bab 2 landasan teori 2.1 teori-teori umum 2.1.1....
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum
2.1.1. Pengertian Internet
Menurut Williams dan Sawyer (2011, p18), internet adalah jaringan
komputer yang meliputi seluruh dunia yang menghubungkan ratusan dari ribuan
jaringan yang lebih kecil.
Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p176), internet adalah jaringan
komputer yang berkembang dengan cepat dari jutaan jaringan bisnis, edukasi,
dan pemerintahan yang terhubung dengan ratusan juta komputer dan user-nya
terdapat di lebih dari 200 negara.
2.1.2. Pengertian Website
Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p262), website merupakan salah
satu wadah yang menawarkan informasi dan hiburan, serta situs transaksi e-
Commerce antara bisnis dan pemasok serta pelanggan.
2.1.3. Pengertian E-Commerce
Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p284), e-Commerce adalah
perubahan bentuk kompetisi, kecepatan dari tindakan, dan mempersingkat
interaksi, produk, dan pembayaran dari customer kepada perusahaan dan dari
perusahaan ke supplier.
6
7 2.2 Teori-Teori Khusus
2.2.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010, p2), metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah misalnya, mencari barang yang
hilang datang ke dukun, supaya usaha dagangnya sukses data ke Gunung Kawi,
dan sebagainya). Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
2.2.2 Jenis-jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2004, p5), jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan
menurut tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data.
1. Penelitian Menurut Tujuan
a. Penelitian Terapan
Penelitian diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan
menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.
8
b. Penelitian Dasar atau Murni
Penelitian yang dilakukan/diarahkan sekedar untuk memahami masalah
dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya).
Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak
memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Penelitian dasar
pada umumnya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol
dengan ketat. Jadi penelitian dasar berkenaan dengan penemuan dan
pengembangan ilmu.
2. Penelitian Menurut Metode
a. Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data
yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Contoh: penelitian
untuk mengungkapkan kecenderungan masyarakat dalam mengkonsumsi
jenis minuman.
b. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian tersebut. Contoh: penelitian untuk
mengungkapkan sebab-sebab terjadinya kebakaran pabrik sepatu.
9
c. Penelitian Eksperimen
Suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.
Penelitian eksperimen ini pada umumnya dilakukan pada laboratorium.
Contoh: pengaruh unsur kimia tertentu terhadap kelezatan makanan.
d. Penelitian Naturalistik
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif. Metode
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi. Contoh: penelitian untuk
mengungkapkan makna upacara ritual terhadap keberhasilan bisnis.
e. Policy Research (Penelitian Policy)
Policy research dimulai karena adanya masalah, dan masalah ini pada
umumnya dimiliki oleh para administrator atau manajer atau para
pengambil keputusan pada suatu organisasi. Policy research adalah
suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap
masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat
direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertindak secara
praktis dalam menyelesaikan masalah. Policy research ini sangat relevan
bagi perencana dan perencanaan. Contoh: penelitian untuk mendapatkan
informasi guna menentukan sistem penggajian karyawan. Penelitian
untuk mendapatkan informasi guna menentukan jenis barang apa yang
perlu diproduksi besar-besaran.
10
f. Action Research (Penelitian Tindakan)
Penelitian tindakan merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya
produksi dapat ditekan dan produktivitas lembaga dapat meningkat.
Jadi dapat dinyatakan di sini bahwa, penelitian tindakan adalah suatu
proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki
perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang
diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian,
setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan, melaksanakan prosedur ini. Tujuan utama
penelitian ini adalah mengubah (1) situasi, (2) perilaku, (3) organisasi
termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan pranata. Contoh:
penelitian untuk memperbaiki prosedur dan metode kerja dalam
pembuatan suatu jenis makanan yang diproduksi massal.
g. Penelitian Evaluasi
Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu kejadian,
kegiatan, dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
Contoh: penelitian untuk mengevaluasi apakah suatu produk yang
direncanakan terjual 95% tercapai atau tidak.
h. Penelitian Sejarah
Penelitian yang dilakukan untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa
lampau secara sistematis dan objektif, melalui pengumpulan, evaluasi,
verifikasi, dan sintesa data yang diperoleh, sehingga dapat ditetapkan
11
fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan. Contoh: penelitian untuk
mengetahui perkembangan bisnis Indonesia antara tahun 1600 s/d 1945.
