bab 1 pendahuluan fix deny

51
BAB I LATAR BELAKANG I.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS I.1.1. Situasi Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kabupatenTangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°37°!" #Kartika$atie, %0&%' Gambar 1.1. eta Desa Tan!un" asir #Karti$a%atie& '(1') Sumber : google maps, 2014 Puskesmas Tegal (ngus adalah salah satu puskesmas )ang terletak di $ila)ah *aga Kabupaten Tangerang Propinsi +anten" Ke amatan Teluk *aga Kabupaten T Propinsi +anten, mempun)ai luas $ila)ah 4"7-3"&./ Ha #47,-&3 Km ', terdi daratan %"&70"&%0 Ha dan sa$ah %"5.3"07/ Ha dengan ketinggian dari permukaan laut meter" Topogra1i ke amatan Teluk *aga meliputi 2 &" Daerah sa$ah %" Daerah pantai 3" Daratan rendah dengan ketinggian antara %3 meter diatas permukaan laut 1

Upload: yuke-putri

Post on 05-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

as

TRANSCRIPT

BAB I

LATAR BELAKANG

I.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS

I.1.1. Situasi Keadaan Umum

Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30-37C. (Kartikawatie, 2012)

Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

Sumber : google maps, 2014

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Topografi kecamatan Teluk Naga meliputi :1. Daerah sawah

2. Daerah pantai

3. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut

4. Daerah tambak

Wilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk Naga dipantai utara kabupaten Tangerang dengan wilayah kerja 2.481.599 Ha (30 km) terdiri dari luas daratan 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup panas, yaitu rata-rata antara 30C - 37C.

I.1.2. Batas WilayahBatas batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo dan Pangkalan.Gambar 1.2. Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Sumber : kartikawatie, 2012Terdapat enam desa binaan Puskesmas :a. Desa Lemo

b. Desa Tanjung Pasir

c. Desa Tanjung Burung

d. Desa Pangkalan

e. Desa Tegal Angus

f. Desa Muara

Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya secara berjenjang sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Dengan kantor kecamatan berjarak :12 km

2. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 km

3. Dengan ibukota provinsi berjarak

:72 km

I.2. GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI

I.2.1. Situasi KependudukanJumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4884 jiwa dan perempuan 4629 jiwa. Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012) : Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

No.Warga NegaraLaki lakiPerempuan

1Warga Negara Indonesia (WNI)4884orang4629orang

2Warga Negara Asing( WNA)- orang- orang

Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan UmurNo.UmurJumlah Penduduk

1.0 4 tahun920 orang

2.5 14 tahun1880 orang

3.15 44 tahun5139 orang

4.45 64 tahun1273 orang

5.>65 tahun301 orang

Sumber : (Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012)

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar di 6 desa seperti yang tercantum di tabel bawah ini :NODESALuas wilayah (km)Jumlah pendudukJumlah rumah tanggaRata-rata jiwa/rumah tanggaKepadatan penduduk per km

1234567

1Pangkalan7.5416,8884,1384.082239.79

2Tanjung Burung5.247,6692,4733.101463.55

3Tegal Angus2.839,5132,8793.303361.48

4Tanjung Pasir5.649,5131,7875.321686.70

5Muara5.143,5664967.19693.77

6Lemo3.616,68264810.311850.97

Jumlah30.0053,83112,4214.331,794

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah KerjaPuskesmas Tegal Angus 2012

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang 2012Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus cenderung terjadi dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.

Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu tantangan dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dan program pembangunan kesehatan sekaligus menjadi faktor pendorong pembangunan karena tersedia SDM (sumber daya manusia) yang cukup untuk menggerakkan pembangunan. Akan tetapi SDM bidangkesehatan masih sangat kurang di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas dapat terus meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk menyesuaikan program puskesmas dengan keadaan penduduk di wilayah kerjanya.

Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel dibawah ini :Tabel 1.4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NODesa/kelJumlah Penduduk

Laki-lakiPerempuanJumlah

1Pangkalan8.7108.17816.888

2Tanjung Burung3.9373.7327.669

3Tegal Angus4.8904.6229.512

4Tanjung Pasir4.8844.6299.513

5Muara 1.8201.7463.566

6Lemo 3.4303.2526.682

JUMLAH27.67126.16053.831

Sumber : Kantor BPS kabupaten Tangerang 2012Seperti terlihat pada tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini tingkat partisipasi terhadap program kesehatan di puskesmas lebih banyak pada perempuan baik sebagai sasaran kesehatan seperti bumil, bulin maupun kader kesehatan. Program-program seperti KIA-KB dan gizi identik dengan ibu-ibu padahal peran laki-laki juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan pengembangan seperti usaha kesehatan kerja mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih banyak laki-laki yang bekerja bandingkan perempuan.

I.2.2. Keadaan Sosial EkonomiPotensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali dan dimanfaatkan atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori yaitu

a. Potensi umum

Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum oleh masyarakat.

b. Potensi khusus

Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi oleh masyarakat.Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian PokokNo.Mata Pencaharian PokokJumlah Penduduk

1.Buruh/swasta65 orang

2.Praktek Dokter/Bidan6 orang

3.Montir25 orang

4.Nelayan2.331 orang

5.Pedagang1.213 orang

6.Pegawai Negeri Sipil (PNS)15 orang

7.Pengemudi Becak43 orang

8.Pengrajin5 orang

9.Pengusaha8 orang

10.Penjahit24 orang

11.Petani176 orang

12.Peternak6 orang

13.Supir30 orang

14.TNI / POLRI6 orang

15.Tukang Batu42 orang

Sumber : (Kartikawatie, 2012)

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan sekitarnya. Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.6. Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Tegal Angus

NoAgamaJumlah Penduduk

1

2

3

4

5

6Islam

Budha

Kristen

Khatolik

Khonghucu

Hindu45481

3059

671

105

27

1

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus 2012Seperti terlihat pada tabel diatas bahwa komposisi pemeluk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus di dominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha. Kehidupan agama di wilayah ini berjalan dengan harmonis.

I.2.3. Keadaan Sosial Budaya

Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta kegiatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.Tabel 1.7. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung PasirNo.Tempat PeribadatanJumlah Penduduk

1.Masjid6 Unit

2.Musholla30 Unit

3.Majelis Taklim4 Unit

4.Gereja- Unit

5.Pura- Unit

Sumber : (Kartikawatie, 2012)

1.2.4. Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan dalam pembangunan kesehatan.

Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti terlihat pada tabel dibawah ini :Tabel 1.8. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal AngusNoNama DesaJUMLAH SEKOLAH

PAUDTKRASDMISMPMTSSMASMKMA

1Pangkalan1205121010

2Tanjung Burung1002100000

3Tegal Angus0102221100

4Tanjung Pasir0202101000

5Muara0003000000

6Lemo0003000000

PUSKESMAS13012422100

Sumber data : puskesmas tegal angus 2012Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir (2010-2012) dan tingkat partisipasi sekolah menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, terlihat dari jumlah siswa.Tabel 1.9. Lembaga pendidikan

NOLembaga pendidikanTKSDNMISLTP negeriMTSSLTP swasta islamSMU negeriSMK

1Jumlah sekolah5175-3---

2Jumlah murid153 orang1.269 orang876 orang-413 orang---

3Jumlah guru5 orang28 orang16 orang-16 orang---

Tabel 1.10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NoTingkat PendidikanJumlah Penduduk

1Belum Sekolah1.976 jiwa

2Usia 7-45 th tidak sekolah145 jiwa

3Tidak tamat SD/Sederajat234 jiwa

4Tamat SD/Sederajat3.789 jiwa

5Tamat SLTP/Sederajat1.653 jiwa

6Tamat SLTA/Sederajat954 jiwa

7Sarjana/D1-D341 jiwa

8Pasca Sarjana/S2-S3-

I.2.5. KesehatanUpaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :

1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.2. Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi balita, pemberian vitamin A.3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan makanan yang bernutrisi.5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Tabulapot dan Tabulakar.7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program senam LANSIA dan POSBINDU.I.2.6. Data Puskesmas

1. Pengkajian PHBSDalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tanggerang Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan pendataan dan penilaian rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan 10 (sepuluh) indicator PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan rumah tangga yang melaksanakan 7 (tujuh) indicator PHBS bagi rumah tangga yang tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga di 274 desa di Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajian, dari 62.371 rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1.11 Capaian PHBS di Kabupaten Tanggerang Tahun 2013NoNama KecamatanJumlah desa/kelurahanJumah rumah tanggaJumlah rumah tangga yang dipantauCapaian PHBS rumah tangga%

