bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2008-1-00177-ka...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum
2.1.1 Pengaruh
Menurut Singarimbun dan Sofian (2006, p51), istilah pengaruh
biasanya dikaitkan dengan analisa hubungan kausal (hubungan sebab-
akibat), padahal hubungan antara independen dan dependen variabel tidak
selalu merupakan hubungan kausal.
Menurut http://www.damandiri.or.id/file/rosidahunairbab2.pdf,
pengaruh adalah seni menggunakan kekhususan untuk menggerakkan
atau mengubah pandangan orang lain ke suatu tujuan atau sudut pandang
tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah
hal yang menyebabkan orang lain mengubah cara pandangnya yang
disebabkan oleh sesuatu hal.
2.1.2 Efektivitas
Menurut Soekarno K. (1986:42) dalam
http://www.damandiri.or.id/file/kusnanunairbab2.pdf, efektif adalah
pencapaian tujuan atau hasil dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-
faktor tenaga, waktu, biaya, fikiran alat dan lain - alat yang telah
8
dikeluarkan/ digunakan. Hal ini berarti bahwa pengertian efektivitas yang
dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.
Menurut Roulette (1999:1) dalam
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2024/arifin_s.htm,
efektivitas adalah dengan melakukan hal yang benar pada saat yang tepat
untuk jangka waktu yang panjang, baik pada organisasi tersebut dan
pelanggan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas
adalah pencapaian tujuan atau hasil yang diinginkan dengan melakukan
hal yang benar pada saat yang tepat untuk jangka waktu yang panjang.
2. 1.3 Sistem Informasi
2.1.3.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2003, p8), “a system is a group of
interrelated components working together toward a common goal
by accepting inputs and producing outputs in an organized
transformation process”, sistem adalah sebuah kumpulan
komponen yang berhubungan dan saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan dengan menerima input (masukan) dan
memproduksi output (keluaran) di dalam sebuah proses perubahan
yang terorganisasi.
Tiga komponen utama dari sistem adalah :
1. Input, melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen
yang memasuki sistem untuk diproses. Dalam penelitian ini
9
input yang dimaksud di dalam CIS Help Desk adalah
pengguna menggunakan form keluhan yang tersedia pada CIS
Help Desk untuk menginput keluhan yang terjadi pada
komputer mereka.
2. Proses, melibatkan proses transformasi yang mengubah input
menjadi output. Yang dimaksud proses disini adalah CIS Help
Desk akan menghasilkan kode tiket dari pengisian form
keluhan.
3. Output, melibatkan perpindahan elemen yang telah
diproduksi oleh proses. Output yang dimaksud adalah CIS
Help Desk menghasilkan laporan keluhan pengguna setiap
terjadi keluhan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah serangkaian komponen yang saling berhubungan dan
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.3.2 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2004, p10), “information is processed
data that is meaningful; it usually tells the user something that
she or he did not already know”, informasi adalah data yang
telah diproses dan mengandung arti dan makna; biasanya ia
memberitahukan hal yang sebelumnya tidak diketahui oleh
pengguna.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi
ialah data yang telah diproses dan memiliki arti bagi user.
10
2.1.3.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2003, p7), “an information system can
be any organized combination of people, hardware, software,
communications networks, and data resources that collect,
transforms, and disseminates information in an organization”,
sistem informasi merupakan suatu kombinasi yang teratur dari
orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah,
dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut Weber (1999, p893), “an information system is
effective if the quality of the system and the quality of information
it produces are useful and easy to use”, sistem informasi
dikatakan efektif jika kualitas sistem dan kualitas informasi yang
dihasilkannya berguna dan mudah digunakan. Sistem yang
berkualitas antara lain :
a. Response time (online system) / tanggapan waktu sistem pada
saat online.
b. Turnaround time (batch system) / perputaran waktu pada
sistem.
c. Reliability (stability) of system / sistem yang konsisten (stabil).
d. Ease of interaction with the system / kemudahan berinteraksi
dengan sistem.
e. Usefulness of the functionality provided by the system / sistem
berfungsi sebagaimanamestinya.
11
f. Ease of learning / mudah dipelajari.
g. Quality of documentation and help facilities / dokumentasi
yang berkualitas dan adanya fasilitas bantuan.
h. Extent of integration with other systems / integrasi dengan
sistem yang lain.
Informasi yang berkualitas antara lain :
a. Authenticity (otentik)
b. Accuracy (akurasi)
c. Completeness (kelengkapan)
d. Uniqueness (keunikan)
e. Timeliness (ketepatan waktu)
f. Relevance (relevan)
g. Comprehensibility (dapat dipahami)
h. Precision (ketepatan)
i. Conciseness (keringkasan)
j. Informativeness (informatif)
Sistem yang efektif harus relevan dimana sistem yang
dibuat harus sesuai dengan kebutuhan pengguna. Misalnya CIS
Help Desk dibuat untuk menyampaikan keluhan yang terjadi pada
komputer pengguna.
