bab 2 anggaran
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
1/37
22
BAB 2
TINJAUAN TEORETIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Teoretis
2.1.1 Pengertian Anggaran
Penganggaran adalaha proses alokasi sumber-sumber yang terbatas kepada
aktivitas yang tidak terbatas. Sedangkan anggaran adalah sejumlah rupiah yang
direncanakan untuk aktivitas yang dilakukan pada periode waktu tertentu.
Menurut The National Comitte Govermental Accounting (NCGA) “A
budget is a financial operation embodying an estimated of purposed expenditure
for a given period t ime and the propose mean to financing them.” Artinya
anggaran adalah rencana kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk financial, yang
meliputi usulan pengeluaran yang diperkirakan untuk suatu periode tertentu,
beserta usulan cara-cara memenuhi pengeluaran tersebut.
Secara umum anggaran adalah rencana kegiatan keuangan yang berisi
perkiraan belanja dalam satu periode dan sumber pendapatan. Anggaran
diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tak terbatas.
Anggaran merupakan titik focus dari persekutuan antara proses perencanaan dan
pengendalian. Penganggaran (budgeting) adalah proses penerjemahan rencana
aktivitas kedalam rencana keuangan. Dalam makna yang lebih luas, penganggaran
meliputi penyiapan, pelaksanaan, pengendalian, dan pertanggungjawaban
anggaran yang biasa dikenal dengan siklus akuntansi.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
2/37
23
Dengan demikian, penganggaran perlu adanya standardisasi dalam berbagai
formulir, dokumen, intruksi dan prosedur karena menyangkut dan terkait dengan
operasional perusahaan sehari-hari (Yuwono, dkk, 2005:29).
2.1.2 Karakteristik Anggaran
Karakteristik anggaran menurut Mulyadi (2001: 490) adalah sebagai
berikut:
1. Dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan
2.
Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3.
Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa
para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab dalam mencapai sasaran
yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran di-review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusunan anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis juga dijelaskan.
2.1.3 Fungsi Anggaran
Anggaran memiliki beberapa fungsi utama, diantaranya:
1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada
pemberi wewenang. Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian
target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer public
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
3/37
24
dinilai bersadarkan berapa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran
yang telah ditetapkan.
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa
mendatang/pedoman bagi organisasi dalam mengelola untuk satu periode di
masa yang akan datang.
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
a.
merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan
misi yang ditetapkan.
b.
Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi serta merencakan alternative sumber pembiayaannya.
c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah
disusun, dan.
d. Menentukan indicator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
3. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit
kerja dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan. Setiap unit kerja terlibat
dalam proses penyusunan anggaran.
4.
Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas
pendapatan dan pengeluaran di suatu organisasi agar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada pemberi wewenang.
Pengendalian anggaran dapat dilakukan dengan 4 cara:
a. membandingkan kinerja actual dengan kinerja yang dianggarkan.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
4/37
25
b.
Menghitung selisih anggaran.
c.
Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak
dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu virus.
d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun/periode
berikutnya.
5. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien
dalam pencapaian visi organisasi. Anggaran dapat digunakan sebagai alat
untuk memotivasi manajer dan staffnya agar bekerja secara ekonomis, efektif
dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
6.
Anggaran merupakan instrumen politik.
7. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.
Sementara itu, menurut UU 17/2003, anggaran adalah alat akuntabilitas,
manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi,
anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian
serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
2.1.4 Tujuan Anggaran
Menurut Anthony et al. (dalam Wahyuningsih, 2012) bahwa empat tujuan
pokok dari penyusunan anggaran adalah:
1. Memperbaiki rencana strategis.
2. Mengkoordinasikan aktivitas berbagai bagian organisasi.
3. Menyerahkan tanggung jawab kepada manajer, memberikan otorisasi
besarnya biaya yang boleh dikeluarkan, dan memberikan umpan balik kepada
manajer atas kinerja mereka.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
5/37
26
4.
Sebagai perjanjian dan komitmen yang merupakan dasar untuk mengevaluasi
kinerja manajer sesungguhnya.
2.1.5 Jenis-jenis Anggaran
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup
yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan
anggaran perusahaan tersebut. Oleh karena hal tersebut maka anggaran
perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam anggaran yang mempunyai
kegunaan sendiri-sendiri. Anggaran yang satu bisa berbeda baik dari segi isi,
bentuk, maupun kegunaannya dengan anggaran yang lain. Agar tidak terkecoh
oleh beragamnya jenis anggaran yang ada di dalam perusahaan, maka perlulah di
ketahui bagaimana penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak
menimbulkan kerancuan di dalam memisahkan masing-masing anggaran yang ada
di dalam perusahaan tersebut.
1. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Ruang Lingkup
Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya anggaran dibedakan
menjadi anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Di dalam praktek
seringkali perusahaan dapat memilih antara dua alternatif di pandang dari
segi ruang lingkup ataupun intensitas penyusunannya. Alternatif pertama
menyusun budget dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Anggaran jenis ini
disebut anggaran komprehensif, karena jenis kegiatan yang dicakupnya
meliputi seluruh aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan,
personalia, dan tertib administrasi. Tetapi dalam kenyataannya seringkali
perusahaan dengan sengaja tidak memilih cara ini karena berbagai
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
6/37
27
pertimbangan praktis. Misalnya perusahaan hanya menyusun perencanaan
produksi saja, karena tidak ada masalah baik di dalam memasarkan hasil
produksi maupun di dalam pembiayaannya. Ataupun membatasi perencanaan
segi keuangan saja, karena perusahaan sedang mengalami kesulitan di bidang
ini. Alasan lain yang sering tidak diakui yakni karena memang tidak memiliki
kemampuan (teknis dan pembiayaan) untuk menyusun anggaran
komprehensif.
2.
Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Fleksibilitas
Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dapat dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu anggaran tetap (fixed budget) dan anggaran kontinyu
(Continuous bubget). Fixed budget adalah budget yang disusun untuk periode
waktu tertentu di mana volumenya sudah tersebut direncanakan revenue, cost
dan expenses. Dalam fixed budget tidak diadakan reviewing secara periodik.
