b4r4c

64
RESUME SKENARIO 4 BLOK 4 KEPALA DAN LEHER Kelompok C 1. Megga Setyana (092010101048) 2. Defriyana Suwandi Nyoman (122010101012) 3. Ongky Dyah Anggraini (122010101025) 4. Aulia Suri Agung (122010101052) 5. Suci Rizalah I. (122010101055) 6. Dzurrotul Athiyat (122010101057) 7. Irania Ayunani (122010101065) 8. Calysta Citra Sekarsari (122010101067) 9. Gabriella Agatha (122010101072) 10. Della Rahmaniar A. (122010101075) 11. Bakhtiar Yusuf H. (122010101079) 12. Henggar Allest Pratama (122010101080) 13. Devita Luthfia F. (122010101081) 14. Habibbur Rochman S. (122010101082) 15. Hanif Nur Riestyanto (122010101084)

Upload: anggi-anggraini

Post on 10-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pp

TRANSCRIPT

RESUME SKENARIO 4BLOK 4KEPALA DAN LEHERKelompok C

1. Megga Setyana(092010101048)1. Defriyana Suwandi Nyoman(122010101012)1. Ongky Dyah Anggraini(122010101025)1. Aulia Suri Agung (122010101052)1. Suci Rizalah I.(122010101055)1. Dzurrotul Athiyat(122010101057)1. Irania Ayunani(122010101065)1. Calysta Citra Sekarsari(122010101067)1. Gabriella Agatha(122010101072)1. Della Rahmaniar A.(122010101075)1. Bakhtiar Yusuf H.(122010101079)1. Henggar Allest Pratama(122010101080)1. Devita Luthfia F.(122010101081)1. Habibbur Rochman S.(122010101082)1. Hanif Nur Riestyanto(122010101084)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JEMBER2013

Skenario 4Judul Skenario : GatalSkenario :Gaga seorang mahasiswi kedokteran umur 23 tahun terlihat serius menceritakan keluhannya kepada temannya. Dia merasakan gatal pada wajah dan badan, serta muncul bentol-bentol merah pada kulit badannya. Keluhan terasa sehari setelah dia belajar berenang bersama teman-temannya,tetapi teman-temannya tidak mengeluhkan hal serupa. Gaga mencoba membuka-buka catatan kuliyah dan mencoba browsing untuk mencari tahu etiologi dan patofisiologi penyakit yang dialaminya.

Rumusan masalah :1. Bagaimana anatomi dan histologi sistem Integumen2. Patofisiologi sistm Integumen (reaksi alergi)3. Pengaruh sistem imun terhadap patofisiologi4. Parasite yang menyebabkan penyakit gatal-gatal5. Flora normal6. System imun 7. Fisiologi sistem Integumen

Mind Map

1. SISTEM IMUN1.1. Berdasarkan Proses1.1.1. Alami (Non Spesifik)1.1.1.1. Pertahanan Fisik (Kulit)Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh dengan berat sekitar 16% dari berat badan total dan pada orang dewasa, mempunyai luas permukaan sebesar 1,2-2,3 m2 yang terpapar dengan dunia luar. Anatomi dan Histologi KulitKulit terdiri dari 2 lapisan: Lapisan Epidermis dan Dermis.a. Lapisan epidermis Lapisan epitel yang berasal dari ektoderm Terutama terdiri atas epitel berlapis pipih dengan lapisan tanduk yang disebut keratinosit Berdasarkan ketebalannya, dapat dibagi menjadi:1. Kulit Tebal - Glabrosa, atau licin dan tidak berambut - Terdapat pada telapak tangan dan kaki - Ketebalan antara 400-600 mikrometer2. Kulit Tipis - berambut - terdapat pada bagian tubuh selain telapak tangan dan kaki- Ketebalan antara 75-150 mikrometer Memiliki lima lapisan penghasil keratin (keratinosit)1. Stratum Basale (Stratum Germinativum) Stratum basale terdiri atas selapis sel kuboid atau silidris basofilik Disebut stratum germinativum karena sering mengalami mitosis Terletak di atas lamina basalis pada erbatasan epidermis-dermis Bentuknya silindris(tabung) dengan inti yang lonjong Sitoplasmanya mengandung pigmen disebut, pigmentosum Semua sel dalam stratum basale mengandung filament keratin intermediate berdiameter 10 nm.2. Stratum Spinosum Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0.2 mmterdri dari 5-8 lapisan Disebut sel spinosum karena jika dilihat dibawah mikroskop sel-selnya tedri dari sel yang bentuknya polygonal(banyak sudut) Terdiri atas sel kuboid atau agak gepeng Inti bulat di tengah disebut juga stratum malpigi Sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi berkas filament.3. Stratum Granulosum Terdiri atas 3-5 lapisan sel polygonal gepeng Sitoplasmanya berisi granul basofilik kasar yang disebut granul keratohialin Mengandung protein yang kaya akan histidin berfosfor selain protein yang mengandung sistin. Struktur khas bila dilihat dengan mikroskop elektron dalam sel-sel stratum granulosum epidermis ialah granul lamela berselubung membrane yaitu suatu struktur lonjong/mirip batang kecil yang mengandung cakram berlamel yang dibentuk oleh lapisan lipid ganda Granula ini menyatu dengan membrane sel dan mencurahkan isinya kedalam ruang antar sel di stratum granulosum.4. Stratum Lusidum Bersifat translusens (dapat ditembus cahaya) Terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng Organel dan inti tidak tampak lagi Butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan kaki Sitoplasma terutama terdiri dari filament keratin padat yang berhimpitan dalam matriks padat-elektron.5. Stratum Korneum Lapisan paling atas terdiri atas 15-20 lapisan sel gepeng berkeratin tanpa inti Sitoplasma yang dipenuhi oleh skleroprotein filamentosa birefringen, yakni keratin Keratin tersebut mengandung sekurang-kurangnya 6 macam polipeptida dengan berat molekul antara 40kDa sampai 70 kDa.

Skema lapisan yang terletak pada epidermis

Epidermis mengandung 3 jenis sel, antara lain: melanosit, sel langerhans, dan sel merkel.1. Melanosit berasal dari sel krista saraf, sel ini memiliki juluran sitoplasma becabang ke dalam epidermis. Melanosit terletak antara statum basal dan statum spinosum epidermis dan menyintesis pigmen coklat melanin, melanin di bentuk dari asam amino tirosin oleh melanosit. Melanin memberi warna gelap pada kulit, dan pemaparan kulit terhadap sinar matahari merangsang pembentukan melanin. Melanin ada 2 macam, eumelanin dan feomelanin. Eumelanin adalah pigmen coklat tua yang terdapat di antara sel-sel stratum basale dan dalam folikel rambut; Feomelanin adalah pigmen yang ditemukan di dalam rambut merah dan mengandung sistein. Fungsi melanin adalah melindungi kulit dari efek radiasi ultraviolet yang merusak.