Sistem dikatakan informativeness jika sistem dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dimana
CIS Help Desk memiliki warning message jika melakukan
kesalahan login.
12
Sistem yang efektif juga harus ease of learning dimana
aplikasi tersebut harus mudah dipelajari, dipahami dan digunakan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi terdiri dari orang-orang, perangkat keras, perangkat
lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang berada pada
suatu organisasi.
2.1.4 Sintesis
Berdasarkan analisis teori-teori di atas, sistem informasi yang
efektif adalah yang memiliki kualitas sistem dan kualitas informasi yang
dinilai dengan menggunakan dimensi – dimensi : (1) relevance, (2)
informativeness dan (3) ease of learning dengan indikator-indikator : (1)
tujuan, (2) input, (3) proses, (4) output, (5) sesuai, (6) informatif dan (7)
mudah dipelajari.
2.1.5 Konstruk
Berdasarkan sintesis teori-teori di atas, sistem informasi yang
efektif adalah yang memiliki kualitas sistem dan kualitas informasi pada
CIS Help Desk yang dinilai dengan menggunakan dimensi – dimensi : (1)
relevance, (2) informativeness dan (3) ease of learning dengan indikator-
indikator : (1) tujuan, (2) input, (3) proses, (4) output, (5) sesuai, (6)
informatif dan (7) mudah dipelajari.
13
2.1.6 Kinerja
Menuruthttp://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajian%5Cyayan-
4.pdf, kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan.
Menurut Soekarno K. (1986:42) dalam
http://www.damandiri.or.id/file/kusnanunairbab2.pdf , kinerja adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan cara tertentu untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut A.A.Anwar Prabu Mangkunegara (2000, h67), kinerja
karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja pengguna dalam kaitan dengan efektivitas CIS Help Desk
dikatakan berkualitas dalam pekerjaan jika pengguna dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan berpedoman pada prosedur
yang telah ditetapkan.
Pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan dapat digunakan untuk
mengukur kinerja yang dapat dilihat dari karyawan dapat menerapkan
hasil pelatihan (training) di dalam pekerjaannya.
14
Seorang karyawan harus memiliki tanggung jawab di dalam
pekerjaannya dimana mereka tidak pernah menunda-nunda pekerjaan
yang ditugaskan kepadanya.
Seorang karyawan dikatakan memiliki kinerja yang baik jika ia
mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan dalam waktu yang telah
ditentukan.
Seorang karyawan dikatakan memiliki produktivitas jika dia dapat
meningkatkan hasil kerjanya dengan adanya bantuan dari penggunaan
CIS Help Desk.
2.1.7 Pengguna / End-User
Menurut O’Brien (2005, p11), end users are people who use an
information system or the information is produces.Yang artinya pengguna
akhir adalah orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi
yang dihasilkan oleh sistem.
Menurut McLeod (2004,p87), end users is synonymous with user;
he or she uses the end product of a computer-based systems. Yang artinya
pengguna akhir adalah sama dengan pengguna; dia menggunakan produk
akhir dari sistem berbasis komputer.
Jadi pengguna akhir atau end user adalah orang yang
menggunakan sistem informasi yang disediakan perusahaan dan orang
tersebut menggunakan produk akhir dari sistem yang berbasis komputer,
yaitu informasi.
15
2.1.8 Sintesis
Berdasarkan analisis teori-teori di atas, kinerja adalah hasil kerja
yang dicapai oleh karyawan yang dinilai dengan menggunakan indikator-
indikator : (1) kualitas pekerjaan, (2) pengetahuan, (3) tanggung jawab,
dan (4) waktu penyelesaian tugas dan (5) produktivitas.
2.1.9 Konstruk
Berdasarkan sintesis teori-teori di atas, kinerja pengguna adalah
hasil kerja yang dicapai oleh pengguna CIS Help Desk pada PT. Philips
Indonesia yang dinilai dengan menggunakan indikator-indikator : (1)
kualitas pekerjaan, (2) pengetahuan, (3) tanggung jawab, dan (4) waktu
penyelesaian tugas dan (5) produktivitas.
2.1.10 Penelitian
2.1.10.1 Pengertian Penelitian
Menurut Sugiyono (2006, h3), secara umum metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-
cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara
16
yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.
Menurut Sukandarrumidi (2004, h11), penelitian adalah
suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan suatu sistematis,
metode ilmiah dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu yang
baru atau asli dalam usaha memecahkan suatu masalah yang
setiap saat dapat timbul di masyarakat.
