ergo makro

Upload: onlyone13

Post on 05-Jul-2015

176 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ANALISA IMPLEMENTASI ERGONOMI MAKRO TERHADAP KEUNTUNGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS : MERPATI MAINTENANCE FACILITY JUANDA -SURABAYA)Rositaningrum, Alfia ; Wignjosoebroto, Sritomo ; Santhi. D, Dyah Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60111, Indonesia, [email protected] ; [email protected] ; [email protected] Abstrak Jasa Maintenance Transportasi udara haruslah memperhatikan kualitas pelayangannya agar bisnis tersebut dapat bertahan dan berkembang. Peranan industri ini adalah untuk perawatan pesawat terbang yang diharapkan dapat merawat kelangsungan umur hidup dari pesawat terbang itu sendiri. Merpati Maintenance Facility merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keinginan dari pihak perusahaan agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien, biaya operasi rendah dengan keuntungan yang tinggi. Sementara pihak pegawai berkeinginan agar mendapat pekerjaan yang ringan, lingkungan kerja nyaman, kesejahteraan dan gaji yang tinggi. Untuk mengkaji permasalahan diatas, maka dilakukanlah penelitian ini. Dengan merancang sistem kerja yang berbasis ergonomi secara makro, yaitu optimasi sistem kerja dalam kaitannya dengan perilaku organisasi dan psikologi organisasi. Sehingga diharapkan perusahaan akan dapat meningkatkan profitnya dan dapat tetap bertahan di dunia perindustrian di Indonesia. Agar dapat memberikan gambaran secara jelas tentang sistem dan hubungan antar variabelvariabel di dalamnya yang digunakan oleh Merpati Maintenance Facility, maka dalam penelitian ini akan digambarkan diagram lingkar sebab akibat dari sistem yang sedang berjalan yang nantinya akan dimodelkan dengan konsep pemodelan sistem secara dinamis dengan software bantu vensim. Kata kunci : Sistem kerja ergonomis, Sistem dinamis, Keuntungan perusahaan

ANALYSIS OF MACRO ERGONOMICS IMPLEMENTATION TOWARD COMPANY PROFIT (CASE STUDY : MERPATI MAINTENANCE FACILITY JUANDA SURABAYA)Rositaningrum, Alfia ; Wignjosoebroto, Sritomo ; Santhi. D, Dyah Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60111, Indonesia, [email protected] ; [email protected] ; [email protected] Abstract Every Air Craft Maintenance Service company must always keep enermous attention in its service quality in order to keep survive and growing in the competitive industry. The roles of the air craft maintenance service company are to conduct aircraft maintenance with objective to prolong and extent the lifecycle of the aircraft. Merpati Maintenance Facility are one of the company in the aircraft maintenance Industry. The main problem of the Merpati Maintenance Facility company are the will of top management decision which wanted to make the company operation running in its smooth, effective, and efficient ways, so the company can achieve low operation cost and gain higher profits. Meanwhile, employees are always wanted to get lighter work load, more comfortable working environtment, and more higher wage. This research are conducted In order to investigate and solve the problem above. By designing a system with the basis of ergonomic with more macro environtment, the research will present ways to optimize work system under industrial psicological and organizational behavioral context, with objective to gain profit and stay survive in the national competitive industry. In order to get a full description of the system and the relationship among its variables within the company, this research will present a causal loop diagrams of the real company system, and later on will be modeled using system dynamic using vensim software. Keyword : Ergonomic work system, System dynamic, Company profit

1. PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah yang akan diselesaikan, tujuan dan manfaat serta batasan dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Awalnya penilaian ergonomi pada suatu proses ditujukan khusus pada proses yang spesifik, atau penilaian dilakukan pada suatu kondisi skala mikro. Namun, perkembangan keilmuaan saat ini melihat bahwa penilaian ergonomi tidak hanya perlu dilakukan dan dianalisis secara mikro saja, tetapi perlu untuk diimplementasikan melalui interegasi pada lingkungan yang lebih besar (organisasi perusahaan) yang dikenal dengan model ergonomi makro. Ergonomi makro merupakan suatu pendekatan sosioteknik dari tingkat atas ke bawah yang diterapkan pada perancangan sistem kerja secara keseluruhan dengan tujuan mengoptimalkan desain sistem kerja dan memastikan sistem kerja tersebut berjalan dengan harmonis (Hendrick & Kleiner, 2002 ; Putri dkk, 2006). Merpati Maintenance Facility merupakan pusat perawatan pesawat, komponen, dan kelengkapannya yang dibangun oleh PT. Merpati Nusantara Airlines pada 6 September 1991 yang terletak di Juanda Surabaya. Merpati Maintenance Facility merupakan perusahaan yang cukup produktif dalam industri penerbangan. Hal ini terbukti dengan cukup banyaknya order yang diterima dari berbagai jenis pesawat. Dengan hal itu, pihak perusahaan tentu bisa mendapatkan keuntungan yang cukup tinggi, akan tetapi perusahaan tentunya juga harus memperhatikan kinerja karyawannya. Kita ketahui, disini ada 2 kepentingan yang terjadi, yaitu pihak perusahaan ingin agar perusahaannya berjalan lancar, efektif dan efisien, biaya operasi rendah dan keuntungan yang tinggi. Sedangkan kepentingan yang kedua adalah dari pihak karyawan, yaitu pekerjaan ringan, lingkungan kerja nyaman, kesejahteraan dan gaji yang tinggi. Karena adanya 2 kepentingan ini, terkadang hal tersebut menjadi pertentangan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa perancangan sistem kerja yang diterapkan suatu perusahaan hanya mementingkan salah satu pihak saja, dan biasanya sesuatu yang menguntungkan baik pihak perusahaan. Sedangkan karyawan merasa kesejahteraannya kurang diperhatikan, baik dari

