bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-2-00482-tias bab...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teknik Tata Cara Kerja
Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik
dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan ( design ) terbaik dari
sistem kerja. Teknik dan prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen
sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya,
bahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa
sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang diukur dengan waktu
yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat yang ditimbulkan.
Bila ditinjau lebih lanjut, maka teknik tata cara kerja dapat dibagi
kedalam dua bagian yaitu pengaturan kerja dan pengukuran kerja. Ada empat
kriteria yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan suatu sistem kerja yaitu
waktu, tenaga, psikologis dan sosiologis. Artinya suatu sistem kerja dinilai
baik jika system ini memungkinkan waktu penyelesaiannya sangat singkat,
tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikannya sangat sedikit dan akibat
psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan sangat minim. Sedangkan untuk
pengukuran kerja akan dibahas pada bagian akhir dari bab ini.
24
2.2 Proses Produksi dan Produktivitas
Banyak hal yang telah dilakukan manusia dalam usahanya
meningkatkan produktivitas kerja. Kemajuan teknologi akhirnya banyak
mengakibatkan bergesernya tenaga manusia untuk kemudian digantikan
dengan mesin atau peralatan produksi lainnya. Pada Negara-negara
berkembang pengertian mengenai produktivitas akan selalu dikaitkan pada
segala usaha yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya manusia
yang ada. Dengan demikian semua gagasan dan kebijakan yang diambil untuk
meningkatkan produktivitas tanpa dikaitkan dengan penanaman kapital atau
modal seperti halnya penerapan mekanisasi atau otomatisasi semua fasilitas
produksi dengan tingkat teknologi yang lebih canggih. Produktivitas pada
dasarnya berkaitan erat dengan system produksi, yaitu sistem-sistem
semacam :
- Tenaga kerja ( Direct atau indirect labor )
- Modal berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku, bangunan pabrik dan
lain-lain.
Dikelola dengan suatu cara yang terorganisir untuk mewujudkan barang
( Finished goods product ) atau jasa ( service ) secara efektif dan efisien.
Proses produksi dapat dinyatakan sebagai serangkaian aktifitas yang
diperlukan untuk mengolah atau merubah sekumpulan masukan ( input )
menjadi sejumlah keluaran ( output ) yang memiliki nilai tambah ( added
value ). Pengolahan atau perubahan yang terjadi disini bisa secara fisik
25
maupun non fisik, dimana perubahan tersebut bias terjadi terhadap bentuk,
dimensi maupun sifatnya.
Produktifitas industri secara total dihasilkan lewat produktifitas yang
dihasilkan oleh semua komponen – komponen yang terlibat dalam proses nilai
tambah. Untuk bias mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, pihak
manajemen haruslah selalu memperhatikan peningkatan produktivitas dari
semua kegiatan – kegiatan yang produktif yang menekan kondisi-kondisi yang
kontra produktif mulai dari lantai produksi sampai ke jenjang tingkatan yang
paling atas.
2.3 Produktivitas Kerja Manusia
Pengertian Umum Produktivitas seringkali diidentifikasi sebagai
ukuran keberhasilan seseorang dalam menghasilkan produk atau jasa dalam
satu waktu tertentu. Sebagai ukuran efisiensi produktifitas manusia, maka
rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktifitas
kerja dibagi dengan jam kerja yang dikontribusikan sebagai sumber masukan
dengan rupiah atau unit produksi lainnya sebagai ukurannya. Produktivitas
kerja manusia dengan 5S sangat berdekatan karena dengan adanya 5S
memungkinkan manusia untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
26
2.4 Pengertian 5S
Dalam dunia industri 5S bukanlah suatu hal yang baru. Hampir setiap
perusahaan yang menyadari pentingnya menjaga standar mutu produknya
akan menerapkan 5S. Sebagaimana setiap kata memiliki arti yang luas,
demikian pula dengan aktivitas 5S yang bahkan kadang-kadang memiliki arti
yang kurang jelas. Maka untuk itu perlu diuraikan dengan jelas arti 5S, hal
yang harus dilakukan dan hasil yang akan diperoleh bila menerapkan 5S.
