bab 2 penyusunan program kerja dksi

11
Laporan Akhir Tahun 2008 Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 5 BAB 2 Penyusunan Program Kerja DKSI 2.1 Rasionalisasi Program Penyusunan program kerja DKSI mengacu kepada kebijakan dan ketetapan pimpinan institut yang menyangkut program kerja institut periode 2008-2012 serta tugas pokok dan fungsi DKSI yang telah diuraikan pada Bab 1. Selain itu program kerja DKSI disusun dengan mengacu pada azas: (1) prioritas, (2) efisiensi, dan (3) produktivitas. Pada azas prioritas digunakan pendekatan penyusunan program dengan analisa terunut maju (forward chaining analysis), bermula dari program yang menghasilkan tujuan awal (initial goal) untuk menjadi masukan bagi program selanjutnya yang menghasilkan tujuan bagian (sub-goals), hingga akhirnya mengarah pada program yang mencapai tujuan utama (main goal) (Gambar 2.1) Gambar 2.1. Penentuan prioritas program dengan forward chaining analysis. Kondisi Awal (Initial State) Program 1 Program 2 Program 3 Tujuan Bagian (Sub- Goal) Tujuan Bagian (Sub- Goal) Program 5 Tujuan Utama (Main Goal) Lower Priority Programs Higher Priority Programs Program 4

Upload: phamngoc

Post on 16-Dec-2016

247 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 5

BAB 2 Penyusunan Program Kerja DKSI

2.1 Rasionalisasi Program

Penyusunan program kerja DKSI mengacu kepada kebijakan dan ketetapan pimpinan institut

yang menyangkut program kerja institut periode 2008-2012 serta tugas pokok dan fungsi DKSI

yang telah diuraikan pada Bab 1. Selain itu program kerja DKSI disusun dengan mengacu pada

azas: (1) prioritas, (2) efisiensi, dan (3) produktivitas. Pada azas prioritas digunakan

pendekatan penyusunan program dengan analisa terunut maju (forward chaining analysis),

bermula dari program yang menghasilkan tujuan awal (initial goal) untuk menjadi masukan

bagi program selanjutnya yang menghasilkan tujuan bagian (sub-goals), hingga akhirnya

mengarah pada program yang mencapai tujuan utama (main goal) (Gambar 2.1)

Gambar 2.1. Penentuan prioritas program dengan forward chaining analysis.

Kondisi Awal (Initial State)

Program1

Program2

Program3

Tujuan Bagian (Sub-Goal)

Tujuan Bagian (Sub-Goal)

Program5

Tujuan Utama (Main Goal)

Lower Priority Programs

Higher Priority Programs

Program4

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 6

Selanjutnya azas efisiensi digunakan untuk menentukan kesesuaian program dengan

sumberdaya anggaran yang tersedia untuk mencapai baik tujuan antara maupun tujuan

utama. Sedangkan azas produktivitas digunakan untuk menentukan program yang diharapkan

dapat mencapai porsi terbesar dari tujuan antara (sub-goal) maupun tujuan utama (main

goal) DKSI. Untuk itu setiap program kerja yang disusun perlu dibuatkan indikator

keberhasilan, target sasaran, dan pencapaian kegiatan sehingga dapat dijadikan sebagai

bahan evaluasi dan usulan penyempurnaan pada program-program berikutnya.

2.2 Kondisi Awal Sistem dan Teknologi Informasi IPB

DKSI dalam mengembangkan baik infrastruktur perangkat keras maupun perangkat lunak

mengacu pada landasan/framework/arsitektur sistem informasi IPB yang telah dibuat seperti

terlihat pada Gambar 2.2. Arsitektur tersebut menggambarkan lapisan-lapisan yang terlibat

dalam sebuah pengembangan yang dimulai dari infrastruktur perangkat keras (lapisan

terbawah), perangkat lunak, hingga pengguna (lapisan teratas).

