bab i pendahuluanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/94929/potongan/s2-2016... · baru yang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan
Dewasa ini bukan menjadi suatu hal yang tabu lagi bagi masyarakat
perkotaan untuk mengungkapkan ekspresi secara jelas dan nyata di hadapan
umum. Mulai dari ekspresi senang, sedih, dan marah secara spotan sebagai
bentuk ungkapan luapan perasaan yang ada dalam diri mereka. Hal ini terlihat
dari fenomena yang saat ini terjadi yaitu mulai banyaknya masyarakat perkotaan
yang melamar calon pasangan mereka di hadapan umum. Melamar disini
merupakan proses informal untuk meminta menikah kepada pasangan atau
mengatakan will you marry me kepada calon pasangan dengan tidak melibatkan
keluarga secara langsung.
Tren melamar pasangan di hadapan umum mulai berkembang sekitar
tahun 2013 di New York, Amerika Serikat. Lebih tepatnya pada tahun tersebut,
seorang pria melamar kekasihnya dengan konsep super mewah dan rela
menggelontorkan dana kurang lebih U$ 45.000 hanya untuk mengatakan will you
marry me (dikutip dari www.detik.com, 27 April 2015). Setelah populer terjadi di
luar negeri, di Indonesia juga terjadi tren yang sama dan pada tahun yang sama
yaitu pada bulan Februari tahun 2013 diketahui seorang pria Jakarta melamar
kekasihnya di atas pesawat Citilink. Acara mengungkapkan keinginan untuk will
you marry me ini diawali dengan flash mob dance dan iringan musik marry you
(dikutip dari www.okezone.com, 27 April 2015). Kemudian pada tahun 2014 di
2
bulan September, artis Chelsea Olivia dilamar oleh Glen Alinskie di atas kapal
pesiar dengan konsep liburan dan hanya disaksikan oleh keluarga dan sahabat
dekat mereka.
Hal tersebut tentu saja menunjukkan perubahan perilaku masyarakat
perkotaan yang semakin tidak sungkan untuk mengungkapkan perasaannya
kepada seseorang di hadapan umum. Ketiga proses melamar pasangan di atas
dilakukan tanpa bantuan oleh jasa professional. Ketiganya hanya menggunakan
bantuan dari orang-orang terdekat dari calon pasangan mereka. Dengan hanya
menggunakan bantuan dari teman atau sahabat dirasa membutuhkan effort yang
sangat besar, mulai dari memikirkan konsep hingga mempersiapkan kebutuhan
saat pelaksanaan. Hal ini bukan karena tanpa alasan, di Indonesia sendiri belum
terdapat EO yang khusus untuk membantu untuk mengatakan ”will you marry
me” dengan konsep yang tepat sehingga kebanyakan pihak melakukan persiapan
melamar tanpa bantuan jasa professional. Jasa profesional yang berkembang saat
ini hanya diperuntukkan pada konsep wedding dan acara-acara khusus seperti
seminar atau konser musik.
Di Jakarta terdapat kurang lebih 400 jasa EO yang tercatat sebagai
anggota acara Wedding Celebration Festival di 2014 dengan dominasi layanan
EO berfokus pada acara pernikahan atau wedding organizer (dikutip dari
www.antaranews.com, 27 April 2015). Adapun penjelasan ringkas mengenai Top
5 jasa profesional EO yang ada di Jakarta berdasarkan jumlah klienatau
konsumen terbanyak ditunjukkan pada Tabel 1.1.
3
Tabel 1.1 Top 5 Jasa Profesional Wedding Organizer DKI Jakarta tahun 2015
No Nama EO Tahun
Pendirian Fokus Bisnis Lokasi
1 Rina Gunawan 1992 Pernikahan dan Pesta ulang tahun
anak
Gandaria, Jakarta Selatan
2 Rena Tabitha 2006 Pernikahan Cilandak, Jakarta Selatan
3 Bantu Manten 2010 Pernikahan Pondok Indah, Jakarta
Selatan 4 Ayodya 2010 Pernikahan Jakarta
Selatan
5 Rubens 2011 Pernikahan Tangerang, Jakarta
Sumber: www.bridestory.com
Dari daftar jasa profesional di Tabel 1.1 merupakan EO berskala nasional
dan merupakan top 5 EO yang paling banyak digunakan oleh para pesohor
Indonesia. Sebagai contoh, Rina Gunawan EO yang telah menangani pernikahan
mewah para artis dan orang penting di Indonesia, seperti pernikahan keluarga
Bakrie yang disebut-sebut telah menghabiskan dana sebesar 100 miliar rupiah
karena diadakan di dua tempat yang berbeda. Tidak jauh berbeda dengan Rina
Gunawan EO, Rena Tabitha EO juga merupakan salah satu EO besar di Jakarta
yang baru-baru ini menangani pernikahan spektakuler Raffi Ahmad dan Nagita
Slavina serta Bantu Manten merupakan EO yang telah membantu proses
pernikahan Edi Baskoro dan Allya Rajasa. Untuk Ayodya EO telah menangani
acara pernikahan bertema outdoor milik artis dan penyanyi Andien. Kelima EO
tersebut jelas menyasar segmen kelas atas dimana tarif biaya dari jasa profesional
4
yang ditawarkan tidaklah murah. Hal ini menunjukkan bahwa harga bukanlah
menjadi persoalan bagi para konsumen jasa EO yang membutuhkan kepraktisan
dan ide konsep yang kreatif.
Kemudahan pendirian dan perolehan ijin usah EO menjadikan bisnis EO
semakin marak di Jakarta, hal ini juga menjadi faktor pendorong untuk segera
dimulainya bisnis NgeLamar EO. Bentuk ijin usaha dari NgeLamar EO adalah
CV (Persekutuan Komanditer), pemerintah kota Jakarta menjelaskan mengenai
kemudahan perolehan ijin pendirian CV yang mana setiap warga negara berhak
untuk mendirikan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah
(dikutip dari www.jakarta.go.id, 3 Mei 2015).
Dikutip dari www.bbc.co.uk, menyampaikan adanya peningkatan bisnis
yang bergerak dibidang jasa seperti EO pada satu dekade yang akan datang.
Dijelaskan juga bahwa masyarakat dengan segmen menengah atas bersedia
mengeluarkan dana guna memperoleh kemudahan dan kepraktisan.
Dari paparan tersebut dapat diperoleh gambaran adanya tren masyarakat
perkotaan dengan tingkat status sosial menengah dan belum adanya EO dalam
melamar pasangan menjadikan penulis memiliki suatu konsep ide inovasi bisnis
baru yang bernama NgeLamar Event Organizer (EO).
5
1.2 Lingkungan Internal Perusahaan
Inovasi konsep bisnis jasa profesional dalam melamar
pasanganmerupakan bentuk respon terhadap tren pasar yang ada pada saat ini,
sehingga masih sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia khususnya di
Jakarta. NgeLamar EO akan berlokasi di Jakarta, hal ini sesuai dengan segmen
konsumen yang akan dituju oleh NgeLamar EO yaitu segmen konsumen
menengah atas masyarakat perkotaan. Dengan bentuk badan usaha CV
(Persekutuan Komanditer) dikelola secara profesional dan dengan bekerjasama
dengan beberapa wedding organizer terkenal yang sudah ada di Jakarta.
Kesan eksklusif merupakan konsep yang akan ditawarkan oleh NgeLamar
EO, mulai dari setting lokasi hingga fasilitas pendukung lainnya diberikan secara
eksklusif. Lokasi home based NgeLamar EO yang berada di Jakarta akan
mendukung untuk mendapatkan berbagai kemudahan fasilitas, seperti akses pada
sumber daya manusia yang mana merupakan salah satu kunci suksesdari bisnis
ini.
Pada rencana awal pendirian NgeLamar EO terdiri dari enam (6) orang
yang tergabung pada tim inti, yaitu satu (1) orang pemilik sekaligus direktur
utama, dua (2) orang bertanggung jawab pada bagian perencanaan & marketing,
satu (1) orang bertanggung jawab pada bagian kreatif, satu (1) orang pada bagian
keuangan dan satu (1) orang bagian personalia. Dengan tim inti yang terdiri dari
enam (6) orang dan sudah berpengalaman dibidangnya masing-masing akan
menjadikan kinerja tim menjadi professional dan solid. Tim inti yang dibentuk
dan direkrut merupakan orang-orang dengan pengalaman pada bidang EO, hal ini
6
tentu saja sangat menguntungkan bagi NgeLamar EO dikarenakan adanya relasi
dan mitra kerja sebelumnya yang pernah menjalin hubungan bisnis akan
menjadikan operasional NgeLamar EO semakin berjalan lancar.
Rencana bisnis NgeLamar EO juga didukung dengan online website yang
nantinya para calon konsumen dapat mengakses gambaran besar ide-ide kreatif
yang ditawarkan oleh NgeLamar EO. Dengan adanya online website ini akan
memberi kemudahan para calon konsumen untuk mendapatkan informasi dan
berkomunikasi dengan pihak NgeLamar EO.
Pada bagian rencana implementasi operasional, NgeLamar EO bertindak
sebagai manajemen penuh dalam persiapan acara. Segala sesuatu yang berkaitan
dengan detil persiapan melamar pasangan, baik ide, penentuan mitra kerja,
penentuan lokasi hingga detil waktu pelaksanaan akan dikerjakan dan ditangani
langsung oleh NgeLamar EO.
Dalam upaya mempromosikan NgeLamar EO kepada calon potensial
konsumen, NgeLamar EO akan berpartisipasi aktif mengkuti beberapa event yang
rutin diselenggarakan seperti Wedding Celebration Festival. Hal ini menjadikan
penulis optimis bahwa masih terdapat peluang pasar yang sangat potensial untuk
bisnis ini.
7
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal sebelumnya,
terlihat bahwa tren masyarakat perkotaan dalam melamar pasangan di hadapan
umum dan ingin menjadikan moment tersebut sebagai hal spesial untuk dirayakan
serta didukung dengan daya beli yang ada, menjadikan faktor pendorong dari
bisnis ini. Lokasi bisnis yang berada di Jakarta, yang mana mendekati dengan
segmen konsumen yang dituju menjadikan faktor pendorong internal tersendiri
dari bisnis ini.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan perancangan model bisnis jasa profesional
atau EO yang fokus untuk membantu melamar calon pasangan yang berlokasi di
Jakarta. Perancangan model bisnis jasa EO ini sebagai bentuk respon dari adanya
tren permintaan yang ada di masyarakat, khususnya kota Jakarta.
1.4 Tujuan Studi
Tujuan utama dari penulisan studi ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh gambaran umum mengenai model Bisnis EO yang sudah
ada saat ini.
2. Melakukan perancangan model bisnis baru yaitu jasa professional
melamar pasangan yang bernama NgeLamar EO
8
1.5 Manfaat Studi
Manfaat dari penulisan studi ini bagi pelaku bisnis adalah sebagai
referensi dalam pengembangan bisnis di bidang jasa profesional khususnya jasa
yang ditujukan untuk melamar pasangan.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tesis ini dibagi kedalam lima bab, yang terdiri dari
Bab I (Latar Belakang), Bab II (Kajian Pustaka), Bab III (Metode Penelitian),
Bab IV (Strategi dan Rencana), dan Bab V (Rencana Aksi).
Dimana pada Bab I menjelaskan mengenai latar belakang dibuatnya
penelitian berdasarkan analisis kondisi eksternal dan internal bisnis, serta
rumusan masalah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.
Selanjutnya pada Bab II menjelaskan dan membahas beberapa kajian pustaka
yang terkait dengan definisi model bisnis, serta inovasi model bisnis. Bab III
menjelaskan mengenaimetode penelitian yang terdiri dari jenis data yang
digunakan, cara pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV menjelaskan
mengenai strategi dan rencana bisnis NgeLamar EO. Bab V menjelaskan
mengenai perencanaan waktu dan pengukuran kinerja untuk model bisnis yang
akan dijalankan.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Event Organizer (EO)
Makna EO sendiri terdiri dari dua kata yaitu event dan organizer,
sehingga makna EO dapat ditelaah dari dua kata tersebut. Seperti yang telah
diungkapkan oleh Noor (2009), event dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
diselenggarakan sebagai bentuk perayaan atas hal-hal yang dianggap penting oleh
seorang individu atau kelompok dimana terikat baik secara adat budaya, tradisi,
dan agama, sedangkan organizer yang berarti adalah kegiatan mengatur,
mengklasifikasikan segala sesuatu menjadi lebih teratur.
Perkembangan jaman dan semakin majunya masyarakat Indonesia di
perkotaan membawa dampak yang sangat signifikan pada sistem dan konsep
pemasaran perusahaan. Konsep pemasaran yang telah berkembang pesat pada
masyarakat adalah konsep pemasaran dengan menggunakan konsep acara (event).
Suatu perusahaan atau perorangan dapat menggunakan event untuk
memperkenalkan produk dan jasa yang mereka tawarkan kepada calon
konsumen. Adanya konsep pemasaran dengan menggunakan suatu event inilah
yang menimbulkan peluang bisnis bagi beberapa pelaku usaha. Pelaku usaha
berfikir untuk membantu implementasi konsep dari event yang akan dilakukan
menjadi semakin mudah diimplementasikan, oleh sebab itu muncul yang disebut
event organizer (eo). Dikemukakan oleh William (2007) bahwa EOyang baik
10
adalah, EO yang mampu memahami secara jelas mengenai latar belakang
konsumen baik dari segi budaya atau kecocokan budaya dengan konsep acara
yang ditawarkan.
2.1.1 Definisi EO
Beberapa kajian literatur menjelaskan mengenai definisi EO. Seperti yang
dijelaskan oleh Suseno (2005:13) menjelaskan bahwa EO merupakan
sekelompok orang yang terbagi dalam tiap-tiap bagian yang bekerja secara
khusus untuk melaksanakan suatu acara dari awal hingga terwujudnya suatu
acara, sehingga EO menempati posisi yang sangat penting dalam kesuksesan
suatu acara.
Beatrix (2006) menyatakan bahwa EO merupakan pihak yang mengatur
dan mengelola suatu acara yang diselenggarakan atas permintaan dari konsumen.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Natoradjo (2011:17) dan Wibowo (2013:15)
dengan lebih menekankan aktifitas yang ada di dalam suatu EO, sehingga dapat
dijelaskan bahwa EO merupakan suatu bisnis atau profesi yang menawarkan jasa
dan bertanggung jawab untuk melakukan penelitian mengenai suatu event,
merencanakan event, melakukan proses kordinasi, supervisi, hingga
implementasi dari suatu event.
Berdasarkan gambaran mengenai EO diatas dapat diketahui bahwa pada
era modern saat ini, EO bukan lagi hanya sebagai orang atau kelopok yang
bertugas untuk melancarkan suatu acara. Dengan cakupan yang lebih luas EO
pada saat ini menjadi semakin banyak digunakan sebagai alat promosi, EO
11
berperan sebagai pencipta konsep untuk melakukan aktivitas yang menarik dan
kreatif dengan tujuan memperoleh perhatian pasar. Hal tersebut sejalan dengan
yang dijelaskan oleh Wijaya (2009), dijelaskan bahwa EO dianggap sebagai
strategi perusahaan dalam melakukan promosi. Hal ini menjadikan pemahaman
bahwa EO merupakan sebuah tim kerja yang terdiri dari beberapa divisi dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk mencapai keberhasilan tujuan
bersama.
2.1.2 Fungsi EO
Penjelasan mengenai fungsi EO secara sederhana diungkapkan oleh
Wibowo (2013:17), bahwa EO diharapkan dapat membantu merumuskan konsep
ide acara, EO juga berperan untuk memberikan informasi mengenai berbagai hal
yang berhubungan dengan proses implementasi acara, dan juga EO berfungsi
untuk melakukan kordinasi implementasi acara.
Untuk lebih memudahkan dalam menjelaskan mengenai beragam fungsi
EO, Hafidz (2007:71) membagi fungsi EO menjadi tiga, yaitu.
a. Tahap Pra-Pelaksanaan.
Dalam tahap ini menjadikan tahapan yang paling penting untuk di
upayakan, agar mendapatkan kelancaran operasional pelaksanaan.
Tahapan pra pelaksanaan meliputi penjabaran ide konsep, pembentukan
tim, pengembangan konsep kreatif, penentuan atau observasi tempat
pelaksanaan, dan penyelesaian adminitrasi.
12
b. Tahap Pelaksanaan.
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan dimana semua tim melaksanakan
apa yang sudah direncanakan di lokasi tempat acara diselenggarakan.
Pada saat pelaksanaan tahap ini, EO diharapkan memperhatikan mengenai
beberapa hal seperti kesiapan pengisi acara, kesiapan perlengkapan,
kesiapan pengamanan, kesiapan tim, dan acara yang dilaksanakan sesuai
dengan rundown.
c. Tahap Evaluasi Pelaksanaan.
Setelah selesai dalam pelaksanaan acara, maka diperlukan tahapan
evaluasi. Dalam tahap evaluasi, EO mempertanggung jawabkan
pekerjaannya secara tertulis, dilaporkan dan dilengkapi dengan
dokumentasi.
Secara lebih ringkas Natoradjo (2011) menjabarkan mengenai fungsi dari
EO yaitu sebagai berikut.
1. EO merupakan usaha yang menawarkan jasa
2. EO bertugas untuk mempertemukan dua pihak untuk suatu tujuan
tertentu.
3. EO juga berkewajiban untuk untuk melakukan penelitian, membuat
konsep acara, melakukan kordinasi, dan realisasi.
4. EO bertugas untuk memberikan penawaran konsep yang memenuhi
kebutuhan dan keinginan dari konsumen.
13
Dari penjelasan fungsi EO tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara garis
besar fungsi EO adalah membantu konsumen dalam mengadakan suatu acara,
tanpa perlu terjun langsung mempersiapan detil kebutuhan. Konsumen pengguna
jasa EO dapat lebih fokus kepada hal lain yang lebih pokok.
2.1.3 Jenis-Jenis EO
Berdasarkan kajian dari beberapa literatur mengungkapkan jenis-jenis EO
apabila ditinjau dari berbagai sudut pandang. Beatrix (2006) dan Suseno (2006)
mengkaji jenis EO ditinjau dari jenis acara yang dilaksanakan, One stop Service
Agecny merupakan EO besar yang mampu menyelenggarakan berbagai jenis
acara hingga skala internasional.
