bab i, ii, iii doengoes

Upload: zuhrina

Post on 06-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    1/40

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan

    makmur telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang semakin membaik 

    dan usia harapan hidup yang semakin meningkat sehingga jumlah lanjut usia

    semakin bertambah. Pada tahun 2000 tercatat sekitar 7,18 penduduk !ndonesia

     berusia lanjut "1#,# juta orang$, dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlahnya

    akan mencapai 11,%# dari seluruh penduduk !ndonesia "28,8 juta orang$

    "&omnas 'ansia, 201%$.

    (emakin bertambahnya usia seseorang, akan berdampak pada kemampuan

    )isiknya yang diakibatkan oleh proses penuaan berarti )aktor genetik, status

    kesehatan, tingkat akti*itas, )aktor nutrisi, kebiasaan, juga )aktor psikologis.

    Penurunan melakukan akti*itas kehidupan sehari+hari terutama penurunan

    akti*itas berjalan akibat proses penuaan maupun proses penyakit menjadi masalah

    utama yang paling sering dialami oleh para lanjut usia. &ondisi ini akan

    membebani penduduk berusia produkti) apabila ratio ketergantungan terus

     bertambah.

    (alah satu masalah gangguan kesehatan yang menonjol pada usia lanjut

    adalah gangguan muskuloskeletal, terutama osteoartritis dan osteoporosis.

    enghadapi problem ini tanpa adanya persiapan yang baik, dikhawatirkan akan

    menjadikan beban yang akan ditanggung pemerintah, masyarakat, dan warga usia

    lanjut dengan keluarga akan menjadi sangat besar dan akan menghambat

     perkembangan ekonomi serta memperburuk kualitas hidup manusia secara utuh

    "-aniel, 2007$.

    steoporosis adalah suatu problem klimakterium yang serius. -i /merika

    (erikat dijumpi satu kasus osteoporosis di antara dua sampai tiga wanita

     pascamenopause. assa tulang pada manusia mencapai maksimum pada usia

    1

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    2/40

    sekitar % tahun, kemudian terjadi penurunan massa tulang secara eksponensial.

    Penurunan massa tulang ini berkisar antara %+ setiap dekade, sesuai dengan

    kehilangan massa otot dan hal ini dialami baik pada pria maupun wanita. Pada

    masa klimakterium, penurunan massa tulang pada wanita lebih mencolok dan

    dapat mencapai 2+% setahun secara eksponensial. Pada usia 70 tahun kehilangan

    massa tulang pada wanita mencapai 0, sedangkan pada pria usia 0 tahun

    kehilangan massa tulang ini baru mencapai 2 "onta P, 2003$.

    &ecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang,

    sehingga dapat menurunkan massa tulang total. steoporosis adalah penyakit

    yang mempunyai si)at+si)at khas berupa massa tulang yang rendah, disertai

    mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat

    menimbulkan kerapuhan tulang. 4ulang secara progresi) menjadi rapuh dan

    mudah patah. 4ulang menjadi mudah patah dengan stres, yang pada tulang normal

    tidak menimbulkan pengaruh. (herwood "2001$, mengatakan selama dua dekade

     pertama kehidupan, saat terjadi pertumbuhan, pengendapan tulang melebihi

    resorpsi tulang di bawah pengaruh hormon pertumbuhan. (ebaliknya pada usia

    0+30 tahun, resorpsi tulang melebihi pembentukan tulang. &alsitonin yang

    menghambat resorpsi tulang dan merangsang pembentukan tulang mengalami

     penurunan. 5ormon paratiroid meningkat bersama bertambahnya dan

    meningkatkan resorpsi tulang. 5ormon estrogen yang menghambat pemecahan

    tulang, juga berkurang bersama bertambahnya usia.

    enurut anong "200%$, perempuan dewasa memiliki massa tulang yang

    lebih sedikit daripada pria dewasa, dan setelah menopause mereka mulai

    kehilangan tulang lebih cepat daripada pria. /kibatnya perempuan lebih rentanmenderita osteoporosis serius. Penyebab utama berkurangnya tulang setelah

    menopause adalah de)isiensi hormon setrogen. Padaosteoporosis, matriks dan

    mineral tulang hilang, hilang massa dan kekuatan tulang, dengan peningkatan

    )raktur.

    steoporosis sering menimbulkan )raktur kompresi pada *ertebra

    torakalis. 4erdapat penyempitan diskus *ertebra, apabila penyebaran berlanjut ke

    seluruh korpus *ertebra akan menimbulkan kompresi *ertebra dan terjadi gibus.

    2

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    3/40

    6raktur kolum )emur sering terjadi pada usia diatas 30 tahun dan lebih sering pada

     perempuan, yang disebabkan oleh penuaan dan osteoporosis pascamenopause.

    &olaps bertahap tulang *ertebra mungkin tidak menimbulkan gejala,namun terlihat sebagai ki)osis progresi). &i)osis dapat mengakibatkan

     pengurangan tinggi badan. Pada beberapa perempuan dapat kehilangan tinggi

     badan sekitar 2,+1 cm, akibat kolaps *ertebra.

    1.2 Rumusan Masalah

    agaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan kasus

    gangguan sistem muskuloskeletal khususnya penyakit osteoporosis 

    1.3 Tujuan

    1. enjelaskan bagaimana asuhan keperawatan pada kasus osteoporosis

    2. enjelaskan bagaimana pencegahan primer, sekunder, dan tersier 

    3. enjelaskan bagaiman aspek legal etik keperawatan pada kasus

    osteoporosis.

    1. Man!aat

    1. engetahui bagaimana asuhan keperawatan pada kasus osteoporosis

    2. engetahui pencegahan primer, sekunder, dan tersier 

    %. engetahui bagaimana aspek legal etik keperawatan pada kasus

    osteoporosis.

    BAB II

    "AMBARAN #A$U$

    3

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    4/40

    2.1 #asus

     Ny. 9 usia 80 tahun, dibawa ke poli umum dengan keluhan nyeri pada

     punggung dengan skala 8. Nyeri berkurang jika istirahat dan meningkat saat

    digunakan berakti*itas. Nyeri dirasakan sejak setahun yang lalu. (etiap terasa

    nyeri, pasien mengoleskan salep atau menempelkan koyo cabe pada daerah nyeri.

    (etiap pagi, pasien mandi dengan air hangat dengan tujuan menurunkan nyeri

    yang dirasakan. -ari pemeriksaan )isik, didapatkan data 4ekanan -arah 120:0

    mm5g, Nadi 101;:menit, 6rekuensi na)as 21;:menit.

    2.2 #%nse& Dasar Pen'ak(t )ste%&%r%s(s

    2.2.1 De!(n(s(

    steoporosis yang lebih dikenal dengan keropos tulang menurut

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    5/40

    -juwantoro -, membagi osteoporosis menjadi osteoporosis

     postmenopause "4ipe !$, osteoporosis involutional "4ipe !!$, osteoporosis

    idiopatik, osteoporosis ju*enil, dan osteoporosis sekunder.

    1. steoporosis postmenopause "4ipe !$

    erupakan bentuk yang paling sering ditemukan pada wanita kulit putih

    dan /sia. entuk osteoporosis ini disebabkan oleh percepatan resorpsi

    tulang yang berlebihan dan lama setelah penurunan sekresi hormon

    estrogen pada masa menopause.