Penyusunan budget dengan cara ini sangat jarang dilaksanakan oleh
perusahaan-perusahaan. Cara ini baru mungkin dipakai apabila asumsi dasar
yang dipakai oleh perusahaan dalam penyusunan anggaran tidak berubah
sama sekali. Padahal dalam kenyataannya, asumsi dasar tersebut selalu harus
diubah, karena harus selalu disesuaikan dengan perubahan-perubahan
lingkungan yang ada.
Penyusunan budget dengan cara continuos budget mempunyai karakteristik-
karakteristik diantaranya :
a. Penyusunannya menurut periode tertentu, volume tertentu, dan
berdasarkan volume tersebut disusun rencana revenue, cost dan expenses.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
7/37
28
b.
Untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dasar masih dapat dipakai atau
tidak, maka secara periodik dilakukan penilaian kembali. Tentu saja bila
sudah tidak reliable, maka asumsi harus dirubah. penilaian kembali, dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan setiap kwartal. apabila dalam satu kwartal
tertentu ternyata telah terjadi ketidak sesuaian, maka perlu dibuat anggaran
baru untuk kwartal berikutnya. penilaian kembali dapat juga dilakukan
enam bulan sekali, tergantung dari kebijaksanaan masing-masing
perusahaan. Perusahaan yang merasakan sering terjadinya perubahan
lingkungan , merasa perlu untuk mengadakan penilaian kembali relatif
lebih sering, upamanya setiap kwartal. Sedangkan perusahaan yang merasa
jarang menghadapi perubahan-perubahan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kegiatannya, menganggap bahwa enam bulan sekali adalah
jangka waktu paling tepat untuk mengadakan penilaian kembali.
c. Ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran
berikutnya dengan menggunakan data-data yang paling akhir dimiliki.
Pemanfaatan budget continuous memiliki syarat sebagai berikut :
a. Memerlukan perekaman data ekstern secara terus menerus. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan lingkungan.
b. memerlukan sistem dan personalia akuntansi yang cepat dapat merekam,
menganalisa serta melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan
dalam realisasi.
3. Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Jangka Waktu
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
8/37
29
Jika anggaran perusahaan dipisahkan menurut jangka waktu anggaran, maka
akan diperoleh beberapa jenis anggaran sebagai berikut. Anggaran strategis
(Strategical budget) yang merupakan anggaran jangka panjang, anggaran yang
berlaku untuk jangka panjang yaitu melebihi satu periode akuntansi (melebihi
1tahun), berisikan hal-hal yang bersifat umum seperti misalnya kebijakan
perusahaan jangka panjang, gambaran perkembangan perusahaan dalam
jangka waktu yang panjang dan lain sebagainya.
Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek atau
anggaran operasional yang disebut sebagai anggaran taktis (tactical budget).
Anggaran taktis (tactical budget) anggaran yang berlaku untuk jangka pendek,
yaitu satu periode akuntansi atau kurang.Budget disusun oleh panitia
penyusun anggaran (budgeting committee). Yang terdiri atas pemegang
fungsi-fungsi utama (budget participative).
Syarat Sifat Anggaran Perusahaan
Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan anggaran perlu
memperhatikan beberapa syarat sifat anggaran seperti berikut :
a. Realistis. Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
b.
Luwes. Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk
disesuaikan dengan yang mungkin berubah. Untuk itu pihak manajemen
perlu mengamati perubahan lingkungan yang terus menerus terjadi agar
dapat melakukan penyesuaian bilamana diperlukan.
c. Kontinyu. Artinya membutuhkan perhatian terus-menerus dan tidak
merupakan suatu usaha yang insidentil.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
9/37
30
2.1.6 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
Semakin berkembangnya suatu perusahaan baik dalam aktivitas maupun
organisasinya maka semakin besar pula tanggung jawab pihak-pihak internal
dalam mengelola manajemen. Karena pengendalian manajemen yang baik secara
otomatis akan membawa perusahaan ke arah yang lebih baik. Sistem pengendalian
manajemen ini hendaknya mampu mengukur dan mengevaluasi aktivitas
perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuannya.
Akan tetapi kemajuan yang dicapai oleh perusahaan membuat pemilik atau
pemimpin perusahaan tidak memungkinkan lagi untuk mengawasi perencanaan
dan pengendalian dalam setiap aktivitas perusahaan secara langsung sehingga
dalam hal ini biasanya manajemen puncak akan menciptakan berbagai wilayah
tanggung jawab, yang dikenal sebagai pusat pertanggungjawaban, dan
menugaskan manajer dibawahnya untuk menangani wilayah tersebut. Pusat
pertanggungjawaban (responsibility center ) merupakan suatu segmen bisnis yang
manajernya bertanggung jawab terhadap peraturan kegiatan-kegiatan tertentu.
Berikut ini beberapa definisi mengenai akuntansi pertanggungjawaban
yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
1.
Menurut Hansen dan Mowen (2004: 116), Akuntansi pertanggungjawaban
adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat
pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer
untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.
2. Menurut Samryn (2001: 15-16), Akuntansi pertanggungjawaban merupakan
suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
10/37
31
pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari
sistem pengendalian manajemen.
3. Menurut Mulyadi (2001: 218), Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu
sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan
biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban
dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok
yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang
dianggarkan.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem pengumpulan data dan pelaporan informasi
oleh manajer pusat pertanggungjawaban atas aktivitas yang terjadi di
departemennya terbatas pada biaya dan atau pendapatan yang dapat dikendalikan
dengan tujuan untuk mengendalikan kegiatan operasional perusahaan dan
mengevaluasi kinerja.
Menurut Viyanti dan Se Tin (2010), Sistem Akuntansi
pertanggungjawaban dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
a.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional (traditionally
responcibility accounting ), yaitu akuntansi pertanggungjawaban yang
menfokuskan pengendalian terhadap konsumsi sumber daya oleh
responsible manajer.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
11/37
32
b. Activity-based responsibility accounting , yaitu akuntansi
pertanggungjawaban yang memfokuskan pengendalian terhadap aktivitas
yang mengkonsumsi sumber daya.
c. Sistem biaya standar yaitu akuntansi manajemen tradisional menekankan
pengendalian terhadap harga pokok penjualan ( product cost ).
