bab 2 2 - · pdf file2.1.1 jurnal internasional nama peneliti ... interaksi yang bersifat...

30
9 BAB 2 Kajian Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan beberapa acuan dari penelitian sebelumnya, yaitu: 2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti Tahun Penelitia n Judul Penelitia n Hasil Penelitian Sumber Perbanding an dengan Penelitian sekarang Rianne Appel- Meulenbroek, (MB Eindhoven, Eindhoven, The Netherlands) 2010 Knowledg e sharing through co- presence: added value of facilities Previous studies do not define openness in such a way that different open plan layouts can be assessed and compared. This is necessary for facility managers to make Emerald Insight ISSN: 0263- 2772 Research paper Penelitian yang dilakukan saat ini membahas mengenai interaksi yang terjadi dalam tata ruang kantor terbuka serta hasil dari interaksi tersebut.

Upload: tranminh

Post on 07-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

9

BAB 2

Kajian Pustaka

2.1 Penelitian Sebelumnya

Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan beberapa acuan dari

penelitian sebelumnya, yaitu:

2.1.1 Jurnal Internasional

Nama

Peneliti

Tahun

Penelitia

n

Judul

Penelitia

n

Hasil

Penelitian

Sumber Perbanding

an dengan

Penelitian

sekarang

Rianne

Appel-

Meulenbroek,

(MB

Eindhoven,

Eindhoven,

The

Netherlands)

2010 Knowledg

e sharing

through

co-

presence:

added

value of

facilities

Previous

studies do

not define

openness in

such a way

that

different

open plan

layouts can

be assessed

and

compared.

This is

necessary

for facility

managers to

make

Emerald

Insight

ISSN: 0263-

2772

Research

paper

Penelitian

yang

dilakukan

saat ini

membahas

mengenai

interaksi

yang terjadi

dalam tata

ruang kantor

terbuka serta

hasil dari

interaksi

tersebut.

Page 2: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

10

grounded

decisions.

This paper

applies a

new

methodolog

y for these

types of

studies.

Also it

studies the

effect of

facilities on

actual

knowledge-

sharing

activities,

and not just

on

interactions

between

people.

Stryker,

James

B.; Santoro,

Michael D

January-

Februar

y 2012

Facilitating Face-to-Face Communication in High-Tech Teams

This paper

reports the

results of a

field study

conducted

at two R&D

sites of a

large U.S.

high

technology

Industrial

Research

Institute,

Inc.

Research

Article

Interaksi

yang terjadi

melalui

komunikasi

face to face

dinilai akan

lebih bisa

memperkuat

hubungan

interpersonal

Page 3: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

11

and life

sciences

company;

the results

suggest that

the typical

space

planning

solution of

simply

moving

people from

closed

offices to

open

cubicles

does not in

and of itself

increase

F2F

communicat

ion. Rather,

the level of

F2F

communicat

ion depends

on the

location of

team

members’

workstation

s within the

overall

karyawan

melalui tata

ruang kantor

terbuka.

Page 4: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

12

configuratio

n of the

space and

the amount

of space

provided to

support

collaboratio

n

opportunitie

s, including

both formal

and

informal

spaces.

Based on

the results

of the study,

we offer

suggestions

for the

layout and

design of

R&D

workstation

s to foster

productive

F2F

encounters.

Amina

Hameed

(Research

Associate),

2009 Impact of

Office

Design

on

The main

objective of

this study is

to find out

Scientific

journals

Jurnal of

Public

Penelitian

mengenai

office layout

dan

Page 5: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

13

Shehla Amjad

(Professor)

Employee

s’

Productiv

ity:

A Case

study of

Banking

Organizat

ions of

Abbottab

ad,

Pakistan

the

relationship

between

office

design and

productivity

. For this

purpose, 31

bank

branches of

13 banks

were

contacted

and studied.

The findings

of this study

show that

office

design is

very vital in

terms of

increasing

employees’

productivity

.

Comfortabl

e and

ergonomic

office

design

motivates

the

employees

Affairs,

Administrati

on and

Managemen

t

hubungan

interpersonal

karyawan

mengindikasi

kan bahwa

hubungan

interpersonal

yang terjalin

dapat

membuat

kerjasama

tim yang

baik.

Page 6: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

14

and

increases

their

performanc

e

substantiall

y.

Kerstin

Sailer,

Ian McCulloh

January

2012

Social

networks

and

spatial

configura

tion—

How

office

layouts

drive

social

interactio

n

This paper

analyzes the

spatial

dimensions

of office

layouts in

diverse

knowledge-

intensive

workplace

environmen

ts based on

the

theoretical

and

methodolog

ical

proposition

s of Space

Syntax, and

brings this

together

with the

analysis of

intra-

organizatio

Science

direct

Tata ruang

kantor

terbuka

seperti yang

diungkapkan

dan diteliti

dalam

penelitian ini

sangat

mempengaru

hi jenis

interaksi

yang

digunakan

dalam

pemanfaatan

tata ruang

kantor

terbuka.

Page 7: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

15

nal

interaction

networks.

Physical

distances

between

agents are

modeled in

different

ways and

used as

explanatory

variables in

exponential

random

graph

modeling.

The paper

shows that

spatial

configuratio

n in offices

can be

considered

an

important

but not sole

rationale

for tie

formation.

Furthermor

e, it is

shown that

Page 8: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

16

spatial

distance

measures

based on

detailed

configuratio

nal analysis

outperform

simple

Euclidean

distance

metrics in

predicting

social ties.