MICE EO adalah kependekan dari meeting, incentive, convention, dan
exhibition pada EO ini khusus bergerak di bidang penyelenggaraan acara dalam
bentuk pertemuan, Brand ActivationEO merupakan EO yang secara spesifik
membantu kliennya untuk mempromosikan dalam rangka peningkatan penjualan
dan pengenalan merek di kalangan konsumen, Musik dan Hiburan adalah EO
yang berfokus pada penyelenggaraan acara di bidang hiburan terutama musik,
dan EO Penyelenggara pribadi pada jenis EO ini khusus bergerak untuk
penyelenggaraan pesta pribadi, yang ditujukan untuk segment menengah atas.
14
Dari beberapa jenis EO yang telah dijelaskan sebelumnya, Noor (2009)
membagi EO menjadi beberapa kategori sebagai berikut.
1. EO berdasarkan Skala Acara.
Terdapat tiga jenis skala acara yaitu mega event, medium event,
dan mini event. Mega event merupakan acara dengan skala
internasional dengan kegiatan yang disaksikan oleh lebih dari satu
juta pengunjung seperti Olimpiade atau piala dunia. Medium event
merupakan acara dengan skala nasional dengan pengunjung
berkisar seratus ribu pengunjung hingga satu juta pengunjung.
Mini event adalah acara dengan pengunjung kurang dari seratus
ribu orang dan bersifat lokal.
2. EO berdasarkan Kategori Special Event
Special Eventdisini dapat berarti semua aktivitas hidup manusia
yang dirasa penting, sehingga dapat dikategorikan special event
berdasarkan cultural, leisure, personal, atau organisasional.
3. EO berdasarkan Jenis Acara
EO yang saat ini banyak dibentuk adalah EO dengan berdasarkan
jenis acara yang ditanganinya. Berdasarkan jenis acaranya terdapat
enam jenis acara yaitu One stop service agency, MICE, Brand
Activation, Musik dan hiburan, serta penyelenggaraan acra
pribadi.
15
Kunci sukses dari sebuah EO merupakan pengembangan ide, apabila EO
dapat merealisasikan ide sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen.
EO juga diharapkan tidak menyelenggarakan ide yang sama berulang kali, agar
tidak menimbulkan kesan yang monoton. EO dapat dikatakan berhasil apabila
pengembangan ide, realisasi konsep, dan penyelenggaraan acara yang tidak
monoton.
2.2 Definisi Model Bisnis
Model bisnis merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi dalam dunia
usaha, para entrepreneur sering menggunakan istilah model bisnis dalam
perancangan usaha. Model bisnis sendiri mulai berkembang bersamaan dengan
perkembangan dunia teknologi internet. Seiring dengan perkembangan teknologi
tersebut, para pelaku usaha mulai berfikir untuk mencocokan antara apa yang
ditawarkan dengan konsumen yang akan dituju.
Beberapa kajian literatur menjelaskan mengenai definisi model bisnis dari
berbagai sudut pandang dan berbagai sudut pandang tersebut setuju bahwa model
bisnis merupakan hal yang digunakan untuk meciptakan nilai dan menghasilkan
uang bagi perusahaan. Zott et al. (2011), Fielt (2013) menyatakan model bisnis
telah ditinjau dari beberapa sudut pandang seperti e-business, sistem informasi,
manajemen, dan entrepreneurship yang kemudian dari beberapa sudut pandang
tersebut dapat disederhadakan menjadi tiga kategori utama, yaitu model bisnis
sebagai dasar strategi perusahaan, model bisnis sebagai suatu sistem dalam
aktivitas perusahaan, dan model bisnis sebagai gambaran dari biaya biaya dan
pendapatan dari perusahaan.
16
Berawal dari penjelasan yang dikemukakan oleh Teece (2010)
menyatakan bahwa model bisnis merupakan gambaran awal mengenai estimasi
pendapatan dan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Estimasi
pendapatan dan biaya sebagai bentuk dari proses penciptaan nilai bagi konsumen.
Teece menambahkan, bahwa dengan menggunakan model bisnis perusahaan
dapat melakukan idetntifikasi mengenai apa yang menjadi keinginan konsumen,
bagaimana konsumen menginginkannya, dan sejauh mana konsumen bersedia
untuk membayarnya.
Ungkapan berikutnya disampaikan oleh Amit dan Zott (2010) yang
menyatakan bahwa model bisnis merupakan gabungan dari beberapa kegiatan
tertentu dalam mencapai kebutuhan pasar, yang dilakukan bersama para mitra
kerja, sehingga bagaimana proses penciptaan nilai bagi konsumen bergantung
bagaimana perusahaan dapat melakukan kerjasama dengan para mitra.
Sejalan dengan apa yang telah diungkapkan sebelumnya, Lambert (2012)
menjelaskan definisi model bisnis apabila ditinjau dari segi manajemen yaitu
model bisnis digunakan sebagai acuan bagi para pihak manajemen dalam
mengambil keputusan yang berkaitan dengan penciptaan nilai perusahaan.
Penciptaan nilai bukan saja hanya terkait pada produk yang dihasilkan, strategi
manajemen dan sistem operasional juga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
mendukung upaya penciptaan nilai bagi konsumen.
Al-Debei dan Avison (2010) menjelaskan definisi model bisnis apabila
ditinjau dari segi inovasi teknologi dan informasi, yang menyatakan bahwa
model bisnis merupakan penghubung antara nilai dari konsumen dan nilai
17
ekonomis perusahaan. Dengan kata lain model bisnis merupakan pemanfaatan
teknologi dan digunakan sebagai acuan dalam menyederhanakan proses dalam
menghasilkan output.
Dari beberapa definisi model bisnis yang telah diungkapkan sebelumnya,
terdapat juga penjelasan mengenai definisi model bisnis sebagai strategi
perusahaan secara lebih sederhana dan terperinci yang diungkapkan oleh
Osterwalder dan Pigneur (2010:14) yang menyatakan bahwa model bisnis
merupakan suatu gambaran bagaimana suatu organisasi dapat menciptakan,
menyampaikan, dan menangkap nilai (value) dari apa yang dihasilkan. Agar lebih
dapat memahami definisi mengenai model bisnis dari beberapa literatur dapat
dilihat pada Tabel 2.1
18
Tabel 2.1 Definisi Model Bisnis
Penulis Tahun Definisi
Zott et al
2011
Model bisnis merupakan strategi perusahaan, sistem kegiatan dan gambaran biaya yang akan dikeluarkan perusahaan
Fielt
2013
Model bisnis merupakan gambaran mengenai strategi perusahaan yang disusun untuk menciptakan nilai bagi konsumen.
Teece
2010
Model bisnis merupakan gambaran mengenai estimasi biaya dan pendapatan dari perusahaan.
Amit dan Zott
2010
Model bisnis merupakan serangkaian sistem kegiatan yang dilakukan bersama mitra kerja untuk dapat memenuhi keinginan pasar.
Lambert
2012
Model bisnis merupakan strategi yang digunakan oleh pihak manajemen dalam pengambilan keputusan
Al-Debei dan Avison
2010
Model bisnis merupakan pemanfaatan teknologi untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.
Osterwalder dan Pigneur
2010
Model bisnis merupakan suatu gambaran bagaimana sudatu organisasi dapat menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai (value) dari apa yang dihasilkan.
Sumber: Zott et al. (2011); Fielt (2013); Teece (2010); Amit dan Zott (2010); Lambert (2012);
Al-Debei dan Avison (2010); Osterwalder dan Pigneur (2010)
19
2.3 Tujuan Model Bisnis
Penjelasan definisi mengenai model bisnis dari berbagai sudut pandang
juga akan berpengaruh terhadap tujuan dari penggunaan model bisnis itu sendiri.
Anggapan mengenai tujuan dari model bisnis secara sederhana diungkapkan oleh
Teece (2010) yang menjelaskan mengenai tujuan dari model bisnis adalah
perumusan strategi untuk dapat melindungi keunggulan kompetitif perusahaan.
Nilai yang ditawarkan kepada konsumen akan dapat diterima dengan baik apabila
dirumuskan melalui model bisnis atau strategi yang benar.
Pendapat selanjutnya mengenai implementasi model bisnis dijelaskan
oleh Chesbrough (2010), bahwa model bisnis bertujuan untuk lebih memahami
segmen konsumen yang akan dituju. Dengan lebih memahami segmen konsumen
yang akan dilayani maka perusahaan dapat melakukan perencanaan value chain
yang tepat sehingga dapat mengestimasi biaya dan keuntungan yang diperoleh.
Zott et al. (2011) menyatakan bahwa tujuan dari model bisnis adalah
sebagai alat analisa atau suatu pendekatan mengenai bagaimana menciptakan
nilai dan mekanisme bagi konsumen yang berasal dari internal dan eksternal.
Penciptaan nilai eksternal merupakan penciptaan nilai yang terambar dari
hubungan antara perusahaan dengan konsumen, maupun yang berkaitan dengan
mitra kerja.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Osterwalder dan Pigneur (2010) yang
mengemukakan bahwa tujuan dari model bisnis sendiri adalah memetakan
strategi untuk membangun bisnis yang kuat dan dapat bertahan dalam jangka
waktu yang panjang. Pemetaan strategi dilakukan dengan cara memetakan
20
komponen-komponen yang terkait dalam model bisnis yaitu segmen konsumen,
saluran perantara, hubungan konsumen, proposisisi nilai, aktivitas utama, kunci
kemitraan, sumber daya utama, struktur biaya, dan sumber pendapatan.
Komponen-komponen tersebut dituangkan dalam kanvas model bisnis.
2.4 Komponen Model Bisnis
Perancangan model bisnis terkait pada komponen yang mempengaruhi
bisnis yang akan dijalankan. Terdapat beberapa pendapat mengenai komponen-
komponen pokok di dalam model bisnis. Beberapa pendapat menyatakan bahwa
komponen inti dari suatu model bisnis dibagi menjadi dua, tetapi terdapat juga
pendapat yang mengatakan bahwa komponen model bisnis dibagi menjadi empat
atau sembilan komponen.
Ungkapan komponen model bisnis telah dikemukakan oleh Storbacka dan
Nenonen (2009), Boston Consulting Group (2010), Amit dan Zott (2010) serta
Osterwalder dan Pigneur (2010). Beberapa ungkapan mengenai komponen model
bisnis tersebut dijelaskan berdasarkan latar perusahaan masing-masing dan inti
dari komponen model bisnis adalah penciptaan nilai bagi perusahaan.
Seperti apa yang telah dikemukakan oleh Storbacka dan Nenonen (2009)
yang menekankan bahwa komponen model bisnis adalah bergantung pada tiga
komponen utama yaitu pengaturan konten, pengaturan proses, dan pengaturan
manajemen. Ketiga komponen tersebut menentukan bagaimana perusahaan dapat
menyampaikan nilai kepada konsumen.
21
Boston Consulting Group (2010) menjabarkan bahwa komponen model
bisnis terdari dua hal. Komponen yang pertama adalah proposisi nilai perusahaan
dan komponen yang kedua adalah model operasional perusahaan. BCG
menegaskan bahwa penentuan komponen model bisnis berdasarkan latar
belakang perusahaan, sehingga masing-masing perusahaan memiliki komponen
model bisnis yang berbeda.
Johnson (2010) mengemukakan bahwa setidaknya ada dua hal utama
yang terkait mengenai komponen model bisnis, yaitu proposisi nilai konsumen
dan formulasi keuntungan perusahaan. Proposisi nilai konsumen ditawarkan
dengan cara memberikan produk yang membantu konsumen dalam
menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan untuk formulasi keuntungan perusahaan
berkaitan dengan bagaimana perusahaan mengelola sumber daya utama dan
proses bisnis.
Dari beberapa penjelasan mengenai beberapa komponen model bisnis
yang telah dijelaskan sebelumnya, penjabaran mengenai komponen model bisnis
secara lebih terperinci disampaikan oleh Osterwalder dan Pigneur (2010), yang
menyatakan bahwa komponen model bisnis terdiri dari sembilan komponen yang
saling berkaitan. Sembilan komponen model bisnis tersebut adalah segmen
konsumen, saluran perantara, hubungan konsumen, proposisisi nilai, aktivitas
utama, kunci kemitraan, sumber daya utama, struktur biaya, dan sumber
pendapatan.
22
Berdasarkan penjabaran mengenai komponen model bisnis yang telah
disampaikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa komponen model
bisnis adalah bergantung kepada jenis dan latar belakang dari perusahaan itu
sendiri. Terdapat kesamaan dari beberapa kajian literatur yang telah ada, dimana
komponen model bisnis yang paling utama adalah proposisi nilai atau (value).
Rangkuman mengenai komponen model bisnis berdasarkan beberapa literatur
dapat dilihat pada Tabel. 2.2.
Tabel 2.2 Tabel Komponen Model Bisnis
Penulis Tahun Komponen Model Bisnis
Amit dan Zott
2010
Storbacka dan Nenonen
2009
Osterwalder dan Pigneur
2010
Johnson
2010
Boston Consulting Group
2010
Sumber: Zott dan Amit (2010); Storbacka dan Nenonen (2009); Osterwalder dan Pigneur (2010); Johnson (2010); Boston Consulting Group (2010).
Kunci Kemitraan
Sumber Daya Utama
Struktur Biaya
Sumber Pendapatan
Segmen Konsumen
Saluran Perantara
Hubungan Konsumen
Proposisi Nilai
Aktivitas Utama
Hubungan Konten
Hubungan Proses
Hubungan Manajemen
Pemasok
Mitra Kerja
Konsumen
Proposisi Nilai
Model Operasional
Proposisi Nilai Konsumen
Formulasi Keuntungan
23
Penggunaan komponen model bisnis menurut Osterwalder dan Pigneur
lebih banyak digunakan oleh para pelaku usaha, sembilan komponen model
bisnis milik Osterwalder dan Pigneur (2010) dirasa dapat membantu untuk dapat
melakukan anilisis perancangan usaha. Penjelasan secara detil mengenai
sembilan komponen model bisnis menurut Osterwalder dan Pigneur (2010:18)
adalah sebagai berikut.
2.4.1 Segmen Konsumen
Hal utama yang harus diketahui oleh para pelaku usaha atau bisnis adalah
segmen konsumen yang akan dituju. Segmen konsumen muncul dari hasil
klasifikasi pasar, pasar yang semula terdiri dari beberapa konsumen dengan
kebutuhan dan karakteristik yang berbeda diklasifikasikan untuk mendapatkan
konsumen dengan sifat yang lebih homogen.
Menurut Wong (2011) melakukan segmentasi konsumen adalah hal
pertama yang harus dilakukan oleh para pelaku usaha, dengan melakukan
segmentasi konsumen secara serius perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas
dengan cara menekan biaya yang dikeluarkan dengan cara mengeksplorasi
peluang bisnis yang ada pada segmen konsumen.
Pengertian segmen konsumen sendiri dijelaskan oleh Ferrel dan Hartline
(2010:167) yang menyatakan bahwa segmen konsumen merupakan kelompok
konsumen yang memiliki sifat yang sama. Pembagian sifat yang sama dapat
berdasarkan geografik, demografi, psikografi dan perilaku. Pernyataan tersebut
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2012:281)
24
mengenai segmen konsumen yang menjelaskan bahwa segmen konsumen terdiri
dari beberapa konsumen dengan kebutuhan, karakteristik, dan perilaku yang tidak
berbeda atau sama.
Lebih lanjut Wong (2011) menambahkan mengenai hal-hal yang harus
dipenuhi dalam melakukan segmentasi konsumen, yaitu.
1. Segmentasi yang dilakukan harus menguntungkan secara finansial
yaitu dapat memberikan profit kepada perusahaan.
2. Setiap segmen menunjukan perbedaan yang dapat diukur antara
satu dengan yang lain.
3. Setiap segmen diharapkan memiliki jangka waktu bertahan yang
cukup lama.
4. Setiap segmen memberikan keuntungan yang berkelanjutan.
5. Harus jelas apakah bersifat homogen atau heterogen.
6. Setiap segmen harus dapat dilayani dengan saluran distribusi yang
biasa.
Tujuan dari melakukan klasifikasi pasar menurut Tjiptono dan Chandra
(2012:168) adalah agar pasar lebih mudah dibedakan sehingga mengarahkan
strategi pemasaran menjadi lebih sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen. Berdasarkan analisis dari pengetian dan tujuan
mengenai segmen konsumen, dapat diperoleh kesimpulan mengenai manfaat dari
melakukan klasifikasi pasar yaitu.
1. Perusahaan atau pelaku usaha dapat mengetahui kecenderungan
konsumen atas produk yang ditawarkan.
25
2. Desain produk dapat dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan dari konsumen.
3. Penentuan strategi promosi kepada konsumen dapat dilakukan
dengan tepat dan efektif.
Penentuan segmen konsumen dapat dilakukan dengan beberapa cara dan
menggunakan variabel yang berbeda. Berikut merupakan penentuan segmen
konsumen menurut Kotler dan Keller (2012:241).
1. Berdasarkan Geografik
Penentuan segmen konsumen berdasarkan lokasi dimana
konsumen berada. Dapat berdasarkan negara, kota, atau tempat
tinggal, iklim daerah tempat tinggal, atau kepadatan daerah tempat
tinggal. Hal ini akan mempengaruhi biaya operasional dan jumlah
permintaan. Perusahaan atau pelaku usaha dengan menerapkan
segmentasi berdasarkan geografik lebih mengetahui kemana dan
dimana produk akan ditawarkan atau dipasarkan.
2. Berdasarkan Demografik
Jenis klasifikasi ini membagi segmen konsumen berdasarkan
umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, agama, pendidikan,
ras dan kebangsaan. Pada segmentasi ini memberikan gambaran
kepada perusahaan atau pemasar kepada siapa produk yang
dihasilkan akan ditawarkan.
26
3. Berdasarkan Psikografik
Segmen konsumen berdasarkan psikografis adalah membagi
konsumen berdasarkan karakteristik kelas sosial dan gaya hidup.
Strategi segmentasi konsumen didasarkan pada variabel psikologis
yang spesifik, konsumen dapat dibagi menurut demografi tetapi
seringkali ini tidak mewakili apa yang diinginkan konsumen.
Perusahaan ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat
orang‐orang yang memiliki usia, penghasilan, pendapatan dan
pendidikan yang sama berbeda dalam merespon produk.
4. Berdasarkan Perilaku
Mengklasifikasikan konsumen berdasarkan pada pengetahuan,
sikap, dan reaksi konsumen terhadap suatu produk. Strategi
segmentasi konsumen sering didasarkan pada berbagai variabel
psikologis khusus.Konsumen pada segmen ini dapat di
klasifikasikan menurut motivasi, kepribadia, dan sikap yang
ditunjukkan terhadap produk yang ditawarkan.