Gambar sebuah melanosit.2. Sel langerhans terutama di temukan di statum spinosum. Sel ini berperan dalam sistem imun tubuh. Sel langerhans mengenal,memfagosit dan memproses antigen asing dan menyajikan pada limfosit T untuk memicu respon imun. Karena itu sel ini berfungsi sebagai sel penyaji-antigen kulit3. Sel merkel di temukan di lapisan basal epidermis dan paling banyak di ujung jari. Karena sel ini berhubungan erat dengan akson aferan (sensorik) tidak bermielin, sel ini di duga berfungsi sebagai mekanoreseptor untuk mendeteksi tekanan.b. Lapisan Dermis Berasal dari mesoderm. Terdiri atas jaringan ikat yang menunjang epidermis dan megikat epidermis pada jaringan subkutan (hipodermis). Ketebalannya bervariasi, tergantung pada daerah tubuh. Mengandung beberapa turunan epidermis, yaitu folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Terdiri atas 2 lapisan, yaitu:1. Stratum Papilare- merupakan bagian utam dari papilla dermis;- terdiri atas jaringan ikat longgar;- fibroblast, makrofag dan sel mast terdapat di jaringan ini;- dari lapisan ini, serabut kolagen khusus menyelip ke dalam lamina basalis dan meluas ke dalam dermis, serabut kolagen tersebut mengikat dermis pada epidermis dan disebut serabut penambat.2. Stratum Retikulare- terdiri atas jaringan ikat padat tidak teratur- tersusun atas serat elastic dan kolagen;- memiliki lebih banyak serat dan lebih sedikit sel daripada stratum papilare.3. Lapisan Hipodermis (Jaringan Subkutan)- Bukan bagian dari kulit;- Terdiri dari jaringan ikat kendor;- Berfungsi untuk menghubungkan kulit dengan lapisan di bawahnya.- Pada tempat tertentu terdapat jaringan lemak yang disebut panniculus adiposus. Fisiologi Kulita. EpidermisRata-rata epidermis mengganti dirinya sendiri setiap dua setengah bulan. Lapisan epidermis bagian dalam terdiri dari sel-sel berbentuk kubus yang hidup dan cepat membelah, sementara sel di lapisan luar mati dan gepeng. Sel-sel epidermis dalam mendapat pasokan makanan dari vaskularisasi di lapisan dermis di bawahnya. Sehingga sel-sel yang baru terbentuk akan mendorong sel-sel di atasnya yang sudah tua semakin jauh dari pasokan nutrient sehingga sel epidermis di bagian atas semakin gepeng dan mati, teori wear & tear.Sel-sel yang baru terbentuk disatukan oleh desmosome yang berhubungan dengan filament keratin intrasel untuk membentuk lapisan penutup kohesif yang kuat. Sewaktu sel penghasil keratin ini mengalami pematangan, filament-filamen kerati secara progresif menumpuk dan membentuk ikatan-silang satu sama lain di sitosol. Sewaktusel lapisan luar mati, protein keratin fibrosa ini tertinggal, membentuk lapisan tanduk (berkeratin) protektif yang kuat. Bila skuama lapisan tanduk paling luar terlepas atau terkelupas akibat abrasi, maka lapisan ini diganti dengan cara pembelahan sel di lapisan epidermis yang lebih dalam. Kecepatan pembelahan sel dan ketebalan lapisan berkeratin ini bervariasi sesuai bagian tubuh. Lapisan ini paling tebal di daerah kulit uang mengalami tekanan paling besar, missal telapak kaki. Lapisan keratin ini bersifat kedap udara, cukup kedap air, dan tidak dapat ditembus oleh sebagian besar bahan. Lapisan ini menahan lewatnya segala sesuatu yang lewat dalam dua arah antara tubuh dan lingkungan eksternal. Sebagai contoh, lapisan ini memperkecil hilangnya air dan konstituen penting lain dari tubuh serta mencegah sebagian besar benda asing masuk ke dalam tubuh.b. DermisSuatu lapisan jaringan ikat yang mengandung banyak serat elastin (untuk peregangan) dan serat kolagen (untuk kekuatan), serta banyak pembuluh darah dan ujung saraf khusus. Pembuluh darah dermis tidak saja memasok dermis dan epidermis tetapi juga berperan besar mengatur suhu tubuh. Caliber pembuluh-pembuluh ini dan karenanya volume darah yang mengalir melaluinya dapat dikendalikan sehingga jumlah pertukaran panas antara pembuluh darah permukaan kulit dan lingkungan eksternal dapat diubah-ubah. Reseptor di ujung perifer serat saraf aferen di dermis mendeteksi tekanan, suhu, nyeri dan input somatosensorik lain. Ujung saraf eferen di dermis mengontrol caliber pembuluh darah, ereksi rambut dan sekresi kelenjar eksokrin.c. Kelenjar Eksorin Kulit dan Folikel RambutLipatan-lipatan epidermis yang masuk ke dermis di bawahnya membentuk kelenjar eksorin kulit dan folikel rambut. Kelenjar keringat, yang tersebar di hamper seluruh tubuh, mengeluarkan larutan garam encer melalui lubang-lubang kecil, pori keringat ke permukaan kulit. Penguapan keringat ini mendinginkan kulit dan penting dalam mengatur suhu.Jumlah keringat yang diproduksi diatur oleh dan bergantung pada suhu lingkungan, jumlah aktivitas otot yang menghasilkan panas, dan berbagai faktor emosi. Di ketiak dan daerah pubis terdapat kelenjar keringat jenis khusus yang menghasilkan keringat kaya akan protein yang mendukung pertumbuhan bakteri permukaan tubuh dan menyebabkan terbentuknya bau khas. Sebaliknya, sebagian besar keringat serta sekresi dari kelenjar sebasea, mengandung bahan-bahan kimia yang umumnya toksik bagi bakteri.Sel-sel kelenjar sebasea menghasilkan sebum, suatu sekresi berminyak yang dikeluarkan ke dalam folikel rambut. Dari sini sebum mengalir ke permukaan kulit, meminyaki rambut dan lapisan kulit luar yang berkeratin, membantu sifat kedap air dan mencegah kulit kering dan retak. Tangan atau bibir pecah-pecah menunjukkan kurangnya proteksi oleh sebum.Setiap folikel rambut dilapisi oleh sel-sel penghasil keratin khusus, yang mengeluarkan keratin dan protein lain yang membentuk batang rambut. Rambut meningkatkan sensitivitas permukaan kulit terhadap rangsang taktil (sentuh). Seperti rambut, kuku adalah produk berkeratin khusus lain yang berasal dari struktur epidermis hidup, yaitu bantalan kuku.d. Sel-sel khusus di epidermis menghasilkan keratin dan melanin serta ikut serta dalam pertahanan tubuh MelanositMenghasilkan pigmen melanin yang disebarkan ke sel-sel kulit sekitar. Jumlah dan jenis melanin yang dapat bervariasi di antara pigmen hitam, coklat, kuning dan merah menentukan warna kulit ras manusia. Orang berkulit terang memiliki jumlah melanosit yang sama dengan orang berkulit gelap. Yang membedakan adalah jumlah melanin yang dihasilkan. Melanin dihasilkan melalui jalur biokimia kompleks di mana enzim melanosit tirosinase berperan kunci.Pada orang berkulit putih terdapat dua faktor genetik yang mencegah enzim melanosit berfungsi sempurna, yaitu: banyak dari tiroinase yang dihasilkan berada dalam bentuk inaktif adanya beragam inhibitor yang menghambat tiroinase. Akibatnya melanin yang diproduksi sedikit. KeratinositMenghasilkan keratin. Sewaktu mati, keratinosit membentuk lapisan luar berkeratin yang protektif. Sel ini juga menghasilkan rambut dan kuku. Selain itu, keratin juga berfungsi secara imunologis. Sel ini mengeluarkan interleukin 1 (sekresi makrofag) yang mempengaruhi pematangan sel T yang cenderung berada di kulit. Sel imun lain di kulit Sel Langerhans, bermigrasi dari sumsum tulang belakang ke kulit , sel dendritic yang berfungsi sebagai sel penyaji antigen. Sel Langerhans menyajikan antigen ke sel T penolong, memperlancar responsivitas sel terhadap antigen terkait kulit. Sel Granstein tampak berfungsi sebagai rem terhadap respon imun yang diaktifkan oleh kulit. Yang signifikan adalah, sel Langerhans lebih rentan terhadap kerusakan oleh radian UV dibandinkan sel Granstein sehingga kulit menjadi lebih rentan terkena invasi mikroba atau kanker.e. Sintesis vitamin D oleh kulitEpidermis juga membentuk vitamin D jika terdapat sinar matahari. Vitamin D yang berasal dari molekul precursor yang berkaitan erat dengan kolesterol, mendorong penyerapan Ca2+ dari saluran cerna ke darah. 1.1.1.2. Pertahanan Larutan/BiokimiaBeberapa mikroorganisme yang lolos dari pertahanan fisik, maka pertahanan terhadap berikutnya adalah pertahanan biokimia yang berupa suatu larutan. Pertahanan ini berfungsi untuk menghambat terjadinya infeksi.Macam-macam pertahanan biokimia,Lisozim terdapat dalam keringat, ludah, air mata, air susu yang berguna melindungi tubuh dari bakteri dengan cara menghancurkan dinding selnya terutama pada kuman gram positif.Laktoferin dan asam neuraminik, terdapat pada air susu mempunyai kemampuan anti mikroba terutama terhadap E. Coli (salah satu penyebab diare) dan staphylococcus yang menyebabkan infeksi di berbagai tempat (kulit, saluran nafas, dan lain-lain)HCI (asam lambung) dan asam hisroklorik, enzim proteolitik, dan empedu dalam usus berfungsi menciptakan lingkungan yang tidak cocok untuk pertumbuhan banyak mikeroorganisme sehingga mikroorganisme petogen (pengganggu) tersebut mudah mati.PH asam dalam vagina, spermin dalam sperma juga menghambat tumbuhnya mikroorganisme. PH rendah (asam) dari kelenjer keringat, sekresi sebasea (kelenjar minyak), berbagai bahan yang dilepaskan oleh sel, serta berbagai asam lemak dan enzim dari kelenjar tambahan di kulit mempunyai efek anti mikroba.1.1.1.3. Pertahanan Seluler Sistem Pertahanan Netrofil dan Makrofag terhadap InfeksiNetrofil dan makrofag jaringan adalah sistem pertahanan selular tubuh yang menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, dan agen agen merugikan lain yang menyerbu masuk ke dalam tubuh. Netrofil adalah sel matang yang mampu memfagosit 3-20 bakteri di dalam darah sirkulasi sebelum akhirnya menjadi inaktif. Sedangkan makrofag adalah sel monosit yang telah matang dan masuk ke dalam jaringan. Sel makrofag akan membesar hingga 5 kali lipat dan mampu memfagosit hingga 100 bakteri. Sistem pertahanan selular neutrofil dan makrofag erat kaitannya dengan peristiwa inflamasi. Berikut adalah proses sel leukosit keluar dari pembuluh darah hingga menuju ke daerah peradangan.Diapedesis: kontriksi sel leukosit sehingga dapat menyesuaikan dengan ukuran pori-pori kapiler darah yang akan dilaluiGerakan Ameboid: gerakan sel leukosit ketika melewati ruang jaringanKemotaksis: tertariknya sel leukosit ke daerah peradangan yang mengeluarkan zat-zat kimia tertentu

