bab i, ii, iii doengoes
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
1/40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan
makmur telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang semakin membaik
dan usia harapan hidup yang semakin meningkat sehingga jumlah lanjut usia
semakin bertambah. Pada tahun 2000 tercatat sekitar 7,18 penduduk !ndonesia
berusia lanjut "1#,# juta orang$, dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlahnya
akan mencapai 11,%# dari seluruh penduduk !ndonesia "28,8 juta orang$
"&omnas 'ansia, 201%$.
(emakin bertambahnya usia seseorang, akan berdampak pada kemampuan
)isiknya yang diakibatkan oleh proses penuaan berarti )aktor genetik, status
kesehatan, tingkat akti*itas, )aktor nutrisi, kebiasaan, juga )aktor psikologis.
Penurunan melakukan akti*itas kehidupan sehari+hari terutama penurunan
akti*itas berjalan akibat proses penuaan maupun proses penyakit menjadi masalah
utama yang paling sering dialami oleh para lanjut usia. &ondisi ini akan
membebani penduduk berusia produkti) apabila ratio ketergantungan terus
bertambah.
(alah satu masalah gangguan kesehatan yang menonjol pada usia lanjut
adalah gangguan muskuloskeletal, terutama osteoartritis dan osteoporosis.
enghadapi problem ini tanpa adanya persiapan yang baik, dikhawatirkan akan
menjadikan beban yang akan ditanggung pemerintah, masyarakat, dan warga usia
lanjut dengan keluarga akan menjadi sangat besar dan akan menghambat
perkembangan ekonomi serta memperburuk kualitas hidup manusia secara utuh
"-aniel, 2007$.
steoporosis adalah suatu problem klimakterium yang serius. -i /merika
(erikat dijumpi satu kasus osteoporosis di antara dua sampai tiga wanita
pascamenopause. assa tulang pada manusia mencapai maksimum pada usia
1
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
2/40
sekitar % tahun, kemudian terjadi penurunan massa tulang secara eksponensial.
Penurunan massa tulang ini berkisar antara %+ setiap dekade, sesuai dengan
kehilangan massa otot dan hal ini dialami baik pada pria maupun wanita. Pada
masa klimakterium, penurunan massa tulang pada wanita lebih mencolok dan
dapat mencapai 2+% setahun secara eksponensial. Pada usia 70 tahun kehilangan
massa tulang pada wanita mencapai 0, sedangkan pada pria usia 0 tahun
kehilangan massa tulang ini baru mencapai 2 "onta P, 2003$.
&ecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang,
sehingga dapat menurunkan massa tulang total. steoporosis adalah penyakit
yang mempunyai si)at+si)at khas berupa massa tulang yang rendah, disertai
mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat
menimbulkan kerapuhan tulang. 4ulang secara progresi) menjadi rapuh dan
mudah patah. 4ulang menjadi mudah patah dengan stres, yang pada tulang normal
tidak menimbulkan pengaruh. (herwood "2001$, mengatakan selama dua dekade
pertama kehidupan, saat terjadi pertumbuhan, pengendapan tulang melebihi
resorpsi tulang di bawah pengaruh hormon pertumbuhan. (ebaliknya pada usia
0+30 tahun, resorpsi tulang melebihi pembentukan tulang. &alsitonin yang
menghambat resorpsi tulang dan merangsang pembentukan tulang mengalami
penurunan. 5ormon paratiroid meningkat bersama bertambahnya dan
meningkatkan resorpsi tulang. 5ormon estrogen yang menghambat pemecahan
tulang, juga berkurang bersama bertambahnya usia.
enurut anong "200%$, perempuan dewasa memiliki massa tulang yang
lebih sedikit daripada pria dewasa, dan setelah menopause mereka mulai
kehilangan tulang lebih cepat daripada pria. /kibatnya perempuan lebih rentanmenderita osteoporosis serius. Penyebab utama berkurangnya tulang setelah
menopause adalah de)isiensi hormon setrogen. Padaosteoporosis, matriks dan
mineral tulang hilang, hilang massa dan kekuatan tulang, dengan peningkatan
)raktur.
steoporosis sering menimbulkan )raktur kompresi pada *ertebra
torakalis. 4erdapat penyempitan diskus *ertebra, apabila penyebaran berlanjut ke
seluruh korpus *ertebra akan menimbulkan kompresi *ertebra dan terjadi gibus.
2
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
3/40
6raktur kolum )emur sering terjadi pada usia diatas 30 tahun dan lebih sering pada
perempuan, yang disebabkan oleh penuaan dan osteoporosis pascamenopause.
&olaps bertahap tulang *ertebra mungkin tidak menimbulkan gejala,namun terlihat sebagai ki)osis progresi). &i)osis dapat mengakibatkan
pengurangan tinggi badan. Pada beberapa perempuan dapat kehilangan tinggi
badan sekitar 2,+1 cm, akibat kolaps *ertebra.
1.2 Rumusan Masalah
agaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan kasus
gangguan sistem muskuloskeletal khususnya penyakit osteoporosis
1.3 Tujuan
1. enjelaskan bagaimana asuhan keperawatan pada kasus osteoporosis
2. enjelaskan bagaimana pencegahan primer, sekunder, dan tersier
3. enjelaskan bagaiman aspek legal etik keperawatan pada kasus
osteoporosis.
1. Man!aat
1. engetahui bagaimana asuhan keperawatan pada kasus osteoporosis
2. engetahui pencegahan primer, sekunder, dan tersier
%. engetahui bagaimana aspek legal etik keperawatan pada kasus
osteoporosis.
BAB II
"AMBARAN #A$U$
3
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
4/40
2.1 #asus
Ny. 9 usia 80 tahun, dibawa ke poli umum dengan keluhan nyeri pada
punggung dengan skala 8. Nyeri berkurang jika istirahat dan meningkat saat
digunakan berakti*itas. Nyeri dirasakan sejak setahun yang lalu. (etiap terasa
nyeri, pasien mengoleskan salep atau menempelkan koyo cabe pada daerah nyeri.
(etiap pagi, pasien mandi dengan air hangat dengan tujuan menurunkan nyeri
yang dirasakan. -ari pemeriksaan )isik, didapatkan data 4ekanan -arah 120:0
mm5g, Nadi 101;:menit, 6rekuensi na)as 21;:menit.
2.2 #%nse& Dasar Pen'ak(t )ste%&%r%s(s
2.2.1 De!(n(s(
steoporosis yang lebih dikenal dengan keropos tulang menurut
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
5/40
-juwantoro -, membagi osteoporosis menjadi osteoporosis
postmenopause "4ipe !$, osteoporosis involutional "4ipe !!$, osteoporosis
idiopatik, osteoporosis ju*enil, dan osteoporosis sekunder.
