bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2010-2-00482-tias bab...

24
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Tata Cara Kerja Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan ( design ) terbaik dari sistem kerja. Teknik dan prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya, bahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat yang ditimbulkan. Bila ditinjau lebih lanjut, maka teknik tata cara kerja dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu pengaturan kerja dan pengukuran kerja. Ada empat kriteria yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan suatu sistem kerja yaitu waktu, tenaga, psikologis dan sosiologis. Artinya suatu sistem kerja dinilai baik jika system ini memungkinkan waktu penyelesaiannya sangat singkat, tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikannya sangat sedikit dan akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan sangat minim. Sedangkan untuk pengukuran kerja akan dibahas pada bagian akhir dari bab ini.

Upload: vudang

Post on 18-Mar-2019

274 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teknik Tata Cara Kerja

Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik

dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan ( design ) terbaik dari

sistem kerja. Teknik dan prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen

sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya,

bahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa

sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang diukur dengan waktu

yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat yang ditimbulkan.

Bila ditinjau lebih lanjut, maka teknik tata cara kerja dapat dibagi

kedalam dua bagian yaitu pengaturan kerja dan pengukuran kerja. Ada empat

kriteria yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan suatu sistem kerja yaitu

waktu, tenaga, psikologis dan sosiologis. Artinya suatu sistem kerja dinilai

baik jika system ini memungkinkan waktu penyelesaiannya sangat singkat,

tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikannya sangat sedikit dan akibat

psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan sangat minim. Sedangkan untuk

pengukuran kerja akan dibahas pada bagian akhir dari bab ini.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

24

2.2 Proses Produksi dan Produktivitas

Banyak hal yang telah dilakukan manusia dalam usahanya

meningkatkan produktivitas kerja. Kemajuan teknologi akhirnya banyak

mengakibatkan bergesernya tenaga manusia untuk kemudian digantikan

dengan mesin atau peralatan produksi lainnya. Pada Negara-negara

berkembang pengertian mengenai produktivitas akan selalu dikaitkan pada

segala usaha yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya manusia

yang ada. Dengan demikian semua gagasan dan kebijakan yang diambil untuk

meningkatkan produktivitas tanpa dikaitkan dengan penanaman kapital atau

modal seperti halnya penerapan mekanisasi atau otomatisasi semua fasilitas

produksi dengan tingkat teknologi yang lebih canggih. Produktivitas pada

dasarnya berkaitan erat dengan system produksi, yaitu sistem-sistem

semacam :

- Tenaga kerja ( Direct atau indirect labor )

- Modal berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku, bangunan pabrik dan

lain-lain.

Dikelola dengan suatu cara yang terorganisir untuk mewujudkan barang

( Finished goods product ) atau jasa ( service ) secara efektif dan efisien.

Proses produksi dapat dinyatakan sebagai serangkaian aktifitas yang

diperlukan untuk mengolah atau merubah sekumpulan masukan ( input )

menjadi sejumlah keluaran ( output ) yang memiliki nilai tambah ( added

value ). Pengolahan atau perubahan yang terjadi disini bisa secara fisik

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

25

maupun non fisik, dimana perubahan tersebut bias terjadi terhadap bentuk,

dimensi maupun sifatnya.

Produktifitas industri secara total dihasilkan lewat produktifitas yang

dihasilkan oleh semua komponen – komponen yang terlibat dalam proses nilai

tambah. Untuk bias mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, pihak

manajemen haruslah selalu memperhatikan peningkatan produktivitas dari

semua kegiatan – kegiatan yang produktif yang menekan kondisi-kondisi yang

kontra produktif mulai dari lantai produksi sampai ke jenjang tingkatan yang

paling atas.