Gambar 2.2. Arsitektur Sistem Informasi IPB

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 7

2.2.1 Sistem Aplikasi

Dalam rangka peningkatan kapasitas aplikasi dan layanan sistem informasi, sampai saat ini

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) telah membangun kebutuhan sistem

informasi atau pun aplikasi untuk menunjang kelancaran tugas-tugas yang diamanatkan oleh

IPB kepada masing-masing unit kerja sebagai tugas pokok (tupoksi) unit kerja. Konsep yang

dikembangkan untuk pembangunan perangkat lunak adalah implementasi sistem menggunakan

konsep arsitektur klien/server 3-tier seperti terlihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Arsitektur Aplikasi Klien/Server 3-Tier

Sistem informasi atau aplikasi yang sudah berjalan diantaranya adalah :

• Sistem Informasi Manajemen Akademik (SIMAK) untuk pengelolaan data mahasiswa

strata-1 (sarjana) untuk mahasiswa sampai dengan tahun angkatan 2004 atau sering

disebut mahasiswa dengan kurikulum phasing out.

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 8

• Sistem Informasi Manajemen Akademik (SIMAK) untuk pengelolaan data mahasiswa

strata-1 (sarjana) untuk mahasiswa mulai tahun angkatan 2005 yang dikenal dengan

mahasiswa dengan kurikulum mayor-minor (mami).

• Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) untuk pengelolaan data pegawai

baik pegawai yang berprofesi sebagai dosen maupun pegawai yang merupakan tenaga

penunjang.

• Aplikasi Penilaian Kinerja Tenaga Penunjang berbasis kehadiran dengan mesin

FingerPrint dan Penilaian Kinerja.

• Aplikasi KRS online untuk mahasiswa Mami, Aplikasi SIMAK (web base) dikhususkan bagi

dosen, pimpinan fakultas/departemen, maupun pimpinan IPB lainnya.

• Official Web Site IPB, merupakan jendela informasi mengenai IPB berbasis internet.

• Aplikasi untuk pengelolaan jadwal terpadu IPB yang meliputi jadwal kuliah, jadwal

ujian tengah semester, dan jadwal ujian akhir.

• Aplikasi untuk kebutuhan internal DKSI, seperti Aplikasi Pengguna Cyber, Registrasi

User Access, dll.

Ada pula sistem informasi atau aplikasi yang telah dibangun namun masih memerlukan

penyempurnaan, antara lain :

• Sistem informasi IPB Group Office berbasis web. Sistem informasi ini bertujuan untuk

memberikan informasi kepada pimpinan IPB, pimpinan unit kerja dengan menggunakan

database yang telah ada. Dimungkinkan pula mengelola data melalui sistem ini. Setiap

user yang mengakses sistem ini diberikan user/password sebagai otentifikasi sistem.

• Aplikasi Karya Ilmiah untuk pengelolaan data karya ilmiah dosen.

• Aplikasi Daftar Usul Penilaian Angka Kredit (DUPAK) untuk pengelolaan data angka

kredit dosen.

• Aplikasi Jadwal Terpadu untuk pengelolaan data perkuliahan/praktikum secara

bersama-sama.

• Aplikasi Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM) untuk pengelolaan data evaluasi

pengajaran dosen pada suatu semester.

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 9

• Aplikasi user access untuk pengelolaan data user access IPB.

Seluruh data yang digunakan oleh aplikasi di atas mengacu pada database pusat/institut

seperti terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Database IPB

2.2.2 Sistem Jaringan Data dan Suara Berbasiskan IP

Dalam perjalanan TIK IPB yang sudah sejak lama dimulai sekitar awal tahun 1990-an, IPB

hingga sekarang tetap konsisten dalam peningkatan kapasitas baik secara infrastruktur

maupun perangkat keras. Perkembangan TIK IPB sejak 1990-an hingga sekarang dapat dilihat

pada Gambar 2.5.

Saat ini, seluruh jaringan lokal (Intranet) IPB menggunakan teknologi fiber optik (FO),

twisted-pair, dan wireless local area network (LAN). Sejak tahun 2004-2005, IPB telah

memiliki jaringan FO berbasiskan teknologi Cisco untuk link-link inti dan distribusi dan telah

dimanfaatkan untuk berbagai teknologi lainnya termasuk Intranet dan voice over Internet

Protocol (VoIP) seperti dapat dilihat pada Gambar 2.6, sedangkan cakupan jaringan

berbasiskan FO dapat dilihat pada Lampiran 1.