1. steoporosis postmenopause "4ipe !$
erupakan bentuk yang paling sering ditemukan pada wanita kulit putih
dan /sia. entuk osteoporosis ini disebabkan oleh percepatan resorpsi
tulang yang berlebihan dan lama setelah penurunan sekresi hormon
estrogen pada masa menopause.
2. steoporosis in*olutional "4ipe !!$
4erjadi pada usia diatas 7 tahun pada perempuan maupun laki+laki. 4ipe
ini diakibatkan oleh ketidaksinambungan yang samar dan lama antara
kecepatan resorpsi tulang dengan kecepatan pembentukan tulang.
%. steoporosis idiopatik
/dalah tipe osteoporosis primer yang jarang terjadi pada wanita
premenopause dan pada laki+laki yang berusia dibawah 7 tahun. 4ipe initidak berkaitan dengan penyebab sekunder atau )aktor risiko yang
mempermudah timbulnya penurunan densitas tulang.
#. steoporosis ju*enil
erupakan bentuk yang jarang terjadi dan bentuk osteoporosis yang
terjadi pada anak+anak prepubertas.
. steoporosis sekunder
Penurunan densitas tulang yang cukup berat untuk menyebabkan )raktur
atraumatik akibat )aktor ekstrinsik seperti kelebihan kortikosteroid, artritis
reumatoid, kelainan hati:ginjal kronis, sindrom malabsorbsi, mastositosis
sistemik, hiperparatiroidisme, *arian status hipogonade, dan lain+lain.
5
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
6/40
2.2.3 Et(%l%g(
steoporosis postmenopause terjadi karena kekurangan estrogen "hormon
utama pada wanita$, yang membantu mengatur peningkatan kalsium ke dalamtulang pada wanita. iasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 1+
7 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. 4idak semua
wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopause,
pada wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini
daripada wanit kulit hitam.
steoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan
kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara
kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. (enilis yaitu
keadaan penurunan massa tulang yang hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini
biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan dua kali lebih sering menyerang
wanita.
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
7/40
perempuan, hilangnya estrogen pada saat menopause dan pada oo)orektomi
mengakibatkan percepatan resorpsi tulang dan berlangsung terus selama tahun+
tahun pascamenopause.
-iet kalsium dan *itamin - yang sesuai harus mencukupi untuk
mempertahankan remodelling tulang dan )ungsi tubuh. /supan kalsium dan
*itamin - yang tidak mencukupi selama bertahun+tahun mengakibatkan
pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis. /supan harian kalsium
yang dianjurkan "=-/> recommended daily allowance$ meningkat pada usia 11+
2# tahun "adolesen dan dewasa muda$ hingga 1200 mg per hari, untuk
memaksimalkan puncak massa tulang. =-/ untuk orang dewasa tetap 800 mg,
tetapi pada perempuan pascamenopause 1000+100 mg per hari. (edangkan pada
lansia dianjurkan mengonsumsi kalsium dalam jumlah tidak terbatas, karena
penyerapan kalsium kurang e)isien dan cepat diekskresikan melalui ginjal
"(melt?er, 2002$.
-emikian pula, bahan katabolik endogen "diproduksi oleh tubuh$ dan
eksogen dapat menyebabkan osteoporosis. Penggunaan kortiikosteroid yang lama,
sindrom cushing , hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme menyebabkan
kehilangan tulang. bat+obatan seperti isonia?id, heparin, tetrasiklin, antasida
yang mengandung aluminium, )urosemid, antikon*ulsan, kortikosteroid, dan
suplemen tiroid memengaruhi penggunaan tubuh dan metabolisme kalsium.
!mobilitas juga memengaruhi terjadinya osteoporosis. &etika diimobilisasi
dengan gips, paralisis atau inakti*itas umum, tulang akan diresorpsi lebih cepat
dari pembentukannya sehingga terjadi osteoporosis.
2.2.* Man(!estas(
&epadatan tulang berkurang secara perlahan "terutama pada penderita
osteoporosis senilis$, sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan
gejala pada beberapa penderita. @ika kepadatan tulang sangat berkurang yang
menyebabkan tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang
dan kelainan bentuk. 4ulang+tulang yang terutama terpengaruh pada osteoporosis
7
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
8/40
adalah radius distal, korpus *ertebra terutama mengenai 48+'#, dan kollum
)emoris.
&olaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. 4ulang belakang yang rapuh bisa menyebabkan kolaps secara spontan atau karena cedera
ringan. iasanya nyeri timbul secara tiba+tiba dan dirasakan didaerah tertentu dari
punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. @ika
disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakin ini akan
menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. @ika
beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang
abnormal dari tulang belakang "punuk Dowager $, yang menyebabkan terjadinya
ketegangan otot dan rasa sakit.
4ulang lainnya bisa patah, yang sering kali kdisebabkan oleh tekanan yang
ringan atau karena jatuh. (alah satu patah tulang yang paling serius adalah patah
tulang panggul. (elain itu, yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan
"radius$ di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut
)raktur Aolles. Pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung mengalami
penyembuhan secara perlahan.
2.2.+ Penatalaksanaan
4ujuan pengobatan adalah untuk meningkatkan kepadatan tulang. (emua
wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan
*itamin - dalam jumlah yang mencukupi. -iet tinggi kalsium dan *itamin - yang
mencukupi dan seimbang sepanjang hidup. -iet ditingkatkan pada awal usia
pertengahan karena dapat melindungi tulang dari demineralisasi skeletal. 4iga
gelas susu krim atau makanan lain yang kaya kalsium "misal keju, brokoli kukus,
salmon kaleng$. Bntuk mencukupi asupan kalsium perlu diresepkan preparat
kalsium "kalsium karbonat$.
4erapi penggantian hormon "hormone repalcement therapy+5=4$ dengan
estrogen dan progesteron perlu diresepkan bagi perempuan menopause, untuk
memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang.
Perempuan yang telah menjalani pengangkatan o*arium atau telah mengalami
8
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
9/40
menopause prematur dapat mengalami osteoporosis pada usia muda. Cstrogen
dapat mengurangi resorpsi tulang tapi tidak meningkatkan massa tulang.
Penggunaan hormon jangka panjang masih die*aluasi. 4erapi estrogen sering
dihubungkan dengan sedikit peningkatan insiden kanker payudara dan
endometrial. leh karena itu, selama 5=4 klien diharuskan memeriksakan
payudaranya setiap bulan dan diperiksa panggulnya, termasuk usapan
Papaninicolaou dan biopsi endometrial "bila ada indikasi$, sekali atau dua kali
setahun.
Pemberian estrogen secara oral memerlukan dosis terendah estrogen
terkonyugasi sebesar 0,32 mg per hari atau 0, mg:hari estradiol. Pada
osteoporosis, sumsum tulang dapat kembali seperti pada masa premenopause
dengan pemberian estrogen. -engan demikian hal tersebut menurunkan risiko
)raktur.