2.3 Produktivitas Kerja Manusia

Pengertian Umum Produktivitas seringkali diidentifikasi sebagai

ukuran keberhasilan seseorang dalam menghasilkan produk atau jasa dalam

satu waktu tertentu. Sebagai ukuran efisiensi produktifitas manusia, maka

rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktifitas

kerja dibagi dengan jam kerja yang dikontribusikan sebagai sumber masukan

dengan rupiah atau unit produksi lainnya sebagai ukurannya. Produktivitas

kerja manusia dengan 5S sangat berdekatan karena dengan adanya 5S

memungkinkan manusia untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

26

2.4 Pengertian 5S

Dalam dunia industri 5S bukanlah suatu hal yang baru. Hampir setiap

perusahaan yang menyadari pentingnya menjaga standar mutu produknya

akan menerapkan 5S. Sebagaimana setiap kata memiliki arti yang luas,

demikian pula dengan aktivitas 5S yang bahkan kadang-kadang memiliki arti

yang kurang jelas. Maka untuk itu perlu diuraikan dengan jelas arti 5S, hal

yang harus dilakukan dan hasil yang akan diperoleh bila menerapkan 5S.

Berikut adalah 5 butir prinsip 5S beserta penjelasannya :

2.4.1 Seiri ( Pemilahan )

2.4.1.1 Dasar Pemilahan

Seiri adalah memisahkan benda yang diperlukan dengan yang

tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan.

Salah satu kunci pokok pemilahan adalah mengidentifikasi apa yang

termasuk dalam pemilahan. Walaupun telah dinyatakan sebelumnya

bahwa pemilahan adalah salah satu cara yang digunakan untuk

membuang barang atau merupakan langkah awal, meskipun langkah

awal hal tersebut adalah sebuah langkah awal yang sangat penting.

Rencana atau tindakan untuk membuang barang membutuhkan

penilaian dan pemikiran yang cermat. Jika dilakukan dengan benar,

gagasan tersebut dapat membantu kita untuk mengetahui derajad

kepentingan dari barang – barang yang kita miliki.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

27

2.4.1.2 Membuang yang tidak diperlukan

Saat mulai membuang barang yang tidak diperlukan rancangan

yang dilakukan agak sedikit berbeda, tergantung apakah kita merasa

khawatir membuang barang yang tidak diperlukan atau mengawasi

mesin dan peralatan yang rusak pada saat yang sama, bahkan

memadukan dengan pembersihan besar. Setiap saat kita harus

memutuskan berapa banyak, berapa besarnya proyek yang kita

inginkan. Tetapi pada umumnya orang cenderung melakukan

pekerjaannya dengan tuntas dan memadukan dengan pembersihan

besar.

2.4.1.3 Mengidentifikasi barang yang tidak diperlukan

Ada beberapa tempat dimana barang tidak terpakai dan yang

tidak diperlukan menumpuk, misal rak dan laci, lorong dan sudut, suku

cadang dan pekerjaan dalam pengerjaan, peralatan atau alat ukur,

mesin, gudang penyimpanan dan gudang barang, tembok dan diluar

ruangan. Barang yang tidak memiliki kapasitas kegunaan yang

memadai harus segera dibersihkan untuk dibuang.

2.4.1.4 Melaksanakan pembersihan besar

Pembersihan besar harus dilakukan secara bersamaan dengan

kampanye mengatasi penyebab kotoran, tetapi lebih baik dilakukan

secara terpisah. Pembersihan ini dilakukan mulai dari setiap sudut

ruangan. Setiap peralatan harus dibersihkan secara terpisah, walaupun

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

28

pekerjaan itu cukup menyita waktu, dan membuat setiap orang sibuk,

hal tersebut mutlak untuk dilakukan karena untuk keselamatan dan

kenyamanan semua karyawan.

2.4.1.5 Menangani penyebab

Manusia merupakan penyebab utama kontaminasi dalam

industri dan alat pemeliharaan kesehatan. Itulah sebabnya mengapa

harus ada alat kedap udara, pengering udara, baju khusus dan

sebagainya. Dahulu industri menghabiskan banyak waktu dan tenaga

untuk pembersihan, menghilangkan bunyi suara mesin yang keras,

memoles dan mengelas, tetapi saat ini mereka lebih banyak

membangun dan memelihara ruangan agar tetap bersih.

