bab i arti statistika

Upload: virna-febriani

Post on 14-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Statistika

TRANSCRIPT

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 1.

    1.1. Materi

    Arti Statistika Analisis Statistika Daftar Distribusi Frekuensi

    1.2. Tujuan Instruksional

    Dengan mempelajari Materi ini, peserta didik diharapkan dapat memahami secara jelas pengertian Statistika, sebagai ilmu, sebagai metode analisis dan sekaligus sebagai alat, dalam pmembantu mengambil suatu kesimpulan. Karena pada dasarnya statistika dikemas sebagai suatu metodologi menjadikan data menjadi informasi.

    Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan dapat :

    1). menjelaskan apa yang dimaksud dengan Kata Statistik dan Statisti-ka, termasuk tujuan pembelajarannya ;

    2). mengenal bentuk analisis dalam lingkup statistika, dan keperluannya. Serta dapat menyajikan data-data statistik dalam beberapa bentuk yang menarik.

    1.3. Uraian Materi

    1). PENGERTIAN

    Statistika merupakan satu cabang penting dari aplikasi matematika, yang mulai

    berkembang di Indonesia sekitar tahun 1950-an. Awal mulanya Statistika hanya dikaitkan

    dengan suatu metode bagaimana orang menyajikan fakta-fakta dan angka tentang situasi dari

    perkembangan perekonomian, masalah Kependudukan negara, dan data ketenagakerjaan

    yang ada disuatu negara ; malah dalam arti sempit orang mengasumsi bahwa statistika identik

    dengan Tabel, Grafik atau sejenisnya.

    RRUUAANNGG LLIINNGGKKUUPP

    SSTTAATTIISSTTIIKKAA

    BAB

    11

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 2.

    Pengertian diatas lebih konkrit kalau kita sebut dengan Statistik, seperti Statistik

    Penduduk, Statistik Pertanian, Statistik Produksi, Statistik Ekonomi, Statistik Logistik,

    Statsitik Perdagangan & Niaga, Statistik Pariwisata, dan lain-lain.

    Statistika adalah suatu ilmu sekaligus metoda yang mempelajari cara-cara

    mengumpulkan data untuk selanjutnya dapat di deskriptifkan dan diolah, kemudian dianalisis

    dalam rangka membuat kesimpulan, agar dapat ditentukan keputusan yang akan diambil

    berdasarkan data yang dimiliki.

    Secara Skematis digambarkan sebagai berikut :

    Kata statistik berasal dari bahasa Italia "Statista" yang mempunyai arti "negarawan". Istilah

    tersebut dikenal pada abad ke-18, pertama digunakan oleh G. Achenwall, yang mengambil kata

    statista ( dan kemudian menjadi Statistik ) dengan alasan bahwa negara berkepentingan terhadap data

    dan kegunaannya tentang informasi dan karakteristik rakyatnya. Dengan mengetahui kondisi

    masyarakat suatu negara seperti dengan mengadakan sensus penduduk, maka negara memudahkan

    untuk memobilisasi rakyat dan kegiatan menarik pajak.

    Sebagai contoh pendataan statistik Kependudukan, Pelanggan Telepon, & Facsimile di Kata-kota

    Propinsi Jawa Barat, berikut ini :

    Contoh : Tabel 1.1. Statistik Penduduk, Pelanggan Telepon & Facsimile

    Di Kota-kota Jawa Barat, Tahun 2000

    No Kota Jumlah Pelanggan Pelanggan

    Penduduk Telepon Facsimile

    21 Kota Bogor 743.478 11.207 16

    22 Kota Sukabumi 252.293 5.387 11

    23 Kota Bandung 2.141.837 110.375 47

    24 Kota Cirebon 269.186 4.597 14

    25 Kota Tanggerang 1.311.746 20.026 27

    26 Kota Bekasi 1.639.286 26.403 39

    27 Kota Depok 1.146.055 25.390 31

    28 Kota Cilegon 295.766 4.207 12

    Sumber : BPS, Jawa Barat. Tahun 2000.

