bab i
DESCRIPTION
menjelaskan tentang gravitasi dalam pembelajaran ilmu pengetahuan bumi dan antariksa.TRANSCRIPT
MATA KULIAH : ILMU PENGETAHUAN BUMI ANTARIKSA
GRAVITASI BUMI
OLEH:
NAMA : MINAR VERONIKA SINAGA
NIM : 4123321032
KELAS : PEND. FISIKA EKS B 2012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAMUNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
Kata PengantarPuji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah satu sarana
untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa juga pengetahuan yang dimiliki
mahasiswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis untuk dapat
digunakan oleh pembaca.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data dan sumber-sumber yang telah
diperoleh penulis. Penulis menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah ditangkap
oleh pembaca sehingga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca. Pada
akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
memahami persoalan Gravitasi Bumi.
Medan, 9 September 2014
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.....................................................................................4
a. Latar Belakang...............................................................................4
b. Rumusan Masalah..........................................................................4
c. Tujuan Penulis...............................................................................4
Bab II Isi....................................................................................................5
1. Hukum Newton tentang Gravitasi Universal.................................5
2. Bunyi dari jenis-jenis Hukum Kepler............................................6
3. Medan Gravitasi............................................................................10
4. Energi Potensial Gravitasi.............................................................14
5. Gerakan Planet..............................................................................14
6. Implementasi Hukum Gravitasi Newton......................................20
Bab III Penutup.........................................................................................22
a. Kesimpulan...................................................................................22
b. Saran.............................................................................................22
Daftar Pustaka...........................................................................................23
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak literature yang menyebutkan tentang jari-jari bumi, ataupun massa bumi.
Kita sering mengamati pergerakan matahri yang terbit di sebelah timur dan tenggelam di
bagian barat. Pada waktu malam kita melihat bulan dan bintang dilangit. Dalam hal ini
yang terjadi karena adanya Gravitasi yang membuat planet-planet mengintari matahari.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi matahari mengakibatkan benda-benda
langit berada pada orbit masing-masing dalam mengitari matahari. Fisika modern
mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun
hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang
cukup akurat dalam kebanyakan kasus. Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang
sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda
di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya
gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor,
dan benda angkasa lainnya, termasuk satelit buatan manusia.
Gravitasi menarik segala benda yang berada di atmosfir bumi untuk jatuh kembali ke
tanah dengan akselerasi (g) rata-rata 9.8 m/s². Dengan gravitasi itu semua benda di
permukaan bumi bisa diam di tempatnya masing-masing dan dengan itu pula lah kita bisa
berdiri stabil di tempat kita berada. Ada 2 cara, Cara yang pertama adalah dengan tidak
mempunyai massa, karena gravitasi hanya memberikan efek pada benda yang
mempunyai bobot. Cara kedua ini kelihatannya lebih mudah dan sudah banyak
diaplikasikan. Manusia bisa meluncurkan roket, mendisain pesawat bahkan mengorbitkan
satelit selama berbulan-bulan. Perlu diketahui bahwa persoalan yang dipikirkan Newton
ini telah ada sejak zaman yunani kuno. Ada dua persoalan dasar yang telah diselidiki oleh
orang yunani, jauh sebelum Newton lahir. Persoalan yang selalu dipertanyakan adalah
mengapa benda-benda selalu jatuh ke permukaan bumi dan bagaimana gerakan planet-
planet, termasuk matahari dan bulan (matahari dan bulan pada waktu itu digolongkan
menjadi planet-planet). Orang-orang Yunani pada waktu itu melihat kedua persoalan di
atas (benda yang jatuh dan gerakan planet) sebagai dua hal yang berbeda.
3
Demikian hal itu berlanjut hingga zaman Newton. Jadi apa yang dihasilkan oleh
dibangun di atas hasil karya orang-orang sebelum dirinya. Yang membedakan Newton
dan orang-orang sebelumnya adalah bahwa Newton memandang kedua persoalan dasar di
atas (gerak jatuh benda dan gerakan planet) disebabkan oleh satu hal saja dan pasti
mematuhi hukum yang sama. Pada abad ke-17, menemukan bahwa ada interaksi yang
sama yang menjadi penyebab jatuhnya buah apel dari pohon dan membuat planet tetap
berada pada orbitnya ketika mengelilingi matahari. Demikian juga bulan, satu-satunya
satelit alam kesayangan bumi tetap berada pada orbitnya. Dalam makalah ini, penulis
mencoba mengkaji mengenai penerapan hokum gravitasi newton.11
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Hukum Newton tentang Gravitasi Universal?
