bab 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-1-00990-mnti bab 2.pdf · kualitas...

64
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu standar yang mereka berikan pada suatu jasa atau produk. Kata kualitas memiliki banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Definisi- definisi tersebut sebenarnya memiliki pengertian yang hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Ada beberapa ahli yang mengemukakan definisi dari kualitas. Juran (1974), mendefinisikan pengertian kualitas yaitu “Quality is fitness for use“. Definisi ini menekankan pada poin penting yaitu pengendali di balik penentuan level kualitas yang harus dipenuhi oleh produk atau jasa yaitu konsumen. Akibatnya, apabila keinginan konsumen berubah maka kualitas yang ditetapkan juga berubah. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa elemen yang menentukan level dari kualitas produk atau jasa yang dinamakan karakteristik kualitas. Ahli lainnya yang mendefiniskan arti kualitas adalah Crosby. Definisi kualitas menurut Crosby (2003, p8) adalah “conformance to requirements or specifications”, yang diartikan bahwa kualitas adalah suatu kesesuaian untuk memenuhi persyaratan atau spesifikasi. Sedangkan menurut Feigenbaum (1991), kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa dalam proses produksi yang meliputi marketing, engineering, manufacture,dan maintainance di mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.

Upload: phamminh

Post on 28-Aug-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kualitas

Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk

mengungkapkan suatu standar yang mereka berikan pada suatu jasa atau produk. Kata

kualitas memiliki banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Definisi-

definisi tersebut sebenarnya memiliki pengertian yang hampir sama antara satu dengan

yang lainnya.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan definisi dari kualitas. Juran (1974),

mendefinisikan pengertian kualitas yaitu “Quality is fitness for use“. Definisi ini

menekankan pada poin penting yaitu pengendali di balik penentuan level kualitas yang

harus dipenuhi oleh produk atau jasa yaitu konsumen. Akibatnya, apabila keinginan

konsumen berubah maka kualitas yang ditetapkan juga berubah. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat beberapa elemen yang menentukan level dari kualitas produk atau jasa

yang dinamakan karakteristik kualitas.

Ahli lainnya yang mendefiniskan arti kualitas adalah Crosby. Definisi kualitas

menurut Crosby (2003, p8) adalah “conformance to requirements or specifications”,

yang diartikan bahwa kualitas adalah suatu kesesuaian untuk memenuhi persyaratan atau

spesifikasi. Sedangkan menurut Feigenbaum (1991), kualitas merupakan keseluruhan

karakteristik produk dan jasa dalam proses produksi yang meliputi marketing,

engineering, manufacture,dan maintainance di mana produk dan jasa tersebut dalam

pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.

Page 2: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

17

Kualitas juga didefinisikan oleh institusi yang memiliki standar yaitu ISO 8402

atau quality vocabulary. Menurut badan ini, kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari

karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas seringkali diartikan sebagai

kepuasan pelanggan (customer satisfaction) atau kesesuaian terhadap kebutuhan atau

persyaratan (conformance to the requirement).

Sedangkan menurut Gaspersz (1998), terminologi kualitas dalam konteks

pembahasan tentang pengendalian proses statistical adalah konsistensi peningkatan atau

perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu produk (barang atau jasa) yang

dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan, guna meningkatkan

kepuasan pelanggan internal maupun eksternal. Gaspersz juga mengungkapkan bahwa

kualitas konteks dalam pengendalian proses statistikal adalah bagaimana baiknya suatu

output (barang/jasa) itu memenuhi spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian

desain dari suatu perusahaan. Spesifikasi dan toleransi yang ditetapkan oleh bagian

desain produk harus berorientasi kepada kebutuhan atau keinginan konsumen (orientasi

pasar) ( Gaspersz, 1998, p1-2).

Menurut Russel (1996), apabila diutarakan secara rinci, kualitas memiliki dua

perspektif, yaitu perspektif produsen dan perspektif konsumen, di mana bila kedua hal

tersebut disatukan maka akan tercapai kesesuaian antara kedua sisi tersebut yang dikenal

sebagai fitness for consumer use (kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen). Hal ini

dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1. (Ariani, 1999, p7).

Pada gambar terlihat bahwa kedua perspektif tersebut akan bertemu pada satu

kata yaitu fitness for consumer use. Kesesuaian tersebut merupakan kesesuaian antara

Page 3: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

18

konsumen dengan produsen sehingga dapat membuat suatu standar yang disepakati

bersama dan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kedua belah pihak.

Gambar 2.1. Dua Perspektif Kualitas

Dari sekian banyak definisi yang dikemukakan para ahli tersebut, semuanya

merujuk pada suatu pengertian umum. Dapat dikatakan definisi kualitas secara garis

besar adalah kemampuan suatu produk untuk memberikan kepuasan dan memenuhi

harapan para pengguna produk.

2.2 DMAIC dan Tahapannya

DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control) merupakan sebuah

komponen dasar dari metodologi Six Sigma, yang digunakan untuk meningkatkan

kinerja suatu proses dengan mengeliminasi defect. DMAIC dikembangkan oleh Edwards

Deming dan berguna untuk memperbaiki sebuah proses bisnis untuk mengurangi cacat

produksi. Adapun fase-fase dari DMAIC adalah sebagai berikut (Breyfogle., 2003, p45):

Page 4: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

19

QuickTime™ and a decompressor

are needed to see this picture.

Gambar 2.2 Fase-fase DMAIC

Sumber: http://www.soarent.com.au/images/single_dmaic.gif

‐ Tahap Define

Hal-hal penting yang harus didefinisikan pada tahap ini adalah suara pelanggan

(Voice of Costumer) yang selanjutnya ditransformasi menjadi karakteristik yang

penting terhadap kualitas, ruang lingkup proyek, prioritas sebab akibat dan

perencanaan proyek. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyelesaikan tahap

define:

‐ Mendefinisikan masalah. Sebuah permasalahan harus bersumber dari data

yang ada, dapat diukur, dan lepas dari asumsi tentang penyebab atau

penyelesaian masalah yang diperkirakan. Oleh karena itu, masalah harus

spesifik dan tujuannya dapat dicapai.

‐ Mengidentifikasi pelanggan. Hal ini dibutuhkan pada proses analisa awal.

Fokus disini adalah mengidentifikasi seberapa banyak pihak yang terkena

dampak akibat kualitas yang buruk.

Page 5: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

20

‐ Mengidentifikasi karakteristik Critical to Quality. Identifikasi karakteristik

CTQ memastikan bagaimana sebuah spesifikasi produk dihadapkan dengan

ekspektasi pelanggan.

‐ Memetakan proses. Pemetaan proses dalam tahap define tidak lebih dari

representasi visual sebuah aliran proses untuk pemenuhan identifikasi

karakteristik CTQ. Peta proses sangat berguna sebagai:

o Metode segmentasi proses yang rumit ke dalam bagian-bagian

yang dapat dikelola

o Jalan untuk mengidentifikasi masukan dan keluaran proses

o Teknik untuk mengidentifikasi wilayah perbaikan

o Cara untuk mengidentifikasi penyumbat (bottleneck), kerusakan

dan proses yang tidak menambah nilai (non value added).

‐ Tahap Measure

Tahap kedua ini dilakukan ketika memulai pengumpulan data tentang kinerja

saat ini. Selama penyelesaian tahap ini, perencanaan pengumpulan data

disesuaikan dengan tipe data dan pengumpulannya, sistem pengukuran yang

valid menjamin akurasi dan konsistensi, kecukupan data untuk analisis, dan

sebuah gambaran analisis awal untuk mengarahkan proyek.

Fokus pada tahap measure adalah mengembangkan perencanaan pengumpulan

data, mengidentifikasi variabel kunci masukan proses, menampilkan variasi

dengan diagram pareto, histogram, run chart, dan acuan ukuran kapabilitas

proses dan tingkat sigma sebuah proses. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

tahap ini adalah:

Page 6: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

21

‐ Mengidentifikasi pengukuran dan variasi. Identifikasi yang dimaksud

meliputi:

o Tipe dan sumber variasi serta dampaknya terhadap kinerja proses.

o Tipe pengukuran yang berbeda untuk masing-masing variasi dan

kinerja pengukuran proses yang benar

o Tipe data yang dikumpulkan dan karakteristik yang penting untuk

setiap data.

Ada dua jenis variasi yang harus didefinisikan:

o Sebab umum. Kondisi penyebab variasi ini berasal dari interaksi

faktor mesin, material, metode, manusia, pengukuran, dan

lingkungan (Man, Machine, Method, Material, Measurement,

Environment atau 5M + 1E)

o Sebab khusus. Sebab khusus tidak dapat diprediksi dan tidak selalu

muncul, tidak selalu mempengaruhi operator yang bekerja pada

proses tersebut dan tidak selalu mempengaruhi hasil keluaran.

‐ Menentukan tipe data. Tipe data yang dapat dikumpulkan melalui

pengumpulan data adalah:

o Data Atribut

Data atribut adalah data yang dikumpulkan dengan menghitung

frekuensi kejadian sebuah karakteristik proses seperti jumlah cacat

produk. Jenis data ini mengkualifikasikan suatu proses atau produk

menjadi cacat atau tidak cacat. Data atribut tidak dapat dibagi lagi ke

dalam ukuran presisi dan diskrit secara alami.

Page 7: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

22

o Data Variabel

Data variabel adalah data yang menggambarkan karakteristik proses

dalam ukuran berat, panjang, waktu dan lain-lain. Dengan tipe data

seperti ini, skala pengukuran yang dilakukan adalah

berkesinambungan dan dapat dibagi dalam ukuran presisi.

