bab 2 mod 1 ergo

46
8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 1/46 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kaitan Ergonomi dengan Lingkungan Kerja 1 Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien. Tidak hanya hubungannya dengan alat, ergonomi juga mencakup pengkajian interaksi antara manusia dengan unsur-unsur sistem kerja lain, yaitu bahan dan lingkungan. 2 Prinsip ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja. Ini  berarti mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan kebutuhan  pekerja, bukan mengharapkan pekerja untuk menyesuaikan diri. esain ergonomis yang efektif menyediakan workstation, peralatan dan perlengkapan yang nyaman dan efisien bagi pekerja untuk digunakan. !al ini juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat, karena mengatur proses kerja untuk mengendalikan atau menghilangkan potensi bahaya. Tenaga kerja akan memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. "ara bekerja harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan atau gangguan kesehatan yang lain. 1  I. #. $utalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Penerbit IT%, %andung, 2&&', p.(2. 2  I)*,  Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Sarana untuk Produktivitas , International )abour *ffice, +akarta, 2&1, p.1'.

Upload: hutaurukyuni

Post on 07-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 1/46

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kaitan Ergonomi dengan Lingkungan Kerja

1Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan

informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk 

merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem

itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu,

dengan efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien. Tidak hanya hubungannyadengan alat, ergonomi juga mencakup pengkajian interaksi antara manusia dengan

unsur-unsur sistem kerja lain, yaitu bahan dan lingkungan.2Prinsip ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja. Ini

 berarti mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan kebutuhan

 pekerja, bukan mengharapkan pekerja untuk menyesuaikan diri. esain

ergonomis yang efektif menyediakan workstation, peralatan dan perlengkapan

yang nyaman dan efisien bagi pekerja untuk digunakan. !al ini juga menciptakanlingkungan kerja yang sehat, karena mengatur proses kerja untuk mengendalikan

atau menghilangkan potensi bahaya. Tenaga kerja akan memperoleh keserasian

antara tenaga kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. "ara bekerja harus

diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan

yang berlebihan atau gangguan kesehatan yang lain.

1  I. #. $utalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Penerbit IT%, %andung, 2&&', p.(2.2

  I)*,  Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Sarana untuk Produktivitas,International )abour *ffice, +akarta, 2&1, p.1'.

Page 2: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 2/46

2.2. Lingkungan Kerja, Keseatan, dan Kese!amatan Kerja "K#$ dan

%rodukti&itas Kerja

Produktiitas mencakup aspek-aspek non ekonomi, yang kadang-

kadang lebih besar peranannya dalam peningkatan produktiitas. spek-aspek 

non ekonomi, seperti manajemen dan organisasi, kualitas kerja, perlindungan dan

keselamatan kerja, motiasi, dan lain sebagainya yang berperan dalam

menggerakkan, mendorong dan mengkoordinasikan para indiidu atau kelompok 

indiidu lainnya yang terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan pada setiap unit

ekonomi untuk bekerja lebih efektif dan efisien. /esadaran akan peningkatan

 produktiitas semakin meningkat karena adanya suatu keyakinan bah0a

 perbaikan produktiitas akan memberikan kontribusi positif dalam perbaikan

ekonomi. Pada hakikatnya produktiitas kerja akan banyak ditentukan oleh dua

faktor utama

1. aktor Teknis merupakan faktor yang berhubungan dengan pemakaian dan

 penerapan fasilitas produksi secara lebih baik, penerapan metode kerja yang

lebih efektif dan efisien, dan atau penggunaan bahan baku yang lebih

ekonomis.

2. aktor 3anusia merupakan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap

usaha-usaha yang dilakukan manusia di dalam menyelesaikan pekerjaan.

aktor ini meliputi sikap mental, motiasi, disiplin, dan etos kerja.4i masa lalu, kecelakaan dan gangguan kesehatan di tempat kerja

dipandang sebagai  bagian tak terhindarkan dari produksi. 5amun, 0aktu telah

 berubah. $ekarang ada berbagai standar hukum nasional dan internasional tentang

keselamatan dan  kesehatan kerja yang harus dipenuhi di tempat kerja. $tandar-standar tersebut  mencerminkan kesepakatan luas ntara pengusaha6pengurus,

 pekerja dan  pemerintah bah0a biaya sosial dan ekonomi dari kecelakaan kerja dan

 penyakit akibat  kerja harus diturunkan. Tindakan untuk meningkatkan

keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja tidak harus mahal. 5amun, seperti

 perbaikan dalam operasional atau penjualan, hal itu  perlu dilakukan sebagai

3   %. $uhandri,  Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri, irektorat Pembinaan

$ekolah 3enengah /ejuruan, +akarta, 2&&7, p. '-11.4  I)*, op.cit . p. 1-2.

Page 3: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 3/46

komitmen jangka panjang oleh para pekerja, manajer dan  per0akilan mereka. !al

ini tidak bisa hanya ditangani dalam seminggu sebelum   inspeksi pabrik atau

kunjungan oleh Penga0asan /etenagakerjaan. +uga tidak bisa  diabaikan begitu

saja karena resesi. Pencegahan gangguan kesehatan kerja yang terkait  cedera,

sakit dan kematian adalah bagian kontinuitas dari hari-hari kegiatan usaha.8$istem 3anajemen / 9$3/: adalah bagian dari sistem manajemen

 perusahaan secara  keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,

 pelaksanaan, tanggung  ja0ab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan

 bagi pengembangan,   penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan

kebijakan keselamatan dan  kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko

yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,

efisien dan produktif.  dapun tujuan dan sasaran $3/ adalah menciptakan

suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan

unsur manajemen, tenaga kerja,  kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi

dalam rangka mencegah dan mengurangi  kecelakaan dan penyakit akibat kerja

serta terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien dan produktif.

lasan utama suatu perusahaan untuk secara aktif mengatasi

keselamatan dan kesehatan di tempat kerja adalah

1. 3enempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

manusia

2. 3eningkatkan komitmen pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga

kerja

. 3eningkatkan efisiensi dan produktiitas kerja untuk menghadapi kompetisi

 perdagangan global4. Proteksi terhadap industri dalam negeri

8. 3eningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional

'. 3engeliminir boikot )$3 internasional terhadap produk ekspor 

(. 3eningkatkan pelaksanaan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan

sistem

5  Ibid., p .'4-'8.

Page 4: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 4/46

7. Perlunya upaya pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi yang tekait

dengan penerapan /

;. 3encegah penderitaan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja dan kematian

1&. 3enunjukkan karya0an bah0a perusahaan peduli tentang keselamatan dan

kesehatan mereka

11. 3elindungi inestasi pada karya0an melalui perekrutan dan pelatihan

12. 3engurangi absensi karena sakit dan cedera, kesalahan dan interupsi kerja

1. 3embantu dalam menjaga kualitas produk atau jasa

14. 3enghemat biaya yang berkaitan dengan kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja

18. Terpantaunya bahaya dan risiko di perusahaan

$3/ dilaksanakan pada setiap perusahaan dengan berpedoman pada

 penerapan 8 prinsip dasar sebagai berikut

1. /omitmen dan /ebijakan

2. Perencanaan

. Penerapan

4. Pengukuran dan ealuasi

8. Tinjauan <lang dan peningkatan oleh pihak Pihak 3anajemen

'am(ar 2.1. %rinsi) Dasar K#

Sumber: IL! Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Sarana untuk Produktivitas

"#$%&! hlm.'()

Page 5: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 5/46

Page 6: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 6/46

c. Temperatur 24 o" kondisi optimum.

d. Temperatur 1& o" kekakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.

!arga-harga di atas tidak mutlak untuk setiap orang, karena kemampuan

 beradaptasi setiap orang berbeda tergantung di daerah bagaimana dia bisa

hidup.

2. /elembaban

kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya

dinyatakan dengan persentase 9=:. /elembaban ini sangat berhubungan atau

dipengaruhi oleh temperatur udara dan memang secara bersama-sama antara

temperatur, kelembaban, kecepatan bergerak di udara dan radiasi dari udara

tersebut akan dipengaruhi keadaan tubuh pada saat menerima atau

melepaskan panas dari tubuh. $uatu keadaan dimana temperatur udara sangat

 panas dan kelembabannya tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari

tubuh secara bersama-sama, karena sistem penguapan dan pengaruh lain

menyebabkan makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya

 peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen.

. $irkulasi <dara

<dara disekitar kita dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara telah

 berkurang dan telah bercampur dengan gas-gas atau bau-bauan yang

 berbahaya bagi kesehatan tubuh. /otornya udara disekitar kita dapat

dirasakan dengan sesaknya pernapasan kita dan ini tidak boleh dibiarkan

 berlangsung terlalu lama, karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan

akan mempercepat proses kelelahan selain itupun, apabila hal ini terjadi

secara terus menerus akan menyebabkan penurunan performansi kerjaseorang pekerja dan akan berakibat pada output atau hasil kerja yang kurang

optimal 9penurunan produktiitas:. !al yang dapat dilakukan untuk 

menghindari hal tersebut adalah dengan menanam tanaman-tanaman hijau

yang akan mempengaruhi psikologis si pekerja perasaannya dan secara

langsung tanaman tersebut menjadi sumber oksigen tambahan, hal tersebut

dapat mempengaruhi performansi kerja si pekerja menjadi lebih baik dan

hasil kerjanya akan optimal.

Page 7: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 7/46

4. Pencahayaan

Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat

objek-objek secara jelas, cepat, tanpa menimbulkan kesalahan. Pada

umumnya, lingkungan di luar ruangan tidak banyak menimbulkan masalah

 pencahayaan. 5amun keergonomisan harus dapat tercapai dengan baik 

dengan mendesain pencahayaan lingkungan di dalam ruangan. <ntuk di

dalam ruangan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari sistem

 pencahayaan, yaitu mempertimbangkan penomoran yang rumit, tipe dan

lokasi dari benda yang bercahaya, yang mampu mempengaruhi performansi

manusia. /emampuan mata untuk dapat melihat objek dengan jelas

ditentukan oleh ukuran objek, derajat kontras antara objek dengan

sekelilingnya, luminensi 9brightness), dan lamanya melihat. >ang dimaksud

dengan derajat kontras adalah perbedaan derajat terang relatif antara objek 

dengan sekelilingnya, sedangkan luminensi berabrti arus cahaya yang

dipantulkan oleh objek 

8. /ebisingan

/ebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki telinga kita,

terutama dalam jangka pendek dapat mengganggu ketenangan bekerja,

mengganggu konsentrasi, dan menyulitkan komunikasi. da tiga aspek yang

menentukan kualitas suatu bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan

terhadap manusia, yaitu lama, intensitas dan frekuensinya.

