bab i
TRANSCRIPT
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
BAB I
PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN
Teori yang mendasari pengukuran debit ini adalah percobaan Darcy,
yaitu hukum Darcy bahwa banyaknya volume air yang mengalir dari suatu
tubuh sungai adalah hasil kali antara kecepatan aliran dengan luas penampang
media yang dialirinya atau luas penampang media yang dialirinya atau luas
penampang bangun alur yang dialirinya. Dapat ditulis Q = V . A, dimana Q =
debit aliran, V = kecepatan aliran, A = luas penampang.
Pada umumnya pengukuran debit aliran air sungai dilakukan pada waktu-
waktu tertentu. Pengukuran ini biasanya berkaitan erat dengan maksud untuk
mencari rating curve. Semakin banyak dilakukan pengukuran debit maka
semakin banyak dan semakin teliti analisis datanya, guna pembuatan kurva
tersebut. Jumlah pengukuran debit pada waktu periode tertentu, tergantung dari
tujuan pengukuran, kepekaan sungai, dan tingkat ketelitian yang ingin dicapai.
Pada dasarnya pengukuran debit dapat dilakukan dengan dua caran yaitu
pengukuran debit secara langsung dan pengukuran debit secara tidak langsung.
II. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Mengetahui besarnya volume air yang mengalir dalam satu satuan waktu.
b. Mengetahui fluktuasi/perubahan debit air pada suatu sungai pada periode
waktu tertentu
III. ALAT DAN BAHAN
Satu set alat current meter, bola kecil
Meteran dan penggaris 1m untuk mengukur panjang, lebar dan kedalaman
sungai, Blanko lembar data table perhitungan
Stopwatch untuk mengukur waktu
Kertas millimeter blok A3, Alat tulis lengkap
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 1
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
IV. LANGKAH KERJA
METODE DENGAN CURRENT METER
1. Bentangkan Meteran untuk mengukur lebar sungai
2. Ukur kedalaman dengan menggunakan penggaris 1m
3. Catat pada table pengukuran debit sungai
4. Menenggelamkan alat current meter kedalam sungai dengan posisi
setengah dati jumlah total kedalaman sungai bersamaan dengan memulai
start menghitung detik dengan stopwatch
5. Apabila sudah 20 second, angkat alat currentmeter diatas permukaan air,
hasil yang didapat dari alat currentmeter merupakan kecepatan arus aliran
air, tanpa harus dikalibrasi lagi
6. Catat pengamatan pada table pengukuran debit sungai, ulangi langkah 4-5
secara 4 kali sesuai titik yang diinginkan
7. Menggambarkan luas penampang pada millimeterblok A3 dengan skala
1:20
8. Hitung masing-masing luas penampang dan hitung kecepatan aliran arus
rata-rata
9. Hitung debit sungai
METODE FLOAT
1) Bentangkan Meteran di pinggir sungai untuk mengitung panjang sungai
2) Ditengah-tengah sungai lemparkan bola bersamaan start menekan tombol
stopwatch dari meteran ke 0
3) Tekan stop stopwatch apabila bola sudah mencapai lintasan meteran
terakhir
4) Catat hasil pengamatan
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 2
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
V. METODA PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini dengan menggunakan metode Float (pengapungan) dan
metode Currentmeter
VI. DASAR TEORI
i.Pengukuran debit secara langsung, dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu:
a. Volumetric method
Pengukuran debit dengan cara ini dilakukan pada sungai kecil (debitnya
kecil), memakai bejana yang volumenya sudah diketahui/tertentu (misal = V),
kemudian mengukur waktu (dengan memakai stop watch) yang diperlukan
untuk memenuhi persamaan : Q = V
t , dimana Q = debit aliran sungai/saluran,
V = volume bejana, t = waktu yang diperlukan untuk memenuhi bejana.
b. Ambang/pintu-ukur
Bangunan ambang/pintu ukur ini dibuat menurut kontruksi sedemikian sehingga
ada hubungan langsung antara debit aliran (Q) dengan tinggi muka air (H).
Contoh alat ukur debit yang menggunakan ambang/pintu-ukur, yaitu :
Pintu air Romyn, Pintu air Cipoletti. Masih ada metode pengukuran debit
sungai/saluran secara langsung, misalnya dengan menggunakan cairan
penurut/tracer.
ii.Pengukuran debit secara tidak langsung
Pengukuran debit sungai dengan cara ini dilakukan dengan menghitung
kecepatan air sungai (V). Dengan menggunakan alat tertentu dan berdasarkan
rumus-rumus tertentu (termasuk rumus-rumus dalam hidrolika), kecepatan aliran
sungai dapat diketahui. Dengan mengingat bahwa debit adalah perkalian antara
kecepatan aliran dengan luas penampang. Beberapa jenis alat ukur debit aliran
sungai secara tidak langsung :
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 3
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
a. Velocity head rod
Alat ukur debit jenis ini terdiri dari batang/papan kayu berskala,
dilengkapi dengan pemberat yang dapat diputar, dimana persamaan yang
digunakan : V = 2 . g . h, dimana V = kecepatan rerata aliran sungai/saluran, g =
percepatan gravitasi, h = selisih tinggi air akibat pemutaran batang/ papan ukur
sebesar 900.
b. Trupp’s ripple meter
Alat jenis ini terdiri dari rangkaian papan ukur dan batang kayu.