Berikut adalah 5 butir prinsip 5S beserta penjelasannya :
2.4.1 Seiri ( Pemilahan )
2.4.1.1 Dasar Pemilahan
Seiri adalah memisahkan benda yang diperlukan dengan yang
tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan.
Salah satu kunci pokok pemilahan adalah mengidentifikasi apa yang
termasuk dalam pemilahan. Walaupun telah dinyatakan sebelumnya
bahwa pemilahan adalah salah satu cara yang digunakan untuk
membuang barang atau merupakan langkah awal, meskipun langkah
awal hal tersebut adalah sebuah langkah awal yang sangat penting.
Rencana atau tindakan untuk membuang barang membutuhkan
penilaian dan pemikiran yang cermat. Jika dilakukan dengan benar,
gagasan tersebut dapat membantu kita untuk mengetahui derajad
kepentingan dari barang – barang yang kita miliki.
27
2.4.1.2 Membuang yang tidak diperlukan
Saat mulai membuang barang yang tidak diperlukan rancangan
yang dilakukan agak sedikit berbeda, tergantung apakah kita merasa
khawatir membuang barang yang tidak diperlukan atau mengawasi
mesin dan peralatan yang rusak pada saat yang sama, bahkan
memadukan dengan pembersihan besar. Setiap saat kita harus
memutuskan berapa banyak, berapa besarnya proyek yang kita
inginkan. Tetapi pada umumnya orang cenderung melakukan
pekerjaannya dengan tuntas dan memadukan dengan pembersihan
besar.
2.4.1.3 Mengidentifikasi barang yang tidak diperlukan
Ada beberapa tempat dimana barang tidak terpakai dan yang
tidak diperlukan menumpuk, misal rak dan laci, lorong dan sudut, suku
cadang dan pekerjaan dalam pengerjaan, peralatan atau alat ukur,
mesin, gudang penyimpanan dan gudang barang, tembok dan diluar
ruangan. Barang yang tidak memiliki kapasitas kegunaan yang
memadai harus segera dibersihkan untuk dibuang.
2.4.1.4 Melaksanakan pembersihan besar
Pembersihan besar harus dilakukan secara bersamaan dengan
kampanye mengatasi penyebab kotoran, tetapi lebih baik dilakukan
secara terpisah. Pembersihan ini dilakukan mulai dari setiap sudut
ruangan. Setiap peralatan harus dibersihkan secara terpisah, walaupun
28
pekerjaan itu cukup menyita waktu, dan membuat setiap orang sibuk,
hal tersebut mutlak untuk dilakukan karena untuk keselamatan dan
kenyamanan semua karyawan.
2.4.1.5 Menangani penyebab
Manusia merupakan penyebab utama kontaminasi dalam
industri dan alat pemeliharaan kesehatan. Itulah sebabnya mengapa
harus ada alat kedap udara, pengering udara, baju khusus dan
sebagainya. Dahulu industri menghabiskan banyak waktu dan tenaga
untuk pembersihan, menghilangkan bunyi suara mesin yang keras,
memoles dan mengelas, tetapi saat ini mereka lebih banyak
membangun dan memelihara ruangan agar tetap bersih.
2.4.2 Seiton ( Penataan )
2.4.2.1 Teknologi Penataan
Setelah membuang barang yang tidak dibutuhkan, masalah
selanjutnya adalah mengambil keputusan berapa banyak yang akan
disimpan dan akan disimpan dimana, hal ini disebut seiton atau
penataan. Seiton berarti menyimpan barang ditempat yang tepat atau
dalam tata letak yang benar sehingga dapat dipergunakan dalam
keadaan mendadak, hal ini bertujuan untuk menghilangkan proses
pencarian.
29
Ada sejumlah contoh penataan yang ada dalam kehidupan kita
sehari-hari, salah satunya adalah penataan tempat parkir, penataan
buku-buku di rak perpustakaan, penataan perkakas bahkan menyusun
barang dirak-rak toko bahan pangan.