'. ?etaran 3ekanis

?etaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan

oleh alat-alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ketubuh kitadan menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan bagi tubuh kita.

%esarnya getaran ini ditentukan oleh intensitas dan frekuensi getarnya.

?etaran mekanis pada umumnya sangat menganggu tubuh karena

ketidakteraturannya, baik itu tidak teratur dalam intensitas maupun

frekuensinya. $edangkan alat-alat yang ada dalam tubuh kita mempunyai

frekuensi alami, dimana alat yang satu berbeda frekuensinya dengan alat yang

lain. $ecara umum getaran mekanis ini dapat mengganggu tubuh dalam hal

Page 8: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 8/46

a. 3empengaruhi konsentrasi bekerja

 b. 3empercepat datangnya kelelahan

c. 3enyebabkan timbulnya beberapa penyakit, diantaranya gangguan

terhadap mata, syaraf, peredaran darah, otot-otot, tulang-tulang dan lain-lain.

(. %au-bauan

danya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai

 pencemaran, apalagi kalau bau-bauan tersebut sedemikian rupa sehingga

dapat mengganggu konsentrasi bekerja, secara lebih jauh bisa mempengaruhi

kepekaan penciuman. Temperatur dan kelembaban merupakan dua faktor 

yang mempengaruhi kepekaan dan ketajaman penciuman. Pemasangan  *ir 

+onditioning 9": merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk 

menghilangkan bau-bauan yang mengganggu disekitar tempat kerja.

7. @arna

@arna yang dimaksud disini ialah 0arna tembok ruangan tempat kerja,

dimana 0arna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan mata untuk 

melihat obyek, juga 0arna disekitar tempat kerja berpengaruh secara

 psikologis bagi para pekerja. Tiap 0arna memberikan pengaruh secara

 psikologis yang berbeda-beda terhadap manusia. %eberapa pengaruh 0arna

tembok ruangan, diantaranya

a. @arna merah bersifat merangsang

 b. @arna kuning memberikan kesan yang luas atau lega

c. @arna hijau atau biru memberikan kesan yang sejuk, aman dan

menyegarkan

d. @arna gelap memberikan kesan sempite. @arna terang memberikan kesan leluasa

alam keadaan dimana ruangan terasa sempit, 0arna yang sesuai 9terang:

dapat menghilangkan 0arna tersebut, hal ini secara psikologis

menguntungkan karena kesan sempit cenderung menimbulkan ketegangan.

engan sifat-sifat itulah pengaturan ruangan tempat kerja perlu diperhatikan,

sedangkan dalam arti luas 0arna ruangan tersebut harus disesuaikan dengan

kegiatan kerjanya.

Page 9: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 9/46

2.0. Ke(isingan )ada Lingkungan Kerja

Aangsang suara yang berlebihan atau tidak dikehendaki  9bising:, yang

dijumpai di pabrik atau tempat-tempat yang ramai  akan mempengaruhi fungsi

 pendengaran. %erbagai faktor seperti intensitas, frekuensi, jenis atau irama bising,

lama pemajanan serta lama 0aktu istirahat antar dua periode pemajanan, sangat

menentukan dalam proses terjadinya ketulian atau kurang  pendengaran akibat

 bising. emikian juga faktor kepekaan tiap  pekerja, seperti umur, pemajanan

 bising sebelumnya, kondisi kesehatan, penyakit telinga yang pernah diderita, perlu

 pula dipertimbangkan dalam menentukan gangguan pendengaran akibat bising.

2.0.1. Sum(er Ke(isingan

%eberapa jenis sumber suara di dalam lingkungan kerja

1. $uara mesin

+enis mesin penghasil suara di tempat kerja sangat  berariasi, demikian pula

karakteristik suara yang dihasilkan. "ontoh sumber kebisingan di perusahaan

 baik dari dalam maupun dari luar perusahaan seperti

a. 3esin pembangkit tenaga listrik seperti genset, mesin diesel, generator 

 b. 3esin-mesin produksi

c. 3esin potong, gergaji, serut di perusahaan kayu

2. %enturan antara alat kerja dan benda kerja

Proses menggerinda permukaan metal dan umumnya pekerjaan penghalusan

 permukaan benda kerja, penyemprotan, pengupasan cat, pengelingan,

memalu dan pemotongan seperti proses penggergajian kayu dan metal 

cutting . /ondisi ini akan menimbulkan kebisingan. Penggunaan gergaji bundar 9circular blades: dapat menimbulkan tingkat kebisingan antara 7& d%

 B 12& d%.

. liran material

liran gas, air atau material-material cair dalam pipa distribusi material di

tempat kerja, apalagi yang berkaitan dengan proses penambahan tekanan dan

 pencampuran sedikit banyak akan menimbulkan kebisingan di tempat kerja.

7  %. $uhandri, op.cit . p. ;-2&.

Page 10: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 10/46

$uara atau bunyi ini diukur dengan satuan yang disebut desibel . $atuan

desibel diukur dari & hingga 14&, atau bunyi terlemah yang manusia masih bisa

mendengar hingga tingkat bunyi yang dapat menyebabkan kerusakan permanen

 pada telinga manusia. /ata desibel biasa disingkat d% dan mempunyai skala ,

%, dan ". $kala yang terdekat dengan pendengaran manusia adalah skala atau

d%. %erikut ini adalah beberapa tingkat kebisingan beberapa sumber suara yang

 bisa dijadikan sebagai acuan untuk menilai tingkat keamanan kerja

1. Percakapan biasa 9 48 B '& d% :

2. %or listrik 9 77 B ;7 d% :

. $uara anak ayam di peternakan 9 1&8 d% :

4. ?ergaji mesin 9 11& B 118 d% :

8. 3usik rock metal  9 118 d% :

'. $irene ambulans 9 12& d% :

(. Teriakan a0al seseorang yang menjerit kesakitan 9 14& d% :

7. Pesa0at terbang jet 9 14& d% :

$umber kebisingan yang berasal dari industri antara lain

1. Industri perkayuan

2. Pekerjaan pemipaan

. Pertambangan batu bara dan logam

Pipa yang dibuat dengan belokan tajam seperti pada ?ambar 2.2 ini akan

menimbulkan suara yang bising. /ebisingan ini terjadi karena ada benturan

aliran. /ondisi tidak berbeda juga terjadi pada ?ambar 2., dimana ada

 penambahan sudut kemiringan. engan semakin banyak sudut kemiringan,

maka suara bising akan menjadi lebih kuat.

Page 11: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 11/46

'am(ar 2.2. Be!okan Tajam "34$ akan enam(a Ke(isingan A!iran

Sumber: ,. Suhandri! Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri "#$$-! hlm.%)

'am(ar 2.#. %enam(aan Sudut Kemiringan %em(e!okan A!iran

Sumber: ,. Suhandri! Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri "#$$-! hlm.#$)

2.0.2. %engaru Ke(isingan di Lingkungan Kerja

$ecara umum pengaruh kebisingan ini dapat dibagi  menjadi dua yang

didasarkan pada tinggi rendahnya intensitas  kebisingan dan lamanya 0aktu

 pemaparan. Pertama, pengaruh  pemaparan kebisingan intensitas tinggi 9di atas

 5%: dan kedua,  adalah pengaruh pemaparan kebisingan intensitas rendah 9di ba0ah 5%:

1. Pengaruh /ebisingan Intensitas Tinggi

Pada kondisi ini terjadi kerusakan pada indera  pendengaran yang dapat

menyebabkan penurunan daya dengar   baik yang bersifat sementara maupun

 bersifat permanen atau  ketulian.  Pengaruh kebisingan akan sangat terasa

apabila jenis  kebisingannya terputus-putus dan sumbernya tidak diketahui.

$ecara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi  dapat menyebabkan

Page 12: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 12/46

gangguan kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung,

resiko serangan jantung meningkat, gangguan pencernaan.

2. Pengaruh /ebisingan Intensitas Aendah

Tingkat kebisingan intensitas rendah atau di ba0ah 5% banyak ditemukan

di lingkungan kerja seperti perkantoran, ruang administrasi perusahaan dll.

ampak dari kebisingan ini secara fisiologis tidak merusak pendengaran.

 5amun, kondisi ini sering menyebabkan penurunan performansi kerja,

sebagai salah satu penyebab stress dan gangguan kesehatan lainnya. $tress ini

dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan dini, kegelisahan dan depresi.

$ecara spesifik stress karena kebisingan ini akan mengakibatkan hal-hal

sebagai berikut

a. $tress menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur 

 b. ?angguan reaksi psikomotor 

c. /ehilangan konsentrasi

d. ?angguan komunikasi antara la0an bicara

e. Penurunan performansi kerja yang kesemuanya itu akan bermuara pada

kehilangan efisiensi dan produktiitas kerja.

2.0.#. %engukuran dan %engenda!ian Ke(isingan Lingkungan Kerja5

lat ukur kebisingan adalah alat yang digunakan untuk mengukur 

tingkat kebisingan dan memiliki tiga jenis dasar yaitu

1. lat ukur keperluan umum

a. Aelatif murah

 b. "ukup teliti untuk mengidentifikasi area yang bermasalah dengankebisingan

2. Instrumen kualitas 1

a. 3emberikan pembacaan teliti yang dapat digunakan dalam tindakan

 pengendalian kebisingan

8

  +. Aidley,  Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Penerbit Erlangga, +akarta, 2&&7, p.1;4-1;'.