2. Bagaimana bunyi jenis-jenis Hukum Kepler?
3. Bagaimana Medan Gravitasi?
4. Bagaimana Energi potensial Gravitasi?
5. Bagaimana Gerakan Planet?
6. Bagaimana penerapan Hukum Gravitasi Newton?
C. Tujuan
1. untuk mengetahui Hukum Newton tentang Gravitasi Universal
2. untuk mengetahui Bunyi dari jenis-jenis Hukum Kepler
3. untuk mengetahui Medan Gravitasi
4. untuk mengetahui Energi Potensial Gravitasi
5. untuk mengetahui Gerakan Planet
6. untuk mengetahui Implementasi Hukum Gravitasi Newton
BAB II
ISI1 http://www.romadhon-byar.com/2010/12/makalah-fisika-tentang-
gravitasibumi_19.html#ixzz3CgpNek8U. di unduh 6 september 2014
4
A. Hukum Newton tentang Gravitasi Universal
Hukum gravitasi universal yang dirumuskan oleh Newton, diawali dengan
beberapa pemahaman dan pengamatan empiris yang telah dilakukan oleh ilmuwan-
ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copernicus memberikan landasan pola berfikir yang
tepat tentang pergerakan planet-planet, yang semula dikira planet-planet tersebut
bergerak mengelilingi bumi, seperti pada konsep Ptolemeus. Copernicus meletakkan
matahari sebagai pusat pergerakan planetplanet, termasuk bumi, dalam gerak
melingkarnya. Kemudian dari data hasil pengamatan yang teliti tentang pergerakan
planet, yang telah dilakukan Tycho Brahe, Kepler merumuskan tiga hukum empiris yang
dikenal sebagai hukum Kepler mengenai gerak planet, yaitu:
1. Semua planet bergerak dalam lintasan berbentuk elips dengan matahari pada salah satu
titik fokusnya.
2. Garis yang menghubungkan planet dengan matahari akan menyapu daerah luasan yang
sama dalam waktu yang sama.
3. Kuadrat perioda planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak
rerata planet ke matahari.2
Hukum-hukum Kepler ini adalah hukum empiris. Kepler tidak mempunyai
penjelasan tentang apa yang mendasari hukum-hukumnya ini. Kelebihan Newton, adalah
dia tidak hanya dapat menjelaskan apa yang mendasari hukum-hukum Kepler ini, tetapi
juga menunjukkan bahwa hukum yang sama juga berlaku secara universal untuk semua
benda-benda bermassa.
Kita dapat menjabarkan, dengan cara yang sederhana, hukum gravitasi universal
dengan memulainya dari fakta-fakta empiris yang telah ditemuka Kepler. Untuk
memudahkan analisa kita anggap bahwa planet- planet bergerak dalam lintasan yang
berbentuk lingkaran dengan jejari r, dengan kelajuan konstan v. Karena planet bergerak
dalam lintasan lingkaran maka planet mengalami percepatan sentripetal yang besarnya
diberikan oleh pers 1
dengan T adalah periode planet mengelilingi matahari. Percepatan ini tentunya
disebabkan oleh suatu gaya yang mengarah ke pusat lingkaran (ke matahari). Besar gaya
2 Efendi, Asnal. 2011. Fisika dasar. Bengkulu: universitas bengkulu
5
ini tentunya sama dengan massa planet m dikali percepatan sentripetalnya, sehingga besar
gaya tadi dapat dirumuskan sebagai pers 2
Hukum Kepler ketiga dapat kita tuliskan sebagai T2 = kr3 pers 3
dengan k adalah suatu konstanta kesebandinga. Dengan persamaan hukum Kepler ketiga
ini, besar gaya pada pers. (2) dapat ditulis sebagai pers 4
dengan k’ adalah suatu konstanta. Karena gaya ini mengarah ke pusat lingkaran, yaitu ke
matahari, tentunya logis bila dianggap bahwa gaya tersebut disebabkan oleh matahari.