3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
b. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Contoh: adakah perbedaan keuntungan antara BUMN
dengan perusahaan swasta. Adakah perbedaan nilai penjualan antara
tahun 1977 dengan 1999. Tahun 1997 dan 1999 adalah waktu yang
berbeda.
c. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini
mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian
deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini, maka akan dapat
dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.
4. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan
gambar.
12
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan (skoring), misalnya
terdapat dalam skala pengukuran. Suatu pernyataan atau pertanyaan yang
memerlukan alternatif jawaban, sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak
setuju di mana masing-masing: sangat setuju diberi angka 4; setuju 3,
kurang setuju 2, dan tidak setuju 1.
2.2.3 Macam-macam Data Penelitian
Menurut Sugiyono (2004, p14), macam data ada dua yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk
kata, kalimat, dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka,
atau data kualitatif yang diangkakan (skoring: baik sekali = 4, baik = 3, kurang
baik = 2, dan tidak baik = 1).
Data kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu data diskrit/nominal dan data
kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan
secara terpisah, secara diskrit atau kategori. Data ini diperoleh dari hasil
menghitung, misalnya dalam suatu kelas setelah dihitung terdapat 50 mahasiswa,
terdiri atas 30 pria dan 20 wanita. Dalam suatu kelompok terdapat 1000 orang
suku Jawa dan 500 suku Sunda dll. Jadi data nominal adalah data diskrit, bukan
data kontinum.
Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan ini
diperoleh dari hasil pengukuran. Data ini dibagi menjadi data ordinal, data
interval, dan data ratio. Data ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau
13
peringkat. Misalnya juara I, II, III, dan seterusnya. Data interval adalah data yang
jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut/mutlak. Contoh skala
termometer, walaupun ada nilai 00C, tetapi tetap ada nilainya. Data-data yang
diperoleh dari pengukuran dengan instrumen sikap dengan skala Likert misalnya
adalah berbentuk data interval. Data interval dapat dibuat menjadi data ordinal
(peringkat). Data ratio adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol
mutlak.
2.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010, p193), pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari
setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada
laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden,
pada suatu seminar, diskusi, di jalan dll. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,
maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
14
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun
tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face)
maupun dengan menggunakan telepon.
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun
telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden
diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering
digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian
yang lebih mendalam tentang responden.
15
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka,
dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos,
atau internet.
3. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perlilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan
menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non
participant observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan,
maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak
terstruktur.
16
a. Observasi Berperanserta (Participant Observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak.
b. Observasi Non Participant
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi
nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen. Misalnya dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat
mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap berang-barang, barang-
barang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu.
c. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, di mana tempatnya. Jadi
observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti
tentang variabel apa yang akan diamati.
d. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
17 2.2.5 Variabel Penelitian
2.2.5.1 Pengertian Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010, p58), variabel penelitian pada dasarnya adalah
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Selain itu, dapat dirumuskan juga bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
2.2.5.2 Macam-macam Variabel
Menurut Sugiyono (2010, p59), macam-macam variabel dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi:
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, dan
antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam Bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.
18
3. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan anatara variabel independen dengan dependen.
Variabel disebut juga sebagai variabel independen kedua.
4. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat
diamati dan diukur.
5. Variabel Kontrol
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan
penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimen.
2.2.5.3 Variabel Penelitian yang Digunakan
1. Perceived Market Orientation
Menurut Shapiro (1988), market orientation merupakan serangkaian
proses yang memiliki hubungan dengan semua aspek yang ada pada
perusahaan. Karena kebanyakan perusahaan menjual ke berbagai macam
customer yang bahkan mungkin bertentangan dengan keinginan dan
kebutuhan, tujuan untuk semakin dekat dengan customer pun menjadi tidak
berarti. Sebuah perusahaan dapat berorientasi pasar hanya jika perusahaan
tersebut dapat memahami dengan baik pasarnya dan orang-orang yang
memutuskan apakah akan membeli produk/jasa dari perusahaan tersebut.
19
2. Perceived Trust
Menurut Ring dan Van de Ven (1994), trust mengacu kepada percaya
bahwa pihak lain akan berperilaku sesuai dengan harapan seseorang.