‐ Mengembangkan rencana pengumpulan data

‐ Melakukan analisis sistem pengukuran dan mengumpulkan data.

‐ Tahap Analyze

Pada tahap analyze , fokus terhadap permasalahan sudah harus jelas. Dengan kata

lain, pada tahap ini sudah dapat dilakukan kemungkinana perbaikan dengan

melihat data yang telah diolah. Aspek penting tahap ini adalah mulai mengajukan

sebuah uji hipotesa terhadap data atribut. Sehingga tahap analyze dapat mencari

akar penyebab masalah dan kemungkinan perbaikan yang akan diambil.

Beberapa spesifik pekerjaan yang harus dilakukan dalam tahap ini antara lain:

‐ Memilih alat analisa untuk mengungkapkan secara detail kinerja proses dan

variasi

‐ Menerapkan alat analisa yang meliputi teknik penerapan alat analisa

terhadap data untuk menghasilkan indikator kinerja.

‐ Mengidentifikasi sumber variasi. Maksudnya yaitu mengidentifikasi sumber

variasi selama studi proses dengan menggunakan alat statistik sehingga

variasi yang signifikan dapat diidentifikasi dan dieliminasi.

Page 8: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

23

Sebagai hasil keluaran dari tahap analyze adalah pemahaman terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah yang sedang diteliti yang

meliputi key process input variables dan sumber variasi.

‐ Tahap Improve

Tahap keempat ini merupakan tahap untuk menghasilkan ide, desain, dan

implementasi perbaikan serta validasi perbaikan. Hal yang paling penting dalam

tahap improve ini adalah proses brainstorming, pengembangan peta proses ,

meninjau ulang Failure Mode and Effect Analysis, analisa awal cost/benefit, dan

rekomendasi perbaikan. Alat-alat lain seperti Design of Experiment adalah

metodologi efektif yang dapat digunakan pada tahap analyze dan improve, tetapi

DOE sulit dilakukan dan dimonitor setiap saat. Langkah-langkah yang dilakukan

pada tahap improve adalah:

‐ Menghasilkan alternatif perbaikan.

‐ Mengidentifikasi kriteria perbaikan.

‐ Menghasilkan perbaikan yang paling mungkin dilakukan.

‐ Mengevaluasi perbaikan dan memilih pilihan terbaik.

‐ Tahap Control

Tahap control merupakan tahap terakhir dalam pendekatan DMAIC, dimana

dalam tahap ini dilakukan pengorganisasian proses atau perbaikan produk dan

pemantauan kinerja yang sedang berjalan. Selain itu, pada tahap control juga

terdapat peralihan dari perbaikan menuju pengendalian proses dan memastikan

bahwa perbaikan yang baru dapat dilakukan. Kesuksesan peralihan ini

bergantung pada rencana pengendalian yang efektif dan rinci. Tujuan dari

Page 9: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

24

rencana pengendalian adalah mendokumentasikan semua informasi yang

berhubungan dengan siapa yang bertanggung jawab untuk memantau dan

mengendalikan proses ini seterusnya, apa yang diukur serta parameter kinerja

dan pengukuran yang benar.

2.3 Alat-alat Kualitas

Alat-alat yang digunakan pada setiap tahapan DMAIC hampir sama dengan alat-

alat yang digunakan pada strategi peningkatan kualitas lain. Namun DMAIC lebih

menekankan aplikasi alat-alat tersebut dalam cara yang lebih sistematis untuk dapat

memperoleh terobosan dalam perbaikan kualitas, sehingga dapat diterapkan baik dalam

industri manufaktur maupun jasa. Dalam peneerapannya, penggunaan alat-alat kualitas

disesuaikan dengan tahapan model DMAIC. Alat-alat kualitas yang digunakan antara

lain (Breyfogle., 2003, p45) :

‐ Tahap Define

Beberapa alat yang biasa digunakan pada tahap ini antara lain histogram,

diagram Pareto, CTQ, dan diagram SIPOC.

‐ Tahap Measure

Beberapa alat yang biasa digunakan pada tahap ini adalah diagram Pareto,

Control Chart, Capability Study, Perhitungan Level sigma dan nilai yield

(e-defect per total opportunity).

‐ Tahap Analyze

Beberapa alat yang biasa digunakan pada tahap ini adalah Cause and Effect

Diagram, Impact/Effort Diagram, Improve Checklist, DOE.

‐ Tahap Control

Page 10: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

25

Alat yang biasa digunakan pada tahap ini adalah SOP dari FMEA yang

dibuat.

2.4 Peta Proses Operasi

Untuk mengetahui proses yang terjadi sekarang secara keseluruhan digunakan

Peta Proses Operasi (Operation Process Chart). Apabila kita perhatikan suatu peta

operasi, maka dapat dikatakan bahwa peta ini merupakan suatu diagram yang

menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan-bahan baku

mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai menjadi

produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang

diperlukan untuk analisa lebih lanjut, seperti: waktu yang dihabiskan, material yang

digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai. Jadi dalam suatu Peta Proses

Operasi, yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan saja, kadang-

kadang pada akhir proses dicatat tentang penyimpanan.

Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui Peta Proses

Operasi, kita bisa memperoleh banyak manfaat diantaranya:

‐ Dapat mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.

‐ Dapat memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan

memperhitungkan efisiensi ditiap operasi/pemeriksaan).

‐ Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

‐ Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.

‐ Sebagai alat untuk latihan kerja.

2.5 Diagram Pareto

Page 11: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

26

Diagram Pareto adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi dan

memprioritaskan masalah untuk mendapatkan solusi. Alat ini merupakan hasil

pertemuan seorang ekonom Italia yang bernama Vilfredo Pareto (1848-1923). Vilfredo

Pareto menunjukkan bahwa distribusi pendapatan penduduk dunia tidak sempurna

dimana bagian terbesar pendapatan atau kesejahteraan hanya dinikmati oleh sekelompok

kecil penduduk. Beberapa ahli dan peneliti telah mempopulerkan pendekatan ini untuk

memprioritaskan penyelesaian masalah, terutama Joseph Juran dan Alan Lakelin

(Gitlow et al., 1997, p366). Lakelin merumuskan sebuah aturan yang terkenal dengan

nama 80-20 Rule berdasarkan aplikasi Prinsip Pareto. Aturan ini mengatakan bahwa

sekitar 80% biaya berasal dari 20% elemen. Diagram Pareto adalah diagram bar

sederhana dengan setiap bar-nya merepresentasikan frekuensi jumlah setiap masalah dan

disusun dari kiri ke kanan. Contoh Diagram Pareto dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.

Page 12: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

27

Gambar 2.3 Contoh Diagram Pareto

Sumber : http://www.winstat.com/english/function/graphics/pareto1.gif

2.6 Critical To Quality (CTQ)

CTQ adalah sebuah kunci yang dari karakteristik produk atau proses yang dapat

diukur dimana performa standar maupun batas spesifikasi harus ditentukan untuk

memuaskan pelanggan. Mereka mendesain dan mengembangkan produk sesuai

kebutuhan pelanggan.

CTQ mewakili karakteristik produk maupun service yang ditentukan oleh

pelanggan (secara internal maupun eksternal). Dengan memasukkan batas atas dan

bawah maupun faktor-faktor lain yang berhubungan dengan produk tersebut. Sebuah

CTQ biasanya diinterpretasikan dari pernyataan pelanggan hingga spesifikasi kuantitatif

bisnis.

Page 13: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

28

Tujuannya adalah untuk mengelompokkan ide atau masalah besar ke dalam

komponen lebih kecil, membuat ide semakin mudah dipahami dan membuat masalah

menjadi lebih mudah diatasi.

2.7 Diagram SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer)

SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Costumer) digunakan untuk

menunjukkan aktivitas utama, atau subproses dalam sebuah proses bisnis, bersama-sama

dengan kerangka kerja dari proses, yang disajikan dalam Supplier, Input, Process,

Output, Costumer. Dalam mendefinisikan proses-proses kunci beserta pelanggan yang

terlibat dalam suatu proses yang dievaluasi dapat didekati dengan model SIPOC

(Supplier-Inputs- Process- Output-Costumer). Model SIPOC adalah paling banyak

digunakan manajemen dalam peningkatan proses. Nama SIPOC merupakan akronim

dari lima elemen utama dalam sistem kualitas, yaitu:

‐ Suppliers adalah orang atau kelompok orang yang memberikan informasi

kunci, material, atau sumber daya lain kepada proses. Jika suatu proses terdiri

dari beberapa sub proses, maka sub proses sebelumnya dapat dianggap sebgai

petunjuk pemasok internal (internal suppliers).

‐ Inputs adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pemasok (suppliers) kepada

proses.

‐ Process adalah sekumpulan langkah yang mentransformasi-dan secara ideal

menambah nilai kepada inputs (proses trnasformasi nilai tambah kepada

inputs). Suatu proses biasanya terdiri dari beberapa sub-proses.

‐ Outputs adalah produk (barang atau jasa) dari suatu proses. Dalam industri

manufaktur ouputs dapat berupa barang setengah jadi maupun barang jadi

Page 14: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

29

(final product). Termasuk kedalam outputs adalah informasi-informasi kunci

dari proses.

‐ Customers adalah orang atau kelompok orang, atau sub proses yang menerima

outputs. Jika suatu proses terdiri dari beberapa sub proses, maka sub proses

sesudahnya dapat dianggap sebagai pelanggan internal (internal customers).