Masahiro

SAJI, Kyoko

KATO, Yuji

MATSUMOT

O, Ryusuke

NAKA,

Shigeyuki

YAMAGUC

HI

2006 A Study

of

Relations

between

Office

Layout

and

Communi

cations

The aim of

this study is

to define the

indexes to

evaluate the

activating

communicat

ions in the

office space

and to find

the

relations

between

office layout

and

communicat

ions. At

first, the

authors

KYOTO

INSTITUT

E OF

TECHNOL

OGY

LIBRARY

ONLINE

Research

Paper

Hubungan

interpersonal

yang terjalin

melalui tata

ruang kantor

terbuka akan

dikategorika

n ke dalam

beberapa

tolak ukur

keberhasilan

sebuah

hubungan

interpersonal,

yaitu : Harga

menghargai,

Loyal dan

toleran,

Sikap

Page 9: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

17

have

defined ten

evaluation

indexes

through a

research for

the office

layout trend

and a case

study. And

then, an

experiment

to compare

two

different

offices was

carried out.

The authors

focus on

“quantity”

and

“diversity”

of

communicat

ions so that

the

activating

communicat

ions is

evaluated

quantitative

ly. The

relations

terbuka, dan

Adanya

keakraban.

Page 10: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

18

between

office layout

and

communicat

ion took

place in the

office was

discussed

with the

result of the

experiment

in our

conclusion.

Tabel 2.1 Jurnal Internasional

2.1.2 Jurnal Lokal

Nama

Peneliti

Tahun

Peneliti

an

Judul

Penelitia

n

Hasil

Penelitian

Sumber Bandingannya

dengan

Penelitian

sekarang

J.A.A.

Rumeser

October

2010

Interpers

onal

Relation

Sebagai

Variabel

Yang

Menentu

kan

Kinerja

Unit Atau

Organisas

Dari

pembahasa

n kami

mengusulk

an model

yang

menggabun

gkan kedua

hal

tersebut,

yaitu,

Library BINUS

ejournal

Hubungan

interpersonal

dapat menjadi

faktor

terpenting

dalam

menentukan

kinerja, dalam

penelitian ini

yang diteliti

adalah

Page 11: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

19

i kinerja (K)

= sumber

daya

individual

(SDI) +

efektivitas

interaksi

(EI)

bagaimana

melakukan

komunikasi dan

berinteraksi saat

kerjasama tim.

Syarnubi

Som

August

28th,

2012

Teknik

Penataan

Ruang

Kantor

Pemerint

ah Yang

Baik

Penataan

ruang

bukan

hanya

menata

ruang,

tetapi juga

termasuk

hal-hal

yang

berkaitan

dengan

penataan

ruang,

antara lain

konsep dan

bentuk tata

ruang yang

diinginkan,

standar-

standar

yang harus

dipenuhi

untuk

Kementrian

Agama

Palembang

Artikel Ilmiah

Sesuai dengan

kebutuhan PT

Kolibriium

Kreasi Media

untuk dapat

berkomunikasi

untuk

berdiskusi dan

untuk

melakukan

pengawasan

langsung

terhadap kinerja

karyawan, maka

ruang kantor

ditata menjadi

tata ruang

kantor terbuka.

Page 12: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

20

sebuah

ruangan

kantor.

Tabel 2.2 Jurnal Lokal

2.2 Landasan Teori dan Konseptual

Dalam menyusun penelitian ini, penulis mengadopsi dari beberapa

teori, diantaranya:

2.2.1 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung antara individu dengan individu lainnya. “Interpersonal Communication is the verbal and nonverbal interaction between two (or sometimes more than two) interdependent people. This relatively simple definition implies a variety of characteristics.”(DeVito, 2009 : h4)

Interpersonal Communication Involves Interdependent Individuals

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara

orang-orang yang saling memiliki hubungan. Dengan demikian, komunikasi

interpersonal mencakup segala sesuatu yang terjadi antara hubungan ayah dan

anak, atasan dan bawahan, kakak beradik, guru dan murid, sebuah pasangan,

pertemanan, dan sebagainya. Meskipun pada umumnya merupakan hubungan

diadik (dua orang), komunikasi interpersonal sering diperluas untuk

mencakup kelompok-kelompok kecil yang intim seperti keluarga. Bukan

hanya sekedar memiliki hubungan antar individu, tetapi juga memiliki

kebergantungan: apa yang diperoleh seseorang merupakan dampak yang

berasal dari orang lain. Segala aktivitas seseorang pasti memiliki konsekuensi

dampak bagi orang lain.

Interpersonal Communication Is Inherently Relational

Komunikasi interpersonal secara alami terjadi melalui proses

hubungan, dampak dari sebuah hubungan, dan dapat mendefinisikan sebuah

hubungan. Itulah sebabnya, cara berkomunikasi ditentukan dari posisi yang

terdapat pada sebuah hubungan. Terdapat perbedaan dalam berinteraksi

Page 13: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

21

ketika berkomunikasi dengan atasan, sahabat, tetangga, saudara, rekan kerja,

atau dengan seorang kenalan baru.