    2. steoporosis in*olutional "4ipe !!$

    4erjadi pada usia diatas 7 tahun pada perempuan maupun laki+laki. 4ipe

    ini diakibatkan oleh ketidaksinambungan yang samar dan lama antara

    kecepatan resorpsi tulang dengan kecepatan pembentukan tulang.

    %. steoporosis idiopatik 

    /dalah tipe osteoporosis primer yang jarang terjadi pada wanita

     premenopause dan pada laki+laki yang berusia dibawah 7 tahun. 4ipe initidak berkaitan dengan penyebab sekunder atau )aktor risiko yang

    mempermudah timbulnya penurunan densitas tulang.

    #. steoporosis ju*enil

    erupakan bentuk yang jarang terjadi dan bentuk osteoporosis yang

    terjadi pada anak+anak prepubertas.

    . steoporosis sekunder 

    Penurunan densitas tulang yang cukup berat untuk menyebabkan )raktur 

    atraumatik akibat )aktor ekstrinsik seperti kelebihan kortikosteroid, artritis

    reumatoid, kelainan hati:ginjal kronis, sindrom malabsorbsi, mastositosis

    sistemik, hiperparatiroidisme, *arian status hipogonade, dan lain+lain.

    5

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    6/40

    2.2.3 Et(%l%g(

    steoporosis postmenopause terjadi karena kekurangan estrogen "hormon

    utama pada wanita$, yang membantu mengatur peningkatan kalsium ke dalamtulang pada wanita. iasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 1+

    7 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. 4idak semua

    wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopause,

     pada wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini

    daripada wanit kulit hitam.

    steoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan

    kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara

    kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. (enilis yaitu

    keadaan penurunan massa tulang yang hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini

     biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan dua kali lebih sering menyerang

    wanita.

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    7/40

     perempuan, hilangnya estrogen pada saat menopause dan pada oo)orektomi

    mengakibatkan percepatan resorpsi tulang dan berlangsung terus selama tahun+

    tahun pascamenopause.

    -iet kalsium dan *itamin - yang sesuai harus mencukupi untuk 

    mempertahankan remodelling   tulang dan )ungsi tubuh. /supan kalsium dan

    *itamin - yang tidak mencukupi selama bertahun+tahun mengakibatkan

     pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis. /supan harian kalsium

    yang dianjurkan "=-/> recommended daily allowance$ meningkat pada usia 11+

    2# tahun "adolesen dan dewasa muda$ hingga 1200 mg per hari, untuk 

    memaksimalkan puncak massa tulang. =-/ untuk orang dewasa tetap 800 mg,

    tetapi pada perempuan pascamenopause 1000+100 mg per hari. (edangkan pada

    lansia dianjurkan mengonsumsi kalsium dalam jumlah tidak terbatas, karena

     penyerapan kalsium kurang e)isien dan cepat diekskresikan melalui ginjal

    "(melt?er, 2002$.

    -emikian pula, bahan katabolik endogen "diproduksi oleh tubuh$ dan

    eksogen dapat menyebabkan osteoporosis. Penggunaan kortiikosteroid yang lama,

    sindrom cushing , hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme menyebabkan

    kehilangan tulang. bat+obatan seperti isonia?id, heparin, tetrasiklin, antasida

    yang mengandung aluminium, )urosemid, antikon*ulsan, kortikosteroid, dan

    suplemen tiroid memengaruhi penggunaan tubuh dan metabolisme kalsium.

    !mobilitas juga memengaruhi terjadinya osteoporosis. &etika diimobilisasi

    dengan gips, paralisis atau inakti*itas umum, tulang akan diresorpsi lebih cepat

    dari pembentukannya sehingga terjadi osteoporosis.

    2.2.* Man(!estas(

    &epadatan tulang berkurang secara perlahan "terutama pada penderita

    osteoporosis senilis$, sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan

    gejala pada beberapa penderita. @ika kepadatan tulang sangat berkurang yang

    menyebabkan tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang

    dan kelainan bentuk. 4ulang+tulang yang terutama terpengaruh pada osteoporosis

    7

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    8/40

    adalah radius distal, korpus *ertebra terutama mengenai 48+'#, dan kollum

    )emoris.

    &olaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. 4ulang belakang yang rapuh bisa menyebabkan kolaps secara spontan atau karena cedera

    ringan. iasanya nyeri timbul secara tiba+tiba dan dirasakan didaerah tertentu dari

     punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. @ika

    disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakin ini akan

    menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. @ika

     beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang

    abnormal dari tulang belakang "punuk Dowager $, yang menyebabkan terjadinya

    ketegangan otot dan rasa sakit.

    4ulang lainnya bisa patah, yang sering kali kdisebabkan oleh tekanan yang

    ringan atau karena jatuh. (alah satu patah tulang yang paling serius adalah patah

    tulang panggul. (elain itu, yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan

    "radius$ di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut

    )raktur Aolles. Pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung mengalami

     penyembuhan secara perlahan.

    2.2.+ Penatalaksanaan

    4ujuan pengobatan adalah untuk meningkatkan kepadatan tulang. (emua

    wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan

    *itamin - dalam jumlah yang mencukupi. -iet tinggi kalsium dan *itamin - yang

    mencukupi dan seimbang sepanjang hidup. -iet ditingkatkan pada awal usia

     pertengahan karena dapat melindungi tulang dari demineralisasi skeletal. 4iga

    gelas susu krim atau makanan lain yang kaya kalsium "misal keju, brokoli kukus,

    salmon kaleng$. Bntuk mencukupi asupan kalsium perlu diresepkan preparat

    kalsium "kalsium karbonat$.

    4erapi penggantian hormon "hormone repalcement therapy+5=4$ dengan

    estrogen dan progesteron perlu diresepkan bagi perempuan menopause, untuk 

    memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang.

    Perempuan yang telah menjalani pengangkatan o*arium atau telah mengalami

    8

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    9/40

    menopause prematur dapat mengalami osteoporosis pada usia muda. Cstrogen

    dapat mengurangi resorpsi tulang tapi tidak meningkatkan massa tulang.

    Penggunaan hormon jangka panjang masih die*aluasi. 4erapi estrogen sering

    dihubungkan dengan sedikit peningkatan insiden kanker payudara dan

    endometrial. leh karena itu, selama 5=4 klien diharuskan memeriksakan

     payudaranya setiap bulan dan diperiksa panggulnya, termasuk usapan

    Papaninicolaou dan biopsi endometrial "bila ada indikasi$, sekali atau dua kali

    setahun.

    Pemberian estrogen secara oral memerlukan dosis terendah estrogen

    terkonyugasi sebesar 0,32 mg per hari atau 0, mg:hari estradiol. Pada

    osteoporosis, sumsum tulang dapat kembali seperti pada masa premenopause

    dengan pemberian estrogen. -engan demikian hal tersebut menurunkan risiko

    )raktur.