Kesimpulannya, penelitian adalah kegiatan yang bertujuan
untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai
suatu hal, atau memcahkan suatu masalah yang timbul, yang
dilakukan dengan cara-cara yang sistematis dan ilmiah.
2.1.10.2 Jenis-jenis Penelitian
Menurut Sukandarrumidi (2004, h112-116), penelitian
dapat dibedakan antara lain:
1. Berdasarkan atas pemakaian hasil
a. Penelitian Dasar (BasicResearch)
1. Pola pikir bertolak dari ilmu dasar yaitu ilmu alam, budaya
dan kimia.
2. Berusaha untuk menemukan konsep-konsep ilmu yang baru.
3. Hasilnya belum dapat diaplikasikan secara langsung di
masyarakat.
17
Contoh :
- Kandungan zeolit pada abu sekam padi.
- Kandungan unsur kimia sarang burung walet.
- Pengaruh kebutaan terhadap perkembangan anak.
b. Penelitian Terapan.
1. Merupakan aplikasi penelitian dasar.
2. Pola pikir bertolak dari ilmu harapan.
3. Hasilnya dapat diaplikasikan secara langsung di masyarakat.
Contoh :
- Pembuatan air acu dari air limbah AC.
- Pembuatan diatomea untuk bata ringan.
- Pembuatan asam humat dari batubara.
2. Berdasarkan atas data yang dikumpulkan.
a. Penelitian kuantitatif
1. Data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk nilai
absolut.
2. Pada umumnya dilakukan pada penelitian rekayasa.
3. Hasilnya bersifat lebih obyektif.
Contoh :
- Penelitian kuat baja pasca bakar.
- Evaluasi nilai ambang batas polutan di daerah permukiman.
- Kelenturan beton berserat.
b. Penelitian kualitatif
1. Data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk relatif.
18
2. Pada umumnya dilakukan pada penelitian sosial.
3. Hasilnya bersifat obyektif, berlaku sesaat dan setempat.
Contoh :
- Evaluasi jam belajar masyarakat.
- Frekuensi unjuk rasa pasca reformasi
- Tingkat pendidikan di daerah marginal.
3. Berdasarkan atas pengelompokkan ilmu.
a. Penelitian ilmu-ilmu sosial
1. Data ditekankan pada pola tata hubungan masyarakat.
2.Kejadian lebih bersifat situsional dan dinamis.
3. Hasil penelitian dapat digeneralisir sejauh variabelnya sama.
Contoh :
- Budaya masyarakat migran.
- Persepsi masyarakat adaptasi terhadap modernisasi.
- Pola hidup masyarakat di Yogyakarta.
b. Penelitian ilmu-ilmu eksakta
1. Data diutamakan dari hasil eksperimen.
2. Hasilnya dapat dites kapan saja.
3. Generalisasi hasil dapat dilakukan sejauh variabelnya sama.
Contoh :
- Daya tembus sinar laser.
- Pengaruh mercury terhadap kinerja syaraf.
- Komposisi unsur kimia meteorit Wonotirto.
4. Berdasarkan atas tingkatannya
19
a. Penelitian Penjajagan (exploratory)
1.Tujuannya untuk mengenal atau memperoleh pandangan
baru tentang suatu gejala.
2. Dapat merumuskan masalah penelitian dengan lebih tepat.
3. Dapat merumuskan hipotesis.
Contoh :
- Pencarian minyak bumi di lepas pantai.
- Daya tembus sinar Rontgen.
- Potensi sumber daya alam pulau Seribu.
b. Penelitian Penjelasan (explanatory)
1. Untuk menguji hubungan sebab-akibat.
2. Terdapat hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
3. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak
simetrik yang diartikan penyebabnya ada terlebih dahulu baru
terjadi akibat.
Contoh :
- Kelelahan konstruksi baja pasca kebakaran.
- Pengaruh gagal ginjal.
- Berbagai alternatif pencegahan banjir.
c. Penelitian Deskriptif
1. Bertujuan menggambarkan lebih teliti ciri-ciri sesuatu.
2. Menentukan frekuensi terjadinya sesuatu.
3. Prosedur penelitian harus mengikuti ketentuan-ketentuan
20
yang baku.
Contoh :
- Ciri-ciri fisik manusia purba.
- Identifikasi masalah kenakalan remaja.
- Sifat optik kuarsa sintetis.
5. Berdasarkan atas jumlah bidang ilmu
a. Penelitian monodisiplin
1. Dilakukan secara mendalam pada suatu obyek tertentu.
2. Pengembangan ilmu mengarah ke vertikal sedangkan
pengembangan ke arah lateral sudah mulai ditinggalkan.