2.4.2 Seiton ( Penataan )

2.4.2.1 Teknologi Penataan

Setelah membuang barang yang tidak dibutuhkan, masalah

selanjutnya adalah mengambil keputusan berapa banyak yang akan

disimpan dan akan disimpan dimana, hal ini disebut seiton atau

penataan. Seiton berarti menyimpan barang ditempat yang tepat atau

dalam tata letak yang benar sehingga dapat dipergunakan dalam

keadaan mendadak, hal ini bertujuan untuk menghilangkan proses

pencarian.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

29

Ada sejumlah contoh penataan yang ada dalam kehidupan kita

sehari-hari, salah satunya adalah penataan tempat parkir, penataan

buku-buku di rak perpustakaan, penataan perkakas bahkan menyusun

barang dirak-rak toko bahan pangan.

2.4.2.2 Memahami dan menganalisa status barang

Penataan adalah pengkajian efisien. Pengkajian itu berupa

pertanyaan seberapa cepat kita menemukan barang yang diperlukan

dan seberapa cepat kita menyimpannya kembali. Membuat keputusan

yang berubah – ubah dimana barang harus disimpan, tidak akan

mempersingkat waktu anda. Sebaliknya kita harus menganalisa,

mengapa menyimpan dan mengambil barang diperlukan waktu

demikian lama. Kita harus memikirkan system yang dimengerti setiap

orang. Jika tidak semua usaha kita akan sia-sia.

2.4.2.3 Menentukan tempat yang tepat untuk menyimpan barang

- Membuang barang yang tidak diperlukan

Langkah pertama adalah mengurangi persediaan barang sampai

setengahnya. Sebaiknya jangan memiliki lebih dari satu barang dari

setiap jenis pada suatu waktu tertentu.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

30

- Tentukan metode analitis untuk stratifikasi dan tata letak penyimpanan

Ada beberapa yang ingin kita simpan dekat dengan barang lain

ditempat yang lebih jauh. Jenis stratifikasi inilah yang diperlukan

Barang yang sering dipakai lebih baik disimpan dekat pintu. Barang

berat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dipindahkan

dengan mudah. Dalam melakukan stratifikasi penting sekali untuk

bekerja dalam kerangka analitis yang sistematis.

- Standarisasikan pemberian nama

Seringkali barang memiliki dua nama, nama resmi dan nama

lain yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini, putuskan nama apa

yang akan dipergunakan dan taati keputusan itu. Penggunaan dua

nama untuk barang yang sama hanya akan mengacaukan. Waktu

membuang barag yang tidak diperlukan adalah saat terbaik untuk

membuang persediaan barang sehingga dapat diketahui jumlah setiap

barang yang ada.

2.4.2.4 Menentukan bagaimana menyimpan barang

- Pelajari penyimpanan fungsional

Penyimpanan fungsional adalah penyimpanan yang tentu saja

dilakukan dengan mempertimbangkan mutu, keamanan, efisiensi dan

konservasi.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

31

- Pemberian nama dan lokasi

Nama dan lokasi sangat penting, walaupun suatu barang tidak

memiliki nama resmi, pasti ada sejenis nama yang diberikan oleh

orang yang menggunakannya. Ketiadaan nama tidak mengakibatkan

kekeliruan jika seseorang menggunakan nama yag mereka berikan

sendiri. Tetapi, ketiadaan nama resmi dapat mengakibatkan masalah

besar bagi orang yang bekerja sama dalam satu tim, segala sesuatu

harus memiliki nama yang dapat dimengerti oleh setiap orang dan

setiap orang harus memahami apa arti nama itu. Bila barang tersebut

tidak memiliki nama, kita tidak dapat memberikan tempat dan tidak

seorangpun akan mengetahui dimana harus mencarinya.

2.4.2.5 Mengajarkan karyawan untuk menaati aturan

penyimpanan.

Ini berarti selalu menyimpan barang ketempat semula.

