bab 2 tinjauan pustaka - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00677 ti bab 2.pdf ·...

18
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010, p86). Distribusi terjadi di antara tahapan dari supply chain. Aliran bahan baku yang diperlukan berpindah dari supplier menuju suatu perusahaan pembuat produk dan perusahaan tersebut akan memindahkan barang jadi yang dihasilkan ke tangan konsumen. Distribusi merupakan suatu kunci dari keuntungan yang akan diperoleh perusahaan karena distribusi secara langsung akan mempengaruhi biaya dari supply chain dan kebutuhan konsumen. Jaringan distribusi yang tepat dapat digunakan untuk mencapai berbagai macam tujuan dari supply chain, mulai dari biaya yang rendah sampai respon yang tinggi terhadap permintaan dari pelanggan (Chopra, 2010, p86). Menurut Bowersox (1996, p90), saluran distribusi adalah kegiatan dari sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal produk tersebut (bahan baku dari supplier) sampai ke konsumen akhir. Gambar saluran distribusi menurut Bowersox (1996, p90) :

Upload: doandang

Post on 12-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Distribusi

Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari

pihak supplier ke pihak konsumen dalan suatu supply chain (Chopra, 2010,

p86). Distribusi terjadi di antara tahapan dari supply chain. Aliran bahan baku

yang diperlukan berpindah dari supplier menuju suatu perusahaan pembuat

produk dan perusahaan tersebut akan memindahkan barang jadi yang

dihasilkan ke tangan konsumen. Distribusi merupakan suatu kunci dari

keuntungan yang akan diperoleh perusahaan karena distribusi secara langsung

akan mempengaruhi biaya dari supply chain dan kebutuhan konsumen.

Jaringan distribusi yang tepat dapat digunakan untuk mencapai berbagai

macam tujuan dari supply chain, mulai dari biaya yang rendah sampai respon

yang tinggi terhadap permintaan dari pelanggan (Chopra, 2010, p86).

Menurut Bowersox (1996, p90), saluran distribusi adalah kegiatan dari

sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik

awal produk tersebut (bahan baku dari supplier) sampai ke konsumen akhir.

Gambar saluran distribusi menurut Bowersox (1996, p90) :

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

8

Bahan Baku

Industri Manufaktur

Pedagang Grosir

Pengecer

Pemakai akhir dan Pemerintah

Sumber : Bowersox, 1996, p90

Gambar 2.1 Saluran Distribusi Umum

Dalam menentukan rute distribusi, perusahaan harus

mempertimbangkan 2 hal yaitu :

- Apakah produk akan dikirim ke lokasi dimana konsumen berada atau

konsumen mengambil sendiri produk yang ia pesan?

- Apakah produk dari perusahaan langsung dikirim ke konsumen atau lewat

media perantara?

Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, cara pendistribusian produk dapat

diklasifikasikan menjadi 6 desain jaringan distribusi (Chopra, 2010, pp91-

102), yaitu :

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

9

a. Manufacturer Storage with Direct Shipping

Pada desain ini, produk dikirim secara langsung dari perusahaan menuju

konsumen akhir dengan melangkahi pengecer dimana mereka yang

mengambil pesanan dari pelanggan. Aliran informasi bermula dari

pesanan pelanggan ke pengecer. Lalu pengecer memberitahukan kepada

perusahaan tentang pesanan dari konsumen. Setelah itu, perusahaan

mengirimkan produk yang dipesan langsung ke konsumen. Ilustrasi dari

desain ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Sumber : Chopra, 2010, p91

Gambar 2.2 Manufactured Storage with Direct Shipping

Keuntungan terbesar dari desain ini adalah pemusatan inventori barang di

pabrik perusahaan. Namun desain ini juga memiliki kekurangan yaitu

tingginya biaya transportasi karena rata-rata jarak dari pabrik ke

konsumen akhir sangat jauh.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

10

b. Manufacturer Storage with Direct Shipping and In-Transit Merge

Pada desain ini, konsumen dari berbagai lokasi memesan produk-produk

dari pabrik-pabrik yang berbeda. Aliran informasi mengalir dari konsumen

akhir ke pengecer. Kemudian pengecer memberitahukan pesanan-pesanan

konsumen ke pabrik-pabrik yang memproduksi pesanan dari pelanggan.

