bab 4 hasil dan pembahasan 4.1 analisis data dan ...thesis.binus.ac.id/asli/bab4/2009-1-00377-mnti...
TRANSCRIPT
61
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data dan Pembahasan
4.1.1 Data Permintaan Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100
Tabel 4.1
Data Permintaan Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100
Periode Juli 2006 – Juni 2008
Periode Permintaan Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100
1 4554 2 3876 3 3675 4 3437 5 2389 6 2073 7 2340 8 3212 9 2744 10 3579 11 4280 12 4875 13 4254 14 3978 15 3275 16 2580 17 2378 18 1860 19 1934 20 2578 21 3096 22 3356 23 3978 24 4576
Sumber : OLT. Metal Works
62
4.1.2 Pola Data Permintaan Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100
Gambar 4.1 Pola Data Permintaan Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100
Periode Juli 2006 – Juni 2008
Sumber : OLT. Metal Works
4.1.3 Hasil Perhitungan Peramalan
Dari pola data permintaan Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100 dapat dilihat,
bahwa pola permintaan bersifat musiman, dimana terdapat penurunan dan
peningkatan permintaan terhadap produk pada periode-periode tertentu. Oleh
sebab itu tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba peramalan dengan
beberapa metode dengan maksud untuk menemukan metode peramalan yang
memiliki tingkat error terkecil. Metode yang ada adalah metode :
A. Metode Peramalan Dekomposisi
63
B. Metode Peramalan Exponential Smoothing Adjusted for Trend and
Seasonal Variation: Winter's Method
C. Metode Peramalan Double Moving Average
D. Metode Peramalan Single Eksponential Smoothing
E. Metode Peramalan Double Eksponential Smoothing
Perhitungan peramalan dilakukan dengan menggunakan program Minitab
versi 15. perhitungan sendiri dapat dilihat pada bagian lampiran L.1 sampai
L.17. Dari peramalan itu sendiri ditemukan statistika ketepatan peramalan
MAD, MSE, dan MAPE yang selanjutnya akan dicari nilai terkecilnya.
Perbandingan statistika ketepatan peramalan dari metode-metode tersebut
dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Nilai MAD, MSE, dan MAPE Penjualan Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100
Hidaku Safety Belt MAPE MAD MSE Dekomposisi 3,9 120,5 48276,0 Winters` Eksponential Smoothing 4,8 144,1 43022,6 Double Moving Average 22,0 661,0 536579,0 Single Smoothing Eksponential 14,0 440,0 278960,0 Double Smoothing Eksponential 16,0 464,0 312345,0
Sumber: Pengolahan Data
4.1.4 Analisis Peramalan
Dalam melakukan peramalan penjualan, yang pertama kali dilakukan
adalah mengambil data penjualan berkala selama 2 tahun, tentu saja makin
64
banyak data yang diambil atau makin baru data makin baik atau lebih
mendekati kenyataan peramalan itu. Setelah menyusun data penjualan menjadi
sebuah grafik maka dapat ditentukan atau diperkirakan pola data dari penjualan
perusahaan.
Untuk produk Hidaku Safety Belt, dapat dilihat bahwa pola penjualan
bersifat musiman (Seasonal), dimana tingkat penjualan mengalami penurunan
dan peningkatan pada periode tertentu tiap tahunnya. Oleh sebab itu peramalan
yang paling tepat untuk diuji coba adalah metode dekomposisi dan metode
eksponential smoothing winters`. Akan tetapi tidak ada salahnya bila
melakukan percobaan dengan metode peramalan yang lain untuk amanya.
Dari hasil perhitungan yang ada kita mengambil perbandingan statistika
peramalan MAPE untuk dipakai sebagai penentu metode mana yang memiliki
nilai error yang terkecil, dan didapatkan nilai MAPE terkecil menggunakan
metode dekomposisi dengan nilai 3,9. Hasil peramalan pada periode
selanjutnya adalah sebesar : 4.013,47 produk. Dibulatkan menjadi 4.014
produk.
4.1.5 Menentukan Lot Sizing
Setelah dilakukan peramalan dan melakukan perbandingan statistika
ketepatan peramalan, maka didapatkan bahwa metode peramalan yang terbaik
adalah dengan menggunakan metode dekomposisi. Hasil peramalan untuk
periode kedepan digunakan untuk menentukan lot sizing yang lebih effisien
65
untuk perusahaan. Perbandingan akan dilakukan pada tiap bahan baku produk
dengan menggunakan metode EOQ dan POQ.
4.1.6 Struktur Produk dan Lead Time Pengiriman Bahan Baku
Produksi Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100 dilakukan dengan menyusun
subpart-subpart menjadi satu kesatuan yang bekerja. Dimana dalam membuat
subpart produk yang ada, proses produksi didominasi oleh proses Metal Works,
yaitu dengan cara melakukan perubahan bentuk material baja. Proses produksi
juga didominasi oleh banyaknya stasiun assembling yang dilakukan oleh
pekerja manusia (tidak otomatis). Secara keseluruhan proses produksi dapat
dilihat pada gambar 4.2
66
Gambar 4.2 Assembly Chart produk Hidaku Safety Belt tipe ETA-100
Sumber : OLT.Metal Works
Dapat dilihat pada gambar produk terdiri dari beberapa subpart, yaitu :
1. Belt
2. Plat Belt
67
3. Gasper B1 dan B2
4. Gasper A
5. Penyangga Belt
6. Kait
7. Iong Kupu-Kupu A dan B
8. Tambang
9. Letter D
10. Selongsong
Dari proses produksi dilakukan oleh OLT. Metal Works, bahan baku utama
yang digunakan adalah baja pelat. Dimana baja pelat yang digunakkan
memiliki spesifikasi :
- Baja pelat yang berukuran standar panjang 2,4 meter dan lebar 1,2 meter
dengan berbagai ketebalan yang berbeda. Ketebalan baja pelat yang
digunakan adalah : 4 mm ; 1,5 mm ; 0,5 mm. Baja pelat dalam hal ini
digunakan sebagai bahan utama yang digunakan sebagai penopang berat
pemakai. Ketebalan baja pelat yang berbeda-beda digunakan karena
adanya variasi bentuk komponen yang disesuaikan dengan ketahanan baja
tersebut terhadap tekanan.
- Belt yang terbuat dari nilon sintetis yang digunakan untuk menahan beban
tubuh. Belt sendiri didapatkan dari supplier asal luar negri, terutama Korea.
68
- Tambang yang juga terbuat dari nilon sintetis dengan kegunaan yang sama
dengan belt.
Selain bahan baku utama diatas, terdapat beberapa bahan baku tambahan,
yaitu :
- Timah yang digunakkan dalam proses galvanisasi. Timah yang telah
digalvanisasi menjadi pelapis bagi baja pelat yang berfungsi utama untuk
mempercantik komponen serta mencegah baja berkarat. Dalam kasus ini
timah tidak diperhitungkan sebab proses galvanisasi yang menggunakan
bahan timah dilakukan dengan jasa outsourcing.
- Per, merupakan bahan tambahan yang digunakkan untuk menyangga
bagian iong kupu-kupu dengan kait.
- Keling digunakkan sebagai penyambung komponen yang memerlukan
kekuatan tahanan yang lebih.
- Pelapis Tambang digunakkan agar tambang berada para jalur yang tepat.
Berbahan dasar plastik.
- Benang untuk menjahit belt serta label. Benang dan label tidak
diperhitungkan dalam melakukan effisiensi biaya inventory sebab tidak
mengambil lokasi penyimpanan yang signifikan dan mudah didapatkan.
Dari bahan baku yang ada terdapat waktu tunggu (Lead Time) yang
berbeda-beda antar bahan. Masalah yang paling kentara adalah karena adanya
bahan baku yang khusus diambil dari luar negeri, yaitu dari Korea. Bahan baku
tersebut adalah belt dan tambang sintesis. Hal ini menyebabkan Lead Time
69
kedua bahan baku ini menjadi jauh lebih lama dari bahan yang lain. Jumlah
kelipatan pemesanan kedua bahan baku ini pun dihitung besar sebab supplier
sendiri merupakan supplier yang besar dan tidak ingin menjual dalam jumlah
yang sedikit. Data waktu tunggu (Lead time) serta jumlah kelipatan pemesanan
OLT.Metal works adalah :
Tabel 4.3 Lead Time dan Jumlah kelipatan pemesanan
Bahan Baku Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100
No Bahan Baku Lead Time Jumlah Kelipatan
1 Baja Pelat 5 Hari 50 Kg
2 Belt 20 Hari 100 Kg
3 Tambang 20 Hari 100 Kg
4 Per 2 Hari 5 Kg
5 Keling 3 Hari 10 Kg
6 Pelapis Tambang 2 Hari 5 Kg
Sumber: OLT. Metal Works
Beberapa hal yang perlu ditambahkan adalah :
- Bahan baku baja pelat tidak harus disimpan dalam gudang perusahaan.