Kedengarannya mudah dan memang mudah bila kita membuatnya

dengan mudah yang sulit adalah pelaksanaannya. Dilakukan atau

tidak, ini akan menentukan apakah pemilahan dan penataan berhasil

atau tidak. Selain itu manajemen persediaan barang sangat diperlukan

untuk mengetahui apakah kita kehabisan bahan dan produk atau tidak.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

32

2.4.3 Seiso ( Pembersihan )

2.4.3.1 Tema Pembersihan

Seiso adalah selalu membersihkan, menjaga kerapihan dan

kebersihan. Membersihkan berarti memeriksa, dahulu ketika segala

sesuatu jarang didapat dan barang tidak cukup, alat dan mesin dirawat

supaya bersih dan tidak ternoda serta diperlukan dengan rasa penuh

hormat. Tetapi dengan berjalannya waktu, saat kemakmuran

meningkat, orang mulai bersikap lebih santai dan kurang

memperhatikan alat dan perlengkapannya. Mereka mulai berfikir lebih

murah membeli barang baru dari pada memperbaiki barang lama

ataupun memelihara supaya tetap dalam keadaan baik. Hal ini

diperkuat dengan derap langkah kehidupan modern, dimana mereka

lebih mementingkan waktu dari pada memelihara barang.

Pembersihan dan sanitasi makin lama makin dianggap sebagai

sektor jasa, untuk melakukannya kita harus membayar orang.

Membersihkan berarti lebih sekedar membuang barang bersih. Hal ini

merupakan sebuah falsafah dan komitmen untuk bertanggungjawab

atas segala aspek barang yang kita pergunakan dan untuk memastikan

semua barang selalu dalam keadaan prima.

Dengan meningkatnya kecanggihan produk industri modern,

debu, kotoran, bahan asing, bunyi suara mesin yang keras dan masalah

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

33

lain kemungkinan besar dapat mengakibatkan barang cacat, macet

bahkan kecelakaan. Pembersihan adalah jawabannya. Pembersihan

harus dipandang sebagai cara untuk menghilangkan penyebab masalah

satu demi satu dan harus dilakukan dengan makna ini.

Ada tiga langkah pembersihan yang benar. Pertama, aktifitas

tingkat makro membersihkan segala sesuatu dan mencari cara untuk

menangani penyebab keseluruhan yang berkaitan dengan keseluruhan

gambaran. Kedua, tingkat individual, menangani tempat kerja khusus

dan mesin khusus. Ketiga, tingkat makro, dimana suku cadang dan alat

khusus dibersihkan dan penyebab kotoran dicari dan diperbaiki.

2.4.3.2 Membersihkan tempat kerja dan Peralatan

Ada empat langkah yang harus diikuti :

- Bagi daerah itu menjadi beberapa bagian dan alokasikan tanggung

jawab untuk setiap bagian.

- Tentukan apa yang harus dibersihkan, urutannya dan kemudian

kerjakan. Selain itu, setiap orang harus memahami pentingnya

pembersihan sehingga sumber masalah dapat dianalisa.

- Revisi cara melakukan pembersihan dan alat yang dipergunakan

sehingga tempat yang sulit dibersihkan akan mudah untuk dibersihkan.

- Tentukan aturan yang harus ditaati supaya barang tampak apa yang

dikehendaki.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

34

2.4.3.3 Menghilangkan cacat pada peralatan dan melakukan

pembersihan pada alat ( 5S peralatan )

Perlengkapan 5S merupakan langkah pertama memelihara diri.

Walaupun ini berarti pembersihan mendetail dan pemeriksaan semua

peralatan, tidak berarti orang mulai memperhatikan apa yang ada

didekatnya. Daerah bermasalah harus yang pertama didefinisikan dan

dianalisis serta keputusan harus diambil bagaimana memeriksa dan

membersihkan barang tertentu. Merupakan gagasan yang baik juga

untuk memikirkan cacat kecil yang mungkin ditentukan supaya orang

mengetahui apa yang harus diperhatikan.

Membersihkan dan memeriksa peralatan berarti melihat

kedalam peralatan itu sehingga harus membuka semua penutup,

saringan dan lain-lain, yang menghalangi pemeriksaan bagian dalam.

Bila orang yang melakukan pembersihan dan pemeriksaan tidak

menguasai seluk beluk teknik peralatan, mereka tidak akan memahami

apa yang mereka lihat dan tidak dapat melaksanakan jenis

pemeriksaan yang diperlukan.

Dalam melakukan semua ini, kadang ada baiknya untuk

menandai suatu daerah model yang telah mendapat perawatan penuh,

pengalaman ini bukan saja menonjol setiap orang dalam prosedur,

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

35

tetapi juga menunjukkan seberapa mudah atau sulit pekerjaan itu dan

berfungsi sebagai standar.