1.Salembaran Jaya515925105034733,05

2.Kosambi5223214398360481,95

3.Sindang Jaya718944147051835,24

4.Pagedangan1121.7312.3101.05445,63

5Panongan826.7911.68068941,01

6Cikuya716.0951.9171.40173,08

7Mauk1216.6822.52086134,17

8Pasir Jaya1023.63484042550,60

9Cikupa431.5652.10059328,24

10Tegal Angus712.4211.26020316,11

11Teluk Naga620.3221.4701.05071,43

12Pakuhaji817.9361.68052030,95

13Sukawali612.4191.26048338,33

14Balaraja516.2171.05072368,86

15Gembong410.3971.46295165,05

16Kemiri712.2531.47016611,29

17Curug628.4001.26069355

18Binong115.8562107435,24

19Cisoka1019.3702.23590540,49

20Kelapa dua215.31042035384,05

21Bj. Nangka212.92042033880,48

22Jl. Kutai12.92821019492,38

23Jl. Emas112.39121018186,19

24Sukadiri815.6701.6801.07764,11

25Cisauk36.42194481185,91

26Suradita38.83575311815,67

27Kutabumi967.1121.89040321,32

28Kedaung barat826.2131.6801.21871,5

29Jambe109.6212.10032915,67

30Rajeg 819.3491.68036421,67

31Sukatani514,7471.05061858,86

32Kresek 913.1031.89073438,84

33Gunung kaler936.7001.89063433,54

34Sepatan 820.9341.68097958,27

35Sukamulya818.0021.6801.17469,88

36Mekar baru1010.5701.6801056,25

37Kronjo815.9762.10075135,76

38Jayanti716.3401.68098858,81

39Tigaraksa78.7541.47076752,18

40Pasir nangka720.48674428037,63

41Legok534.8841.05035734

42Bojong kamal36.6981.03146044,62

43Caringin34.58579757772,40

Jumlah274778.22862.37129.07046,6

Sumber data : puskesmas tegal angus 2013

Dari table diatas terlihat bahwa jumlah rumah tangga sehat di Kabupaten Tanggerang pada tahun 2013 adalah 46.61%, pencapaian ini tidak sesuai target yang telah ditetapkan yaittu 65%, hal ini disebabkan karena:

Kurangnya dukungan lintas sector dan lintas program untuk mencapai PHBS yang tinggi.

Kurangnya pembinaan PHBS Petugas Promkes, Puskemas kepada rumah tangga yang ada di wilayahnya karena rata-rata petugas pengelola lebih dari satu program.

Masih rendahnya kemampuan petugas dalam pengelolaan program Promkes karena seringnya dilakukannya pergantiannya petuga Promkes.

Masih minimnya dukungan anggaran untuk pengkajian dan pembinaan PHBS di rumah tangga.

Dalam rangka meningkatkan PHBS di masyarakat, telah dilakukan upaya-upaya kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain dengan:

1) Dua puluh Perguruan Tinggi Kesehatan yang telah membinaan 29 Desa binaan di Kabupaten Tanggerang.

2) Perusahaan swasta seperti PT. Sinar Sayap Emas, PT. Mayora, PT. Kalbe Farma, Bank BJB, dll.

3) Forum Kabupaten Tanggerang Sehat.

4) Saka Bakti Husada.

5) Forum Kader.2. Kesehatan Lingkungan

Empat indicator keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat, yaitu presentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) yang sehat.

Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai instasi terkait, swasta, NGO, dll seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan, pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi.

Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi pembangunan sarana air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang ditanganin secara lintas sector. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggerang meliputi pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi melalui pemicuan STBM, stimulant sarana sanitasi dasar, pemantauan kualitas air minum dan air bersih, rehabilitasi sarana air bersih, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum, tempat pengolahan makanan, tempat pengelolaan pestisida dsb. Indikator program kesehatan lingkungan sebagai berikut :

Tabel 1.12 Hasil Pencapaian Sasaran Program Penyehatan

Lingkungan di Kabupaten Tanggerang Tahun 2011-2013

NoSasaranTahun 2011Tahun 2012Tahun 2013

TargetRealTargetRealTargetReal

1.Prosentasi Rumah Sehat79%73,6%80%62,71%85%71,63%

2.Prosentasi SAB memenuhi syarat kesehata90%88,5%87%91,5%95%92,3%

3.Prosentasi Jamban keluarga memenuhi syarat kesehatan85%76,9%85%71,13%85%74,97%

4.Prosentasi TTU memenuhi syarat kesehatan70%66,2%75%64,69%80%74%

5.Angka Bebas Jentik (ABJ)87%60,9%90%76,16%95%78,80%

6.Prosentase Instusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan70%71,2%75%69,84%80%67%

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang Tahun 2013

Beberapa indikator meningkat dari tahun sebelumnya diantaranya prosentase rumah sehat meningkat dari 62,7% menjadi 71,63%, prosentase jamban keluarga yang memenuhi syarat meningkat dari 71,13% menjadi 74,97% dan prosentasi TTU yang memenuhi syarat kesehatan dari 64,69% menjadi 74,72%. Namun demikian peningkatan tersebut belum mencapai target pada indicator rumah sehat, prosentase sarana air bersih yang memenuhi syarat, prosentase TTU memenuhi syarat kesehatan, ABJ, dan prosentase Institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Kondisi ini terjadi kemungkinan karena adanya peningkatan jumlah keluarga yang diperiksa sedangkan sarana yang memenuhi syarat walaupun ada peningkatan tetapi jumlahnya kecil. Permasalahan bidang sanitasi tidak hanya masalah snitasi yang tidak memenuhi syarat tetapi juga perilaku. Perilaku sangat menentukan apakah individu mau menggunakan sarana yang ada atau tidak (akses terhadap sarana sanitasi) dan juga pemeliharaan sarana yang ada serta kebutuhan akan saran sanitasi.

Upaya pemberdayaan masyrakat serta perubahan perilaku bidang sanitasi harus lebih intensif dilakukan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses maupun kepemilikan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan meliputi sarana air bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah sehat. Sedangkan untuk peningkatan kualitas sarana sanitasi perlu dilakukan bersama sector terkait. Sesuai strategi sanitasi yangs sudah disusun untuk mengatasi masalah ditingkat individu maupun kawasan dan komitmen terhadap memorandum program sanitasi.

3. Rumah SehatRumah sehat adalah rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar meliputi jamban/wc, sarana air bersih, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah, cukup ventilasi dan pencahayaan, bebas dari serangga dan binatang penular penyakit serta ada pemanfaatan pekarangan sebagai ruang terbuka hijau.

Hasil inspeksi sanitasi (IS) rumah pada tahun 2013 di 43 puskesmas di Kabupaten Tanggerang didapatkan hasil sebagai berikut : rumah yang diperiksa sebanyak 161.220 rumah, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 115.482 rumah (71,63%). Jumlah rumah sehat meningkat 8,93% bila dibandingkan dengan hasil inspeksi sanitasi tahun 2012, demikian juga dengan jumlah rumah yang diperiksa. Hasil inspeksin sanitasi rumah tahun 2012 dari 143.217 rumah yang diperiksa, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 89.811 (62,7%). Dari hasil inspeksi sanitasi permasalahan yang menyebabkan rumah tidak sehat adalah kualitas sarana sanitasi di rumah tersebut yang tidak memenuhi syarat.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatan untuk kualitas rumah menjadi rumah sehat, diantaranya melalui penyuluhan, pemicuan STBM, pemberian stimulan untuk pembuatan sarana sanitasi, pembuatan percontohan rumah sehat bekerja sama dengan SKPD terkait.

Melihat pencapaian tahun 2013 maka upaya penyuluhan terhadap masyarakat tentang rumah sehat sehingga masnyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungan rumahnya dan memiliki rumah yang sehat masih perlu ditingkatkan.

4. Penggunaan dan akses air bersih

Hasil inspeksi sanitasi oleh petugas Puskemas Tahun 2013 tentang penggunaan air bersih pada setiap keluarga, dari 166.601 KKyang diperiksa, sebagian keluarga (92,3%) memiliki akses air bersih dengan perincian sumur gali 18,5%, sumur pompa tahan 16%, ledeng 8,8%, PAH (Penampungan Air Hujan) 0,1%, dan sumur bor/jetpam 49%. Dibandingkan hasil 2012, prosentasi keluarga yang memiliki akses air bersih turun dari 97,5% menjadi 92,3%, karena jumlah yang diperiksa meningkat sedangkan jumlah pengakses air bersih peningkatan sangat kecil.

Selain digunakan untuk mandi dan mencuci baju, berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang dilakukan oleh Petugas Puskesmas, air bersih juga digunakan oleh masyarakat untuk minum. Adapun perincian penggunaan air minum di masyarakat adalah: 9,8% air kemasan, 20,1% air isi ulang, ledeng 8,8% (ledeng meteran 5,9%, ledeng eceran 2,9%), pompa 43,9%, SGL (Sumur Gali) terlindung 13,3%, SGL tidak terlindung 3,5%.