Zat kimia yang mampu menyebabkan kemotaksis bisa berasal dari :a. Beberapa toksin bakteri atau virus b. Produk degeneratif fari jaringan yang meradang itu sendiric. Beberapa produk reaksi kompleks komplemend. Beberapa produk reaksi yang disebabkan oleh pembekuan darah plasma di daerah yang meradang Fagositosis Fungsi sel neutrofil dan makrofag yang terpenting adalah fagositosis, yang berarti pencernaan selular terhadap agen yang mengganggu. Sel fagosit harus memilih bahan-bahan yang akan di fagositosis, berikut adalah prosedur selektif untuk fagositosis:a. Sebagian besar jaringan alami mempunyai permukaan yang halus, yang dapat menahan fagositosisb. Sebagian besar bahan alami tubuh mempunyai selubung pelindung yang menolak fagositosis, sedangkan sebagian jaringan mati atau partikel asing tidak mempunyai selubung pelindung.c. Sistem imun tubuh membentuk antibodi untuk melawan agen infeksius seperti bakteri. Antibodi akan melekat pada membran bakteri dab dengan demikian membuat bakteri menjadi rentan khusunya terhadap fagositosis.

1.1.2. Didapat (Spesifik)1.1.2.1. Imunitas HumoralImunitas humoral adalah imunitas yang bersifat tidak langsung dan dilaksanakan oleh imunoglobulin spesifik (antibodi) yang dihasilkan sel B aktif (sel plasma). Sel B memiliki dua fungsi esensial, yaitu: Berdiferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan immunoglobulin Merupakan salah satu kelompok APC Sel B mengalami pematangan dalam dua tahap tetapi tidak seperti sel T, tidak matang di Timus. Fase pertama pematangan sel B bersifat independen-antigen. Pada fase ini, yang mungkin berlangsung di sumsum tulang, sel bakal mula-mula berkembang menjadi sel pra-B dan kemudian menjadi sel B yang memperlihatkan immunoglobulin M (IgM) di permukaannya. Pembentukan IgM permukaan ini tidak bergantung pada imunogen. Baik IgM maupun immunoglobulin D di permukaan sel B dapat merupakan reseptor epitop.Pada fase kedua, atau fase dependen-antigen, sel B berinteraksi dengan suatu imunogen, menjadi aktif, dan membentuk sel plasma yang mampu mengeluarkan antibodi.a. Prinsip Kerja Sel BSuatu imunogen bereaksi dengan sel B yang immunoglobulin permukaannya paling pas dengan imunogen tersebut. Saat diaktifkan oleh reaksi ini, sel B terangsang untuk berproliferasi dan membentuk klona sel. Sel-sel klona ini mengalami pematangan menjadi sel plasma, yang mengeluarkan immunoglobulin yang spesifik untuk imunogen yang pertama kali memicu perubahan ini. b. Struktur ImmunoglobulinStruktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris.Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen binding site)yang menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung bagian rantai H saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil mengakibatkan degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus plasenta. Reaksi yang terjadi dalam ikatan immunoglobulin-antigen : Netralisasi: inaktivasi antigen Aglutinasi : proses yang menyebabkan immunoglobulin dan antigen menggumpal Presipitasi : suatu proses yang menyebabkan kompleks mengendap dalam larutan Opsonisasi : terdapat bahan yang disebut opsonin, yaitu suatu bahan yang menyebabkan bakteri terasa lebih lezat bagi sel fagositik, sehingga fagosit dapat dengan mudah menelan imunogenc. Jenis Immunoglobulin Imunoglobulin A (IgA). Ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada selaput lendir, terutama lapisan saluran pernapasan dan saluran pencernaan, serta dalam air liur dan air mata. IgA adalah immunoglobulin paling banyak jumlahnya dalam tubuh, sekitar 75% dari jumlah immunoglobulin didalam tubuh. Immunoglobulin G (IgG). Jenis antibodi yang paling melimpah, ditemukan di semua cairan tubuh dan melindungi terhadap infeksi bakteri dan virus.IgG merupakan 75% dariserumimmunoglobulin pada manusia. IgG biasanya ditemukan pada ASI pertama kali keluar. IgG dapat menangkal bakteri pathogen misal : virus, bakteri dan jamur. Imunoglobulin D (IgD).Ada dalam jumlah menit dalam darah, adalah antibodi paling sedikit dipahami.Baru-baru ini, IgD ditemukan untuk mengikat basofil dan sel mast dan mengaktifkan sel-sel untuk menghasilkan faktor antimikroba untuk berpartisipasi dalam pertahanan kekebalan tubuh (pernafasan) pada manusia Imunoglobulin E (IgE).Berhubungan terutama dengan reaksi alergi (ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap antigen lingkungan seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan). Hal ini ditemukan di paru-paru, kulit, dan selaput lendir. Imunoglobulin M (IgM). Ditemukan terutama dalam cairan darah dan getah bening, adalah yang pertama harus dibuat oleh tubuh untuk melawan infeksi baru.IgM terutama bertanggung jawab untuk penggumpalan (aglutinasi) darisel darah merah.1.1.2.2. Imunitas SelulerRespon imun spesifik seluler diperantarai oleh sel limfosit T. Limfosit T dibuat di sum-sum tulang tetapi berproliferasi dan dimatangkan di timus. Dalam bekerja sel T butuh APC (Antigen Presenting Cell) yang berfungsi untuk memperkenalkan sel T kepada mikroorganisme atau sel yang akan diserang. Limfosit T memiliki fungsi utama yaitu menghancurkan mikroorganisme yang berada di intraseluler. Fungsi lainnya: membantu sel B untuk menghasilkan antibodi mengenal dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi virus mengaktivasi makrofag dalam prose fagositosis mengatur kerja fungsi imunSel limfosit T digolongkan menjadi:a. Sel T helperSel T helper berfungsi untuk mengatur keseluruhan fungsi imun. Hal ini dilakukan sel T dengan memproduksi protein mediator. Protein mediator ini disebut limfokin dan limfokin yang deisekresi sel T antara lain:- interleukin 2 (menstimulasi pertumbuhan dan proliferasi sel T sitotoksik dan sel T suppresor)- interleukin 3-interleukin 4 (menstimulasi pertumbuhan dan proliferasi sel B)

