bab 6

5
BAB 6 PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek ekstrak petai terhadap pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli secara in vitro dengan menggunakan metode dilusi tabung. Karena ekstrak petai berwarna coklat gelap sehingga KHM tidak dapat diidentifikasi dan hanya nilai KBM yang dapat dilaporkan. Pada penelitian ini ditetapkan bahwa KBM ekstrak petai berada pada konsentrasi 50% karena pada tiga kali replikasi didapatkan pada konsentrasi 50% sudah tidak terdapat pertumbuhan koloni bakteri. LD50 ditentukan bila didapatkan kematian 50% bakteri dari inoculum asal dan pada penelitian ini LD50 berada pada nilai 642 koloni bakteri. Sifat antibakteri yang baik yaitu menghambat atau membunuh patogen, bersifat bakterisidal bukan bakteriostatik, tidak menyebabkan resistensi bakteri, tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping 45

Upload: faqih-istiqomah

Post on 07-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 6

BAB 6

PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek ekstrak petai terhadap

pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli secara in vitro dengan menggunakan

metode dilusi tabung. Karena ekstrak petai berwarna coklat gelap sehingga KHM

tidak dapat diidentifikasi dan hanya nilai KBM yang dapat dilaporkan.

Pada penelitian ini ditetapkan bahwa KBM ekstrak petai berada pada

konsentrasi 50% karena pada tiga kali replikasi didapatkan pada konsentrasi 50%

sudah tidak terdapat pertumbuhan koloni bakteri. LD50 ditentukan bila

didapatkan kematian 50% bakteri dari inoculum asaldan pada penelitian ini LD50

berada pada nilai 642 koloni bakteri.

Sifat antibakteri yang baik yaitu menghambat atau membunuh patogen,

bersifat bakterisidal bukan bakteriostatik, tidak menyebabkan resistensi bakteri,

tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping (Pelczar,2008).

Antibakteri memiliki beberapa mekanisme yaitu dengan inhibisi sintesis dinding

sel, inhibisi fungsi membran plasma, inhibisi protein (inhibisi trasnlasi dan

transkripsi bahan genetik), dan inhibisi sintesis asam nukleat (Jawetz,2008).

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ekstrak petai

memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli

secara in vitro. Hal ini diduga karena biji petai mengandung cyclic polysulphida

sebagai antibakteri (Orwa, 2009). Selain itu kandungan lain yang bermanfaat

sebagai antibakteri adalah saponin, flavonoid, dan polifenol (Osman, 2000).

45

Page 2: BAB 6

46

Mekanisme kerja cyclyc polysulphida sama seperti trisulfida yang merusak

dinding sel bakteri dengan cara menghambat sintesis enzim yang diperlukan

dalam pembentukan peptidoglikan. Cyclic polysulphida juga bekerja dengan cara

merusak membran sitoplasma yang berperan sebagai barier permeabilitas selektif

dan mengontrol (Heldreth, 2004).

Senyawa polifenol dan flavonoid merupakan senyawa golongan dari fenol.

Sebagai derivat fenol, senyawa flavonoid dan fenol memiliki mekanisme kerja

yang sama. Pada konsentrasi rendah fenol bekerja dengan cara merusak membran

sitoplasma dan dapat menyebabkan kebocoran isi sel sedangkan pada konsentrasi

tinggi zat tersebut berkoagulasi dengan protein seluler (Karou, 2005).

Senyawa Polifenol memiliki mekanisme kerja dalam menghambat

pertumbuhan bakteri dengan cara inaktivasi protein (enzim) pada membran sel

(Singh, 2005). Polifenol berikatan dengan protein melalui ikatan hidrogen

sehingga mengakibatkan struktur protein menjadi rusak. Dimana sebagian besar

struktur dinding sel dan membran sitoplasma bakteri mengandung protein dan

lemak. Ketidakstabilan pada dinding sel dan membran sitoplasma bakteri

menyebabkan fungsi permeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif,

pengendalian susunan protein dari sel bakteri menjadi terganggu, yang akan

berakibat pada lolosnya makromolekul, dan ion dari sel. Sehingga sel bakteri

menjadi kehilangan bentuknya, dan terjadilah lisis (Susanti, 2006).

Senyawa saponin dapat melakukan mekanisme kerja dengan cara

membentuk senyawa kompleks dengan membran sel melalui ikatan hidrogen,

sehingga dapat menghancurkan sifat permeabilitas dinding sel dan akhirnya dapat

menimbulkan kematian sel (Noer, 2006).

Page 3: BAB 6

47

Pada penelitian sebelumnya dengan metode difusi disebutkan bahwa

ekstrak petai mampu melawan berbagai mikroorganisme seperti Aeromonas

hydrophila dengan zona inhibisi 19-29mm, sedangkan pada Staphylococcus

aureus, Streptococcus agalatiae, Streptococcus aginosus, dan Vibrio

parahaemolyticus pada zona inhibisi 10-19mm (Musa, 2008). Hal ini

menunjukkan bahwa ekstrak petai lebih sensitif terhadap bakteri gram negatif

daripada bakteri gram positif dibuktikan dengan luasnya zona inhibisi pada

Aeromonas hydrophylla lebih luas dibandingkan bakteri lain pada penelitian

tersebut.

Pada penelitian efek ekstrak petai terhadap pertumbuhan koloni bakteri

Escherichia coli ini jika dibandingkan dengan Aeromonas Hydrophila hasilnya

berbeda hal ini terjadi karena perbedaan metode yang digunakan. Pada penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Musa pada tahun 2008 menggunakan metode difusi

cakram sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode dilusi tabung. Selain

perbedaan metode juga terdapat perbedaan titik tangkap pada Escherichia coli

ekstrak petai bekerja dengan mengganggu pada dinding sel dan membran plasma

sedangkan pada Aeromonas Hydrophila bekerja dengan mengganggu

pada...................................................................................

Selain perbedaan pada titik tangkap dan metode juga terdapat beberapa hal

yang mempengaruhi