Inspeksi sanitasi air bersih adalah pemeriksaan sumber air yang digunakan untuk keperluan mandi dan cuci. Dari data diatas terlihat bahwa sumber air yang digunakan sudah memenuhi syarat yang masih ditingkatkan adalah pemantauan kualitas air dari sumber air tersebut. Upaya yang sudah digunakan pemberian stimulant untuk membuat percontohan sarana air bersih, menyediakan desinfektan air didaerah rawan diare dan daerah yang beresiko sanitasi.

5. Keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar

Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah keluarga. Keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan di dalam peningkatan kesehatan lingkungan.

Tabel 1.13

Persentase Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2011-2013

TahunJaga (%)Tempat sampah (%)SPAL (%)SAB (%)

201176,98182,588,5

201271,1374,7774,297,5

201387,477,683,592,3

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang Tahun 2013Dari hasil inspeksi sanitasi pada tahun 2013 terhadap166.601 keluarga didapatkan, keluarga yang memiliki sanitasi dasar dengan rincian berikut : yang sudah memiliki jamban sebanyak 140.605 KK (87,4%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat adalah (75,89%). Disebut jamban sehat adalah apabila terdapat tempat buang air besar di suatu tempat yang telah ditentukan atau tidak di sembarang tempat dan memiliki pembuangan air akhir ke tempat septic tank. Di kabupaten Tangerang berdasarkan hasil inspeksi tahun 2013 masih ditemukan masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat sebanyak 25% dan pembuangan akhirnya tidak di septic tank sebanyak 12,6%.

Keluarga yang memiliki tempat sampah dari hasil inspeksi pada tahun 2013 sebesar 120.901 KK, sedangkan rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 93.830 KK (77,6%) meningkat 2,86% dibanding tahun 2012 dimana jumlah rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 87.481 KK (74,77%). Indicator untuk menilai tempat sampah sehat adalah tempat sampah organik dan anorganik dipisah dalam tempat yang kedap air dan tertutup.

Pengelolaan air limbah dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2013, jumlah rumah yang memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 99.796 KK (83,5%). Kondisi ini meningkat 9,3% bila dibandingkan tahun 2012 jumlah rumah yang memilikipengelolaan air limbah sehat sebanyak 87.867 KK (74,2%).

Berbagai upaya yang dilakukan pada tahun 2013 untuk meningkatkan kepemilikan maupun pemanfaatan sarana sanitasi sehat adalah melalui penyuluhan, pemberdayaan masyarakat dibidang sanitasi melalui pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di 30 desa dan pemberian stimulant untuk pembuatan percontohan sarana sanitasi di wilayah binaan dan desa resiko tinggi sanitasi. Stimulan percontohan sarana sanitasi dasar diberikan tidak hanya di tingkat rumah tangga tetapi juga di institusi pendidikan (sekolah) sebanyak 7 sekolah berupa sarsandas sekolah (pembuatan wc sekolah 2 pintu) dan percontohan sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun)

6. Tempat-Tempat Umum

Tempat pengelolaan makanan tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan pengolahan makanan yang meliputi tempat penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyediaan makanan dan pendistribusian makanan.

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi makanan. Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen terhadap penyakit penyakit yang ditularkan melalui makanan dan mencegah keracunan makanan. Upaya tersebut pada dasarnya menyangkut orang yang menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses pengolahannya, kendala dan permaslahan yang belum dapat ditangani adalah masih rendah hygiene dan sanitasi tempat pengolahan makanan.

Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan makanan tahun 2011-2013 menunjukan hasil sebagai beikut :

1. Jasa Boga

Pemeriksaan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan dalam rangka pemberian sertifikasi jasa boga dan uji petik terhadap jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat. Hasil pemeriksaan sarana jasa boga tahun 2013 dari 45 sarana yang telah dari 45 sarana yang telah diperiksa sebanyak 28 (62,22%) memenuhi syarat. Sampai tahun 2013 perusahaan jasa boga yang telah memiliki sertifikat laik sehat sebanyak 34 (23,44%) perusahaan dari 145 perusahaan jasa boga yang terdaftar di dinas kesehatan. Upaya yang telah dilakukan untuk menigkatkan presentase jasa boga yang memiliki sertifikat laik sehat adalah mengadakan kursus hygiene Sanitasi yang dilakukan secara periodic dan membuat surat edaran bahwa semua jasa boga penyedia makanan karyawan untuk perusahaan yang menyediakan karyawan wajib memiliki sertifikat laik sehat. Uji petik pemeriksaan bakteriologi dilakukan terhadap sampel makanan, usap dubur penjamah dan usap alat yang digunakan dalam mengolah makanan.

2. Rumah Makan/Restoran

Hasil Pemeriksaan sarana tangga/restoran dari 100 sarana rumah tangga/restoran yang diperiksa pada tahun 2013 didapatkan 85 orang yang memenuhi syarat (85%). Selain itu dari 256 sarana rumah makan restoran diperoleh 17 sarana yang memiliki sertifikat baik sehat rumah makan restoran (6,64%).

3. Industri Rumah Tangga Pangan

Hasil Pemeriksaan sarana industry rumah tangga pangan yang dilakukan pada tahun 2013 sebanyak 120 sarana, 97 sarana (80,83%) memenuhi syarat dan telah tersertifikasi/memiliki izin edar untuk produk pangan yang diproduksi. Uji petik pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan dilakukan terhadap sarana industry rumah tangga pangan yang telah memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT) dan industry rumah tangga pangan yang ingin mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan industry rumah tangga pangan yang memiliki SPP-IRT dengan mengadakan Penyuluhan Keamanan Pangan bagi pengusaha dan penanggungjawab produksi.

Uji petik pemeriksaan kualitas makanan hasil industry rumah tangga pangan dilakukan pada berbahaya (formalin, boraks, rhodamin b, methanyl yellow).

4. Depot Air Minum

Hasil pemeriksaan sarana Depot Air Minum (DAM) pada tahun 2013 dilakukan di 100 sarana, 28 sarana (28%) diantaranya Memenuhi Syarat (MS). Masih rendahnya sarana Depot Air Minum yang memenuhi syarat karena masih rendahnya hiegene sanitasi sarana dan hiegene sanitasi perorangan. Uji petik pemeriksaan depot air minum meliputi pemeriksaan kualitas air minum baik secara kimia, fisika dan bakteriologi.

Sampai tahun 2013 dari 414 sarana Depot Air Minum hanya 6 sarana yang memiliki sertifikat sehat. Kendala masih rendahnya sarana depot air minum yang memiliki sertifikat sehat adlah pengusaha sudah bisa melakukan kegiatan operasional tanpa rekomendasi dari Dinas Kesehatan.

7. Angka Bebas Jentik

Nyamuk aedes aegypti merupakan binatang yang menularkan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Tempat perindukan/sarang nyamuk harus diperiksa dan dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali untuk menghambat perkembangbiakan nyamuk. Gerakan desa bebas jentik dan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan untuk memotivasi masyarakat agar melakukan PSN terus menerus. Karena cara inilah yang paling efektif untuk memutus rantai penularan penyakit DBD. Pencapaian Angka Bebas Jentik (ABJ) pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan pada 143.971 rumah/bangunan, sebanyak 113.476 rumah/bangunan (78,82%) tidak ditemukan jentik nyamuk.

Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk mendorong kebiasaan pemberantasan nyamuk secara teratur.

8. Institusi Yang Dibina

Institusi meliputi sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah dan perkantoran. Persyaratan institusi sehat diantaranya persyaratan bangunan, ketersediaan sarana sanitasi yang memenuhi kualitas dan kuantitas serta persyaratan kebersihan suatu institusi. Tahun 2013 dari 4.047 institusi yang ada sebanyak 2.711 (67%) institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan.