Perlu juga meresepkan obat+obat lain, dalam upaya menanggulangi
osteoporosis, termasuk kalsitonin, natrium )luorida, bi)os)onat, natrium etridonat,
dan alendronat. /lendronat ber)ungsi mengurangi kecepatan penyerapan tulang
pada wanita pascamenopause, meningkatkan massa tulang di tulang belakang dan
tulang panggul, dan mengurangi angka kejadian patah tulang. /gar alendronat
dapat diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas air pada
pagi hari dan dalam waktu %0 menit kemudian tidak boleh makan+minum lainnya.
/lendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga
setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama %0 menit
sesudahnya. bat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan
menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu. &alsitonin dianjurkanuntuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai
nyeri.
&alsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan pemberiannya
secara suntikan subkutan, intramuskuler atau semprot hidung. C)ek samping,
berupa gangguan gastrointestinal, aliran panas, peningkatan )rekuensi urine
biasanya terjadi dan ringan. Natrium )luorida memperbaiki akti*itas osteoblastik
dan pembentukan tulang, namun kualitas tulang yang baru masih dalam
9
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
10/40
pengkajian. Natrium etridonat menghalangi resorpsi tulang osteoklastik, dan
dalam penelitian untuk e)isiensi sebagai terapi osteoporosis.
4ambahan )luorida bisa meningkatakan kepadatan tulang tetapi tulang bisamengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan
*itamin -, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak
menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. @ika kadar testosteronnya
rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul
biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya
digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai
nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive
back brace dan dilakukan terapi )isik.
10
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
11/40
BAB III
A$UHAN #EPERA,ATAN #A$U$ )$TE)P)R)$I$
3.1 Pengkaj(an
1. I-ent(tas &as(en
a. Nama > Ny. N
b. @enis kelamin > Perempuan
c. Bmur > 80 tahun
d. /gama > !slam
e. (uku bangsa > !ndonesia
). Pendidikan > (/
g. Pekerjaan > Pensiun Pegawai Negeri (ipil
h. /lamat > @alan (utorejo (urabaya
i. =( > 2 No*ember 201#
j. -iagnosa edis > steoporosis
2. R(a'at Pen'ak(t
• &eluhan Btama > nyeri punggung
• =iwayat Penyakit (ekarang > klien dibawa ke poli umum mengeluh
nyeri punggung yang dirasakan sejak setahun yang lalu. Nyeri
berkurang jika istirahat dan meningkat jika melakukan akti*itas.
P> klien mengalami nyeri saat melakukan akti*itas
D> nyeri seperti tertekan didaerah punggung
=> nyeri dirasakan disekitar punggung belakang, nyeri menurun jika
istirahat, dan meningkat jika berakti*itas
(> skala nyeri 8 yang menghambat akti*itas pasien
11
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
12/40
4> nyeri dirasakan sejak setahun yang lalu bersi)at hilang timbul,
muncul ketika melakukan akti*itas dan hilang ketika pasien istirahat
• =iwayat penyakit keluarga > Pasien mengatakan keluarga tidak
memiliki riwayat diabetes, hipertensi, /sam urat, dan &olesterol tetapi
pasien mengatakan ayahnya mempunyai penyakit osteoporosis.
• =iwayat Pernyakit -ahulu > Pasien memiliki riwayat diabetes dan tidak
memiliki riwayat hipertensi, /sam urat, dan &olesterol.
a) =iwayat psikososial.
a. &eadaan emosional
Pasien kooperati) dalam menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan, emosi pasien agak cemas dalam menghadapi
penyakitnya sehubungan dengan nyeri yang dirasakannya,
kurangnya pengatahuan tentang alternati*e pengobatan
yang diketahui tindakan untuk menurunkan nyeri adalah
mandi air hangat, dan keterbatasan akti*itasnya yang
menyebabkan pasien tidak bisa melaksanankan perannya
sebagai ibu rumah tangga.
b. !nteraksi sosial
ahasa yang digunakan pasien adalah bahasa jawa,
hubungan klien dengan keluarga, lingkungan, dan petugas
kesehatan baik.
2. Pola )ungsi kesehatan.
a/ Health Per0e&t(%n Health Management
Pasien mengatakan jika setiap hari dia tidak dapat
melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik karena
nyeri meningkat pada saat melakukan akti*itas, pasien
mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung kacang+kacangan, sayur bayam, dan sangat
suka mengkonsumsi jeroan, pasien tidak tau tentang
penyakitnya dan dianggap sebagai nyeri yang biasa dialami
orang seusianya.
/ Nutr(s(
a. /ntropometri
4inggi badant > 13 cm
erat badan > # kg
12
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
13/40
'ingkar lengan atas> 21 cm
'ingkar pinggang > 30 cm
!4 #kg:1,3m2 E 28,8 "2+%0 normal, F%0 obesitas$
. B(%k(m(a
Nama 5asil Normal
5ematokrit %7,% PE #0+0
mukosa bibir lembab, tidak ada lesi,
edema, luka jahitan dan ruam
-. D(et
Pasien mengatakan makan tiga kali sehari porsi kecil,
dengan lauk dan sayur, sering mengkonsumsi kacang+
kacangan, sayur bayam, dan suka sekali mengkonsumsi
jeroan. Porsi makan selalu habis tidak merasa mual dan
muntah.
0/ P%la el(m(nas(
Climinasi urin >
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien /& +3;:hari,
kuning keruh, bau khas, tidak ada keluhan. Pada saat sakit
pasien /& +3;:hari kuning keruh, bau khas, tidak ada
keluhan.
Climinasi al*i >
13
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
14/40
(ebelum sakit pasien / 1;:hari dengan konsistensi lembek,
warna kuning tua,berbau khas, tidak ada keluhan, setelah sakit
pasien / 2;:minggu dengan konsistensi agak keras, warna
kuning tua,berbau khas dan susah untuk keluar.
-/ Pers%nal h'g(ene
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien mandi 2 kali sehari
menggunakan sabun mandi, gosok gigi dengan pasta gigi,
keramas %;:minggu, ganti baju dan pakaian dalam 2 kali sehari
dan setelah /:/& selalu membilas sampai bersih.
-an ketika sakit pasien mandi 1;:hari diwaktu pagi hari saja
menggunakan sabun, sikat gigi dengan pasta gigi, keramas
%;:minggu, ganti baju dan pakaian dalam 2;:hari dan setelah
/ dan /& selalu membilas sampai bersih.
e/ P%la (st(rahat -an t(-ur
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur malam 7+8 jam
sehari, pasien jarang tidur siang.
-an Pasien mengatakan ketika sakit pasien tidur malam 7+8
jam sehari tetapi sering terbangun karena rasa nyeri, pasien
jarang tidur siang.