Apabila perusahaan merasa tidak memerlukanya atau tidak ada lokasi
penyimpanan, perusahaan dapat menjual baja pelat kepada pihak pengecer
atau bahan ke supplier kembali, hanya saja hal ini tidak disarankan apabila
dilakukan dalam jumlah yang besar, sebab penjualan kembali dikenakan
tarif harga yang lebih murah.
- Lead Time bahan baku belt dan tambang memakan waktu yang sama, sebab
proses shipping dari korea menggunakan kapal yang sama, oleh sebab itu
70
untuk memesan bahan baku ini pelu dilakukan pada saat yang dekat atau
bersamaan.
- Bahan baku Timah, benang, dan label tidak diperhitungkan sebab bahan
baku timah merupakan proses outsourcing, sedangkan bahan baku benang
dan label mudah didapatkan dan hanya mengambil lokasi yang minim.
4.1.7 Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) dan Periodic Order Quantiy
(POQ)
Perhitungan EOQ dan POQ dilakukan untuk mengendalikan persediaan,
dimana kedua teknik ini berkaitan erat dengan minimalisasi biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan. EOQ sendiri dirumuskan dengan :
HDSQ 2=
Dimana : Q = Jumlah optimal barang per pesanan (EOQ)
D = Permintaan
S = Biaya pemesanan
H = Biaya penyimpanan
hD
d
LdROP
=
Χ=
Dimana : ROP = Titik pemesanan ulang (reorder point)
d = Permintaan per hari
L = Lead Time
D = Permintaan satu periode
71
h = Jumlah hari kerja satu periode
Sedangkan rumus POQ adalah sebagai berikut :
Dalam menentukan EOQ dan POQ perusahaan kedepan digunakanlah
peramalan penjualan periode selanjutnya, serta perhitungan biaya simpan untuk
bahan baku dengan membuat persentase perkiraan biaya.
Perusahaan OLT. Metal Works sendiri tidak memiliki sebuah catatan
khusus mengenai pengeluaran yang fix mengenai biaya yang dikeluarkan
dalam menangani bahan baku, khususnya mengenai biaya pemesanan dan
penyimpanan. Oleh sebab itu diperlukanlah brainstorming secara khusus
dengan pihak perusahaan, serta menjelaskan hal yang diperlukan seperti
persentase biaya terhadap nilai persediaan, serta kategori biaya itu sendiri,
seperti : biaya apa sajakah yang termasuk dalam biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan.
Dari hasil wawancara dengan perusahaan, maka dapat disusun rincian biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berhubungan dengan sistem
persediaan. Tabel 4.4 berisi mengenai persentase biaya terhadap nilai
persediaan, dan tabel 4.5 berisi mengenai biaya pemesanan perusahaan, yang
termasuk didalamnya adalah biaya telepon, faks, surat, dll; dan biaya
penyimpanan perusahaan yang didapatkan dengan cara melakukan
)(hariratataanrataPermiEOQPOQ
−=
η
72
perbandingan antara luas area untuk menyimpan bahan baku tersebut, dan
banyaknya bahan baku yang dapat disimpan di area tersebut.
Tabel 4.4
Persentase biaya OLT. Metal Works terhadap nilai persediaan
Sumber: OLT. Metal Works
Tabel 4.5
Biaya Pemesanan dan Penyimpanan OLT. Metal Works
Bahan Baku Biaya Pemesanan
Biaya Penyimpanan Sebelum
Kelonggaran
Biaya Penyimpanan
Dengan Kelonggaran
Baja Pelat Rp.20.000,- Rp.80,- Rp.93,60 Belt Rp.75.000,- Rp.90,- Rp.105,30 Tambang Rp.75.000,- Rp.90,- Rp.105,30 Per Rp.3.000,- Rp.50,- Rp.58,50 Keling Rp.4.000,- Rp.50,- Rp.58,50 Pelapis Tambang Rp.3.000,- Rp.50,- Rp.58,50
Sumber: OLT. Metal Works
Setelah biaya sudah ditentukan, yang selanjutnya dilakukan adalah
menentukan berapa berat yang diperlukan dari masing-masing bahan baku
untuk memproduksi satu buah unit Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100. Berat
Kategori Biaya Persentase biaya terhadap nilai persediaan
Biaya Penyimpanan, termasuk didalamnya biaya operasi dan asuransi
5 %
Biaya Penanganan bahan baku, termasuk didalamnya penyusutan peralatan, sewa peralatan, listrik
5 %
Biaya Tenaga kerja tambahan 2 %
Biaya investasi 5 %
Total persentase biaya 17 %
73
dari masing-masing bahan baku untuk memproduksi satu buah unit safety belt
dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Berat Bahan Baku Untuk Memproduksi Satu Unit Safety Belt
Bahan Baku Berat Bahan Baku (Kg) Baja Pelat 0,300 Belt 0,100 Tambang 0,120 Per 0,010 Keling 0,015 Pelapis Tambang 0,012
Sumber: OLT. Metal Works
Dari tabel 4.3, 4.5, dan 4.6 dapat disusun perhitungan EOQ dan POQ
perusahaan dengan hasil dari masing-masing bahan baku dapat dilihat pada
tabel 4.7.
Tabel 4.7
EOQ, ROP, dan POQ Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100
Bahan Baku EOQ (Kg) ROP (Kg) POQ (Kg) Baja Pelat 750 241 800 Belt 800 322 900 Tambang 900 386 900 Per 65 4 70 Keling 100 8 110 Pelapis Tambang 75 4 80 Perkiraan Peramalan Bulan 25 = 4014 Buah Unit Hari kerja satu periode = 25 hari
Sumber: Pengolahan Data
Beberapa contoh perhitungan untuk mendapatkan nila EOQ, ROP, dan
POQ perusahaan bagi Hidaku Safety Belt Tipe ETA-100 adalah sebagai
berikut:
74
Bahan Baku Baja Pelat
Perkiraan permintaan pada periode ke-25 = 4.014 buah unit
Hari Kerja per periode = 25 Hari
Penggunaan bahan baku satu unit = 0,3 Kg
Penggunaan bahan baku untuk periode ke-25 = 0,3 X 4.014 = 1.204,2 Kg
Dibulatkan menjadi = 1.205 Kg
• EOQ (Economic Order Quantity)
HDS
Q2
=
Dimana : Q = Jumlah optimal barang per pesanan (EOQ)
D = Permintaan
S = Biaya pemesanan
H = Biaya penyimpanan
6,9320000205.12 ××
=Q
605.717=Q Kg
Karena dalam melakukan pemesanan supplier menentukan kelipatan
sebesar 50 Kg, maka :
750=Q Kg
• ROP (Reorder Point)
hDd
LdROP
=
×=
75
Dimana : ROP = Titik pemesanan ulang (reorder point)
D = Permintaan per hari
L = Lead Time
D = Permintaan satu periode
h = Jumlah hari kerja satu periode
25205.1
=d = 48,2 Kg
52,48 ×=ROP = 241 Kg
• POQ (Periodic Order Quantity)
RatataanRataPerEOQ
POQ−
=min
306,1549750
==POQ
Pembulatan POQ menjadi = 16
Jumlah unit yang dipesan = 16 X 49 = 784 Kg
Pemesanan dengan kelipatan dari supplier = 800 Kg
Bahan Baku Belt
Perkiraan permintaan pada periode ke-25 = 4.014 buah unit
Hari Kerja per periode = 25 Hari
Penggunaan bahan baku satu unit = 0,1 Kg
Penggunaan bahan baku untuk periode ke-25 = 0,1 X 4.014 = 401,4 Kg
Dibulatkan menjadi = 402 Kg
76
• EOQ (Economic Order Quantity)
HDS
Q2
=
Dimana : Q = Jumlah optimal barang per pesanan (EOQ)
D = Permintaan
S = Biaya pemesanan
H = Biaya penyimpanan
3,105750004022 ××
=Q
736,756=Q Kg
Karena dalam melakukan pemesanan supplier menentukan kelipatas
sebesar 100 Kg, maka :
800=Q Kg
• ROP (Reorder Point)
hDd
LdROP
=
×=
Dimana : ROP = Titik pemesanan ulang (reorder point)
D = Permintaan per hari
L = Lead Time
D = Permintaan satu periode
h = Jumlah hari kerja satu periode
25402
=d = 16,08 Kg
77
2008,16 ×=ROP = 321,6 Kg
Dibulatkan menjadi = 322 Kg
• POQ (Periodic Order Quantity)
RatataanRataPerEOQ
POQ−
=min
059.4717800
==POQ
Pembulatan POQ menjadi = 48
Jumlah unit yang dipesan = 48 X 17 = 816 Kg
Pemesanan dengan kelipatan dari supplier = 900 Kg
Untuk melihat lebih jelasnya perhitungan dapat dilihat pada lembar
lampiran L.18, dimana perhitungan dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel.