Berdasarkan hukum ketiga Newton, tentunya akan ada gaya juga yang bekerja pada
matahari oleh planet, yang besarnya sama dengan gaya di pers. (4). Tetapi karena
sekarang bekerja pada matahari, tentunya konstanta k’ di pers. (4) mengandung massa
matahari M sehingga logis bila diasumsikan bahwa terdapat gaya yang saling tarik
menarik antara planet dan matahari yang besarnya diberikan oleh pers 5
Newton, setelah mengamati hal yang sama pada bulan dan pada benda-benda yang jatuh
bebas di permukaan bumi, menyimpulkan bahwa gaya tarik menarik tadi berlaku secara
universal untuk sembarang benda. Gaya tadi kemudian dinamai sebagai gaya gravitasi.
Jadi antara dua benda bermassa m1 dan m2 yang terpisah sejauh r terdapat gaya gravitasi
yang perumusannya diberikan oleh
pers 6
dengan r̂12 adalah vektor satuan yang berarah dari benda pertama ke benda kedua. (Notasi
12, berarti pada benda pertama oleh benda kedua). Konstanta G dalam persamaan
gravitasi universal, dapat ditentukan melalui eksperimen. Pengukuran yang teliti untuk
nilai G dilakukan oleh Cavendish. Sekarang nilai konstanta gravitasi universal diberikan
oleh
Dalam penjabaran di atas, diasumsikan bahwa benda pertama dan kedua adalah
suatu titik massa. Untuk benda yang besar, yang tidak dapat dianggap sebagai titik massa
maka sumbangan dari masing-masing elemen massa harus diperhitungkan. Untuk itu
diperlukan perhitungan-perhitungan kalkulus integral. Salah satu hasil capaian Newton,
6
dia berhasil menunjukkan, dengan bantuan kalkulus integral, bahwa sebuah benda
berbentuk bola (juga kulit bola) dengan distribusi massa yang homogen, akan
memberikan gaya gravitasi ada sebuah titik massa di luar bola tadi dengan massa bola
seolah-olah terkonsentrasi pada titik pusat bola. Dengan ini kita dapat misalnya
menganggap gaya gravitasi bumi seolah-olah disebabkan oleh sebuah titik massa yang
berada pada pusat bumi. Hukum Kepler kedua, untuk kasus lintasan planet yang
berbentuk lingkaran, hanya menunjukkan bahwa kelajuan planet mengelilingi matahari
konstan. Tetapi untuk kasus lintasan yang sesungguhnya, yaitu yang berbentuk elips,
hukum kedua Kepler menunjukkan tentang kekekalan momentum sudut. Lihat gambar
Daerah yang disapu oleh garis yang menghubungkan planet dengan matahari dalam suatu
selang waktu ∆t diberikan oleh sehingga pernyataan bahwa untuk selang
waktu yang sama daerah yang disapu sama, sama dengan menyatakan bahwa besaran
berikut ini konstan
Tetapi bila ini kita kalikan dengan massa planet, akan kita dapatkan bahwa
besaran m1r2 yang tidak lain sama dengan besar total momentum sudut sistem (dengan
matahari sebagai titik referensi). Jadi dalam sistem planet matahari, gaya gravitasi tidak
menimbulkan perubahan momentum sudut.3
B. Jenis-jenis Hukum Kepler
Karya Keppler sebagian di hasilkan dari data – data hasil pengamatn yang di
kumpulkan Ticho Brahe mengenai posisi planet – planet dalam geraknya di luar angkasa .
Hukum ini telah di cetuskan Keppler setengah abad sebelum Newton mengajukan ketiga
hukumnya tentang gerak dan hukum gravitasi universal . Penerapan hukum gravitasi
3 Satriawan, Mirza. 2012. Fisika dasar. Departemen Pendidikan: Jakarta
7
Newton dapat diterapkan untuk menjelaskan gerak benda-benda angkasa. Hukum hukum
ini menjabarkan gerakan dua badan yang mengorbit satu sama lainnya. Massa dari kedua
badan ini bisa hampir sama, sebagai contoh Charon—Pluto (~1:10), proporsi yang kecil,
sebagai contoh. Bulan—Bumi(~1:100), atau perbandingan proporsi yang besar, sebagai
contoh Merkurius—Matahari (~1:10,000,000).