Page 13: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 13/46

 b. %isa mengikutsertakan fasilitas untuk menganalisis pita gelombang

9wave band anal/sis: dan memadukan tingkat eksposur 

c. "ukup mahal namun dibutuhkan jika pengukuran kebisingan secara

teratur perlu dilakukan

. Instrumen presisi 9 precision instrument :

a. 3engukur sejumlah fungsi-fungsi kebisingan

 b. 3emberikan pembacaan yang sangat teliti

c. /erap disambungkan ke instrumen pencatat yang mengukur tingkat

kebisingan dalam satu periode 0aktu

d. $angat mahal dan memerlukan keahlian khusus untuk menggunakannya

udiometer diperlukan untuk mengukur ketajaman pendengaran

1. igunakan untuk mengukur ambang pendengaran

2. 3engindikasikan kehilangan pendengaran

. Pembacaan dapat dilakukan secara manual atau otomatis

4. 3encatat kemampuan pendengaran setiap telinga pada deret frekuensi yang

 berbeda

8. 3enghasilkan audiogram 9grafik ambang pendengaran untuk masing-masing

telinga pada suatu rentang frekuensi: "

'. Pengujian perlu dilakukan di dalam ruang kedap bunyi namun di ruang yang

hening pun hasilnya memuaskan

(. %erbiaya sedang namun dibutuhkan hanya jika kebisingan merupakan

masalah atau kejadian yang terus menerus atau selain itu dapat menggunakan

fasilitas di rumah sakit setempat

osimeter diperlukan untuk mengukur eksposur terhadap kebisinganharian

1. %erupa instrumen kecil yang dikenakan oleh pekerja

2. Terdiri atas alat pencatat kecil dan mikrofon yang disematkan pada kerah baju

dekat telinga

. 3engukur dan mencatat tingkat kebisingan setiap menit dalam satu giliran

kerja

Page 14: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 14/46

4. Instrumen sederhana yang memadukan pembacaan untuk memberikan

 pemajanan bising harian

8. Instrumen yang lebih rumit yang memungkinkan analisis rekaman data yang

lebih rinci

'. Proses analisis membutuhkan perangkat lunak komputer dan pemeta 9 plotter :

data yang cocok 

a. $angat mahal

 b. lat yang sangat khusus yang sebaiknya dipercayakan kepada ahlinya

(. $atu-satunya metode yang benar-benar teliti untuk mengukur pemajanan

 bising personal harian

Pengukuran kebisingan dapat didasari pada tingkat daya bunyi atau

tingkat tekanan bunyi. Tingkat daya bunyi adalah total daya yang dipancarkan dari

suatu benda dan digunakan dalam pengukuran kebisingan komunitas, sedangkan

tingkat tekanan bunyi adalah tingkat kebisingan pada titik pengukuran dan

merupakan pengukuran tingkat kebisingan yang lebih umum digunakan di tempat

kerja.

$atuan pengukuran kebisingan adalah desibel , ditulis d%. eskripsi

mengenai desibel  adalah sebagai berikut.

1.  0esibel   adalah rasio tingkat kebisingan yang terukur dengan tingkat

kebisingan minimum yang dapat dideteksi

2. iukur dalam skala logaritma

. Telinga tidak menafsirkan kebisingan secara ilmiah namun berariasi

menurut frekuensinya

4. Instrumen-instrumen untuk mengukur kebisingan di tempat kerja memilikiskala pengukuran yang telah dimodifikasi 9berbobot : agar cocok dengan

karakteristik pendengaran telinga, oleh karenanya satuan kebisingan di

tempat kerja adalah d%9:

 5ada bunyi tergantung pada frekuensinya, yaitu jumlah tekanan pulsa per 

detik dan dicatat sebagai hert1  9!C: atau siklus per detik. Pengukuran frekuensi

 biasanya berdasarkan pita oktaf dan dicatat sebagai frekuensi pusat pita oktaf.

alam pita oktaf, frekuensi tertingginya adalah dua kali frekuensi terendah.

Page 15: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 15/46

rekuensi pusat pita oktaf adalah 1,414 D frekuensi terendah dan nilai-nilai tipikal

adalah 9dalam !C: 1, 8 ' 128 28& 8&& 1&&& 2&&& 4&&& 7&&&.

/eberadaan masalah kebisingan dapat diidentifikasi menggunakan alat

 pengukur kebisingan yang relatif sederhana. kan tetapi, penentuan ukuran-

ukuran diperlukan untuk perlindungan kebisingan mungkin membutuhkan alat

yang lebih canggih dan rumit yang memerlukan pengetahuan seorang spesialis

untuk mengoperasikan dan menafsirkan hasilnya.

2.0.0. Standar Ke(isingan di Tem)at Kerja

/ebisingan dapat menyebabkan dampak jangka pendek  maupun jangka

 panjang pada pendengaran. <ntuk  menanggulangi kebisingan di pabrik, beberapa

negara menetapkan 5ilai mbang %atas 95%: kebisingan.  5ilai mbang %atas

kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai

rata-rata, yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya

daya dengar yang menetap untuk 0aktu kerja terus  menerus tidak lebih dari 7 jam

sehari dan 4& jam seminggu. %erikut ini batas 0aktu pemaparan kebisingan per 

hari yang direkomendasikan oleh epartemen Tenaga /erja Aepublik Indonesia

 pada tahun 1;;;.

9 %. $uhandri, op.cit . p.1'.

Page 16: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 16/46

Ta(e! 2.1. Batas 6aktu %ema)aran Ke(isingan %er 7ari Kerja

Batas 6aktu %ema)aran %er 7ari KerjaIntensitas Ke(isingan

da!am dBA

7 +am 784 772 ;11 ;4& 3enit ;(18 1&&(.8 1&.(8 1&'1.77 1&;&.;4 112

2'.12 etik 11814.&' 117(.& 121.82 1241.(' 12(&.77 1&&.44 1&.22 1'&.11 1;

Sumber: ,. Suhandri! Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri "#$$-! hlm.%')

2.8. %en9aa-aan )ada Lingkungan Kerja13

"ahaya merupakan satu bagian berbagai jenis  gelombang

elektromagnetis yang terbang ke angkasa. ?elombang tersebut memiliki panjang

dan frekuensi tertentu, yang nilainya dapat dibedakan dari energi cahaya lainnya

dalam spektrum elektromagnetisnya.

2.8.1. %engaru %enerangan )ada Lingkungan Kerja

Penerangan yang tidak didesain dengan baik akan  menimbulkan

gangguan atau kelelahan penglihatan selama  kerja. Pengaruh dan penerangan

yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan

1. /elelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerja

2. /elelahan mental

. /eluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar  mata

10  Ibid., p .2'-;.

Page 17: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 17/46

4. /erusakan indra mata dan lain-lain.

$elanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan  bermuara

kepada penurunan performansi kerja, termasuk

1. /ehilangan produktiitas

2. /ualitas kerja rendah

. %anyak terjadi kesalahan

4. /ecelakan kerja meningkat

2.8.2. Standar %enerangan di Tem)at Kerja

$etiap pekerjaan memerlukan tingkat pencahayaan pada  permukaannya.

Pencahayaan yang baik menjadi penting untuk  menampilkan tugas yang bersifat

isual. Pencahayaan yang lebih baik akan membuat orang bekerja lebih produktif.

3embaca buku dapat dilakukan dengan 1&& sampai 2&& luD. !al ini merupakan

 pertanyaan a0al perancang sebelum memilih tingkat  pencahayaan yang benar.

"IE 9+ommission International de l2Eclairage: dan IE$ 9 Illuminating Engineers

Societ/: telah  menerbitkan tingkat pencahayaan yang direkomendasikan untuk 

 berbagai pekerjaan. 5ilai yang direkomendasikan tersebut telah dipakai sebagai

standar nasional dan internasional bagi  perancangan pencahayaan.  Pertanyaan

kedua adalah mengenai kualitas cahaya. alam  kebanyakan konteks, kualitas

dibaca sebagai perubahan 0arna.  Tergantung pada jenis tugasnya, berbagai

sumber cahaya dapat dipilih berdasarkan indeks perubahan 0arna.

Ta(e! 2.2. Area Kegiatan dan Tingkat %enerangan

Tingkat %enerangan

"Lu:$Area Kegiatan

Pencahayaan umum

untuk ruangan dan

area yang jarang

digunakan dan6atau

2& )ayanan penerangan

yang

minimum dalam area

sirkulasi luar ruangan,

Page 18: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 18/46

tugas-tugas atau

isual sederhana

 pertokoan di daerah

terbuka,

halaman tempat

 penyimpanan

8&Tempat pejalan kaki dan

Panggung(& Auang boiler  

1&&!alaman trafo, ruangan

Tungku

18&

rea sirkulasi di industri,

 pertokoan dan ruang

 penyimpan

Pencahayaan umum

untuk interior 

2&&

)ayanan penerangan

yang

minimum dalam tugas

&&

3eja dan mesin kerja

ukuran

sedang, proses umum

dalam

industri kimia dan

makanan,

kegiatan membaca dan

membuat arsipSumber: ,. Suhandri! Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri "#$$-! hlm.&-)

Ta(e! 2.2. Area Kegiatan dan Tingkat %enerangan "Lanjutan$

Tingkat %enerangan"Lu:$

Area Kegiatan

48& ?antungan baju,

 pemeriksaan, kantor 

untuk 

menggambar, perakitan

Page 19: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 19/46

mesin dan bagian yang

halus, pekerjaan 0arna,

tugas menggambar kritis

Pencahayaan

tambahan setempat

untuk tugas isual

yang tepat

18&&

Pekerjaan mesin dan di

atas

meja yang sangat halus,

 perakitan mesin presisi

kecil

dan instrumen

komponen

elektronik, pengukuran

dan

 pemeriksaan. %agian

kecil

yang rumit 9sebagian

mungkin diberikan oleh

tugas pencahayaan setempat:

&&&

Pekerjaan berpresisi dan

rinci

sekali,

 pembuatan jam

tangan, pengukiranSumber: ,. Suhandri! Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri "#$$-! hlm.&-)

2.8.#. %engukuran %en9aa-aan Lingkungan Kerja11

Pengukuran intensitas penerangan memakai alat luDmeter yang hasilnya

dapat langsung dibaca. lat ini mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,

kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk menggerakkan jarum

skala. <ntuk alat digital, energi listrik diubah menjadi angka yang dapat dibaca

11

  %adan $tandarisasi 5asional,  Pengukuran Intensitas Penerangan di tempat Kerja, %adan$tandarisasi 5asional, +akarta, 2&&4, p.1-'.

Page 20: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 20/46

 pada layar monitor. )angkah-langkah menggunakan luDmeter adalah sebagai

 berikut

1. !idupkan luDmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.