segi upah tenaga kerja ataupun dari fasilitasfasilitas lain yang kurang ditunjang oleh pihak perusahaan. Sebaliknya, perusahaan sendiri menilai kinerja karyawan kurang baik dan tidak sesuai sandart yang telah ditentukan oleh perusahaan. Hal tersebut diatas, dapat dilihat sebagai sebuah sistem yang dinamis. Karena salah satu pihak dengan pihak yang lain saling berkaitan, dengan kata lain masing-masing pihak mempunyai hubungan sebab-akibat. Dalam sebuah sistem kerja sebaiknya memperhatikan segala kepentingan. Sehingga hal-hal pertentangan kepentingan dalam sebuah perusahaan dapat diminimalkan. Agar perusahaan ini dapat memperhatikan hal tersebut diatas, sehingga 2 kepentingan yang berbeda dapat disatukan, maka dibuatlah penelitian ini yang bertujuan dengan sistem kerja yang ergonomis yang mengimplementasikan konsep ergonomi makro dapat menguntungkan pihak perusahaan. Sehingga manusia sebagai karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan perusahaan sebagai shareholder juga bisa mendapatkan keuntungan secara jangka panjang. 1.2 Perunusan Masalah Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana mengimplementasikan konsep ergonomi makro dan mengetahui pengaruhnya terhadap keuntungan perusahaan Maintenance pesawat terbang dengan metode pedekatan sistem dinamik. 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Batasan yang diambil pada penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan MMF (Merpati Maintenance Facility) pada unit produksi bagian A/C haeavy maintenance. 2. Time horison penelitian dalam jangka waktu tahunan, yaitu tahun 2002 - tahun 2006. 3. Hubungan antar variabel pada diagram alir sebab akibat merupakan persepsi peneliti berdasarkan hasil dari kajian literatur. Sedangkan asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Karyawan yang diamati bekerja dalam keadaan normal. 2. Tidak terjadi gejolak moneter yang cukup tinggi sehingga kebijakan yang dibuat dapat dilakukan dalam waktu yang lama.2

3. Analisis finansial akan memperhatikan timbulnya keuntungan karena adanya efisiensi biaya operasi dari pendekatan ergonomi. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang berkaitan dengan ergonomi makro pada perusahaan. 2. Membuat diagram lingkar sebab akibat dari sistem kerja yang sedang berjalan yang berkaitan dengan konsep ergonomi makro yang berfokus pada aspek finansial. 3. Memodelkan sistem kerja secara dinamis sesuai dengan diagram lingkar sebab akibat yang telah dibuat. 4. Menganalisa pengaruh implementasi ergonomi makro terhadap keuntungan perusahaan. 1.5 Manfaat Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1. Dapat melakukan perbaikan terhadap sistem yang sedang berjalan sesuai pendekatan ergonomi. 2. Dapat mengetahui keuntungan perusahaan dari implementasi ergonomi makro. 2. METODOLOGI PENELITIAN Ada beberapa tahap dalam metodologi dari penelitian ini, adapun masing-masing tahap tersebut dapat dijelaskan di bawah ini. 2.1 Tahap identifikasi masalah Tahap ini merupakan tahap awal dari penelitian. Pada tahapan ini dilakukan beberapa tahapan diantaranya : Identifikasi dan perumusan masalah Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang terjadi. Kemudian dirumuskan permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini. Studi lapangan Tahap ini merupakan pencarian informasi dari perusahaan mengenai struktur perusahaan beserta sistem yang berjalan pada perusahaan MMF. Studi literatur Tahap ini merupakan tahap kajian literatur yang digunakan untuk mengatasi masalah yang telah dirumuskan. Beberapa kajian

tersebut adalah ergonomi mikro maupun makro, sistem dinamik dan analisa finansial. Tujuan, manfaat, batasan dan asumsi Hasil dari identifikasi masalah yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian akan ditetapkan tujuan dan manfaat yang dicapai dari penelitian ini.

2.2 Tahap pengumpulan data Ada dua jenis data yang akan digunakan untuk mendukung penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Adapun beberapa data tersebut adalah : Sistem perusahaan. Data ini berupa data sekunder, yaitu gambaran mengenai diagram of business process perusahaan saat ini. Aspek-aspek ergonomi Pada bagian ini, akan dilakukan pengambilan data secara primer, yaitu dengan melakukan pengisian kuisioner oleh karyawan dan pihak manajer. Adapun beberapa kriteria yang nantinya akan digunakan dalam kuisioner adalah sebagai berikut : - Hubungan perusahaan dengan karyawan Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai kebijakan standar kinerja MMF, upah kerja normal dan saat lembur. - Beban kerja fisik Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai work load dan kebijakan job desk. - Beban kerja psikis Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai kebijakan pembagian jam kerja, jam istirahat, sistem kerja bergilir (shift pagi/malam), serta reward dan punishment. - Lingkungan fisik Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai pengaruh kinerja pada lingkungan fisik (temperatur, kebisingan, cahaya dan kelembaban) di MMF saat ini. - Upaya perusahaan dalam antisipasi lingkungan kerja fisik yang kurang sesuai. Pada kriteria ini akan diberikan pertanyaan mengenai upaya perusahaan dalam antisipasi ruang kerja yang memiliki temperatur dan kebisingan

3

tinggi, maupun cahaya dan kelembaban rendah atau tinggi. Produktivitas Data ini berupa data sekunder, yaitu produktivitas karyawan dalam bekerja. Kecelakaan kerja dan keluhan karyawan Data ini merupakan data sekunder yang nantinya akan mendukung untuk ukuran tingkat implementasi ergonomi pada perusahaan. Jumlah Job Order Data ini berupa data sekunder, yaitu data jumlah order perawatan pesawat yang diperoleh perusahaan dalam tiap tahunnya. Aspek Finansial Untuk data yang meliputi aspek finansial, akan dilakukan pengambilan data secara sekunder. Adapun beberapa data yang akan digunakan adalah : - Data pendapatan perusahaan yang berasal dari jumlah job order. - Biaya pengeluaran perusahaan, meliputi biaya produksi untuk perbaikan pesawat dan biaya organisasi (biaya tetap) serta jumlah besaran denda keterlambatan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

3.2 Pengolahan data Pada tahap ini akan dilakukan 3 tahapan, yaitu tahap pengukuran implemetasi ergonomi, tahap perhitungan investasi dan tahap pembuatan simulasi. 3.2.1 Tahap Pengukuran Implementasi Ergonomi Pada tahap ini akan dilakukan pengukuran tingkat implementasi ergonomi melalui data kecelakaan kerja dan keluhan karyawan dengan menggunakan metode risk matrix. Dimana hasil dari perhitungan ini akan digunakan untuk input data pada tahap simulasi. 3.2.2 Tahap Perhitungan Investasi Tahap ini akan dilakukan perhitungan investasi perusahaan, yang difokuskan pada investasi ergonomi. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi ergonomi perusahaan dengan mengurangi jumlah rata-rata kecelakaan kerja dan keluhan karyawan sehingga tingkat implementasi ergonomi perusahaan lebih baik. 3.2.3 Tahap Simulasi Simulasi dilakukan dengan bantuan software Ventana Simulation. Ada beberapa