27
Dari penjelasan yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2012)
mengklasifikasikan segmen konsumen tidak hanya merujuk kepada satu variabel
yang mempengaruhi. Pelaku usaha dapat menggabungkan satu atau dua variabel
dalam menentukan segmen konsumen yang akan dituju, sebagai pertimbangkan
perusahaan. Disamping klasifikasi segmen konsumen yang telah dijelaskan
sebelumnya, terdapat juga penjelasan mengenai segmen konsumen menurut
Osterwalder dan Pigneur (2010:21) sebagai berikut.
1. Pasar Umum (Mass Market)
Pada model bisnis pasar umum, perusahaan tidak membedakan
segmen pasar yang ada. Konsumen pada pasar umum dianggap
sama, sehingga perusahaan pada satu kumpulan besar dari
kelompok konsumen. Kotler dan Keller (2012) menjelaskan,
perusahaan pada pasar umum sebenarnya dapat menerapkan
strategi ini dengan cara perusahaan tidak menghiraukan perbedaan
segmentasi atau perusahaan fokus pada economic of scale atau
kuantitas yang didapatkan.
2. Ceruk Pasar (Niche Market)
Kotler dan Keller (2012) mengemukakan bahwa perusahaan yang
menerapkan strategi ini adalah perusahaan yang berusahan
menangkap kebutuhan sekelompok segmen tertentu yang mencari
keuntungan tersendiri yang tidak didapatkan dari produk lain.
Jenis model bisnis perusahaan yang melakukan segmentasi
konsumen ceruk pasar didasarkan pada adanya konsumen yang
28
sangat spesifik dengan jumlah konsumen yang sedikit atau sempit,
sehingga perlu adanya pembeda dalam proposisi nilai dan saluran
distribusi dalam melayani konsumen tersebut.
3. Pasar tersegmentasi (Segmented)
Kotller dan Keller (2012) Konsumen pada pasar tersegmentasi
memiliki kebutuhan yang hampir sama, tetapi membutuhkan
perlakuan yang berbeda sehingga diperlukan beberapa jenis model
bisnis.
4. Pasar terdiversifikasi (Diversified)
Dalam pasar yang terdiversifikasi, konsumen memiliki kebutuhan
yang berbeda tetapi bergantung satu sama lain. Perbedaan produk
yang ditawarkan berbeda-beda tetapi hanya dilayani oleh satu
perusahaan. Menurut Tjiptono (2012) strategi ini diterapkan oleh
perusahaan dalam upaya mencari atau mengembangkan segmen
baru yang tujuannya adalah peningkatan penjualan yang akan
berpengaruh pada keuntungan perusahaan.
5. Pasar dengan banyak segmentasi yang berbeda (Multi-sided
platforms)
Dijelaskan oleh Hagiu dan Wright (2015), strategi multi sided
platform menunjukkan keterlibatan secara tidak langsung pihak
eksternal antara penjual dan pembeli, dimana jaringan eksternal
ini disebut sebagai afiliasi. Pada model bisnis ini, perusahaan
29
melayani dua atau lebih segmen konsumen. Perusahaan juga
berkaitan dengan bisnis perusahaan lain.
Berkaitan dengan klasifikasi segmen konsumen, Tjiptono dan Chandra
(2012:154) menjelaskan bagaimana perusahaan dalam menentukan segmen
konsumen yang akan dituju.
1. Single Segment Concentrartion yaitu perusahaan hanya memilih
satu segmen konsumen yang akan dituju. Perusahaan
mengganggap satu segmen tersebut belum terdapat pesaing dan
dianggap tepat untuk melakukan pengembangan usaha. Kotler dan
Keller (2012:260) juga menjelaskan bahwa melalui segmen yang
terkonsentrasi perusahaan akan mendapatkan pengetahuan yang
kuat mengenai mengenai kebutuhan segmen konsumen, sehingga
perusahaan dapat memperoleh posisi yang kuat pada segmen ini.
2. Market Specialization, dalam segmen konsumen ini perusahaan
melakukan spesialisasi agar dapat melayani kebutuhan dari
segmen konsumen ini. Spesialisasi dapat berupa produk yang
ditawarkan atau layanan yang diberikan, sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Kotler dan Keller (2012) bahwa perusahaan
yang menggunakan strategi ini berusaha memenuhi berbagai
kebutuhan konsumen dari suatu segmen konsumen.
3. Selective Spezialitation, yaitu strategi yang digunakan perusahaan
dengan cara memilih sejumlah segmen konsumen yang dianggap
sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh perushaan. Menurut
30
Kotller (2012) pemilihan segmen konsumen dilakukan secara
obyektif, sejumlah segmen yang dianggap menarik dan
menguntungkan dilakukan sebagai upaya diversifikasi resiko oleh
perusahaan.
4. Product Spezialitation, fokus perusahaan adalah pada produk yang
ditawarkan atau dihasilkan dan akan ditawarkan kepada berbagai
segmen konsumen. Kotler dan Keller (2012) menambahkan,
perusahaan berusaha membangun reputasi yang kuat melalui
strategi spesialisasi produk sehingga dengan strategi ini
perusahaan dapat menjangkau beberapa segmen melalui produk
yang ditawarkan.
5. Full Market Coverage, perusahaan yang menggunakan strategi ini
akan berusaha melayani semua segmen konsumen dengan
memberikan semua produk yang dibutuhkan oleh konsumen,
menurut Kotler dan Keller (2012) hanya peerusahaan dengan
modal yang cukup besar yang dapat menggunakan strategi ini.
Implementasi klasifikasi segmen konsumen dalam industri jasa EO juga
dikemukakan oleh Beatrix (2006), bahwa pada pelaku bisnis EO melakukan
segmentasi pasar berdasarkan jenis acara yang akan diselenggarakan. Segmen
konsumen dalam EO berdasarkan jenis acaranya antara lain one stop service
agency, MICE, brand activation, musik hiburan dan penyelenggaran acara
pribadi.
31
Dari paparan mengenai segmen konsumen yang telah dijelaskan, dapat
diketahui bahwa konsumen memiliki karakteristik masing-masing. Perusahaan
perlu melakukan klasifikasi segmen konsumen untuk memetakan konsumen
potensial yang sesuai dengan apa yang ingin ditawarkan. Variabel-variabel yang
mempengaruhi penentuan segmen konsumen dapat digabungkan menjadi suatu
strategi, misalkan dalam bisnis usaha EO lebih memperhatikan lokasi dimana
konsumen berada, pendapatan konsumen, usia konsumen, dan gaya hidup
konsumen. Karena EO termasuk produk jasa yang membutuhkan pengetahuan
lebih untuk memanfaatkannya dan perlu pengorbanan untuk dapat menggunakan
jasa EO tersebut.
2.4.2 Proposisi Nilai
Proposisi nilai dapat dikatakan sebagai deskripsi mengenai produk yang
dapat memberikan nilai bagi segmen konsumen tertentu. Zeithaml dan Bitner
(2009:441) menjelaskan mengenai definisi proposisi nilai. Proposisi nilai
didefinisikan sebagai ungkapan mengenai apa yang diinginkan oleh konsumen
atas produk yang ditawarkan perusahaan dan pelayanan yang diperoleh
konsumen. Dalam hal ini konsumen mendefinisikan sendiri mengenai nilai suatu
produk.
Lebih lanjut Schiffman dan Kanuk (2010:29) mengemukakan bahwa
proposisi nilai konsumen merupakan rasio antara keuntungan baik secara
finansial atau emosional yang didapatkan oleh konsumen dengan sumber daya
yang dikeluarkan. Sumber daya yang dikeluarkan oleh konsumen dapat berupa
32
uang, waktu, usaha, dan psikologis, sehingga proposisi nilai dari masing-masing
konsumen bersifat relatif dan sangat subjektif.
Frow dan Payne(2011) menjelaskan proposisi nilai tidak hanya sekedar
ditawarkan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan, tetapi juga menciptakan nilai
bagi perusahaan sehingga dapat menguntungkan bagi keduanya dalam
pernyataannya menegaskan bahwa penciptaan nilai tidak hanya bergantung pada
produk yang dihasilkan melainkan peran seluruh pihak merupakan upaya
penciptaan nilai. Proposisi nilai juga dianggap sebagai strategi awal dalam
melakukan penentuan model bisnis, segala kegiatan mengenai kebutuhan
pelanggan, pengaturan sumber daya utama, proses, dan meningkatkan
kompetensi semata-mata dilakukan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan.
Definisi proposisi nilai juga dijelaskan oleh Kotler dan Keller (2012:29)
yang menyatakan bahwa proposisi nilai merupakan strategi perusahaan atau
pelaku usaha dalam memberikan kepuasan bagi konsumen. Bagaimana cara dapat
memuaskan konsumen sangat dipertimbangkan didalam penciptaan suatu produk.
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam memberikan kepuasan kepada konsumen
antara lain mengenai informasi suatu produk, layanan apa saja yang diperoleh
apabila konsumen menggunakan produk tersebut. Proposisi nilai dianggap
sebagai faktor kunci dalam memberikan kepuasan konsumen dengan lebih
spesifik.
Berkaitan dengan proposisi nilai dalam usaha jasa EO dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu proposisi nilai yang menawarkan kualitatif dan proposisi
nilai kuantitatif. Proposisi nilai kualitatif merupakan bagaimana perusahaan dapat
33
memberikan rasa puas kepada konsumen, sedangkan proposisi nilai kuantitatif
adalah pemberian percepatan pelayanan terhadap konsumen terkait mengenai
waktu dan kemudahan mendapatkan pelayanan.
Osterwalder dan Pigneur (2010:23) menjelaskan mengenai sebelas hal
yang dapat memberikan kontribusi dalam upaya penciptaan nilai adalah.
1. Sifat Baru (Newness)
Para pelaku usaha perlu memberikan inovasi baru dan keunikan
kepada konsumen yang belum pernah diberikan oleh pelaku usaha
lain. Reguia (2014) menjelaskan bahwa inovasi tidak hanya
terletak pada produksi, tetapi inovasi juga dapat pada kegiatan
dalam menyampaikan produk yang ditawarkan. Contoh dalam
usaha EO adalah penyediaan online website yang mampu
mengkalkulasi berapa biaya yang dibutuhkan dengan paket custom
sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.
2. Peningkatan Kinerja (Performance)
Reguia (2014) berpendapat bahwa suatu produk dapat bernilai
dimata konsumennya apabila produk tersebut memberikan
peningkatan efektifitas kerja. Dalam peningkatan kinerja ini
berkaitan dengan bagaimana produk yang ditawarakan oleh
perusahaan adalah lebih baik dibandingkan dengan produk
sebelumnya. Contoh dalam usaha EO adalah penawaran layanan
full service, konsumen mempercayakan sepenuhnya mitra kerja
34
yang akan digunakan. Misalnya dari mulai mitra kerja catering,
dekorasi atau penyedia peralatan.
3. Kustomisasi (Customization)
Sanders et al. (2014) menyatakan bahwa kustomisasi dibutuhkan
konsumen karena adanya pertimbangan pemenuhan kebutuhan
baik dari segi fungsional maupun emosional, ditambahkan ini
merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan atau
produsen disaat produksi massal tidak lagi menguntungkan.
Kustomisasi dilakukan oleh perusahaan dengan cara menyediakan
produk yang khusus untuk memenuhi satu atau beberapa segmen
konsumen. Produk yang ditawarkan sesuai dengan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen. Implementasi
kustomisasi dalam jasa EO adalah melayani paket yang diinginkan
oleh konsumen berdasarkan detil keinginan konsumen.
4. Menyelesaikan Pekerjaan (Getting Job Done)
Pelaku usaha atau perusahaan hanya menawarkan produk yang
membantu menyelesaikan unsur pendukung saja sehingga
konsumen dapat fokus menyelesaikan kompetensi inti. Pemilihan
mitra kerja yang digunakan dalam suatu acara merupakan contoh
dalam usaha jasa EO, sehingga konsumen fokus pada konsep
acara yang diinginkan.
35
5. Desain (Design)
Dalam hal desain suatu produk yang ditawarkan dianggap lebih
superior dibandingkan dengan produk lain. Pengukuran kepuasan
terhadap desain sangat sulit diukur, karena masing-masing
konsumen memiliki selera yang berbeda-beda. Kotler (2005:332)
menambahkan bahwa desain merupakan totalitas keistimewaan
yang mempengaruhi suatu fungsi produk dari segi kebutuhan
konsumen. Contohnya beberapa konsumen lebih menyukai desain
konsep acara indoor, dan beberapa segmen konsumen yang lain
lebih menyukai desain konsep acara outdoor.
6. Merk (Brand)
Menurut Kotler dan Keller (2012) merk merupakan perpaduan
dari nama, istilah, symbol, dan rancangan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi suatu produk dibandingkan dengan produk
pesaing. Merk yang melekat pada suatu produk menjadikan nilai
tambah bagi produk tersebut. Merk yang sudah lebih dahulu
dikenal dimasyarakat menjadikan merk dari produk tersebut
memiliki nilai lebih dibandingkan dengan merk produk yang baru
saja diluncurkan. Contohnya adalah konsumen lebih cenderung
menggunakan jasa EO yang sudah dikenal di masyarakat
dibandingkan jasa EO baru yang belum dikenal di masyarakat.
36
7. Harga (Price)
Harga merupakan dasar dalam penentuan produk yang akan
ditawarkan oleh pelaku usaha, apakah akan menawarkan harga
murah atau menawarkan harga tidak murah dalam penciptaan
nilai. Kirzner (2007) mengungkapkan bahwa harga adalah tingkat
dimana konsumen bersedia untuk melakukan pengorbanan atau
membayar untuk mendapatkan produk tersebut, dan berlaku pada
pasar yang terbuka. Salah satu contoh penciptaan nilai dengan
menggunakan harga sebagai dasar dalam usaha jasa EO adalah
menetapkan harga minimal suatu acara.
8. Pengurangan Biaya (Cost Reduction)
Perusahaan akan menawarkan produk yang tujuannya adalah
mengurangi biaya yang dikeluarkan konsumen apabila
menggunakan produk tersebut, dibandingkan dengan
menggunakan produk lain, atau tidak menggunakan produk
tersebut sama sekali. Contohnya adalah apakah menggunakan jasa
EO dapat menghemat biaya yang dikeluarkan dibandingkan
dengan tidak menggunakan jasa EO untuk suatu acara.
9. Pengurangan Resiko (Risk Reduction)
Menurut Tampubolon (2004) perusahaan akan melakukan
kegiatan atau proses yang terarah dan bersifat proaktif yang
ditujukan untuk meminimalkan resiko. Ditawarkan oleh
perusahaan untuk mengurangi dampak resiko yang akan diperoleh
37
konsumen. Semakin kecil resiko yang akan ditimbulkan oleh suatu
produk kepada konsumen, maka semakin besar nilai yang tercipta
pada produk tersebut.
10. Kemampuan dalam mengakses (Accesbility)
Pengertian mengenai aksesibilitas dapat memiliki beberapa makna
apabila ditinjau dari beberapa sudut pandang, menurut Jhonn
dalam Tamin (2000) menyatakan bahwa aksesibilitas kemudahan
atau kesulitan dalam memperoleh sesuatu berdasarkan lokasi,
sehingga dapat dikatakan memiliki aksesibilitas mudah apabila
untuk memperoleh suatu produk dengan mudah. Perusahaan
berusaha untuk membantu konsumen dalam mengakses hal-hal
yang sebelumnya tidak dapat diperoleh atau mahal untuk diakses,
sehingga perusahaan menawarkan produk yang mudah untuk
diakses oleh semua orang.
11. Kenyamanan (Convenient/ Usability)
Gaffney (2006) menjelaskan mengenai usability disini
dimaksudkan adalah memperoleh kenyamanan karena konsumen
dapat menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan efisien,
sehingga dapat dikatakan bahwa usability merupakan cara
bagaimana perusahaan dapat memberikan suatu produk yang
dapat memberikan konsumen rasa nyaman karena telah membantu
konsumen dalam menyelesaikan tugasnya.
38
Upaya penciptaan nilai bagi konsumen juga telah diungkapkan oleh
Tjiptono (2012:290) yang menyatakan terdapat beberapa empat hal yang
dipertimbangkan dalam penciptaan nilai, yaitu.
1. Emotional Value
Bagaimana cara perusahaan dapat memberikan pengaruh positif
secara emosional apabila konsumen menggunakan produk yang
ditawarkan.
2. Social Value
Keuntungan yang diperoleh konsumen, apabila menggunakan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan maka akan
meningkatkan kedudukan sosial konsumen dimata masyarakat.
3. Quality Value
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat memberikan
keuntungan secara kinerja atau dapat dikatakan bahwa produk
yang ditawarkan sesuai dengan persepsi atau harapan dari
konsumen.
4. Price Value
Strategi ini digunakan perusahaan dengan cara mengurangi biaya
yang ditimbulkan secara jangka pendek dan jangka panjang,
apabila konsumen menggunakan produk tersebut.
39
2.4.3 Saluran (Channel)
Menjadi tugas penting bagi perusahaan bukan hanya menghasilkan
produk atau jasa saja tetapi bagaimana agar produk yang dihasilkan oleh
perusahaan dapat sampai ke tangan konsumen. Agar produk yang ditawarkan
oleh perusahaan dapat sampai kepada konsumen maka dibutuhkan channel.
Penjelasan mengenai channel diungkapkan oleh Burnett (2008:253)
bahwa channel merupakan penghubung antara penjual dan pembeli untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dan saling menguntungkan antara ketiganya.
Penjelasan berikutnya dijabarkan oleh Ostrow (2009) yang menyatakan
channel sebagai penghubung antara perusahaan sebagai produsen dan pengguna
akhir sebagai konsumen. Dalam upaya penyampaian produk menuju pengguna
akhir terdapat aktifitas fisik didalamnya yang berkaitan dengan rantai pasokan.
Pernyataan tersebut sama dengan apa yang disampaikan Hill (2010), dalam
pernyataannya Hill menambahkan bahwa channel merupakan partisipasi
perantara yang dapat berupa perusahaan atau individu dalam menyampaikan
produk hingga ke tangan konsumen.