Setelah itu, produk-produk tersebut dikirimkan dari pabrik-pabrik menuju

suatu tempat (carrier), lalu produk-produk tersebut dikirimkan ke

konsumen akhir. Ilustrasi dari desain ini dapat dilihat pada gambar di

bawah ini :

Sumber : Chopra, 2010, p94

Gambar 2.3 Manufacturer Storage with Direct Shipping and In-Transit

Merge

c. Distributor Storage with Package Carrier Delivery

Pada desain ini, inventori tidak terletak pada pabrik melainkan di

distributor pusat. Produk yang sudah dibuat oleh produsen dikirimkan ke

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

11

distributor pusat, kemudian distributor akan menyalurkannya ke

konsumen. Aliran informasi dari desain ini hanya terjadi dari konsumen

ke distributor. Lalu distributor merespons informasi tersebut dengan

melakukan mengirimkan pesanan tersebut ke konsumen. Ilustrasi dari

desain ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Sumber : Chopra, 2010, p96

Gambar 2.4 Distributor Storage with Carrier Delivery

d. Distributor Storage with last-mile Delivery

Pada desain ini, pabrik mendistribusikan produknya ke distributor-

distributor yang dekat dengan konsumennya. Dengan begitu, pengiriman

dari distributor ke konsumen akan lebih cepat tetapi biaya inventori dari

distributor tidaklah kecil karena distributor harus menyimpan produk-

produk dari berbagai pabrik. Aliran informasi mengalir dari pesanan

konsumen ke distributor yang terdekat dengan mereka. Lalu distributor

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

12

tersebut akan merespons pesanan mereka dengan mengirimkan produk

pesanannya tersebut. Ilustrasi dari desain ini dapat dilihat pada gambar di

bawah ini :

Sumber : Chopra, 2010, p98

Gambar 2.5 Distributor Storage with Last-Mile Delivery

e. Manufacturer/Distributor Storage with Customer Pickup

Desain ini berbeda dengan desain-desain yang dijelaskan sebelumnya.

Pada desain ini, konsumen akan melakukan pesanan ke pengecer (baik

lewat telepon atau web) dan konsumen sendiri yang akan mengambil

barangnya tersebut di suatu tempat (pickup point). Aliran informasi pada

desain ini dimulai dari konsumen ke pengecer. Setelah itu, pengecer akan

melanjutkan informasinya tersebut ke pabrik-pabrik. Pabrik-pabrik

tersebut akan merespons permintaan konsumen dengan mengirimkan

barangnya ke distributor. Kemudian distributor akan mengirim produk-

produk dari pabrik itu ke pickup point dimana pelanggan akan mengambil

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

13

sendiri barang pesanannya. Ilustrasi dari desain ini dapat dilihat pada

gambar di bawah ini :

Sumber : Chopra, 2010, p100

Gambar 2.6 Manufacturer/Distributor Warehouse Storage with Customer

Pickup

f. Retail Storage with Customer Pickup

Desain ini merupakan desain yang sering orang-orang temukan dimana

inventori disimpan oleh pengecer. Kemudian konsumen akan datang ke

pengecer untuk memilih produk yang ia inginkan lalu membelinya.

2.2 Transportasi

Transportasi merupakan pergerakan suatu produk dari suatu lokasi ke

lokasi lain yang merepresentasikan awal dari suatu rangkaian supply chain

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

14

sampai kepada konsumen (Chopra, 2010, p380). Tiga hal yang sangat penting

dalam mengukur kinerja transportasi, yaitu :

a. Biaya

Biaya dari transportasi adalah suatu pengeluaran yang terjadi saat

melakukan pengiriman dari suatu tempat ke tempat yang lain. Biaya ini

dapat berupa biaya bahan bakar, biaya perawatan mobil, ataupun biaya dari

pengemudi. Sistem logistik sebaiknya dapat meningkatkan utilisasi dari

alat transportasi yang digunakan untuk meminimalkan total biaya.

b. Kecepatan

Kecepatan akan transportasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan pergerakan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kecepatan

dan biaya dalam transportasi berkaitan dalam dua hal. Pertama, suatu

perusahaan transportasi dapat menawarkan layanan yang lebih cepat

dengan mengenakan tarif yang tinggi. Kedua, semakin cepat layanan

transportasi, maka semakin pendek pula waktu yang dibutuhkan dalam

perjalanan dan semakin cepatnya persediaan akan produk habis. Dari kedua

hal tersebut dapat terlihat bahwa faktor kritikal dari metode transportasi

adalah menyeimbangkan antara kecepatan dan biaya.

c. Konsistensi

Konsistensi dari transportasi mengacu pada variasi waktu yang dibutuhkan

untuk mengukur spesifikasi pergerakan dari beberapa pengiriman.