    Perlu juga meresepkan obat+obat lain, dalam upaya menanggulangi

    osteoporosis, termasuk kalsitonin, natrium )luorida, bi)os)onat, natrium etridonat,

    dan alendronat. /lendronat ber)ungsi mengurangi kecepatan penyerapan tulang

     pada wanita pascamenopause, meningkatkan massa tulang di tulang belakang dan

    tulang panggul, dan mengurangi angka kejadian patah tulang. /gar alendronat

    dapat diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas air pada

     pagi hari dan dalam waktu %0 menit kemudian tidak boleh makan+minum lainnya.

    /lendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga

    setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama %0 menit

    sesudahnya. bat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan

    menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu. &alsitonin dianjurkanuntuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai

    nyeri.

    &alsitonin secara primer menekan kehilangan tulang dan pemberiannya

    secara suntikan subkutan, intramuskuler atau semprot hidung. C)ek samping,

     berupa gangguan gastrointestinal, aliran panas, peningkatan )rekuensi urine

     biasanya terjadi dan ringan. Natrium )luorida memperbaiki akti*itas osteoblastik 

    dan pembentukan tulang, namun kualitas tulang yang baru masih dalam

    9

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    10/40

     pengkajian. Natrium etridonat menghalangi resorpsi tulang osteoklastik, dan

    dalam penelitian untuk e)isiensi sebagai terapi osteoporosis.

    4ambahan )luorida bisa meningkatakan kepadatan tulang tetapi tulang bisamengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.

    Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan

    *itamin -, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak 

    menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. @ika kadar testosteronnya

    rendah, bisa diberikan testosteron.

    Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul

     biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya

    digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai

    nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang  supportive

    back brace dan dilakukan terapi )isik.

    10

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    11/40

    BAB III

    A$UHAN #EPERA,ATAN #A$U$ )$TE)P)R)$I$

    3.1 Pengkaj(an

    1. I-ent(tas &as(en

    a. Nama > Ny. N

     b. @enis kelamin > Perempuan

    c. Bmur > 80 tahun

    d. /gama > !slam

    e. (uku bangsa > !ndonesia

    ). Pendidikan > (/

    g. Pekerjaan > Pensiun Pegawai Negeri (ipil

    h. /lamat > @alan (utorejo (urabaya

    i. =( > 2 No*ember 201#

     j. -iagnosa edis > steoporosis

    2. R(a'at Pen'ak(t

    • &eluhan Btama > nyeri punggung

    • =iwayat Penyakit (ekarang > klien dibawa ke poli umum mengeluh

    nyeri punggung yang dirasakan sejak setahun yang lalu. Nyeri

     berkurang jika istirahat dan meningkat jika melakukan akti*itas.

    P> klien mengalami nyeri saat melakukan akti*itas

    D> nyeri seperti tertekan didaerah punggung

    => nyeri dirasakan disekitar punggung belakang, nyeri menurun jika

    istirahat, dan meningkat jika berakti*itas

    (> skala nyeri 8 yang menghambat akti*itas pasien

    11

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    12/40

    4> nyeri dirasakan sejak setahun yang lalu bersi)at hilang timbul,

    muncul ketika melakukan akti*itas dan hilang ketika pasien istirahat

    • =iwayat penyakit keluarga > Pasien mengatakan keluarga tidak 

    memiliki riwayat diabetes, hipertensi, /sam urat, dan &olesterol tetapi

     pasien mengatakan ayahnya mempunyai penyakit osteoporosis.

    • =iwayat Pernyakit -ahulu > Pasien memiliki riwayat diabetes dan tidak 

    memiliki riwayat hipertensi, /sam urat, dan &olesterol.

    a) =iwayat psikososial.

    a. &eadaan emosional

    Pasien kooperati) dalam menjawab setiap pertanyaan yang

    diberikan, emosi pasien agak cemas dalam menghadapi

     penyakitnya sehubungan dengan nyeri yang dirasakannya,

    kurangnya pengatahuan tentang alternati*e pengobatan

    yang diketahui tindakan untuk menurunkan nyeri adalah

    mandi air hangat, dan keterbatasan akti*itasnya yang

    menyebabkan pasien tidak bisa melaksanankan perannya

    sebagai ibu rumah tangga.

     b. !nteraksi sosial

    ahasa yang digunakan pasien adalah bahasa jawa,

    hubungan klien dengan keluarga, lingkungan, dan petugas

    kesehatan baik.

    2. Pola )ungsi kesehatan.

    a/ Health Per0e&t(%n Health Management

    Pasien mengatakan jika setiap hari dia tidak dapat

    melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik karena

    nyeri meningkat pada saat melakukan akti*itas, pasien

    mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang

    mengandung kacang+kacangan, sayur bayam, dan sangat

    suka mengkonsumsi jeroan, pasien tidak tau tentang

     penyakitnya dan dianggap sebagai nyeri yang biasa dialami

    orang seusianya.

    / Nutr(s(

    a. /ntropometri

    4inggi badant > 13 cm

    erat badan > # kg

    12

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    13/40

    'ingkar lengan atas> 21 cm

    'ingkar pinggang > 30 cm

    !4 #kg:1,3m2 E 28,8 "2+%0 normal, F%0 obesitas$

    . B(%k(m(a

     Nama 5asil Normal

    5ematokrit %7,% PE #0+0

    mukosa bibir lembab, tidak ada lesi,

    edema, luka jahitan dan ruam

    -. D(et

    Pasien mengatakan makan tiga kali sehari porsi kecil,

    dengan lauk dan sayur, sering mengkonsumsi kacang+

    kacangan, sayur bayam, dan suka sekali mengkonsumsi

     jeroan. Porsi makan selalu habis tidak merasa mual dan

    muntah.

    0/ P%la el(m(nas(

    Climinasi urin >

    Pasien mengatakan sebelum sakit pasien /& +3;:hari,

    kuning keruh, bau khas, tidak ada keluhan. Pada saat sakit

     pasien /& +3;:hari kuning keruh, bau khas, tidak ada

    keluhan.

    Climinasi al*i >

    13

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    14/40

    (ebelum sakit pasien / 1;:hari dengan konsistensi lembek,

    warna kuning tua,berbau khas, tidak ada keluhan, setelah sakit

     pasien / 2;:minggu dengan konsistensi agak keras, warna

    kuning tua,berbau khas dan susah untuk keluar.

    -/ Pers%nal h'g(ene

    Pasien mengatakan sebelum sakit pasien mandi 2 kali sehari

    menggunakan sabun mandi, gosok gigi dengan pasta gigi,

    keramas %;:minggu, ganti baju dan pakaian dalam 2 kali sehari

    dan setelah /:/& selalu membilas sampai bersih.

    -an ketika sakit pasien mandi 1;:hari diwaktu pagi hari saja

    menggunakan sabun, sikat gigi dengan pasta gigi, keramas

    %;:minggu, ganti baju dan pakaian dalam 2;:hari dan setelah

    / dan /& selalu membilas sampai bersih.

    e/ P%la (st(rahat -an t(-ur

    Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur malam 7+8 jam

    sehari, pasien jarang tidur siang.

    -an Pasien mengatakan ketika sakit pasien tidur malam 7+8

     jam sehari tetapi sering terbangun karena rasa nyeri, pasien

     jarang tidur siang.