Dalam semua contoh di atas, kedua badan mengorbit mengelilingi satu pusat massa,
barycenter, tidak satu pun berdiri secara sepenuhnya di atas fokus elips. Namun, kedua
orbit itu adalah elips dengan satu titik fokus di barycenter. Jika rasio massanya besar,
sebagai contoh planet mengelilingi Matahari, barycenternya terletak jauh di tengah obyek
yang besar, dekat di titik massanya. Di dalam contoh ini, perlu digunakan instrumen
presisi canggih untuk mendeteksi pemisahan barycenter dari titik masa benda yang lebih
besar. Jadi, hukum Kepler pertama secara akurat menjabarkan orbit sebuah planet
mengelilingi Matahari.
Karena Kepler menulis hukumnya untuk aplikasi orbit planet dan Matahari, dan tidak
mengenal generalitas hukumnya, artikel ini hanya akan mendiskusikan hukum di atas
sehubungan dengan Matahari dan planet-planetnya.
1. Hukum I Kepler
“Lintasan setiap planet mengelilingi matahari merupakan sebuah elips dengan matahari
terletak pada salah satu titik fokusnya.”
Hukum I ini dapat menjelaskan akan lintasan planet yang berbentuk elips,
namun belum dapat menjelaskan kedudukan planet terhadap matahari, maka muncullah
hukum II Kepler. Keplpler tidak mengetahui alasan mengapa planet bergerak dengan cara
demikian . Ketika mulai tertarik dengan gerak planet – planet , Newton menemukan
bahwa ternyata hukum – hukum Keppler ini bisa diturunkan secara matematis dari
hukum gravitasi universal dan hukum gerak Newton . Newton juga menunjukkan bahwa
di antara kemungkinan yang masuk akal mengenai hukum gravitasi , hanya satu yang
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang konsisten dengan Hukum Keppler.
2. Hukum II Kepler
8
“ Setiap planet bergerak sedemikian sehingga suatu garis khayal yang ditarik dari
matahari ke planet tersebut mencakup daerah dengan luas yang sama dalam waktu yang
sama “.
Suatu garis khayal yang menghubungkan matahari dengan planet, menyapu luas
juring yang sama dalam selang waktu yang sama. Hal yang paling utama dalam hukum II
Keppler adalah kecepaan sektor mempunyai harga yang sama pada semua titik sepnjang
orbit yang berbemtuk elips.
3. Hukum III Kepler
“Kuadrat periode planet mengintari matahari sebanding dengan pangkat tiga rata-
rata planet dari matahari.” Newton menunjukkan bahwa hukum III Keppler juga bisa
diturunkan secara matematis dari hukum Gravitasi Universal dan hukum Newton tentang
gerak dan gerak melingkar.
Sir Isaac Newton yang terkenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga
terkenal dengan hukum Gravitasi Umum. Didasarkan pada partikel-partikel bermassa
senantiasa mengadakan gaya tarik menarik sepanjang garis yang menghubungkannya,
Newton merumuskan hukumnya tentang gravitasi umum yang menyatakan :
Gaya antara dua partikel bermassa m1 dan m2 yang terpisah oleh jarak r adalah gaya
tarik menarik sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel tersebut, dan
besarnya dapat dinyatakan dengan persamaan :
F = G
m1 m2
r 2
F = Gaya gravitasi, satuan : NEWTON.
G = Konstanta gravitasi, besarnya :
G = 6,67 x 10-11
Nm2
kg2
m = massa benda, satuan : KILOGRAM
r = jarak antara kedua partikel, satuan : METER
Gaya gravitasi adalah besaran vektor yang arahnya senantiasa menuju pusat massa
partikel.
9
Untuk gaya gravitasi yang disebabkan oleh beberapa massa tertentu, maka resultan
gayanya ditentukan secara geometris. Misalnya dua buah gaya F1 dan F2 yang
membentuk sudut α resultante gayanya dapat ditentukan berdasarkan persamaan :
F=√ F12+F
22+2 F1 F2 cos α
Gambar :
4
C. Medan Gravitasi
Kuat medan gravitasi ( intensitas gravitasi ) oleh gaya gravitasi didefinisikan
sebagai : Perbandingan antara gaya gravitasi yang dikerjakan oleh medan dengan massa
yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi tersebut. Dalam bentuk persamaan, dapat
dinyatakan dengan : g =
Fm
g = kuat medan gravitasi ; satuan : N.kg-1
F = Gaya gravitasi satuan : N
m = Massa benda satuan : kg
D. Kuat Medan Gravitasi oleh Benda Bermassa
Kuat medan gravitasi dapat ditimbulkan oleh suatu benda bermassa. Misalkan dua
buah benda bermassa masing-masing m dan m’ terpisah pada jarak r. Maka gaya gravitasi
oleh kedua benda itu adalah : F = G
mm 'r2
Bila kita hitung kuat medan grafitasi yang
dilami oleh massa m’ sebagai akibat dari gaya grafitasi di atas, maka di peroleh :
g= Fm '
=G mm '
r 2
m'=G m
r2
g=G mr2
4 Taufiq hidayahtullah. 2013. Makalah gravitasi bumi dan penerapannya. Diunduh 6 september 2014 di
http://www.romadhon-byar.com/2010/12/makalah-fisika-tentang-gravitasi-bumi_19.html#ixzz3CgpNek8U
10
Persamaan di atas menunjukkan kuat medan gravitasi oleh benda bermassa m pada suatu
titik berjarak r dari benda itu.