2.4.2.2 Memahami dan menganalisa status barang
Penataan adalah pengkajian efisien. Pengkajian itu berupa
pertanyaan seberapa cepat kita menemukan barang yang diperlukan
dan seberapa cepat kita menyimpannya kembali. Membuat keputusan
yang berubah – ubah dimana barang harus disimpan, tidak akan
mempersingkat waktu anda. Sebaliknya kita harus menganalisa,
mengapa menyimpan dan mengambil barang diperlukan waktu
demikian lama. Kita harus memikirkan system yang dimengerti setiap
orang. Jika tidak semua usaha kita akan sia-sia.
2.4.2.3 Menentukan tempat yang tepat untuk menyimpan barang
- Membuang barang yang tidak diperlukan
Langkah pertama adalah mengurangi persediaan barang sampai
setengahnya. Sebaiknya jangan memiliki lebih dari satu barang dari
setiap jenis pada suatu waktu tertentu.
30
- Tentukan metode analitis untuk stratifikasi dan tata letak penyimpanan
Ada beberapa yang ingin kita simpan dekat dengan barang lain
ditempat yang lebih jauh. Jenis stratifikasi inilah yang diperlukan
Barang yang sering dipakai lebih baik disimpan dekat pintu. Barang
berat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dipindahkan
dengan mudah. Dalam melakukan stratifikasi penting sekali untuk
bekerja dalam kerangka analitis yang sistematis.
- Standarisasikan pemberian nama
Seringkali barang memiliki dua nama, nama resmi dan nama
lain yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, putuskan nama apa
yang akan dipergunakan dan taati keputusan itu. Penggunaan dua
nama untuk barang yang sama hanya akan mengacaukan. Waktu
membuang barag yang tidak diperlukan adalah saat terbaik untuk
membuang persediaan barang sehingga dapat diketahui jumlah setiap
barang yang ada.
2.4.2.4 Menentukan bagaimana menyimpan barang
- Pelajari penyimpanan fungsional
Penyimpanan fungsional adalah penyimpanan yang tentu saja
dilakukan dengan mempertimbangkan mutu, keamanan, efisiensi dan
konservasi.
31
- Pemberian nama dan lokasi
Nama dan lokasi sangat penting, walaupun suatu barang tidak
memiliki nama resmi, pasti ada sejenis nama yang diberikan oleh
orang yang menggunakannya. Ketiadaan nama tidak mengakibatkan
kekeliruan jika seseorang menggunakan nama yag mereka berikan
sendiri. Tetapi, ketiadaan nama resmi dapat mengakibatkan masalah
besar bagi orang yang bekerja sama dalam satu tim, segala sesuatu
harus memiliki nama yang dapat dimengerti oleh setiap orang dan
setiap orang harus memahami apa arti nama itu. Bila barang tersebut
tidak memiliki nama, kita tidak dapat memberikan tempat dan tidak
seorangpun akan mengetahui dimana harus mencarinya.
2.4.2.5 Mengajarkan karyawan untuk menaati aturan
penyimpanan.
Ini berarti selalu menyimpan barang ketempat semula.
Kedengarannya mudah dan memang mudah bila kita membuatnya
dengan mudah yang sulit adalah pelaksanaannya. Dilakukan atau
tidak, ini akan menentukan apakah pemilahan dan penataan berhasil
atau tidak. Selain itu manajemen persediaan barang sangat diperlukan
untuk mengetahui apakah kita kehabisan bahan dan produk atau tidak.