!/ P%la akt(!(tas
Pasien mengatakan sebelum sakit setiap hari pasien melakukan
akti*itas sehari+hari sebagai ibu rumah tangga. (eperti,
mencuci, menyapu, masak dll. 4etapi setelah sakit pasien tidak
lagi melakukan pekerjaan rumah tangga dan digangtikan oleh
anaknya karena setiap melakukan akti*itas nyeri makin terasa
dan ketika tidak melakukan kegiatan nyeri menjadi lebih ringan
dan akti*itas yang dilakukan pasien hanya duduk+duduk di
rumah.
14
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
15/40
g/ P%la huungan seksual
Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak, 1
perempuan dan 1 laki+laki, pasien sudah menopause # tahun,hubungan dengan suami baik.
h/ %gn(t(! Perse&s(
&lien menanggap, nyeri yang selama ini dirasakan ialah nyeri
biasa sehingga setiap kali rasa nyeri muncul klien hanya
mengoleskan salep atau menempel koyo cabe pada daerah
nyeri dengan harapan nyeri dapat berkurang atau reda. &lien
juga merasa bahwa rasa nyeri nya itu masih bisa klien tolerir (/ $el! Per0e&t(%n $el! %n0e&t 4#%nse& D(r(/
Pasien tetap bersemangat untuk melakukan pengobatan dan
tindakan terapi dengan didasari adanya dukungan dari diri
sendiri dan dari keluarganya, klien juga dapat menerima
keadaannya atau penyakitnya dan berharap agar cepat sembuh.
j/ R%le Relat(%n 4Peran huungan/
&lien sudah menikah dan hubungan klien dengan keluarga baik
begitu juga dengan orang disekitar lingkungan rumahnya.
k/ %&(ng $tress
&lien dapat menyesuaikan diri selama dirawat di rumah sakit
dan dapat bekerjasama selama proses perawatan dan
pengobatan hal tersebut dilakukan demi kesembuhan
penyakitnya.
l/ 5alue Bel(e! 4#e'ak(nan6 #e&er0a'aan/
Pasien beragama islam, rajin beribadah, menjalankan sholat
waktu setiap hari secara berjamaah dengan keluarganya,
mengaji dan akti) mengikuti pengajian. (etelah sakit pasien
tetap melaksanakan sholat waktu dengan cara dijamak dan
dilaksanakan secara duduk, karena penyakit yang dideritanya,
dan pasien melaksanakan sholat tidak seperti biasanya
berjamaah dengan keluarganya, pasien tidak pernah mengikuti
pengajian.
15
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
16/40
3. Pemer(ksaan !(s(k
• 1 " Breathing $
!nspeksi > ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang
belakang
Palpasi > takstil )remitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi > suara resonan pada seluruh lapang paru
/uskultasi > tidak didapatkan suara ronki dan whe?ing
• 2 " Blood $
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, tidak terjadi keringat dingin dan
pusing.
!nspeksi> tidak ada sianosis
Palpasi> akral teraba hangat
• % " Brain$
&esadaran kompos mentis.
+ &epala dan wajah > tidak ada sianosis
+ ata > sklera tidak ikterik, konjungti*a tidak anemis, re)lek cahaya "H$
+ 'eher > @JP dalam batas normal
• # " Bladder $
4urgor kulit menurun atau elastis karena )aktor penuaan
Cdema > 4idak ada edema pada keempat ekstremitas
16
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
17/40
0 0
0 0
Produksi urin dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan.
&arakteristik urin normal >
"amaran Deskr(&s(
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
18/40
+ 4idak ada edema
+ 4idak ada lesi
Palpasi> ada nyeri di punggung saat dipalpasi
. Pemer(ksaan -(agn%st(k
• =adiologis
ejala radiologis yang khas adalah densitas atau massa tulang yang
menurun yang dapat dilihat pada *ertebra spinalis. -inding dekat korpus
*ertebra biasanya merupakan lokasi yang paling berat. Penipisan korteks
dan hilangnya trabekula trans*ersal merupakan kelainan yang sering
ditemukan. 'emahnya korpus *ertebrae menyebabkan penonjolan yang
menggelembung dari nukleus polposus kedalam ruang inter*ertebral dan
menyebabkan de)ormitas bikonka).
• C!"can
A4+(can dapat mengukur densitas tulang secara kuantitati) yang
mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi #ollow!up$ ineral
*ertebra di atas 110 mg:cm% biasanya tidak menimbulkan )raktur *ertebra
atau penonjolan, sedangkan mineral *ertebra di bawah 3 mg:cm% ada pada
hampir semua klien yang mengalami )raktur.
• %emeriksaan laboratorium
+ &adar Aa, P, dan )os)atase alkali tidak menunjukkan kelainan yang
nyata
+ &adar 5P4 "pada pascamenopause kadar 5P4 meningkat$ dan At
"terapi estrogen merangsang pembentukan At$
+ &adar 1,2+"5$2+-% dan absorpsi Aa menurun
+ Ckskresi )os)at dan hidroksiprolin terganggu sehingga meningkat
kadarnya.
18
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
19/40
+ Pemeriksaan one -ensitometry -CL/ menunjukkan hasil +2,%
normalnya berada diatas score +1
Anal(sa Data
N% DATA MA$ALAH ETI)L)"I
1. -( >
+ Pasien mengeluh nyeri
di punggung
+ Pasien mengatakan
nyeri berkurang jikaistirahat dan meningkat
jika berakti*itas
+ Pasien mengatakan
nyeri dirasakan sejak
setahun yang lalu
- >
+ (kala nyeri 8
+ 4-> 120:0 mm5g
+ N> 101;:menit
+ ==> 21;:menit
+
+ Pasien mengatakan
tidak bisa berjalan ke
kamar mandi
5ambatan mobilitas
)isik
5ilangnya integritas
tulang
19
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
20/40
+ Pasien mengatakan
tidak bisa melakukan
akti*itas sehari+hari
- >
+ &lien datang dengan
digendong oleh
keluarganya
+ (kala kekuatan otot >
3 3
2 2
%. -( > + klien mengatakan
susah berjalan karena
takut jatuh
- >
+ klien tampak berhati+
hati saat berjalan,
+ klien tidak bisa
bergerak bebas
=esiko cedera Penurunan kemampuan
pergerakan dan
ketidakseimbangan
tubuh
#. -s > pasien mengatakan
setelah sakit mandi hanya
1;:hari pada pagi hari
dengan air hangat.
-o > wajah pasien
nampak berminyak, dan
tercium bau badan.
-e)isit perawatan diri &eterbatasan
kemampuan pergerakan
. -s> pasien mengatakan
selama sakit /
&onstipasi !mobilitas dan
penurunan peristaltik
20
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
21/40
2;:minggu dengan
konsistensi agak keras,
berbau khas, warna
kuning tua dan susah
untuk dikeluarkan.