OthersApplications

IPB INTEGRATED DATABASE

AcademicApplications

FinancialApplications

Human Resources

Applications

Facilities and

PropertiesApplications

KMSApplications

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 10

Gambar 2.5. Perjalanan TIK IPB

Gambar 2.6. Topologi Jaringan IPBNet

Selain Intranet, jaringan Internet IPB pun setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup

nyata mulai dari 64 Kbps (<1994) hingga 15 Mbps (sekarang). Sejak awal tahun 2001, IPB telah

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 11

terhubung ke jaringan global (Internet) melalui teknologi ASTINET yang disediakan oleh PT

Telkom Indonesia, Tbk. Data time series peningkatan kapasitas jaringan Internet sejak awal

tahun 1990an hingga 2008 dapat dilihat pada Gambar 2.7, sedangkan perkiraan kenaikan

kapasitas bandwidth >= 2008 dapat dilihat pada Lampiran 2.

Gambar 2.7. Grafik Time Series Peningkatan Kapasitas Bandwidth Internet IPB

Sementara itu, interkoneksi kampus IPB yang berada di luar Darmaga yaitu Kampus

Baranangsiang, Kampus Cilibende (Diploma), dan Kampus Gunung Gede (MB) terhubung ke

Kampus Darmaga menggunakan teknologi nirkabel (wireless), sedangkan Kampus Taman

Kencana belum terhubung ke Intranet IPB. Teknologi nirkabel dipilih karena tidak

membutuhkan biaya tinggi dan tidak perlu membayar sewa bulanan kepada provider jaringan.

Namun, teknologi ini sangat rentan terhadap gangguan cuaca, listrik, gelombang radio, dan

memiliki bandwidth relatif rendah, yaitu 7 – 10 Mbps.

Program Sentrasliasi Administrasi Desentralisasi Akademik dan Riset (SADAR) harus ditunjang

oleh sistem aplikasi dan database terpusat IPB yang terintegrasi, yang menampung seluruh

database administrasi di IPB. Sistem aplikasi dan database ini harus dapat diakses dengan

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 12

mudah dan cepat oleh setiap unit kerja, sehingga membutuhkan koneksi data dengan

kecepatan tinggi dan relatif stabil.

Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan pembangunan jaringan komunikasi data yang

menghubungkan setiap unit kerja di IPB serta kebutuhan perangkat jaringan berupa server

dan perangkat penunjang lainnya dengan kecepatan tinggi (backbone), tingkat kehandalan

dan ketersediaan yang tinggi, dan tahan terhadap gangguan lingkungan seperti cuaca, listrik,

dan sebagainya. Kebutuhan ini antara lain dipenuhi dengan menggunakan teknologi

komunikasi data berbasis FO, sistem proteksi petir dan ground yang baik, dan ketersediaan

tenaga listrik cadangan dengan menyediakan .

2.2.3 Pengembangan Integrasi VoIP, PABX Non-IP-Based dan Telepon VoIP

Jaringan serat optic (FO) di Kampus IPB Darmaga yang selama ini digunakan untuk komunikasi

data (intranet/internet) dengan menggunakan komputer (IPBNet), juga saat ini sudah dapat

digunakan untuk komunikasi suara (percakapan) menggunakan pesawat telepon dengan

memanfaatkan teknologi VoIP. Jaringan telepon ini disebut sebagai Jaringan Telepon IPB

Terintegrasi (JTIT). Sejak bulan Juni 2006, beberapa pesawat telepon sudah dapat digunakan

untuk melakukan komunikasi antara Rektorat – Fakultas – Departemen – Perpustakaan Pusat –

TPB dan sebaliknya. Pesawat telepon yang terkoneksi di dalam JTIT dikelompokkan menjadi

tiga jenis, yaitu :

1. Pesawat IP Telephony atau VoIP, yaitu pesawat telepon khusus berbasiskan IP yang

dapat langsung dihubungkan ke jaringan IPBNet menggunakan kabel RJ-45. Pesawat

ini diberi identitas 88xxx, dan hanya dipasang dibeberapa titik.

