinggi – rendahnya harga barang atau jasa yang
ditawarkan akan banyak mempengaruhi kuantitas
penjualan. Faktor harga mempunyai efek psikologis
yang sering menentukan pilihan para konsumen. Faktor
harga berkaitan dengan faktor mutu barang atau
pelayanan, tingkat urgensi kebutuhan, dan daya beli
konsumen. Harga yang terlalu tinggi mungkin
menyebabkan barang atau jasa tidak terbeli, dan kalau
terlalu rendah mungkin merugi atau dipandang
“murahan”.
c. Daya beli konsumen erat hubungannya dengan tingkat
pendapatannya. Daya beli akan makin tinggi jika
pendapatan mereka naik, dan sebaliknya daya beli
rendah jika pendapatannnya juga rendah.
d. Harga barang atau jasa lain yang sejenis atau yang
merupakan alternatif lain.
e. Komposisi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan
konsumen erat kaitannya dengan selera dan jenis
barang atau jasa yang dibutuhkan.
Berdasarkan faktor – faktor tersebut dapat
disimpulkan bahwa permintaan terhadap barang atau
jasa dipengaruhi oleh kondisi dan motivasi pengguna
(konsumen) atau calon pengguna. Dalam hal ini
mungkin saja terjadi bahwa permintaan terhadap suatu
barang tidak berubah atau tidak banyak terpengaruh
oleh perubahan harga yang ditawarkan. Mungkin juga
pemintaan terhadap suatu barang tidak banyak
terpengaruh oleh besar – kecilnya kuantitas yang ada.
Jika hal itu terjadi, maka permintaannya dikatakan tidak
atau kurang elastis, dan sebaliknya, jika harga dan
kuantitas mempengaruhi permintaan, maka dikatakan
permintannya bersifat elastis. Permintaan terhadap
kebutuhan pokok seperti bahan pangan utama
umumnya tidak atau kurang elastis, sedangkan
permintaan terhadap barang sekunder umumnya
elastis.
Selain itu, perlu juga Anda mengetahui motivasi
apa saja yang mendorong seseorang membeli barang
atau jasa yang ditawarkan. Beberapa motivasi tersebut
adalah :
a. Motivasi emosional, yaitu dorongan untuk membeli
tanpa pertimbangan yang rasional karena ingin
bergaya, merasa lebih tenteram, ikut – ikutan, ingin
meniru, dan sebagainya.
b. Motivasi rasional, yaitu motivasi yang didasarkan
atas pertimbangan rasional, misalnya membeli
karena mutu bagus, harga murah, mudah diperoleh,
dan pertimbangan lain yang “menggunakan otak”.