Menurut Gouldner (1959), Gulati (1995), serta Ring dan Van de Ven
(1994), trust didasarkan pada kesepakatan yang jujur dan rasa timbal balik,
tetapi tidak berarti bahwa hasil akan dibagi rata antara pihak-pihak yang
terkait.
Menurut Quelch dan Klein (1996), trust adalah faktor penting dalam
mengstimulasi pembelian melalui internet.
Menurut Moorman, Zaltman, dan Deshpandé (1993), trust
didefinisikan sebagai kesediaan untuk mengandalkan rekanan bisnis yang
diyakini.
Morgan dan Hunt (1994) mengonseptualisasikan trust ada ketika satu
pihak memiliki kepercayaan pada keandalan dan integritas dari rekanan
bisnisnya.
Menurut Bromily dan Cummings (1992), trust merupakan harapan
bahwa individu atau kelompok lain akan:
a. melakukan upaya yang beritikad baik dalam berperilaku sesuai dengan
komitmen, baik secara eksplisit maupun implisit;
b. bersikap jujur dalam negosiasi apapun dengan diawali oleh komitmen;
dan
c. tidak mengambil keuntungan secara berlebihan dari orang lain meskipun
ada kesempatan.
20
3. Participation in E-Commerce
Menurut Duncker (dalam jurnal yang ditulis oleh Heider pada tahun
1958), participation didefinisikan sebagai kehadiran langsung dari objek
persepsi.
Dalam jurnalnya (2000), Javenpaa, Tractinsky, dan Vitale
mengatakan bahwa konsumen mungkin bersedia untuk membeli dari toko di
internet jika resikonya dianggap rendah, bahkan jika hubungan dengan
penjual tidaklah terlalu positif. Sebaliknya, konsumen mungkin tidak
bersedia untuk membeli dari penjual jika resikonya dianggap tinggi meskipun
hubungan dengan penjual positif.
4. Perceived Technical Trustworthiness
Menurut Corbitt dan Thanasankit (2003), trustworthiness of
technology (technical trustworthiness) yang mendukung transaksi e-
Commerce sangat penting bagi kepercayaan konsumen. Semakin banyak
konsumen yang mengandalkan layanan online, semakin banyak pula mereka
melihatnya sebagai hubungan yang dapat dipercaya, semakin besar premi
kepercayaan bagi perusahaan yang melakukan best practice, serta semakin
besar pula keterkaitan erosi kepercayaan bagi mereka dengan tingkat operasi
IT yang rendah.
Teknologi jauh lebih penting pada pasar online dibandingkan dengan
fungsinya pada pasar konvensional. Dikatakan lebih penting karena teknologi
merupakan sarana untuk konsep pemasaran dengan tidak adanya tenaga
penjual (salesperson).
21
Kurangnya kehandalan teknologi dapat menyebabkan konsumen
kehilangan kepercayaan pada e-Commerce dan kualitas teknologi juga
merupakan refleksi dari kekukuhan website sebagai solusi terdepan dari e-
Commerce tidaklah murah. Oleh karena itu, teknologi dapat digunakan
sebagai petunjuk bagi konsumen yang mendukung kepercayaan mereka
ataupun persepsi ketidakpercayaan akan website e-Commerce.
5. Perceived Risk
Menurut Clow dan Baack (1998), perceived risk merupakan fungsi
dari persepsi konsumen mengenai apa yang dipertaruhkan dan kepastian
mengenai konsekuensi yang akan diterima. Perceived risk dapat dikurangi
dengan adanya jaminan kualitas pelayanan, keandalan, dan responsif.
6. User’s Web Experience
Menurut Constantinides (2004), user’s web experience merupakan
kombinasi antara fungsi online, informasi, emosi, isyarat, stimulus, dan
produk/jasa. Dengan kata lain, campuran yang kompleks dari elemen-elemen
yang ada yang melampaui 4P dari traditional marketing mix.
User’s web experience juga dapat diartikan sebagai kesan secara
keseluruhan dari konsumen mengenai perusahaan online sebagai hasil dari
exposure-nya terhadap kombinasi tools dari pemasaran virtual di bawah
kontrol langsung dari pemasar, untuk mempengaruhi perilaku pembelian dari
konsumen online.