I.2.7. Data Puskemas Tegal Angus1. TB Paru

Berdasarkan data puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat TB Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus, didapatkan kasus baru pada:

Laki-laki: 26 orang dari 27.671 orang

Perempuan: 21 orang dari 26.160 orang

Total

: 48 orang dari 53.831 orang

Kasus lama: (-)

a) Angka insiden per 100.000 penduduk:

Laki-laki: 94.0

Perempuan: 80.0

Total

: 89.1b) Jumlah BTA (+)

Laki-laki: 13 orang

Perempuan: 14 orang

Total

: 27 orang

c) CDR

Laki-laki: 48.15

Perempuan: 50.0

Total

: 49.09

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 20122. Diare

Berdasarkan data puskesmas mengenai kasus diare didapatkan:

a) Jumlah perkiraan kasus:

Laki-laki: 1.170 orang dari 27.671 orang

Perempuan : 1.107 orang dari 26.160 orang

Total

: 2.277 orang dari 53.831 orang

b) Jumlah kasus yang di tangani

Laki laki : 394 orang (33.7%)

Perempuan: 553 orang (50%

Total

: 947 orang (41.6%)

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus Tahun 20123. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Berdasarkan data puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yaitu:

a) Jumlah ibu yang bersalin: 928 orang dari 1.025 persalinan

b) Jumlah ibu yang nifas

: 1.025 orang

Yankes

: 1.022 orang

Sumber: Program KIA Puskesmas Tegal Angus 20124. Kepemilikan Jamban

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut kecamatan dan puskesmas:

1. Jumlah keluarga: 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki jamban: 4.968

3. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat: 103

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20135. Tempat Sampah

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut kecamatan dan puskesmas:

1. Jumlah keluarga: 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah: 3.106

3. Keluarga yng diperiksa: 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 103

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20136. Air Minum

a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut kecamatan puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117b) Jenis sarana air minum

1. Kemasan: (-)

2. Ledeng: 25 keluarga

3. Air isi ulang: 89 keluarga

4. Sumur terlindung: 3 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20137. Sarana dan Akses Air Bersiha) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut kecamatan dan puskesmas

1. Jumlah keluarga: 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa: 117Jenis sarana air bersih

1. PDAM : 4 keluarga

2. SGL : 31 keluarga

3. Sumur Bor : 82 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20138. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

a) Presentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut kecamatan dan puskesmas

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Keluarga yang diperiksa :1260

3. Jumlah yang sesuai dengan kriteria PHBS : 183

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus 20139. Sepuluh Besar Penyakit

Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LBI) puskesmas Tegal Angus didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 menurut semua golongan umur seperti diagram berikut ini : Diagram 1.1. : Data Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Tegal Angus

Sumber: Data Surveilance Puskesmas Tegal Angus

Tabel 1.11. Sarana Pelayanan KesehatanNoSarana Pelayanan KesehatanJumlah

1Poskesdes1 Unit

2Pos KB Keluarga-

3Posyandu6 Unit

4Pos Mandiri-

5Klinik Bersalin/ BKIA-

6Praktek Dokter/ Bidan4 Unit

7Praktek Bidan4 Unit

8Paraji4 Orang

9

Keluarga Berencana

a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -

b. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) : 334 Pasang

c. Jumlah Akseptor KB :

1) Pil

: 127 orang

2) IUD

: 14 orang

3) Kondom: - orang

4) Suntik

: 190 orang

5) Implan : 13 orang Unit

I.2.7 Gambaran Keluarga Binaan

I.2.7.1. Gambaran Umum Keluarga Binaan

Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari 3 keluarga, yaitu :

1. Keluarga Tn. Suparman2. Keluarga Tn. Yahya3. Keluarga Ny. SaimiKeluarga binaan bertempat di Desa Tanjung Pasir, RT 05/RW 06, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas, kami laksanakan dari tanggal 11 Februari sampai dengan 21 Februari 2015. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan kami adalah sebagai berikut :Keluarga Tn. Suparmana. Data Dasar Keluarga Tn. SuparmanKeluarga binaan Tn. Suparman terdiri dari 3 anggota keluarga, yaitu keluarga Tn. Suparman sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Siti Aisyah dan Satu anak lelaki An. Muhamad Jupri.Tabel. 1.12. Data dasar Keluarga Tn. SuparmanNoNamaStatus KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)PendidikanPekerjaan

1.Tn. SuparmanKepala KeluargaL30SDNelayan

2.Ny. Siti AisyahIstriP28SDIbu rumah tangga

3.An. Muhamad JupriAnak pertamaL8SD-

Keluarga Tn. Suparman bertempat tinggal di kampung Bangko Tinggi, RT 05/RW 06, Desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Suparman sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Siti Aisyah dan satu orang anak lelaki bernama An. Muhamad JupriTn. Suparman, berusia 30 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan di daerah Tanjung Pasir dengan penghasilan berkisar Rp 50.000 100.000 per bulan. Pendapatan Tn. Suparman digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air, makanan, pengobatan dan lain-lain. Tn. Suparman mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny. Siti Aisyah, yang berusia 28 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. Siti Aisyah pernah mengenyam sampai pendidikan Sekolah Dasar (SD). Saat hamil, Ny. Kholisoh rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat melahirkan dibantu oleh bidan.b. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Tn. Suparman tinggal di perumahan yang dikelilingi oleh empang. Rumah ini milik sendiri, dengan luas bangunan berukuran 8 x 6 m2. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 3m x 3m dan ruang keluarga yang berukuran 8 m x 3 m, memiliki dua kamar tidur, yang masing berukuran 3 m x 3 m dan 2 m x 2 m, memiliki dapur 3 m x 2 m, memiliki kamar mandi namun tidak memiliki jamban didalamnya Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan keramik, beratap genteng tanpa plafon, dan dindingnya terbuat dari batu bata. Ventilasi yang ada berasal dari pintu depan dan jendela di ruang tamu dan kamar tidur yang jarang dibuka sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, ruang TV, dua kamar tidur, ruang dapur, satu dan kamar mandi yang tidak ada jamban. Keluarga ini menggunakan kamar mandi yang terbuat dari batu bata yang terdiri dari ember besar dan pancuran air yang ditampung untuk mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian. Jika buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di kali dekat rumah tetangga mereka. Keluarga Tn. Suparman melakukan ini karena mereka berusaha menghemat penggunaan air, tidak tersedia nya lahan pembuatan jamban dan tidak tersedia jamban yang layak. Selain digunakan oleh anggota keluarga Tn. Suparman, jamban ini juga sering di gunakan oleh warga lain yang berada di sekitar rumah.

Keluarga Tn. Suparman sering menggunakan air sumber air dari PDAM dengan membelinya dengan dialiri kerumah warga. PDAM diabayar setiap bulan dengan iuran Rp 100.000,00 dan galon sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari yang di belinya seharga Rp 4000 per galon. Dalam sehari keluarga Tn. Suparman memerlukan 2 galon untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

Keluarga Tn. Suparman tidak memiliki pekarangan disamping rumah, membuang limbah rumah tangga (sampah), Tn. Mamit dan keluarga sering membuang dan mengumpulkan sampah sebelah rumah dan jika di rasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di lahan kosong di sebelah rumahnya.

Gambar 1.3. Denah Rumah Tn. Suparmanc. Lingkungan Pemukiman

Rumah Tn. Suparman terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan terdapat jalan setapak dan empang, disamping kiri, kanan, belakang rumah terdapat rumah warga, tempat pembuangan sampah selalu di empang dan ada tempat pembakaran sampah tidak jauh dari rumah. Limbah cair dibuang lewat saluran selokan dan air selokan mengalir ke empang dan kali di perumahan.

d. Pola Makan

Keluarga Tn. Suparman memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Siti Aisyah memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu, tempe dan makan ikan dari hasil nelayan. Menurut penuturannya Ny. Siti Aisyah, semua makanan dimasak sampai matang.e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Anak pasangan Tn. Suparman dan Ny. Siti Aisyah adalah satu orang anak lelaki, bernama An. Muhamad Jupri yang sekarang berusia 8 tahun, yang sekarang duduk di bangku sekolah dasar kelas 3 SD. Proses kelahiran ditolong oleh dukun setempat. Sejak lahir An. Muhamad Jupri dan Ny.Siti Aisyah mengaku bahwa anaknya pernah mendapat imunisasi sejak lahir tetapi tidak lengkap. An. Muhamad Jupri tidak diberikan ASI eksklusif. f. Kebiasaan Berobat

Menurut penuturan Tn. Suparman, bila anggota keluarganya ada yang sakit, khususnya anaknya, maka langsung dibawa ke puskesmas.Namun biasanya jika yang sakit Tn. Suparman ataupun Ny.Siti Aisyah maka hanya meminum obat warung.g. Riwayat Penyakit

Keluarga Tn. Suparman jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Suparman adalah sakit pilek dan gatal pada kaki terutama Tn. Suparman.h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari

Ny. Siti Aisyah memiliki 2 sumber air, yaitu dari PDAM yang setiap hari selalu dipakai buat cuci tangan dan kaki serta mandi, sedangka air PAM yang setiap hari dia beli dengan per drum harganya Rp 4000 dipakai untuk minum, masak, serta mencuci baju. Keluarga Tn. Suparman memiliki kebiasaan membuang dan membakar sampah di halaman depan rumahnya. Limbah rumah tangga seperti bekas memasak dan mencuci dibuang ke luar rumah.