Salah satu cara terbaik untuk memulai suatu pekerjaan adalah

dengan menanyakan terus menerus kepada diri sendiri mengapa dan

apa, kita akan sampai ke sumber masalah dan dapat melibatkan baik

gugus kendali mutu kelompok kecil maupun manajemen dalam

menemukan dan mengimplementasikan pemecahan. Memeriksa itu

baik tetapi bukan merupakan akhir proses. Tujuan pemeriksaan adalah

untuk menemukan masalah dan kemudian memecahkannya sehingga

itu tidak muncul pada pemeriksaan selanjutnya.

2.4.4 Seiketsu ( Pemantapan )

2.4.4.1 Pemantapan berawal dari pemeliharaan dan pengendalian

5S

Seiketsu adalah terus menerus mempertahankan 3S tersebut

diatas, yaitu seiri, seiton, seiso. Pamantapan berarti memelihara

keadaan yang bersih. Dalam kontek 5S yakni mencakup pertimbangan

lain seperti warna, bentuk, pakaian dan sebagainya yang memberi

suasana bersih.

Tetapi pemantapan dianggap sebagai pengulangan pemilahan,

penataan dan pembersihan serta sebagai kesadaran dan aktivitas tetap

untuk memastikan bahwa keadaan 5S tetap terpelihara. Ini berarti

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

36

melaksanakan aktivitas 5S dengan teratur sehingga keadaan normal

dan melatih keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kontrol

visual.

2.4.4.2 Menampilkan ketidaknormalan dengan kontrol visual

Karena oranglah yang mengatur dan mengendalikan segaa

sesuatu, maka karyawan harus bias membedakan antara yang normal

dan yang tidak normal dalam melakukan suatu tindakan. Tetapi,

ternyata tingkat barang cacat dalam industri, kemungkinan timbul

karena keadaan tidak normal. Sebagian besar alat akan beroperasi

secara normal dan tanpa masalah. Ditengah-tengah keadaan normal

inilah orang harus mengidentifikasi adanya ketidak normalan.

2.4.4.3 Melatih dan mewujudkan manajemen visual

Untuk mewujudkan manajemen visual yang baik kita harus

membuat peraturan-peraturan yang mudah ditaati, agar karyawan di

pabrik mentaati peraturan, orang lebih mudah melakukan sesuatu bila

ada sejenis petunjuk aktual.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

37

2.4.4.4 Alat dan metode untuk control visual

Sudah jelas bahwa kita memerlukan alat bantu visual dalam

control visual. Kita harus melatih keterampilan dalam merancang alat

kreatif untuk memperlancar proses. Tentu saja salah apabila hanya

mengandalkan tanda visual saja dan kita juga memerlukan keempat

indra lain untuk membantu orang memiliki pemahaman menyeluruh

tentang apa saja yang terjadi.

Gambaran tentang berbagai jenis peragaan kontrol visual yang

dibutuhkan, misalnya :

- Peragaan untuk membantu orang mencegah membuat kesalahan

operasi.

- Waspada terhadap bahaya

- Indikasi dimana barang harus diletakkan

- Penandaan peralatan

- Peringatan untuk berhati-hati dan cara operasi

- Instruksi

Hal utama dalam merancang control visual, kita merancang

dan merevisi standard dan alat yang diperlukan untuk mengidentifikasi

ketidaknormalan, kita akan menemukan bahwa pekerjaan akan jauh

lebih lancar dan hasilnya akan lebih baik.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

38

2.4.5 Shitsuke ( Pembiasaan )

2.4.5.1 Pembiasaan sebagai cara untuk mengubah kebiasaan

Shitsuke adalah membuat pekerja terbiasa menaati aturan. Tim

yang baik bermain dengan menaati peraturan. Apakah ditempat kerja,

maupun dilapangan olah raga, aktivitas tim merupakan aktifitas

kooperatif. Setiap orang harus bekerja sama, berfikir bersama dan

bertindak bersama untuk membentuk tim yang kuat. Pekerjaan yang

lebih banyak menuntut pikiran kita sangat memerlukan kerja sama.

