bab 1.docx

11
HUBUNGAN PENCAPAIAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK TERHADAP TERJADINYA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBAU Disusun Oleh: 1. Muhammad Reza Kurniansyah (12310534.P) 2. Lucky Arie Sandi (09310164) 3. Meike Pramudita Putri (09310146) 4. Prayuda Ayu Safitri (09310151) 5. Richa Okta Wijaya (09310222) 6. Heni Purwanti (09310260) Pembimbing: Drg. Sri Rupiati Nelly Roza, Skp, M, Kes Inayati Irsyad

Upload: lucky-arie-sandi

Post on 25-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

HUBUNGAN PENCAPAIAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK TERHADAP TERJADINYA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBAU

Disusun Oleh:1. Muhammad Reza Kurniansyah (12310534.P)2. Lucky Arie Sandi(09310164)3. Meike Pramudita Putri(09310146)4. Prayuda Ayu Safitri(09310151)5. Richa Okta Wijaya(09310222)6. Heni Purwanti(09310260)

Pembimbing: Drg. Sri RupiatiNelly Roza, Skp, M, KesInayati Irsyad

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATIPUSKESMAS SAMBAU KECAMATAN NONGSAKOTA BATAM2014BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Untuk penyakit-penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada keadaan biasa), maka KLB didefinisikan sebagai suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan biasa, pada waktu dan daerah tertentu. Menurut Departemen Kesehatan tahun 2000 Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.1 Tujuh kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah: 1) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah. 2) Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya. 3) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya. 4) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya. 5) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya. 6) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama. 7) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.1 Morbili (disebut juga rubeola, red measles atau hard measles) merupakan penyakit virus menular dan menimbulkan dampak yang serius. Seseorang yang tidak mendapat vaksin virus ini memiliki risiko lebih tinggi terkena morbili. Morbili lebih sering terjadi pada seseorang yang rentan (mereka yang tidak pernah terkena penyakit ini sebelumnya atau yang tidak mendapat vaksin) yang melakukan perjalanan. Morbili menular melalui kontak langsung melalui droplet infeksi maupun penyebaran udara. Transmisi juga terjadi melalui kontak maupun sentuhan dengan bahan yang terkontaminasi dan kemudian tersentuh mata, hidung, dan/atau mulut. Transmisi morbili mulai dari 4 hari sebelum sampai 4 hari sesudah ruam kemerahan muncul, maksimal terjadi mulai dari onset prodromal (atau gejala pertama) yaitu 3-4 hari setelah ruam kemerahan muncul.2 Morbili merupakan penyakit yang sangat menular, diperkirakan 30% dengan kasus morbili memiliki satu atau lebih komplikasi. Risiko berupa komplikasi hebat sampai kematian lebih tinggi terjadi pada anak-anak 5 kali lebih besar dibandingkan orang dewasa berusia 20 tahun maupun lansia. Komplikasi yang berat termasuk diantaranya diare (8%), otitis media (7%), dan pneumonia (6%) yang disebabkan oleh virus maupun bakteri dan kebanyakan mengakibatkan kematian (60%).1Morbili endemis di masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi untuk menjadi epidemik setiap 2-4 tahun ketika terdapat 30-40% anak yang rentan atau belum mendapat vaksinasi. Pada kelompok dan masyarakat yang lebih kecil, epidemi cenderung terjadi lebih luas dan lebih berat. Setiap orang yang telah terkena campak akan memiliki imunitas seumur hidup.Penyakit campak dapat terjadi dimana saja kecuali di daerah yang sangat terpencil. Vaksinasi telah menurunkan insiden morbili tetapi upaya eradikasi belum dapat direalisasikan.2 Berdasarkan data Grafik Cakupan Imunisasi Kota Batam Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2012, cakupan imunisasi Campak yang didapat pada kelurahan Sambau adalah sebesar 77,2 % dan pada kelurahan Batu Besar adalah sebesar 96,6 %. Sementara untuk tahun 2013, cakupan imunisasi Campak yang didapat pada kelurahan Sambau adalah sebesar 101,2 % dan pada kelurahan Batu Besar adalah sebesar 70,9 %.3

Berdasarkan data Laporan Kasus Penyakit Campak Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2012, kasus Campak yang terjadi pada Kelurahan Sambau adalah sebanyak 11 kasus dan berdasarkan data Laporan Kasus Penyakit Campak Dinas Kesehatan Kota Batam Tahun 2013, kasus Campak yang terjadi pada Kelurahan Sambau adalah sebanyak 14 kasus.4 Berdasarkan data Profil Kesehatan Unit Pelayanan Terpadu Puskesmas Sambau Kota Batam Tahun 2013, kasus Campak yang terjadi pada Kelurahan Sambau adalah sebanyak 34 kasus dan berdasarkan Surat keputusan dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Batam tanggal 20 Desember 2013, perihal SK. Kampanye Imunisasi Campak menyebutkan bahwa kelurahan Sambau termasuk kedalam tujuh kelurahan yang dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak berdasarkan kasus klinisnya.4Kasus Campak tertinggi di Kelurahan Sambau terjadi pada bulan Desember 2013 yaitu berjumlah 14 kasus dan pada Bulan Januari 2014 sebanyak 14 Kasus.4Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kurangnya pencapaian program imunisasi campak terletak pada kinerja tenaga pelaksana imunisasi di Puskesmas. Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara pencapaian program imunisasi campak terhadap terjadinya kejadian luar biasa campak di wilayah kerja puskesmas sambau kota Batam.

1.2 Rumusan MasalahApakah terdapat hubungan antara pencapaian program imunisasi campak terhadap kejadian luar biasa campak di wilayah kerja Puskesmas Sambau?

1.3 Tujuan Penelitian1.Tujuan Penelitian UmumMengetahui hubungan antara pencapaian program imunisasi campak terhadap kejadian luar biasa campak di wilayah kerja Puskesmas Sambau.2. Tujuan Penelitian Khususa) Mengetahui tingkat pencapaian program imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Sambau. b) Mengetahui angka kejadian penyakit campak di wilayah kerja Puskesmas Sambau

1.4Manfaat penulisanPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:1.4.1 Manfaat TeoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama terkait hubungan antara pencapaian program imunisasi campak terhadap kejadian luar biasa campak di wilayah kerja Puskesmas Sambau.

1.4.2 Manfaat Praktisa Bagi peneliti, melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan serta menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah, menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan antara pencapaian program imunisasi campak terhadap kejadian luar biasa campak di wilayah kerja Puskesmas Sambau.b Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang hubungan antara pencapaian program imunisasi campak terhadap kejadian luar biasa campak di wilayah kerja Puskesmas Sambau.1.5 Ruang Lingkupa. Judulhubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian campak di kelurahan Sambau kota Batam.b. Subyek penelitianSubyek pada penelitian ini petugas kesehatan di Puskesmas Sambau.c. Tempat dan waktu penelitianPenelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sambau Kota batam.d. Alasan penelitianSebagai prasyarat Kepaniteraan Klinik Senior Stase Public Health.