Diagram SIPOC dapat membantu dalam hal informasi bisnis dari perspektif

proses. Berikut merupakan beberapa manfaat penerapan Diagram SIPOC: (Pande, 2000,

p.168)

‐ Menampilkan sekumpulan aktivitas lintas fungsional dalam satu diagram

sederhana

‐ Menggunakan kerangka kerja yang dapat diterapkan pada proses dengan

semua ukuran bahkan organisasi keseluruhan

‐ Membantu memelihara perspektif “gambar besar”, yant untuk itu detail

tambahan dapat diperinci lebih dalam.

2.8 Peta Kendali (Control Chart)

Peta kendali merupakan sebuah metode grafis untuk mengevaluasi sebuah proses

produksi dan menggolongkan apakah proses tersebut terkendali secara statistik atau

tidak. Peta kendali dapat digolongkan dalam berbagai macam jenis dan kegunaan.

Walaupun kegunaan dan cara pembuatannya berbeda-beda, namun secara umum semua

peta kendali memiliki garis tengah (center line), batas spesifikasi atas (UCL), dan batas

spesifikasi bawah (LCL). Berikut adalah contoh dari sebuah peta kontrol

Page 15: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

30

Gambar 2.4 Peta Kontrol

 

Karakteristik yang dimiliki oleh sebuah peta kendali bisa berupa rata-rata

kualitas, jangkauan, persen kerusakan dan jumlah kerusakan per-unit sesuai tujuan

pembuatannya. Peta kendali membutuhkan data-data sampel yang diambil dalam

periode waktu tertentu. Jika semua nilai sampel berada dalam batas-batas kendali, hal ini

menunjukkan bahwa proses terkendali. Sementara jika salah satu sampel berada di luar

batas kendali baik atas maupun bawah menunjukkan bahwa proses tidak terkendali

(Gaspersz., 1998, p149),.

Diantara tujuan penggunaan peta kendali adalah:

‐ Menentukan kemampuan aktual dari proses produksi

‐ Membantu usaha peningkatan kualitas output

‐ Memonitor output

Jenis peta kendali adalah:

‐ Peta Kontrol X (Mean Chart)

Disebut juga peta rata-rata dan digunakan untuk mendeteksi perubahan

tingkat kualitas output dari suatu proses produksi.

Page 16: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

31

‐ Peta Kontrol R (Range Chart)

Peta Kontrol ini digunakan untuk mendeteksi perubahan variasi dalam suatu

proses produksi.

‐ Peta Kontrol P (Percent Defective chart)

Disebut juga peta proporsi rusak dan digunakan untuk memantau proporsi

produk cacat yang dihasilkan oleh suatu proses produksi.

‐ Peta Kontrol C

Dibuat untuk mengendalikan jumlah cacat dalam tiap unit produksi.

2.9 Peta Kontrol X

Menurut Gaspersz (1998, p149), Peta kontrol x digunakan untuk mengukur

proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau sering disebut cacat) dari item-item dalam

kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan demikian peta kontrol x digunakan untuk

mengendalikan proporsi atau item-item yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas

atau proporsi dari produk cacat yang dihasilkan dalam suatu proses. Proporsi yang tidak

memenuhi syarat didefinisikan sebagai rasio banyaknya item yang tidak memenuhi

syarat dalam suatu kelompok terhadap total banyaknya item dalam kelompok itu.

Item-item itu dapat mempunyai beberapa karakteristik kualitas yang diperiksa

atau diuji secara simultan oleh pemeriksa. Jika item-item tersebut tidak memenuhi

standar pada satu atau lebih karakteristik kualitas yang diperiksa , item-item itu

digolongkan sebagai tidak memenuhi syarat spesifikasi atau cacat. Proporsi sering

diungkapkan dalam bentuk desimal, misalnya: jika ada 30 unit produk yang cacat dari

100 unit produk yang diperiksa, dikatakan bahwa proporsi dari produk cacat adalah

sebesar 30/100 = 0.30. Apabila nilai proporsi ini dikalikan dengan 100%, dapat

Page 17: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

32

dinyatakan dalam persen, sehingga dikatakan bahwa presentase dari produk cacat adalah

sebesar (0.30)(100%) = 30%.

Pembuatan peta kontrol x dapat dilakukan mengikuti beberapa langkah berikut:

‐ Tentukan ukuran contoh yang cukup besar (n>30)

‐ Kumpulkan 20-25 set contoh

‐ Hitung nilai proporsi cacat, yaitu x-bar = inspeksitotal

cacattotal

‐ Hitung nilai r-bar = Rj

j=1

n

∑n

‐ Hitung batas kontrol 3-sigma dengan rumus:

CL = x

j=1

n

∑ j

n

UCL = CL + A2 R

LCL = CL - A2 R

Plot atau sebarkan data proporsi cacat dan lakukan pengamatan apakah data

itu berada dalam pengendalian statistikal.

Apabila data pengamatan menunjukkan bahwa proses berada dalam

pengendalian statistikal, tentukan kapabilitas proses menghasilkan produk

yang sesuai (tidak cacat) sebesar: (1 - x) atau (100% -x,%), hal ini serupa

dengan proses menghasilkan produk cacat sebesar x.

2.12.1 Apabila data pengamatan menunjukkan bahwa proses berada dalam

pengendalian statistikal, gunakan peta kontrol x untuk memantau proses

terus-menerus. Tetapi apabila data pengamatan menunjukkan bahwa proses

Page 18: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

33

tidak berada dalam pengendalian statistikal, pross itu harus diperbaiki

terlebih dahulu sebelum menggunakan peta kontrol itu untuk pengendalian

produk terus-menerus.

2.10 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)

Cause and Effect Diagram dikenal juga dengan nama Fishbone Diagram atau

Diagram Ishikawa sesuai nama penemunya. Diagram sebab akibat merupakan alat bantu

untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menampilkan penyebab yang mungkin dari

sebuah masalah spesifik atau karakteristik kualitas. Diagram ini menggambarkan

hubungan antara sebuah pernyataan outcome dan segala faktor yang mempengaruhi

outcome tersebut. Diagram ini dapat digunakan untuk:

‐ Mengidentifikasi akar-akar penyebab masalah yang mungkin untuk akibat,

masalah atau kondisi yang spesifik.

‐ Mengklasifikasi atau menghubungkan interaksi antar faktor yang

mempengaruhi khususnya proses atau akibat.

‐ Menganalisa masalah yang ada sehungga tindakan perbaikan dapat

diputuskan.

Manfaat lain yang didapat dengan menggunakan diagram sebab-akibat adalah:

‐ Membantu menentukan akar penyebab masalah atau karakteristik kualitas

menggunakan pendekatan yang terstruktur.

‐ Mendorong partisipasi sebuah tim dan memanfaatkan pengtahuan tim

terhadap proses.

‐ Format diagram dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah.

‐ Mengindikasikan penyebab variasi proses yang mungkin terjadi.

Page 19: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

34

‐ Meningkatkan pengetahuan proses setiap anggota tim dengan mempelajari

lebih banyak tentang faktor-faktor kerja dan hubungannya.

‐ Mengidentifikasi di area mana seharusnya data diambil untuk penelitian

lebih lanjut.

Ketika akan mengembangkan sebuah digram sebab-akibat, terlebih dahulu harus

dibangun sebuah struktur gambaran daftar penyebab yang terorganisir untuk

menunjukkan hubungan pada aktivitas yang spesifik. Langkah-langkah untuk membuat

dan menganalisa diagram sebab-akibat adalah sebagai berikut:

‐ Mengidentifikasi dan mendefinisikan dengan jelas outcome atau akibat

untuk dianalisa.

‐ Tempatkanlah posisi diagram sebab-akibat sehingga setiap anggota tim

dapat melihatnya, gambarlah sebuah garis inti dan kotak untuk akibat.

‐ Mengidentifikasi penyebab utama yang berkontribusi terhadap akibat yang

sedang diteliti. Hal ini disebut label untuk percabangan utama diagram dan

menjadi kategori dimana data penyebab berkaitan dengan kategori yang

sama.

‐ Untuk percabangan utama, identifikasi faktor spesifik yang lain yang

mungkin menjadi penyebab sebuah akibat.

‐ Menelusuri lebih detail tingkatan sebab-sebab dan mengorganisir sebab-

sebab tersebut dengan kategori masing-masing. Langkah ini dapat dilakukan

dengan bantuan alat 5W+1H.

‐ Menganalisa diagram untuk membantu mengidentifikasi penyebab yang

menjadi investigasi lebih lanjut.

Page 20: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

35

Diagram sebab akibat hanya mengidentifikasi sebab yang mungkin saja dan

selanjutnya dapat digunakan Diagram Pareto untuk menentukan sebab yang sedang

diteliti. Berikut adalah contoh skema Diagram Fishbone:

Gambar 2.5 Diagram Fishbone

Sumber : http://www.envisionsoftware.com/es_imgs/Fishbone_Diagram.gif

2.11 AHP (Analytic Hierarchy Process)

Menurut Marimin (2008, p76), Analytical Hierarchy Process (AHP)

dikembangakan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun

1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memilih alternatif

yang paling disukai. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan

dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan dapat

diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas permasalahan tersebut.

Page 21: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

36

Permasalahan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan

keputusannya.

Prinsip kerja AHP ialah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak

terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu

hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara

subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan

variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk

menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi

hasil pada sistem tersebut.

AHP memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu

kriteria majemuk (atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria) secara intuitif, yaitu

dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Dr. Thomas

Saaty, pembuat AHP, kemudian menentukan cara yang konsisten untuk mengubah

perbandingan berpasangan, menjadi suatu himpunan bilangan yang merepresentasikan

prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif. Secara grafis, persoalan keputusan AHP

dapat dikonstruksikan sebagai diagram bertingkat, yang dimulai dengan goal/sasaran,

lalu kriteria level pertama, subkriteria dan akhirnya alternatif seperti pada gambar

berikut.

