bab i

8
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit sistemik lupus eritematasus (SLE) tampaknya terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan auto antibodi yang berlebihan, limfadenopati terjadi pada 50% dari seluruh pasien SLE pada waktu tertentu selama perjalanan penyakit tersebut. Sistemik lupus eritematosus (SLE) merupakan salah satu penyakit autoimun yang disebabkan oleh disregulasi sistim imunitas dan secara garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu endokrin-metabolik, lingkungan dan genetik.Gangguan renal juga terdapat pada sekitar 52% penderita SLE. Pada sebagian pasien, gangguan awal pada kulit dapat menjadi prekursor untuk terjadinya gangguan yang bersifat lebih sistemik. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa defenisi sistemik lupus eritmatasus? 2. Apa etiologi dari sistemik lupus eritmatasus? 3. Bagaimana patofisiologi sistemik lupus eritmatasus? 4. Apa saja manifestasi klinik sistemik lupus eritmatasus? 5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik untuk sistemik lupus eritmatasus? 6. Bagaimana penatalaksanaan untuk sistemik lupus eritmatasus? 7. Bagaimana konsep keperawatan sistemik lupus eritmatasus? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui defenisi sistemik lupus eritmatasus 2. Untuk mengetahui etiologi dari sistemik lupus eritmatasus 3. Untuk mengetahui patofisiologi sistemik lupus eritmatasus 4. Untuk mengetahui manifestasi klinik sistemik lupus eritmatasus 5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik untuk sistemik lupus eritmatasus 6. Untuk mengetahui penatalaksanaan untuk sistemik lupus eritmatasus 1

Upload: irmayanti-toalib

Post on 09-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ggg

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit sistemik lupus eritematasus (SLE) tampaknya terjadi akibat

terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan auto antibodi yang

berlebihan, limfadenopati terjadi pada 50% dari seluruh pasien SLE pada waktu

tertentu selama perjalanan penyakit tersebut. Sistemik lupus eritematosus (SLE)

merupakan salah satu penyakit autoimun yang disebabkan oleh disregulasi sistim

imunitas dan secara garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu endokrin-metabolik,

lingkungan dan genetik.Gangguan renal juga terdapat pada sekitar 52% penderita

SLE. Pada sebagian pasien, gangguan awal pada kulit dapat menjadi prekursor untuk

terjadinya gangguan yang bersifat lebih sistemik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa defenisi sistemik lupus eritmatasus?

2. Apa etiologi dari sistemik lupus eritmatasus?

3. Bagaimana patofisiologi sistemik lupus eritmatasus?

4. Apa saja manifestasi klinik sistemik lupus eritmatasus?

5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik untuk sistemik lupus eritmatasus?

6. Bagaimana penatalaksanaan untuk sistemik lupus eritmatasus?

7. Bagaimana konsep keperawatan sistemik lupus eritmatasus?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui defenisi sistemik lupus eritmatasus

2. Untuk mengetahui etiologi dari sistemik lupus eritmatasus

3. Untuk mengetahui  patofisiologi sistemik lupus eritmatasus

4. Untuk mengetahui  manifestasi klinik sistemik lupus eritmatasus

5. Untuk mengetahui  pemeriksaan diagnostik untuk sistemik lupus eritmatasus

6. Untuk mengetahui  penatalaksanaan untuk sistemik lupus eritmatasus

7. Untuk mengetahui  konsep keperawatan sistemik lupus eritmatasus

1

Page 2: BAB I

BAB II

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI

Sistemik lupus erythematosus adalah suatu penyakit kulit menahun yang ditandai

dengan peradangan dan pembetukan jaringan parut yang terjadi pada wajah, telinga,

kulit kepala dan kandung pada bagian tubuh lainnya.

Systemic Lupus Erythematosus (SLE), merupakan penyakit autoimun yang

ditandai dengan produksi antibodi terhadap komponen inti sel yang berhubungan

dengan manifestasi yang luas. Penyakit lupus merupakan penyakit sistem daya tahan,

atau penyakit auto imun, dimana tubuh pasien lupus membentuk antibodi yang salah

arah, merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah merah,

leukosit, atau trombosit. Antibodi seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri

ataupun virus yang masuk ke dalam tubuh.

B. ETIOLOGI

Belum diketahui dengan jelas , namun terdapat banyak bukti bahwa Sistemik

lupus erythematosus (SLE) bersifat multifaktor, mencakup :

a. Genetik

b. Infeksi

c. Lingkungan

d. Stress

e. Cahaya matahari

f. Faktor Resiko : hormon; imunitas; obat

C. PATOFISIOLOGI

Penyakit sistemik lupus eritematosus ( SLE ) tampaknya terjadi akibat

terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan auto anti bodi yang

berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-

faktor genetik, hormonal ( sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang

biasanya terjadi selama usia reproduktif ) dan lingkungan ( cahaya matahari, luka

bakar termal ). Obat-obat tertentu seperti hidralasin ( Apresoline , prokainamid,

2

Page 3: BAB I

Pronestyl ), isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat antikonvulsan disamping

makanan kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE akibat senyawa kimia

atau obat-obatan.

Pada sistemik lupus eritematosus, peningkatan produksi auto anti bodi

diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-Supresor yang abnormal sehingga timbul

penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi

antigen yang selanjutnya merangsang anti bodi tambahan, dan siklus tersebut

berulang kembali.