    DATA (Populasi/Sampel)

    Penyajian Olah

    Data

    Analisis

    INFORMASI

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 3.

    Secara konkrit dapat juga disebutkan bahwa metodelogi Statistika adalah cara eksploarasi dan

    konfirmasi permasalahan. Eskplorasi diawali dengan "penggalian" data dengan cara yang

    objektif, seperti melakukan aktivitas ilmiah berikut : Eksperimen, Studi lapangan, survey,

    mempelajari literatur, dan lain-lain. Data-data atau informasi ini secara numerik (angka)

    ataupun non-numerik (Atribut) mengukur suatu karakteristik dari unsur yang dipelajari.

    Tahapan Konfirmasi , adalah "penetapan" apakah hipotesis atau asumsi atau dugaan secara

    signifikans (cukup berarti) dianggap benar dan dapat diterima atau salah untuk segera ditolak.

    Oleh karena itu dalam Statistika terdapat metoda penting dalam keputusan yaitu yang disebut

    Uji Hipotesis.

    2). ANALISIS STATISTIKA

    Pada dasarnya analisis Statistika dapat dibedakan atas dua macam/ tahapan, yaitu Analisis

    Deskriptif sebagai definisi tradisional dan Analisis Inferensial (Induktif) yang dianut dalam

    definisi modern.

    Analisis Deskriptif adalah suatu cara menggambarkan persoalan yang berdasarkan data yang

    dimiliki yakni dengan cara menata data tersebut sedemikian rupa sehingga dengan mudah

    dapat dipahami tentang karakteristik data, dijelaskan dan berguna untuk keperluan

    selanjutnya. Jadi dalam hal ini terdapat aktivitas atau proses pengumpulan data, dan

    pengolahan data berdasarkan tujuannya.

    Sebagai contoh, seorang Mahasiswa Perhotelan ingin meneliti berapa rata-rata jumlah kamar

    yang terisi setiap minggu untuk hotel-hotel di Kota Bandung, baik hotel berbintang maupun

    non-bintang. Maka dilakukan survai pengumpulan data pada objek beberapa hotel yang

    mewakili Hotel Berbintang dan sampael hotel non-bintang, untuk pengamatan periode

    tertentu, dan dihitung rata-ratanya melalui olahan data sampel pengamatan tadi.

    Contoh lain, misalkan suatu perusahaan Pabrik Sepatu Gineo, ingin mengetahui secara pasti perkembangan marketing produknya dipasaran local, maka dilakukan aktivitas

    pengumpulan data time series untuk jangka waktu tertentu (periodic), dan di lakukan

    deskripsi melalui analisis tren.

    Secara rinci kerangka kerja dari Statistika Deskriptif adalah sebagai berikut :

    a. Menentukan Metoda Pengumpulan Data

    Pendekatan Statistika dalam analisis suatu penelitian adalah dimilikinya data sampel yang

    mencerminkan data populasi. hal ini dapat dimiliki dengan cara : Wawancara,

    Penyebaran Angket (Kuesioner), Survai sampling dan

    Eksperimen. Cara-cara diatas lebih dikenal dengan Teknik pengumpulan data secara

    Sampling. Metoda Sampling ini akan kita bahas tuntas pada bab selanjutnya.

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 4.

    b. Metoda Pengolahan dan Penyajian Data

    Penyajian data adalah langkah-langkah menata data yang diperoleh untuk dapat

    memperjelas permasalahan. Penataan ini dapat dilakukan dengan tabulasi data dalam

    bentuk tabel atau daftar, selain itu juga dapat divisualisasikan dalam diagram atau grafik

    statistik.

    Berikut diberikan contoh-contoh penataan (penyajian) data :

    - Suatu daftar atau tabel yang terdiri atas satu atau beberapa baris dan satu atau beberapa

    kolom dalam mendeskripsikan sesuatu secara angka.