3. Keterkaitan dengan bidang ilmu lain tidak terlihat nyata.
Contoh :
- Budidaya udang galah air tawar.
- Kesenian kuda lumping.
- Adat masyarakat Betawi.
b. Penelitian multidisiplin / interdisiplin
1. Melibatkan berbagai kepakaran ilmu.
2. Penelitian bersifat multisektoral.
3. Bertujuan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat
secara holistik.
Contoh :
- Evaluasi pembangunan selama Pelita IV.
- Gejala menurunnya persatuan dan kesatuan bangsa.
- Budaya bohong merambah di kalangan atas.
21
6. Berdasarkan atas jumlah peneliti
a. Penelitian Mandiri
1. Berarah pada pendalaman disiplin ilmu.
2. Ruang lingkup penelitian terbatas.
3. Kegiatan analisis, pembahasan dan penyimpulan dilakukan
oleh seorang peneliti.
Contoh :
- Evaluasi curah hujan tahunan.
- Vaksinasi ternak pada usia produktif.
- Budidaya burung walet.
b. Penelitian Kelompok
1. Mengarah pada penelitian multidisiplin.
2. Salah satu anggota peneliti bertindak sebagai penanggung
jawab.
3. Berusaha mengambil kesimpulan secara holistik.
Contoh :
- Penelitian Daerah Aliran Sungai Serayu.
- Konflik sosial di daerah pedesaan.
- Dampak pembajakan kaset.
2.1.10.3 Tujuan Penelitian
Menurut Sukandarrumidi (2004, h117), tujuan penelitian dapat berupa :
1. Peneliti ingin mendapatkan sesuatu yang baru.
2. Peneliti ingin mengembangkan sesuatu yang sudah ada dengan
peningkatan atau melakukan modifikasi.
22
3. Peneliti ingin membuktikan kebenaran dari suatu teori atau hasil
penelitian yang lain.
2.2 Teori-Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
2.2.1 Statistik
2.2.1.1 Pengertian Statistik
Menurut Santosa dan Ashari (2005, h1), sebagai cabang
ilmu pengetahuan, statistik adalah pengetahuan tentang
pengumpulan, pengelompokkan, penyajian, analisis dan
interpretasi data untuk membantu pengambilan keputusan yang
lebih efektif.
Menurut Nurgiyantoro, Gunawan dan Marzuki (2004, h2),
statistik yaitu alat untuk menggarap dan menafsirkan data secara
bertanggung jawab, sehingga kesimpulan dan atau keputusan
yang dibuat, yang mungkin sekali mempunyai dampak yang tidak
kecil, juga merupakan kesimpulan dan keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Jadi dapat disimpulkan, statistik adalah alat pengolah data
angka untuk membantu pengambilan keputusan yang lebih efektif
dan dapat dipertanggungjawabkan.
2.2.1.2 Jenis Statistik
Dalam buku Santosa dan Ashari (2005,h2), berdasarkan
kegunaan dan teknik yang digunakan, statistik terbagi menjadi
dua jenis yaitu :
23
1. Statistik Deskriptif adalah bidang statistik yang berhubungan
dengan metode pengelompokan, peringkasan, dan penyajian
data dalam cara yang lebih informatif. Teknik-teknik umum
yang digunakan adalah analisis deskriptif yang meliputi rata-
rata, median, modus, dan varians.
2. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang berhubungan
dengan analisis data untuk penarikan kesimpulan atas data.
Teknik-teknik umum yang dipakai meliputi uji hipotesis,
analisis varians, teknik regresi dan korelasi.
2.2.2 Jenis-Jenis Skala
2.2.2.1 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2006, h133), skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Menurut Umar (2007, h43), skala pengukuran terdiri atas
empat macam, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang paling sederhana dimana
angka yang diberikan kepada suatu kategori tidak
menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori
lainnya tetapi hanya sekadar kode maupun label.
24
2. Skala Ordinal
Skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah
ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang
tidak harus sama.
3. Skala Interval
Skala ini mengurutkan objek berdasarkan suatu atribut
yang memberikan informasi tentang interval antara satu objek
dengan objek lainnya adalah sama.
4. Skala Rasio
Skala ini mencakup ketiga skala yang disebutkan di atas
ditambah dengan sifat lain, yaitu ukuran ini mempunyai nilai nol
yang sama dan dapat diperbandingkan. Karena adanya titik nol
inilah maka ukuran rasio dapat dibuat perkalian maupun
pembagian. Angka pada skala ini merupakan ukuran yang
sebenarnya dari data kuantitatif.