-o> / konsistensi
keras, berbau khas dan
berwarna kuning tua
Peristatik berlebih
"5iperperistaltik$ >
%;:menit "normal 1+
%0;:menit$
usus
3. -( >
+ klien mengatakan
tidak bisa berinteraksi
dengan
lingkungannya
+ klien mengatakan
tidak keluar rumah
hanya istirahat
dikamar saja
- >
+ klien tampak cemas
dan gelisah
+ klien tampak tegang
+ klien bertanya tentang
penyebab penyakitnya
angguan citra tubuh perubahan dan
ketergantungan )isik
serta psikologis yang
disebabkan penyakit
atau terapi
3.2 D(agn%s(s
21
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
22/40
1. Nyeri kronis berhubungan dengan spasme otot
2. 5ambatan mobilitas )isik berhubungan dengan hilangnya integritas
struktur tulang dan nyeri
%. =esiko cedera berhubungan dengan penurunan kemampuan pergerakan
dan ketidakseimbangan tubuh
#. -e)isit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan melakukan
pergerakan
. &onstipasi berhubungan dengan !mobilitas dan penurunan peristaltik usus
3. angguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan
)isik serta psikologis yang disebabkan penyakit atau terapi
3.3 Inter7ens(
N%.D(agn%sa
#e&eraatan
Tujuan 6 #r(ter(a
Has(lInter7ens( Ras(%nal
1. Nyeri kronis
berhubungan
dengan spasme
otot
(etelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2 ; 2# jam
nyeri berkurang
dengan &riteria
5asil >
+ Nyeri dapat
terkontrol dan berkurang
1. &aji keluhan
nyeri:ketidaknyam
anan perhatikan
lokasi dan
karakteristik
termasuk intensitas
nyeri "skala 0+10$
2. Perhatikan petunjuk nyeri non
*erbal "perubahan
pada tanda *ital
dan emosi atau
perilaku$
%. Pertahankan
mobilisasi bagian
1. empengaruhi
pemilihan atau
pengawasan
kee)ekti)an
inter*ensi
2. 4ingkat
ansietas dapat
mempengaruhi persepsi atau
reaksi terhadap
nyeri
%. enghilangkan
nyeri dan
mencegah
kesalahan
22
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
23/40
yang sakit dengan
tirah baring
4. /jarkan terapirelaksasi contoh>
pijatan, pijatan
punggung,
perubahan posisi.
. &olaborasi
pemberian obat
sesuai indikasi >
analgesik non
narkotik, N(/!-
injeksi contoh >
ketoralak
"4oradol$, dan atau
relaksan otot,
contoh >
(ikloben?aprin
"6lekseril$,
!ndroksin
"Jistaril$, berikan
narkotik sekitar
pada jamnya
selama %+ hari
3. /jarkan tehnik
distraksi dan
relaksasi
7. erikan terapi
)armakologis
ketoralak untuk
posisi tulang
atau tegangan
jaringan yang
cedera
#. eningkatkan
sirkulasi
umum,
menurunkan
area tekanan
lokal dan
kelelahan otot
. -iberikan
untuk
menurunkan
nyeri dan atau
spasme otot.
Penelitian
4oradol telah
diperbaiki
menjadi lebih
e)ekti) dalam
menghilangkan
nyeri tulang,
dengan masakerja lebih
lama dan
sedikit e)ek
samping bila
dibandingkan
dengan agen
narkotik.
23
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
24/40
mengurangi nyeri
punggung
Aatatan >
Jistaril sering
digunakan
untuk e)ek
poten dari
narkotik untuk
memperbaiki :
menghilangkan
nyeri panjang
3. 4eknik distraksi
dan relaksasi
dapat
menurunkan
nyeri yang
dirasakan
pasien
7. !ndikasi untuk
penatalaksanan
jangka pendek
terhadap nyeri
akut sedang
sampai berat.
&ontraindikasi
nya pasienalergi, diabetes
hemoragik,
hipo*olemia,
riwayat asma,
pasien dengan
riwayat
sindrom
24
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
25/40
ste*en+jansen.
2. 5ambatan
mobilitas )isik
berhubungan
dengan hilangnya
integritas struktur
tulang dan nyeri
(etelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama % ; 2# klien
dapat melakukan
akti*itas )isik sesuai
dengan
kemampuannya
dengan kriteria hasil >
+ &lien dapat bergerak bebas,
dapat melaksanakan
akti*itas
+ (kala kekuatan otot
* *
* *
1. /jarkan latihan
gerak, ambulasi,
dan perawatan diri
2. antu latihan
rentang gerak
khusus area yang
sakit dan yang
tidak sakit
%. 4unjukkan atau
bantu teknik
pemindahan dan
penggunaan alat
mobilitas seperti
walker dan kruk
#. 4ingkatkan
ambulasi dan
bantu sesuai
dengan kebutuhan
pasien
. C*aluasi status
neuro*askularK
pantau nadi
peri)er dan periksa
warna kulit pada
ekstremitas,
kehangatan,
sensasi, edema,
dan kelemahan
setiap # jam.
1. emperlancar
aliran darah
dan menjaga
kebersihan
2. /gar tidak
terjadi
kekakuan otot
%. embantu
pasien dalam
melakukan
mobilisasi
#. elatih pasien
bergerak akti)
. engetahui
e)ekti)nya
latihan gerak
yang dilakukan
perawat
terhadap
pasien
25
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
26/40
%. =isiko cedera
berhubungan
dengan penurunan
kemampuan
pergerakan dan
ketidakseimbangan
tubuh
4ujuan> klien tidak
terjadi cedera dengan
kriteria hasil >
+ &lien dapat
melakukan dan
mengontrol
akti*itasnya
+ &lien tidak cedera
atau jatuh
1. 'akukan
manajemen
lingkungan>
jauhkan dari
benda yang
membahayakan
pasien, hindari
lantai yang licin,
menggunakan
pegangan dikamar
mandi.