Keluarga Tn. Suparman tidak memiliki kebiasaan aktivitas olahraga karena hampir semua aktivitas sebagai nelayan.Tn. Suparman memiliki kebiasaan merokok didalam rumah, rata-rata dapat menghabiskan kurang lebih dua bungkus dalam sehari dan Tn. Suparman merokok di luar rumah. Keluarga Tn. Suparman tidak biasa mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan tetapi memakai alas kaki saat keluar rumah. Keluarga Tn. Suparman tidak memiliki jamban, sehingga jika hendak buang air besar mereka biasa pergi ke jamban yang terletak di kali.Faktor internal dan eksternal

Tabel 1. Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn.SuparmanNoKriteraPermasalahan

1Kebiasaan merokokmemiliki kebiasaan merokok didalam rumah, rata-rata dapat menghabiskan kurang lebih dua bungkus dalam sehari

2OlahragaKebiasaan berolahraga tidak ada

3Pola makanIbu memasak sendiri makanan dengan menu seperti , ikan, tahu, tempe setiap hari

4Pola pencarian pengobatanApabila ada anggota keluarga yang sakit Ny. Siti membeli obat di warung

5Membuang limbah rumahKeluarga Tn. Suparman memiliki kebiasaan membuang dan membakar sampah di halaman depan rumahnya. Limbah rumah tangga seperti bekas memasak dan mencuci dibuang ke luar rumah

6Aktivitas sehari-hariBapak bekerja sebagai nelayan dan gaji tidak menetap. Ibu bertindak sebagai ibu rumah tangga. Anak pertama dan kedua tidak bekerja. Anak ketiga belum sekolah.

Tabel 2. Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn.SuparmanNo.KriteriaPermasalahan

1.Luas bangunanLuas bangunan rumah 8 x 6 m2

2.Ruangan dalam rumahDalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 3 x 3 m, ruang keluarga berukuran 8 x 3 dan 2 kamar tidur yang masing-masing berukuran 3 x 3 m, dan 2 x 2 m, , dapur berukuran 3 x 2 m, dan kamar mandi berukuran 3 x 1 m

3.VentilasiTidak memiliki ventilasi

4.PencahayaanTerdapat 4 buah lampu, yaitu satu dikamar Ny Siti dan Tn Suparman, satu dikamar anak, satu di ruang keluarga dan satu di dapur. Lampu hanya dinyalakan saat malam hari

5.MCKTerdapat 1 kamar mandi didalam rumah.

Kamar mandi beralaskan keramik, kamar mandi berukuran 3 x 1 m. Tidak terdapat jamban, untuk BAB dan BAK di jamban kali. Untuk mandi keluarga Tn Suparman menggunakan air PDAM. masak, minum, menggunakan air PAM ( gallon) .

6.Sumber airAir PDAM dan PAM ( gallon)

7.Saluran pembuangan limbahLimbah rumah tangga cair dan padat dibuang ke luar rumah lewat selokan yang mengalir ke kali.

8.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang di plastik di dalam rumah, baru jika sudah banyak dibakar atau dibuang di depan rumah.

9.Lingkungan sekitar rumahSebelah utara terdapat jalan yang menghubungkan dengan jalan setapak warga sekitar dan terdapat empang, di bagian samping rumah dengan jarak lebih kurang 0,5 meter terdapat rumah tetangga, pada bagian samping rumah terdapat tempat yang biasanya digunakan sebagai tempat pembuangan dan air selokan , di bagian belakang rumah terdapat rumah penduduk.

I.3 Penentuan Area Masalah

I.3.1 Rumusan Area MasalahPada saat kunjungan ke kampung Bangko Tinggi RT05/RW06, desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang dianalisa data Puskesmas Tegal Angus, mencakup angka kesakitan dan angka kematian. Kemudian dilakukan analisa data dari Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan dengan sepuluh penyakit terbesar pada daerah Tanjung Pasir. untuk menentukan prioritas masalah dengan metode Delphi. Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung pada 3 keluarga binaan dan setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga binaan di kampung Bangko Tinggi RT05/RW06, desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan area permasalahan, diantaranya adalah: Masalah Non Medis Ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah cair rumah tangga.

Ketidaktersediaan jamban di rumah Tidak tesedianya tempat pembuangan sampah yang memadai sehingga sampah dibuang langsung ke lapangan

Tidak ada kebiasaan olahraga Memiliki ventilasi yang kurang baik

Perilaku tidak mencuci tangan sebelum makan Kebiasaan merokok dalam keluarga Anak-anaknya tidak mengikuti imunisasi

Pencahayaan rumah yang kurang

Perilaku pencarian pengobatan Masalah Medis

Riwayat sering pilek dalam keluarga

Terjadinya kejadian gatal-gatal pada daerah ekstremitas ketika terjadi banjir pada keluarga binaan

Riwayat kepala keluarga sering mengalami mencret.

Keluarga Tn. Yahyaa. Data Dasar Keluarga Tn. YahyaRumah keluarga ini terletak di RT 01 / RW 06 Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.Rumah keluarga tersebut dihuni oleh 7 orang anggota keluarga yaitu Ny. Lemi dan lima orang anak yang bernama X1, X2, X3, X4, X5.

Tn. Yahya berusia 40 tahun bekerja sebagai nelayan di Tanjung Pasir, sedangkan istrinya Ny. Lemi tidak bekerja. Besar pendapatan Tn. Yahya perhari tidak dapat dipastikan karena setiap hari Tn. Yahya dapat melaut untuk mencari ikan (pengaruh cuaca), namun menurutnya sekali melaut hasil yang didapatkan bisa sebesar Rp. 50.000 Rp. 60.000. Hasil pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli makan, membayar listik, membayar sekolah, dan lain-lain.Dan hasil ikan yang didapatkan sehari-hari sebelum dijual disisihkan terlebih dahulu untuk makan keluarga.Tn. Yahya tidak menyelesaikan Sekolah Dasar namun Tn. Yahya masih dapat membaca dan menulis.

Istri Tn. Yahya yang bernama Ny.Lemi yang saat ini berusia 40 tahun juga tidak menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar masih dapat membaca dan menulis. Ny. Lemi telah melahirkan lima kali, dimana proses persalinannya dibantu oleh bidan dan dukun setempat.

Anak pasangan Tn. Yahya dan Ny. Lemi adalah seorang laki-laki yang bernama X1, yang sekarang berusia 20 tahun, saat ini bekerja sebagai buruh pabrik setempat, seorang laki-laki yang bernama X2 yang sekarang berusia 15 tahun, saat ini sedang duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama, seorang anak laki-laki yang bernama X3 yang sekarang berumur 11 tahun, saat ini sedang duduk di kelas 5 Sekolah Dasar, dan dua anak laki-laki kembar yang bernama X4 dan X5, yang saat ini sedang duduk dikelas 2 Sekolah Dasar.

Profil keluarga Tn. Yahya, RT X / RW X , Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari 2015

No.

Nama

Status KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)Pendidikan

Pekerjaan

1.

Tn. YahyaKepala KeluargaL45 SD (Tidak Tamat)Nelayan

2.

Ny. LemiIstri P40SD (Tidak Tamat)Ibu Rumah Tangga

3.

Tn. X1Anak PertamaL20SMA Buruh

4.

An. X2Anak KeduaL15SMPPelajar

5.

An. X3Anak KetigaL11SDPelajar

6.

An. X4Anak KeempatL8 SDPelajar

7.

An. X5Anak KelimaL8SDPelajar

a. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Tn. Yahya tinggal di rumah dengan luas bangunan berukuran 7 m x 5 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruangan keluarga yang berukuran 7 m x 3 m, memiliki dua kamar tidur, yang masing berukuran 2 m x 2 m, memiliki dapur 3 m x 1 m, memiliki kamar mandi 2 m x 2 mnamun tidak memiliki jamban didalamnya.Rumah Tn. Yahya beratap genteng tanpa plafon, lantai terbuat dari semen halus, dindingnya terbuat dari batu bata.Terdapat dua buah ventilasi di ruang tamu dan terdapat dua buah jendela yang sering dibuka sehingga cahaya matahari mudah masuk dan sirkulasi udara cukup baik.Kamar mandi yang digunakan berlantai semen halus da nada sebuah sumur yang biasa digunakan untuk sumber air pada saat mandi, mencuci piring dan mencuci pakaian.

Rumah keluarga Tn. Yahya mendapatkan sumber air bersih dari PDAM dan air sumur. Air PDAM didapatkan dengan membayar setiap bulan dengan iuran Rp 100.000 yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum dan mandi. Sedangkan air sumur biasa digunakan untuk mencuci peralatan makan, mencuci pakaian dan mencuci peralatan bekas memasak.