4.1.8 Perhitungan Biaya Dengan Bantuan Tabel MRP
Setelah didapatkan nilai EOQ dan POQ dari masing-masing bahan baku,
yang selanjutnya dilakukan adalah membandingkan total biaya yang
dikeluarkan dari kedua metode terhadap masing-masing bahan baku. Total
biaya didapat dari penambahan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan pada
periode ke-25. Untuk perhitungan biaya dimana terdapat kekurangan
persediaan (Stockout Cost) dipilih metode yang tidak mengalami kekurangan
persediaan atau dengan stockout cost yang lebih kecil. Prioritas pemilihan
metode lot sizing diutamakan kepada metode dengan biaya yang lebih kecil
dan tidak mengalami kekurangan persediaan saat barang tiba. Tabel MRP
78
selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran L.19 sampai L.24.
Perbandingan biaya masing-masing bahan baku dapat dilihat pada tabel 4.8 dan
4.9.
Tabel 4.8 Total Biaya Persediaan Dengan Teknik EOQ
EOQ Bahan Baku Biaya Pesan Biaya Simpan Total Biaya Baja Pelat Rp.20.000,- Rp.966.420,- Rp.986.420,-
Belt Rp.75.000,- Rp.1.524.218,- Rp.1.599.218,-
Tambang Rp.75.000,- Rp.1,684.800,- Rp.1.759.800,-
Per Rp.3.000,- Rp.57.037,- Rp.60.037,50
Keling Rp.4.000,- Rp.89.212,- Rp.93.212,50
Pelapis Tambang
Rp.3.000,- Rp.71.662,- Rp.74.662,50
Rp.4.573.350,50
Sumber : Pengolahan Data
Tabel 4.9 Total Biaya Persediaan Dengan Teknik POQ
POQ Bahan Baku Biaya Pesan Biaya Simpan Total Biaya Baja Pelat Rp.20.000,- Rp.1.055.340,- Rp.1.075.340,-
Belt Rp.75.000,- Rp.1.787.468,- Rp.1.862.468,0
Tambang Rp.75.000,- Rp.1.684.800,- Rp.1.759.800,-
Per Rp.3.000,- Rp.64.350,- Rp.67,350,-
Keling Rp.4.000,- Rp.103.837,50 Rp.107,837,50
Pelapis Tambang
Rp.3.000,- Rp.78.975,- Rp.81,975,-
Rp.4.954.770,50
Sumber : Pengolahan Data
79
4.1.9 Analisis Teknik Lot Sizing
Dalam menjalankan sistem persediaan, OLT. Metal Works tidak memiliki
standar sistem yang tinggi. Yang ada dalam sistem hanyalah melakukan
pencatatan bahan baku yang masuk dan keluar, sedangkan pencatatan atau data
masa lalu mengenai biaya pemesanan dan biaya penyimpanan tidaklah ada atau
minim adanya. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan
dalam menekan biaya, dimana pemesanan kembali dilakukan hanya denga n
visual saja, yaitu apabila dilihat sepertinya terdapat bahan baku sudah mau
habis barulah dilakukan pemesanan kembali. Resiko yang terburuk adalah
adanya kekurangan bahan baku yang akan menimbulkan biaya Stockout.
Keadaan ini diperburuk dengan adanya bahan baku dengan waktu lead time
yang lama bisa menyebabkan proses produksi berhenti total.
Dalam melakukan penentuan teknik lot size terbaik, diperlukan beberapa
data dari perusahaan, yatu : bahan baku, struktur produk, biaya pemesanan,
biaya penyimpanan, kelipatan pemesanan dari supplier, dan lead time.
Dari perbandingan biaya antara teknik POQ dan EOQ yang dapat dilihat
pada tabel 4.8 dan 4.9 dapat dipadukan menjadi teknik lot size yang paling
optimal dan dapat digunakan oleh OLT. Metal Works untuk mengurangi biaya
yang berhubungan dengan sistem persediaan bahan baku perusahaan. Untuk
jenis bahan baku dan teknik lot size yang paling tepat dapat dilihat pada tabel
4.10.
80
Tabel 4.10
Teknik Lot size Optimal OLT. Metal Works
Bahan Baku Teknik Lot Sizing
Biaya Pesan Biaya Simpan Total Biaya
Baja Pelat EOQ Rp.20.000,- Rp.966.420,- Rp.986.420,-
Belt EOQ Rp.75.000,- Rp.1.524.218,- Rp.1.599.218,-
Tambang EOQ/POQ Rp.75.000,- Rp.1,684.800,- Rp.1.759.800,-
Per EOQ Rp.3.000,- Rp.57.037,- Rp.60.037,50
Keling EOQ Rp.4.000,- Rp.89.212,- Rp.93.212,50
Pelapis Tambang EOQ Rp.3.000,- Rp.71.662,- Rp.74.662,50
Total Rp.4.573.350,50 Sumber : Pengolahan Data
Total biaya yang didapatkan dari teknik lot size lot size yang optimal lalu
dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Penghitungan biaya yang dikeluarkan menggunakan asumsi perusahaan tidak
memiliki safety stock, sehingga persediaan bahan baku dimulai dari nol.
Perusahaan tidak memberikan perincian biaya penyimpanan yang dikeluarkan,
tapi menurut pihak perusahaan, total biaya peresediaan yang dikeluarkan oleh
perusahaan adalah sebesar Rp.6.000.000,-
Walau data mengenai total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak
100% tepat, perbedaan total biaya sebesar Rp.6.000.000 – Rp.4.573.350,50 =
Rp.1.426.649.50 cukup besar untuk diambil kesimpulan bahwa metode MRP
yang diterapkan lebih baik daripada sistem persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan.
81
4.1.10 Manajemen
Setelah perusahaan melakukan perhitungan pemesanan bahan baku yang
meminimalisasi biaya, yang selanjutnya dilakukan adalah menetapkan strategi
manajemen yang mendukung jalanya proses produksi dengan baik. Hal ini
dapat tercipta dengan jalan merumuskan strategi pemasaran dengan baik.
Dalam merumuskan strategi pemasaran yang baik, diperlukanlah analisis
terhada lingkungan yang mempengaruhi perusahaan, baik secara internal,
eksternal, mikro maupun makro. Dimana dari analisis yang ada akan digunakan
untuk merumuskan strategi yang baru beserta implementasinya bagi
perusahaan.
4.1.11 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal merupakan analisis atau studi secara
mendalam mengenai keadaan lingkungan yang berada di dalam perusahaan.
Analisis ini sendiri dari 4 elemen utaman , yaitu penjualan, pemasaran, SDM
dan sumber daya keuangan. Dengan melakukan analisis dari 4 elemen dasar
perusahaan ini, dapat dilihat kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness)
yang ada, sehingga pihak perusahaan dapat memanipulasi kekuatan yang ada
dan mengatasi atau meminimalisasi kelemahan yang ada.
82
1. Penjualan
Permasalahan sedang dihadapi oleh OLT. Metal Works karena
munculnya persaingan baru dari luar negri, yaitu dari negara yang
industrinya sedang berkembang pesat, China. Pangsa penjualan OLT. Metal
Works yang melakukan penjualan dengan agen-agen distribusi menurun
sebesar 5-10 %. Penurunan pada penjualan memang tidaklah terlalu
dramatais atau “free fall” . Akan tetapi harus diingat bahwa perusahaan
mendapat pukulan bukan pada pangsa pasar yang menurun, tetapi pada
keuntungan perusahaan yang menurun. Disebabkan karena perusahaan
tidak dapat menaikkan harga terlalu tinggi sedangkan harga bahan baku
tetap naik. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan langkah strategis bagi
perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualan, atau setidaknya
meningkatkan pendapatan.
2. Pemasaran
Pemasaran dilakukan dengan melakukan penawaran pada agen-agen
distribusi yang lalu akan memberikan penawarannya kembali pada
perusahaan konstruksi, pekerja bangunan atau gedung baru. Pemasaran
hanya dilakukan kepada agen saja, sebab memang ada kebijakan
perusahaan tidak melakukan penjualan ke konsumen secara langsung.