2. 'akukan latihan
= "bila
memungkinkan$
%. onitor atau
obser*asi e)ek
penggunaan obat+
obatan contoh>
ada perdarahan
lambung,
hematemesis
1. enghindari
resiko terjatuh
saat melakukan
pergerakan
2. Bntuk
meningkatkan
mobilitas dan
kekuatan otot,
mencegahde)ormitas,
mempertahank
an )ungsi
skeletal
semaksimal
mungkin
%. encegah e)ek
yang tidak di
inginkan pada
penggunaan
obat+obatan
#. -e)isit perawatan
diri berhubungan
dengan kelemahan,
kelelahan, dan
gangguan gerak
(etelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 2;2# jam,
diharapkan klien dan
keluarga mampu
merawat diri sendiri,
dengan kriteria hasil >
+ endemonstrasikan
1. andikan pasien
setiap hari sampai
klien mampu
melaksanakan
sendiri serta cuci
rambut dan potong
kuku klien
2. anti pakaian yang
1. /gar badan
menjadi lebih
segar,
melancarkan
peredaran
darah, dan
meningkatkan
kesehatan
26
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
27/40
kemampuannya
untuk mandi dan
makan sendiri
kotor dengan yang
bersih
%. erikan Health &ducation pada
klien dan
keluarganya tentang
pentingnya
kebersihan diri
#. imbing keluarga
klien untuk
memandikan :
menyeka secara
mandiri
. ersihkan tempat
tidur klien serta atur
posisi klien
2. Bntuk
melindungi
klien dari
kuman dan
meningkatkan
rasa nyaman
%. /gar klien dan
keluarga dapat
termoti*asi
melakukan
personal
hygiene
#. /gar
ketrampilan
mandiri dapat
diterapkan oleh
keluarga untuk
klien
5. emberikan
e)ek
kenyamanan
pada klien
serta
menurunkan
terjadinya
in)eksi
. &onstipasi
berhubungan
dengan !mobilitas
dan &ompresi
sara) pencernaan
(etelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1;2# jam pola
de)ekasi klien normal
1. Pastikan de)ekasi
klien sebelumnya
dan pola diet klien
2. -orong asupan
1. embantu
menentukan
inter*ensi
selanjutnya
27
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
28/40
ileus paralitik dengan kriteria hasil>
+ -e)ekasi %;
seminggu
+ &onsistensi )eses
lunak
harian sedikitnya
2 liter cairan,
batas kopi 2+
%;:hari
%. /njurkan minum
% gelas air hangat
yang diminum %0
menit sebelum
sarapan
#. /jarkan klien
untuk posisi semi
jongkok normal
saat de)ekasi
. /jarkan klien
tehnik ambulasi
3. erikan terapi
)armakologis
dengan
memberikan obat
pencahar> 'aksati)
2. Aairan
membantu
pergerakan
cairan, kopi
bersi)at
diuretic dan
menarik cairan
%. Aairan dapat
bertindak
sebagai
stimulus untuk
e*akuasi )eses
#. eningkatkan
penggunaan
optimal otot
abdomen dan
e)ek gra*itasi
optimal
. 4ehnik
ambulasi
membantu
klien dalam
melakukan
akti*itas ke
kamar mandi
6. !ndikasi> untuk
konstipasi
kronis maupun
yang baru
terjadi "akut$,
28
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
29/40
yang
memerlukan
pencahar,
untuk bersihan
usus besar pre
operasi, p;
laboratorium :
radiologi.
&ontraindikasi
> mual,
muntah, gejala
lain
apendisitis,
dan obstruksi
usus.
3. angguan citra
tubuh
berhubungan
dengan perubahan
dan
ketergantungan
)isik serta
psikologis yang
disebabkan
penyakit atau
terapi
(etelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1;2# jam
pasien dapat
menerima dan
beradaptasi dengn
adanya perubahan
status kesehatan
dengan kriteria hasil>
+ !nteraksi positi)
dengan orang lain
dan
+ erkomunikasi
dengan orang
terdekat tentang
perubahan peran
1. -iskusikan arti
kehilangan atau
perubahan dengan
pasien, identi)ikasi
persepsi situasi
atau harapan yang
akan datang
2. Aatat bahasa tubuh
non *erbal,
perilaku negati)
atau bicara sendiri.
%. Aatat reaksi emosi,
contoh kehilangan,
depresi, dan marah
#. (usun batasan pada
perilaku
1. /lat dalam
mengidenti)ika
si atau
mengartikan
masalah untuk
mem)okuskan
perhatian dan
inter*ensi
secara
konstrukti)
2. -apat
menunjukkan
depresi atau
keputusasaan,
kebutuhan
untuk
pengkajian
29
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
30/40
yang terjadi maladapti), bantu
pasien untuk
mengidenti)ikasi
perilaku positi)
yang akan
membaik
5. erikan health
education tentang
osteoporosis
lanjut atau
inter*ensi lebih
intensi)
%. Penerimaan
perubahan tidak
dapat
dipaksakan dan
proses
kehilangan
membutuhkan
waktu untuk
membaik.
#. Penolakan
dapat
mengakibatkan
penurunan
harga diri dan
memengaruhi
penerimaan
gambaran diri
yang baru
. emberikan
pengetahuan
dan
pemahaman
tentang
osteoporosis
30
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
31/40
3. Pen0egahan Pr(mer8 $ekun-er8 -an Ters(er
a. Pen0egahan Pr(mer
-ilaksanakan bila belum ditemukan adanya tanda+tandasteoporosis dengan menghindari )aktor resiko, seperti >
1. -iit yang mengandung cukup kalsium "%00 mg:hari$
&alsium diperlukan untuk pembentukan tulang, karena itu
kebutuhan akan kalsium harus dipenuhi. (umber kalsium yang
terbaik adalah makanan, tetapi bila tidak mencukupi maka
diperlukan tambahan kalsium dari suplemen kalsium. &alsium
dapat ditemukan antara lain dalam sereal, kerang, ikan teri, ikan
sardin dan susu, yoghurt, sitrun, keju, buah, dan sayuran.
@enis buah dan sayuran yang berperan dalam pencegahan
steoporosis, seperti sawi hijau, kangkung, daun hijau, selada,
papaya, jagung, mangga, mentimun, alpukat, pisang, jeruk, anggur,
apel, dan cabai "
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
32/40
keluarga riwayat indi*idu "personal$ mengalami pembentukan
bekuan darah "Aorwin, 200$.
#. erhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol dan steroid.
&arena hal tersebut merupakan )aktor yang dapat menghambat
penyerapan kalsium atau mengganggu pembentukan tulang
"Aorwin, 200$.
. lahraga rutin
5idup akti) dan latihan jasmani atau )isik "olahraga$ secara
rutin dengan unsur perbenaan pada anggota gerak tubuh
"kaki,lutut$ dan penekanan pada tulang, misalnya jalan sehat,
aerobik, jogging, renang, bersepeda dan senam pencegahansteoporosis. Program latihan juga sebaiknya dimonitor
berdasarkan panduan dari dokter. Para peneliti meyakini bahwa
tiga jenis latihan yang terbaik bagi tulang adalah menanggung
beban, memberi pukulan,dan melatih tekanan. Bntuk mereka yang
mengalami kesulitan dalam berolahraga, misalnya karena arthritis,
dapat memilih olahraga yang lebih ringan, seperti berenang,dan
jalan kaki.
lahraga menahan beban, bahkan pada usia yang sangat tua
"F8 tahun$, terbukti meningkatkan densitas dan massa otot, dan
memperbaiki daya tahan )isik dan keseimbangan "Aorwin, 200$.