    Skema :

    Judul Tabel

    Judul Kolom

    Kolom-1 Kolom-2 dst..

    Judul Baris Baris-1 Data Data Data

    Baris-2 Data Data Data

    dst.. Data

    Sumber / Catatan :

    Contoh : Tabel 1.2

    Jumlah Pos Paket Yang Dikirim Per-Wilayah Kabupaten Bandung 1997

    Wilayah Pos Paket Dalam Negeri Paket Luar Negeri

    Wil.2. Padalarang

    Wil.2. Cileunyi

    Wil 3. Margahayu

    Wil 4. Banjaran

    Wil 5. Cililin

    Wil 6. Cikalongwetan

    Wil 7. Cicalengka

    Wil 8. Ciparay

    Wil 9. Majalaya

    Wil 10 Soreang

    Wil 11 Lembang

    Wil Adm. Cimahi

    500

    113

    1180

    486

    16

    129

    1826

    210

    0

    437

    1308

    81

    31

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    0

    8

    1

    Jumlah 6286 40

    Sumber : PT Pos dan Giro (PT Pos Indonesia) Kabupaten Bandung

    Daftar (Tabel) Baris-kolom

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 5.

    - Yaitu suatu daftar atau tabel yang sengaja ditampilkan karena satu unsur dengan unsur

    lainnya terdapat kesesuaian (Pengaruh/Keterkaitan). Tabel kontingensi ini dapat

    bermacam-macam, seperti hubungan 2-faktor atau biner, yang masing-masing memiliki

    2-katagori dikenal dengan bentuk tabel kontingensi 2x2, jika factor pertama memiliki 3-

    katagori disebut kontingensi 3x2. Demikian pula untuk hubungan 3-faktor atau trivariat,

    yang masing-masing memiliki 2-katagori maka disebut kontingensi 2x2x2.

    Contoh : Tabel 1.3. Kontingensi 2x2

    Deskripsi Jumlah mahasiswa STIE STAN IM

    Angkatan 2002, Berdasarkan Jenis Kelamin dan Asal Daerah

    Asal Daerah

    Bandung Luar Bandung

    Sex Laki-Laki 28 23

    Perempuan 38 20

    Jumlah 66 43

    Sumber : Akademik , 2002

    Tabel 1.4. Kontingensi 2x3

    Distribusi Tabungan Pihak Ketiga di Bandung Th. 2001

    Kuartal/ Th.2001

    Jenis Tabungan Pihak Ketiga

    Giro Tabungan Deposito

    Kuartal-1 Rp 16.037.471 Rp 17.971.682 Rp 81.924.467

    Kuartal-2 Rp 17.603.955 Rp 18.376.386 Rp 76.354.774

    Sumber : Bank Indonesia Kodya Bandung, 2001.

    - Yaitu data kuantitatif yang dibuat dalam beberapa distribusi/ pengelompokan dengan sejumlah frekuensi tertentu. Umumnya suatu daftar diteribusi frekuensi (DDF)

    terdiri atas, kolom-1 menyatakan interval data, kolom-2 menyatakan frekuensi atau

    jumlah data yang masuk dalam masing-masing interval (kelas) data yang dibuat,

    kolom-3 menyatakan nilai tengah data

    Tabel Kontingensi

    Daftar Distribusi Frekuensi

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 6.

    - (mid-point atau markah) kelas data, dan kolom-kolom berikutnya dapat dilengkapi keterangan lain, seperti frekuensi relatif, frekuensi kumulatif, dll.

    Skema :

    Interval Data

    (Kelas Data)

    Frekuensi

    ( fi )

    Nilai Tengah

    (mid-point)

    Frek.-

    Relatif

    Frek-

    Kumulatif

    a c f1 x1 f1/ n F1

    d f f2 x2 f2 / n f1 + f2

    g i f3 x3 f3 / n f1 + f2 + f3

    .. dst .. ...