Gambar 2.6 Struktur Hierarki dalam AHP

Page 22: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

37

2.11.1 Prinsip Kerja AHP

1. Penyusunan Hierarki

Persoalan yang akan diselesaiakan, diuraikan menjadi unsur - unsurnya,

yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki

seperti pada gambar diatas.

2. Penilaian Kriteria dan Alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut

Saaty (1983), untuk berbagai persoalan, skala 1 s/d 9 adalah skala terbaik

dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari

skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Tabel Penilaian Kriteria dan Alternatif

Nilai Keterangan 1 Kriteria/Alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 Mutlak lebih penting dari B

2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

Nilai perbandingan A dan B adalah 1 (satu) dibagi dengan nilai

perbandingan B dengan A.

3. Penentuan Prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan-

perbandingan berpasangan. Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah

untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria

kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan

Page 23: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

38

judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas.

Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui

penyelesaian persamaan matematik.

4. Konsistensi Logis

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara

konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.

1. 2.11.2 Penggunaan Metode AHP Dalam Sistem Pengelolaan Kinerja

Kaidah pembobotan menyatakan bahwa:

1. Nilai bobot Kriteria berkisar antara 0 - 1 atau antara 0% - 100% jika kita

menggunakan prosentase.

2. Jumlah total bobot semua Kriteria harus bernilai 1 (100%)

3. Tidak ada bobot yang bernilai negatif (-).

Berikut ini adalah langkah-langkah yang digunakan dalam menentukan bobot

Kriteria dengan menggunakan AHP:

• Menentukan nilai prioritas Kriteria.

• Selanjutnya adalah membuat tabel perbandingan prioritas

setiap Kriteria dengan membandingkan masing-masing

Kriteria. Sebagai contoh: Jika kita mempunyai 4 Kriteria,

maka kita membuat matriks perbandingan ke-4 Kriteria

tersebut.

• Selanjutnya adalah menentukan bobot pada tiap Kriteria, nilai bobot ini

berkisar antara 0 - 1. dan total bobot untuk setiap kolom adalah 1.

• Selanjutnya adalah mencari nilai bobot untuk masing-masing Kriteria.  

Page 24: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

39

2.12 FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

2.12.1 Sejarah dan Definisi FMEA

Walaupun cara berfikir FMEA sudah digunakan sejak ratusan tahun yang lalu.

Namun FMEA pertama kali dirumuskan pada industri pesawat terbang tahun 1960an

ketika mengerjakan program Apollo. Industri otomotif mengadopsi metode ini pada

tahun 1970an dalam bidang keamanan (safety) dan berkembang sampai saat ini.

FMEA merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk menemukan kelemahan

pada suatu desain, proses atau sistem sebelum direalisasikan baik dalam fase prototype

atau produksi (Stamatis, 2003, p294)

Definisi lain FMEA adalah suatu metode sistematis yang digunakan untuk

menganalisa, mengidentifikasi dan mencegah permasalahan suatu produk, proses dan

jasa sebelum masalah itu timbul (Robin et al., 1992, p1). FMEA merupakan metode

yang berguna untuk (Stamatis, 2003, p294):

‐ Membantu mendefinisikan, mengidentifikasi, memprioritaskan dan

mengeliminasi kegagalan yang diketahui dan berpengaruh dalam sistem,

desain dan proses manufaktur sebelum sampai ke tangan pelanggan.

‐ Memfasilitasi komunikasi inter-departemen.

‐ Merupakan dokumentasi dari produk dan proses terbaru.

‐ Membantu mencegah terjadinya permasalahan.

‐ Mengidentifikasi bentuk kegagalan produk atau proses sebelum terjadi.

‐ Menentukan akibat dan keseriusan kegagalan atau kerusakan tersebut.

‐ Mengidentifikasi penyebab dan kemungkinan terjadinya kerusakan.

Page 25: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

40

‐ Mengidentifikasi cara pengontrolan dan keefektifan pengontrolan tersebut.

‐ Menghitung dan memprioritaskan resiko berkaitan dengan kerusakan yang

terjadi.

‐ Menyusun tindakan yang akan dilakukan untuk mengurangi resiko.

2.12.2 Manfaat Penerapan FMEA

Dengan menerapkan FMEA, manfaat yang didapat antara lain adalah:

‐ Pengetahuan terhadap produk menjadi lebih baik.

‐ Menghemat waktu apabila penyebab modus kesalahan dapat diidentifikasi

sebelum part prototype dirakit daripada melakukan desain ulang part

tersebut.

‐ Menghemat biaya dengan alasan yang sama pada poin di atas.

‐ Mengurangi jaminan pengembalian produk yang telah dipasarkan sehingga

kredibilitas perusahaan tetap dapat terjaga.

‐ Meningkatkan kualitas produk.

‐ Mencegah terjadinya kesalahan yang sama di waktu yang akan datang

karena adanya dokumentasi FMEA pada kasus sebelumnya. Hal ini juga

membantu dalam perubahan desain.

Penggunaan FMEA untuk jangka pendek adalah untuk mengidentifikasi kondisi

kritis dan bahaya, mengidentifikasi kecenderungan kegagalan potensial,

mengidentifikasi pengaruh suatu kegagalan. Sementara penggunaan FMEA untuk jangka

panjang adalah untuk membantu membuat diagram balok analisis kehandalan,

membantu dalam membauat tabel diagnosis untuk tujuan perbaikan, membantu dalam

Page 26: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

41

membuat handbook perawatan, membantu dalam membuat desain terpadu, deteksi

kegagalan dan kelebihan, analisa kemampuan uji, untuk menyimpan catatan formal dari

keselamatan dan analisis kehandalan yang akan digunakan sebagai petunjuk dalam

keputusan keamanan produk.

2.12.3 Langkah-langkah Pembuatan FMEA

Menurut Stamatis (2003, p134), berikut adalah langkah-langkah dalam membuat

FMEA dan contoh umum tabel FMEA:

‐ Mendefinisikan ruang lingkup analisis. Menentukan tingkatan sistem yang

tepat untuk melakukan FMEA (apakah subsistem, assembly, subassembly,

komponen, part atau lainnya)

‐ Menyusun diagram balok untuk menggambarkan hubungan sebab akibat

‐ Mengidentifikasi modus kegagalan yang mungkin untuk setiap komponen

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:

o Apakah yang menjadi modus kegagalan sebuah komponen?

o Bagaimana kegagalan dapat terjadi?

o Apa efek dari modus kegagalan?

o Analisis modus kegagalan dapat dilakukan secara komprehensif

bersama six sigma.

Page 27: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

42

Gambar 2.7 Contoh Tabel FMEA

Sumber : http://www.siliconfareast.com/fmea.jpg

2.12.4 Hasil Keluaran FMEA

Ada beberapa keluaran yang dihasilkan dari penerapan FMEA seperti cause and

failure mode effect, dan tiga evaluasi yang memperlihatkan penilaian untuk keseriusan

efek tersebut, tingkat frekuensi kejadian dari modus kesalahan dan kegagalan dan

keefektifan kontrol yang ada.

Hal yang paling penting dari keluaran FMEA adalah daftar Risk Priority

Number. Daftar tersebut memberikan tingkat keseriusan dari modus kesalahan atau

kegagalan. Berdasarkan daftar ini, perencanaan perbaikan atau koreksi dibuat untuk

menangani permasalahan yang paling serius pertama kali dan paling ringan untuk

terakhir dipecahkan.

Penerapan FMEA secara tepat dan benar akan memberikan informasi yang

berguna bagi pemakainya dalam mengurangi beban resiko pekerjaan dalam suatu sistem,

Page 28: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

43

desain, proses dan jasa dikarenakan FMEA adalah metode analisa potensial kegagalan

yang logis dan progresif. Penerapan FMEA merupakan sebuah tindakan preventif yang

paling penting dimana kegagalan dan kesalahan akan dicegah sebelum terjadi dan

mencapai pelanggan dan kemudian dipelajari penyebab-penyebabnya beserta akibat atau

efeknya.

FMEA akan mengidentifiksai kebutuhan akan tindakan koreksi untuk mencegah

kegagalan sebelum mencapai pelanggan dengan menjamin daya tahan, kualitas dan

kehandalan yang tinggi dari sebuah produk atau jasa. Hasil yang didapat dari penerapan

FMEA:

‐ Daftar potensial dari modus kesalahan atau kegagalan yang dirangking

berdasarkan Risk Priority Number.

‐ Daftar potensial dari fungsi sistem yang dapat mendeteksi modus kesalahan atau

kegagalan, permasalahan keselamatan dan mengurangi tingkat kejadian.

‐ Daftar potensial dari parameter-parameter untuk melakukan metode pengujian,

inspeksi dan pendeteksian.

‐ Daftar potensial dari fungsi sistem yang dapat mendeteksi modus kesalahan atau

kegagalan potensial.

‐ Daftar potensial dari karakteristik yang kritis dan signifikan.

‐ Daftar potensial dari rancangan tindakan untuk mengurangi modus kesalahan

atau kegagalan, permasalahan keselamatan dan mengurangi tingkat kejadian

‐ Sebuah daftar potensial dari rekomendasi tindakan atau karakteristik yang kritis

dan signifikan.

2.12.5 Interpretasi FMEA

Page 29: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

44

Kegagalan terjadi ketika suatu produk atau proses tidak bekerja sebagaimana

mestinya atau beberapa bagiannya tidak berfungsi saat penggunaan. Sesederhana apapun

suatu produk atau proses tetap mempunyai peluang untuk mengalami kegagalan.