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, pihak yang diberi wewenang harus
melaporkan hasil kerja yang dicapainya yang disebut laporan pertanggungjawaban
karena akuntansi pertanggungjawaban itu sendiri berawal dari adanya tugas,
wewenang dan tanggung jawab dalam struktur organisasi. Pendelegasian
wewenang itulah yang akan menimbulkan tanggung jawab kepada orang yang
memberi wewenang. Akuntansi pertanggungjawaban mempermudah bagi
pimpinan perusahaan dalam pendelegasian wewenang pengambilan keputusan.
Setiap manajer pada tingkat menengah akan diberi kekuasaan atas suatu bagian
yang lebih kecil dan dalam akuntansi pertanggungjawaban akan di evaluasi
prestasinya. Jadi pimpinan perusahaan selain mendapat laporan mengenai
informasi akuntansi, juga akan membantu memberikan motivasi bagi setiap
manajer.
Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan
dan hasilnya juga dalam menentukan imbalan yang dapat diterima seseorang.
Peranan ini disebut dengan pertanggungjawaban dan merupakan hal utama dalam
pengendalian manajerial. Model pertanggungjawaban didefinisikan oleh empat
unsur utama, yaitu:
1. Memberikan tanggung jawab,
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
12/37
33
2.
Menetapkan ukuran kinerja atau benchmark,
3.
Mengevaluasi kinerja,
4. Memberikan imbalan.
Akuntansi pertanggungjawaban banyak dipakai oleh perusahaan dan badan
usaha lainnya karena memungkinkan perusahaan untuk merekam seluruh aktivitas
usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggungjawab atas aktivitas
tersebut, dan menentukan unit usaha mana yang tidak berjalan secara efisien.
Adapun empat karakteristik sistem akuntansi pertanggungjawaban menurut
Mulyadi (2001: 191), yaitu:
a.
Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban.
b. Standar yang ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer yang
bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu.
c.
Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dan anggaran.
d. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan
kebijakan yang lebih tinggi.
2.1.7 Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari
akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan
dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istilah
akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang
melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban dapat
mengatur pekerjaan yang merupakan tanggung jawabnya langsung dibawah
pengawasannya.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
13/37
34
Konsep dasar akuntansi pertanggungjawaban lebih menunjukkan pada
syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penerapan akuntansi
pertanggungjawaban. Konsep dasar menurut Usry dan Hammer (1997: 454)
adalah sebagai berikut:
1. Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas pengelompokan tanggung
jawab (departemen-departemen) manajerial pada setiap tingkat dalam suatu
organisasi, dengan tujuan membentuk anggaran bagi masing-masing
departemen. Individu yang mengepalai pusat pertanggungjawaban harus
bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan biaya-biaya menurut yang
dapat atau tidak dapat dikendalikan oleh kepala departemen. Umumnya
biaya-biaya yang secara langsung dapat dibebankan kepada departemen,
kecuali biaya tetap, merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer
departemen tersebut.
2. Titik awal dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban terletak pada
bagan organisasi dimana ruang lingkup wewenang telah ditentukan.
Wewenang mendasari pertanggungjawaban biaya tertentu dan dengan
pertimbangan serta kerjasama antar penyelia, kepala departemen atau manajer
biaya tersebut dituangkan dalam anggaran perusahaan.
3. Setiap anggaran harus secara jelas menunjukkan biaya-biaya yang terkendali
oleh personel yang bersangkutan. Bagan perkiraan harus disesuaikan supaya
dapat dilakukan pencatatan atas beban terkendali atau yang
dipertanggungjawabkan berdasarkan dalam cakupan wewenang yang
dilimpahkan.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
14/37
35
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep
responsibility accounting (akuntansi pertanggungjawaban) mempunyai unsur-
unsur antara lain:
a. Authority (wewenang)
Kekuasaan adalah suatu wewenang yang dipegang oleh seorang
pimpinan kekuasaan dari laporan manajemen, kemudian mendelegasikan
sebagian kekuasaannya kepada middle manajemen, begitupun middle
manajemen juga mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada lower
manajemen beserta wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Responsibility (tanggung jawab)
Tanggung jawab adalah tugas atau kewajiban yang harus
dipertanggungjawabkan baik input ataupun output. Dalam akuntansi
pertanggungjawaban harus disusun sebatas biaya yang dapat
dikendalikan (controllable cost ) oleh departemen yang bersangkutan,
biaya-biaya langsung umumnya termasuk biaya terkendali, kecuali biaya
tetap.
c. Accountability (tanggung gugat)
Setiap budget (anggaran) yang dibuat oleh tiap-tiap departemen harus
jelas, biaya-biaya mana yang dapat dikendalikan oleh departemen yang
bersangkutan karena akan dipakai oleh tiap-tiap departemen untuk
menyusun laporan pelaksanaan yang akan digunakan untuk menilai
prestasi sesuai dengan garis wewenang dan tanggung jawab.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
15/37
36
2.1.8 Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban
Setiap unit organisasi merupakan pusat pertanggungjawaban maka setiap
pimpinan pusat pertanggungjawaban akan memberikan informasi baik berupa
anggaran maupun laporan manajemen. Adapun yang menjadi manfaat informasi
akuntansi pertanggungjawaban adalah informasi akuntansi pertanggungjawaban
yang berupa informasi yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran,
sedangkan informasi masa lalu bermanfaat sebagai penilai kinerja manajer pusat
pertanggungjawaban dan alat pemotivasi manajer (Mulyadi, 2001: 174-175).
Akuntansi pertanggungjawaban sangat diperlukan dan bermanfaat bagi
perusahaan besar yang kegiatan usahanya memerlukan pembagian tugas dan
tanggung jawab.
Manfaat akuntansi pertanggungjawaban menurut Soekarno (2002: 35)
adalah:
1. Mutu berbagai keputusan lebih baik, sebab dibuat oleh pimpinan yang berada
di tempat terjadinya isu-isu yang relevan.