-interleukin 5- interleukin 6- Granulocyte-monocyte colony-stimulating factor- Interferon b. Sel T cytotoksikSel T cytotoksik merupakan sel T yang menyerang langsung ke mikroorganisme namun juga bisa menyerang sel-sel sehat. Sel T cytotoksik memiliki protein reseptor pada permukaannya untuk berikatan dengan mikroorganisme atau sel terinfeksi yang akan diserang. Setelah berikatan dengan sel yang akan diserang sel T cytotoksik mengeluarkan protein perforin yang akan melubangi sel yang diserang sehingga sel T cytotoksikbisa memasukkan substansi cytotoksik yang akan menghancurkan sel yang diserang.c. Sel T suppressorSel T suppressor berfungsi untuk menekan kerja sel T cytotoksik agar tidak berlebihan dan merusak sel-sel yang sehat.

1.2. Berdasarkan Sumber1.2.1. AktifMerupakan cara memperoleh antibodi dimana tubuh dirangsang untuk membentuk suatu antibodi spesifik terhadap antigen maupun vaksin yang diperoleh.Cara ini bisa diperoleh dengan memberikan imunisasi maupun terpapar oleh antigen itu terlebih dahulu. Jika melalui imunisasi, maka tidak muncul efek atau hanya demam ringan karena menggunakan vaksin (antigen yang dilemahkan). Namun jikalau terpapar antigen itu lebih dulu maka nanti akan muncul gejala klinis akibat antigen tersebut. Tapi dari kedua cara itu sama-sama akan memberikan rangsangan kepada tubuh untuk memproduksi antibodi yang spesifik terhadap antigen atau vaksin tersebut.

Pada balita ada 5 imunisasi yang wajib diberikan, diantaranya adalah :1. Hepatitis B2. Polio3. BCG (untuk penyakit TBC)4. Campak5. DPT (untuk penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus)

1.2.2. PasifImunisasi pasif merupakan penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi di dalam tubuh meningkat. Imunisasi pasif dibagi menjadi: Imunisasi pasif alamiaha. Imunisasi maternal melalui plasentab. Adanya antibodi dalam darah ibuc. Merupakan proteksi pasif terhadap janind. Imunisasi maternal melalui colostrum, antibodi yang terdapat dalam air susu ibu Imunisasi pasif buatana. Immune Serum Globulin (ISG) non spesifik (Human Normal Immunoglobulin - HNI ) Selain diberikan secara rutin, hanya diberikan pada saat-saat tertentu Pada pasien yang terpajan dengan bahan berbahaya Sebagai resimen jangka panjang pada pasienb. Immune Serum Globulin (ISG) spesifikYaitu plasma atau serum yang diperoleh dari donor yang dipilih sejumlah imunisasi atau booster atau kovalen dari suatu penyakit, antara lain : hepatitis B immune globulin ISG hepatitis A ISG campak Human Rabies Immune Globulin Human Varicella-Zoster Immune Globulin Antigen terhadap virus Sitomegalo Antibody hogam Tetanus Immune Globulin Vaccinia Immune Globulin Serum Asal Hewan Contoh : bisa ular tetentu, laba-laba, kalajengking Antibody heterolog VS antibody homologAntibodi heterolog asal kuda dapat menimbulkan berbagai hipertensi, yaitu reaksi tipe I atau tipe II serum Gickins.Imunisasi pasif perlu diberikan pada kondisi-kondisi tertentu. Misalnya pada penyakit difteria atau tetanus (toksin dalam sirkulasi dinetralisasi dengan antibodi terhadap toksin tersebut). Juga pada kasus-kasus gas gangren, botulism, gigitan ular atau kalajengking berbisa, rabies, penderita varicellazoster dengan imunodefisiensi, pasca pajanan terhadap hepatitis B misalnya pada neonatus.Biasanya antibodi ini dibuat dalam kuda, tapi kadang-kadang juga bisa diperoleh dari penderita yang baru sembuh. Kumpulan immunoglobulin manusia yang mengandung cukup antibodi terhadap infeksi-infeksi yang umum didapat dengan dosis 100 - 400 mg IgG dapat melindungi penderita hipogamaglobulinemia selama sebulan. Lebih > 1000 donor digunakan untuk setiap kumpulan.

2. GANGGUAN SISTEM PERTAHANAN TUBUH2.1. ParasitologiParasitologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang organisme (jasad hidup) yang hidup di dalam atau di permukaan tubuh organisme lain untuk sementara waktu atau selama hidupnya, dengan cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari organisme lain tersebut sehingga organisme lain tersebut merugi. Interaksi antara parasit dan hospes:1. Parasitisme: Hubungan 2 organisme, yang satu di antaranya mendapat keuntungan dan yang lain dirugikan.2. Komensalisme: Hubungan 2 organisme, yang satu organisme diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan maupun diuntungkan3. Simbiosis: Hubungan permanen antara 2 organisme, dimana kedua belah pihak saling menguntungkan dan tidak bisa hidup sendiri-sendiri atau terpisah.