Kemungkinan suatu produk atau proses dapat gagal disebut kecenderungan gagal

(Failure Mode). Setiap kecenderungan kegagalan memiliki efek yang potensial, dan

beberapa efek lebih sering terjadi dibanding yang lainnya.

Prinsip dasar FMEA adalah mengidentifikasi dan mencegah kegagalan potensial

sampai ke tangan pelanggan. Untuk melakukannya diperlukan beberapa asumsi yang

membantu dalam memprioritaskan tindakan korektif terhadap proses atau design demi

mencegah kegagalan. Prioritas suatu kegagalan dan efeknya ditentukan oleh tiga faktor :

‐ Severity (keseriusan) .

‐ Occurence (keseringan) . 

‐ Detection (pendeteksian).

‐ Severity (keseriusan), yaitu konsekuensi dari suatu kegagalan yang seharusnya

terjadi.

Tabel 2.2 Rating Severity

Ranking Kriteria Verbal

1

Neglible Severity, kita tidak perlu memikirkan akibat ini akan

berdampak pada kinerja produk. Pengguna akhir tidak akan

memperhatikan kecacatan atau kegagalan ini.

2

3

Mild Severity, akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan,

pengguna akhir tidak merasakan perubahan kinerja.

Page 30: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

45

4

5

6

Moderate Severity, pengguna akhir akan merasakan akibat penurunan

kinerja atau penampilan namun masih berada dalam batas toleransi.

7

8

High Severity, pengguna akhir akan merasakan akibat buruk yang

tidak dapat diterima, berada di luar batas toleransi.

9

10

Potential Safety Problem, akibat yang ditimbulkan adalah sangat

berbahaya dan bertentangan dengan hukum.

Catatan : Tingkat severity berbeda beda tiap produk, oleh karena itu pembuatan

rating disesuaikan dengan proses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan

rekayasa (engineering judgement)

 

 

‐ Occurence (keseringan), yaitu frekuensi terjadinya kegagalan untuk tiap modus

kesalahan. 

Tabel 2.3 Rating Occurrence

Ranking Kriteria Verbal Probablitas Kegagalan

1 Tidak mungkin penyebab ini

mengakibatkan kegagalan

1 dalam 1000000

2

3

Kegagalan akan jarang terjadi 1 dalam 20000

1 dalam 4000

4

5

6

Kegagalan agak mungkin terjadi 1 dalam 1000

1 dalam 400

1 dalam 80

Page 31: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

46

7

8

Kegagalan adalah sangat mungkin

terjadi

1 dalam 40

1 dalam 20

9

10

Dipastikan bahwa kegagalan akan

terjadi

1 dalam 8

1 dalam 2

Catatan : probabilitas kegagalan berbeda beda tiap produk, oleh karena itu

pembuatan rating disesuaikan dengan proses dan berdasarkan pengalaman dan

pertimbangan rekayasa (engineering judgement)

‐ Detection (pendeteksian), yaitu probabilitas dari kegagalan yang dapat di deteksi

sebelum dampak dari efeknya terjadi dan disadari.

Tabel 2.4 Rating Detectability

Ranking Kriteria Verbal Tingkat Kejadian

Penyebab

1

Metode pencegahan atau deteksi sangat

efektif. Tidak ada kesempatan bahwa

penyebab akan muncul lagi.

1 dalam 1000000

2

3

Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi

adalah sangat rendah.

1 dalam 20000

1 dalam 4000

4

5

6

Kemungkinan penyebab bersifat moderat,

Metode deteksi masih memungkinkan

kadang kadang penyebab itu terjadi.

1 dalam 1000

1 dalam 400

1 dalam 80

7

8

Kemungkinan bahwa penyebab itu masih

tinggi. Metode pencegahan atau deteksi

1 dalam 40

1 dalam 20

Page 32: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

47

kurang efektif, karena penyebab masih

berulang lagi

9

10

Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi

sangat tinggi. Metode deteksi tidak

efektif. Penyebab akan selalu terjadi

1 dalam 8

1 dalam 2

Catatan : tingkat kejadian penyebab berbeda beda tiap produk, oleh karena itu

pembuatan rating disesuaikan dengan proses dan berdasarkan pengalaman dan

pertimbangan rekayasa (engineering judgement)

Cara untuk menentukan komponen tersebut berdasarkan pedoman kriteria resiko,

dimana pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan secara kualitatif

dilakukan berdasarkan perilaku komponen teoritis (yang diharapkan). Pedoman secara

kuantitatif banyak digunakan karena lebih tepat dan spesifik karena menggunakan data

aktual, data statistical process control (SPC), data historis atau data pengganti untuk

evaluasinya. Berikut adalah tabel pedoman kriteria penilaian proses menurut Stamatis

(2003, p173):

Page 33: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

48

Tabel 2.5 Pedoman Kriteria Untuk Penilaian Proses

Jika Maka digunakan Pilihan

Proses dalam pengawasan

SPC

Data statistik: data

kehandalan, process

capability, distribusi

aktual, model matematis,

simulasi

Data aktual atau CPK

Proses sama dengan yang

lainnya atau terdapat data

historis

Data statistik dari salah

satu system pengganti:

distribusi aktual. Data

kehandalan, proses

capability, model

matematis, simulasi

Data aktual atau CPK

Tabel 2.6 Pedoman Kriteria Untuk Penilaian Proses (lanjutan)

Jika Maka digunakan Pilihan

Sejarah kegagalan tersedia

dalam desainnya atau part

penggantinya

Data historis didasarkan

pada kehandalan, proses

aktual, distribusi aktual,

modek matematika,

simulasi, data kumulatif

Data aktual dan jumlah

kumulatif dari

kesalahan

Proses masih baru dan tidak

tersedia perhitungan tipe

data

Keputusan tim Kriteria subjektif,

penggunaan konsensus

tim yang konservatif

Pengurusan kriteria bisa beragam dan tidak ada standar baku dalam

penggunaannya. Beberapa organisasi yang telah menerapkan FMEA menyesuaikan

skala FMEA dengan kondisi yang ada. Ada dua macam pengurutan peringkat yang

umum digunakan saat ini yaitu skala 1-5 dan skala 1-10. Skala 1-5 bersifat terbatas,

Page 34: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

49

kurang sensitif dan akurat untuk jumlah yang spesifik dan biasanya digunakan untuk

service FMEA. Skala 1-10 paling banyak dianjurkan karena mudah dalam interpretasi,

akurat dan presisi terhadap jumlah data. Dengan menggunakan data dan pengetahuan

tentang proses atau produk, setiap kecenderungan kegagalan potensial dan efeknya

masing-masing dirata-ratakan dalam tiga faktor tersebut (Severity, Occurence,

Detection) dengan skala 1-10.

RPN atau Risk Priority Number, didapatkan dengan mengalikan rata-rata ketiga

faktor tersebut (S x O x D). RPN biasa digunakan untuk mengurutkan kebutuhan akan

tindakan perbaikan untk menghilangkan atau mengurangi kecenderungan kegagalan

potensial. Kecenderungan kegagalan dengan RPN tertinggi harus mendapat perhatian

lebih dulu, meskipun perhatian khusus juga harus diberikan disaat derajat keseriusannya

suatu fungsi juga tinggi (9 atau 10).

Disaat tindakan rekomendasi telah diambil atau diimplementasikan, maka RPN

yang baru ditentukan dengan mengevaluasi ulang urutan Severity, Occurence dan

Detection. Nilai RPN yang baru ini disebut Resulting RPN. Tindakan perbaikan dan

peningkatan harus dilakukan berkesinambungan sampai hasil RPN merupakan keluaran

dengan tingkat yang dapat diterima untuk semua kecenderungan kegagalan potensial.

Prinsip dan langkah-langkah yang mendasari semua jenis FMEA adalah sama secara

umum meskipun tujuannya berbeda.

Page 35: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

50

2.13 Sistem Informasi

2.13.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem menurut Mathiassen et al. (2000, p9) adalah sekumpulan elemen yang

mengimplementasikan kebutuhan dari model, functions dan interfaces. Elemen-elemen

ini bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan menerima input dan

memproduksi output dalam proses transformasi yang terorganisasikan.

Pada sistem, dari elemen-elemen tersebut ada tiga komponen dasar yang saling

berinteraksi yaitu :

- Input : mencakup komponen atau elemen yang akan masuk ke sistem untuk

diproses. Contohnya mencakup bahan mentah, data, usaha manusia.

- Proses : mencakup proses transformasi yang mengubah input menjadi

output. Contohnya mencakup proses manufaktur, perhitungan matematis,

dan lain sebagainya.

- Output : mencakup elemen yang telah melalui proses transformasi. Contoh

mencakup jasa, produk, dan informasi.

Selain dari ketiga komponen dasar tersebut, terdapat dua lagi komponen

tambahan yaitu :

- Feedback : data mengenai performa sistem.

- Control : mecakup pengawasan dan evaluasi dari feedback untuk mengetahui

bila sistem bergerak menuju tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem yang memiliki tiga elemen – control, feedback loop dan tujuan (objective

element) adalah sistem yang dapat melakukan kontrol terhadap kegiatannya sendiri dan

disebut sebagai closed-loop system. Model dari sistem ini dideskripsikan pada Gambar

2.8 berikut.

Page 36: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

51

Input Transformation Output

Control Mechanism

Objectives

Gambar 2.8 Model Closed-Loop System

Sumber : McLeod, 2001, p12

Di samping itu, sistem tanpa ketiga elemen tersebut disebut sebagai open-loop

system. Elemen-elemen dalam sistem tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.9berikut.