Beberapa kajian literatur yang telah dijelaskan sebelumnya, juga
menjelaskan hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Keller
(2012:125), Tjiptono (2012:180) serta Osterwalder dan Pigneur (2010:28) yang
menyatakan bahwa saluran perantara menggambarkan bagaimana perusahaan
dapat menjalin komunikasi dengan konsumen dalam menyampaikan nilai yang
ingin ditawarkan oleh perusahaan. Channel juga digunakan sebagai nilai
40
pembeda perusahaan yang ditawarkan kepada target konsumen. Dari hasil kajian
literatur sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa channel memiliki beberapa
fungsi yaitu.
1. Memunculkan kesadaran konsumen terhadap produk yang ditawarkan
perusahaan.
2. Membantu konsumen untuk mengevaluasi nilai pembeda dari
perusahaan.
3. Membantu konsumen untuk membeli dan mendapatkan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan.
4. Menyampaikan nilai pembeda kepada konsumen.
5. Menyediakan layanan pendukung setelah konsumen melakukan
pembelian.
6. Memunculkan kesadaran konsumen terhadap produk yang ditawarkan
perusahaan.
7. Membantu konsumen untuk mengevaluasi nilai pembeda dari
perusahaan.
8. Membantu konsumen untuk membeli dan mendapatkan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan.
9. Menyampaikan nilai pembeda kepada konsumen.
10. Menyediakan layanan pendukung setelah konsumen melakukan
pembelian.
Penentuan saluran menuju pelanggan (channel) dapat dikombinasikan
oleh perusahaan dalam menyampaikan apa yang ditawarkan, bagaimana cara
41
perusahaan dapat memilih channel yang tepat dan menciptakan proposisi nilai
yang lebih besar bagi konsumen akan memberikan keuntungan maksimal bagi
perusahaan.
2.4.4 Hubungan Dengan Pelanggan (Customer Relationship)
Berangkat dari pernyataan Groonroos (2007) yang menyatakan bahwa
customer relationship merupakan strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam
menyampaikan apa yang ditawarkan. Menurutnya ada tiga hal yang digunakan
oleh perusahaan dalam menciptakan customer relationship, yaitu.
1. Dengan cara berhubungan langsung dengan konsumen, atau dengan
menggunakan mitra kerja sebagai perantara.
2. Memanfaatkan database mengenai profil lengkap pelanggan.
3. Penggabungan antara teknologi dengan pelayanan langsung terhadap
konsumen, sehingga dapat fokus pada layanan customer centric.
Pernyataan sebelumnya dikuatkan oleh Woodcock et al. (2011), yang
menyatakan bahwa perusahaan sebagai produsen dapat memanfaatkan teknologi
internet untuk menjaga hubungannya dengan konsumen. Salah satu pemanfaatan
teknologi internet adalah penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi
antara perusahaan dengan konsumen.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
menjaga hubungan dengan pelanggan adalah dengan cara memanfaatkan
teknologi yang ada, hal tersebut juga diungkapkan oleh Sayed (2012). Dengan
42
menggunakan teknologi seperti internet akan memudahkan perusahaan
memberikan informasi yang ingin disampaikan kepada pelanggan secara cepat.
Selanjutnya Kotler dan Keller (2012:482) menyatakan bahwa customer
relationship merupakan proses yang dilakukan oleh perusahaan secara seksama
untuk dapat mengidentifikasi setiap konsumen yang bertujuan untuk
memaksimalkan loyalitas konsumen. Proses identifikasi perusahaan dapat berupa
pengamatan mengenai produk atau jasa yang konsumen gunakan hingga
pengalaman konsumen dalam berkomunikasi dengan perusahaan penyedia
produk atau jasa.
Bagaimana cara perusahaan dapat berkomunikasi dengan konsumen
merupakan bagian dari customer relationship menurut Tavana et al. (2013),
perusahaan bukan hanya dituntut untuk memberikan produk yang menarik tetapi
perusahaan juga diharapkan dapat berkomunikasi dengan konsumen untuk
menjaga loyalitas dari konsumen.
Beberapa cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalin hubungan
dengan pelanggan menurut Osterwalder dan Pigneur (2010:28) yaitu:
1. Pelayanan Perseorangan (Personal Assistance).
Konsumen dapat berinteraksi langsung dengan perusahaan, baik
selama proses penjualan maupun setelah proses penjualan. Tipe
hubungan ini dalam usaha EO adalah memberikan layanan personal
sebagai media konsultasi. Pelaku EO dapat memberikan layanan
konsultasi mengenai apa yang diinginkan konsumen baik dari segi
konsep atau dana yang dimiliki oleh konsumen agar dapat terlaksana.
43
2. Pelayanan Khusus Perseorangan (Dedicated Personal Assistance).
Konsumen dilayani secara individu oleh perwakilan dari perushaan.
Salah satu contoh penerapan pada tipe hubungan ini adalah pada
perusahaan jasa EO adalah menyediakan satu perwakilan untuk
melayani konsumen penting.
3. Pelayanan Mandiri (Self-Service).
Dalam menjalin hubungan dengan pelanggan salah satunya dapat
dilakukan dengan layanan mandiri, Bitner dan Brown (2006)
menyatakan bahwa layanan mandiri dapat menghemat pengeluaran
yang sangat besar, karena pada tipe hubungan ini perusahaan tidak
berinteraksi secara langsung dengan konsumen. Dengan kata lain,
konsumen dapat melakukan aktivitas pelayanannya secara mandiri.
Contoh penerapan hubungan ini dalam industri jasa adalah tersedianya
online website untuk dapat mengkalkulasi berapa biaya yang
dibutuhkan dengan menggunakan konsep-konsep dari EO yang
ditawarkan.
4. Pelayanan Otomatis (Automated Service).
George Terry (2000) menjelaskan bahwa pelayanan otomatis adalah
pelayanan dengan memanfaatkan mesin atau perangkat lunak dengan
tujuan menyederhanakan proses yang biasa dilakukan oleh manusia.
Bentuk pelayanan konsumen secara mandiri dengan proses atau
sistem otomatisasi. Salah satu contoh bentuk penerapan tipe hubungan
ini dapat dilihat pada perusahaan yang bergerak pada bidang jasa EO
44
adalah dengan pelayanan pada website EO, para calon konsumen
dapat memprediksi secara mandiri berapa dana atau budget yang
dibutuhkan. Dengan demikian, pihak EO dapat memberikan
penawaran kepada konsumen berdasarkan informasi tersebut, seperti
penawaran peningkatan konsep acara dan mitra kerja siapa saja yang
akan digunakan untuk implementasi acara.
5. Komunitas (Communities).
Pada tipe hubungan ini terbentuk dengan menjalin hubungan dengan
sekelompok konsumen yang memiliki kesamaan profil. Banyak
perusahaan menerapkan hubungan ini agar semakin mengenali
karakteristik dari konsumennya. Para pelaku usaha EO dapat
melakukan pembentukan komunitas atau fans base. Dengan fans base
ini baik perusahaan maupun konsumen dapat saling bertukar
pengetahuan maupun informasi jasa layanan yang ditawarkan.
6. Penciptaan Bersama (Co-Creation).
Pada tipe hubungan ini, perusahaan ikut melibatkan konsumen untuk
mendesain atau menjual produk secara aktif sebagai upaya penciptaan
nilai terhadap suatu produk seperti yang dikemukakan oleh Vargo et
al. (2008), konsumen ikut terlibat dalam upaya penciptaan nilai bagi
mereka ini dapat terlihat pada perusahaan Coca-Cola yang
menciptakan co-creation dengan cara konsumen dapat mencetak
nama mereka sendiri pada botol yang akan mereka beli.
45
2.4.5 Aliran Pendapatan (Revenue Stream)
Aliran pendapatan mencerminkan bagaimana suatu perusahaan dapat
menghasilkan keuntungan berupa uang dari segmen konsumen yang dilayani.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa aliran pendapatan adalah aliran kas
masuk yang diterima perusahaan dari masing-masing segmen konsumen.
Ditambahkan oleh PPM Manajemen (2012) menyatakan bahwa aliran pendapatan
(revenue stream) bukan merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Penjelasan mengenai revenue stream disampaikan oleh Osterwalder dan
Pigneur (2010:31) bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan
dalam menghasilkan pendapatan, yaitu penjualan barang (asset sale),
pembayaran penggunaan (usage fee), pembayaran berlangganan (subscription
fees), penyewaan (lending/renting, leasing), penjualan lisensi,
Apabila dikaitkan dengan industri jasa EO mengenai sumber pendapatan
menurut Wibowo (2013) dibagi menjadi dua sumber pendapatan, yaitu:
1. Sumber pendapatan langsung, merupakan sumber pendapatan yang
diperoleh langsung dari konsumen sebagai bentuk imbalan jasa yang
telah diberikan. Contohnya adalah pembayaran jasa perancangan
konsep pernikahan, dan pembayaran jasa supervise yang dilakukan
oleh EO.
2. Sumber pendapatan tidak langsung, merupakan sumber pendapatan
yang diperoleh dari konsumen melalui mitra kerja(sponsorship).
Contohnya adalah fee penggunaan mitra kerja misalkan mendapatkan
fee dari EO menggunakan jasa mitra kerja catering.
46
2.4.6 Sumber Daya Kunci (Key Resource)
Beberapa pernyataan dari berbagai sudut pandang menjelaskan mengenai
sumber daya kunci di dalam model bisnis bertujuan pada penciptaan nilai bagi
konsumen. Johnson et al. (2008) menyebutkan bahwa sumber daya kunci suatu
bisnis adalah manusia, teknologi, produk yang dihasilkan, fasilitas, peralatan,
channel, dan merk dagang yang semua adalah komponen kunci dalam
menciptakan nilai bagi konsumen.
Thompson et al. (2012) sumber daya merupakan hal utama yang harus
dipenuhi agar suatu perusahaan dapat berjalan lancar, yang kemudian
menyatakan bahwa sumber daya kunci dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
sumber daya berwujud dan tidak berwujud.
Pernyataan tersebut menguatkan apa yang telah disampaikan oleh
Osterwalder dan Pigneur (2010:34), yang menjabarkan mengenai empat sumber
daya kunci yaitu fisik, intelektual, manusia dan keuangan. Penjelasan mengenai
empat sumber daya kunci sebagai berikut.
1. Fisik. Sumber daya fisik menurut Indriantoro dan Supomo (2002)
merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, sumber daya
berbentuk fisik sangat penting bagi perusahaan dengan latar belakang
manufaktur. Kategori ini merupakan sumber daya yang berbentuk
fisik seperti gedung, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain.
2. Intelektual. Yang termasuk dalam sumber daya intelektual antara lain
hak cipta, hak paten, merk, dan lain-lain. Brennan (2001)
47
mengungkapkan bahwa salah satu sumber daya kunci bagi perusahaan
adalah modal intelektual, dengan memiliki modal intelektual maka
dapat dikatakan perusahaan memiliki keunggulan kompetitif.
3. Manusia. Sumber daya manusia merupakan sumber daya kunci yang
paling dibutuhkan dalam perusahaan. Heizer dan Render (2010:596)
menjelaskan bahwa manusia merupakan sumber daya yang penting
bagi suatu perusahaan, dan suatu perusahaan tidak dapat berjalan
dengan lancar tanpa memberikan pelatihan yang ketat kepada sumber
daya manusianya. Untuk model bisnis yang membutuhkan
keterlibatan manusia secara dominan yaitu model bisnis yang
bergerak di bidang ilmu pengetahuan dan kreatif.
4. Keuangan. Merupakan kategori yang paling penting dalam suatu
bisnis. Dana atau modal dapat berupa uang tunai atau fasilitas kredit.
Indriantoro dan Supomo (2002) menambahkan bahwa finansial adalah
mengacu pada perolehan pendanaan, apakah perusahaan tersebut
dengan menggunakan modal sendiri atau pendanaan dari pihak lain.
2.4.7 Kegiatan Kunci (Key Activities)
Merujuk pada penjelasan awal kegiatan kunci dari suatu bisnis yang
dikemukakan oleh Porter (2000), yang menyebutkan bahwa kegiatan kunci suatu
perusahaan bergantung pada jenis usaha. Klasifikasi primer dan sekunder seperti
yang dikemukakan oleh Porter (2000) adalah berdasarkan latar belakang
perusahaan tersebut.
48
1. Kegiatan Primer adalah kegiatan yang berkaitan dari mulai
perusahaan mendapatkan bahan baku, mengolah, hingga menjual
kepada konsumen, dan menyediakan layanan purna jual bagi
konsumen.
2. Kegiatan Sekunder adalah kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya fisik, sumber daya manusia, hingga
pengembangan teknologi yang berkaitan dengan peningkatan
efisiensi perusahaan.
Sama seperti penjelasan yang dikemukakan oleh Osterwalder dan
Pigneur (2010) kegiatan kunci suatu perusahaan dibagi menjadi dua, yang
pertama adalah aktivitas inti dan yang kedua adalah aktivitas pendukung.
Aktivitas utama Menurut Osterwalder danPigneur (2010:37) dikelompokkan
menjadi tiga aktivitas utama, yaitu: produksi (Production), penyelesaian
masalah (Problem solving) dan jaringan(Platform/network).
2.4.8 Kunci Kemitraan (Key Partners)
Keberlangsungan suatu bisnis sedikit banyak dipengaruhi oleh faktor
kemitraan. Perusahaan memiliki berbagai alasan untuk menjalin kerjasama atau
kemitraan dengan pihak lain. Carnwell dan Carson (2004) menjelaskan
pengertian dari kemitraan, yang menyatakan bahwa kemitraan merupakan hal
penting yang ada dalam suatu bisnis. Kemitraan merupakan komitmen bersama
untuk mendapatkan keuntungan bersama dan meminimalkan risiko, bentuk
49
kemitraan yang terjadi dapat antara perusahaan dengan pemasok atau dengan
mitra kerja lain.
Horton et al. (2009) menyatakan bahwa kunci kemitraan adalah suatu alat
yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama yang saling ketergantungan,
melibatkan tanggung jawab bersama untuk masing-masing memperoleh
keuntungan. Diyakini bahwa dengan kemitraan antara perusahaan dengan pihak-
pihak mitra akan meminimalkan dampak resiko yang akan dihadapi oleh
perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Kerjasama kemitraan akan
memberikan manfaat positif bagi kedua perusahaan. Beberapa pendekatan dalam
menjalin kerjasama dengan pihak lain sebagai berikut:
1. Berbasis Sumber Daya, latar belakang dari kerjasama yang terjalin
adalah kepemilikan sumber daya yang hanya dimilki oleh satu pihak,
sehingga menjadikan pihak lain bergantung atas sumber daya tersebut.
2. Berbasis Kompetensi, pihak lain dirasa memiliki keunggulan
kompetensi yang lebih luas untuk mencapai tujuan perusahaan.
Keunggunlan kompetensi yang dimiliki oleh pihak lain merupakan
keahlian-keahlian individu yang ada di dalamnya.
50
Sejalan dengan yang telah dijelaskan sebelumnya, Osterwalder dan
Pigneur (2010:39) menjelaskan secara lebih detil mengenai motivasi perusahaan
melakukan kerjasama dengan pihak lain.
1. Optimasi dan Pencapaian Skala Ekonomi.
Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya dan
aktivitas, dimana diharapkan dapat mengurangi biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Pengurangan resiko dan ketidakpastian.
Melalui hubungan kerjasama, maka dapat membantu perusahaan
untuk mengurangi resiko dan ketidakpastian pada lingkungan bisnis
yang semakin kompetitif.
3. Akuisisi sumber daya atau aktivitas.
Menjalin kerjasama akan memungkinkan beberapa perusahaan untuk
berbagi sumber daya dalam menjalankan model bisnisnya. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Hal yang sama juga dijelaskan dijelaskan oleh Stites dan Gray (2012)
mengenai beberapa motivasi mengapa perusahaan melakukan partnership, antara
lain.
1. Legitimacy and Society- Oriented Motivation
Motivasi ini didasari karena adanya norma-norma sosial dalam
perusahaan, seperti hal nya adalah bentuk kemitraan dengan LSM
yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan.Contoh dari
51
bentuk kerjasama ini adalah kersajama antara LSM Greenpeace
dengan perusahaan produsen kertas.
2. Competancy and Resources- Oriented Motivation
Adanya perbedaan kompetensi yang dimiliki masing-masing
perusahaan, dan keterbatasan sumber daya menjadikan perusahaan
memutuskan untuk bekerjasama dengan pihak lain. Hal ini terlihat
pada kerjasama bank dengan perusahaan IT dalam pengembangan
layanan perbankan.
Berdasarkan penjabaran di atas mengenai motivasi perusahaan dalam
melakukan partnership, maka dijelaskan oleh Osterwalder dan Pigneur (2010)
mengenai empat tipe hubungan kerjasama yang dapat dilakukan oleh perusahaan,
yaitu:
1. Strategi Aliansi, merupakan cara yang ditempuh perusahaan dengan
cara bekerjasama dengan pihak lain yang bukan perusahaan pesaing
bertujuan untuk mengurangi resiko atau biaya dan mendapatkan
manfaat bersama. Contoh penerapan strategi aliansi adalah bentuk
kerjasama PT. POS dengan Bank Muamalat, jaringan PT. POS yang
sudah tersebar ke seluruh pelosok Indonesia menjadikan Bank
Muamalat menjalin kerjasama dalam penjualan produk SharE guna
meningkatkan konsumen perbankan syariah.
2. Coopetition, merupakan strategi kerjasama yang dilakukan
perusahaan dengan bekerjasama dengan perusahaan pesaing dan dapat
dikatakan memiliki bidang usaha yang sama. Strategi coopetion dapat
52
terlihat di bidang perbankan yaitu dengan ATM bersama, konsumen
bank “A” dapat menggunakan mesin ATM bank “B” selama mesin
ATM tersebut berlogo ATM bersama.
3. Joint Venture, merupakan bentuk kerjasama dua perusahaan dengan
cara menyetorkan modal bersama yang bertujuan sebagai
pengembangan bisnis baru yang akan dijalankan. Contoh perusahaan
joint venture adalah kerjasama antara PT. Indofood dengan PT.
Nestle, dengan usaha baru yang bernama PT. Nestle Indofood
Citarasa Indonesia.