2. Berkurangnya beban manajemen puncak sehingga bisa lebih memfokuskan
pada konsep pengendalian manajemen yang lebih strategis.
3.
Bagi pimpinan pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan inovasi dan kreativitasnya.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat informasi
akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut (Soekarno, 2002: 38):
a. Sebagai dasar penyusunan anggaran
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
16/37
37
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan
peran (role setting ) dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses
penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam
melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan
ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran tersebut
untuk memungkinkan pelaksanaan perannya. Sumber daya yang disediakan
untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran
perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standar yang berupa
informasi akuntansi.
b.
Alat penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang
penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi
karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan
manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap
manajer untuk merencanakan pendapatan dan/ atau biaya yang menjadi
tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan
dan/ atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab
mencerminkan skor ( score) yang dibuat oleh setiap manajer dalam
menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer
tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan.
c. Untuk memotivasi manajer
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
17/37
38
Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara
sadar dan bertujuan. Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk
mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk melaksanakan tindakan secara
sadar dan bertujuan. Dalam sistem penghargaan perusahaan, informasi
akuntansi merupakan bagian yang penting, maka informasi akuntansi ini akan
berdampak terhadap motivasi manajer melalui dua jalur berikut ini:
1) Menimbulkan pengaruh langsung terhadap motivasi manajer dengan
mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan. Struktur
penghargaan sebagian didasarkan atas informasi akuntansi, maka
manajer akan berkeyakinan bahwa prestasinya yang diukur dengan
informasi akuntansi pertanggungjawaban akan diberi penghargaan yang
sebagian besar didasarkan pada informasi akuntansi.
2)
Informasi pertanggungjawaban berdampak terhadap motivasi melalui
nilai penghargaan. Informasi akuntansi pertanggungjawaban digunakan
untuk mengukur prestasi manajer. Jika struktur penghargaan sebagian
besar didasarkan pada informasi akuntansi, manajer akan memperoleh
kepuasan.
2.1.9
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Berdasarkan definisi-definisi para pakar tentang akuntansi
pertanggungjawaban yang telah diuraikan sebelumnya, agar suatu penerapan
akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan untuk menilai kinerja manajer
maka harus memenuhi beberapa unsur sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi dan Pusat Pertanggungjawaban
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
18/37
39
a.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi mencerminkan pembagian dan wewenang dalam
perusahaan. Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian
wewenang untuk melaksanakan tugas khusus kepada lower manager agar
pembagian kerja yang bermanfaat. Supomo (dalam Wahyuningsih, 2012)
mengemukakan bahwa struktur organisasi merupakan alat pengendalian
organisasi yang menunjukkan tingkat pendelegasian wewenang manajemen
puncak dalam pembuatan keputusan kepada senior manajer dan manajer level
menengah yang secara ekstrem dikelompokkan menjadi dua: Sentralisasi dan
Desentralisasi.
Menurut Handoko (1993: 169), struktur organisasi menunjukkan kerangka
dan susunan perwujudan pola tetap diantara fungsi-fungsi, atau posisi maupun
orang-orang yang menunjukkan bagaimana hubungan diantaranya. Satuan-satuan
organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak yang
dihubungkan satu dengan lainnya dengan garis yang menunjukkan rantai perintah
atau jalur komunikasi formal. Apabila dalam suatu organisasi terlihat adanya
pendelegasian wewenang yang semakin besar kepada tingkat manajerial yang
rendah maka struktur organisasi tersebut adalah desentralisasi serta kondisi
sebaliknya disebut sentralisasi.
Struktur organisasi memang erat kaitannya dengan pelimpahan wewenang.
Sebagian besar wewenang pembuatan keputusan pada struktur organisasi yang
tersentralisasi, dilakukan secara terpusat oleh manajemen puncak. Struktur
desentralisasi, di pihak lain menunjukkan adanya pendelegasian wewenang
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
19/37
40
pembuatan keputusan dari manajemen puncak pada manajer tingkat yang lebih
rendah. Dengan demikian wewenang pembuatan keputusan yang dilakukan oleh
bawahan relatif lebih besar kepada struktur desentralisasi daripada struktur
sentralisasi.
Desentralisasi ditandai dengan sistem pendelegasian wewenang
pengambilan keputusan dalam lingkungan organisasi dengan memberikan
kesempatan kepada para manajer diberbagai jenjang operasi untuk membuat
keputusan-keputusan kunci yang berhubungan dengan bidang
pertanggungjawaban mereka (Samryn, 2001: 15).
Struktur organisasi yang sesuai dengan konsep akuntansi
pertanggungjawaban adalah struktur yang memberikan peluang bagi bawahan
untuk menjalankan otonomi (desentralisasi) dan dengan jelas memisahkan tugas,
wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian.
Selain merupakan salah satu karakteristik dari akuntansi
pertanggungjawaban, pusat pertanggungjawaban juga merupakan dasar untuk
seluruh sistem akuntansi pertanggungjawaban. Oleh karena itu, pusat
pertanggungjawaban harus dirancang dengan seksama. Struktur organisasi harus
dianalisis untuk mengetahui kemungkinan adanya kelemahan dalam
pendelegasian wewenang. Pusat pertanggungjawaban dapat menjadi alat yang
efektif untuk mengendalikan organisasi jika strukturnya disusun secara rasional.
Dengan kata lain, struktur organisasi merupakan syarat utama dalam penerapan
konsep akuntansi pertanggungjawaban. Dua tipe struktur organisasi berkaitan
dengan pusat-pusat pertanggungjawaban, yaitu:
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
20/37
41
1)
Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional merupakan bentuk organisasi yang biasanya dipakai
oleh perusahaan besar yang ditandai dengan adanya jumlah karyawan yang
sangat besar, spesialisasi kerja tinggi, wilayah kerja luas, serta komando yang
tidak lagi berada pada suatu tangan pimpinan.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban fungsional menekankan
pertanggungjawaban pada unit organisasi dan ukuran kinerja merupakan
ukuran keuangan, Hansen dan Mowen (2004: 149). Hal ini menekankan
perspektif keuangan. Sistem berdasarkan fungsi dikembangkan ketika
kebanyakan perusahaan beroperasi dalam lingkungan yang relatif stabil.