Karena kesalahan kecil sekalipun dapat berakibat fatal. Peraturan ketat

dan setiap orang harus berhati-hati untuk melakukan pekerjaan

masing-masing dengan benar.

Manusia secara alami memiliki kecenderungan untuk nersikap

santai memperhatikan pendapat umum tentang keberhasilan yang

bersifat sementara, sesuatu yang menggemparkan dan janji secara lisan

cenderung terlupakan atau tidak diperhatikan. Selain itu, orang

cenderung terjerumus kedalam rutinitas tanpa berfikir, yang terlupakan

mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan dan mereka

melakukannya begitu saja. Itulah sebabnya kita melakukan peraturan

dan kerja sama serta membuat orang selalu berfikir dan bekerja sama.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

39

2.4.5.2 Pembentukan kebiasaan

- Biasakan ( sistematisasi ) perilaku jika kita menginginkan hasil

yang baik.

- Perbaiki komunikasi dan pelatihan untuk memperoleh mutu

yang terjamin.

- Atur supaya setiap orang mengambil bagian dan setiap orang

melakukan sesuatu kemudian mengimplementasikannya.

- Atur segala sesuatu sehingga setiap orang merasa bertanggung

jawab atas apa yang mereka kerjakan.

- Orang harus mengungkapkan dengan kata-kata tanggung jawab

masing-masing setiap hari dan mereka melaksanakannya.

- Jika mereka membuat kesalahan, manajemen harus

menunjukkannya dan memastikan bahwa hal itu diperbaiki.

- Inilah cara melambangkan cara praktis yang baik, bagaimana

anda menciptakan tempat kerja yang disiplin.

- Setiap orang bekerjasama dan memperkuat tim dan

memperkuat perusahaan.

Salah satu cara menciptakan tempat kerja yang disiplin adalah

hal yang paling penting dilakukan untuk menjamin mutu produk.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

40

2.5 Pengukuran Kerja

Untuk mendapatkan prinsip-prinsip terbaik pengaturan kerja perlu

dilaksanakan pengukuran waktu terhadap bagian-bagian kerja, atau terhadap

kerja keseluruhan. Pengukuran waktu ini dimaksudkan untuk mendapatkan

waktu baku penyelesaian pekerjaan yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar

oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang

dijalankan oleh system kerja terbaik.

Pada garis besarnya teknik-teknik pengukuran waktu kerja ini dapat

dibagi atau dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu pengaturan waktu kerja

secara langsung dan pengaturan kerja secara tidak langsung.

a. Pengukuran waktu kerja secara langsung

Pengukuran dilaksanakan secara langsung yaitu dimana pekerja yang

diukur dijalankan. Cara pengukuran kerja dengan jam henti ( stopwatch

time sudy ) dan sampling kerja ( work sampling ).

b. Pengukuran waktu secara tidak langsung

Melakukan perhitungan waktu kerja tanpa sipengamat harus ditempat

pekerjaan diukur. Aktifitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan

waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia, aktifitas

data waktu baku dan data waktu gerakan.

Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan dalam pengukuran adalah

sebagai berikut :

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

41

( )2

Xij Xij - XijN. . Z/S N'

22

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

∑∑∑=

2.5.1 Uji Kecukupan data dan keseragaman data

Untuk mendapatkan rata-rata waktu yang valid maka dilakukan uji

kecukupan data dengan rumus yaitu :

Dimana : Z : Tingkat kepercayaan ( table 95% )

S : Tingkat Ketelitian

Xi : Data pengukuran

N : Jumlah Data

Dalam aktifitas pengukuran kerja biasanya akan diambil 95% tingkat

kepercayaan ( convidence level ) dan 5% derajat ketelitian ( degree of

accuracy ). Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya 95% dari 100% harga

rata-rata dari waktu yang dicatat atau diukur untuk suatu element kerja akan

memiliki penyimpangan tidak lebih dari 5% tingkat keyakinan.

Dilakukan uji kecukupan data untuk mengetahui bahwa data tersebut

yang digunakan cukup atau tidak. Untuk mengetahui bahwa data tersebut

seragam atau tidak maka dilakukan perhitungan keseragaman data.