Tetapi sekali lagi diingatkan bahwa cara berinteraksi akan

mempengaruhi jenis hubungan yang sedang dibangun. Jika berinteraksi

seperti cara berkomunikasi dengan teman, maka akan memunculkan

hubungan pertemanan. Jika berinteraksi dengan menyampaikan pesan yang

menyakitkan, maka akan memunculkan hubungan permusuhan. Jika

berinteraksi dengan mengekspresikan perhatian dan dukungan, maka akan

memunculkan hubungan berupa perhatian dan dukungan. Hal-hal seperti

diatas merupakan poin penting dalam pengamatan mengenai komuikasi

interpersonal. Namun, kebanyakan orang tidak menyetujui tentang apa yang

mereka katakan dan hubungan yang dikembangkan.

Interpersonal Communication Involves Verbal and Nonverbal Messages

Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan verbal

maupun nonverbal. Kontak mata dan gerakan tubuh dapat mengekspresikan

kata-kata melalui pesan interpersonal. Begitu pula pesan interpersonal yang

diterima melalui indera pendengaran akan sama hasilnya bila diterima

melalui indera lainnya, khususnya indera penglihatan dan sentuhan.

Walaupun keadaannya diam, maka itu juga merupakan pesan interpersonal.

Pesan interpersonal akan terlihat berbeda dalam penyampaiannya bergantung

pada faktor-faktor yang terlibat dalam interaksi.

Interpersonal Communication Exists in Varied Forms

Komunikasi interpersonal seringkali diartikan hanya terjadi secara tatap

muka langsung. Di jaman yang serba online, komunikasi interpersonal bisa

terjadi secara online bahkan komunikasi secara langsung melalui media

online sudah sering dilakukan. Komunikasi online, atau Computer-Mediated

Communication (CMC) sudah menjadi bagian penting yang mendukung

orang-orang untuk mencari pengetahuan mengenai dunia luas. Komunikasi

interpersonal dapat berkembang karena sifat komunikasi itu sendiri pribadi,

penting, sosial, dan profesional. Orang-orang akan menggunakan berbagai

Page 14: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

22

media online yang telah disediakan untuk mendukung kebutuhan dalam

berkomunikasi, misalnya melalui email dan Instant Messaging.

Interpersonal Communication Varies in Effectiveness

Seperti layaknya semua jenis komunikasi, komunikasi interpersonal

memiliki efektivitas dan kepuasan yang bervariasi. Beberapa interaksi (dan

hubungan) memiliki tingkat sukses yang tinggi dan beberapa diantaranya

memiliki kegagalan. Didalam kehidupan ini, interaksi interpersonal disajikan

dalam beberapa pilihan, yaitu pada saat memilih kepada siapa akan

berkomunikasi, apa yang dikatakan, apa yang tidak boleh dikatakan,

bagaimana cara mengungkapkannya, dan lain sebagainya.

2.2.2 Teori Interaksi

Aubrey Fisher dan Leonard Hawes dalam buku Teori Komunikasi

Organisasi (2009 : h125), mengajukan model sistem interaksi (interact

system model) yang tidak memfokuskan pada tindakan individu, tetapi lebih

kepada interaksi. Menurut Fisher dan rekannya dalam Theories of Human

Communication (2008 : h232) mengatakan bahwa,

“Suatu interaksi adalah tindakan oleh seseorang yang diikuti oleh tindakan orang lain, misalnya pertanyaan-jawaban, pernyataan-pernyataan, sapaan-sapaan. Disini, unit analisis yang digunakan bukanlah suatu pesan individu, seperti mengemukakan saran, tetapi sepasang tindakan yang berdekatan (contiguous pair of acts), seperti menyampaikan saran dan memberikan tanggapan terhadap saran itu.

Menurut Fisher, suatu interaksi dapat dilihat dalam dua dimensi, yaitu dimensi isi (content dimension) dan dimensi hubungan (relationship dimension). Dimensi isi merupakan respon dari tindakan yang diberikan orang lain, bisa berupa jawaban, pertanyaan, maupun sapaan. Sedangkan dimensi hubungan disini merupakan cara atau kesan yang timbul dalam merespon suatu tindakan orang lain. Misalnya, ketika seseorang bertanya sesuatu, dan Anda menjawab dengan memberi kesan bahwa pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan bodoh, maka dapat disimpulkan bahwa jawaban anda adalah dimensi isi dan cara menjawab adalah dimensi hubungan.”

2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

Heath dalam buku Metodologi Penelitian Untuk Public Relations

Kuantitatif dan Kualitatif (2011:h159) menyatakan,

Page 15: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

23

“Teori interaksional simbolik mengemukakan bahwa setiap orang dari orang-orang ini atau orang-orang membuat makna melalui sebuah proses yang dipertajam oleh pemaknaan orang lain dan proses pembuatan makna. Asumsi teori ini adalah orang-orang memiliki cara tertentu dalam melakukan pemaknaan, interpretatif (penafsiran), tindakan-tindakan.”

Dalam penelitian disimpulkan bahwa,

“Mind (pikiran), self (diri sendiri), dan society (masyarakat) bekerja bersama-sama memengaruhi bagaimana orang-orang melakukan pemaknaan. Esensi teori interaksional simbolik memperlihatkan tiga tema besar, yaitu: (a) pentingnya makna bagi perilaku manusia; (b) pentingnya konsep mengenai diri; (c) hubungan antara individu dan masyarakat. Relevansi dan urgensi makna memiliki asumsi bahwa: (a) manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain kepada mereka, (b) makna diciptakan dalam interaksi antarmanusia, (c) makna dimodifikasi dalam proses interpretatif” (Santoso dan Setiansah, 2010:20-21).