Jaringan pemasaran perusahaan bisa dibilang cukup besar sebab tidak
mencakup daerah Jakarta saja, tetapi mencakup daerah Medan, Bandung,
dan kota-kota besar yang sedang mengadakan pembangunan.
83
Pemasaran tidak pernah dilakukan secara besar-besaran seperti
melakukan iklan di TV atau koran, sebab produk safety belt ini bersifat
wajib atau standar bagi proses pembangunan atau konstruksi. Umumnya
perusahaan konstruksi atau bangunan-lah yang mencari produk ini, dan
pemasaranya menjadi bersifat mouth to mouth, oleh sebab itu diperlukanlah
jaringan yang baik dengan para agen atau toko-toko yang mengambil
produk ini agar tercipta goodwill yang baik antara perusahaan dengan pihak
distributor. Perusahaan juga menyediakan bonus bagi para distributor yang
memborong produknya, dimana bonus dapat diambil akhir tahun atau
periode tertentu secara akumulasi.
Masalah terjadi pada perusahaan karena harga merupakan faktor yang
lebih kuat dari faktor pemasaran, jadi walaupun jaringan dengan distributor
sudah baik, agen-agen dapat berpindah ke produk safety belt lain apabila
terdapat produk yang harganya jauh lebih murah walaupun kualitasnya
buruk.
3. Sumber Daya keuangan
Sumber daya keuangan masih bisa dikatakan baik, sebab perusahaan
masih dapat melakukan kerjanya secara konsisten walau persaingan produk
makin meningkat. Pendanaan perusahaan dilakukan secara pribadi sebab
perusahaan merupakan PO atau perusahaan perorangan. Hal ini
memberikan keuntungan dan kerugian masing-masing bagi OLT. Metal
Works. Keuntungannya adalah laba produksi diambil oleh satu pihak saja,
hal ini memberikan cara kerja dan kempemimpinan yang simpel tanpa
84
campur tangan banyak pihak. Akan tetapi perusahaan juga memiliki
kerugian, yaitu perusahaan menjadi sulit berkembang, sebab dana untuk
membuat jaringan baru sulit dipenuhi. Perusahaan juga harus menanggung
sendiri apabila ada kerugian yang dialami. Akan tetapi akibat perusahaan
ini merupakan perusahaan keluarga. Oleh karena keterbatasan dana ini,
haruslah diadakan langkah strategis yang diharapkan dapat menambah
penjualan produk.
4. Sumber Daya Manusia
Pekerja OLT. Metal Works tergolong sedikit dimana hal ini disebabkan
karena OLT. Metal Works adalah sebuah Home Industry. Berhubung OLT.
Metal Works adalah sebuah home industry, pekerja yang ada kebanyakan
pekerja yang memiliki hubungan dekat dengan sang pemilik, hal ini
menyebabkan pekerjaan dilakukan dengan santai dan baik. Pekerja
berjumlah 20 orang termasuk kantor dan pabriknya dimana pekerja pabrik
merupakan para pekerja yang sudah lama berada di bidangnya, sehingga
memiliki keterampilan tinggi. Keuntungan lain yang didapat adalah sudah
ada kepercayaan tinggi antara atasan dengan bawahan, sebab pekerjanya
tinggal dekat daerah produksinya (pekerja saling berkerabat/keluarga
dengan pekerja lain). Hal ini memberikan aktivitas perusahaan terus dapat
berjalan dengan baik.
85
4.1.12 Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal mengadakan analisa atau studi mendalam
terhadap kondisi lingkungan di luar perusahaan, kondisi yang dinilai adalah
kondisi yang dapat memberikan pengaruh peluang (Opportunities) ataupun
ancaman (Threat) secara langsung kepada perusahaan. Dari analisis ini
perusahaan dapat melakukan strategi lanjutan yang dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan secara optimal.
A. Lingkungan makro
Lingkungan makro merupakan sebuah analisa mengenai keadaan diluar
perusahaan yang memiliki timbal balik dan saling mempengaruhi bagi
perusahaan. Lingkungan makro yang ada meliputi :
1. Ekonomi
Kenaikan harga di Indonesia menyebabkan naiknya harga bahan-
bahan baku perusahaan. Hal ini juga akan mempengaruhi biaya lain
perusahaan, seperti listrik, air, dan terutama biaya operasional.
Kenaikan biaya ini pastilah akan mempengaruhi harga produk dan
dapat mengurangi penjualan produk. Keadaan ekonomi diperburuk
dengan adanya peningkatan bahan bakar minyak yang meningkatkan
biaya operasional perusahaan, memang harga bahan bakar sudah
kembali normal menjadi lima ribu rupiah, akan tetapi kerusakan yang
ditimbulkan sangatlah besar, sebab walau harga minyak sudah turun,
86
harga bahan baku tidak turun kembali seperti sedia kala. Peningkatan
biaya ini haruslah ditanggulangi dengan adanya strategi lebih lanjut.
2. Teknologi
Kemajuan teknologi di Indonesia sangatlah cepat, begitu pula
dengan perkembangan teknologi industri. Perkembangan ini merupakan
ancaman bagi perusahaan yang tidak dapat melakukan adopsi teknologi
baru sehingga akan ketinggalan dari para pesaingnya. Salah satu alasan
utama dari gagalnya atau tidak dapatnya perusahaan mengadopsi
teknologi yang baru adalah karena adanya keterbatasan dana. Dalam
pasaran produkn safety belt, perusahaan masih menggunakan tenaga
manusia sebagai fokus utamanya, berbeda dengan produk dari Jepang
yang sudah melakukan otomatisasi dengan fokus mesin. Akan tetapi
perbedaan teknologi ini tidak mempengaruhi penjualan pada
perusahaan, sebab pasar di Jepang dan pasar di Indonesia
berbeda,dimana Indonesia tidak terlalu memperhatikan kualitas
produknya. OLT. Metal Works sendiri bukannya tidak memperhatikan
kualitas produknya, tapi memang pasar di Indonesia yang memang
lebih mengutamakan harga dibanding kualitas memaksa perusahaan
untuk memakai teknologi yang sekarang digunakan. Hal ini disebabkan
karena teknologi berjalan searah dengan harga, apabila teknologi yang
digunakan makin canggih, harga pun umumnya akan meningkat pula
(produk Jepang canggih tapi mahal, sedangkan produk Indonesia tidak
terlalu canggih tapi harganya murah. Bila OLT. Metal Works memakai
87
teknologi Jepang, produk tidak dapat bersaing dengan produk yang
lebih murah di Indonesia.
3. Sosial budaya
Perubahan sosial budaya tidak mempengaruhi langsung pada
perusahaan dan dampaknya kecil akan tetapi apabila terjadi perubahan
yang besar maka harus menjadi bahan perhatian.
4. Politik
Politik di Indonesia masih mengalami banyak ketidak jelasan
dengan adanya peraturan-peraturan dan kebijakan baru yang kadang
sudah disosialisasikan tapi tidak dijalankan dengan baik, hal itu akan
membuat perusahaan harus berhati-hati pada peraturan daerah.
Pemerintahan sendiri sedang mengalami banyak masalah dengan
adanya gempuran dari dalam dan luar negeri, mulai dari standar harga
bahan baku, harga bahan bakan minyak, pajak, dll. Mau tidak mau
perusahaan pastilah terkena imbas yang besar. Belum lagi sebentar lagi
akan diadakannya pemilihan umum naik daerah, ke-presidenan, dll,
dimana dampak politik akan menjadi sangat besar bagi perusahaan,
sebab budget akan lebih banyak dikeluarkan ke accecories pemilu dan
membuat penjualan produk berkurang.
B. Lingkungan mikro
Analisa lingkungan mikro adalah sebuah analisa lanjutan dari
lingkungan makro, dimana dengan adanya analisa lingkungan mikro,
88
perusahaan dapat merumuskan strategis lebih lanjut untuk meraih
keuntungan yang optimal.
1. Ancaman pendatang baru
Ancaman pendatang baru relatif kecil, memang untuk masuk ke
pasar ini mudah dan tidak memerlukan dana yang sangat besar, akan
tetapi entry barrier yang terbesar datang dari faktor distribusi produk,
sebab agen-agen distributor sudah memiliki jaringan yang kuat dengan
para pemain lama. Bila pendatang baru tidak memiliki keunggulan yang
baik (terutama dalam masalah harga), dipastikan akan mengalami
kesulitan saat pertama kali memasuki pasar.