Kuat medan gravitasi adalah suatu besaran vektor yang arahnya senantiasa
menuju ke pusat benda yang menimbulkannya. Karena kuat medan gravitasi di suatu titik
oleh beberapa benda bermassa diperoleh dengan menjumlahkan vektor-vektor medan
grafitasi oleh tiap-tiap benda.
Sebagai contoh, Kuat medan gravitasi yang disebabkan oleh kedua dua buah
benda yang kuat medannya saling membentuk sudut , dapat dinyatakan dengan
persamaan :g=√g
12+g22+2 g1 g2cosα
E. Energi Potensial Gravitasi
Benda bermassa m yang terletak diluar bumi, energi potensial gravitasinya pada
jarak r dari pusat bumi, dinyatakan dengan persamaan : Ep = - G
M . mr
Dik: Ep = Energi potensial gravitasi
G = Konstanta gravitasi M = massa bumi
m = massa benda r = Jarak pusat benda ke pusat bumi.
Tanda negatif (-) berarti jika benda bergerak di bawah pengaruh gaya gravitasi
dari jarak tak terhingga () ke jarak r maka energi potensialnya akan berkurang, karena
dipergunakan untuk menambah energi kinetik dengan makin besarnya laju benda waktu
bergerak mendekati bumi.
Jika mula-mula benda berada di tempat yang jauh tak hingga ( r = ) dengan
energi kinetik sama dengan nol, maka dalam perjalanan mendekati bumi, medan gravitasi
merubah energi potensial menjadi energi kinetik. Pada waktu sampai di bumi energi
kinetik benda sama dengan energi potensial gravitasi. Jadi :
12
mv2=G M . mR
m = massa benda. M = massa bumi.
R = jari - jari bumi. v = kecepatan benda di permukaan bumi.
F. Hukum Kekekalan Energi
11
Hukum kekekalan energi mekanik total berlaku untuk medan gravitasi dan harganya
adalah : Emek = Ek + Ep
Emek = 12
mv2−G M . mR
Kita dapat mendefinisikan energi potensial sebagai berikut : Jika Ep(A)= energi potensial
di titik A dan Ep(B) : energi potensial di titik B, maka beda energi potensialnya :
Ep(B) - Ep(A) = - G M m (
1rB
− 1r A )
rA = jarak titik A ke pusat bumi. rB = jarak titik B pusat bumi.
oleh karena usaha merupakan perubahan energi potensial maka usaha yang dilakukan
sepanjang garis dari A ke B dapat dinyatakan dengan :
WA----> B = - G M m (
1rB
− 1r A )
WA----> B = Usaha dari A ke B.
G. Potensial Gravitasi
Potensial gravitasi didefinisikan sebagai : Tenaga potensial gravitasi per satuan
massa. Dapat dinyatakan dengan persamaan :
v=Epm
v = potensial gravitasi, satuan : Joule/kg.
Ep = Energi potensial gravitasi, satuan : Joule
m = massa benda, satuan : kg.
Potensial Gravitasi oleh Benda Bermassa
Energi potensial grafitasi benda bermassa m’ yang terletak pada jarak r dari pusat massa
benda bermassa m dapat kita nyatakan dengan persamaan :
Ep = - G
mm'r
Bila massa m’ terletak dititik p maka potensial grafitasi di titik p yang dialami oleh massa
m’ dapat ditentukan sebagai berikut :
V= Epr
=−G mm '
rm'
12
V =-G mr
V = potensial gravitasi pada jarak r dari massa m
m = massa benda
r = jarak tempat yang mengalami potensial gravitasi ke benda.