Program latihan seperti 4ai Ahi juga terbukti berguna
sebagai pencegahan terapi osteoporosis "ing Ahan,et all, 200%$.
-osis olahraga harus tepat karena terlalu ringan kurang
berman)aat, sedangkan terlalu berat pada wanita dapat
menimbulkan gannguan pola haid yang justru akan menurunkan
densitas tulang. @adi olahraga sebagai bagian dari pola hidup sehat
dapat menghambat kehilang mineral tulang, membantu
mempertahankan postur tubuh, dan meningkatkan kebugaran
secara umum untuk mengurangi risiko jatuh "&awiyana, 200$.
. Pen0egahan $ekun-er
32
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
33/40
@ika telah dinyatakan mengalami atau adanya tanda+tanda terkena
steoporosis, maka perlu berkonsultasi dengan dokter tentang>
1. engkonsumsi kalsium 00+1200 mg:hari, tergantung usia
engkonsumsi kalsium dilanjutkan pada periode
menopause. (uplemen &alsium melalui makanan dapat
mengurangi perkembangan steoporosis pada lansia dan periode
menopause "Aorwin, 200$
2. 4erapi (ulih 5ormon "4(5$
(etiap perempuan pada saat menopause mempunyai resiko
steoporosis. (alah satunya yang dianjurkan adalah memakai C=4
" &sterogen 'eplacement herapy$ pada mereka yang tak
mengalami kontraindikasi. C=4 menurunkan resiko )raktur sampai0 persen pada tulang panggul.
%. Cstrogen, dengan atau tanpa kombinasi progesteron pada wanita
menopause
#. 'atihan )isik yang bersi)at spesi)ik dan indi*idual
Prinsipnya sama dengan latihan beban dan
peregangan " stretching $ pada aksis tulang. 'atihan tak dapat
dilakukan secara massal karena perlu mendapat super*ise dari
tenaga medis.
. &alsitonin
&alsitonin adalah hormon yang dikenal untuk berpartisipasi
dalam metabolisme kalsium dan )os)or. ekerja menghambat
resorpsi tulang dan dapat meningkatkan massa tulang apabila
dihunakan selama dua tahun.
3. Perbanyak mengkonsumsi *itamin -%, tergantung kebutuhan
pasien
Jitamin - membantu tubuh menyerap dan meman)aatkan
kalsium. (ekitar 2 hidroksi *itamin - dianjurkan diminum setiap
hari pagi hari bagi pasien yang menggunakan suplemen kalsium.
(uplemen *itamin - melalui makanan mengurangi perkembangan
steoporosis "Aorwin, 200$.
7. i)os)onat
bat golongan bi)os)onat bekerja dengan cara menghambat
kerja sel penghancur tulang secara berlebihan.. bat+obatan yang
dikenal sebagai bis)os)onat "misalnya alendrodat, risedronat, dan
33
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
34/40
ibandronat$ terbukti mengurangi resorpsi tulang dan mencegah
pengeroposan tulang. bat+obatan ini, dalam kombinasi dengan
suplemen *itamin - dan kalsium, digunakan untuk terapi dan
pencegahan osteoporosis. is)os)onat secara signi)ikan
meningkatkan densitas tulang terutama pada panggul dan spina,
dan dapat digunakan pada osteoporosis akibat obat
"glukokortikoid$ "Aorwin, 200$.
is)os)onat juga digunakan sebagai adju*ans
kemoterapeutik pada terapi kanker karena potensinya untuk
mencegah metasis tulang. is)os)onat tidak mudah diabsorbsi oleh
tubuh sehingga harus digunakan pada lambung yang kosong
dengan segelas penuh air. Pasien harus tetap tegak lurus dan
menahan diri dari makan selama periode tertentu setelah itu, untuk
memastikan absorbs dan mencegah e)ek samping gastrointestinal.
leh karena itu, kepatuha untuk menggunakan bis)os)onat sering
menjadi masalah. aru+baru ini, sediaan oral satu kali per bulan
yang dapat memperbaiki kepatuhan telah disetujui oleh 6-/.
(elain itu, percobaan klinis yang meneliti kee)ekti)an ibandronat
intra*ena yang diberikan satu kali setiap tiga bulan sedang
dilakukan. &ebutuhan untuk dirawat di rumah sakit dapat
mengurangi popularitas pilihan ini. &eamanan jangka panjang
sediaan tersebut tidak diketahui "Aorwin, 200$.
/lendronat "6osama; 10 mg P sekali sehari$, yaitu suatu
bis)os)onat, terbukti e)ekti) untuk mencegah dan mengobati
osteoporosis "raber, 2003$.
8. =alo;i)ene
Pengguna ralo;i)ene yang ideal adalah wanita+wanita
dengan risiko osteoporosis dan penyakit jantung yang tidak
menjalani 4(5 "4erapi (ulih 5ormon$. /tau bisa juga wanita
pascamenopause yang memiliki risiko osteoporosis dan risiko
tinggi kanker payudara "=osenthal, 200$.
0. Pen0egahan Ters(er
34
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
35/40
(etelah pasien mengalami komplikasi steoporosis seperti, )raktur
patah tulang$, jangan dibiarkan melakukan gerak "mobilisasi$ terlalu lama.
(ejak awal perawatan, disusun rencana mobilisasi, mulai mobilisasi pasi)
sangat akti) dan ber)ungsi mandiri. -okter akan memberikan obat, terapi
latihan maupun alat ortose sesuai dengan kondisi. eberapa obat yang
berman)aat adalah bishosponate,kalsitonin aatau N(/!- bila nyeri.
Pencegahan tersier dilakukan setelah sistem ditangani dengan
strategi+strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier di)okuskan pada
perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. 4ujuan
utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk
mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat
mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali
pada pencegahan primer.
5al+hal yang dapat dilakukan bila sudah terjadi patah tulang akibat
osteoporosis >
1. perasi
2. Pemasangan gips
%. Penggunaan korset:brace
#. Penggunaan tongkat:kursi roda
. Program rehabilitasi medis
3.* As&ek Legal Et(k
• Aut%n%m(
(denti#ikasi (su
Perawat sedang memeriksa Ny. N usia 80 tahun, dibawa ke poli umum
dengan keluhan nyeri pada punggung dengan skala 8. Nyeri berkuran jika stirahat
dan meningkat saat digunkan berakti*itas. Nyeri dirasakan sejak setahun yang
lalu. (etiap terasa nyeri, pasien mengoleskan salep atau menempelkan koyo cabe
35
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
36/40
pada daerah nyeri. Pasien mengatakan khawatir dengan keadaannya dan tidak tahu
menderita penyaakit apa dari pemeriksaan )isik di dapatkan data tekanan darah
120:0 mm5g, nadi 101 ;:menit, )rekuensi na)as 21 ;:menit, dan didiagnosa
osteoporosis. Ny N merasa cemas dengan keadaan penyakitnya karena perawat
yang memeriksanya tidak memberi tahunya.