2. %a0a alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran

untuk intensitas penerangan setempat atau umum

. %aca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat

sehingga didapat nilai angka yang stabil

4. "atat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas

 penerangan setempatdan penerangan umum

8. 3atikan luDmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan

2./. ;ji Kenorma!an Data dengan Kolmogorov Smirnov12

3etode  Kolmogorov3Smirnov, yang merupakan uji kenormalan paling

 populer, didasarkan pada nilai yang didefinisikan sebagai berikut

F supDGHn9D:-&9D:H

Pada hakekatnya adalah nilai deiasi absolut maksimum antara n9D:

dan &9D:. 5ilai ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai kritis untuk 

ukuran tes J. $tephens memberikan nilai kritis tersebut untuk berbagai kondisi

 pengujian. <ntuk JF 1=, nilai kritis adalah 1.&8K9LnB &.&1 M &.786Ln:.

$edangkan untuk JF 8= dan JF 1&=, nilai kritis berturut-turut sebesar 

&.7;8K9LnB &.&1 M &.786Ln: dan &.71;K9LnB &.&1 M &.786Ln:. So4tware 3initab

dapat dipakai untuk melakukan pengujian kenormalan data. utput  dari 3initab

memberikan nilai statistik , yang dituliskan sebagai /$, dan p-value.

2.. Desain Eks)erimenta! *aktoria! 1#

esain eksperimen yaitu suatu rancangan percobaan 9dengan tiap

langkah tindakan yang benar-benar terdefinisikan: sedemikian sehingga informasi

yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti

12  osen +urusan Teknik 3esin-akultas Teknologi Industri,  Power 0ari 5ji Kenormalan 0ata!

<niersitas /risten Petra, $urabaya +l. $i0alankerto, p.121-11.

13  $udjana, 0esain dan *nalisis Eksperimen, %andung, Tarsito, 1;;4, p. 1-2

Page 21: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 21/46

dapat dikumpulkan. engan kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan

langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan

agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan memba0a

kepada analisis objektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang

dibahas.

esain eksperimen ini bertujuan untuk memperoleh atau mengumpulkan

informasi yang sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam

melakukan penelitian persoalan yang akan dibahas.

2..1. %rinsi) Dasar Desain Eks)erimen 10

Prinsip prinsip dasar yang laCim digunakan dalam desain eksperimen

adalah replikasi, pengacakan dan kontrol lokal.sebelum memberikan penjelasan

ketiga prinsip dasar tersebut, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian tentang

 perlakuan, kekeliruan eksperimen dan unit eksperimen.

1. Perlakuan diartikan sekumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan

terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup desain yang dipilih. Perlakuan

ini bisa berbentuk tunggal atau terjadi dalam bentuk kombinasi.2. <nit eksperimen merupakan unit yang dikenai perlakuan tunggal 9mungkin

merupakan gabungan beberapa faktor: dalam sebuah replikasi eksperimen

dasar. alam contoh misalnya, seekor sapi merupakan unit eksperimen dalm

 percobaan meneliti efek makanan terhadap sapi.. /ekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan dari dua unit eksperimen

identik yang dikenai perlakuan untuk memberikan hasil yang sama. Ini bisa

terjadi karena, misalnya kekeliruan 0aktu menjalankan eksperimen, ariasi

antara unit eksperimen dan pengaruh gabungan semua faktor tambahan yang

mempengaruhi karakteristik yang sedang dipelajari.

Tentu saja kekeliruan eksperimen ini hendaknya diusahakan supaya

terjadi sekecil-kecilnya. "ara yang laCim ditempuh untuk menguranginya antara

lain dengan jalan menggunakan bahan eksperimen yang homogen, menggunakan

informasi yang sebaik-baiknya tentang ariabel yang telah ditentukan dengan

14  Ibid ., p. 2-'

Page 22: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 22/46

tepat, melakukan eksperimen seteliti-telitinya dan menggunakan desain

eksperimen yang lebih efisien.

Prinsip-prinsip dasar eksperimen terdiri dari tiga yaitu sebagai berikut

1. Aeplikasi, diartikan pengulangan eksperimen dasar. Aeplikasi ini diperlukan

karena beberapa hal yaitua. 3emberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk 

menentukan panjang interal konfiden 9selang kepercayaan: atau dapat

digunakan sebagai Nsatuan dasar pengukuranO untuk penetapan taraf 

signifikan daripada perbedaan-perbedaan yang diamati.

 b. 3enghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimenc. 3emungkinkan untuk diperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek 

rata-rata suatu faktor.2. Pengacakan, tampak nanti bah0a tes signifikan atau uji keberartian akan

 banyak dilakukan. pengacakan menyebabkan pengujian menjadi berlaku yang

menyebabkan pula memungkinkannya data dianalisis, dengan anggapan

seolah-olah asumsi tentang independen dipenuhi. Pengacakan memungkinkan

kita untuk melanjutkan langkah-langkah berikutnya dengan anggapan soal

independen sebagai suatu kenyataan. $elain untuk memperkecil adanyakorelasi antar pengamatan, pengacakan juga merupakan suatu cara untuk 

menghilangkan bias.derajat atau tingkat dpat dipercayanya mengenai

kebenaran kesimpulan sangatlah penting dan ini diukur dengan peluang.

Pengukuran ini dimungknkan oleh adanya pengacakan. engan kata lain, jika

 pengacakan tidak digunakan, maka setiap kesimpulan yang dibuat bersifat

 bias dan tidak dapat didukung oleh pengertian peluang sebagaimana

mestinya.. /ontrol lokal, merupakan langkah-langkah yang berbentuk penyeimbangan,

 pemblokan unit-unit eksperimen yang digunakan dalam desain. /ontrol lokal

menyebabkan desain lebih efisien, yaitu menghasilkan prosedur pengujian

dengan kuasa yang lebih tinggi.

2..2. Desain Eks)erimen *aktoria! a : ( 18

15  Ibid ., p. 111-11'

Page 23: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 23/46

!uruf-huruf besar , %, ", dan seterusnya untuk menyatakan faktor pada

umumnya dan apabila faktor-faktor sudah tertentu, pada dasarnya akan diambil

huruf pertama dari nama faktor, dituliskan dengan huruf besar untuk menyatakan

faktor tersebut.

%anyak taraf untuk tiap faktor akan dinyatakan dengan huruf kecil sesuai

dengan huruf besar yang telah digunakan untuk menyatakan faktor. emikianlah

misalnya, jika faktor-faktor itu dan % maka untuk menyatakan banyak taraf 

masing-masing faktor kita gunakan a dan b sehingga secara umum, taraf ke i

dalam faktor dapat ditulis sebagai i  9iF1,2,...,a: dan taraf ke j dalam faktor %

dapat ditulis sebagai % j 9jF1,2,,b:.

Ta(e! 2.#. Data Sam)e! untuk Desain Ek)erimen *aktoria! A : B

  *aktor B

<um!a

Rata+

rataTara 1 2 = B

   2  a   k

   t  o  r   .

1

>111 >121 >1b1

>112 >122 >1b2

 P P P P

>11n >12n >1bn

+umlah >11& >12& >1b& +1&&  Aata-

rata Q11& Q12& Q1b&   Q1&&

 P P P P P P P >a11 >a21 >ab1

>a12 >a22 >ab2

Page 24: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 24/46

 P P P

>a1n >a2n >abn  

+umlah +a1& +a2& +ab& +a&&

Aata-

rata Qa1& Qa2& Qab&   Qa&&

+umlah

%esar +&1& +&2& +&b& +&&&

 

Aata-

rata

%esar Q&1& Q&2& Q&b&   Q&&&

Sumber: Sudjana. 0esain dan *nalisis Eksperimen "%6! hlm.%%#)

3isalkan suatu eksperimen meliputi dua faktor dan % yang masing-

masing mempunyai taraf I F 1,2,..., a dan j F 1,2,...,b. Ekperimen dilakukan

dengan menggunakan desain acak sempurna yang untuk tiap kombinasi perlakuan

telah digunakan n buah obserasi. Pengacakan dilakukan sempurna dalam tiap sel

untuk n buah unit yang diambil secara acak dari populasinya. Pengamatan > ijk 

merupakan pengamatan ke k dari sejumlah n yang diambil secara acak dari populasi yang terjadi karena kombinasi perlakuan taraf I faktor dan taraf j faktor 

% . $kema data untuk desain ini nampak seperti dalam daftar Tabel 2.8

3odel yang digunakan untuk desain faktorial a D b ini adalah

R 91: >ijk  F S M iM % j M %ij M k  9ij:

engan i F 1, 2, , a

 j F 1, 2, , b

k F 1, 2, , n

>ijk F ariable respon hasil obserasi ke-k yang terjadi karena

 pengaruh bersama taraf ke i faktor dan taraf ke j faktor %.

S F rata-rata yang sebenarnya 9berharga konstan:

i F efek taraf ke i faktor

% j F efek taraf ke j faktor %

%ij F efek interaksi antara taraf ke i faktor dan taraf ke j faktor 

%

Page 25: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 25/46

k  9ij: F efek unit eksperimen ke k dalam kombinasi perlakuan 9ij:

$eperti biasa diasumsikan k  9ij: U 5I 9&, V2:.Penggunaan tanda kurung

untuk ij dalam indeks adalah untuk menyatakan bah0a ke n buah obserasi ada

dalam masing-masing dari ke 9ab: buah sel. *bserasi demikian disebut pula

Ntersarang dalam selO.

engan mendasarkan adanya model maka untuk keperluan 5R

 perlulah dihitung harga-harga jumlah kuadrat +/. aftar 5R untuk desain

eksperimen faktorial a D b dengan harga-harga jumlah kuadrat-kuadrat di atas

tampak seperti dalam dalam Tabel 2.4 berikut.

Ta(e! 2.0. Datar ANA>A Desain Eks)erimen *aktoria! A : B Desain A9ak 

Sem)urna

Sum(er >ariasi Dk <K KT *

Aata B rata 1 A  y

%ergantung

 pada sifat taraf 

faktor 

Perlakuan a B 1 y % b B 1 %y %

% 9a B 1: 9b B1: %y %/ekeliruan ab 9nB1: Ey E

+umlah bnSumber: Sudjana. 0esain dan *nalisis Eksperimen "%6! hlm.%%')

engan

F , dengan dk F abn

+ioo F jumlah penilaian pengamatan yang ada dalam taraf ke i faktor .