Potensial gravitasi merupakan besaran skalar, karena itu potensial yang disebabkan oleh
berapa benda bermassa merupakan jumlah aljabar dari potensial gravitasi masing-masing
benda bermassa itu, Jadi :
Vt = V1 + V2 + V3 + ...... + Vn
Beda potensial antara dua titik dalam medan gravitasi didefinisikan sebagai :
Potensial di titik yang satu dikurangi dengan potensial ditItik yang lain.
Usaha yang dilakukan untuk mengangkut, massa m dari satu titik ke titik lain lewat
sembarang lintasan sama dengan massa benda itu kali beda potensial antara kedua titik
itu.
WA----> B = m (VB - VA)
WA----> B = Usaha dari A ke B
H. Kelajuan Lepas
Sebuah benda yang dilemparkan lurus ke atas dari permukaan bumi hanya dapat
naik sampai jarak tertentu pada waktu energi Kinetik benda sama dengan nol, kemudian
akan kembali lagi ke permukaan bumi. Jika suatu benda dilemparkan dari permukaan
bumi dengan energi kinetik yang besarnya sama dengan energi potensial dipermukaan
bumi, maka energi totalnya sama dengan nol. Ini berarti benda bergerak ke jauh tak
terhingga atau lepas dari bumi. Kelajuan awal agar ini terjadi disebut kelajuan lepas, dan
dapat ditentukan dengan persamaan :
12 mv2 = G
MmR
v=√2 Rgv = kelajuan lepas R = jari-jari bumi g = percepatan grafitasi bumi.
I. Gerakan Planet
Menurut Keppler ( hukum Keppler ), perbandingan antara T2 dari gerakan planet
yang mengelilingi matahari terhadap r3 adalah konstan.
13
T 2
r 3=c
T = periode
r = jari-jari lintasan
( T1 )2 : ( T2 )2 = ( r1 )3 : ( r2 )3
Dan dari gerak melingkar beraturan dapat kita peroleh :
v =
2 prT
Karena planet bergerak pada lintasan yang tetap maka terdapat gaya centripetal yang
mempertahankan planet tetap pada lintasannya.
F=G Mmr2
Gaya sentripetal dalam hal ini adalah gaya grafitasi yang dialami oleh
planet yang disebabkan oleh matahari.
Bila massa planet m dan massa planet m dan massa matahari M maka
gaya grafitasi antara planet dan matahari pada jarak r, adalah :
Gaya ini merupakan gaya centripetal. Bila selama mengitari matahari planet
bergerak dengan laju tetap sebesar v, maka dapat dinyatakan bahwa :
G Mmr2 =m v2
r
G Mr
=v2
v=√G Mr
Jika planet bergerak dengan kelajuan sudut maka dapat dinyatakan suatu persamaan
dalam bentuk : 2 =G M
r3
= kelajuan sudut
M = massa matahari
r = jari-jari lintasan5
5 adiwarsito. 2013. Gravitasi diunduh pada 6 september 2014 di wordpress.com/gravitasi.html
14
Percepatan Gravitasi Bumi
Setiap titik dalam medan gravitasi bumi mempunyai percepatan gravitasi yang
besarnya dapat dinyatakan dengan persamaan:
g = percepatan gravitasi bumi
G = konstanta gravitasi umum
M = massa bumi
R = jarak titik ke pusat bumi6
J. Implementasi Hukum Gravitasi Newton
Bagaimana para ilmuwan bisa mengetahui tentang jari-jari bumi ataupun massa
bumi. alat ukur apa yang digunakan. Masih kelanjutan tentang gaya gravitasi yang
menjadi dasar keilmuwan kita sebelumnya, para ilmuwan bisa memecahkan persoalan
tersebut yang mungkin pernah ada dalam benak kita.
Berdasarkan hukum gravitasi Newton, data-data tersebut digunakan untuk
menghitung besaran lain tentang benda ruang angkasa yang tidak mungkin diukur dalam
laboratorium.
1. Menghitung Massa Bumi
Massa bumi dapat dihitung dengan menggunakan nilai G yang telah diperoleh dari
percobaan Cavendish. Anggap massa bumi M dan jari-jari bumi R = 6,37 × 106 m (bumi
dianggap bulat sempurna). Berdasarkan rumus percepatan gravitasi bumi, Anda bisa
menghitung besarnya massa bumi.