tahap yang dilakukan untuk pembuatan simulasi tersebut, diantaranya : Tahap Konseptualisasi Model Tahap ini merupakan tahap awal pada proses pembuatan simulasi, dimana akan digambarkan diagram lingkar sebab akibat (Causal Loop Diagram) yang menunjukkan hubungan sebab akibat antar variabel sesuai sistem amatan pada kondisi real perusahaan. Tahap Pembuatan model kondisi existing Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan diagram alir dengan memasukkan nilainilai/data yang telah diperoleh dari pengumpulan data pada variabel yang telah diidentifikasi sebelumnya (pada diagram lingkar sebab akibat). Tahap verifikasi dan validasi model Pada tahap ini akan dilakukan verifikasi dan validasi terhadap model yang telah dibuat. Jika model diterima, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap pembuatan alternatif skenario. Tahap pembuatan alternatif skenario Tahap ini merupakan usulan perbaikan dari beberapa skenario yang dibuat dengan metode Uji Sensitivitas. Uji ini dilakukan untuk merubah input nilai yang telah dilakukan sebelumnya pada pembuatan model kondisi existing yang bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh perubahan variabel terhadap output hasil simulasi. Tahap pemilihan skenario Tahap ini merupakan tahap akhir pada pembuatan simulasi. Pada tahap ini akan dilakukan pemilihan skenario terbaik dari beberapa skenario yang ada, yaitu skenario yang dapat menggambarkan keuntungan perusahaan setelah adanya perbaikan ergonomi dengan menggunakan analisis net present value (NPV). 3.3 Tahap analisa dan interpretasi Tahap ini merupakan tahapan analisa dan interpretasi data terhadap beberapa pengolahan data yang telah dibuat. 3.4 Tahap penarikan kesimpulan Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian ini, yaitu penarikan kesimpulan dan pemberian saran atas seluruh hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang dilakukan.

4

3. HASIL PENELITIAN Adapun hasil dari penelitian ini dapat dijelaskan di bawah ini. 3.1 Identifikasi Aspek Ergonomi Makro Pada MMF Beberapa aspek ergonomi makro yang telah diidentifikasi pada perusahaan adalah : Tabel 3.1 Identifkasi Aspek Ergonomi MakroHubungan Perusahaan Dengan Karyawan No Variabel 1 Standar kinerja karyawan 2 Kinerja karyawan saat ini Upaya perusahaan agar karyawan bisa 3 bekerja sesuai dengan standar 4 Upaya perusahaan dalam kesejahteraan 5 Sistem pemberian upah karyawan 6 Sistem pemberian upah lembur Beban Fisik No Variabel 1 Beban kerja (load) 2 Pengaruh beban kerja yang tinggi 3 Penetapkan job desk Pengaruh penetapan job desk terhadap 4 performansi kinerja Beban Psikis No Variabel 1 Jam kerja 2 Jam istirahat 3 Sistem kerja bergilir (shift pagi/malam) 4 Jaminan hari tua 5 Reward 6 Punishment Mental saat bekerja dengan beban kerja 7 yang besar Lingkungan Fisik No Variabel 1 Temperatur >40 C 2 Temperatur (30-40) C 3 Temperatur (25-30) C 4 Temperatur (20-25) C 5 Temperatur (15-20) C 6 Temperatur (10-15) C 7 Kebisingan (80-100) dB 8 Kebisingan (60-80) dB 9 Kebisingan (40-60) dB 10 Kebisingan (20-40) dB 11 Kebisingan 80 % 16 Kelembaban 40-80 % 17 Kelembaban 80 dB 2 Antisipasi suhu >40 C 3 Antisipasi cahaya (2000-20.000) lux 4 Antisipasi cahaya (20-200) lux 5 Antisipasi kelembaban >80% 6 Antisipasi kelembaban 40C) ?

0.21 0.21

valid valid

0.43 0.43

0.28 0.28

reliabel reliabel

3.03 3.24

1.20 0.92

3 4 5 6 B 1

0.21 0.21 0.21 0.21

valid valid valid valid

0.43 0.43 0.43 0.43

0.28 0.28 0.28 0.28

reliabel reliabel reliabel reliabel

3.08 2.82 3.18 2.85 3.03

1.21 1.06 1.06 1.13 1.10

dengan mengkombinasikan antara nilai saverity dan probility. Berdasarkan data yang diperoleh, maka diketahui untuk tingkat kecelakaan kerja dan keluhan karyawan terdapat pada saverity kelas Major, karena sebenarnya jenis kecelakaan yang terjadi pada karyawan termasuk level rendah dan tidak fatal yang menyebabkan kematian, hanya saja frekuensi terjadinya kecelakaan tersebut cukup sering sehingga untuk kelas probability tergolong kelas frequent. Berikut dibawah ini akan dijelaskan pengukuran tingkat implementasi ergonomi . Tabel 3.3 Risk Matrix MMFSeverity Very Unlikely Remote Probability Occasional Probable Frequent Catastrophic Critical Major Minor

0.21

valid

0.43

0.28

reliabel

3.18

1.02

2

0.21

valid

0.43

0.28

reliabel

2.89

0.96

3

0.21

valid

0.43

0.28

reliabel

3.08

0.98

4

0.21

valid

0.43

0.28

reliabel

2.77 2.98

0.86 0.95 1.21 1.28 1.19 1.03 1.23 1.31 1.04 1.19 0.87 0.57 0.86 0.95 0.57 1.09 0.72 1.12 0.94 0.71 1.21 0.87

C 1 2 3

0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21

valid valid valid valid valid valid valid

0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43

0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28

reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel

3.06 2.94 2.98 2.29 3.21 2.90 2.85 2.89

4 5 6 7 D 1 2

0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21

valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

0.37 0.37 0.37 0.37 0.37 0.37 0.37 0.37 0.37 0.37 0.37

0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28

reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel reliabel

2.03 4.26 1.92 2.98 4.26 2.73 3.97 2.73 2.19 4.16 2.40 3.06

Bagaimana pengaruh kinerja saat 0.35 temperatur pada kondisi sedang (25-40)C? Bagaimana pengaruh kinerja saat 0.41 3 kebisingan tinggi (>80dB)? Bagaimana pengaruh kinerja saat 4 0.47 kebisingan sedang (40-80) dB? Bagaimana pengaruh kinerja saat 5 0.35 kebisingan rendah (10-40) dB? Bagaimana pengaruh kondisi penerangan 6 0.43 cahaya tinggi (2000-20.000) lux ? Bagaimana pengaruh kondisi penerangan 7 0.35 cahaya sedang (200-2000) lux ? Bagaimana pengaruh kondisi penerangan 8 0.43 cahaya rendah (20-200) lux ? Bagaimana pengaruh kondisi kelembaban 9 0.58 tinggi (>80%) ? Bagaimana pengaruh kondisi kelembaban 10 0.45 sedang (40-80%) ? Bagaimana pengaruh kondisi kelembaban 11 0.61 rendah (>40%) ? rata-rata UPAYA PERUSAHAAN DALAM E MENGANTISIPASI LINGKUNGAN FISIK YANG KURANG SESUAI Bagaimana upaya perusahaan dalam 1 mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki 0.52 kebisingan tinggi (>80dB)? Bagaimana upaya perusahaan dalam 2 mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki 0.52 suhu tinggi (>40C)? 3 Bagaimana upaya perusahaan dalam mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki cahaya intensitas tinggi (2000-20.000) lux? Bagaimana upaya perusahaan dalam mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki cahaya intensitas rendah (20-200) lux? 0.40