32
2.4.3 Seiso ( Pembersihan )
2.4.3.1 Tema Pembersihan
Seiso adalah selalu membersihkan, menjaga kerapihan dan
kebersihan. Membersihkan berarti memeriksa, dahulu ketika segala
sesuatu jarang didapat dan barang tidak cukup, alat dan mesin dirawat
supaya bersih dan tidak ternoda serta diperlukan dengan rasa penuh
hormat. Tetapi dengan berjalannya waktu, saat kemakmuran
meningkat, orang mulai bersikap lebih santai dan kurang
memperhatikan alat dan perlengkapannya. Mereka mulai berfikir lebih
murah membeli barang baru dari pada memperbaiki barang lama
ataupun memelihara supaya tetap dalam keadaan baik. Hal ini
diperkuat dengan derap langkah kehidupan modern, dimana mereka
lebih mementingkan waktu dari pada memelihara barang.
Pembersihan dan sanitasi makin lama makin dianggap sebagai
sektor jasa, untuk melakukannya kita harus membayar orang.
Membersihkan berarti lebih sekedar membuang barang bersih. Hal ini
merupakan sebuah falsafah dan komitmen untuk bertanggungjawab
atas segala aspek barang yang kita pergunakan dan untuk memastikan
semua barang selalu dalam keadaan prima.
Dengan meningkatnya kecanggihan produk industri modern,
debu, kotoran, bahan asing, bunyi suara mesin yang keras dan masalah
33
lain kemungkinan besar dapat mengakibatkan barang cacat, macet
bahkan kecelakaan. Pembersihan adalah jawabannya. Pembersihan
harus dipandang sebagai cara untuk menghilangkan penyebab masalah
satu demi satu dan harus dilakukan dengan makna ini.
Ada tiga langkah pembersihan yang benar. Pertama, aktifitas
tingkat makro membersihkan segala sesuatu dan mencari cara untuk
menangani penyebab keseluruhan yang berkaitan dengan keseluruhan
gambaran. Kedua, tingkat individual, menangani tempat kerja khusus
dan mesin khusus. Ketiga, tingkat makro, dimana suku cadang dan alat
khusus dibersihkan dan penyebab kotoran dicari dan diperbaiki.
2.4.3.2 Membersihkan tempat kerja dan Peralatan
Ada empat langkah yang harus diikuti :
- Bagi daerah itu menjadi beberapa bagian dan alokasikan tanggung
jawab untuk setiap bagian.
- Tentukan apa yang harus dibersihkan, urutannya dan kemudian
kerjakan. Selain itu, setiap orang harus memahami pentingnya
pembersihan sehingga sumber masalah dapat dianalisa.
- Revisi cara melakukan pembersihan dan alat yang dipergunakan
sehingga tempat yang sulit dibersihkan akan mudah untuk dibersihkan.
- Tentukan aturan yang harus ditaati supaya barang tampak apa yang
dikehendaki.
34
2.4.3.3 Menghilangkan cacat pada peralatan dan melakukan
pembersihan pada alat ( 5S peralatan )
Perlengkapan 5S merupakan langkah pertama memelihara diri.
Walaupun ini berarti pembersihan mendetail dan pemeriksaan semua
peralatan, tidak berarti orang mulai memperhatikan apa yang ada
didekatnya. Daerah bermasalah harus yang pertama didefinisikan dan
dianalisis serta keputusan harus diambil bagaimana memeriksa dan
membersihkan barang tertentu. Merupakan gagasan yang baik juga
untuk memikirkan cacat kecil yang mungkin ditentukan supaya orang
mengetahui apa yang harus diperhatikan.
Membersihkan dan memeriksa peralatan berarti melihat
kedalam peralatan itu sehingga harus membuka semua penutup,
saringan dan lain-lain, yang menghalangi pemeriksaan bagian dalam.
Bila orang yang melakukan pembersihan dan pemeriksaan tidak
menguasai seluk beluk teknik peralatan, mereka tidak akan memahami
apa yang mereka lihat dan tidak dapat melaksanakan jenis
pemeriksaan yang diperlukan.
Dalam melakukan semua ini, kadang ada baiknya untuk
menandai suatu daerah model yang telah mendapat perawatan penuh,
pengalaman ini bukan saja menonjol setiap orang dalam prosedur,
35
tetapi juga menunjukkan seberapa mudah atau sulit pekerjaan itu dan
berfungsi sebagai standar.