Yang menjadi keuntungan terpenting dari struktur fungsional adalah
efisiensi. Sebagai contoh seorang manajer yang terampil dengan membawahi
salah satu divisi dalam perusahaan akan lebih baik dan mampu dalam
pengambilan suatu keputusan dibidangnya daripada manajer yang
bertanggung jawab terhadap dua atau lebih divisi sekaligus.
2) Organisasi Unit Bisnis (Divisonal)
Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada divisi-
divisi, dibawah setiap divisi dibagi atas dasar fungsi. Manajer perusahaan
bertanggungjawab atas perusahaan secara keseluruhan dan berwenang penuh
mengambil keputusan investasi, selanjutnya kepala divisi bertanggungjawab
hanya untuk divisinya masing-masing. Pengukuran hasil kinerjanya
berdasarkan biaya masing-masing divisi.
b. Pusat Pertanggungjawaban
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
21/37
42
Atkinson, et al (2001: 521) mengemukakan: “ A responsibility center is an
organization unit for which a manager is made responsible”. Adalah seorang
manajer bertanggung jawab atas sebuah unit organisasi yang didelegasikan
kepadanya. Jadi, seorang manajer wajib bertanggung jawab penuh atas unit
organisasi yang dia pimpin terhadap aktivitas unit organisasinya serta terhadap
penyiapan laporan kinerja.
Pusat pertanggungjawaban menurut Sriwidodo (2010) ialah setiap unit
kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung
jawab atas aktivitas yang dilakukan atau unit organisasi yang dipimpinnya. Pusat
pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengelola
masukan (input ) menjadi keluaran (output ). Input dapat berupa bahan baku,
tenaga kerja, atau berbagai jenis jasa lain. Semua bahan masukan diproses dalam
pusat-pusat pertanggungjawaban.
Dalam pemrosesan biasanya diperlukan tambahan masukan lain berupa
modal kerja, peralatan, atau harta lainnya. Sebagai hasil proses tersebut akan di
dapat suatu keluaran berupa produk atau jasa yang akan ditransfer ke pusat
pertanggungjawaban yang lain atau langsung dijual ke konsumen. Masukan suatu
pusat pertanggungjawaban yang di ukur dalam satuan uang disebut biaya,
sedangkan keluaran suatu pusat pertanggungjawaban yang berupa produk atau
jasa dan dalam satuan uang yang di sebut pendapatan.
Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu sebagai berikut:
1) Pusat Biaya (Cost Center )
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
22/37
43
Pusat biaya merupakan segmen atau subdivisi dari suatu organisasi dimana
manajernya hanya bertanggung jawab terhadap segala pengeluaran pada
segmen tersebut. Pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang
mengolah masukan (input ) yang diukur dalam nilai uang, namun output tidak
diukur dengan cara yang sama. Berdasarkan hubungan masukan dan keluaran,
pusat biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Pusat biaya tehnik (engineered cost center )
Pusat biaya tehnik adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya
dapat ditentukan dengan pasti karena biaya tersebut berhubungan erat
dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut. Salah satu contoh adalah
departemen produksi dan departemen pengiriman. Jika keluaran
dinaikkan jumlahnya akan menyebabkan bertambahnya jumlah
masukan (biaya produksi) departemen tersebut. Prestasi manajer pusat
biaya tehnik diukur berdasarkan kemampuan mempertahankan
efisiensi kerja.
b) Pusat biaya kebijakan (discreationary cost center ).
Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya
tidak mempunyai hubungan yang erat dengan volume kegiatan pusat
biaya tersebut. Jumlah biaya yang tepat untuk kegiatan pusat biaya
kebijakan ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen. Salah satu
contoh dari pusat biaya ini adalah departemen akuntansi, personalia,
dan bagian penelitian pengembangan. Tujuan dari pusat biaya
kebijakan bukanlah untuk meminimumkan jumlah pengeluaran, tetapi
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
23/37
44
untuk mengusahakan bagaimana menggunakan dana yang dianggarkan
dengan cara yang seefektif mungkin. Itulah sebabnya prestasi manajer
dalam pusat biaya ini tidak dapat diukur dari sudut efisiensi.
2) Pusat Pendapatan ( Revenue Center )
Pusat pendapatan yaitu suatu pusat pertanggungjawaban dimana
manajernya hanya bertanggung jawab untuk penjualan atau perolehan
pendapatan. Prestasi manajer pusat pertanggungjawaban diukur berdasarkan
jumlah penjualan atau pendapatan yang dicapai dibandingkan dengan
penjualan yang dianggarkan, dan biaya pemasaran aktual dibandingkan
dengan biaya pemasaran yang dianggarkan.
3) Pusat Laba ( Profit Center )
Pusat laba adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi
yang kinerja manajemennya dinilai atas dasar selisih pendapatan dengan biaya
dalam pusat pertanggungjawaban tersebut. Adapun yang menjadi perhatian
dalam pusat pertanggungjawaban itu adalah besar laba yang diperoleh, yaitu
dengan membandingkan biaya sebagai input dengan pendapatan sebagai
output .
Contoh: unit bisnis sebagai pusat laba biasanya ditetapkan pada perusahaan
yang menghasilkan lebih dari satu macam produk atau jasa. Dalam hal ini
manajer divisi bertanggung jawab untuk mengendalikan atas pengembangan
produk, proses produksi dan strategi pemasaran. Para manajer tersebut
berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan beban sedemikian rupa
sehingga dapat dapat dianggap bertanggung jawab atas laba bersih.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
24/37
45
4)
Pusat Investasi ( Investment Center )
Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi yang kinerjanya dinilai atas dasar pendapatan, biaya, dan sekaligus
investasi (aktiva dan modal) pada pusat pertanggungjawaban tersebut. Prestasi
pusat invetasi diukur dengan menghubungkan laba yang diperoleh pusat
pertanggungjawaban tersebut dengan investasi yang bersangkutan. Ukuran
prestasi yang sering dipakai adalah Return on Investment (ROI).
2.