Kecepatan aliran dapat ditentukan dengan persamaan : V = C + X . L, dimana V =
kecepatan rerata aliran sungai/saluran, C = konstanta, biasanya diambil 0,4, X =
nilai yang tergantung pada lebar papan ukur (w).
c.Pitot meter
Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran kecepatan pengaliran di dalam
pipa (pipe flow) di laboratorium. Terdiri dari pipa bengkong yang dimasukkan ke
dalam aliran. Dengan persamaan : V = 2 . g . h, dimana V = kecepatan, g =
percepatan gravitasi, h = selisih tinggi permukaan air di dalam tabung pitot, akibat
adanya keepatan aliran di sungai.
d. Pengapung (float)
Pengukuran kecepatan alira dengan cara ini hanya untuk menaksir secara
kasar, karena hanya meliputi kecepatan aliran di permukaan saja. Padahal
sesungguhnya kecepatan rerata aliran di sungai tidak hanya terdiri atas kecepatan
aliran bagian zat cair yang ada di permukaan saja, tetapi juga kecepatan di setiap
kedalaman sungai, padahal besar kecepatan itu berbeda beda, dimana V =
st .
e. V Nocth
Merupakan seperangkat alat yang terdiri dari papan yang salah satu sisinya
membentuk huruf V dan disertai alat ukur berskala.
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 4
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
f. Current Meter
Prinsip kerja dari alat current meter adalah mengukur besarnya kecepatan
arus berdasarkan jumlah putaran kipas dalam alat, setelah dihitung dari persamaan
: V = a + b . N, dimana V = kecepatan aliran, a = kecepatan awal yang digunkan
untuk mengatasi gesekan mekanis, b = konstanta yang diperoleh dari kalibrasi
alat, N = jumlah putaran kipas perdetik.
Selain itu juga dibutuhkan luas penampang sungai (A) untuk menghitung
debit, dimana Q = V . A
Keunggulan current meter.
Alat ini dilengkapi dengan counter, yang menunjukkan jumlah putaran
baling-baling. Alat ini banyak digunakan karena muda dioperasikan untuk
pengukuran kecepatan aliran sungai untuk berbagai kedalaman. Selain itu untuk
berbagai kondisi lapangan, dapat dioperasikan langsung dengan memegang
stangnya atau untuk kondisi yang tidak memungkinkan alat dapat diturunkan
dengan kabel/batang, pada dasarnya cara kerjanya sama hanya untuk cara
kalibrasinya berbeda (kalibrasi stang dan kalibrasi bandul).
Diketahui kalibrasi untuk kincir nomor 1 – 8 - 61193 dengan
diameter 125mm Jika :
N<0,95 maka V=( 0,2518.N) + 0,0121 m/dt
N>0,95 maka V = ( 0,2588.N) + 0,0050 m/dt
Harga N = jumlah putaran
Waktu
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 5
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
BAB II
PEMBAHASAN
Current Meter
Prinsip kerja dari alat current meter adalah mengukur besarnya kecepatan
arus berdasarkan jumlah putaran kipas dalam alat, setelah dihitung dari persamaan
: V = a + b . N, dimana V = kecepatan aliran, a = kecepatan awal yang digunkan
untuk mengatasi gesekan mekanis, b = konstanta yang diperoleh dari kalibrasi
alat, N = jumlah putaran kipas perdetik.
Selain itu juga dibutuhkan luas penampang sungai (A) untuk menghitung
debit, dimana Q = V . A
Keunggulan current meter.
Alat ini dilengkapi dengan counter, yang menunjukkan jumlah putaran
baling-baling. Alat ini banyak digunakan karena muda dioperasikan untuk
pengukuran kecepatan aliran sungai untuk berbagai kedalaman. Selain itu untuk
berbagai kondisi lapangan, dapat dioperasikan langsung dengan memegang
stangnya atau untuk kondisi yang tidak memungkinkan alat dapat diturunkan
dengan kabel/batang, pada dasarnya cara kerjanya sama hanya untuk cara
kalibrasinya berbeda (kalibrasi stang dan kalibrasi bandul).