Macam parasit berdasarkan cara hidup dan sifatnya:1. Parasit obligat: Parasit yang tidak dapat bertahan hidup tanpa hospes atau parasit akan mati kalau tidak menemukan hospessnya.2. Parasit permanen: Parasit yang hidup pada hospes selama hidupnya.3. Parasit fakultatif: Parasit yang dapat hidup bebas dan dapat pula hidup sebagai parasit.4. Parasit patogen: Parasit yang menimbulkan kerusakan pada hospes karena pengaruh mekanik, traumatik dan toksik.5. Parasit apatogen: Parasit yang hidup dengan mengambil sisa makanan dalam tubuh hospes dengan tidak menimbulkan kerugian atau kerusakan pada hospes6. Ektoparasit: Parasit yang hidup di permukaan tubuh hospes.7. Endoparasit: Parasit yang hidup di dalam tubuh hospes.8. Parasit poliksen: Parasit yang dapat menghinggapi berbagai spesies hospes.9. Parasit monoksen: Parasit yang hanya menghinggapi satu spesies hospes.10. Parasit isidental: Parasit yang secara kebetulan bersarang pada suatu hospes.11. Pseudoparasit: Suatu benda asing yang disangka sebagai parasit yang terdapat dalam tubuh hospes.

Hospes1. Hospes definitif : organisme yang merupakan hospes sebenarnya dari suatu parsit, yaitu hospes yang ditumpangi parasit dalam bentuk dewasa dan menjadi tempat berlangsungnya reproduksi seksual. Contoh : manusia merupakan hospes definitif dari Ascaris lumbricoides.2. Hospes intermediet : hospes yang menjadi perantara tertularnya penyakit parasit, di dalam hospes ini parasit dalam bentuk larva dan tempat berlangsungnya reproduksi aseksual.Contoh : Nyamuk merupakan hospes intermediet dari filariasis.3. Hospes paratenik : hospes yang menjadi tempat istirahat bagi stadium larva parasit tertentu. Contoh : Sistiserkus pada sapi dan babi.4. Hospes reservoir : hospes yang terus-menerus bertindak sebagai sumber penularan dari penyakit parasit. Contoh : kera di daerah sumatera sebagai hospes reservoir malayan filariasis.

VektorVektor adalah organisme yang dapat membawa atau memindahkan penyebab suatu penyakit parasit dari satu hospes ke hospes lainnya. 1. Vektor Biologis: di dalam vektor tersebut parasit dapat mengalami perkembangan: propagative development: jumlah parasit berubah. Contoh: Toxoplasma cyclo-development: bentuk/stadiumnya berubah.Contoh: Filaria cyclo-propagative development: bentuk dan jumlah berubah.Contoh: Plasmodium2. Vektor mekanis: di dalam tubuh vektor parasit tidak mengalami perubahan apapun.

2.2. Patofisiologi AlergiAlergi atau hipersensitifitas adalah respon imun yang berlebihan dalam menanggapi antigen yang masuk. Alergi terjadi dalam berbagai kasus yang mempunyai sifat alergik terhadap suatu hal. Orang yang mempunyai sifat alergi terhadap sesuatu dapat dikatakan bersifat atopic. Alergi mempunyai sifat yang spesifik, dalam arti alergi hanya berlaku secara tertentu saja tergantung individu tersebut alergik terhadap apa. Zat atau sesuatu yang membuat orang merasakan alergi disebut allergen. Menurut Robert Coombs dan Philip HH Gell, alergi/hipersensitifitas dapat dibagi menjadi 4, yaitu :1. Hipersensitifitas type 1, yaitu reaksi cepat atau anafilaktik2. Hipersensitifitas type 2, yaitu reaksi sitotoksik3. Hipersensitifitas type 3, yaitu reaksi imun (antigen-antibodi) kompleks4. Hipersensitifitas type 4, yaitu reaksi hipersensitifitas tertunda atau terhambat

Hipersensitifitas Tipe 1 (Reaksi Cepat atau Anafilaktik)Reaksi anafilaktik adalah reaksi alergi yang sifatnya cepat, ketika ada antigen yang masuk maka akan dengan cepat direspons oleh system imun yang sifatnya berlebihan sehingga akan timbul alergi.

Dalam proses alergi type satu ini ada beberapa komponen yang berperan, mekanismenya adalah :1. Ketika ada allergen yang masuk, maka sel APC (Antigen Precenting Cell) akan segera memberikan stimulus kepada sel Th untuk membantu sel limfosit B yang ada dalam jaringan (sel plasma) untuk membentuk immunoglobulin E (IgE) dengan mediator Interleukin 4 (IL 4)2. IgE akan segera menuju ke jaringan tempat pajanan berlangsung dimana di sana terdapat cell mast / mastosit3. Dalam IgE terdapat dua fragmen yaitu fragmen FC dan fragmen FAB, fragmen FC akan diterima oleh reseptor FC pada membrane basophil sehingga terbentuk ikatan antara reseptor FC pada basophil dengan fragmen FC pada IgE4. Ketika ada antigen lagi yang masuk maka antigen tersebut akan langsung berikatan dengan fragmen FAB pada IgE sehingga IgE akan terlepas dari membrane basophil untuk berikatan dengan antigen5. Lepasnya ikatan antara reseptor FC pada basophil dengan fragmen FC pada IgE menyebabkan membrane basophil meningkat permeabilitasnya, terutama terhadap ion Ca2+6. Akibatnya, ion Ca2+ akan segera masuk melalui kanal ion yang terbuka pada membrane basophil7. Masuknya ion Ca2+ ini akan memicu proses degranulasi pada granula granula yang ada pada besofil sehingga granulanya membuka dan melepaskan histamine, prostaglandin, dan leukotrin8. Histamin, prostaglandin, dan leukotrin inilah yang ketika lepas ke jaringan dapat menyebabkan reaksi alergi

Hipersensitifitas Tipe 2 (Reaksi Sitotoksik)Terjadinya reaksi alergi type 2 ini erat kaitannya dengan adanya suatu proses penanggulangan reaksi klon baru. Adanya sel klon baru ini dapat ditemukan pada sel tumor, sel kanker, ataupun sel yang terinduksi mutagen. Sel sel ini dapat disebut sel target. Sel target ini adalah sel yang mengalami perubahan DNA, oleh karena itu sel ini harus dimusnahkan oleh system imun jika proses DNA repair tidak dapat memperbiki kerusakan DNA. Namun pada kasus alergi, tidak hanya sel target saja yang terkena namun bisa berpotensi merusak jaringan lain yang ada di sekitarnya. Mekanisme alergi type 2 ini dapat terjadi melalui 2 jalur, yaitu :1. Jalur ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity)

Mekanisme jalur ADCC ini digambarkan pada diagram diatas, penjelasannya: Ketika ada sel target yang berada dalam jaringan maka sel target tersebut akan mengeluarkan protein asing yang khusus Protein asing tersebut akan ditangkap oleh sel limfosit B untuk menuju ke jaringan menjadi sel plasma untuk membentuk immunoglobulin Pada kasus alergi, immunoglobulin yang dibentuk adalah IgM dan IgG spesifik sesuai dengan antigen Fragmen FC pada IgG dan IgM akan ditangkap oleh reseptor FC pada membrane sel NK Sel NK akan menuju ke sel target dengan memanfaatkan fragmen FAB untuk menentukan sel target Ketika fragmen FAB sudah ditangkap oleh reseptor pada antigen maka akan timbul ikatan kompleks antigen-antibodi yang dapat memicu sel target menjadi lisis, lisisnya sel target ini dapat membebaskan senyawa senyawa yang merusak jaringa di sekitarnya sehingga terbentuk reaksi alergi yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan2. Mekanisme aktifitas komplemen