Keluarga Tn. Yahya biasa membuang limbah cair rumah tangga seperti limbah bekas mencuci pakaian dan peralatan makan, ke selokan di samping rumah. Keluarga Tn. Yahya tidak memiliki saluran pembungan air limbah (SPAL) sehingga limbah cair rumah tangga yang biasa dibuang ke selokan tersebut langsung mengalir ke empang dan mencemari empang yang berada tidak jauh di depan rumahnya.Gambar Denah Rumah Keluarga Tn. Yahya, RT 01/RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari 2015

b. Lingkungan Permukiman

Rumah ini terletak di tengah pemukiman yang cukup padat. Jarak antara rumah keluarga Tn Yahya dan tetangga sekitar hanya berjarak kurang lebih sekitar 1,5 m. Tidak jauh di bagian depan rumah terdapat sebuah empang yang hanya dibatasi oleh sebuah jalan setapak yang hanya bisa dilalui kendaraan beroda dua. Pada bagian belakang rumah Tn. Yahya terdapat rumah tetangga yang berjarak kurang lebih 1 m.

c. Pola Makan

Keluarga Tn. Yahya memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny Lemi memasak makanan menggunakan tungku apidengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi dan ikan. Keluarga Tn. Yahya mengkonsumsi sayuran hanya 1-2 kali dalam seminggu dan jarang mengonsumsi buah-buahan.d. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Anak Tn. Yahya mengaku anak pertama, kedua dan ketiganya lahir di rumah dengan dibantu dukun, sedangkan anak keempat dan kelima lahir dengan bidan. Ny. Lemi mengaku bahwa semua anaknya pernah mendapat imunisasi sejak lahir tetapi tidak lengkap. Ny Lemi mengaku bahwa anak pertama, kedua dan ketiganya mendapatkan ASI sampai dengan usia 2 tahun, sedangkan anak keempat dan kelima mendapatkan susu formula.

e. Kebiasaan Berobat

Menurut penuturan Tn. Yahya, bila anggota keluarganya ada yang sakit, khususnya anak-anaknya, maka langsung dibawa ke puskesmas.Namun biasanya jika yang sakit Tn. Yahya ataupun Ny.Lemi maka hanya meminum obat warung.f. Riwayat PenyakitTn. Yahya memliki riwayat penyakit sering batuk-batuk yang tidak berdahak, sedangkan Ny.Lemi sering mengeluh gatal-gatal pada tangan dan kaki setiap habis mencuci pakaian menggunakan air sumur.Anak keempat dan kelima Tn. Yahya sering mencret-mencret.g. Perilaku dan Aktifitas Sehari-hari

Ny. Lemi memiliki kebiasaan mencuci pakaian dengan menggunakan air sumur yang berada dirumahnya. Ny.Lemi mencuci pakaian setiap 2 hari sekali dengan menggunakan sabun cuci, kemudian pakaian dijemur hingga kering. Dan Ny. Lemi biasa membuang ke selokan yang berada disamping rumahnya.

Tn. Yahya kebiasaan merokok didalam rumah, rata-rata dapat menghabiskan kurang lebih setengah bungkus dalam sehari. Keluarga Tn. Yahya tidak biasa mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan tetapi memakai alas kaki saat keluar rumah.

Keluarga Tn. Yahya biasa membuang sampah ditempat sampah dibelakang rumahnya, apabila sudah terkumpul banyak, sampah langsung dibakar. Tidak jauh dari rumah Tn. Yahya terdapat jamban umum yang biasa digunakan bersama-sama, sehingga jika hendak buang air besar keluarga Tn. Yahya sudah biasa untuk selalu pergi ke jamban umum tersebut.

Faktor Internal dan Eksternal

No.KriteriaPermasalahan

1.Kebiasaan membuang limbah cairNy. Lemi memiliki kebiasaan membuang limbah cair disamping rumahnya.

2.Sumber air bersihKeluarga Tn. Yahya mendapat sumber air bersih dari PDAM dan air sumur dibelakang rumahnya. Air PDAM didapat dengan membayar Rp. 25.000 per minggu, dan biasa digunakan untuk minum dan mandi. Sedangkan air sumur bisa digunakan untuk mencuci peralatan makan.

3. Kebiasaan mencuci pakaianNy. Lemi memiliki kebiasaan mencuci pakaian dengan menggunakan air sumur yang berwarna keruh. Setiap habis mencuci Ny. Lemi sering mengeluh gatal pada tangan dan kakinya.

4.Pola makanNy. Lemi memasak sendiri makanan dengan contoh menu : nasi dan ikan, sayur seminggu 2 kali, dan jarang mengonsumsi buah-buahan.

5. Pola pencarian pengobatanApabila ada anggota keluarga yang sakit Tn. Yahya biasa berobat ke puskesmas.

6.Aktivitas sehari-hariTn. Yahya bekerja sebagai nelayan dan gaji tidak menetap. Ny Lemi hanya sebagai ibu rumah tangga. Tn X1 bekerja sebagai buruh pabrik. An. X2- X5 berstatus sebagai pelajar.

7Kebiasaan merokokTn. Yahya memiliki kebiasaan merokok didalam rumah, biasa menghabiskan rata-rata setengah bungkus per hari.

Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn. YahyaNo.KriteriaPermasalahan

1. Luas bangunanLuas bangunan rumah 7 m x 5 m

2.Ruangan dalam rumahDalam rumah terdapat ruangan keluarga yang berukuran 7 m x 3 m, memiliki dua kamar tidur, yang masing-masing berukuran 2 m x 2 m, memiliki dapur 3 m x 1 m. Dan kamar mandi yang berukuran 2 m x 2 m.

3. VentilasiTerdapat 2 buah ventilasi berukuran 0.2 m x 0,2 m dan berukuran 0,2 m x 0,2 m di ruang keluarga.

4.Pencahayaan Terdapat dua buah jendela di ruang tamu Terdapat 2 buah lampu yang berwarna putih yang terdapat pada ruang keluarga, kedua kamar tidur, dan 2 buah lampu yang berwarna kuning yang terdapat pada ruang teras dan dapur.

5.MCKTidak terdapat jamban didalam rumah, tetapi terdapat jamban umum yang digunakan bersama-sama didekat rumahnya.

6. Sumber airAir sumur dan air PDAM

7.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang langsung ke belakang rumah dan setelah terkumpul banyak langsung dibakar.

8.Lingkungan sekitar rumahSebelah utara terdapat empang yang dibatasi oleh jalanan setapak, dibagian belakang rumah dengan jarak jarak kurang lebih dari 1 meter terdapat tempat penampungan sampah. Di bagian kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak kurang lebih 1,5 meter.

Penentuan Area Masalah

1.5.1Penjabaran Area Masalah Pada Keluarga Binaan

1. Area Masalah Keluarga Tn. Yahya

Masalah Non Medis Ketidaktersediaan saluran pembuangan air limba rumah tangga (SPAL) Ketidaktersediaan jamban di rumah

Kebiasaan mencuci pakaian dan peralatan makan dengan menggunakan air sumur yang berwarna keruh Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah yang memadai sehingga sampah dibakar setelah terkumpul banyak

Perilaku tidak mencuci tangan sebelum makan Kebiasaan merokok dalam keluarga Anak-anaknya tidak mengikuti imunisasi yang lengkap

Pencahayaan rumah yang kurang

Perilaku pencarian pengobatanMasalah Medis

Riwayat sering mencret pada anak-anak Tn. Yahya

Riwayat sering gatal-gatal pada Ny. Lemi setiap habis mencuci dari air sumur yang berwarna keruh

Riwayat sering batuk-batuk tanpa dahak pada Tn. YahyaKeluarga Ny. Saimi

a. Data Dasar Keluarga Ny. Saimi

Rumah keluarga ini terletak di RT 01/ RW 06 Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Rumah keluarga tersebut dihuni oleh 6 orang anggota keluarga yaitu Ny. Saimi, satu orang anak, dua orang cucu serta suaminya, dan 1 orang cicit.

Ny. Saimi berusia 100 tahun sudah tidak bekerja, sedangkan suaminya Tn. Taryo sudah meninggal dunia. Ny Saimi mempunyai satu orang anak bernama Ny.Sartiwi yang bekerja sebagai buruh cuci pakaian dengan penghasilan yang tidak menentu. Sedangkan suami Ny.Sartiwi sudah meninggal dunia.

Ny. Sartiwi mempunyai lima orang anak bernama Tn. Yadi, Ny. Siti Aisah, Ny. Mariana, Ny. Mariani, Ny. Ami. Penghuni rumah Ny. Sartiwi hanya anak ke empat dan ke lima bersama suami dan anaknya. Besar pendapatan tetap yang diperoleh hanya dari Ny.Mariani dan Ny.Ami serta suaminya. Penghasilan yang diterima mereka selama bekerja di pabrik sebesar Rp 40.000 per harinya. Hasil pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli makan, membayar listik, membayar sekolah, dan lain-lain. Ny. Sartiwi tidak menyelesaikan Sekolah Dasar namun masih dapat membaca dan menulis.

Ny. Sartiwi telah melahirkan lima kali, dimana proses persalinannya dibantu oleh bidan dan dukun setempat. Selama melahirkan anak ke empat dan ke lima Ny. Sartiwi pernah mengalami darah tinggi sehingga proses melahirkan berlangsung di rumah sakit.