Berdasarkan dari hasil diatas, dapat diketahui bahwa tingkat implementasi ergonomi masuk pada level merah. Dimana diketahui bahwa jika suatu kondisi terletak pada warna merah, maka perlu dilakukan upaya pengidentifikasian, pengukuran, penilaian, dan penggulangan resiko. Oleh sebab itu, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut akan dilakukan perbaikan terhadap kondisi ergonomi perusahaan. Perbaikan ini dilakukan berdasarkan kuisioner dari nilai tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan. Pembahasan lebih lanjut, akan dibahas pada sub bagian investasi perusahaan. 3.4 Investasi Perusahaan Investasi perusahaan kali ini, difokuskan pada investasi ergonomi. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi ergonomi perusahaan dengan mengurangi jumlah rata-rata kecelakaan kerja dan keluhan karyawan sehingga tingkat implementasi ergonomi perusahaan dapat lebih baik. Adapun perhitungan perhitungan estimasi investasi ergonomi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4 Sesuai dengan kebijakan perusahaan, investasi ergonomi akan dilakukan secara berkala. Dimana, perusahaan akan memperbaiki hal-hal yang dianggap paling penting untuk diperbaiki. Karena dengan memperbaiki hal-hal yang paling penting, akan jauh memberikan dampak positif bagi perusahaan.

0.21

valid

0.37

0.28

reliabel

2.60

1.19

0.21

valid

0.37

0.28

reliabel

2.89

1.13

0.21

valid

0.37

0.28

reliabel

3.18

1.15

4

0.27

0.21

valid

0.37

0.28

reliabel

3.16

1.15

5

6

Bagaimana upaya perusahaan dalam mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki 0.54 kelembaban tinggi (>80%) ? Bagaimana upaya perusahaan dalam mengantisipasi ruangan kerja yang memiliki 0.48 kelembaban rendah (>40%)? rata-rata

0.21

valid

0.37

0.28

reliabel

2.87

1.12

0.21

valid

0.37

0.28

reliabel

2.90 2.93

1.10 1.14

3.3 Tingkat Implementasi Ergonomi Tingkat implementasi Ergonomi akan dikur berdasarkan jumlah rata-rata kecelakaan kerja dan keluhan karyawan setiap tahunnya, dengan menggunakan metode risk matrix yaitu

6

Tabel 3.4 Perhitungan Investasi ErgonomiDESKRIPSI BIAYA BIAYA KONSULTAN DAN PROFFESIONAL Biaya Konsultan dan Tenaga Proffesional BIAYA ADMINISTRASI Biaya Peralatan Kantor Biaya Peralatan Lain BIAYA INFRASTRUKTUR Renovasi Kecil Infrastruktur Renovasi Sedang Infrastruktur Renovasi Besar/Pembangunan Infrastruktur BIAYA MESIN Renovasi Lingkungan Mesin Besar Renovasi Lingkungan Mesin Kecil Rp Rp 150,000,000 60,000,000 Rp Rp Rp 600,000,000 600,000,000 2,000,000,000 Rp Rp 210,000,000 10,000,000 Rp 3,600,000,000 TOTAL

3.5 Pembuatan Simulasi Sesuai dengan metodologi penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa tahap dalam pembuatan simulasi, mulai dari model konseptual yaitu dengan pembuatan CLD (causal loop diagram), kemudian pembuatan model, verifikasi dan validasi, pembuatan alternatif skenario hingga pemilihan skenario terbaik. 3.5.1 Konseptualisasi Model Konseptualisasi model merupakan tahapan awal dalam simulasi sistem dinamik. Karena pada tahap ini dilakukan identifikasi awal, mengenai kondisi existing dari perusahaan. Dari identifikasi tersebut didapatkan beberapa variabel yang mempengaruhi kondisi ergonomi perusahaan. Adapun beberapa variabel-variabel yang telah diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Beban fisik 2. Beban psikis 3. Lingkungan Fisik 4. Upaya perusahaan dalam mengantisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai 5. Hubungan perusahaan dengan karyawan 6. Kecelakaan kerja dan keluhan karyawan 7. Waktu keterlambatan penyelesaian order 8. Jumlah job order 9. Biaya Denda 10. Total biaya perusahaan Variabel-variabel tersebut diatas yang nantinya akan mempengaruhi pembuatan model dalam simulasi. Dalam CLD ini, akan digambarkan hubungan positif dan negatif antar variabel. Dimana hubungan ini akan mencerminkan sebab akibat dari variabelvariabelnya. Dimana hubungan positif mempunyai arti, adanya hubungan yang berbanding lurus antar variabel yang terkait. Sedangkan hubungan negatif adalah hubungan yang sifatnya berbanding terbalik antar variabelnya. Jadi, pada tahapan ini akan dibuat suatu model sebab akibat (Causal Loop Diagram) dari pemahaman mengenai Existing system perusahaan dan variabel-variabel yang telah didefinisikan sebelumnya, model tersebut digunakan sebagai kerangka berfikir dalam menyusun model simulasi agar mendekati kondisi yang sebenarnya. Adapun CLD dari Implementasi Ergonomi Makro pada perusahaan MMF dapat dilihat pada gambar 3.4

BIAYA PERALATAN Alat Untuk Reduksi Efek Temperatur Alat Untuk Reduksi Efek Penerangan Alat Untuk Reduksi Efek Kebisingan Alat Untuk Reduksi Efek Kelembaban BIAYA SISTEM Restrukturisasi Kebijakan MSDM DOKUMENTASI Laporan Pendahuluan Laporan Bulanan Laporan Akhir Implementasi BIAYA KONTIJENSI Rp Rp Rp Rp 50,000,000 100,000,000 50,000,000 1,666,000,000 Rp 500,000,000 Rp Rp Rp Rp 100,000,000 100,000,000 100,000,000 100,000,000

TOTAL ANGGARAN BIAYA PERBAIKAN ERGONOMI

Rp

9,996,000,000

Adapun hal-hal utama yang perlu diperbaiki dapat dilihat pada grafik importance performance di kuadran II. Karena pada kuadran ini nilai kepuasan memiliki nilai negatif sedangkan nilai kepentingan memiliki nilai positif, dijelaskan pada grafik 3.4. Dimana grafik ini di dapat dari nilai kepuasan dan nilai kepentingan hasil kuisioner.