Mekanisme pada jalur aktifitas komplemen ini hampir sama dengan jalur ADCC, namun pada jalur aktifitas komplemen ini tidak melibatkan sel Natural Killer, penjelasannya: Ketika ada sel target yang berada dalam jaringan maka sel target tersebut akan mengeluarkan protein asing yang khusus Dengan adanya protein khusus itu maka sel limfosit B akan menuju ke jaringan menjadi sel plasma untuk membentuk IgG dan IgM yang spesifik dengan antigen Karena ada aktifitas komplemen, maka komplemen dari antigen yang keluar dari sel target akan berikatan dengan IgG dan IgM Selanjutnya IgG dan IgM akan berikatan dengan reseptor spesifik pada sel target, aktifitas komplemen yang terikat pada immunoglobulin akan memicu aktifnya enzim Caspase 1 9 Aktifnya caspase inilah yang akan memicu sel target untuk lisis sehingga enzim enzim yang keluar dari sel target dapat merusak jaringan sekitar

Hipersensitifitas Tipe 3 (Reaksi Imun Kompleks)Reaksi tipe III disebut juga reaksi kompleks imun adalah reaksi yang terjadi bila kompleks antigen-antibodi ditemukan dalam jaringan atau sirkulasi/ dinding pembuluh darah dan mengaktifkan komplemen. Antibodi yang bisa digunakan sejenis IgM atau IgG sedangkan komplemen yang diaktifkan kemudian melepas faktor kemotatik makrofag. Faktor kemotatik yang ini akan menyebabkan pemasukan leukosit-leukosit PMN yang mulai memfagositosis kompleks-kompleks imun. Reaksi ini juga mengakibatkan pelepasan zat-zat ekstraselular yang berasal dari granula-granula polimorf, yakni berupa enzim proteolitik, dan enzim-enzim pembentukan kinin.Antigen pada reaksi tipe III ini dapat berasal dari infeksi kuman patogen yang persisten (malaria), bahan yang terhirup (spora jamur yang menimbulkan alveolitis alergik ekstrinsik) atau dari jaringan sendiri (penyakit autoimun). Infeksi dapat disertai dengan antigen dalam jumlah berlebihan, tetapi tanpa adanya respons antibodi yang efektif.Penyebab reaksi hipersensitifitas tipe III yang sering terjadi, terdiri dari:1. Infeksi persisten: Pada infeksi ini terdapat antigen mikroba, dimana tempat kompleks mengendap adalah organ yang diinfektif dan ginjal.2. Autoimunitas: Pada reaksi ini terdapat antigen sendiri, dimana tempat kompleks mengendap adalah ginjal, sendi, dan pembuluh darah.3. Ekstrinsik: Pada reaksi ini, antigen yang berpengaruh adalah antigen lingkungan. Dimana tempat kompleks yang mengendap adalah paru.

Reaksi hipersensitivitas tipe III sebagai bentuk penggabungan bentuk antigen dan antibodi dalam tubuh akan mengakibatkan reaksi peradangan akut. Jika komplemen diikat, anafilaktoksin akan dilepaskan sebagai hasil pemecahan C3 dan C5 dan ini akan menyebabkan pelepasan histamin serta perubahan permeabilitas pembuluh darah. Faktor-faktor kemotaktik juga dihasilkan, ini akan menyebabkan pemasukan leukosit-leukosit PMN yang mulai menfagositosis kompleks-kompleks imun. Deretan reaksi diatas juga mengakibatkan pelepasan zat-zat ekstraselular yang berasal dari granula-granula polimorf yakni berupa enzim-enzim proteolitik (termasuk kolagenase dan protein-protein netral), enzim-enzim pembentukan kinin protein-protein polikationik yang meningkatkan permeabilitas pembuluh darah melalui mekanisme mastolitik atau histamin bebas. Hal ini akan merusak jaringan setempat dan memperkuat reaksi peradangan yang ditimbulkan.Kerusakan lebih lanjut dapat disebabkan oleh reaksi lisis dimana C567 yang telah diaktifkan menyerang sel-sel disekitarnya dan mengikat C89. Dalam keadaan tertentu, trombosit akan menggumpal dengan dua konsekuensi, yaitu menjadi sumber yang menyediakan zat-zat amina vasoaktif dan juga membentuk mikrotrombi yang dapat mengakibatkan iskemia setempat.Kompleks antigen- antibodi dapat mengaktifkan beberapa sistem imun sebagai berikut:1. Aktivasi komplemena. Melepaskan anafilaktoksin (C3a,C5a) yang merangsang mastosit untuk melepas histamineb. Melepas faktor kemotaktik (C3a,C5a,C5-6-7) mengerahkan polimorf yang melepas enzim proteolitik dan enzim polikationik2. Menimbulkan agregasi trombosita. Menimbulkan mikrotrombib. Melepas amin vasoaktif3. Mengaktifkan makrofagMelepas IL-1 dan produk lainnya

Hipersensitifitas Tipe 4 (Reaksi Hipersensitifitas Terhambat)Reaksi tipe IV disebut juga reaksi hipersensitivitas lambat, cell mediatif immunity (CMI), Delayed Type Hypersensitivity (DTH) atau reaksi tuberculin yang timbul lebih dari 24 jam setelah tubuh terpajan dengan antigen. Reaksi terjadi karena sel T yang sudah disensitasi tersebut, sel T dengan reseptor spesifik pada permukaannya akan dirangsang oleh antigen yang sesuai dan mengeluarkan zat disebut limfokin. Limfosit yang terangsang mengalami transformasi menjadi besar seperti limfoblas yang mampu merusak sel target yang mempunyai reseptor di permukaannya sehingga dapat terjadi kerusakan jaringan.Antigen yang dapat mencetuskan reaksi tersebut dapat berupa jaringan asing (seperti reaksi allograft), mikroorganisme intra seluler (virus, mikrobakteri, dll). Protein atau bahan kimia yang dapat menembus kulit dan bergabung dengan protein yang berfungsi sebagai carrier. Selain itu, bagian dari sel limfosit T dapat dirangsang oleh antigen yang terdapat di permukaan sel di dalam tubuh yang telah berubah karena adanya infeksi oleh kuman atau virus, sehingga sel limfosit ini menjadi ganas terhadap sel yang mengandung antigen itu (sel target). Kerusakan sel atau jaringan yang disebabkan oleh mekanisme ini ditemukan pada beberapa penyakit infeksi kuman (tuberculosis, lepra), infeksi oleh virus (variola, morbilli, herpes), infeksi jamur (candidiasis, histoplasmosis) dan infeksi oleh protozoa (leishmaniasis, schitosomiasis). Antigen ini mungkin berhubungan atau telah diolah oleh sel makrofag dan bereaksi dengan reseptor di permukaan sel limfosit yang pernah berkontak dengan antigen yang sama dan beredar sebagai sel memori. Setelah berkontak dengan antigen, sel itu berubah menjadi blast cell dan mengalami mitosis sambil mengeluarkan zat-zat sebagai berikut:a. Macrophage inhibition factor (MIF): Zat ini dapat mengalami migrasi sel makrofag in vitro serta mengubah morfologi dan sifat sel itu menjadi sangat aktif. Zat ayng menyebabkan perubahan ini adalah Macrophage Activation Factor (MAF), sehingga sel makrofag tersebut menjadi lebih efektif untuk mematikan kuman yang telah difagositosis olehnya. Hal yang serupa terjadi pada sel tumor dimana sel makrofag dirangsang oleh zat yang dinamakan Spesific Macrophage Arming Factor (SMAF).b. Monocyte chemotactic factor: Sel monosit akan bergerak ke arah dimana terdapat konsentrasi tinggi dari zat itu.c. Skin reactive factor: Meninggikan permeabilitas pembuluh darah yang menyebabkan eksudasi sel leukosit.d. Faktor lain: Terdapat pula faktor yang merangsang mitosis pada sel limfosit netral yang bersifat sitotoksik terhadap beberapa sel.