Input Transformation Output

Gambar 2.9 Model Open-Loop System

Sumber : McLeod, 2001, p12

Berdasarkan pada hubungan sistem dengan lingkungannya, terdapat 2 jenis

sistem. Sistem terbuka atau open system adalah sistem yang terhubung dengan

lingkungannya oleh karena aliran sumber daya antara sistem dan lingkungannya.

Sedangkan sistem yang tidak terhubung dengan lingkungannya disebut dengan sistem

tertutup atau closed system.

Berdasarkan bentuk sumber daya yang membentuk sistem, sistem terbagi

menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Sistem fisik (physical system), yaitu sistem yang terbentuk dari sumber daya

fisik. Perusahaan adalah salah satu contoh sistem fisik.

Page 37: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

52

2. Sistem konsep (conceptual system), yaitu sistem yang menggunakan sumber

daya konsep untuk menggambarkan sistem fisik. Sumber daya konsep terdiri

dari informasi dan data.

Menurut O’Brien (2002, p7) Sistem Informasi adalah kombinasi dari sumber

daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data

yang mengumpulkan, merubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Pengertian lainnya dari sistem informasi adalah sebagai suatu sistem yang menerima

data sebagai input dan kemudian mengolahnya menjadi informasi sebagai outputnya.

Computer Based Information System (CBIS) adalah sistem informasi berbasis

komputer dimana sistem disini menyangkut kombinasi dari perangkat keras, perangkat

lunak, sumber daya manusia, jaringan dan data yang berfungsi untuk melakukan

kegiatan input, proses, output, penyimpanan dan kontrol yang mengubah sumber daya

data menjadi produk berupa informasi.

CBIS mempunyai lima sistem atau aplikasi yang menggunakan komputer dalam

information processes, yaitu:

- AIS (Accounting Information System), yaitu sistem yang melakukan

pemrosesan terhadap data-data perusahaan.

- MIS (Management Information System), yaitu sistem computer yang

diimplementasikan bagi tujuan utama untuk menghasilkan informasi

manajemen.

- DSS (Decision Support System), yaitu sistem penghasil informasi yang

bertujuan memberikan dukungan bagi pemecahan masalah, serta bagi

pengambilan keputusan oleh manajer.

Page 38: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

53

- Virtual Office, yaitu sistem pengaturan modern bagi pekerjaan di perusahaan

yang dapat dilakukan dengan muda menggunakan otomatisasi kantor (office

automation) dan aplikasi elektronik lainnya.

- Knowledge-based system, yaitu sistem yang mencakup ragam system dengan

tujuan mengaplikasikan intelejensi buatan (Artificial Intelegence) untuk

kepentingan dalam pengambilan keputusan.

Output yang dihasilkan oleh CBIS akan menjadi informasi bagi pengambilan

keputusan. Model CBIS ini dapat dilihat pada Gambar 2.10 berikut ini.

Gambar 2.10 Model Computer Based Information System (CBIS)

Sumber : McLeod, 2001, p18

Page 39: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

54

Sumber daya sistem informasi menurut O’Brien (2003, p11-14) mencakup :

• Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia mencakup pengguna akhir dan spesialis IS. Pengguna

akhir adalah semua orang yang menggunakan sistem informasi dalam

melaksanakan kegiatan dan tugas mereka. Spesialis IS mencakup system

analyst, pengembang software dan orang yang mengoperasikan sistem

tersebut.

• Sumber Daya Perangkat Keras (hardware)

Hardware mencakup semua peralatan fisik dan material yang digunakan

dalam mengolah informasi termasuk di dalamnya mesin seperti komputer

(baik itu merupakan komputer desktop, laptop, mainframe, dan lain

sebagainya) serta semua perlengkapan lainnya seperti media penyimpanan,

media untuk input dan output.

• Sumber Daya Perangkat Lunak (software)

Software mencakup program dan prosedur. Program adalah serangkaian

perintah yang mengontrol jalannya hardware. Prosedur adalah serangkaian

instruksi untuk mengolah informasi seperti prosedur input data, prosedur

untuk mengoreksi kesalahan.

• Sumber Daya Data

Data disini mencakup semua bentuk data termasuk data berupa angka, alfabet

maupun karakter lain yang mendeskripsikan transaksi bisnis dan kejadian

Page 40: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

55

lainnya. Termasuk juga di dalamnya adalah konsep penyimpanan data seperti

database.

• Sumber Daya Jaringan

Sumber daya jaringan mencakup media komunikasi seperti teknologi

komunikasi wireless, microwave kabel serat optik dan lain sebagainya serta

dukungan untuk jaringan seperti modem

2.14 Object-Oriented Analysis and Design

Objek merupakan sebuah entitas yang memiliki identitas, status, dan perilaku

(Mathiassen et al., 2000,p4). Contoh dari objek misalnya, karyawan dan pelanggan.

Keduanya memiliki identitas yang berbeda-beda, memiliki status, dan perilaku yang

berbeda pula. Sedangkan class merupakan kumpulan objek yang memiliki struktur, pola

perilaku, dan atribut yang sama (Mathiassen et al., 2000,p4). Untuk dapat lebih

memahami objek, biasanya objek-objek tersebut sering digambarkan dalam bentuk

class.

(Mathiassen et al., 2000, p5-6) menyebutkan bahwa terdapat keuntungan

menggunakan OOAD diantaranya adalah:

1. OOAD memberikan informasi yang jelas mengenai context

sistem,

Page 41: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

56

2. Tidak hanya dapat mengatur data dalam jumlah yang besar tetapi

juga dapat mendistribusikan seragaman data ke seluruh bagian

organisasi.

3. Berhubungan erat dengan analisa berorientasi objek, perancangan

berorientasi objek, user interface berorientasi objek, dan

pemrograman berorientasi objek.

(Mathiassen et al., 2000, p14-15) menjelaskan empat buah aktivitas utama dalam

analisa dan perancangan berorientasi objek yang digambarkan dalam Gambar 2.11

berikut ini.

Page 42: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

57

Analisis Problem Domain

Analisis Application Domain

Component Design

Architectural Design

Model

Kebutuhan penggunaan

Spesifikasi arsitektur

Spesifikasi komponen

Gambar 2.11 Siklus Pengembangan dengan OOAD

Sumber : Mathiassen et al, 2000, p15

OOAD mencakupi empat perspektif melalui empat aktifitas utama, seperti pada

Gambar 2.8. Hubungan keempat aktifitas yang penting dan bertahap dapat berubah dari

satu proyek ke proyek lainnya. Sebagai notasi, akan digunakan Unified Modeling

Language (UML). Terdapat dua keuntungan dengan menggunakan UML, yaitu UML

dapat membangun suatu divisi di antara proses dan notasi dan UML memberikan akses

kepada pasar yang lebih luas dalam pengembangannya. Langkah awal yaitu dengan

memilih sistem.

Page 43: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

58

2.15 Pemilihan Sistem

Pemilihan sistem didasarkan pada tiga aktifitas menurut Mathiassen et al. (2000).

Aktifitas pertama berfokus pada tantangan: untuk mendapatkan kilasan mengenai situasi

dan cara orang dalam menginterpretasikan tantangan tersebut. Yang kedua, membuat

dan mengevaluasi ide untuk perancangan sistem. Situasi bisnis proses digambarkan

melalui rich picture. Rich picture merupakan sebuah penggambaran informal yang

mewakili pengertian ilustrator dari sebuah proses bisnis dalam sebuah perusahaan. Rich

picture digunakan untuk menggambarkan secara grafis proses bisnis, baik itu proses

bisnis yang sedang berjalan, maupun yang akan diusulkan dapat dituangkan dalam

gambaran berupa Rich Picture. Setelah itu sistem diformulasikan dan dibuatlah definisi

sistem yang akan dibuat, dengan mendeskripsikan kemampuan sistem yang akan

dikembangkan tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Sistem definisi dengan menggunakan FACTOR adalah:

- Functionality: Fungsi sistem yang mendukung tugas application-domain.

- Application domain: Bagian dari suatu organisasi yang berhubungan dengan

administrasi, monitor, atau mengendalikan problem domain.

- Conditions: Dengan kondisi yang bagaimana sistem akan dikembangkan dan

digunakan.

- Technology: Semua teknologi yang digunakan untuk mengembangkan dan

menjalankan sistem.

- Objects: object yang utama didalam problem domain.

- Responsibility: tanggung jawab sistem (kegunaan) secara keseluruhan dalam

hubungannya dengan konteks sistem.

Page 44: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

59

2.16 Problem Domain Analysis

Problem domain analysis merupakan salah satu aktivitas utama dalam analisa

dan perancangan berorientasi objek. Problem domain merupakan bagian dari situasi

yang diatur, diawasi, dan dikendalikan oleh sistem. Tujuan melakukan analisis problem

domain adalah mengidentifikasi dan memodelkan problem domain.

Analisis problem domain terbagi menjadi tiga aktivitas yang dapat dilihat pada

Gambar 2.11 (Mathiassen. 2000. p46) yaitu :

• Memilih objek, class, dan event yang akan menjadi elemen model problem domain.

• Membangun model dengan memusatkan perhatian pada relasi struktural antara class

dan objek.

• Mendeskripsikan properti dinamis dan atribut untuk setiap class.

Gambar 2.12 Aktifitas dalam Analisa Problem Domain

Pada aktivitas classes, langkah awal yang dilakukan adalah mendefinisikan

objek, classes kemudian menentukan event dan memasukkan event tersebut kedalam

event table. Yang dapat membantu menentukan event-event dari tiap class yang ada:

‐ Object : Entitas yang memiliki identitas, state, dan behavior.

Page 45: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

60

‐ Event : Insiden yang terjadi seketika yang melibatkan satu atau lebih

object.