    !/ P%la akt(!(tas

    Pasien mengatakan sebelum sakit setiap hari pasien melakukan

    akti*itas sehari+hari sebagai ibu rumah tangga. (eperti,

    mencuci, menyapu, masak dll. 4etapi setelah sakit pasien tidak 

    lagi melakukan pekerjaan rumah tangga dan digangtikan oleh

    anaknya karena setiap melakukan akti*itas nyeri makin terasa

    dan ketika tidak melakukan kegiatan nyeri menjadi lebih ringan

    dan akti*itas yang dilakukan pasien hanya duduk+duduk di

    rumah.

    14

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    15/40

    g/ P%la huungan seksual

    Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak, 1

     perempuan dan 1 laki+laki, pasien sudah menopause # tahun,hubungan dengan suami baik.

    h/ %gn(t(! Perse&s(

    &lien menanggap, nyeri yang selama ini dirasakan ialah nyeri

     biasa sehingga setiap kali rasa nyeri muncul klien hanya

    mengoleskan salep atau menempel koyo cabe pada daerah

    nyeri dengan harapan nyeri dapat berkurang atau reda. &lien

     juga merasa bahwa rasa nyeri nya itu masih bisa klien tolerir (/ $el! Per0e&t(%n $el! %n0e&t 4#%nse& D(r(/

    Pasien tetap bersemangat untuk melakukan pengobatan dan

    tindakan terapi dengan didasari adanya dukungan dari diri

    sendiri dan dari keluarganya, klien juga dapat menerima

    keadaannya atau penyakitnya dan berharap agar cepat sembuh.

     j/ R%le Relat(%n 4Peran huungan/

    &lien sudah menikah dan hubungan klien dengan keluarga baik 

     begitu juga dengan orang disekitar lingkungan rumahnya.

    k/ %&(ng $tress

    &lien dapat menyesuaikan diri selama dirawat di rumah sakit

    dan dapat bekerjasama selama proses perawatan dan

     pengobatan hal tersebut dilakukan demi kesembuhan

     penyakitnya.

    l/ 5alue Bel(e! 4#e'ak(nan6 #e&er0a'aan/

    Pasien beragama islam, rajin beribadah, menjalankan sholat

    waktu setiap hari secara berjamaah dengan keluarganya,

    mengaji dan akti) mengikuti pengajian. (etelah sakit pasien

    tetap melaksanakan sholat waktu dengan cara dijamak dan

    dilaksanakan secara duduk, karena penyakit yang dideritanya,

    dan pasien melaksanakan sholat tidak seperti biasanya

     berjamaah dengan keluarganya, pasien tidak pernah mengikuti

     pengajian.

    15

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    16/40

    3. Pemer(ksaan !(s(k 

    • 1 " Breathing $

    !nspeksi > ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang

     belakang

    Palpasi > takstil )remitus seimbang kanan dan kiri

    Perkusi > suara resonan pada seluruh lapang paru

    /uskultasi > tidak didapatkan suara ronki dan whe?ing

    • 2 " Blood $

    Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, tidak terjadi keringat dingin dan

     pusing.

    !nspeksi> tidak ada sianosis

    Palpasi> akral teraba hangat

    • % " Brain$

    &esadaran kompos mentis.

    + &epala dan wajah > tidak ada sianosis

    + ata > sklera tidak ikterik, konjungti*a tidak anemis, re)lek cahaya "H$

    + 'eher > @JP dalam batas normal

    • # " Bladder $

    4urgor kulit menurun atau elastis karena )aktor penuaan

    Cdema > 4idak ada edema pada keempat ekstremitas

    16

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    17/40

    0 0

      0 0

    Produksi urin dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem

     perkemihan.

    &arakteristik urin normal >

    "amaran Deskr(&s(

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    18/40

    + 4idak ada edema

    + 4idak ada lesi

    Palpasi> ada nyeri di punggung saat dipalpasi

    . Pemer(ksaan -(agn%st(k 

    • =adiologis

    ejala radiologis yang khas adalah densitas atau massa tulang yang

    menurun yang dapat dilihat pada *ertebra spinalis. -inding dekat korpus

    *ertebra biasanya merupakan lokasi yang paling berat. Penipisan korteks

    dan hilangnya trabekula trans*ersal merupakan kelainan yang sering

    ditemukan. 'emahnya korpus *ertebrae menyebabkan penonjolan yang

    menggelembung dari nukleus polposus kedalam ruang inter*ertebral dan

    menyebabkan de)ormitas bikonka).

    • C!"can

    A4+(can dapat mengukur densitas tulang secara kuantitati) yang

    mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi  #ollow!up$ ineral

    *ertebra di atas 110 mg:cm% biasanya tidak menimbulkan )raktur *ertebra

    atau penonjolan, sedangkan mineral *ertebra di bawah 3 mg:cm% ada pada

    hampir semua klien yang mengalami )raktur.

    •  %emeriksaan laboratorium

    + &adar Aa, P, dan )os)atase alkali tidak menunjukkan kelainan yang

    nyata

    + &adar 5P4 "pada pascamenopause kadar 5P4 meningkat$ dan At

    "terapi estrogen merangsang pembentukan At$

    + &adar 1,2+"5$2+-% dan absorpsi Aa menurun

    + Ckskresi )os)at dan hidroksiprolin terganggu sehingga meningkat

    kadarnya.

    18

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    19/40

    + Pemeriksaan one -ensitometry -CL/ menunjukkan hasil +2,%

    normalnya berada diatas score +1

    Anal(sa Data

    N% DATA MA$ALAH ETI)L)"I

    1. -( >

    + Pasien mengeluh nyeri

    di punggung

    + Pasien mengatakan

    nyeri berkurang jikaistirahat dan meningkat

     jika berakti*itas

    + Pasien mengatakan

    nyeri dirasakan sejak 

    setahun yang lalu

    - >

    + (kala nyeri 8

    + 4-> 120:0 mm5g

    + N> 101;:menit

    + ==> 21;:menit

    +

    + Pasien mengatakan

    tidak bisa berjalan ke

    kamar mandi

    5ambatan mobilitas

    )isik 

    5ilangnya integritas

    tulang

    19

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    20/40

    + Pasien mengatakan

    tidak bisa melakukan

    akti*itas sehari+hari

    - >

    + &lien datang dengan

    digendong oleh

    keluarganya

    + (kala kekuatan otot >

    3 3

    2 2

    %. -( > + klien mengatakan

    susah berjalan karena

    takut jatuh

    - >

    + klien tampak berhati+

    hati saat berjalan,

    + klien tidak bisa

     bergerak bebas

    =esiko cedera Penurunan kemampuan

     pergerakan dan

    ketidakseimbangan

    tubuh

    #. -s > pasien mengatakan

    setelah sakit mandi hanya

    1;:hari pada pagi hari

    dengan air hangat.

    -o > wajah pasien

    nampak berminyak, dan

    tercium bau badan.

    -e)isit perawatan diri &eterbatasan

    kemampuan pergerakan

    . -s> pasien mengatakan

    selama sakit /

    &onstipasi !mobilitas dan

     penurunan peristaltik 

    20

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    21/40

    2;:minggu dengan

    konsistensi agak keras,

     berbau khas, warna

    kuning tua dan susah

    untuk dikeluarkan.