II

I

III

IV

Grafik 3.1 Importance Performance Dari grafik tersebut diatas dapat diketahui bahwa beberapa hal utama yang perlu diperbaiki adalah, upaya perusahaan dalam pencapaian kesejahteraan karyawan, sistem upah lembur, beban kerja tinggi, keadaan mental saat beban kerja besar, kebijakan perusahaan mengenai jaminan hari tua, kondisi lingkungan fisik mulai dari kebisingan tinggi, suhu tinggi, kelembaban rendah dan kelembaban tinggi serta peninjauan ulang terhadap upaya perusahaan dalam mengantisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai tersebut.

7

biaya perawatan dan perbaikan pesawat nilai job order biaya gaji karyaawan Produktivitas

Growth Kenaikan Biaya Dasar Produksi Per tahun biaya overhaul

+Tingkat Implementasi Ergonomi

Denda Keterlambatan

+ waktu keterlambatan penyelesaian order Jumlah Kecelakaan dan Keluhan Kerja Per Tahun jml kecelakan kerja lain lain jml kecelakaan kerja kulit

+ -

jumlah job order

+ -

+

+

+ +Biaya Produksi Per Pesawat

-

Total Pendapatan Perusahaan

+ +

biaya ground handling biaya depresiasi

pengaruh kondisi ergonomi dapat dilihat pada gambar 3.6 gambar 3.10 di bawah ini :biaya promosi

biaya bahan bakar

+ + + Nilai Keuntungan Perusahaan (Akhir Tahun)

+ + +

biaya riset

kebijakan beban kerja dr perusahaan

-

+

Total Biaya Perusahaan

biaya sewa biaya non aircraft

+Biaya Organisasi Per Tahun

Jumlah Kecelakaan kerja Per Tahun

gangguan pernafasan

+share profit (akhir Tahun) biaya komunikasi

Jumlah Keluhan Karyawan Per Tahun

-

jml kecelakaan kerja pernapasan

gangguan pada sendi&otot

share profit kpd karyawan

+

upaya perusahaan dlm antisipasi lingk fisik yg krg sesuai

-

kulit mudah kering gangguan pendengaran

+

+Perencanaan Untuk Investasi Perusahaan Tahun Depan

+Growth Kenaikan Biaya Organisasi Per Tahun

+ + + +

+

+biaya faktor public relation biaya lain biaya listrik dan air

pengaruh beban kerja tinggi beban fisik

pengaruh penetapan jobdesk

+ +

Kondisi Ergonomi M M F

+

Perencanaan Pembiayaan Investasi Ergonomi

shareholder

biaya peralatan kantor primer

+Total Akumulasi Investasi Ergonomi Tahun Berjalan Perencanaan Untuk Investasi Ergonomi Tahun Depan

+

+Perencanaan Untuk Investasi Non Ergonomi Tahun Depan biaya administrasi biaya peralatan kantor sekunder

lingkungan fisik

+ +beban psikis

+hubungan perusahaan dg karyawan

beban fisik

+

Gambar 3.4 CLD Implementasi Ergonomi Makro Pada MMF 3.5.2 Pembuatan Model Tahap selanjutnya adalah menyusun diagram alir (Stock and Flow Diagram) berdasarkan CLD yang telah dibuat sebelumnya. Diagram Alir ini merupakan kumpulan variabel pada CLD yang dikembangkan lagi menjadi lebih detail dan spesifik, yang meliputi pemberian aliran informasi dan fisik maupun persamaan matematis (berupa rumusan/ equation). Untuk mempermudah dalam memahami keseluruhan dari sistem yang akan dimodelkan, maka diagram alir yang disusun dibagi menjadi model utama beberapa submodel, model utama dari simulasi dinamik ini adalah Model Tingkat Implementasi Ergonomi dan Model Keuntungan Perusahaan. Model Tingkat Implementasi Ergonomi dapat dilihat pada gambar 3.6.Jumlah Kecelakaan dan Keluhan Kerja Per Tahun jml kecelakan kerja lain lain Jumlah Keluhan Karyawan Per Tahun jml kecelakaan kerja kulit Jumlah Kecelakaan kerja Per Tahun Tingkat Implementasi Ergonomi

kebijakan dalam menetapkan jobdesk

Gambar 3.6 Model Beban Fisikkebijakan jam kerja mental saat kerja tinggi

kebijakan jam istirahat beban psikis kebijakan punishment

kebijakan reward kebijakan sistem kerja bergilir kebijakan jaminan hari tua

Gambar 3.7 Model Beban Psikispengaruh kinerja saat pengaruh kinerja saat temperatur >40C kelembaban rendah >40 pengaruh kinerja saat kelembaban sedang 40-80 pengaruh kinerja saat kelembaban tinggi >80 pengaruh kinerja saat temperatur 25-40C pengaruh kinerja saat cahaya rendah lingkungan fisik pengaruh kinerja saat cahaya sedang pengaruh kinerja saat kebisingan >80dB

pengaruh kinerja saat kebisingan 40-80dB pengaruh kinerja saat kebisingan 10-40dB

pengaruh kinerja saat cahaya tinggi

Gambar 3.8 Model Lingkungan Fisikantisipasi kelembaban tinggi antisipasi kelembaban rendah

gangguan pernafasan

Produktivitas

antisipasi cahayakulit mudah kering gangguan pada sendi&otot gangguan pendengaran

jml kecelakaan kerja pernapasan

antisipasi kebisingan tinggi

upaya perusahaan dlm antisipasi lingk fisik yg krg sesuai

rendah

Faktor Produktivitas faktor implementasi ergonomi Kondisi Ergonomi MMF

antisipasi cahaya tinggi

antisipasi suhu tinggi

Total Akumulasi Investasi Ergonomi Tahun Berjalan

Gambar 3.5 Model Tingkat ImplementasiErgonomi

Gambar 3.9 Model Upaya Perusahaan Dalam Antisipasi Lingkungan Fisik Yang Kurang Sesuaikebijakan penetapan standar kinerja kebijakan upah lembur

Dari model utama tersebut, akan dibagi menjadi beberapa sub model utama untuk tiaptiap pengaruh dari kondisi ergonomi. Diantaranya adalah beban fisik, beban psikis, lingkungan fisik, upaya perusahaan dalam mengantisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai, dan hubungan perusahaan dengan karyawan. Adapun beberapa sub model untuk

hubungan perusahaan kondisi kinerja saat ini dg karyawan kebijakan upah normal

upaya perusahaan dalam pencapaian kesejahteraan upaya perusahaan agar karyawan bekerja sesuai standar