Salah satu cara terbaik untuk memulai suatu pekerjaan adalah
dengan menanyakan terus menerus kepada diri sendiri mengapa dan
apa, kita akan sampai ke sumber masalah dan dapat melibatkan baik
gugus kendali mutu kelompok kecil maupun manajemen dalam
menemukan dan mengimplementasikan pemecahan. Memeriksa itu
baik tetapi bukan merupakan akhir proses. Tujuan pemeriksaan adalah
untuk menemukan masalah dan kemudian memecahkannya sehingga
itu tidak muncul pada pemeriksaan selanjutnya.
2.4.4 Seiketsu ( Pemantapan )
2.4.4.1 Pemantapan berawal dari pemeliharaan dan pengendalian
5S
Seiketsu adalah terus menerus mempertahankan 3S tersebut
diatas, yaitu seiri, seiton, seiso. Pamantapan berarti memelihara
keadaan yang bersih. Dalam kontek 5S yakni mencakup pertimbangan
lain seperti warna, bentuk, pakaian dan sebagainya yang memberi
suasana bersih.
Tetapi pemantapan dianggap sebagai pengulangan pemilahan,
penataan dan pembersihan serta sebagai kesadaran dan aktivitas tetap
untuk memastikan bahwa keadaan 5S tetap terpelihara. Ini berarti
36
melaksanakan aktivitas 5S dengan teratur sehingga keadaan normal
dan melatih keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kontrol
visual.
2.4.4.2 Menampilkan ketidaknormalan dengan kontrol visual
Karena oranglah yang mengatur dan mengendalikan segaa
sesuatu, maka karyawan harus bias membedakan antara yang normal
dan yang tidak normal dalam melakukan suatu tindakan. Tetapi,
ternyata tingkat barang cacat dalam industri, kemungkinan timbul
karena keadaan tidak normal. Sebagian besar alat akan beroperasi
secara normal dan tanpa masalah. Ditengah-tengah keadaan normal
inilah orang harus mengidentifikasi adanya ketidak normalan.
2.4.4.3 Melatih dan mewujudkan manajemen visual
Untuk mewujudkan manajemen visual yang baik kita harus
membuat peraturan-peraturan yang mudah ditaati, agar karyawan di
pabrik mentaati peraturan, orang lebih mudah melakukan sesuatu bila
ada sejenis petunjuk aktual.
37
2.4.4.4 Alat dan metode untuk control visual
Sudah jelas bahwa kita memerlukan alat bantu visual dalam
control visual. Kita harus melatih keterampilan dalam merancang alat
kreatif untuk memperlancar proses. Tentu saja salah apabila hanya
mengandalkan tanda visual saja dan kita juga memerlukan keempat
indra lain untuk membantu orang memiliki pemahaman menyeluruh
tentang apa saja yang terjadi.
Gambaran tentang berbagai jenis peragaan kontrol visual yang
dibutuhkan, misalnya :
- Peragaan untuk membantu orang mencegah membuat kesalahan
operasi.
- Waspada terhadap bahaya
- Indikasi dimana barang harus diletakkan
- Penandaan peralatan
- Peringatan untuk berhati-hati dan cara operasi
- Instruksi
Hal utama dalam merancang control visual, kita merancang
dan merevisi standard dan alat yang diperlukan untuk mengidentifikasi
ketidaknormalan, kita akan menemukan bahwa pekerjaan akan jauh
lebih lancar dan hasilnya akan lebih baik.
38
2.4.5 Shitsuke ( Pembiasaan )
2.4.5.1 Pembiasaan sebagai cara untuk mengubah kebiasaan
Shitsuke adalah membuat pekerja terbiasa menaati aturan. Tim
yang baik bermain dengan menaati peraturan. Apakah ditempat kerja,
maupun dilapangan olah raga, aktivitas tim merupakan aktifitas
kooperatif. Setiap orang harus bekerja sama, berfikir bersama dan
bertindak bersama untuk membentuk tim yang kuat. Pekerjaan yang
lebih banyak menuntut pikiran kita sangat memerlukan kerja sama.