    -o> / konsistensi

    keras, berbau khas dan

     berwarna kuning tua

    Peristatik berlebih

    "5iperperistaltik$ >

    %;:menit "normal 1+

    %0;:menit$

    usus

    3. -( >

    + klien mengatakan

    tidak bisa berinteraksi

    dengan

    lingkungannya

    + klien mengatakan

    tidak keluar rumah

    hanya istirahat

    dikamar saja

    - >

    + klien tampak cemas

    dan gelisah

    + klien tampak tegang

    + klien bertanya tentang

     penyebab penyakitnya

    angguan citra tubuh perubahan dan

    ketergantungan )isik 

    serta psikologis yang

    disebabkan penyakit

    atau terapi

    3.2 D(agn%s(s

    21

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    22/40

    1. Nyeri kronis berhubungan dengan spasme otot

    2. 5ambatan mobilitas )isik berhubungan dengan hilangnya integritas

    struktur tulang dan nyeri

    %. =esiko cedera berhubungan dengan penurunan kemampuan pergerakan

    dan ketidakseimbangan tubuh

    #. -e)isit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan melakukan

     pergerakan

    . &onstipasi berhubungan dengan !mobilitas dan penurunan peristaltik usus

    3. angguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan

    )isik serta psikologis yang disebabkan penyakit atau terapi

    3.3 Inter7ens(

    N%.D(agn%sa

    #e&eraatan

    Tujuan 6 #r(ter(a

    Has(lInter7ens( Ras(%nal

    1. Nyeri kronis

     berhubungan

    dengan spasme

    otot

    (etelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 2 ; 2# jam

    nyeri berkurang

    dengan &riteria

    5asil >

    + Nyeri dapat

    terkontrol dan berkurang

    1. &aji keluhan

    nyeri:ketidaknyam

    anan perhatikan

    lokasi dan

    karakteristik

    termasuk intensitas

    nyeri "skala 0+10$

    2. Perhatikan petunjuk nyeri non

    *erbal "perubahan

     pada tanda *ital

    dan emosi atau

     perilaku$

    %. Pertahankan

    mobilisasi bagian

    1. empengaruhi

     pemilihan atau

     pengawasan

    kee)ekti)an

    inter*ensi

    2. 4ingkat

    ansietas dapat

    mempengaruhi persepsi atau

    reaksi terhadap

    nyeri

    %. enghilangkan

    nyeri dan

    mencegah

    kesalahan

    22

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    23/40

    yang sakit dengan

    tirah baring

    4. /jarkan terapirelaksasi contoh>

     pijatan, pijatan

     punggung,

     perubahan posisi.

    . &olaborasi

     pemberian obat

    sesuai indikasi >

    analgesik non

    narkotik, N(/!-

    injeksi contoh >

    ketoralak

    "4oradol$, dan atau

    relaksan otot,

    contoh >

    (ikloben?aprin

    "6lekseril$,

    !ndroksin

    "Jistaril$, berikan

    narkotik sekitar

     pada jamnya

    selama %+ hari

    3. /jarkan tehnik

    distraksi dan

    relaksasi

    7. erikan terapi

    )armakologis

    ketoralak untuk

     posisi tulang

    atau tegangan

     jaringan yang

    cedera

    #. eningkatkan

    sirkulasi

    umum,

    menurunkan

    area tekanan

    lokal dan

    kelelahan otot

    . -iberikan

    untuk 

    menurunkan

    nyeri dan atau

    spasme otot.

    Penelitian

    4oradol telah

    diperbaiki

    menjadi lebih

    e)ekti) dalam

    menghilangkan

    nyeri tulang,

    dengan masakerja lebih

    lama dan

    sedikit e)ek 

    samping bila

    dibandingkan

    dengan agen

    narkotik.

    23

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    24/40

    mengurangi nyeri

     punggung

    Aatatan >

    Jistaril sering

    digunakan

    untuk e)ek  

     poten dari

    narkotik untuk 

    memperbaiki :

    menghilangkan

    nyeri panjang

    3. 4eknik distraksi

    dan relaksasi

    dapat

    menurunkan

    nyeri yang

    dirasakan

     pasien

    7. !ndikasi untuk 

     penatalaksanan

     jangka pendek 

    terhadap nyeri

    akut sedang

    sampai berat.

    &ontraindikasi

    nya pasienalergi, diabetes

    hemoragik,

    hipo*olemia,

    riwayat asma,

     pasien dengan

    riwayat

    sindrom

    24

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    25/40

    ste*en+jansen.

    2. 5ambatan

    mobilitas )isik

     berhubungan

    dengan hilangnya

    integritas struktur

    tulang dan nyeri

    (etelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama % ; 2# klien

    dapat melakukan

    akti*itas )isik sesuai

    dengan

    kemampuannya

    dengan kriteria hasil >

    + &lien dapat bergerak bebas,

    dapat melaksanakan

    akti*itas

    + (kala kekuatan otot

    * *

    * *

    1. /jarkan latihan

    gerak, ambulasi,

    dan perawatan diri

    2. antu latihan

    rentang gerak

    khusus area yang

    sakit dan yang

    tidak sakit

    %. 4unjukkan atau

     bantu teknik

     pemindahan dan

     penggunaan alat

    mobilitas seperti

    walker dan kruk 

    #. 4ingkatkan

    ambulasi dan

     bantu sesuai

    dengan kebutuhan

     pasien

    . C*aluasi status

    neuro*askularK

     pantau nadi

     peri)er dan periksa

    warna kulit pada

    ekstremitas,

    kehangatan,

    sensasi, edema,

    dan kelemahan

    setiap # jam.

    1. emperlancar

    aliran darah

    dan menjaga

    kebersihan

    2. /gar tidak

    terjadi

    kekakuan otot

    %. embantu

     pasien dalam

    melakukan

    mobilisasi

    #. elatih pasien

     bergerak akti) 

    . engetahui

    e)ekti)nya

    latihan gerak

    yang dilakukan

     perawat

    terhadap

     pasien

    25

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    26/40

    %. =isiko cedera

     berhubungan

    dengan penurunan

    kemampuan

     pergerakan dan

    ketidakseimbangan

    tubuh

    4ujuan> klien tidak

    terjadi cedera dengan

    kriteria hasil >

    + &lien dapat

    melakukan dan

    mengontrol

    akti*itasnya

    + &lien tidak cedera

    atau jatuh

    1. 'akukan

    manajemen

    lingkungan>

     jauhkan dari

     benda yang

    membahayakan

     pasien, hindari

    lantai yang licin,

    menggunakan

     pegangan dikamar 

    mandi.