‐ Class : Deskripsi dari sekumpulan objek yang saling berbagi struktur,

behavioral pattern, dan attributes.

Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah statechart diagram yang menunjukkan

perubahan status dari masing-masing class yang dikarenakan oleh event tertentu mulai

dari initial state sampai dengan final state.

Kandidat dari struktur class terbagi 3 :

- Generalisasi

Dalam hubungan generalisasi, terdapat dua jenis class, yaitu class supertype

dan class subtype. Class supertype atau class induk memiliki atribut dan

behavior yang umum dari hirarki tersebut. Class subtype atau class anak

memiliki atribut dan behavior yang unik dan juga memiliki atribut dan

behavior milik class induknya.

Gambar 2.13 Hubungan Generalisasi

Passenger Car

Private Car Taxi

Account

LoanChecking Bank book

Service Person

EmployeeCustomer

Page 46: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

61

- Agregasi

Agregasi merupakan hubungan yang unik dimana sebuah objek merupakan

bagian dari objek lain. Hubungan agregasi tidak simetris dimana jika objek

B merupakan bagian dari objek A, namun objek A bukan merupakan bagian

dari objek B.

Gambar 2.14 Hubungan Agregasi

- Asosiasi

Asosiasi merupakan hubungan statis antar dua objek atau class. Hubungan

ini menggambarkan apa yang perlu diketahui oleh sebuah class mengenai

class lainnya. Hubungan ini memungkinkan sebuah objek atau class

mereferensikan objek atau class lain dan saling mengirimkan pesan.

4..*

1..* 1

1 1 1 1

1

Body Engin Wheel

Cam Shaft Cylinder

Car

1 2..*

Car Person 0..*

1..*

Page 47: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

62

Gambar 2.15 Hubungan Asosiasi

2.17 Application Domain Analysis

Sama seperti analisis problem domain, analisis application domain juga terdiri

dari beberapa aktivitas antara lain:

a. Menentukan penggunaan sistem dan bagaimana sistem berinteraksi dengan

user.

b. Menentukan fungsi dan kemampuan sistem dalam mengolah informasi.

c. Menentukan kebutuhan interface sistem dan merancang interface.

Berikut ini merupakan gambaran aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada saat

melakukan analisis application domain.

Gambar 2.16 Aktivitas Analisis Application Domain.

Dalam aktivitas usage, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat actor

table yang dapat membantu menentukan actor dan use case yang berkaitan. Langkah

selanjutnya adalah membuat use case diagram sehingga terlihat lebih jelas interaksi

Page 48: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

63

antara actor dengan masing-masing use case. Setelah use case dibuat, use case tersebut

dijabarkan dalam use case spasification untuk penjelasan mengenai use case lebih

lanjut.

Function merupakan fasilitas sistem yang menjadikan sistem tersebut berguna

bagi actor. Terdapat empat jenis function (Mathiassen et al., 2000, p231), antara lain:

• Update

Fungsi update diaktifkan oleh event problem domain dan menghasilkan

perubahan status model.

U p d a te*

I F MA D

P D

*

Gambar 2.17 Fungsi: Update

• Signal

Fungsi signal diaktifkan oleh perubahan status model dan menghasilkan

reaksi di dalam context.

S ign a l

*

I F MA D

P D

Gambar 2.18 Fungsi: Signal

Page 49: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

64

• Read

Fungsi read diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan

menghasilkan tampilan model sistem yang relevan.

R e a d

*

I F MA D

P D

Gambar 2.19 Fungsi: Read

• Compute

Fungsi compute diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan berisi

perhitungan yang dilakukan baik oleh actor maupun oleh model. Hasilnya

adalah tampilan dari hasil perhitungan yang dilakukan.

C o m p u te

*I F M

A D

P D

Gambar 2.20 Fungsi: Compute

Spesifikasi dari function adalah:

• Simple: function yang mudah dilakukan, misalnya membuat data baru.

• Medium: function yang memerlukan keterjelasan data, misalnya membuat

janji.

• Complex: function yang membutuhkan data yang lengkap dan detail,

misalnya memberikan daftar janji yang mungkin dilakukan.

Page 50: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

65

• Very complex: function yang mempunyai beberapa function di dalamnya,

misalnya membuat jadwal.

Setelah function dari setiap use case di identifikasi maka function-function

tersebut dimasukkan kedalam sequence diagram dan dilanjutkan dalam pembuatan

navigation diagram yang merupakan skema untuk menggambarkan hubungan tiap form

dari aplikasi yang akan dibuat.

Interface adalah fasilitas yang membuat model sistem dan function dapat

berinteraksi dengan actors, yang dilakukan dalam tahap Interface adalah (Gambar 2.20):

Gambar 2.21 Aktifitas dalam Tahap Interface

• User interface harus dapat mewakili hubungan model dan function dengan user

secara jelsa dan mudah dimengerti.

• Interface yang baik dilandaskan akan kebutuhan user dan bagaimana sistem akan

digunakan.

Function list

Class diagram Explore

patterns

Describe interface elements

Determine interfaceelements

Description of interfaces

Use cases Evaluate interfaceelements

Page 51: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

66

• Analisis harus dilakukan berdasarkan deskripsi yang jelas tentang user dengan

elemen-elemen yang terkait

2.18 Architectural Design

Architectural design berfungsi sebagai kerangka kerja dalam aktivitas

pengembangan sistem dan menghasilkan struktur komponen dan proses sistem.

Tujuannya adalah untuk menstrukturisasi sebuah sistem yang terkomputerisasi.

Tahap architectural design terdiri dari tiga aktivitas yaitu criteria, component

architecture, dan process architecture seperti yang digambarkan pada Gambar 2.22.

Gambar 2.22 Aktivitas Architectural Design

1. Criteria merupakan properti yang diinginkan dari sebuah arsitektur. Criteria

yang telah ditentukan oleh para peneliti untuk menentukan kualitas dari

sebuah software akan dijabarkan dibawah ini.

• Usable adalah kemampuan sistem untuk beradapatasi dengan situasi

organisasi, tugas dan hal – hal teknis.

• Secure adalah kemampuan untuk melakukan pencegahan terhadap

akses yang tidak berwenang.

• Efficient adalah penggunaan secara ekonomis terhadap fasilitas

technical platform.

Page 52: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

67

• Correct adalah sesuai dengan kebutuhan.,

• Reliable adalah ketepatan dalam melakukan suatu fungsi.

• Maintainable adalah kemampuan untuk perbaikan sistem yang rusak.

• Testable adalah tingkat kemudahan dalam melakukan pengujian

sistem.

• Flexible adalah kemampuan untuk modifikasi sistem yang berjalan.

• Comprehensible adalah usaha yang diperlukan untuk memperoleh

pengertian akan suatu sistem.

• Reusable adalah potensi untuk menggunakan sistem pada bagian

sistem lain yang saling berhubungan.

• Portable adalah kemampuan sistem untuk dapat dipindahkan ke

technical platform yang lain.

• Interoperable adalah kemampuan untuk merangkai sistem ke dalam

sistem yang lain.

2. Component Architecture Menurut Mathiassen et al. (2000, p189), tujuan dari

components adalah untuk menciptakan sistem yang comprehensible dan

flexible. Component architecture adalah sebuah struktur sistem dari

components yang saling berhubungan. Aktifitas yang terjadi ditunjukkan

pada Gambar 2.23.

Page 53: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

68

Gambar 2.23 Aktifitas dalam Desain Arsitektur-Component

Keterangan:

1. Komponen adalah server dan beberapa dari client.

2. Server memberikan kumpulan dari operation (atau services) pada client.

3. Client menggunakan server secara independent.

4. Arsitektur yang baik untuk mendistribusikan system secara geografis.

5. Bentuk distribusi dari bagian sistem harus diputuskan antara client dan

server.

Pada Tabel 2.7 akan diperlihatkan macam-macam distribusi untuk Client/Server.

Tabel 2.7 Lima Macam Distribusi Client/Server

Client Server Arsitektur U U + F + M Distributed Presentation U F + M Local Presentation

U + F F + M Distributed Functionality U + F M Centralised Data

U + F + M M Distributed Data U + F + M U + F + M Decentralised Data

3. Process atau lebih kita kenal dengan deployment diagram. Menurut

Mathiassen et al. (2000, p209), tujuan process adalah untuk mendefinisikan

Page 54: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

69

struktur program secara fisik. Aktifitas yang dilakukan diperlihatkan pada

Gambar 2.24.

Gambar 2.24 Aktifitas dalam Desain Arsitektur-Process

Keterangan:

• Komponen yang berbeda perlu ditempatkan pada prosesor yang berbeda.

• Pertama, pisahkan objek yang aktif dari komponen program yang pasif.

• Kedua, tenutkan prosesor yang tersedia.

• Distribusikan komponen program dan objek aktif kepada prosesor tersebut.

Class diagram and component specifications

Deployment diagram

Distribute program

Identify shared

Select coordination mechanisms

Explore distribution patterns

Explore coordination patterns

Page 55: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

70

2.19 Component Design

Menurut Mathiassen, et al. (2000, p231) Component design bertujuan

untuk menentukan implementasi kebutuhan di dalam kerangka kerja arsitektural.

Kegiatan component design bermula dari spesifikasi arsitektural dan kebutuhan

sistem. Hasilnya adalah deskripsi mengenai komponen-komponen yang saling

berhubungan dengan sistem. Component design terdiri dari tiga aktivitas, yaitu:

• Model component

Menurut Mathiassen, et al (2000, p235) Model component adalah

bagian dari sistem yang mengimplementasikan model problem

domain. Konsep utama dalam desain komponen model adalah

struktur. Dalam aktivitas ini dihasilkan sebuah class diagram yang

telah direvisi.