Karena kesalahan kecil sekalipun dapat berakibat fatal. Peraturan ketat
dan setiap orang harus berhati-hati untuk melakukan pekerjaan
masing-masing dengan benar.
Manusia secara alami memiliki kecenderungan untuk nersikap
santai memperhatikan pendapat umum tentang keberhasilan yang
bersifat sementara, sesuatu yang menggemparkan dan janji secara lisan
cenderung terlupakan atau tidak diperhatikan. Selain itu, orang
cenderung terjerumus kedalam rutinitas tanpa berfikir, yang terlupakan
mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan dan mereka
melakukannya begitu saja. Itulah sebabnya kita melakukan peraturan
dan kerja sama serta membuat orang selalu berfikir dan bekerja sama.
39
2.4.5.2 Pembentukan kebiasaan
- Biasakan ( sistematisasi ) perilaku jika kita menginginkan hasil
yang baik.
- Perbaiki komunikasi dan pelatihan untuk memperoleh mutu
yang terjamin.
- Atur supaya setiap orang mengambil bagian dan setiap orang
melakukan sesuatu kemudian mengimplementasikannya.
- Atur segala sesuatu sehingga setiap orang merasa bertanggung
jawab atas apa yang mereka kerjakan.
- Orang harus mengungkapkan dengan kata-kata tanggung jawab
masing-masing setiap hari dan mereka melaksanakannya.
- Jika mereka membuat kesalahan, manajemen harus
menunjukkannya dan memastikan bahwa hal itu diperbaiki.
- Inilah cara melambangkan cara praktis yang baik, bagaimana
anda menciptakan tempat kerja yang disiplin.
- Setiap orang bekerjasama dan memperkuat tim dan
memperkuat perusahaan.
Salah satu cara menciptakan tempat kerja yang disiplin adalah
hal yang paling penting dilakukan untuk menjamin mutu produk.
40
2.5 Pengukuran Kerja
Untuk mendapatkan prinsip-prinsip terbaik pengaturan kerja perlu
dilaksanakan pengukuran waktu terhadap bagian-bagian kerja, atau terhadap
kerja keseluruhan. Pengukuran waktu ini dimaksudkan untuk mendapatkan
waktu baku penyelesaian pekerjaan yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar
oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
dijalankan oleh system kerja terbaik.
Pada garis besarnya teknik-teknik pengukuran waktu kerja ini dapat
dibagi atau dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu pengaturan waktu kerja
secara langsung dan pengaturan kerja secara tidak langsung.
a. Pengukuran waktu kerja secara langsung
Pengukuran dilaksanakan secara langsung yaitu dimana pekerja yang
diukur dijalankan. Cara pengukuran kerja dengan jam henti ( stopwatch
time sudy ) dan sampling kerja ( work sampling ).
b. Pengukuran waktu secara tidak langsung
Melakukan perhitungan waktu kerja tanpa sipengamat harus ditempat
pekerjaan diukur. Aktifitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan
waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia, aktifitas
data waktu baku dan data waktu gerakan.
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pengukuran adalah
sebagai berikut :
41
( )2
Xij Xij - XijN. . Z/S N'
22
⎥⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢⎢
⎣
⎡
∑∑∑=
2.5.1 Uji Kecukupan data dan keseragaman data
Untuk mendapatkan rata-rata waktu yang valid maka dilakukan uji
kecukupan data dengan rumus yaitu :
Dimana : Z : Tingkat kepercayaan ( table 95% )
S : Tingkat Ketelitian
Xi : Data pengukuran
N : Jumlah Data
Dalam aktifitas pengukuran kerja biasanya akan diambil 95% tingkat
kepercayaan ( convidence level ) dan 5% derajat ketelitian ( degree of
accuracy ). Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya 95% dari 100% harga
rata-rata dari waktu yang dicatat atau diukur untuk suatu element kerja akan
memiliki penyimpangan tidak lebih dari 5% tingkat keyakinan.