    2. 'akukan latihan

    = "bila

    memungkinkan$

    %. onitor atau

    obser*asi e)ek

     penggunaan obat+

    obatan contoh>

    ada perdarahan

    lambung,

    hematemesis

    1. enghindari

    resiko terjatuh

    saat melakukan

     pergerakan

    2. Bntuk

    meningkatkan

    mobilitas dan

    kekuatan otot,

    mencegahde)ormitas,

    mempertahank 

    an )ungsi

    skeletal

    semaksimal

    mungkin

    %. encegah e)ek 

    yang tidak di

    inginkan pada

     penggunaan

    obat+obatan

    #. -e)isit perawatan

    diri berhubungan

    dengan kelemahan,

    kelelahan, dan

    gangguan gerak 

    (etelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 2;2# jam,

    diharapkan klien dan

    keluarga mampu

    merawat diri sendiri,

    dengan kriteria hasil >

    + endemonstrasikan

    1. andikan pasien

    setiap hari sampai

    klien mampu

    melaksanakan

    sendiri serta cuci

    rambut dan potong

    kuku klien

    2. anti pakaian yang

    1. /gar badan

    menjadi lebih

    segar,

    melancarkan

     peredaran

    darah, dan

    meningkatkan

    kesehatan

    26

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    27/40

    kemampuannya

    untuk mandi dan

    makan sendiri

    kotor dengan yang

     bersih

    %. erikan Health &ducation pada

    klien dan

    keluarganya tentang

     pentingnya

    kebersihan diri

    #. imbing keluarga

    klien untuk

    memandikan :

    menyeka secara

    mandiri

    . ersihkan tempat

    tidur klien serta atur 

     posisi klien

    2. Bntuk

    melindungi

    klien dari

    kuman dan

    meningkatkan

    rasa nyaman

    %. /gar klien dan

    keluarga dapat

    termoti*asi

    melakukan

     personal

    hygiene

    #. /gar

    ketrampilan

    mandiri dapat

    diterapkan oleh

    keluarga untuk

    klien

    5. emberikan

    e)ek

    kenyamanan

     pada klien

    serta

    menurunkan

    terjadinya

    in)eksi

    . &onstipasi

     berhubungan

    dengan !mobilitas

    dan &ompresi

    sara) pencernaan

    (etelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 1;2# jam pola

    de)ekasi klien normal

    1. Pastikan de)ekasi

    klien sebelumnya

    dan pola diet klien

    2. -orong asupan

    1. embantu

    menentukan

    inter*ensi

    selanjutnya

    27

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    28/40

    ileus paralitik dengan kriteria hasil>

    + -e)ekasi %;

    seminggu

    + &onsistensi )eses

    lunak 

    harian sedikitnya

    2 liter cairan,

     batas kopi 2+

    %;:hari

    %. /njurkan minum

    % gelas air hangat

    yang diminum %0

    menit sebelum

    sarapan

    #. /jarkan klien

    untuk posisi semi

     jongkok normal

    saat de)ekasi

    . /jarkan klien

    tehnik ambulasi

    3. erikan terapi

    )armakologis

    dengan

    memberikan obat

     pencahar> 'aksati) 

    2. Aairan

    membantu

     pergerakan

    cairan, kopi

     bersi)at

    diuretic dan

    menarik cairan

    %. Aairan dapat

     bertindak

    sebagai

    stimulus untuk

    e*akuasi )eses

    #. eningkatkan

     penggunaan

    optimal otot

    abdomen dan

    e)ek gra*itasi

    optimal

    . 4ehnik

    ambulasi

    membantu

    klien dalam

    melakukan

    akti*itas ke

    kamar mandi

    6. !ndikasi> untuk 

    konstipasi

    kronis maupun

    yang baru

    terjadi "akut$,

    28

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    29/40

    yang

    memerlukan

     pencahar,

    untuk bersihan

    usus besar pre

    operasi, p;

    laboratorium :

    radiologi.

    &ontraindikasi

    > mual,

    muntah, gejala

    lain

    apendisitis,

    dan obstruksi

    usus.

    3. angguan citra

    tubuh

     berhubungan

    dengan perubahan

    dan

    ketergantungan

    )isik serta

     psikologis yang

    disebabkan

     penyakit atau

    terapi

    (etelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 1;2# jam

     pasien dapat

    menerima dan

     beradaptasi dengn

    adanya perubahan

    status kesehatan

    dengan kriteria hasil>

    + !nteraksi positi)

    dengan orang lain

    dan

    + erkomunikasi

    dengan orang

    terdekat tentang

     perubahan peran

    1. -iskusikan arti

    kehilangan atau

     perubahan dengan

     pasien, identi)ikasi

     persepsi situasi

    atau harapan yang

    akan datang

    2. Aatat bahasa tubuh

    non *erbal,

     perilaku negati)

    atau bicara sendiri.

    %. Aatat reaksi emosi,

    contoh kehilangan,

    depresi, dan marah

    #. (usun batasan pada

     perilaku

    1. /lat dalam

    mengidenti)ika

    si atau

    mengartikan

    masalah untuk

    mem)okuskan

     perhatian dan

    inter*ensi

    secara

    konstrukti) 

    2. -apat

    menunjukkan

    depresi atau

    keputusasaan,

    kebutuhan

    untuk

     pengkajian

    29

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    30/40

    yang terjadi maladapti), bantu

     pasien untuk

    mengidenti)ikasi

     perilaku positi)

    yang akan

    membaik

    5. erikan health

    education tentang

    osteoporosis

    lanjut atau

    inter*ensi lebih

    intensi) 

    %. Penerimaan

     perubahan tidak 

    dapat

    dipaksakan dan

     proses

    kehilangan

    membutuhkan

    waktu untuk

    membaik.

    #. Penolakan

    dapat

    mengakibatkan

     penurunan

    harga diri dan

    memengaruhi

     penerimaan

    gambaran diri

    yang baru

    . emberikan

     pengetahuan

    dan

     pemahaman

    tentang

    osteoporosis

    30

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    31/40

    3. Pen0egahan Pr(mer8 $ekun-er8 -an Ters(er

    a. Pen0egahan Pr(mer

    -ilaksanakan bila belum ditemukan adanya tanda+tandasteoporosis dengan menghindari )aktor resiko, seperti >

    1. -iit yang mengandung cukup kalsium "%00 mg:hari$

    &alsium diperlukan untuk pembentukan tulang, karena itu

    kebutuhan akan kalsium harus dipenuhi. (umber kalsium yang

    terbaik adalah makanan, tetapi bila tidak mencukupi maka

    diperlukan tambahan kalsium dari suplemen kalsium. &alsium

    dapat ditemukan antara lain dalam sereal, kerang, ikan teri, ikan

    sardin dan susu, yoghurt, sitrun, keju, buah, dan sayuran.

    @enis buah dan sayuran yang berperan dalam pencegahan

    steoporosis, seperti sawi hijau, kangkung, daun hijau, selada,

     papaya, jagung, mangga, mentimun, alpukat, pisang, jeruk, anggur,

    apel, dan cabai "

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    32/40

    keluarga riwayat indi*idu "personal$ mengalami pembentukan

     bekuan darah "Aorwin, 200$.

    #. erhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol dan steroid.

    &arena hal tersebut merupakan )aktor yang dapat menghambat

     penyerapan kalsium atau mengganggu pembentukan tulang

    "Aorwin, 200$.

    . lahraga rutin

    5idup akti) dan latihan jasmani atau )isik "olahraga$ secara

    rutin dengan unsur perbenaan pada anggota gerak tubuh

    "kaki,lutut$ dan penekanan pada tulang, misalnya jalan sehat,

    aerobik, jogging, renang, bersepeda dan senam pencegahansteoporosis. Program latihan juga sebaiknya dimonitor 

     berdasarkan panduan dari dokter. Para peneliti meyakini bahwa

    tiga jenis latihan yang terbaik bagi tulang adalah menanggung

     beban, memberi pukulan,dan melatih tekanan. Bntuk mereka yang

    mengalami kesulitan dalam berolahraga, misalnya karena arthritis,

    dapat memilih olahraga yang lebih ringan, seperti berenang,dan

     jalan kaki.

    lahraga menahan beban, bahkan pada usia yang sangat tua

    "F8 tahun$, terbukti meningkatkan densitas dan massa otot, dan

    memperbaiki daya tahan )isik dan keseimbangan "Aorwin, 200$.