2.2.2.2 Skala Sikap
Menurut Sugiyono (2006, h134-141), skala sikap yang
dapat digunakan dalam penelitian antara lain :
1. Skala Likert
Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik
oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
25
2. Skala Guttman
Skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban yang
tegas, yaitu ”ya-tidak”; ”benar-salah”; ”pernah-tidak pernah”;
”positif-negatif” dan lain-lain.
3. Semantic Defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial
dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk
mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang
jawaban ”sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis dan
jawaban yang ”sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau
sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval dan
biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik
tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
4. Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah
dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data
kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating
scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Dan menurut Sugiyono, keempat jenis skala tersebut bila
digunakan dalam pengukuran, akan mendapatkan data interval atau rasio.
26
2.2.3 Variabel
Menurut Sugiyono (Umar, 2007, h47), variabel merupakan suatu
atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi
antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.
Variabel mempunyai bermacam-macam bentuk menurut
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, yaitu :
1. Variabel independen, yaitu variabel yang menjadi sebab
terjadinya/terpengaruhnya variabel dependen.
2. Variabel dependen, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen.
3. Variabel moderator, yaitu variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel dependen dan independen.
4. Variabel intervening, seperti variabel moderator, tetapi nilainya tidak
dapat diukur, seperti kecewa, gembira, sakit hati.
5. Variabel kontrol, yaitu variabel yang dikendalikan peneliti.
2.2.4 Populasi
Dalam buku Sugiyono (2006, h117), populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi
juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek/objek itu.
27
2.2.5 Sampel
2.2.5.1 Pengertian Sampel
Menurut Sugiyono (2006, h118), sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi.Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representatif.
2.2.5.2 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2006, h119), teknik pengambilan
sampel dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik sampel ini meliputi :
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
28
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proposional.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample,
bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan
sample bila objek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas, misalnya penduduk dari suatu Negara,
propinsi atau kabupaten.
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
Teknik sampel ini meliputi :
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.
29
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menetukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c. Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan / incidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel
yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
2.2.5.3 Ukuran Sampel
Menurut Umar (2007, h77), untuk menentukan ukuran
sampel dari suatu populasi, terdapat bermacam-macam cara yang
dikemukakan para ahli, antara lain :
30
1. Pendapat Slovin
n = N 1 + N e²
di mana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,
misalnya 2% atau 5%.
Pemakaian rumus di atas mempunyai asumsi bahwa populasi
berdistribusi normal.
2. Pendapat Gay
Dia menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang
dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang
digunakan, yaitu :
- Metode deskriptif, minimal 10% populasi.
Untuk populasi relatif kecil minimal 20% populasi.
- Metode deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek.
- Metode ex post facto, minimal 15 subjek per kelompok.
- Metode eksperimental, minimal 15 subjek per kelompok.
3. Pendapat Kracjie
Kracjie juga membuat suatu daftar seperti Slovin, hanya
untuk α sebesar 5% dan jumlah populasi N mulai dari sebesar 10
sampai 100.000. Bersdasarkan N dan α tersebut dohasilkan besar
sampelnya.
31
4. Pendapat Harry King
Harry King dalam menghitung jumlah sampel
menggunakan nomogram dan jumlah populasi maksimum 2000
dengan α bervariasi sampai 15%.
5. Cara Interval Taksiran
Jika ukuran populasi realtif sangat besar, misalnya di atas
100.000, kita tidak bisa menggunakan tabel. Ada rumus yang
dapat dipakai, yang pertama dalam rangka menaksir parameter μ
dan parameter P.
2.2.6 Data
2.2.6.1 Pengertian Data
Menurut Hasan (2004, h19) data adalah keterangan –
keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang
diketahui atau yang dianggap atau anggapan atau suatu fakta
yang digambarkan lewat angka, simbol, kode, dan lain – lain.
Menurut Kountur (2006, h6) data adalah sesuatu yang
dimiliki oleh anggota dari populasi yang dapat diukur.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa data
merupakan bahan – bahan dari informasi.
2.2.6.2 Jenis – jenis Data
Menurut Kountur (2006, h7) ada dua jenis data
berdasarkan bilangan pengukurannya, yaitu :
32
1. Data diskrit
Adalah data yang pengukurannya tidak memiliki bilangan
desimal.
2. Data kontinus
Adalah data yang pengukurannya memiliki bilangan
desimal.
Menurut Hasan (2004, h20) berdasarkan sifatnya, data
dibedakan atas dua, yaitu :
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa
data berdasarkan bilangan pengukurannya terbagi jadi: data diskrit
dan data kontinus, berdasarkan sifatnya dibagi jadi data kualitatif
dan data kuantitatif.