    Jumlah fi = n xi

    Contoh : Daftar 1.5.

    Tinggi Badan 100 mahasiswa ( Cm )

    Interval

    Tinggi Badan

    Jumlah Mhs

    ( fi )

    Nilai Tengah

    (mid-point)

    Frek.-

    Relatif

    Frek-

    Kumulatif

    145-149 12 147 0.12 12

    150-154 23 152 0.23 35

    155-159 34 157 0.34 69

    160-164 14 162 0.14 83

    165-169 10 167 0.10 93

    170-175 7 172,5 0.07 100

    Jumlah 100 1.00

    Penyusunan daftar frekuensi, sering juga digunakan untuk mendeskripsikan data-data atau

    informasi kualitatif, seperti jumlah penduduk per pulau, distribusi penduduk per-jenis

    kelamin, jumlah mahasiswa berdasarkan nilai huruf akhir ujian (Nilai A, B, C, D, dan E), dan

    lain-lain.

    Tetapi dalam hal pengolahan dan anlisis data secara statistik, daftar data yang dapat

    digunakan manakala data tersebut bersifat kuantitatif (numeric).

    Demikian pula, bahwa dalam penyusunan DDF, orang dapat saja membuatnya secara bebas,

    tetapi sebaiknya untuk keperluan analisis yang baik, dibuatkan Daftar Distribusi Frekuensi

    (DDF) dengan panjang distribusi (interval data dalam kelas) yang sama. Untuk membuat

    DDF tersebut dapat dilakukan dengan cara beberapa cara, seperti cara yang dikemukakan

    oleh Sturgess, ataupun cara dari Bowle. Berikut ini akan dikemukakan salah satu cara yang

    umum dan paling sering digunakan yaitu cara atau menggunakan aturan Sturgess, dengan

    langkah-langkah seperti berikut ini :

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 7.

    (i). Tentukan rentang data yakni selisih data terbesar [ Xn ] dengan data terkecil [ X1 ], atau

    R (X) = [ Xn ] - [ X1 ]

    (ii). Tentukan banyak kelas interval (K) yang diperlukan dari rangkaian data yang dimiliki.

    Jumlah kelas dapat dihitung dengan rumusan atau aturan dari H.A. Sturgess, yaitu ;

    K = 1 + 3,322 log (n) , n = jumlah data

    (iii). Tentukan panjang kelas interval (distribusi), yaitu :

    I = [ R(X) ] / K

    Harga ( I ) dimulai dari data yang terkecil ditempatkan pada batas kiri kelas pertama,

    dan diakhir oleh data terbesar ditempatkan pada batas kanan kelas data terakhir. Dan

    nilai I yang digunakan disesuaikan dengan ketelitian satuan data yang dipunyai,

    seperti :

    - Jika Data berbentuk satuan ( bulat), ambil I dgn ketelitian sampai satu satuan. Misalnya I = 2,6346 maka dibulatkan menjadi I = 3.

    - Jika Data berbentuk 1 ( satu ) satuan desimal, ambil I hingga kete-litian 1

    desimal. Misalnya I = 2,6346 maka dibulatkan I = 2,6

    - Demikian seterusnya

    Contoh 1. Misalkan Dipunyai sejumlah 20 unit data, dengan data terbesar adalah 45,25

    dan data terkecil 10,05.

    Maka : R = 45,25 10,05 = 35,20 K = 1 + 3,322 log 20 = 5,322 dibulatkan K = 5

    I = 25,20 / 5 = 7,04

    Sehingga susunan kelas data dibuatkan dalam 5 kelas yaitu :

    Kelas D a t a

    10,05 - 17,08

    17,09 - 24,12

    24,13 - 31,16

    31,17 - 38,20

    38,21 - 45,25

    Langkah Menentukan DDF

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 8.