D. MANEFESTASI KLINIK

Keluhan utama dan pertama sistemik lupus eritematosus (SLE) adalah

artralgia, dapat juga timbul artritis nonerosif pada dua atau lebih sendi perifer. Pasien

mengeluh lemas, lesu dan capek sehingga menghalanginya beraktivitas. Demam

pegal linu seluruh tubuh, nyeri otot dan penurunan berat badan terdapat kelainan kulit

spesifik berupa bercak malar menyerupai kupu-kupu dimuka dan eritema umum yang

menonjol. Terdapat kelainan kulit menahun berupa bercak diskoid yang bermula

sebagai eritema papul atau plak bersisik. Dapat pula terjadi kelaian darah berupa

anemia hemoditik, kelainan ginjal, pneumonitis, kelainan jantung, gastrointestinal,

gangguan saraf dan kelainan psikatrik.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan Antibodi Antinuklear

b. Laju Endap Darah

c. Pemeriksaan Urin

d. Pemeriksaan Serum

F. PENATALAKSANAAN

Bercak kemerahan kecil biasanya berhasil diobati dengan krim kortikosteroid.

Bercak lebih besar resisten, kadang memerlukan pengobatan selama beberapa bulan

dengan kortikosteroid per-oral (ditelan) atau dengan obat imunosupresan seperti

digunakan untuk mengobati lupus eritematosus sistemik. Krim steroid yang kuat

sebaliknya dioleskan pada bercak kulit sebanyak 1-2 kali/hari. Sampai bercak

3

Page 4: BAB I

menghilang jika bercak sudah mulai kurang bisa digunakan krim steroid yang lebih

ringan.

Salep cortison yang dioleskan pada lesi sering kali dapat memperbaiki

keadaan dan memperlambat perkembangan penyakit. Suntikan cortison yang

dioleskan pada dalam lesi juga bisa mengobati keadaan ini dan bisanya lebih efektif

dari pada salep.

Lupus discoid tidak disebabkan oleh malaria, tetapi obat anti malaria

( cloroquine, hydroxcloroquine ) memiliki daya anti peradangan yang ampuh bagi

sebagian besar kasus lupus discoid.

4

Page 5: BAB I

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

a. Biodata, riwayat penyakit

b. Pemeriksaan Fisik

1) Sistem Muskuloskeletal : Terjadi pembengkakan, keterbatasan gerak,

kemerahan dan nyeri tekan pada sendi.

2) Sistem Integumen : Ulserasi membran mukosa, ekimosis, ptekye, purpura,

infadenopati difus

3) Sistem Pencernaan : Nyeri tekan abdomen, hepatosplenomegali, peristaltic

usus meningkat, kelenjar parotis membesar

4) Sistem Pernafasan : Takipneu, perkusi suara redup, efusi pleura dan ronchi

5) Sistem Kardiovaskuler : Takikardi, aritmia

6) Sistem Persyarafan : Konvulsi, neuropati perifer, paraplegi, hemiplegi, afasia,

halusinasi, delusi, disorientasi

7) Sistem Penglihatan : Konjungtivitis, edema periorbital, uveitis, perdarahan

subkonjungtiva

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan

atau proses inflamasi destruksi sendi, kulit

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit.

c. Mobilitas fisik kerusakan berhubungan dengan defometas skeletal

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan

atau proses inflamasi destruksi sendi, kulit.

Tujuan :  Menunjukkan nyeri atau terkontrol.

Intervensi :

Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tnda rasa sakit non verbal.

erikan matras tinggikan laken tempat tidur sesuai kebutuhan.

5

Page 6: BAB I

Tingkatkan istirahat ditempat tidur sesuai indikasi.

Hindari gerakan yang menyentak.

Beri obat sebelum aktivitas yang direncanakan sesuai petunjuk

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit.

Tujuan : agar tidak terjadi lesi pada kulit

Intervensi :

Kaji warna dan kedalaman lesi perhatikan adanya nekrotik dan jaringan perut

Beri perawatan pada lesi.

Pertahankan penutupan lesi.

 Hindari trauma.

Intruksikan kepada pasien untuk tidak menggaruk lesi.

c. Mobilitas fisik kerusakan berhubungan dengan defometas skeletal

Tujuan : Mempertahankan fungsi dengan tidak hadirnya atau pembatasan kontraktor.

Intervensi :

Memantau tingkat inflamasi sakit pada sendi.

Pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas.

Gunakan bantal kecil atau tipis dibawah leher.

Berikan matras busa atau pengubah tekanan.

 Berikan obat sesuai indikasi

6

Page 7: BAB I

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Lupus eritematosus sistemik (LES) merupakan salah satu penyakit autoimun

yang disebabkan oleh disregulasi sistim imunitas. SLE dapat menyerang berbagai

sistem organ dan keparahannya berkisar dari sangat ringan sampai berat. Etiologi

belum dipastikan, secara garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu endokrin-

metabolik, lingkungan dan genetik. Pencetus fungsi imun abnormal mengakibatkan

pembentukan antibodi yang ditujukan terhadap berbagai komponen tubuh. Tidak ada

suatu tes laboratorium tunggal yang dapat memastikan diagnosis SLE. Masalah yang

paling sering dirasakan pasien adalah keletihan, gangguan integritas kulit, gangguan

citra tubuh dan kurang pengetahuan untuk mengambil keputusan mengenai

penatalaksanaan mandiri.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunanya, besar harapan kami kepada

para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar

makalah ini menjadi lebih sempurna.

7

Page 8: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marlyne ( 2000 ) Rencana Asuhan Keperawatan EGC, Jakarta

Suzanne, Smeltzer ( 2001 ) Keperawatan Medikal Bedah edisi 2 Vol 8

WWW. Medicastore. Com. 2004

http://www.perkuliahan.com/makalah-kesehatan-sistemik-lupus-eritmatasus/

#ixzz1salYMZxE

8