Dilakukan uji kecukupan data untuk mengetahui bahwa data tersebut
yang digunakan cukup atau tidak. Untuk mengetahui bahwa data tersebut
seragam atau tidak maka dilakukan perhitungan keseragaman data.
Rumus yang dipakai adalah :
BKA = X + Z . σ x
BKB = X - Z . σ x
42
Dimana : BKA : Batas Kontrol Atas
BKB : Batas Kontrol Bawah
X : Rata – rata sampel
Z : Jumlah standar deviasi
σ x : Standar deviasi rata-rata sampel
2.5.2 Menentukan besarnya faktor penyesuaian
Setelah pengukuran berlangsung, pengukuran harus mengamati
kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Ketidakwajaran dapat saja terjadi
misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sungguh cepat seolah-olah diburu oleh
waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi
ruangan yang buruk. Sebab-sebab seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja
yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjang waktu penyelesaian.
Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengkalikan siklus rata-rata
atau waktu elemen rata-rata dengan satuan harga (p) yang disebut faktor
penyesuaian. Besarnya harga (p) tentunya sedemikian rupa sehingga hasil
perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau yang
normal. Bila pengukuran berpendapat nahwa operator bekerja diatas normal
( terlalu cepat ) maka harga (p) akan lebih besar dari dari 1, sebaliknya jika
operator dipandang bekerja dibawah normal maka harga (p) akan lebih kecil
43
dari 1. Seandainya pengukuran berpendapat bahwa operator bekerja dengan
wajar maka harga (p) sama dengan 1.
2.5.3 Menentukan besarnya kelonggaran
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindari. Ketiganya hal-hal yang dibutuhkan oleh pekerja, dan yang selama
pengukuran tidak diamati, diulur, dicatat ataupun hilang.
1. Kelonggaran untuk kebutuhan probadi
Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti
minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan teman sekedar untuk menghilangkan ketegangan
atau kejenuhan dalam kerja.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique
Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik
jumlah maupun kualitas. Karenanya salah satu cara untuk menentukan
besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan
sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat-saat melakukan pengamatan
sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat dimana hasil produksi
menurun.
44
3. Kelongggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak terhindarkan
Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai
hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang
berlebihan dan menganggur dengan sengaja, ada pula hambatan yang
tidak dapat dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk
mengendalikannya.
Beberapa contoh hambatan yang tak terhindarkan :
- Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas
- Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin
- Mengasah peralatan potong
- Mengambil alat-alat khusus atau hambatan khusus dari gudang.
2.5.4 Waktu baku
Waktu merupakan elemen yang sangat menentukan dalam merancang
atau memperbaiki suatu system kerja. Waktu baku merupakan waktu yang
diperoleh melalui penambahan waktu normal dengan cadangan-cadangan
untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa kelelahan dan untuk hambatan-
hambatan tak terhindarkan.
Menurut ( Wignjosoebroto, 1993 : 94 ). Waktu baku sangat
dibutuhkan sekali terutama untuk.
- Man Power Planning ( perencanaan kebutuhan tenaga kerja ).
- Estimasi biaya-biaya upah untuk karyawan atau pekerja
45
- Perancangan system perbaikan bonus dan insentif bagi karyawan / pekerja
yang berprestasi.
- Indikasi keluaran ( output ) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja
- Menyeimbangkan lintasan produksi.
Cara untuk mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul adalah
sebagai berikut :
a. Waktu siklus rata-rata dengan rumus :
Dimana : Xij : Nilai tiap data
N : Jumlah data
b. Waktu normal dengan rumus :
Dimana : Ws : Waktu siklus rata-rata
p : Faktor penyesuaian
kiX N
Xij Ws ∑=∑=
Wn = Ws x p
46
c. Waktu Baku dengan rumus :
Dimana : Wn : Waktu Normal
Wb : Waktu baku
l : Faktor kelonggaran
Wb = Wn + ( l x Wn ) Wb = Wn x ( 1 + l )