2.2.6.3 Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa metode pengumpulan data antara lain:
1. Observasi
Menurut Sukandarrumidi (2004, h69), observasi
adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki.
33
2. Wawancara
Menurut Sukandarrumidi (2004, h88), wawancara
atau interview adalah suatu proses tanya jawab lisan,
dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik,
yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar
dengan telinga sendiri dari suaranya. Fungsi wawancara
adalah:
a. Sebagai metode primer apabila berfungsi sebagai metode
utama dalam pengumpulan data.
b. Sebagai metode pelengkap apabila dipergunakan untuk
mendapatkan informasi yang belum dapat diperoleh
dengan metode lain.
c. Sebagai kriterium (pengukur) apabila dipergunakan untuk
meyakinkan/mengukur suatu kebenaran informasi.
3. Kuesioner/Angket
Menurut Nasution (2006, h128), angket atau questionnaire
adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk
diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah
pengawasan peneliti. Jenis-jenis angket menurut sifat jawaban
terdiri dari:
a. Angket Tertutup
Terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban
tertentu sebagai pilihan. Responden mencek jawaban yang paling
sesuai dengan pendiriannya.
34
b. Angket Terbuka
Angket ini memberikan kesempatan penuh memberi jawaban
menurut apa yang dirasa perlu oleh responden.
c. Kombinasi Angket Terbuka dan Angket Tertutup
Di samping angket yang tertutup yang mempunyai sejumlah
jawaban ditambah alternatif terbuka yang memberi kesempatan
kepada responden memberi jawaban di samping atau di luar
jawaban yang tesedia.
Menurut Umar (2007, h49), kuesioner merupakan suatu
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
2.2.6.4 Metode Pengolahan Data
Ada beberapa cara pengolahan data antara lain :
1. Manual
Menurut Supranto (2000, h25), pengolahan data
secara manual umumnya dilakukan untuk jumalah
observasi yang tidak terlalu banyak. Pengolahan secara
manual biasanya memerlukan waktu yang sangat lama,
karena harus meneliti satu per satu dari setiap observasi.
2. Microsoft Excel 2003
Menurut Firmansyah (2005, h9), Microsoft Excel
2003 adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk
mengadakan perhitungan data angka, membuat dan
35
menganalisa data, membuat grafik dan lain-lain. Excel
2003 adalah pengembangan dari program sebelumnya
yaitu Microsoft Excel XP atau 2002.
3. Statistical Package for Social Science (SPSS)
Menurut Wahyono (2006, h1), SPSS atau Statistical
Package for Sosial Science, merupakan sebuah program
aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup
tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis
dengan cara pengoperasian yang cukup sederhana
sehingga mudah untuk dipahami. Aplikasi tersebut
merupakan salah satu aplikasi perangkat lunak yang
banyak digunakan seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di mana banyak institusi yang
menginginkan adanya penelitian di berbagai bidang
(penelitian yang banyak berhubungan dengan data-data
yang akan diolah menggunakan suatu metode analisis
statistik).
2.2.7 Validitas
Menurut Nasution (2006, h74), suatu alat pengukur dikatakan
valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Meter
itu dikatakan valid karena memang mengukur jarak. Demikian pula
timbangan valid karena mengukur berat. Bila timbangan tidak mengukur
berat tetapi hal yang lain, timbangan itu tidak valid untuk itu.
36
Menurut Sugiyono (2006, h363), validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid
adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
2.2.8 Reliabilitas
Menurut Stainback (Sugiyono, 2006, h364),“reliability is often
defined as the consistency and stability of data or findings. From a
positivistic perpective, reliability typically is considered to be
synonymous with the consistenvy of data procuced by observations made
by different researchers (e.g interrater reliability), by the same
researcher at different times (e.g test retest), or by splitting a data set in
two parts (split half)”.
Yang artinya reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan
stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif),
suatu data dinyatakan reliabel apabaila dua atau lebih peneliti dalam
obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data
bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.
Menurut Nasution (2006, h77), suatu alat pengukur dikatakan
reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala dalam waktu yang
berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang
reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.
37
2.2.9 Uji Normalitas
Menurut Santosa dan Ashari (2005, h231), pengujian normalitas
adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan
pengujian yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik
parametrik. Distribusi normal data dengan bentuk distribusi normal di
mana data memusat pada nilai rata-rata dan median.
Menurut Sudjana ( 2005, h466 ), metode statistika untuk
pengujian kenormalan dikenal dengan nama uji Lilliefors.
2.2.10 Uji Homogenitas Varians Populasi
Menurut Sudjana (2005, h261), menguji homogenitas varians
populasi adalah untuk menguji kesamaan beberapa buah rata-rata
populasi yang mempunyai varians yang homogen, yaitu σ1² = σ2² = … =
σk².