Anak pasangan Alm. Tn. Parman dan Ny. Sartiwi adalah seorang perempuan yang bernama Ny. Mariana, yang sekarang berusia 23 tahun, saat ini bekerja sebagai buruh pabrik setempat, seorang perempuan lainnya yang bernama Ny. Ami yang sekarang berusia 21 tahun, yang saat ini juga sebagai pekerja buruh pabrik dengan suaminya Tn. Rudi yang berusia 25 tahun.

Profil keluarga Ny. Saimi, RT 01 / RW 06 , Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari 2015

No.

Nama

Status KeluargaJenis Kelamin (L/P)Usia (tahun)Pendidikan

Pekerjaan

1.

Ny. SaimiKepala Keluarga P100SD (Tidak Tamat)Ibu Rumah Tangga

2.

Ny. SartiwiAnak pertamaP40SD (Tidak Tamat)Ibu Rumah Tangga

3.

Ny. MarianaCucu P23SMPKaryawan Pabrik

4.

Ny. AmiCucuP21SDKaryawan Pabrik

5.

Tn. RudiSuami Ny. AmiL25SMKKaryawan Pabrik

6. .An. RezaAnak Ny. MarianaL2--

h. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Ny. Saimi tinggal di rumah dengan luas bangunan berukuran 12 m x 8 m. Bangunan tempat tinggal tidak bertingkat dan terdiri dari satu ruangan keluarga yang berukuran 3.5 m x 2.5 m, memiliki tiga kamar tidur, yang masing berukuran 3 m x 3 m, 3 m x 2 m dan 2 m x 2 m, memiliki dapur 3 m x 2 m, memiliki kamar mandi namun tidak memiliki jamban didalamnya.Gambar Denah Rumah Keluarga Ny. Saimi, RT 01/RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang Bulan Februari 2015

i. Lingkungan PermukimanRumah ini terletak di tengah pemukiman cukup padat di depan empang. Seluruh ruangan di dalam rumah ini berlantaikan keramik kecuali dapur dan kamar mandi, beratapkan genteng dan berdinding tembok. Untuk ventilasi, rumah ini memiliki 6 jendela, tetapi jendela tersebut tidak pernah dibuka, rumah ini hanya memiliki satu pintu depan dan satu pintu belakang. Untuk penerangan, rumah ini memiliki tiga buah lampu yang hanya dinyalakan pada malam hari. Ny. Saimi memiliki barang elektronik berupa televisi dengan antena diluar.j. Pola Makan

Keluarga Ny. Saimi memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Keluarga memasak makanan menggunakan kompor gas dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, ikan, tahu atau tempe. Keluarga Ny. Saimi mengkonsumsi sayuran hanya 1-2 kali dalam seminggu dan jarang mengonsumsi buah-buahan.k. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Anak Ny. Saimi mengaku anaknya lahir di rumah dengan dibantu dukun. Ny. Saimi mengaku bahwa anaknya pernah mendapat imunisasi sejak lahir tetapi tidak lengkap. Ny. Saimi mengaku bahwa anaknya mendapatkan ASI sampai dengan usia 2 tahun.

l. Kebiasaan Berobat

Menurut penuturan, bila anggota keluarganya ada yang sakit, khususnya anak-anaknya, maka langsung dibawa ke klinik atau puskesmas terdekat. Namun biasanya jika ada yang sakit, hanya meminum obat warung.m. Riwayat Penyakit

Ny. Sartiwi menderita diabetes sejak 5 bulan hingga saat ini. Dan rutin kontrol ke dokter klinik setempat.

n. Perilaku dan Aktifitas Sehari-hari

Ny. Sartiwi memiliki kebiasaan mencuci pakaian dengan menggunakan air kali yang berada tidak jauh dari rumahnya. Air kali berwarna kecoklatan, keruh, dan tidak mengalir. Terlihat di kali tersebut juga disertai tempat kakus. Ny. Sartiwi mencuci pakaian setiap 2 hari sekali dengan menggunakan sabun cuci, kemudian pakaian dijemur hingga kering.

Keluarga Ny. Saimi memiliki sumber air bersih dari PDAM dan air sumur yang terdapat dibelakang rumahnya. Air PDAM didapat dengan membayar Rp. 100.000/ bulan, digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti untuk minum dan mandi, sedangkan air sumur digunakan untuk mencuci peralatan makan dan terkadang digunakan untuk mandi. Namun, karena alasan sudah terbiasa Ny. Saimi tetap mencuci pakaian dengan menggunakan air kali yang berada didekat rumahnya.

Tn. Rudi sebagai suami Ny. Ami memiliki kebiasaan merokok didalam rumah, rata-rata dapat menghabiskan kurang lebih setengah bungkus dalam sehari. Keluarga Ny. Saimi tidak biasa mencuci tangan menggunakan air dan sabun sebelum makan tetapi memakai alas kaki saat keluar rumah.

Keluarga Ny. Saimi biasa membuang sampah ditempat sampah dibelakang rumahnya, apabila sudah terkumpul banyak, sampah langsung dibakar. Tidak jauh dari rumah Ny. Saimi terdapat jamban umum di kali yang biasa digunakan bersama-sama, sehingga jika hendak buang air besar keluarga Ny. Saimi sudah biasa untuk selalu pergi ke jamban umum tersebut.

Faktor Internal dan Eksternal

No.KriteriaPermasalahan

1.Kebiasaan membuang limbah cairNy. Lemi memiliki kebiasaan membuang limbah cair disamping rumahnya.

2.Sumber air bersihKeluarga Tn. Yahya mendapat sumber air bersih dari PDAM dan air sumur dibelakang rumahnya. Air PDAM didapat dengan membayar Rp. 25.000 per minggu, dan biasa digunakan untuk minum dan mandi. Sedangkan air sumur bisa digunakan untuk me ncuci peralatan makan.

3. Kebiasaan mencuci pakaianNy. Lemi memiliki kebiasaan mencuci pakaian dengan menggunakan air sumur yang berwarna keruh. Setiap habis mencuci Ny. Lemi sering mengeluh gatal pada tangan dan kakinya.

4.Pola makanNy. Lemi memasak sendiri makanan dengan contoh menu : nasi dan ikan, sayur seminggu 2 kali, dan jarang mengonsumsi buah-buahan.

5. Pola pencarian pengobatanApabila ada anggota keluarga yang sakit Tn. Yahya biasa berobat ke puskesmas.

6.Aktivitas sehari-hariTn. Yahya bekerja sebagai nelayan dan gaji tidak menetap. Ny Lemi hanya sebagai ibu rumah tangga. Tn X1 bekerja sebagai buruh pabrik. An. X2- X5 berstatus sebagai pelajar.

7Kebiasaan merokokTn. Yahya memiliki kebiasaan merokok didalam rumah, biasa menghabiskan rata-rata setengah bungkus per hari.

Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Tn. YahyaNo.KriteriaPermasalahan

1. Luas bangunanLuas bangunan rumah 7 m x 5 m

2.Ruangan dalam rumahDalam rumah terdapat ruangan keluarga yang berukuran 7 m x 3 m, memiliki dua kamar tidur, yang masing-masing berukuran 2 m x 2 m, memiliki dapur 3 m x 1 m. Dan kamar mandi yang berukuran 2 m x 2 m.

3. VentilasiTerdapat 2 buah ventilasi berukuran 0.2 m x 0,2 m dan berukuran 0,2 m x 0,2 m di ruang keluarga.

4.Pencahayaan Terdapat dua buah jendela di ruang tamu Terdapat 2 buah lampu yang berwarna putih yang terdapat pada ruang keluarga, kedua kamar tidur, dan 2 buah lampu yang berwarna kuning yang terdapat pada ruang teras dan dapur.

5.MCKTidak terdapat jamban didalam rumah, tetapi terdapat jamban umum yang digunakan bersama-sama didekat rumahnya.

6. Sumber airAir sumur dan air PDAM

7.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang langsung ke belakang rumah dan setelah terkumpul banyak langsung dibakar.

8.Lingkungan sekitar rumahSebelah utara terdapat empang yang dibatasi oleh jalanan setapak, dibagian belakang rumah dengan jarak jarak kurang lebih dari 1 meter terdapat tempat penampungan sampah. Di bagian kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak kurang lebih 1,5 meter.

Faktor Internal No.KriteriaPermasalahan

1.Kebiasaan mencuci pakaianKeluarga Ny. Saimi memiliki kebiasaan mencuci pakaian dengan menggunakan air kali yang berwarna kecoklatan, keruh, dan terdapat beberapa sampah. Meskipun memiliki air sumur, tetap mencuci pakaian di kali karena alasan sudah terbiasa.

2.Sumber air bersihKeluarga Ny. Saimi mendapat sumber air bersih dari PDAM dan air sumur dibelakang rumahnya. Air PDAM didapat dengan membayar Rp 100.000 per bulan, dan biasa digunakan untuk minum dan mandi. Sedangkan air sumur bisa digunakan untuk mencuci peralatan makan dan terkadang untuk mandi.