    Program latihan seperti 4ai Ahi juga terbukti berguna

    sebagai pencegahan terapi osteoporosis "ing Ahan,et all, 200%$.

    -osis olahraga harus tepat karena terlalu ringan kurang

     berman)aat, sedangkan terlalu berat pada wanita dapat

    menimbulkan gannguan pola haid yang justru akan menurunkan

    densitas tulang. @adi olahraga sebagai bagian dari pola hidup sehat

    dapat menghambat kehilang mineral tulang, membantu

    mempertahankan postur tubuh, dan meningkatkan kebugaran

    secara umum untuk mengurangi risiko jatuh "&awiyana, 200$.

    . Pen0egahan $ekun-er

    32

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    33/40

    @ika telah dinyatakan mengalami atau adanya tanda+tanda terkena

    steoporosis, maka perlu berkonsultasi dengan dokter tentang>

    1. engkonsumsi kalsium 00+1200 mg:hari, tergantung usia

    engkonsumsi kalsium dilanjutkan pada periode

    menopause. (uplemen &alsium melalui makanan dapat

    mengurangi perkembangan steoporosis pada lansia dan periode

    menopause "Aorwin, 200$

    2. 4erapi (ulih 5ormon "4(5$

    (etiap perempuan pada saat menopause mempunyai resiko

    steoporosis. (alah satunya yang dianjurkan adalah memakai C=4

    " &sterogen 'eplacement herapy$ pada mereka yang tak 

    mengalami kontraindikasi. C=4 menurunkan resiko )raktur sampai0 persen pada tulang panggul.

    %. Cstrogen, dengan atau tanpa kombinasi progesteron pada wanita

    menopause

    #. 'atihan )isik yang bersi)at spesi)ik dan indi*idual

    Prinsipnya sama dengan latihan beban dan

     peregangan " stretching $ pada aksis tulang. 'atihan tak dapat

    dilakukan secara massal karena perlu mendapat super*ise dari

    tenaga medis.

    . &alsitonin

    &alsitonin adalah hormon yang dikenal untuk berpartisipasi

    dalam metabolisme kalsium dan )os)or. ekerja menghambat

    resorpsi tulang dan dapat meningkatkan massa tulang apabila

    dihunakan selama dua tahun.

    3. Perbanyak mengkonsumsi *itamin -%, tergantung kebutuhan

     pasien

    Jitamin - membantu tubuh menyerap dan meman)aatkan

    kalsium. (ekitar 2 hidroksi *itamin - dianjurkan diminum setiap

    hari pagi hari bagi pasien yang menggunakan suplemen kalsium.

    (uplemen *itamin - melalui makanan mengurangi perkembangan

    steoporosis "Aorwin, 200$.

    7. i)os)onat

    bat golongan bi)os)onat bekerja dengan cara menghambat

    kerja sel penghancur tulang secara berlebihan.. bat+obatan yang

    dikenal sebagai bis)os)onat "misalnya alendrodat, risedronat, dan

    33

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    34/40

    ibandronat$ terbukti mengurangi resorpsi tulang dan mencegah

     pengeroposan tulang. bat+obatan ini, dalam kombinasi dengan

    suplemen *itamin - dan kalsium, digunakan untuk terapi dan

     pencegahan osteoporosis. is)os)onat secara signi)ikan

    meningkatkan densitas tulang terutama pada panggul dan spina,

    dan dapat digunakan pada osteoporosis akibat obat

    "glukokortikoid$ "Aorwin, 200$.

    is)os)onat juga digunakan sebagai adju*ans

    kemoterapeutik pada terapi kanker karena potensinya untuk 

    mencegah metasis tulang. is)os)onat tidak mudah diabsorbsi oleh

    tubuh sehingga harus digunakan pada lambung yang kosong

    dengan segelas penuh air. Pasien harus tetap tegak lurus dan

    menahan diri dari makan selama periode tertentu setelah itu, untuk 

    memastikan absorbs dan mencegah e)ek samping gastrointestinal.

    leh karena itu, kepatuha untuk menggunakan bis)os)onat sering

    menjadi masalah. aru+baru ini, sediaan oral satu kali per bulan

    yang dapat memperbaiki kepatuhan telah disetujui oleh 6-/.

    (elain itu, percobaan klinis yang meneliti kee)ekti)an ibandronat

    intra*ena yang diberikan satu kali setiap tiga bulan sedang

    dilakukan. &ebutuhan untuk dirawat di rumah sakit dapat

    mengurangi popularitas pilihan ini. &eamanan jangka panjang

    sediaan tersebut tidak diketahui "Aorwin, 200$.

    /lendronat "6osama; 10 mg P sekali sehari$, yaitu suatu

     bis)os)onat, terbukti e)ekti) untuk mencegah dan mengobati

    osteoporosis "raber, 2003$.

    8. =alo;i)ene

    Pengguna ralo;i)ene yang ideal adalah wanita+wanita

    dengan risiko osteoporosis dan penyakit jantung yang tidak 

    menjalani 4(5 "4erapi (ulih 5ormon$. /tau bisa juga wanita

     pascamenopause yang memiliki risiko osteoporosis dan risiko

    tinggi kanker payudara "=osenthal, 200$.

    0. Pen0egahan Ters(er

    34

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    35/40

    (etelah pasien mengalami komplikasi steoporosis seperti, )raktur 

     patah tulang$, jangan dibiarkan melakukan gerak "mobilisasi$ terlalu lama.

    (ejak awal perawatan, disusun rencana mobilisasi, mulai mobilisasi pasi) 

    sangat akti) dan ber)ungsi mandiri. -okter akan memberikan obat, terapi

    latihan maupun alat ortose sesuai dengan kondisi. eberapa obat yang

     berman)aat adalah bishosponate,kalsitonin aatau N(/!- bila nyeri.

    Pencegahan tersier dilakukan setelah sistem ditangani dengan

    strategi+strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier di)okuskan pada

     perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. 4ujuan

    utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk 

    mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat

    mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali

     pada pencegahan primer.

    5al+hal yang dapat dilakukan bila sudah terjadi patah tulang akibat

    osteoporosis >

    1. perasi

    2. Pemasangan gips

    %. Penggunaan korset:brace

    #. Penggunaan tongkat:kursi roda

    . Program rehabilitasi medis

    3.* As&ek Legal Et(k  

    • Aut%n%m(

     (denti#ikasi (su

    Perawat sedang memeriksa Ny. N usia 80 tahun, dibawa ke poli umum

    dengan keluhan nyeri pada punggung dengan skala 8. Nyeri berkuran jika stirahat

    dan meningkat saat digunkan berakti*itas. Nyeri dirasakan sejak setahun yang

    lalu. (etiap terasa nyeri, pasien mengoleskan salep atau menempelkan koyo cabe

    35

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    36/40

     pada daerah nyeri. Pasien mengatakan khawatir dengan keadaannya dan tidak tahu

    menderita penyaakit apa dari pemeriksaan )isik di dapatkan data tekanan darah

    120:0 mm5g, nadi 101 ;:menit, )rekuensi na)as 21 ;:menit, dan didiagnosa

    osteoporosis. Ny N merasa cemas dengan keadaan penyakitnya karena perawat

    yang memeriksanya tidak memberi tahunya.