4. Buyer-supplier relationship, tipe kerjasama yang banyak digunakan
perusahaan dengan cara menjalin kerjasama dengan pemasok, untuk
menjamin pasokan tersedia dengan baik. Heizer dan Render (2010:12)
menjelaskan bahwa tipe hubungan ini supplier memahami betul
tujuan hubungan jangka panjang antara perusahaan pembeli dengan
konsumen, sehingga dapat membantu perusahaan pembeli untuk
memenuhi kebutuhannya. Bentuk kerjasama yang terjalin dapat
berupa kerjasama produsen sepatu kulit dengan pemasok bahan baku
kulit. Produsen sepatu harus memastikan bahwa bahan baku tersedia
agar perusahaan dapat tetap berproduksi.
53
2.4.9 Struktur Biaya (Cost Structure)
Menjalankan suatu bisnis tidak terlepas dari biaya-biaya yang dikeluaran
untuk operasional bisnis itu sendiri atau pengembangan bisnis. Biaya-biaya
sendiri dapat digolongkan menjadi tiga menurut Witjaksono (2013), yaitu:
a. Biaya Tetap, merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang secara total tidak mengalami perubahan walaupun
ada peningkatan atau penurunan dalam proses produksi. Biaya tetap
yang dibebankan pada masing-masing unit berbanding terbalik
dengan kapasitas yang dihasilkan, artinya bahwa semakin tinggi
tingkat kapasitas yang dihasilkan maka biaya tetap per unit akan
semakin rendah begitu juga sebaliknya.
b. Biaya Variabel, merupakan biaya-biaya yang jumlah secara
keseluruhan dipengaruhi oleh besar kecilnya produk yang dihasilkan
oleh perusahaan. Biaya variabel berubah secara proposisional atau
sebanding dengan tingkat kapasitas yang dihasilkan, semakin tinggi
tingkat kapasitas yang dihasilkan maka biaya variabel akan menjadi
semaking tinggi juga.
c. Biaya Semi Variabel, biaya-biaya yang muncul karena adanya
perubahan biaya tetap dan biaya variabel.
Terkait mengenai biaya dalam perusahaan, Osterwaldeer dan Pigneur
(2010:40) menjelaskan bahwa model umum bisnis dapat dikendalikan oleh
beberapa hal yaitu, biaya (cost driven) atau dikendalikan oleh nilai (value
driven). Dalam model bisnis yang dikendalikan oleh cost driven, maka
54
perusahaan tersebut lebih fokus kepada bagaimana meminimalisir biaya yang
dikeluarkan agar porsi struktur biaya menjadi lebih kecil. Penekanan pada biaya
bertujuan untuk melayani segmen konsumen yang sensitif terhadap harga atau
dapat dikatakan perusahaan dengan segmen konsumen low-budget. Berbeda hal
nya dengan perusahaan yang fokus pada value driven dimana penekanan biaya
tidak terlalu menjadi persoalan, karena tujuan dari perusahaan ini adalah
melayani segmen konsumen yang tidak sensitif terhadap harga dan lebih
menekankan pada value yang diberikan.
Osterwalder dan Pigneur (2010) menambahkan penjelasan mengenai
karakteristik dari struktur biaya adalah sebagai berikut.
1. Biaya tetap (Fixed costs)
Biaya yang jumlahnya tetap dan tidak bergantung padajumlah produk
yang diproduksi atau dijual. Biaya tetap per unit akan berbanding terbalik
secara proposisional dengan perubahan tingkat kapasitas produksi yang
dihasilkan, perusahaan dengan tingkat kapasitas produksi yang tinggi
akan membuat biaya tetap per unit semakin kecil begitu juga dengan
perusahaan dengan tingkat kapasitas produksi yang recil akan menjadikan
biaya tetap per unit semakin mesar.
2. Biaya variabel (Variable costs)
Biaya yang bergantung dari jumlah produk yang diproduksi atau dijual,
atau dapat dikatakan biaya yang berubah sebanding dengan adanya
perubahan volume kapasitas produksi, maka semakin tinggi biaya volume
55
kapasitas produksi, maka semakin tinggi juga biaya variabel yang
dikeluarkan.
3. Skala ekonomis (Economies of scale)
Keunggulan biaya yang disebabkan olehmeningkatnya output perusahaan.
Perusahaan akan memperoleh keuntungan secara skala ekonomis apabila
perusahaan tersebut mampu menghasilkanjumlah output dalam skala yang
besar, karena peningkatan output akan menjadikan penurunan pada biaya
rata-rata produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Cakupan ekonomis (Economies of scope)
Keunggulan biaya yang disebabkan oleh cakupan operasional yang luas.
Perusahaan memperoleh keuntungan apabila perusahaan mampu
menghasilkan dua jenis barang atau lebih dibandingkan apabila
perusahaan hanya memproduksi satu jenis barang saja. Biaya rata-rata
produksi yang digunakan untuk memproduksi dua jenis barang atau lebih
menjadi lebih kecil daripada biaya produksi yang dikeluarkan untuk
memproduksi satu jenis barang saja.
Dari kesembilan komponen model bisnis yang telah dijelaskan, pelaku
usaha dapat menuangkan sembilan komponen tersebut dalam kanvas model
bisnis. Kanvas model bisnis sendiri merupakan metode atau format penyajian
yang menjelaskan mengenai rangkuman dari komponen model bisnis. Kanvas
model bisnis ditunjukkan pada Gambar 2.1.
2.5 Teknik Perancangan Model Bisnis
Dalam melakukan perancangan model bisnis dapat menggunakan
beberapa teknik, Osterwalder dan Pigneur (2010: 127) menyebutkan setidaknya
ada enam cara dalam melakukan perancangan model bisnis yaitu
insight, pembentukan ide, beripikir visual,
Michel (2003) menyatakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan terletak
pada nilai yang ditawarkan kepada konsumen, dengan memahami nilai yang
diinginkan konsumen
STRUKTUR BIAYA
SUMBER DAYA KUNCI
KEGIATAN KUNCI
KUNCI KEMITRAAN
56
Teknik Perancangan Model Bisnis
Dalam melakukan perancangan model bisnis dapat menggunakan
beberapa teknik, Osterwalder dan Pigneur (2010: 127) menyebutkan setidaknya
ada enam cara dalam melakukan perancangan model bisnis yaitu
pembentukan ide, beripikir visual, prototyping, dan story telling.
Michel (2003) menyatakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan terletak
pada nilai yang ditawarkan kepada konsumen, dengan memahami nilai yang
diinginkan konsumen secara lebih detil mengenai apa yang diinginkan dan
HUBUNGAN DENGAN PELANGAN
SALURAN
PROPOSISI NILAI
ALIRAN PENDAPATAN
SUMBER DAYA
KEGIATAN
Gambar 2.1 Kanvas Model Bisnis Sumber: Osterwalder dan Pigneur, 2010
Dalam melakukan perancangan model bisnis dapat menggunakan
beberapa teknik, Osterwalder dan Pigneur (2010: 127) menyebutkan setidaknya
ada enam cara dalam melakukan perancangan model bisnis yaitu customer
story telling.
Michel (2003) menyatakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan terletak
pada nilai yang ditawarkan kepada konsumen, dengan memahami nilai yang
secara lebih detil mengenai apa yang diinginkan dan
SEGMEN KONSUMEN
HUBUNGAN
PELANGAN
57
dibutuhkan. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam memahami lebih dekat
adalah dengan menggunakan customer insight.
Kienzle (2012) menjelaskan bahwa customer insight merupakan cara
yang paling tepat untuk menggali lebih mendalam mengenai latar belakang
perbuatan, pemikiran dan perilaku konsumen terhadap suatu produk. Customer
insight dapat diperoleh dengan beberapa cara seperti wawancara secara
mendalam dengan konsumen, focus group discussion, dan lifestyle screening.
2.5.1 Peta Empati
Dalam melakukan perancangan bisnis, pelaku usaha perlu menguraikan
beberapa komponen yang menjadi fokus pada pada bisnis tersebut. Salah satu
komponen yang perlu diketahui secara lebih mendalam terutama bagi para pelaku
usaha baru adalah segmen konsumen. Cara untuk dapat mengetahui secara lebih
dalam mengenai konsumen yang akan dituju adalah dengan cara pendekatan
customer insight dengan menggunakan peta empati.
Osterwalder dan Pigneur (2010:131) menjelaskan bahwa peta empati
berfungsi sebagai alat bantu visual yang digunakan oleh pelaku usaha dengan
cara membuat profil konsumen untuk mengetahui karakter konsumen, dan
mengetahui lebih detil mengenai lingkungan, perilaku, dan keinginan konsumen.
Dengan menggunakan peta empati para pelaku usaha dapat menemukan model
bisnis yang lebih kuat, karena proposisi nilai yang ditawarkan merupakan
cerminan dari apa yang benar-benar diinginkan oleh konsumen. Analisis dalam
melakukan peta empati dapat dilihat pada Gambar 2.2
Langkah-langkah yang harus ditempuh ketika menggunakan
sesuai yang diungkapkan oleh Osterwalder dan Pigneur (2010
pertamaadalah dengan melakukan
kemungkinankonsumen
yang potensialdan pilih salah satu
kedua adalah mencantumkan nama
demografis seperti pendapatan, status perkawinan, dan sebagainya. Langkah
ketiga, gunakan flipchart
enam pertanyaan sebagai berikut:
Apakah yang konsumen
DENGAR?
RASA SAKIT
58
Gambar 2.2 Peta Empati Sumber: Osterwalder dan Pigneur, 2010
langkah yang harus ditempuh ketika menggunakan
yang diungkapkan oleh Osterwalder dan Pigneur (2010
pertamaadalah dengan melakukan brainstorming untuk menemukan
konsumen yang ingin dilayani, kemudian memilih tiga kandidat
yang potensialdan pilih salah satu konsumen sebagai contoh pertama.Langkah
kedua adalah mencantumkan nama konsumen dan beberapa karakteristik
demografis seperti pendapatan, status perkawinan, dan sebagainya. Langkah
flipchart untuk membangun profil konsumen dengan bertanya
anyaan sebagai berikut:
Apakah yang konsumen
PIKIR DAN RASAKAN?
Apakah yang
Apakah yang konsumen
KATAKAN DAN LAKUKAN?
RASA SAKIT PEROLEHAN
langkah yang harus ditempuh ketika menggunakan peta empati
yang diungkapkan oleh Osterwalder dan Pigneur (2010:131), yang
untuk menemukan
yang ingin dilayani, kemudian memilih tiga kandidat
sebagai contoh pertama.Langkah
dan beberapa karakteristik
demografis seperti pendapatan, status perkawinan, dan sebagainya. Langkah
dengan bertanya
Apakah yang konsumen
LIHAT?
59
1. Apa yang konsumen lihat
Menjelaskan apa yang dilihat konsumen dari lingkungan
a. Seperti apa yang dilihat konsumen?
b. Siapa yang ada di sekeliling konsumen?
c. Siapa teman-teman konsumen?
d. Jenis penawaran apa saja yang dialami konsumen?
e. Apa masalah yang ditemui konsumen?
2. Apa yang konsumen dengar
Menjelaskan bagaimana lingkungan mempengaruhi konsumen
a. Apa yang dikatakan oleh lingkungan konsumen?
b. Siapa yang mempengaruhi konsumen?
c. Media apa saja yang didengar konsumen?
3. Apa yang dipikirkan dan dirasakan konsumen
Mengemukakan pemikiran dan perasaan konsumen
a. Apa yang penting untuk konsumen?
b. Bagaimana emosi konsumen?
c. Apa yang membuat konsumen terbangun di malam hari?
d. Apa harapan yang ingin didapatkan konsumen?
4. Apa yang dikatakan dan dilakukan konsumen
a. Membayangkan yang dikatakan dan dilakukan konsumen di
depan umum
b. Bagaimana sikap konsumen?
c. Apa yang konsumen katakan kepada orang lain?
60
d. Konflik apa yang dikatakan konsumen?
5. Apa kekecewaan konsumen
a. Apa kekecewaan konsumen?
b. Halangan apa yang didapat konsumen?
c. Resiko apa yang ditakuti konsumen?
6. Apa keuntungan dan yang diperoleh konsumen
a. Apa yang ingin didapatkan oleh konsumen?
b. Bagaimana konsumen mengukur kesuksesan?
c. Pikirkan apa strategi yng digunakan konsumen untuk
mencapai tujuannya.
61
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian model bisnis NgeLamar EO menggunakan metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan sumber
data yang berupa pendapat dari para calon konsumen, untuk mengetahui
gambaran mengenai harapan konsumen terhadap jasa EO yang dikhususkan
untuk melamar calon pasangan serta memperoleh gambaran umum mengenai
model bisnis EO yang sudah ada.
3.1 Unit Analisis
Dalam penulisan ini dibahas mengenai inovasi usaha EO yang diharapkan
dapat membantu calon konsumen dalam memenuhi kebutuhan. Terdapat dua
pihak yang digunakan sebagai unit analisis dalam penelitian ini. Pihak yang
pertama ada pelaku usaha EO yang sudah ada di pasar dengan tujuan
memberikan gambaran umum mengenai model bisnis usaha EO, dan pihak yang
ke dua adalah calon konsumen yang akan menggunakan jasa EO NgeLamar.
3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan Focus Group Discussion
(FGD). Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan pemilik EO di Jakarta
yang berlangsung pada bulan Juli dan Agustus 2015, objek wawancara adalah
62
salah satu pemilik Memorie ID yaitu Lavira Marushi yang bertanggung jawab
sebagai Creative Director dari Memorie ID EO. Wawancara pertama dilakukan
di Social House Café Jakarta selama 150 menit, sedangkan wawancara ke dua
dilakukan di D’Journal Café Jakarta selama 80 menit. Hasil yang diperoleh dari
wawancara dengan pelaku bisnis memberikan gambaran umum mengenai model
bisnis EO yang ada saat ini.
FGD dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak dua puluh (20)
orang yang berasal dari kalangan eksekutif yang terdiri dari enam belas (16) pria
dan empat (4) wanita, dengan kisaran usia 25-40 tahun dan rata-rata pendapatan
per bulan sebesar dua puluh juta rupiah. Penulis memilih responden dengan
kisaran usia tersebut dikarenakan pada kisaran usia tersebut dianggap telah cukup
memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan secara finansial. Tujuan dari
pelaksanaan FGD adalah untuk membangun peta empati yang digunakan sebagai
acuan dalam melakukan perancangan model bisnis NgeLamar EO.
Data sekunder berasal dari Internet, buku, dan artikel yang berkaitan
mengenai informasi bisnis EO baik pemilihan lokasi, perijinan, dan mengenai
data pesaing. Sumber dan pengumpulan data dijelasakan secara ringkas pada
Tabel 3.1.
63
64
BAB IV
STRATEGI DAN RENCANA
Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum model bisnis event
organizer yang telah ada sebelumnya, gambaran umum model bisnis yang telah
ada digunakan sebagai dasar dari pengembangan model bisnis NgeLamar event
organizer. Nine building blocks yang digambarkan dalam kanvas model bisnis
digunakan sebagai pengembangan perancangan model bisnis NgeLamar EO,
dimana setiap komponen dari nine building blocks diperoleh dari peta empati
yang telah dianalisis dari hasil FGD.
4.1 Gambaran Umum Model Bisnis EOMemorie ID
Gambaran umum mengenai model bisnis EO diambil dari model bisnis
EO yang sudah ada yaitu Memorie ID, yang diperoleh dari hasil wawancara
penulis dengan pemilik dari Memorie ID. Memorie ID merupakan salah satu EO
yang berlokasi di Jakarta dan didirikan pada tahun 2014. Pada awal memulai
bisnis Memorie ID memberikan penawaran yang fokus pada acara-acara
pernikahan, tetapi seiring berjalannya dengan dipengaruhi oleh permintaan pasar
yang ada saat ini Memorie ID justru lebih banyak menerima konsumen untuk
persiapan menuju acara pernikahan. Konsumen Memorie ID lebih banyak
menggunakan jasa untuk acara pesta pertunangan dan pesta bachelorette.
65
Berikut merupakan hasil analisis dari wawancara antara Memorie ID dan
penulis, dengan mengacu pada komponen kanvas model bisnis.
1. Segmen Konsumen
Pemilik sekaligus creative director dari Memorie ID, Lavira
Marushi menyatakan bahwa segmen konsumen dari Memorie ID adalah
masyarakat golongan menengah atas dengan kisaran usia 28-35 tahun
baik pria maupun wanita. Kutipan hasil wawancara mengenai segmen
konsumen sebagai berikut.
“Kalau target konsumen Memorie ID yang pasti eksekutif muda dengan usia diatas 28 tahun, yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan konsep pesta nya.” (LM, Creative Director)
2. Proposisi Nilai
Salah satu kunci untuk dapat bertahan dalam industri jasa EO
dibutuhkan ide-ide segar dan kreatif. Begitu juga yang dilakukan oleh
Memorie ID, Lavira menyatakan bahwa konsep yang ditawarkan oleh
pihak Memorie ID tidak pernah monoton atau dapat dikatakan selalu
unik. Keunikan konsep dan ide acara sesuai dengan impian masing-
masing konsumen membuat Memorie ID selalu melakukan brainstorming
untuk dapat memberikan inovasi pada setiap ide kreatifnya.
“ Kunci mengapa semakin banyak konsumen yang menggunakan jasa Memorie ID adalah pada konsep ide kreatif yang ditawarkan. Banyak konsumen yang memberikan rekomendasi pada pihak lain untuk menggunakan jasa Memorie ID, jadi menurut kami keunikan merupakan kunci supaya dapat bertahan di dunia EO”. (LM, Creative Director)
66
3. Saluran
Bagi Memorie ID media sosial merupakan sarana untuk promosi
yang paling efektif saat ini. Media sosial seperti Instagram, Facebook, dan
Path digunakan Memorie ID sebagai saluran promosi yang paling utama,
hal ini disebabkan karena segmen konsumen dari Memorie ID yang
berasal dari kalangan muda yang sangat erat dengan media sosial.
Penggunaan saluran lain untuk melakukan promosi jasa Memorie ID juga
memanfaatkan adanya pameran penyedia jasa EO, dengan berpasrtispasi
aktif pada pamerandapat lebih meningkatkan kesadaran calon konsumen
akan keberadaan Memorie ID.
Memorie ID menjalin kerjasama dengan beberapa mitra kerja
yang berhubungan dengan operasional EO seperti berkerja sama dengan
lokasi-lokasi yang banyak diminati konsumen untuk mengadakan pesta,
atau menjalin kerjasama dengan percetakan yang secara eksklusif
mencetak perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pesta.