Klasifikasi Biaya Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut Mulyadi (1992: 8) pengertian biaya dalam arti luas adalah
pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada empat unsur
pokok dalam definisi biaya tersebut:
1.
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Dalam akuntansi pertanggungjawaban pihak manajemen membutuhkan
informasi tentang biaya dari masing-masing pusat pertanggungjawaban untuk
proses pengendalian dan penilaian prestasi. Informasi biaya yang dibutuhkan
pihak manajemen hanya sebatas biaya yang terjadi dan berada dalam batasan
tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban. Karena tanggung jawab
manajer pusat pertanggungjawaban hanya sebatas biaya yang dapat dikendalikan,
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
25/37
46
maka harus ada pemisahan biaya atas dasar dapat tidaknya suatu biaya
dikendalikan oleh manajer.
Pemisahan biaya menjadi terkendali dan tidak terkendali bagi seseorang
sejak penetapan anggaran adalah sangat penting agar tidak terjadi tanggung jawab
ganda terhadap biaya tertentu dan agar setiap pimpinan pusat biaya dapat
mengetahui dengan jelas batas-batas tanggung jawabnya. Demikian pula menurut
Blocher dan Lin (2000: 96), biaya untuk pengendalian dapat diklasifikasikan
menjadi:
a.
Biaya terkendali (controllable cost )
Biaya dikatakan terkendali jika manajer atau pekerja mempunyai kebijakan
dalam keputusan terjadinya biaya atau secara signifikan dapat mempengaruhi
jumlah biaya dalam suatu periode tertentu yang biasanya jangka pendek.
b.
Biaya tak terkendali (uncontrollable cost )
Biaya dikatakan tak terkendali jika manajer atau pekerja tidak mempunyai
kebijakan dalam keputusan terjadinya biaya atau secara signifikan tidak dapat
mempengaruhi jumlah biaya dalam satu periode tertentu yang biasanya jangka
pendek.
Seluruh biaya terkendali adalah biaya langsung, namun tidak seluruh biaya
langsung merupakan biaya terkendali. Sebagai contoh biaya bahan baku
merupakan biaya terkendali manajer produksi, tetapi dalam situasi tertentu biaya
tersebut dapat diluar pengaruh manajer produksi.
Terkendalinya suatu biaya pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu
tingkatan manajemen dan jangka waktu tertentu. Makin tinggi tingkatan
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
26/37
47
manajemen maka makin banyak biaya yang dapat dikendalikan karena manajer
memiliki wewenang yang lebih luas. Dalam jangka waktu relatif panjang, semua
biaya dapat dikendalikan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi.
Menurut Mulyadi (2001: 169) dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi
Manajemen” mengatakan bahwa suatu biaya tak terkendali dapat dirubah menjadi
biaya yang terkendali melalui 2 (dua) cara, yaitu:
1) Dengan mengubah dasar pembebanan dari alokasi ke pembebanan
langsung. Biaya yang dialokasikan kepada suatu pusat
pertanggungjawaban dengan dasar yang sembarangan, tidak dapat
dimintakan pertanggungjawaban kepada manajer yang bersangkutan
sehingga biaya tersebut merupakan biaya yang tidak terkendali baginya.
Untuk mengubahnya menjadi biaya yang terkendali, biaya tersebut harus
dibebankan sedemikian rupa kepada pusat pertanggungjawaban tertentu
sehingga dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer yang
bersangkutan.
2) Dengan mengubah letak tanggung jawab pengambilan keputusan. Yaitu
dengan mendelegasikan wewenang untuk pengambilan keputusan dari
manajemen puncak kepada manajer pusat pertanggungjawaban, sehingga
manajer tersebut yang tadinya tidak berwenang untuk mempengaruhi
biaya tertentu kini dapat mempengaruhi biaya tersebut secara signifikan.
Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, semua biaya yang
terkendalikan oleh manajer tingkat bawah akan dipandang terkendalikan
juga oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang membawahinya.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
27/37
48
4. Kode Rekening Biaya Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban menghendaki adanya pengumpulan dan
pelaporan biaya yang berada dibawah kendali tiap-tiap tingkatan manajemen.
Biaya yang terjadi harus diklasifikasikan dan diberi kode rekening sesuai dengan
pusat-pusat pertanggungjawaban. Pengolahan data akuntansi sangat tergantung
pada penggunaan kode untuk mencatat, mengklasifikasikan, menyimpan, dan
mengambil data keuangan. Kode adalah suatu rerangka ( framework ) yang
menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi
tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat. Pemberian kode dapat
memudahkan proses pencarian perkiraan yang dibutuhkan, pencatatan,
pengklasifikasian, dan pelaporan data akuntansi. Dengan adanya kode akan
memudahkan identifikasi dan pembedaan elemen-elemen yang ada dalam suatu
klasifikasi. Untuk dapat segera mengetahui dan membedakan perkiraan-perkiraan
dalam proses pencarian, maka kode yang digunakan harus disusun secara
konsisten.
Ada beberapa cara yang digunakan dalam proses pengkodean antara lain
dengan menggunakan angka, huruf atau kombinasi keduanya oleh karena biaya
yang terjadi dikumpulkan untuk setiap tingkat manajemen, maka biaya-biaya
tersebut harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkat-tingkat
manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen
merupakan pusat pertanggungjawaban dan akan dibebani dengan biaya-biaya
yang terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendali dan tidak
terkendali. Dua cara yang dapat dilaksanakan dalam pemberian kode:
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
28/37
49
a.
Metode kelompok ( group code method )
Sifat-sifat khusus dalam metode ini adalah sebagai berikut:
1) Posisi masing-masing angka mempunyai arti, dimana angka yang
paling kiri adalah kode golongan perkiraan dan angka paling kanan
adalah kode jenis rekening.
X X X X X
Kode Rekening Biaya
Pusat Pertanggungjawaban Direksi
Pusat Pertanggungjawaban Departemen
Pusat Pertanggungjawaban Bagian
Jenis Biaya
Gambar 1
Arti Posisi Angka Dalam Kode Rekening
Sumber: Mulyadi. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat, dan rekayasa. Edisi
Ketiga. Cetakan Pertama. Salemba Empat. Jakarta. 2001. Hal 198
2) Setiap kode dalam perkiraan terdiri dari angka-angka yang sudah
ditetapkan terlebih dahulu, dimana masing-masing angka mewakili
jenis rekening.