2. Menghitung Massa Matahari
6 Widodo, Tri. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Halaman 55
15
Telah Anda ketahui bahwa jari-jari rata-rata orbit bumi rB = 1,5 × 1011 m
dan periode bumi dalam mengelilingi matahari TB = 1 tahun = 3 × 107 s.
Berdasarkan kedua hal tersebut serta dengan menyamakan gaya matahari
dan gaya sentripetal bumi, maka dapat diperkirakan massa matahari.
3. Menghitung Kecepatan Satelit
Suatu benda yang bergerak mengelilingi benda lain yang bermassa lebih besar
dinamakan satelit, misalnya bulan adalah satelit bumi. Sekarang banyak satelit buatan
diluncurkan untuk keperluan komunikasi, militer, dan riset teknologi. Untuk menghitung
kecepatan satelit dapat digunakan dua cara, yaitu hukum gravitasi dan gaya sentrifugal.
a. Menghitung Kecepatan Satelit Menggunakan Hukum Gravitasi
Anggap suatu satelit bermassa m bergerak melingkar mengelilingi bumi
pada ketinggian h dari permukaan bumi. Massa bumi M dan jari-jari bumi
R. Anda tinjau gerakan satelit dari pengamat di bumi. Di sini gaya yang
bekerja pada satelit adalah gaya gravitasi. Berdasarkan rumus hukum II Newton, Anda
dapat mengetahui kecepatan satelit.
b. Menghitung Kecepatan Satelit Menggunakan Gaya Sentrifugal
Sebuah satelit memiliki orbit melingkar, sehingga dalam acuan ini, satelit
akan merasa7kan gaya sentrifugal (mv2/r2). Gaya sentrifugal muncul karena
pengamatan dilakukan dalam sistem non inersial (sistem yang dipercepat,
yaitu satelit). Gaya sentrifugal besarnya sama dengan gaya gravitasi.
4. Menghitung Jarak Orbit Satelit Bumi
Apabila satelit berada pada jarak r dari pusat bumi, maka kelajuan satelit saat mengorbit
bumi dapat dihitung dengan menyamakan gaya gravitasi satelit dan gaya
Sentripentalnya.7
7 http://needmoreintelligent.blogspot.com/2013/11/makalah-hukum-gravitasi-newton-dan.html di unduh 6
september 2014
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka penulis menyimpulkan :
Gaya gravitasi atau gaya tarik-menarik dapat berlaku secara universal dan
sebanding oleh massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak kedua benda. Hukum tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang fisika berarti
gaya tarik untuk saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap benda dengan
massa m1 selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan benda lain (dengan massa m2 ).
Misalnya partikel satu dengan partikel lain selalu akan saling tarik-menarik. Contoh yang
dikemukakan oleh Sir Isaac Newton dalam bidang mekanika klasik bahwa benda apapun
di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang kemudian banyak dikenal sebagai
fenomena benda jatuh.
Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding
dengan hasil kali massa benda-benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara benda-benda tersebut. Penerapan hukum gravitasi Newton dapat diterapkan
untuk menjelaskan gerak benda-benda angkasa. Salah seorang yang memiliki perhatian
besar pada astronomi adalah Johannes Kepler. Dia terkenal dengan tiga hukumnya
tentang pergerakan benda-benda angkasa, yaitu:
a) Hukum I Kepler
b) Hukum II Kepler
c) Hukum III Kepler
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh maka disarankan :
1. Saran untuk pembaca : Disarankan kepada pembaca untuk mendalami penerapan
hukum gravitasi Newton dan tergerak untuk mengetahui lebih dalam.
2. Saran untuk penulis selanjutnya : Disarankan kepada penulis selanjutnya untuk lebih
melengkapi data-data valid untuk lebih menyempurnakan karya tulis ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Asnal. 2011. Fisika dasar. Bengkulu: universitas bengkulu
Setiawan, Mirza. 2012. Fisika Dasar 1. Departemen Pendidikan: Jakarta
Widodo, Tri. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI. Departemen Pendidikan
Nasional: Jakarta
adiwarsito.wordpress.com/gravitasi.html
http://needmoreintelligent.blogspot.com/2013/11/makalah-hukum-gravitasi-newton-
dan.html
http://www.romadhon-byar.com/2010/12/makalah-fisika-tentang-gravitasi
bumi_19.html#ixzz3CgpNek8U
18