2. Pesawat Analog, yaitu pesawat telepon biasa (manual) yang telah dihubungkan ke

jaringan IPBNet menggunakan kabel telepon yang dihubungkan dengan Voice Gateway

(VG) yang telah dipasang di beberapa lokasi di departemen/fakultas. Pesawat ini

telah diberi identitas nomor yang terdiri 5 (lima) dijit.

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 13

3. Pesawat PABX (Private Automatic Branch eXchange), yaitu pesawat telepon biasa

(manual) yang terhubung ke mesin PABX yang berada di unit kerja yang telah

dihubungkan dan dikonfigurasi ke VG sehingga dapat terkoneksi ke jaringan IPBNet.

Seluruh perangkat VoIP terhubung ke mesin Call Manager yang merupakan pusat penanganan

komunikasi dan sistem pencatatan (billing system) seluruh perangkat. Seluruh perangkat VoIP,

kecuali telepon analog, yang digunakan mulai dari Call Manager, VoIP Gateway dan IP

Telephony menggunakan produk Cisco. Disain jaringan VoIP Global, Topologi jaringan VoIP

IPB, dan Sistem Penomorannya, secara berurutan, dapat dilihat pada Gambar 2.8, Lampiran

3 dan Lampiran 4.

Gambar 2.8. Disain Jaringan VoIP IPB Berbasiskan Teknologi Cisco

2.2.4 Fasilitas Video Conference dan Video Streaming

Pembangunan fasilitas video conference dan video streaming dilatarbelakangi oleh

pelaksanaan perkuliahan yang dilaksanakan secara kemitraan di mana lokasi perguruan tinggi

mitra terpisahkan berjauhan secara geografis, masih mengalami beberapa hambatan dalam

hal pencapaian standar materi, efektifitas dan efisiensi perkuliahan. Hal ini terjadi karena

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 14

perkuliahan konvensional mengharuskan pengajar dan peserta ajar harus berada dalam satu

lokasi dan waktu yang sama.

Teknologi video conference yang dimiliki oleh IPB adalah salah satu alternatif yang dapat

mengatasi hambatan pada perkuliahan konvensional tersebut. Saat ini IPB telah memiliki 2

fasilitas video conference, yaitu di Ruang Sidang Rektor Gedung Andi Hakim Nasution (Gedung

Rektorat) lantai 2 dan Gedung SEAFAST Kampus IPB Darmaga yang seluruhnya terhubung ke

jaringan Internet, INHERENT dan Jardiknas. Disain ruangan, contoh ruangan, dan perangkat

video conference yang digunakan secara berurutan dapat dilihat pada Gambar 2.9, Lampiran

5, dan Lampiran 6.

Gambar 2.9. Disain Ruangan Video Conference

Laporan Akhir Tahun 2008

Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) - IPB Hal 15

2.3 Penyusunan Program

Secara garis besar pokok program yang disusun dikembangkan sesuai dengan kelompok bidang

yang dicanangkan rektor untuk perioda 2008-2012, yaitu 1) Pendidikan dan Kemahasiswaan,

2) Peningkatan Kapasitas, 3) Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, dan 4) Penguatan Sistem

Manajemen, seperti dilihat pada Lampiran 7. Bidang Kesejahteraan tidak menjadi

ranah/domain yang terkait dengan tupoksi DKSI sehingga tidak masuk dalam penyusunan

program DKSI.

Kegiatan yang diturunkan dari program berbasis bidang di atas di arahkan untuk mencapai

tujuan utama yaitu pengembangan sistem komunikasi dan informasi berbasis teknologi

informasi untuk mendukung penyelenggaraan program dan kegiatan institut. Sedangkan

kondisi awal adalah kondisi perkembangan terakhir sebelum program DKSI 2008 dilaksanakan.