Pendatang baru yang mungkin berhasil datang dari luar negeri, yaitu
dari China. Dengan keunggulanya di bidang industri produsen dari
China dapat memproduksi dengan biaya yang lebih murah sehingga
harga pun bersifat kompetitif. Akan tetapi produk dari China
mengorbankan satu hal, yaitu kualitas, dimana produk memiliki
kekuatan dibawah standar dan dapat menimbulkan kecelakaan bagi
pemakai. Sayang sekali di Indonesia benar-benar tidak mengindahkan
standar keamanan.
2. Posisi tawar menawar pemasok
Bahan baku pada OLT.Metal Works tidak diproduksi sendiri, dan
didatangkan melalui supplier yang ada. Oleh sebab itu, perusahaan
sangat bergantung pada supplier, akan tetapi kekuatan menawar
89
supplier tidak terlalu kuat, sebab banyak supplier yang ada, terutama
supplier baja pelat.
3. Posisi tawar menawar pembeli
Area penjualan meliputi kota-kota besar di Indonesia dan pangsa
pasar dapat dikatakan relatif besar. Tentu saja hal itu tidak menjamin
posisi persaingan safety belt, dapat dilihat dari kecenderungan
perusahaan yang mengalami penurunan penjualan per tahun, hal ini
disebabkan karena terdapat pesaing dengan produk serupa. Dalam
melakukan pembelian umumnya yang menjadi faktor utama pembelian
adalah kualitas VS harga produk, hal itu pulalah yang terjadi dalam
industri ini, dimana pada pasar di Indonesia kecenderungan faktor harga
lebih baik daripada kualitas, walaupun hal itu tidak signifikan. Hal
itulah yang dihadapi oleh OLT. Metal Works dimana perusahaan ingin
mempertahankan kualitas produk sekaligus mengurangi harga produk.
4. Produk pengganti
Produk pengganti adalah faktor berbahaya bagi suatu pasar tertentu,
sebab perusahaan sulit mengatur selera masyarakat akan suatu produk
maupun penggantinya. Akan tetapi dalam pasar safety belt produk
pengganti belumlah ada, atau bila ada pun produk penggantinya adalah
tali tambang yang digunakan dengan mengikatnya pada struktur
bangunan (tentu saja dibawah standar pembangunan). Oleh sebab itu
perusahaan masih tergolong sedikit, sehingga perushaan tidak terlalu
mengambil perhatiannya.
90
5. Persaingan industri
Persaingan industri safety belt tergolong mid level crowded, atau
tidak terlalu ramai, dimana pasar dikuasai oleh para pemain lama yang
sudah berada di Indonesia saat tahap pembangunan dimulai (tahun
1990-an). Beberapa pesaingnya adalah : PT. Spanset Amandira
Internusa, Karya Mitra, dan Metro Tehnik.
4.1.13 Evaluasi Faktor Internal
Dilakukan pengkategorian faktor-faktor internal perusahaan menjadi
kekuatan dan kelemahan secara fungsional. Analisis faktor internal dapat
dilihat pada tabel 4.11 dan 4.12
Tabel 4.11 Faktor-Faktor Kekuatan OLT. Metal Works
No. Faktor Kekuatan Perusahaan
1 Produk yang berkualitas
2 Harga yang kompetitif
3 Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan
4 Jaringan distribusi yang luas mencakup kota-kota besar
5 Banyak pengalaman (sudah lama berdiri)
6 Jaringan supplier yang baik
7 Pekerja yang terampil
8 Penggunaan lokasi pabrik secara optimal
Sumber : OLT. Metal Works
91
Penjelasan mengenai faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan
adalah sebagai berikut :
1. Produk yang berkualitas, dimana produk dibuat dengan bahan baku
dengan kualitas internasional dan dikerjakan oleh para pekerja yang
terampil.
2. Harga produk yang dapat dibilang sesuai dengan keinginan masyarakat
dengan tetap menjaga kualitas produk tetap tinggi.
3. Jaringan distribusi dijalankan oleh para pekerja yang masih merupakan
kerabat atau teman dekat, sehingga misscommunication dapat dihindari.
4. Jaringan distribusi bukan hanya ada di Jakarta saja, tapi ada di beberapa
kota besar lainya seperti Bandung, Medan, dll.
5. Perusahaan sudah berdiri sejak tahun 1985 yang membuatnya sudah
mengerti seluk beluk usaha dan lebih bisa menghadapi masalah.
6. Jaringan supplier yang besar dengan harga yang murah dengan kualitas
bahan baku yang baik. Jaringan juga dapat dikatakan sangat baik,
karena dapat mempertahankan hubungan kerja sama dengan supplier di
Korea.
7. Pekerja bekerja dengan luwes dan giat serta memiliki standar kerja
yang tinggi, walaupun pihak manajemen kurang melakukan kontrol.
8. Area pabrik dapat dipergunakan dengan optimal, yaitu dengan
mempergunakan lahan yang kecil untuk melakukan penyimpanan
bahan baku yang tidak sedikit.
92
Tabel 4.12 Faktor-Faktor Kelemahan OLT. Metal Works
No. Faktor Kelemahan Perusahaan
1 Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran
2 Tidak adanya sistem manajemen yang pasti
3 Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas
4 Tidak adanya sistem peramalan penjualan
5 Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
6 Pekerja kadang-kadang diberikan terlalu besar kepercayaan atau kebebasan
Sumber : OLT. Metal Works
Penjelasan mengenai faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan hanya melakukan sedikit pemasaran, hal ini dikarenakan
perusahaan tidak mengeluarkan dana tambahan untuk membuat advertising
tambahan. Pemasaran yang dilakukan hanyalah dengan bantuan agen-agen
penjualan saja, dimana agen ini lebih memfokuskan hanya pada mouth to
mouth advertising dan koneksi dengan perusahaan konstruksi.
2. Karena OLT. Metal Works merupakan perusahaan Home Industry perusahaan
memiliki sistem manajemen yang apa adanya. Walaupun perusahaan
memiliki pekerja dengan tugasnya masing-masing, sering terjadi ketidak
jelasan pemegang kendali suatu divisi atau jobdesk.
3. Perusahaan memiliki dana terbatas yang menyebabkan sulitnya membuka
jaringan distribusi yang baru, apalagi dengan adanya ketidakpastian
perekonomian.
93
4. Perusahaan tidak melakukan perhitungan penjualan untuk periode ke depan,
yang menyebabkan perusahaan kesulitan dalam menentukan strategi yang
tepat.
5. Perusahaan tidak memiliki sistem persediaan yang baik, bahkan dalam
melakukan restock perusahaan hanya melakukan pemeriksaan secara visual
saja. Walaupun pencatatan bahan baku tetap dilakukan, tapi dengan tidak
adanya sistem persediaan yang baik, perusahaan mengalami peningkatan
biaya penyimpanan bahan baku.
6. Pekerja diberikan kepercayaan terlalu banyak oleh perusahaan, hal itu
menyebabkan para pekerja yang baru masuk menjadi kurang disiplin.
4.1.14 Evaluasi Faktor Eksternal
Dilakukan pengkategorian faktor-faktor lingkungan diluar perusahaan yang
berpotensi menjadi peluang ataupun ancaman. Faktor-faktor yang ada dapat
dilihat pada tabel 4.13 dan 4.14.
Tabel 4.13 Faktor-Faktor Peluang OLT. Metal Works
No. Faktor Peluang Perusahaan
1 Banyaknya pembangunan di masa yang akan datang
2 Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru
3 Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan
4 Banyak munculnya supplier baru
5 Pola konsumsi di Indonesia
Sumber : OLT. Metal Works
94
Penjelasan mengenai faktor-faktor peluang yang dimiliki oleh perusahaan
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan akan mengalami peningkatan penjualan apabila pembangunan
banyak dilakukan, sebab perusahaan konstruksi pasti akan mencari produk
keselamatan untuk pekerjanya.
2. Jaringan industri diperluas untuk meningkatkan penjualan produk, dilakukan
khususnya ke daerah-daerah besar yang direncanakan akan melakukan
banyak proyek pembangunan.
3. Perusahaan konstruksi di Indonesia masih banyak yang tidak memiliki
standar keamanan untuk diterapkan ke para pekerjanya, dimana umumnya
pekerja hanya diberikan alat pengikat seadanya, misalnya : tambang.
Dengan adanya kesadaran perusahaan konstruksi, penjualan pasti akan
meningkat.