    Selain diskripsi data dalam bentuk tabulasi (Daftar/Tabel), secara lebih menarik dewasa ini

    cukup banyak digunakan teknik-teknik penggambaran secara visual dengan bantuan program

    komputer (Microsoft Excel, SPSS, Visio, dll) sehingga menarik bagi orang untuk

    membacanya.

    Contoh-contoh Diagram dasar untuk visualisasi data :

    ======================================================

    1). Diagram Batang (Bar) 5). Diagram Scatter (Scatter Chart)

    2). Diagram Garis (line) 6). Diagram Boxplot (Boxplot Chart)

    3). Diagram Lingkar (Pie) 7). Histogram

    4). Diagram Pareto (Pareto) 8). Poligon dan Ogive

    ======================================================

    Contoh : Diagram Batang (Bar-Chart)

    Umur Jml.

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    4500

    5000

    15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-49 50-54 55-59 60-64

    Jumlah Labor Force di Kota Garut

    Umur

    Gambar 1.1. Contoh Diagram batang

    15-19

    20-24

    25-29

    30-34

    35-39

    40-49

    50-54

    55-59

    60-64

    ====

    1250

    2544

    3237

    4873

    3876

    3348

    2590

    1321

    784

    ===

    Sumbu datar (Horizontal) menyatakan kelompok Umur Labor Force, dan sumbu tegak

    (Vertikal) menyatakan Jumlah Labor Force.

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 9.

    0 100 200 300 400 500

    15-19

    25-29

    35-39

    45-49

    55-59

    Jumlah Labor Force

    Jumlah

    Gambar 1.2. Contoh Diagram Batang Tidur (Bar)

    Contoh : Diagram Garis (Line) tentang Perkembangan Suku Bunga Bank.

    (Suku Bunga)

    T (Periode Waktu) Agust 01 - - -Jan97

    70

    60

    50

    40

    30

    20

    10

    0

    -10

    Observed

    Cubic

    Gambar 1.3. Contoh Diagram Garis

    Tampak Garis yang berfluktuasi adalah data riil pertumbuhan suku bunga bank sejak Januari

    1997 sampai Agustus 2001, sedangkan garis yang mulus adalah garis penghalusan

    (smoothing) model/ trend pertumbuhan data tersebut.

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 10.

    Diagram Lingkar (PIE)

    Merupakan bentuk diagram yang mendeskripsikan data dalam beberapa pecahan, dan

    digambarkan dalam satuan proporsi, atau prosentase.

    Contoh : Prosentase Mahasiswa STIE STAN IM berdasarkan program studi

    Keterangan :

    Jurusan :

    1. Akuntansi

    2. Manajemen

    3. Karyawan

    Persentase Distribusi Mahasiswa STIE STAN IM Per-

    Program Studi

    0.520.41

    0.07

    1 2 3

    Gambar 1.4. Contoh Diagram Lingkar

    Contoh : Diagram Scatter

    Perkembangan Data "X" Th.1994-2004

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006

    Tahun

    Gambar 1.5. Contoh Diagram Scatter

    Diagram Scatter pada prinsipnya mendeskripsikan posisi data dalam diagram melalui titik-titik pencaran

    tertentu, yang biasanya digunakan untuk mencari pola pencaran data, sehingga dapat dideteksi pola data

    tersebut melalui fungsi matematis.

    Untuk menggambarkan atau mendeskriptifkan data terkelompok dalam bentuk distribusi frekuensi dapat

    digunakan dengan beberapa bentuk grafik, yaitu Histogram, Poligon frekuensi, maupun Kurva Ogive.

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 11.

    i. Histogram : Suatu bentuk diagram batang yang kontinu pada batas interval (limit) data.