Rumus yang dipakai adalah :

BKA = X + Z . σ x

BKB = X - Z . σ x

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

42

Dimana : BKA : Batas Kontrol Atas

BKB : Batas Kontrol Bawah

X : Rata – rata sampel

Z : Jumlah standar deviasi

σ x : Standar deviasi rata-rata sampel

2.5.2 Menentukan besarnya faktor penyesuaian

Setelah pengukuran berlangsung, pengukuran harus mengamati

kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Ketidakwajaran dapat saja terjadi

misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sungguh cepat seolah-olah diburu oleh

waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi

ruangan yang buruk. Sebab-sebab seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja

yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjang waktu penyelesaian.

Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengkalikan siklus rata-rata

atau waktu elemen rata-rata dengan satuan harga (p) yang disebut faktor

penyesuaian. Besarnya harga (p) tentunya sedemikian rupa sehingga hasil

perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu yang sewajarnya atau yang

normal. Bila pengukuran berpendapat nahwa operator bekerja diatas normal

( terlalu cepat ) maka harga (p) akan lebih besar dari dari 1, sebaliknya jika

operator dipandang bekerja dibawah normal maka harga (p) akan lebih kecil

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

43

dari 1. Seandainya pengukuran berpendapat bahwa operator bekerja dengan

wajar maka harga (p) sama dengan 1.

2.5.3 Menentukan besarnya kelonggaran

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi,

menghilangkan rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat

dihindari. Ketiganya hal-hal yang dibutuhkan oleh pekerja, dan yang selama

pengukuran tidak diamati, diulur, dicatat ataupun hilang.

1. Kelonggaran untuk kebutuhan probadi

Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti

minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil,

bercakap-cakap dengan teman sekedar untuk menghilangkan ketegangan

atau kejenuhan dalam kerja.

2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique

Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik

jumlah maupun kualitas. Karenanya salah satu cara untuk menentukan

besarnya kelonggaran ini adalah dengan melakukan pengamatan

sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat-saat melakukan pengamatan

sepanjang hari kerja dan mencatat pada saat dimana hasil produksi

menurun.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

44

3. Kelongggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak terhindarkan

Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari berbagai

hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang

berlebihan dan menganggur dengan sengaja, ada pula hambatan yang

tidak dapat dihindarkan karena berada diluar kekuasaan pekerja untuk

mengendalikannya.

Beberapa contoh hambatan yang tak terhindarkan :

- Menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas

- Melakukan penyesuaian-penyesuaian mesin

- Mengasah peralatan potong

- Mengambil alat-alat khusus atau hambatan khusus dari gudang.

2.5.4 Waktu baku

Waktu merupakan elemen yang sangat menentukan dalam merancang

atau memperbaiki suatu system kerja. Waktu baku merupakan waktu yang

diperoleh melalui penambahan waktu normal dengan cadangan-cadangan

untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa kelelahan dan untuk hambatan-

hambatan tak terhindarkan.

Menurut ( Wignjosoebroto, 1993 : 94 ). Waktu baku sangat

dibutuhkan sekali terutama untuk.

- Man Power Planning ( perencanaan kebutuhan tenaga kerja ).

- Estimasi biaya-biaya upah untuk karyawan atau pekerja

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

45

- Perancangan system perbaikan bonus dan insentif bagi karyawan / pekerja

yang berprestasi.

- Indikasi keluaran ( output ) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja

- Menyeimbangkan lintasan produksi.

Cara untuk mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul adalah

sebagai berikut :

a. Waktu siklus rata-rata dengan rumus :

Dimana : Xij : Nilai tiap data

N : Jumlah data

b. Waktu normal dengan rumus :

Dimana : Ws : Waktu siklus rata-rata

p : Faktor penyesuaian

kiX N

Xij Ws ∑=∑=

Wn = Ws x p

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-2-00482-TIAS BAB 2.pdfbahan, perlengkapan, peralatan kerja, serta lingkungan kerja sedemikian rupa ... - Modal

46

c. Waktu Baku dengan rumus :

Dimana : Wn : Waktu Normal

Wb : Waktu baku

l : Faktor kelonggaran

Wb = Wn + ( l x Wn ) Wb = Wn x ( 1 + l )