Untuk tipe IV diperlukan masa sensitasi selama 1 2 minggu, yaitu untuk meningkatkan jumlah klon sel T yang spesifik untuk antigen tertentu. Antigen tersebut harus dipresentasikan terlebih dahulu oleh APC. Kontak yang berulang akan menimbulkan rentetan reaksi yang menimbulkan kelainan khas dari CMI.

Macam-macam reaksi alergi/efek yang ditimbulkan1. AnafilaksisBila suatu elergen spesifik disuntikan secara langsung ke dalam sirkulasi, maka alergen tersebut dapat bereaksi dengan basofil dalam darah dan sel mast pada jaringan yang terletak tepat diluar pembuluh darah kecil jika basofil dan sel mast tadi disensitisasi oleh pelekatan reagin IgE. Oleh karena itu terjadilah reaksi alergi yang sangat luas diseluruh sistem pembuluh darah dan jaringan yang berkaitan erat karena histamin yang dilepas ke dalam sirkulasi akan menimbulkan vaasodilatasi di seluruh tubuh dan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga banyak sekali kehilangan plasma dalam sirkulasi. Dalam waktu beberapa menit orang bisa meninggal akibat syok sirkulasi, kecuali kalau diberikan dengan obat epinefrin yang tidak mempunyai kontraindikasi terhadap penyakit ini.

2. UrtikariaUrtikaria adalah reaksi dari pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal. Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang. Urtikaria akut umumnya berlangsung 20 menit sampai 3 jam, menghilang dan mungkin muncul di bagian kulit lain. Satu episode akut umumnya berlangsung 24-48 jam. Angioedema dapat mucul berupa pembengkakan jaringan dengan batas yang tidak jelas seperti daerah sekitar kelopak mata dan bibir. Bengkak juga dapat ditemukan pada wajah, badan, genitalia dan ekstremitas.Urtikaria merupakan bagian reaksi anafilaksis. Biasanya disebabkan oleh makanan atau obat obatan tertentu, infeksi dan stress emosional. Patogenesis: aktivasi sel mast yang dapat diperantarai IgE (imunologik) maupun non-IgE(nonimunologik).Pada urtikaria, gejala dan tanda yang paling umum adalah gatal dan erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, dan memutih bila ditekan.Tata laksana pengobatan urtikaria adalah edukasi pasien untuk menghindari pencetus (yang bisa diketahui). Obat opiat dan salisilat dapat mengaktivasi sel mast tanpa melalui IgE.Pada urtikaria generalisata mula-mula diberikan injeksi larutan adrenalin 1/1000 dengan dosis 0,01 ml/kg intramuskular (maksimum 0,3 ml) dilanjutkan dengan antihistamin penghambat H1 seperti CTM 0,25 mg/kg/hari dibagi 3 dosis sehari 3 kali yang dikombinasi dengan HCL efedrin 1 mg/tahun/kali sehari 3 kali. (Lihat penanggulangan anafilaksis). Bila belum memadai ditambahkan kortikosteroid misalnya prednison (sesuai petunjuk dokter).Pada urtikaria yang sering kambuh terutama pada anak sekolah, untuk menghindari efek samping obat mengantuk, dapat diberikan antihistamin penghambat H1 generasi baru misalnya setirizin 0,25 mg/kg/hari sekali sehari. Pemberian obat antihistamin sebelum seseorang terpajan akan mencegah timbulnya urtikaria.3. Hay Fever Pada hay fever, reaksi alergen-reagin terjadi dalam hidung. Histamin yang dilepaskan adalah sebagai respon terhadap reaksi, menimbulkan dilatasi pembuluh darah intranasal setempat, sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Kedua efek ini menimbulkan kebocoran cairan yang cepat ke dalam rongga hidung dan ke dalam jaringan hidung yang lebih dalam, dan saluran hidung menjadi bengkak dan penuh dengan sekret. Maka, pemberian obat antihistamin dapat menghindari reksi pembengkakan.4. AsmaAsma sering terjadi pada seseorang yang alergik. Pada orang seperti ini, reaksi alergen-reagin terjadi di dalam bronkiolus paru. Di tempat ini, produk paling penting yang dilepaskan dari sel mast tampaknya adalah substansi anafilaksis bereaksi lambat, yang menimbulkan spasme otot polos bronkiolus. Akibatnya, orang tersebut mengalami kesukaran bernafas sampai produk reaktif dari reksi alergik dihilangkan. Pemberian antihistamin memberi efek yang sedikit saja terhadap perjalanan penyakit asma, karena histamin bukanlah faktor utaman yang menimbulkan reaksi asma. 2.3. Flora NormalJenis Jenis Flora Normal:a. Flora tetap (resident flora)Terdiri atas mikroorganisme relatif menetap dan ditemukan pada bagian tubuh tertentu manusia, jenisnya tergantung pada usia, jenis kelamin, dan apabila berubah mereka akan segera kembali seperti semula.b. Flora sementara (Transient flora)Terdiri dari mikroorganisme non patogen atau potensial patogen yang tinggal dikulit dan selaput mukosa selama 1 jam sampai beberapa minggu. Umumnya berasal dari lingkungan sekitar. Pada kondisi normal tidak menimbulkan penyakit kecuali flora resident sedang terganggu.Peran penting flora normal:1. Membantu pencernaan di usus dengan cara mempermudah penyerapan makanan di usus (Lactobacillus)2. Membuat Vit K dan B kompleks3. Mencegah kolonisasi kuman patogen 4. Menjaga keseimbangan lingkungan pada tubuh (menjaga pH tubuh)

Flora normal dapat merugikan jika :1. Supresi terhadap kuman flora normal menyebabkan kekosongan, dan digantikan oleh mikroba lingkungan. Contoh: - pemakaian antibiotika terlalu lama- sering menggunakan bahan desinfektan pada tubuh tertentu untuk menghilangkan bau badan2. Pindah habitatnya.Contoh: - dari beberapa bagian tubuh manusia melalui paralatan yang tidak steril tangan manusia yang tidak cuci tangan3. Pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen.Contoh: - daya tahan tubuh menurun/stress trauma/luka4. Kontaminasi pengambilan spesimen. apabila tidak aseptik, dapat menyebabkan hasil positif palsu.

Flora normal pada kulit Mudah kontak dengan lingkungan (air,tanah,udara), maka cenderung diketemukan kuman flora normal transient. Jumlah kuman flora normal tidak selalu sama pada bagian tubuh, tergantung: Perbedaan sekresi Kebiasaan memakai pakaian Kebiasaan membersihkan badan Kedekatan dengan selaput lendir Jenis kelamin dan umurContoh : Staphylococcus Enterobacter Streptococcus Sp Corynebacterium

Flora normal pada mata Mikroorganisme pada konjungtiva: Corynebacterium Xerosis Staphylococcus haemolyticus Streptococcus nonhaemolyticus Haemophilus SpFlora konjungtiva pada keadaan normal dikendalikan oleh kelanjar airmata yang keluar dan mengandung lizosim.