    Sumbu tegak menyatakan frekuensinya dan sumbu datar menyatakan

    limit interval data (yang digunakan adalah tepi batas kiri setiap kelas)

    Contoh : untuk contoh distribusi data labor force sebelumnya (pada contoh diagram

    batang), dapat dibuatkan tepi batas kiri setiap kelas atau disebut limit

    kelas berikut ini :

    Umur Jumlah

    L-Force

    Tepi

    Kls

    15-19

    20-24

    25-29

    30-34

    35-39

    40-44

    45-49

    50-54

    55-59

    1250

    2544

    3237

    4873

    3876

    3348

    2590

    1321

    784

    14.5

    19.5

    24.5

    29.5

    34.5

    39.5

    44.5

    50.5

    54.5

    59.5

    Gambar 1.6 Contoh Histogram

    ii. Poligon Frekuensi : Suatu bentuk diagram garis, dimana Plot data di setiap titik tengah

    (markah) kelas interval.

    Contoh :

    Dari contoh data distribusi Tinggi badan Mahasiswa, yaitu dengan dilengkapi nilai

    tengah kelas interval data (Markah kelas) berikut :

    L-F.

    4000

    3000

    2000

    1000

    14.5 19.5 24.5 29.5 34.5 39.5 44.5 50.5 54.5 59.5

    Tepi Kelas

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 12.

    Tinggi

    Badan

    Jumlah

    Mhs ( fi )

    Nilai Tengah

    (mid-point)

    145-149 12 147

    150-154 23 152

    155-159 34 157

    160-164 14 162

    165-169 10 167

    170-175 7 172,5

    Jumlah 100

    Gambar 1.6. Contoh Poligon

    Gambar 1.7 Contoh Poligon

    iii. Kurva Ogive : Suatu bentuk diagram garis yang menyatakan garis kumulatif kurang dari atau lebih dari suatu frekuensi kelas interval data. Kurva ogive ini

    salah satu kurva/ diagram yang digunakan untuk membuktikan sampel data

    berdistribusi normal atau tidak. Unit data sampel dapat dikatakan berdistribusi

    normal, jika kurva ogive membentuk (kecenderungan) garis lurus. Kurva ogive

    disa-jikan dalam salib sumbu, dengan sumbu tegak menyatakan freku-ensi

    kumulatif kurang dari/lebih dari, dan sumbu datar menyatakan tepi kelas interval

    data (markah).

    Contoh (Digunakan Data diatas) :

    Tinggi Badan ( fi ) Tepi Kelas F-Kum (Kurang Dari)

    145-149

    12

    144.5 0

    150-154

    23

    149.5 12

    155-159

    34

    154.5 35

    160-164

    14

    159.5 69

    165-169

    10

    164.5 83

    170-175

    7

    169,5 93

    175.5 100

    Kurva Ogive data diatas :

    fi

    34

    23

    14

    12

    10

    7

    147 152 157 162 167 172.5

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 13.

    Gambar 1.7. Contoh kurva Ogive

    Gambar 1.8 Contoh Ogive

    Melihat hasil plot pencaran titik Frekuensi Kumulatif kurang dari diatas, tampak

    kecenderungan distribusi data mengikuti garis lurus (linier), maka dapat diasumsikan data

    pengamatan tersebut berdistribusi peluang normal

    c. Pengolahan atau perhitungan Ukuran Statistik

    Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh dapat berarti (Berbunyi), yaitu dengan

    menghitung ukuran-ukuran statistik yang diperlukan, seperti ukuran nilai pusat dan ukuran

    Dispersi atau penyimpangan (Hal ini akan dibahas pada Bab 3)

    Analisis Statistika lainnya adalah Analisis Inferensial, yaitu suatu cara untuk meng-

    Generalisasikan masalah yang diteliti berdasarkan data sample yang dimiliki dan banyaknya

    terbatas. Misalnya seorang peneliti telah melaksanakan penelitian tentang IQ siswa SMU di

    Bandung pada sejumlah sampel siswa, kemudian hasil tersebut digunakan untuk

    memprediksi kepandaian siswa SMU di Bandung secara keseluruhan, maka dalam hal ini

    peneliti telah memasuki proses/tahapan analisis secara induktif (atau istilah dalam statistik

    disebut inferensia)

    Perbedaan kedua analisis statistika tersebut adalah :

    F-kum ( Kurang dari)

    100

    93

    83

    69

    35

    12 Tepi Kelas

    0 144.5 149.5 154.5 159.5 164.5 169.5 175.5

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 14.