F

Page 26: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 26/46

+ojo F jumlah nilai pengamatan yang ada dalam taraf ke j faktor %.

F

+ijo F jumlah nilai pengamatan yang ada dalam taraf ke i faktor dan

dalam

taraf ke j faktor %.

F

+ooo F jumlah nilai semua pengamatan

F 2ijk 

A y F +2ooo6abn, dengan dk F 1

y F jumlah kuadrat-kuadrat 9+/: untuk semua taraf faktor .

F bn Qioo B Qooo:2

F 2ioo6bn: - A y ,dengan dk F 9a-1:

%y

F jumlah kuadrat-kuadrat 9+/: untuk semua taraf faktor %.F an Qojo B Qooo:2

F an 2ojo6bn: - A y ,dengan dk F 9b-1:

+ab F jumlah kuadrat-kuadrat 9+/: antara sel untuk daftar a D b

F n Qioo B Qooo:2

F +2ijo6n: - A y

%y F jumlah kuadrat-kuadrat 9+/: untuk interaksi antara faktor dan

faktor %.

F n Qijo B Qioo BQojo M Qooo:2

F +ab B y B %y, dengan dk F 9aB1: 9bB1:

Ey F 2 B A y B y B %y B %y, dengan dk F ab 9nB 1:

Page 27: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 27/46

ari kolom terakhir dalam daftar 5R di atas tampak bah0a untuk 

menghitung statistik guna melakukan pengujian statistis, perlu diketahui model

mana yang diambil. 3odel yang dimaksud ditentukan oleh sifat taraf tiap faktor,

apakah tetap atau acak.

2..#. Desain Eks)erimen *aktoria! a : ( : 91/

Perbedaan faktorial D % D " dengan faktorial D % terletak pada

 pengaruh yang dipelajari. <ntuk faktorial W %, pengaruh yang dapat dilihat

adalah sebagaimana yang telah diutarakan di atas, sedangkan untuk faktorial D

% D " ada ( pengaruh yang dapat dipelajari pengaruh utama 9 , %, dan ":,

interaksi 2 faktor 9interaksi tingkat pertama: yaitu %, ", dan %", sedangkan

sisanya interaksi tingkat 2 atau interaksi faktor, yaitu %".

Penempatan perlakuan 9kombinasi: ke dalam satuan-satuan percobaan,

sama halnya dengan faktorial 2 faktor, tergantung pada rancangan percobaan yang

digunakan. apat menggunakan A), A/, ataupun A%), atau rancangan-

rancangan tidak lengkap. Perlu dicatat bah0a kemungkinan bagi penggunaan

A%) kecil sekali karena dengan semakin banyaknya faktor yang terlibat,

 perlakuan akan semakin banyak. Ini merupakan hambatan terhadap pemakaian

A%).

2..0. Desain *aktoria! 2#

1(3isalkan eksperimen yang dilakukan secara acak sempurna itu

melibatkan faktor , % dan ", tiap faktor mempunyai dua buah taraf. esain

yang diperoleh akan merupakan desain eksperimen faktorial 2  acak sempurna.3aka didapatlah 7 buah kombinasi perlakuan 91: a, b, ab, c, ac, bc dan abc.

Perluasan dari pada cara yang telah dijelaskan untuk faktorial 2 , maka efek rata-

rata tiap kombinasi perlakuan dapat dihitung dengan menggunakan hubungan-

hubungan berikut

16   $untoyo, Percobaan Perancangan, nalisi, dan Intepretasinya, +akarta PT. ?ramedia, 1;;1, p. 147.

17 $udjana, p.cit., p. 187-1'&

Page 28: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 28/46

Total F M 91: M a M b M ab M c M ac M bc M abc

4 F - 91: M a - b M ab - c M ac - bc M abc

4 % F - 91: - a M b M ab - c - ac M bc M abc

4 % F M 91: - a - b M ab M c - ac - bc M abc

4 " F - 91: - a - b - ab M c M ac M bc M abc

4 " F M 91: - a M b - ab - c M ac - bc M abc

4 %" F M 91: M a - b - ab - c - ac - bc M abc

4 %" F - 91: M a M b - ab M c - ac - bc M abc

+ika sistem di atas diperhatikan maka akan nampak bah0a

1. <ntuk efek , % atau ", maka koefisien-koefisien kontras yang masing-

masing tidak mengandung a, b atau c bertanda negatif sedangkan yang

mengandung a, b atau c bertanda positif.

2. /oefisien kontras, jadi juga tanda , untuk efek % didapat dengan jalan

mengalikan koefisien efek dengan koefisien kontras efek %. demikian pula

koefisien kontras efek " dan %" masing-masing didapat dengan jalan

mengalikan koefisien-kofisien kontras efek dengan efek " dan efek %

dengan efek ".

. /oefisien kontras efek %" didapat sebagai hasil perkalian koefisien-

koefisien kontras efek dengan efek %" atau efek % dengan efek " atau

efek " dengan efek %.

Penentuan kontras-kontras di atas, barangkali akan lebih mudah diingat

apabila digunakan perkalian sejumlah bentuk binomial, yakni

4 F 9a B 1: 9b M 1: 9c M 1:

4 % F 9a M 1: 9b B 1: 9c M 1:4 % F 9a B 1: 9b B 1: 9c M 1:

4 " F 9a M 1: 9b M 1: 9c B 1:

4 " F 9a B 1: 9b M 1: 9c B 1:

4 %" F 9a M 1: 9b B 1: 9c B 1:

4 %" F 9a B 1: 9b B 1: 9c B 1:

Page 29: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 29/46

!ubungan antara kombinasi perlakuan dan efek yang membentuk 

kontras ortogonal di atas akan mudah nampak bila disusun dalam daftar seperti

 berikut.

Ta(e! 2.8. Tanda Koeisien Eek ;ntuk Eks)erimen *aktoria! 2#

Kom(inasi

%er!akuan

Eek 

Tota! A B AB ? A? B? AB?

-1 M - - M - M M - M M - - - - M M% M - M - - M - M

b M M M M - - - -

" M - - M M - - Mc M M - - M M - -%c M X M - M X M -

bc M M M M M M M MSumber: Sudjana. 0esain dan *nalisis Eksperimen "%6! hlm.%()

+elas bah0a dengan menggunakan daftar di atas sistem kontras ortogonal

dengan mudah dapat dibentuk sedangkan jumlah kuadrat-kuadrat tiap efek yang

membentuk kontras dihitung dengan aturan

dengan r menyatakan banyak replikasi dalam tiap sel kombinasi perlakuan.

<ntuk menghitung +/ 9kekeliruan:, tentulah harus dihitung jumlah

kuadrat-kuadrat semua obserasi, Y >2, dan Ey seperti biasa ditentukan dengan

 jalan pengurangan.

Perlu diperhatikan, bah0a untuk eksperimen tanpa replikasi, jadi r F 1,

maka harga-harga tiap kombinasi perlakuan tentulah sama dengan nilai obserasi

untuk kombinasi perlakuan yang bersangkutan. pabila eksperimen menggunakan

replikasi sebanyak r kali, maka untuk harga-harga tiap kombinasi perlakuan

Page 30: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 30/46

diambil jumlah nilai pengamatan dalam tiap sel kombinasi perlakuan yang

 bersesuaian.

2..8. ;ji 7i)otesis ANA>A dengn Software SPSS 18

alam sebuah penelitian, terkadang ingin membandingkan hasil

 perlakuan 9treatment : pada 

sebuah populasi dengan populasi yang lain dengan

metode uji hipotesis yang ada 9istribusi #, 

"hi /uadrat, atau istribusi-T:.

3embandingkan satu rata-rata populasi dengan satu rata-rata 

 populasi yang

lain, selain memakan 0aktu, juga beresiko mengandung kesalahan yang besar.

<ntuk itu, kita memerlukan sebuah metode yang cepat dan beresiko

mengandung kesalahan 

lebih kecil, yakni 5*R 9 *nal/sis o4  7ariance:. Pada

dasarnya, pola sampel dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni

1. $eluruh sampel, baik yang berada pada kelompok pertama sampai dengan

yang ada di  kelompok yang lain, berasal dari populasi yang sama. <ntuk 

kondisi ini, hipotesis nol   berbunyi Ntidak ada efek dari perlakuan

9treatment :O.

2. $ampel yang ada pada kelompok yang satu berasal dari populasi yang

 berbeda dengan 

 populasi sampel yang ada di kelompok yang lain. <ntuk 

kondisi ini, hipotesis nol 

 berbunyi Ntidak ada perbedaan efek perlakuan

antar kelompokO.

$ebagai contoh, 5*R digunakan untuk membandingkan rata-rata

dari beberapa populasi 

yang di0akili oleh beberapa kelompok sampel secara

 bersama, sehingga hipotesis  matematikanya 9untuk 8 kelompok: adalah

 8 &  91 F 92 F 9 F 9 4 F 98

 8 1 salah satu dari 9 tidak sama

%unyi hipotesis sebagaimana yang disebutkan di atas bersifat fleksibel

karena tidak  

menyebutkan secara pasti  9 mana yang berbeda dengan lainnya.

!al ini berarti bah0a  9 mana 

yang tidak sama bukan merupakan masalah.

18   nonim, 5ji 8ipotesis dengan *7* "*nal/sis o4 7ariance), diakses di

http66te.ugm.ac.id6U0ibirama6tku11860eek1&63odulX5*RXsunu.pdf, pada 18$eptember 2&18 pukul 21.&& @I%

Page 31: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 31/46

noa dapat digunakan untuk menganalisa sejumlah sampel dengan

 jumlah data yang sama pada 

tiap-tiap kelompok sampel, atau dengan jumlah data

yang berbeda. 5*R mensyaratkan data-data penelitian untuk dikelompokkan

 berdasarkan kriteria tertentu. Penggunaan ;variance<  sesuai dengan prinsip

dasar perbedaan sampel sampel yang berbeda dilihat dari ariabilitas-nya.

<kuran yang baik untuk melihat ariabilitas adalah variance  atau  standard 

deviation 

9simpangan baku:.