“ Modal penting bagi pelaku bisnis jasa EO salah satunya channel (saluran), kerjasama dengan restoran atau lokasi-lokasi yang unik memudahkan kita untuk pelaksanaan acara, sedangkan kalau untuk promosi Memorie ID menggunakan instragram karena media sosial saat ini sangat banyak digunakan oleh para konsumen kami.” (LM, Creative Director)
Lavira juga menambahkan bahwa Memorie ID juga menggunakan
Word of Mouth Marketing (WOM) sebagai saluran promosi tidak
langsung. WOM sangat memberikan dampak positif bagi Memorie ID.
67
“ ….salah satunya adalah word of mouth, Memorie ID juga mengandalkan wom dalam bisnis jasa EO. Konsumen yang puas menggunakan jasa Memorie ID biasanya akan merekomendasikan Mmeoire ID kepada kerabat dekatnya.” (LM, Creative Director).
4. Hubungan Dengan Pelanggan
Keberhasilan suatu usaha atau bisnis salah satu nya adalah
bagaimana cara untuk mempertahankan konsumen atau menjaga loyalitas
konsumen. Berkaitan dengan cara untuk mempertahankan loyalitas
konsumen, Memorie ID menggunakan media sosial untuk dapat tetap
berkomunikasi dengan para konsumen. Dengan menggunakan media
sosial, Memorie ID merasa dekat dengan para konsumennya, sehingga
diharapkan melalui media sosial para konsumen dapat menyampaikan
kritik dan saran sebagai masukan kepada Memorie ID.
Pengembangan untuk waktu yang akan datang, Memorie ID akan
membuat layanan konsumen yang dikhususkan untuk menjawab
pertanyaan dasar yang biasa ditanyakan oleh para konsumen.
“ Bagi Memorie ID kepuasan konsumen itu nomer satu, kecepatan pelayanan merupakan salah satu kuncinya, oleh sebab itu untuk pengembangan Memorie ID akan membuat layanan konsumenyang tujuannya memudahkan interaksi konsumen dengan Memorie ID.” (LM, Creative Director.)
Memorie ID meyakini bahwa kepuasan konsumen akan
menjadikan loyalitas konsumen. Pemberian harga khusus atau potongan
harga juga salah satu cara untuk menjaga loyalitas konsumen dari
Memorie ID.
68
“ Kalau konsumen menggunakan kembali jasa Memorie ID, sudah pasti akan diberikan harga khusus sebagai bentuk menjaga loyalitas terhadap Memorie ID.” (LM, Creative Director).
Saat ini Memorie ID memiliki facebook fansbase untuk
membentuk komunitas konsumen dari Memorie ID, yang hal ini juga
digunakan sebagai cara untuk mempertahankan loyalitas konsumennya.
Komunitas Memorie ID sangat diharapkan memberikan saran dan kritik
yang membangun untuk Memorie ID. Pada komunitas ini juga, Memorie
ID dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan konsumen dalam
menggunakan jasa EO.
“ Memorie ID juga menggunakan facebook fansbase agar tetap dapat keep in touch dengan para konsumen.” (LM, Creative Director).
5. Aliran Pendapatan
Pendapatan dari Memorie ID sepenuhnya berasal dari pendapatan
langsung atas penjualan jasa. Omset Memorie ID terus mengalami
peningkatan pada tiap bulannya, tercatat pada bulan Agustus 2015 omset
yang diperoleh Memorie ID lebih dari 100 juta per bulan.
“….sepenuhnya pendapatan Memorie ID dari pembayaran konsumen yang menggunakan jasa Memorie ID, karena kita belum memiliki kerjasama seperti kerjasama dengan para sponsor.” (LM, Creative Director).
69
Saat ini Memorie ID memberikan tiga jenis paket penawaran, dan
paket yang ditawarkan oleh Memorie ID disesuaikan dengan minat pasar
yang ada saat ini. Berikut merupakan harga dari paket yang ditawarkan
oleh Memorie ID yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Paket Penawaran Acara Memorie ID
Sumber: Hasil Wawancara, 2015.
6. Sumber Daya Kunci
Sumber daya yang tepat akan menjadikan keberlangsungan bisnis
atau usaha yang baik. Memorie ID menenkankan bahwa salah satu
sumber daya kunci bagi Memorie ID adalah terletak pada ide-ide
Nama Paket Fasilitas Harga Paket (IDR)
Bachelorette Party
15 pax invitation
12.000.000,- 2 PIC Memorie ID
Eksklusif Dekorasi
Special Dessert Menu
Engangement Party
50 pax invitation
10.000.000,- 4 PIC Memorie ID
Eksklusif Dekorasi
Eksklusif Hampers
Pre-Wedding
Lokasi, Kostum, dan Make-up
start from 20.000.000,- Eksklusif Dekorasi
Eksklusif Bunga Impor*
70
kreatifnya, sehingga bagaimana memunculkan ide-ide kreatif tersebut
dibutuhkan sumber daya manusia yang tepat.
Memorie ID memiliki divisi khusus untuk menciptakan ide-ide
kreatif yang akan ditawarkan kepada konsumen. Creative division
merupakan ujung tombak dari bisnis jasa EO Memorie ID.
Jumlah keseluruhan dari karyawan yang ada pada Memorie ID
sebanyak 15 orang, yang terdiri dari empat divisi yaitu divisi kreatif,
divisi keuangan, divisi sumber daya manusia dan personalia, serta divisi
pemasaran. Masing-masing divisi dipimpin oleh satu orang manajer dan
masing-masing divisi terdiri dari 1-2 orang staf
“Bagi Memorie ID sumber daya manusia sangat penting karena yang Memorie ID jual adalah jasa, jadi Memorie ID sangat memperhatikan mengenai sumber daya manusia yang ada. “(LM, Creative Director).
71
Gambaran umum mengenai struktur organisasi dari bisnis
Memorie ID dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Struktur Organisasi Memorie ID EO
7. Kegiatan Kunci
Sebagai perusahaan yang berfokus pada penawaran jasa, maka
Memorie ID lebih menenkankan kegiatan kepada kegiatan yang
berhubungan dengan promosi. Promosi akan menjadikan Memorie ID
lebih dikenal di masyarakat luas, kegiatan promosi dilakukan secara
online dan offline.
Online promosi dilakukan dengan aktif memberikan update
melalui sosial media seperti Instagram, Faceboook, dan Twitter. Konsep
umum atau foto-foto kegiatan Memorie ID dibagikan melalui media
Director
Creative Manager
Finance Manager
HR & GA Manager
Marketing Manager
General Manager
Sumber: Company Profile Memorie ID, 2014
Freelancer
Team Admin
Staff
72
sosial sehingga para konsumen dapat melihat hasil dari menggunakan jasa
Memorie ID, sedangkan untuk offline promosi Memorie ID aktif
berpartisipasi dalam setiap pameran yang digelar rutin bagi para penyedia
layanan jasa.
“ Promosi itu sangat penting bagi Memorie ID, kami masih tergolong baru jadi memerlukan lebih banyak promosi untuk memperkenalkan diri pada pasar. Memorie ID mengandalkan media sosial sebagai salah satu media promosi.” (LM, Creative Director).
8. Mitra Kunci
Dalam menjalankan usaha EO, Memorie ID juga memanfaatkan
kerjasama dengan beberapa mitra. Mitra disini dapat penyedia lokasi,
penyedia makanan, penyedia perlengkapan, atau segala sesuatu yang
berkaitan dengan operasional Memorie ID.
Dengan menjalin kerjasama dengan para mitra, Memorie ID
mendapatkan beberapa keuntungan baik secara finansial ataupun non
finansial. Kerjasama dengan para mitra diatur secara jelas dengan
menggunakan kontrak kerjasama agar lebih saling percaya satu sama lain.
“ Memorie ID memiliki beberapa kontrak kerjasama dengan beberapa pihak mitra, seperti restauran atau café yang biasa digunakan acara. Memorie ID juga memiliki kerjasama yang sudah terjalin cukup baik dengan beberapa penyedia perlengkapan pendukung acara pesta.” (LM, Creative Director).
73
9. Struktur Biaya
Awal pendirian Memorie ID tidak saja hanya memperhitungkan
mengenai aliran kas masuk, tetapi Memorie ID juga menghitung dengan
cermat mengenai struktur biaya yang dibutuhkan agar bisnis EO dapat
berjalan. Dimulai dengan menghitung berapa nilai investasi yang
dibutuhkan, hingga dengan estimasi biaya yang akan dikeluarkan pada
saat operasional EO.
Modal yang dibutuhkan pada saat pendirian Memorie ID kurang
lebih 150 juta rupiah. Modal dipergunakan untuk pengurusan perijinan
usaha, sewa tempat usaha, dan pembelian peralatan pendukung usaha.
“ …bisnis ini dimulai dengan modal yang tidak teralu besar, bisnis Memorie ID dimulai dengan modal sekitar 150 juta rupiah. “(LM, Creative Director).
Setelah bisnis berjalan maka banyak biaya-biaya yang muncul
sebagai biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk kelancaran
operasional Memorie ID. Biaya variabel merupakan biaya yang
jumlahnya semakin bertambah, karena biaya variabel antara lain biaya
tenaga kerja, biaya cetak undangan atau perlengkapan dekorasi.
Biaya yang dikeluarkan pada saat operasional berjalan kurang
lebih 40 juta per bulan, komponen biaya yang paling banyak dikeluarkan
adalah biaya tenaga kerja. Semakin banyak konsumen yang menggunakan
jasa Memorie ID maka akan membutuhkan tambahan tenaga kerja
freelancer pada suatu acara.
74
“ ….biaya yang paling mendominasi pengeluaran Memorie ID adalah biaya tenaga kerja, semakin banyak acara yang dapat Memorie ID tangani maka semakin membutuhkan jumlah freelancer.”(LM, Creative Director).
Dari hasil wawancara dan analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan
gambaran umum mengenai model bisnis dari Memorie ID EO yang dituangkan
ke dalam kanvas model bisnis. Kanvas model bisnis dari Memorie ID dapat
dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Kanvas Model Bisnis Memorie ID Sumber: Hasil Wawancara, 2015
MITRA USAHA AKTIVITAS
UTAMA PROPOSISI NILAI
HUBUNGAN PELANGGAN
SEGMEN KONSUMEN
· Penyedia Make up · Promosi · Menawarkan konsep pesta
· Offline Customer
· Pria/ Wanita
· Penyedia Wardrobe · Operasional pertunangan yang tidak terlupakan
Service · Usia > 28 Tahun
· Penyedia lokasi
· Menengah Atas
· Menjadikan pesta bachelorette yang unik
SUMBER DAYA UTAMA
SALURAN
· Tenaga Kerja · Media Sosial
· Konsep ide · Penyedia pameran
yang kreatif promosi jasa EO
STRUKTUR BIAYA PENDAPATAN · Gaji Karyawan · Penjualan jasa EO · Promosi · Biaya Operasional
75
4.2 Proses Perancangan Model Bisnis NgeLamar EO
Dalam melakukan perancangan model bisnis Ngelamar EO diawali
dengan melakukan analisis peta empati yang digunakan sebagai acuan
perancangan model bisnis. Peta empati diperoleh dari hasil FGD yang telah
dilakukan dengan 20 orang calon potensial konsumen dari NgeLamar EO. Hasil
analisis dari peta empati dituangkan ke dalam kanvas model bisnis NgeLamar
EO.
4.2.1 Peta Empati
Untuk mendapatkan hasil analisis peta empati, penulis menggunakan
FGD untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai karakteristik dan
perilaku calon konsumen NgeLamar EO. FGD dilaksanakan dilakukan sebanyak
dua kali, dengan responden dari FGD adalah para eksekutif muda dengan kisaran
usia 27-33 tahun.
FGD pertama dilakukan pada tanggal 19 Juli 2015 dengan jumlah
responden sebanyak sepuluh orang yang terdiri dari empat pria eksekutif muda,
dua pria wiraswasta, dua wanita eksekutif muda, dan satu wanita wiraswasta.
Pada implementasi pelaksanaan FGD para responden diminta untuk menjawab
dan mendiskusikan enam pertanyaan berdasarkan analisis peta empati.
FGD kedua dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2015 dengan jumlah
responden sepuluh orang yang terdiri dari tujuh pria eksekutif muda, dan tiga pria
wiraswasta. Sama seperti FGD yang dilakukan pertama kali, FGD kedua juga
meminta para responden untuk menjawab dan mendiskusikan enam pertanyaan
76
berdasarkan analisis peta empati. Enam pertanyaan tersebut adalah mengenai
pandangan calon potensial konsumen mengenai apa yang mereka lihat, dengar,
pikir dan rasakan, ucapkan dan lakukan, khawatirkan, dan juga apa yang ingin
konsumen peroleh dari NgeLamar EO. Hasil perumusan dari peta empati yang
telah diperoleh penulis, digunakan sebagai acuan dalam melakukan perancangan
model bisnis NgeLamar EO.
Penjelasan analisis mengenai enam bagian peta empati berdasarkan FGD
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Apa yang konsumen lihat?
Pada bagian ini menjelaskan mengenai apa yang ingin dilihat oleh
calon konsumen potensial dari NgeLamar EO. Berdasarkan hasil diskusi,
sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka menginginkan EO
yang menawarkan ide-ide yang kreatif dan tidak monoton dengan konsep
yang sudah ada saat ini. Konsep kreatif dan tidak mononton merupakan
keinginan konsumen pada jasa yang akan ditawarkan oleh NgeLamar EO.
” EO yang kreatif ide nya memang yang dicari. Soalnya sudah bosen sama ide yang gitu-gitu aja.” (Pria, 31 Tahun, Karyawan Swasta)
Bukan saja hanya ide yang kreatif yang ditawarkan, tetapi
konsumen menginginkan EO yang ramah dan menyenangkan pada saat
berdiskusi dengan para konsumen.
“ Setuju banget dengan pendapat semua, kami sebagai konsumen menginginkan EO yang kreatif, ramah, juga menyenangkan. Konsumen mencari EO yang paket lengkap.” (Wanita, 31 Tahun, Karyawan Swasta)
77
2. Apa yang konsumen dengar?
Pada bagian pertanyaan ini, penulis mendapatkan informasi
mengenai apa saja dan siapa saja yang mempengaruhi konsumen untuk
menggunakan jasa NgeLamar EO. Dari hasil diskusi dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang mempegaruhi mereka adalah dari lingkungan
terdekat. Lingkungan terdekat mereka seperti keluarga, dan teman
merupakan pihak-pihak yang sangat mempengaruhi dalam keputusan
untuk menggunakan jasa EO.EO yang sudah terkenal atau belum terkenal
bukan menjadi acuan bagi para calon konsumen dalam menggunakan jasa
EO, para calon konsumen lebih memilih menggunakan rekomendasi dari
orang terdekat mereka.
“Rekomendasi dari teman dan kerabat yang paling sering dipilih, daripada repot-repot cari sana sini mending pakai yang sudah pasti.” (Pria, 33 Tahun, Pengusaha)
Rekomendasi lingkungan terdekat merupakan prioritas pertama
bagi konsumen, tetapi ada beberapa responden yang menyatakan bahwa
lebih menyukai menggunakan Internet dan media sosial sebagai
rekomendasi pertama mereka. Internet dan media sosial dinilai lebih
memberikan informasi yang jujur dan meyakinkan bagi beberapa
konsumen.
“ Kalau saya lebih menyukai media sosial sebagai referensi, karena media sosial lebih jujur. Kalau EO tersebut bagus banyak yang memberi komentar positif, kalau kurang bagus juga komentarnya ada. Melalui media sosial saya juga bisa melihat foto-foto hasil kerja dari EO tersebut, kalau hasil visual nya menarik baru saya menghubungi kru dari EO tersebut.” (Wanita, 31 Tahun, Wiraswasta)
78
3. Apa yang konsumen pikir dan rasa?
Pada bagian ini lebih menjelaskan mengenai apa yang harus
dilakukan dan dipertimbangkan oleh pihak NgeLamar EO untuk dapat
menciptakan kepuasan konsumen. Dari hasil diskusi mengenai pendapat
para responden memberikan jawaban dimana mayoritas menginginkan
bahwa EO yang humble merupakan yang mereka inginkan. Konsumen
menginginkan adanya pihak EO yang menyenangkan pada saat berdiskusi
untuk mengimplementasikan ide-ide mereka.
“ EO yang sudah lama atau EO yang baru bagi saya sama, selama ramah dan menyenangkan untuk berdiskusi sudah cukup.” (Pria, 32 Tahun, Karyawan Swasta) Karena sebagian besar yang akan menggunakan jasa NgeLamar
EO adalah pria maka jawaban menginginkan EO yang detail pada saat
berdiskusi menjadi bahan pertimbangan penting bagi mereka.
4. Apa yang konsumenkatakan dan lakukan?
Pada bagian ini lebih mengarahkan responden untuk menjawab
dan mendiskusikan mengenai apa yang akan dikatakan dan dilakukan
konsumen setelah menggunakan jasa NgeLamar EO.
Terdapat dua kemungkinan yang akan timbul dalam menanggapi
pertanyaan pada bagian ini. Kemungkinan pertama adalah perilaku
konsumen apabila puas menggunakan jasa EO, maka sebagian besar
konsumen menyatakan akan merekomendasikan kepada kerabat dekat dan
memberikan feedback positif di media sosial. Kemungkinan kedua adalah
perilaku konsumen apabila kurang puas dalam menggunakan jasa EO,
79
sebagian besar dari konsumen tidak merekomendasikan EO tersebut, dan
beberapa juga akan menyampaikan keluhanlangsung kepada pihak EO
karena tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati.
“ Saya akan merekomendasikan kepada teman dan kerabat kalau hasil dari EO tersebut memuaskan, dan memberikan kometar positif di media sosial.” (Pria, 31 Tahun, Karyawan Swasta) “…tapi kalau memang saya rasa tidak memuaskan, saya akan complaint langsung kepada pihak EO, dan tidak merekomendasikan EO tersebut kepada pihak lain.” (Pria, 27 Tahun, Pengusaha)
Simpulan dari hasil diatas adalah apabila konsumen puas dalam
menggunakan jasa EO sebagian besar akan memberikan rekomendasi
kepada pihak lain melalui media sosial, hal ini merupakan keuntungan
tersediri bagi pihak EO sebagai sarana promosi tidak langsung. Berbeda
halnya apabila konsumen kurang puas dengan jasa EO, maka konsumen
akan memberikan tanggapan atau komentar negatif melalui media sosial.