Rekening buku besar diberi kode angka dengan metode kode kelompok.
Dalam keadaan yang ideal, kode rekening pembantu biaya terdiri dari tujuan
angka sehingga cara pemberian kodenya dapat digambarkan sebagai berikut:
b. Kode Blok ( Block Code)
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
29/37
50
Kode yang diberikan kepada setiap klasifikasi tidak menggunakan urutan-
urutan digit tetapi dengan memberikan satu blok nomer untuk setiap
kelompok. Jadi disini, kode diberikan pada setiap kelompok yang dimulai
dengan angka-angka tertentu juga merupakan satu blok nomer kode. Contoh:
Tabel 1
Nomer Rekening Kode Blok
Golongan Perkiraan Nomor Rekening
a. Aktiva 100-109
b. Utang 200-299
c. Modal 300-399
d. Pendapatan 400-499
e. Biaya 500-599
Sumber: Mulyadi. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat, dan rekayasa. Edisi
Ketiga. Cetakan Pertama. Salemba Empat. Jakarta. 2001. Hal 198
c.
Setsel Rekening Desimal
Melalui cara ini, perkiraan ini diklasifikasikan menjadi golongan, kelompok,
dan jenis rekening. Masing-masing berjumlah maksimal 10. Seperti
kelompok golongan maupun jenis perkiraan diberi nomer kode mulai dari 0
sampai 9.
5. Laporan Pertanggungjawaban
Sistem pelaporan diperlukan dalam penilaian prestasi karena dapat
memantau kinerja masing-masing pusat pertanggungjawaban. Biasa disebut juga
sebagai laporan kinerja atas perannya dalam penilaian kinerja manajer. Informasi
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
30/37
51
akuntansi sangat berguna, baik untuk pihak intern organisasi perusahaan maupun
untuk pihak ekstern perusahaan. Bagi pihan intern, Informasi akuntansi sangat
diperlukan untuk mengetahui hasil kerja dari para manajer. Untuk itu sangat
penting menetapkan sejak awal tentang informasi apa yang perlu dilaporkan,
mekanisme pelaporan dan bagaimana sistem pelaporan perusahaan disusun untuk
kepentingan pihak luar maupun untuk kepentingan pihak dalam. Pada sejumlah
perusahaan di Indonesia, sistem pelaporan ini banyak menimbulkan persoalan.
Kurangnya komitmen atasan terhadap pentingnya laporan tertulis merupakan
salah satu kendala yang seringkali menghambat berjalannya sistem pelaporan
tanggung jawab.
Laporan pertanggungjawaban merupakan produk akhir yang dihasilkan
oleh sistem akuntansi pertanggungjawaban. Pengertian laporan
pertanggungjawaban menurut Mulyadi (2001: 182) : “Laporan
pertanggungjawaban merupakan suatu alat yang merunut informasi pendapatan
dan atau biaya ke manajer yang memiliki posisi terbaik untuk menjelaskan
penyebab terjadinya penyimpangan dan mampu merencanakan tindakan untuk
memperbaiki penyimpangan yang terjadi”.
Laporan pertanggungjawaban berisi perbandingan antara rencana kerja
yang tertuang dalam anggaran dengan pelaksanaan sesungguhnya. Dengan
laporan pertanggungjawaban, atasan dapat mengetahui sampai seberapa jauh
pelaksanaan tugas-tugas yang didelegasikan kepada bawahan dengan
membandingkannya dengan anggaran. Laporan pertanggungjawaban dalam
akuntansi pertanggungjawaban disusun secara periodik dan lebih terarah pada
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
31/37
52
kemampuan para manajer dalam mengendalikan biaya sesuai dengan wewenang
dan tingkatan manajemen dalam rangka penilaian kinerja.
Untuk meningkatkan efisisensi, sistem akuntansi pertanggungjawaban
haruslah didasarkan pada apa yang disebut dengan “pelaporan piramid”. Hal ini
berarti masing-masing manajer pertanggungjawaban berkewajiban menyiapkan
laporan pertanggungjawaban sendiri dan ringkasan laporan pertanggungjawaban
manajemen yang berada pada level bawahnya. Selanjutnya hanya jumlah total dari
laporan-laporan itu sajalah yang akan disajikan kepada tingkatan pelaporan yang
lebih tinggi berikutnya. Dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi
tingkatan tanggung jawabnya, maka semakin terkonsentrasi pula laporan yang
disajikan kepadanya.
2.1.10 Penilaian Kinerja Manajemen
1.
Pengertian Penilaian Kinerja
Mulyadi (2001:415) mengutip pendapat dari Siegel et al yang
mengemukakan bahwa “Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”.
Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja
sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan
peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Oleh karena itu, jika informasi
akuntansi dipakai sebagai salah satu dasar penilaian kinerja, maka informasi
akuntansi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi akuntansi
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
32/37
53
manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peran tertentu
dalam organisasi.
Tipe akuntansi manajemen yang memiliki karakteristik semacam itu
disebut dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban. Penilaian kinerja
dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang
dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil
kinerja pada waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun
ekstrinsik. Penilaian kinerja menurut Anderson dan Sollenberger (1992: 5) yaitu:
“ Performance evaluation is comparing actual performance with plans and
providing feedback for future planning and control”. Evaluasi kinerja adalah
membandingkan antara kinerja aktual (sesungguhnya) dengan perancanaan dan
sasaran awal perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dan dapat
menyediakan umpan balik bagi perusahaan yang berguna untuk perencanaan dan
kontrol di masa depan. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja yang
dilakukan manajemen adalah menilai atau mengevaluasi hasil kerja para
karyawannya dengan membandingkan hasil aktual dengan rencana dan sasaran
yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi sebatas wewenang dan tanggung
jawab masing-masing karyawan.