• Function component

Menurut Mathiassen, et al (2000, p251) komponen function adalah

bagian dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional.

Tujuan dari function komponen adalah memberikan akses bagi usr

interface dan komponen sistem lainnya ke model.

• Connecting component

Merupakan desain hubungan antar komponen untuk memperoleh

rancangan yang fleksibel dan mudah dimengerti. Hasilnya adalah

class diagram yang berhubungan dengan komponen-komponen

sistem. Gambar 2.25 berikut ini menggambarkan aktivitas-aktivitas

yang terdapat dalam component design.

Page 56: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

71

Gambar 2.25 Aktivitas Component Design

Sumber: Mathiassen (2000, p232)

2.20 Unified Modeling Language (UML)

2.20.1 Sejarah UML

Pada akhir tahun 80-an dan awal tahun 90-an, sudah banyak terdapat metode

pemodelan berorientasi objek yang digunakan pada industri-industri, diantaranya Booch

Method, Object Modeling Technique (OMT) yang diperkenalkan oleh James Rumbaugh,

dan Object-Oriented Software Engineering (OOSE) yang diperkenalkan oleh Ivar

Jacobson. Keberadaan berbagai metode tersebut justru menjadi masalah utama dalam

pengembangan sistem berorientasi objek, karena dengan banyaknya metode pemodelan

objek yang digunakan akan membatasi kemampuan untuk berbagi model antar proyek

dan antar tim pengembang. Hal tersebut disebabkan oleh berbedanya konsep masing-

masing metode pemodelan objek sehingga menghambat komunikasi antara anggota tim

dengan user yang berujung pada banyaknya kesalahan atau error pada proyek.

Page 57: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

72

Dikarenakan masalah-masalah tersebut, maka diperlukanlah suatu standarisasi

penggunaan bahasa pemodelan.

Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh bekerja sama dan

menyatukan metode pengembangan berorientasi objek mereka dengan tujuan untuk

menciptakan sebuah sistem pengembangan berorientasi objek yang standar. Pada tahun

1995 Ivar Jacobson ikut bergabung dengan mereka dan ketiganya memusatkan perhatian

untuk menciptakan sebuah bahasa pemodelan objek yang standar, bukan lagi

berkonsentrasi pada metode atau pendekatan berorientasi objek. Berdasarkan pemikiran

ketiga tokoh tersebut, maka akhirnya pada tahun 1997 bahasa pemodelan objek standar

Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 mulai diperkenalkan kepada masyarakat

luas.

UML bukan merupakan metode untuk mengembangkan sistem, melainkan hanya

berupa notasi yang kemudian pada saat ini diterima dengan luas sebagai bahasa

pemodelan objek yang standar. Object Management Group (OMG) mengadopsi UML

pada bulan November 1997 dan sejak saat itu terus mengembangkannya berdasarkan

pada kebutuhan dunia industri. Pada tahun 2004, telah diluncurkan UML versi 1.4 dan

pada saat itu juga OMG telah mulai merencanakan pengembangan UML versi 2.0.

2.20.2 Notasi UML

Notasi (Mathiassen et al, 2000, p237) adalah bahasa textual dan graphical untuk

menggambarkan sebuah sistem dan konteksnya yang diformalisasikan secara terpisah.

Tujuannya adalah untuk menyederhanakan komunikasi dan dokumentasi.

2.20.3 Class Diagram

Class Diagram menggambarkan struktur objek dari sistem. Class diagram

menunjukkan class objek yang membentuk sistem dan hubungan struktural diantara

Page 58: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

73

class objek tersebut (Mathiassen et al., 2000, p336). Terdapat tiga jenis hubungan antar

class yang biasa digunakan dalam class diagram (Whitten et al., 2004, p455-459).

Ketiga jenis hubungan tersebut antara lain:

- Asosiasi

Asosiasi merupakan hubungan statis antar dua objek atau class. Hubungan ini

menggambarkan apa yang perlu diketahui oleh sebuah class mengenai class

lainnya. Hubungan ini memungkinkan sebuah objek atau class mereferensikan

objek atau class lain dan saling mengirimkan pesan.

Gambar 2.26 Contoh Hubungan Asosiasi

- Generalisasi (atau Spesialisasi)

Dalam hubungan generalisasi, terdapat dua jenis class, yaitu class supertype

dan class subtype. Class supertype atau class induk memiliki atribut dan

behavior yang umum dari hirarki tersebut. Class subtype atau class anak

memiliki atribut dan behavior yang unik dan juga memiliki atribut dan

behavior milik class induknya. Class induk merupakan generalisasi dari class

anaknya, sedangkan class anak merupakan spesialisai dari class induknya.

Gambar 2.27 Contoh Hubungan Generalisasi

Page 59: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

74

- Agregasi

Agregasi merupakan hubungan yang unik dimana sebuah objek merupakan

bagian dari objek lain. Hubungan agregasi tidak simetris dimana jika objek B

merupakan bagian dari objek A, namun objek A bukan merupakan bagian dari

objek B. Pada hubungan ini, objek yang menjadi bagian dari objek tertentu

tidak akan memiliki atribut atau behavior dari objek tersebut.

Gambar 2.28 Contoh Hubungan Agregasi

Statechart Diagram

Statechart Diagram digunakan untuk memodelkan perilaku dinamis dari sebuah

objek dalam sebuah class yang spesifik dan berisi state dan transition (Mathiassen et al.,

2000, p341). Statechart diagram mengilustrasikan siklus objek hidup yaitu berbagai

status yang dapat dimiliki objek dan event yang menyebabkan status objek berubah

menjadi status lain (Whitten et al., 2004, p700).

Statechart diagram dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut (Whitten et

al., 2004, p700):

• Mengidentifikasi initial dan final state.

• Mengidentifikasi status objek selama masa hidup objek tersebut.

• Mengidentifikasi event pemicu perubahan status objek.

• Mengidentifikasi jalur perubahan status.

Page 60: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

75

Gambar 2.29 Contoh Statechart Diagram

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p425)

2.20.4 Use Case Diagram

Use case diagram mendeskripsikan secara grafis hubungan antara actors dan use

case (Mathiassen et al., 2000, p343). Penjelasan use case biasa ditambahkan untuk

menjelaskan langkah-langkah interaksi.

Page 61: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

76

Library System

Visitor

Patron

Apply formembership

Search libraryinventory

Check out books

Gambar 2.30 Contoh Use Case Diagram

Sequence Diagram

Bennet et al. (2006, p253) mengemukakan bahwa sequence diagram

menunjukkan interaksi antar objek yang diatur berdasarkan urutan waktu. Sequence

diagram dapat digambarkan dalam berbagai level of detail yang berbeda untuk

memenuhi tujuan yang berbeda-beda pula dalam daur hidup pengembangan sistem.

Aplikasi sequence diagram yang paling umum adalah untuk menggambarkan interaksi

antar objek yang terjadi pada sebuah use case atau sebuah operation.

Bennet et al. (2006, pp253-254) menyatakan bahwa setiap sequence diagram

harus diberikan frame yang memiliki heading dengan menggunakan notasi sd yang

merupakan kependekan dari sequence diagram.

Page 62: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

77

Gambar 2.31 Contoh Sequence Diagram

2.20.5 Navigation Diagram

Navigation Diagram merupakan statechart diagram khusus yang berfokus pada

user interface (Mathiassen et al., 2000, p344). Diagram ini menunjukkan window-

window dan transisi diantara window-window tersebut.

Sebuah window dapat digambarkan sebagai sebuah state. State ini memiliki

nama dan berisi gambar miniatur window. Transisi antar state dipicu oleh ditekannya

sebuah tombol yang menghubungkan dua window.

Page 63: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

78

2.20.6 Component Diagram

Component Diagram merupakan diagram implementasi yang digunakan untuk

menggambarkan arsitektur fisik dari software sistem. Diagram ini dapat menunjukkan

bagaimana coding pemrograman terbagi menjadi komponen-komponen dan juga

menunjukkan ketergantungan antar komponen tersebut (Whitten et al., 2004, p442).

Sebuah komponen digambarkan dalam UML sebagai sebuah kotak dengan dua

kotak kecil di sebelah kirinya. Ketergantungan antar dua komponen menunjukkan

bagaimana kedua komponen tersebut saling berkomunikasi.

Gambar 2.32 Contoh Component Diagram

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p201)

2.20.7 Deployment Diagram

Deployment Diagram, sama seperti component diagram, juga merupakan

diagram implementasi yang menggambarkan arsitektur fisik sistem. Perbedaannya,

deployment diagram tidak hanya menggambarkan arsitektur fisik software saja,

Page 64: BAB 2 revi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00990-MNTI Bab 2.pdf · Kualitas merupakan sebuah kata yang sering dipakai oleh masyarakat untuk mengungkapkan suatu

79

melainkan software dan hardware. Diagram ini menggambarkan komponen software,

processor, dan peralatan lain yang melengkapi arsitektur sistem (Whitten et al., 2004,

p442). Menurut Mathiassen et al. (2000, p340), deployment diagram menunjukkan

konfigurasi sistem dalam bentuk processor dan objek yang terhubung dengan processor

tersebut.

Setiap kotak dalam deployment diagram menggambarkan sebuah node yang

menunjukkan sebuah hardware. Hardware dapat berupa PC, mainframe, printer, atau

bahkan sensor. Software yang terdapat di dalam node digambarkan dengan simbol

komponen. Garis yang menghubungkan node menunjukkan jalur komunikasi antar

device. Gambar 2.33 berikut ini menunjukkan sebuah contoh deployment diagram.

Gambar 2.33 Contoh Deployment Diagram

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p217)