2../. ode! Desain Eks)erimen 1

alam desain eksperimen faktorial a D b dikenal model-model sebagai

 berikut

1. 3odel Tetap atau 3odel Ipabila peneliti hanya mempunyai a buah taraf faktor dan % buah taraf 

faktor % dan semuanya digunakan dalam eksperimen yang dilakukan, maka

model yang diambil adalah model tetap. Ini berarti bah0a taraf untuk masing-

masing faktor tetap banyaknya dan kesemuanya digunakan dalam

eksperimen.sumsi yang digunakan dalam model ini adalah

F F F F &

$edangkan hipotesis nol yang harus diuji dapat dituliskan sebagai

!&1 i F & 9i F 1, 2, , a:

!&2 %j F & 9j F 1, 2, , b:

!& %ij F & 9I F 1, 2, , a dan j F 1, 2, , b:

!ipotesis nol !&1 menyatakan bah0a tidak terdapat efek faktor di dalam

eksperimen itu, sedangkan!&2 menyatakan tidak terdapat efek faktor %. untuk 

menyatakan di dalam eksperimen itu tidak terdapat efek interaksi antara

faktor dan % maka digunakan!&. gar harga statistik dapat ditentukan

untuk menguji ketiga hipotesis di atas maka E/T perlu diketahui bentuknya,

dan ini dapat dilihat seperti dalam daftar berikut

Ta(e! 2./. Datar EKT Eks)erimen *aktoria! A : B ode! Teta)

19  $udjana, p.cit , p. 11'-122

Page 32: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 32/46

Sum(er >ariasi EKT

Aata-rata perlakuan

V2 M nb 6 9a B 1:

% V2 M na 6 9b B 1:

%V2 V2 M n 6 9a B 1: 9b B 

1:/ekeliruan E V2

Sumber: Sudjana. 0esain dan *nalisis Eksperimen "%6! hlm.%%=)

$etelah memperhatikan E/T dalam daftar di atas dan menghilangkan hasil-

hasil dari daftar Tabel 2.'. maka untuk menguji

!&1 dipakai statistik F 6E

!&2 dipakai statistik F %6E, dan

!&dipakai statistik F %6E

Pembentukan rasio , yakni 96E, %6E, dan %6E: dalam daftar Tabel 2.'

diperlihatkan oleh anak panah, pembilang dinyatakan oleh pangkal dan

 penyebut dinyatakan oleh ujung anak panah E/T pembilang berisikan satu

suku lebih banyak daripada E/T penyebut agar rasio bias terjadi. $emua

suku dalam E/T penyebut harus sama dengan suku-suku dalam E/T

 pembilang yang bukan satu suku lebih.

aerah kritis pengujian ditentukan oleh

J 9a-1, ab9n-1: untuk hipotesis !&1

J 9b-1, ab9n-1: untuk hipotesis !&2

J 9a-1:9b-1:, ab9n-1: untuk hipotesis !&

/riterianya adalah tolak hipotesis nol apabila J ini terlalu kecil

dibandingkan dengan statistik.

2. 3odel cak atau 3odel II atau 3odel /omponen Rarians

alam hal ini peneliti mempunyai sebuah populasi yang terdiri atas sejumlah

taraf faktor darimana sebanyak a buah taraf telah diambil secara acak 

sebagai sampel dan ia juga mempunyai sebuah populasi yang terdiri atas

sekumpulan taraf faktor % darimana sebanyak b buah taraf diambil secara

Page 33: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 33/46

acak sebagai sampel. engan demikian, a buah taraf faktor dan b buah taraf 

faktor % itu merupakan sampel acak yang ada di dalam eksperimen.

sumsi yang berlaku dalam eksperimen ini adalah

i Z 5I 9&, V2:,

%j Z 5I 9&, V2%:

%ij Z 5I 9&, V2%:

dapun hipotesis nol yang dapat diuji untuk model ini tiada lain daripada

!&4 V2 F &

!&8 V2% F &, dan

!&' V2% F &

$edangkan E/T untuk model acak dapat dilihat seperti dalam daftar Tabel

2.(.

Ta(e! 2.. Datar EKT Eks)erimen *aktoria! A : B ode! A9ak 

Sum(er >ariasi EKT

Aata-rata perlakuan

V2 M n V2%M nb V2

% V2 M n V2%M na V2

%

% V2 M na V2%

/ekeliruan E V2

Sumber: Sudjana. 0esain dan *nalisis Eksperimen "%6! hlm.%%)

$tastistik yang diperlukan untuk menguji hipotesis nol yaitu

!&4 dipakai statistik F 6E

!&8dipakai statistik F %6E, dan

!&'dipakai statistik F %6E

aerah kritisnya ditentukan oleh

J 9a-1, 9a-1:9b-1:: untuk hipotesis !&4

J 9b-1, 9a-1:9b-1: untuk hipotesis !&8

J 99a-1:9b-1:, ab9n-1: untuk hipotesis !&'

/riterianya adalah tolak hipotesis nol jika J ini terlalu kecil.

2. 3odel "ampuran tetap, % acak 93odel III:

Page 34: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 34/46

itinjau dari adanya atau didapatnya taraf faktor-faktor, bias terjadi

a. $eluruhnya hanya ada sebanyak a taraf faktor , semuanya digunakan di

dalam eksperimen

 b. Eksperimen tersebut menggunakan sebuah sampel yang terdiri atas b

 buah taraf faktor % yang telah diambil secara acak dari sebuah populasi

terdiri atas taraf-taraf faktor %.

+adi adanya taraf faktor di dalam eksperimen bersifat tetap sedangkan

untuk taraf faktor % bersifat acak. 3odel yang demikian dikenal dengan

nama momdel campuran atau model III dengan tetap, dan % acak. +elas

 bah0a asumsi mengenai faktor-faktornya pun merupakan campuran pula

yang dibentuknya

F F &

an %i Z 5I 9&, V2%:.

$edangkan tidak dimisalkan sama dengan nol. /uadrat tengah

yang diharapkan 9E/T: untuk model campuran ini ternyata seperti dalam

daftar berikut.

Ta(e! 2.5. Datar EKT Eks)erimen *aktoria! A : B ode! III "A Teta),

B A9ak$

Sum(er >ariasi EKT

Aata-rata perlakuan

V2 M n V2

%M nb 6 9a-1:

% V2 M na V2%

% V2 M n V2%

/ekeliruan E V2

Sumber: Sudjana. 0esain dan *nalisis Eksperimen "%6! hlm %#$)

!ipotesis nol yang dapat diuji juga merupakan campuran, ialah

!&( i F & 9i F 1, 2, , a: karena tetap

!&7 V2% F & 9karena faktor % acak:

!&; V2% F & 9campuran tetap dan % acak menghasilkan % acak:

an statistik yang digunakan adalah

Page 35: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 35/46

F 6% untuk hipotesis!&(

F %6E, untuk hipotesis!&7, dan

F %6Euntuk hipotesis!&;

Perhatikan bah0a untuk menguji !&(, dari E/T dalam daftar, rasio dibentuk 

dengan pembilang dan penyebut interaksi %.

dapun daerah kritisnya masing-masing dibatasi oleh

J 9a-1, 9a-1:9b-1:: untuk hipotesis !&(

J 9b-1, ab9n-1: untuk hipotesis !&7

J 99a-1:9b-1:, ab9n-1: untuk hipotesis !&;

/riterianya adalah tolak hipotesis nol untuk J yang terlalu kecil.

. 3odel "ampuran acak, b tetap 93odel III:3odel campuran atau model III yang kedua ini adalah kebalikan dari model

campuran di atas, ialah disini diambil faktor acak sedangkan faktor % tetap.

Ini berarti, bah0a model ini menyangkut sebuah eksperimen yanga. 3enggunakan sebuah sampel acak yang terdiri atas a buah taraf faktor 

yang diambil dari sebuah populasi terdiri atas taraf-taraf faktor , dan b. 3enggunakan semua taraf faktor % sebanyak b buah yang tersedia.

sumsi yang diambil untuk model III yang kedua ini tentulahi Z 5I 9&, V2

:.

 F F &

$edangkan tidak dimisalkan sama dengan nol

!ipotesis nol yang dapat diuji dalam model ini adalah

!&( V2 F &karena acak 

!&7 % j F & 9jF 1, 2, , b: karena % tetap

!&7 V2% F & 9campuran cak dan % tetap menghasilkan% acak:

$tatistik yang digunakan untuk menguji

!&([ F adalah statistik F6E

!&7[ F adalah statistik F%6%, dan

!&;[ F adalah statistik F %6E

Ini semua dapat dilihat pada tabel E/T yang tercantum dalam daftar berikut

Page 36: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 36/46

Ta(e! 2.. Datar EKT Eks)erimen *aktoria! A : B ode! III "A A9ak, B

Teta)$

Sum(er >ariasi EKT

Aata-rata perlakuan

V2 M nb V2

% V2 M n V2% M na 6 9b-1:

% V2 M n V2%

/ekeliruan E V2

Sumber: Sudjana. 0esain dan *nalisis Eksperimen "%6! hlm.%##)

Perhatikan bah0a untuk menguji !&7dari E/T dalam daftar dibentuk

sebagai rasio % terhadap interaksi %.

ari daftar tabel di atas dan daftar Tabel 2.7. tampak bah0a daerah kritisnya

dibatasi oleh

J 9a-1, ab9n-1:: untuk hipotesis !&([

J 9b-1, 9a-1:9b-1: untuk hipotesis !&7[

J 99a-1:9b-1:, ab9n-1: untuk hipotesis !&;[

/riterianya adalah tolak hipotesis nol untuk J yang terlalu kecil.

2.5. %engaru Tingkat Ke(isingan Terada) 'angguan %endengaran

%ada Kar-a@an %T. ?itratama %ersada Ra-a Sektor  Blasting 

 Painting 23

2.5.1. %endau!uan

Industri merupakan motor penggerak bagi peningkatan kemakmuran dan

menempati posisi sentral dalam kehidupan masyarakat modern terutama di negaramaju. i negara berkembang, industri sangat esensial untuk memperluas landasan

 pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. 5amun Perkembangan

industri juga menambah risiko terhadap kesehatan indiidu yang berada langsung

 pada proses industri maupun yang berada di lingkungan industri tersebut, terdapat

 beberapa faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja seperti kebisingan,

20  <myati, \$eminar 5asional IE5"*[ ! Pengaruh Tingkat Kebisingan Terhadap >angguan

 Pendengaran pada Kar/awan PT. +itratama Persada ?a/a Sektor ,lasting Painting , ol. ,no.8, tahun 2&18.