5. Apa kekhawatiran konsumen?
Salah satu bahan pertimbangan yang paling mendasar adalah
aspek kekhawatiran yang dirasakan oleh konsumen dalam menggunakan
jasa NgeLamar EO. Pada bagian ini penulis menggali mengenai hal-hal
apa saja yang menjadi kekhawatiran konsumen apabila menggunakan jasa
NgeLamar EO.
Dari hasil diskusi dengan responden, beberapa responden
menyatakan bahwa kekhawatiran mereka apabila menggunakan EO
adalah ketidaksesuaian antara konsep dengan implementasi, atau tidak
sesuai dengan ekspektasi konsumen dan hanya beberapa responden yang
80
menyatakan kekhawatiran mengenai adanya tambahan-tambahan biaya
yang tidak ada pada awal kesepakatan.
“ Kalau menggunakan jasa EO yang paling saya khawatirkan itu adalah implementasi yang tidak sesuai dengan konsep yang saying inginkan.” (Pria, 32 Tahun, Karyawan Swasta) “…ada juga EO yang memberikan tambahan-tambahan biaya yang sebelumnya tidak disepakati, tapi tiba-tiba ditagihkan kepada konsumen.” (Pria, 27 Tahun, Karyawan Swasta)
Berdasarkan jawaban dari responden mengenai kekhawatiran dan
keraguan tersebut dapat menjadikan konsumen mengurungkan niat untuk
menggunakan jasa EO. Keinginan konsumen adalah keterbukaan
mengenai biaya yang disepakati pada awal kerjasama, dan juga
implementasi acara yang sesuai dengan konsep keinginan konsumen.
6. Apa yang ingin diperoleh konsumen?
Pada bagian ini, penulis menggali mengenai hal-hal apa saja yang
ingin diperoleh konsumen dari NgeLamar EO. Mayoritas responden
sepakar bahwa menginginkan penawaran konsep acara yang kreatif, hal
lain yang diinginkan konsumen adalah keramahan pihak EO dalam
berkomunikasi dengan konsumen.
“Penawaran konsep dan ide yang kreatif.” (Pria, 28 Tahun, Karyawan Swasta)
“EO yang profesional dan juga ramah.” (Pria, 33 Tahun, Karyawan Swasta)
Responden setuju bahwa EO yang menawarkan kreatifitas ide dan
keramahan pada saat berkomunikasi dengan konsumen akan memberikan
kesan tersendiri bagi konsumen.
81
Berdasarkan hasil analisis FGD yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
simpulan menjadi suatu gambaran peta empati. Gambaran mengenai peta empati
dari calon konsumen Ngelamar EO dapat terlihat pada Gambar 4.2.
4.3 Hasil Perancangan Model Bisnis NgeLamar EO
Hasil dari Focus Group Discussion dengan 20 orang calon potensial
konsumen, diuraikan dalam bentuk komponen model bisnis NgeLamar EO.
Sembilan komponen model bisnis tersebut dituangkan dalam Kanvas Model
Bisnis NgeLamar EO. Berikut merupakan hasil analisis dari sembilan komponen
model bisnis NgeLamar EO.
Gambar 4.2 Peta Empati Sumber: Hasil FGD, 2015
82
4.3.1 Segmen Konsumen
Hasil FGD yang telah dilakukan dengan para calon potensial konsumen,
menunjukkan bahwa konsumen bekerja dan memiliki tingkat kesibukan yang
tinggi, cenderung memilih menggunakan jasa EO untuk melakukan persiapan
acara yang ingin diadakan. Kebanyakan dari konsumen tidak memiliki cukup
waktu untuk memikirikan konsep acara ataupun persiapan acara, sehingga
konsumen bersedia untuk membayar harga yang pantas atas jasa EO yang
konsumen gunakan.
Merujuk dari hasil analisis FGD maka dapat disimpulkan bahwa segmen
konsumen dari Ngelamar EO adalah para executive muda dari kalangan menegah
atas atau segmented konsumen dengan usia 28 tahun ke atas. Keterbatasan waktu
dan ketersediaan dana menjadikan para executive muda memilih memanfaatkan
jasa EO.
4.3.2 Proposisi Nilai
NgeLamar EO dituntun untuk memberikan konsep yang kreatif dan tidak
monoton. Bagaimana dapat mewujudkan apa yang menjadi keinginan konsumen
dengan memberikan konsep acara melamar yang kreatif dan tidak monoton
merupakan tujuan dari bisnis NgeLamar EO.
Adanya online website yang dimiliki oleh NgeLamar EO, dimana pada
website tersebut konsumen dapat mengkalkulasi biaya yang dibutuhkan apabila
menggunakan jasa dari NgeLamar EO. Kemudahan melakuka kalkulasi estimasi
biaya merupakan salah satu proposisi nilai yang baru yang ditawarkan kepada
konsumen yang belum dimiliki oleh EO lain.
83
Selain adanya online website, proposisi nilai baru yang ditawarkan oleh
NgeLamar EO adalah layanan customer service online, yang dapat membantu
menjawab pertanyaan dari konsumen yang bersifat umum. Waktu operasional
customer service onlineyang dimulai pukul 09:00 hingga 17:00 dari hari senin
hingga hari jumat.
Konsep ide yang baru dan kreatif menjadikan NgeLamar EO berbeda dari
EO yang saat ini telah ada, berfokus pada momentum melamar dan
menyampaikan “will you marry me” adalah keunikan dari NgeLamar EO.
Paket yang ditawarkan oleh NgeLamar sendiri berdasarkan lokasi
pelaksanaan acara, apakah menggunakan konsep indoor atau outdoor. Berikut
penjelasan mengenai tawaran konsep berdasarkan lokasi
a. Indoor, menawarkan konsep dengan proses melamar di dalam
ruangan. Misalkan melakukan proses melamar di restaurant, café, atau
hotel. Dengan konsep indoor ini konsumen dapat memilih sendiri
lokasi yang diinginkan atau rekomendasi dari NgeLamar EO.
b. Outdoor, menawarkan konsep dengan proses melamar di luar
ruangan. Konsep melamar di luar ruangan dapat dilakukan di Pantai,
Roof top suatu gedung, atau taman kota. Konsumen dapat memilih
sendiri lokasi yang diinginkan atau menggunakan rekomendasi dari
NgeLamar EO.
Pada dasarnya paket yang ditawarkan oleh NgeLamar EO hanya untuk
memudahkan konsep awal proses pelaksanaan suatu acara, dan tidak membatasi
keinginan konsumen. Konsumen dapat memilih salah satu konsep, ataupun
84
Jenis Paket Fasilitas Harga (IDR)
Lokasi :
Gedung
Café
Restaurant
Mall, dsb
Eksklusif Dekorasi
Dekorasi Meja
Dekorasi Papan
Rangkaian Bunga
Balon
Perlengkapan pendukung
Dokumentasi
Video
Foto
Eksklusif Band/Singer
Eksklusif Menu
Special Custom Dessert
Lokasi:
Rooftop Gedung
Taman Kota
Pantai
Pegunungan, dsb
Eksklusif Dekorasi
Balon
Bunga
Dekorasi Outdoor
Perlengkapan Pendukung
Dokumentasi
Video
Foto
Eksklusif Band/Singer
Indoor NgeLamar Party 8,000,000.00*
Outdoor NgeLamar Party 10,000,000.00*
menggabungkan dua konsep yaitu indoor dan outdoor. Harga paket yang
diberikan oleh NgeLamar EO ditetapkan berdasarkan perhitungan estimasi
keuntungan yang diinginkan adalah sebesar 45% dari total komponen biaya
penyusun harga. Penjelasan mengenai harga paket dan fasilitas paket yang
ditawarkan oleh NgeLamar EO terdapat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Harga Paket NgeLamar EO
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015
85
4.3.3 Saluran
Dalam menyampaikan apa yang menjadi value atau proposisi nilai dari
NgeLamar EO kepada pelanggan, maka NgeLamar EO memanfaatkan
perkembangan teknologi yang semakin maju yaitu dengan menggunakan online
website dan media sosial. Online website dibuat oleh NgeLamar EO bertujuan
untuk dapat memudahkan para konsumen dan calon konsumen dalam mengkaji
informasi yang berkaitan dengan NgeLamar EO.
Media sosial sendiri digunakan sebagai media komunikasi NgeLamar EO
dengan para konsumen, melalui media sosial seperti Instagram, Twitter, dan
Facebook konsumen dapat melihat galeri foto dan promomi yang diberikan oleh
NgeLamar EO. Diharapkan dengan menggunakan media sosial, para konsumen
lebih dapat berinteraksi dengan NgeLamar EO.
Pemilihan penggunaan media website dan media sosial oleh NgeLamar
EO bukan tanpa alasan, diketahui dari hasil FGD yang telah dilakukan bahwa
hampir semua calon potensial konsumen menyatakan pemanfaatan media internet
dalam mencari informasi yang mereka butuhkan. Referensi dari orang terdekat
akan digunakan sebagai pertimbangan awal, untuk informasi lebih lengkap
konsumen lebih menyukai mencari informasi yang berasal dari internet yaitu
dengan website atau media sosial.
NgeLamar EO juga aktif berpasrtisipasi pada pameran jasa yang
dikhususkan untuk para penyedia jasa EO yang rutin diadakan di Jakarta. Aktif
berpartisipasi dalam pameran jasa EO diharapkan dapat menjadikan cara
NgeLamar EO agar lebih dikenal konsumen.
86
4.4.4 Hubungan Dengan Pelanggan
Agar dapat menjaga hubunan yang baik dengan para konsumen,
NgeLamar EO memberikan layanan customer service online (CSO)yang dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan umum mengenai harga atau paket yang
ditawarkan. CSO dapat dihubungi selama hari kerja dan pada jam operasional
yaitu dari hari Senin-Jumat pukul 09:00-17:00 WIB, untuk selebihnya pelanggan
juga dapat meninggalkan offline messages kepada CSO.
Disamping memberikan layanan customer service online, NgeLamar EO
juga memberikan layanan personal consultant. Personal Consultant ditujukan
bagi para konsumen yang menginginkan berkonsultasi secara lebih jauh
mengenai penyesuaian antara konsep yang diinginkan dengan budget yang
dimiliki. NgeLamar EO tidak mengharuskan konsumen untuk memilih paket
yang hanya ditawarkan saja, konsumen diberikan kebebasan untuk
menyampaikan konsep ide pada saat berdiskusi dengan personal consultant.
Dengan adanya personal consultant diharapkan dapat memberikan kenyamanan
yang lebih bagi konsumen.
4.4.5 Aliran Pendapatan
Penetapan aliran pendapatan Ngelamar EO diperoleh melalui aliran
pendapatan langsung dan tidak langsung. Aliran pendapatan langsung NgeLamar
EO diperoleh dari penjualan jasa yang berasal dari konsumen, sedangkan aliran
pendapatan tidak langsung diperoleh dari mitra kerja atas kerjasama antara
NgeLamar EO dan mitra kerja.
87
Pendapatan langsung memberikan kontribusi sebesar 95% dari total
pendapatan, sedangkan sisanya adalah sebesar 5% berasal dari mitra kerja.
Perhitungan aliran pendapatan tiap bulan dari NgeLamar EO dapat dilihat pada
Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Estimasi Aliran Pendapatan NgeLamar EO tiap Bulan Tahun 2015 (dalam Rupiah)
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015
Estimasi aliran pendapatan yang dijelaskan pada Tabel 4.4 merupakan
asumsi apabila mengerjakan tujuh acara dalam satu bulan, penetapan estimasi
tersebut merupakan hasil analisis dari jumlah acara yang dilayani oleh Memorie
ID EO pada saat memulai usaha pada tahun 2014 dimana penetapan demand base
sebagai dasar perhitungan.
4.4.6 Sumber Daya Kunci
Agar dapat berjalan dengan lancar dan berkembang, NgeLamar EO
membutuhkan sumber daya yang mendukung operasional. Dalam hal ini yang
menjadi sumber daya kunci bagi NgeLamar EO adalah physic (fisik) dan human
(manusia).
Sumber daya fisik yang dimiliki oleh NgeLamar EO adalah kantor tempat
berlangsungnya kegiatan operasional, dengan adanya fisik kantor akan lebih
Jenis Pendapatan F Harga Jumlah
Pendapatan Langsung
Indoor NgeLamar Party 4 8,000,000 32,000,000
Outdoor Ngelamar Party 3 10,000,000 30,000,000 Pendapatan Tidak Langsung - - 8,000,000
Total Pendapatan
70,000,000
88
meningkatkan kepercayaan konsumen, disamping itu online website yang
dimiliki oleh NgeLamar EO dapat dikatakan sebagai salah satu sumber daya
kunci di dalam bisnis NgeLamar EO.
Sumber daya kunci berikutnya bagi NgeLamar EO adalah sumber daya
manusia, peran sumber daya manusia sebagai pemberi ide atau gagasan-gagasan
yang kreatif yang penting dalam keberlangsungan usaha atau bisnis. Secara
keseluruhan antara sumber daya fisik dan sumber daya manusia saling berkaitan
dan saling mendukung, sumber daya fisik yang memadai dan didukung dengan
sumber daya manusia yang kompeten semakin menjanjikan keberlangsungan dari
usaha atau bisnis NgeLamar EO.
4.4.7 Kegiatan Kunci
Kegiatan kunci dari NgeLamar EO adalah melakukan desain konsep acara
yang kreatif dan menarik. Tim kreatif yang ada pada NgeLamar EO dituntut
dapat memberikan desain kreatif dengan konsep yang out of the box. Konsep
acara yang tidak monoton, dekorasi yang menarik, dan ditunjang dengan
perlengkapan yang unik merupakan tahapan desain acara yang dilakukan oleh tim
kreatif dari NgeLamar EO. Tahapan implementasi juga merupakan kegiatan
kunci bagi NgeLamar EO, manajer tim kreatif diwajibkan untuk terjun langsung
pada saat implementasi acara dan memastikan bahwa implementasi sesuai
dengan konsep yang disepakati antara konsumen dengan NgeLamar EO.
NgeLamar EO juga menitikberatkan pada kegiatan pemasaran, kegiatan
pemasaran yang dilakukan oleh NgeLamar EO antara lain talk show dengan
89
beberapa radio, ikut serta pada acara pameranyang rutin digelar di Jakarta dan
juga selalu melakukan update mengenai acara atau kegiatan pada online website
dan media sosial.
4.4.8 Mitra Kunci
Keberlangsungan dan keberhasilan suatu bisnis tidak lepas dari peran
mitra kerja didalamnya. Perusahaan yang memiliki hubungan baik dengan para
mitra kunci maka dapat dipastikan semakin berkembang usaha atau bisnis
tersebut.
Terdapat dua mitra kunci yang akan dijalin oleh NgeLamar EO, yaitu mitra kunci
internal dan mitra kunci external. Mitra kunci internalmerupakan hubungan
kerjasama dengan mitra yang berkaitan dengan operasional internal perusahaan,
kerjasama internal dilakukan dengan mitra penyedia lokasi dan mitra penyedia
perlengkapan pesta. Mitra kunci external merupakan bentuk kerjasama
NgeLamar EO dengan mitra yang ditujukan untuk promosi kepada konsumen.
Bentuk kerjasama dengan mitra kunci external adalah kerjasama dengan radio
dan majalah. Dengan bentuk kerjasama ini diharapkan dapat membantu
NgeLamar EO memperkenalkan diri di antara EO yang sudah ada di masyarakat,
sebagai salah satu EO profesional yang dapat dipertimbangkan.
90
4.4.9 Struktur Biaya
Keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh NgeLamar EO merupakan
kegiatan proses penciptaan nilai (value driven) sehingga struktur biaya yang
dikeluarkan oleh NgeLamar EO merupakan bentuk penciptaan nilai bagi
konsumen.
Rincian modal yang dibutuhkan oleh NgeLamar EO terdiri dari tiga
struktur biaya yaitu biaya pra operasional dapat dilihat pada Tabel 4.5 yang
meliputi sewa rukan, renovasi, dan perijinan usaha, biaya tetap operasional
ditunjukkan pada Tabel 4.6, biaya tetap merupakan biaya yang pasti dikeluarkan
sebagai biaya operasional dari usaha, dan biaya variabel NgeLamar EO dapat
dilihat pada Tabel 4.7, besarnya biaya variabel menyesuaikan jumlah konsumen
yang menggunakan jasa NgeLamar EO. Dari ketiga struktur biaya tersebut, dapat
diketahui bahwa modal awal yang dibutuhkan oleh NgeLamar EO sebesar Rp.
170,000,000.00. yang terlihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.5Biaya Pra Operasional NgeLamar EO (dalam Rupiah)
Jenis Biaya Satuan Harga Jumlah
Sewa Rukan 12 300,000,000 25,000,000
Biaya Renovasi 1 25,000,000 25,000,000
Peijinan Usaha 1 15,000,000 15,000,000
Pembuatan Online Website 1 4,000,000 4,000,000
Peralatan dan Perlengkapan Kantor
4 AC 4 3,000,000 12,000,000
4 Laptop 4 4,000,000 16,000,000
1 set Meja dan Kursi 2 6,000,000 12,000,000
Stationary 1 4,000,000 4,000,000
Perlengkapan Pendukung 1 3,000,000 3,000,000
Motor 2 10,000,000 20,000,000
Total Biaya Pra Operasional 136,000,000 Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015
91
Tabel 4.6Biaya Tetap Operasional NgeLamar EO tiap bulan (dalam Rupiah)
Keterangan Satuan Nominal Jumlah
Biaya Tenaga Kerja Direktur Utama 1 4,700,000 4,700,000
Manajer 3 3,500,000 10,500,000
Staff 2 1,800,000 3,600,000
Biaya Komunikasi -
Telfon Kantor 1 200,000 200,000
Tunjangan Telefon (Divisi Marketing) 2 150,000 300,000
Biaya Internet 1 150,000 150,000
Biaya Promosi -
Flyer dan Brosur 1 150,000 150,000
Gimmick (frame foto, lilin, bantal) 1 200,000 200,000
Tunjangan Biaya Transportasi
-
Motor 2 100,000 200,000
Biaya Listrik dan Air -
Biaya Listrik 1 300,000 300,000
Biaya Air 1 100,000 100,000
Total Biaya Tetap 20,400,000 Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015
Biaya tetap operasional NgeLamar EO yang dikeluarkan meliputi biaya
tenaga kerja, biaya komunikasi, biaya promosi, tunjangan biaya transportasi,
serta biaya listrik dan air. Komponen biaya paling besar adalah biaya tenaga
kerja, dengan total enam (6) karyawan tetap, selebihnya merupakan gabungan
biaya yang digunakan untuk mendukung operasional kantor.