2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Prestasi kerja atau yang biasa juga disebut kinerja adalah kontribusi yang
dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian tujuan perusahaan (Sriwidodo,
2010). Dalam mengevaluasi pengukuran kinerja manajer pusat
pertanggungjawaban ada tiga kriteria yang digunakan yaitu efisiensi, efektivitas
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
33/37
54
dan ekonomis. Efisiensi adalah perbandingan, antara output yang dihasilkan
dengan besarnya input yang digunakan. Sedangkan efektivitas adalah hubungan
antara output suatu pusat pertanggungjawaban yang sasarannya harus dicapai.
Dan ekonomis dimaksudkan sebagai penggunaan sumber dana yang seminimal
mungkin. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan
dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana
formal yang dituangkan dalam anggaran.
Manfaat penilaian kinerja bagi manajemen menurut Mulyadi (2001: 416)
adalah untuk:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara maksimum.
Maksimisasi motivasi karyawan berarti membangkitkan dorongan dalam
diri setiap karyawan untuk mengerahkan usahanya dalam mencapai sasaran
yang telah ditetapkan oleh organisasi. Jika setiap karyawan memahami sasaran
yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan setiap karyawan melaksanakan
internalisasi sasaran perusahaan sebagai sasaran pribadinya, maka kesesuaian
tujuan individu karyawan dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan akan
terjadi. Kesesuaian sasaran individu karyawan dengan sasaran perusahaan
inilah yang akan memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran organisasi.
Maksimisasi motivasi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan inilah
yang merupakan tujuan pokok penilaian kinerja.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
34/37
55
b.
Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai
dasar pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang
dinilai kinerjanya. Jika manajemen puncak akan memutuskan promosi
manajer ke jabatan yang lebih tinggi, data hasil evaluasi kinerja yang
diselenggarakan secara periodik akan sangat membantu manajemen puncak
dalam memilih manajer yang memiliki kepantasan untuk dipromosikan.
Begitupun dalam pengambilan keputusan penghentian kerja sementara,
transfer, dan pemutusan hubungan kerja permanen.
c.
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
Jika manajemen perusahaan tidak mengenal kekuatan dan kelemahan
karyawan yang dimilikinya, sulit bagi manajemen untuk mengevaluasi dan
memilih program pelatihan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan
karyawan. Oleh karena itu dalam masa kerjanya, perusahaan mempunyai
kewajiban untuk mengembangkan karyawannya agar mereka selalu dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis perusahaan yang
senantiasa berubah dan berkembang. Hasil penilaian kinerja dapat digunakan
untuk mengidentifikasi kelemahan karyawan dan untuk mengantisipasi
keahlian dan ketrampilan yang dituntut oleh pekerjaan, agar dapat
memberikan respon yang memadai terhadap perubahan lingkungan bisnis di
masa yang akan datang.
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
35/37
56
d.
Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka
menilai kinerja mereka.
Dalam organisasi perusahaan, manajemen puncak mendelegasikan
sebagian wewenangnya kepada manajemen di bawah mereka. Pendelegasian
wewenang ini disertai dengan alokasi sumber daya yang diperlukan dalam
pelaksanaan wewenang tersebut. Manajer bawah melaksanakan wewenang
dengan mengkonsumsi sumber daya yang dialokasikan kepada mereka.
Penggunaan wewenang dan konsumsi sumber daya dalam pelaksanaan
wewenang ini dipertanggungjawabkan dalam bentuk pengukuran kinerja.
Dengan pengukuran kinerja ini, manajemen puncak memperoleh umpan balik
mengenai pelaksanaan wewenang dan penggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan wewenang yang dilakukan oleh manajemen bawah. Berdasarkan
hasil penilaian kinerja ini, manajemen puncak memberikan penilaian terhadap
kinerja manajemen bawah. Di lain pihak, penilaian kinerja ini memberikan
umpan balik bagi manajemen bawah mengenai bagaimana manajemen puncak
menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Penghargaan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu
penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik. Penghargaan intrinsik
berupa rasa puas diri yang diperoleh seseorang yang telah berhasil
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu.
Untuk meningkatkan penghargaan intrinsik, manajemen dapat menggunakan
berbagai teknik seperti pengayaan pekerjaan, penambahan tanggung jawab,
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
36/37
57
partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan usaha lain yang meningkatkan
harga diri seseorang dan yang mendorong orang untuk menjadi yang terbaik.
Penghargaan ekstrinsik terdiri dari kompensasi yang diberikan kepada
karyawan, baik berupa kompensasi langsung, tidak langsung maupun berupa
kompensasi non keuangan. Kompensasi langsung yaitu pembayaran langsung
seperti gaji atau upah pokok, honorarium lembur dan hari libur, pembagian
laba, pembagian saham, dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja
karyawan.
Penghargaan tidak langsung adalah semua pembayaran untuk
kesejahteraan karyawan seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua,
honorarium liburan, dan tunjangan masa sakit. Kompensasi ini tidak
mempunyai dampak terhadap motivasi individu dalam mencapai sasaran
organisasi, karena kompensasi ini diberikan kepada siapa saja yang bekerja
dalam organisasi perusahaan.
Penghargaan non keuangan dapat berupa sesuatu yang ekstra yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan seperti ruang kerja istimewa,
peralatan kantor istimewa, tempat parkir khusus, gelar istimewa, dan
sekretaris pribadi.
3. Tahapan Penilaian Kinerja
Tahapan penilaian kinerja manajemen menurut Mulyadi (2001: 420) ada
dua tahapan, yaitu:
a. Tahapan persiapan, terdiri dari tiga tahap:
-
8/18/2019 Bab 2 Anggaran
37/37
58
1)
Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung
jawab.
2) Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.
3) Pengukuran kinerja sesungguhnya.
b. Tahapan penilaian, terdiri dari tiga tahap:
1) Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan suatu sasaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2)
Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya
dari yang ditetapkan dalam standar.
3)
Penegakkan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan
untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
2.2 Rerangka Pemikiran
4)
ANGGARAN
Sistem Penyusunan Anggaran
Pelaporan Anggaran
Forecast
Produksi
Anggaran
Investasi
Anggaran
Biaya
Operasional
Persediaan
Komponen
Critical Part
Persediaan
Stok Gudang