Page 37: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 37/46

temperatur,pencahayaan, getaran, bau-bauan, radiasi, bahan berbahaya beracun,

entilasi. $emua faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap suasana

kerja dan berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Paparan bising

yang diterima karya0an dapat menimbulkan gangguan antara lain gangguan

 psikologis 9agresiitas meningkat, stabilitas mental , penurunan semangat kerja:,

gangguan fisiologi 9gangguan komunikasi dan gangguan keseimbangan: dan

gangguan patalogis 9gangguan pada telinga sebagai indara pendengar:. ?angguan

 pendengaran akibat bising merupakan gangguan pendengaran neurosensoris kedua

tersering dijumpai setelah gangguan pendengaran akibat presbikusis. /ejadian

 penurunan pendengaran akibat pajanan bising di tempat kerja dapat terlihat dari

 penelitian yang telah ada, di perusahaan baja ditemukan kejadian 5I!) pada

 pekerja sebesar 4.'= dengan intensitas tingkat kebisingan lingkungan kerja antar 

77., B 112,7 d% di PT. 3aster @aenindo )abel ditemukan bah0a tingkat

kebisingan berkisar antara '4,8-;8,' d% dan ditemukan bah0a sebesar ',1=

 pekerja mengalami penurunan pendengaran, di PT. P)5 9Persero:, intensitas

kebisingan adalah sebesar (&,2-1& d% dan sebanyak &,(= pekerja mengalami

 penurunan pendengaran.

PT. "ITAT3 PEA$ A> 9PT."TPA: adalah perusahaan

yang bergerak dibidang blasting painting , selain hal tersebut perusahaan ini juga

 bergerak dalam bidang jasa, yaitu penye0aan compressor dan peralatan blasting 

 painting yang berdiri sejak tahun 1;;4. Tenaga kerja yang ada di PT. "TPA ini

adalah tenaga kerja yang sudah berpengalaman mengerjakan proyek berskala

nasional. PT. "TPA berusaha meningkatkan kualitas management dan sumber 

daya manusianya. /arya0an PT."TPA banyak bekerja di luar ruangan terutama disektor blasting painting .  ,lasting painting merupakan proses pengendalian

terhadap terjadinya korosi pada material metal, maka penulis melakukan

 penelitian dengan obserasi di area blasting painting tersebut. ari obserasi

 penulis di area blasting painting mendapatkan adanya tingkat suara yang terlalu

keras pada area tersebut dengan intensitas tingkat kebisingan ;2,2 d% - 1&,4 d%.

3enurut keputusan menteri tenaga kerja no 82 tahun 1;;; Tingkat kebisingan

yang dapat diterima oleh tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau

Page 38: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 38/46

gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk 0aktu tidak melebihi 7

 jam per hari adalah 78 d%. ari besarnya permasalahan bising di dunia industri

dalam gambaran data tersebut, peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk 

melihat hubungan antara intensitas kebisingan dan penurunan pendengaran pada

karya0an PT. "itratama Persada Aaya yang berada di area blasting painting 

dengan analisis menggunakan <ji +hi S@uare.

2.5.2. etodo!ogi

alam penelitian ini akan dilakukan dengan metode descriptive analitik 

yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara

ariabel dependen yaitu gangguan pendengaran dan ariabel independen yaitu

tingkat kebisingan dengan mengguanakan pendekatan cross sectional , dimana

cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran

atau pengamatan pada sekali 0aktu.

2.5.2.1. etodo!ogi %engam(i!an Data

3etode pengambilan data dilakukan dengan 2 data yaitu data primer dan

sekunder. Pada data primer langkah a0al dalam penelitian ini adalah mengambil

data primer yaitu data kebisingan di area blasting painting. <ntuk mempermudah

 pengambilan data, maka dilakukan penentuan titik pengambilan data kebisingan

dengan membuat la/out  pengambilan data.

Page 39: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 39/46

'am(ar 2.2. Layout  %engam(i!an Data

Sumber: 5m/ati.  Pengaruh Tingkat Kebisingan Terhadap >angguan Pendengaran pada

 Kar/awan PT. +itratama Persada ?a/a Sektor ,lasting Painting  "#$%(! hlm.%(')

ata kebisingan akan diambil di titik, yakni

1. Titik , merupakan tempat karya0an mengisi abrasive.  *brasive adalah

 bahan yang digunakan untuk membersihkan dan mengasarkan permukaan,

 bahan ini disemburkan dengan tekanan yang tinggi menggunakan suatu

 peralatan yang laCim dikenal dengan blast pot   9istilah lapangan, umumnya

alat ini disebut sand pot :.2. Titik %, merupakan tempat karya0an melakukan persiapan matrial sebelum

diblasting , seperti melakukan solvent cleaning yaitu proses pencucian yang

dilakukan pada permukaan logam untuk menghilangkan kontaminasi seperti

minyak, gemuk, lumpur, dan lain-lain. /arya0an juga menutupi permukaan

yang tidak memerlukan proses blasting .. Titik " merupakan tempat kary0an melakukan proses blasting .  ,lasting 

adalah suatu metoda pembersihan permukaan yang dilakukan dengan

menyemburkan abrasive kepermukaan material, benturan abrasive  yang

disemburkan pada kecepatan yang tinggi terhadap permukaan yang

dibersihkan dapat secara menyeluruh menghilangkan segala kontaminasi

yang merekat keras pada permukaan seperti kerak besi, karat, pelapisan lama

dan kotoran lain.

3enentukan 0aktu pengambilan data yang dapat me0akili selang 0aktu

 bekerja , yakni sebagai berikut o )1 diambil pada jam &;.&& me0akili jam &7.&&

- 1&.&& o )2 diambil pada jam 11.&& me0akili jam 1&.&& - 12.&& o ) diambil

 pada jam 14.&& me0akili jam 1.&& - 18.&& o )4 diambil pada jam 1'.&&

me0akili jam 18.&& - 1(.&& Pengukuran dilakukan selama 1& 9sepuluh: menit

dengan 0aktu ukur setiap 8 detik. %erikut ini adalah langkah-langkah yang

dilakukan dalam pengambilan data

1. lat yang disiapkan

Sound level meter adalah alat untuk mengukur besarnya suara dengan satuan

ecibel 9d%:. 3elakukan kalibrasi sebelum alat sound leel meter digunakan

Page 40: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 40/46

untuk mengukur kebisingan, agar menghasilkan data yang alid. lat

dikalibrasi dengan menempatkan kalibrator suara 9pistonphon: pada mikrofon

sound leel meter pada frekuensi 1 k!# dan intensitas 114 d%, kemudian

aktifkan dengan memencet tombol [[*5[[, kemudian putar sekerup 9ke kanan

untuk menambah dan kekiri untuk mengurangi: sampai didapatkan angka

114.

2. Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur 0aktu yang

diperlukan dalam kegiatan pengambilan data.

ata sekunder merupakan data yang diperoleh dari data yang sudah ada

yakni data karya0an dan data hasil medical check up audiometri karya0an. ata

/arya0an

1. ata karya0an didapat dari pihak perusahaan berupa jumlah karya0an, nama

karya0an serta lamanya karya0an tersebut bekerja yang menunjukkan

lamanya karya0an tersebut terpapar kebisingan.

2. ata hasil medical check up audiometri karya0an

ata didapat dari pihak perusahaan berupa data hasil medical check up

audiometri karya0an yang berada di area blasting painting PT. "itratama

Persada Aaya.

2.5.#. 7asi! dan %em(aasan

!asil dari pengambilan data di Titik )1, )2, ), )4, )1%, )2%,

)%, )4%, )1", )2", )", dan )4" kemudian dilakukan perhitungan tingkat

kebisingan pada setiap titik tersebut, berikut ini data tingkat kebisingan di area

blasting painting Ta(e! 2.13. Le&e! Ke(isingan di Area Blasting Painting 

6aktu

%engam(i!anData

Le&e! Ke(isingan

A B ?

)-1 ;2,4 ;8 1&2,1)-2 ;2,( ;8,4 1&2,)- ;,' ;8,; 1&,4)-4 ;2,2 ;',1 1&1,7

Page 41: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 41/46

Sumber: 5m/ati.  Pengaruh Tingkat Kebisingan Terhadap >angguan Pendengaran pada

 Kar/awan PT. +itratama Persada ?a/a Sektor ,lasting Painting  "#$%(! hlm.%(-)

  F ;',7

ari hasil test audiometri dapat diketahui ambang dengar karya0an,

 berikut ini perhitungan ambang dengar harya0an

*rekuensi 28& 8&& 1&&& 2&&& &&& 4&&& '&&& 7&&&Taun 231# 2& 2& 2& 18 28 & 28 1&

Ta(e! 2.11. Am(ang Dengar Kar-a@an

Kar-a@a

n

2311 2312 231#

AD Te!inga

Kanan

AD Te!inga

Kiri

AD Te!inga

Kanan

AD Te!inga

Kiri

AD Te!inga

Kanan

AD Te!inga

Kiri

/1 11, 11, 17,1 1',; 2&,' 22,8

/2 11,; 12,8 1(,8 1',; 21, 21,;

/ 11, 12,8 1',; 1', 2&,' 22,8

/4 1(,8 17,1 2& 1;,4 24,4 2,1

/8 21,; 2&,' 2,7 28 2(,8 27,7

/' 2,1 2,7 2',; 2(,8 2;,4 &

/( 22,8 28 27,1 27,1 & 1,;

/7 2,1 24,4 27,1 27,1 2;,4 1,

/; 28,' 2', 2;,4 27,7 2,8 1,;/1& ,1 1,; (,8 4,4 41,; (,8

/11 ,7 1, (,8 7,7 42,8 44,4Sumber: 5m/ati.  Pengaruh Tingkat Kebisingan Terhadap >angguan Pendengaran pada

 Kar/awan PT. +itratama Persada ?a/a Sektor ,lasting Painting  "#$%(! hlm.%(-)

Page 42: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 42/46

'am(ar 2.#. 'raik Am(ang %endengaran Kar-a@an

Sumber: 5m/ati.  Pengaruh Tingkat Kebisingan Terhadap >angguan Pendengaran pada

 Kar/awan PT. +itratama Persada ?a/a Sektor ,lasting Painting  "#$%(! hlm.%(-)