Menurut Sudjana (2005, h 261), ada beberapa metoda yang telah
ditemukan untuk melakukan pengujian ini, salah satunya dikenal dengan
nama uji Bartlett.
Menurut Umar (2007, h155), uji homogenitas Chi Kuadrat ini kita
akan membandingkan apakah dua populasi yang diwakili oleh dua
sampel yang diambil secara acak adalah homogen atau heterogen setelah
diberi suatu perlakuan tertentu.
38
2.2.11 Uji Linearitas
Menurut Santoso (2006, h244), asumsi terakhir dari analisis
regresi adalah asumsi linearitas. Asumsi ini menyatakan bahwa untuk
setiap persamaan regresi linear, hubungan antara variabel independen dan
dependen harus linear.
Menurut Sudjana (2005, h), menguji kelinearan regresi yakni
menguji apakah model linier yang telah diambil itu betul-betul cocok
dengan keadaannya ataukah tidak. Dikatakan juga bahwa akan ada
perbedaan antara hasil pengamatan Y dan hasil ŷ yang diperoleh dari
model linear. Perbedaan yang dimaksud dimisalkan terjadi karena
kekeliruan yang dinyatakan oleh e. Kekeliruan yang terjadi perlu dinilai
dan satu-satunya cara untuk mendapatkannya ialah dengan jalan
melakukan ulangan terhadap variabel X.
2.2.12 Uji F
Menurut Hasan (2004,h105), prosedur uji statistik F adalah
sebagai berikut :
1) Menentukan formulasi hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh X terhadap Y
H1 : Ada pengaruh X terhadap Y
2) Menentukan taraf nyata (α) dan F tabel
• Taraf nyata yang digunakan biasanya 5% (0,05) atau 1% (0,01)
• Nilai F tabel memiliki derajat bebas (db), v1 = 1 ; v2 = n – 2
Fα;(v1)(v2) = …
39
3) Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima (H1 ditolak) apabila F0 < Fα;(v1)(v2)
H0 ditolak (H1 diterima) apabila F0 > Fα;(v1)(v2)
4) Menentukan nilai uji statistik (nilai F0)
F0 = b² x Σ (X – X)² Se²
5) Membuat kesimpulan
Menyimpulkan H0 diterima atau ditolak.
2.2.13 Rumus Korelasi (r) Product-Moment Pearson
Menurut Supranto (2002, h152), kuat tidaknya hubungan antara
X dan Y apabila dinyatakan dengan fungsi linear (paling tidak
mendekati), diukur dengan suatu nilai yang disebut Koefisien Korelasi.
Sedangkan menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004,
h130), uji hubungan lewat teknik statistik korelasi dapat dilakukan
terhadap bermacam data, baik data yang berskala interval, ordinal,
maupun nominal. Korelasi yang dipergunakan untuk uji hubungan antar
sesama data interval adalah korelasi (r) product-moment dari Pearson
(Pearson product-moment correlation). Dan masih menurut
Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, jika koefisien korelasi (r) yang
diperoleh > daripada koefisien di tabel nilai-nilai kritis r, yaitu pada taraf
signifikansi 5% atau 1%, instrumen tes yang diujicobakan tersebut dapat
dinyatakan valid. Rumus untuk menghitung nilai koefisien korelasi (r)
adalah:
40
r = N∑XiY - (∑Xi)(∑Y)
√(N∑Xi² - (∑Xi)²)(N∑Y² - (∑Y)²)
r = korelasi Pearson
N = Jumlah Frekuensi/responden
Xi = variabel X ke-i
Y = variabel Y
2.2.14 Rumus Alpha Cronbach
Menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004, h349),
untuk mengukur reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha Cronbach.
Reliabilitas Alpha Cronbach dapat dipergunakan baik untuk instrumen
yang jawabannya berskala maupun, jika dikehendaki, yang bersifat
dikhotomis. Jawaban yang bersifat dikhotomis hanya mengenal dua
jawaban, yaitu benar (1) dan salah (0).
Rumus Alpha Cronbach yang dipergunakan adalah :
k ∑σi2
r = --------- ( 1 - --------- ) k-1 σ2
r : koefisien reliabilitas yang dicari
k : jumlah butir pertanyaan
σi² : varians butir pertanyaan ke-i
σ² : varians skor total
41
Untuk mencari nilai varians (σi²) tiap butir pertanyaan dapat
menggunakan rumus berikut ini:
σi² : varians butir pertanyaan ke-i
∑Xi : jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke-i
N : jumlah responden yang diuji
Menurut Santoso (2006, h134), dasar pengambilan keputusan
dalam Alpha Cronbach adalah:
a. Jika α positif dan α > 0,7, butir atau variabel tersebut reliabel.
b. Jika α positif tetapi α < 0,7, butir atau variabel tersebut tidak
reliabel.