     )nalisa

    Pada kasus tersebut perawat telah melanggar aspek /utonomi(ebagai

    seorang perawat harus mengetahiu hak pasien untuk mengetahui penyakit dirinya

    sendiri dan kewajiban bagi seorang perawat untuk memberitahukan penyakit yang

    di derita dan harus ada in)ormed consent.

     *eputusan

    &ita sebagai seorang perawat mempunyai kewajiban dalam memberikan

    in)ormasi tentang penyakit yang di derita pasien osteoporosis dengan cara yang

    tidak membuat pasien putus asa, syok dan bertujuan agar pasien tersebut

    mengetahui bagaimana cara penyembuhan, proses penyakit osteoporosi

    • #eenaran

     (denti#ikasi isu

    (eorang perawat sedang mengkaji Ny. usia 70tn yang merasakan nyeri di

     bagian lutut nyeri hilang timbul pemeriksaan )isik didapatkan 4- > 1%0:80 mm5g,

     N > 123 ;:menit, ==> 2# ;:menit dan di diagnosa steoporosis dan akan di

     berikan terapi penggatian hormon 5=4 tetapi dalam kasus ini pasien belum

    mendapat keterangan mengenai terapi tersbut dan juga keluarga merasa cemas

    dengan terapi tersebut.

     )nalisa

    Pada kasus ini perawat telah melanggar aspek &ebnaran tentang

     begaimana seharusnya perawat memberitahukan terapi yang akan di berikan dan

    apa resiko dari terapi yang akan di berikan terhadap penderita osteoporosis

    tersebut dengan sebener+benarnya dan transparan.

    36

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    37/40

     *eputusan

    &ita sebagai seorang peratawat sebelum melakukan tindakan apapun harus

    melalui persetujuan pasien maupun keluarga pasien dan memberi tahukantindakan yang kita lakukan itu apa dan bagaimana man)aatnya terhadap pasien

     jadi sebagai haarus memberitahukan terapi apa yang akan dilakukan dan

    memberitahukan akibat dari terapi tersebut dengan sesuai kebenaran.

    • N%n Male!(0en0e

     (denti#ikasi (su

    (eorang perawat melakukan inter*ensi = terhadap pasien yang

    mengalami osteoporosis di begian ekstremitas bawah pada saat dilakukannya

    = pasien tidak nampak kesakitan tetapi pada saat malam hari pasien

    mengalami demam dan sakit di bagian ekstremitas yang dilakukan =om

    sebelumnya setelah dilakukan pemeriksaan terdapat dislokasi di bagian lutut dan

    terdapat odem.

     )nalisa

    erdasarkan kasus perawat telah melanggar aspek Non ale)icence

    terhadap pasien karena melakukan tindakan yang membuat pasien tidak jauh lebih

     baik tetapi ada komplikasi lain yang berupa dislokasi dan odem.

     *eputusan

    &ita sebagai seorang perawat di dalam melakukan sebuah inter*ensi

    terlebihdahulu harus mengkaji bagaimana keadaan pasien yang akan di berikan

    tindakan tersebut agar tidak merugikan bagi pasien maupun perawat.

    • Bene!(0(en0e

     (denti#ikasi (su

    37

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    38/40

    (eorang perawat melakukan inter*ensi = terhadap pasien yang

    mengalami osteoporosis di begian ekstremitas bawah pada saat dilakukannya

    = pasien tidak nampak kesakitan tetapi pada saat malam hari pasien

    mengalami demam dan sakit di bagian ekstremitas yang dilakukan =om

    sebelumnya

     )nalisa

    erdasarkan kasus yang ada, hendaknya seorang perawat sebelum

    melakukan tidakan = maupun tindakan yang bertujuan menyembuhkan

     penyakit sebaiknya mempertimbangkan tindakan tersebut apakah akan

    menyembuhkan penyakit osteoporosis yang diderita pesien atau timbul

    komplikasi lain

     *eputusan

    &ita sebagai seorang perawat dalam melakukan sebuah tindakan harus

    melakukan dengan berhati+hati agar tindakan tersebut dapat membawa perubahan

    yang lebih baik bagi pasien osteoporosis.

    • #erahas(aan 6 %n!(-ent(al't'

     (denti#ikasi (su

    (eorang perawat sedanng melakukan pengkajian di poli Ny. N usia 80

    tahun, dibawa ke poli umum dengan keluhan nyeri pada punggung dengan skala

    8. Nyeri berkuran jika stirahat dan meningkat saat digunkan berakti*itas. Nyeri

    dirasakan sejak setahun yang lalu. (etiap terasa nyeri, pasien mengoleskan salep

    atau menempelkan koyo cabe pada daerah nyeri. Pasien mengatakan khawatir 

    dengan keadaannya dan tidak tahu menderita penyaakit apa dari pemeriksaan )isik 

    di dapatkan data tekanan darah 120:0 mm5g, nadi 101 ;:menit, )rekuensi na)as

    21 ;:menit, dan didiagnosa osteoporosis dan perawat memberitahu penyakit yang

    diderita pasien kepada tenaga kesehatan lain yang ada di dalam ruangan tersebut.

     )nalisa

    38

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    39/40

    -alam kasus ini perawat telah melanggar aspek kerahasiaan karena telah

    membocorkan hasil pemeriksaan kepada tenaga kesehatan yang tidak 

     berkepentingan yang ada di dalam ruang poli tersebut.

     *eputusan

    &ita sebagai seorang perawat harus menjaga kerahasiaan pasien yang telah

    kita periksa dan tidak boleh membocorkan kepada tenaga kesehatan lainya yang

    tidak berkepentingan.

    • #ea-(lan6 ju0t(0e

     (denti#ikasi (su

    (eorang perawat B- sedang menagani pasien yang mengalami nyeri di

     bagian punggung, nyeri hiang timbul tetapi pasien itu menangis kesakitan dengan

    memegangi punggungnya dan di waktu yang sama datang seorang pasien dengan

    nyeri lutut dan terdapat perdarahan di bagian lutut dan edema di bagian

    ekstremitas atas, tetapi perawat hanya melakukan pengkajian kepada pasien yang

    ke dua dan belum ada tindakan apapun.

     )nalisa

    -ari kasus tersebut perawat telah melanggar hak pasien dalam aspek 

    keadilan karena pasien yang pertama kali datang hanya menderita nyeri dibagian

     punggung dan tidak terdapat perdarahan sedangkan pasien yang ke dua nyeri di

     bagian lutut dan terdapat perdarahan sehingga perlu penanganan yan cepat untuk 

    menghentikan perdarahan pasien ke dua.

     *eputusan

    &ita sebagai seorang perawat harus mendahulukan pasien yang mengalami

    kegawat daruratan seperti perdarahan dan masalah pernapasan lainya. @adi yang

    harus mendapat pertolongan secepatnya pasien yang kedua karena terdapat

     perdarahan di tubuhnya.

    39

  • 8/17/2019 Bab i, II, III Doengoes

    40/40