/arya0an yang mengalami gangguan pendengaran Tahun 2&11 F

9611:K1&& F 2(,2= Tahun 2&12 F 9'611:K1&& F 84,8= Tahun 2&1 F 9(611:K1&&

F ','= Aata-rata persentasi kenaikan ambang dengar karya0an 2&11-2&12

Telinga kanan F 9927,7-28:628:K1&& F2&,(= Telinga kiri F 9927&-

2(,8:62(,8:K1&& F1(,;= 2&12-2&1 Telinga kanan F 992&-27,7:627,7:K1&&

F12,7= Telinga kiri F 9928,'-27&:627&:K1&& F1',=.<ji chi  s@uare dilakukan untuk mengetahui hubungan apakah antara

ariabel ada hubungan saling ketergantungan6saling mempengaruhi. ilakukan uji

chi ]uadrat sebagai berikut

Ta(e! 2.12. Chi-Square 7itung

9e!! 3 * 3+ "o+$2 "3+$2

a &,717 2,172 4,(' 8,717 b & & & & &

c 1 &,848 &,488 &,2&( &,(;d 8 2,(2( 2,2( 8,1'8 1,7;4e & & & & &f 2 &,'4 1,'' 2,'(7 (,'4

?i+Suare 7itungC 18,088Sumber: 5m/ati.  Pengaruh Tingkat Kebisingan Terhadap >angguan Pendengaran pada

 Kar/awan PT. +itratama Persada ?a/a Sektor ,lasting Painting  "#$%(! hlm.%()

Page 43: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 43/46

/riteria pengujian +ika W2hitung ^ W2tabel terima !o +ika W2hitung _

W2tabel tolak !o nilai `2 tabel J F 8= F &,&8 db F 92-1:9-1: F 2 9ariabel

 bebas: `2 tabel 9 `2 &,&8G 2 : F 8,;;;1, W2hitung F 18,488 _ W2tabel F 8,;;;1

3aka tolak !o.

%erdasarkan hasil dari perhitungan pada bab empat didapatkan tingkat

kebisingan rata-rata sebesar ;',7 d% dengan penurunan tingkat pendengaran

karya0an sebesar ','=, sumber kebisingan berasal dari mesin kompresor dan

 proses blasting. Pengambilan data diambil di tiga titik, yaitu titik yang

merupakan tempat karya0an mengisi abrasive di dapat rata-rata tingkat

kebisingan sebesar ;2,8 d%, pada titik % yang merupakan tempat karya0an

melakukan persiapan matrial sebelum blasting di dapat rata-rata tingkat

kebisingan sebesar ;8,' d%, dan pada titik " yang merupakan tempat karya0an

melakukan proses blasting di dapat rata-rata tingkat kebisingan sebesar 1&2,4 d%.

3enurut /eputusan 3enteri Tenaga /erja 5o.81 Tahun 1;;;, tingkat kebisingan

yang dapat diterima oleh tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau

gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk 0aktu tidak melebihi 7

 jam per hari atau 4& jam seminggu yaitu 78 d%. Pada tingkat kebisingan sebesar 

;',7 d% hanya diperbolehkan bekerja selama 1jam agar tidak mengakibatkan

gangguan kesehatan. 3enurut Tana dkk. intensitas kebisingan melebihi nilai

ambang batas 95%: dengan sifat bising terus menerus mengakibatkan penurunan

tingkat pendengaran tenaga kerja perusahaan baja sebesar 4,'=.

3asa kerja karya0an mengidentifikasikan lamanya karya0an tersebut

terpapar kebisingan pada saat bekerja, pada penelitian ini diketahui karya0an

yang bekerja di ba0ah 1& tahun 88,8= mengalami penurunan pendengaran dankarya0an yang bekerja di atas 1& tahun 1&&= mengalami penurunan

 pendengaran. 3enurut rini peluang terjadinya gangguan pendengaran tipe

 sensorineural untuk masa kerja diba0ah 1& tahun sebesar 7,4= dan peluang

terjadinya gangguan pendengaran tipe sensorineural untuk masa kerja diatas 1&

tahun sangat besar, yakni ;;,7=. 3enurut $ari dkk penurunan tingkat

 pendengaran berdasarkan lama pemaparan 9masa kerja: tenaga kerja adalah

sebagai berikut, untuk tenaga kerja dengan masa kerja ^ ' tahun sebesar 1&= ,

Page 44: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 44/46

untuk masa kerja '-1& tahun sebesar 17= dan untuk masa kerja _ 1& tahun

sebesar 77,7=. 3enurut 3uyassaroh kecenderungan terjadinya gangguan

 pendengaran akibat bising pada musisi yang telah terpapar lebih dari 8 tahun

dibandingkan dengan terpapar diba0ah 8 tahun. ari hasil penelitian ini dapat

dilihat bah0a semakin lama karya0an bekerja semakin besar peluang terjadinya

 penurunan pendengaran.

aktor umur erat dikaitkan dengan penurunan fungsi pendengaran karena

faktor ketuaan 9 presbikusis:, dimana biasanya ditemukan pada umur diatas 4&

tahun. Pada penelitian ini dari seluruh karya0an yang di ambil datanya memiliki

umur diba0ah 4& tahun, yakni memiliki umur dari 21 sampai dengan ; tahun.

/arya0an yamg memiliki rentang umur antara 2& sampai dengan & tahun

 berjumlah ( orang dimana tiga dari tujuh orang tersebut atau sebesar 42,7 =

mengalami gangguan pendengaran dan karya0an yang memiliki rentang umur 

dari & sampai dengan 4& tahun berjumlah 4 orang dimana seluruhnya atau 1&&=

mengalami gangguan pendengaran. ari hasil penilitian dapat dilihat bah0a

karya0an yang memiliki umur antara & tahun sampai dengan 4& tahun memiliki

gangguan pendengaran lebih besar 8(,2= dari karya0an yang memiliki umur 

antara 2& tahun sampai dengan & tahun, hal ini menunjukkan umur 

memperngaruhi terjadinya gangguan pendengaran pada karya0an, namun hal ini

 berbeda dari penelitian rini yang menyatakan bah0a tidak ada hubungan yang

signifikan antara umur dengan gangguan pendengaran.

mbang dengar merupakan indikator kemampuan telinga untuk 

menerima suara, ambang dengar normal yakni 28 d% jika melebihi 28d%

dinyatakan bah0a telah terjadi gangguan pendengaran. Pada penelitian yangdilakukan ambang dengar dapat dilihat dari hasil tes audiometri karya0an, dimana

dari 11 karya0an pada tahun 2&11 karya0an atau 2(,2= dengan ambang dengar 

melebihi 28 d%, pada tahun 2&12 ' karya0an atau 84,8= dengan ambang dengar 

melebihi 28 d%, dan pada tahun 2&1 ( karya0an atau sebesar ','= dengan

ambang dengar melebihi 28 d% yang artinya ','= karya0an telah mengalami

gangguan pendengaran. ari hasil perhitungan didapatkan bah0a pada tahun

2&11-2&12 ambang dengar telinga kanan karya0an naik rata-rata 2&,(= dan

Page 45: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 45/46

telingan kiri karya0an naik rata-rata 1(,;= dan pada tahun 2&12-2&1 ambang

dengar telinga kanan karya0an naik rata-rata 12,7= dan telingan kiri karya0an

naik rata-rata 1',=, ini menunjukkan terjadinya peningkatan ambang dengar 

karya0an dari tahun ke tahun.

lat pelindung diri 9P dalam bahaya bising dikenal juga dengan

istilah PT 9lat Pelindung Telinga:, PT berfungsi untuk meminimalisasi

 besarnya paparan kebisingan yang diterima oleh karya0an, jika PT dapat

digunakan dengan benar maka semakin kecil frekuensi penurunan pendengaran

 pada karya0an. ari fakta dilapangan ditemukan tidak ada karya0an yang

menggunakan PT, hal tersebut terjadi dikarenakan kurangnya kesadaran

terhadap pentingnya PT. 3enurut Iskandar bah0a paparan kebisingan yang

dapat dikurangi oleh PT yang digunakan yaitu 1'. d%. >ang berarti jika

digukan oleh karya0an di area blasting painting dapat mengurangi paparan

kebisingan dari ;',7d% menjadi 7&,8d%. 3enurut rini dari analisis diketahui

 bah0a karya0an yang tidak menggunakan PT resiko mengalami gangguan

 pendengaran 1,78 kali lebih besar dibandingkan karya0an yang menggunakan

PT. ari hasil penelitian ini dapat di lihat bah0a dengan menggunakan PT

dengan baik dan benar akan mengurangi resiko karya0an mengalami gangguan

 pendengaran.

%erdasarkan uji statistik dengan chi-kuadrat diperoleh nilai chi-kuadrat

sebesar 18,488 pada taraf kesalahan 8= dengan derajat kebebasan F 1 diperoleh

nilai 8,;;;1 tampak bah0a chi-kuadrat sebesar 18,488 _ 8,;;;1 sehingga !o

ditolak yaitu ada hubungan antara tingkat kebisingan dengan gangguan

 pendengaran karya0an yaitu penurunan ambang pada telinga karya0an PT."itratama Persada Aaya sektor blasting painting yaitu sebesar ','=. ari hasil

 penelitian ini dapat dilihat bah0a semakin lama karya0an terpapar kebisingan

yang melebihi nilai ambang batas dapat menyebabkan gangguan pendengaran

dalam hal ini penurunan ambang dengar karya0an. !asil analisa ini sesuai dengan

yang diungkapkan oleh $ari dkk bah0a semakin lama pemaparan menyebabkan

gangguan pendengaran.

Page 46: bab 2 mod 1 ergo

8/19/2019 bab 2 mod 1 ergo

http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-mod-1-ergo 46/46

2.5.0. Kesim)u!an

ari hasil penelitian yang dilakukan di PT. "itratama Persada Aaya

sektor  ,lasting Painting dapat disimpulkan bah0a rata-rata kenaikan ambang

dengar karya0an di area blasting painting  pada tahun 2&11-2&12 sebesar 2&,(=

untuk telinga kanan, 1(,;= untuk telinga kiri dan pada tahun 2&12-2&1 sebesar 

12,7= untuk telinga kanan , 1',= unuk telinga kiri. %erdasarkan uji statistik chi-

kuadrat sebesar 18,488 _ 8,;;;1 sehingga !o ditolak yang berarti ada hubungan

antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran karya0an.