Gambar 3.10 Hubungan Perusahaan Dengan Karyawan

8

Model utama yang kedua dari pemodelan ini adalah keuntungan perusahaan. Dimana pada model ini akan digambarkan diagram alir dari tingkat implementasi ergonomi yang mempengaruhi produktivitas, dan produktivitas inilah yang mempengaruhi waktu keterlambatan penyelesaian job order. Dari waktu keterlambatan penyelesaian job order inilah yang nantinya menentukan seberapa besar Keuntungan Perusahaan setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya mengenai model keuntungan perusahaan, dapat dilihat pada gambar 3.11 di bawah ini :Lookup Jumlah Order Growth Kenaikan Harga Job Order Pesawat prosentase share profit pada karyawan nilai job order prosentase shareprofit pada shareholder prosentase investasi perusahaan share profit kpd karyawan shareholder Perencanaan Untuk Investasi Perusahaan Tahun Depan M aksimum batas prosentase investasi ergonomi Tahun

jumlah job order

Total Pendapatan Perusahaan

share profit (akhir Tahun)

Denda Keterlambatan

Nilai Keuntungan Perusahaan (Akhir Tahun) Perencanaan Untuk Investasi Non Ergonomi Tahun Depan Total Biaya Perusahaan

Perencanaan Untuk Investasi Ergonomi Tahun Depan Kebutuhan Pembiayaan Investasi Ergonomi Perencanaan Pembiayaan Investasi Ergonomi

waktu keterlambatan penyelesaian order

Implementasi Pembiayaan Investasi Ergonomi Growth Kenaikan Biaya Organisasi Per Tahun Biaya Organisasi Per Tahun biaya promosi

biaya sewa biaya riset

biaya gaji karyaawan

Biaya Produksi Per Pesawat

biaya perawatan dan perbaikan pesawat biaya bahan bakar biaya ground handling biaya overhaul

biaya depresiasi biaya peralatan kantor primer Growth Kenaikan Biaya Dasar Produksi Per tahun biaya peralatan kantor sekunder biaya faktor public relation biaya listrik dan air biaya komunikasi biaya non aircraft

biaya lain biaya administrasi

Gambar 3.11 Model Keuntungan Perusahaan 3.5.3 Alternatif Skenario Perbaikan Pada tahap ini akan dilakukan usulan perbaikan dari beberapa model kondisi existing yang dibuat. Pembuatan alternatif skenario dilakukan dengan tahapan, Uji Sensitivitas. Uji sentivitas dilakukan terhadap model yang telah verify dan valid. Berdasarkan hasil simulasi kondisi existing perusahaan untuk periode 20 tahun berikutnya (2007-2026), ternyata tingkat implementasi ergonomi masih berada pada level warna merah atau frequent. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan menginginkan tingkat implementasi ergonomi lebih baik, paling tidak berada pada level kuning (occasional) agar kondisi ergonomi perusahaan menuju nilai 5 (sangat baik). Selain itu, perusahaan menginginkan seluruh investasi ditempuh dengan modal sendiri dan tidak melalui hutang. Dari kondisi ini maka, akan dilakukan 5 skenario. Pada 5 skenario ini akan dilakukan perubahan prosentase nilai input pada variabel-variabel seperti di bawah ini : Investasi ergonomi Maximum batas prosentase investasi ergonomi Harga job order Biaya produksi per pesawat Biaya organisasi

Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan prosentase nilai pada 5 variabel diatas, dapat dilihat pada penjelasan masingmasing skenario di bawah ini. Adapun masingmasing skenario tersebut adalah : 1. Skenario 1 Perusahaan sangat berminat untuk investasi ergonomi. Hal ini dapat dilihat pada kondisi existing perusahaan yang semula melakukan alokasi pada investasi perusahaan sebesar 80 % kemudian dinaikkan sebesar 90 % dan maximum batas prosentase investasi ergonomi yang semula 30 % dinaikkan menjadi 90 %. Selain itu, perusahaan dapat menaikkan perencanaan pembiayaan investasi ergonomi yang semula sebesar 10 Milyar menjadi 36 Milyar. 2. Skenario 2 Perusahaan tidak bersemangat dalam melakukan investasi ergonomi. Hal ini dilambangkan dengan komposisi prosentase investasi perusahaan sebesar 10 % dan maximum batas prosentase investasi ergonomi sebesar 10 %. Selain itu, perusahaan juga menurunkan perencanaan pembiayaan investasi ergonomi yang semula sebesar 10 Milyar menjadi 400 juta. 3. Skenario 3 Pada skenario 3, prosentase investasi perusahaan dan maximum batas investasi ergonomi dalam keadaan tetap, tetapi perusahaan ingin melakukan investasi ergonomi didukung dengan adanya peningkatan growth kenaikan harga job order pesawat sebesar 2 kali lipat dari kondisi awal, yaitu sebesar 10 %. 4. Skenario 4 Dimana kondisi prosentase investasi perusahaan dan maximum batas investasi ergonomi dalam keadaan tetap, tetapi perusahaan ingin melakukan investasi ergonomi didukung dengan adanya peningkatan growth kenaikan harga biaya produksi per pesawat dan biaya organisasi per tahun sebesar 2 kali lipat dari kondisi awal, yaitu sebesar 10 %. 5. Skenario 5 Perusahaan dalam melakukan investasi ergonomi dengan melakukan peningkatan alokasi pada investasi perusahaan sebesar 75 % dan maximum batas prosentase investasi ergonomi sebesar 75 %. Sementara pembiayaan investasi ergonomi yang tetap sebesar 10 Milyar.

9

Adapun output dari masing-masing skenario pada kondisi ergonomi perusahaan, tingkat implementasi ergonomi dan nilai keuntungan perusahaan dapat dilihat pada grafik 3.2 grafik 3.6.

Grafik 3.2 Kondisi Ergonomi MMF

Grafik 3.3 Jumlah Kecelakaan dan Keluhan Kerja per Tahun

3.5.4 Pemilihan Skenario Terbaik Analisa pemilihan skenario perbaikan disini akan memperhatikan sisi keuntungan perusahaan. Dimana hal yang diperhatikan adalah investasi dan tingkat pengembalian. Aktivitas analisis finansial pada penelitian ini terdiri dari teknik-teknik discounting dan coumpounding sehingga untuk melakukan analisis finansial dibutuhkan besaran nilai tingkat pengembalian. Tingkat Pengembalian adalah besaran tingkat bunga yang ditetapkan dan diinginkan oleh manajemen perusahaan MMF sebagai imbal hasil yang sesuai atas alokasi penempatan keuangan perusahaan pada suatu investasi. Tingkat bunga yang ditetapkan adalah sebesar 15 %, dimana ini terdiri dari 8,5 % yang merupakan besaran tingkat bunga pasar pada investasi tidak berisiko (risk free asset) dan 6,5 % risk premium merupakan asumsi yang diharapkan sesuai, sebagai pengganti atas kedekatan perusahaan dengan risiko pada industri maintenance pesawat. Arus kas masuk Berikut ini adalah tabel data keterlambatan dari masing-masing skenario. Tabel 3.5 Waktu keterlambatan