3.Kebiasaan merokokSalah satu anggota keluarga Ny. Saimi memiliki kebiasaan merokok didalam rumah, biasa menghabiskan rata-rata setengah bungkus per hari.

4.Pola makanKeluarga Ny. Saimi memasak sendiri makanan dengan contoh menu : nasi, ikan, tahu atau tempe sehari 3 kali dan jarang mengonsumsi sayuran dan buah-buahan.

5. Pola pencarian pengobatanApabila ada anggota keluarga yang sakit biasa berobat ke klinik atau puskesmas terdekat.

6.Aktivitas sehari-hariKeluarga Ny. Saimi, terutama Tn. Rudi, Ny. Mariana dan Ny. Ami bekerja sebagai karyawan pabrik dan digaji per hari. Ny. Saimi hanya sebagai ibu rumah tangga, yang saat ini hanya dapat beraktivitas ringan. Ny. Sartiwi bekerja sebagai buruh cuci yang tidak menetap.

Identifikasi Faktor Eksternal Keluarga Ny. Saimi

No.KriteriaPermasalahan

1. Luas bangunanLuas bangunan rumah 12 m x 8 m

2.Ruangan dalam rumahDalam rumah terdapat ruangan keluarga yang berukuran 4 m x 2 m, memiliki tiga kamar tidur, yang masing berukuran 3 m x 3 m, 3 m x 2,5 m dan 2 m x 2 m, memiliki dapur 3 m x 2 m

3. VentilasiTerdapat 6 buah ventilasi yang masing-masing berukuran 0.2 m x 0,2 m di ruang keluarga dan kamar.

4.Pencahayaan Terdapat jendela pada kamar 1 dan 2.

Terdapat 2 buah lampu yang berwarna kuning yang terdapat pada ruang keluarga, ketiga kamar tidur, dan tidak terdapat pada ruang teras dan dapur.

5.MCKTidak terdapat jamban didalam rumah, tetapi terdapat jamban umum yang digunakan bersama-sama di kali dekat rumahnya.

6. Sumber airAir sumur dan air PDAM

7.Tempat pembuangan sampahSampah dibuang langsung ke belakang rumah

8.Lingkungan sekitar rumahSebelah utara terdapat kali yang dibatasi oleh jalanan, dibagian belakang rumah dengan jarak jarak kurang lebih dari 3 meter terdapat tempat penampungan sampah. Di bagian kanan dan kiri rumah terdapat rumah tetangga yang hanya berjarak kurang lebih 2 meter.

I.3 Penentuan Area Masalah

I.3.1 Rumusan Area MasalahPada saat kunjungan ke kampung Bangko Tinggi RT05/RW06, desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang dianalisa data Puskesmas Tegal Angus, mencakup angka kesakitan dan angka kematian. Kemudian dilakukan analisa data dari Puskesmas Tegal Angus yang berhubungan dengan sepuluh penyakit terbesar pada daerah Tanjung Pasir. untuk menentukan prioritas masalah dengan metode Delphi. Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung pada 3 keluarga binaan dan setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga binaan di kampung Bangko Tinggi RT05/RW06, desa Garapan Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, didapatkan area permasalahan, diantaranya adalah: Masalah Non Medis Ketidaktersediaan saluran pembuangan limbah cair rumah tangga.

Ketidaktersediaan jamban di rumah Tidak tesedianya tempat pembuangan sampah yang memadai sehingga sampah dibakar setelah dikumpulkan di belakang rumah Tidak ada kebiasaan olahraga Perilaku tidak mencuci tangan sebelum makan Kebiasaan merokok dalam keluarga Pencahayaan rumah yang kurang

Perilaku kakus di jamban kali Masalah Medis

Riwayat Diabetes pada Ny. Sartiwi, namun anggota keluarga yang lain tidak didapatkan Terjadinya kejadian gatal-gatal pada daerah badan hingga ekstremitas ketika terjadi banjir pada keluarga binaan

Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan area masalah yaitu metode delbeq dan metode delphi. Teknik Delphi adalah metode yang banyak digunakan dan diterima untuk mengumpulkan data dari responden dalam domain penelitian mereka. Teknik ini dirancang sebagai proses komunikasi kelompok yang bertujuan untuk mencapai konvergensi pendapat tentang isu isu nyata dengan meminta pendapat para ahli yang sama kemampuannya.Dari metode Delphi sesuai dengan ketiga keluarga binaan di Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir kami memutuskan area masalah Perilaku Pembuangan Limbah Cair Rumah Tangga Pada Keluarga Binaan RT 01 RW 06 Desa Tanjung Pasir Kabupaten TangerangArea Masalah Sebagai Diagnosis KomunitasSetelah melihat, mengamati dan mewawancarai masing-masing keluarga binaan di Kampung Garapan RT 01 RW 06 Desa Tanjung Pasir tentang perilaku hidup sehat, rumah sehat, cara pemeliharaan dan penggunaan jamban umum serta lingkungan di sekitar rumah, disimpulkan berbagai macam permasalahan yang terdapat pada keluarga binaan tersebut yaitu :

1. Ketidaktersediaan sarana pembuangan limbah cair rumah tangga yang memenuhi standar kesehatan di sekitar rumah keluarga binaan2. Kurangnya perhatian keluarga terhadap pembuangan limbah cair rumah tangga yang memenuhi standar kesehatan3. Tidak adanya sarana pembuangan dan pengelolaan sampah yang baik di sekitar rumah keluarga binaan4. Tidak tersedianya jamban keluarga di rumah setiap keluarga binaan di Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir

5. Kurang tersedianya sarana jamban umum yang memenuhi standar kesehatan di Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir6. Pencahayaan dan ventilasi rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan di setiap rumah keluarga binaan

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, kami memutuskan untuk mengangkat permasalahan Perilaku Pembuangan Limbah Cair Rumah Tangga Pada Keluarga Binaan RT 01 RW 06 Desa Tanjung Pasir Kabupaten Tangerang

Alasan Pemilihan Diagnosis

Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan, yaitu :

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas tahun 2013, untuk ketersediaan sarana pembuangan air limbah (SPAL) di seluruh desa Tanjung Pasir, dengan jumlah Kepala Keluarga 1787, hanya sejumlah 268 kepala keluarga yang memiliki saluran pembuangan air limbah, dan dari jumlah tersebut hanya 40 kepala keluarga yang memiliki sarana pembuangan air limbah yang sehat.

2. Menurut data dari Puskesmas Tegal Angus untuk Desa Tanjung Pasir didapatkan ketersediaan tenaga kesehatan yang menangani sanitasi hanya 1 orang dari 27 petugas kesehatan yang ada

3. Menurut data dari Puskesmas Tegal Angus didapatkan diare merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Tegal Angus.

No.PenyakitJumlah KejadianPresentase

1ISPA375731,56%

2Lain-lain165813,93%

3Dermatitis136011,42%

4Demam8397,05%

5Batuk8206,89%

6Hipertensi 8126,82%

7Gastritis8036,74%

8Sakit kepala7756,51%

9Diare5724,80%

10Myalgia5104,28%

Berdasarkan data Puskesmas mengenai kasus Diare didapatkan:

Jumlah perkiraan kasus:

Laki-laki

: 1.170 orang dari 27.671 orang

Perempuan

: 1.107 orang dari 26.160 orang

Total

: 2.277 orang dari 53.831 orang

Jumlah kasus yang ditangani

Laki-laki: 394 orang (33,7 %)p

Perempuan: 553 orang (50 %)Total: 947 orang (41,6 %)

Sumber : Program Diare Puskesmas Tegal Angus 20124. Dari hasil wawancara dan observasi terhadap keluarga binaan didapatkan bahwa keluarga binaan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai SPAL, dimana dari 10 responden, 10 responden (100%) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai SPAL. 9 dari 10 responden (90%) tersebut berniat dan bersikap positif terhadap pembuatan SPAL.

Oleh karena pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, kami sepakat untuk memilih area masalah yang sudah disebutkan terlebih dahulu di atas dikarenakan pada masing-masing keluarga binaan kami tidak memiliki sarana pembuangan limbah cair rumah tangga yang sesuai dengan standar kesehatan. Hal ini juga didukung dengan kurangnya perhatian keluarga terhadap pembuangan limbah cair rumah tangga yang memenuhi standar kesehatan.

KAMAR 1

RUANG TAMU

KAMAR 2

KAMAR MANDI

RUANG KELUARGA

DAPUR

T

U

B

S

T

U

B

S

KAMAR 1

RUANG KELUARGA

KAMAR 2

KAMAR 3

TERAS

KAMAR MANDI

DAPUR

T

U

B

S

RUANG KELUARGA

TERAS

KAMAR 1

KAMAR 2

KAMAR MANDI

RUANG IBADAH

DAPUR

53