)nalisa
Pada kasus tersebut perawat telah melanggar aspek /utonomi(ebagai
seorang perawat harus mengetahiu hak pasien untuk mengetahui penyakit dirinya
sendiri dan kewajiban bagi seorang perawat untuk memberitahukan penyakit yang
di derita dan harus ada in)ormed consent.
*eputusan
&ita sebagai seorang perawat mempunyai kewajiban dalam memberikan
in)ormasi tentang penyakit yang di derita pasien osteoporosis dengan cara yang
tidak membuat pasien putus asa, syok dan bertujuan agar pasien tersebut
mengetahui bagaimana cara penyembuhan, proses penyakit osteoporosi
• #eenaran
(denti#ikasi isu
(eorang perawat sedang mengkaji Ny. usia 70tn yang merasakan nyeri di
bagian lutut nyeri hilang timbul pemeriksaan )isik didapatkan 4- > 1%0:80 mm5g,
N > 123 ;:menit, ==> 2# ;:menit dan di diagnosa steoporosis dan akan di
berikan terapi penggatian hormon 5=4 tetapi dalam kasus ini pasien belum
mendapat keterangan mengenai terapi tersbut dan juga keluarga merasa cemas
dengan terapi tersebut.
)nalisa
Pada kasus ini perawat telah melanggar aspek &ebnaran tentang
begaimana seharusnya perawat memberitahukan terapi yang akan di berikan dan
apa resiko dari terapi yang akan di berikan terhadap penderita osteoporosis
tersebut dengan sebener+benarnya dan transparan.
36
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
37/40
*eputusan
&ita sebagai seorang peratawat sebelum melakukan tindakan apapun harus
melalui persetujuan pasien maupun keluarga pasien dan memberi tahukantindakan yang kita lakukan itu apa dan bagaimana man)aatnya terhadap pasien
jadi sebagai haarus memberitahukan terapi apa yang akan dilakukan dan
memberitahukan akibat dari terapi tersebut dengan sesuai kebenaran.
• N%n Male!(0en0e
(denti#ikasi (su
(eorang perawat melakukan inter*ensi = terhadap pasien yang
mengalami osteoporosis di begian ekstremitas bawah pada saat dilakukannya
= pasien tidak nampak kesakitan tetapi pada saat malam hari pasien
mengalami demam dan sakit di bagian ekstremitas yang dilakukan =om
sebelumnya setelah dilakukan pemeriksaan terdapat dislokasi di bagian lutut dan
terdapat odem.
)nalisa
erdasarkan kasus perawat telah melanggar aspek Non ale)icence
terhadap pasien karena melakukan tindakan yang membuat pasien tidak jauh lebih
baik tetapi ada komplikasi lain yang berupa dislokasi dan odem.
*eputusan
&ita sebagai seorang perawat di dalam melakukan sebuah inter*ensi
terlebihdahulu harus mengkaji bagaimana keadaan pasien yang akan di berikan
tindakan tersebut agar tidak merugikan bagi pasien maupun perawat.
• Bene!(0(en0e
(denti#ikasi (su
37
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
38/40
(eorang perawat melakukan inter*ensi = terhadap pasien yang
mengalami osteoporosis di begian ekstremitas bawah pada saat dilakukannya
= pasien tidak nampak kesakitan tetapi pada saat malam hari pasien
mengalami demam dan sakit di bagian ekstremitas yang dilakukan =om
sebelumnya
)nalisa
erdasarkan kasus yang ada, hendaknya seorang perawat sebelum
melakukan tidakan = maupun tindakan yang bertujuan menyembuhkan
penyakit sebaiknya mempertimbangkan tindakan tersebut apakah akan
menyembuhkan penyakit osteoporosis yang diderita pesien atau timbul
komplikasi lain
*eputusan
&ita sebagai seorang perawat dalam melakukan sebuah tindakan harus
melakukan dengan berhati+hati agar tindakan tersebut dapat membawa perubahan
yang lebih baik bagi pasien osteoporosis.
• #erahas(aan 6 %n!(-ent(al't'
(denti#ikasi (su
(eorang perawat sedanng melakukan pengkajian di poli Ny. N usia 80
tahun, dibawa ke poli umum dengan keluhan nyeri pada punggung dengan skala
8. Nyeri berkuran jika stirahat dan meningkat saat digunkan berakti*itas. Nyeri
dirasakan sejak setahun yang lalu. (etiap terasa nyeri, pasien mengoleskan salep
atau menempelkan koyo cabe pada daerah nyeri. Pasien mengatakan khawatir
dengan keadaannya dan tidak tahu menderita penyaakit apa dari pemeriksaan )isik
di dapatkan data tekanan darah 120:0 mm5g, nadi 101 ;:menit, )rekuensi na)as
21 ;:menit, dan didiagnosa osteoporosis dan perawat memberitahu penyakit yang
diderita pasien kepada tenaga kesehatan lain yang ada di dalam ruangan tersebut.
)nalisa
38
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
39/40
-alam kasus ini perawat telah melanggar aspek kerahasiaan karena telah
membocorkan hasil pemeriksaan kepada tenaga kesehatan yang tidak
berkepentingan yang ada di dalam ruang poli tersebut.
*eputusan
&ita sebagai seorang perawat harus menjaga kerahasiaan pasien yang telah
kita periksa dan tidak boleh membocorkan kepada tenaga kesehatan lainya yang
tidak berkepentingan.
• #ea-(lan6 ju0t(0e
(denti#ikasi (su
(eorang perawat B- sedang menagani pasien yang mengalami nyeri di
bagian punggung, nyeri hiang timbul tetapi pasien itu menangis kesakitan dengan
memegangi punggungnya dan di waktu yang sama datang seorang pasien dengan
nyeri lutut dan terdapat perdarahan di bagian lutut dan edema di bagian
ekstremitas atas, tetapi perawat hanya melakukan pengkajian kepada pasien yang
ke dua dan belum ada tindakan apapun.
)nalisa
-ari kasus tersebut perawat telah melanggar hak pasien dalam aspek
keadilan karena pasien yang pertama kali datang hanya menderita nyeri dibagian
punggung dan tidak terdapat perdarahan sedangkan pasien yang ke dua nyeri di
bagian lutut dan terdapat perdarahan sehingga perlu penanganan yan cepat untuk
menghentikan perdarahan pasien ke dua.
*eputusan
&ita sebagai seorang perawat harus mendahulukan pasien yang mengalami
kegawat daruratan seperti perdarahan dan masalah pernapasan lainya. @adi yang
harus mendapat pertolongan secepatnya pasien yang kedua karena terdapat
perdarahan di tubuhnya.
39
-
8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes
40/40