4. Dengan banyaknya supplier bahan baku yang muncul, harga bahan baku
pasti akan menurun, sebab para supplier pasti akan melakukan persaingan
juga. Dengan munculnya supplier yang baru ini, perusahaan juga dapat
melakukan perbandingan harga dan kualitas bahan baku dengan lebih
mudah.
5. Para konsumen di Indonesia umumnya memiliki kecenderungan untuk tidak
menjaga barangnya. Hal ini memberikan peningkatan penjualan sebab
permintaan pasti akan terus ada dari perusahaan konstruksi karena
produknya harus diganti.
95
Tabel 4.14 Faktor-Faktor Ancaman OLT. Metal Works
No. Faktor Ancaman Perusahaan
1 Kondisi ekonomi yang tidak menentu
2 Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah
3 Kondisi politik yang tidak menentu
4 Teknologi belum canggih
5 Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
Sumber : OLT. Metal Works
Penjelasan mengenai faktor-faktor ancaman yang dimiliki oleh perusahaan
adalah sebagai berikut :
1. Keadaan ekonomi di Indonesia sering mengalami perubahan drastis akibat
pengaruh dari dalam ataupun luar negri. Baru-baru ini terjadi peningkatan
harga bensin sampai Rp.6.500 yang menyebabkan perusahaan mengalami
kerugian.
2. Terdapat kompetitor baru yang masuk ke pasar Indonesia dengan proses
produksi yang lebih murah dan tentu saja mempengaruhi harga barang yang
diproduksinya. Akan tetapi walaupun harga barang murah, kualitas yang
diberikan berada di bawah standar dan sayangnya pasar di Indonesia yang
lebih memilih harga ketimbang kualitas, memberikan celah bagi pesaing
dari China ini melakukan penetrasi pasar.
3. Kondisi politik yang tidak menentu memang merupakan suatu krisis yang
dialami oleh semua pihak di belahan dunia. Untuk OLT. Metal Works hal
ini memberikan pengaruh kepada tingkat pembangunan di Indonesia, sebab
akibat adanya banyak nilai negatif politik di Indonesia, contoh : teroris,
96
banyak investor dari luar yang menarik dananya untuk melakukan
pembangunan di Indonesia.
4. Selagi perusahaan masih memakai teknik produksi manual, para pesaing
besar mulai mengaplikasikan tenaga mesin sedikit demi sedikit.
5. Pesaing lama banyak yang mulai mengaplikasikan teknik pemasaran baru
seperti menggunakan internet untuk melakukan penjualan, dll. Hal ini tentu
saja memberikan penurunan pangsa pasar bagi OLT. Metal Works.
4.1.15 Ekstrasi Faktor Internal dan Eksternal
Dari evaluasi faktor internal dan eksternal yang sudah disusun, perusahaan
lalu mengekstrasi faktor internal dan eksternal seperti pada tabel 4.15 dan 4.16.
Tabel 4.15 Ekstraksi Faktor Internal OLT. Metal Works
No. Faktor Internal Perusahaan
S-1 Produk yang berkualitas
S-2 Harga yang kompetitif
S-3 Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan
S-4 Jaringan supplier yang baik
S-5 Pekerja yang terampil
W-1 Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran
W-2 Tidak adanya sistem manajemen yang pasti
W-3 Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas
W-4 Tidak adanya sistem peramalan penjualan
W-5 Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
Sumber : OLT. Metal Works
97
Tabel 4.16 Ekstraksi Faktor Eksternal OLT. Metal Works
No. Faktor Eksternal Perusahaan
O-1 Banyaknya pembangunan di masa yang akan datang
O-2 Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru
O-3 Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan
O-4 Banyak munculnya supplier baru
O-5 Pola konsumsi di Indonesia
T-1 Kondisi ekonomi yang tidak menentu
T-2 Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah
T-3 Teknologi belum canggih
T-4 Kondisi politik yang tidak menentu
T-5 Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
Sumber : OLT. Metal Works
4.1.16 Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal
Ekstraksi faktor internal dan eksternal perusahaan yang sudah dirumuskan
lalu disusun menjadi sebuah kuisioner untuk mengetahui bobot-bobot terhadap
faktor-faktor yang ada. Kuisioner disusun dengan menggunakan metode
perbandingan berpasangan untuk membandingkan tiap faktor dan diberikan ke
perusahaan untuk diisi. Bobot penilaian digunakan untuk membandingkan
faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap perusahaan. Hasil kuisioner
dapat dilihat pada tabel 4.17 sampai tabel 4.22.
98
Tabel 4.17 Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan
Faktor Internal OLT. Metal Works
No Faktor Internal Perusahaan Lebih Kuat
Bobot (1-3)
1 A.Produk yang berkualitas B 2 B.Harga yang kompetitif 2 A.Produk yang berkualitas A 3 B.Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan 3 A.Produk yang berkualitas B 2 B.Jaringan supplier yang baik 4 A.Produk yang berkualitas B 2 B.Pekerja yang terampil 5 A.Produk yang berkualitas A 3 B.Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran 6 A.Produk yang berkualitas B 3 B.Tidak adanya sistem manajemen yang pasti 7 A.Produk yang berkualitas A 2 B.Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas 8 A.Produk yang berkualitas A 2 B.Tidak adanya sistem peramalan penjualan 9 A.Produk yang berkualitas A 3 B.Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
10 A.Harga yang kompetitif A 3 B.Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan
11 A.Harga yang kompetitif B 3 B.Jaringan supplier yang baik
12 A.Harga yang kompetitif A 1 B.Pekerja yang terampil
13 A.Harga yang kompetitif A 2 B.Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran
14 A.Harga yang kompetitif A 3 B.Tidak adanya sistem manajemen yang pasti
15 A.Harga yang kompetitif A 3 B.Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas
16 A.Harga yang kompetitif A 3 B.Tidak adanya sistem peramalan penjualan
99
Tabel 4.18 Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan
Faktor Internal OLT. Metal Works (Lanjutan 1)
17 A.Harga yang kompetitif A 2 B.Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
18 A.Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan A 1 B.Jaringan supplier yang baik
19 A.Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan A 2 B.Pekerja yang terampil
20 A.Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan A 3 B.Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran
21 A.Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan B 2 B.Tidak adanya sistem manajemen yang pasti
22 A.Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan B 2 B.Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas
23 A.Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan A 3 B.Tidak adanya sistem peramalan penjualan
24 A.Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan B 1 B.Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
25 A.Jaringan supplier yang baik A 3 B.Pekerja yang terampil
26 A.Jaringan supplier yang baik A 2 B.Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran
27 A.Jaringan supplier yang baik B 1 B.Tidak adanya sistem manajemen yang pasti
28 A.Jaringan supplier yang baik A 3 B.Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas
29 A.Jaringan supplier yang baik A 2 B.Tidak adanya sistem peramalan penjualan
30 A.Jaringan supplier yang baik B 3 B.Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
31 A.Pekerja yang terampil A 1 B.Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran
32 A.Pekerja yang terampil B 2 B.Tidak adanya sistem manajemen yang pasti
33 A.Pekerja yang terampil B 2 B.Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas
100
Tabel 4.19 Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan
Faktor Internal OLT. Metal Works (Lanjutan 2)
34 A.Pekerja yang terampil A 3 B.Tidak adanya sistem peramalan penjualan
35 A.Pekerja yang terampil B 3 B.Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
36 A.Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran B 2 B.Tidak adanya sistem manajemen yang pasti
37 A.Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran B 2 B.Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas
38 A.Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran A 3 B.Tidak adanya sistem peramalan penjualan
39 A.Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran B 2 B.Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
40 A.Tidak adanya sistem manajemen yang pasti A 3 B.Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas
41 A.Tidak adanya sistem manajemen yang pasti A 1 B.Tidak adanya sistem peramalan penjualan
42 A.Tidak adanya sistem manajemen yang pasti A 2 B.Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
43 A.Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas A 2 B.Tidak adanya sistem peramalan penjualan
44 A.Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas A 2 B.Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
45 A.Tidak adanya sistem peramalan penjualan B 3 B.Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti
Sumber : OLT. Metal Works
101
Tabel 4.20 Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan
Faktor Eksternal OLT. Metal Works
No Faktor Eksternal Perusahaan Lebih Kuat
Bobot (1-3)
1 A.Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang A 3 B.Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru 2 A.Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang A 2
B.Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan
3 A.Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang B 3 B.Banyak munculnya supplier baru 4 A.Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang B 3 B.Pola konsumsi di Indonesia 5 A.Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang A 1 B.Kondisi ekonomi yang tidak menentu 6 A.Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang B 3 B.Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah 7 A.Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang B 3 B.Teknologi belum canggih 8 A.Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang A 2 B.Kondisi politik yang tidak menentu 9 A.Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang A 2 B.Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
10 A.Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru B 2
B.Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan
11 A.Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru B 3 B.Banyak munculnya supplier baru
12 A.Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru B 3 B.Pola konsumsi di Indonesia
13 A.Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru A 2 B.Kondisi ekonomi yang tidak menentu
14 A.Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru B 3 B.Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah
15 A.Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru B 2 B.Teknologi belum canggih
102
Tabel 4.21 hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan
Faktor Eksternal OLT. Metal Works (Lanjutan 1)
16 A.Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru A 3 B.Kondisi politik yang tidak menentu
17 A.Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru A 2 B.Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
18 A.Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan A 1
B.Banyak munculnya supplier baru
19 A.Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan B 2
B.Pola konsumsi di Indonesia
20 A.Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan A 3
B.Kondisi ekonomi yang tidak menentu
21 A.Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan A 2
B.Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah
22 A.Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan B 2
B.Teknologi belum canggih
23 A.Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan A 3
B.Kondisi politik yang tidak menentu
24 A.Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan A 2
B.Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang 25 A.Banyak munculnya supplier baru B 1 B.Pola konsumsi di Indonesia
26 A.Banyak munculnya supplier baru A 2 B.Kondisi ekonomi yang tidak menentu
27 A.Banyak munculnya supplier baru B 2 B.Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah
28 A.Banyak munculnya supplier baru B 1 B.Teknologi belum canggih
29 A.Banyak munculnya supplier baru A 2 B.Kondisi politik yang tidak menentu
103
Tabel 4.22 Hasil Kuisioner Perbandingan Berpasangan
Faktor Eksternal OLT. Metal Works (Lanjutan 2)
30 A.Banyak munculnya supplier baru B 2 B.Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
31 A.Pola konsumsi di Indonesia A 3 B.Kondisi ekonomi yang tidak menentu
32 A.Pola konsumsi di Indonesia A 1 B.Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah
33 A.Pola konsumsi di Indonesia B 3 B.Teknologi belum canggih
34 A.Pola konsumsi di Indonesia A 3 B.Kondisi politik yang tidak menentu
35 A.Pola konsumsi di Indonesia A 3 B.Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
36 A.Kondisi ekonomi yang tidak menentu B 3 B.Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah
37 A.Kondisi ekonomi yang tidak menentu B 3 B.Teknologi belum canggih
38 A.Kondisi ekonomi yang tidak menentu B 1 B.Kondisi politik yang tidak menentu
39 A.Kondisi ekonomi yang tidak menentu A 2 B.Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
40 A.Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah A 1 B.Teknologi belum canggih
41 A.Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah B 3 B.Kondisi politik yang tidak menentu
42 A.Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah A 2 B.Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
43 A.Teknologi belum canggih A 3 B.Kondisi politik yang tidak menentu
44 A.Teknologi belum canggih A 2 B.Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
45 A.Kondisi politik yang tidak menentu B 3 B.Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang
Sumber : OLT. Metal Works
104
Selanjutnya perusahaan juga diberikan kuisioner mengenai skor terhadap
faktor internal dan eksternal perusahaan. Kuisioner dapat dilihat pada tabel
4.23dan 4.24.
Tabel 4.23 Hasil Kuisioner Scoring Faktor Internal OLT. Metal Works
No. Faktor Internal Perusahaan Skor S-1 Produk yang berkualitas 4 S-2 Harga yang kompetitif 4
S-3 Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan 3
S-4 Jaringan supplier yang baik 3 S-5 Pekerja yang terampil 4
W-1 Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran 1 W-2 Tidak adanya sistem manajemen yang pasti 2
W-3 Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas 2
W-4 Tidak adanya sistem peramalan penjualan 1 W-5 Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti 1
Sumber : OLT. Metal Works
105
Tabel 4.24 Hasil Kuisioner Scoring Faktor Eksternal OLT. Metal Works
No. Faktor Eksternal Perusahaan Skor O-1 Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang 4 O-2 Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru 3
O-3 Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan 3
O-4 Banyak munculnya supplier baru 3 O-5 Pola konsumsi di Indonesia 4
T-1 Kondisi ekonomi yang tidak menentu 1
T-2 Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah 1
T-3 Teknologi belum canggih 2
T-4 Kondisi politik yang tidak menentu 1 T-5 Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang 1
Sumber : OLT. Metal Works
4.1.17 Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal Dengan Perbandingan
Berpasangan
Dari kuisioner yang didapat dilakukanlah dengan penyusunan data untuk
menentukan bobot faktor internal dan eksternal yang lalu akan
dinormalisasikan untuk mendapatkan bobot akhir yang akan dipakai dalam
perhitungan IFAS dan EFAS. Perhitungan bobot faktor internal dan eksternal
dapat dilihat tabel 4.25 sampail 4.28.
106
107
108
109
110
4.1.18 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (Eksternal
Factor Analysis)
Tahap selanjutnya adalah melakukan penyusunan matriks IFAS dan EFAS
dengan menggunakan nilai dari Scoring faktor dan juga nilai bobot normalisasi
faktor internal dan eksternal perusahaan. Hasil perhitungan matriks IFAS dan
EFAS dapat dilihat pada tabel 4.29 dan 4.30
Tabel 4.29 Matriks IFAS OLT. Metal Works
No. Faktor Internal Perusahaan Skor Bobot Bobot X Rating
S-1 Produk yang berkualitas 4 0,11 0,44
S-2 Harga yang kompetitif 4 0,16 0,64
S-3 Jaringan distribusi yang kuat yang didasari oleh kepercayaan 3 0,08 0,24
S-4 Jaringan supplier yang baik 3 0,15 0,45 S-5 Pekerja yang terampil 4 0,07 0,28
W-1 Tidak dilakukan pemasaran produk secara besar-besaran 1 0,06 0,06
W-2 Tidak adanya sistem manajemen yang pasti 2 0,13 0,26
W-3 Perusahaan Home Industry yang memiliki dana terbatas 2 0,08 0,16
W-4 Tidak adanya sistem peramalan penjualan 1 0,04 0,04
W-5 Tidak adanya sistem penanganan bahan baku yang pasti 1 0,12 0,12
1,00 2,69 Sumber: Pengolahan Kuisioner
111
Tabel 4.30 Matriks EFAS OLT. Metal Work
No. Faktor Eksternal Perusahaan Skor Bobot Bobot X Rating
O-1 Kemungkinan banyaknya pembangunan di masa yang akan datang
4 0,08 0,32
O-2 Luasnya jaringan distribusi di daerah pembangunan baru 3 0,07 0,14
O-3 Perusahaan konstruksi makin menyadari pentingnya produk keselamatan 3 0,11 0,33
O-4 Banyak munculnya supplier baru 3 0,11 0,33 O-5 Pola konsumsi di Indonesia 4 0,14 0,56 T-1 Kondisi ekonomi yang tidak menentu 1 0,05 0,05
T-2 Masuknya kompetitor dengan proses produksi yang lebih murah
1 0,13 0,39
T-3 Teknologi belum canggih 2 0,17 0,34 T-4 Kondisi politik yang tidak menentu 1 0,06 0,06 T-5 Banyak kompetitor lama yang lebih berkembang 1 0,08 0,08
1,00 2,60 Sumber: Pengolahan Kuisioner
4.1.19 Matriks SWOT
Faktor-faktor internal dan eksternal disusun untuk membuat matriks
SWOT yang akan menciptakan alternatif-alternatif strategi. Gambar matriks
SWOT dapat dilihat pada gambar 4.3
112
Gambar 4.3 Matrik SWOT OLT.Metal Works
Sumber : Pengolahan Data
Berikut adalah penjelasan masing-masing strategi:
• Strategi S-O
Pengembangan pasar dilakukan dengan cara memperluas jaringan
distribusi diarea geografis yang mengalami banyaknya
pembangunan dimasa yang akan datang, dengan menekankan
produk yang berkualitas dan harga yang kompetitif. Dengan kata
113
lain mengambil pangsa pasar baru didaerah yang belum pernah
disupplai produk.
• Strategi S-T
Meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan melakukan
pengembangan produk yang lama dengan menekan biaya produksi
dengan tetap memegang kualitas produk. Hal ini didukung dengan
adanya jaringan supplier yang baik.
• Strategi W-O
Melakukan pemasaran sebaik mungkin dengan harapan untuk
menyadarkan perusahaan konstruksi sadar akan pentingnya
peralatan keselamatan. Hal ini akan memberikan pangsa pasar
yang lebih besar bagi perusahaan.