Diketahui kalibrasi untuk kincir nomor 1 – 8 - 61193 dengan diameter
125mm Jika :
N<0,95 maka V=( 0,2518.N) + 0,0121 m/dt
N>0,95 maka V = ( 0,2588.N) + 0,0050 m/dt
Harga N = jumlah putaran
Waktu
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 6
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
Pengapung (float)
Pengukuran kecepatan aliran dengan cara ini hanya untuk menaksir secara
kasar, karena hanya meliputi kecepatan aliran di permukaan saja. Padahal
sesungguhnya kecepatan rerata aliran di sungai tidak hanya terdiri atas kecepatan
aliran bagian zat cair yang ada di permukaan saja, tetapi juga kecepatan di setiap
kedalaman sungai, padahal besar kecepatan itu berbeda beda, dimana V =
st .
PERHITUNGAN
METODE PENGAPUNGAN (FLOAT)
Diketahui : s = jarak = 11,40 meter
T = waktu = 26 detik
V ?
V = s / t
= 11,40 / 26
= 0,438 m3/s
METODE CURRENTMETER
PENAMPANG 1
L = ½ alas X tinggi
= ½ X 0,8 X 0,37
= 0,148 m2
L trapesium = [(d1+d2)/2] X tinggi
= [(0,215+0,37)] X 2,9
= 0,848 m2
L = panjang X lebar
= 0,215 X 1,8
= 0,387 m2
L trapesium = [(d1+d2)/2] X
tinggi
= [(0,2 + 0,215) /2] X 1
= 0,207 m2
L trapesium = [(d1+d2)/2] X tinggi
= [(0,2+0,16)/2] X 0,5
= 0,09 m2
L = ½ alas X tinggi
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 7
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
= ½ 0,5 X 0,16
= 0,04 m2
A total = [L1+L2+L3+L4+L5+L6]
= 1,572 m2
Vrata-rata =
[V1+V2+V3+V4+V5] / 5
= [0,1+0,2+0,1+0,4+0,2]/5
= 0,2 m/s
Q = V X A
= 0,2 X 1,572
= 0,3144 m3/s
PENAMPANG II
L = ½ ALAS X TINGGI
= ½ 2,14 X 0,38
= 0,406 m2
L trapesium = [(d1+d2)/2] X t
= ([0,38+0,45]/2) X 2,04
=0,846 m2
L trapesium = [(d1+d2)/2] X t
= [(0,31+0,45)/2] X 2,14
= 0,813 m2
L trapesium = [(d1+d2)/2] X t
= [(0,31+0,16)/2] X 2,14
= 0,526 m2
L = ½ alas X tinggi
= ½ 0,16 X 2,14
= 0,171 m2
Atotal = L1+L2+L3+L4+5
= 4,301 m2
Vrata-rata = ( V1+V2+V3+V4)/4
= 0,0 +0,2+0,1+0,1
= 0,1 m/s
Q = V X A
= 0,1 X 4,301
=0,4301 m3/s
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 8
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
PENAMPANG III
L = ½ alas X tinggi
= ½ 0,125 X 2,7
= 0, 168 m2
L trapesium = [(d1+d2)/2] X t
= [(0,125+0,2)/2] X 2,7
= 0,438 m2
L trapesium = [(d1+d2)/2] X t
= [(0,34+0,2)/2] X 2,7
= 0,007 m2
L trapesium = [(d1+d2)/2] X t
= [(0,34+0,21)/2] X 2,7
= 0,742 m2
L = ½ alas X tinggi
= ½ 0,21 X 2,7
= 0,283 m2
A total = L1+L2+L3+L4+L5
= 1,638 m2
V rata-rata = (V1+V2+V3+V4)/4
= 0,1+0,1+0,2+0,1
= 0,125 m3/s
Q = V X A
= 0,125 X 1,638
= 0,20475 m3/s
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 9
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
BAB III
KESIMPULAN
Pada debit yang diukur pada penampang atau lintasan 1 didapatkan setelah
melakukan perhitungan yaitu dengan hasil 0,3144 m3/s. Dengan luas penampang
sungai 1,572 m2. Kecepatan aliran rata rata 0,2 m/s
Pada debit yang diukur pada penampang atau lintasan 2 didapatkan setelah melakukan perhitungan yaitu dengan hasil 0,3144 m3/s. Dengan luas penampang sungai 4,301 m2. Kecepatan aliran rata rata 0,1 m/s.
Pada debit yang diukur pada penampang atau lintasan 3 didapatkan setelah
melakukan perhitungan yaitu dengan hasil 0,20475 m3/s Dengan luas penampang
sungai 1,638 m2. Kecepatan aliran rata rata 0,125 m3/s
Metode pengukuran debit sungai yang dilakukan pada saat dilapangan
menggunakan metode secara tidak langsung yaitu : current meter dan float
(pengapungan)
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 10
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI DAN GEOLOGI TEKNIK 2012
DAFTAR PUSTAKA
Pratiknyo, Puji, dan Staf Asisten, 2010, Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi,
Laboratorium Hidrogeologi, Laboratorium Geologi Teknik &
Hidrogeologi, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,
UPN “Veteran” Yogyakarta.
NAMA : NABELLA NURUL FITRINIM : 111.100.034PLUG : 3 Page 11