Grafik 3.4 Tingkat Implementasi Ergonomi

Grafik 3.5 Waktu Keterlambatan Order

Perusahaan perlu untuk menentukan horison arus kas masuk perusahaan dari penurunan waktu keterlambatan. Adapun perhitungan waktu keterlambatan dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Penurunan Waktu Keterlambatan

Grafik 3.6 Nilai Keuntungan Perusahaan

10

Langkah berikutnya adalah menghitung besaran nilai arus kas masuk perusahaan dengan cara 2.5% dikalikan dengan jumlah hari keterlambatan kemudian dikalikan dengan pendapatan. Perhitungan besaran arus kas masuk dalam (000) dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Besaran Nilai Arus Kas Masuk

yaitu skenario current, skenario 1, skenario 3 dan skenario 5. 2. Untuk keperluan perhitungan investasi selanjutnya maka yang digunakan adalah perhitungan untuk skenario Current, 1, 3 dan 5. Langkah selanjutnya adalah perusahaan mengidentifikasi besaran arus kas keluar per tahun untuk pembiayaan investasi ergonomi. Berikut ini ditunjukkan penentuan arus kas keluar untuk pembiayaan investasi ergonomi perusahaan. (dalam 000) Tabel 3.10 Arus Kas Keluar Untuk Pembiayaan Investasi Ergonomi Perusahaan

Langkah berikutnya adalah, menentukan besar present value pada tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Perhitungan PV Arus Kas Masuk

Arus kas keluar Pada tabel 3.9 ditunjukkan perhitungan Akumulasi Pembiayaan Investasi Perbaikan Ergonomi, dalam (000.000). Perhitungan ini merupakan hasil output software vensim pada variabel akumulasi investasi ergonomi tahun berjalan. Tabel 3.9 Akumulasi Pembiayaan Investasi Perbaikan Ergonomi

Langkah selanjutnya adalah, menentukan besar present value arus kas keluar pada tahun 2006, dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Perhitungan PV Arus Kas Keluar

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa : 1. Hanya 4 skenario yang mampu untuk melakukan pembiayaan investasi ergonomi dengan nominal sebesar Rp 10.000.000.000,

NPV (Net Present Value) Analisis net present value digunakan untuk menghitung dan menganalisa perencanaan rentang arus kas bersih dari suatu investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada rentang waktu masa mendatang agar dapat memberikan pengembalian yang positif atau nilai penembalian yang menguntungkan. Analisis net present value pada dasarnya akan membandingkan besaran nilai rentang penerimaan arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan dibandingkan dengan besaran pembiayaan untuk investasi perusahaan pada rentang waktu masa mendatang, dengan melakukan discounting dan coumpounding untuk memproyeksikan setiap nilai arus kas keluar dan masuk pada titik yang seimbang, yaitu kembali pada periode awal investasi (periode nol). Hasil proyeksi arus kas keluar

11

keluar dikurangi dengan proyeksi arus kas masuk yang dinamakan sebagai analisis net present value tersebut harus memberikan nilai yang positif. Untuk hasil perhitungan NPVdapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.12 Perhitungan NPV

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui ternyata Skenario yang dipilih adalah skenario 5, karena skenario 5 dapat memberikan hasil keuntungan paling baik bagi perusahaan yaitu sebesar Rp 7.558.170. 4. ANALISA Pada tahap ini akan dilakukan analisa terhadap pengolahan data yang telah dilakukan. Setelah dilakukan pembuatan model simulasi kondisi existing, dapat diketahui bahwa variabel utama dalam permodelan adalah, kondisi ergonomi perusahaan. Karena dari variabel inilah dapat diketahui kondisi ergonomi perusahaan secara makro. Dimana kondisi ergonomi perusahaan dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya, beban fisik, beban psikis, hubungan perusahaan dengan karyawan, lingkungan fisik, perencanaan pembiayaan investasi ergonomi, dan upaya perusahaan dalam mengantisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai. Dari kondisi ergonomi tersebut, maka nantinya akan mempengaruhi tingkat kecelakaan kerja dan keluhan karyawan. Dan hal ini akan mempengaruhi Tingkat Implementasi Ergonomi pada MMF. Baik atau buruknya implementasi ergonomi perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi tepat atau tidaknya pengerjaan order. Jika order tepat waktu, maka perusahaan tidak akan mengeluarkan biaya denda kepada konsumen atas keterlambatan tersebut. Hal inilah yang amat mempengaruhi keuntungan akhir dari perusahaan. Pada pengolahan data telah dibuat beberapa alternatif skenario untuk perbaikan. Berdasarkan dari beberapa skenario yang dibuat, ternyata pada grafik pada skenario 3 kondisi ergonomi mencapai nilai 5 pada tahun 2012, begitupun juga dengan tingkat implementasi ergonomi menacapai nilai 3 untuk kondisi occasional pada tahun 2013. Sedangkan untuk nilai keuntungan perusahaan akhir tahun juga

skenario 3 yang terbaik, hal ini didukung oleh waktu keterlambatan order semakin berkurang. Akan tetapi setelah dilakukan perhitungan NPV dengan metode discounting dan coumpounding menunujukkan bahwa skenario terbaik adalah skenario 5, karena pada skenario 5 nilai keuntungan perusahaan berdasarkan investasi yang diberikan lebih besar dibandingkan skenario 3 maupun skenario lainnya. Karena berdasarkan dari brainstorming dengan perusahaan yang menginginkan skenario terbaik melihat pada sisi tingkat pengembalian modal terhadap investasi yang diberikan, maka skenario 5 menjadi skenario yang paling baik diantara lainnya. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang nantinya akan menjawab tujuan dari penelitian dan beberapa saran mengenai penelitian yang telah dilakukan maupun untuk penelitian berikutnya. 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Aspek-aspek yang berkaitan dengan ergonomi makro dalam MMF adalah keseluruhan aspek-aspek penting berpengaruh dalam hubungan antara MMF dengan karyawannya, dimana MMF berkeinginan untuk dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui penciptaan sistem kerja yang efektif dan efisien, sementara keinginan setiap entitas karyawan untuk mendapatkan kesejahteraan. Aspek-aspek yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah : - Aspek beban psikis - Aspek lingkungan fisik - Aspek beban fisik - Aspek hubungan perusahaan dengan karyawan - Aspek upaya perusahaan dalam antisipasi lingkungan fisik yang kurang sesuai. Kelima aspek ini terkait dengan penciptaan sistem kerja yang optimal di MMF. 2. Causal loop diagram dibuat berdasarkan kondisi ergonomi dari seluruh aspek ergonomi makro pada perusahaan MMF sebagai variabel input. Dari kondisi ergonomi inilah akan mempengaruhi jumlah kecelakaan kerja dan keluhan karyawan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap

12

produktivitas kinerja karyawan yang menimbulkan tepat atau tidak penyelesaian order. Keterlambatan order pada akhirnya mempengaruhi nilai keuntungan perusahaan. Karena perusahaan harus mengeluarkan biaya denda kepada konsumen dari keterlambatan tersebut. 3. Permodelan dinamis dibuat berdasarkan Causal Loop Diagram dengan bantuan software Ventana Simulation. Pemodelan secara dinamis dijalankan untuk mensimulasikan sistem kerja perusahaan. Pemodelan ini akan memprediksi nilai kondisi ergonomi, tingkat implementasi ergonomi, jumlah kecelakaan kerja dan keluhan karyawan, tingkat produktivitas kerja, tingkat penurunan waktu keterlambatan serta nilai keuntungan perusahaan, melalui masukan data dari kuisioner data ergonomi sebagai data awal, serta kebijakan ergonomi makro perusahaan MMF dalam menetapkan besaran alokasi sumber daya perusahaan untuk kegiatan perbaikan. 4. Permodelan sistem dinamis perusahaan diuji lebih lanjut dengan menciptakan dan menjalankan berbagai macam alternatif skenario. Hasil akhir menunjukkan bahwa semakin besar komitmen perusahaan dalam melakukan kebijakan implementasi ergonomi makro di perusahaan dengan memperbesar alokasi sumber daya perusahaan pada dana investasi perbaikan ergonomi, maka semakin mempercepat waktu perusahaan untuk pencapaian kondisi ergonomi yang ideal. Dari segi keuntungan mengindikasikan bahwa semakin cepat pencapaian perbaikan kondisi ergonomi, maka perusahaan dapat semakin cepat meningkatkan produktivitas bisnisnya yang kemudian mempengaruhi pengurangan waktu dan denda keterlambatan, sehingga akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Hasil optimal ditunjukkan dari simulasi model pada skenario 5 menunjukkan bahwa nilai net present value dari investasi ergonomi adalah sebesar Rp 7.558.170,-. Secara keseluruhan jika mementingkan masalah ergonomi diharapkan akan membentuk paradigma ergonomi yaitu semakin baik ergonomi suatu sistem kerja perusahaan, maka akan memberikan keuntungan finansial yang semakin besar.

6.2 Saran Adapun beberapa saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah : 1. Adanya penelitian yang terkait dengan ergonomi makro secara berkala setiap tahun. Penelitian disarankan lebih pada identifikasi untuk menambah aspek-aspek ergonomi makro, pengukuran nilai kondisi ergonomi perusahaan, pengukuran jumlah kecelakaan dan kecelakaan kerja. 2. Adanya penelitian yang terkait dengan penetapan harga servis kepada pelanggan. Hasil juga menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan harga servisnya untuk memperbesar pemasukan, sehingga dapat memperbesar dana untuk investasi ergonomi. 3. Adanya penelitian kajian perhitungan investasi dengan biaya hutang. Karena investasi pada perbaikan ergonomi makro memiliki hasil masa mendatang yang positif, maka piranti hutang dimungkinkan karena dapat mempercepat dan menstabilkan kondisi pendanaan investasi ergonomi makro, dan mempercepat penciptaan kondisi ergonomi yang ideal. 6. DAFTAR PUSTAKA Asfahl, Ray.C (1999). Industrial Safety And Health Management. Fourth Edition, Prentice Hall, Inc., New Jersey. Artayasa, I.N. (2006). Ergonomi Total Mengimplementasikan Revitalitas pertanian demi meningkatkan kualitas hidup petani. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3, 2006. Surabaya, 29 Juli 2006. Chamidah, Nurul (2004). Pengukuran Tingkat Implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Perangkingan Hazards Dengan Pendekatan Risk Assesment. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Company Eastmen Kodak (1983). Ergonomic Design For People At Work. Volume I, Lifetime Learning Publications, A divison of Wadsworth,Inc., Belmont California. Darmawan, Salim (2006). Penentuan Jumlah Operator Optimal Karyawan dengan Pendekatan WorkLoad Analysis. Laporan Tugas Akhir Jurusan

13

Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Firman, dkk (2006). Evaluasi Kualitas Pelayanan Jasa Transportasi Kereta Api Dengan Pendekatan Ergonomi Makro. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3, 2006. Surabaya, 29 Juli 2006. Forrester, J.W. (1961). Bussiness Dynamics. MIT Press. Cambridge. Forrester, J.W. (1961). Industrial Dynamics. MIT Press. Cambridge. Hariadi, Indra D. (2006). Perencanaan Pengadaan Kemasan Isi Ulang pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Hendrick, H.W. & Kleiner, M.B. (2002). Macroergonomics Theory, Methods, and Applications. Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers, Mahwah, New Jersey. Karwowski, Waldemar (2005). The Disipline Of Ergonomics and Human Factor. Journal of Ergonomics. University Of Louisville, Kentucky. Manuaba, Adnyana (2004). Pendekatan Ergonomi Holistik Satu Keharusan Dalam Otomasi Untuk Mencapai proses Kerja dan Produk Yang manusiawi, Kompetitif Dan Lestari. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi, 2005. Yogyakarta 16-17 Februari 2005. Putri, dkk (2006). Pendekatan ergonomi makro terhadap usaha peningkatan kualitas pelayanan loket pembuatan surat keterangan mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3, 2006. Surabaya, 29 Juli 2006. Robertson, M.M (2001). Macroergonomics: A Work System Design Perspective. Prosiding of the SELF-ACE 2001 Conference Ergonomics for changinwork.P Ross, Westerfield Jaffe (2005). Corporate Finance. Seventh Edition, Mc graw Hill International Edition Rousand, Marvin (2005). System Reliability Theory. Second Edition, Willey. Sudiarno, Aditya (2007). Integrasi Ergonomi Total dan Ekologi Pada Pemodelan Manajemen Sampah Kota Menuju

Surabaya Ecopolis. Laporan Thesis Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Widodo, Lamto dkk (2006). Metodologi Perancangan Sistem Kerja Berdasar Analisis Ergonomi Makro. Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3, 2006. Surabaya, 29 Juli 2006. Wignjosoebroto, Sritomo (2000). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya, Surabaya. Wulansari, Reni (2007). Evaluasi dan Peningkatan Kualitas Sistem Pelayanan Gangguan Pada Unit Corporate Customer Dengan Pendekatan Lean Six Sigma. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

14