Maksudnya adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan pengiriman

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

15

hendaknya konsisten. Misalnya apabila pengiriman diantara 2 lokasi

tertentu membutuhkan waktu 3 hari, maka pengiriman selanjutnya dengan

lokasi yang sama pun seharusnya membutuhkan waktu 3 hari juga. Apabila

terjadi perubahan dalam waktu pengiriman tetapi lokasi yang dituju sama,

akan mengakibatkan masalah dalam supply chain. Jika terjadi inkonsistensi

dalam transportasi, makan akan berdampak pada inventori baik dari pihak

supplier maupun konsumen.

Lingkungan transportasi berdampak pada serangkaian keputusan yang

dapat diimplementasikan dalam sistem logistik. Keputusan pada transportasi

dipengaruhi oleh beberapa pihak (Bowersox, 2010, pp194 – 196), yaitu:

a. Shipper dan Consignee

Shipper dan consignee mempunyai kepentingan bersama dalam

perpindahan barang dari asalnya ke tempat tujuan dalam kurun waktu

tertentu dengan harga terendah.

b. Carrier and Agents

The Carrier adalah suatu bisnis yang bergerak dalam pelayanan

transportasi yang berusaha untuk meningkatkan pendapatannya dengan

meminimasi biaya yang berhubungan dengan hal transportasi. Sebagai

perusahaan jasa, carrier ingin mengenakan biaya setinggi-tingginya

kepada konsumennya dengan meminimasi tenaga kerja, bahan bakar, dan

biaya kendaraan dalam memenuhi tugas pengiriman barang.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

16

c. Pemerintah

Pemerintah memiliki peran dalam transportasi karena transportasi

merupakan suatu layanan mempengaruhi ekonomi dan kesejahteraan

sosial. Pemerintah berupaya untuk menciptakan lingkungan transportasi

yang efisien untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu,

pemerintah membuat regulasi agar perusahaan yang bergerak dalam jasa

transportasi memberikan harga yang wajar kepada pengguna jasa

transportasi tersebut.

d. Internet

Perkembangan zaman, membawa dunia industri kepada sistem berbasis

komputer. Internet merupakan salah satu produk dari perkembangan

zaman. Keuntungan utama dari komunikasi internet dalam hal transportasi

adalah kemampuan carrier untuk memberikan informasi secara real time

kepada supplier dan konsumennya. Informasi tersebut berupa status

keberadaan dari produk yang sedang dikirim. Lewat internet, carrier dapat

mengetahui dimana posisi kendaraan yang membawa barang pesanan, rute

yang dipakai oleh kendaraan tersebut dan estimasi perkiraan waktu kapan

barang itu akan sampai ke konsumen. Semua informasi yang didapatkan

lewat internet itu diperoleh dari pemasangan alat tracking pada kendaraan

carrier (GPS = Global Positioning System).

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

17

e. Public

Pihak terakhir yang mempengaruhi keputusan dalam hal transportasi

adalah masyarakat umum. Dampak dari sarana transportasi yang

digunakan misalnya berupa polusi udara atau bahan bakar yang tumpah.

Hal ini akan mempengaruhi lingkungan umum termasuk konsumen di

dalamnya. Untuk menangani masalah ini, regulasi pemerintah terhadap

kendaraan yang dipakai untuk transportasi sangatlah penting. Pemerintah

harus secara tegas menetapkan standar kendaraan yang digunakan dan

faktor-faktor keselamatan dalam berkendara sehingga kegiatan

transportasi tidak mempengaruhi lingkungan sekitar.

Hubungan dari pihak-pihak yang berkaitan dengan transportasi dapat

dilihat pada gambar berikut :

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

18

Sumber : Bowersox, 2010, p195

Gambar 2.7 Hubungan antara Pihak-pihak yang Berkaitan dengan

Transportasi

2.3 Vehicle Routing Problem (VRP)

Penentuan rute kendaraan merupakan salah satu masalah dari

transportasi. Untuk meminimalkan biaya, suatu transportasi harus dapat

menempuh rute kendaraan dengan jarak yang minimum, waktu yang

minimum, dan tetap memperhatikan utilisasi kendaraan yang digunakan untuk

melakukan pengiriman barang. Salah satu karakteristik permasalahan di atas

sering disebut dengan Vehicle Routing Problem (VRP).