Berdasarkan uraian diatas, teori interaksionisme simbolik

menekankan pada bagaimana sebuah makna tidak terbentuk secara langsung,

melainkan melalu proses penerimaan, pemrosesan, dan dihasilkan.

Pemaknaan sebuah symbol interaksi dipengaruhi oleh 3 hal yaitu Mind

(pikiran), Self (diri sendiri), dan Society (masyarakat) yang akan merubah

atau menghasilkan sebuah makna akan interaksi yang muncul. Teori

Interaksionisme Simbolik sangat dibutuhkan keberadaannya dalam penelitian

ini untuk mengukur bagaimana interaksi dimaknai oleh setiap subjek dalam

penelitian melalui sudut pandang yang berbeda-beda.

2.2.4 Teori Hubungan Interpersonal

Robbins (2006) mengatakan bahwa “Hubungan interpersonal adalah

interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam

organisasi sebagai motivasi untuk bekerjasama secara produktif, sehingga

dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial”.

Rakhmat (2005 : h126) mengatakan, hubungan interpersonal tidaklah

bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh

hubungan interpersonal, perubahan memerlukan tindakan-tindakan tertentu

untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor yang amat penting

dalam memelihara keseimbangan ini, antara lain : keakraban, kontrol, respon

yang tepat, dan nada emosional yang tepat.

Page 16: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

24

Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.

Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat

tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Faktor yang kedua adalah

kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Faktor

yang ketiga adalah ketetapan respon, artinya respon A harus diikuti oleh

respon B yang sesuai. Faktor keempat adalah keserasian suasana emosional

ketika berlangsungnya komunikasi.

Bila terjadi interaksi dengan suasana emosional yang berbeda,

interaksi tersebut tidak akan stabil. Dengan begitu, emosional yang terjadi

dalam hubungan interpersonal haruslah serasi dan sesuai. Berdasarkan teori

yang sudah dipaparkan, maka yang menjadi tolak ukur sebuah hubungan

interpersonal yang harmonis adalah:

1) Harga menghargai

2) Loyal dan toleran antara satu dengan yang lainnya

3) Sikap terbuka

4) Adanya keakraban

2.2.5 Komunikasi Organisasi

Menurut Wiryanto (2004 : h54) yang dikutip dalam bukunya dengan judul Pengantar Ilmu Komunikasi, “Komunikasi organisasi adalah pengiriman berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasinya itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang sudah disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual”.

Menurut pandangan Goldhaber yang dikutip oleh Ramli (2011 : h13),

“Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar

pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain

untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah”.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah

pengiriman dan penerimaan informasi baik secara formal maupun non formal

yang terjadi untuk mengatasi lingkungan yang selalu berubah-ubah.

Page 17: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

25

Berdasarkan sifatnya yang selalu berubah-ubah, maka komunikasi organisasi

dibedakan menurut arah aliran informasinya, yaitu komunikasi ke bawah, ke

atas, dan ke samping.

Komunikasi ke Bawah, ke Atas, dan ke Samping

Penggolongan komunikasi ke bawah, ke atas, dan ke samping

(lateral) ini didasarkan pada arah aliran pesan-pesan dan informasi di dalam

suatu organisasi. Pertukaran informasi yang berpindah dari bagian yang

memiliki otoritas tinggi kepada bagian yang otoritasnya lebih rendah disebut

komunikasi ke bawah; perpindahan informasi dari bagian yang memiliki

otoritas rendah kepada bagian yang otoritasnya lebih tinggi disebut

komunikasi ke atas; dan perpindahan informasi diantara orang-orang yang

memiliki otoritas yang sama disebut komunikasi ke samping. Untuk

memperoleh pengertian yang lebih mendalam, maka berikut ini akan

diuraikan ketiga jenis komunikasi tersebut sebagai berikut (Masmuh, 2010 :

h10-14):

� Komunikasi ke Bawah

Aliran informasi dalam komunikasi ke bawah mengalir dari tingkatan

manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang lebih

rendah, dan akhirnya sampai kepada karyawan operasional. Komunikasi

ke bawah pada umumnya sangat cocok digunakan jika manajemen hanya

ingin menyampaikan informasi faktual dan nonkontroversional (tidak

menjadi pokok pertentangan), dan tujuannya hanya semata-mata

memberikan informasi, bukan membujuk (persuasive). Komunikasi ke

bawah mempunyai fungsi pengarahan, perintah, indoktrinasi, insprasi,

dan evaluasi. Pertemuan tatap muka langusng, pembicaraan lewat

telephone, memo dan instruksi tertulis merupakan media atau saluran

yang banyak digunakan dalam komunikasi ke bawah. Berdasarkan uraian

diatas, komunikasi ke bawah dapat disimpulkan merupakan komunikasi

yang bersifat satu arah, dimana informasi hanya berupa perintah,

pengarahan, dan sebagainya tanpa memerlukan feedback. Hal ini terjadi

dikarenakan komunikasi ke bawah berlangsung antara orang yang

Page 18: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

26

memiliki otoritas lebih rendah dengan orang yang memiliki otoritas yang

lebih tinggi.

� Komunikasi ke Atas

Aliran komunikasi ke atas dari hierarki wewenang yang lebih rendah

ke yang lebih tinggi biasanya mengalir di sepanjang rantai komando.