Tabel 4.7Biaya Variabel NgeLamar EO tiap bulan (dalam Rupiah)
92
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015
Pada Tabel 4.7 menunjukan total biaya variabel pada NgeLamar EO
yang terdiri dari biaya variabel indoor party dan biaya variable outdoor party,
Jenis Biaya Satuan Harga Jumlah
Indoor Party
Lokasi (Gedung, Café, Restaurant, dll) 1 350,000 350,000
Dekorasi Meja 1 250,000 250,000
Dekorasi Papan 1 300,000 300,000
Rangkaian Bunga 1 350,000 350,000
Balon 1 200,000 200,000
Perlengkapan pendukung 1 200,000 200,000
Video 1 250,000 250,000
Foto 1 250,000 250,000
Eksklusif Band/Singer 1 400,000 400,000
Eksklusif Menu 1 250,000 250,000
Freelancer* 2 250,000 500,000
Total Biaya Indoor Party 3,300,000
Outdoor Party Lokasi (Rooftop, Taman Kota, Pantai, Gunung,dll) 1 300,000 300,000
Balon 1 350,000 350,000
Bunga 1 450,000 450,000
Dekorasi Outdoor 1 400,000 400,000
Perlengkapan Pendukung 1 300,000 300,000
Video 1 400,000 400,000
Foto 1 350,000 350,000
Eksklusif Band/Singer 1 450,000 450,000
Freelancer* 2 250,000 500,000
Total Biaya Outdoor Party 3,500,000
Total Biaya Variabel 6,800,000
93
salah satu yang mempengaruhi biaya variabel adalah biaya freelancer dimana
biaya tersebut menyesuaikan jumlah acara yang dikerjakan, semakin banyak
acara yang dikerjakan maka akan membutuhkan jumlah freelancer yang semakin
banyak.
Tabel 4.8Total Modal Awal NgeLamar EO (dalam Rupiah)
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa komponen biaya
paling besar adalah biaya awal pra operasional yang meliputi biaya perijinan,
biaya pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor, biaya pembuatan online
website, biaya sewa dan renovasi rukan kantor, dan juga biaya fasilitas
pendukung operasional usaha. Biaya sewa dan renovasi rukan yang digunakan
sebagai kantor dari NgeLamar EO merupakan biaya yang mendominasi dari
struktur biaya awal pra operasional.
Hasil dari analisis mengenai sembilan komponen dalam melakukan
perancangan model bisnis NgeLamar EO dapat dituangkan ke dalam kanvas
model bisnis NgeLamar EO pada Gambar 4.3.
Keterangan Jumlah
Biaya Awal Pra Operasional 136,000,000
Biaya Tetap 20,400,000
Biaya Variabel 6,800,000
Depresiasi 5% 6,800,000
Total Modal Awal 170,000,000
94
Gambar 4.3Kanvas Model Bisnis NgeLamar EO Sumber: Hasil FGD, 2015
BAB V
RENCANA AKSI
MITRA KUNCI AKTIVITAS KUNCI PROPOSISI NILAI HUBUNGAN
PELANGGAN SEGMEN
KONSUMEN
·
SUMBER DAYA KUNCI
SALURAN
STRUKTUR BIAYA ALIRAN PENDAPATAN
· Promosi · Operasional · Implementasi konsep. · Brainstorming ide-ide baru
· Radio · Majalah · Penyedia Lokasi · Penyedia
Perlengkapan
acara pesta.
· Menawarkan dan memberikan konsep Melamar yang unik.
· Kemudahan mengkalkulasi biaya dengan online website pada NgeLamar EO.
· Customer service online yang siap untuk membantu.
· Tenaga Kerja · Ide kreatif yang belum ada sebelumnya · Online Website
· Online
Customer
Service
· Personal
Consultant
· Media Sosial · Penyedia pameran promosi jasa EO
· Gaji Karyawan · Promosi · Biaya Operasional
· Pendapatan langsung (Penjualan jasa EO) · Pendapatan tidak langsung (fee kerjasama mitra)
· Pria/
Wanita.
· Usia> 28
Tahun
·Penghasilan
>15juta/bulan
95
Pada bagian terakhir dalam implementasi model bisnis NgeLamar EO
adalah rencana aksi, dalam penyusunan rencana aksi menjelaskan mengenai
kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan, berapa lama waktu yang dibutuhkan
dan juga penanggung jawab pada masing-masing kegiatan yang dilaksanakan
serta pengukuran kinerja dari NgeLamar EO.
Dengan adanya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh NgeLamar EO,
diharapkan dapat melakukan evaluasi mengenai bisnis yang dilakukan, dan dapat
melakukan antisipasi untuk pengembangan secara berkelanjutan.
5.1 Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan
Dalam rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan menjelaskan gambaran
secara umum mengenai waktu yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan model
bisnis NgeLamar EO selama dua tahun pertama. Dua tahun pertama dalam proses
pelaksanaan model bisnis NgeLamar EO dibagi menjadi tiga tahapan
pelaksanaan, yaitu tahap persiapan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi.
Penjelasan mengenai detail tahapan dalam implementasi model bisnis
yang telah direncanakan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
96
Dalam tahap persiapan membutuhkan waktu kurang lebih tiga sampai
empat bulan. Dimulai dari bulan Januari hingga bulan Maret 2016,
dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
a) Pengurusan izin Dinas Perizinan Kota Daerah Jakarta Selatan
yaitu berupa surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), Izin Gangguan Usaha (HO).
b) Mengajukan izin kepada Keluraha, Rukun Warga (RW) dan
Rukun Tetangga (RT) lokasi tempat usaha.
c) Renovasi rukan sebagai tempat lokasi usaha.
d) Rekrutmen karyawan tetap sebanyak 3 orang
e) Rekrutmen tim kreatif dengan status freelance sebanyak 5 orang
f) Pembelian peralatan penunjang kinerja NgeLamar EO
g) Pembuatan website NgeLamar EO
h) Kerjasama dengan mitra promosi seperti radio dan situs online.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan usaha NgeLamar EO dimulai pada bulan April
2016, pada bulan April di lakukan promosi dan penawaran ide-ide kreatif
untuk melamar calon pasangan kepada calon potensial konsumen.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan sebagai berikut:
a) Melakukan promosi melalui media online, media sosial, dan
kersajama dengan mitra.
b) Kerjasama talkshow dengan beberapa radio.
c) Penyebaran brosur atau flyer sebagai bentuk promosi cetak.
97
d) Mengikuti wedding expo sebagai pelaksanaan promosi dan brand
awareness.
3. Tahap Evaluasi
Tahapan evaluasi digunakan oleh NgeLamar EO untuk mengetahui apa
saja yang perlu ditingkatkan dalam proses pelayanan NgeLamar EO.
Pencatatan mengenai kritik dan saran dari konsumen yang dipantau secara
berkala. Dengan tahapan evaluasi yang dilakukan oleh NgeLamar EO
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan pengembangan
pelayanan.
Rangkuman mengenai tahapan dalam pelaksanaan model bisnis
NgeLamar EO dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut.
98
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengurusan izin usaha
Renovasi lokasi usaha
Rekrutmen Karyawan (Tetap & Frelancee)
Situs Online NgeLamar EO
Pembelian Peralatan & Perlengkapan kantor
Marketing activities (promosi, branding)
Aktivitas Operasional NgeLamar EO
Kerjasama dengan para partner
Promosi jasa NgeLamar EO
Evaluasi kinerja NgeLamar EO
Evaluasi Target Konsumen
Tahapan Evaluasi
2016 2017Kegiatan
Tahapan Pelaksanaan
Tahapan Persiapan
Tabel 5.1 Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan NgeLamar EO
Sumber: Penulis, 2015
5.2 Penanggung Jawab Kegiatan
Untuk lebih memudahkan tanggung jawab dari masing-masing kegiatan,
maka NgeLamar EO membagi menjadi tiga divisi yaitu divisi perencanaan dan
pemasaran, divisi kreatif, dan yang terakhir adalah divisi personalia dan
keuangan. Masing-masing divisi memiliki tanggung jawab atas perencanaan dan
pelaksanaan masing-masing divisinya, dan dilaporkan kepada pemilik yang
menjabat sebagai direktur.
Divisi perencanaan dan pemasaran disini bertanggung jawab pada proses
perencanaan pengadaan perlengkapan yang dibutuhkan untuk proses acara
melamar serta bertanggung jawab juga dalam proses pemasaran. Divisi
pemasaran juga bertanggung jawab dalam proses kerjasama dengan media, baik
media cetak maupun media online. Divisi ini memastikan lokasi-lokasi yang unik
99
yang sedang banyak diminati oleh konsumen sebagi tempat pelaksanaan lamaran
dan juga divisi ini bekerja sama dengan mitra penyedia perlengkapan yang
mendukung acara. Sedangkan untuk kualifikasi pendidikan yang dibutuhukan
untuk manajer divisi ini adalah Sarjana strata satu (S1).
Sedangkan untuk divisi kreatif akan bertanggung jawab dalam
memberikan konsep ide acara melamar, mulai dari ide lokasi hingga run down
surprise yang akan ditawarkan kepada calon konsumen. Divisi kreatif juga
memiliki tanggung jawab mengorganisir tim freelancer yang dibutuhkan untuk
melaksanakan implementasi acara, secara penuh divisi ini bertanggung jawab
menentukan jumlah personel yang dibutuhkan dalam tim. Untuk manajer kreatif
dibutuhkan kualifikasi pendidikan Sarjana diploma tiga (D3).
Selain itu terdapat divisi personalia dan keuangan, divisi ini bertanggung
jawab pada segala sesuatu yang bersifat dengan administratif dari NgeLamar EO.
Divisi ini juga bertanggung jawab juga dengan tenaga kerja atau karyawan,
seperti dalam hal perekrutan karyawan, pembayaran upah, hingga proses
pelaporan mengenai keuangan NgeLamar EO kepada direktur. Manajer pada
posisi divisi personalia dan keuangan diharapkan dengan kualifikasi pendidikan
Sarjana strata satu (S1).
Ketiga divisi diatas akan bertanggung jawab secara langsung kepada
pemilik selaku direktur utama pada setiap bulan, dan direktur utama
berkewajiban untuk melakukan evalusi kepada seluruh kegiatan yang dilakukan
oleh NgeLamar EO. Agar lebih memudahkan memahami mengenai tanggung
100
jawab dan kualifikasi dari masing-masing divisi dapat dilihat pada Tabel 5.2
sebagai berikut.
Tabel 5.2 Kualifikasi Penanggung Jawab Ngelamar EO
Sumber: Penulis, 2015
5.3 Ukuran Kinerja
Divisi Tanggung Jawab Kualifikasi Perencanaan dan
Pemasaran Melakukan perencanaan
mengenai kegiatan promosi Sarjana Strata Satu
(S1) Melakukan perencanaan
pengadaan barang Melakukan kerjasama dengan
mitra Melakukan kegiatan promosi
online/offline Kreatif Menyusun portfolio ide-ide
konsep acara Diploma Tiga (D3)
Memberikan saran mengenai lokasi acara
Menentukan jumlah tim freelancer yang dibutuhkan
Terjun langsung dalam implementasi konsep acara
Personalia dan Keuangan
Melakukan proses perekrutan tenaga kerja
Sarjana Strata Satu (S1)
Melakukan proses penggajian Pembuatan laporan bulanan
keuangan perusahaan Administrasi perusahaan
101
5.3.1 Aspek Kelayakan Finansial
Pengukuran kinerja dalam suatu bisnis atau usaha sangat penting
dilakukan sebagai evaluasi mengenai usaha tersebut. Pengukuran aspek kinerja
usaha dapat ditinjau dari dua aspek yaitu finansial dan non finansial.
Aspek kelayakan finansial atau keuangan digunakan untuk menganalisis
rencana investasi dari suatu bisnis atau usaha tersebut, dengan cara
membandingkan antara pengeluaran dengan pendapatan. Dengan demikian dapat
mengetahui sejauh mana dana yang digunakan dapat kembali dibandingkan
dengan waktu yang ditentukan, sehingga mengetahui apakah bisnis atau usaha
tersebut dapat berkembang atau tidak. Dalam hal ini, NgeLamar EO
menggunakan perhitungan dari segi keuangan dengan meggunakan Payback
Periode (PBP), Net Present Value (NPV), dan Interest of Return (IRR).
Penggabungan ketiga metode perhitungan PBP, NPV, dan IRR digunakan oleh
penulis untuk melengkapi satu sama lain.
Payback Period (PBP) merupakan metode perhitungan yang
menggambarkan berapa lama suatu investasi akan kembali, atau dapat dikatakan
jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran dari suatu investasi
dengan menggunakan arus kas dalam suatu perusahaan. Dalam perhitungan
dengan menggunakan PBP menyatakan bahwa semakin singkat pengembalian
investasi maka dikatakan semakin baik.
Metode perhitungan PBP dapat digunakan secara mudah dan sederhana,
tetapi metode tersebut tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Oleh sebab
itu digunakan juga metode perhitungan NPV dan IRR, NPV dan IRR sama-sama
102
memperhitungkan nilai waktu dari uang sehingga dapat dikatakan apabila suatu
investasi dikatakan layak berdasarkan perhitungan NPV maka investasi tersebut
juga dikatakan layak dengan menggunakan perhitungan IRR. Hasil perhitungan
NPV dari suatu investasi bisnis dikatakan layak apabila NPV > 0, dan dikatakan
tidak layak apabila nilai NPV < 0. Dengan menggunakan metode perhitungan
IRR yang mempertimbangkan tingkat suku bunga pada saat aliran kas masuk,
maka investasi suatu bisnis dapat diterima apabila nilai IRR >Rate of Return pada
saat terjadi aliran kas masuk.
Gabungan antara ketiga metode yaitu NPV, IRR, dan Payback Period
digunakan sebagai bahan pertimbangan mengenai jangka waktu yang dibutuhkan
untuk pengembalian suatu investasi yang memperhitungkan tingkat suku bunga,
nilai waktu dari uang dengan menggunakan aliras kas sebagai dasar perhitungan.
Struktur Modal NgeLamar EO terdiri dari 80% hutang dan 20% modal sendiri,
dengan tingkat bunga hutang sebesar 12% dan tingkat bunga investasi sebesar
8% yang ditunjukkan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Struktur Modal NgeLamar EO
Struktur Modal Prosentase Interest Nominal
Modal Sendiri 80% 12% 136,000,000
Pinjaman Bank 20% 8% 34,000,000
Berdasarkan perhitungan struktur modal NgeLamar EO maka diperoleh
nilai WACC (Weighted Average Cost of Capital) sebesar 9.40%. Nilai WACC
digunakan sebagai dasar perhitungan dari nilai NPV, IRR, dan Payback Period.
Sumber: Penulis, 2015
103
Asumsi yang digunakan adalah NgeLamar EO mengerjakan sebanyak
tujuh kali acara melamar pasangan dengan rincian empat kali indoor konsep dan
tiga kali outdoor konsep dalam satu bulan. Asumsi yang digunakan adalah
merujuk pada hasil analisis wawancara dengan Memorie ID EO pelaku bisnis
usaha EO yang telah berjalan optimis selama satu tahun. Dengan melihat estimasi
aliran pendapatan per bulan pada Tabel 4.4 maka total pendapatan yang
diperoleh dalam satu tahun sebesar Rp. 840.000.000,-; Net Present Value sebesar
Rp. 283.848.450,-; Internal Rate of Return sebesar 73.65% dengan Payback
period selama 1 tahun 4 bulan. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan
bahwa usaha atau bisnis NgeLamar EO layak secara ekonomi. Perhitungan
mengenai NPV dan IRR dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4NPV, IRR, Payback PeriodNgeLamar EO
Sumber: Penulis, 2015
5.3.2 Aspek Kelayakan Non Finansial
Setelah melakukan perhitungan kelayakan secara ekonomi, dilakukan
juga analisis kelayakan non finansial dari usaha NgeLamar EO. Apabila ditinjau
dari segi kelayakan non finansial yang pertama adalah ditinjau dari segi hukum,
Year Cashflow Present Value 0 -IDR 170,000.00 - 170,000.00 1 IDR 332,683.20 332,683.20 2 IDR 432,488.16 432,488.16 3 IDR 562,234.61 562,234.61 4 IDR 730,904.99 730,904.99 5 IDR 950,176.49 950,176.49
NPV 283,848.45 IRR 73.65%
Payback Period 1.41 Tahun
17 Bulan
104
bahwa NgeLamar EO merupakan usaha yang berbentuk Persekutuan Komanditer
(CV) sebagai izin usaha dilengkapi izin gangguan usaha (HO). Sebagai
perusahaan jasa yang professional, NgeLamar EO juga dilengkapi dengan Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Sedangkan apabila ditinjau dari segi lingkungan dan sosial, maka secara
lingkungan tidak mengganggu lingkungan secara umum karena NgeLamar EO
merupakan perusahaan jasa yang bertempat di rukan perkantoran. Dari segi sosial
akan memberikan dampak positif, karena dengan adanya NgeLamar EO akan
menyerap sumber daya manusia baik di lingkungan NgeLamar EO maupun diluar
lingkungan. Dengan adanya penyerapan sumber daya manusia ini akan
mengurangi angka pengangguran yang dapat membantu juga menekan
kriminalitas. Berdasarkan analisis ukuran kinerja baik secara finansial ataupun
non finansial, dapat dikatakan usaha NgeLamar EO ini layak untuk di jalankan.
5.4 Perencanaan Mitigasi
Dalam menjalankan suatu bisnis diperlukan adanya antisipasi apabila
bisnis yang dijalankan tidak sesusai dengan rencana, sehingga pelaku usaha perlu
mempersiapkan perencanaan mitigasi. Terdapat dua alternatif perencanaan
mitigasi, apabila dalam menjalankan bisnis NgeLamar EO mengalami kegagalan
yaitu sebagai berikut.
1. NgeLamar EO dapat menjalankan konsep lain yang tidak hanya khusus
untuk melamar pasangan, tetapi NgeLamar EO akan menjadi fun surprise
105
EO yang melayani acara-acara pesta dengan konsep kejutan yang didesain
dengan menyenangkan.
2. Melakukan perubahan segmentasi konsumen dari NgeLamar EO yang
semula tersegmentasi pada kalangan menengah atas, berubah menjadi
segmentasi konsumen dengan kelompok kelas menengah. Perubahan
segmentasi konsumen akan menjadikan perubahan secara total pada
komponen model bisnis yang lain.