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

19

Menurut Kallehauge dkk. (2001), permasalah m-TSP (multiple

Travelling Salesman Problem) merupakan suatu variasi dari TSP dimana

terdapat sejumlah salesman yang mengunjungi setiap kota dan setiap kota

tersebut hanya dapat dikunjungi oleh satu salesman saja. Tiap salesman

berawal dari suatu depot dan pada akhir perjalanannya, mereka harus kembali

ke depot tersebut. Menurut Sutapa dkk. (2003), permasalahan m-TSP sering

disebut juga sebagai Vehicle Routing Problem (VRP) dimana sebuah kota

diibaratkan sebagai sebuah permintaan atau konsumen, dan tiap kendaraan

yang dipakai untuk perjalanan dianggap memiliki kapasitas tertentu.

Perbedaan VRP dengan m-TSP terletak pada siapa atau apa yang

mengunjungi suatu daerah tertentu.

Di dalam VRP, total jumlah permintaan dalam suatu rute, tidak boleh

melebihi kapasitas dari kendaraan yang digunakan untuk melewati rute

tersebut. Hal ini membuat VRP kadang disebut juga sebagai CVRP

(Capacitated Vehicle Routing Problem), (Sutapa dkk., 2003). VRP memulai

perjalanannya dari suatu distributor dan pada akhir perjalanannya kendaraan

tersebut harus kembali lagi ke distributor.

Prins (2001) menggambarkan permasalahan VRP sebagai suatu

undirected network G = (V,E), dengan sebuah node set V = {0, 1, 2, ..., n},

dan sebuah edge set E. Node 0 merupakan sebuah depot yang memiliki

sejumlah kendaraan dengan kapasitas yang sama atau identik, Q. Setiap

konsumen (node i > 0) memiliki suatu permintaan non negatif qi, dan tiap

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

20

edge [i,j] memiliki biaya non negatif cij = cji. Tujuan dari VRP adalah untuk

menentukan suatu rute kendaraan dengan total biaya minimal dimana tiap rute

berawal dan berakhir pada suatu depot, tiap konsumen dikunjungi tepat satu

kali, total permintaan yang dibawa oleh kendaraan tidak melebihi kapasitas

dari kendaraan itu sendiri Q, dan biaya dari rute tersebut tidak melebihi upper

limit L yang telah ditentukan perusahaan.

2.4 Clarke and Wright Saving Heuristic

Metode untuk memecahkan masalah Capacitated Vehicle Routing

Problem (CVRP) yaitu dengan metode Clarke and Wright Saving Heuristic.

Metode ini merupakan metode yang cukup sederhana sehingga mudah

diimplementasikan untuk menentukan rute kendaraan.

Langkah-langkah dari metode Clarke and Wright Saving Heuristic

(Chopra, 2010) adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi matriks jarak

Matriks jarak mengidentifikasi jarak antara dua buah lokasi yang akan

dikunjungi oleh kendaraan. Jarak yang diketahui akan merepresentasikan

biaya yang dikeluarkan untuk melakukan transportasi diantara 2 lokasi

yang berbeda. Cara untuk menghitung jarak dari setiap lokasi dapat

dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya yaitu dengan mengetahui

waktu tempuh yang diperlukan oleh suatu kendaraan untuk menempuh dari

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

21

satu lokasi ke lokasi lainnya. Dengan adanya asumsi rata-rata kecepatan

yang digunakan, maka jarak akan diketahui dengan rumus :

D = v x t , dimana

D = Jarak antara 2 lokasi yang berbeda (km)

v = Kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam)

t = Waktu tempuh kendaraan (jam)

2. Mengidentifikasi saving matriks

Saving matriks merepresentasikan penghematan apabila suatu

kendaraan mengunjungi beberapa lokasi secara bersamaan dibandingkan

dengan mengunjungi satu per satu lokasi. Saving matriks S(x,y) secara

umum dapat digambarkan sebagai berikut :

Pabrik Konsumen x Pabrik dan Pabrik Konsumen y Pabrik

menjadi

Pabrik Konsumen x Konsumen y Pabrik

Dari gambaran umum di atas terlihat jelas bahwa rute yang baru

akan menghemat waktu dan jarak tempuh dari kendaraan yang digunakan

untuk mendistribusikan pesanan konsumen. Nilai dari saving matriks dapat

dirumuskan sebagai berikut:

S(x,y) = D(DC,x) + D(DC,y) - D(x,y) dimana,

S(x,y) = Nilai saving matriks dari konsumen x ke konsumen y

D(DC,x) = Jarak dari pabrik (distrbution center) ke konsumen x

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

22

D(DC,y) = Jarak dari pabrik (distribution cener) ke konsumen y

D(x,y) = Jarak dari konsumen x ke konsumen y

3. Membagi konsumen dalam rute perjalanan kendaraan

Pada tahapan ini, dilakukan pembagian konsumen ke dalam suatu rute

perjalanan kendaraan dengan mempertimbangkan konsumen dan kapasitas

kendaraan yang digunakan. Sebuah rute dikatakan feasible apabila jumlah

dari permintaan total dari semua konsumen tidak melebihi kapasitas

kendaraan. Prosedur yang digunakan untuk pengelompokkan konsumen

yaitu berdasarkan nilai saving matriks terbesar. Jadi, pertama-pertama yaitu

mengurutkan nilai saving matriks dari yang terbesar sampai terkecil.

Kemudian kelompokkan konsumen mulai dari nilai saving matriks yang

terbesar sampai kapasitas kendaraan yang digunakan dapat menampung

semua permintaan. Apabila kapasitas kendaraan sudah maksimal, maka

prosedur tersebut akan berulang sampai semua konsumen teralokasi dalam

suatu rute perjalanan.

4. Mengurutkan konsumen di dalam rute perjalanan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari metode Clarke and Wright

Saving Heuristic. Tujuan dari tahap ini adalah mengurutkan kunjungan dari

kendaraan ke setiap konsumen yang sudah dikelompokkan dalam suatu

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

23

rute perjalanan agar dapat diperoleh jarak yang minimal. Beberapa cara

yang dapat digunakan untuk pengurutan kunjungan adalah sebagai berikut :

a. Farthest Insert

Prosedur ini dilakukan dengan melakukan penambahan konsumen dalam

sebuah rute perjalanan. Prosedur ini dimulai dari penentuan rute

kendaraan ke konsumen yang memiliki jarak yang paling jauh.

Kemudian prosedur ini akan terus berulang hingga semua konsumen

masuk ke dalam rute perjalanan.

b. Nearest Insert

Prosedur ini merupakan kebalikan dari farthest insert dimana prosedur

ini dimulai dari penentuan rute kendaraan ke konsumen yang memiliki

jarak yang paling dekat. Kemudian prosedur ini akan terus berulang

hingga semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan.

c. Nearest Neighbour

Prosedur ini memulai rute kendaraannya dari jarak yang paling dekat

dengan depot. Kemudian rute selanjutnya yaitu konsumen yang paling

dekat dengan konsumen pertama yang sudah dikunjungi. Prosedur ini

akan terus berulang sampai semua konsumen masuk ke dalam rute

perjalanan.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00677 TI Bab 2.pdf · sekelompok pelaku bisnis yang memfasilitasi pertukaran produk dari pemilik awal

24

d. Sweep

Pada metode ini, sebuah titik dalam grid dipilih (secara umum yaitu

depot) dan ditarik sebuah garis yang menyapu dua titik tersebut searah

jarum jam ataupun melawan arah jarum jam. Rute perjalanan disusun

berdasarkan titik konsumen yang terlebih dahulu bertemu dengan garis

tersebut. Rute perjalanan yang diperoleh merupakan tahapan kunjungan

sebuah kendaraan yang berotasi sesuai dengan garis yang ditarik dari

depot. Setelah seluruh konsumen diurutkan, maka konsumen tersebut

diseleksi untuk memulai rute pertama. Rute yang akan dikunjungi setiap

konsumen tergantung pada urutan sebelumnya sehingga pengiriman

yang dilakukan pada rute tersebut tidak melebihi kapasitas kendaraan.

2.5 Optimalisasi

Optimalisasi adalah proses atau cara untuk menjadikan paling baik,

paling tinggi, dan paling menguntungkan (Pusat Bahasa). Hasil dari

optimalisasi disebut hasil yang optimal. Dalam penelitian ini, optimalisasi

yang ingin dicapai adalah optimalisasi rute. Optimalisasi rute adalah proses

mencari rute yang paling baik dengan mempertimbangkan kapasitas

kendaraan dan jarak tempuh dari beberapa alternatif yang ada.