    > Pengolah data (ukuran Statistik) yang diperoleh dalam analisis Deskriptif sebatas data

    yang diperoleh. Sedangkan dalam analisis Inferensial, hasil pengolahan data di

    "bunyikan" atau harus diartikan dalam lingkup general (populasi). Oleh karena itu

    inferensial hampir identik dengan pola induktif (menganalisis persoalan khusus, dapat

    menggambarkan persoalan yang lebih umum).

    > Untuk keperluan analisis statistika secara Deskriptif, jenis data sampel yang diambil

    tidak harus merupakan sampel berpeluang (dan berdistribusi), tetapi untuk analisis

    Inferensial, sampelnya harus selalu merupakan sampel berpeluang. (Jenis-jenis

    pengambilan sampel, lihat Bab III : Teknik Sampling). Sehingga cerita lebih lanjut

    dalam analisis inferensial, kita berbicara tentang Probabilitas Distribusi, Teori

    Penaksiran (Estimasi), Pengujian Hipotesis, dan analisis Regresi.

    Kerjakan & Diskusikan :

    Data berikut ini merupakan hasil Survai (Data Sekunder) yang diperoleh dari Sumber

    Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta Tahun 2001, terdiri atas variabel Suku Bunga

    Deposito, Nilai Kurs Rp/US Dollar Amerika dan Indeks Harga Saham Gabungan

    (IHSG) di BEJ, selam tahun 1999-2001

    Thn. Bulan Kurs Tengah IHSG

    Rp/USD BEJ Jakarta

    1999 Januari Rp 8.950 411.93

    Pebruari Rp 8.730 323.39

    Maret Rp 8.685 394.43

    April Rp 8.260 495.22

    Mei Rp 8.105 612.38

    Juni Rp 6.726 670.54

    Juli Rp 6.875 597.87

    Agustus Rp 7.565 565.20

    September Rp 8.391 566.04

    Oktober Rp 6.900 593.87

    Nopember Rp 7.425 613.49

    Desember Rp 7.100 676.92

    2000 Januari Rp 7.425 636.37

    Pebruari Rp 7.380 576.54

    SOAL-SOAL LATIHAN

  • BAB-1. Ruang Lingkup Statistika

    2007 Statistika Ekonomi & Bisnis Hal. 15.

    Maret Rp 7.590 583.27

    April Rp 7.945 526.73

    Mei Rp 8.620 454.32

    Juni Rp 8.735 515.11

    Juli Rp 8.820 492.19

    Agustus Rp 8.290 466.38

    September Rp 8.780 421.33

    Oktober Rp 9.395 405.34

    Nopember Rp 9.530 429.21

    Desember Rp 9.595 416.32

    2001 Januari Rp 9.450 425.60

    Pebruari Rp 9.835 428.30

    Maret Rp 10.400 381.00

    April Rp 11.675 358.00

    Mei Rp 11.058 405.86

    Juni Rp 11.440 437.62

    Lakukan Tugas-tugas berikut ini :

    (1). Buatkan Daftar Distribusi Frekuensi untuk variabel : Nilai Kurs Rp/ USD dan

    variabel IHSG diatas.

    (2). Deskripsikan dalam diagram ; Histogram, Poligon dan Ogive pendataan yang

    dilakukan pada point 1).

    (3). Deskripsikan dalam bentuk Tabel Kontingensi, dengan bentuk berikut

    Kurs Rp/USD

    IHSG

    < 500 500

    < 8500 ? ?

    8500 9500 ? ?

    > 9000 ? ?