Fungsi utamanya adalah untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan,

keputusan, dan pelaksanaan pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih

rendah. Komunikasi ke atas dapat berupa laporan prestasi kerja

(performance report), saran-saran dan rekomendasi, usulan anggaran,

pendapat atau opini, keluhan, permohonan bantuan, atau instruksi. Dilihat

dari jenis informasi yang mengalir dalam komunikasi ke atas, maka

disimpulkan bahwa komunikasi ke atas sudah menunjukkan adanya

komunikasi dua arah. Komunikasi ke atas dapat meningkatkan hubungan

ke atasan seperti dengan memberikan saran-saran juga keluhan.

� Komunikasi ke Samping

Komunikasi ke samping (lateral communication) terjadi antara dua

pejabat atau pihak yang berada dalam tingkatan hierarki wewenang yang

sama (komunikasi horizontal). Komunikasi kesamping juga dapat terjadi

antara orang atau pihak pada tingkatan yang berbeda yang tidak

mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lainnya (komunikasi

diagonal). Media komunikasi yang banyak digunakan dalam komunikasi

ke samping ini adalah pertemuan tatap muka langsung (panitia dan

konferensi), pembicaraan lewat telepon, memo tertulis, perintah kerja

dalam bentuksurat tugas, dan formulir permohonan (requisition form).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi ke samping

memungkinkan terjalin antara orang yang memiliki otoritas lebih tinggi

dengan orang yang memiliki otoritas yang lebih rendah, namun dalam hal

ini kedua belah pihak tidak mempunyai hubungan pekerjaan secara

langsung.

2.2.6 Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Page 19: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

27

Komunikasi Verbal

Dalam berkomunikasi, manusia menggunakan dua sistem komunikasi

sekaligus, yaitu verbal dan nonverbal. Pesan verbal merupakan pesan yang

menggunakan kata-kata. Kalimat verbal ditandai dengan kata-kata, bukan

gerakan; pesan verbal terdiri dari kata-kata secara lisan maupun tulisan. Yang

tidak termasuk pesan verbal antara lain tertawa, jeda suara yang dibuat-buat

ketika berbicara seperti “er”, “um”, dan “ah”; atau respon lainnya yang tidak

melibatkan kata-kata seperti “ha-ha”, “aha”, dan “uh!”.

Untuk dapat menguraikan lebih dalam mengenai pesan verbal dan

makna yang telah dibentuk ke dalam pikiran pendengarnya, maka diperlukan

pembahasan mengenai beberapa prinsip pesan verbal secara spesifik, yaitu :

messages are packaged, meanings are in people, meanings are denotative

and connotative, messages vary in politeness, messages can criticize and

praise, messages vary in assertiveness, and messages can confirm and

disconfirm. Dengan demikian, melalui uraian dibawah ini akan diberikan

petunjuk mengenai komunikasi interpersonal yang efektif. Berikut ini akan

diuraikan mengenai prinsip-prinsip pesan verbal yang terdapat dalam buku

The Interpersonal Communication Book (DeVito, 2009 : h99) :

Messages Are Packaged

Perilaku verbal dan nonverbal saling mendukung satu sama lain

secara alami. Sebagai contoh, ketika seseorang mengatakan bahwa dia sedang

merasa senang, maka pipinya akan mengembang disertai senyuman. Namun

terkadang perilaku verbal tidak disertai perilaku nonverbal yang sesuai, hal

ini mengakibatkan kontradiktif dalam penginterpretasian pesan. Contoh

kontradiktif dalam pengintrepretasian pesan yaitu ketika seseorang

mengatakan bahwa dia terkejut tapi tidak disertai perilaku mata yang

membulat atau alis yang terangkat sebagaimana seharusnya. Mengartikan

atau mengidentifikasikan sebuah perilaku, sebaiknya pahami terlebih dahulu

pengemasannya dengan memperhatikan perilaku verbal atau nonverbal yang

mendukungnya.

Message Meanings Are in People

Page 20: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

28

Pemaknaan tidak hanya bergantung pada pengemasan pesan

(kombinasi dari elemen verbal dan nonverbal) tetapi juga bergantung pada

interaksi pesan dan pemikiran serta perasaan penerima pesan. Maksudnya

disini adalah makna pesan “tidak” diterima melainkan makna tersebut

“dibuat” oleh masing-masing penerima pesan. Dikarenakan pemaknaan

terdapat pada masing-masing individu, dan karena setiap individu memiliki

perbedaan dan keunikannya masing-masing, sebuah pesan tidak akan

memiliki makna yang sama bila disampaikan pada dua individu yang

berbeda.

Meanings Are Denotative and Connotative

Makna denotatif dalam sebuah kata merupakan definisi dari objek itu

sendiri; sedangkan makna konotatif merupakan makna yang bersifat

emosional dan subjektif. Pemahaman pesan denotatif bersifat universal;

kebanyakan orang-orang setuju dengan makna denotasi karena makna

denotasi bersifat umum. Pemahaman pesan konotasi dapat dikatakan bersifat

sangat personal, dan hanya segelintir orang yang akan mengerti makna

konotasi yang sebenarnya bila dilakukan melalui kata-kata maupun perilaku

nonverbal.