Perusahaan juga dapat melakukan peminjaman uang di bank untuk
membiayai pemasaran produk ke area geografis yang baru untuk
membuka cabang distribusi.
• Strategi W-T
Melakukan pengurangan biaya operasional agar perusahaan dapat
mempertahankan tingkat kompetitifnya yang berhubungan dengan
mempertahankan laba perusahaan.
Dari matriks SWOT diatas, perusahaan sebaiknya menjalankan strategi
S-O, yaitu strategi pengembangan pasar untuk memperluas jaringan
distribusi ke daerah-daerah baru yang akan mempengaruhi tingkat
penjualan perusahaan. Perusahaan harus terus mempertahankan tingkat
114
kualitas produk dan menjaga ke-kompetitifan harga produk. Apa bila
memungkinkan perusahaan dapat melakukan pemangkasan biaya dengan
mengganti bahan baku yang sebelumnya didatangkan dari luar negeri
dengan bahan baku dari dalam negeri, tentu saja dengan kualitas yang
sesuai standar.
4.1.20 Matriks Internal Eksternal (MIE)
Berdasarkan pengolahan data, maka OLT. Metal Works berada pada sel ke-
5. Dimana penilaian IFAS dan EFAS adalah 2,69 dan 2,60. Letak nilai IFAS
dan EFAS dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Matriks Internal Eksternal OLT.Metal Works
Sumber : Pengolahan Data
115
Dalam sel ke-5 ini perusahaan berada dalam tahap Stability, dimana strategi
yang paling tepat dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Penetrasi pasar dilakukan dengan tujuan meningkatkan pangsa pasar pada
pasar yang telah dimiliki oleh perusahaan dengan cara mengambil konsumen
yang sebelumnya bukan pelanggan menjadi pelanggan, dilakukan dengan
melakukan pemasaran secara gencar dengan menekankan kualitas dan harga
yang kompetitif.
Selain itu apabila memungkinkan perusahaan juga dapat menambahkan jenis
produk yang ada. Perusahaan dalam sel ini merupakan perusahaan yang berada
pada industri moderate attractive industry, dimana strategi perusahaan lebih
memiliki kecenderungan stabil, sehingga perusahaan lebih bersifat defensif,
yaitu untuk mempertahankan penjualan atau laba perusahaan.
Selain strategi diatas, perusahaan juga dapat melakukan perluasan pasar,
fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal ataupun
eksternal melalui akuisis atau jointventure dengan perusahaan di industri yang
sama, tentu saja strategi tambahan ini dilakukan apabila perusahaan memang
merasa perlu melakukannya, sebab perlu diingat pada sel kelima perusahaan
lebih cenderung bersifat defensif atau menginginkan kestabilan.
Analisis ini tentu saja mendukung analisis dari implementasi sistem
peramalan dan inventory industri perusahaan, sebab sistem peramalan dan
inventory yang telah disusun memang diadakan untuk menanggulangi kejadian
pengurangan laba dan penjualan akibat datangnya kompetitor dari China.
116
4.1.21 Proses Pengambilan Keputusan
Setelah melewati tahap pencocokan dengan menggunakan metode matriks
SWOT, matriks Internal Eksternal, dan matriks Grand Strategy, dipilihlah
strategi yang lebih diprioritaskan daripada strategi yang lainnya. Pilihan
strategi dapat dilihat pada tabel 4.31.
Tabel 4.31 Alternatif Strategi
Alternatif Strategi Peringkat Prioritas Keterangan Peringkat
Pengembangan Pasar 4 Pasti Harus Diimplementasikan
Penetrasi Pasar 3 Kemungkinan Harus Diimplementasikan
Pengembangan Produk 2 Kemungkinan Tidak
Harus Diimplementasikan
Turnaround 1 Seharusnya Tidak Diimplementasikan
Sumber : pengolahan data
Beberapa pemikiran dalam pengambilan keputusan adalah :
- Matriks internal eksternal yang berada pada sel ke-5 menekankan bahwa
perusahaan berada pada keadaan stability, dimana perusahaan lebih
bersifat defensif dan lebih memikirkan bagaiman cara perusahaan untuk
mempertahankan pangsa pasarnya dan keuntungan yang diperoleh.
Strategi yang digunakan adalah melakukan penetrasi pasar dan
pengembangan pasar, sebab kedua buah strategi memberikan peningkatan
pangsa pasar melalui pemasaran maupun perluasan ke daerah yang baru.
117
- Matriks SWOT memiliki analisis yang mendukung analisis matriks
internal eksternal, yaitu dengan menggunakan strategi penetrasi pasar,
pengembangan pasar dan pengembangan produk.
- Strategi Turnaround tidak disarankan, sebab mengurangi biaya
operasional perusahaan tidak mudah dan malah mungkin mempengaruhi
kinerja para pekerja yang secara tidak langsung akan mempengaruhi
kualitas produk. Strategi ini digunakan sebagai jaga-jaga apabila terdapat
ancaman yang mendesak.
118
4.1.22 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
119
Dari hasil matriks QSPM, didapatkan hasil dimana strategi
pengembangan pasar memiliki nilai ketertarikan yang tinggi. Akan tetapi
perlu diperhatikan juga bahwa nilai ketertarikan strategi yang lain tidak
terlalu jauh berbeda dengan strategi pengembangan pasar, oleh sebab itu
perusahaan dapat melakukan ketiga strategi ini, toh ketiga strategi ini berasal
muasal dari kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan adanya strategi
ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasarnya dan
mendapatkan keuntungan dari implemetasi yang baik dan benar.
4.2 Usul Penerapan
Dari kedua buah analisis, baik dari teknik industri dan manajemen, didapatkan
beberapa usulan implementasi, yaitu :
1. Perusahaan melakukan uji peramalan dengan menggunakan metode komposisi
yang dilakukan secara berkala. Hasil peramalan itu lalu digunakan lebih lanjut
untuk menentukan lot size bahan baku perusahaan. Setelah perhitungan
dilakukan perusahaan sebaiknya mencocokan dengan pengeluaran biaya
penyimpanan perusahaan pada periode sebelumnya, sehingga dapat diketahui
bagian mana yang salah dari sistem persediaan perusahaan. Perbandingan ini
juga dilakukan untuk mengkomunikasikan pada seluruh pihak perusahaan,
bahwa perubahan yang dilakukan bukanlah hanya asal implementasi saja, tapi
ada hitunganya.
2. Dalam menerapkan sistem persediaan diatas, tidaklah mungkin dapat terwujud
apabila tidak dilakukan dengan pengawasan dari manajer tingkat atas dengan
120
ketat, oleh sebab itu faktor-faktor internal perusahaan, terutama sistem
manajemen yang masih terkesan kurang formal harus diperbaiki.
3. Penerapan sistem persediaan diatas dilakukan untuk mengurangi biaya
persediaan bahan baku, yang nantinya akan berpengaruh langsung atau tidak
langsung pada harga produk dan juga keuntungan perusahaan. Akan tetapi
sistem tersebut harus didukung dengan adanya alternatif strategi yang baru
untuk mempertahankan pangsa pasar, yang dimana dapat dilihat pada data
penjualan mengalami penurunan walau tidak drastis tahun ke tahun.
4. Strategi yang dipakai adalah strategi pengembangan pasar, yaitu melakukan
perluasan jaringan distribusi pasar ke daerah-daerah yang belum pernah dicapai
oleh perusahaan. Perluasan dilakukan ke daerah-daerah pengembangan yang
baru, seperti : pulau Sumatra dan Kalimantan.
5. Untuk menerapkan strategi ini, perusahaan diharapkan melakukan pemasaran
besar-besaran , bukan hanya melkakukan pemasaran melalui mouth to mouth
saja. Berhubung perusahaan mengalami kekurangan dana akibat ukuran
perusahaan yang kecil, apabila berkenan perusahaan dapat melakukan
peminjaman uang ke bank untuk membiayai pemasaran. Pemasaran sendiri
dilakukan melalui sarana newspaper , dan selebaran.
6. Apabila perusahaan tidak memiliki cukup dana atau memiliki pertimbangan yang
lain, alternatif strategi yang dapat digunakan adalah menggunakan srategi
penetrasi pasar, yaitu meningkatkan pangsa pasar pada area yang sudah dimiliki
oleh perusahaan. Strategi ini juga mengandalkan pemasaran besar-besaran, tapi
dengan pertimbangan “main di kandang sendiri” perusahaan sudah lebih
121
mengetahui seluk-beluk pemasaran yang baik. Target utamanya adalah
perusahaan konstruksi di Jakarta dan kota besar lainya yang belum menyadari
pentingnya menggunakan safety belt.