Banyak pendapat menyatakan bahwa angka α (disebut Alpha
Cronbach) minimal adalah 0,7 untuk menyatakan bahwa pertanyaan
dapat dikatakan reliabel.
2.2.15 Mean
Menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004, h62), mean
atau rata-rata hitung dapat dihitung berdasarkan tiga cara tergantung
keadaan data, yaitu (a) data mentah yang belum disusun ke dalam ke
dalam bentuk distribusi frekuensi, (b) data yang disusun ke dalam bentuk
∑Xi2 - ( ∑Xi )2
σi2 = --------- N
N-1
42
distribusi tunggal, dan (c) data yang disusun ke dalam bentuk distribusi
bergolong. Rumus untuk perhitungan rata-rata hitung dari data mentah
adalah :
Χ = ΣX
n
Χ : Rata-rata hitung yang dicari
ΣX : Jumlah skor
N : Jumlah subjek
2.2.16 Median
Menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004, h68),
median (Md) adalah angka yang terletak di tengah-tengah dari sebuah
distribusi frekuensi. Median akan membelah jumlah skor menjadi dua
bagian yang sama banyaknya, yaitu separuh skor berada di atas median
dan separuh yang lain berada di bawah median.. Karena selalu
merupakan bilangan yang letaknya di tengah-tengah dari keseluruhan
jumlah skor, median sering juga disebut sebagai rata-rata posisi.
2.2.17 Modus
Menurut Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki (2004, h71),
modus adalah skor yang mempunyai frekuensi paling banyak di antara
skor-skor yang lain dari hasil sebuah pengukuran.
43
2.2.18 Panjang Kelas Interval
Menurut Sudjana (2005, h46), panjang kelas interval adalah
selisih positif antara tiap dua ujung bawah berurutan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung panjang kelas interval adalah :
p = rentang
banyak kelas
2.2.19 Varian
Menurut Kountur (2005, h71), varian adalah ukuran variasi yang
menunjukkan seberapa jauh data tersebar dari mean (rata-ratanya).
Semakin bervariasi data tersebut, berarti semakin jauh data tersebut
tersebar di sekitar rata-ratanya, dalam hal ini mean-nya.Rumus
perhitungan varian adalah :
s² : varian dari sampel
ΣX : Jumlah skor jawaban subjek
n : Jumlah subjek sampel
∑X2 - ( ∑X )2
s² = -------- n
n-1
44
2.3 Kerangka Pikir
Dalam membuat suatu sistem informasi, kita harus memperhatikan
kualitas sistem dan kualitas informasinya. Dengan memperhatikan hal – hal
tersebut, diharapkan akan tercapai efektivitas sistem. Sistem dikatakan
berkualitas jika sistem itu mudah untuk dipelajari (ease of learning). Informasi
yang berkualitas adalah yang relevan (relevance) dan menyediakan informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna (informativeness). Sistem yang efektif juga
mempunyai komponen-komponen input, proses dan output yang saling
berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem yang efektif
akan mempengaruhi kinerja pengguna di dalam melakukan pekerjaannya dan
juga akan mempengaruhi organisasi itu secara keseluruhan.
Kinerja pengguna dapat diukur dari kualitas pekerjaan, pengetahuan yang
dimiliki, tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, waktu penyelesaian
tugas dan produktivitas kerjanya.
Berdasarkan penjabaran di atas terdapat keterkaitan antara Efektivitas
CIS Help Desk dengan Kinerja Pengguna. Dimana semakin tinggi Efektivitas
CIS Help Desk yang diterapkan, maka akan berpengaruh terhadap kinerja
pengguna pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu diduga terdapat hubungan
antara Efektivitas CIS Help Desk dengan Kinerja Pengguna pada PT. Philips
Indonesia.
45
2.4 Hipotesis
Menurut Kountur (2005, h111), hipotesis merupakan jawaban sementara
atau dugaan jawaban dari suatu permasalahan.
Hipotesis pada umumnya dinyatakan dalam bentuk :
• Hipotesis nol adalah pernyataan hipotesis yang menunjukkan tidak ada
perubahan.
• Hipotesis alternatif adalah pernyataan hipotesis yang menunjukkan hasil
yang diharapkan.
Contoh :
Ho : Tidak ada perbedaan tingkat kemudahan stress antara pria dan
wanita
H1 : Pria lebih mudah stress dibanding wanita
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, pernyataan hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “ Terdapat pengaruh antara
Efektivitas CIS Help Desk terhadap Kinerja Pengguna“.