Message Vary in Politeness

Dalam komunikasi interpersonal, pesan dapat dikemas dalam berbagai

bentuk kesopan-santunan yang terdapat dalam istilah kesopan-santunan

positif dan negative. Kesopansantunan dalam komunikasi interpersonal

melibatkan perilaku yang memungkinkan untuk mengelola respon positif

maupun negatif. Berdasarkan kedua bentuk kesopan-santunan tersebut,

ditemukan dua kebutuhan manusia, antara lain :

1. Masing-masing orang ingin terlihat baik dimata orang lain, menjadi orang

yang dianggap menyenangkan; hal tersebut termasuk sebagai pengelolaan

respon positif.

Page 21: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

29

2. Masing-masing orang memiliki ambisinya masing-masing untuk

melakukan yang terbaik dan sesuai harapan; hal tersebut termasuk sebagai

pengelolaan respon negatif.

Untuk lebih spesifik lagi, agar orang lain memberikan respon positif,

yang bisa dilakukan adalah memberikan perhatian secara penuh kepada

seseorang melalui pembicaraan yang berlangsung; dan mengucapkan “maaf”

bila ada sesuatu yang tidak sesuai. Dalam arti sempit, perlakukan setiap orang

seperti apa yang kita inginkan dari orang lain. Uraian diatas telah

menunjukkan kesopan-santunan positif. Sedangkan respon negatif dapat

terjadi secara otomatis ketika merespon seseorang tanpa

mempertimbangkannya. Respon negatif biasanya terjadi saat mengkritisi

sesuatu atau mempertahankan otonominya. Uraian di atas menunjukkan

kesopan-santunan negatif yang biasa terdapat dalam variasi pesan.

Messages Can Criticize and Praise

Dalam berkomunikasi, komunikator diharapkan bisa memberikan

kritik, evaluasi, dan lain sebagainya dalam memberikan penilaian kepada

beberapa orang atau beberapa pekerjaan yang telah dilakukan. Dalam

cakupan profesional seperti mengajar, merawat, dan memberikan konseling,

kemampuan untuk memberikan kritik dengan baik menjadi faktor penting.

Kritikan akan muncul menjadi masalah apabila digunakan diluar dari

fungsinya ketika diucapkan berlebihan serta menggunakan kalimat yang tidak

pantas. Kemampuan interpersonal yang terpenting adalah bisa memfasilitasi

dalam mengembangkan penalaran ketika seseorang benar-benar meminta

kritik dan ketika seseorang meminta kritik yang sebenarnya menginginkan

pujian. Sebagai contoh, ketika seseorang bertanya tentang penampilannya

dengan menanyakan “Apa aku terlihat cantik memakai pakaian ini?” maka

sebenarnya wanita itu menginginkan pujian dari orang yang ditanyakan,

dalam hal ini wanita tersebut tidak benar-benar menginginkan kritik.

Messages Vary in Assertiveness

Orang yang memiliki ketegasan memiliki asumsi bahwa dari interaksi

interpersonal yang dilakukan oleh dua belah pihak akan mendapatkan

Page 22: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

30

sesuatu hasil, meskipun berasal dari konfrontasi (dua pandangan yang

berlawanan). Ketegasan bukan merupakan respon yang selalu diinginkan. Hal

ini dikarenakan pada situasi tertentu, sebuah ketegasan bahkan bisa menyakiti

emosional orang lain. Sebagai contoh, ketika ada orang yang berbicara saat

sedang menonton film di bioskop dan kita merasa terganggu oleh suaranya,

sikap tegas yang akan ditunjukkan adalah menyuruh orang tersebut untuk

diam. Dalam menerapkan prinsip ketegasan dalam berkomunikasi, sebaiknya

berhati-hati agar kamu selalu berada pada jalur yang bisa kamu tangani,

jangan sampai akibatnya akan memperburuk suasana.

Messages Can Confirm and Disconfirm

Sommer, Williams, Ciarocco, & Badmeister dalam buku The

Interpersonal Communication Book (2009 : h112) menerangkan,

“Disconfirmation is a communication pattern in which you ignore a person’s

presence as well as the person’s communications”. Intinya adalah

diskonfirmasi merupakan pola komunikasi dimana salah satu pihak

mengacuhkan keberadaan dan pesan yang disampaikan oleh pihak lain dalam

suatu jaringan komunikasi. Perlu dicatat, diskonfirmasi tidak sama dengan

penolakan (rejection). Dalam penolakan, salah satu pihak dalam jaringan

komunikasi menunjukkan keengganan untuk menerima sesuatu pendapat atau

hasil kerja dari seseorang. Pada diskonfirmasi, segala sesuatu yang dikatakan

oleh salah satu pihak tersebut sama sekali tidak diperhitungkan.

Ellis dalam DeVito (2009 : h112) menyatakan, “Confirmation is the opposite communication pattern. In Confirmation, you not only acknowledge the presence of the other person but also indicate your acceptance of this person, of this person’s definition of self, and of your relationship as defined or viewed by this other person. Confirming responses often lead to gain in self-esteem and have been shown to reduce student apprehension in the classroom and indirectly to increase motivation and learning.

Pada intinya, Ellis menjelaskan bahwa pada konfirmasi (Confirmation),

pihak-pihak dalam jaringan komunikasi bukan hanya mengakui kehadiran

seseorang, melainkan juga mengidentifikasi penerimaannya, mendefinisikan

personal maupun hubungan yang tercipta sebagaimana menurut pandangan

individu tersebut.