Flora normal pada Sal PernapasanKuman yang masuk hidung telah disaring oleh bulu-bulu hidung namun masih sebagian bisa menempel sebagai penghuni flora normal. Kuman penghuni mukosa hidung adalah : Streptococcus haemolyticus Staphylococcus Sp KorinebacteriaBeberapa kuman asal mukosa hidung dapat masuk ke trakhea dan bronkhi tapi segera dikeluarkan melalui mekanisme batuk.

Flora normal pada saluran pencernaanPada mulut bayi, sewaktu lahir steril, namun mudah terkontaminasi melalui jalan lahir juga minum susu. Dalam 4-12 Jam setelah lahir, sudah ditemukan streptococcus viridans kemudian staphylococcus, diplococcus, mycoplasma ditambah flora-flora normal lain. Pada lambung kosong, bebas dari mikroba. Umumnya mikroba masuk bersama dengan makanan, namun mati karena pH dan asam lambung serta enzim-enzim pencernaan lainnya. Namun ada beberapa mikroba yang tahan terhadap pH dan asam lambung, seperti : Helicobacter pylori, Salmonella, Shigella, V Colera.

Flora normal pada urogenitalPada uretra: kuman pada uretra dapat mengakibatkan masalah seperti kontaminasi saat pengambilan spesimen dan beberapa dapat menyebabkan ISK (infeksi saluran kemih).Pada vagina: pada bayi baru lahir, mulai muncul Lactobacillus Bordelein yang berguna untuk mempertahankan pH asam. Pada masa muda, campuran kokus dan basil menyebabkan pH menjadi netral. Kemudian setelah menjadi pubertas, pH menjadi asam kembali akibat penguraian glikogen oleh Lactobacillus. Pertahanan pH sangat penting untuk mencegah kolonisasi kuman patogen.

Beberapa jenis hubungan tubuh manusia dengan flora normal:1. Mutualisme. Dalam hubungan mutualisme, baik tuan rumah dan mikroba mendapat manfaat dari hubungan. Contoh terbaik jika hal ini adalah E. Coli. Organisme ini tinggal di usus, di mana ia menerima makanan, dan pada gilirannya menghasilkan vitamin K, yang tubuh manusia membutuhkan untuk proses pembekuan darah. 2. Komensalisme Sebuah hubungan commensalist di mana salah satu pasangan dari hubungan manfaat, dan pasangan lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan. 3. Parasitisme. Sebuah hubungan parasit adalah di mana satu organisme mengambil manfaat dengan mengorbankan host. Biaya untuk host dapat bervariasi dari ringan sampai fatal. Parasit eksternal (ektoparasit) dikatakan menyebabkan investasi, parasit internal (endoparasit) dikatakan menyebabkan infeksi. 4. Patogenik. Sebuah hubungan patogenik di mana suatu organisme menyebabkan kerusakan pada host selama infeksi. Oportunistik patogen yang menyebabkan penyakit dalam sebuah host yang secara fisik cacat atau lemah.

Manfaat dari interaksi antara flora normal dan hostnya:a. Manfaat untuk bakteri:mereka memiliki tempat untuk bertahan hidup dan berkembang biak. b. Manfaat untuk host manusia: Kemampuan tuan rumah untuk memberi makan sendiri meningkat. Bakteri dapat memproduksi vitamin (seperti B dan K), dan mungkin menghancurkan pangan yang biasanya dicerna oleh tuan rumah menjadi komponen-komponen yang dapat dicerna. Host dilindungi terhadap infeksi oleh organisme patogen. Hal ini terjadi dalam beberapa cara. Pertama, flora normal menduduki semua celah yang tersedia untuk bakteri, sehingga menyajikan patogen yang menyerang dengan masalah menemukan tempat untuk jangkar itu sendiri. Kedua, flora normal dapat outcompete para penyerang untuk makanan yang tersedia, sehingga kelaparan penyerbu dan mencegahnya berkembang biak. Ketiga, beberapa anggota flora normal memproduksi bahan kimia antibakteri (bacteriocins) sebagai produk sampingan dari metabolisme mereka, sehingga menghasilkan efek antibiotik lokal. Manfaat utama efek dari flora normal yang diperoleh dari studi-studi ini:1. Flora normal mensintesis dan mengeluarkan kelebihan vitamin dalam kebutuhan mereka sendiri, yang dapat diserap sebagai nutrisi oleh tuan rumah. Sebagai contoh, bakteri enterik mengeluarkan Vitamin K dan Vitamin B12, dan bakteri asam laktat memproduksi B-vitamin tertentu. Hewan bebas kuman mungkin kekurangan Vitamin K sejauh itu perlu untuk melengkapi diet mereka.2. Flora normal mencegah kolonisasi oleh patogen oleh lampiran bersaing untuk situs atau untuk nutrisi penting. Hal ini dianggap menguntungkan mereka yang paling penting efek, yang telah ditunjukkan dalam rongga mulut, usus, kulit, dan epitel vagina.3. Flora normal dapat menimbulkan kebencian bakteri lain melalui produksi zat yang menghambat atau membunuh nonindigenous spesies. Bakteri usus menghasilkan berbagai zat mulai dari yang relatif nonspesifik asam lemak dan peroksida untuk bacteriocins sangat spesifik, yang menghambat atau membunuh bakteri lain. 4. Flora normal mendorong perkembangan jaringan tertentu, yaitu, sekum dan beberapa jaringan limfatik (Peyer's patch) dalam saluran GI. Sekum dari hewan bebas kuman diperbesar, berdinding tipis, dan berisi cairan, dibandingkan dengan konvensional organ dalam binatang. Juga, berdasarkan pada kemampuan untuk menjalani stimulasi imunologis, usus jaringan limfatik bebas kuman hewan yang kurang berkembang dibandingkan dengan hewan konvensional.5. Flora normal merangsang produksi antibodi reaktif silang. Karena flora normal berperilaku sebagai antigen pada hewan, mereka merangsang suatu respon kekebalan, khususnya, sebuah antibodi-mediated imun (AMI) respon. Rendahnya tingkat antibodi terhadap komponen flora normal diketahui bereaksi silang dengan patogen terkait tertentu, dan dengan demikian mencegah infeksi atau invasi. Antibodi dihasilkan terhadap antigen komponen flora normal kadang-kadang disebut sebagai "alam" antibodi, dan antibodi seperti kekurangan dalam bebas kuman hewan.Tissue specifity pada flora normalMerupakan kecenderungan flora normal untuk mendiami suatu jaringan tertentu untuk hidup yang sesuai dengan habitatnya. Dipengaruhi oleh:1. Tissue tropismeBakteri hidup di jaringan tertentu, karena di lokasi itu tersedia: - nutrisi esensial, kondisi oksigen, pH dan suhu optimal untuk pertumbuhannya- komposisi, jenis & jumlah flora normal berbeda, berdasar letak anatominya.2. Specific adherence- Bakteri menetap di tempat tertentu karena perlu interaksi kimia dgn inang.- Ligand atau Adhesin, komponen bakteri berperan dalam perlekatan, harus cocok dgn reseptornya.- Adhesin ada di kapsul, fimbiae & dinding sel bakteri. -Reseptor berupa molekul glikoprotein pada sel atau permukaan jaringan manusia

3. Biofilm formationBeberapa bakteri membentuk biofilm pada permukaan jaringan. Biofilm ini terdiri dari campuran berbagai jenis mikroba.Contoh: biofilm di gigi membentuk karang gigi (dental plaque).