7. Perceived Site Quality
Menurut Yoo, Boonghee dan Naveen Donthu (2001), perceived site
quality adalah kualitas dari situs online shopping yang dirasakan konsumen.
22 2.2.6 Populasi
Menurut Sugiyono (2010, p115), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
2.2.7 Sampel
Menurut Sugiyono (2010, p116), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, Misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang diperlajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
2.2.8 Menentukan Ukuran Sampel
Menurut Sugiyono (2010, p124) jumlah anggota sampel sering
dinyatakan dengna ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100%
mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berikut diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%,
23
λ2 . N . P . Q
d2 (N – 1) + λ2 . P . Q
dan 10%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui
jumlahnya adalah sebagai berikut:
s =
Keterangan:
λ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
d = 0,05
s = jumlah sampel
N = jumlah populasi
2.2.9 Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2010, p116), teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling
pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi :
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
24
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
b. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari
suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk
mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling
sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, snowball.
a. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
25
b. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan.
c. Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
e. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.
f. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar.
2.2.10 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2010, p131), skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
26
Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan
instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih
akurat, efisien dan komunikatif.
Berbagai skala yang digunakan untuk penelitian antara lain:
1. Skala Likert
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain:
1 = Sangat Setuju
2 = Setuju
3 = Ragu-ragu
4 = Tidak Setuju
5 = Tidak Sangat Setuju
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu
“ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif” dan lain-
27
lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi
(dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakan.
3. Rating Scale
Dengan rating-scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating-scale,
responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah
disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah
disediakan.
4. Semantinct Deferential
Skala pengukuran yang berbentuk semantinct deferential digunakan untuk
mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist,
tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya
terletak di bagian kanan garis, dan jawabannya yang sangat negatif terletak di
kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan
biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu
yang dipunyai oleh seseorang.
2.2.11 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010, p93), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
28
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitan, belum jawaban yang empirik.
2.2.12 Teknik Regresi Berganda
Menurut Sugiyono (2010, p277), regresi digunakan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih
varibel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan
nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independennya minimal 2.
Persamaan regresi untuk n prediktor adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ..... + bnXn
Keterangan:
Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X=0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisiensi regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan
bila (−) maka terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
n = Jumlah prediktor
29 2.2.13 Teknik Korelasi Product Moment
Menurut Sugiyono (2010, p213), korelasi product moment digunakan
untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu
dependen. Bentuk rumus koefisiensi korelasi sederhana product moment:
rxy =
rxy =
Uji signifikansi korelasi product moment ditunjukkan pada rumus:
t =
Keterangan:
r = Koefisiensi korelasi
xi = Jumlah variabel X
yi = Jumlah variabel Y
n = Jumlah sampel
Uji signifikansi korelasi product moment secara praktis, yang tidak perlu
dihitung, tetapi langsung dikonsultasikan pada tabel r product moment (Lampiran
10).
30
Tabel 2.1 Tabel Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 − 0.199 Sangat rendah
0.20 − 0.399 Rendah
0.40 − 0.599 Sedang
0.60 − 0.799 Kuat
0.80 − 1.000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2010, p250
2.2.14 Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010, p206), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean
(pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan
prosentase.
31 2.2.15 SPSS
Menurut Wijaya (2011, p9), SPSS mulai dikembangkan pada tahun 1960
sebagai salah satu perangkat lunak untuk alat bantu penghitungan secara statistik
oleh Norman H. Nie, C. Hadlay, serta Date Bent dari Stanford University. Pada
tahun 1984, kemudian dikenalkan SPSS/PC+ untuk personal computer (PC).
Versi Window baru dirilis pada tahun 1992 sampai sekarang. SPSS mengalami
perkembangan dari versi 6.0 hingga versi terbaru seperti SPSS versi 19.0 yang
baru beredar di Indonesia milik IBM. Kemungkinan akan terus berkembang
dalam versi-versi berikutnya. Pada dasarnya pengoperasian SPSS memiliki
kesamaan dalam berbagai versi, perbedaan hanya pada fasilitas tambahan yang
ditawarkan. Banyak program statistik yang ditawarkan baik secara gratis (free)
atau hanya membayar. SPSS dirancang secara user friendly sehingga mudah
digunakan dibandingkan software-software lainnya yang kebanyakan
menggunakan bahasa program.