Page 23: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

31

Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan

kata-kata. Aspek yang paling penting disini adalah dalam komunikasi

nonverbal, pesan yang dikirimkan memungkinkan untuk diinterpretasikan

oleh lebih dari satu orang. Yang termasuk ke dalam komunikasi nonverbal,

antara lain : gerakan tubuh, senyuman, gerakan mata, memindahkan kursi

mendekati seseorang, menggunakan perhiasan, sentuhan, volume suara,

bentuk ruangan, dekorasi ruangan, atau bahkan saat suasana hening juga

merupakan kategori komunikasi nonverbal. Berikut ini merupakan fungsi dari

komunikasi nonverbal (Afifi, 2007), yaitu :

• Forming and Managing Impressions

Melalui komunikasi nonverbal, sebuah kesan dapat dibentuk

melalui cara berjalan, berpakaian, kontak mata, dan ekspresi lainnya.

Dalam hal ini, kepribadian seseorang dapat dibentuk dan dikemas

sebagaimana nilai yang ingin disampaikan kepada penilai. Disamping

itu, kesan yang telah terbentuk harus dikelola agar kesan yang telah

terbentuk tersebut tidak berubah.

• Forming and Defining Relationships

Floyd & Mikkelson dalam DeVito (2009 : h152) mengatakan,

“You communicate affection, support, and love, in part at least,

nonverbally”. Dikatakan bahwa pada saat bersamaan,

ketidaksenangan, kemarahan, kebencian dikomunikasikan melalui

sinyal nonverbal. Sinyal nonverbal mengkomunikasikan status

hubungan yang dikenal sebagai “tie signs” : Mereka menunjukkan

bagaimana cara hubungan terikat bersama-sama. (Afifi & Johnson,

2005). Tie signs (ikatan) sering digunakan untuk menjelaskan bahwa

dua orang tersebut sedang dalam ikatan bersama.

• Structuring Conversation and Social Interaction

Page 24: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

32

Ketika sedang melakukan perbincangan, maka isyarat untuk

berbicara, siap mendengarkan dan member komentar secara alami

akan muncul melalui syarat nonverbal. Sebagai contoh, ketika

seseorang berbicara dan terdengar bahwa intonasi suaranya merendah,

maka hal itu menandakan bahwa ia mengijinkan orang lain untuk

mengatakan sesuatu. Sedangkan ketika seseorang dengan wajah serius

melihat ke satu arah yaitu ke arah pembicara, maka diartikan bahwa ia

menginginkan perbincangan tersebut tetap berlangsung.

• Influencing and Deceiving

Mempengaruhi bukan hanya bisa dilakukan melalui ucapan

melainkan melalui tindakan nonverbal. Dengan kemampuan untuk

mempengaruhi, tentunya, muncul kemampuan untuk menipu,

menyesatkan pikiran orang dengan mengatakan sesuatu benar ketika

sebenarnya salah, mengatakan sesuatu salah ketika yang sebenarnya

adalah benar. Tidak mengherankan bila belakangan ini setiap orang

mengamati tindakan nonverbal seseorang untuk mendeteksi

kebenaran. Sebagai contoh, bila ingin mengetahui apakah yang

dikatakan itu benar, maka bisa diamati melalui kontak mata, apakah

kontak mata terhubung atau tidak dan bisa juga melalui gerakan tubuh

lainnya.

• Expressing Emotions

Walaupun banyak orang yang meluapkan emosinya melalui

kata-kata, tindakan nonverbal juga bisa mengkomunikasikan

emosional secara benar. Pada waktu yang bersamaan pula, sebuah

emosi dapat terlihat disembunyikan, dan hal tersebut terlihat melalui

tindakan nonverbal. Misalnya, untuk menyembunyikan kesedihannya

terkadang seseorang memperlihatkan senyumannya, dan

bagaimanapun senyuman untuk sebuah kesedihan dapat terlihat jelas.

2.2.7 Tata Ruang Kantor

Page 25: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

33

Menurut Quible dalam Sukoco (2007:189), “Tata ruang kantor

(layout) adalah penggunaan ruang secara efektif serta mampu memberikan

kepuasan kepada pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan, maupun

memberikan kesan yang mendalam bagi pegawai”. Sedangkan menurut

Littlefield dan Peterson (Sukoco, 2007:189), “Tata ruang kantor merupakan

penyusunan perabotan dan perlengkapan kantor pada luas lantai yang

tersedia”. Terry dalam Sedarmayanti (2009:101) memaparkan, “Office lay

out is the determination of space requirement and the detailed utilization of

this space in order to provide a practical arrangement of the physical factors

considered necessary for the execution of the officework within reasonable

costs”. Berdasarkan beberapa definisi diatas mengenai tata ruang kantor,

penulis menyimpulkan bahwa tata ruang kantor merupakan penataan atau

pengaturan suatu ruangan dengan luas tertentu dimanfaatkan sebagai tempat

bagi karyawan berbagi informasi baik secara lengsung maupun melalui media

komunikasi.

Tujuan dan Manfaat Tata Ruang Kantor

Menurut Sedarmayanti (2009:102) tata ruang kantor dapat dirinci

berdasarkan tujuannya, antara lain:

- Mencegah penghamburan tenaga dan waktu pegawai karena prosedur

kerja dipersingkat

- Menjamin kelancaran proses pekerjaan

- Memungkinkan pemakaian ruang kerja agar lebih efisien

- Mencegah pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan

menemui bagian tertentu, atau mencegah terganggu oleh suara bising dan

lainnya

- Menciptakan kenyamanan kerja pegawai

- Memberi kesan yang baik terhadap para pengunjung di kantor

- Mengusahakan adanya keleluasan bagi:

Page 26: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

34

a. Gerakan pegawai yang sedang bekerja

b. Kemungkinan untuk pegawai memanfaatkan ruangan bagi keperluan

lain pada waktu tertentu

c. Perkembangan dan perluasan kegiatan kantor di kemudian hari (bila

mungkin)

Menurut Sukoco (2007:189) tata ruang yang efektif akan memberikan

manfaat sebagai berikut :

1) Mengoptimalkan penggunaan ruang yang ada secara efektif.

2) Mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai.

3) Memberikan kesan yang positif terhadap pelanggan perusahaan.

4) Menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada.

5) Meningkatkan produktifitas kerja pegawai.

6) Mengantisipasi pengembangan organisasi di masa depan dengan

melakukan perencanaan tata ruang yang fleksibel.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat dari tata ruang

kantor adalah sebagai pemanfaatan ruangan kantor agar lebih efisien

sehingga memudahkan dalam pengawasan pekerjaan dan mencapai

efektivitas kerja.

Macam-macam Tata Ruang Kantor

Menurut Sedarmayanti (2009:104) pada dasarnya terdapat empat macam

tata ruang kantor, yaitu :

1. Tata ruang kantor berkamar/tertutup (cubicel type offices)

Tata ruang kantor berkamar adalah ruangan untuk bekerja yang

dipisah atau dibagi dalam kamar atau ruang kerja. Penerapan tata ruang

kantor berkamar/tertutup dapat berfungsi agar konsentrasi kerja tetap

Page 27: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

35

terjaga dan terfokus. Berikut ini akan diperjelas lebih dalam lagi

mengenai penerapan tata ruang kantor berkamar/tertutup :

a. Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah :

- Menjamin konsentrasi kerja.

- Menjamin pekerjaan yang bersifat rahasia.

- Menambah atau menjaga, status pimpinan sehingga selalu

terpelihara adanya kewibawaan pimpinan.

- Menjamin kebersihan kerja dan merasa iokut bertanggung jawab

serta merasa ikut memiliki

b. Kerugian tata ruang kantor berkamar adalah :

- Komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga

kesempatan untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang.

- Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya pemeliharaan

ruangan, pengaturan penerangan, dan biaya peralatan lainnya.

- Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan

perkembangan organisasi.

- Mempersulit pengawasan.

- Memerlukan banyak luas lantai.

2. Tata ruang kantor terbuka (open plan offices)

Tata ruang kantor terbuka adalah ruang kerja yang cukup luas,

ditempati oleh beberapa pegawai untuk bekerja bersama di ruang

termaksud tanpa dipisah oleh penyekat atau pembatas yang permanen.

Tata ruang kantor terbuka biasanya diterapkan agar tidak terjadi gap antar

karyawan dan memudahkan kontrol/pengawasan. Berikut ini akan

diperjelas lebih dalam lagi mengenai penerapan tata ruang kantor terbuka

:

Page 28: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

36

a. Keuntungan tata ruang kantor terbuka adalah:

- Mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara, warna,

dan dekorasi.

- Luwes/fleksibel apabila diperlukan perubahan ruangan dan

tidak memerlukan biaya tinggi.

- Mudah untuk mengadakan hubungan langsung, pengawasan,

penyeragaman kerja, dan pembagian peralatan kerja.

- Biaya lebih hemat untuk pemeliharaan ruang kerja,

penggunaan kelengkapan ruangan dan peralatan, penggunaan

telepon, dan lain-lain.

b. Kerugian tata ruang kantor terbuka adalah :

- Kemungkinan timbul atau terjadi kegaduhan atau kebisingan

karena pegawai bersenda gurau, ngobrol, dan lain-lain.

- Pegawai sulit untuk melakukan pekerjaan dengan penuh

konsentrasi.

- Batas kedudukan antara pimpinan dan bawahan tidak jelas.

- Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan.

- Kemungkinan nampak adanya tumpukan berkas/kertas dan

peralatan kerja yang berserakan, sehingga pemandangan kurang

baik.

Gambar 2.1. Tata ruang kantor berkamar/tertutup (cubicel type offices)

Page 29: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

37

Gambar 2.2 Tata ruang kantor terbuka (open plan offices)

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Bagan diatas merupakan kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam

melakukan penelitian yang berjudul, “Analisis Hubungan Interpersonal Karyawan

PT KOLIBRIIUM KREASI MEDIA Melalui Tata Ruang Kantor Terbuka”.

Penelitian tersebut akan menjelaskan kaitan antara tata ruang kantor terbuka dan

macam-macam interaksi yang berlangsung didalamnya serta menguraikan bagaimana

hubungan interpersonal yang dihasilkan. Hubungan interpersonal tersebut nantinya

akan dinilai melalui tolak ukur dari keberhasilan sebuah hubungan interpersonal,

INTERAKSI TATA RUANG KANTOR TERBUKA

TERBUKA

HUBUNGAN INTERPERSONAL

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Loyal dan

Toleran

Sikap

Terbuka

Adanya Keakraban

Harga Menghargai

Page 30: BAB 2 2 -   · PDF file2.1.1 Jurnal Internasional Nama Peneliti ... Interaksi yang bersifat interpersonal melibatkan pertukaran pesan ... 2.2.3 Teori Interaksional Simbolik

38

yaitu adanya sikap harga menghargai, loyal dan toleran, sikap terbuka, adanya

keakraban.